GABUNGAN
-
Upload
rafles-simbolon -
Category
Documents
-
view
30 -
download
8
description
Transcript of GABUNGAN
PENDAHULUAN
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolic dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka
panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf,
jantung dan pembuluh darah.1 Di antara penyakit degenerative, diabetes adalah salah satu di
antara penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa yang akan dating.
Diabetes sudah merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat manusia pada
abad 21. Perserikatan Bangsa-Bangsa (WHO) membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000
jumlah pengidap diabetes di atas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam kurun
waktu 25 tahun, jumlah itu akan membengkak menjadi 300 juta orang.2 WHO memprediksi
kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi
sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Laporan hasil penelitian di berbagai daerah di Indonesia
yang dilakukan pada decade 1980-an menunjukkan sebaran prevalensi DM tipe 2 antara
0,8% di tanah toraja, sampai 6,1% yang di dapatkan di Manado.3
Secara klinis terdapat dua tipe DM yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2. DM tipe 1
disebabkan karena kurangnya insulin secara absolute akibat proses autoimun sedangklan
DM tipe 2 merupakan kasus terrbanyak (90-95% dari seluruh kasus diabetes) yang
umumnya mempunyai latar belakang kelainan diawali dengan resistensi insulin. DM tipe 2
berjalan lambat dan progresif, sehingga tidak terdeteksi karena gejala yang dialami pasien
sering bersifat ringan seperti kelelahan, polifagi, poliuri, polidipsi dan luka yang lama
sembuh. 3,4,5
Kemampuan tubuh untuk bereaksi dengan insulin dapat menurun pada pasein DM,
keadaan ini dapat menimbulkan kompilkasi akut (ketoasidosis diabetikum dan sindrom
hiperosmolar nonketotik) maupun kronik. Berbagai penelitian prospektif jelas
menunjukkan meningkatnya penyakit akibat penyumbatan pembuluh darah, baik
mikrovaskular seperti retinopati, nefropati maupun makrovaskular seperti penyakit
pembuluh darah koroner dan juga pembuluh darah tungkai bawah.
Mengingat jumlah penderita DM yang terus meningkat dan besarnya biaya
perawatan pasien diabetes yang terutama disebabkan oleh karena komplikasinya, maka
upaya yang paling baik adalah melakukan pencegahan. Menurut WHO tahun 1994, upaya
pencegahan dapat dilakukan dengan tiga tahap yaitu pencegahan primer, sekunder dan
tersier. Pencegahan primer merupakan semua aktivitas yang ditujukan untuk mencegah
timbulnya hiperglikemia pada populasi umum misalnya dengan kampanye makanan sehat,
penyuluhan bahaya diabetes. Pencegahan sekunder yaitu menemukan penderita DM sedini
mungkin misalnya dengan tes penyaringan sedini mungkin terutama pada populasi resiko
tinggi sehingga komplikasi tidak terjadi. Pencegahan tersier adalah semua upaya untuk
mencegah komplikasi atau kecacatan melalui penyuluhan, maka perlu kerjasama semua
pihak untuk mensukseskannya.
Menurut American Diabetes Association (2004), komplikasi diabetes dapat dicegah,
ditunda dan diperlambat dengan mengendalikan kadar glukosa darah. Pengelolaan diabetes
yang bertujuan untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal dapat
dilakukan secara nonfarmakologis dan farmakologis. Pengelolaan nonfarmakologis
meliputi pengendalian berat badan, olahraga/latihan jasmani dan diet. Latihan jasmani
merupakan salah satu dari empat pilar utama penatalaksanaan diabetes mellitus. Latihan
jasmani dapat menurunkan kadar glukosa darah karena latihan jasmani akan meningkatkan
pemakaian glukosa oleh otot yang aktif. Penelitian terbaru memperlihatkan manfaat dari
latihan jasmani yang teratur terhadap metabolisme karbohidrat dan sensitivitas insulin.
