G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. ·...

129
1 PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH KOTA BANJARBARU TAHUN 2011 – 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah diwajibkan menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah; b. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah tersebut akan digunakan untuk memberikan arah dan pedoman terhadap pelaksanaan pembangunan di Kota Banjarbaru; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu membentuk Peraturan Daerah Kota Banjarbaru tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2011–2015; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Banjarbaru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3822). 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851). 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286). 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355). 5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan, dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400). 7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421). G A W I S ABAR A TAA N

Transcript of G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. ·...

Page 1: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

1

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU

NOMOR 14 TAHUN 2011

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH KOTA BANJARBARU TAHUN 2011 – 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BANJARBARU,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor

25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah diwajibkan menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah;

b. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah tersebut akan digunakan untuk memberikan arah dan pedoman terhadap pelaksanaan pembangunan di Kota Banjarbaru;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu membentuk Peraturan Daerah Kota Banjarbaru tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2011–2015;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1999 tentang Pembentukan

Kotamadya Daerah Tingkat II Banjarbaru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3822).

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851).

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286).

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355).

5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan, dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400).

7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421).

GAWI SABARATAAN

Page 2: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

2

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4437), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844).

9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

11. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578).

13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4187);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);;

17. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-udangan;

18. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJM Nasional Tahun 2010-2014;.

19. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan Nomor 28 Tahun 2010, Nomor 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

Page 3: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

3

21. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kalimantan Selatan 2011-2015;

22. Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Banjarbaru (Lembaran Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2008 Nomor 2 Seri D Nomoe Seri 1);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BANJARBARU dan

WALIKOTA BANJARBARU

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH KOTA BANJARBARU TAHUN 2011 – 2015.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Banjarbaru. 2. Pemerintah Daerah adalah Walikota Banjarbaru beserta Perangkat Daerah sebagai

unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Walikota adalah Walikota Banjarbaru. 4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disebut

RPJMD, adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun. 5. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang

dilaksanakan oleh perangkat daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh Perangkat Daerah.

6. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.

7. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN RPJM DAERAH

Pasal 2

Maksud penyusunan RPJM Daerah adalah memberikan arah penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan sebagai penjabaran dari aspirasi masyarakat Kota Banjarbaru guna meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan kepada masyarakat.

Pasal 3

Tujuan penyusunan RPJM Daerah adalah untuk mewujudkan keadaan yang diinginkan dalam waktu 5 (lima) tahun mendatang dalam rangka kelanjutan pembangunan jangka panjang, sehingga secara bertahap dapat mewujudkan cita-cita masyarakat Kota Banjarbaru

Page 4: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

4

BAB III SISTEMATIKA RPJM DAERAH

Pasal 4

Sistematika RPJM Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2011-2015, disusun sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN BAB II : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB III : GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB IV : ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB V : PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB VI : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VII : KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VIII : INDIKASI PROGRAM DAN PROYEKSI KEBUTUHAN PENDANAA BAB IX : PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB X : PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

Pasal 5 RPJM Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2011-2015 sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan satu kesatuan tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

BAB IV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 6

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Walikota.

Pasal 7 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Banjarbaru.

Ditetapkan di Banjarbaru pada tanggal 8 September 2011

8 September 2011 LEMBARAN DAERAH KOTA BANJARBARU TAHUN 2011 NOMOR

Page 5: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

5

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

(RPJM) DAERAH KOTA BANJARBARU TAHUN 2011 – 2015 I. PENJELASAN UMUM

Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 150 ayat (3) huruf e Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, maka perlu menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Banjarbaru Tahun 2011-2015 dengan Peraturan Daerah.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3 Cukup jelas Pasal 4 Cukup jelas Pasal 5 Cukup jelas Pasal 6

Cukup jelas Pasal 7

Cukup jelas TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 13

Page 6: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Banjarbaru 2011-2015

PEMERINTAH KOTA BANJARBARU

Lampiran : Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor : 14 Tahun 2011 Tanggal : 8 September 2011

Page 7: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

1

BAB I P E N D A H U L U A N

1.1. Latar Belakang Kota Banjarbaru dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 tahun 1999

tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Banjarbaru. Bersamaan dengan perubahan Undang-Undang tentang pemerintahan daerah, Kotamadya Daerah Tingkat II Banjarbaru menjadi Kota Banjarbaru. Sejak terbentuknya, Kota Banjarbaru mengalami tiga periode kepemimpinan dengan tiga periode lima-tahunan pembangunan daerah. Periode I (2000-2005) adalah periode Rencana Strategik Daerah Kota Banjarbaru, sedangkan periode II (2006-2010) adalah periode Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Banjarbaru, yang disusun sebagai perwujudan dan sesuai dengan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Ada beberapa prinsip dasar yang ditekankan oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 dalam penyusunan RPJPD dan RPJMD, yakni prinsip hirarki dan keberlanjutan. RPJMD Kota Banjarbaru 2011-2015 merupakan kelanjutan dari RPJMD sebelumnya. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Banjarbaru Tahun 2011-2015 merupakan penjabaran visi, misi dan program Walikota dan Wakil Walikota Banjarbaru, yang terpilih pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Walikota Tahun 2010. Dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kota Banjarbaru, RPJM merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

RPJM Kota Banjarbaru Tahun 2011-2015 adalah tahapan pembangunan lima tahun kedepan. RPJM merupakan pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) setiap tahun. Dalam penyusunannya, RPJM dilakukan secara komprehensif, terpadu dan menyeluruh, serta mengedepankan keterlibatan masyarakat secara partisipatif dengan mempertimbangkan dan menampung aspirasi pemangku kepentingan.

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

Dalam penyusunan RPJM Kota Banjarbaru Tahun 2011-2015, peraturan perundang-

undangan yang digunakan sebagai dasar hukum adalah : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih

dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851).

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286).

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara

Page 8: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

2

Republik Indonesia Nomor 4286). 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389).

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan, dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4410).

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421).

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara RepubUk Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725).

10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700).

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 nomor 140; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578).

12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

16. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-udangan;

17. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJM Nasional Tahun 2010-2014;

18. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan Nomor 28 Tahun 2010 , Nomor 0199/M PPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-

Page 9: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

3

2014; 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

20. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kalimantan Selatan 2011-2015;

21. Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Banjarbaru (Lembaran Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2008 Nomor 2 Seri D No. Seri 1).

1.3. Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lain

Dalam sistem perencanaan pembangunan sebagaimana diatur dalam UU Nomor 25 tahun 2004, RPJM merupakan satu kesatuan yang utuh dari manajemen pembangunan di lingkungan Pemerintah Kota Banjarbaru khususnya dalam menjalankan visi dan misi pembangunan yang tertuang dalam berbagai dokumen perencanaan. Hubungan antara RPJM dengan dokumen perencanaan lainnnya adalah sebagai berikut :

1. RPJM dan RPJP Kota Banjarbaru RPJM Kota Banjarbaru Tahun 2011-2015 merupakan RPJM Kedua dari tahapan pelaksanaan RPJPD Kota Banjarbaru 2005-2025. RPJM Kota Banjarbaru Tahun 2011-2015 merupakan penjabaran dari program prioritas Walikota dan Wakil Walikota Kota Banjarbaru.

2. RPJM dan RTRW Kota Banjarbaru Penyusunan RPJM memperhatikan dan mempertimbangkan pola dan struktur ruang RTRW Kota Banjarbaru sebagai dasar menetapkan lokasi program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang daerah di Kota Banjarbaru.

3. RPJM dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah RPJM menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD). Renstra SKPD merupakan penjabaran teknis RPJMD yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dalam menentukan arah kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan bidang dan/atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan yang disusun oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dibawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Kota Banjarbaru

4. RPJM dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Pelaksanaan RPJM setiap tahun dijabarkan dalam ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Kota Banjarbaru yang memuat prioritas program dan kegiatan dari Rencana Kerja SKPD. Selanjutnya Rancangan RKPD merupakan bahan utama pelaksanaan Musrenbang Kota Banjarbaru yang dilaksanakan berjenjang mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan, kota hingga provinsi.

Gambaran tentang hubungan antara RPJM Kota Banjarbaru Tahun 2011-2015 dengan dokumen perencanaan lainnya sebagai kesatuan sistem perencanaan pembangunan dan sistem keuangan adalah sebagaimana ditunjukkan pada Gambar I.1

Page 10: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

4

Gambar I.1 Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

1.4. Sistematika Penulisan RPJM Kota Banjarbaru Tahun 2011-2015 disusun dengan sistematika sebagai

berikut : BAB I. PENDAHULUAN BAB II. GAMBARAN KONDISI UMUM DAERAH BAB III. GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA

KERANGKA PENDANAAN BAB IV. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VII. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VIII. INDIKASI PROGRAM DAN PROYEKSI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB IX. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB X. PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

1.5. Maksud dan Tujuan

1.5.1. Maksud

Penyusunan RPJM Kota Banjarbaru Tahun 2011-2015 dimaksudkan untuk menghasilkan rumusan strategi, arah kebijakan dan program pembangunan yang terarah, efektif, efisien dan terpadu yang dapat mendorong terwujudnya visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan oleh Walikota dan Wakil Walikota Banjarbaru dengan memperhatikan arahan Visi dan Misi Kota Banjarbaru Tahun 2005-

Page 11: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

5

2025, serta memperhatikan berbagai aspirasi seluruh pemangku kepentingan yang ada di Kota Banjarbaru.

Selain itu, RPJM Kota Banjabaru juga akan menjadi acuan dan pedoman resmi Pemerintah Kota Banjarbaru dan seluruh perangkat kelembagaannya dalam penyusunan Rencana Strategis SKPD, Rencana Kerja Pemerintah Daerah atau Rencana Kerja Tahunan. Juga menjadi landasan penentuan program daerah yang akan dibahas dalam rangkaian forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (musrenbang) Kota Banjarbaru secara berjenjang.

1.5.2. Tujuan

Berdasarkan maksud di atas, penyusunan RPJM Kota Banjarbaru Tahun 2011-2015 ini bertujuan untuk : 1. Menjabarkan visi, misi, program strategis/agenda pembangunan Walikota dan Wakil

Walikota Kota Banjarbaru ke dalam strategi pembangunan yang jitu, arah kebijakan yang fokus, dan program pembangunan yang rinci, terukur, dan integratif, sehingga dapat diimplementasikan sejak 2011 hingga 2015,

2. Menjadi acuan resmi bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Banjarbaru dalam penentukan prioritas program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan selama kurun waktu tersebut dengan sumber dana APBD

3. Menjamin terwujudnya sinergi dan integrasi dalam proses penyusunan dan penetapan, serta implementasi program dan kegiatan pembangunan antar-SKPD.

4. Sebagai landasan penetapan indikator kinerja dalam rangka mengevaluasi kinerja setiap SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Banjarbaru baik secara administratif maupun sosial.

5. Meningkatkan penerapan prinsip-prinsip tata-kelola kepemerintahan yang sehat dan mendorong peningkatan partisipasi, kerjasama, dan kemitraan antara Pemerintah Kota, Sektor Swasta, dan Organisasi Masyarakat dalam pembangunan Kota.

6. Menjamin terwujudnya tata-kelola kepemerintahan yang sehat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Kota.

Page 12: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

6

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1. Letak Geografis dan Batas Administrasi Wilayah

Kota Banjarbaru terletak antara 325’40” sampai dengan 328’37” Lintang Selatan

dan 11441’22” sampai dengan 11454’25” Bujur Timur dengan batas-batas : ~ Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar.

~ Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar. ~ Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Gambut dan Aluh-Aluh Kabupaten

Banjar.

~ Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut.

Kota Banjarbaru memiliki luas wilayah 371,38 km2 yang terdiri 5 (lima) Kecamatan dan 20 (dua puluh) Kelurahan. Adapun pembagian berdasarkan luas wilayah kecamatan dan kelurahan dapat dilihat pada Tabel II.1 berikut :

Tabel II.1 Kecamatan/Kelurahan di Kota Banjarbaru dan Luasnya

No Kecamatan/Kelurahan Luas (km2) Persentase

1 Kecamatan Landasan Ulin 92,42 24,89 Kelurahan Landasan Ulin Timur 18,76 Kelurahan Guntung Payung 15,25 Kelurahan Syamsudin Noor 18,67 Kelurahan Guntung Manggis 39,74

2 Kecamatan Liang Anggang 85,86 23,12 Kelurahan Landasan Ulin Tengah 23,86 Kelurahan Landasan Ulin Utara 19,50 Kelurahan Landasan Ulin Barat 16,15 Kelurahan Landasan Ulin Selatan 26,35

3 Kecamatan Cempaka 146,7 39,50 Kelurahan Palam 14,75 Kelurahan Bangkal 29,80 Kelurahan Sungai Tiung 21,50 Kelurahan Cempaka 80,65

4 Kecamatan Banjarbaru Utara 24,44 6,58 Kelurahan Loktabat Utara 14,24 Kelurahan Mentaos 1,62 Kelurahan Komet 2,44 Kelurahan Sungai Ulin 6,14

3 Kecamatan Banjarbaru Selatan 21,96 5,91 Kelurahan Loktabat Selatan 8,58 Kelurahan Kemuning 3,61 Kelurahan Guntung Paikat 2,47 Kelurahan Sungai Besar 7,30 Kota Banjarbaru 371,38 100,00

Sumber: Banjarbaru Dalam Angka, 2010

Page 13: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

7

Dari sisi ketinggian Kota Banjarbaru berada pada ketinggian 0-5000 m dari permukaan laut, dengan ketinggian 0-7 m (33,49%), 7-25 m (48,46%), 25-100 m (15,15%), 100-250 m (2,55%) dan 250-500 m (0,35%). Klasifikasi kelerengan Kota Banjarbaru adalah kelerengan 0-2% mencakup 59,35 persen luas wilayah, kelerengan 2-8% mencakup 25,78 persen wilayah, kelerengan 8-15% mencakup 12,08 persen wilayah. Klasifikasi kedalaman efektif tanah terbagi dalam empat kelas yaitu kedalaman <30 cm, 30-60 cm, 60-90 cm dan >90 cm. Kota Banjarbaru mempunyai kedalaman efektif lebih dari 90 cm, dimana jenis-jenis tanaman tahunan akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Berdasarkan peta Geologi, batuan di Kota Banjarbaru terdiri dari Alluvium (Qha) 48,44 persen, Martapura (Qpm) 37,71 persen, Binuang (Tob) 3,64 persen, Formasi Kerawaian (Kak) 2,26 persen, Formasi Pitap 3,47 persen. Berdasarkan peta skala 1 : 50.000 yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian Tanah Bogor tahun 1974, di wilayah Kota Banjarbaru terdapat 3 (tiga) kelompok jenis tanah yaitu podsolik (63,82%), lithosol (6,36%) dan organosol (29,82%).

Suhu udara di Kota Banjarbaru dan sekitarnya berkisar antara 23,3oC sampai dengan 32,7oC. Suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada pada bulan Oktober (35,3oC) dan suhu minimum terendah terjadi pada bulan Agustus (20,8oC). Selain itu sebagai daerah tropis maka kelembaban udara relatif tinggi dengan rata-rata berkisar antara 47% sampai dengan 98%. Rata-rata curah hujan di Kota Banjarbaru dan sekitarnya pada tahun 2005 tercatat 142,7 mm. Rata-rata tekanan udara di Kota Banjarbaru adalah 22,3 atm.

2.1.1.1. Potensi Pengembangan Wilayah

Berdasarkan pengembangan potensi secara spasial yang dilakukan melalui kebijakan pengembangan kawasan strategis Provinsi Kalimantan Selatan, Kota Banjarbaru termasuk dalam Kawasan Strategis Untuk Pertumbuhan Ekonomi.

Dari Kawasan Strategis Untuk Pertumbuhan Ekonomi, Kota Banjarbaru masuk dalam pengembangan Kawasan Metropolitan Banjar Bakula yang meliputi wilayah administrasi pemerintahan Kota Banjarmasin (Kecamatan Banjarmasin Selatan, Banjarmasin Timur, Banjarmasin Tengah, Banjarmasin Barat, Banjarmasin Utara), Kota Banjarbaru (Kecamatan Banjarbaru Utara, Banjarbaru Selatan, Landasan Ulin, Liang Anggang, Cempaka), sebagian Kabupaten Banjar (Kecamatan Kertak Hanyar, Gambut, Sungai Tabuk, Aluh- Aluh, Beruntung Baru dan Martapura, Martapura Timur, Martapura Barat, Astambul, Mataraman, Karang Intan), sebagian Kabupaten Barito Kuala (Kecamatan Alalak, Mandastana, Anjir Muara, Anjir Pasar, Tamban, Tabunganen, Mekarsari), sebagian Kabupaten Tanah Laut (Kecamatan Bati-Bati, Kurau, Tambang Ulang, Bumi Makmur).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2008, Kawasan strategis kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.

Adapun Kawasan strategis yang termasuk dalam kawasan wilayah Kota Banjarbaru meliputi : a. Kawasan strategis pertumbuhan ekonomi; b. Kawasan strategis sosial budaya; dan c. Kawasan strategis lingkungan hidup.

Page 14: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

8

2.1.1.2. Wilayah Rawan Bencana

Adapun bencana alam yang rawan di Kota Banjarbaru adalah kebakaran hutan dan lahan. Kebakaran hutan dan lahan selama tahun 2005-2009 cukup tinggi pada tahun 2006 dengan jumlah titik panas sebanyak 167 dan cenderung menurun hingga tahun 2009 yang hanya sebanyak 14 titik panas karena faktor alam, yaitu hampir tidak ada musim kemarau yang jelas pada tahun-tahun terakhir .

Wilayah rawan bencana terdiri atas kawasan rawan bencana kebakaran dikelilingi lahan gambut di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Banjarbaru Selatan dan Kecamatan Cempaka. Kawasan rawan bencana tanah longsor di Kecamatan Cempaka. Kawasan rawan bencana angin puting beliung Kecamatan Landasan Ulin dan Liang Anggang. Kawasan rawan bencana banjir ringan di Kecamatan Cempaka.

2.1.2. Tata Ruang Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara

termasuk di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan dan memeliharan kelangsungan hidupnya. Sementara itu ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. 2.1.2.1. Struktur Ruang

Struktur Ruang Wilayah Kota Banjarbaru meliputi struktur sistem pusat pelayanan kegiatan kota dan sistem jaringan prasarana wilayah kota.

A. Struktur sistem pusat pelayanan kegiatan kota 1. Pusat pelayanan kota meliputi

a. PPK I : kawasan pusat kegiatan bandar udara internasional di Kecamatan Landasan Ulin

b. PPK II : kawasan pusat kegiatan perkantoran pemerintahan di Kecamatan Cempaka, Kecamatan Landasan Ulin dan Kecamatan Banjarbaru Selatan.

2. Sub pusat pelayanan kota meliputi kawasan dengan fungsi perkantoran pemerintahan, perdagangan/jasa, pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, dan pelayanan umum yang tersebar di Kecamatan Cempaka, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Landasan Ulin.

3. Pusat lingkungan meliputi kawasan dengan fungsi perkantoran pemerintahan, perdagangan/jasa dengan skala lingkungan, pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, dan pelayanan umum, serta perumahan yang tersebar di setiap kelurahan.

B. Sistem jaringan prasarana wilayah kota 1. Sistem Prasarana Utama

a. Transportasi Darat 1. Sistem jaringan jalan

a. Jaringan jalan arteri primer di kota sepanjang lebih kurang 26.500 km meliputi : 1. Jalan Liang Anggang-Martapura 2. Jalan Liang Anggang-Bati-Bati

Page 15: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

9

b. Jaringan jalan kolektor primer di kota sepanjang lebih kurang 19.000 Km meliputi : 1. Jalan P. M. Noor (Banjarbaru-Sei. Ulin) 2. Jalan Mistar Cokrokusumo (Banjarbaru-Banyu Irang) 3. dan Jalan Gubernur Soebardjo (Liang Anggang-Lingkar Selatan)

c. Jaringan jalan arteri sekunder di kota sepanjang lebih kurang 16.810 Km yaitu Jalan Trikora.

d. Jaringan jalan kolektor sekunder di kota sepanjang lebih kurang 10.011,84 Km meliputi : 1. Jalan Guntung Manggis 2. Jalan Palam R. O Ulin 3. Jalan Panglima Batur 4. Jalan Rahayu

e. Jaringan jalan lingkungan di kota meliputi jalan yang menghubungkan antara jalan kolektor sekunder dengan pusat-pusat permukiman dengan panjang lebih kurang 486,74 Km yang tersebar di lima kecamatan

2. Transportasi Jalan a. Terminal angkutan jalan yang terdapat di Kota Banjarbaru

dikategorikan dalam terminal tipe C, sebanyak 4 (empat) terminal meliputi : 1. Terminal Liang Anggang di Kecamatan Liang Anggang. 2. Terminal Pasar Kamaratih di Kecamatan Landasan Ulin. 3. Terminal Simpang Empat Banjarbaru di Kecamatan Banjarbaru

Utara. 4. Terminal Pasar Bauntung Banjarbaru di Kecamatan Banjarbaru

Selatan. 3. Sistem Jaringan Angkutan Umum

a. Sistem koridor/utama : 1. Rute pada jalur Barat-Timur jalan Nasional Banjarmasin-

Banjarbaru-Martapura, menggunkan jalur rute/trayek yang telah ada saat ini, yakni rute Banjarmasin-Martapura ( AKDP).

2. Rute jalan Lingkar Selatan, berawal dari Terminal Liang Anggang-Jalan Lingkar Selatan/Trikora-Jalan Mistar Cokrokusomo-berakhir di Terminal Simpang Empat Banjarbaru.

3. Rute Lingkar Utara, berawal dari Terminal Kamaratih-jalan Lingkar Utara-Jalan Karang Anyar-jalan Panglima Batur-jalan A.Yani-berakhir di Terminal Simpang Empat Banjarbaru.

b. Sistem sirkulator/pengumpan : 1. Rute Palam-Loktabat Selatan-jalan A. Yani 2. Rute Palam-Cempaka 3. Rute Guntung Manggis- jalan A. Yani-Guntung Payung 4. Rute Landasan Ulin-Lingkar Selatan-jalan A. Yani 5. Rute Martapura-Banjarbaru ( via jalan Rahayu-jalan Panglima

Batur) c. Pengembangan Armada Angkutan Umum :

1. Untuk jalur rute Banjarmasin-Banjarbaru-Martapura, yang merupakan jalur rute utama sistem koridor , serta memiliki tingkat permintaan lalu-lintas penumpang tinggi akan dilayani oleh jenis kendaraan bus besar ( kapasitas sekitar 55 tempat duduk ).

Page 16: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

10

2. Untuk rute jalan Lingkar Selatan, yang merupakan jalur rute baru sistem koridor, serta memiliki tingkat permintaan lalu-lintas akan dilayani oleh jenis kendaraan Bus Sedang (kapasitas 25 tempat duduk).

3. Untuk jalur rute Lingkar Utara, yang merupakan jalur rute baru sistem koridor serta memiliki tingkat permintaan lalu-lintas penumpang sedang juga dilayani oleh jenis kendaraan Bus Sedang.

4. Untuk jalur rute sistem sirkulator/pengumpan baik rute eksisting maupun rute baru, akan dilayani oleh jenis kendaraan minibus/mikrolet (kapasitas sekitar 15 tempat duduk).

d. Pengembangan Terminal Angkutan Umum: 1. Terminal eksisting Liang Anggang, yang merupakan terminal tipe

C. 2. Terminal eksisting Kamaratih, yang merupakan terminal tipe C. 3. Terminal eksisting Simpang Empat Banjarbaru, merupakan

terminal tipe C. e. Pengembangan halte angkutan umum di arahkan pada lokasi

berdekatan dengan simpang jalan akses ke komplek perumahan, simpang jalan utama (arteri) dan jalan kolektor dan di depan lokasi sekolah, perkantoran, pabrik, pasar, rumah sakit dan pusat-pusat aktivitas kegiatan masyarakat.

b. Transportasi udara. 1. Ruang udara diatas bandara,

Ruang udara diatas bandara meliputi ruang udara yang dipergunakan langsung untuk kegiatan bandar udara (ketentuan keselamatan yang ditetapkan dalam Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP).

2. Ruang udara

Ruang udara meliputi ruang udara di sekitar bandar udara yang ditetapkan sebagai jalur penerbangan.

3. Bandar udara.

Bandar udara meliputi ruang untuk kegiatan kebandarudaraan yang fungsinya sebagai bandar penumpang dan cargo dengan luas kawasan kurang lebih 400 Ha di Kecamatan Landasan Ulin.

C. Sistem Prasarana Lainnya 1. Jaringan energi/kelistrikan

a. gardu induk terdapat di Kecamatan Cempaka b. jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV, yaitu

menghubungkan Kecamatan Banjarbaru Utara dengan Banjarbaru Selatan dan Kecamatan Cempaka dengan Kecamatan Liang Anggang

c. jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kV, yaitu menghubungkan Kecamatan Banjarbaru Utara dengan Kecamatan Banjarbaru Selatan dan Kecamatan Liang Anggang dan Kecamatan Landasan Ulin.

2. Jaringan telekomunikasi 1. Sistem jaringan telekomunikasi meliputi sistem jaringan prasarana

telekomunikasi di Kota Banjarbaru dengan sistem jaringan kabel yang bertujuan meningkatkan aksesibilitas masyarakat dan dunia usaha terhadap layanan telekomunikasi.

Page 17: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

11

2. pembangunan Base Transceiver Station (BTS) meliputi daerah Kecamatan Liang Anggang (Jalan A. Yani Km 23, Jalan Peramuan, Jalan Soebardjo, Jalan Arah Pleihari), Kecamatan Landasan Ulin (Jalan Sidomulyo, Jalan A. Yani, Jalan Vanili, Jalan Guntung Manggis), Kecamatan Cempaka (Jalan Mistar Cokrokusumo), Kecamatan Banjarbaru Selatan (Jalan Kelapa Sawit 8, Jalan Unlam 3, Jalan Dahlina Raya, Jalan R.O Ulin, Jalan Guntung Paikat, Jalan Candra Buana, Jalan Beringin), Kecamatan Banjarbaru Utara (Jalan P. M. Noor, Jalan Perambaian 1, Jalan Panglima Batur Timur, Jalan Komet Raya, Jalan R. P. Suparto, Jalan Gotong Royong, Jalan Pangeran Suriansyah, Jalan Komplek Amaco, Jalan Karang Anyar 1, Jalan Bina Murni, Jalan Bayam, dan Jalan Kebun Karet).

3. Jaringan sumber daya air kota a. Wilayah Sungai Kota Banjarbaru berdasarkan lokasinya di tiap kecamatan

yaitu : 1. Kecamatan Banjarbaru, terdiri dari : Sungai Besar (Sungai Kemuning),

Sungai Paring, Sungai Ulin, Sungai Lurus, Sungai Komet, Sungai Gotong Royong, dan Sungai Lukudat.

2. Kecamatan Cempaka, terdiri dari : Sungai Pinang, Sungai Batulicin, Sungai Ujung Murung Hula, Sungai Batu Kapas, Sungai Mangguruh, Sungai Paring, Sungai Sambangan, Sungai Tiung, Sungai Ampayo, Sungai Apukan, Sungai Basung, Sungai Lukaas, dan Sungai Banyu Irang.

3. Kecamatan Landasan Ulin, terdiri dari : Sungai Salak, Sungai Guntung Payung, Sungai Ampayo, Sungai Paramuan, Sungai Cempaka, Sungai Lukudat, Handil Berkat Karya, Handil Papikul, Handil Hanyar, dan Handil Kerokan.

4. Kecamatan Liang Anggang : Sungai Paramuan, Handil Berkat Karya, Handil Papikul, dan Handil Hanyar

b. Sistem jaringan air baku untuk air bersih di Kota Banjarbaru meliputi : 1. Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin ketersediaan air baku yang

memenuhi baku mutu yang ditetapkan untuk penyediaan air minum sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2. Perlindungan air baku dilakukan melalui keterpaduan pengaturan pengembangan SPAM dan Prasarana dan Sarana Sanitasi

3. Prasarana dan Sarana Sanitasi meliputi prasarana dan Sarana Air Limbah dan Persampahan.

c. Sistem pengendalian banjir di wilayah Kota Banjarbaru meliputi : 1. Peningkatan kapasitas alur sungai agar dapat mengalirkan debit banjir

dengan aman tanpa terjadinya luapan di sepanjang alur 2. Normalisasi alur sungai pada ruas sungai yang tidak mampu mengalirkan

debit banjir 3. Perbaikan struktur fisik wilayah sungai dengan prinsip eco-engineering, yaitu

melindungi tebing sungai dengan vegetasi atau tanaman lokal setempat 4. Mendukung kinerja bantaran sungai dalam mengamankan DAS yaitu

dengan rencana penampang sungai dan jarak bangunan terhadap bibir sungai

5. Memperbaiki bangunan-bangunan yang dapat menghambat aliran maupun kerusakan alur sungai.

6. Memfungsikan kembali alur sungai yang hilang akibat kegiatan pendulangan (sungai di wilayah Kecamatan Cempaka)

4. Infrastruktur perkotaan. a. Penyediaan air minum kota;

Page 18: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

12

prasarana penyediaan air minum kota adalah sistem penyediaan air minum yang selanjutnya disebut SPAM, meliputi : 1. Pengembangan SPAM Kota Banjarbaru ditetapkan di lima kecamatan,

yaitu Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Landasan Ulin, dan Kecamatan Cempaka.

2. SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan atau bukan jaringan perpipaan.

3. SPAM jaringan perpipaan meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan dan unit pengelolaan.

4. SPAM bukan jaringan perpipaan meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air.

5. Ketentuan teknis mengenai SPAM bukan jaringan perpipaan sebagaimana diatur lebih lanjut dengan peraturan menteri.

6. kapasitas produksi terpasang pada unit produksi SPAM Kota Banjarbaru adalah 247,41 liter/detik

b. Pengelolaan air limbah; 1. Sistem pembuangan air limbah (sewage) mencakup sistem pengolahan

berupa instalasi pengolahan air limbah (IPAL). 2. Sistem pembuangan air buangan rumah tangga (sewerage) yang

pengelolaannya terdiri atas pengolahan sanitasi setempat (on site sanitation) untuk industri, hotel rumah makan, dan rumah tangga, serta pengolahan sanitasi terpusat (off site sanitation) bagi kompleks perumahan baru.

3. Untuk air limbah yang mengandung B3, diperlukan instalasi tambahan untuk membersihkan air limbah tersebut sebelum masuk ke jaringan air buangan kota.

4. Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) akan dibangun secara bertahap pada 5 kecamatan di wilayah Kota Banjarbaru, untuk tahap awal dilaksanakan di Kelurahan Guntung Manggis Kecamatan Landasan Ulin.

c. Sistem persampahan; 1. Tempat Penampungan Sementara (TPS) berupa tempat sebelum sampah

diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu, dengan lokasi pada setiap unit lingkungan permukiman dan pusat-pusat kegiatan di Wilayah Kota , ditetapkan di setiap unit RW.

2. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) berupa tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah, ditetapkan di setiap unit RW atau kawasan seluas 500 - 1.000 m².

3. Pengolahan sampah di TPA menggunakan teknik (sanitary land fill), sedangkan sistem pengelolaan sampah di TPS dengan menggunakan sistem composting.

d. Sistem drainase kota; 1. Zona prioritas utama, meliputi Jalan A. Yani (SPBU)-Guntung Simpang

Bandara Kiri 2-Gang SMP, Jalan A. Yani-Pertigaan Traffict Light Bandara, Sungai Kemuning, dan Sungai Basung,

2. Zona prioritas kedua, meliputi Sungai Ulin Kanan, Guntung Salak Kiri 1, Guntung Payung Hulu Kiri 1, Guntung Payung Hulu Kanan 1, Guntung Payung Hulu, Guntung Kemuning Kanan 2, Guntung Kemuning Kiri 2, Guntung Paring Kanan 1, Guntung Paring Kiri 2, Guntung Gotong

Page 19: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

13

Royong, Guntung Simpang bandara Kiri 3, Guntung Simpang Bandara Kiri 1, Guntung Salak Kiri 2, Guntung Kemuning Kanan 1, Guntung Paring Kiri 1, Guntung Lurus Kiri 1, Guntung Basung Kiri , Guntung Basung Kanan, Guntung Tiung Kiri, Guntung Tiung Kanan, Sungai Paring, Sungai Mangguruh, Guntung Ampuya Kiri 1, Sungai Sambangan, Guntung Ampuya Kiri 1, Sungai Sambangan, Guntung Ampuya Kiri 2, Guntung Ampuya Kanan, Guntung Harapan Kiri, Guntung Salak Kanan 1, Guntung Kemuning Kiri 3.

3. Zona prioritas ketiga, meliputi : Guntung Ulin Kiri, Guntung Ulin Kanan 2, Guntung Ulin Kanan 1, Guntung Lurus Kiri 3, Guntung Lurus Kanan 3, Guntung Lurus Kanan 1, Guntung Payung Kanan, Guntung Payung Hulu Kiri 3, Guntung Lurus Kiri 2, Guntung Lurus Kanan 2.

e. Prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki; Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki terletak di Jalan Ahmad Yani km 33 – 36 dan Lapangan Dr. Murjani

f. Jalur evakuasi bencana; 1. Jalan Mistar Cokrokusomo di Kelurahan Sungai Tiung dan Puskesmas. 2. Jalan Mistar Cokrokusomo di Mesjid Sungai Besung. 3. Jalan Soekarno Hatta di Komplek Perumahan Griya Lambung Mangkurat.

2.1.2.2. Pola Ruang A. Kawasan Lindung

1. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya terletak di Kecamatan Liang Anggang terbagi Blok I terletak di Kelurahan Landasan Ulin Barat dan Kelurahan Landasan Ulin Utara dan Blok II terletak di Kelurahan Landasan Ulin Selatan dengan luas total kurang lebih 1261,31 Ha.

2. Kawasan perlindungan setempat meliputi sempadan Sungai Kemuning yaitu dengan panjang 7000 meter dan lebar 5 - 12 meter.

3. Ruang terbuka hijau kota a. Ruang terbuka hijau publik terdiri :

1. taman kecamatan seluas 9,36 Ha 2. taman kota seluas seluas 1,87 Ha 3. hutan kota seluas 156,75 Ha 4. sabuk hijau (green belt) seluas 241,35 Ha 5. pulau jalan dan median jalan 40,06 Ha 6. jalur pejalan kaki 1,47 Ha 7. jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi seluas 129,87 Ha 8. RTH sempadan sungai seluas 0,19 Ha 9. pemakaman seluas 28,92 Ha

b. Ruang terbuka hijau privat berupa taman lingkungan perumahan seluas 1,70 Ha.

