Gabungan a e final
-
Upload
buwarnisutopo -
Category
Education
-
view
2.114 -
download
0
Transcript of Gabungan a e final
107
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini diuraikan tentang hasil penelitan yang merupakan jawaban
atas rumusan masalah yang sudah dutuangkan dalam Bab I. Sebelum hasil penelitian
ini dipaparkan, pada bagian ini akan diuraikan terlebih dahulu tentang kondisi awal
(pratindakan) pembelajaran apresiasi puisi kontemporer pada siswa kelas XII Ilmu
Sosial-4 SMA Batik 1 Surakarta.
Secara garis besar, pada bab IV ini akan diuraikan lima hal pokok, yaitu: (1)
deskripsi kondisi awal, (2) deskripsi hasil siklus I, (3) deskripsi hasil siklus II, (4)
pembahasan hasil penelitian, dan (5) hasil penelitian. Penelitian tindakan kelas ini
dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap
perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan interpretasi, dan
tahap analisis dan refleksi.
A. Deskripsi Kondisi Awal
SMA Batik 1 Surakarta terletak di pusat kota Surakarta bagian Barat.
Lembaga ini beralamat di Jalan Slamet Riyadi 445 Surakarta dengan nomor telepon
(0271) 710785, 723665, nomor faksimil (0271) 723742, website: www.smubatik1-
slo.sch.id. dengan e-mail: [email protected].
Sekolah tersebut mempunyai 25 kelas terdiri dari kelas X sebanyak
sembilan kelas, kelas XI sebanyak delapan kelas terdiri dari 3 kelas program Ilmu
108
Alam dan 5 kelas program Ilmu Sosial, dan kelas XII berjumlah delapan kelas terdiri
dari 3 kelas program Ilmu Alam dan 5 kelas program Ilmu Sosial. Adapun kelas yang
digunakan untuk penelitian ini adalah kelas XII Ilmu Sosial-4.
Siswa kelas XII Ilmu Sosial-4 SMA Batik 1 Surakarta berjumlah 42 siswa
terdiri dari 21 siswa putra dan 21 siswa putri. Kemampuan akademik yang dimiliki
siswa di kelas tersebut sangat bervariasi. Hal ini berarti kelas tersebut terdapat
bermacam-macam kategori kemampuan siswa, ada yang memiliki kemampuan
prestasi akademik yang menonjol, ada yang memiliki kemampuan prestasi akademik
yang kurang, dan banyak diantara mereka yang memiliki kemampuan prestasi
akademik sedang/ rata-rata. Hal ini dapat dilihat pada nilai akhir semester satu. Rata-
rata kelas tersebut mencapai 67,15. Angka tersebut merupakan angka sedikit lebih
tinggi dari batas KKM yang sudah ditetapkan, yaitu 67.
Adapun kondisi awal proses pembelajaran mengapresiasi puisi
kontemporer siswa kelas XII Ilmu Sosial-4 SMA Batik 1 Surakarta ini dapat
dideskripsikan seperti berikut. Pada tanggal 16 Januari 2009 jam ke-4 dan 5 guru dan
peneliti masuk ke ruang kelas XII Ilmu Sosial-4. Suasana kelas tampak tenang pada
saat jam pelajaran bahasa Indonesia yang diampu oleh Esti Suryani, S. Pd. dimulai.
Siswa segera menempatkan diri pada tempat yang sudah disediakan dan siap
menerima pelajaran.
Materi pembelajaran pada kondisi awal ini dikemas dalam satu tatap
muka dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Pada saat mengawali proses pembelajaran
mengapresiasi puisi kontemporer, terlebih dahulu guru mengucapkan salam dan
109
dilanjutkan dengan mengabsen siswa. Dengan menggunakan metode ceramah dan
diskusi, materi puisi kontemporer dijelaskan secara panjang lebar oleh guru.
Sementara itu, siswa memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh
sambil mencatat penjelasan guru.
Proses pembelajaran dimulai dengan penjelasan sekitar puisi kontemporer
seperti: pengertian, ciri-ciri, contoh-contoh, pengarang puisi kontemporer, dan cara
memahami puisi kontemporer. Suasana kelas tampak tenang selama guru
memberikan penjelasan. Sambil mendengarkan penjelasan dari guru, siswa mencatat
hal-hal yang penting dalam puisi kontemporer. Pada akhir penjelasan, guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pertanyaan yang
berhubungan dengan puisi kontemporer. Kesempatan tersebut hanya digunakan oleh
sebagian kecil siswa untuk bertanya. Siswa kelihatan pasif seolah-olah hanya
menerima begitu saja materi puisi yang disampaikan oleh guru.
Setelah penjelasan dirasa cukup, guru memberikan tugas kepada siswa
untuk mengapresiasi puisi kontemporer yang terdapat pada buku paket yang berjudul
”Doktorandus Tikus I” karya F. Rahadi. Sebagian besar siswa tampak kebingungan
untuk mengetahui isi puisi yang ditugaskan oleh guru. Siswa merasa aneh dan heran
bahwa ada bentuk puisi seperti itu. Sesekali guru berkeliling dan melihat pekerjaan
siswa. Dalam hal ini tampak kurangnya bimbingan guru terhadap siswa. Guru hanya
berkeliling melihat suasana kejiwaan yang ada pada setiap siswa untuk mengapresiasi
puisi kontemporer.
110
Kegiatan mengapresiasi puisi kontemporer dilakukan samapi waktu yang
telah ditentukan. Selanjutnya guru menyuruh siswa mengumpulkan tugas yang sudah
dikerjakan. Proses kegiatan belajar mengajar diakhiri tanpa memberikan penguatan
atau umpan balik mengenai proses pembelajaran yang telah berlangsung.
Gambar 4. Siswa sedang mendengarkan penjelasan guru pada awal sebelum
PTK dilaksanakan (16 Januari 2009)
Hasil mengapresiasi puisi kontemporer pada kondisi awal dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
111
Tabel 2. Nilai Kemampuan Mengapresiasi Puisi Kontemporer pada Kondisi Awal
No. Uraian Pencapaian Hasil Jumlah Siswa Keterangan
1 Siswa yang mendapatkan nilai di atas 67 2 Tuntas
2 Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 67 40 Belum tuntas
3 Rata-rata 54
4 Ketuntasan Klasikal 4,76%
Nilai yang disajikan pada tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang
mendapatkan nilai di atas 67 sebanyak 2 siswa. Sebaliknya, siswa yang mendapatkan
nilai kurang dari 67 sebanyak 40 siswa. Nilai rata-rata kemampuan mengapresiasi
puisi kontemporer pada kondisi awal mencapai 54. Sementara itu, ketuntasan secara
klasikal baru mencapai 4,76%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa
proses pembelajaran mengapresiasi puisi kontemporer sebelum dilakukan tindakan
masih sangat kurang.
Untuk lebih jelasnya, nilai kemampuan mengapresiasi puisi kontemporer pada
kondisi awal dapat digambarkan seperti diagram berikut ini.
0
10
20
30
40
50
60
jumlah siswa keterangan
nilai sama dengan atau lebih dari
67
nilai kurang dari 67
rata-rata
ketuntasan klasikal
Gambar 5. Nilai Kemampuan Mengapresiasi Puisi Kontemporer pada Kondisi Awal
112
B. Deskripsi Hasil Siklus I
Pelaksanaan tindakan kelas ini berlangsung melalui dua siklus yang
berkelanjutan mulai siklus pertama sampai siklus kedua. Setiap siklus dilaksanakan
dalam dua kali pertemuan, masing-masing pertemuan dua jam pelajaran (sekitar 90
menit). Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yang meliputi: a) tahap perencanaan
(planning), b) tahap pelaksanaan tindakan (acting), c) tahap observasi (observing),
dan d) tahap refleksi (reflecting).
Siklus Pertama (dilaksanakan pada tanggal 23 dan 28 Januari 2009)
Ada empat tahap kegiatan pada siklus I, yaitu: tahap perencanaan tindakan, tahap
pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan interpretasi, dan tahap analisis dan refleksi.
