Fz Rsu Labuang Baji
-
Upload
irsyamfisio -
Category
Documents
-
view
95 -
download
12
description
Transcript of Fz Rsu Labuang Baji
LAPORAN STATUS KLINIK
Nama Mahasiswa : Sitti Hadija
NIM : PO.713241041063
Tempat praktek : RSU Haji Makassar
Pembimbing : NADIR,SKM,FT
Tanggal Pembuatan Laporan :3 Oktober 2006
Kondisi/Kasus : FT.C
I. KETERANGAN UMUM PENDERITA
Nama : Ny. St. Fatima, S.Sos
Umur : 42 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Alamat : Toddopuli VII
II. DATA-DATA MEDIS RUMAH SAKIT
A. Diagnosa medis : Ischialgia Post Trauma
B. Catatan Klinis : Setahun yang lalu pasien pernah dirawat di Rumah Sakit
karena jatuh dari motor.
C. Terapi Umum : Pemberian obat-obatan untuk menurunkan rasa nyeri dan anti
biotik
D. Rujukan : Mohon Fisioterapi Ny. St. Fatima, S.Sos, perempuan ( 42
tahun ) dengan kondisi ischalgia post trauma.
I. SEGI FISIOTERAPI
Tanggal : 15 September 2006
A. Anamnesis (Auto/Hetero)
1. Keluhan Utama : Adanya nyeri di daerah pinggang yang
muncul jika pasien dalam posisi statis
yang lama baik itu dalam posisi duduk
maupun berdiri.
1. Riwayat Penyakit Sekarang : Setahun yang lalu pasien mengalami
kecelakaan dan jatuh dengan posisi duduk.
Hasil Radiologi terlihat adanya compresi
pada daerah L4 – L5 – S1, sehingga
mengakibatkan nyeri pada bagian
pinggang bawah. Pasien mengeluh tidak
bisa duduk terlalu lama dan juga berjalan
lama.
2. Riwayat Penyakit Dahulu : Sebelumnya pasien tidak pernah menderita
penyakit yang perlu perawatan khusus.
3. Riwayat Penyakit Penyerta : Umumnya, keadaan penyakit penderita
tanpa disertai penyakit lain.
4. Riwayat Pribadi : Pasien tidak memiliki kegiatan yang lain
selain kerja sebagai pegawai di kantor
kecamatan dan di rumah. Pasien memiliki
kebiasaan duduk dalam waktu yang lama.
5. Riwayat Keluarga : Pasien tidak memiliki keluarga yang
menderita penyakit yang sama.
7. Anamnesis Sistem
a. Musculoskeletal : Pasien belum bisa terlalu lama duduk dan
lama berjalan.
b. Nervorum : Masih ada rasa kesemutan atau kram-kram
pada telapak kaki jika berjalan lama.
B. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Fisik
a. Vital Sign
1) Tekanan Darah : 120/80 mmHg
2) Denyut Nadi : 70x/menit
3) Pernapasan : 22x/menit
4) Temperatur : 36oC
5) Tinggi Badan :172 Cm
6) Barat Badan : 60 Kg
a.Inspeksi
- Statis : Tidak terlihat perubahan mimik wajah pasien,
hanya sedikit kiposis.
- Dinamis : Pada saat pasien berjalan, nampak sedikit kiposis
dan pada saat pasien di minta naik ketempat tidur,
wajah pasien menampakkan rasa sakit.
b. Palpasi : Spasme pada otot - otot erector spine
c. Gerakan Dasar : Pada regio lumbal.