4. kawasan rawan bencana alam a. kawasan rawan bencana kebakaran dikelilingi lahan gambut di Kecamatan

Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Banjarbaru Selatan, dan Kecamatan Cempaka.

b. kawasan rawan bencana tanah longsor di Kecamatan Cempaka. c. kawasan rawan bencana angin puting beliung di Kecamatan Liang Anggang dan

Kecamatan Landasan Ulin d. kawasan rawan bencana banjir ringan di Kecamatan Cempaka

Page 20: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

14

B. Kawasan Budidaya. 1. kawasan peruntukan permukiman;

a. Kawasan peruntukan permukiman kepadatan tinggi ditetapkan di Kecamatan Landasan Ulin.

b. Kawasan peruntukan permukiman kepadatan sedang ditetapkan di Kecamatan Banjarbaru Utara dan Kecamatan Banjarbaru Selatan.

c. Kawasan peruntukan permukiman kepadatan rendah ditetapkan di Kecamatan Liang Anggang.

2. Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa;

Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa terdiri atas pasar tradisional (Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Cempaka), pusat perbelanjaan dan toko modern (Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Banjarbaru Selatan).

3. Kawasan peruntukan perkantoran; a. Perkantoran pemerintahan yaitu di Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan

Banjarbaru Selatan, Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang dan Kecamatan Cempaka.

b. Kawasan peruntukan perkantoran non pemerintahan terletak di Kecamatan Banjarbaru Utara, Banjarbaru Selatan, Landasan Ulin, Liang Anggang dan Cempaka.

4. Kawasan peruntukan industri; a. Kawasan peruntukan industri skala rumah tangga tersebar di Kecamatan

Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Banjarbaru Utara, dan Kecamatan Cempaka.

b. Kawasan peruntukan industri skala kecil tersebar di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Banjarbaru Utara, dan Kecamatan Cempaka.

c. Kawasan peruntukan industri skala sedang tersebar di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Banjarbaru Utara.

d. Kawasan peruntukan industri skala besar tersebar di Kecamatan Landasan Ulin, dan Kecamatan Liang Anggang.

5. Kawasan peruntukan pariwisata; a. Pariwisata budaya

1. Museum Lambung Mangkurat, terletak di Kelurahan Komet. 2. Mesjid tertua yaitu Mesjid Nurul Hasanah, di Kecamatan Cempaka.

b. Pariwisata alam 1. Pendulangan intan, terletak di Kelurahan Sungai Tiung 2. Agrowisata Perikanan, terletak di Kelurahan Mentaos. 3. Hutan Pinus, terletak di Kelurahan Mentaos. 4. Danau Seran, terletak di Kelurahan Palam. 5. Wisata Kuliner Penggalaman, terletak di Kelurahan Landasan Ulin Timur,

c. Pariwisata buatan 1. Kolam Renang Idaman, terletak di Kelurahan Kemuning. 2. Taman Van der Viejl, terletak di Kelurahan Komet.

6. Kawasan ruang terbuka non hijau; a. Ruang terbuka yang mengikuti rute jalan arteri primer, arteri sekunder dan

kolektor primer. b. Trotoar (pedestrian way) yang berada di samping kiri kanan jalan, baik bagi

masyarakat umum maupun penyandang cacat perlu memperhatikan hal teknis bagi pengguna tersebut.

Page 21: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

15

c. Ruang terbuka yang diperuntukkan sebagai jalur sirkulasi, tempat/lapangan upacara bagi instansi khususnya instansi pemeritah provinsi/kota.

d. Ruang terbuka yang berada di depan, samping atau belakang bangunan publik dengan fungsi perkantoran, perdagangan, jasa atau fungsi lainnya.

e. Kawasan ruang terbuka biru yaitu permukaan sungai yang meliputi Sungai Kemuning

7. Ruang evakuasi bencana; a. Ruang evakuasi titik rawan bencana kebakaran meliputi Asrama Haji di

Kecamatan Landasan Ulin dan Gedung Bina Satria di Kecamatan Banjarbaru Utara.

b. Ruang evakuasi titik rawan bencana tanah longsor meliputi Gedung Olah Raga Soekarno-Hatta di Kecamatan Cempaka.

c. Ruang evakuasi titik rawan bencana angin puting beliung meliputi Asrama Haji di Kecamatan Landasan Ulin.

d. Ruang evakuasi titik rawan bencana banjir ringan meliputi perkantoran, tempat ibadah dan permukiman masyarakat terdekat

8. Rencana peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal;

Kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal (PKL) terletak di Jalan A. Yani dan Jalan Panglima Batur.

9. Rencana kawasan peruntukan lainnya. a. Kawasan Pertanian

1. Kawasan pertanian lahan kering, tahunan dan perkebunan terletak di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Cempaka.

2. Kawasan peternakan terletak di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Cempaka, diarahkan untuk pengembangan komoditas ternak unggulan sesuai dengan kondisi lokasi yang tersedia dan memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif yaitu ternak sapi dan ternak ayam.

3. Kawasan perikanan, ditetapkan di Kelurahan Mentaos.

b. Kawasan pertambangan terbatas pada usaha pertambangan batuan, berupa pertambangan kaolin yang terletak di Kecamatan Cempaka.

c. Kawasan pelayanan umum

1. Kawasan pendidikan a. Kawasan pendidikan dasar (TK, SD) lokasinya diarahkan di pusat

lingkungan yang menyebar di seluruh kawasan mengingat pengguna fasilitas tersebut adalah anak-anak usia 3 -12 tahun.

b. Kawasan pendidikan menengah (SLTP, SMU, SMK) diarahkan di pusat kecamatan.

c. Kawasan pendidikan tinggi (Akademi, PT) diarahkan untuk dikembangkan ke Kecamatan Banjarbaru Utara.

2. Kawasan kesehatan a. Kawasan kesehatan seperti praktek dokter dan apotek yang diarahkan

di pusat wilayah pengembangan dan menyebar merata di seluruh kawasan kota terutama dalam kawasan permukiman.

b. Puskesmas dan Balai Pengobatan diarahkan di setiap pusat lingkungan.

c. Kawasan kesehatan skala kota/regional seperti Rumah Sakit Umum di Kelurahan Komet diarahkan untuk pengembangan dengan berbagai fasilitas kesehatan lainnya.

Page 22: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

16

d. Kawasan peribadatan diarahkan menyebar merata di seluruh kawasan kota/permukiman dengan jumlah yang disesuaikan dengan rasio kebutuhan penduduk.

2.1.3. Demografi

Jumlah penduduk Kota Banjarbaru dari tahun 2005 hingga 2010 sebagaimana Tabel II.2 terus meningkat. Rata-rata pertumbuhan penduduk mencapai 5,38% pertahun atau meningkat sebanyak 49.131 jiwa selama 5 tahun terakhir. Dibandingkan dengan daerah lainnya, kota Banjarbaru mengalami pertumbuhan penduduk paling tinggi di Kalimantan Selatan yang rata-rata pertumbuhan penduduknya sebesar 1,70%. Tabel II.2 Penduduk di Kota Banjarbaru dari Tahun 2005 sd 2010

No Kecamatan 2005 2006 2007 2008 2009 2010

1 Landasan Ulin 58.488 59.817 62.403 38.274 39.370 51.510 2 Liang Anggang 0 0 0 25.739 26.875 34.548 3 Cempaka 24.961 25.357 26.603 27.498 28.715 28.319 4 Banjarbaru Utara 67.047 67.981 70.824 36.228 37.842 42.805 3 Banjarbaru Selatan 0 0 0 36.477 38.094 42.445

Kota Banjarbaru 150.496 153.155 159.830 164.216 171.496 199.627 Sumber: Banjarbaru Dalam Angka, 2010 dan Hasil Sensus Penduduk, 2010

Data penduduk per kecamatan pada tahun 2010 sebagaimana Tabel II.3 menunjukkan bahwa, jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Landasan Ulin, sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit berada di Kecamatan Cempaka. Namun kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Banjarbaru Selatan yang mencapai 1.933 jiwa per km2 dan kepadatan terendah berada di Kecamatan Cempaka dengan 193 jiwa per km2. Selain itu dari tahun 2005-2010, kepadatan penduduk di Kota Banjarbaru rata-rata terus meningkat. Rata-rata kepadatan penduduk di Kota Banjarbaru adalah sebesar 538 jiwa per kilometer persegi.

Tabel II.3 Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2010

No Kecamatan Jumlah Penduduk

Ratio Jenis Kelamin

Luas Wilayah

Kepadatan Penduduk

1 Landasan Ulin 51.510 106 92,42 557 2 Liang Anggang 34.548 105 85,86 402 3 Cempaka 28.319 107 146,70 193 4 Banjarbaru Utara 42.805 104 24,44 1.751 3 Banjarbaru Selatan 42.445 104 21,96 1.933

Kota Banjarbaru 199.627 105 371,38 538 Sumber: Banjarbaru Dalam Angka, 2010 dan Hasil Sensus Penduduk, 2010

Jumlah penduduk yang besar tidak akan menjadi kekuatan pembangunan bila tidak

disertai dengan kualitas sumber daya manusia yang memadai. Oleh karenanya program Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu upaya yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan akhir pembangunan manusia itu sendiri. Dalam Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 disebutkan bahwa Program KB adalah merupakan rangkaian pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas sebagai langkah penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Pembangunan ini diarahkan sebagai

Page 23: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

17

upaya pengendalian, kuantitas penduduk melalui keluarga berencana, serta pengembangan dan peningkatan kualitas penduduk melalui perwujudan keluarga kecil yang berkualitas.

Sejalan dengan upaya tersebut di atas, sepanjang tahun 2005-2009 jumlah akseptor KB aktif di Kota Banjarbaru selalu mengalami peningkatan. Selama kurun waktu 5 tahun terakhir sebagaimana Tabel II.4, jumlah akseptor KB aktif bertambah 5.959 peserta. Pada tahun 2005, peserta KB aktif hanya berjumlah 19.907 orang, dan pada tahun 2009 peserta KB aktif mencapai 25.866 orang.

Peserta KB aktif di Kota Banjarbaru memiliki kecenderungan menggunakan 4 (empat) alat KB, yaitu IUD, Implan, Suntikan serta Pil. Sedangkan alat KB yang lain masih kurang diminati dan diterima oleh masyarakat.

Tabel II.4 Jumlah Akseptor Keluarga Berencana Aktif Menurut Pemakaian Alat/Cara KB Tahun 2005-2009

Tahun IUD MOP MOW Implan Suntikan Pil Kondom Jumlah

2005 1,096 40 771 1,235 7,323 9,176 266 19,907 2006 1,139 43 819 1,327 7,821 9,821 311 21,281 2007 1,094 34 816 1,370 8,892 10,514 461 23,181 2008 1,073 34 796 1,233 10,323 11,653 548 25,660 2009 1,060 34 758 1,233 10,510 11,556 712 25,866

Sumber : Banjarbaru Dalam Angka, beberapa tahun 2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Salah satu pendekatan pengukuran kemajuan bagi perekonomian di suatu daerah ialah dengan melihat perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)nya. PDRB Kota Banjarbaru atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sebagaimana terlihat pada Tabel II.5 berikut. Tabel II.5 PDRB Kota Banjarbaru Tahun 2005-2010

Tahun Nilai PDRB (ribuan rupiah)

Harga Berlaku Harga Konstan 2005 978.262.945 720.677.294 2006 1.152.559.984 761.228.401 2007 1.292.750.768 804.289.180 2008 1.470.076.800 851.230.569 2009 1.696.857.243 901.426.452 2010* 1.912.498.770 952.539.120

Sumber Data : BPS Kota Banjarbaru * Angka sementara

Sementara itu, struktur perekonomian Kota Banjarbaru dalam periode tahun 2005-2010 sebagaimana Tabel II.6 secara umum didominasi oleh sektor-sektor tersier, terutama sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa-jasa. Lebih rinci sektor yang justru mendominasi perekonomian Kota Banjarbaru adalah sektor jasa, dimana pada 2010 kontribusinya adalah sebesar 21,79 persen atas dasar harga berlaku dan 19,39 persen atas dasar harga konstan. Sektor lain yang cukup dominan pada 2010 adalah sektor bangunan yang kontribusinya sebesar 19,94 persen atas dasar harga berlaku dan sektor perdagangan, restoran serta perhotelan dengan kontribusi sebesar 18,33 persen atas dasar harga berlaku.

Page 24: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

18

Selama periode 2005-2010, struktur perekonomian Kota Banjarbaru mengalami dinamisasi. Hal ini terlihat dari perkembangan kontribusi masing-masing sektor ekonomi terhadap PDRB harga berlaku sebagaimana Tabel II.6. Dinamisasi tersebut terjadi dicirikan dengan adanya kecenderungan penurunan kontribusi sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, restoran, dan perhotelan, sektor pengangkutan dan komunikasi, bank dan lembaga keuangan serta adanya kecenderungan peningkatan peranan pada sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, listrik dan air minum, sektor bangunan, dan sektor jasa-jasa.

Tabel II.6 Kontribusi Sektoral terhadap PDRB Kota Banjarbaru Tahun 2005-2010

No. Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010*

1 Pertanian 4.67 4.38 4.47 4.31 4.21 4.41 2 Pertambangan dan Penggalian 9.57 9.56 9.08 8.93 8.91 9.02 3 Industri Pengolahan 15.14 14.42 14.67 13.50 13.04 12,34 4 Listrik dan Air Minum 2.28 2.29 2.30 2.48 2.53 3.18 5 Bangunan 17.06 19.60 20.36 19.97 19.54 19.94 6 Perdagangan, Resto. & Perhotel. 21.54 20.65 19.72 19.19 18.89 18.33 7 Pengangkutan dan Komunikasi 8.39 8.07 7.68 7.43 7.66 7.27 8 Bank dan Lembaga Keuangan 4.51 3.93 3.28 3.72 3.75 3.74 9 Jasa-Jasa 16.84 17.10 18.44 20.49 21.45 21.79

10 PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 Sumber: BPS Kota Banjarbaru * Angka sementara

Sektor yang cukup dominan dan mengalami penurunan kontribusi terbesar selama

periode tahun 2005-2010 adalah sektor industri pengolahan. Sedangkan sektor yang cukup dominan dan mengalami peningkatan kontribusi terbesar dalam periode yang sama adalah sektor jasa. Bahkan sejak tahun 2008, kontribusi sektor jasa lebih besar dibandingkan dengan kontribusi sektor perdagangan, restoran, dan perhotelan.

Tabel II.7 Pertumbuhan Sektoral PDRB Kota Banjarbaru Tahun 2005-2010

No. Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010*

1 Pertanian 3.04 4.53 7.54 5.59 3.61 7.74 2 Pertambangan dan Penggalian 0.22 6.44 7.33 (0.28) 0.05 1.52 3 Industri Pengolahan 3.19 0.65 1.08 1.02 1.34 3.37 4 Listrik dan Air Minum 9.87 12.04 6.18 6.18 5.62 6.58 5 Bangunan 8.40 8.46 7.99 11.26 10.70 5.69 6 Perdagangan, Resto. & Perhotel. 4.68 5.77 5.96 6.14 6.38 6.35 7 Pengangkutan dan Komunikasi 5.15 6.94 6.40 2.53 6.70 5.27 8 Bank dan Lembaga Keuangan 15.65 (3.27) 0.82 15.00 8.35 3.96 9 Jasa-Jasa 4.59 5.46 6.90 7.45 7.22 8.66

PDRB 5.05 5.08 5.66 5.83 5.90 5.67 Sumber : BPS Kota Banjarbaru *Angka sementara

Pertumbuhan ekonomi Kota Banjarbaru selama periode 2005-2010 sebagaimana

Tabel II.7 tumbuh secara positif dengan pertumbuhan rata-rata berkisar 5 persen per tahun dengan fluktuasi yang tidak terlalu besar akan tetapi pada tahun 2010 mengalami penurunan. Sektor ekonomi yang memiliki rata-rata pertumbuhan terbesar dalam periode tersebut adalah sektor bangunan yaitu sebesar 8,75 persen per tahun disusul oleh sektor listrik dan air minum sebesar 7,75 persen per tahun. Dinamisasi pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di Kota Banjarbaru dicirikan oleh adanya kecenderungan penurunan yang

Page 25: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

19

cukup drastis dari pertumbuhan sektor industri pengolahan. Fluktuasi pertumbuhan yang tertinggi terjadi pada sektor Bank dan lembaga keuangan, dimana pertumbuhannya pernah mengalami negatif pada tahun 2006.

Tabel II.8 Nilai PDRB perkapita Kota Banjarbaru Periode Tahun 2005-2010

Tahun PDRB Perkapita Per Tahun (Rp) PDRB Perkapita Per Bulan (Rp)

2005 6.616.994 551.416 2006 7.525.497 627.125 2007 8.118.764 676.564 2008 9.116.052 759.671 2009 9.894.442 824.536 2010* 10.911.605 909.300

Sumber : BPS Kota Banjarbaru * Angka sementara

PDRB perkapita Kota Banjarbaru yang dihitung berdasarkan harga berlaku selama periode 2005-2010 meningkat dari 6,61 juta rupiah per tahun pada tahun 2005 menjadi 10,91 juta rupiah per tahun pada tahun 2010. Tabel II.9 Indeks Gini Kota Banjarbaru Tahun 2005-2010

Tahun Indeks Gini

2005 0,31 2006 0,27 2007 0,20 2008 0,20 2009 0,20 2010* 0,20

Sumber : BPS Kota Banjarbaru * Angka sementara

Tingkat kesejahteraan masyarakat tidak hanya ditentukan oleh pendapatan yang tinggi dari sebagian masyarakat, melainkan harus diikuti dengan pemerataan pendapatan yang diterima oleh seluruh masyarakat itu sendiri. Pendapatan yang tinggi tidak akan berarti jika hanya dinikmati oleh golongan tertentu saja.

Indeks Gini adalah suatu ukuran untuk melihat pemerataan pendapatan penduduk. Jika angka Indeks Gini mendekati angka nol berarti pendapatan pendudu semakin merata. Sebaliknya jika angka Indeks Gini mendekati 1, berarti pemerataan pendapatan penduduk timpang. Selama periode 2005-2010 pendapatan Kota Banjarbaru cenderung lebih merata. Hal ini dapat dilihat dengan semakin kecilnya indeks gini. 2.2.2. Kesejahteraan Masyarakat

Pendidikan. Tingkat kesejahteraan masyarakat pada pembangunan pendidikan

dapat dilihat dari indikator angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka partisipisasi sekolah, dan tingkat pendidikan yang ditamatkan.

Page 26: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

20

Tabel II.10 Perkembangan Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah Kota Banjarbaru Tahun 2005-2009

Tahun Angka Melek Huruf (%) Rata-rata lama sekolah (tahun)

Banjarbaru Kalsel Banjarbaru Kalsel 2005 97,2 95,3 9,3 7,3 2006 97,2 95,3 9,3 7,4 2007 97,8 95,3 9,5 7,4 2008 97,8 95,4 9,5 7,5 2009 98,1 95,4 9,7 7,5

Sumber : BPS Kota Banjarbaru

Dalam kurun waktu tahun 2005-2009, sebagaimana Tabel II.10 keberhasilan dalam bidang pendidikan menunjukkan hasil yang positif. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah yang menunjukkan peningkatan setiap tahunnya.

Pada tahun 2005, angka melek huruf telah mencapai 97,2 persen dan rata- rata lama sekolah mecapai 9,3 tahun. Namun 2 tahun kemudian, yaitu pada tahun 2007, angka melek huruf bertambah sebesar 0,6 persen sedangkan selama kurun waktu 2005-2007 rata-rata lama sekolah tidak berubah. Pada tahun-tahun berikutnya, rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf selalu mengalami peningkatan. Hingga tahun 2009, angka melek huruf Kota Banjarbaru mencapai 98,1 persen dan rata-rata lama sekolah mencapai 9,7 tahun. Angka melek huruf Kota Banjarbaru berada pada peringkat kedua setelah Kota Banjarmasin sedangkan rata-rata lama sekolah Kota Banjarbaru merupakan yang tertinggi diantara kabupaten/kota lainnya di Provinsi Kalimantan Selatan. Tabel II.11 Angka Partisipasi Sekolah Murni Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2005- 2010

Tahun Angka Partisipasi Murni (APM)

SD SLTP SLTA 2005 94,89 76,39 60,63 2006 92,64 77,27 61,86 2007 96,27 77,86 62,71 2008 95,60 77,16 61,73 2009 95,98 77,47 61,63 2010 96,28 77,76 61,96

Sumber : Susenas, BPS Kota Banjarbaru

Angka Partisipasi Murni (APM) adalah merupakan proporsi jumlah penduduk yang bersekolah pada jenjang pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk pada kelompok umur yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut.

Menurut jenjang pendidikan sebagaimana Tabel II.11, maka angka partisipasi sekolah yang paling tinggi berada pada jenjang pendidikan SD. Angka partisipasi sekolah pada berbagai jenjang pendidikan mengalami perubahan, baik naik maupun turun. Dibanding tahun 2008, pada tahun 2010 partisipasi sekolah pada seluruh jenjang pendidikan cenderung naik. Angka partisipasi sekolah SD adalah 96,28 persen, angka partisipasi sekolah SLTP adalah sebesar 77,76 persen, angka partisipasi sekolah SLTA adalah sebesar 61,96 persen.

Page 27: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

21

Tabel II.12 Persentase Penduduk Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Kota Banjarbaru Tahun 2005-2010

No Uraian Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 Tidak/Belum tamat SD 23,80 24,00 23,79 26,81 27,06 27,69 2 SD 17,20 17,56 18,61 17,87 17,23 17,60 3 SLTP 15,92 16,44 18,62 17,88 15,41 16,85 4 SLTA 26,40 25,79 26,56 25,51 28,34 26,53 5 DI/DII/DIII 2,95 3,33 3,12 3,00 2,88 3,75 6 DIV/S-1/S-2/S-3 8,99 8,76 9,30 8,93 9,08 7,58

Sumber : Susenas, BPS Kota Banjarbaru

Dalam kurun waktu tahun 2005-2010, komposisi penduduk menurut pendidikannya masih mempunyai pola yang sama, yaitu masih cukup banyak penduduk yang tidak menamatkan SD. Pada Tabel II.10, penduduk yang tamat SD berkisar antara 17-18 persen, tamat SLTP antara 15-18 persen dan yang tamat SLTA antara 25-28 persen. Sedangkan penduduk yang tamat perguruan tinggi hanya berkisar 3-9 persen.

Kesehatan. Gambaran mengenai perkembangan derajat kesehatan masyarakat salah satunya dapat dilihat dari angka kematian bayi dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Angka kematian bayi juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan di bidang kesehatan lainnya.

Tabel II.13 Perkembangan Jumlah Kejadian Kematian Bayi Tahun 2005-2010

Tahun Angka Kematian Bayi /1000 kelahiran hidup

2005 16 2006 26 2007 34 2008 24 2009 33 2010 9

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, 2010

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, kejadian kematian bayi dari tahun 2005-2009 di Kota Banjarbaru mengalami peningkatan, akan tetapi pada tahun 2010 mengalami penurunan yang signifikan. Pada tahun 2005 terjadi 16 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup, kemudian pada tahun 2006 meningkat menjadi 26 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup. Pada tahun 2007 kejadian kematian bayi bertambah menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup dan pada tahun 2008 menurun menjadi 24 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup. Namun pada tahun 2009, angka kematian bayi naik 9 poin, yaitu menjadi 33 kematian bayi diantara 1000 kelahiran hidup. Hal ini menggambarkan bahwa pada tahun 2009 telah terjadi penurunan kualitas hidup dan pelayanan kesehatan masyarakat. Kejadian kematian bayi erat kaitannya dengan kondisi kesehatan perempuan pada masa kehamilan, penolong kelahiran serta sanitasi. Penyebab kematian bayi antara lain adalah BBLR (berat badan lahir rendah), cacat bawaan, aspirasi susu formula, pneumonia, hipotermi dan penyempitan saluran cerna. Sedangkan faktor yang berpengaruh terhadap angka kematian bayi antara lain adalah faktor aksebilitas terhadap fasilitas kesehatan, peningkatan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil serta kesediaan masyarakat untuk mengubah dari pola tradisional ke norma kehidupan modern

Page 28: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

22

dalam bidang kesehatan. Melalui faktor-faktor itulah kejadian kematian bayi dapat ditekan.

Keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi (status gizi) akan sangat menentukan pertumbuhan balita. Keberadaan balita dengan status gizi buruk atau kurang menunjukkan perlunya penanganan yang lebih serius karena terhambatnya pertumbuhan balita akan mengakibatkan terhambatnya pula pelaksanaan pembangunan di suatu daerah.

Tabel II.14 Persentase Balita Gizi Buruk dan Gizi Kurang Tahun 2006-2009

Tahun % balita gizi buruk % balita gizi kurang Jumlah

2006 0.60 9.10 9.70 2007 1.77 12.47 14.24 2008 1.56 11.49 13.05 2009 0.05 1.42 1.47

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru 2010

Dibanding tahun sebelumnya, persentase balita dengan status gizi buruk dan kurang meningkat cukup tajam, yaitu dari 9.70 persen pada tahun 2006 menjadi 14,24 persen pada tahun 2007. Selanjutnya pada tahun 2008, persentase balita berstatus gizi buruk dan kurang dapat ditekan yaitu menjadi 13,05 persen dan turun menjadi 1,47 persen pada tahun 2009.

Indikator lainnya yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan adalah Angka Harapan Hidup. Angka Harapan Hidup menunjukkan perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. Semakin meningkat Angka Harapan Hidup pada satu daerah semakin berhasil pula pembangunan di bidang kesehatan pada daerah tersebut.

Angka Harapan Hidup penduduk Kota Banjarbaru selalu mengalami peningkatan dari tahun 2005 hingga tahun 2009, yaitu dari 66,60 tahun pada tahun 2005 hingga menjadi 67,3 tahun pada tahun 2009. Dibandingkan rata-rata penduduk Kalimantan Selatan keseluruhan, angka harapan hidup penduduk Kota Banjarbaru jauh lebih tinggi. Rata-rata angka harapan hidup penduduk Kalimantan Selatan pada tahun 2009 hanya 62,8 tahun.

Kesempatan Kerja. Sejalan dengan meningkatnya jumlah peduduk, meningkat pula jumlah angkatan kerja setiap tahunnya. Kurun waktu tahun 2005 s.d 2010 tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) mengalami perubahan naik dan turun (fluktuatif) dengan serapan terhadap tenaga kerja justru mengalami kecenderungan naik yang digambarkan dengan jumlah penduduk yang bekerja yakni 63.882 tahun 2005 menjadi 94.682 tahun 2010. Perkembangan ketenagakerjaan ini dapat dilihat pada Tabel II.15 dibawah ini.

Tabel II.15 Jumlah dan Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Keatas menurut Kelompok Angkatan Kerja dan Jenis Kelamin di Kota Banjarbaru Tahun 2005 - 2010

Penduduk Usia 15 Tahun

Keatas J u m l a h

2005 2006 2007 2008 2009 2010 Angkatan Kerja 63.882 64.525 71.206 74.091 75.283 94.682 Bukan Angkatan Kerja 43.485 60.071 58.300 59.878 62.337 50.558 Penduduk > 15 Tahun 107.367 110.926 115.438 116.741 123.442 145.250 TPAK (%) 59,50 58,17 61,68 63,47 61,00 65,19 Tingkat Pengangguran 9,38 9,83 9,41 11,54 9,15 8,10

Sumber : Susenas, BPS

Page 29: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

23

Pada tahun 2006, TPAK mengalami penurunan dibanding tahun 2005, yaitu dari 59,50 persen menjadi 58,17 persen. Namun pada tahun berikutnya secara berturut TPAK mengalami peningkatan cukup signifikan, yaitu menjadi 61,68 persen pada tahun 2007 dan pada tahun 2008 menjadi 63,47 persen. Pada tahun 2009 TPAK mengalami penurunan kembali dibanding tahun 2008 menjadi 61,00 persen. Pada tahun 2010 TPAK sebesar 65,19 persen.

Sepanjang tahun 2005-2010, tingkat pengangguran yang paling tinggi terjadi di tahun 2008. Dibanding tahun sebelumnya, peningkatan penggangguran pada tahun tersebut cukup signifikan. Pada tahun 2007, angka penggangguran hanya sebesar 9,41 persen, kemudian pada tahun 2008 naik sebesar 2,13 persen menjadi 11,54 persen. 2.2.3. Seni Budaya dan Olahraga

Seni Budaya. Pengembangan bidang seni dan budaya sangat penting. Keanekaragaman seni budaya menjadi sumber inspirasi pembangunan di segala bidang. Dua sektor ini juga bagian dari industri kreatif–industri yang sedang gencar dikembangkan pemerintah.

Pembangunan seni budaya di Kota Banjarbaru antara lain dapat dilihat dari perkembangan jumlah organisasi kesenian yang tumbuh dan berkembang di Kota Banjarbaru. Sepanjang tahun 2005-2009, jumlah organisasi kesenian terus mengalami peningkatan di setiap kecamatan. Pada tahun 2005 terdapat 34 organisasi kesenian di Kota Banjarbaru dan pada tahun 2009 jumlah organisasi kesenian tersebut telah berkembang menjadi 38 buah. Kecamatan yang paling banyak memiliki organisasi kesenian adalah Kecamatan Banjarbaru sedangkan yang paling sedikit adalah di Kecamatan Cempaka.

Pemuda dan Olahraga. Pembangunan pemuda sebagai salah satu unsur sumber daya manusia dan tulang punggung serta penerus cita-cita bangsa, terus disiapkan dan dikembangkan kualitas kehidupannya melalui peningkatan aspek pendidikan, kesejahteraan hidup dan tingkat kesehatan.

Untuk mewadahi aktivitas dan kreativitas masyarakat yang lebih berkualitas dan mandiri, terdapat berbagai wahana baik yang dikembangkan oleh Pemerintah, maupun atas inisiasi masyarakat seperti melalui berbagai kegiatan keolahragaaan. Pada tahun 2010, jumlah organisasi olahraga yang dibina mencapai 31 buah dengan jumlah gedung/lapangan olahraga yang ada sebanyak 218 buah.

2.1.3. Aspek Pelayanan Umum

2.1.3.1. Pelayanan Dasar

Pendidikan. Ketersediaan fasilitas pendidikan yang memadai merupakan syarat mutlak untuk pembangunan. Peningkatan jumlah sekolah akan memungkinkan daya tampung yang memadai yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pendidikan masyarakatnya.

Kota Banjarbaru merupakan kota pelajar bagi masyarakat Provinsi Kalimantan Selatan umumnya. Di Kota Banjarbaru tersedia lebih banyak pilihan sekolah pada berbagai jenjang pendidikan dengan kualitas yang lebih baik. Pemerintah Kota Banjarbaru juga berupaya untuk meningkatkan jumlah serta kualitas sekolah yang ada agar memenuhi kebutuhan masyarakat yang berasal dari berbagai daerah, baik Provinsi Kalimantan Selatan maupun daerah lainnya.

Page 30: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

24

Tabel II.16 Perkembangan Jumlah Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2005-2009

Sekolah Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 SD 78 78 80 83 85 SLTP 20 22 24 24 29 SLTA 17 17 17 17 17 SMK 7 7 7 7 9 PT 12 12 11 11 13

Sumber : Banjarbaru Dalam Angka, beberapa tahun

Sebagaimana Tabel II.16, sepanjang tahun 2005-2009 telah terjadi penambahan 7 (tujuh) Sekolah Dasar (SD) dan 9 (sembilan) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Secara kualitas, di Kota Banjarbaru juga tersedia sekolah bertaraf internasional, baik SD, SLTP maupun SLTA. Dengan demikian diharapkan pelajar di Kota Banjarbaru khususnya memiliki daya saing dengan pelajar daerah lain.

Jumlah sekolah di suatu daerah seharusnya memiliki keterbandingan yang proporsional dengan jumlah penduduk usia sekolah. Peningkatan jumlah penduduk usia sekolah hendaknya diiringi dengan ketersediaan fasilitas sekolah yang memadai.

Tabel II.17. Rasio Penduduk Usia Sekolah terhadap Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2005-2009

Sekolah Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 SD sederajat 230 235 220 201 231 SLTP sederajat 390 362 328 320 336 SLTA sederajat 250 321 361 379 339 PT 1,246 1,577 1,387 1,619 1,630

Sumber : Banjarbaru Dalam Angka, beberapa tahun

Dari Tabel II.17 dapat dilihat bahwa pada jenjang pendidikan SD sederajat, rasio penduduk usia sekolah terhadap sekolah berkisar antara 200-235. Sedangkan pada jenjang SLTP, rasionya berkisar antara 320-390. Peningkatan rasio penduduk usia 16-18 terhadap sekolah SLTA mengalami peningkatan yang cukup tajam sepanjang tahun 2005-2009. Peningkatan rasio ini menunjukkan semakin besarnya partisipasi penduduk untuk melanjutkan sekolah pada SLTA, namun disisi lain harus dilakukan pemantauan secara berkala sehingga rasio penduduk terhadap sekolah masih memadai.

Tabel II.18 Rasio Murid Terhadap Guru Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2005-2009

Sekolah Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 SD sederajat 18 18 17 17 16

SLTP sederajat 12 14 13 12 13

SLTA sederajat 8 9 10 10 7 Sumber : Profil Pendidikan Kota Banjarbaru

Jika dilihat rasio murid terhadap guru, maka rasio murid-guru semakin menurun

pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi sebagaimana Tabel II.18. Pada jenjang pendidikan SD atau sederajat, rasio murid guru adalah sebesar 18 dan berkurang menjadi

Page 31: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

25

17 sejak tahun 2007 dan 2009 menjadi 16. Artinya secara rata-rata 1 orang guru SD di Kota Banjarbaru harus menangani 17 orang murid. Sedangkan rasio murid guru pada jenjang SLTP dan SLTA sederajat pada tahun 2005-2009 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2009, 1 orang guru SLTP harus menangani 13 orang murid sedangkan 1 orang guru SLTA harus menangani 7 orang murid.

Kesehatan. Pemberian pelayanan kesehatan pada masyarakat di Kota Banjarbaru dapat dicerminkan oleh ketersediaan fasilitas dan sumber daya manusia (SDM) kesehatan serta jumlah penyakit yang diderita oleh masyarakat. Pada tahun 2009, fasilitas kesehatan yang ada di Kota Banjarbaru berupa 4 buah Rumah Sakit, 7 buah puskesmas, dan 14 buah puskesmas pembantu. Sementara itu, jumlah dokter yang ada 93 orang, 52 dokter umum 10 dokter gigi dan 31 dokter spesialis dan tidak ada dokter ahli. Jumlah fasilitas kesehatan berupa puskesmas dan puskesmas pembantu dapat dirinci seperti dalam Tabel II.19 dan Tabel II.20. Sementara itu, SDM kesehatannya disajikan dalam Tabel II.21, Tabel II.22 dan Tabel II.23.