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus ini meliputi kegiatan-
kegiatan seperti: (1) menyusun RPP, (2) mempersiapkan fasilitas dan sarana
pendukung, dan (3) menyiapkan lembar observasi.
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pada tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi menyusun skenario
pembelajaran. Pembelajaran apresiasi puisi kontemporer dalam satu siklus dirancang
untuk dua kali pertemuan. Perancangan RPP mencakup penentuan: standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, skenario pembelajaran, media
power point, dan sistem penilaian.
Adapun materi pembelajaran ini berkaitan dengan puisi kontemporer. Puisi
kontemporer yang dipilih pada siklus pertama ini adalah puisi kontemporer karya
113
Sutardji Calzoum Bachri. Ada tiga puisi yang dipilih masing-masing berjudul
“Tragedi Winka & Sihka”, “Q”, dan “Sepisaupi”. Ketiga puisi itu digunakan untuk
dua kali pertemuan.
Langkah-langkah atau skenario pembelajaran pada siklus I (pertemuan ke-1)
mencakup kegiatan-kegiatan seperti berikut ini.
1) Tahap Pendahuluan
Guru bersama peneliti memasuki ruang kelas XII IPS-4, memberikan salam,
mengabsen, dan mengkondisikan siswa segera mengikuti proses belajar mengajar.
Guru dibantu oleh siswa mempersiapkan laptop dan LCD untuk mempersiapkan
kegiatan belajar mengajar. Guru berdialog dengan siswa berkaitan dengan materi
puisi yang pernah dipelajarinya dan puisi yang akan dipelajari. Selain itu, guru juga
mengadakan tanya jawab seputar materi puisi. Selanjutnya, guru menyampaikan
Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) dan indikator.
2) Tahap Inti
Pada tahap ini, siswa membaca contoh puisi kontemporer yang sudah
dibagikan oleh guru. Selanjutnya, guru menyampaikan penjelasan cara memahami
puisi “Tragedi Winka & Sihka”. Melalui tanya jawab dan penjelasan guru,
diharapkan siswa terbuka cakrawala berpikir dalam memahami puisi kontemporer.
Setelah selesai pembahasan puisi tersebut siswa diberi kesempatan untuk
menyampaikan pertanyaan.
Selanjutnya siswa berkelompok untuk mendiskusikan dua puisi. Puisi pertama
berjudul “Q” dan puisi kedua berjudul “Sepi Saupi” Kedua puisi tersebut dikarang
114
oleh Sutardji Calzoum Bachri. Dengan berkeliling guru mencoba memberikan
semacam pancingan agar siswa dengan secepatnya dapat menemukan maksud puisi
yang didiskusikan. Selain itu, siswa juga diperintahkan untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang sudah ada pada lembar siswa. Kegiatan diskusi berlangsung selama
25 menit. Setelah selesai diskusi dan mengerjakan soal-soal latihan, setiap kelompok
membacakan hasil diskusi di depan kelas.
3) Tahap Penutup
Pada tahap ini guru dan siswa merefleksi kegiatan pembelajaran yang sudah
berlangsung. Bagi kelompok yang belum mempresentasikan hasil duskusi, supaya
mempersiapkan kelompoknya pada pertemuan yang akan datang.
Langkah-langkah atau skenario pembelajaran pada siklus I (pertemuan ke-2)
mencakup kegiatan-kegiatan seperti berikut ini.
1) Tahap Pendahuluan
Guru bersama peneliti memasuki ruang kelas XII IPS-4, memberikan salam,
mengabsen, dan mengkondisikan siswa segera mengikuti proses belajar mengajar.
Guru dibantu oleh siswa mempersiapkan laptop dan LCD untuk mempersiapkan
kegiatan belajar mengajar. Guru berdialog dengan siswa untuk melanjutkan
presentasi bagi kelompok yang belum maju.
2) Tahap Inti
Pada siklus pertama pertemuan yang kedua merupakan kelanjutan dari
pertemuan pertama. Bagi kelompok yang belum maju supaya mempersiapkan diri
untuk maju menyampaikan hasil diskusinya. Setelah selesai penyampaian hasil
115
diskusi untuk setiap kelompok, guru memberikan penegasan ulang tentang maksud
puisi serta hal-hal yang berkaitan dengan puisi yang didiskusikan. Setelah semua
kelompok maju guru menanyakan hal-hal yang belum jelas. Setelah dirasa cukup
guru memberikan penegasan yang berkaitan dengan kedua puisi yang didiskusikan.
Guru menampilkan di layar slide ke-17 sampai dengan slide ke-26. Siswa diberi
kesempatan untuk menulis hal-hal penting yang terdapat dalam slide tersebut. Setelah
proses pembelajaran dirasa cukup, untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
mengapresiasi puisi kontemporer guru mengadakan ulangan selama 40 menit.
3) Tahap Penutup
Siswa dan guru melakukan refleksi untuk mengetahui kekurangan dan
kelebihan proses pembelajaran yang sudah dilakukan. Hal ini berguna untuk
memperbaiki kegiatan pada siklus berikutnya.
b. Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas yang perlu disiapkan untuk proses pembelajaran adalah ruang kelas
XII IPS-4. Di Kelas XII IPS-4 sudah tersedia sebuah LCD dan sebuah layar yang siap
digunakan. Untuk itu, guru tinggal mempersiapkan laptop yang dihubungkan dengan
LCD agar media power point yang sudah dibuat dapat ditampilkan.
Sementara itu, untuk keperluan diskusi, siswa tinggal membalikkan kursi
supaya posisi tempat duduk siswa dapat berhadap-hadapan. Hal ini dapat
memudahkan siswa untuk dapat berdiskusi dengan baik sesuai dengan kelompoknya.
116
c. Menyiapkan Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk merekam segala aktivitas pelaksanaan
proses belajar mengajar. Untuk itu, lembar observasi yang dibutuhkan berupa
blangko pengamatan yang berisi daftar isian yang mencakup kegiatan guru dan siswa.
Lembar pengamatan yang digunakan untuk siswa meliputi: kegiatan siswa selama
proses belajar mengajar khususnya pada saat berdiskusi (bertanya, menemukan, dan
merekonstruksi), lembar kerja siswa, dan soal evaluasi untuk uji kompetensi pada
siklus pertama. Sementara itu, lembar pengamatan yang digunakan untuk guru
meliputi aktivitas guru selama proses belajar mengajar berlangsung seperti:
bagaimana guru mengajar sesuai dengan skenario pembelajaran, bagaimana guru
menjadi motivator dalam pembelajaran, bagaimana guru memberikan kesempatan
bertanya kepada siswa, bagaimana guru memberikan contoh-contoh konkrit dalam
mengapresiasi puisi kontemporer, bagaimana guru membimbing siswa selama proses
pembelajaran, bagaimana guru mengatur waktu sesuai dengan pengalokasian waktu
yang telah direncanakan, dan bagaimana guru memiliki sikap simpatik terhadap
siswa.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Sebagaimana yang telah diuraikan pada RPP, kegiatan proses pembelajaran
pada siklus I dirancang untuk untuk dua kali pertemuan. Pada siklus pertama
pertemuan pertama ini, guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan
assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh. Siswa pun membalas dengan
117
menjawab waalaikum salam warohmatullohi wabarokatuh. Guru mengadakan tanya
jawab sekitar puisi dan siswa yang merasa bisa menjawab pertanyaan guru tersebut.
Setelah dinilai cukup, guru memulai dengan menampilkan slide pertama yang ada di
layar (screen). Pada slide pertama tertulis puisi kontemporer dengan tulisan yang
cukup besar. Hal ini unutk memberikan penekanan bahwa matei yang di bahas saat
ini berkaitan dengan puisi kontemporer.