Terapi farmakologis meliputi pemberian insulin dan/atau obat hiperglikemia oral. 4,6
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Pasien : Ny. J.M
Umur : 45 tahun
Pendidikan : Tamat SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Amurang
Suku : Minahasa
Bangsa : Indonesia
Agama : Kristen Protestan
Keluhan Utama: Luka di kaki
Riwayat Penyakit Sekarang :
Luka di kaki kanan dialami pasien sejak ± 2 bulan SMRS. Luka tersebut tidak pernah
sembuh. Awalnya luka hanya berukuran kecil tapi lama kelamaan luka bertambah besar
dan berbau. Demam juga dialami pasien.
Pasien juga mengaku sering haus dan banyak minum. Pasien juga sering buang air kecil.
Pasien juga mengeluh sering lemah badan. Berat badan turun sebanyak ± 2 kg dalam waktu
2 bulan (67 kg-65 kg). Nafsu makan pasien juga berkurang. Mual tidak ada. Muntah tidak
ada. Pasien juga mengeluh sesak. Batuk juga dialami pasien, tidak berlendir.
BAB seperti biasa.
Riwayat Penyakit Dahulu
Diabetes Melitus, darah tinggi, jantung, ginjal tidak diketahui sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Hanya pasien yang sakit seperti ini dalam keluarga.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : tampak sakit sedang. Kesadaran : compos mentis.
T : 100/70 mmHg N : 100x/m R : 32x/m S : 38,8°C
Kepala : konjungtiva anemis (+), sclera ikterus (-)
Thorax : Cor : I : iktus kordis tidak tampak
P : iktus kordis tidak teraba
P : batas kiri : ICS V linea midclavicularis sinistra
batas kanan : ICS IV linea sternalis dekstra
Aus : S I-II tunggal, regular, bising (-)
Pulmo: I : simetris
P : stem fremitus kiri = kanan
P : sonor kiri = kanan
Aus : SP. Vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : I : datar
P : lemas, NTE (-), H/L : ttb
P : timpani
Aus : BU (+)
Extremitas : hangat, edema -/-
Regio dorsalis pedis dextra : luka uk. 5x5 cm, pus (+), bau.
Status distalis : pulsasi arteri dorsalis pedis (+) kiri = kanan
BB : ± 65 kg; TB :± 160 cm
IMT : BB/TB2 = 65/(1,602) = 25, 4 kg/m2
Hasil Laboratorium 5/3/2012
Hb : 8,7
Leukosit : 39.000
Trombosit : 595.000
Natrium : 125
Kalium : 4,2
Klorida : 98
Ureum ; 51
Kreatinin : 1.2
GDS : 18
Follow Up Pasien
Rabu, 7 Maret 2012
S : luka di kaki kanan
O : KU: sedang. Kes : CM
T : 100/70 mmHg N : 100 x/m RR : 28 x/m S : 37,2° C
Kepala : conj. an (+), scl.ict (-)
Thorax : C : S I-II tunggal, bising (-)
P : Sp. Vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : datar, lemas, BU (+) N, H/L : ttb, NTE (-)
Extremitas : akral hangat, edema (-), region dorsum pedis dextra : luka (+), pus (+)
A : Sepsis ec ulkus DM
DMT2
P: IVFD NaCl 0,9% 28 gtt/m
Inj meropenem 3x1 gr iv (H3)
Inj ranitidine 2x1 amp iv
Diet DM 2100 kalori
Transfuse PRC 230 cc/hari s/d Hb ≥ 10
(Pre transfuse inj. Furosemide 1 amp iv bila TDS ≥100)
Planning : ureum, kreatinin, Na, K, Cl, Albumin
Urinalisis lengkap
Konsul Neurologi, Gizi, Gigi.