Tabel II.19 Jumlah Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan Fasilitasnya Dirinci Setiap Kecamatan di Kota Banjarbaru Tahun 2009

Kecamatan Puskesmas T.T

Puskesmas Non T.T

Pustu Polindes Jumlah

1. Landasan Ulin 1 3 - 4 2. Liang Langgang - 2 2 1 5 3. Cempaka 1 - 4 3 8 4. Banjarbaru Utara - 1 3 1 4 5. Banjarbaru Selatan - 2 2 - 4 Jumlah 1 6 14 5 26

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, 2010 Tabel II.20 Jumlah Puskesmas Keliling Menurut Puskesmas Tahun 2009

Kecamatan Pusesmas Keliling Kendaraan Bermotor

1. Landasan Ulin 1 2. Guntung Payung 1 3. Cempaka 3 4. Sungai Besar 2 5. Banjarbaru 4 6. Banjarbaru Utara 1 7. Liang Anggang 1 Jumlah 13

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, 2010

Page 32: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

26

Tabel II.21 Jumlah Dokter Menurut Unit Kerja Kesehatan Tahun 2009

Unit Kesehatan Dokter Spesialis Dokter Umum Dokter Gigi

1. Puskesmas Banjarbaru - 6 2 2. Puskesmas Sei Banjarbaru - 3 2 3. Puskesmas Cempaka - 2 1 4. Puskesmas Landasan Ulin - 4 1 5. Puskesmas Guntung Payung - 4 2 6. Puskesmas Banjarbaru Utara - 3 1 7. Puskesmas Liang Anggang - 1 1 6. RSUD Banjarbaru 6 19 2 7. RS TM AU Syamsudin Noor 1 4 1 8. RS Mawar 15 1 - 9. RS TK IV Guntung Payung 2 2 - 10. RS Mutia 6 - - 11. Bapelkes - 1 - 12. Poltekkes 1 - 4 13. BTKL - 1 - 14. Dinas Kesehatan Kota - 1 0 Jumlah 31 52 10

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, 2010

Tabel II.22 Jumlah Tenaga Kesehatan Paramedis dan Non Medis Setiap Unit Kesehatan Tahun 2009

Tenaga Kesehatan Unit Kesehatan

Puskesmas Rumah Sakit

Institusi Diklat

Sarana Kesehatan Lain

Dinkes Kota

1. Medis 33 42 3 - 1 2. Perawat dan Bidan 111 248 18 - 10 3. Farmasi 17 17 - - 3 4. Gizi 12 14 7 - 2 5. Teknisi Medis 13 27 4 10 1 6. Sanitasi 19 5 7 11 7 7. Kesehatan Masyarakat 22 9 72 18 24

Jumlah 227 362 111 39 48 Sumber: Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, 2010

Sementara itu, sepuluh besar penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat

Banjarbaru pada tahun 2009 dari yang berobat di Poliklinik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Banjarbaru yang terbanyak adalah 619 penderita ISK dan 404 penderita ISPA. Tabel II.23 Jumlah Tenaga Kesehatan Non Dokter Dirinci Setiap Puskesmas Kota Banjarbaru Tahun 2009

Puskesmas Medis Perawat

dan Bidan

Farmasi Gizi Teknisi Medis

Sanitasi Kesmas

Landasan Ulin 11 37 4 3 2 5 6 Liang Anggang 2 18 2 1 2 1 1 Cempaka 3 7 3 1 2 4 4 Banjarbaru Utara 4 17 2 3 2 2 1 Banjarbaru Selatan 13 32 6 4 5 7 10 Jumlah 33 111 17 12 13 19 22

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, 2010

Page 33: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

27

2.1.3.2. Pelayanan Penunjang

Dalam mendukung aspek pelayanan dasar, merupakan suatu kewajiban pemerintah untuk melaksanakannya. Salah satu upaya pemenuhan pelayanan penunjang, antara lain meningkatkan kondisi ketentraman dan ketertiban, khususnya baik pelanggaran keperdataan dan kepidanaan yang terjadi di Kota Banjarbaru cenderung masih tinggi dan meningkat setiap tahunnya.

Dalam konteks demokrasi lokal, dengan diberlakukannya Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, serta perkembangan media massa lokal (cetak dan elektronik) yang cenderung meningkat, telah memperkokoh Iklim keterbukaan dan demokratisasi sehingga mampu mendorong partisipasi politik masyarakat. Hal ini terlihat dari tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah pada tahun 2010 yang mencapai 75 %.

Penggunaan hak-hak politik rakyat juga terlihat partisipasi masyarakat untuk bergabung dalam kelembagaan politik dan kemasyarakatan, seperti Organisasi kemasyarakatan (ORMAS), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Partai Politik. Perkembangan jumlah organisasi kemasyarakatan dan organisasi kepemudaan (Ormas/OKP) di Kota Banjarbaru hingga tahun 2009 tercatat 71 ORMAS, 38 LSM, dan 34 Partai Politik. Dari pemilihan umum legislatif telah menghasilkan keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Banjarbaru sebanyak 25 orang yang terdiri dari 22 orang laki-laki dan 3 perempuan. Partai Golkar, PDIP dan Partai Demokrat memiliki wakil terbanyak yaitu Partai Golkar 5 orang, PDIP 4 orang dan Partai Demokrat 4 orang.

Kendati demokratisasi terus berkembang, namun belum mampu menunjukkan demokrasi yang berkualitas, hal ini terkait komplesitas sosial budaya dan tingkat kesejahteraan masyarakat yang belum mampu dalam menunjang nilai-nilai sistem demokrasi yang berkualitas. Sejumlah permasalahan yang masih sangat dirasakan diantaranya adalah belum optimalnya fungsi kelembagaan politik; dalam hubungan pemerintah daerah dan masyarakat, peran masyarakat masih lemah dalam menentukan sejumlah kebijakan strategis pembangunan sehingga masih ditemui berbagai disparitas dan ketimpangan diberbagai bidang pembangunan daerah, di sisi lain pemerintah daerah sangat dominan; dan akses masyarakat terhadap informasi dan pemberitaan media massa masih sangat kurang, sehingga tidak jarang terjadi distorsi informasi yang berpihak kepada kelompok yang lebih kuat dan berkuasa. 2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah

2.1.4.1. Kemampuan Ekonomi Daerah

Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan salah satu bagian penggunaan atau pengeluaran dalam ekonomi yang membentuk PDRB. Peranan Konsumsi sangat penting dalam membentuk PDRB Banjarbaru karena dari nilai PDRB Rp 1.912 milyar milyar pada tahun 2010, sebesar 54,72 persen berasal dari pengeluaran konsumsi rumah tangga. Pertumbuhan nilai konsumsi rumah tangga dalam periode 2007-2010 rata-rata 5,35 persen pertahun.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga selama ini selalu tumbuh positif tetapi dengan pertumbuhan yang cenderung menurun. Pada tahun 2008 komponen pengeluaran rumah tangga tumbuh sebesar 6,15 persen, tetapi di tahun 2009 pertumbuhannya hanya sebesar 4,57 persen dan di tahun 2010 turun menjadi 4,53 persen.

Page 34: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

28

Tabel II.24 Persentase Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Menurut Jenisnya Di Banjarbaru Tahun 2005-2010

Tahun Makanan Non Makanan Total Dalam Juta (Rp)

2007 45,92 54,08 100 724.743 2008 42,09 57,91 100 839.430 2009 46,92 53,08 100 921.254 2010 45,68 54,32 100 1.046.604

Sumber : BPS Kota Banjarbaru

Selama periode 2007-2009 konsumsi rumah tangga rata-rata tumbuh sebesar 5,35 persen. Ada beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan tersebut. Pertama meningkatnya jumlah penduduk dan yang kedua adalah meningkatnya PDRB per kapita.

Produk total daerah dihitung berdasarkan nilai PDRB, pada tahun 2010 sebesar Rp. 1.912 milyar meningkat dari tahun 2007 yang sebesar Rp. 1.298 milyar. Berdasarkan komponen penggunaannya angka total PDRB terbentuk.

Tabel II.25 Total PDRB dan Rata-rata Share Berdasarkan Komponen Penggunaan di Banjarbaru Tahun 2007- 2010 (Rp.juta)

No Komponen 2007 2010 Rata-rata

1. Konsumsi Rumah Tangga 724.743 1.046.604 55,26 2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 13.798 19.613 1,04 3. Konsumsi Pemerintah 411.324 598.097 31,47 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 508.002 731.230 38,67 5. Perubahan Stok (50.417) (51.844) 3,29 6. Ekspor 299.258 421.978 22,55 7. Impor 608.081 853.179 45,71

PDRB 1.298.628 1.912.499 100,00 Sumber : BPS Kota Banjarbaru

Perbandingan besaran share masing-masing komponen pembentuk PDRB

menunjukkan komponen yang relatif lebih dominan diantara satu dan lainnya dalam membentuk produksi. Berdasarkan Tabel II.25 komponen paling dominan dalam membentuk PDRB adalah Konsumsi Rumah Tangga dengan rata-rata share pada periode 2005-2010 sebesar 55,26 persen. Akan tetapi, Pembentuk PDRB terbesar selanjutnya adalah dari Impor, yakni sebesar 45,71 persen.

Pertanian. Sektor pertanian di Kota Banjarbaru mengalami peningkatan di atas 5 persen dalam periode tahun 2007-2009. Sektor pertanian didominasi oleh sub sektor tanaman pangan, dengan kontribusi hampir mencapai 50 persen dari nilai PDRB sektor pertanian. Secara umum, sub sektor tanaman pangan, sub sektor tanaman perkebunan, dan sub sektor kehutanan memiliki kontibusi yang stabil terhadap PDRB sektor pertanian di Kota Banjarbaru. Perkembangan kontribusi dan pertumbuhan sektor pertanian dan sub sektornya dalam PDRB Kota Banjarbaru selama periode tahun 2005-2009 dapat dirinci dalam Tabel II.26 berikut ini :

Page 35: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

29

Tabel II.26 Kontribusi dan Pertumbuhan Sektor Pertanian dalam PDRB Kota Banjarbaru Tahun 2005-2009

Deskripsi 2005 2006 2007 2008 2009

Kontribusi (Persen) 1. Tanaman Pangan 45.51 45.87 47.65 45.54 47.36 2. Tanaman Perkebunan 5.53 5.25 4.47 4.35 4.37 3. Peternakan dan Hasilnya 24.98 26.03 27.96 29.98 28.51 4. Kehutanan 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 5. Perikanan 23.96 22.82 19.91 20.14 19.77 PDRB Pertanian (Rp. Milyar) 45.58 49.15 57.77 64.45 72.24 Pertumbuhan (Persen) 1. Tanaman Pangan 3.01 6.07 6.24 5.48 3.79 2. Tanaman Perkebunan 3.07 0.96 1.71 2.00 2.39 3. Peternakan dan Hasilnya 5.35 4.72 5.49 9.71 4.68 4. Kehutanan 1.34 2.08 1.45 -3.62 -4.22 5. Perikanan 0.91 2.03 1.60 1.90 2.01

PDRB Pertanian (Persen) 3.04 4.53 7.54 5.59 3.58

Sumber: BPS Kota Banjarbaru

Sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya adalah satu-satunya sub sektor yang kontribusinya meningkat dari waktu ke waktu dan memiliki nilai pertumbuhan yang selalu positif dan cukup stabil. Sedangkan sub sektor yang kontribusinya mengalami penurunan terhadap PDRB sektor pertanian adalah sub sektor perikanan, yaitu dari sekitar 23,96 persen pada tahun 2005 menjadi sekitar 19,77 persen pada tahun 2009.

Relatif rendahnya nilai output, kontribusi, serta pertumbuhan sektor pertanian dan sub-sub sektornya dalam PDRB Kota Banjarbaru tentunya disebabkan oleh keterbatasan lahan yang tersedia atau digunakan untuk kegiatan sektor pertanian.

Komoditas-komoditas yang menjadi produk sektor pertanian di Kota Banjarbaru adalah padi sawah, jagung, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, sayuran, dan buah-buahan. Dari berbagai komoditas tersebut, komoditas yang terbanyak di produksi adalah padi sawah, buah-buahan, sayuran, dan ubi kayu. Jumlah produksi padi sawah pada Tahun 2009 di Kota Banjarbaru yaitu sebesar 13.177,7 ton dengan rata produksi 35,86 Kw/Ha. Jika dilihat per kecamatan, maka luas tanam dan produksi tertinggi terjadi di Kecamatan Cempaka. Namun, produktivitas rata-rata per hektar padi sawah tertinggi terjadi di Kecamatan Liang Anggang.

Berdasarkan data tahun 2009, diketahui bahwa produksi sayuran di Kota Banjarbaru berjumlah 17.484,19 ton dan produksi buah-buahan berjumlah 809.524,18 ton. Jumlah produksi tanaman pangan lainnya dalam periode tahun 2005-2009 secara rinci dapat dilihat pada Tabel II.27 dan produktivitasnya ditunjukkan dalam Tabel II.28.

Page 36: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

30

Tabel II.27 Produksi Tanaman Pangan Kota Banjarbaru (2005-2009 Ton)

Janis Tanaman 2005 2006 2007 2008 2009

Padi sawah 12,266.00 12,575.46 12.610,00 14.099,80 13.117,70 Padi Ladang - - - - - P.Sawah + Ladang 12,266.00 12,575.46 12.610,00 14.099,80 13.117,70 Jagung 141.34 963.05 660,10 1.345,88 1.336,02 Kedelai - - - - - Kacang Tanah 66.00 27.45 61,20 11,82 22,75 Kacang Hijau - - - - - Ubi Kayu 50.50 2,114.65 2.504,00 624,00 44,27 Ubi Jalar - 88.60 218,50 10,50 611,40 Sayuran 1,414.50 1,615.97 3.060,43 6.354,22 17.484,19 Buah-buahan 6,322.00 5,284.23 6.711,54 15,55 809.524,18

Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Banjarbaru, 2010 Tabel II.28 Produktivitas Tanaman Pangan Kota Banjarbaru (2005-2009 Kw/Ha)

Janis Tanaman 2005 2006 2007 2008 2009

Padi sawah 31.74 34.83 36,90 34,51 35,86 Padi Ladang - - - - - P.Sawah + Ladang 31.74 34.83 36,90 34,51 35,86 Jagung 36.48 54.26 25,00 23,61 25,77 Kedelai - - - - - Kacang Tanah 11.00 15.25 12,00 6,09 17,31 Kacang Hijau - - - - - Ubi Kayu 99.67 136,429 160,00 49,76 7,81 Ubi Jalar - 21.35 105,05 7,14 35,18 Sayuran 1.21 34.77 30,19 32,00 - Buah-buahan 33.54 93.18 0,45 0,04 -

Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Banjarbaru, 2010 Sementara itu, potensi sektor perikanan di Kota banjarbaru cukup besar, khususnya

yang mencakup perikanan kolam, karamba dan jaring apung. Namun jumlah rumah tangga perikanan (RTP) di Kota Banjarbaru masih cukup terbatas, menurut data tahun 2009 hanya sekitar 248 rumah tangga dengan sebagian besar rumah tangga mengusahakan kolam. Potensi sektor perikanan dan jumlah RTP di Kota Banjarbaru pada tahun 2009 secara rinci dapat dilihat dalam Tabel II.29. dan Tabel II.30.

Tabel II.29 Jumlah Luas Areal Potensi dan Produksi Perikanan

Jenis Areal Luas Areal Potensi (Ha) Jumlah Produksi (Kg)

Sungai 90 0 Danau 29 0 Kolam 54 961.800 Karamba 57 149,7 Sawah/Mina Padi 64 5 Jaring Apung - 43

Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Banjarbaru, 2009

Page 37: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

31

Tabel II.30 Jumlah Rumah Tangga Perikanan (RTP) Tahun 2009

Jenis Jumlah Rumah Tangga

Perairan Umum 50 Kolam 131 Keramba 18 Mina Padi 20 Jaring Apung 16 Pembenihan 13 Total 248

Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Banjarbaru, 2009

Sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya yang meningkat, baik secara nilai, kontribusi, maupun pertumbuhannya di Kota Banjarbaru didominasi oleh produk peternak jenis unggas, terutama ayam potong. Selain unggas, jenis ternak yang cukup banyak populasinya di Kota Banjarbaru pada Tahun 2009 adalah kambing, sapi dan babi. Tabel II.31 merinci populasi ternak, baik besar maupun kecil di Kota Banjarbaru pada Tahun 2009.

Tabel II.31 Populasi Ternak Besar dan Kecil Tahun 2009

Jenis Ternak Populasi (Ekor) Kerbau 12 Sapi 6.750 Kambing 7.180 Babi 15.812 Unggas:

a. Ayam Buras 402.034 b. Ayam Potong 2.020.350 c. Ayam Petelur 33.853 d. Puyuh 43.467 e. Angsa 1.283 f. Itik 12.425

Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Banjarbaru, 2009

Sub sektor perkebunan di Kota Banjarbaru, berdasarkan luas lahannya, didominasi oleh karet dan kelapa dalam/rakyat. Produk perkebunan yang lain dari wilayah Kota Banjarbaru adalah komoditas kelapa hibrida, kelapa sawit kopi, melinjo, dan cengkeh. Tabel II.32 merinci luas lahan dan produksi tanaman perkebunan menurut jenis komoditi pada perkebunan rakyat di Kota Banjarbaru pada Tahun 2009. Sementara itu, sub sektor kehutanan yang memiliki nilai dan kontribusi terendah dalam PDRB sektor pertanian Kota Banjarbaru hanya terdiri dari jenis tanaman hutan rakyat, antara lain akasia, galam, jati, sengon, mahoni, dan jenis lain. Sengon merupakan jenis tanaman hutan rakyat yang paling dominan potensi/tegakan hutan rakyat di Kota Banjarbaru pada Tahun 2009.

Page 38: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

32

Tabel II.32 Luas Lahan dan Produksi Tanaman Perkebunan Menurut Jenis Komoditi pada Perkebunan Rakyat di Kota Banjarbaru tahun 2009

Jenis Tanaman Perkebunan Luas Lahan (Ha) Produksi Satuan Produksi

Karet 577 2.678 Kwintal Kelapa Dalam/Rakyat 208 1.171.406 Butir Kelapa Hibrida 38 213.750 Butir Kopi 16 32 Kwintal Melinjo 29 57.600 Kilogram Kencur 7 520 Kwintal

Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Banjarbaru, 2009

Tabel II.33 Potensi /Tegakan Hutan Rakyat

Jenis Tanaman Hutan Rakyat Jumlah (Pohon)

Akasia 19.182 Galam 2.502 Jati 13.320 Sengon 75.060 Mahoni 47.538 Jenis Lain 125.100

Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Banjarbaru, 2009

Perdagangan. Dalam periode Tahun 2005-2009, sub sektor perdagangan besar dan eceran merupakan sub sektor yang paling dominan kontribusinya terhadap PDRB sektor perdagangan, restoran, dan perhotelan di Kota Banjarbaru, walaupun secara umum memiliki kecenderungan yang menurun secara lambat. Sebaliknya, sub sektor restoran dan sub sektor perhotelan yang kontribusnya tidak dominan lambat laun mengalami peningkatan. Bila ditinjau dari pertumbuhannya, sub sektor perhotelan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan sub sektor lain dalam sektor perdagangan, restoran, dan perhotelan. Kontribusi dan pertumbuhannya tersebut secara rinci disajikan dalam Tabel II.34.

Aktifitas sub sektor perhotelan tercermin dari ketersediaan fasilitas akomodasi. Fasilitas akomodasi di Kota Banjarbaru pada tahun 2009 berjumlah 23 buah yang sebelumnya tahun 2005 hanya ada 20 buah. Fasilitas tersebut terpusat di Kecamatan Banjarbaru Utara dan Selatan, yaitu sebanyak 20 buah dan 3 buah berada di Kecamatan Landasan Ulin. Sedangkan kamar yang tersedia secara total adalah berjumlah 447 buah kamar.

Page 39: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

33

Tabel II.34 Kontribusi dan Pertumbuhan Sektor Perdagangan, Restoran, dan Perhotelan dalam PDRB Kota Banjarbaru Tahun 2005-2009

Deskripsi 2005 2006 2007 2008 2009

Kontribusi (Persen) 1. Perdagangan: Besar & Eceran 89.34 89.44 87.98 87.22 86.69 2. Restoran 1.04 1.12 1.74 1.92 2.02 3. Perhotelan 9.62 9.44 10.28 10.87 11.29 PDRB Perdagangan, Resto., & Perhotelan (Rp. Milyar)

210.26 231.52 254.91 287.49 322.72

Pertumbuhan (Persen) 1. Perdagangan: Besar & Eceran 4.38 5.71 5.68 6.11 6.55 2. Restoran 6.84 5.31 5.51 7.85 7.04 3. Perhotelan 7.82 6.45 6.52 7.33 7.69 PDRB Perdagangan, Resto., & Perhotelan (%)

4.68 5.77 5.96 6.23 6.65

Sumber Kota Banjarbaru Dalam Angka, 2010

Perindustrian. Sektor industri pengolahan di Kota Banjarbaru hanya terdiri dari sektor industri tanpa migas. Walaupun nilainya meningkat, namun pertumbuhan sektor industri pengolahan cukup rendah yaitu di bawah 5 persen pertahun dalam periode tahun 2005-2009.

Berdasarkan jenis industrinya dari 1.024 perusahaan yang ada di Kota Banjarbaru pada tahun 2009, jumlah perusahaan industri yang terbanyak adalah perusahaan yang bergerak dalam jenis makanan, minuman, dan tembakau sebanyak 263 perusahaan. Hal ini menunjukkan terjadinya pergeseran dari kondisi Tahun 2006 yang didominasi jenis industri kayu dan hasil dari kayu dan rotan yaitu sebanyak 198 perusahaan (sekitar 29 persen) dan disusul oleh industri makanan, minuman, dan tembakau dengan jumlah sebanyak 174 perusahaan (sekitar 25 persen).

Tabel II.35 Kontribusi dan Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan dalam PDRB Kota Banjarbaru Tahun 2005-2009

Deskripsi 2005 2006 2007 2008 2009

Kontribusi (Persen) 1. Industri Migas - - - 2. Industri Tanpa Migas 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 PDRB Industri Pengolahan (Rp. Milyar) 147.80 161.67 189.60 202.17 219.61 Pertumbuhan (Persen) 1. Industri Migas - - - 2. Industri Tanpa Migas 3.19 0.65 1.08 1.02 1.56 PDRB Industri Pengolahan (Persen)

3.19 0.65 1.08 1.02 1.56

Sumber: Kota Banjarbaru Dalam Angka, 2010 Dari data 2006 dan 2009 terlihat perkembangan yang pesat pada industri makanan,

minuman, dan tembakau yang bertambah 89 perusahaan. Sedangkan berdasarkan kelompok tenaga kerjanya, jumlah perusahaan terbanyak di Kota Banjarbaru pada tahun yang sama adalah perusahaan rumah tangga (1-4 orang tenaga kerja) yaitu sebanyak 107 perusahaan pada Tahun 2006 dan meningkat menjadi 183 perusahaan pada Tahun 2009. Perusahaan kecil (5-19 orang tenaga kerja) yang berjumlah 51 perusahaan pada Tahun 2006 dan meningkat menjadi 68 perusahaan pada Tahun 2009.

Page 40: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

34

Tabel II.36 Jumlah Perusahaan Industri Menurut Jenis dan Kelompok Tenaga Kerja di Kota Banjarbaru Tahun 2009

Jenis Industri Besar Sedang Kecil R.Tangga Total

Makanan, Minuman dan Tembakau 2 10 68 183 263 Tekstil, Pakaian Jadi dan Kulit 0 0 11 24 35 Kayu dan Hasil dari Kayu dan Rotan 1 17 59 116 193 Kertas, Barang dari Kertas & Percetakan 0 3 24 71 98 Dasar Dari Barang Logam 0 3 43 96 142 Lain-Lain 1 6 58 212 277

Jumlah 4 39 263 702 1.008 Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi, 2009

2.1.4.2. Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

Transportasi sebagai salah satu penggerak roda perekonomian sangatlah penting bagi perkembangan daerah perkotaan disamping dukungan kualitas jalan yang baik. Sarana jalan yang dimiliki Pemerintah Kota Banjarbaru, sangat bermanfaat untuk memperlancar kegiatan ekonomi maupun non ekonomi masyarakat. Potensi jalan yang ada di Wilayah Kota Banjarbaru mencakup jalan nasional, jalan provinsi dan jalan kabupaten/kota. Dengan itu akses masyarakat kepada fasilitas publik ataupun mobilitas perekonomian akan semakin mudah dan efisien yang pada gilirannya akan mendorong tingkat perekonomian daerah itu sendiri. Sehingga keterkaitannya terhadap sosial ekonomi masyarakat sangat erat dan akan berdampak kepada ketersediaan sumber daya. Dalam hal pelayanan umum, transportasi sangat penting peranannya sebagai sarana penyedia jasa angkutan guna mendorong pemerataan pelayanan dan mempermudah akses masyarakat terhadap pelayanan publik yang tersedia.

Bidang transportasi/perhubungan yang ada di Kota Banjarbaru meliputi perhubungan darat dan perhubungan udara. Perhubungan darat yang berupa jalan darat yang ada di Kota Banjarbaru merupakan penghubung yang sangat vital bagi arus lalu lintas antara ibukota Provinsi Kalimantan Selatan dengan 13 kabupaten/kota lainnya dan sekaligus penghubung utama antara Provinsi Kalimantan Selatan dengan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Peningkatan kualitas perhubungan harus pula didukung dengan peningkatan prasarana jalan dan jembatan.

Sampai dengan tahun 2009, sebagaimana Tabel II.37 menunjukkan jalan nasional maupun provinsi yang berada di wilayah Kota Banjarbaru mencapai 26,5 km dengan kelas jalan IIIa dan 19 km dengan kelas jalan IIIb. Untuk jalan nasional seluruhnya merupakan jalan aspal dalam kondisi baik. Jalan provinsi seluruhnya jalan aspal dengan kondisi 30,36% sedang dan 69,57% baik. Tabel II.37 Panjang Jalan Negara, Provinsi dan Kota Menurut Kelas Jalan (Km)

Kelas Jalan Negara Provinsi Kota

Kelas I - - - Kelas II - - - Kelas III - - - Kelas III a 26,500 - - Kelas III b - 19,000 21.625 Kelas III c - - 493,550 Kelas Tidak Dirinci - - -

Jumlah 26,500 19,000 515,175 Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka 2010

Page 41: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

35

Tabel II.38 Karakteristik Jaringan Jalan di Wilayah Kota Banjarbaru Tahun 2009 (Km)

Karakteristik Jalan Status

Negara/Nasional Provinsi Kota Jumlah (Km) (%) (Km) (%) (Km) (%) (Km) (%)

1. Jenis Permukaan A Aspal 26.50 100 19.00 100 428.839 83,24 474.339 84,60 B Batu 8.279 1,61 8.279 1,47 C Kerikil - 0.00 0.00 0.00 D Tanah 78.057 15.15 78.057 12,93 Jumlah 26.50 100 19.00 100 515.175 100.0 560.675 100.0 2. Kondisi A Baik 26.50 100 13.22 69,57 282.274 54,79 321.994 57,42 B Sedang 5.77 30,36 153.830 29,85 159.600 28,46 C Sedang/Rusak 0.00 0.00 0.00 0.0 D Rusak - 0,00 73.226 14,21 73.226 13,06 E Rusak Berat 5.845 1,13 5.845 1,04 Jumlah 26.50 100 19.00 100 515.175 100 560.675 100

Sumber : Kota Banjarbaru dalam Angka 2010 Jalan kota yang dibawah pengawasan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kota

Banjarbaru sepanjang 515,175 km yang terdiri dari 428,839 Km permukaannya sudah beraspal dan 54,79% atau 282,274 km kondisinya baik, Kondisi jalan dengan permukaan berbatu, kerikil dan tanah masing-masing adalah 8,279 km, 0 km dan 78,057 km. Kondisi jalannya yang rusak berat 1,13%, yang rusak 14,21% dan yang kondisinya sedang 29,85%. Panjang jalan terpanjang adalah jalan kelas IIIc dengan panjang 493,550 km.

Jika dilihat panjang jalan pada masing-masing kecamatan, ruas terpanjang berada di Kecamatan Landasan Ulin dengan total panjang 125.646 km dengan jenis permukaan aspal 101.993 km dan tanah 23.653 km dengan luas Kecamatan Landasan Ulin adalah 92,42 km2 atau 24,9 persen dari luas Wilayah Kota Banjarbaru. Sementara Kecamatan Cempaka dengan luas wilayah 146,70 km2 atau 39,5 persen wilayah Kota Banjarbaru, memiliki jalan dengan panjang keseluruhan 124.968 km dengan jenis permukaan aspal 97.786 km, batu 4.034 km, dan tanah 23.148 km. Perbandingan luas wilayah kecamatan dengan panjang jalan yang dimiliki dapat dilihat dalam Tabel II.39. Secara proporsional dengan luas wilayah masing-masing kecamatan, Kecamatan Banjarbaru Utara dan Banjarbaru Selatan yang memang berada di pusat kota telah mempunyai infrastruktur jalan yang lebih baik daripada kecamatan lainnya dimana luas wilayah masing-masing adalah 6,58 persen dan 5,91 persen dari luas wilayah Kota keseluruhan. Dengan mulai dilaksanakannya pembangunan pusat perkantoran Pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan yang berlokasi di Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru, sebagai tindaklanjut persiapan pemindahan Pusat Pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan dari Banjarmasin ke Banjarbaru, maka akselerasi pembangunan dan peningkatan jalan di Kecamatan Cempaka perlu ditingkatkan. Perbaikan infrastruktur perlu ditingkatkan seiring dengan peningkatan aktivitas pemerintahan dan masyarakat di Wilayah Kecamatan Cempaka untuk menunjang mobilitas pemerintahan nantinya.

Page 42: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

36

Tabel II.39 Karakteristik Jaringan Jalan di Kota Banjarbaru Berdasarkan Jenis dan Kondisi Jalan, Dirinci setiap kecamatan, Tahun 2009

Jenis Permukaan Kondisi Permukaan

Baik Sedang Rusak Rusak Berat Jumlah

1. Landasan Ulin Aspal 63.014 37.768 1.211 - 101.993 Batu - - - - - Kerikil - - - - - Tanah 9.907 6.504 7.242 - 23.653

2. Liang Langgang Aspal 22.094 20.196 11.515 - 53.805 Batu - - 4.245 - 4.245 Kerikil - - - - - Tanah 4.416 1.600 4.764 - 10.780

3. Cempaka Aspal 59.760 29.807 8.219 - 97.786 Batu 603 - 3.431 - 4.034 Kerikil - - - - - Tanah - 1.402 15.901 5.845 23.148

4. Banjarbaru Utara Aspal 51.420 34.622 617 - 86.659 Batu - - - - - Kerikil - - - - - Tanah - 6.809 7.802 - 14.611

5. Banjarbaru Selatan Aspal 66.356 17.372 4.868 - 88.596 Batu - - - - - Kerikil - - - - - Tanah - 1.094 4.771 - 5.865

Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka 2010 Data dari sarana dan prasarana wilayah akan berguna untuk melihat tingkat

ketersedian dan potensi daerah dalam transportasi, telekomunikasi, listrik, energi, air bersih, telematika dan permukiman beserta pemanfaatannya dalam mendukung aktivitas perekonomian daerah. Peningkatan atas sarana dan prasarana akan meningkatan pula kemampuan perkembangan daerah, karena kemajuannya juga ditentukan dengan baiknya kualitas dari sarana dan prasarana.

Jika dilihat dari jumlah kendaraan yang beroperasi di kota Banjarbaru, jenis kendaraan didominasi oleh sepeda motor, 81 persen pada tahun 2009 dari keseluruhan populasi kendaraan bermotor. Untuk kendaraan umum didominasi oleh bis kecil/ micro bus yang jumlahnya 4.520 unit pada tahun 2009 atau naik sebesar 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya, namun untuk jumlah bus besar di kota Banjarbaru jumlahnya masih sangat terbatas yaitu 19 unit. Sedangkan untuk kendaraan pribadi roda empat populasinya terhadap total kendaraan adalah 6 persen (pickup, sedan dan jeep). Secara umum jumlah kendaraan umum terhadap jumlah penduduk sudah cukup terpenuhi, dengan total penduduk sebanyak 171.496 orang dilayani oleh 4.520 unit mini bus. Secara keseluruhan terjadi kenaikan jumlah kendaraan bermotor sebanyak 14.6 persen. Kenaikan terbesar terjadi pada jenis truck sebesar 23.2 persen dan Sepeda Motor sebesar 16.8 persen. Pemerintah Kota berusaha meningkatkan prasarana dan fasilitas perhubungan yang diukur dari meningkatnya terminal angkutan kota dan meningkatnya halte.

Page 43: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

37

Tabel II.40 Jumlah Kendaraan Roda Dua dan Roda Empat Dirinci Menurut Jenisnya (Unit)

Jenis Kendaraan 2009

Sepeda Motor 60.347 Scoter 208 Mini Bus/Micro Bus 4.520 Bus 19 Pick Up 1.683 Sedan 807 Jeep 1.142 Truck 1.935 Jeep 1.142 Roda Tiga 54

Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka 2010

Sebagai langkah untuk mengantisipasi atas pemindahan Pusat Perkantoran Pemerintah Provinsi ke Kota Banjarbaru, tentunya penyediaan infrastruktur dan sarana transportasi harus dipersiapkan dengan baik secara proporsional dengan perkembangan penduduk dan aktivitas/mobilitasnya karena akan terjadi mobilisasi orang yang cukup besar. Tentunya arus lalulintas akan semakin padat dan ramai. Dimana saat ini jumlah trayek berjumlah 11 tujuan, tentunya ini harus diperluas untuk melayani arus mobilitas yang semakin ramai tersebut. Namun perlu diingat pula, penentuan titik-titik tujuan dari setiap trayek harus dapat mencakup keseluruhan akses masyarakat.

Untuk transportasi udara jumlah penumpang yang berangkat dari Bandara Syamsudin Noor pada tahun 2009 sebanyak 1.032.415 orang sedangkan untuk jumlah penumpang yang datang ke Bandara Syamsudin Noor berjumlah 1.017.582 orang. Sedangkan jumlah bagasi yang dibongkar dan dimuat berjumlah 8.248.976 ton dan 10.442.731 ton, secara rata-rata arus penumpang, baik kedatangan maupun keberangkatan mengalami kenaikan sebesar 6.5 persen. Untuk frekuensi kedatangan dan sebaliknya tidak mengalami kenaikan yang signifikan meskipun secara kuantitas terjadi kenaikan jumlah penumpang dan barang. Tabel II.41 Jumlah Pesawat dan Penumpang yang Berangkat dari Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin Tahun 2005 dan 2009

B u l a n Jumlah Pesawat

2005 2009 Jumlah Penumpang Jumlah Bagasi Jumlah Penumpang Jumlah Bagasi

Naik Turun Bongkar Muat Naik Turun Bongkar Muat Januari 708 51,821 53,362 490,975 394,095 77.792 84.704 810.153 533.691 Pebruari 555 45,145 44,339 436,544 341,217 72.186 71.131 634.639 454.425 Maret 626 53,249 48,352 430,879 341,269 81.093 77.329 675.407 521.271 April 572 52,364 49,121 428,887 285,991 77.026 74.180 656.570 481.393 M e i 580 52,352 50,089 453,151 338,057 77.026 74.180 656.570 481.393 J u n i 622 56,715 51,909 478,876 424,596 90.737 85.120 718.631 613.066 J u l i 711 70,400 70,337 715,528 550,802 93.010 94.278 916.885 654.568 Agustus 640 64,514 61,458 593,142 511,101 89.403 83.007 1.061.494 992.823 September 604 63,701 59,992 591,701 486,631 92.675 75.713 871.043 912.146 Oktober 587 53,639 46,877 472,399 453,455 88.807 105.445 1.282.761 902.234 Nopember 617 56,342 60,256 586,746 467,708 89.388 89.245 951.949 793.241 Desember 638 60,580 56,457 560,597 487,391 103.272 103.250 1.206.629 908.725 Jumlah 7,460 680,822 652,549 6,239,425 5,082,313 1.032.415 1.017.582 10.442.731 8.248.976

Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka 2005 & 2009

Page 44: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

38

Peranan pos dan telekomunikasi dalam struktur perekonomian Banjarbaru memang tidak begitu dominan, tetapi dalam menunjang pembangunan di daerah ini cukup besar. Tanpa adanya kontribusi telekomunikasi, dunia usaha di daerah ini tidak semaju seperti sekarang. Berbagai usaha pemerintah untuk memperlancar pelayanan komunikasi, salah satunya peningkatan mutu layanan jasa Pos. Namun tidak dapat dipungkiri dengan maraknya pengembangan teknologi informasi, pemakaian jasa Pos semakin berkurang. Sedangkan pemakaian internet dan telekomunikasi yang menggunakan teknologi wireless terus berkembang pesat.

Tabel II.42. Jumlah Fasilitas Pelayanan Pos Setiap Kecamatan

Kecamatan Kantor Pos Pembantu

Rumah Pos Pos Keliling

Desa Landasan Ulin 1 - - Liang Anggang - 1 - Cempaka 1 1 - Banjarbaru Selatan - - - Banjarbaru Utara - - - Jumlah 2 2 -

Sumber : Kota Banjarbaru Dalam Angka, 2009 Data dari PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Banjarbaru dapat dilihat bahwa

di wilayah Kota Banjarbaru terdapat 2 Kantor Pos Pembantu dan 2 Rumah Pos. Nilai benda pos yang terjual selama tahun 2009 sebesar 6,30 milyar rupiah, dimana yang terbanyak adalah dari penjualan Materai. Sementara jika dilihat dari arus penerimaan dan pembayaran maka arus penerimaan lebih banyak dibandingkan arus pembayaran, arus penerimaan terbanyak berasal dari pembayaran giro pos atau 67.91 persen dari total arus penerimaan. Jika dilihat dari infrastruktur pelayanan pos, saat ini pelayanan pos masih terpusat di kecamatan Banjarbaru Utara, 76 persen jumlahnya dari keseluruhan fasilitas pelayanan pos dari seluruh kecamatan yang berjumlah 2 unit.

Pelanggan listrik yang tercatat pada PT.PLN Ranting Banjarbaru berjumlah 60.198 dengan berbagai jenis tarif . KWH terjual sebanyak 138.796.299 dengan nilai mencapai 94,95 milyar rupiah. Nilai tersebut terdiri dari beberapa jenis pelanggan yaitu 1,85 milyar rupiah pelanggan sosial, pelanggan rumah tangga 48,43 milyar rupiah, pelanggan usaha 24,33 milyar rupiah, industri 9,21 milyar rupiah, Kantor dan PJU 10,48 milyar rupiah dan 671,2 juta rupiah dari pelanggan lain-lain (PS dan TS)

Tabel II.43 Jumlah Pelanggan Listrik, VA Tersambung dan Kwh Terjual Di PT PLN Ranting Banjarbaru Menurut Jenisnya Tahun 2009

Jenisnya Jenis Pelanggan VA

Terpasang KWH Terjual

Sosial S2 1.055 2.211.400 3.085.366 Rumah tangga R 55.576 42.631.900 84.760.898 Usaha B 2.998 15.071.400 27.151.496 Industri I 62 6.547.100 12.034.687 Kantor/ PJU PI s.d P3 507 6.897.605 11.673.512 PS & TS - - - 90.340 Jumlah 60.198 73.359.405 138.796.299

Sumber : PT. PLN Ranting Banjarbaru

Page 45: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

39

Data yang diperoleh dari PDAM Kabupaten Banjar mengenai produksi PDAM Kabupaten Banjar di Kota Banjarbaru menunjukkan bahwa dari jumlah 8,964 juta m3 air bersih yang diproduksi sekitar 8,512 juta m3 telah didistribusikan, namun yang terjual hanya 6,066 juta m3 saja. 2,445 juta m3 sisanya telah susut atau hilang. Jumlah air bersih yang diproduksi dan didistribusi kan tersebut masih termasuk untuk Kabupaten Banjar, karena merupakan satu sistem pengolahan dan pendistribusian.

Jumlah pelanggan air minum di Kota Banjarbaru mencapai 15.570 pelanggan dengan rincian di kecamatan Landasan Ulin dan Liang Anggang ada 2.408 pelanggan, Cempaka 326, Banjarbaru Utara 4.290 pelanggan dan Banjarbaru Selatan 8.546 pelanggan. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel II.44 Jumlah Pelanggan Air Minum Dirinci Setiap Kecamatan Tahun 2009

Kecamatan Pelanggan (Rumah Tangga)

1. Landasan Ulin dan Liang Anggang 2.408 2. Cempaka 326 3. Banjarbaru Utara 4.290 4. Banjarbaru Selatan 8.546 Jumlah 13.574

Sumber : P D A M Kabupaten Banjar

Salah satu sektor yang dapat diandalkan sebagai sumber devisa negara adalah sektor Pariwisata. Pembangunan di bidang pariwisata diarahkan untuk meningkatkan gerak roda perekonomian daerah melalui pengembangan potensi kepariwisataan yang dapat memberikan multiplier effect terhadap penyerapan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat serta meningkatan penerimaan daerah. Nama dan Alamat Objek Wisata yang ada di Kota Banjarbaru pada Tahun 2009 adalah sebagaimana Tabel 2.45 berikut.

Tabel II.45 Nama dan Alamat Objek Wisata yang Ada di Kota Banjarbaru Tahun 2009

No. Nama Objek Wisata Alamat

1 Taman Chandra Kirana Jl . A.Yani Km 28 2 Kolam Renang Idaman Jl. Taman Gembira Barat 3 Lapangan Golf Swargaloka Jl. A. Yani Km. 27 4 Taman Van Der Pijl Jl. A. Yani Km. 34 5 Taman Air Mancur Mingguraya Jl. A.Yani Km. 34 6 Taman Bermain Idaman Jl. A.Yani Km. 34 7 Warung Minggu Raya Jl. A.Yani Km. 34 8 Sirkuit Sungai Ulin Jl. PM. Noor Sei Ulin 9 Sirkuit Cempaka Cempaka

10 Pendulangan Intan Cempaka & Pumpung Sungai Tiung Cempaka 11 Lesehan Bina Wisata Jl. Mentaos Timur 12 Hutan Pinus Jl. Mentaos Timur 13 Museum Lambung Mangkurat Jl. A.Yani Km 34 14 Makam Pahlawan Bumi Kencana Jl. A.Yani Km 24 15 Makam Syuhada Haji Jl. A.Yani Km 24 16 Makam H. Hasan Basri Jl. A.Yani Km 20 17 Makam Ratu Syarifah Kecamatan Cempaka 18 Lapangan DR. Murjani Jl. A.Yani Km 34 19 Stadion Mini Gawi Sabarataan Jl. RO. Ulin 20 Bandara Syamsudin Noor Jl. A.Yani Km 25 21 Bundaran Simpang Empat Jl. A.Yani Km 35,5 22 Monumen Trisakti Kecamatan Cempaka 23 Danau Kota Banjarbaru Kecamatan Landasan Ulin 24 Tugu Selamat Datang Jl. A.Yani Km 26

Page 46: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

40

No. Nama Objek Wisata Alamat

25 Bakantan Park Gt Manggis 26 Agrowisata Durian Gt Manggis 27 Kota Citra Graha Park Kota Citra Jl A Yani Km 18 28 Museum Permata Kec. Landasan Ulin 29 Museum Lahan Rawa Kec. Landasan Ulin 30 Tugu Adipura Jl. A. Yani Km. 34 31 Taman Simpang Empat Jl. A. Yani Km. 36

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, 2010 2.1.4.3. Iklim Berinvestasi

Salah satu faktor yang turut mempengaruhi iklim untuk berinvestasi adalah

perlindungan atau jaminan keamanan. Dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dan pembangunan yang sangat pesat tentunya mempunyai permasalahan dalam bidang keamanan. Berbagai upaya telah dilaksanakan demi terwujudnya keamanan, keselamatan dan kenyamanan.

Tabel II.46 Banyaknya Peristiwa Kejahatan Tahun 2005-2009

Tahun Dilaporkan Diselesaikan

2005 516 318 2006 308 162 2007 721 394 2008 600 316 2009

Sumber : Banjarbaru Dalam Angka, beberapa tahun

Selama tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 telah banyak terjadi beberapa peristiwa kejahatan sebagai dampak sosial dari semakin berkembangnya Kota Banjarbaru. Berdasarkan data dari Polresta Kota Banjarbaru yang dilaporkan oleh BPS Kota Banjarbaru dalam Banjarbaru Dalam Angka beberapa tahun terakhir, peristiwa tindak kejahatan di dominasi oleh curat, curanmor, curbis, penggelapan, narkoba dan penipuan. 2.1.4.4. Sumber Daya Manusia

Disadari atau tidak pendidikan merupakan salah satu sarana penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kualitas SDM menjadi modal dasar pembangunan yang sangat penting karena walau bagaimanapun juga manusia merupakan subyek dari pembangunan yang menentukan keberhasilan dari pembangunan itu sendiri. Salah satu komponen penting dalam pembangunan manusia adalah pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting yaitu meningkatkan kualitas hidup. Semakin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat, semakin baik pula kualitas sumber daya manusianya.

Pendidikan tertinggi yang ditamatkan merupakan salah satu indikator penting yang dapat mencerminkan keberhasilan suatu pendidikan dan juga merupakan gambaran tentang kualitas suatu penduduk. Semakin besar persentase penduduk yang mempunyai pendidikan tinggi memperbesar peluang semakin baik kualitas sumber daya manusianya.

Berdasarkan Tabel II.47 terlihat bahwa adanya penduduk Kota Banjarbaru yang berusia 5 tahun keatas adalah yang memiliki ijazah SLTA yang untuk tahun 2010 mencapai 26,53 persen, kemudian yang tidak punya ijazah atau masih belum sekolah 27,69 persen. Yang menamatkan SD sebesar 17,60 persen , SLTP sederajat 16,85 persen, DI/III 3,75 persen, dan yang tamat tingkat S1 atau lebih sebesar 7,58 persen.

Page 47: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

41

Tabel II.47 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun Keatas Menurut Ijazah/STTB yang dimiliki di Kota Banjarbaru Tahun 2005-2010

Uraian Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 2010 Tdk/Blm tamat SD 28,53 28,12 26,81 26,29 27,06 27,69 SD 17,20 17,56 17,87 20,11 17,23 17,60 SLTP 15,92 16,44 17,88 16,39 15,41 16,85 SLTA 26,40 25,79 25,51 26,89 28,34 26,53 DI/DII/DIII 2,95 3,33 3,00 2,72 2,88 3,75 DIV/S-1/S-2/S-3 8,99 8,76 8,93 7,59 9,08 7,58

Sumber : Susenas 2005-2010, BPS

Bila dilihat dari usia produktif maka penduduk Kota Banjarbaru dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu : kelompok usia belum produktif (<15 thn), kelompok usia produktif (15-64 thn) dan usia lanjut (>65 thn).

Berdasarkan kelompok umur ini maka dapat dihitung besarnya Ratio Ketergantungan (Depedency Ratio) Angka ketergantungan menggambarkan beban tanggungan ekonomi kelompok usia produktif (15-64 tahun) terhadap kelompok usia muda (< 15 tahun) dan kelompok usia tua (> 65 tahun).

Tabel II.48 Angka Ketergantungan menurut Jenis Kelamin Kota Banjarbaru Tahun 2005 - 2010

Tahun Jenis Kelamin

Total Laki-laki Perempuan

2005 22,60 20,67 43,27 2006 22,75 21,16 43,91 2007 26,41 22,13 48,54 2008 23,94 21,54 45,49 2009 24,55 22,39 46,94 2010 24,91 22,86 47,77

Sumber : Susenas 2005-2010, BPS Angka ketergantungan di Kota Banjarbaru dari tahun ke tahun memperlihatkan

angka yang turun naik. Pada tahun 2007, angka ketergantungan di Kota Banjarbaru cukup besar yaitu mencapai 48,54. Pada tahun 2010 angka ketergantungan sebesar 47,77 yang berarti setiap 100 penduduk usia produktif menanggung sebanyak 47 penduduk usia tidak produktif, yaitu masing-masing untuk usia muda sebesar 40 jiwa dan usia tua 7 jiwa. Kenyataan ini sekaligus merupakan warning bagi pemerintah Kota Banjarbaru untuk segera mengantisipasi secara dini karena pada tahun-tahun mendatang usia muda ini memerlukan sarana pendidikan yang memadai serta bagi sebagian golongan usia muda ini ada yang memasuki usia produktif sehingga memerlukan lapangan pekerjaan dan bukan tidak mungkin akan menambah jumlah pengangguran sehingga pada akhirnya bisa terjadi kerawanan sosial.

Page 48: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

42

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN

KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 tentang Perbendaharaan Negara menetapkan/'penyelenggaraan pemerintahan negara untuk mewujudkan tujuan bernegara menimbulkan hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang perlu dikelola dalann suatu sistem pengelolaan keuangan negara." Yang dimaksud dengan keuangan negara menurut UU 17/2003 adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dimlai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. la meliputi (pasal 2 UU No. 17/2003) : 1. Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan

melakukan pinjaman. 2. Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan

negara dan membayar tagihan pihak ketiga. 3. Penerimaan Negara. 4. Pengeluaran Negara. 5. Penerimaan Daerah. 6. Pengeluaran Daerah. 7. Kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendlri atau oleh pihak lain berupa

uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/perusahaan daerah.

8. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum.

9. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah. '

Khusus yang menyangkut pengelolaan keuangan daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah menetapkan bahwa keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut." meliputi: (1) hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah, serta melakukan pinjaman; (2) kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah dan membayar tagihan pihak ketiga; (3) penerimaan daerah; (4) pengeluaran daerah; (5) kekayaan Daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah; (6) kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau kepentingan umum

Sedangkan yang dimaksud dengan pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah, yang dalam implementasinya harus taat terhadap asas umum pengelolaan keuangan daerah, yakni tertib, taat pada

Page 49: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

43

peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab, memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat, serta dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi yang diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan dengan peraturan daerah. Selanjutnya, Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah mengatur tentang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, struktur APBD, rincian tentang pendapatan dan belanja daerah.

Penyelenggaraan otonomi daerah (urusan pemerintahan dan pembangunan) di Kota Banjarbaru menimbulkan hak dan kewajiban seperti diatur dalam dua UU di atas. Berdasarkan ketentuan inilah, pengelolaan keuangan daerah dan kerangka pendanaan penyelengaraan otonomi daerah di Kota Banjarbaru dirumuskan dan diimplementasikan.

Dari seluruh komponen tentang pengelolaan keuangan daerah, APBD merupakan komponen strategis. la menjadi instrumen kebijakan keuangan daerah yang amat-sangat penting, karena di dalamnya menyangkut tentang perkiraan dan perencanaan tentang pendapatan dan belanja daerah. APBD yang disusun dengan cermat dan akurat akan membantu terciptanya tertib anggaran baik secara administratif maupun sosial.

Karena itu, penyusunan APBD harus mempertimbangkan prinsip-prinsip yang kokoh (rasional dan terukur), yang menggambarkan keakuratan dalam memulai kemampuan riil untuk menghimpun pendapatan daerah dari semua sumber yang sah, sebagai landasan penyusunan rencana belanja daerah. Dari prinsip rasional dan terukur inilah, penganggaran untuk setiap belanja/pengeluaran senantiasa dikaitkan dengan jaminan/kepastian tentang pendapatan/penerimaan yang sah, sehingga dengan dengan demikian, program atau kegiatan yang berimplikasi pengeluaran, tetapi tidak direncanakan, sedini mungkin dapat dihindari. Sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang sehat, semua penerimaan dan belanja daerah harus didokumentasikan atau dibukukan dengan baik dan benar. 3.1.1. Pendapatan Daerah

Sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 pendapatan daerah Kota Banjarbaru meliputi pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan penerimaan pembiayaan, serta penerimaan lain-lain yang sah. Data pendapatan daerah selama periode 2001-2009 menarik untuk dikemukakan sebagai acuan prediksi komposisi pendapatan daerah untuk periode 2011-2015. Gambar III.1 menunjukkan, dana perimbangan, khususnya dana alokasi umum, masih sangat dominan dalam komposisi struktur pendapatan daerah. Dalam periode ini, dana perimbangan mencapai proporsi di atas 75%.

Page 50: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

44

Gambar III.1. Struktur Pendapatan Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2001-2010 (000 Rp)

Tabel 3.1 Komposisi Pendapatan daerah Kota Banjarbaru, 2001-2007 (000 Rp)

KOMPONEN REALISASI APBD

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

1. Pendapatan Asli Daerah 3.079.540,6 4.829.849,5 6.831.313,9 10.700.912,1 10.182.044,5 13.147.553,2 16.000.000,0

1.1. Pajak Daerah 1.628.127,6 2.779.354,2 3.598.553,6 4.062.132,4 4.292.855,7 6.923.487,5 6.038.897,0

1.2. Retribusi Daerah 1.167.756,3 1.757.959,1 2.431.451,1 4.388.321,7 5.076.926,3 7.153.869,1 5.636.647,2

1.3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan 25.881,8 53.999,6 63.123,1 29.271,7 385.500,0

1.4. Lain-lain pendapatan Asli Daerah yang Sah 257.774,8 238.536,5 738.186,0 2.250.458,0 812.262,6 1.938.834,6 3.938.955,8

2. Dana Perimbangan 80.206.237,1 103.002.052,0 126.763.710,9 135.469.014,0 176.175.931,9 253.446.525,9 252.154.000,0

2.1. Bagi Hasil Pajak & Bukan Pajak 14.874.039,9 18.266.305,4 22.766.633,6 18.828.613,5 32.347.331,3 43.029.035,0 26.500.000,0

2.2. Dana Alokasi Umum 60.794.918,0 84.780.000,0 97.850.000,0 102.424.000,0 118.502.970,0 148.105.518,0 190.679.000,0

2.3. Dana Alokasi Khusus 405.929,0 116.353,0 5.293.503,0 6.340.000,0 7.864.262,9 10.415.916,0 34.975.000,0

2.4. Bagi Hasil Pajak & Bantuan Keuangan Provinsi 1.630.407,0 853.574,3 7.876.400,5 17.461.367,7 17.425.846,5

3. Lain-lain Pendapatan yang sah 3.940.000,0 3.144.667,0 4.739.067,0 6.068.744,9 5.145.647,9 8.095.038,0 18.455.000,0

4. SILPA 962.820,7 2.960.138,7 3.768.535,4 0,0 0,0 0,0 0,0

TOTAL PENDAPATAN DAERAH 88.188.598,4 113.936.707,1 142.102.627,2 152.238.671,0 191.503.624,3 274.689.117,1 286.609.000,0

Dalam periode yang sama, Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengalami peningkatan

± sembilan kali lipat, tetapi peningkatan ini belum diikuti oleh penurunan proporsi dana perimbangan yang justru mengalami kebijakan kenaikan empat kali lipat pada periode yang sama. Karena itu, kebijakan keuangan daerah Kota Banjarbaru ke depan khususnya yang menyangkut pendapatan daerah, harus difokuskan pada ikhtiar peningkatan pangsa

3.079.540,60

4.829.849,50

6.831.313,90

10.700.912,10

10.182.044,50

13.147.553,20

16.000.000

19.634.912

23.900.000

29.800.000

80.206.237,10

103.002.052

126.763.710,90

135.469.014

176.175.931,90

253.446.525,90

252.145.000

286.091.228,61

339.713.477,50

320.895.878,30

3.940.000

3.144.667

4.739.067

6.068.744,90

5.145.647,90

8.095.038

18.455.000

20.793.581,39

41.131.145,90

66.367.461,80

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

Lain-Lain Dana Perimbangan PAD

Page 51: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

45

PAD sebagai salah satu indikator peningkatan kemampuan berotonomi daerah meskipun proporsinya tidak mungkin melebihi kontribusi dana perimbangan dan sekaligus di sisi lain juga perlu peningkatan efisiensi dan efektivitas penggunaan dana perimbangan. Tabel III.2. Komposisi Pendapatan Daerah Kota Banjarbaru, 2008-2010

U R A I A N APBD

2008 2009 2010

PENDAPATAN DAERAH

329.547.222.000,00 404.744.623.400,00

415.563.340.100,00

Pendapatan Asli Daerah 21.662.412.000,00 23.900.000.000,00 29.800.000.000,00

Hasil Pajak Daerah 7.846.099.000,00 8.357.566.000,00 9.998.562.800,00

Hasil Retribusi Daerah 8.730.308.400,00 10.072.217.400,00 12.590.413.645,00 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang pisahkan

397.065.000,00 848.028.100,00 975.232.315,00

Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah 4.688.939.600,00 4.622.188.500,00 6.235.791.240,00

Dana Perimbangan 287.091.228.608,00 339.713.477.500,00 320.895.878.300,00

Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil 47.472.023.608,00 71.213.047.500,00 76.188.986.300,00

Dana Alokasi Umum 203.334.205.000,00 225.829.430.000,00 225.014.592.000,00

Dana Alokasi Khusus 36.285.000.000,00 42.671.000.000,00 19.692.300.000,00

Lain - Lain Pendapatan Daerah 20.793.581.392,00 41.131.145.900,00 64.867.461.800,00 Bagi Hasil Pajak dari Prop. dan Pem. Daerah Lainnya 20.793.581.392,00 39.927.145.900,00 37.378.645.900,00

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus - - 23.186.893.600,00 Bantuan Keuangan dari Prop./Daerah Pem. Lainnya

- 1.204.000.000,00 2.301.922.300,00

Bantuan Keuangan dari Pemerintah Pusat - - 2.000.000.000,00

Terkait dengan PAD, selama periode 2001-2009 pajak dan retribusi daerah

memegang peranan yang sangat penting. Untuk meningkatkan daya saing ekonomi dan investasi daerah, kebijakan pengoptimalan PAD dari dua sumber ini akan lebih difokuskan pada retribusi daerah.

3.1.2. Belanja Daerah

Belanja daerah adalah sisi lain dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yang dimaksud dengan pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih, sedangkan belanja daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Belanja daerah terdiri atas belanja aparatur dan belanja publik. Berdasarkan pada PP Nomor 58/2008 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, belanja daerah terdiri atas belanja langsung dan biaya tak langsung.

Secara umum, belanja daerah Kota Banjarbaru pada periode 2001-2007, selalu mengalami peningkatan dengan kenaikan hampir empat kali lipat, yakni dari Rp 85.233.300.600,- (2001) menjadi Rp 314.598.950.800,- (2007). Demikian pula dengan belanja aparatur, Sampai pada periode 2006-2007, belanja aparatur naik sebesar ± tiga kali lipat, sedangkan belanja publik sedikit penurunan dari Rp 128.654.470.700,- (2006) menjadi Rp 117.745.956.200 (2007).

Page 52: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

46

Gambar III.2. Komposisi dan Perkembangan Belanja Daerah Kota Banjarbaru, 2001-2007 (000 Rp)

Dengan nomenklatur struktur yang berbeda, belanja daerah Kota Banjarbaru pada periode 2008-2010 mengalami fluktuasi; naik dari Rp 375.115.271.000.- (2008) menjadi Rp 477.909.197.558.- (2009), kemudian turun menjadi Rp 461.023.640.900.- pada 2010. Gambaran tentang komposisi belanja tak langsung dan langsung pada periode 2008-2009 hampir sama dengan periode sebelumnya; biaya langsung lebih besar jumlahnya daripada belanja tak langsung. Pada belanja tak langsung, komponen belanja pegawai mencapai ± 50%, sedangkan pada belanja langsung, komponen belanja sangat dominan,

Komposisi seperti ini akan terus ditingkatkan agar APBD Kota Banjarbaru selama periode 2011-2015 tetap prorakyat, yang tercermin pada lebih besarnya komponen belanja langsung daripada belanja tidak langsung. Sedangkan pada pendapatan daerah, seperti dikemukakan di atas, peningkatan peran PAD akan terus diupayakan, sehingga tetapi berada kisaran kategori tinggi.

0,0

50.000.000,0

100.000.000,0

150.000.000,0

200.000.000,0

250.000.000,0

300.000.000,0

350.000.000,0

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Belanja Aparatur Belanja Publik Total Belanja

Page 53: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

47

Gambar 3.3. Perbandingan antara Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung Kota Banjarbaru Tahun 2008-2009

Anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) merupakan instrumen kebijakan publik yang strategis bagi sebuah daerah. Dalam beberapa tahun terakhir, kualitas instrumen kebijakan publik ini tidak hanya diukur berdasarkan pada peningkatan nilai nominalnya, tetapi juga orientasi/keberpihakan kepada rakyat (pro-poor).

Dalam 5 tahun terakhir, APBD Kota Banjarbaru mengalami peningkatan cukup signifikan. Pada Tahun Anggaran (TA) 2005, APBD Kota hanya berjumlah ± Rp 192 milyar. Pada TA 2010 naik ± 3 kali lipat menjadi sekitar Rp 417 milyar.

Selain itu, komponen untuk belanja langsung senantiasa lebih besar daripada belanja tak langsung dalam komposisi belanja daerah. Ini menunjukkan bahwa belanja daerah tidak hanya berputar di lingkungan birokrasi pemerintah kota, tetapi lebih banyak dinikmati penduduk.

-

100.000.000.000,00

200.000.000.000,00

300.000.000.000,00

400.000.000.000,00

500.000.000.000,00

600.000.000.000,00

2008 2009

Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung BELANJA DAERAH

Page 54: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

48

Gambar III.4. Realisasi APBD Kota Banjarbaru 2005 - 2009 (milyar Rp)

Pada sisi pendapatan, dana perimbangan masih sangat dominan, sementara

kontribusi PAD masih relatif kecil. Karena itu, seperti dikemukakan di atas, arah kebijakan pengelolaan keuangan daerah di masa-masa mendatang terus difokuskan pada kontribusi PAD yang tetap pada kategori tinggi, sementara alokasi dana perimbangan akan terus dipertajam fokusnya untuk pembiayaan yang berhubungan langsung dengan kebutuhan program dan hajat hidup orang banyak. 3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu 3.2.1. Belanja Daerah (Proporsi Penggunaan Anggaran)

Struktur belanja dalam APBD Kota Banjarbaru terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung.

Belanja tidak langsung, merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, seperti berikut : a. Belanja pegawai dalam bentuk gaji dan tunjangan, tambahan penghasilan pegawai,

penerimaan lainnya pimpinan dan Anggota DPRD serta Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dan Biaya Pemungutan Pajak Daerah.

b. Belanja hibah, yaitu pemberian hibah untuk penyelenggaraan program dan kegiatan yang bersifat cross cutting issue.

c. Bantuan sosial, yaitu bantuan sosial organisasi kemasyarakatan antara lain bantuan keagamaan, pendidikan, kemasyarakatan, pengadaan pangan dan bantuan partai politik.

d. Belanja Bagi Hasil, meliputi belanja bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah kepada kabupaten/kota.

e. Belanja tak terduga, untuk kegiatan yang bersifat tidak bisa atau diharapkan tidak terulang.

0

0

0

91

73

172

198

315

421

478

192

275

287

330

405

TA 2005 TA 2006 TA 2007 TA 2008 TA 2009

Pendapatan 192 275 287 330 405Belanja 172 198 315 421 478Pembiayaan 0 0 0 91 73

Pendapatan Belanja Pembiayaan

Page 55: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

49

Belanja Langsung, merupakan belanja yang dianggarkan terkait langsung dengan program dan kegiatan, seperti berikut : a. Belanja Pegawai, belanja pegawai untuk pengeluaran honorarium PNS dan

honorarium non PNS. b. Belanja Barang dan Jasa, belanja barang dan jasa untuk pengeluaran bahan habis

pakai, bahan material, jasa kantor, premi asuransi, perawatan kendaraan bermotor, cetak dan penggandaan, sewa perlengkapan dan alat kantor, makanan dan minuman, pakaian dinas dan atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus, perjalanan dinas, beasiswa pendidikan PNS, kursus, pelatihan, sosialisasi dan bimbingan teknis, perjalanan pindah tugas dan lain sebagainya.

c. Belanja Modal, untuk pengeluaran pengadaan tanah, alat-alat berat, alat-alat angkutan didarat bermotor, alat-alat angkutan darat tidak bermotor, alat-alat angkutan di air bermotor, alat-alat angkutan di air tidak bermotor, alat-alat bengkel, alat-alat pengolahan pertanian dan peternakan, peralatan kantor, perlengkapan kantor, komputer dan lain-lain.

3.2.2. Pembiayaan Daerah

Pembiayaan daerah, semua penerimaan yang perlu dibayar kemabali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan sebagai berikut :

a. SILPA tahun anggaran sebelumnya; b. Pencairan dana cadangan; c. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahankan; d. Penerimaan pinjaman daerah; e. Penerimaan kembali pemberian pinjaman; f. Penerimaan piutang daerah; g. Penerimaan kembali penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah; dan h. Penerimaan kembali dana talangan.

Pengeluaran pembiayaan sebagai berikut : a. Pembentukan dana cadangan; b. Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah; c. Pembayaran pokok utang; d. Pemberian pinjaman daerah; e. Pembayaran utang belanja; f. Pemberian dana talangan; dan g. SILPA tahun berkenaan.

3.3. Kerangka Pendanaan

Kebijakan keuangan daerah Kota Banjarbaru periode 2011-2015 diarahkan untuk mengoptimalkan penerimaan daerah baik yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), maupun dana perimbangan serta penerimaan pembiayaan.

Berdasarkan potensi dan kapasitas pemerintah Kota selama beberapa tahun yang lalu, APBD Kota Banjarbaru lima tahun ke depan baik secara nominal maupun kualitasnya tetap akan mengalami peningkatan/perbaikan. Dengan proyeksi yang agak konservatif, diperkirkan APBD Kota ini, dari sisi pendapatan daerah, akan mengalami kenaikan dari ± Rp 420 milyar pada TA 2011 menjadi ± Rp 428 milyar pada TA 2015 atau dari Rp ± 464 milyar pada TA 2011 menjadi ± Rp 474 milyar pada TA 2015 pada sisi belanja daerah.

Page 56: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

50

Gambar 3.5 Proyeksi APBD Kota Banjarbaru 2011 – 2015 (milyar Rp)

Penetapan kebijakan dan program pembangunan yang terkait dengan penyelenggaraan urusan wajib dan pilihan menimbulkan konsekuensi pendanaan (budgeting), yang pada intinya ia menghubungkan kebijakan atau program pembangunan setiap urusan/bidang dan SKPD dengan pengerahan dan pengelolaan sumberdaya. Pengerahan dan pengelolaan sumber daya ini harus didasarkan pada program-program atau sub program yang diusulkan oleh setiap SKPD, yang dikelompokan sesuai dengan tujuan/sasaran setiap Misi Pembangunan Kota.

Kebijakan pembiayaan yang berkaitan dengan pengeluaran anggaran Pemerintah Kota Banjarbaru baik untuk jenis belanja tidak langsung maupun belanja langsung selama tahun 2011-2015 diarahkan untuk hal berikut :

1. Melakukan efesiensi anggaran terhadap jenis belanja/pengeluaran yang terkesan boros, seperti belanja honor, perjalanan dinas, dan belanja barang dan jasa dan dianggarkan secara selektif.

2. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi anggaran khususnya yang berkaitan dengan bantuan keuangan, bantuan sosial dan belanja hibah menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

3. Bantuan keuangan untuk kabupaten/kota diberikan secara adil dan proposional dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah.

4. Belanja langsung diprioritaskan untuk membiayai belanja modal yang dapat memberikan multiflier effect dalam pertumbuhan ekonomi khususnya yang berkaitan dengan pelayanan dasar bagi masyarakat umum seperti ; pembangunan jalan dan jembatan, sarana kelistrikan, sarana air bersih, pertanian, serta pendidikan dan kesehatan.

5. Meningkatkan sinergi anggaran pembangunan melalui dana sharing antara APBN dan

TA 2011 TA 2012 TA 2013 TA 2014 TA 2015

Pendapatan 419 422 424 426 428

Belanja 464 466 469 471 474Pembiayaan 44 44 45 45 45

Pendapatan Belanja Pembiayaan

Page 57: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

51

APBD Kota, dan antara APBD provinsi dengan APBD Kota.

6. Mengembangkan pola pelaksanaan anggaran kegiatan pembangunan yang lebih efektif dan efesien, seperti multiyears kontrak yang berbasis kinerja dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam peraturan perundangan yang berlaku.

7. Meningkatkan wajib belajar 12 tahun dan 20% anggaran pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang diprioritaskan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Page 58: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

52

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

4.1. Permasalahan Pembangunan

Sejak dimulainya era desentralisasi yang diawali dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 maupun Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, memberikan sebuah konsekuensi, dimana daerah harus mampu meningkatkan kemampuannya baik secara kelembagaan maupun aparatur, agar memiliki kemampuan, keterampilan, organisasi dan manajemen yang baik sehingga dapat melaksanakan pelayanan publik secara maksimal kepada masyarakat. Desentralisasi kewenangan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah memberikan otonomi yang seluas-luasnya kepada daerah untuk menentukan sendiri kebijakan pembangunan daerahnya. Salah satunya adalah wewenang pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan perencanaan pembangunan di daerahnya.

Dalam melakukan pembangunan daerah, Pemerintaah Daerah memerlukan perencanaan yang akurat serta diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap pembangunan yang dilakukannya. Perencanaan tersebut diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah untuk mencapai target-target yang hendak dicapai. Salah satu dokumen perencanaan yang memuat kebijakan pembangunan daerah adalah Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah atau RPJMD. Merupakan dokumen yang berisi tentang Program Strategi Pembangunan yang ingin diwujudkan daerah dalam lima tahun kedepan.

Namun demikian pembuatan Rencana Pembangunan Jangka Menegah ini bukannya tanpa masalah, pencapaian pembangunan signifikan yang ingin dicapai dan tertuang di RPJMD kadang kala mengalami kegagalan. Dan dalam pelaksanaanya pemerintah daerah sering mengalami kehilangan fokus dalam menentukan isu-isu strategis yang ingin dipecahkan. Dilain pihak pemerintah daerah kadang gagal dalam menemukan sektor-sektor yang seharusnya bisa menjadi sektor unggulan yang mampu memicu perkembangan sektor lainnya.