Selanjutnya guru menampilkan slide ke-2. Sebelum ditampilkan tulisannya,
disitu terdapat beground dengan gambar kunci. Guru menanyakan maksud gambar itu
yang tentu saja dihubungkan dengan puisi kontemporer. Pada slide ke-2 tertulis
“Standar Kompetensi” yang berbunyi “Memahami buku kumpulan puisi kontemporer
dan karya sastra yang dianggap penting pada tiap periode”. Selanjutnya guru
menampilkan slide yang ke-3. Sebagaimana slide yang ke-2 guru juga menanyakan
makna beground yang menunjukkan orang bersalaman. Oleh guru, beground tersebut
diberi makna bahwa dalam sebuah puisi terdapat satu kesatuan yaitu tema.
Selanjutnya ditampilkan isi slide yang ke-3 yaitu “Kompetensi Dasar” yang
berbunyai “Mengidentifikasi tema dan ciri-ciri puisi kontemporer melalui kegiatan
membaca buku kumpulan puisi kontemporer”.
Pada slide ke-4 guru menyempaikan tentang indikator. Guru menjelaskan
bahwa setelah selesai pembelajaran siswa hendaknya dapat melakukan, membuat,
menghubungkan menemukan segala sesuatu yang ada dalam puisi kontemporer.
Setelah menyampaikan indikator, guru menjelaskan tentang metode yang digunakan
118
dalam pembelajaran ini, yaitu metode dengan pendekatan kontekstual. Setelah itu
barulah guru masuk pada inti pembelajaran.
Tragedi Winka & Sihkakawin
kawinkawin
kawinkawin
kawin
kawin
kawin
kawin
kawinka
winkawinka
winkawinka
winkasih
Gambar 6. (slide ke-5 puisi Tragedi Winka & Sihka)
Tragedi Winka & Sihkaka
sihka
sihka
sihka
sihka
sihsih
sihsih
sihsih
kaKu
(Sutardji Calzoum Bachri)
Gambar 7. lanjutan (slide ke-6 puisi Tragedi Winka & Sihka)
119
Guru menayangkan slide ke-5 dan ke-6 yang tentang puisi “Tragedi Winka &
Sihka” yang ditulis oleh Sutardji Calzoum Bachri. Puisi tersebut tidak cukup dalam
satu slide, untuk itu guru membagikan puisi tersebut dalam bentuk lembar kertas
fotokopi agar siswa mengetahui dengan jelas tipografi puisi tersebut. Dengan tanya
jawab guru berusaha membantu siswa untuk membuka cakrawala berpikir untuk
mengetahui isi puisi tersebut. Selain itu, guru pun memberikan penjelasan cara
memahami isi puisi kontemporer itu baik mengenai tipografi, kata-kata nonsense,
enjambemen, dan pemenggalan kata. Hal ini dapat dilihat pada tayangan slide ke-7
s.d. slide ke-10.
Gambar 8. Guru sedang menyampaikan materi untuk mengkonstruksi puisi
kontemporer pada siklus I
120
Sekitar 25 menit guru menyampaikan penjelasan kepada siswa. Setelah
penjelasan kepada siswa dirasa cukup, guru dengan cepat menyuruh siswa membuat
kelompok untuk mendiskusikan puisi kontemporer yang akan dibagikan. Selanjutnya
setiap siswa menerima lembar kerja untuk mendiskusikan dua buah puisi
kontemporer dan selanjutnya mengisi lembar kerja tersebut. Sesekali guru
memberikan pancingan kepada siswa untuk dapat menemukan isi puisi tersebut.
Gambar 9. Suasana masyarakat belajar pada siklus I
Dalam kegiatan diskusi tersebut tampak siswa aktif berpikir mengajukan
pendapatnya dalam kelompok. Oleh kelompok, pendapat-pendapat dari anggotanya
ditanggapi oleh anggota yang lain. Selanjutnya setelah dilakukan pengkajian dan
pembahasan dalam kelompok ditulislah hasil diskusi kelompok itu ke dalam lembar
jawab siswa yang sudah dimiliki oleh masing-masing siswa. Dalam hal ini siswa
121
sudah berlatih untuk mengapresiasi puisi kontemporer dengan melalui pendekatan
kontekstual. Pendekatan ini pun juga sudah dilaksanakan oleh siswa dengan cara
mengkonstruksi, menemukan, bertanya dan menjawab (diskusi) pertanyaan yang ada
dalan lembar kerja siswa.
Sekitar pukul 11.15 guru mempersilakan kelompok untuk maju
menyampaikan hasil diskusinya. Kelompok petama yang maju dipimpin oleh Adiyta,
sedangkan kelompok yang kedua maju dipimpin oleh Danis. Kedua kelompok
tersebut hanya menyampaikan pembahasan satu puisi saja. Dengan demikian
pembahasan puisi kedua dan kelompok yang belum maju akan dilanjutkan pada
pertemuan yang akan datang.
Gambar 10. Suasana penyampaian hasil diskusi kelompok di depan kelaspada siklus I
Pada siklus pertama pertemuan kedua ini, guru melanjutkan kegiatan
pembelajaran sebelumnya yakni mengapresiasi puisi kontemporer. Diawali dengan
122
mengucapkan assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh, siswa pun membalas
dengan menjawab waalaikum salam warohmatullohi wabarokatuh. Guru mengadakan
tanya jawab sekitar puisi kontemporer yang sudah disampaikan pada pertemuan
sebelumnya. Setelah dinilai cukup, guru memulai memberikan kesempatan pada
kelompok yang belum maju untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas.
Gambar 11. Suasana menyampaikan hasil diskusi kelompok di depan kelaspada pertemuan kedua siklus I
Setelah kegiatan diskusi selesai guru menyampaikan kembali segala sesuatu
yang sudah didiskusikan. Hal ini bertujuan untuk memberikan penguatan kepada
siswa mengenai hasil diskusi yang sudah dilaksanakan. Adapun penguatan yang
disampaikan guru dapat dilihat pada slide ke-15 s. d. slide ke-26 (lihat lampiran)
123
Gambar 12. (slide ke-15 LKS Puisi “Sepi Saupi”)
Pertanyaan1. Jelaskan masalah utama yang dibahaspenyair dalam puisi Sepi Saupi !Jawab: masalah utama puisi Sepi Saupiadalah keadaan dunia sekarang ini yangserba jungkir balik/ porak poranda.2. Bagaimanakah sikap penyair terhadapmasalah yang disampaikan dalam puisi?Jawab: Penyair menganggap bahwakehidupan di dunia ini sungguhmenyakitkan, jiwa terasa sepi dan hampa.
Gambar 13. (slide ke-16 jawaban LKS Puisi “Sepi Saupi”)
Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk mencatat hal-hal yang penting
dan mencocokkan jawaban yang sudah didiskusikan dalam kelompok. Hal ini perlu
dilakukan untuk memberikan keyakinan tentang hasil diskusi yang sudah
dilaksanakan. Setelah proses kegiatan belajar selesai dilanjutkan dengan evaluasi.
124
Evaluasi siklus I dilaksanakan 45 menit menjelang berakhirnya kegiatan
pembelajaran. Materi puisi disesuaikan dengan puisi yang sudah didiskusikan dalam
kelompok. Pada kegiatan ini, siswa kelihatan diam, berusaha mengerjakan soal-soal,
dan berusaha menjawab soal-soal yang ada. Soal dikerjakan oleh siswa selam 40
menit.
Gambar 14. Suasana tes pada akhir siklus I
Setelah semuanya selesai (sampai pada evaluasi), proses pembelajaran
diakhiri dengan refleksi. Hal ini digunakan untuk mengetahui kekurangan dan
kelebihan proses pembelajaran yang sudah berlangsung serta untuk memperbaiki
proses pembelajaran yang akan datang. Waktu yang digunakan untuk refleksi sekitar
10 menit.
125
3. Tahap Observasi Interpretasi
Hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan dapat dideskripsikan seperti
berikut ini. Pada saat guru mengkonstruksi puisi kontemporer, tampak siswa
memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Mereka asyik mendengarkan penjelasan
guru dan sesekali menjawab pertanyaan guru. Mereka tampak gembira dalam
mengikuti pelajaran, antusias, dan respek terhadap apa yang disampaikan oleh guru.