Kamis, 8 Maret 2012
S : panas, luka di kaki kanan
O : KU: sedang. Kes : CM
T : 120/70 mmHg N : 78 x/m RR : 24 x/m S : 37° C
GDS : 464
Kepala : conj. an (+), scl.ict (-)
Thorax : C : S I-II tunggal, bising (-)
P : Sp. Vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : datar, lemas, BU (+) N, H/L : ttb, NTE (-)
Extremitas : akral hangat, edema (-), region dorsum pedis dextra : luka (+), pus (+)
A : Sepsis ec ulkus DM
DMT2
Hiperglikemia dd/ KAD
P: line 1: IVFD NaCl 0,9% 28 gtt/m
Line 2 : IVFD NaCl 0,9 % + KCl 25 mEq 20gtt/m
Inj meropenem 3x1 gr iv (H4)
Inj ranitidine 2x1 amp iv
PCT 3x500 mg
Clindamicin 3x300 mg
Novorapid 3x10 unit → control GDS
Diet DM 2100 kalori
Transfuse PRC 230 cc/hari s/d Hb ≥ 10
(Pre transfuse inj. Furosemide 1 amp iv bila TDS ≥100)
Rawat luka
EKG
Pasang Kateter
Senin, 12 Maret 2012
S : panas ↓, sesak ↓
O : KU: sedang. Kes : CM
T : 140/80 mmHg N : 84 x/m RR : 20 x/m S : 36° C
Kepala : conj. an (+), scl.ict (-)
Thorax : C : S I-II tunggal, bising (-)
P : Sp. Vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : datar, lemas, BU (+) N, H/L : ttb, NTE (-)
Extremitas : akral hangat, edema (-), region dorsum pedis dextra : luka (+), pus (+)
A : Sepsis ec ulkus DM
DMT2
Anemia ec. susp. Chronic disease
P: IVFD NaCl 0,9% 28 gtt/m
Ceftriaxone 2x1 gr iv
Inj ranitidine 2x1 amp iv
PCT 3x500 mg k/p
Clindamicin 3x300 mg (H5)
Novorapid 3x10 unit
Levemir 1x10 unit
Diet DM 2100 kalori
Transfuse PRC 230 cc/hari s/d Hb ≥ 10
(Pre transfuse inj. Furosemide 1 amp iv bila TDS ≥100)
Rawat luka
Planning :
DL
Na, K, Cl
Konsul bedah
EKG
Selasa, 13 Maret 2012
S : panas ↓, sesak ↓
O : KU: sedang. Kes : CM
T : 110/70 mmHg N : 100 x/m RR : 24 x/m S : 36,3° C
Kepala : conj. an (+), scl.ict (-)
Thorax : C : S I-II tunggal, bising (-)
P : Sp. Vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : datar, lemas, BU (+) N, H/L : ttb, NTE (-)
Extremitas : akral hangat, edema (-), region dorsum pedis dextra : luka (+), pus (+)
A : Sepsis ec ulkus DM
DMT2
Anemia ec. susp. Chronic disease
CHF fc. III ec HHD
P: IVFD NaCl 0,9% 10 gtt/m
Ceftazidim 2x1 gr iv
Inj ranitidine 2x1 amp iv
PCT 3x500 mg k/p
Metronidazol 2x500 mg iv
Novorapid 3x10 unit
Levemir 1x10 unit
Diet DM 2100 kalori
Transfuse PRC 230 cc/hari s/d Hb ≥ 10
(Pre transfuse inj. Furosemide 1 amp iv bila TDS ≥100)
Rawat luk
Planning :
DL
Na, K, Cl
Albumin
Kamis, 15 Maret 2012
S : sesak ↓
O : KU: sedang. Kes : CM
T : 120/80 mmHg N : 78 x/m RR : 24 x/m S : 36,8° C
Kepala : conj. an (+), scl.ict (-)
Thorax : C : S I-II tunggal, bising (-)
P : Sp. Vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : datar, lemas, BU (+) N, H/L : ttb, NTE (-)
Extremitas : akral hangat, edema (-), region dorsum pedis dextra : luka (+), pus (+)
A : Sepsis ec ulkus DM
DMT2
Anemia ec. susp. Chronic disease
CHF fc. III ec HHD
Hipoalbuminemia (2,2)
P: IVFD NaCl 0,9% 7 gtt/m
Ceftazidim 2x1 gr iv (H3)
Inj ranitidine 2x1 amp iv
PCT 3x500 mg k/p
Metronidazol 2x500 mg iv
Novorapid 3x14 unit
Levemir 1x18 unit
Furosemide inj 1-1-0
Transfuse PRC 230 cc/hari s/d Hb ≥ 10
(Pre transfuse inj. lasix 1 amp iv bila TDS ≥100)
Balance cairan
Human albumin 20% 100cc/hari
(Pre transfuse inj. lasix 1 amp iv bila TDS ≥100)
Planning :
DL
Na, K, Cl
Albumin
Sabtu, 17 Maret 2012
S : batuk (+), nyeri di luka (-)
O : KU: sedang. Kes : CM
T : 110/80 mmHg N : 104 x/m RR : 20 x/m S : 37,0° C
Kepala : conj. an (+), scl.ict (-)
Thorax : C : S I-II tunggal, bising (-)
P : Sp. Vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : datar, lemas, BU (+) N, H/L : ttb, NTE (-)
Extremitas : akral hangat, edema (-), region dorsum pedis dextra : luka (+), pus (+)
Jawaban bagian Neurologi : Neuropati Perifer
A : Sepsis ec ulkus DM
DMT2
Anemia ec. susp. Chronic disease
CHF fc. III ec HHD
Hipoalbuminemia (2,2)
Neuropati Perifer
P: IVFD NaCl 0,9% 7 gtt/m
Ceftazidim 2x1 gr iv (H5)
Inj ranitidine 2x1 amp iv
PCT 3x500 mg k/p
Metronidazol 2x500 mg iv
Novorapid 3x14 unit
Levemir 1x18 unit
Furosemide inj 1-1-0
Transfuse PRC 230 cc/hari s/d Hb ≥ 10
(Pre transfuse inj. lasix 1 amp iv bila TDS ≥100)
Balance cairan
Human albumin 20% 100cc/hari
(Pre transfuse inj. lasix 1 amp iv bila TDS ≥100)
Terapi Neurologi:
Vit. B1, B6, B12 3x1
Amitriptilin 25 mg 0-0- ½
Planning: Poli Kaki
DL
Selasa, 20 Maret 2012
S : (-)
O : KU: sedang. Kes : CM
T : 110/70 mmHg N : 92 x/m RR : 20 x/m S : 36,1° C
Kepala : conj. an (-), scl.ict (-)
Thorax : C : S I-II tunggal, bising (-)
P : Sp. Vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : cembung, lemas, BU (+) N, H/L : ttb, NTE (-)
Extremitas : akral hangat, edema (-), region dorsum pedis dextra : luka (+), pus (+)
Jawaban bagian Neurologi : Neuropati Perifer
A : Sepsis ec ulkus DM
DMT2
Anemia ec. susp. Chronic disease
CHF fc. III ec HHD
Hipoalbuminemia (2,2)
Neuropati Perifer
P: IVFD NaCl 0,9% 7 gtt/m
Ceftazidim 2x1 gr iv (H8)
Inj ranitidine 2x1 amp iv
PCT 3x500 mg k/p
Metronidazol 2x500 mg iv (H8)
Novorapid 3x14 unit
Levemir 1x 8 unit
Furosemide inj 1-1-0
Transfuse PRC 230 cc/hari s/d Hb ≥ 10
(Pre transfuse inj. lasix 1 amp iv bila TDS ≥100)
Balance cairan
Human albumin 20% 100cc/hari
(Pre transfuse inj. lasix 1 amp iv bila TDS ≥100)
Terapi Neurologi:
Vit. B1, B6, B12 3x1
Amitriptilin 25 mg 0-0- ½
Planning: USG Abdomen
Kamis, 22 Maret 2012
S : (-)
O : KU: sedang. Kes : CM
T : 120/90 mmHg N : 96 x/m RR : 20 x/m S : 36,3° C
Kepala : conj. an (-), scl.ict (-)
Thorax : C : S I-II tunggal, bising (-)
P : Sp. Vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : cembung, lemas, BU (+) N, H/L : ttb, NTE (-)
Extremitas : akral hangat, edema (+/+), region dorsum pedis dextra : luka (+), pus (+)
Lab 21/3
Albumin 2,5
Hb 8,6
Leukosit 6800
A : Sepsis ec ulkus DM
DMT2
Anemia ec. susp. Chronic disease
CHF fc. III ec HHD
Hipoalbuminemia (2,2)
Neuropati Perifer
P: IVFD NaCl 0,9% 7 gtt/m