- Aktif
Fleksi : Sedikit nyeri (Karena spasme
erector spine)
Ekstensi : Nyeri sekali pada akhir ROM
Lateral fleksi kiri : Tidak nyeri
Lateral fleksi kanan : Tidak nyeri
Rotasi kiri : Tidak nyeri
Rotasi kanan : Tidak nyeri
- Pasif
fleksi : Sedikit nyeri (elastic end feel)
ekstensi : Nyeri sekali (hard end feel)
lat. fleksi kiri : Tidak nyeri (elastic end feel)
lat. fleksi kanan : Tidak nyeri (elastic end feel)
rotasi kiri : Tidak nyeri (elastic end feel)
rotasi kanan : Tidak nyeri (elastic end feel)
- TIMT
Fleksi : Tidak nyeri
Eksensi : Nyeri
Lateral fleksi kiri : Tidak nyeri
Lateral fleksi kanan : Tidak nyeri
Rotasi kiri : Tidak nyeri
Rotasi kanan : Tidak nyeri
d. Kognitif, Intrapersonal, dan Interpersonal penderita baik
e. Aktivitas Fungsional penderita agak terganggu karena adanya nyeri pada
bagian pinggang bawah yaitu gangguan ADL duduk dan berjalan.
f. Lingkungan aktifitas penderita hanya berkisar di sekitar tempat tinggalnya
dan sekitar lingkungan pekerjaannya.
1. Pemeriksaan Spesifik
a. Lazeque Test : (+) nyeri diatas 700
b. Bragrad Test : sedikit nyeri dengan fleksi hip 700 +
dorso fleksi enkle 300
c. Neri Test : Sedikit nyeri dengan fleksi hip 700
+ fleksi cervical 300
d. Patrick Test : Sedikit nyeri
e. Anti Patrick Test : Tidak nyeri
f. Gapping Test S I J : Sedikit nyeri
g. Compressi Test : Nyeri di lumbal
h. PACVP Test : Nyeri pada daerah L4 – L5 – S1
i. Conective Tissue : Spasme otot erector spine
j. Test penguluran pada erector spain : Nyeri
l. Pemeriksaan VAS : 7,3
A. Diagnosa:
Gangguan fungsional lumbal akibat LBP Non Spesifik pada daerah L4 – L5 –
S1 (Nyeri, spasme pada erector spine, gangguan ADL, gangguan postur).
D. Program Rencana Tindakan Fisioterapi
1. Tujuan :
a. Jangka Pendek :
- Mengurangi nyeri
- Mengurangi spasme otot erector spine.
- Memperbaiki ADL duduk dan berjalan
- Memperbaiki postur.
b. Jangka Panjang :
- Memaksimalkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional
penderita seperti sebelumnya.
2. Tindakan :
a. Teknologi Fisioterapi
1) Teknologi Alternatif
a. MWD
b. IFC
c. Manual Therapy ( Traksi lumbal )
d. Exercise Therapy
e. Massage
2) Teknologi yang dilaksanakan :
a. MWD
Tujuan :
- Untuk melancarakan sirkulasi darah
- Untuk meningkatakan elastisitas jaringan
- Untuk meningkatkan system metabolisme
- Untuk meningkatkan konduktivitas saraf
b. IFC
Tujuan : Untuk mengurangi nyeri karena merangsang tipe saraf II dan IIIa yang
menghambat kerja Nociceptor ( IIIb dan IV ).
c. Manual Therapy ( Traksi lumbal )
Tujuan : Untuk mengurangi compressi pada L4 – L5 – S1
d. Exercise Therapy
1. Penguluran erector spine
Tujuan : Untuk mengulur otot erector spine
2. Bugnet Exc
Tujuan : Penguatan otot dan koreksi sikap tubuh
e. Massage
Tujuan : - Mengurangi spasme otot
- Memperlancar sirkulasi darah
b. Edukasi
Memberikan home program kepada pasien berupa latihan – latihan antara lain :
- Pasien di minta melakukan latihan ringan seperti tidur dalam posisi
crook lying kemudiaan kontraksikan otot perut sampai lumbal terasa
menyentuh bad.
- Mengajarkan pasien untuk melakukan posisi yang benar seperti : saat
duduk harus tegak, baring dengan menggunakan kasur yang agak keras
dan rata, berdiri dari posisi duduk dengan mencondongkan badan
terlebih dahulu kedepan, mengangkat barang dengan cara jongkok
terlebih dahulu dan cara bangun tidur yang benar yaitu miring terlebih
dahulu baru bangun.
2. Rencana Evaluasi :
a.. