Gabungan a e final

46
107 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini diuraikan tentang hasil penelitan yang merupakan jawaban atas rumusan masalah yang sudah dutuangkan dalam Bab I. Sebelum hasil penelitian ini dipaparkan, pada bagian ini akan diuraikan terlebih dahulu tentang kondisi awal (pratindakan) pembelajaran apresiasi puisi kontemporer pada siswa kelas XII Ilmu Sosial-4 SMA Batik 1 Surakarta. Secara garis besar, pada bab IV ini akan diuraikan lima hal pokok, yaitu: (1) deskripsi kondisi awal, (2) deskripsi hasil siklus I, (3) deskripsi hasil siklus II, (4) pembahasan hasil penelitian, dan (5) hasil penelitian. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan interpretasi, dan tahap analisis dan refleksi. A. Deskripsi Kondisi Awal SMA Batik 1 Surakarta terletak di pusat kota Surakarta bagian Barat. Lembaga ini beralamat di Jalan Slamet Riyadi 445 Surakarta dengan nomor telepon (0271) 710785, 723665, nomor faksimil (0271) 723742, website: www.smubatik1- slo.sch.id . dengan e-mail: [email protected] . Sekolah tersebut mempunyai 25 kelas terdiri dari kelas X sebanyak sembilan kelas, kelas XI sebanyak delapan kelas terdiri dari 3 kelas program Ilmu

Transcript of Gabungan a e final

Page 1: Gabungan a e final

107

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini diuraikan tentang hasil penelitan yang merupakan jawaban

atas rumusan masalah yang sudah dutuangkan dalam Bab I. Sebelum hasil penelitian

ini dipaparkan, pada bagian ini akan diuraikan terlebih dahulu tentang kondisi awal

(pratindakan) pembelajaran apresiasi puisi kontemporer pada siswa kelas XII Ilmu

Sosial-4 SMA Batik 1 Surakarta.

Secara garis besar, pada bab IV ini akan diuraikan lima hal pokok, yaitu: (1)

deskripsi kondisi awal, (2) deskripsi hasil siklus I, (3) deskripsi hasil siklus II, (4)

pembahasan hasil penelitian, dan (5) hasil penelitian. Penelitian tindakan kelas ini

dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap

perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan interpretasi, dan

tahap analisis dan refleksi.

A. Deskripsi Kondisi Awal

SMA Batik 1 Surakarta terletak di pusat kota Surakarta bagian Barat.

Lembaga ini beralamat di Jalan Slamet Riyadi 445 Surakarta dengan nomor telepon

(0271) 710785, 723665, nomor faksimil (0271) 723742, website: www.smubatik1-

slo.sch.id. dengan e-mail: [email protected].

Sekolah tersebut mempunyai 25 kelas terdiri dari kelas X sebanyak

sembilan kelas, kelas XI sebanyak delapan kelas terdiri dari 3 kelas program Ilmu

Page 2: Gabungan a e final

108

Alam dan 5 kelas program Ilmu Sosial, dan kelas XII berjumlah delapan kelas terdiri

dari 3 kelas program Ilmu Alam dan 5 kelas program Ilmu Sosial. Adapun kelas yang

digunakan untuk penelitian ini adalah kelas XII Ilmu Sosial-4.

Siswa kelas XII Ilmu Sosial-4 SMA Batik 1 Surakarta berjumlah 42 siswa

terdiri dari 21 siswa putra dan 21 siswa putri. Kemampuan akademik yang dimiliki

siswa di kelas tersebut sangat bervariasi. Hal ini berarti kelas tersebut terdapat

bermacam-macam kategori kemampuan siswa, ada yang memiliki kemampuan

prestasi akademik yang menonjol, ada yang memiliki kemampuan prestasi akademik

yang kurang, dan banyak diantara mereka yang memiliki kemampuan prestasi

akademik sedang/ rata-rata. Hal ini dapat dilihat pada nilai akhir semester satu. Rata-

rata kelas tersebut mencapai 67,15. Angka tersebut merupakan angka sedikit lebih

tinggi dari batas KKM yang sudah ditetapkan, yaitu 67.

Adapun kondisi awal proses pembelajaran mengapresiasi puisi

kontemporer siswa kelas XII Ilmu Sosial-4 SMA Batik 1 Surakarta ini dapat

dideskripsikan seperti berikut. Pada tanggal 16 Januari 2009 jam ke-4 dan 5 guru dan

peneliti masuk ke ruang kelas XII Ilmu Sosial-4. Suasana kelas tampak tenang pada

saat jam pelajaran bahasa Indonesia yang diampu oleh Esti Suryani, S. Pd. dimulai.

Siswa segera menempatkan diri pada tempat yang sudah disediakan dan siap

menerima pelajaran.

Materi pembelajaran pada kondisi awal ini dikemas dalam satu tatap

muka dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Pada saat mengawali proses pembelajaran

mengapresiasi puisi kontemporer, terlebih dahulu guru mengucapkan salam dan

Page 3: Gabungan a e final

109

dilanjutkan dengan mengabsen siswa. Dengan menggunakan metode ceramah dan

diskusi, materi puisi kontemporer dijelaskan secara panjang lebar oleh guru.

Sementara itu, siswa memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh

sambil mencatat penjelasan guru.

Proses pembelajaran dimulai dengan penjelasan sekitar puisi kontemporer

seperti: pengertian, ciri-ciri, contoh-contoh, pengarang puisi kontemporer, dan cara

memahami puisi kontemporer. Suasana kelas tampak tenang selama guru

memberikan penjelasan. Sambil mendengarkan penjelasan dari guru, siswa mencatat

hal-hal yang penting dalam puisi kontemporer. Pada akhir penjelasan, guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pertanyaan yang

berhubungan dengan puisi kontemporer. Kesempatan tersebut hanya digunakan oleh

sebagian kecil siswa untuk bertanya. Siswa kelihatan pasif seolah-olah hanya

menerima begitu saja materi puisi yang disampaikan oleh guru.

Setelah penjelasan dirasa cukup, guru memberikan tugas kepada siswa

untuk mengapresiasi puisi kontemporer yang terdapat pada buku paket yang berjudul

”Doktorandus Tikus I” karya F. Rahadi. Sebagian besar siswa tampak kebingungan

untuk mengetahui isi puisi yang ditugaskan oleh guru. Siswa merasa aneh dan heran

bahwa ada bentuk puisi seperti itu. Sesekali guru berkeliling dan melihat pekerjaan

siswa. Dalam hal ini tampak kurangnya bimbingan guru terhadap siswa. Guru hanya

berkeliling melihat suasana kejiwaan yang ada pada setiap siswa untuk mengapresiasi

puisi kontemporer.

Page 4: Gabungan a e final

110

Kegiatan mengapresiasi puisi kontemporer dilakukan samapi waktu yang

telah ditentukan. Selanjutnya guru menyuruh siswa mengumpulkan tugas yang sudah

dikerjakan. Proses kegiatan belajar mengajar diakhiri tanpa memberikan penguatan

atau umpan balik mengenai proses pembelajaran yang telah berlangsung.

Gambar 4. Siswa sedang mendengarkan penjelasan guru pada awal sebelum

PTK dilaksanakan (16 Januari 2009)

Hasil mengapresiasi puisi kontemporer pada kondisi awal dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Page 5: Gabungan a e final

111

Tabel 2. Nilai Kemampuan Mengapresiasi Puisi Kontemporer pada Kondisi Awal

No. Uraian Pencapaian Hasil Jumlah Siswa Keterangan

1 Siswa yang mendapatkan nilai di atas 67 2 Tuntas

2 Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 67 40 Belum tuntas

3 Rata-rata 54

4 Ketuntasan Klasikal 4,76%

Nilai yang disajikan pada tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang

mendapatkan nilai di atas 67 sebanyak 2 siswa. Sebaliknya, siswa yang mendapatkan

nilai kurang dari 67 sebanyak 40 siswa. Nilai rata-rata kemampuan mengapresiasi

puisi kontemporer pada kondisi awal mencapai 54. Sementara itu, ketuntasan secara

klasikal baru mencapai 4,76%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa

proses pembelajaran mengapresiasi puisi kontemporer sebelum dilakukan tindakan

masih sangat kurang.

Untuk lebih jelasnya, nilai kemampuan mengapresiasi puisi kontemporer pada

kondisi awal dapat digambarkan seperti diagram berikut ini.

0

10

20

30

40

50

60

jumlah siswa keterangan

nilai sama dengan atau lebih dari

67

nilai kurang dari 67

rata-rata

ketuntasan klasikal

Gambar 5. Nilai Kemampuan Mengapresiasi Puisi Kontemporer pada Kondisi Awal

Page 6: Gabungan a e final

112

B. Deskripsi Hasil Siklus I

Pelaksanaan tindakan kelas ini berlangsung melalui dua siklus yang

berkelanjutan mulai siklus pertama sampai siklus kedua. Setiap siklus dilaksanakan

dalam dua kali pertemuan, masing-masing pertemuan dua jam pelajaran (sekitar 90

menit). Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yang meliputi: a) tahap perencanaan

(planning), b) tahap pelaksanaan tindakan (acting), c) tahap observasi (observing),

dan d) tahap refleksi (reflecting).

Siklus Pertama (dilaksanakan pada tanggal 23 dan 28 Januari 2009)

Ada empat tahap kegiatan pada siklus I, yaitu: tahap perencanaan tindakan, tahap

pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan interpretasi, dan tahap analisis dan refleksi.

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus ini meliputi kegiatan-

kegiatan seperti: (1) menyusun RPP, (2) mempersiapkan fasilitas dan sarana

pendukung, dan (3) menyiapkan lembar observasi.

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pada tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi menyusun skenario

pembelajaran. Pembelajaran apresiasi puisi kontemporer dalam satu siklus dirancang

untuk dua kali pertemuan. Perancangan RPP mencakup penentuan: standar

kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, skenario pembelajaran, media

power point, dan sistem penilaian.

Adapun materi pembelajaran ini berkaitan dengan puisi kontemporer. Puisi

kontemporer yang dipilih pada siklus pertama ini adalah puisi kontemporer karya

Page 7: Gabungan a e final

113

Sutardji Calzoum Bachri. Ada tiga puisi yang dipilih masing-masing berjudul

“Tragedi Winka & Sihka”, “Q”, dan “Sepisaupi”. Ketiga puisi itu digunakan untuk

dua kali pertemuan.

Langkah-langkah atau skenario pembelajaran pada siklus I (pertemuan ke-1)

mencakup kegiatan-kegiatan seperti berikut ini.

1) Tahap Pendahuluan

Guru bersama peneliti memasuki ruang kelas XII IPS-4, memberikan salam,

mengabsen, dan mengkondisikan siswa segera mengikuti proses belajar mengajar.

Guru dibantu oleh siswa mempersiapkan laptop dan LCD untuk mempersiapkan

kegiatan belajar mengajar. Guru berdialog dengan siswa berkaitan dengan materi

puisi yang pernah dipelajarinya dan puisi yang akan dipelajari. Selain itu, guru juga

mengadakan tanya jawab seputar materi puisi. Selanjutnya, guru menyampaikan

Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) dan indikator.

2) Tahap Inti

Pada tahap ini, siswa membaca contoh puisi kontemporer yang sudah

dibagikan oleh guru. Selanjutnya, guru menyampaikan penjelasan cara memahami

puisi “Tragedi Winka & Sihka”. Melalui tanya jawab dan penjelasan guru,

diharapkan siswa terbuka cakrawala berpikir dalam memahami puisi kontemporer.

Setelah selesai pembahasan puisi tersebut siswa diberi kesempatan untuk

menyampaikan pertanyaan.

Selanjutnya siswa berkelompok untuk mendiskusikan dua puisi. Puisi pertama

berjudul “Q” dan puisi kedua berjudul “Sepi Saupi” Kedua puisi tersebut dikarang

Page 8: Gabungan a e final

114

oleh Sutardji Calzoum Bachri. Dengan berkeliling guru mencoba memberikan

semacam pancingan agar siswa dengan secepatnya dapat menemukan maksud puisi

yang didiskusikan. Selain itu, siswa juga diperintahkan untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang sudah ada pada lembar siswa. Kegiatan diskusi berlangsung selama

25 menit. Setelah selesai diskusi dan mengerjakan soal-soal latihan, setiap kelompok

membacakan hasil diskusi di depan kelas.

3) Tahap Penutup

Pada tahap ini guru dan siswa merefleksi kegiatan pembelajaran yang sudah

berlangsung. Bagi kelompok yang belum mempresentasikan hasil duskusi, supaya

mempersiapkan kelompoknya pada pertemuan yang akan datang.

Langkah-langkah atau skenario pembelajaran pada siklus I (pertemuan ke-2)

mencakup kegiatan-kegiatan seperti berikut ini.

1) Tahap Pendahuluan

Guru bersama peneliti memasuki ruang kelas XII IPS-4, memberikan salam,

mengabsen, dan mengkondisikan siswa segera mengikuti proses belajar mengajar.

Guru dibantu oleh siswa mempersiapkan laptop dan LCD untuk mempersiapkan

kegiatan belajar mengajar. Guru berdialog dengan siswa untuk melanjutkan

presentasi bagi kelompok yang belum maju.

2) Tahap Inti

Pada siklus pertama pertemuan yang kedua merupakan kelanjutan dari

pertemuan pertama. Bagi kelompok yang belum maju supaya mempersiapkan diri

untuk maju menyampaikan hasil diskusinya. Setelah selesai penyampaian hasil

Page 9: Gabungan a e final

115

diskusi untuk setiap kelompok, guru memberikan penegasan ulang tentang maksud

puisi serta hal-hal yang berkaitan dengan puisi yang didiskusikan. Setelah semua

kelompok maju guru menanyakan hal-hal yang belum jelas. Setelah dirasa cukup

guru memberikan penegasan yang berkaitan dengan kedua puisi yang didiskusikan.

Guru menampilkan di layar slide ke-17 sampai dengan slide ke-26. Siswa diberi

kesempatan untuk menulis hal-hal penting yang terdapat dalam slide tersebut. Setelah

proses pembelajaran dirasa cukup, untuk mengetahui kemampuan siswa dalam

mengapresiasi puisi kontemporer guru mengadakan ulangan selama 40 menit.

3) Tahap Penutup

Siswa dan guru melakukan refleksi untuk mengetahui kekurangan dan

kelebihan proses pembelajaran yang sudah dilakukan. Hal ini berguna untuk

memperbaiki kegiatan pada siklus berikutnya.

b. Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas yang perlu disiapkan untuk proses pembelajaran adalah ruang kelas

XII IPS-4. Di Kelas XII IPS-4 sudah tersedia sebuah LCD dan sebuah layar yang siap

digunakan. Untuk itu, guru tinggal mempersiapkan laptop yang dihubungkan dengan

LCD agar media power point yang sudah dibuat dapat ditampilkan.

Sementara itu, untuk keperluan diskusi, siswa tinggal membalikkan kursi

supaya posisi tempat duduk siswa dapat berhadap-hadapan. Hal ini dapat

memudahkan siswa untuk dapat berdiskusi dengan baik sesuai dengan kelompoknya.

Page 10: Gabungan a e final

116

c. Menyiapkan Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk merekam segala aktivitas pelaksanaan

proses belajar mengajar. Untuk itu, lembar observasi yang dibutuhkan berupa

blangko pengamatan yang berisi daftar isian yang mencakup kegiatan guru dan siswa.

Lembar pengamatan yang digunakan untuk siswa meliputi: kegiatan siswa selama

proses belajar mengajar khususnya pada saat berdiskusi (bertanya, menemukan, dan

merekonstruksi), lembar kerja siswa, dan soal evaluasi untuk uji kompetensi pada

siklus pertama. Sementara itu, lembar pengamatan yang digunakan untuk guru

meliputi aktivitas guru selama proses belajar mengajar berlangsung seperti:

bagaimana guru mengajar sesuai dengan skenario pembelajaran, bagaimana guru

menjadi motivator dalam pembelajaran, bagaimana guru memberikan kesempatan

bertanya kepada siswa, bagaimana guru memberikan contoh-contoh konkrit dalam

mengapresiasi puisi kontemporer, bagaimana guru membimbing siswa selama proses

pembelajaran, bagaimana guru mengatur waktu sesuai dengan pengalokasian waktu

yang telah direncanakan, dan bagaimana guru memiliki sikap simpatik terhadap

siswa.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Sebagaimana yang telah diuraikan pada RPP, kegiatan proses pembelajaran

pada siklus I dirancang untuk untuk dua kali pertemuan. Pada siklus pertama

pertemuan pertama ini, guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan

assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh. Siswa pun membalas dengan

Page 11: Gabungan a e final

117

menjawab waalaikum salam warohmatullohi wabarokatuh. Guru mengadakan tanya

jawab sekitar puisi dan siswa yang merasa bisa menjawab pertanyaan guru tersebut.

Setelah dinilai cukup, guru memulai dengan menampilkan slide pertama yang ada di

layar (screen). Pada slide pertama tertulis puisi kontemporer dengan tulisan yang

cukup besar. Hal ini unutk memberikan penekanan bahwa matei yang di bahas saat

ini berkaitan dengan puisi kontemporer.

Selanjutnya guru menampilkan slide ke-2. Sebelum ditampilkan tulisannya,

disitu terdapat beground dengan gambar kunci. Guru menanyakan maksud gambar itu

yang tentu saja dihubungkan dengan puisi kontemporer. Pada slide ke-2 tertulis

“Standar Kompetensi” yang berbunyi “Memahami buku kumpulan puisi kontemporer

dan karya sastra yang dianggap penting pada tiap periode”. Selanjutnya guru

menampilkan slide yang ke-3. Sebagaimana slide yang ke-2 guru juga menanyakan

makna beground yang menunjukkan orang bersalaman. Oleh guru, beground tersebut

diberi makna bahwa dalam sebuah puisi terdapat satu kesatuan yaitu tema.

Selanjutnya ditampilkan isi slide yang ke-3 yaitu “Kompetensi Dasar” yang

berbunyai “Mengidentifikasi tema dan ciri-ciri puisi kontemporer melalui kegiatan

membaca buku kumpulan puisi kontemporer”.

Pada slide ke-4 guru menyempaikan tentang indikator. Guru menjelaskan

bahwa setelah selesai pembelajaran siswa hendaknya dapat melakukan, membuat,

menghubungkan menemukan segala sesuatu yang ada dalam puisi kontemporer.

Setelah menyampaikan indikator, guru menjelaskan tentang metode yang digunakan

Page 12: Gabungan a e final

118

dalam pembelajaran ini, yaitu metode dengan pendekatan kontekstual. Setelah itu

barulah guru masuk pada inti pembelajaran.

Tragedi Winka & Sihkakawin

kawinkawin

kawinkawin

kawin

kawin

kawin

kawin

kawinka

winkawinka

winkawinka

winkasih

Gambar 6. (slide ke-5 puisi Tragedi Winka & Sihka)

Tragedi Winka & Sihkaka

sihka

sihka

sihka

sihka

sihsih

sihsih

sihsih

kaKu

(Sutardji Calzoum Bachri)

Gambar 7. lanjutan (slide ke-6 puisi Tragedi Winka & Sihka)

Page 13: Gabungan a e final

119

Guru menayangkan slide ke-5 dan ke-6 yang tentang puisi “Tragedi Winka &

Sihka” yang ditulis oleh Sutardji Calzoum Bachri. Puisi tersebut tidak cukup dalam

satu slide, untuk itu guru membagikan puisi tersebut dalam bentuk lembar kertas

fotokopi agar siswa mengetahui dengan jelas tipografi puisi tersebut. Dengan tanya

jawab guru berusaha membantu siswa untuk membuka cakrawala berpikir untuk

mengetahui isi puisi tersebut. Selain itu, guru pun memberikan penjelasan cara

memahami isi puisi kontemporer itu baik mengenai tipografi, kata-kata nonsense,

enjambemen, dan pemenggalan kata. Hal ini dapat dilihat pada tayangan slide ke-7

s.d. slide ke-10.

Gambar 8. Guru sedang menyampaikan materi untuk mengkonstruksi puisi

kontemporer pada siklus I

Page 14: Gabungan a e final

120

Sekitar 25 menit guru menyampaikan penjelasan kepada siswa. Setelah

penjelasan kepada siswa dirasa cukup, guru dengan cepat menyuruh siswa membuat

kelompok untuk mendiskusikan puisi kontemporer yang akan dibagikan. Selanjutnya

setiap siswa menerima lembar kerja untuk mendiskusikan dua buah puisi

kontemporer dan selanjutnya mengisi lembar kerja tersebut. Sesekali guru

memberikan pancingan kepada siswa untuk dapat menemukan isi puisi tersebut.

Gambar 9. Suasana masyarakat belajar pada siklus I

Dalam kegiatan diskusi tersebut tampak siswa aktif berpikir mengajukan

pendapatnya dalam kelompok. Oleh kelompok, pendapat-pendapat dari anggotanya

ditanggapi oleh anggota yang lain. Selanjutnya setelah dilakukan pengkajian dan

pembahasan dalam kelompok ditulislah hasil diskusi kelompok itu ke dalam lembar

jawab siswa yang sudah dimiliki oleh masing-masing siswa. Dalam hal ini siswa

Page 15: Gabungan a e final

121

sudah berlatih untuk mengapresiasi puisi kontemporer dengan melalui pendekatan

kontekstual. Pendekatan ini pun juga sudah dilaksanakan oleh siswa dengan cara

mengkonstruksi, menemukan, bertanya dan menjawab (diskusi) pertanyaan yang ada

dalan lembar kerja siswa.

Sekitar pukul 11.15 guru mempersilakan kelompok untuk maju

menyampaikan hasil diskusinya. Kelompok petama yang maju dipimpin oleh Adiyta,

sedangkan kelompok yang kedua maju dipimpin oleh Danis. Kedua kelompok

tersebut hanya menyampaikan pembahasan satu puisi saja. Dengan demikian

pembahasan puisi kedua dan kelompok yang belum maju akan dilanjutkan pada

pertemuan yang akan datang.

Gambar 10. Suasana penyampaian hasil diskusi kelompok di depan kelaspada siklus I

Pada siklus pertama pertemuan kedua ini, guru melanjutkan kegiatan

pembelajaran sebelumnya yakni mengapresiasi puisi kontemporer. Diawali dengan

Page 16: Gabungan a e final

122

mengucapkan assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh, siswa pun membalas

dengan menjawab waalaikum salam warohmatullohi wabarokatuh. Guru mengadakan

tanya jawab sekitar puisi kontemporer yang sudah disampaikan pada pertemuan

sebelumnya. Setelah dinilai cukup, guru memulai memberikan kesempatan pada

kelompok yang belum maju untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas.

Gambar 11. Suasana menyampaikan hasil diskusi kelompok di depan kelaspada pertemuan kedua siklus I

Setelah kegiatan diskusi selesai guru menyampaikan kembali segala sesuatu

yang sudah didiskusikan. Hal ini bertujuan untuk memberikan penguatan kepada

siswa mengenai hasil diskusi yang sudah dilaksanakan. Adapun penguatan yang

disampaikan guru dapat dilihat pada slide ke-15 s. d. slide ke-26 (lihat lampiran)

Page 17: Gabungan a e final

123

Gambar 12. (slide ke-15 LKS Puisi “Sepi Saupi”)

Pertanyaan1. Jelaskan masalah utama yang dibahaspenyair dalam puisi Sepi Saupi !Jawab: masalah utama puisi Sepi Saupiadalah keadaan dunia sekarang ini yangserba jungkir balik/ porak poranda.2. Bagaimanakah sikap penyair terhadapmasalah yang disampaikan dalam puisi?Jawab: Penyair menganggap bahwakehidupan di dunia ini sungguhmenyakitkan, jiwa terasa sepi dan hampa.

Gambar 13. (slide ke-16 jawaban LKS Puisi “Sepi Saupi”)

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk mencatat hal-hal yang penting

dan mencocokkan jawaban yang sudah didiskusikan dalam kelompok. Hal ini perlu

dilakukan untuk memberikan keyakinan tentang hasil diskusi yang sudah

dilaksanakan. Setelah proses kegiatan belajar selesai dilanjutkan dengan evaluasi.

Page 18: Gabungan a e final

124

Evaluasi siklus I dilaksanakan 45 menit menjelang berakhirnya kegiatan

pembelajaran. Materi puisi disesuaikan dengan puisi yang sudah didiskusikan dalam

kelompok. Pada kegiatan ini, siswa kelihatan diam, berusaha mengerjakan soal-soal,

dan berusaha menjawab soal-soal yang ada. Soal dikerjakan oleh siswa selam 40

menit.

Gambar 14. Suasana tes pada akhir siklus I

Setelah semuanya selesai (sampai pada evaluasi), proses pembelajaran

diakhiri dengan refleksi. Hal ini digunakan untuk mengetahui kekurangan dan

kelebihan proses pembelajaran yang sudah berlangsung serta untuk memperbaiki

proses pembelajaran yang akan datang. Waktu yang digunakan untuk refleksi sekitar

10 menit.

Page 19: Gabungan a e final

125

3. Tahap Observasi Interpretasi

Hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan dapat dideskripsikan seperti

berikut ini. Pada saat guru mengkonstruksi puisi kontemporer, tampak siswa

memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Mereka asyik mendengarkan penjelasan

guru dan sesekali menjawab pertanyaan guru. Mereka tampak gembira dalam

mengikuti pelajaran, antusias, dan respek terhadap apa yang disampaikan oleh guru.

Pada tahap rekonstruksi ini anak betul-betul mengikuti dengan tertib, meskipun

sesekali terdengar suara tertawa gembira melihat dan mendengar penjelasan dari guru

menyampaikan materi puisi kontemporer. Meskipun siswa tertawa riang, kelas

tampak dalam situasi yang hidup dan terkendali.

Sementara itu, pada saat pembentukan kelompok untuk mendiskusikan puisi

yang sudah dibagikan, masih ada siswa yang tidak cepat dalam memilih kelompok.

Dia bingung akan mengikuti kelompok mana setelah mengetahui teman-temannya

sudah pada membentuk kelompok. Selanjutnya guru menyarankan untuk mengikuti

kelompok yang anggotanya masih sedikit.

Pada saat diskusi dilakukan, masih ada siswa yang tampak bersantai-santai,

kurang cepat memikirkan puisi yang sudah ada dihadapannya. Untung saja guru cepat

mendekati siswa tersebut dan mengarahkan agar secepatnya menyesuaikan diri.

Sebagian siswa tampak belum dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.

Ada siswa yang belum memulai membaca puisi yang sudah disampaikan oleh guru

meskipun sudah waktu mengerjakan sudah berlangsung selama tiga menit.

Page 20: Gabungan a e final

126

Dalam proses belajar mengajar, belum semua siswa dapat memanfaatkan

waktu dengan sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat pada saat kegiatan diskusi

kelompok dilaksanakan. Ada sebagian siswa yang kurang dapat memanfaatkan waktu

yang telah ditentukan dengan sebaik-baiknya. Hal ini terlihat saat guru berkeliling

ada kelompok siswa yang belum mengerjakan soal-soal yang sudah disampaikan

kepada siswa untuk ditemukan jawabannya. Padahal kegiatan diskusi sudah

berlangsung sekitar 7 menit. Guru menegur kelompok tersebut dan memotivasi

kelompok tersebut untuk secepatnya menyesuaikan diri dan mendiskusikan puisi

yang sudah dibagikan kepada setiap kelompok.

Hasil pembelajaran mengapresiasi puisi kontemporer pada siklus I dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Nilai Kemampuan Mengapresiasi Puisi Kontemporer pada Siklus I

No. Uraian Pencapaian Hasil Jumlah Siswa Keterangan

1 Siswa yang mendapatkan nilai di atas 67 20 Tuntas

2 Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 67 22 Belum Tuntas

3 Rata-rata 66

4 Ketuntasan Klasikal 47, 62%

Hasil tes yang disajikan pada tabel di atas, menunjukkan bahwa siswa yang

mendapatkan nilai di atas 67 sebanyak 20 siswa. Sebaliknya, siswa yang

mendapatkan nilai kurang dari 67 sebanyak 22 siswa. Nilai rata-rata kemampuan

Page 21: Gabungan a e final

127

mengapresiasi puisi kontemporer pada siklus I mencapai 66. Sementara itu,

ketuntasan secara klasikal baru mencapai 47,62% (lihat lampiran siklus I halaman

204-205). Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa proses pembelajaran

mengapresiasi puisi kontemporer dengan pendekatan CTL pada siklus I belum

berlangsung dengan baik.

Untuk lebih jelasnya, nilai kemampuan mengapresiasi puisi kontemporer pada

siklus I dapat digambarkan seperti diagram berikut ini.

0

10

20

30

40

50

60

70

jumlah siswa keterangan

nilai sama dengan 67 ataulebih

nilai kurang dari 67

rata-rata

ketuntasan klasikal

4. Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil observasi di atas, dapat diketahui bahwa belum semua

siswa dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Hal ini dapat dilihat masih ada siswa

yang bercakap-cakap untuk masalah yang lain. Untuk menindaklanjuti hal tersebut,

proses pembelajaran pada siklus II perlu ditekankan kepada siswa mengenai

pentingnya pemanfaatan waktu untuk pembelajaran.

Gambar 15. Nilai Kemampuan Mengapresiasi Puisi Kontemporer pada Siklus I

Page 22: Gabungan a e final

128

Adanya beberapa siswa yang kurang menghiraukan terhadap instruksi yang

disampaikan oleh guru karena beberapa hal. Pertama, sulitnya mengubah kebiasaan

siswa yang semula pasif menjadi aktif. Kedua, sulitnya mengkondisikan siswa

mengikuti proses belajar mengajar selama 90 menit. Adanya kecenderungan siswa

untuk mencuri kesempatan melakukan aktivitas lain seperti berbincang-bincang

dengan siswa lain dengan topik yang berbeda. Siswa melakukan hal-hal tersebut

disebabkan siswa kurang mengerti terhadap tujuan yang harus dicapai setelah

kegiatan pembelajaran selesai. Oleh sebab itu, pada proses pembelajaran berikutnya,

yaitu siklus II perlu ditekankan kepada siswa untuk mengikuti proses kegiatan belajar

dengan sungguh-sungguh.

Khusus pada pembuatan puisi kontemporer, perlu ditekankan kepada siswa

untuk memperhatikan tipografi serta makna yang tersirat dalam tipografi tersebut.

Tipografi tersebut sangat penting karena merupakan salah satu ciri dari puisi

kontemporer. Selain itu, pemilihan diksi diupayakan setepat dan sehemat mungkin.

Namun demikian, puisi yang dibuatnya tetap mengacu pada suatu tema yang telah

ditentukan.

Perlu ditingkatkan pula keaktivan siswa serta peran setiap siswa dalam diskusi

kelompok. Siswa perlu dibangkitkan semangatnya, sehingga persoalan yang terdapat

dalam setiap kelompok dapat diselesaikan. Selain itu, tanggung jawab yang diberikan

kepada siswa perlu dibina dan ditingkatkan.

Untuk itu siswa perlu mengetahui bahwa apa-apa yang mereka lakukan akan

diberikan penilaian, seperti: mengajukan pertanyaan (questioning), menjawab

Page 23: Gabungan a e final

129

pertanyaan/ menemukan jawaban (inquiry), mempresentasikan hasil diskusi. Selain

itu, siswa perlu mengetahui bahwa pengalaman yang diperoleh melalui proses

pembelajaran akan bermanfaat bagi dirinya untuk dapat mengapresiasi puisi

kontemporer secara lebih baik.

C. Deskripsi Hasil Siklus II

Siklus Kedua (dilaksanakan pada tanggal 6 dan 11 Februari 2009)

Proses pembelajaran mengapresiasi puisi kontemporer pada siklus II ini disusun

melalui empat tahap kegiatan. Tahap kegiatan pada siklus II, meliputi: tahap perencanaan

tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan interpretasi, dan tahap analisis dan

refleksi.

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II ini masih sama dengan

tahap perencanaan tindakan siklus sebelumnya. Kegiatan-kegiatan siklus II ini

meliputi: (1) menyusun RPP, (2) mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung, dan

(3) menyiapkan lembar observasi.

a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP pada siklus II dirancang seperti berikut. Peneliti dan guru berkolaborasi

menyusun skenario pembelajaran. Adapun materi pembelajaran ini berkaitan dengan

puisi kontemporer karya beberapa pengarang. Puisi kontemporer yang dipilih pada

siklus kedua ini adalah puisi kontemporer karya F. Rahadi, Noorca marendra, dan

Jiehan.

Page 24: Gabungan a e final

130

Puisi kontemporer yang dipilih pada siklus kedua ini adalah puisi

kontemporer karya F. Rahadi, Noorca marendra, dan Jiehan. Ada tiga puisi yang

dipilih masing-masing berjudul “Sajak Transmigran II” karya F. Rahadi, “Di” karya

Noorca Marendra, dan “Viva Pancasila” karya Jiehan. Ketiga puisi itu digunakan

untuk dua kali pertemuan.

Langkah-langkah atau skenario pembelajaran pada siklus II (pertemuan ke-1)

mencakup kegiatan-kegiatan seperti berikut ini.

1) Tahap Pendahuluan

Guru bersama peneliti memasuki ruang kelas XII IPS-4, memberikan salam,

mengabsen, dan mengkondisikan siswa segera mengikuti proses belajar mengajar.

Guru dibantu oleh siswa mempersiapkan laptop dan LCD untuk mempersiapkan

kegiatan belajar mengajar. Guru menyampaikan hasil refleksi pada siklus I yang

sudah dilaksanakan. Berdasarkan hasil refleksi itu, guru mengajak siswa untuk lebih

meningkatkan dalam memberikan kritik terhadap puisi. Selanjutnya, guru

menyampaikan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) dan indikator.

2) Tahap Inti

Pada tahap ini, siswa membaca contoh puisi kontemporer yang sudah

dibagikan oleh guru. Selanjutnya, guru menyampaikan penjelasan cara memahami

puisi “Sajak Transmigran II” karya F. Rahadi. Melalui tanya jawab dan penjelasan

guru, diharapkan siswa dapat terbuka cakrawala berpikirnya dalam memahami puisi

Page 25: Gabungan a e final

131

kontemporer. Setelah selesai pembahasan puisi tersebut siswa diberi kesempatan

untuk menyampaikan pertanyaan.

Selanjutnya siswa berkelompok untuk mendiskusikan dua puisi yang

dibagikan guru. Puisi tersebut masing-masing berjudul “Di” karya Noorca Marendra

dan “Viva Pancasila” karya Jiehan. Dengan berkeliling guru mencoba memberikan

semacam pancingan agar siswa dengan secepatnya dapat menemukan maksud kedua

puisi tersebut. Selain itu, siswa juga diperintahkan untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang sudah ada pada lembar siswa. Setelah selesai diskusi dan

mengerjakan soal-soal latihan, setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi di depan

kelas.

3) Tahap Penutup

Pada tahap ini guru dan siswa merefleksi kegiatan pembelajaran yang sudah

berlangsung. Bagi kelompok yang belum mempresentasikan hasil duskusi, supaya

mempersiapkan kelompoknya pada pertemuan yang akan datang.

Langkah-langkah atau skenario pembelajaran pada siklus II (pertemuan ke-2)

mencakup kegiatan-kegiatan seperti berikut ini.

1) Tahap Pendahuluan

Guru bersama peneliti memasuki ruang kelas XII IPS-4, memberikan salam,

mengabsen, dan mengkondisikan siswa segera mengikuti proses belajar mengajar.

Guru dibantu oleh siswa mempersiapkan laptop dan LCD untuk mempersiapkan

kegiatan belajar mengajar. Guru berdialog dengan siswa untuk melanjutkan

presentasi bagi kelompok yang belum maju.

Page 26: Gabungan a e final

132

2) Tahap Inti

Siklus pertama pertemuan kedua ini merupakan kelanjutan dari pertemuan

pertama. Bagi kelompok yang belum maju supaya mempersiapkan diri untuk maju

menyampaikan hasil diskusinya. Setelah selesai penyampaian hasil diskusi untuk

setiap kelompok, guru memberikan penegasan ulang tentang maksud puisi serta hal-

hal yang berkaitan dengan puisi yang didiskusikan. Setelah semua kelompok maju

guru menanyakan hal-hal yang belum jelas. Setelah dirasa cukup guru memberikan

penegasan yang berkaitan dengan kedua puisi yang didiskusikan. Guru menampilkan

di layar slide ke-17 sampai dengan slide ke-26 yang berkaitan dengan puisi yang

sudah didiskusikan. Siswa diberi kesempatan untuk menulis hal-hal penting yang

terdapat dalam slide tersebut. Setelah proses pembelajaran dirasa cukup, untuk

mengetahui kemampuan siswa dalam mengapresiasi puisi kontemporer guru

mengadakan ulangan selama 40 menit.

3) Tahap Penutup

Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan mengapresiasi puisi

kontemporer. Selanjutnya siswa dan guru bersama-sama membuat kesimpulan

tentang kegiatan mengapresiasi puisi kontemporer.

2. Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas yang perlu disiapkan untuk proses pembelajaran adalah ruang kelas

XII Ilmu Sosial-4. Di Kelas XII Ilmu Sosial-4 sudah tersedia sebuah LCD dan sebuah

layar yang siap digunakan. Untuk itu, guru tinggal mempersiapkan media power

Page 27: Gabungan a e final

133

point dan laptop yang dihubungkan dengan LCD. Dengan cara ini, media power point

yang sudah dibuat dapat ditampilkan.

Sementara itu, untuk keperluan diskusi, siswa tinggal membalikkan kursi

supaya posisi tempat duduk siswa dapat berhadap-hadapan. Hal ini dapat

memudahkan siswa untuk dapat berdiskusi dengan baik sesuai dengan kelompoknya.

3. Menyiapkan Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk merekam segala aktivitas

pelaksanaan proses belajar mengajar. Untuk itu, lembar observasi yang dibutuhkan

berupa blangko pengamatan yang berisi daftar isian yang mencakup kegiatan guru

dan siswa. Lembar pengamatan yang digunakan untuk siswa meliputi: kegiatan siswa

selama proses belajar mengajar khususnya pada saat berdiskusi (bertanya,

menemukan, dan merekonstruksi), lembar kerja siswa, dan soal evaluasi untuk uji

kompetensi pada siklus pertama. Sementara itu, lembar pengamatan yang digunakan

untuk guru meliputi aktivitas guru selama proses belajar mengajar berlangsung

seperti: bagaimana guru mengajar sesuai dengan skenario pembelajaran, bagaimana

guru menjadi motivator dalam pembelajaran, bagaimana guru memberikan

kesempatan bertanya kepada siswa, bagaimana guru memberikan contoh-contoh

konkrit dalam mengapresiasi puisi kontemporer, bagaimana guru membimbing siswa

selama proses pembelajaran, bagaimana guru mengatur waktu sesuai dengan

pengalokasian waktu yang telah direncanakan, dan bagaimana guru memiliki sikap

simpatik terhadap siswa.

Page 28: Gabungan a e final

134

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Sebagaimana yang telah diuraikan pada RPP, kegiatan proses pembelajaran

pada siklus II dirancang untuk untuk dua kali pertemuan. Pada siklus II pertemuan

pertama ini, guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan

assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh. Siswa pun membalas dengan

menjawab waalaikum salam warohmatullohi wabarokatuh

Selanjutnya guru mengadakan tanya jawab sekitar puisi kontemporer yang

sudah dipelajari pada pertemuan yang lalu. Setelah dinilai cukup, guru memulai

dengan menampilkan slide pertama yang ada di layar (screen). Pada slide pertama

tertulis puisi kontemporer dengan tulisan yang cukup besar. Selanjutnya guru

menampilkan slide ke-2 dan ke-3 secara agak cepat yang berkaitan dengan Standar

Kompetensi, Kompetensi Dasar. Pada slide ke-4 guru menyampaikan tentang

indikator. Guru menjelaskan bahwa setelah selesai pembelajaran siswa hendaknya

dapat melakukan, membuat, menghubungkan menemukan segala sesuatu yang ada

dalam puisi kontemporer. Setelah menyampaikan indikator, guru menjelaskan tentang

metode yang digunakan dalam pembelajaran ini, yaitu metode dengan pendekatan

kontekstual. Setelah itu barulah guru masuk pada inti pembelajaran.

Page 29: Gabungan a e final

135

Sajak Transmigran II

dia selalu singkong

dan terus menerus singkong

hari ini singkong

tadi malam singkong

besuk mungkin singkong

besuknya lagi juga singkong

di rumah sepotong singkong

di ladang seikat singkong

di pasar segerobak singkong

di rumah tetangga sepiring singkong

enam bulan lagi tetap singkong

setahun lagi tetap singkong

sepuluh tahun masih singkong

dua puluh tahun makan singkong

dan lima puluh tahun kemudian

transmigran berubah

sakit-sakitan

mati

lalu dikubur di ladang singkong

(1983, F. Rahardi)

Gambar 16. (slide ke-5 puisi “Sajak Transmigran II”)

Guru menayangkan slide ke-5 tentang puisi “Sajak Transmigran II” yang

ditulis oleh F. Rahadi. Dengan tanya jawab guru berusaha membantu siswa untuk

membuka cakrawala berpikir untuk mengetahui isi puisi tersebut. Selain itu, guru pun

memberikan penjelasan cara memahami isi puisi kontemporer itu baik mengenai

tipografi, kata-kata nonsense, enjambemen, dan pemenggalan kata. Hal ini dapat

dilihat pada tayangan slide ke-6 dan ke-7. Sekitar 25 menit guru menyampaikan

penjelasan kepada siswa. Setelah penjelasan kepada siswa dirasa cukup, guru dengan

cepat menyuruh siswa membuat kelompok untuk mendiskusikan puisi kontemporer

yang akan dibagikan. Selanjutnya setiap siswa menerima lembar kerja untuk

mendiskusikan dua buah puisi kontemporer dan selanjutnya mengisi lembar kerja

tersebut. Sesekali guru memberikan pancingan kepada siswa untuk dapat menemukan

isi puisi tersebut.

Page 30: Gabungan a e final

136

Gambar 17. Suasana masyarakat belajar pada siklus II

Dalam kegiatan diskusi tersebut tampak siswa aktif berpikir mengajukan

pendapatnya dalam kelompok. Oleh kelompok, pendapat-pendapat dari anggotanya

ditanggapi oleh anggota yang lain. Selanjutnya setelah dilakukan pengkajian dan

pembahasan dalam kelompok ditulislah hasil diskusi kelompok itu ke dalam lembar

jawab siswa yang sudah dimiliki oleh masing-masing siswa. Dalam hal ini siswa

sudah berlatih untuk mengapresiasi puisi kontemporer dengan melalui pendekatan

kontekstual. Pendekatan ini pun juga sudah dilaksanakan oleh siswa dengan cara

mengkonstruksi, menemukan, bertanya dan menjawab (diskusi) pertanyaan yang ada

dalan lembar kerja siswa. Sekitar pukul 11.00 guru mempersilakan kelompok untuk

maju menyampaikan hasil diskusinya sampai berakhirnya kegiatan pembelajaran

sekitar pukul 11.30.

Page 31: Gabungan a e final

137

Pada siklus kedua pertemuan kedua ini, guru melanjutkan kegiatan

pembelajaran sebelumnya yakni mengapresiasi puisi kontemporer. Diawali dengan

mengucapkan assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh, siswa pun membalas

dengan menjawab waalaikum salam warohmatullohi wabarokatuh. Guru mengadakan

tanya jawab sekitar puisi kontemporer yang sudah disampaikan pada pertemuan

sebelumnya. Setelah dinilai cukup, guru memulai memberikan kesempatan pada

kelompok yang belum maju untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas.

Setelah kegiatan diskusi selesai guru menyampaikan kembali segala sesuatu

yang sudah didiskusikan. Hal ini bertujuan untuk memberikan penguatan kepada

siswa mengenai hasil diskusi yang sudah dilaksanakan. Adapun penguatan yang

disampaikan guru dapat dilihat pada slide ke-15 s. d. slide ke-26 (lihat lampiran)

Gambar 18. (slide ke-15 LKS Puisi “Di”)

Page 32: Gabungan a e final

138

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk mencatat hal-hal yang penting

dan mencocokkan jawaban yang sudah didiskusikan dalam kelompok. Hal ini perlu

dilakukan untuk memberikan keyakinan tentang hasil diskusi yang sudah

dilaksanakan. Setelah proses kegiatan belajar selesai dilanjutkan dengan evaluasi.

Evaluasi siklus I dilaksanakan 50 menit menjelang berakhirnya kegiatan

pembelajaran. Materi puisi disesuaikan dengan puisi yang sudah didiskusikan dalam

kelompok. Pada kegiatan ini, siswa kelihatan diam, berusaha mengerjakan soal-soal,

dan berusaha menjawab soal-soal yang ada. Soal dikerjakan oleh siswa selam 40

menit.

Gambar 19. Suasana tes pada akhir siklus II

Setelah semuanya selesai (sampai pada evaluasi), proses pembelajaran

diakhiri dengan refleksi. Hal ini digunakan untuk mengetahui kekurangan dan

kelebihan proses pembelajaran yang sudah berlangsung serta menarik kesimpulan

Page 33: Gabungan a e final

139

atas proses pembelajaran yang sudah berlangsung. Waktu yang digunakan untuk

refleksi sekitar 10 menit.

3. Tahap Observasi Interpretasi

Hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan dapat dideskripsikan seperti

berikut ini. Pada saat guru mengkonstruksi puisi kontemporer, tampak siswa

memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Mereka asyik mendengarkan penjelasan

guru dan sesekali menjawab pertanyaan guru. Mereka tampak gembira dalam

mengikuti pelajaran, antusias, dan respek terhadap apa yang disampaikan oleh guru.

Pada tahap rekonstruksi ini anak betul-betul mengikuti dengan tertib, meskipun

sesekali terdengar suara tertawa gembira melihat dan mendengar penjelasan dari guru

menyampaikan materi puisi kontemporer. Meskipun siswa tertawa riang, kelas

tampak dalam situasi yang hidup dan terkendali.

Sementara itu, pada saat pembentukan kelompok untuk mendiskusikan puisi

yang sudah dibagikan, siswa langsung membuat kelompok seperti yang sudah

dilakukan sebelumnya. Tidak ada siswa yang bingung dalam menentukan kelompok.

Siswa kelihatan sudah lebih siap dan terbiasa untuk berdiskusi dalam kelompok. Pada

saat diskusi dilakukan, siswa tampak bersungguh-sungguh, mereka secepatnya

berdiskusi, dan secepatnya menyelesaikan soal-soal yang didiskusikan. Sebagian

besar siswa dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Bahkan ada

kelompok yang baru lima belas menit sudah dapat menyelesaikan permasalahan yang

ada dalam puisi yang didiskusikan. Kegiatan diskusi kelompok tampak lebih hidup.

Page 34: Gabungan a e final

140

Hasil pembelajaran mengapresiasi puisi kontemporer pada siklus II dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. Nilai Kemampuan Mengapresiasi Puisi Kontemporer pada Siklus II

No. Uraian Pencapaian Hasil Jumlah Siswa Keterangan

1 Siswa yang mendapatkan nilai di atas 67 42 Tuntas

2 Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 67 0 Belum Tuntas

3 Rata-rata 74

4 Ketuntasan Klasikal 100%

Hasil tes yang disajikan pada tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang

mendapatkan nilai di atas 67 sebanyak 42 siswa. Sebaliknya, tidak ada siswa yang

mendapatkan nilai kurang dari 67. Nilai rata-rata kemampuan mengapresiasi puisi

kontemporer pada siklus II mencapai 74. Sementara itu, ketuntasan secara klasikal

baru mencapai 100%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa proses

pembelajaran mengapresiasi puisi kontemporer dengan pendekatan CTL pada siklus

II dapat berlangsung dengan baik.

Untuk lebih jelasnya, nilai kemampuan mengapresiasi puisi kontemporer pada

siklus II dapat digambarkan seperti diagram berikut ini.

Page 35: Gabungan a e final

141

0

20

40

60

80

100

jumlah siswa keterangan

nilai sama dengan 67atau lebih

nilai kurang dari 67

rata-rata

ketuntasan klasikal

d. Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil observasi di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

siswa dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada saat diskusi

dilakukan, semua siswa asyik berdiskusi dan secepatnya menyelesaikan permasalahan

yang perlu dipecahkan oleh kelompok. Siswa merasa senang dan antusias dalam

berdiskusi. Hal ini disebabkan siswa dapat memprediksi dan mengapresiasi puisi

yang dididkusikan. Siswa tampak gembira-gembira dalam beberapa kelompok,

setelah menemukan sesuatu yang ada dalam puisi. Siswa pun mengetahui bahwa

segala sesuatu yang mereka lakukan akan diberikan penilaian, seperti: mengajukan

pertanyaan (questioning), menjawab pertanyaan/ menemukan jawaban (inquiry),

mempresentasikan hasil diskusi. Selain itu, siswa perlu mengetahui bahwa

pengalaman yang diperoleh melalui proses pembelajaran akan bermanfaat bagi

dirinya untuk dapat mengapresiasi puisi kontemporer secara lebih baik.

Gambar 20. Nilai Kemampuan Mengapresiasi Puisi Kontemporer pada Siklus II

Page 36: Gabungan a e final

142

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pembahasan Kondisi Awal

Proses pembelajaran mengapresiasi puisi kontemporer pada kondisi awal

dilakukan dengan pendekatan konvensional. Dalam proses pembelajaran ini, tampak

didominasi dengan teori-teori yang berkaitan dengan puisi kontemporer. Guru masih

banyak memberikan penjelasan tentang pengertian, ciri-ciri, tokoh-tokoh/ pengarang

puisi kontemporer. Siswa tampak mencatat penjelasan-penjelasan yang disampaikan

guru, dan tidak banyak kegiatan yang berkaitan dengan tanya jawab. Setelah

penjelasan puisi kontemporer selesai, siswa diberi tugas untuk menentukan unsur-

unsur intrinsik puisi.

Konsep pembelajaran hanya dari guru dan buku penunjang. Selain itu,

sebenarnya siswa juga sudah diberi kesempatan untuk berdiskusi menemukan unsur-

unsur intrinsik puisi. Hanya saja, siswa belum diajak untuk mengkonstruksi cara

mengapresiasi puisi kontemporer dan merefleksi pembelajaran yang sudah

berlangsung. Selain itu, guru tidak memberikan contoh cara menemukan unsur

intrinsik puisi.

Dalam melakukan penilaian guru hanya menekankan pada aspek hasil kerja

siswa. Penilaian proses belum mendapatkan perhatian khusus. Siswa sama sekali

belum dilibatkan untuk memberikan penilaian tehadap proses belajar mengajar yang

telah belangsung. Pada akhir kegiatan pembelajaran, siswa tidak diberikan penguatan

tentang puisi yang sudah dibahasnya. Hal ini menyebabkan siswa merasakan adanya

Page 37: Gabungan a e final

143

sesuatu (pertanyaan) yang belum diketahui jawabannya. Oleh karena itu, kemampuan

siswa yang dimiliki dalam mengapresiasi puisi kontemporer terasa masih kurang.

Berdasarkan hasil tes pada kondisi awal dapat diketahui dari 42 siswa yang

mendapatkan nilai di atas 67 sebanyak 2 siswa. Sebaliknya, siswa yang mendapatkan

nilai kurang dari 67 sebanyak 40 siswa. Nilai rata-rata kemampuan mengapresiasi

puisi kontemporer pada kondisi awal mencapai 54. Sementara itu, ketuntasan secara

klasikal baru mencapai 4,76%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa

proses pembelajaran mengapresiasi puisi kontemporer sebelum dilakukan tindakan

masih sangat kurang.

2. Pembahasan Tiap Siklus

Siklus I

Deskripsi siklus I menunjukkan bahwa proses belajar mengajar belum

berlangsung sebagaimana yang diharapkan. Siswa masih kurang aktif dalam

mengikuti kegiatan sesuai dengan skenario yang telah dirancang oleh guru. Hal ini

disebabkan siswa belum mengetahui pentingnya memanfaatkan waktu dengan sebaik-

baiknya.

Pada saat guru mengkonstruksi puisi kontemporer, siswa tampak

memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Mereka asyik mendengarkan penjelasan

guru dan sesekali menjawab pertanyaan guru. Mereka tampak gembira dalam

mengikuti pelajaran, antusias, dan respek terhadap apa yang disampaikan oleh guru.

Pada tahap rekonstruksi ini anak betul-betul mengikuti dengan tertib, meskipun

sesekali terdengar suara tertawa gembira melihat dan mendengar penjelasan dari guru

Page 38: Gabungan a e final

144

menyampaikan materi puisi kontemporer. Meskipun siswa tertawa riang, kelas

tampak dalam situasi yang hidup dan terkendali.

Akan tetapi, pada saat pembentukan kelompok untuk mendiskusikan puisi

yang sudah dibagikan, masih ada siswa yang tidak cepat dalam memilih kelompok.

Dia bingung akan mengikuti kelompok mana setelah mengetahui teman-temannya

sudah pada membentuk kelompok. Selanjutnya guru menyarankan untuk mengikuti

kelompok yang anggotanya masih sedikit.

Pada saat diskusi dilakukan, masih ada siswa yang tampak bersantai-santai,

kurang cepat memikirkan puisi yang sudah ada dihadapannya. Untung saja guru cepat

mendekati siswa tersebut dan mengarahkan agar secepatnya menyesuaikan diri.

Sebagian siswa tampak belum dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.

Ada siswa yang belum memulai membaca puisi yang sudah disampaikan oleh guru

meskipun sudah waktu mengerjakan sudah berlangsung selama tiga menit.

Dalam proses belajar mengajar, belum semua siswa dapat memanfaatkan

waktu dengan sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat pada saat kegiatan diskusi

kelompok dilaksanakan. Ada sebagian siswa yang kurang dapat memanfaatkan waktu

yang telah ditentukan dengan sebaik-baiknya. Hal ini terlihat saat guru berkeliling

ada kelompok siswa yang belum mengerjakan soal-soal yang sudah disampaikan

kepada siswa untuk ditemukan jawabannya.

Data yang diperoleh dari pengamatan atau observasi pada siklus I

menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan

kategori baik dapat diketahui seperti berikut. Siswa melalukan kegiatan inquiri

Page 39: Gabungan a e final

145

terhadap puisi kontemporer sebesar 52,38. Siswa melalukan kegiatan bertanya

terhadap puisi kontemporer sebesar 52,38. Siswa melalukan kegiatan berdiskusi

(masyarakat belajar) terhadap puisi kontemporer sebesar 61,90. Hasil ini

menunjukkan bahwa aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran belum

sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil tes kemampuan mengapresiasi puisi kontemporer pada

siklus ini diketahui seperti berikut. Siswa yang mendapatkan nilai di atas 67 sebanyak

20 siswa. Sebaliknya, siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 67 sebanyak 22

siswa. Nilai rata-rata kemampuan mengapresiasi puisi kontemporer pada siklus I

mencapai 66. Sementara itu, ketuntasan secara klasikal baru mencapai 47,62%.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa proses pembelajaran mengapresiasi

puisi kontemporer dengan pendekatan CTL pada siklus I belum berlangsung dengan

baik.

Untuk lebih jelasnya, nilai kemampuan mengapresiasi puisi kontemporer pada

siklus I dapat dilihat pada diagram berikut ini.

Siklus II

Pada siklus II, siswa sudah dapat mengikuti proses kegiatan belajar dengan

lebih baik. Siswa tampak dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Pada saat

pembentukan kelompok, siswa langsung membuat kelompok seperti yang sudah

dilakukan sebelumnya. Tidak ada siswa yang bingung dalam menentukan kelompok.

Siswa kelihatan sudah lebih siap dan terbiasa untuk berdiskusi dalam kelompok. Pada

Page 40: Gabungan a e final

146

saat diskusi dilakukan, siswa tampak bersungguh-sungguh, mereka secepatnya

berdiskusi, dan secepatnya menyelesaikan soal-soal yang didiskusikan. Sebagian

besar siswa dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Bahkan ada

kelompok yang baru lima belas menit sudah dapat menyelesaikan permasalahan yang

ada dalam puisi yang didiskusikan. Kegiatan diskusi kelompok tampak lebih hidup.

Data yang diperoleh dari pengamatan atau observasi menunjukkan bahwa

aktivitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan kategori baik dapat

diketahui seperti berikut. Siswa melalukan kegiatan inquiri terhadap puisi

kontemporer sebesar 71,42. Siswa melalukan kegiatan bertanya terhadap puisi

kontemporer sebesar 78,57. Siswa melalukan kegiatan berdiskusi (masyarakat

belajar) terhadap puisi kontemporer sebesar 76,19. Hasil ini menunjukkan bahwa

aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan indikator kinerja

yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil tes kemampuan mengapresiasi puisi kontemporer pada

siklus II ini diketahui seperti berikut. Siswa yang mendapatkan nilai di atas 67

sebanyak 42 siswa. Sebaliknya, tidak ada siswa yang mendapatkan nilai kurang dari

67. Nilai rata-rata kemampuan mengapresiasi puisi kontemporer pada siklus II

mencapai 74. Sementara itu, ketuntasan secara klasikal sudah mencapai 100%.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa proses pembelajaran mengapresiasi

puisi kontemporer pada siklus II dapat berlangsung dengan baik.

Untuk lebih jelasnya, nilai kemampuan mengapresiasi puisi kontemporer pada

siklus I dapat dilihat pada diagram berikut ini.

Page 41: Gabungan a e final

147

3. Pembahasan Antarsiklus

Hasil belajar siswa pada siklus I belum memenuhi batas tuntas yang telah

ditetapkan. Upaya pelaksanaan tindakan yang dilakukan belum berhasil secara

maksimal. Tindakan yang belum berhasil tersebut dapat dilihat pada pemanfaatan

waktu belummaksimal. Hal ini sangat terlihat pada saat diskusi berlangsung yaitu

masih ada siswa yang belum menyesuaikan diri secara cepat. Selain itu, pada saat

inquiri masih ada siswa yang enggan untuk berpikir. Setelah waktu kegiatan diskusi

selesai masih ada beberapa siswa yang belum mendapatkan kesimpulan hasil diskusi.

Data yang diperoleh dari pengamatan atau observasi menunjukkan bahwa

aktivitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan kategori baik dapat

diketahui seperti berikut. Siswa melalukan kegiatan inquiri terhadap puisi

kontemporer sebesar 52,38. Siswa melalukan kegiatan bertanya terhadap puisi

kontemporer sebesar 52,38. Siswa melalukan kegiatan berdiskusi (masyarakat

belajar) terhadap puisi kontemporer sebesar 61,90. Hasil ini menunjukkan bahwa

aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran belum sesuai dengan indikator

kinerja yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil tes kemampuan mengapresiasi puisi kontemporer pada

siklus I ini diketahui seperti berikut. Siswa yang mendapatkan nilai di atas 67

sebanyak 20 siswa. Sebaliknya, siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 67

sebanyak 22 siswa. Nilai rata-rata kemampuan mengapresiasi puisi kontemporer pada

siklus I mencapai 66. Sementara itu, ketuntasan secara klasikal baru mencapai

47,62%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa proses pembelajaran

Page 42: Gabungan a e final

148

mengapresiasi puisi kontemporer dengan pendekatan CTL pada siklus I belum

berlangsung dengan baik.

Pada siklus II, tindakan pebaikan lebih ditekankan untuk memperbaiki

kelemahan yang terjadi pada siklus I. Dalam proses belajar mengajar, belum semua

siswa dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat pada

saat kegiatan diskusi kelompok dilaksanakan. Ada sebagian siswa yang kurang dapat

memanfaatkan waktu yang telah ditentukan dengan sebaik-baiknya. Hal ini terlihat

saat guru berkeliling ada kelompok siswa yang belum mengerjakan soal-soal yang

seharusnya didiskusikan.

Dengan tindakan perbaikan yang dilakukan pada siklus II, siswa sudah dapat

memanfaatkan waktu dengan baik. Pada saat diskusi berlangsung, dengan cepat siswa

melaksanakan diskusi, melakukan inquiri, bertanya dalam kelompok. Siswa tampak

lebih aktif dalam berdiskusi. Mereka saling bertanya dan menjawab yang berkaitan

dengan apresiasi puisi.

Berdasarkan hasil observasi dan tes kemampuan mengapresiasi puisi

kontemporer, siklus II menunjukkan adanya peningkatan apabila dibandingkan

dengan siklus I. Berdasarkan pengamatan atau observasi menunjukkan bahwa

aktivitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan kategori baik dapat

diketahui seperti berikut. Siswa melalukan kegiatan inquiri terhadap puisi

kontemporer sebesar 71,42. Siswa melalukan kegiatan bertanya terhadap puisi

kontemporer sebesar 78,57. Siswa melalukan kegiatan berdiskusi (masyarakat

belajar) terhadap puisi kontemporer sebesar 76,19. Hasil ini menunjukkan bahwa

Page 43: Gabungan a e final

149

aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan indikator kinerja

yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil tes kemampuan mengapresiasi puisi kontemporer pada

siklus II ini diketahui seperti berikut. Siswa yang mendapatkan nilai di atas 67

sebanyak 42 siswa. Sebaliknya, tidak ada siswa yang mendapatkan nilai kurang dari

67. Nilai rata-rata kemampuan mengapresiasi puisi kontemporer pada siklus II

mencapai 74. Sementara itu, ketuntasan secara klasikal sudah mencapai 100%.

E. Hasil Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas tentang mengapresiasi puisi kontemporer yang

dilaksanakan dalam dua siklus dapat disajikan seperti berikut.

1. Aktivitas Siswa Selama Proses Belajar Mengajar

Aktivitas siswa selama mengikuti proses belajar mengajar yang berhubungan

dengan kegiatan mengapresiasi puisi kontemporer dapat dilihat dari hasil pengamatan

atau observasi yang dilakukan oleh peneliti. Aktivitas siswa selama proses belajar

mengajar dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan atau observasi berikut ini.

Tabel 5. Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Siswa Selama Mengikuti ProsesBelajar Mengajar

No. Aspek Pengamatan Siklus

I (%) II (%)

1 Inquiri 52,38 71,42

2 Bertanya 52,38 78,57

3 Masyarakat Belajar (diskusi) 61,90 76,19

Rata-rata 55,55 75,39

Page 44: Gabungan a e final

150

Hasil pengamatan atau abservasi yang disajikan pada tabel di atas dapat

dideskripsikan seperti berikut. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar

mengalami peningkatan. Peningkatan aktivitas siswa tersebut dapat dilihat

berdasarkan hasil observasi yang meliputi kegiatan mnegkonstruksi, menemukan

(inquiri), bertanya, dan masyarakat belajar (berdiskusi). Rata-rata hasil observasi

terhadap aktivitas siswa pada siklus I sebesar 55,55% dan mengalami peningkatan

pada siklus II menjadi 75,39%.

Untuk lebih jelasnya, hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa selama

mengikuti proses belajar mengajar dapat digambarkan seperti diagram berikut ini.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

siklus 1 siklus 2

inquiry

bertanya

masyarakat belajar

rata-rata

2. Kemampuan Mengapresiasi Puisi Kontemporer

Perkembangan hasil mengapresiasi puisi kontemporer siswa selama dua siklus

dapat disajikan seperti tabel berikut.

Gambar 21. Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Siswa Selama Mengikuti Proses Belajar

Mengajar

Page 45: Gabungan a e final

151

Tabel 6. Hasil Tes Mengapresiasi Puisi Kontemporer Tiap Siklus

No. Aspek Pencapaian Hasil

Belajar

Siklus

Kondisi Awal I II1 Rata-rata nilai tes mengapresiasi

puisi kontemporer

54 66 74

2 Jumlah siswa yang mendapatkan

nilai kurang dari 67

40 22 0

3 Jumlah siswa yang mendapatkan

nilai 67 atau lebih

2 20 42

4 Ketuntasan klasikal (%) 4,76% 47,62% 100%

Hasil rata-rata tes mengapresiasi puisi kontemporer siswa pada kondisi awal

adalah 54. Setelah dilakukan/ diberikan tindakan perbaikan pada siklus I, rata-rata

nilai tes mengapresiasi puisi kontemporer siswa meningkat menjadi 66. Peningkatan

rata-rata dari 54 ke 66 belum mencapai nilai batas sesuai dengan Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 67. Oleh karena itu, perlu dilakukan

tindakan perbaikan pada siklus II. Pada siklus II rata-rata tes mengapresiasi puisi

kontemporer mencapai 74, dengan ketuntasan klasikal 100%. Hal ini berarti ada

peningkatan yang sangat bagus dalam siklus II ini. Pencapaian hasil tersebut sudah

sesuai dengan KKM yang sudah ditentukan.

Untuk lebih jelasnya, hasil tes mengapresiasi puisi kontemporer tiap siklus

dapat digambarkan seperti diagram berikut ini.

Page 46: Gabungan a e final

152

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

kondisi awal siklus 1 siklus 2

rata-rata

nilai kurang dari 67

nilai 67 atau lebih

ketuntasan klasikal

Gambar 22. Grafik Hasil Tes Kemampuan Mengapresiasi Puisi Kontemporer Tiap Siklus