Ceftazidim 2x1 gr iv (H10)
Inj ranitidine 2x1 amp iv
Metronidazol 2x500 mg iv (H10)
Novorapid 3x14 unit
Levemir 1x 8 unit
Furosemide inj 1-1-0
Transfuse PRC 230 cc/hari s/d Hb ≥ 10
(Pre transfuse inj. lasix 1 amp iv bila TDS ≥100)
Balance cairan
Human albumin 20% 100cc/hari
(Pre transfuse inj. lasix 1 amp iv bila TDS ≥100)
Terapi Neurologi:
Vit. B1, B6, B12 3x1
Amitriptilin 25 mg 0-0- ½
Sabtu, 24 Maret 2012
S : batuk, nyeri di perut, mual
O : KU: sedang. Kes : CM
T : 150/100 mmHg N : 84 x/m RR : 20 x/m S : 36,7° C
Kepala : conj. an (-), scl.ict (-)
Thorax : C : S I-II tunggal, bising (-)
P : Sp. Vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : cembung, lemas, BU (+) N, H/L : ttb, NTE (-)
Extremitas : akral hangat, edema (+/+), region dorsum pedis dextra : luka (+), pus (+)
Lab 23/3
Leukosit 6.600
Hb 7,7
Lab 24/3
GDS : 254
GDP : 190
Na 129
K : 2,9
A :
Sepsis ec ulkus DM
DMT2
Anemia ec. susp. Chronic disease
CHF fc. III ec HHD
Hipoalbuminemia (2,2)
Hiponatremia
Hipokalemia
Neuropati Perifer
P: Veinflon
Ceftazidim 2x1 gr iv (H10) →stop
Inj ranitidine 2x1 amp iv
Metronidazol 2x500 mg iv (H10) → clindmycin 3x300 mg
Novorapid 3x14 unit
Levemir 1x 8 unit
Furosemide inj 2-1-0
Trombo aspilet 0-0-1
Vip Albumin 3x2 tab
Transfuse PRC 230 cc/hari s/d Hb ≥ 10
(Pre transfuse inj. lasix 1 amp iv bila TDS ≥100)
Balance cairan
Terapi Neurologi:
Vit. B1, B6, B12 3x1
Amitriptilin 25 mg 0-0- ½
Senin, 26 Maret 2012
S : sesak, nyeri ulu hati
O : KU: sedang. Kes : CM
T : 150/100 mmHg N : 84 x/m RR : 20 x/m S : 36,7° C
Kepala : conj. an (+), scl.ict (-)
Thorax : C : S I-II tunggal, bising (-)
P : Sp. Vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : cembung, lemas, BU (+) N, H/L : ttb, NTE (-)
Extremitas : akral hangat, edema (+/+), region dorsum pedis dextra : luka (+), pus (+)
A :
Post Sepsis ec ulkus DM
DMT2
Anemia ec. susp. Chronic disease
CHF fc. III ec HHD
Hipoalbuminemia (2,2)
Hiponatremia
Hipokalemia
Neuropati Perifer
P: Veinflon
Ceftazidim 2x1 gr iv (H10) →stop
Clindmycin 3x300 mg (H1)
Novorapid 3x14 unit
Levemir 1x 8 unit
Furosemide inj 2-1-0
Trombo aspilet 0-0-1
Transfusi Albumin 20% 100cc/ hari
Transfuse PRC 230 cc/hari s/d Hb ≥ 10
(Pre transfuse inj. lasix 1 amp iv bila TDS ≥100)
Balance cairan
Diet DM 1900 kal/hari
Terapi Neurologi:
Vit. B1, B6, B12 3x1
Amitriptilin 25 mg 0-0- ½
Planning
Feces analisa
Konsul bedah
USG
Diagnose
Sepsis ec ulkus pedis
Ulkus Diabetikum
DMT2 uncontrolled
Terapi
IVFD NaCl 0,9% 28gtt/m
Meropenem 3x1 gr iv
Ranitidine 2x1 iv
Paracetamol 500mg 3x1
Planning
GDS 4 porsi, GDP/GD2PP, HbA1C, Lipid Profile
PEMBAHASAN
Diabetes Melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Dari berbagai penelitian epidemiologis, seiring dengan perubahan pola hidup didapatkan
bahwa prevalensi DM meningkat terutama di kota besar.1
DM tipe 2 adalah penyakit hiperglikemik akibat insensitivitas sel terhadap insulin.