Pada tahap rekonstruksi ini anak betul-betul mengikuti dengan tertib, meskipun
sesekali terdengar suara tertawa gembira melihat dan mendengar penjelasan dari guru
menyampaikan materi puisi kontemporer. Meskipun siswa tertawa riang, kelas
tampak dalam situasi yang hidup dan terkendali.
Sementara itu, pada saat pembentukan kelompok untuk mendiskusikan puisi
yang sudah dibagikan, masih ada siswa yang tidak cepat dalam memilih kelompok.
Dia bingung akan mengikuti kelompok mana setelah mengetahui teman-temannya
sudah pada membentuk kelompok. Selanjutnya guru menyarankan untuk mengikuti
kelompok yang anggotanya masih sedikit.
Pada saat diskusi dilakukan, masih ada siswa yang tampak bersantai-santai,
kurang cepat memikirkan puisi yang sudah ada dihadapannya. Untung saja guru cepat
mendekati siswa tersebut dan mengarahkan agar secepatnya menyesuaikan diri.
Sebagian siswa tampak belum dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.
Ada siswa yang belum memulai membaca puisi yang sudah disampaikan oleh guru
meskipun sudah waktu mengerjakan sudah berlangsung selama tiga menit.
126
Dalam proses belajar mengajar, belum semua siswa dapat memanfaatkan
waktu dengan sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat pada saat kegiatan diskusi
kelompok dilaksanakan. Ada sebagian siswa yang kurang dapat memanfaatkan waktu
yang telah ditentukan dengan sebaik-baiknya. Hal ini terlihat saat guru berkeliling
ada kelompok siswa yang belum mengerjakan soal-soal yang sudah disampaikan
kepada siswa untuk ditemukan jawabannya. Padahal kegiatan diskusi sudah
berlangsung sekitar 7 menit. Guru menegur kelompok tersebut dan memotivasi
kelompok tersebut untuk secepatnya menyesuaikan diri dan mendiskusikan puisi
yang sudah dibagikan kepada setiap kelompok.
Hasil pembelajaran mengapresiasi puisi kontemporer pada siklus I dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Nilai Kemampuan Mengapresiasi Puisi Kontemporer pada Siklus I
No. Uraian Pencapaian Hasil Jumlah Siswa Keterangan
1 Siswa yang mendapatkan nilai di atas 67 20 Tuntas
2 Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 67 22 Belum Tuntas
3 Rata-rata 66
4 Ketuntasan Klasikal 47, 62%
Hasil tes yang disajikan pada tabel di atas, menunjukkan bahwa siswa yang
mendapatkan nilai di atas 67 sebanyak 20 siswa. Sebaliknya, siswa yang
mendapatkan nilai kurang dari 67 sebanyak 22 siswa. Nilai rata-rata kemampuan
127
mengapresiasi puisi kontemporer pada siklus I mencapai 66. Sementara itu,
ketuntasan secara klasikal baru mencapai 47,62% (lihat lampiran siklus I halaman
204-205). Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa proses pembelajaran
mengapresiasi puisi kontemporer dengan pendekatan CTL pada siklus I belum
berlangsung dengan baik.
Untuk lebih jelasnya, nilai kemampuan mengapresiasi puisi kontemporer pada
siklus I dapat digambarkan seperti diagram berikut ini.
0
10
20
30
40
50
60
70
jumlah siswa keterangan
nilai sama dengan 67 ataulebih
nilai kurang dari 67
rata-rata
ketuntasan klasikal
4. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil observasi di atas, dapat diketahui bahwa belum semua
siswa dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Hal ini dapat dilihat masih ada siswa
yang bercakap-cakap untuk masalah yang lain. Untuk menindaklanjuti hal tersebut,
proses pembelajaran pada siklus II perlu ditekankan kepada siswa mengenai
pentingnya pemanfaatan waktu untuk pembelajaran.
Gambar 15. Nilai Kemampuan Mengapresiasi Puisi Kontemporer pada Siklus I
128
Adanya beberapa siswa yang kurang menghiraukan terhadap instruksi yang
disampaikan oleh guru karena beberapa hal. Pertama, sulitnya mengubah kebiasaan
siswa yang semula pasif menjadi aktif. Kedua, sulitnya mengkondisikan siswa
mengikuti proses belajar mengajar selama 90 menit. Adanya kecenderungan siswa
untuk mencuri kesempatan melakukan aktivitas lain seperti berbincang-bincang
dengan siswa lain dengan topik yang berbeda. Siswa melakukan hal-hal tersebut
disebabkan siswa kurang mengerti terhadap tujuan yang harus dicapai setelah
kegiatan pembelajaran selesai. Oleh sebab itu, pada proses pembelajaran berikutnya,
yaitu siklus II perlu ditekankan kepada siswa untuk mengikuti proses kegiatan belajar
dengan sungguh-sungguh.
Khusus pada pembuatan puisi kontemporer, perlu ditekankan kepada siswa
untuk memperhatikan tipografi serta makna yang tersirat dalam tipografi tersebut.
Tipografi tersebut sangat penting karena merupakan salah satu ciri dari puisi
kontemporer. Selain itu, pemilihan diksi diupayakan setepat dan sehemat mungkin.
Namun demikian, puisi yang dibuatnya tetap mengacu pada suatu tema yang telah
ditentukan.
Perlu ditingkatkan pula keaktivan siswa serta peran setiap siswa dalam diskusi
kelompok. Siswa perlu dibangkitkan semangatnya, sehingga persoalan yang terdapat
dalam setiap kelompok dapat diselesaikan. Selain itu, tanggung jawab yang diberikan
kepada siswa perlu dibina dan ditingkatkan.
Untuk itu siswa perlu mengetahui bahwa apa-apa yang mereka lakukan akan
diberikan penilaian, seperti: mengajukan pertanyaan (questioning), menjawab
129
pertanyaan/ menemukan jawaban (inquiry), mempresentasikan hasil diskusi. Selain
itu, siswa perlu mengetahui bahwa pengalaman yang diperoleh melalui proses
pembelajaran akan bermanfaat bagi dirinya untuk dapat mengapresiasi puisi
kontemporer secara lebih baik.
C. Deskripsi Hasil Siklus II
Siklus Kedua (dilaksanakan pada tanggal 6 dan 11 Februari 2009)
Proses pembelajaran mengapresiasi puisi kontemporer pada siklus II ini disusun
melalui empat tahap kegiatan. Tahap kegiatan pada siklus II, meliputi: tahap perencanaan
tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan interpretasi, dan tahap analisis dan
refleksi.
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II ini masih sama dengan
tahap perencanaan tindakan siklus sebelumnya. Kegiatan-kegiatan siklus II ini
meliputi: (1) menyusun RPP, (2) mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung, dan
(3) menyiapkan lembar observasi.
a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP pada siklus II dirancang seperti berikut. Peneliti dan guru berkolaborasi
menyusun skenario pembelajaran. Adapun materi pembelajaran ini berkaitan dengan
puisi kontemporer karya beberapa pengarang. Puisi kontemporer yang dipilih pada
siklus kedua ini adalah puisi kontemporer karya F. Rahadi, Noorca marendra, dan
Jiehan.
130
Puisi kontemporer yang dipilih pada siklus kedua ini adalah puisi
kontemporer karya F. Rahadi, Noorca marendra, dan Jiehan. Ada tiga puisi yang
dipilih masing-masing berjudul “Sajak Transmigran II” karya F. Rahadi, “Di” karya
Noorca Marendra, dan “Viva Pancasila” karya Jiehan. Ketiga puisi itu digunakan
untuk dua kali pertemuan.
Langkah-langkah atau skenario pembelajaran pada siklus II (pertemuan ke-1)
mencakup kegiatan-kegiatan seperti berikut ini.
1) Tahap Pendahuluan
Guru bersama peneliti memasuki ruang kelas XII IPS-4, memberikan salam,
mengabsen, dan mengkondisikan siswa segera mengikuti proses belajar mengajar.
Guru dibantu oleh siswa mempersiapkan laptop dan LCD untuk mempersiapkan
kegiatan belajar mengajar. Guru menyampaikan hasil refleksi pada siklus I yang
sudah dilaksanakan. Berdasarkan hasil refleksi itu, guru mengajak siswa untuk lebih
meningkatkan dalam memberikan kritik terhadap puisi. Selanjutnya, guru
menyampaikan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) dan indikator.
2) Tahap Inti
Pada tahap ini, siswa membaca contoh puisi kontemporer yang sudah
dibagikan oleh guru. Selanjutnya, guru menyampaikan penjelasan cara memahami
puisi “Sajak Transmigran II” karya F. Rahadi. Melalui tanya jawab dan penjelasan
guru, diharapkan siswa dapat terbuka cakrawala berpikirnya dalam memahami puisi
131
kontemporer. Setelah selesai pembahasan puisi tersebut siswa diberi kesempatan
untuk menyampaikan pertanyaan.
Selanjutnya siswa berkelompok untuk mendiskusikan dua puisi yang
dibagikan guru. Puisi tersebut masing-masing berjudul “Di” karya Noorca Marendra
dan “Viva Pancasila” karya Jiehan. Dengan berkeliling guru mencoba memberikan
semacam pancingan agar siswa dengan secepatnya dapat menemukan maksud kedua
puisi tersebut. Selain itu, siswa juga diperintahkan untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang sudah ada pada lembar siswa. Setelah selesai diskusi dan
mengerjakan soal-soal latihan, setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi di depan
kelas.
3) Tahap Penutup
Pada tahap ini guru dan siswa merefleksi kegiatan pembelajaran yang sudah
berlangsung. Bagi kelompok yang belum mempresentasikan hasil duskusi, supaya
mempersiapkan kelompoknya pada pertemuan yang akan datang.
Langkah-langkah atau skenario pembelajaran pada siklus II (pertemuan ke-2)
mencakup kegiatan-kegiatan seperti berikut ini.
1) Tahap Pendahuluan
Guru bersama peneliti memasuki ruang kelas XII IPS-4, memberikan salam,
mengabsen, dan mengkondisikan siswa segera mengikuti proses belajar mengajar.
Guru dibantu oleh siswa mempersiapkan laptop dan LCD untuk mempersiapkan
kegiatan belajar mengajar. Guru berdialog dengan siswa untuk melanjutkan
presentasi bagi kelompok yang belum maju.
132
2) Tahap Inti
Siklus pertama pertemuan kedua ini merupakan kelanjutan dari pertemuan
pertama. Bagi kelompok yang belum maju supaya mempersiapkan diri untuk maju
menyampaikan hasil diskusinya. Setelah selesai penyampaian hasil diskusi untuk
setiap kelompok, guru memberikan penegasan ulang tentang maksud puisi serta hal-
hal yang berkaitan dengan puisi yang didiskusikan. Setelah semua kelompok maju
guru menanyakan hal-hal yang belum jelas. Setelah dirasa cukup guru memberikan
penegasan yang berkaitan dengan kedua puisi yang didiskusikan. Guru menampilkan
di layar slide ke-17 sampai dengan slide ke-26 yang berkaitan dengan puisi yang
sudah didiskusikan. Siswa diberi kesempatan untuk menulis hal-hal penting yang
terdapat dalam slide tersebut. Setelah proses pembelajaran dirasa cukup, untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam mengapresiasi puisi kontemporer guru
mengadakan ulangan selama 40 menit.
3) Tahap Penutup
Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan mengapresiasi puisi
kontemporer. Selanjutnya siswa dan guru bersama-sama membuat kesimpulan
tentang kegiatan mengapresiasi puisi kontemporer.
2. Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas yang perlu disiapkan untuk proses pembelajaran adalah ruang kelas
XII Ilmu Sosial-4. Di Kelas XII Ilmu Sosial-4 sudah tersedia sebuah LCD dan sebuah
layar yang siap digunakan. Untuk itu, guru tinggal mempersiapkan media power
133
point dan laptop yang dihubungkan dengan LCD. Dengan cara ini, media power point
yang sudah dibuat dapat ditampilkan.
Sementara itu, untuk keperluan diskusi, siswa tinggal membalikkan kursi
supaya posisi tempat duduk siswa dapat berhadap-hadapan. Hal ini dapat
memudahkan siswa untuk dapat berdiskusi dengan baik sesuai dengan kelompoknya.
3. Menyiapkan Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk merekam segala aktivitas
pelaksanaan proses belajar mengajar. Untuk itu, lembar observasi yang dibutuhkan
berupa blangko pengamatan yang berisi daftar isian yang mencakup kegiatan guru
dan siswa. Lembar pengamatan yang digunakan untuk siswa meliputi: kegiatan siswa
selama proses belajar mengajar khususnya pada saat berdiskusi (bertanya,
menemukan, dan merekonstruksi), lembar kerja siswa, dan soal evaluasi untuk uji
kompetensi pada siklus pertama. Sementara itu, lembar pengamatan yang digunakan
untuk guru meliputi aktivitas guru selama proses belajar mengajar berlangsung
seperti: bagaimana guru mengajar sesuai dengan skenario pembelajaran, bagaimana
guru menjadi motivator dalam pembelajaran, bagaimana guru memberikan
kesempatan bertanya kepada siswa, bagaimana guru memberikan contoh-contoh
konkrit dalam mengapresiasi puisi kontemporer, bagaimana guru membimbing siswa
selama proses pembelajaran, bagaimana guru mengatur waktu sesuai dengan
pengalokasian waktu yang telah direncanakan, dan bagaimana guru memiliki sikap
simpatik terhadap siswa.
134
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Sebagaimana yang telah diuraikan pada RPP, kegiatan proses pembelajaran
pada siklus II dirancang untuk untuk dua kali pertemuan. Pada siklus II pertemuan
pertama ini, guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan
assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh. Siswa pun membalas dengan
menjawab waalaikum salam warohmatullohi wabarokatuh
Selanjutnya guru mengadakan tanya jawab sekitar puisi kontemporer yang
sudah dipelajari pada pertemuan yang lalu. Setelah dinilai cukup, guru memulai
dengan menampilkan slide pertama yang ada di layar (screen). Pada slide pertama
tertulis puisi kontemporer dengan tulisan yang cukup besar. Selanjutnya guru
menampilkan slide ke-2 dan ke-3 secara agak cepat yang berkaitan dengan Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar. Pada slide ke-4 guru menyampaikan tentang
indikator. Guru menjelaskan bahwa setelah selesai pembelajaran siswa hendaknya
dapat melakukan, membuat, menghubungkan menemukan segala sesuatu yang ada
dalam puisi kontemporer. Setelah menyampaikan indikator, guru menjelaskan tentang
metode yang digunakan dalam pembelajaran ini, yaitu metode dengan pendekatan
kontekstual. Setelah itu barulah guru masuk pada inti pembelajaran.
135
Sajak Transmigran II
dia selalu singkong
dan terus menerus singkong
hari ini singkong
tadi malam singkong
besuk mungkin singkong
besuknya lagi juga singkong
di rumah sepotong singkong
di ladang seikat singkong
di pasar segerobak singkong
di rumah tetangga sepiring singkong
enam bulan lagi tetap singkong
setahun lagi tetap singkong
sepuluh tahun masih singkong
dua puluh tahun makan singkong
dan lima puluh tahun kemudian
transmigran berubah
sakit-sakitan
mati
lalu dikubur di ladang singkong
(1983, F. Rahardi)
Gambar 16. (slide ke-5 puisi “Sajak Transmigran II”)
Guru menayangkan slide ke-5 tentang puisi “Sajak Transmigran II” yang
ditulis oleh F. Rahadi. Dengan tanya jawab guru berusaha membantu siswa untuk
membuka cakrawala berpikir untuk mengetahui isi puisi tersebut. Selain itu, guru pun
memberikan penjelasan cara memahami isi puisi kontemporer itu baik mengenai
tipografi, kata-kata nonsense, enjambemen, dan pemenggalan kata. Hal ini dapat
dilihat pada tayangan slide ke-6 dan ke-7. Sekitar 25 menit guru menyampaikan
penjelasan kepada siswa. Setelah penjelasan kepada siswa dirasa cukup, guru dengan
cepat menyuruh siswa membuat kelompok untuk mendiskusikan puisi kontemporer
yang akan dibagikan. Selanjutnya setiap siswa menerima lembar kerja untuk
mendiskusikan dua buah puisi kontemporer dan selanjutnya mengisi lembar kerja
tersebut. Sesekali guru memberikan pancingan kepada siswa untuk dapat menemukan
isi puisi tersebut.
136
Gambar 17. Suasana masyarakat belajar pada siklus II
Dalam kegiatan diskusi tersebut tampak siswa aktif berpikir mengajukan
pendapatnya dalam kelompok. Oleh kelompok, pendapat-pendapat dari anggotanya
ditanggapi oleh anggota yang lain. Selanjutnya setelah dilakukan pengkajian dan
pembahasan dalam kelompok ditulislah hasil diskusi kelompok itu ke dalam lembar
jawab siswa yang sudah dimiliki oleh masing-masing siswa. Dalam hal ini siswa
sudah berlatih untuk mengapresiasi puisi kontemporer dengan melalui pendekatan
kontekstual. Pendekatan ini pun juga sudah dilaksanakan oleh siswa dengan cara
mengkonstruksi, menemukan, bertanya dan menjawab (diskusi) pertanyaan yang ada
dalan lembar kerja siswa. Sekitar pukul 11.00 guru mempersilakan kelompok untuk
maju menyampaikan hasil diskusinya sampai berakhirnya kegiatan pembelajaran
sekitar pukul 11.30.
137
Pada siklus kedua pertemuan kedua ini, guru melanjutkan kegiatan
pembelajaran sebelumnya yakni mengapresiasi puisi kontemporer. Diawali dengan
mengucapkan assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh, siswa pun membalas
dengan menjawab waalaikum salam warohmatullohi wabarokatuh. Guru mengadakan
tanya jawab sekitar puisi kontemporer yang sudah disampaikan pada pertemuan
sebelumnya. Setelah dinilai cukup, guru memulai memberikan kesempatan pada
kelompok yang belum maju untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas.
Setelah kegiatan diskusi selesai guru menyampaikan kembali segala sesuatu
yang sudah didiskusikan. Hal ini bertujuan untuk memberikan penguatan kepada
siswa mengenai hasil diskusi yang sudah dilaksanakan. Adapun penguatan yang
disampaikan guru dapat dilihat pada slide ke-15 s. d. slide ke-26 (lihat lampiran)
Gambar 18. (slide ke-15 LKS Puisi “Di”)
138
Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk mencatat hal-hal yang penting
dan mencocokkan jawaban yang sudah didiskusikan dalam kelompok. Hal ini perlu
dilakukan untuk memberikan keyakinan tentang hasil diskusi yang sudah
dilaksanakan. Setelah proses kegiatan belajar selesai dilanjutkan dengan evaluasi.
Evaluasi siklus I dilaksanakan 50 menit menjelang berakhirnya kegiatan
pembelajaran. Materi puisi disesuaikan dengan puisi yang sudah didiskusikan dalam
kelompok. Pada kegiatan ini, siswa kelihatan diam, berusaha mengerjakan soal-soal,
dan berusaha menjawab soal-soal yang ada. Soal dikerjakan oleh siswa selam 40
menit.
Gambar 19. Suasana tes pada akhir siklus II
Setelah semuanya selesai (sampai pada evaluasi), proses pembelajaran
diakhiri dengan refleksi. Hal ini digunakan untuk mengetahui kekurangan dan
kelebihan proses pembelajaran yang sudah berlangsung serta menarik kesimpulan
139
atas proses pembelajaran yang sudah berlangsung. Waktu yang digunakan untuk
refleksi sekitar 10 menit.
3. Tahap Observasi Interpretasi
Hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan dapat dideskripsikan seperti
berikut ini. Pada saat guru mengkonstruksi puisi kontemporer, tampak siswa
memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Mereka asyik mendengarkan penjelasan
guru dan sesekali menjawab pertanyaan guru. Mereka tampak gembira dalam
mengikuti pelajaran, antusias, dan respek terhadap apa yang disampaikan oleh guru.
Pada tahap rekonstruksi ini anak betul-betul mengikuti dengan tertib, meskipun
sesekali terdengar suara tertawa gembira melihat dan mendengar penjelasan dari guru
menyampaikan materi puisi kontemporer. Meskipun siswa tertawa riang, kelas
tampak dalam situasi yang hidup dan terkendali.
Sementara itu, pada saat pembentukan kelompok untuk mendiskusikan puisi
yang sudah dibagikan, siswa langsung membuat kelompok seperti yang sudah
dilakukan sebelumnya. Tidak ada siswa yang bingung dalam menentukan kelompok.
Siswa kelihatan sudah lebih siap dan terbiasa untuk berdiskusi dalam kelompok. Pada
saat diskusi dilakukan, siswa tampak bersungguh-sungguh, mereka secepatnya
berdiskusi, dan secepatnya menyelesaikan soal-soal yang didiskusikan. Sebagian
besar siswa dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Bahkan ada
kelompok yang baru lima belas menit sudah dapat menyelesaikan permasalahan yang
ada dalam puisi yang didiskusikan. Kegiatan diskusi kelompok tampak lebih hidup.
140
Hasil pembelajaran mengapresiasi puisi kontemporer pada siklus II dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. Nilai Kemampuan Mengapresiasi Puisi Kontemporer pada Siklus II
No. Uraian Pencapaian Hasil Jumlah Siswa Keterangan
1 Siswa yang mendapatkan nilai di atas 67 42 Tuntas
2 Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 67 0 Belum Tuntas
3 Rata-rata 74
4 Ketuntasan Klasikal 100%
Hasil tes yang disajikan pada tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang
mendapatkan nilai di atas 67 sebanyak 42 siswa. Sebaliknya, tidak ada siswa yang
mendapatkan nilai kurang dari 67. Nilai rata-rata kemampuan mengapresiasi puisi
kontemporer pada siklus II mencapai 74. Sementara itu, ketuntasan secara klasikal
baru mencapai 100%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa proses
pembelajaran mengapresiasi puisi kontemporer dengan pendekatan CTL pada siklus
II dapat berlangsung dengan baik.
Untuk lebih jelasnya, nilai kemampuan mengapresiasi puisi kontemporer pada
siklus II dapat digambarkan seperti diagram berikut ini.
141
0
20
40
60
80
100
jumlah siswa keterangan
nilai sama dengan 67atau lebih
nilai kurang dari 67
rata-rata
ketuntasan klasikal
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil observasi di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
siswa dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada saat diskusi
dilakukan, semua siswa asyik berdiskusi dan secepatnya menyelesaikan permasalahan
yang perlu dipecahkan oleh kelompok. Siswa merasa senang dan antusias dalam
berdiskusi. Hal ini disebabkan siswa dapat memprediksi dan mengapresiasi puisi
yang dididkusikan. Siswa tampak gembira-gembira dalam beberapa kelompok,
setelah menemukan sesuatu yang ada dalam puisi. Siswa pun mengetahui bahwa
segala sesuatu yang mereka lakukan akan diberikan penilaian, seperti: mengajukan
pertanyaan (questioning), menjawab pertanyaan/ menemukan jawaban (inquiry),
mempresentasikan hasil diskusi. Selain itu, siswa perlu mengetahui bahwa
pengalaman yang diperoleh melalui proses pembelajaran akan bermanfaat bagi
dirinya untuk dapat mengapresiasi puisi kontemporer secara lebih baik.
Gambar 20. Nilai Kemampuan Mengapresiasi Puisi Kontemporer pada Siklus II
142
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pembahasan Kondisi Awal
Proses pembelajaran mengapresiasi puisi kontemporer pada kondisi awal
dilakukan dengan pendekatan konvensional. Dalam proses pembelajaran ini, tampak
didominasi dengan teori-teori yang berkaitan dengan puisi kontemporer. Guru masih
banyak memberikan penjelasan tentang pengertian, ciri-ciri, tokoh-tokoh/ pengarang
puisi kontemporer. Siswa tampak mencatat penjelasan-penjelasan yang disampaikan
guru, dan tidak banyak kegiatan yang berkaitan dengan tanya jawab. Setelah
penjelasan puisi kontemporer selesai, siswa diberi tugas untuk menentukan unsur-
unsur intrinsik puisi.
Konsep pembelajaran hanya dari guru dan buku penunjang. Selain itu,
sebenarnya siswa juga sudah diberi kesempatan untuk berdiskusi menemukan unsur-
unsur intrinsik puisi. Hanya saja, siswa belum diajak untuk mengkonstruksi cara
mengapresiasi puisi kontemporer dan merefleksi pembelajaran yang sudah
berlangsung. Selain itu, guru tidak memberikan contoh cara menemukan unsur
intrinsik puisi.
Dalam melakukan penilaian guru hanya menekankan pada aspek hasil kerja
siswa. Penilaian proses belum mendapatkan perhatian khusus. Siswa sama sekali
belum dilibatkan untuk memberikan penilaian tehadap proses belajar mengajar yang
telah belangsung. Pada akhir kegiatan pembelajaran, siswa tidak diberikan penguatan
tentang puisi yang sudah dibahasnya. Hal ini menyebabkan siswa merasakan adanya
143
sesuatu (pertanyaan) yang belum diketahui jawabannya. Oleh karena itu, kemampuan
siswa yang dimiliki dalam mengapresiasi puisi kontemporer terasa masih kurang.
Berdasarkan hasil tes pada kondisi awal dapat diketahui dari 42 siswa yang
mendapatkan nilai di atas 67 sebanyak 2 siswa. Sebaliknya, siswa yang mendapatkan
nilai kurang dari 67 sebanyak 40 siswa. Nilai rata-rata kemampuan mengapresiasi
puisi kontemporer pada kondisi awal mencapai 54. Sementara itu, ketuntasan secara
klasikal baru mencapai 4,76%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa
proses pembelajaran mengapresiasi puisi kontemporer sebelum dilakukan tindakan
masih sangat kurang.
2. Pembahasan Tiap Siklus
Siklus I
Deskripsi siklus I menunjukkan bahwa proses belajar mengajar belum
berlangsung sebagaimana yang diharapkan. Siswa masih kurang aktif dalam
mengikuti kegiatan sesuai dengan skenario yang telah dirancang oleh guru. Hal ini
disebabkan siswa belum mengetahui pentingnya memanfaatkan waktu dengan sebaik-
baiknya.
Pada saat guru mengkonstruksi puisi kontemporer, siswa tampak
memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Mereka asyik mendengarkan penjelasan
guru dan sesekali menjawab pertanyaan guru. Mereka tampak gembira dalam
mengikuti pelajaran, antusias, dan respek terhadap apa yang disampaikan oleh guru.
Pada tahap rekonstruksi ini anak betul-betul mengikuti dengan tertib, meskipun
sesekali terdengar suara tertawa gembira melihat dan mendengar penjelasan dari guru
144
menyampaikan materi puisi kontemporer. Meskipun siswa tertawa riang, kelas
tampak dalam situasi yang hidup dan terkendali.
Akan tetapi, pada saat pembentukan kelompok untuk mendiskusikan puisi
yang sudah dibagikan, masih ada siswa yang tidak cepat dalam memilih kelompok.
Dia bingung akan mengikuti kelompok mana setelah mengetahui teman-temannya
sudah pada membentuk kelompok. Selanjutnya guru menyarankan untuk mengikuti
kelompok yang anggotanya masih sedikit.
Pada saat diskusi dilakukan, masih ada siswa yang tampak bersantai-santai,
kurang cepat memikirkan puisi yang sudah ada dihadapannya. Untung saja guru cepat
mendekati siswa tersebut dan mengarahkan agar secepatnya menyesuaikan diri.
Sebagian siswa tampak belum dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.
Ada siswa yang belum memulai membaca puisi yang sudah disampaikan oleh guru
meskipun sudah waktu mengerjakan sudah berlangsung selama tiga menit.
Dalam proses belajar mengajar, belum semua siswa dapat memanfaatkan
waktu dengan sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat pada saat kegiatan diskusi
kelompok dilaksanakan. Ada sebagian siswa yang kurang dapat memanfaatkan waktu
yang telah ditentukan dengan sebaik-baiknya. Hal ini terlihat saat guru berkeliling
ada kelompok siswa yang belum mengerjakan soal-soal yang sudah disampaikan
kepada siswa untuk ditemukan jawabannya.
Data yang diperoleh dari pengamatan atau observasi pada siklus I
menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan
kategori baik dapat diketahui seperti berikut. Siswa melalukan kegiatan inquiri
145
terhadap puisi kontemporer sebesar 52,38. Siswa melalukan kegiatan bertanya
terhadap puisi kontemporer sebesar 52,38. Siswa melalukan kegiatan berdiskusi
(masyarakat belajar) terhadap puisi kontemporer sebesar 61,90. Hasil ini
menunjukkan bahwa aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran belum
sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil tes kemampuan mengapresiasi puisi kontemporer pada
siklus ini diketahui seperti berikut. Siswa yang mendapatkan nilai di atas 67 sebanyak
20 siswa. Sebaliknya, siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 67 sebanyak 22
siswa. Nilai rata-rata kemampuan mengapresiasi puisi kontemporer pada siklus I
mencapai 66. Sementara itu, ketuntasan secara klasikal baru mencapai 47,62%.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa proses pembelajaran mengapresiasi
puisi kontemporer dengan pendekatan CTL pada siklus I belum berlangsung dengan
baik.
Untuk lebih jelasnya, nilai kemampuan mengapresiasi puisi kontemporer pada
siklus I dapat dilihat pada diagram berikut ini.
Siklus II
Pada siklus II, siswa sudah dapat mengikuti proses kegiatan belajar dengan
lebih baik. Siswa tampak dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Pada saat
pembentukan kelompok, siswa langsung membuat kelompok seperti yang sudah
dilakukan sebelumnya. Tidak ada siswa yang bingung dalam menentukan kelompok.
Siswa kelihatan sudah lebih siap dan terbiasa untuk berdiskusi dalam kelompok. Pada
146
saat diskusi dilakukan, siswa tampak bersungguh-sungguh, mereka secepatnya
berdiskusi, dan secepatnya menyelesaikan soal-soal yang didiskusikan. Sebagian
besar siswa dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Bahkan ada
kelompok yang baru lima belas menit sudah dapat menyelesaikan permasalahan yang
ada dalam puisi yang didiskusikan. Kegiatan diskusi kelompok tampak lebih hidup.
Data yang diperoleh dari pengamatan atau observasi menunjukkan bahwa
aktivitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan kategori baik dapat
diketahui seperti berikut. Siswa melalukan kegiatan inquiri terhadap puisi
kontemporer sebesar 71,42. Siswa melalukan kegiatan bertanya terhadap puisi
kontemporer sebesar 78,57. Siswa melalukan kegiatan berdiskusi (masyarakat
belajar) terhadap puisi kontemporer sebesar 76,19. Hasil ini menunjukkan bahwa
aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan indikator kinerja
yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil tes kemampuan mengapresiasi puisi kontemporer pada
siklus II ini diketahui seperti berikut. Siswa yang mendapatkan nilai di atas 67
sebanyak 42 siswa. Sebaliknya, tidak ada siswa yang mendapatkan nilai kurang dari
67. Nilai rata-rata kemampuan mengapresiasi puisi kontemporer pada siklus II
mencapai 74. Sementara itu, ketuntasan secara klasikal sudah mencapai 100%.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa proses pembelajaran mengapresiasi
puisi kontemporer pada siklus II dapat berlangsung dengan baik.
Untuk lebih jelasnya, nilai kemampuan mengapresiasi puisi kontemporer pada
siklus I dapat dilihat pada diagram berikut ini.
147
3. Pembahasan Antarsiklus
Hasil belajar siswa pada siklus I belum memenuhi batas tuntas yang telah
ditetapkan. Upaya pelaksanaan tindakan yang dilakukan belum berhasil secara
maksimal. Tindakan yang belum berhasil tersebut dapat dilihat pada pemanfaatan
waktu belummaksimal. Hal ini sangat terlihat pada saat diskusi berlangsung yaitu
masih ada siswa yang belum menyesuaikan diri secara cepat. Selain itu, pada saat
inquiri masih ada siswa yang enggan untuk berpikir. Setelah waktu kegiatan diskusi
selesai masih ada beberapa siswa yang belum mendapatkan kesimpulan hasil diskusi.
Data yang diperoleh dari pengamatan atau observasi menunjukkan bahwa
aktivitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan kategori baik dapat
diketahui seperti berikut. Siswa melalukan kegiatan inquiri terhadap puisi
kontemporer sebesar 52,38. Siswa melalukan kegiatan bertanya terhadap puisi
kontemporer sebesar 52,38. Siswa melalukan kegiatan berdiskusi (masyarakat
belajar) terhadap puisi kontemporer sebesar 61,90. Hasil ini menunjukkan bahwa
aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran belum sesuai dengan indikator
kinerja yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil tes kemampuan mengapresiasi puisi kontemporer pada
siklus I ini diketahui seperti berikut. Siswa yang mendapatkan nilai di atas 67
sebanyak 20 siswa. Sebaliknya, siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 67
sebanyak 22 siswa. Nilai rata-rata kemampuan mengapresiasi puisi kontemporer pada
siklus I mencapai 66. Sementara itu, ketuntasan secara klasikal baru mencapai
47,62%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa proses pembelajaran
148
mengapresiasi puisi kontemporer dengan pendekatan CTL pada siklus I belum
berlangsung dengan baik.
Pada siklus II, tindakan pebaikan lebih ditekankan untuk memperbaiki
kelemahan yang terjadi pada siklus I. Dalam proses belajar mengajar, belum semua
siswa dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat pada
saat kegiatan diskusi kelompok dilaksanakan. Ada sebagian siswa yang kurang dapat
memanfaatkan waktu yang telah ditentukan dengan sebaik-baiknya. Hal ini terlihat
saat guru berkeliling ada kelompok siswa yang belum mengerjakan soal-soal yang
seharusnya didiskusikan.
Dengan tindakan perbaikan yang dilakukan pada siklus II, siswa sudah dapat
memanfaatkan waktu dengan baik. Pada saat diskusi berlangsung, dengan cepat siswa
melaksanakan diskusi, melakukan inquiri, bertanya dalam kelompok. Siswa tampak
lebih aktif dalam berdiskusi. Mereka saling bertanya dan menjawab yang berkaitan
dengan apresiasi puisi.
Berdasarkan hasil observasi dan tes kemampuan mengapresiasi puisi
kontemporer, siklus II menunjukkan adanya peningkatan apabila dibandingkan
dengan siklus I. Berdasarkan pengamatan atau observasi menunjukkan bahwa
aktivitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan kategori baik dapat
diketahui seperti berikut. Siswa melalukan kegiatan inquiri terhadap puisi
kontemporer sebesar 71,42. Siswa melalukan kegiatan bertanya terhadap puisi
kontemporer sebesar 78,57. Siswa melalukan kegiatan berdiskusi (masyarakat
belajar) terhadap puisi kontemporer sebesar 76,19. Hasil ini menunjukkan bahwa
149
aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan indikator kinerja
yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil tes kemampuan mengapresiasi puisi kontemporer pada
siklus II ini diketahui seperti berikut. Siswa yang mendapatkan nilai di atas 67
sebanyak 42 siswa. Sebaliknya, tidak ada siswa yang mendapatkan nilai kurang dari
67. Nilai rata-rata kemampuan mengapresiasi puisi kontemporer pada siklus II
mencapai 74. Sementara itu, ketuntasan secara klasikal sudah mencapai 100%.
E. Hasil Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas tentang mengapresiasi puisi kontemporer yang
dilaksanakan dalam dua siklus dapat disajikan seperti berikut.
1. Aktivitas Siswa Selama Proses Belajar Mengajar
Aktivitas siswa selama mengikuti proses belajar mengajar yang berhubungan
dengan kegiatan mengapresiasi puisi kontemporer dapat dilihat dari hasil pengamatan
atau observasi yang dilakukan oleh peneliti. Aktivitas siswa selama proses belajar
mengajar dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan atau observasi berikut ini.
Tabel 5. Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Siswa Selama Mengikuti ProsesBelajar Mengajar
No. Aspek Pengamatan Siklus
I (%) II (%)
1 Inquiri 52,38 71,42
2 Bertanya 52,38 78,57
3 Masyarakat Belajar (diskusi) 61,90 76,19
Rata-rata 55,55 75,39
150
Hasil pengamatan atau abservasi yang disajikan pada tabel di atas dapat
dideskripsikan seperti berikut. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar
mengalami peningkatan. Peningkatan aktivitas siswa tersebut dapat dilihat
berdasarkan hasil observasi yang meliputi kegiatan mnegkonstruksi, menemukan
(inquiri), bertanya, dan masyarakat belajar (berdiskusi). Rata-rata hasil observasi
terhadap aktivitas siswa pada siklus I sebesar 55,55% dan mengalami peningkatan
pada siklus II menjadi 75,39%.
Untuk lebih jelasnya, hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa selama
mengikuti proses belajar mengajar dapat digambarkan seperti diagram berikut ini.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
siklus 1 siklus 2
inquiry
bertanya
masyarakat belajar
rata-rata
2. Kemampuan Mengapresiasi Puisi Kontemporer
Perkembangan hasil mengapresiasi puisi kontemporer siswa selama dua siklus
dapat disajikan seperti tabel berikut.
Gambar 21. Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Siswa Selama Mengikuti Proses Belajar
Mengajar
151
Tabel 6. Hasil Tes Mengapresiasi Puisi Kontemporer Tiap Siklus
No. Aspek Pencapaian Hasil
Belajar
Siklus
Kondisi Awal I II1 Rata-rata nilai tes mengapresiasi
puisi kontemporer
54 66 74
2 Jumlah siswa yang mendapatkan
nilai kurang dari 67
40 22 0
3 Jumlah siswa yang mendapatkan
nilai 67 atau lebih
2 20 42
4 Ketuntasan klasikal (%) 4,76% 47,62% 100%
Hasil rata-rata tes mengapresiasi puisi kontemporer siswa pada kondisi awal
adalah 54. Setelah dilakukan/ diberikan tindakan perbaikan pada siklus I, rata-rata
nilai tes mengapresiasi puisi kontemporer siswa meningkat menjadi 66. Peningkatan
rata-rata dari 54 ke 66 belum mencapai nilai batas sesuai dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 67. Oleh karena itu, perlu dilakukan
tindakan perbaikan pada siklus II. Pada siklus II rata-rata tes mengapresiasi puisi
kontemporer mencapai 74, dengan ketuntasan klasikal 100%. Hal ini berarti ada
peningkatan yang sangat bagus dalam siklus II ini. Pencapaian hasil tersebut sudah
sesuai dengan KKM yang sudah ditentukan.
Untuk lebih jelasnya, hasil tes mengapresiasi puisi kontemporer tiap siklus
dapat digambarkan seperti diagram berikut ini.
152
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
kondisi awal siklus 1 siklus 2
rata-rata
nilai kurang dari 67
nilai 67 atau lebih
ketuntasan klasikal
Gambar 22. Grafik Hasil Tes Kemampuan Mengapresiasi Puisi Kontemporer Tiap Siklus