Di samping itu juga, organisasi publik seringkali dipersepsikan sebagai organisasi yang lemah dalam persoalan akuntabilitas. Minimal ada 2 (dua) sebab utama lembaga publik dipersepsikan seperti itu, yaitu : Pertama, lemahnya sisi indikator kinerja dalam menyusun suatu program atau kegiatan. Kedua, kurang jelasnya tugas pokok dan fungsi untuk menjabarkan indikator kinerja (Solihin, 2007). Akuntabilitas tidak hanya ditekankan pada saat evaluasi pembangunan, namun tak kalah penting adalah pada saat perencanaan. Akuntabilitas pada tahap perencanaan menekankan pada pertanggungjawaban penilaian kinerja pada tahap perencanaan (ex-ante), yakni sejauh mana perencanaan dapat memberikan gambaran dan ukuran-ukuran yang tepat atas pelaksanaan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Dengan demikian, maka akuntabilitas perencanaan menetapkan pada penetapan indikator-indikator kinerja sebagai basis penilaian atau memperjelas tentang what, how, who dan when suatu program dan kegiatan akan dilaksanakan. Disamping itu, indikator kinerja juga berfungsi menciptakan konsensus yang dibangun oleh Stakeholders serta membangun dasar pengukuran, analisis dan evaluasi kinerja pembangunan.

Page 59: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

53

Masalah penting lainnya dalam perencanaan pembangunan daerah adalah permasalahan yang dihadapai pemerintah daerah terlalu besar dan sangat kompleks yang jauh berada diatas kemampuan seharusnya pemerintah daerah, sehingga pada akhirnya, dari waktu kewaktu, pemerintah daerah selalu menghadapi permasalah pembangunan yang sama. Permasalahan-permasalahan dalam perencanaan pembangunan tersebut merupakan permasalahan yang lazim yang biasa dihadapi oleh sebagian besar pemerintah daerah di Indonesia, salah satunya adalah Pemeritah Kota Banjarbaru.

Disamping permasalahan-permasalahan pembangunan tersebut, Kota Banjarbaru juga kini tengah dihadapi oleh beberapa tantangan strategis. Permasalahan-permasalahan tersebut adalah :

1. Masalah Pembangunan SDM

Permasalahan kualitas sumber daya manusia merupakan menjadi salah satu permasalahan yang perlu menjadi perhatian, saat ini secara nasional. Hal ini tak lepas akibat dari masih sangat kurangnya sarana dan prasarana terutama dibidang pendidikan dan kesehatan, yang merupakan faktor utama dari terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas.

2. Masalah Pembangunan Ekonomi Rakyat Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin di Kota Banjarbaru sejak tahun 2005 hingga tahun 2009 terlihat berfluktuatif, baik secara jumlah maupun persentase. Pengangguran menunjukkan kurangnya lapangan usaha yang diakibatkan oleh kondisi perekonomian di suatu wilayah. Pengangguran ini membawa dampak pada menurunnya pendapatan serta daya beli sehingga menyebabkan kemiskinan meningkat. Sepanjang tahun 2005 – 2009, tingkat pengangguran yang paling tinggi terjadi di tahun 2008. Dibanding tahun sebelumnya, peningkatan penggangguran pada tahun tersebut cukup signifikan. Pada tahun 2007, angka penggangguran hanya sebesar 9,41 persen, kemudian pada tahun 2008 naik sebesar 2,13 persen menjadi 11,54 persen. Hal ini disebabkan karena beberapa perusahaan tidak lagi beroperasi.

3. Masalah Pembangunan Infrastruktur Masih rendahnya cakupan pelayanan infrastruktur yang berkualitas yang dapat dijangkau/menjangakau oleh masyarakat.

4. Masalah Pembangunan Birokrasi Pemerintah Agenda utama yang perlu ditempuh adalah terwujudnya kepemerintahan yang baik (good governance) yang sasaran pokoknya adalah : terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang profesional, berkepastian hukum, transparan, partisipatif, akuntabel,memiliki kredibilitas, bersih dan tanggap terhadap segenap kepentingan dan aspirasi rakyat di seluruh wilayah negara; berkembangnya budaya dan perilaku birokrasi yang didasari etika, semangat pelayanan dan pertanggung jawaban publik, serta integritas pengabdian dalam mengemban misi pembangunan daerah.

4.2. Isu-lsu Strategis

Keharusan yuridis untuk merujuk RPJP dan RPJM Nasional, serta RPJP dan RPJM Provinsi mengindikasikan bahwa ada sejumlah isu strategis perlu diperhitungkan dalam penyusunan RPJMD Kora Banjarbaru, baik pada skala nasional dan internasional maupun pada skala regionall (provinsi dan lintas-kota/kabupaten). Isu-isu strategis tersebut menyangkut peluang dan tantangan, serta kekuatan dan kelemahan yang secara

Page 60: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

54

langsung maupun tidak langsung akan membatasi atau mendukung tercapainya tujuan pembangunan yang dirumuskan berdasarkan Visi Pembangunan Kota Banjarbaru.

UU Nomor 32 Tahun 2004 mengisyaratkan sejumlah isu strategis yang akan menjadi tantangan penyelenggaraan otonomi daerah di Kota Banjarbaru selama 5-10 tahun ke depan. Isu-isu tersebut terkelompokkan ke dalom dua tantangan utama, yakni tantangan domestik dan tantangan global. Beberapa isu yang termasuk dalam kelompok tantangan domestik, antara lain, sebagai berikut : 1. Pembangunan Manusia 2. Kemiskinan, pengangguran dan kesempatan berusaha/iklim usaha 3. Mutu infrastruktur dan kualitas lingkungan 4. Kualitas Pelayanan Publik

Sedangkan beberapa isu yang termasuk dalam tantangan global adalah partisipasi pemerintah daerah, termasuk Pemerintah Kota Banjarbaru untuk mewujudkan kesepakatan- kesepakatan global, seperti Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs).

Page 61: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

55

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

5.1. Visi

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.

Berkenaan dengan dasar aturan yang menjadi acuan dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan serta Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang telah disampaikan oleh Walikota dan Wakil Walikota, maka Visi Pembangunan yang ditetapkan untuk tahun 2011-2015, yaitu :

"MANDIRI DAN TERDEPAN DALAM PELAYANAN"

Visi tersebut mengandung pengertian bahwa kondisi Kota Banjarbaru yang ingin

diwujudkan dalam lima tahun mendatang adalah Banjarbaru yang terdepan karena pelayanan aparatur publiknya dalam pelayanan pendidikan, pelayanan ekonomi (jasa, industri dan perdagangan), pelayanan pemukiman dan pelayanan pemerintahan.

1. Pelayanan Pendidikan. Kota Banjarbaru sebagai kota yang bertumpu pada sumber daya manusia yang handal dan terampil dengan disertai nilai-nilai agama dan budaya leluhur. Kreatifitas dan ketrampilan penduduk kota Banjarbaru menjadi nilai tambah yang sangat berarti bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat kota Banjarbaru.

2. Pelayanan ekonomi (Jasa, Industri dan Perdagangan). Sebagai sebuah kota yang akan banyak menyandarkan perekonomiannya pada pergerakan barang dan terutama jasa, maka peningkatan sarana dan prasarana yang menunjang kelancaran ekonomi sangat diperlukan, kualitas jalan yang bagus dan angkutan yang layak misalnya Kota Banjarbaru menghubungkan ibukota provinsi Kalimantan Selatan dengan dengan 13 (tiga belas) kabupaten/kota lainnya di Kalimantan Tengah dan dan Kalimantan Timur adalah sebuah keuntungan dalam pengembangannya sebagai kota jasa dan perdagangan. Dalam pembangunan kota, pengembangannya lebih banyak diarahkan pada sektor yang mempunyai kontribusi besar pada barang dan jasa. Iklim usaha juga menjadi penting dalam mendorong perkembangan sektor industri di Kota Banjarbaru yang dapat menyerap banyak tenaga kerja.

3. Pelayanan Pemukiman. Perkembangan Kota Banjarbaru telah menyebabkan peningkatan permintaan perumahan bagi penduduk. Implikasinya, peranan tata ruang kota dan kepastian hukum bagi status kepemilikan lahan menjadi sangat penting sehingga tidak terjadi kekacauan manajemen kota (urban sprawl) di masa depan.

Page 62: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

56

Peningkatan kualitas pemukiman yang layak huni, representatif dan berwawasan lingkungan serta adanya kepastian hukum bagi kepemilikan lahan menjadi agenda jangka panjang pembangunan Kota Banjarbaru.

4. Pelayanan Pemerintahan. Kota Banjarbaru sebagai pusat pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan. Sebagai kota pelayanan publik harus bertumpu pada good governance/tata kelola pemerintahan yang baik. Sebagai syarat mencapai itu, diperlukan aparat yang terampil, handal dan berakhlak mulia dan menjunjung tinggi hak-hak dasar manusia dengan mengedepankan asas demokrasi dan keadilan sosial.

Dengan terdepannya Banjarbaru dalam pelayanan publiknya, maka akan menimbulkan multi effect bagi pembangunan daerah, terutama dari sisi ekonomi. Karena diharapkan dalam lima tahun ke depan Banjarbaru menjadi pusat investasi di Kalimantan Selatan.

5.2. Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka misi pembangunan daerah tahun 2011-2015 adalah :

“MEWUJUDKAN BANJARBARU YANG BERDAYA SAING DAN SEJAHTERA”

BERDAYA SAING Mengandung makna terjadi peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, peningkatan pelayanan kemasyarakatan, pemerintahan dan pembangunan yang dilakukan secara rasional dan obyektif dengan mempertimbangan aspek keterbukaan, partisipasi publik dan kesamaan, dengan demikian menjamin adanya partisipasi masyarakat, transparansi, akuntabel sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku. SEJAHTERA Mengandung makna dalam lima tahun ke depan akan terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang diindikasikan dengan meningkatnya pendapatan perkapita penduduk Banjarbaru yang berdampak pula pada menurunnya angka kemiskinan, serta peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana infrastruktur yang memadai guna mendukung pertumbuhan ekonomi di Banjarbaru 5.3. Tujuan dan Sasaran

Berdasarkan rumusan Visi dan Misi dan mengacu serta selaras dengan arahan tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2009-2014 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015, maka kedepan tujuan pembangunan daerah untuk penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan 5 (lima) tahun ke depan adalah : 1. Meningkatkan Masyarakat/SDM yang berkualitas 2. Menumbuh-kembangkan ekonomi daerah 3. Membangun Lingkungan yang sehat dan dinamis 4. Mewujudkan Pemerintahan yang baik

Page 63: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

57

Dalam mewujudkan tujuan pembangunan, Kota Banjarbaru menetapkan sasaran-sasaran pokok pembangunan berdasarkan pada kebutuhan untuk dilaksanakan dalam bentuk :

1. Meningkatkan Masyarakat/SDM yang berkualitas

a. Seluruh anak usia sekolah menyelesaikan pendidikan SLTA dan memiliki keterampilan IT, bahasa asing dan wirausaha.

b. Pelayanan kesehatan memenuhi standar mutu dan mampu menjangkau/dijangkau seluruh masyarakat

c. Keluarga ikut KB dan cukup gizi. d. Masyarakat usia produktif menjadi tenaga kerja produktif yang mampu

memajukan daerahnya. e. Pemuda Banjarbaru meraih prestasi regional dan nasional di bidang iptek, olahraga

dan seni budaya. f. Masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan secara tertib dan harmonis.

2. Menumbuh-kembangkan ekonomi daerah

a. Setiap Kecamatan memiliki kelompok usaha dengan produk unggulan yang berdaya saing.

b. Setiap kecamatan memiliki pasar yang mampu memfasilitasi pemasaran produk unggulannya serta menjamin ketersediaan bahan pokok dan sarana produksi dengan harga terjangkau.

c. Banjarbaru menjadi tujuan utama investasi bidang perdagangan dan industri di Kalimantan selatan.

3. Membangun Lingkungan yang sehat dan dinamis a. Kawasan pemukiman, perkantoran dan sentra ekonomi memiliki infrastruktur dan

fasilitas yang memenuhi standar. b. Seluruh kawasan dapat diakses oleh sarana transportasi yang nyaman dan lancar c. Banjarbaru menjadi Kota Hijau yang bersih, sehat dan ramah lingkungan

4. Mewujudkan Pemerintahan yang baik

a. Manajemen Pemerintahan (Perencanaan, Pelaksanaan, Pengendalian dan Pelaporan) terlaksana secara terintegrasi, akuntabel dan tepat waktu berdasarkan data yang akurat.

b. Pelayanan publik menerapkan standar pelayanan prima yang terintegrasi secara online.

c. Setiap SKPD memiliki aparatur kompeten sesuai kebutuhan.

Page 64: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

58

Tabel. V.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kota Banjarbaru Tahun 2011-2015

Visi : MANDIRI DAN TERDEPAN DALAM PELAYANAN

Misi : MEWUJUDKAN BANJARBARU YANG BERDAYA SAING DAN SEJAHTERA

TUJUAN SASARAN 1. Meningkatkan masyarakat/SDM yang

berkualitas 1. Seluruh anak usia sekolah menyelesaikan pendidikan SLTA dan memiliki keterampilan IT, bahasa asing

dan wirausaha. 2. Pelayanan kesehatan memenuhi standar mutu dan mampu menjangkau/dijangkau seluruh masyarakat 3. Keluarga ikut KB dan cukup gizi. 4. Masyarakat usia produktif menjadi tenaga kerja produktif yang mampu memajukan daerahnya. 5. Pemuda Banjarbaru meraih prestasi regional dan nasional di bidang iptek, olahraga dan seni budaya. 6. Masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan secara tertib dan harmonis.

2. Menumbuh-kembangkan ekonomi daerah 1. Setiap kelurahan memiliki kelompok usaha dengan produk unggulan yang berdaya saing 2. Setiap kecamatan memiliki pasar yang mampu memfasilitasi pemasaran produk unggulannya serta

menjamin ketersediaan bahan pokok dan sarana produksi dengan harga terjangkau 3. Banjarbaru menjadi tujuan utama investasi bidang perdagangan dan industri di Kalimantan selatan

3. Membangun lingkungan yang sehat dan dinamis

1. Kawasan pemukiman, perkantoran dan sentra ekonomi memiliki infrastruktur dan fasilitas yang memenuhi standar.

2. Seluruh kawasan dapat diakses oleh sarana transportasi yang nyaman dan lancar. 3. Banjarbaru menjadi Kota Hijau yang bersih, sehat dan ramah lingkungan

4. Mewujudkan pemerintahan yang baik 1. Manajemen Pemerintahan (Perencanaan, Pelaksanaan, Pengendalian dan Pelaporan) terlaksana secara terintegrasi, akuntabel dan tepat waktu berdasarkan data yang akurat.

2. Pelayanan publik menerapkan standar pelayanan prima yang terintegrasi secara online. 3. Setiap SKPD memiliki aparatur kompeten sesuai kebutuhan.

Page 65: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

59

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

6.1. Strategi Pembangunan

Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya mencakup : (a) hubungan yang rasional antara visi dan misi dengan prioritas program kepala daerah terpilih, (b) hubungan yang kuat dengan analisis daerah dan isu-isu strategik, (c) pernyataan yang umum guna memandu pengembangan program pembangunan tahunan selama lima tahun, dan (d) dikembangkan dalam suatu pemetaan strategi daerah. Strategi diperlukan untuk memperjelas arah pengembangan program prioritas kepala daerah.

Secara umum, strategi kebijakan pembangunan Kota Banjarbaru Tahun 2011– 2015, dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaaan pembangunan adalah : 1. Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat; 2. Percepatan pembangunan daerah dengan mengembangkan ekonomi lokal; 3. Pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur sosial dasar, ekonomi dan

perhubungan; 4. Peningkatan infrastruktur administrasi kelembagaan pemerintah, hukum dan

keamanan.

6.2. Arah Kebijakan Pembangunan

Arah kebijakan pembangunan Kota Banjarbaru menitik beratkan pada upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka percepatan pembangunan diperlukan adanya strategi daerah yang kemudian akan menetapkan menjadi arah kebijakan pembangunan selama 5 (lima) tahun ke depan. Arah Kebijakan pembangunan Kota Banjarbaru merupakan derivasi dari arah kebijakan pembangunan provinsi Kalimantan Selatan (RPJM Provinsi) dengan mempertimbangkan potensi sumberdaya dan kearifan lokal masyarakat Kota Banjarbaru.

Secara garis besar, arah kebijakan umum pembangunan Kota Banjarbaru periode tahun 2011-2015 adalah : 1. Peningkatkan mutu pendidikan; 2. Pengentasan kemiskinan; 3. Pelayanan Kesehatan; 4. Peningkatan Kesempatan Berusaha/iklim usaha; 5. Peningkatan Mutu Infrastruktur Sebagai Kota Jasa; 6. Penataan Lingkungan; dan 7. Pelayanan Publik.

Page 66: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

60

Tabel VI.1 Strategi, Arah dan Kebijakan

Visi :

MANDIRI DAN TERDEPAN DALAM PELAYANAN

Misi : MEWUJUDKAN BANJARBARU YANG BERDAYA SAING DAN SEJAHTERA

Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan

1. Meningkatkan masyarakat/SDM yang berkualitas

1. Seluruh anak usia sekolah menyelesaikan pendidikan SLTA dan memiliki keterampilan IT, bahasa asing dan wirausaha.

2. Pelayanan kesehatan memenuhi standar mutu dan mampu menjangkau/dijangkau seluruh masyarakat

3. Keluarga ikut KB dan cukup gizi. 4. Masyarakat usia produktif menjadi tenaga kerja

produktif yang mampu memajukan daerahnya. 5. Pemuda Banjarbaru meraih prestasi regional dan

nasional di bidang iptek, olahraga dan seni budaya.

6. Masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan secara tertib dan harmonis.

1. Meningkatkan mutu dan etos kerja guru. 2. Meningkatkan jumlah SMK berkualitas

serta sekolah berstandar nasional dan bertaraf internasional.

3. Meningkatan pasrtisipasi pendidikan bagi masyarakat miskin.

4. Pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin.

5. Menambah jumlah dokter spesialis. 6. Relokasi dan peningkatan mutu

pelayanan RSUD. 7. Meningkatkan cakupan dan mutu

pelayanan puskesmas dan jaringannya. 8. Pengendalian jumlah penduduk. 9. Meningkatkan ketahanan pangan

masyarakat miskin. 10. Mencetak tenaga kerja terampil. 11. Meningkatkan prestasi dan daya saing

iptek, imtag, Olahraga dan seni budaya. 12. Memberikan kepastian hukum bagi

kepemilikan lahan.

1. Peningkatan Mutu Pendidikan 2. Peningkatan Mutu Pendidikan 3. Pengentasan Kemiskinan

4. Pengentasan Kemiskinan 5. Pelayanan Kesehatan 6. Pelayanan Kesehatan 7. Pelayanan Kesehatan 8. Pengentasan Kemiskinan 9. Pengentasan Kemiskinan 10. Pengentasan Kemiskinan 11. Peningkatan Mutu Pendidikan 12. Peningkatan Kesempatan

Berusaha/iklim usaha. 2. Menumbuh-

kembangkan ekonomi daerah

1. Setiap kelurahan memiliki kelompok usaha dengan produk unggulan yang berdaya saing

2. Setiap kecamatan memiliki pasar yang mampu memfasilitasi pemasaran produk unggulannya serta menjamin ketersediaan bahan pokok dan sarana produksi dengan harga terjangkau

3. Banjarbaru menjadi tujuan utama investasi bidang perdagangan dan industri di Kalimantan

1. Meningkatkan permodalan dan pendampingan bagi ukm.

2. Menciptakan produk unggulan di setiap kecamatan.

3. Meningkatkan daya saing dan

pemasaran produk unggulan.

1. Pengentasan Kemiskinan.

2. Peningkatan Kesempatan Berusaha/iklim usaha.

3. Peningkatan Kesempatan Berusaha/iklim usaha.

Page 67: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

61

Visi : MANDIRI DAN TERDEPAN DALAM PELAYANAN

Misi : MEWUJUDKAN BANJARBARU YANG BERDAYA SAING DAN SEJAHTERA

Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan

selatan

3. Membangun lingkungan yang sehat dan dinamis

1. Kawasan pemukiman, perkantoran dan sentra ekonomi memiliki infrastruktur dan fasilitas yang memenuhi standar.

2. Seluruh kawasan dapat diakses oleh sarana transportasi yang nyaman dan lancar.

3. Banjarbaru menjadi Kota Hijau yang bersih, sehat dan ramah lingkungan

1. Meningkatkan mutu jalan dan drainase. 2. Meningkatkan ketersedian air bersih. 3. Normalisasi sungai, jaringan irigrasi

dan reklamasi lahan kritis. 4. Revitalisasi kawasan kumuh kota. 5. Membuka isolasi daerah pinggiran. 6. Memperlancar akses lalu lintas ke setiap

kawasan. 7. Menetapkan dan menerapkan Tata

ruang secara konsisten. 8. Mewujudkan penataan pertamanan

yang indah di setiap kawasan. 9. Pengelolaan sampah dan limbah secara

lestari. 10. Meningkatkan sanitasi lingkungan.

1. Peningkatan Mutu Infrastruktur Sebagai Kota Jasa.

2. Peningkatan Mutu Infrastruktur Sebagai Kota Jasa.

3. Peningkatan Mutu Infrastruktur Sebagai Kota Jasa.

4. Pengentasan Kemiskinan. 5. Pengentasan Kemiskinan. 6. Peningkatan Mutu Infrastruktur

Sebagai Kota Jasa. 7. Penataan Lingkungan. 8. Penataan Lingkungan.

9. Penataan Lingkungan. 10. Penataan Lingkungan.

4. Mewujudkan pemerintahan yang baik

1. Manajemen Pemerintahan (Perencanaan, Pelaksanaan, Pengendalian dan Pelaporan) terlaksana secara terintegrasi, akuntabel dan tepat waktu berdasarkan data yang akurat.

2. Pelayanan publik menerapkan standar pelayanan prima yang terintegrasi secara online.

3. Setiap SKPD memiliki aparatur kompeten sesuai kebutuhan.

1. Sinkronisasi data dan program antar SKPD.

2. Mewujudkan birokrasi yang akuntabel dan efisien.

3. Menerapkan pelayanan terintegrasi secara online sampai ke kecamatan.

4. Mewujudkan pelayanan perizinan prima.

5. Membangun profesionalisme dan etos kerja melayani.

1. Pelayanan Publik.

2. Pelayanan Publik.

3. Pelayanan Publik.

4. Pelayanan Publik. 5. Pelayanan Publik.

Page 68: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

62

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di Kota Banjarbaru, tentunya akan tetap memperhatikan visi, misi, strategi dan arah kebijakan pembangunan. Oleh karena itu, dalam mewujudkan capaian keberhasilan pembangunan, Kota Banjarbaru mendefinisikan fokus utama pembangunan pada program prioritas pembangunan Kota Banjarbaru 2011-2015, sebagai berikut : 1. Peningkatkan mutu pendidikan dengan fokus :

a) Meningkatkan mutu dan etos kerja guru. b) Meningkatkan jumlah SMK berkualitas serta sekolah berstandar nasional dan

bertaraf internasional. c) Meningkatkan prestasi dan daya saing iptek, imtag, Olahraga dan seni budaya.

2. Pengentasan kemiskinan dengan fokus : a) Meningkatan pasrtisipasi pendidikan bagi masyarakat miskin b) Pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin c) Pengendalian jumlah penduduk d) Meningkatkan ketahanan pangan masyarakat miskin e) Mencetak tenaga kerja terampil f) Meningkatkan permodalan dan pendampingan bagi UKM g) Revitalisasi kawasan kumuh kota h) Membuka isolasi daerah pinggiran

3. Pelayanan Kesehatan dengan fokus : a) Menambah jumlah dokter spesialis b) Relokasi dan peningkatan mutu pelayanan RSUD c) Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan puskesmas dan jaringannya

4. Peningkatan Kesempatan Berusaha/iklim usaha dengan fokus : a) Memberikan kepastian hukum bagi kepemilikan lahan b) Menciptakan produk unggulan di setiap kecamatan c) Meningkatkan daya saing dan pemasaran produk unggulan

5. Peningkatan Mutu Infrastruktur Sebagai Kota Jasa dengan fokus : a) Meningkatkan mutu jalan dan drainase b) Meningkatkan ketersedian air bersih c) Normalisasi sungai, jaringan irigrasi dan reklamasi lahan kritis d) Memperlancar akses lalu lintas ke setiap kawasan

6. Penataan Lingkungan dengan fokus : a) Menetapkan dan menerapkan Tata ruang secara konsisten b) Mewujudkan penataan pertamanan yang indah di setiap kawasan c) Pengelolaan sampah dan limbah secara lestari d) Meningkatkan sanitasi lingkungan

7. Pelayanan Publik dengan fokus : a) Sinkronisasi data dan program antar SKPD b) Mewujudkan birokrasi yang akuntabel dan efisien c) Menerapkan pelayanan terintegrasi secara online sampai ke kecamatan d) Mewujudkan pelayanan perizinan prima e) Membangun profesionalisme dan etos kerja melayani

Page 69: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

63

Berbagai program prioritas tersebut akan didukung oleh rangkaian program sesuai dengan Urusan Wajib dan Urusan Pilihan yang dilaksanakan oleh SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Banjarbaru. Adapun penetapan program pembangunan dan penanganan urusan pembangunan yang disesuaikan dengan misi pembangunan daerah, sebagai berikut :

1. Peningkatkan mutu pendidikan;

a. Urusan Wajib Pendidikan, melalui program : (1) Program Peningkatan mutu pendidik dan tenaga pendidikan (2) Program Manajemen Pelayanan Pendidikan (3) Program Pendidikan menengah (4) Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun

b. Urusan Wajib Pemuda dan Olahraga (1) Program peningkatan peran serta kepemudaan (2) Program Pengembangan Keragaman Budaya

2. Pengentasan kemiskinan; a. Urusan Wajib Pendidikan, melalui program :

(1) Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun b. Urusan Wajib Kesehatan, melalui program :

(1) Program upaya kesehatan masyarakat (2) Program Pelayanan Kesehatan penduduk Miskin (3) Program Perbaikan gizi masyarakat

c. Urusan Wajib Pekerjaan Umum melalui program : (1) Program pengembangan perumahan (2) Program lingkungan hidup sehat perumahan (3) Program Peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran (4) Pembangunan jalan dan jembatan

d. Urusan Wajib Keluarga Berencana (1) Program KB

e. Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil (1) Program Penataan Administrasi Kependudukan

f. Urusan Wajib Tenaga Kerja (1) Program peningkatan kesempatan kerja

g. Urusan Wajib Sosial (1) Program pemberdayaan fakir miskin, komunitas padat terpencil dan PMKS

lainnya h. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

(1) Program Program penciptaan iklim usaha mikro kecil dan menengah yang kondusif

(2) Program penciptaan iklim usaha mikro kecil dan menengah yang kondusif (3) Program pengembangan sistim pendukung usaha bagi usaha mikro, kecil dan

menengah (4) Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi

i. Urusan Pilihan Pertanian (1) Program peningkatan kesejahteraan petani (2) Peningkatan Ketahanan pangan

j. Urusan Pilihan Industri (1) Program pengembangan industri kecil dan menengah (IKM)

Page 70: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

64

3. Pelayanan Kesehatan; a. Urusan Wajib Kesehatan

(1) Program Peningkatan sumber daya masyarakat (2) Program Pengadaan, peningkatan sarpras RSUD (3) Program Pemeliharaan sapras RSUD (4) Program Peningkatan Manajemen RSUD (5) Program Upaya kesehatan masyarakat (6) Program Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat (7) Program Pelayanan kesehatan ibu dan anak (8) Program Obat dan perbekalan kesehatan (9) Program Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular (10) Program Standarisasi pelayanan kesehatan (11) Program Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarpras pukesmas/pustu dan

jaringannya (12) Program Kemitraan peningkatan pelayanan Kesehatan

b. Urusan Wajib Pekerjaan Umum (1) Program Pembangunan Fasilitas Umum

4. Peningkatan Kesempatan Berusaha/iklim usaha; a. Urusan Wajib Pertanahan

(1) Program penataan penguasaan, pemilikan penggunaan dan pemanfaatan tanah

b. Urusan Pilihan Perindustrian (1) Program pengembangan industri IKM

c. Urusan Pilihan Pertanian (1) Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan (2) Program pengembangan budidaya perikanan (3) Program peningkatan produksi hasil peternakan (4) program Optimalisasi pengelolaan dan Pemasaran produksi perikanan

d. Urusan Pilihan Perdagangan (1) Program peningkatan dan pengembangan eksport (2) Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri

5. Peningkatan Mutu Infrastruktur Sebagai Kota Jasa; a. Urusan Wajib Pekerjaan Umum

(1) Program pembangunan jalan dan jembatan (2) Program Peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan (3) Rehabilitas/pemeliharaan jalan dan jembatan (4) Program Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah (5) Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan

pengairan lainnya (6) Program Pengendalian banjir

b. Urusan Lingkungan Hidup (1) Program Perlindungan dan konservasi sumber daya alam

c. Urusan Pilihan Kehutanan (1) Program rehabilitasi hutan dan lahan

6. Penataan Lingkungan a. Urusan Wajib Tata Ruang

(1) Program Perencanaan tata ruang (2) Program Pemanfaatan ruang

b. Urusan Wajib Lingkungan (1) Program Program Peningkatan pelayanan dan pengelolaan kebersihan. (2) Program Pengembang kinerja pengelolaan persampahan

Page 71: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

65

(3) Program Pengelolaan ruang terbuka hijau. (4) Program Pembangunan/pemeliharaan taman (5) Program Penataan areal pemakaman. (6) Program Kualitas kebersihan lingkungan. (7) Program Penataan dan pemeliharaan PJU. (8) Program Pengendalian, pencemaran Lingkungan Hidup

c. Urusan Wajib Pekerjaan Umum (1) Program Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah (2) Program pengembangan fasilitas umum

d. Urusan Wajib Kesehatan (1) Program Lingkungan sehat

7. Pelayanan Publik. a. Urusan Perencanaan

(1) Program pengembangan data dan informasi b. Urusan Pemerintahan Umum

(1) Program Penataan Kelembagaan, ketatalaksanaan dan analisa jabatan (2) Program Peningkatan penataan organisasi pemerintah daerah (3) Program Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian

kebijakan kepala daerah (4) Peningkatan pelayanan dan kapasitas pemerintah kecamatan (5) Program Peningkatan pelayanan prima terpadu

c. Urusan Komunikasi dan Informasi (1) Program Pengembangan komunikasi, informasi dan media massa

d. Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil (1) Program penataan administrasi kependudukan

e. Urusan Kepegawaian (1) Program Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur (2) Program Pembinaan dan pengembangan aparatur (3) Program Peningkatan informasi dan kedudukan hukum pegawai

Page 72: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

66

Tabel VII.1 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Kota Banjarbaru

Sasaran Strategi dan Arah

Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Bidang Urusan

SKPD Penanggung

Jawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

1. Seluruh anak usia sekolah menyelesaikan pendidikan SLTA dan memiliki keterampilan IT, bahasa asing dan wirausaha.

1. Meningkatkan mutu dan etos kerja guru.

Di setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-lV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik

100%

100%

1. Program Peningkatan mutu pendidik dan tenaga pendidikan

1. Pendidikan 1. Dinas Pendidikan

Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S1 atau D-lV sebanyak 70% dan separuh diantaranya (35% dari keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik untuk daerah khusus masing-masing sebanyak 40% dan 20%

80%

100%

Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S1 atau D-lV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing 1 (satu) orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris.

55%

100%

Di setiap Kota semua Kepala Sekolah SD/Ml berkualifikasi S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik

84%

100%

Pemerintah Kota memiliki rencana

dan melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif

100% 100%

2. Meningkatkan jumlah SMK berkualitas serta sekolah berstandar nasional dan bertaraf internasional.

Data SD/MI,SMP/MTS,SMA/MA/SMK teremajakan dalam aplikasi PADATIWEB

70%

100%

1. Program Manajemen pelayanan pendidikan

1. Pendidikan 1. Dinas Pendidikan

% siswa memiliki kartu NISN 70% 95% % guru memiliki kartu NUPTK 48,66% 53,41% Angka kredit guru dan pengawas 225 orang 350 orang

Page 73: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

67

Sasaran Strategi dan Arah

Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Bidang Urusan

SKPD Penanggung

Jawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

sekolah rasio ketersediaan sekolah/penduduk

usia sekolah SMA/SMK/MA 29,41%

34,41%

2. Program Pendidikan

Menengah angka kelulusan (AL)

SMA/SMK/MA 90,13%

99,13%

angka rata-rata lama sekolah

SMA/SMK/MA 3,02 thn

3,01 thn

angka partisipasi kasar SMA/SMK/MA

84,38%

85,18%

angka pendidikan yang ditamatkan 4,68% 5,93%

angka partisipasi murni SMA/SMK/MA/paket C

66,20%

72,70%

Jumlah siswa yang mengikuti olimpiade sains

171 orang

179 orang

Jumlah event iptek berskala regional dan nsional di Banjarbaru

3 kali 5 kali

Jumlah prestasi yang diraih dibidang IT

3 orang 7 orang

3. Meningkatan pasrtisipasi pendidikan bagi masyarakat miskin.

Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik dan melaksanakan tugas tambahan

85%

100%

1. Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun

1. Pendidikan 1. Dinas Pendidikan

Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran selama 34 minggu per tahun dengan kegiatan tatap muka sebagai berikut : a) Kelas l - ll : 18 jam per minggu b) Kelas lll : 24 jam per minggu c) Kelas lV - Vl : 27 jam per minggu d) Kelas VII - lX : 27 jam per minggu

100% 100% 100% 100%

100% 100% 100% 100%

Satuan pendidikan menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai ketentuan yang berlaku

- -

Setiap guru menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan silabus untuk

100% 100%

Page 74: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

68

Sasaran Strategi dan Arah

Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Bidang Urusan

SKPD Penanggung

Jawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

setiap mata pelajaran yang diampunya Setiap guru mengembangkan dan

menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan balajar

100% 100%

Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru 2 (dua) kali dalam setiap semester

80% 100%

Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada kepala sekolah pada akhir semester dalam bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik

100% 100%

Setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip-prinsp manajemen berbasis sekolah (MBS)

80% 100%

Tersedianya satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3 km untuk SD/MI dan 6 km untuk SMP/MTs dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencil

100% 100%

Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 orang, dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru serta papan tulis

85% 100%

Di setiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik

71,42% 100%

Page 75: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

69

Sasaran Strategi dan Arah

Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Bidang Urusan

SKPD Penanggung

Jawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Di setiap Kabupaten/Kota semua Kepala Sekolah SMP/MTs berkualifikasi akademik S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik

90%

100%

Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan

85% 100%

rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah a. SD/MI b. SMP/MTs

45,48% 29,36%

57,98% 41,86%

angka kelulusan (AL) SD/MI 100% 100%

angka kelulusan (AL) SMP/MTs 100% 100% angka melanjutkan (AM) dari SD/MI

ke SMPD/MTs 111,62%

123,28%

angka melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA

174,00%

177,75%

angka partisipasi kasar : a. SD/MI b. SMP/MTs

122,54% 102,85%

125,12% 108,49%

angka rata-rata lama sekolah : a. SD/MI b. SMP/MTs

6,29 thn 3,02 thn

6,01 thn 3,01 thn

angka pendidikan yang ditamatkan : a. SD/MI b. SMP/MTs

13,82%

5,31%

17,57%

6,91% angka partisipasi murni

a. APM SD/MI/paket A b. APM SMP/MTs/paket B

94,65% 82,20%

99,15% 83,60%

Jumlah siswa yang mengikuti olimpiade sains : a. SD/MI b. SMP/MTs

56 orang 14 orang

76 orang 18 orang

2. Pelayanan

kesehatan memenuhi standar

1. Pelayanan kesehatan

bagi masyarakat miskin.

Rasio puskesmas per satuan penduduk

1:25.000

1:21.000

1. Program Upaya

kesehatan masyarakat

1. Kesehatan

1. Dinas

Kesehatan Rasio puskesmas pembantu per satuan penduduk

1:7.500

1:5.000

Page 76: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

70

Sasaran Strategi dan Arah

Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Bidang Urusan

SKPD Penanggung

Jawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

mutu dan mampu menjangkau/dijangkau seluruh masyarakat.

Rasio dokter per 1000 penduduk 1:7.000 1:2.500 Rasio dokter gigi per 1000 penduduk 1:20.000 1:9.000 Jumlah puskesmas yang menerapkan

standar pelayanan medik dasar 8 pkm

10 pkm

Jumlah puskesmas yang melaksanakan

program kesehatan jiwa 1 pkm

8 pkm

Jumlah puskesmas yang melaksanakan

program kesehatan gigi dan mulut 8 pkm

10 pkm

Jumlah puskesmas yang melaksanaka program kesehatan indera

1 pkm

10 pkm

Persentase pasien miskin yang terlayani

100% 100% 2. Program Pelayanan Kesehatan penduduk Miskin

2. RSUD

2. Menambah jumlah dokter spesialis.

% SDM kesehatan yang memenuhi standar kompetensi

65 %

100%

1. Program Peningkatan sumber daya kesehatan

1. Kesehatan 1. Dinas Kesehatan

% fasilitas kesehatan yang mempunyai SDM kesehatan sesuai standar

65 % 100%

3. Relokasi dan peningkatan mutu pelayanan RSUD.

Pembangunan Rumah Sakit Klas B 0%

100%

1. Program Pengadaan, peningkatan sarpras RSUD

1. Kesehatan 1. RSUD

Meningkatnya persentase prasarana (alkes) yang telah di Kalibrasi

40%

100%

2. Program Pemeliharaan Sarana Prasarana RSUD

Pemeliharaan Rumah Sakit 100% 100%

Persentase perawat/bidan yang memiliki kompetensi sesuai standar profesi

79%

100% 3. Program Peningkatan Manajemen RSUD

Persentase kualitas SDM tenaga kesehatan terlatih

20%

100%

Persentase karu/katim memenuhi standar profesi minimal pendidikan S1 Keperawatan

20% 100%

4. Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan puskesmas dan jaringannya.

Rasio puskesmas per satuan penduduk 1:25.000 1:21.000 1. Program Upaya kesehatan masyarakat

1. Kesehatan 1. Dinas Kesehatan Rasio puskesmas pembantu per satuan

penduduk 1:7.500 1:5.000

Rasio dokter per 1000 penduduk 1:7.000 1:2.500 Rasio dokter gigi per 1000 penduduk 1:20.000 1:9.000 Jumlah puskesmas yang menerapkan

standar pelayanan medik dasar 8 pkm 10 pkm

Page 77: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

71

Sasaran Strategi dan Arah

Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Bidang Urusan

SKPD Penanggung

Jawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Jumlah puskesmas yang melaksanakan program kesehatan jiwa

1 pkm 8 pkm

Jumlah puskesmas yang melaksanakan program kesehatan gigi dan mulut

8 pkm 10 pkm

Jumlah puskesmas yang melaksanaka program kesehatan indera

1 pkm 10 pkm

Persentase rumah tangga yang melaksanakan PHBS (sesuai kriteria buku petunjuk PHBS)

40% 70% 2. Program Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat Persentase sekolah SD/MI yang ber

PHBS 69 % 70%

Posyandu purnama 30 % 55% kelurahan siaga aktif 60 % 80%

Rasio posyandu persatuan balita 1:50 1:100

Cakupan Ibu bersalin yg ditolong oleh nakes terlatih (PN)

89,9 % 70% 3. Program Pelayanan kesehatan ibu dan anak

Cakupan Ibu Hamil yg mendapatkan pelayanan Antenatal (K4)

80,56 % 95%

Cakupan ibu nifas yg mendapatkan pelayanan (KF)

89,66 % 90%

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani (PK)

31,27 % 80%

Puskesmas Rawat Inap yang mampu PONED

1 buah 1 buah

RS yang mampu melaksanakan PONEK

1 buah 1 buah

Persentase PUS yang menjadi peserta KB aktif (CPR)

61,24 % 95%

Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup

59,4/100 rb kh

42/100 rb kh

Cakupan Kunjungan Neonatal pertama (KN1)

95,03 % 99%

Cakupan Neonatal Komplikasi yang ditangani

31,06 % 80%

Persentase Kunjungan Bayi 85,36 % 90% Pelayanan Kesehatan Anak Balita 52,32 % 85% Persentase cakupan Penjaringan Siswa 80 % 98%

Page 78: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

72

Sasaran Strategi dan Arah

Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Bidang Urusan

SKPD Penanggung

Jawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

SD kelas I dan setingkat Angka Kelangsungan Hidup

Bayi/AKB per 1000 Kelahiran Hidup 8,61/

1.000 kh 6/

1.000 kh Angka usia harapan hidup 67,31 th 72 th ketersediaan obat dan vaksin 8 pkm 8 pkm 4. Program Obat dan

perbekalan kesehatan Ketersediaan obat perkapita per tahun di sarana pelayanan kesehatan dasar (Rp/Kapita)

Rp. 7.200 Rp.10.000

Angka kesakitan penderita DBD per 100.000 penduduk (inciden rate)

116,1 51

5. Program Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Angka bebas jentik (ABJ ≥95 %) 91,30 % 95%

Case Fatality rate ( CFR ) kematian DBD

2 % <1%

Angka penemuan kasus malaria per 1000 penduduk (annual paracite inciden)

1,15 kasus <1 kasus

Persentase KLB Malaria yang dilaporkan dan ditanggulangi

100 % 100 %

Persentase penderita kasus filaria yang ditangani sesuai standar

100 % 100 %

Persentase kasus baru Tuberkolusis (TB)/BTA positif yang ditemukan

48 % <70%

Persentase kasus baru Tuberkolusis (TB) yang disembuhkan

87 % 85%

Jumlah kasus TB per 100.000 penduduk (suspek penderita TB)

816 kasus 235 kasus

Error rate ( angka kesalahan laboratorium ) penyakit TB

2 % <5%

Prevalensi kasus HIV (berdasarkan populasi dewasa)

0,01 % <0,5%

Persentase orang dengan HIV/AIDS (ODHA) mendapat Anti Retroviral Treatment (ART)

42,85 % 50%

Persentase penduduk 15 th keatas mengetahui pengetahuan tentang HIV & AIDS

0 % 95%

Jumlah orang yang berumur 15 th atau lebih yang menerima konseling dan

250 orang >50 orang

Page 79: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

73

Sasaran Strategi dan Arah

Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Bidang Urusan

SKPD Penanggung

Jawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

testing HIV Jumlah kasus diare per 1000 penduduk

Angka kematian diare (CFR) pada saat KLB

3.557 orang 285 orang

Cakupan penemuan dan tatalaksana standar kasus pnemoni balita

0 Kasus <1 kasus

Penderita terdaftar akhir Desember per 10.000 penduduk (prevalensi kusta)

95,60 % 100%

Angka penemuan kasus baru ( New case detection rate / NCDR ) kusta per 100.000 penduduk

0,34 % 1%

Angka kecacatan Tk II / Proporsi dari penderita baru penyakit kusta

3,9 % 5%

Persentase penanganan penderita kasus kecacingan

0 % <8%

Persentase bayi 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap

100 % 100 %

Persentase desa/ kelurahan yang sudah UCI

96 % 100%

Persentase anak usia sekolah yang mendapat imunisasi

95 % 100%

Penemuan kasus non folio AFP rate per 100.000 anak < 15 th

96 % 98%

Persentase penyelidikan epidemiologi (PE) < 24 jam

0 kasus 1 kasus

Deteksi dini faktor resiko penyakit tidak menular

85 % 100%

% kasus gigitan hewan penular rabies yang ditangani

0,70 % 50%

jumlah Puskesmas Standar ISO 100 % 100 % 6. Program Standarisasi pelayanan kesehatan Cakupan sarana pelayanan kesehatan

swasta yang legalitas 1 buah

70 % 8 buah

100%

Jumlah puskesmas/pustu yang memenuhi sarana/prasarana dan peralatan kesehatan sesuai standar dan aman

8 pkm/12 pustu

8 pkm/12 pustu

7. Program Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarpras puskesmas/pustu dan jaringannya

Cakupan pelayanan kesehatan dasar 36,9 % 70% 8. Program Kemitraan

Page 80: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

74

Sasaran Strategi dan Arah

Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Bidang Urusan

SKPD Penanggung

Jawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

masyarakat miskin peningkatan pelayanan Kesehatan Cakupan pelayanan kesehatan rujukan

pasien masyarakat miskin 4,41% 17,9%

Cakupan pelayanan kesehatan peserta askes

38,9% 47,9%

Jumlah puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi penduduk miskin

8 pkm 8 pkm

2. Keluarga ikut KB dan cukup gizi.

1. Pengendalian jumlah penduduk.

PUS peserta KB anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB mandiri

-

-

1. Program Keluarga berencana

1. Keluarga Berencana

1. BPMPKB

Rata-rata jumlah anak per keluarga 3,43% 2,93% Rasio akseptor KB 72,70% 73,20% Cakupan peserta KB aktif 26.813 orang 28.200 orang

Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I

7.128 orang 6.446 orang

Pelayanan Komunikasi Informasi dan Edukasi Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera (KIE KB dan KS)

240 orang 340 orang

Pasangan Usia Subur (PUS) yang isterinya dibawah usia 20 tahun

570 orang 520 orang

Sasaran Pasangan Usia Subur menjadi Peserta KB aktif

36.877 orang 39.887 orang

PUS yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (unmet need)

5.380 orang 5.355 orang

Anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB

1.052 orang 1.352 orang

Ratio Penyuluh KB/Petugas Lapangan KB 1 PKB/PLKB untuk setiap 2 desa/kelurahan

29 orang 40 orang

Ratio Petugas Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) setiap desa/kelurahan 1 PPKBD

20 kel 20 kel

Penerbitan KTP

20.000 buah

37.400 buah

2. Program Penataan

Kependudukan

2. Kependudukan

2. Disdukcapil

Penerbitan Akta Kelahiran 7.196 buah 5.250 buah

Penerbitan Akta Perkawinan Non 56 buah 85 buah

Page 81: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

75

Sasaran Strategi dan Arah

Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Bidang Urusan

SKPD Penanggung

Jawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Muslim Penerbitan Akta Perceraian Non

Muslim 17 buah 30 buah

Penerbitan Akta Kematian 12 buah 16 buah Ketersediaan Data Base

Kependudukan 203.218 222.000

Penerbitan Akta Pengakuan,Pengesahan dan Pengangkatan Anak

17 buah 30 buah

Penerbitan Akta Perubahan Kewarganegaraan

- -

Prosentase Pelaksanaan Kegiatan Rutin, Administrasi dan Pelaporan secara Akuntabel dan Tepat Waktu

100% 100%

Prosentase Pelayanan Yang Memenuhi Standar Layanan Yang Prima

100% 100%

Prosentase Aparatur Yang Memiliki Kompetensi Sesuai Bidangnya

100% 100%

2. Meningkatkan ketahanan pangan masyarakat miskin.

Ketersediaan pangan utama 100% 100% 1. Program Peningkatan Ketahanan pangan

1. Pertanian 1. Distankanhut

Prevalensi balita kekurangan gizi 0,11 % <18,8% 2. Program Perbaikan gizi masyarakat

2. Kesehatan 2. Dinas Kesehatan Persentase Balita Gizi buruk

ditemukan yang mendapat perawatan 100 % 100 %

Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S)

58,82 % 85%

Cakupan pemberian MP-ASI pada anak 6-24 bln keluarga miskin

100 % 100 %

4. Masyarakat usia produktif menjadi tenaga kerja produktif yang mampu memajukan daerahnya.

1. Mencetak tenaga kerja terampil.

Besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan

33,29%

34,01%

1. Program Peningkatan kesempatan kerja

1. Tenaga Kerja

1. Dinsosnaker

Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB

4,22% 4,22% 2. Program Peningkatan kesejahteraan petani

2. Pertanian 2. Distankanhut

5. Pemuda Banjarbaru meraih prestasi regional dan nasional di bidang iptek, olahraga dan seni budaya.

1. Meningkatkan prestasi dan daya saing iptek, imtag, Olahraga dan seni budaya.

Jumlah organisasi pemuda 30 buah

2 buah

1. Program Peningkatan peran serta kepemudaan

1. Pemuda dan Olahraga

1. Disbudparpora

Jumlah event olahraga dan seni budaya berskala regional dan nasional

9 buah 15 buah

Page 82: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

76

Sasaran Strategi dan Arah

Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Bidang Urusan

SKPD Penanggung

Jawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

di Banjarbaru Jumlah gedung dan lapangan olahraga 218 buah 5 buah

Jumlah wirausaha baru dibidang pariwisata dan kebudayaan

0 buah 1 buah 2. Program Pengelolaan keragaman budaya

2. Kebudayaan

Jumlah event olahraga dan seni budaya berskala regional dan nasional di Banjarbaru

2 buah 1 buah

Cakupan Sumber Daya Manusia 583 orang 593 orang Cakupan Tempat Kesenian 1 buah 1 buah Cakupan Organisasi Kesenian 38 buah 1 buah Cakupan Fasilitasi Seni 3 buah 1 buah

Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik dan melaksanakan tugas tambahan

85% 100% 3. Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun

3. Pendidikan 2. Dinas Pendidikan

Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran selama 34 minggu per tahun dengan kegiatan tatap muka sebagai berikut : a) Kelas l - ll : 18 jam per minggu b) Kelas lll : 24 jam per minggu c) Kelas lV - Vl : 27 jam per minggu d) Kelas VII - lX : 27 jam per minggu

100% 100% 100% 100%

100% 100% 100% 100%

Satuan pendidikan menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai ketentuan yang berlaku

- -

Setiap guru menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya

100% 100%

Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan balajar

100% 100%

Kepala sekolah melakukan supervisi 80% 100%

Page 83: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

77

Sasaran Strategi dan Arah

Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Bidang Urusan

SKPD Penanggung

Jawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

kelas dan memberikan umpan balik kepada guru 2 (dua) kali dalam setiap semester

Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada kepala sekolah pada akhir semester dalam bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik

100% 100%

Setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip-prinsp manajemen berbasis sekolah (MBS)

80% 100%

Tersedianya satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3 km untuk SD/MI dan 6 km untuk SMP/MTs dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencil

100% 100%

Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 orang, dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru serta papan tulis

85% 100%

Di setiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik

71,42% 100%

Di setiap Kabupaten/Kota semua Kepala Sekolah SMP/MTs berkualifikasi akademik S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik

90% 100%

Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap

85% 100%

Page 84: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

78

Sasaran Strategi dan Arah

Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Bidang Urusan

SKPD Penanggung

Jawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan

rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah a. SD/MI b. SMP/MTs

45,48% 29,36%

57,98% 41,86%

angka kelulusan (AL) SD/MI 100% 100% angka kelulusan (AL) SMP/MTs 100% 100%

angka melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMPD/MTs

111,62% 123,28%

angka melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA

174,00% 177,75%

angka partisipasi kasar : a. SD/MI b. SMP/MTs

122,54% 102,85%

125,12% 108,49%

angka rata-rata lama sekolah : a. SD/MI b. SMP/MTs

6,29 thn 3,02 thn

6,01 thn 3,01 thn

angka pendidikan yang ditamatkan : a. SD/MI b. SMP/MTs

13,82%

5,31%

17,57%

6,91%

angka partisipasi murni a. APM SD/MI/paket A b. APM SMP/MTs/paket B

94,65% 82,20%

99,15% 83,60%

Jumlah siswa yang mengikuti olimpiade sains : a. SD/MI b. SMP/MTs

56 orang 14 orang

76 orang 18 orang

rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah SMA/SMK/MA

29,41% 34,41% 4. Program Pendidikan Menengah

angka kelulusan (AL) SMA/SMK/MA

90,13% 99,13%

angka rata-rata lama sekolah SMA/SMK/MA

3,02 thn 3,01 thn

angka partisipasi kasar SMA/SMK/MA

84,38% 85,18%

angka pendidikan yang ditamatkan 4,68% 5,93%

Page 85: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

79

Sasaran Strategi dan Arah

Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Bidang Urusan

SKPD Penanggung

Jawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

angka partisipasi murni SMA/SMK/MA/paket C

66,20% 72,70%

Jumlah siswa yang mengikuti olimpiade sains

171 orang 179 orang

Jumlah event iptek berskala regional dan nsional di Banjarbaru

3 kali 5 kali

Jumlah prestasi yang diraih dibidang IT

3 orang 7 orang

6. Masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan secara tertib dan harmonis.

1. Memberikan kepastian hukum bagi kepemilikan lahan.

persentase antar wilayah yang memiliki pilar batas yang jelas

100% 100% 1. Program Penataan penguasaan pemilikan penggunaan dan pemanfaatan tanah

1. Pertanahan 1. Setdako-Bagian Tapem

Jumlah sengketa tanah yang diselesaikan

- -

Tingkat Pendapatan Daerah ( juta rupiah) : a. PAD b. Dana Perimbangan c. Sumber-sumber Lain Yang Sah

30.302,- 335.582,-

58.460,-

58.329,- 428.902,-

74.611,-

2. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

2. Pemerintahan Umum

2. DPPKAD

Prosantase Pemanfaatan dan Pendayagunaan Aset Daerah

91.2% 96,5%

Tingkat akuntabilitas penggunaan anggaran

100% 100%

Prosentase Penyerapan Anggaran 90,74% 93% Opini laporan pengelolaan keuangan WDP WTP

7. Setiap kecamatan memiliki kelompok usaha dengan produk unggulan yang berdaya saing

1. Meningkatkan permodalan dan pendampingan bagi ukm.

Jumlah wirausaha baru di bidang perindustrian dan perdagangan

84 orang

184 orang

1. Program Pengembangan IKM

1. Industri 1. Disperindag dan Tamben

Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor industri

13 % 20%

Cakupan bina kelompok pengrajin 20 % 80% Pemeliharaan Pasca Program

pemberdayaan masyarakat 8 kel 11 kel 2. Program Pemberdayaan

fakir miskin, KAT, dan PMKS lainnya

2. Sosial

2. Dinsosnaker

Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat

20 kel 20 kel 3. Program Penciptaan iklim usaha kecil mikro menengah yang kondusif

Jumlah sarjana yang menjadi wirausaha baru

0 orang 40 orang 4. Program Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha mikro kecil

Page 86: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

80

Sasaran Strategi dan Arah

Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Bidang Urusan

SKPD Penanggung

Jawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Jumlah UKM non BPR/LKM UKM 0 LKM 5 LKM 5. Program Peningkatan Kualitas kelembagaan Koperasi

Jumlah BPR/LKM aktif 3 LKM 8 LKM persentase usaha mikro dan kecil 79,25% 79,60%

persentase koperasi aktif 67% 71% Pertumbuhan Kemitraan UMKM 95 UMKM 120 UMKM 6. Program Pengembangan

sistem pendukung usaha mikro kecil menengah

3. Koperasi dan UKM

3. Dinas Koperasi dan UMKM

2. Menciptakan produk unggulan di setiap kecamatan.

Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras) terhadap PDRB

- - 1. Program Peningkatan produksi pertanian/perkebunan

1. Pertanian 1. Distankanhut

Produktivitas padi atau bahan utama lokal lainnya perhektar

3,75% 3,93%

Nilai tukar petani 106,08% 107,33%

Produksi Perikanan 52,60% 84,50% 2. Program Pengembangan budidaya perikanan

2. Perikanan Produksi perikanan kelompok

budidaya 89,38% 139,38%

cakupan bina kelompok petani ikan (pokdakan)

90,00% 100% 3. Program Optimalisasi pengelolaan dan Pemasaran produksi perikanan

Cakupan bina kelompok tani 20,27% 23,65%

konsumsi ikan 95,97% 102,30% Jumlah wirausaha baru di bidang

perindustrian dan perdagangan 84 orang 184 orang 4. Program Pengembangan

IKM 3. Industri 2. Disperindag

dan Tamben

Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor industri

13 % 20%

Cakupan bina kelompok pengrajin 20 % 80% 8. Setiap kecamatan

memiliki pasar yang mampu memfasilitasi pemasaran produk unggulannya serta menjamin ketersediaan bahan pokok dan sarana produksi dengan harga terjangkau

9. Banjarbaru menjadi tujuan utama investasi bidang

1. Meningkatkan daya saing dan pemasaran produk unggulan

Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB

19 % 27%

1. Program Peningkatan dan pemgembangan ekspor

1. Perdagangan 1. Disperindag dan Tamben

Presentase kebutuhan pokok dan sarana produksi yang terjamin ketersediaan dengan harga terjangkau

Inflasi <10% Inflasi <10% 2. Program Peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri

Besarnya Investasi (juta) Rp. 3.368,- Rp. 3.418,- 3. Program Peningkatan Promosi dan Kerjama Investasi

2. Penanaman Modal

3. Bappeda dan PM

Jumlah Perusahaan yang berinvestasi 1 perusahaan 6 perusahaan 4. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

cakupan bina kelompok petani ikan (pokdakan)

90,00%

100%

5. Program Optimalisasi pengelolaan dan

2. Kelautan Perikanan

3. Distankanhut

Page 87: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

81

Sasaran Strategi dan Arah

Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Bidang Urusan

SKPD Penanggung

Jawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

perdagangan dan industri di Kalimantan selatan

Cakupan bina kelompok tani 20,27% 23,65% Pemasaran produksi perikanan konsumsi ikan 95,97% 102,30%

10. Kawasan pemukiman, perkantoran dan sentra ekonomi memiliki infrastruktur dan fasilitas yang memenuhi standar.

1. Meningkatkan mutu jalan dan drainase.

Persentase wilayah yang memiliki akses jalan dan jembatan

100% 100%

1. Program Pembangunan jalan dan jembatan

1. Pekerjaaan Umum

1. Dinas PU dan Perumahan

Rasio Jalan dilalui roda 4 3.189 km 3.327 km Panjang Jalan yang memiliki

drainase/saluran pembuangan air 313.312 km 341.194 Km

Drainase dalam kondisi baik/pembuangan aliran air tidak tersumbat

567.708 km 651.397 km

Tersedianya Sistem Informasi Jasa Konstruksi setiap tahun

30% 75% 2. Program Peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan

Panjang Jalan Kota dalam kondisi mantap (> 40 KM/Jam)

435.042 km 515.175 km 3. Program Rehabilitas/pemeliharaan jalan dan jembatan. Proporsi Panjang Jaringan Jalan

dalam kondisi baik 84,45% 100%

2. Meningkatkan ketersedian air bersih.

Persentase rumah tangga bersanitasi dan air bersih

84,33%

86,3%

1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan air minum dan limbah

1. Lingkungan Hidup

1. Dinas PU dan Perumahan

Pelayanan informasi status kerusakan lahan dan atau tanah untuk produksi biomasa

1 buku 1 buku 2. Program Perlindungan dan konservasi SDA

2. Kantor LH

3. Normalisasi sungai, jaringan irigrasi dan reklamasi lahan kritis.

Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah ada

55%

64%

1. Program Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi,rawa, jaringan pengairan lainnya

1. Pekerjaaan Umum

1. Dinas PU dan Perumahan

Luas Irigasi Kota dalam kondisi baik 0,68 ha 0,80 ha Tersedianya sistem air limbah skala

komunitas/kawasan/kota 3 unit 28 unit 2. Program Pengendalian

banjir

Tersedianya sistem Jaringan Drainase Skala Kawasan dan Skala Kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm selama 2 jam) dan tidak lebih dari 2 kali setahun

7,8 ha 0 ha

rehabilitasi hutan dan lahan kritis 2,53% 0,90% 3. Program Rehabilitasi hutan dan lahan

Kehutanan Distankanhut

Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB

- -

Page 88: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

82

Sasaran Strategi dan Arah

Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Bidang Urusan

SKPD Penanggung

Jawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

4. Revitalisasi kawasan kumuh kota.

Rasio Rumah Layak Huni 0,2675% 0,2700% 1. Program Pengembangan Perumahan

1. Perumahan 1. Dinas PU dan Perumahan

Rasio Permukiman Layak Huni 0,9 % 0,997% Penanganan Permukiman Kumuh

Perkotaan 0,145% 0,138% 2. Program Lingkungan

hidup sehat perumahan Sempadan Jalan yang dipakai

pedagang kaki lima atau bangunan rumah liar

0 Kec 4 kec

Lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan PSU (Prasarana,Sarana, Utilitas)

16 unit 36 unit 3. Program Peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran

11. Seluruh kawasan dapat diakses oleh sarana transportasi yang nyaman dan lancar.

1. Membuka isolasi daerah pinggiran.

Persentase wilayah yang memiliki akses jalan dan jembatan

100% 100% 1. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

1. Pekerjaan Umum

1. Dinas PU dan Perumahan

Rasio Jalan dilalui roda 4 3.189 km 3.376 km

Panjang Jalan yang memiliki drainase/saluran pembuangan air

313.312 km 341.194 km

Drainase dalam kondisi baik/pembuangan aliran air tidak tersumbat

567.708 km 651.397 km

2. Memperlancar akses lalu lintas ke setiap kawasan.

Persentase wilayah yang memiliki akses jalan dan jembatan

100% 100% 1. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

1. Pekerjaan Umum

1. Dinas PU dan Perumahan

Rasio Jalan dilalui roda 4 3.189 km 3.376 km

Panjang Jalan yang memiliki drainase/saluran pembuangan air

313.312 km 341.194 km

Drainase dalam kondisi baik/pembuangan aliran air tidak tersumbat

567.708 km 651.397 km

terpeliharanya Traffic light 1 unit 4 unit 2. Program Pengembangan dan Pemeliharaan prasarana serta fasilitas DLLAJ

2. Perhubungan 2. Dishubkominfo terpeliharanya Warning light 0 unit 4 unit

terpeliharanya Halte/Shelte 0 unit 2 unit

Terpeliharanya Prasarana dan Fasilitas LLAJ serta rambu-rambu

457 unit 832 unit

Jumlah Halte/Shelter 1 buah 11 buah 3. Program Pembangunan sarana dan prasarana perhubungan

Jumlah Terminal Angkutan Barang 0 buah 1 buah

Rasio ijin trayek yang dikeluarkan perjumlah penduduk

0,059% 0,027% 4. Program Peningkatan Pelayanan angkutan

Page 89: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

83

Sasaran Strategi dan Arah

Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Bidang Urusan

SKPD Penanggung

Jawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Presentase jumlah angkutan darat perjumlah penumpang angkutan darat

25% 30%

rasio panjang jalan per jumlah kendaraan

596,80% 334,78% 5. Program Pengendalian dan Pengamanan lalu lintas Jumlah pemasangan fasilitas lalu lintas 472 buah 1.007 buah

Jumlah uji kir angkutan umum 4.869 buah 7.414 h 6. Program Peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor

Jumlah kepemilikan kendaraan wajib uji

0,050% 0,033%

Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR)

6 bulan berkala

6 bulan berkala

Biaya pengujian kelaikan angkutan umum : a. JBB s/d 2.000 ton b. JBB 2.000 s/d 8.000 ton c. JBB 8.000 s/d 26.000 ton

43.500 53.500 68.500

43.500 53.500 68.500

12. Banjarbaru menjadi Kota Hijau yang bersih, sehat dan ramah lingkungan

1. Menetapkan dan menerapkan Tata ruang secara konsisten.

ketaatan terhdap RTRW

100%

100% 1. Program Perencanaan tata ruang

1. Penataan Ruang

1. Disbertarung

Meningkatnya luasan lahan yang ber-IPPT

1.571 rb m2 2.075 m2 2. Program Pemanfaatan ruang

2. Mewujudkan penataan pertamanan yang indah di setiap kawasan.

Ruang publik yang berubah peruntukannya : a. Luas Taman Terbangun (m2) b. Luas Taman Terpelihara (m2)

7.299 51.823

11.225 1.660

1. Program Pembangunan/pemeliharaan taman

1. Lingkungan Hidup

1. Disbertarung

3. Pengelolaan sampah dan limbah secara lestari.

persentase penanganan sampah 0,21%

0,27% 1. Program Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan

1. Lingkungan Hidup

1. Disbertarung

Ratio ruang terbuka hijau persatuan luas wilayah

13% 16% 2. Program Pengelolaan ruang terbuka hijau

rasio TPU persatuan penduduk 100% 100% 3. Program Penataan areal pemakaman

TPS persatuan penduduk 0,17% 0,21% 4. Program Kualitas kebersihan lingkungan Cakupan pelayanan dan pengelolaan

kebersihan 4,31% 9,43

Pengelolaan sampah TPA Open Dumping

Sanitary Land Fill

rasio titik PJU persatuan jalan 2.317 titik 1.917 titik

Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan

100% 100% 5. Program Pengendalian Pencemaran dan

2. Kantor LH

Page 90: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

84

Sasaran Strategi dan Arah

Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Bidang Urusan

SKPD Penanggung

Jawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup

Perusakan Lingkungan Hidup

4. Meningkatkan sanitasi lingkungan.

Persentase rumah tangga bersanitasi dan air bersih

84,33%

86,3% 1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan air minum dan limbah

1. Pekerjaan Umum

1. Dinas PU dan Perumahan

Lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan PSU (Prasarana,Sarana, Utilitas)

7 unit 8 unit 2. Program Pengembangan fasilitas Umum

Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum yang berkualitas

62 % 67% 3. Program Pengembangan Lingkungan Sehat

2. Kesehatan 2. Dinas Kesehatan

Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat

85 % 100%

Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat

64 % 75%

Persentase keluarga yang menggunakan air bersih

85 % 90%

Persentase cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan

76 % 85%

Persentase cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan

76 % 85%

Persentase cakupan TPM yang memenuhi syarat

55% 75%

13. Manajemen Pemerintahan (Perencanaan, Pelaksanaan, Pengendalian dan Pelaporan) terlaksana secara terintegrasi, akuntabel dan tepat waktu berdasarkan data yang akurat.

1. Sinkronisasi data dan program antar SKPD.

Buku ”kota dalam angka” 100% 100% 1. Program pengembangan data/informasi

1. Perencanaan Pembanguan

1. Bappeda dan PM Buku ”PDRB kota 100% 100%

2. Mewujudkan birokrasi yang akuntabel dan efisien.

persentase Dokumen LAKIP yang terintegrasi dan tepat waktu

100 %

100 %

1. Program Penataan Kelembagaan, ketatalaksanaan dan analisa jabatan

1. Pemerintahan Umum

1. Setdako-Bagian Organisasi

persentase SKPD yang memperoleh penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan yang efektif dan efisien

- - 2. Program Peningkatan penataan organisasi pemerintah daerah

2. Setdako-Bagian Tapem

persentase penyelesaian tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan

78% 100% 3. Program Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian kebijakan kepala daerah

3. Inspektorat

persentase penyelesaian pengaduan masyarakat

100% 100%

Page 91: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

85

Sasaran Strategi dan Arah

Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Bidang Urusan

SKPD Penanggung

Jawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

14. Pelayanan publik menerapkan standar pelayanan prima yang terintegrasi secara online.

1. Menerapkan pelayanan terintegrasi secara online sampai ke kecamatan.

Pelaksanaan diseminasi dan pendistribusian informasi nasional melalui : a) media massa seperti majalah, radio,

dan televisi b) media baru seperti website (media

online); c) media tradisional seperti

pertunjukan rakyat; d) media interpersonal seperti

sarasehan, ceramah/diskusi, dan lokakarya; dan/atau

e) media luar ruang seperti media buletin, leaflet, booklet, brosur, spanduk, dan baliho

-

28.724 pengujung

-

-

-

-

88.724 pengujung

-

-

-

1. Program Pengembangan Komunikasi Informasi dan media massa

1. Komunikasi dan Informatika

1. Dishubkom info

Penerbitan KTP 20.000 buah 37.400 buah 2. Program Penataan administrasi kependudukan

2. Kependudu kan

2. Disdukcapil Penerbitan Akta Kelahiran 7.196 buah 5.250 buah Penerbitan Akta Perkawinan Non

Muslim 56 buah 85 buah

Penerbitan Akta Perceraian Non Muslim

17 buah 30 buah

Penerbitan Akta Kematian 12 buah 16 buah Ketersediaan Data Base

Kependudukan 203.218 222.000

Penerbitan Akta Pengakuan,Pengesahan dan Pengangkatan Anak

17 buah 30 buah

Penerbitan Akta Perubahan Kewarganegaraan

- -

Prosentase Pelaksanaan Kegiatan Rutin, Administrasi dan Pelaporan secara Akuntabel dan Tepat Waktu

100% 100%

Prosentase Pelayanan Yang Memenuhi Standar Layanan Yang Prima

100% 100%

Prosentase Aparatur Yang Memiliki Kompetensi Sesuai Bidangnya

100% 100%

persentase pembuatan KTP online 0% 90% 3. Program Peningkatan pelayanan dan kapasitas

3. Pemerintahan Umum

3. Kecamatan persentase laporan keuangan 0% 90%

Page 92: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

86

Sasaran Strategi dan Arah

Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Bidang Urusan

SKPD Penanggung

Jawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

terintegrasi online pemerintah kecamatan persentase aparatur yang memiliki

kompetensi teknis sesuai bidangnya 60% 100%

2. Mewujudkan pelayanan perizinan prima.

jumlah perizinan yang mendukung investasi

54 Ijin

74 ijin

1. Program Peningkatan pelayanan prima terpadu

1. Pemerintahan Umum

1. BP2T

Terlayaninya Masyarakat dalam Pengurusan Izin sesuai SOP

10 Langkah 10 Langkah

Penerbitan Izin sesuai dengan jumlah waktu yang telah ditetapkan dalam SOP

2.465 SK 3.100 SK

waktu proses perizinan 1-7 hari 1-7 hari index kepuasan masyarakat 1 kali 1 kali

15. Setiap SKPD memiliki aparatur kompeten sesuai kebutuhan.

1. Membangun profesionalisme dan etos kerja melayani.

Persentase aparatur yang memiliki kompetensi sesuai bidangnya

100 % 100 % 1. Program Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

1. Kepegawaian 1. Bapediklatda

Persentase aparatur yang memiliki pembinaan dan memiliki pembinaan dan pengembangan karir sesuai dengan kebutuhan : a. Kompetensi aparatur dibidang

keuangan, pemerintahan dan kepegawaian

b. Kualitas SDM aparatur melalui peningkatan jenjang pendidikan

c. Pengadaan Pegawai d. Mutasi PNS e. Data informasi promosi pegawai

370 orang

195 orang

100 % 100 % 100 %

870 orang

695 orang

100 % 100 % 100 %

2. Program Pembinaan dan pengembangan aparatur

Persentase aparatur yang memiliki pembinaan dan memiliki pembinaan dan pengembangan karir sesuai dengan kebutuhan : a. PNS yang memiliki kemampuan

teknis fungsional b. Penjenjangan struktural yang akan

menduduki jabatan sudah Diklatpim yang dipersyaratkan

89 orang

53 Orang

159 orang

106 orang

Program Pendidikan Kedinasan

Persentase aparatur yang memiliki pembinaan dan memiliki pembinaan dan pengembangan karir sesuai

Program Peningkatan informasi dan kedudukan hukum

Page 93: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

87

Sasaran Strategi dan Arah

Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Bidang Urusan

SKPD Penanggung

Jawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

dengan kebutuhan : a. Menurunnya Jumlah kasus

pelanggaran disiplin b. Tersediannya data informasi

pegawai

50 kasus

100 %

25 kasus

100 %

pegawai

Terlaksananya penyelenggaraan pembinaan mental spiritual

100 % 100 %

Page 94: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

88

BAB VIII INDIKASI PROGRAM DAN PROYEKSI KEBUTUHAN

PENDANAAN

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota

Banjarbaru selama kurun waktu 5 (lima) tahun, berbagai kemungkinan dapat saja terjadi yang akan berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung baik sebagai faktor pendorong maupun penghambat kelancaran pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan.

Penyusunan indikasi Program prioritas didasarkan pada visi, misi dan program kerja Kepala Daerah serta amanat RPJP provinsi Kota Banjarbaru tahap kedua. Sedangkan untuk kebutuhan pendanaan didasarkan pada hasil evaluasi dan prediksi kondisi atas potensi dan kebutuhan pembangunan tahunan dengan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan perubahannya pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007.

Page 95: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

84

Tabel VIII.1 Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan Kota Banjarbaru

Bidang Urusan Pemerintahan

dan Program Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja Program

(outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD (Tahun 2010)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)

SKPD Penanggung

Jawab Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9 (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

Urusan Wajib

Pendidikan

Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan

Di setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-lV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik

100% 100 406 100 656 100 461 100 491 100 524 100 2.316

Dinas Pendidikan

Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S1 atau D-lV sebanyak 70% dan separuh diantaranya (35% dari keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik untuk daerah khusus masing-masing sebanyak 40% dan 20%

80% 85 90 95 100 100 100

Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S1 atau D-lV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing 1 (satu) orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris

55% 70 75 85 95 100 100

Di setiap Kabupaten/Kota semua Kepala Sekolah SD/Ml berkualifikasi S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik

84% 86 88 98 100 100 100

Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif

100% 100 100 100 100 100 100

Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

Data SD/MI,SMP/MTS,SMA/MA/SMK

70%

80

24

85

274

90

28

95

30

100

32

100

142

Dinas Pendidikan

Page 96: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

85

Bidang Urusan Pemerintahan

dan Program Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja Program

(outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD (Tahun 2010)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)

SKPD Penanggung

Jawab Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9 (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

teremajakan dalam aplikasi PADATIWEB

% siswa memiliki kartu NISN 70% 75 80 85 90 95 95

% guru memiliki kartu NUPTK 48,66% 49,61 50,56 51,51 52,46 53,41 53,41

Angka kredit guru dan pengawas sekolah 225 orang 250 275 300 325 350 350

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik dan melaksanakan tugas tambahan

85% 90 20.318 95 32.002 100 23.088 100 24.612 100 26.237 100 115.915

Dinas Pendidikan

Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran selama 34 minggu per tahun dengan kegiatan tatap muka sebagai berikut : a) Kelas l - ll : 18 jam per minggu b) Kelas lll : 24 jam per minggu c) Kelas lV - Vl : 27 jam per minggu d) Kelas VII - lX : 27 jam per minggu

100% 100% 100% 100%

100 100 100 100

100 100 100 100

100 100 100 100

100 100 100 100

100 100 100 100

100 100 100 100

Satuan pendidikan menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai ketentuan yang berlaku

- - - - - - -

Setiap guru menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya

100% 100 100 100 100 100 100

Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan balajar

100% 100 100 100 100 100 100

Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada

80% 85 90 95 100 100 100

Page 97: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

86

Bidang Urusan Pemerintahan

dan Program Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja Program

(outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD (Tahun 2010)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)

SKPD Penanggung

Jawab Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9 (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

guru 2 (dua) kali dalam setiap semester

Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada kepala sekolah pada akhir semester dalam bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik

100% 100 100 100 100 100 100

Setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip-prinsp manajemen berbasis sekolah (MBS)

80% 85 90 95 100 100 100

Tersedianya satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3 km untuk SD/MI dan 6 km untuk SMP/MTs dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencil

100% 100 100 100 100 100 100

Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 orang, dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru serta papan tulis

85% 90 95 100 100 100 100

Di setiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik

71,42% 71,42 78,57 85,71 92,85 100 100

Di setiap Kabupaten/Kota semua Kepala Sekolah SMP/MTs berkualifikasi akademik S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik

90% 95 95 100 100 100 100

Page 98: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

87

Bidang Urusan Pemerintahan

dan Program Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja Program

(outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD (Tahun 2010)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)

SKPD Penanggung

Jawab Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9 (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan

85% 90 95 100 100 100 100

rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah : SD/MI SMP/MTs

45,48% 29,36%

47,98 31,86

50,48 34,36

52,98 36,86

55,48 39,36

57,98 41,86

57,98 41,86

angka kelulusan (AL) SD/MI 100% 100 100 100 100 100 100

angka kelulusan (AL) SMP/MTs 100% 100 100 100 100 100 100

angka melanjutkan (AM)

Dari SD/MI ke SMP/MTs 111,62% 114,99 118,36 118,73 121,73 123,28 123,28

dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA 174,00% 174,75 175,50 176,25 177,00 177,75 177,75

angka rata-rata lama sekolah : SD/MI SMP/MTs

6,29 tahun 3,02 tahun

6,04 3,01

6,02 3,01

6,01 3,01

6,01 3,01

6,01 3,01

6,01 3,01

angka partisipasi kasar : SD/MI SMP/MTs

122,54% 102,85%

123,06 103,98

123,57 105,10

124,09 106,23

124,61 107,36

125,12 108,49

125,12 108,49

angka pendidikan yang ditamatkan : SD/MI SMP/MTs

13,82%

5,31%

14,57

5,63

15,32

5,95

16,07

6,27

16,82

6,59

17,57

6,91

17,57

6,91

angka partisipasi murni :

APM SD/MI/paket A 94,65% 95,40 96,90 97,65 98,40 99,15 99,15

APM SMP/MTs/paket B 82,20% 82,70 82,95 83,20 83,40 83,60 83,60

Jumlah siswa yang mengikuti olimpiade sains :

SD/MI 56 orang 60 65 70 76 76 76

SMP/MTs 14 orang 16 17 17 18 18 18

Program Pendidikan rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia 29,41% 30,41 4.319 31,41 5.319 32,41 4.908 33,41 5.232 34,41 5.578 34,41 24.643 Dinas

Page 99: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

88

Bidang Urusan Pemerintahan

dan Program Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja Program

(outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD (Tahun 2010)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)

SKPD Penanggung

Jawab Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9 (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

Menengah sekolah SMA/SMK/MA Pendidikan

angka kelulusan (AL) SMA/SMK/MA 90,13% 92,13 94,13 96,13 98,13 99,13 99,13

angka rata-rata lama sekolah 3,02 tahun 3,01 3,01 3,01 3,01 3,01 3,01

angka partisipasi kasar 84,38% 84,03 84,58 84,78 84,98 85,18 85,18

angka pendidikan yang ditamatkan 4,68% 4,93 5,18 5,43 5,68 5,93 5,93

angka partisipasi murni SMA/SMK/MA/paket C

66,20% 67,40 68,60 69,80 71,00 72,20 72,20

Jumlah siswa yang mengikuti olimpiade sains

171 orang 175 176 177 178 179 179

Jumlah event iptek berskala regional dan nsional di Banjarbaru

3 kali 3 3 4 4 5 5

Jumlah prestasi yang diraih dibidang IT 3 orang 3 4 5 6 7 7

Kesehatan

Program Obat Perbekalan Kesehatan

ketersediaan obat dan vaksin 8 pkm 8 682 8 732 8 775 8 826 8 880 8 3.891 Dinas Kesehatan

Ketersediaan obat perkapita per tahun di sarana pelayanan kesehatan dasar (Rp/Kapita)

Rp. 7.200 7.760 8.320 8.880 9.440 10.000 10.000

Program Upaya Kesehatan Masyarakat

Rasio puskesmas per satuan penduduk 1:25.000 1:25.000 4.716 1:24.000 4.991 1:23.000 5.359 1:22.000 5.713 1:21.000 6.090 1:21.000 26.906

Dinas Kesehatan

Rasio puskesmas pembantu per satuan penduduk

1:7.500 1:7.000 1:6.500 1:6.000 1:5.500 1:5.000 1:5.000

Rasio dokter per 1000 penduduk 1:7.000 1:6.100 1:5.200 1:4.300 1:3.600 1:2.500 1:2.500

Rasio dokter gigi per 1000 penduduk 1:20.000 1:17.750 1:15.250 1:13.250 1:11.000 1:9.000 1:9.000

Jumlah puskesmas yang menerapkan standar pelayanan medik dasar

8 pkm 8 8 9 10 10 10

Jumlah puskesmas yang melaksanakan program kesehatan jiwa

1 pkm 2 3 4 6 8 8

Jumlah puskesmas yang melaksanakan program kesehatan gigi dan mulut

8 pkm 8 8 9 10 10 10

Page 100: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

89

Bidang Urusan Pemerintahan

dan Program Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja Program

(outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD (Tahun 2010)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)

SKPD Penanggung

Jawab Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9 (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

Jumlah puskesmas yang melaksanaka program kesehatan indera

1 pkm 2 3 5 7 10 10

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Persentase rumah tangga yang melaksanakan PHBS sesuai kriteria buku petunjuk PHBS )

40% 50 194 55 244 60 221 65 235 70 251 70 1.110

Dinas Kesehatan

Persentase sekolah SD/MI yang ber PHBS

69 % 60 60 65 65 70 70

Posyandu purnama 30 % 35 40 45 50 55 55

Kelurahan siaga aktif 60 % 60 60 70 75 80 80

Rasio posyandu persatuan balita 1:50 1:60 1:70 1:80 1:90 1:100 1:100

Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Prevalensi balita kekurangan gizi 0,11 % <18,8 72 <18,8 172 <18,8 82 <18,8 87 <18,8 93 411

Dinas Kesehatan

Persentase Balita Gizi buruk ditemukan yang mendapat perawatan

100 % 100 100 100 100 100 100

Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S)

58,82 % 70 75 80 85 85 85

Cakupan pemberian MP-ASI pada anak 6-24 bln keluarga miskin

100 % 100 100 100 100 100 100

Program Pengembangan Lingkungan Sehat

Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum yang berkualitas

62 % 63 254 64 304 65 259 66 276 67 295 67 1.303

Dinas Kesehatan

Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat

85 % 90 95 100 100 100 100

Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat

64 % 67 69 72 75 75 75

Persentase keluarga yang menggunakan air bersih

85 % 86,66 88,32 90 90 90 90

Persentase cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan

76 % 78,25 80,5 82,75 85 85 85

Persentase cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan

76 % 78,25 80,5 82,75 85 85 85

Persentase cakupan TPM yang memenuhi syarat

55 % 60 65 70 75 75 75

Page 101: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

90

Bidang Urusan Pemerintahan

dan Program Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja Program

(outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD (Tahun 2010)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)

SKPD Penanggung

Jawab Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9 (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

Angka kesakitan penderita DBD per 100.000 penduduk (inciden rate)

116,1 54 50 53 100 52 56 51 60 51 64 51 285

Dinas Kesehatan

Angka bebas jentik (ABJ ≥95 %) 91,30 % 95 95 95 95 95 95

Case Fatality rate (CFR) kematian DBD 2 % <1 <1 <1 <1 <1 <1

Angka penemuan kasus malaria per 1000 penduduk (annual paracite inciden)

1,15 kasus 1,12 1,09 1,06 1,03 <1 <1

Persentase KLB Malaria yang dilaporkan dan ditanggulangi

100 % 100 100 100 100 100 100

Persentase penderita kasus filaria yang ditangani sesuai standar

100 % 100 100 100 100 100 100

Persentase kasus baru Tuberkolusis (TB)/BTA positif yang ditemukan

48 % <70 <70 <70 <70 <70 <70

Persentase kasus baru Tuberkolusis (TB ) yang disembuhkan

87 % >85 >85 >85 >85 >85 85

Jumlah kasus TB per 100.000 penduduk (suspek penderita TB )

816 kasus >235 >235 >235 >235 >235 235

Error rate (angka kesalahan laboratorium) penyakit TB

2 % <5 <5 <5 <5 <5 <5

Prevalensi kasus HIV (berdasarkan populasi dewasa)

0,01 % <0,5 <0,5 <0,5 <0,5 <0,5 <0,5

Persentase orang dengan HIV/AIDS (ODHA) mendapat Anti Retroviral Treatment (ART)

42,85 % 44,28 45,71 47,14 48,57 50 50

Persentase penduduk 15 th keatas mengetahui pengetahuan tentang HIV & AIDS

0 % 75 80 85 90 95 95

Jumlah orang yang berumur 15 th atau lebih yang menerima konseling dan testing HIV

250 orang >50 >50 >50 >50 >50 >50

Jumlah kasus diare per 1000 penduduk 3.557 orang 73 126 179 232 285 285

Angka kematian diare (CFR) pada saat 0 Kasus <1 <1 <1 <1 <1 <1

Page 102: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

91

Bidang Urusan Pemerintahan

dan Program Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja Program

(outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD (Tahun 2010)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)

SKPD Penanggung

Jawab Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9 (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

KLB

Cakupan penemuan dan tatalaksana standar kasus pnemoni balita

95,60 % 96,48 97,36 98,24 99,12 100 100

Penderita terdaftar akhir Desember per 10.000 penduduk (prevalensi kusta)

0,34 % 0,47 0,60 0,74 0,87 1 1

Angka penemuan kasus baru (New case detection rate/NCDR) kusta per 100.000 penduduk

3,9 % 4,12 4,34 4,56 4,78 5 5

Angka kecacatan Tk II/Proporsi dari penderita baru penyakit kusta

0 % <8 <8 <8 <8 <8 <8

Persentase penanganan penderita kasus kecacingan

100 % 100 100 100 100 100 100

Persentase bayi 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap

96 % 100 100 100 100 100 100

Persentase desa/kelurahan yang sudah UCI

95 % 100 100 100 100 100 100

Persentase anak usia sekolah yang mendapat imunisasi

96 % 96,4 96,8 97,2 97,6 98 98

Penemuan kasus non folio AFP rate per 100.000 anak < 15 th

0 kasus 0,5 1 1 1 1 1

Persentase penyelidikan epidemiologi (PE) < 24 jam

85 % 88 91 94 97 100 100

Deteksi dini faktor resiko penyakit tidak menular

0,70 % 20 30 40 50 50 50

% kasus gigitan hewan penular rabies yang ditangani

100 % 100 100 100 100 100 100

Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

jumlah Puskesmas Standar ISO 1 buah 3 139 4 189 5 158 6 168 8 180 8 795 Dinas Kesehatan Cakupan sarana pelayanan kesehatan

swasta yang legalitas 70 % 76 82 88 94 100 100

Program Pengadaan, Peningkatan dan

Jumlah puskesmas/pustu yang memenuhi sarana/prasarana dan peralatan kesehatan

8 pkm/12 pustu

8/12 224 8/12 424 8/12 255 8/12 271 8/12 289 8/12 1.280 Dinas Kesehatan

Page 103: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

92

Bidang Urusan Pemerintahan

dan Program Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja Program

(outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD (Tahun 2010)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)

SKPD Penanggung

Jawab Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9 (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya

sesuai standar dan aman

Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin

36,9 % 47,9 469 59,9 519 60 534 65 569 70 606 70 2.681

Dinas Kesehatan

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

4,41 5,9 8,9 11,9 14,9 17,9 17,9

Cakupan pelayanan kesehatan peserta askes

38,9 47,9 47,9 47,9 47,9 47,9 47,9

Jumlah puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi penduduk miskin

8 pkm 8 8 8 8 8 8

Program Peningkatan Sumber Daya Kesehatan

% SDM kesehatan yang memenuhi standar kompetensi

65 % 70 215 75 240 80 85 100 100 Dinas Kesehatan % fasilitas kesehatan yang mempunyai

SDM kesehatan sesuai standar 65 % 70 75 80 85 100 100

Program Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Cakupan Ibu bersalin yg ditolong oleh nakes terlatih (PN)

89,9 % 47,9 221 59,9 271 60 251 65 267 70 285 70 1.261

Dinas Kesehatan

Cakupan Ibu Hamil yg mendapatkan pelayanan Antenatal (K4)

80,56 % 87 90 93 95 95 95

Cakupan ibu nifas yg mendapatkan pelayanan (KF)

89,66 % 86 88 89 90 90 90

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani (PK)

31,27 % 60 65 70 75 80 80

Puskesmas Rawat Inap yang mampu PONED

1 buah 1 1 1 1 1 1

RS yang mampu melaksanakan PONEK 1 buah 1 1 1 1 1 1

Persentase PUS yang menjadi peserta KB aktif (CPR)

61,24 % 65 75 85 95 95 95

Angka Kematian Ibu per 100.000 59,4/100 rb 55/100 50/100 47/100 45/100 42/100 42/100

Page 104: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

93

Bidang Urusan Pemerintahan

dan Program Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja Program

(outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD (Tahun 2010)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)

SKPD Penanggung

Jawab Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9 (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

Kelahiran Hidup kh

Cakupan Kunjungan Neonatal pertama (KN1)

95,03 % 97,5 98 98,5 99 99 99

Cakupan Neonatal Komplikasi yang ditangani

31,06 % 76 77 78 80 80 80

Persentase Kunjungan Bayi 85,36 % 87 88 89 90 90 90

Pelayanan Kesehatan Anak Balita 52,32 % 81 82 83 85 85 85

Persentase cakupan Penjaringan Siswa SD kelas I dan setingkat

80 % 90 92 94 95 98 98

Angka Kelangsungan Hidup Bayi /AKB per 1000 Kelahiran Hidup

8,61/1.000 kh

8/1.000 7,5/1.00

0 7/1.000

7,5/1.000

6/1.000 6/1.000

Angka usia harapan hidup 67,31 th 68 69 70 71 72 72

Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin

Persentase pasien miskin yang terlayani 100% 100 887 100 1.162 100 1.008 100 1.075 100 1.146 100 5.063 RSUD

Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit

Pembangunan Rumah Sakit Klas B 0% 30 5.011 60 6.011 100 5.695 100 6.070 100 6.471 100 28.591 RSUD

Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit

Meningkatnya persentase prasarana (alkes) yang telah di Kalibrasi

40% 60 730 100 1.105 100 830 100 885 100 943 100 4.170 RSUD

Pemeliharaan Rumah Sakit 100% 100 100 100 100 100 100

Program Peningkatan Manajemen RSUD

Persentase perawat/bidan yang memiliki kompetensi sesuai standar profesi

79% 84 816 89 816 94 928 100 989 100 1.054 100 4.660

RSUD Persentase kualitas SDM tenaga kesehatan terlatih

20% 40 60 80 90 100 100

Persentase karu/katim memenuhi standar profesi minimal pendidikan S1 Keperawatan

20% 40 60 80 100 100 100

Pekerjaan Umum

Program Pembangunan Persentase wilayah yang memiliki akses 100% 100 13.242 100 14.449 100 15.048 100 16.041 100 17.100 100 75.551 Dinas PU dan

Page 105: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

94

Bidang Urusan Pemerintahan

dan Program Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja Program

(outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD (Tahun 2010)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)

SKPD Penanggung

Jawab Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9 (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

Jalan dan Jembatan jalan dan jembatan Perumahan

Rasio Jalan dilalui roda 4 3.189 km 3.219 3.254 3.293 3.333 3.376 3.376

Panjang Jalan yang memiliki drainase/saluran pembuangan air

313.312 km 316.417 322.611 326.806 335.000 341.194 341.194

Drainase dalam kondisi baik/pembuangan aliran air tidak tersumbat

567.708 km 577.708 595.941 614.421 632.909 651.397 651.397

Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Panjang Jalan Kota dalam kondisi mantap (> 40 KM/Jam)

435.042 km 451.042 20.044 467.042 20.982 483.042 22.777 499.042 24.280 515.175 25.883 515.175 114.352 Dinas PU dan Perumahan Proporsi Panjang Jaringan Jalan dalam

kondisi baik 84,45% 87,55 90,66 93,76 96,87 100 100

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan

Tersedianya Sistem Informasi Jasa Konstruksi setiap tahun

30% 40 224 50 224 60 254 70 271 75 289 75 1.280 Dinas PU dan Perumahan

Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya

Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah ada

55% 56 3.679 57 4.179 59 4.181 61 4.457 64 4.751 64 20.991 Dinas PU dan Perumahan

Luas Irigasi Kota dalam kondisi baik 0,68 ha 0,70 0,72 0,73 0,77 0,80 0,80

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah

Persentase rumah tangga bersanitasi dan air bersih

84,33% 84,7 5.276 85,1 5.776 85,5 5.995 85,9 6.391 86,3 6.813 86,3 30.102 Dinas PU dan Perumahan

Program Pengendalian Banjir

Tersedianya sistem air limbah skala komunitas/kawasan/kota

3 unit 8 1.282 13 1.532 18 1.457 23 1.553 28 1.656 28 7.318

Dinas PU dan Perumahan

Tersedianya sistem Jaringan Drainase Skala Kawasan dan Skala Kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm selama 2 jam) dan tidak lebih dari 2 kali setahun

7,8 ha 6,24 4,68 3,12 1,56 0,00 0,00

Program Pembangunan Fasilitas Umum

Lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan PSU (Prasarana,Sarana, Utilitas)

7 unit 7 4.671 8 5.671 8 5.308 8 5.658 8 6.031 8 26.649 Dinas PU dan Perumahan

Page 106: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

95

Bidang Urusan Pemerintahan

dan Program Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja Program

(outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD (Tahun 2010)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)

SKPD Penanggung

Jawab Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9 (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

Perumahan

Program Pengembangan Perumahan

Rasio Rumah Layak Huni 0,2675% 0,2680 1.470 0,2685 1.720 0,2690 1.670 0,2695 1.781 0,2700 1.898 0,2700 8.388 Dinas PU dan Perumahan Rasio Permukiman Layak Huni 0,9 % 0,997 0,997 0,997 0,997 0,997 0,997

Program Lingkungan Hidup Sehat Perumahan

Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

0,145% 0,144 228 0,142 478 0,141 259 0,140 276 0,138 295 0,138 1.303 Dinas PU dan Perumahan Sempadan Jalan yang dipakai pedagang

kaki lima atau bangunan rumah liar 0 Kec - 1 2 3 4 4

Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran

Lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan PSU (Prasarana,Sarana, Utilitas)

16 unit 16 4 21 50 26 5 31 5 36 6 36 26 Dinas PU dan Perumahan

Penataan Ruang

Program Perencanaan Tata Ruang

Meningkatnya luasan lahan yang ber-IPPT

1.571 rb m2 1.672 150 1.773 200 1.874 170 1.975 181 2.075 193 2.075 855 Disbertarung

Program Pemanfaatan Ruang

ketaatan terhadap RTRW 100% 100 368 100 368 100 418 100 446 100 475 100 1.102 Disbertarung

Perencanaan Pembangunan

Program Pengembangan Data/Informasi

Buku ”kota dalam angka” 100% 100 484 100 515 100 550 100 586 100 625 100 2.761

Bappeda dan PM

Buku ”PDRB kota 100% 100 100 100 100 100 100

Program Peningkatan Promosi dan Kerjama Investasi

Besarnya Investasi (juta) Rp. 3.368,- 10 341 20 391 30 388 40 413 50 441 3.418 1.948

Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

Jumlah Perusahaan yang berinvestasi 1 2 67 3 117 4 76 5 81 6 86 6 382

Perhubungan

Page 107: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

96

Bidang Urusan Pemerintahan

dan Program Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja Program

(outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD (Tahun 2010)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)

SKPD Penanggung

Jawab Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9 (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ

terpeliharanya Traffic light 1 unit 1 35 3 35 4 4 4 4

Dishubkom info

terpeliharanya Warning light 0 unit 0 3 4 4 4 4

terpeliharanya Halte/Shelte 0 unit 0 2 2 2 2 2

Terpeliharanya Prasarana dan Fasilitas LLAJ serta rambu-rambu

457 unit 536 592 672 752 832 832

Program Peningkatan Pelayanan Angkutan

Rasio ijin trayek yang dikeluarkan perjumlah penduduk

0,059% 0,048 39 0,040 39 0,035 0,030 0,027 0,027 Dishubkom info Presentase jumlah angkutan darat

perjumlah penumpang angkutan darat 25% 26 27 28 29 30 30

Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan

Jumlah Halte/Shelter 1 buah 2 1 3 1 2 2 2 11 Dishubkom info Jumlah Terminal Angkutan Barang 0 buah 0 0 0 0 1 1

Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas

rasio panjang jalan per jumlah kendaraan 596,80% 516,02 554 454,50 554 406,09 367,00 334,78 334,78 Dishubkom info Jumlah pemasangan fasilitas lalu lintas 472 buah 579 686 793 900 1.007 1.007

Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor

Jumlah uji kir angkutan umum 4.869

kendaraan 5.378 73 5.887 73 6.396 6.905 7.414 7.414

Dishubkom info

Jumlah kepemilikan kendaraan wajib uji 0,050% 0,044 0,040 0,038 0,035 0,033 0,033

Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR)

6 bulan berkala

6 6 6 6 6 6

Biaya pengujian kelaikan angkutan umum : a. JBB s/d 2.000 ton b. JBB 2.000 s/d 8.000 ton c. JBB 8.000 s/d 26.000 ton

Rp. 43.500 Rp. 53.500 Rp. 68.500

43.500 53.500 68.500

43.500 53.500 68.500

43.500 53.500 68.500

43.500 53.500 68.500

43.500 53.500 68.500

43.500 53.500 68.500

Lingkungan Hidup

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

persentase penanganan sampah 0,21% 0,22 4.632 0,23 5.632 0,24 0,26 0,27 0,27 Disbertarung

Program Pengelolaan Ratio ruang terbuka hijau persatuan luas 13% 14 375 15 375 15 16 16 16 Disbertarung

Page 108: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

97

Bidang Urusan Pemerintahan

dan Program Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja Program

(outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD (Tahun 2010)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)

SKPD Penanggung

Jawab Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9 (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

Ruang Terbuka Hijau (RTH)

wilayah

Program Pembangunan/ Pemeliharaan Taman

Ruang publik yang berubah peruntukannya : a. Luas Taman Terbangun b. Luas Taman Terpelihara

7.299,33 m2

51.823,24 m2

2.907,41

430

1.641

3.198,15

473 1.641

4.157,59

614,9

6.236,38

922,35

11.225,48

1.660,23

11.225,48

1.660,23 Disbertarung

Program Kualitas Kebersihan Lingkungan

TPS persatuan penduduk 0,17% 0,18 849 0,19 899 0,20 0,21 - 0,21 Disbertarung

Program Penataan Areal Pemakaman

rasio TPU persatuan penduduk 100% 100 152 100 152 100 100 100 100 Disbertarung

Program Penataan dan Pemeliharaan Penerangan Jalan Umum

rasio titik PJU persatuan jalan 2.317 titik 2.417 595 2.527 795 2.647 2.777 2.917 2.917 Disbertarung

Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup

100% 100 1.213 100 1.313 100 100 100 100 Kantor LH

Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

Pelayanan informasi status kerusakan lahan dan atau tanah untuk produksi biomasa

1 buku 1 68 1 168 1 1 1 1 Kantor LH

Pertanahan

Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah

persentase antar wilayah yang memiliki pilar batas yang jelas

100 % 100 152 100 202 100 100 100 100 Setdako-Bagian Tapem

Jumlah sengketa tanah yang diselesaikan

Kependudukan dan Catatan Sipil

Program Penataan Administrasi Kependudukan

Penerbitan KTP 20.000 buah 23.000 963 26.000 1.263 29.600 33.200 37.400 37.400 Disdukcapil

Penerbitan Akta Kelahiran 7.196 buah 9.300 6.200 5.900 5.500 5.250 5.250

Penerbitan Akta Perkawinan Non Muslim 56 buah 60 65 70 80 85 85

Page 109: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

98

Bidang Urusan Pemerintahan

dan Program Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja Program

(outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD (Tahun 2010)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)

SKPD Penanggung

Jawab Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9 (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

Penerbitan Akta Perceraian Non Muslim 17 buah 21 24 25 27 30 30

Penerbitan Akta Kematian 12 12 13 14 15 16 16

Ketersediaan Data Base Kependudukan 203.218 208.000 212.000 215.000 218.000 222.000 222.000

Penerbitan Akta Pengakuan,Pengesahan dan Pengangkatan Anak

17 buah 21 24 25 27 30 30

Penerbitan Akta Perubahan Kewarganegaraan

- - - - - - -

Prosentase Pelaksanaan Kegiatan Rutin, Administrasi dan Pelaporan secara Akuntabel dan Tepat Waktu

100% 100 100 100 100 100 100

Prosentase Pelayanan Yang Memenuhi Standar Layanan Yang Prima

100% 100 100 100 100 100 100

Prosentase Aparatur Yang Memiliki Kompetensi Sesuai Bidangnya

100% 100 100 100 100 100 100

Keluarga Berencana

Program Keluarga Berencana

PUS peserta KB anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB mandiri

- - 1.149 - 1.449 - - - -

BPMPKB

Rata-rata jumlah anak per keluarga 3,43% 3,33 3,23 3,13 3,03 2,93 2,93

Rasio akseptor KB 72,70% 72,80 72,90 73,00 73,10 73,20 73,20

Cakupan peserta KB aktif 26.813 orang

27.000 27.300 27.600 27.900 28.200 28.200

Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I

7.128 orang 6.987 6.848 6.712 6.579 6.446 6.446

Pelayanan Komunikasi Informasi dan Edukasi Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera (KIE KB dan KS)

240 orang 260 280 300 320 340 340

Pasangan Usia Subur (PUS) yang isterinya dibawah usia 20 tahun

570 orang 560 550 540 530 520 520

Sasaran Pasangan Usia Subur menjadi 36.877 37.477 38.077 38.677 39.277 39.877 39.877

Page 110: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

99

Bidang Urusan Pemerintahan

dan Program Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja Program

(outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD (Tahun 2010)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)

SKPD Penanggung

Jawab Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9 (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

Peserta KB aktif orang

PUS yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (unmet need)

5.380 orang 5.375 5.370 5.365 5.360 5.355 5.355

Anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB

1.052 orang 1.112 1.172 1.232 1.292 1.352 1.352

Ratio Penyuluh KB/Petugas Lapangan KB 1 PKB/PLKB untuk setiap 2 kelurahan

29 orang 31 33 35 37 40 40

Ratio Petugas Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) setiap desa/kelurahan 1 PPKBD

20 kelurahan

20 20 20 20 20 20

Sosial

Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya

Pemeliharaan Pasca Program pemberdayaan masyarakat

8 kelurahan 8 65 9 165 9 10 11 11

BPMPKB Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat

20 kelurahan

20 20 20 20 20 20

Tenaga Kerja

Program Peningkatan Kesempatan Kerja

Besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan

33,29% 33,43 157 33,58 357 33,72 33,87 34,01 34,01 Dinsosnaker

Koperasi dan UKM

Program Penciptaan Iklim Usaha Usaha Kecil Menengah Yang Konduksif

Jumlah sarjana yang menjadi wirausaha baru

0 orang 10 35 20 60 25 30 40 40 Dinas Koperasi dan UKM

Jumlah UKM non BPR/LKM UKM 0 LKM 1 2 3 4 5 5

Jumlah BPR/LKM aktif 3 LKM 4 5 6 7 8 8

Program Pengembangan Kewirausahaan dan

persentase usaha mikro dan kecil 79,25% 79,62 162 79,34 222 79,38 79,45 79,60 79,60 Dinas Koperasi dan

Page 111: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

100

Bidang Urusan Pemerintahan

dan Program Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja Program

(outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD (Tahun 2010)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)

SKPD Penanggung

Jawab Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9 (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah

UKM

Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah

Pertumbuhan Kemitraan UMKM 95 UMKM 100 44 105 69 110 115 120 120 Dinas Koperasi dan UKM

Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi

persentase koperasi aktif 67% 68 285 69 335 69 70 71 71 Dinas Koperasi dan UKM

Kebudayaan

Program Pengelolaan Keragaman Budaya

Jumlah wirausaha baru dibidang pariwisata dan kebudayaan

0 buah 1 370 1 520 1 1 1 1

Disbudparpora

Jumlah event olahraga dan seni budaya bersklasa regional dan nasional di Banjarbaru

2 buah 0 1 1 1 1 1

Cakupan Sumber Daya Manusia 583 orang 10 10 10 10 10 593

Cakupan Tempat Kesenian 1 buah 1 1 1 1 1 1

Cakupan Organisasi Kesenian 38 buah 1 1 1 1 1 1

Cakupan Fasilitasi Seni 3 buah 1 1 1 1 1 1

Pemuda dan Olahraga

Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan

Jumlah organisasi pemuda 30 buah 2 434 2 750 2 2 2 2

Disbudparpora Jumlah event olahraga dan seni budaya bersklasa regional dan nasional di Banjarbaru

9 buah 15 15 15 15 15 15

Jumlah gedung dan lapangan olahraga 218 buah 5 5 5 5 5 5

Pemerintahan Umum

Program Penataan persentase Dokumen LAKIP yang 100 % 100 616 100 816 100 100 100 100 Setdako-

Page 112: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

101

Bidang Urusan Pemerintahan

dan Program Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja Program

(outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD (Tahun 2010)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)

SKPD Penanggung

Jawab Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9 (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

Kelembagaan, Ketatalaksanaan dan Analisa Jabatan

terintegrasi dan tepat waktu Bagian Organisasi

Program Peningkatan Penataan Organisasi Pemerintah Daerah

persentase SKPD yang memperoleh penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan yang efektif dan efisien