Kadar insulin mungkin sedikit menurun atau berada dalam rentang normal. Diabetes
mellitus tipe 2 ini berkaitan dengan kegemukan. Selain itu, pengaruh genetik yang
menentukan kemungkinan seorang yang mengidap penyakit ini cukup kuat. Diperkirakan
bahwa terdapat suatu sifat genetik yang belum teridentifikasi yang menyebabkan pankreas
mengeluarkan insulin yang berbeda atau menyebabkan reseptor insulin atau perantara
kedua tidak dapat berespon secara adekuat terhadap insulin.1,2
Diagnosis diabetes melitus ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan laboratorium dalam hai ini GDS, GDP, GD2PP dan HbA1C. Diabetes
mellitus dapat mengenai semua organ tubuh serta menimbulkan berbagai macam keluhan
dan gejalanya sangat bervariasi. Diabetes mellitus dapat timbul secara perlahan-lahan
sehingga penderita tidak menyadari akan adanya perubahan seperti sering merasa haus
(polidipsia), sering buang air kecil (poliuria), sering merasa lapar (polifagia) serta berat
badan yang menurun. Selain gejala-gejala utama tersebut, gejala selanjutnya adalah badan
terasa lemah, kurang gairah kerja, mudah mengantuk, timbul kesemutan pada jari tangan
dan kaki, gatal-gatal, gairah seks menurun bahkan sampai impotensi, luka yang sulit
sembuh, penglihatan kabur, dan keputihan. Terkadang, ada sekelompok orang yang sama
sekali tidak mengalami gejala-gejala tersebut, namun penyakit ini baru diketahui secara
kebetulan pada waktu “check up” atau melakukan pemeriksaan darah.1,3
Pada kasus ini, penderita didiagnosis dengan Sepsis ec ulkus pedis +ulkus
diabetikum + DM Tipe II uncontrolled. Dari anamnesis pada pasien ini, didapatkan adanya
keluhan klinis yaitu luka yang tidak sembuh-sembuh. Pasien juga mengaku banyak minum
(polidipsi), dan sering buang air kecil (poliuri) 4-5 kali dalam semalam. Pasien juga
mengeluh sering merasa lemah badan.
Keluhan neuropati yang paling berbahaya adalah rasa tebal pada kaki, karena tidak
ada rasa nyeri, orang tidak tahu adanya infeksi. Seperti pada pasien ini, luka yang awalnya
kecil dalam waktu singkat menjadi besar tanpa sepengetahuan pasien. Pasien DM yang
menderita neuropati dapat berkembang menjadi luka, parut, lepuh atau luka karena tekanan
yang tidak disadari akibat adanya insentivitas. Apabila cedera kecil ini tidak ditangani
maka akibatnya dapat terjadi komplikasi dan menyebabkan ulserasi dan bahkan
amputasi.9,10,11
Diagnosis pasti diabetes melitus biasanya ditegakkan berdasarkan keluhan yang
khas dan pemeriksaan laboratorium yakni gula darah sewaktu (GDS), gula darah puasa
(GDP), gula darah 2 jam post prandial (GP2JPP) dan HbA1C. Pada pasien ini didapatkan
hasil laboratorium untuk gula darah sewaktu dan gula darah puasa diatas batas normal. Dari
pemeriksaan laboratorium didapatkan glukosa darah sewaktu (GDP) 190 mg/dl dan gula
darah sewaktu (GDS) 464 mg/dl.1
Pasien ini diterapi dengan insulin, dimana indikasi pemberian insulin pada pasien
dengan diabetes mellitus adalah penurunan berat badan yang cepat, hiperglikemia yang
disertai ketosis, ketoasidosis diabetik, hiperglikemia dengan asidosis laktat, gagal dengan
kombinasi OHO dosis hampir maksimal, stress berat, kehamilan dengan DM gestasional
yang tidak terkendali dengan perencanaan makan, gangguan fungsi ginjal dan hati yang
berat, kontraindikasi atau alergi dengan OHO.3
Pada pasien ini diberikan suntikan insulin subkutan ataas indikasi adanya infeksi,
ulkus pada kaki kanan, dan penurunan berat badan yang cepat, yaitu 2kg dalam waktu 2
bulan. Insulin yang diberikan adalah levemir dan novorapid. Levemir merupakan analog
insulin kerja panjang yang digunakan untuk mencapai sasaran glukosa darah basal. Apabila
sasaran glukosa darah basal telah tercapai sedangkan A1C belum mencapai target, maka
dilakukan pengendalian glukosa darah prandial. Insulin yang digunakan untuk mencapai
sasaran glukosa darah prandial adalah insulin kerja cepat. Dalam kasus ini digunakan
Novorapid. Bahan aktif dalam Novorapid adalah aspart insulin. Ketika novorapid
disuntikkan, reaksi obat sangat cepat, dan bekerja dengan cepat untuk menormalkan kadar
gula darah. Ini biasanya mulai bekerja setelah 10-20 menit, dan akan berlangsung selama
antara 3 dan 5 jam.3,14 Pada follow up terakhir pasien ini kadar GDS masih cukup tinggi
(GDS:362) diakibatkan proses pemberian Novorapid di ruang perawatan masih belum
berjalan dengan baik
Untuk penanganan ulkus DM pada pasien ini diberikan antibiotik yaitu Ceftriakson
dan Clindamycin. Ceftriakson merupakan sefalosporin generasi ketiga. Obat ini umumnya
aktif terhadap kuman gram positif. Clindamycin termasuk dalam golongan penisilin
spektrum luas, umumnya aktif untuk kuman anaerob. Pada infeksi kaki yang memburuk,
sebaiknya pilihan antibiotik (sambil menunggu hasil biakan) ialah pemberian intravena.
Dua kelompok kombinasi yang dianggap baik yaitu kombinasi aminoglikosida, ampisiln
dan klindamisin atau sefalosporin dan kloramfenikol.15
Selain itu digunakan juga obat KSR untuk memperbaiki nilai Kalium dan Kapsul
garam untuk mengkoreksi nilai Natrium dalam darah.
Terapi gizi pada pasien ini yaitu 2000-2100 kkal/hari didapatkan berdasarkan
perhitungan kebutuhan kalori15 :
Berat badan : (TB cm-100) Kg – 10%
= (160-100)Kg – 10% = 60 Kg – 6 Kg = 54 Kg
Jumlah kebutuhan kalori perhari:
- Kebutuhan kalori basal : BB ideal x 25 kalori
= 54 x 25 kalori = 1350 kalori
- Kebutuhan kalori untuk aktivitas ringan ditambah 10% = 10% x 1350
= 135 kalori
- Koreksi karena adanya infeksi ditambah 30% = 30% x 1350 = 405
kalori
- Koreksi karena berat badan lebih dikurangi 10% = 10% x 1350 = 135
kalori
- Penyesuaian umur diatas 40 tahun dikurangi 5% = 5% x 1350 = 67,5
kalori
Jadi total kebutuhan kalori pada pasien ini : 1350 kalori + 135 kalori + 405 kalori - 135
kalori – 67,5 kalori = 1687,5 kalori. Untuk mempermudah perhitungan dalam konsultasi
gizi digenapkan menjadi 1900 kalori/hari.
Prognosis pada pasien diabetes melitus biasanya baik, bila ditangani dengan baik
dan tepat.