- - 101 - 101 - - - -

Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

Tingkat Pendapatan Daerah (juta rupiah) :

a. PAD b. Dana Perimbangan c. Sumber-sumber Lain Yang Sah

30.302,- 335.582,-

58.460,-

33.350,- 352.361,-

61.383,-

13.030

38.352,- 369.979,-

64.452,-

14.193,-

44.105,- 388.478,-

67.675,-

50.721,- 407.902,-

71.058,-

58.329,- 428.902,-

74.611,-

58.329,- 428.902,-

74.611,-

DPPKAD Prosantase Pemanfaatan dan Pendayagunaan Aset Daerah

91.23% 92 94 95 96 96,5 96,5

Tingkat akuntabilitas penggunaan anggaran

100% 100 100 100 100 100 100

Prosentase Penyerapan Anggaran 90,74% 90,76 90,80 91 92,01 93 93

Opini laporan pengelolaan keuangan WDP WDP WDP WDP WTP WTP WTP

Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan kebijakan KDH

persentase penyelesaian tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan

78% 82 849 87 1.049 91 96 100 100

Inspektorat persentase penyelesaian pengaduan masyarakat

100% 100 100 100 100 100 100

Program Peningkatan pelayanan Masyarakat

jumlah perizinan yang mendukung investasi

54 Ijin 52 203 74 403 74 74 74 74

BP2T

Terlayaninya Masyarakat dalam Pengurusan Izin sesuai SOP

10 Langkah 10 10 10 10 10 10

Penerbitan Izin sesuai dengan jumlah waktu yang telah ditetapkan dalam SOP

2.465 SK 2.615 2.765 2.915 3.050 3.100 3.100

waktu proses perizinan 1-7 hari 1-7 1-7 1-7 1-7 1-7 1-7

index kepuasan masyarakat 1 kali 1 1 1 1 1 1

Program Peningkatan Pelayanan dan Kapasitas

persentase pembuatan KTP online 0% 0 50 60 80 90 90 Kecamatan

persentase laporan keuangan terintegrasi 0% 0 30 60 70 90 90

Page 113: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

102

Bidang Urusan Pemerintahan

dan Program Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja Program

(outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD (Tahun 2010)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)

SKPD Penanggung

Jawab Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9 (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

Pemerintah Kecamatan online

persentase aparatur yang memiliki kompetensi teknis sesuai bidangnya

60% 65 70 80 90 100 100

Kepegawaian

Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur

Persentase aparatur yang memiliki kompetensi sesuai bidangnya

100 % 100 2.134 100 2.429 100 100 100 100 Bapediklatda

Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

Persentase aparatur yang memiliki pembinaan dan pengembangan karir sesuai dengan kebutuhan :

1.184 1.286

Bapediklatda

- Kompetensi aparatur dibidang keuangan, pemerintahan dan kepegawaian

370 orang 470 570 670 770 870 870

- Kualitas SDM aparatur melalui peningkatan jenjang pendidikan

195 orang 295 395 495 595 695 695

- Pengadaan Pegawai 100 % 100 100 100 100 100 100

- Mutasi PNS 100 % 100 100 100 100 100 100

- Data informasi promosi pegawai 100 % 100 100 100 100 100 100

Program Pendidikan Kedinasan

Persentase aparatur yang memiliki kompetensi sesuai bidangnya :

364 400

Bapediklatda - PNS yang memiliki kemampuan teknis

fungsional 89 orang 99 114 129 144 159 159

- Penjenjangan struktural yang akan menduduki jabatan sudah Diklatpim yang dipersyaratkan

53 orang 58 70 82 94 106 106

Program Peningkatan Informasi Kedudukan Hukum Pegawai

Persentase aparatur yang memiliki pembinaan dan memiliki pembinaan dan pengembangan karir sesuai dengan kebutuhan :

453 819 Bapediklatda

- Menurunnya Jumlah kasus pelanggaran 50 kasus 45 40 35 30 25 25

Page 114: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

103

Bidang Urusan Pemerintahan

dan Program Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja Program

(outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD (Tahun 2010)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)

SKPD Penanggung

Jawab Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9 (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

disiplin

- Tersediannya data informasi pegawai 100 % 100 100 100 100 100 100

Terlaksananya penyelenggaraan pembinaan mental spiritual

100 % 100 100 100 100 100 100

Komunikasi dan Informasi

Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa

Pelaksanaan diseminasi dan pendistribusian informasi nasional melalui : a) media massa seperti majalah, radio,

dan televisi b) media baru seperti website (media

online); c) media tradisional seperti pertunjukan

rakyat; d) media interpersonal seperti sarasehan,

ceramah/diskusi, dan lokakarya; dan/atau

e) media luar ruang seperti media buletin, leaflet, booklet, brosur, spanduk, dan baliho

-

28.724 pengunjung

-

-

-

-

40.724

-

-

-

162

-

52.724

-

-

-

362

-

64.724

-

-

-

-

76.724

-

-

-

-

88.724

-

-

-

-

88.724

-

-

-

Dishubkom info

Cakupan pengembangan dan pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat di Tingkat Kecamatan

- - - - - - -

Urusan Pilihan

Pertanian

Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB

4,22% 4,22 78 4,22 250 4,22 4,22 4,22 4,22 Distankanhut

Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)

Ketersediaan pangan utama 100% 100 146 100 200 100 100 100 100 Distankanhut

Page 115: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

104

Bidang Urusan Pemerintahan

dan Program Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja Program

(outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD (Tahun 2010)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)

SKPD Penanggung

Jawab Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9 (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras) terhadap PDRB

- - 206 - 400 - - - -

Distankanhut Produktivitas padi atau bahan utama lokal lainnya perhektar

3,75% 3,73 3,74 3,80 3,86 3,93 3,93

Nilai tukar petani 106,08% 106,33 106,58 106,83 107,08 107,33 107,33

Program Peningkatan produksi hasil peternakan

Pertumbuhan Populasi ternak besar 5.716 ekor 5.750 179 5.784 200 5.820 5.855 5.890 5.890

Distankanhut

Pertumbuhan Populasi ternak kecil 4.025 ekor 4.092 4.158 4.230 4.310 4.398 4.398

Pertumbuhan Populasi unggas 3.704 rb

ekor 3.714 3.725 3.735 3.746 3.757 3.757

Pertumbuhan Produksi telur 11.435 rb

butir 11.607 11.781 11.958 12.137 12.319 12.319

Kehutanan

Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

rehabilitasi hutan dan lahan kritis 2,53% 0,83 55 0,85 100 0,86 0,87 0,90 0,90 Distankanhut Kontribusi sektor kehutanan terhadap

PDRB - - - - - - -

Kelautan Perikanan

Program Pengembangan Budidaya Perikanan

Produksi Perikanan 52,60% 57,80 1.909 63,60 1.060 69,60 76,90 84,50 84,50 Distankanhut

Produksi perikanan kelompok budidaya 89,38% 99,38 109,38 119,38 129,38 139,38 139,38

Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan

cakupan bina kelompok petani ikan (pokdakan)

90,00% 92,00 177 94,00 1.150 96,00 98,00 100,00 100,00

Distankanhut Cakupan bina kelompok tani 20,27% 20,29 21,62 22,30 22,97 23,65 23,65

konsumsi ikan 95,97% 97,30 98,56 100,00 101,30 102,30 102,30

Perdagangan

Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor

Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB

19 % 21 69 23 72 25 26 27 27 Disperindag dan Tamben

Program Peningkatan Presentase kebutuhan pokok dan sarana Inflasi <10% <10 345 <10 362 <10 <10 <10 <10 Disperindag

Page 116: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

105

Bidang Urusan Pemerintahan

dan Program Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja Program

(outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD (Tahun 2010)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)

SKPD Penanggung

Jawab Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9 (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

Effesiensi Perdagangan Dalam Negeri

produksi yang terjamin ketersediaan dengan harga terjangkau

dan Tamben

Perindustrian

Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

Jumlah wirausaha baru di bidang perindustrian dan perdagangan

84 orang 104 240 124 430 144 164 184 184

Disperindag dan Tamben

Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor industri

13 % 15 17 19 20 20 20

Cakupan bina kelompok pengrajin 20 % 30 40 50 70 80 80

Page 117: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

106

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Keberhasilan Strategi Pembagunan Pemerintah Banjarbaru sangat ditentukan oleh seluruh unit kerja SKPD. Dengan keterbatasan sumberdaya yang ada perlu penetapan fokus dan prioritas yang tepat dalam implementasi strategi. Kinerja dapat diukur melalui Indikator kinerja mengacu kepada permendagri No 54/2010 dan Standart Pelayanan Minimal (SPM). Indikator kinerja merupakan ukuran pencapaian baik secara kuantitatif maupun kualitatif oleh seluruh SKPD yang ada di Pemerintah Kota Banjarbaru. Berikut adalah Indikator kinerja seluruh unit kerja SKPD yang selaras dengan tujuan dan sasaran dalam pencapaian visi misi Kota Banjarbaru

1. Meningkatkan masyarakat/SDM yang berkualitas

1.1. Seluruh anak usia sekolah menyelesaikan pendidikan SLTA dan memiliki

keterampilan IT, bahasa asing dan wirausaha. a. Dinas Pendidikan :

1. Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik dan melaksanakan tugas tambahan.

2. Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran selama 34 minggu per tahun dengan kegiatan tatap muka sebagai berikut : a) Kelas l - ll : 18 jam per minggu b) Kelas lll : 24 jam per minggu c) Kelas lV - Vl : 27 jam per minggu d) Kelas VII - lX : 27 jam per minggu

3. Satuan pendidikan menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai ketentuan yang berlaku.

4. Setiap guru menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya.

5. Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan balajar.

6. Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru 2 (dua) kali dalam setiap semester.

7. Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada kepala sekolah pada akhir semester dalam bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik.

8. Setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip-prinsp manajemen berbasis sekolah (MBS).

9. Tersedianya satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3 km untuk SD/MI dan 6 km untuk SMP/MTs dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencil.

10. Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 orang, dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru serta papan tulis.

Page 118: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

107

11. Di setiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik.

12. Di setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-lV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik.

13. Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S1 atau D-lV sebanyak 70% dan separuh diantaranya (35% dari keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik untuk daerah khusus masing-masing sebanyak 40% dan 20%.

14. Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S1 atau D-lV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing 1 (satu) orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris.

15. Di setiap Kabupaten/Kota semua Kepala Sekolah SD/Ml berkualifikasi S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik.

16. Di setiap Kabupaten/Kota semua Kepala Sekolah SMP/MTs berkualifikasi akademik S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik.

17. Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif.

18. Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan.

19. Pendidikan anak usia dini (PAUD). 20. Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah. 21. Angka kelulusan (AL) SD/MI. 22. Angka kelulusan (AL) SMP/MTs. 23. Angka kelulusan (AL) SMA/SMK/MA. 24. Angka melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMPD/MTs. 25. Angka melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA. 26. Angka melek huruf. 27. Angka rata-rata lama sekolah. 28. Angka partisipasi kasar. 29. Angka pendidikan yang ditamatkan 30. Angka partisipasi murni. 31. APM SD/MI/paket A. 32. APM SMP/MTs/paket B. 33. APM SMA/SMK/MA/paket C

b. Kantor Perpustakaan dan arsip daerah 1. Jumlah perpustakaan 2. Jumlah pengunjung perpustakaan pertahun 3. Koleksi buku yang tersedia

Page 119: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

108

1.2. Pelayanan kesehatan memenuhi standar mutu dan mampu menjangkau/dijangkau seluruh masyarakat a. Dinas Kesehatan

1. Rasio puskesmas per satuan penduduk 2. Rasio puskesmas pembantu per satuan penduduk 3. Rasio dokter per 1000 penduduk 4. Rasio dokter gigi per 1000 penduduk 5. Jumlah puskesmas yang menerapkan standar pelayanan medik dasar 6. Jumlah Puskesmas yang melaksanakan program kesehatan kejiwaan 7. Jumlah puskesmas yang melaksanakan program kesehatan gigi dan mulut 8. Persentase rumah tangga yang melaksanakan PHBS ( sesuai kriteria buku

petunjuk PHBS. 9. Persentase sekolah SD/MI yang ber PHBS 10. Posyandu purnama 11. Desa / kelurahan siaga aktif 12. Rasio posyandu persatuan balita 13. Jumlah puskesmas/pustu yang memenuhi sarana/prasarana dan peralatan

kesehatan. 14. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin. 15. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin. 16. Cakupan pelayanan kesehatan peserta askes. 17. Jumlah puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi

penduduk miskin. 18. Cakupan Ibu bersalin yg ditolong oleh nakes terlatih (PN). 19. Cakupan Ibu Hamil yg mendapatkan pelayanan Antenatal (K4). 20. Cakupan ibu nifas yg mendapatkan pelayanan (KF). 21. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani (PK). 22. Puskesmas Rawat Inap yang mampu PONED. 23. RS yang mampu melaksanakan PONEK. 24. Puskesmas Rawat Inap yang mampu PONED. 25. Persentase PUS yang menjadi peserta KB aktif ( CPR). 26. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup. 27. Cakupan Kunjungan Neonatal pertama (KN1). 28. Cakupan Neonatal Komplikasi yang ditangani. 29. Persentase Kunjungan Bayi. 30. Pelayanan Kesehatan Anak Balita. 31. Persentase cakupan Penjaringan Siswa SD kelas I dan setingkat. 32. Angka Kelangsungan Hidup Bayi /AKB per 1000 Kelahiran Hidup. 33. Angka usia harapan hidup. 34. ketersediaan obat dan vaksin. 35. Ketersediaan obat perkapita per tahun di sarana pelayanan kesehatan dasar

(Rp/Kapita). b. RSUD

1. Cakupan rawat jalan 2. Cakupan rawat Inap 3. Jumlah akreditasi yang diperoleh. 4. Rasio kecukupan tenaga perawat dengan tempat tidur. 5. Jumlah dan jenis dokter spesialis dan sub spesialis. 6. Persentase pasien miskin yang terlayani. 7. Persentase rujukan pasien ke RS lain. 8. Persentase pasien pulang sembuh.

Page 120: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

109

9. Persentase pelayanan yang sesuai standar mutu. 10. Persentase sarana prasarana yang sesuai standar mutu. 11. Persentase kematian bagi pasien yang dirawat > 24 jam.

1.3. Keluarga ikut KB dan cukup gizi.

a. Dinas Kesehatan 1. Prevalensi balita kekurangan gizi 2. Persentase Balita Gizi buruk ditemukan yang mendapat perawatan 3. Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S) 4. Cakupan pemberian MP-ASI pada anak 6-24 bln keluarga miskin

b. BPMP-KB 1. Rata-rata jumlah anak per keluarga 2. Rasio akseptor KB 3. Rasio akseptor KB 4. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I 5. Pelayanan Komunikasi Informasi dan Edukasi Keluarga Berencana dan

Keluarga Sejahtera (KIE KB dan KS) ; 6. Pasangan Usia Subur (PUS) yang isterinya dibawah usia 20 tahun 7. Sasaran Pasangan Usia Subur menjadi Peserta KB aktif 8. PUS yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (unmet need) 9. Anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB 10. Ratio Penyuluh KB/Petugas Lapangan KB 1 PKB/PLKB untuk setiap 2

desa/kelurahan

1.4. Masyarakat usia produktif menjadi tenaga kerja produktif yang mampu memajukan daerahnya. a. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja

1. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat 2. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan 3. Besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan 4. Rasio penduduk yang bekerja 5. Angka partisipasi angkatan kerja

b. Dinas Perindustrian, perdagangan, pertambangan dan energi 1. jumlah wirausaha baru di bidang perindagtamben

c. Dinas Koperasi & UMKM 1. jumlah sarjana yang menjadi wirausaha baru

d. Disbudparpora 1. jumlah wirausaha baru di bidang pariwisata dan kebudayaan

e. Distankanhut 1. Cakupan bina kelompok petani ikan (Pokdakan) 2. Cakupan bina kelompok tani

f. Kecamatan 1. Jumlah penurunan penganguran dan buta aksara di wilayah kelurahan

g. Bappeda dan Penanaman Modal 1. Rasio daya serap tenaga kerja pada PMA/PMDN

1.5. Pemuda Banjarbaru meraih prestasi regional dan nasional di bidang iptek, olahraga

dan seni budaya. a. Disbudparpora

1. jumlah organisasi pemuda 2. jumlah pemuda yang meraih prestasi olahraga

Page 121: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

110

3. Jumlah organisasi olahraga 4. Jumlah event olahraga dan senibudaya berskla regional dan nasional di

Banjarbaru 5. cakupan sumber daya kesenian 6. cakupan tempat kesenian 7. cakupanorganisasi kesenian 8. cakupan fasilitasi seni

b. Dinas Pendidikan 1. Jumlah siswa yang mengikuti olimpiade sains 2. Jumlah event iptek berskala regional dan nsional di Banjarbaru 3. Jumlah prestasi yang diraih dibidang IT

c. Kecamatan 1. Jumlah prestasi pemuda pemudi di kecamatan

1.6. Masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan secara tertib dan harmonis.

a. Dinas Perindustrian, perdagangan, pertambangan dan energi 1. Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor industri 2. Kontribusi sektor pertambangan dan energi terhadap PDRB 3. Kontribusisektor perdagangan terhadap PDRB

b. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja 1. Besaran Kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB) 2. Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun 3. Perselisihan buruh dan pengusaha 4. Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek 5. Besaran Pemeriksaan Perusahaan 6. Besaran Pengujian Peralatan di Perusahaan 7. Keselamatan dan perlindungan

c. Kantor Satpol PP 1. Rasio jumlah polisi pamong praja 2. Cakupan patoli petugas satpol PP 3. Penegakan Perda 4. Tingkat peyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketemtraman, keindahan) 5. Jumlah demo

d. BPMP-KB 1. PKK aktif 2. Posyandu aktif 3. Pemeliharaan Pasca Program pemberdayaan masyarakat 4. Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat 5. LPM Berprestasi 6. Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan Penanganan

Pengaduan oleh Petugas Terlatih di Dalam Unit Pelayanan Terpadu 7. Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan Layanan

Kesehatan oleh Tenaga Kesehatan Terlatih di Puskesmas mampu Tatalaksana KtP/A dan PPT/PKT di Rumah sakit

8. Layanan Rehabilitasi Sosial yang Diberikan oleh Petugas Layanan Rehabilitasi Sosial Terlatih bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan di Dalam Unit Pelayanan Terpadu

9. Layanan Bimbingan Rohani yang Diberikan oleh Petugas Bimbingan Rohani Terlatih bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan di Dalam Unit Pelayanan Terpadu

Page 122: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

111

10. Penegakan Hukum dari Tingkat Penyidikan sampai dengan Putusan Pengadilan atas Kasus-kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

11. Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan Layanan Bantuan Hukum (LBH)

12. Layanan Pemulangan bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan 13. Layanan reintegrasi social bagi perempuan dan anak korban kekerasan

e. Dinas Kependudukan dan Catatan sipil 1. Penerbitan KTP 2. Penerbitan Akta kelahiran 3. Penerbitan akta perkawinan 4. Penerbitan akta perceraian 5. Penerbitan akta kematian 6. Ketersedian data base kependudukan 7. Penertiban akta pengukuan, pengesahan dan pengangkatan anak 8. Penertiaban akta perubahan kewarganegaraan

f. Badan Kesbanglinmas 1. persentase masyarakat ikut dalam pemilu/pilkada 2. kegiatan pembinaan politik 3. Kegiatan pembinaan terhadap LSM,Ormas,OKP dan nirlaba lainnya 4. Meningkatnya pemahaman wawasan kebangsaan

2. Menumbuh-kembangkan ekonomi daerah

2.1 Setiap kelurahan memiliki kelompok usaha dengan produk unggulan yang berdaya

saing. a. Dinas Perindustrian, perdagangan, pertambangan dan energi

1. cakupan bina kelompok pengarajin 2. cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal 3. persentase kelurahan yang memiliki kelompok pengrajin, pedagang

mandiri b. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja

1. Persentase (%) PMKS skala kabupaten/kota yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar

2. Persentase (%) PMKS skala kabupaten/kota yang menerima program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan atau kelompok sosial lainnya

3. Persentase (%) korban bencana skala kabupaten/kota yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat

4. Pelaksanaan dan pengembangan jaminan sosial bagi penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial

5. Persentase (%) penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial

c. Dinas Koperasi & UMKM 1. persentase koperasi aktif 2. Jumlah UKM non BPR/LKM UKM 3. Jumlah BPR/LKM aktif 4. persentase usaha mikro dan kecil

d. Distankanhut 1. Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB 2. Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras) terhadap PDRB 3. Produktivitas padi atau bahan utama lokal lainnya per hektar

Page 123: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

112

4. Nilai tukar petani 5. Produksi perikanan 6. Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB

e. BPMP-KB 1. PUS peserta KB anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga

Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB mandiri f. Kecamatan

1. Jumlah kelompok usaha aktif dengan keanggotaan berbeda di setiap kelurahan

2.2. Setiap kecamatan memiliki pasar yang mampu memfasilitasi pemasaran produk

unggulannya serta menjamin ketersediaan bahan pokok dan sarana produksi dengan harga terjangkau. a. Dinas Perindustrian, perdagangan, pertambangan dan energi

1. persentase kebutuhan pokok dan sarana produksi yang terjamin ketersediaannya dengan harga terjangkau

2. persentase kecamatan yang memiliki pasar yang mampu memfasilitasikebutuhan wilayahnya

b. Distankanhut 1. Komsumsi ikan 2. Produksi perikanan kelompok budidaya

c. Bagian Ekonomi Setdako 1. Ketersediaan dan Cadangan Pangan

a) Ketersediaan energi dan protein perkapita b) Penguatan cadangan pangan

2. Distribusi dan akses pangan a) Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah b) Stabilitas harga dan pasokan pangan

3. Penganekragaman dan keamanan pangan a) Pencapaian skor Pola Pangan Harapan (PPH) b) Pengawasan dan pembinaan kemanan pangan

d. Kecamatan 1. Jumlah pasar di kecamatan 2. Persentase waktu aktifitas pasar

2.3. Banjarbaru menjadi tujuan utama investasi bidang perdagangan dan industri di

Kalimantan selatan. 1 Dinas Perindustrian, perdagangan, pertambangan dan energi

a. Jumlah pusat perdagangan di Banjarbaru b. Kontribusi sektorindustriterhadap PDRB c. Pertumbuhan industri

2 Dinas Perhubungan dan Kominfo a. Pelaksanaan diseminasi dan pendistribusian informasi nasional melalui:

a) media massa seperti majalah, radio, dan televisi b) media baru seperti website (media online); c) media tradisional seperti pertunjukan rakyat; d) media interpersonal seperti sarasehan, ceramah/diskusi, dan

lokakarya; dan/atau; e) media luar ruang seperti media buletin, leaflet, booklet, brosur,

spanduk, dan baliho

Page 124: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

113

b. Cakupan pengembangan dan pemberdayaan kelompok informasi masyarkat di tingkat kecamatan

3 Badan Kesbanglinmas a. Cakupan petugas perlindungan masyarakat (linmas) b. Jumlah linmas per jumlah10.000 penduduk c. rasiopos kamling per RT d. cakupan bencana kebakaran kota e. tingkat waktu tanggap darurat daerah layanan wilayah manajemen

kebakaran 4 Disbudparpora

a. Jumlah duta wisata b. kunjungan wisata

5 BP2T a. Jumlah perizinan yang mendukung investasi b. Terlayaninya Masyarakat dalam Pengurusan Izin sesuai SOP c. Penerbitan Izin sesuai dengan jumlah waktu yang telah ditetapkan SOP

6 DPPKAD a. Tingkat pendapatan daerah

7 Bappeda dan Penanaman Modal a. jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) b. Jumlah nilai investai berskala nasional (PMDN/PMA) c. Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah) d. Buku ”kota dalam angka” e. Buku ”PDRB kota f. Jumlah penelitian dan kajian pengembangan perencanaan pembangunan

yang dapat di aplikasikan SKPD

3. Membangun lingkungan yang sehat dan dinamis

3.2. Kawasan pemukiman, perkantoran dan sentra ekonomi memiliki infrastruktur dan fasilitas yang memenuhi standar. 1 Dinas PU dan Perumahan

a. Tersedianya Air Irigasi untuk Pertanian Rakyat pada Sistem Irigasi yang Sudah Ada

b. Tersedianya Akses Air Minum yang Aman Melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan Jaringan Perpipaan dan Bukan Jaringan Perpipaan Terlindungi dengan Kebutuhan Pokok Minimal 60 liter/orang/hari

c. Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan d. Penyehatan Lingkungan Pemukiman (Sanitasi Lingkungan dan

Persampahan) e. Tersedianya Sistem Air Limbah Skala Komunitas/Kawasan/Kota f. Tersedianya Sistem Jaringan Drainase Skala Kawasan dan Skala Kota

sehingga Tidak Terjadi Genangan (Lebih dari 30 cm Selama 2 Jam) dan Tidak Lebih Dari 2 kali Setahun

g. Tersedianya Sistem Informasi Jasa Konstruksi Setiap Tahun h. Rasio rumah layak huni i. Rasio permukiman layak huni j. Persentase Rumah Tangga bersanitasi dan air bersih k. Luas irigasi kota dalam kondisi baik l. Rasio ketersediaan bangunan pemerintah

Page 125: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

114

m. Lingkungan yang Sehat dan Aman yang Didukung dengan PSU (Prasarana, Sarana, Utilitas)

n. Persentase wilayah yang memiliki akses jalan dan jembatan. o. Rasio Jalan dilalui roda 4 p. Panjang jalan yang memiliki drainase/saluran pembuangan air q. Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat r. Panjang jalan Kota dalam kondisi Mantap ( > 40 KM/Jam ) s. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik t. Sempadan jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau bangunan rumah

liar 2 Dinas Kesehatan

a. Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum yang berkualitas

b. Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat c. Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat d. Persentase keluarga yang menggunakan air bersih e. Persentase cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan f. Persentase cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan g. Persentase cakupan TPM yang memenuhi syarat h. Angka kesakitan penderita DBD per 100.000 penduduk ( inciden rate ) i. Angka bebas jentik ( ABJ ≥95 % ) j. Case Fatality rate ( CFR ) kematian DBD k. Angka penemuan kasus malaria per 1000 penduduk (annual paracite

inciden) l. Persentase KLB Malaria yang dilaporkan dan ditanggulangi m. Persentase penderita kasus filaria yang ditangani sesuai standar n. Persentase kasus baru Tuberkolusis ( TB ) / BTA positif yang ditemukan o. Persentase kasus baru Tuberkolusis (TB ) yang disembuhkan p. Jumlah kasus TB per 100.000 penduduk ( suspek penderita TB ) q. Prevalensi kasus HIV ( berdasarkan populasi dewasa ) r. Persentase orang dengan HIV / AIDS ( ODHA ) mendapat Anti

Retroviral Treatment ( ART ) s. Persentase penduduk 15 th keatas mengetahui pengetahuan tentang HIV

& AIDS t. Jumlah orang yang berumur 15 th atau lebih yang menerima konseling

dan testing u. Jumlah kasus diare per 1000 penduduk v. Angka kematian diare ( CFR ) pada saat KLB w. Cakupan penemuan dan tatalaksana standar kasus pnemoni balita x. Penderita terdaftar akhir Desember per 10.000 penduduk ( prevalensi

kusta ) y. Angka penemuan kasus baru ( New case detection rate / NCDR ) kusta

per 100.000 penduduk z. Angka kecacatan Tk II / Proporsi dari penderita baru penyakit kusta aa. Persentase penanganan penderita kasus kecacingan bb. Persentase bayi 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap cc. Persentase desa/ kelurahan yang sudah UCI dd. Persentase anak usia sekolah yang mendapat imunisasi ee. Penemuan kasus non folio AFP rate per 100.000 anak < 15 th ff. Persentase penyelidikan epidemiologi ( PE ) < 24 jam gg. Deteksi dini faktor resiko penyakit tidak menular

Page 126: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

115

hh. % kasus gigitan hewan penular rabies yang ditangani ii. Jumlah Puskesmas Standar ISO

3 Disbudparpora a. Jumlah gedung dan lapangan olahraga

4 Disbertarung a. Persentase median jalan dan trotoar yang terpelihara b. Rasio titik PJU persatuan jalan c. rasio TPU persatuan penduduk

5 Kecamatan a. Persentase kelurahan yang bebas sampah berserakan

3.3. Seluruh kawasan dapat diakses oleh sarana transportasi yang nyaman dan lancar

1 Dinas Perhubungan & Kominfo a. Rasio panjang jalan perjumlah kendaraan b. Jumlah uji kir angkutan umum c. Jumlah kepemilikan kendaraan wajib kir d. Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) e. Jumlah pemasangan fasilitas lalulintas

3.4. Banjarbaru menjadi Kota Hijau yang bersih, sehat dan ramah lingkungan

1 Disbertarung a. Ratio ruang terbuka hijau persatuan luas wilayah b. Ruang publik yang berubah peruntukannya c. persentase penanganan sampah d. TPS persatuan penduduk e. ketaatan terhdap RTRW f. persentase luas pemukiman yg tertata

2 Bappeda dan Penanaman Modal a. Tersedianya dokumen Tata ruang

3 Kantor Lingkungan Hidup a. Pelayanan pencegahan pencemaran air b. Pelayanan pencegahan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak c. Pelayanan informasi status kerusakan lahan dan atau tanah untuk

produksi biomassa d. Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan

pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup e. Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air f. Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL, UKL-UPL,

DPLH, DELH dan SPPL 4 Distankanhut

a. Rehabilitasi hutan dan lahan kritis b. Kerusakan kawasan hutan

4. Mewujudkan pemerintahan yang baik

4.1 Manajemen Pemerintahan (Perencanaan, Pelaksanaan, Pengendalian dan

Pelaporan) terlaksana secara terintegrasi, akuntabel dan tepat waktu berdasarkan data yang akurat. 1 SKPD

a. persentase pelaksanaan tugas rutin, administrasi dan pelaporan secara akuntabel dan tepat waktu.

Page 127: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

116

2 Sekretariat DPRD a. persentase pelaksanaan tugas rutin, administrasi dan pelaporan secara

akuntabel dan tepat waktu. b. persentase kelancaran operasional DPRD secara tepatwaktu

3 Dinas Perindustrian, perdagangan, pertambangan dan energi a. persentase pelaksanaan tugas rutin, administrasi dan pelaporan secara

akuntabel dan tepat waktu. b. persentase data geologi secara tepat waktu dan akurat

4 Kantor Perpustakada a. persentase pelaksanaan tugas rutin, administrasi dan pelaporan secara

akuntabel dan tepat waktu. b. jumlah SKPD yang menerapkan sistem kearsipan secara baku

5 DPKAD a. persentase pelaksanaan tugas rutin, administrasi dan pelaporan secara

akuntabel dan tepat waktu. b. persentase kelengkapan data pengelolaan asset secra tepat waktu dan

akurat c. opini WTP laporan pengelolaan keuangan

6 Bappeda dan Penanaman Modal a. persentase pelaksanaan tugas rutin, administrasi dan pelaporan secara

akuntabel dan tepat waktu. b. Tersedianya dokumen perencanaan RPJMD yg telah ditetapkan dgn

PERDA c. Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn

PERKADA d. Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD

7 Inspektorat a. Persentase penyelesaian tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan b. Persentase penyelesaian pengaduan masyarakat

8 Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah a. Persentase aparatur yang memiliki pembinaan dan pengembangan karir

sesuai dengan kebutuhan 9 Bagian Ekonomi dan SDA Setdako

a. Indeks optimalisasi pemanfaatan potensi ekonomi daerah. b. Persentase kelengkapan data dan administrasi potensi, pendayagunaan

dan pengelolaan SDA yang terintegrasi, tepat waktu, terkini dan akurat 10 Bagian Pembangunan Setdako

a. Persentase kelengkapan data dan administrasi pelaksanaan pembangunan yang terintegrasi, tepat waktu, terkini dan akurat.

11 Bagian Organisasi Setdako a. Persentase Dokumen LAKIP yang terintegrasi dan tepat waktu b. Persentase SKPD yang memperoleh penataan kelembagaan dan

ketatalaksanaan yang efektif dan efisien 12 Bagian Tata Pemerintahan Setdako

a. Persentase dokumen Laporan penyelenggaraan Pemerintahan daerah yang tepat waktu dan akurat

b. persentase antar wilayah yang memiliki pilar batas yang jelas 13 Bagian Umum Setdako

a. Persentase pengelolaan perlengkapan dan rumatangga, tata usaha dan kepegawaian serta keuangan yang akuntabel dan tepat waktu

14 Bagian Hukum dan Perundang-Undangan Setdako

Page 128: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

117

a. Persentase penyelesaian perkara hukum Pemda b. Persentase pemenuhan kebutuhan Perda

15 Bagian Kesra Setdako a. Persentase kelengkapan data dan administrasi kesra dan kemasyarakatan

yang terintegrasi, tepat waktu, terkini dan akurat 16 Bagian Humas dan protokol Setdako

a. Tingkat akurasi informasi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di masyarakat

b. Tingkat kelancaran pelayanan keprotokolan kepala daerah dan pejabat Pemerintah

4.3. Pelayanan publik menerapkan standar pelayanan prima yang terintegrasi secara

online. 1 BP2T

a. waktu proses perizinan b. Index kepuasan masyarakat

2 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil a. Persentase pelayanan yang memenuhi standar pelayanan prima

3 Kecamatan a. Persentase pembuatan KTP online b. Persentase laporan keuangan terintegrasi online

4.4. Setiap SKPD memiliki aparatur kompeten sesuai kebutuhan.

1 Seluruh SKPD a. persentase aparatur yang memiliki kompetensi teknis sesuai bidangnya

Page 129: G AWI S B RAT AN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2011 … · 2013. 2. 28. · 0199/MPPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANJARBARU 2011-2015

118

KOTA PELAYANAN

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

9.1 Pedoman Transisi RPJMD menjadi pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD tahun pertama dibawah

kepemimpinan Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih hasil pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) pada periode berikutnya. Hal ini penting untuk menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi kekosongan RKPD setelah RPJMD berakhir.

Selanjutnya RKPD masa transisi merupakan tahun pertama dan bagian yang tidak terpisahkan dari RPJMD dari Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih hasil pemilukada pada periode berikutnya.

9.2 Kaidah Pelaksanaan

Sesuai dengan prinsip hirarki dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

RPJMD Kota Banjarbaru 2011-2015 menjadi pedoman penyusunan Rencana Strategis seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah dan pedoman penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Banjarbaru. Agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan, pelaksanaan RPJMD ini ke dalam program dan kegiatan yang sudah ditetapkan, setiap SKPD diikat oleh kadah-kaidah pelaksanaan seperti berikut ini : 1. SKPD, serta masyarakat termasuk dunia usaha, berkewajiban untuk melaksanakan

program-program dalam RPJMD dengan sebaik-baiknya; 2. SKPD berkewajiban untuk menyusun rencana strategis yang memuat visi, misi, tujuan,

strategi, kebijakan, program, dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing SKPD dan menjadi pedoman dalam menyusun Renja SKPD setiap tahun;

3. SKPD berkewajiban menjamin konsistensi antara RPJMD dengan Renstra SKPD; 4. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD, Bappeda berkewajiban untuk

melakukan pemantauan terhadap penjabaran RPJMD ke dalam Renstra SKPD.

WALIKOTA BANJARBARU,

M.RUZAIDIN NOOR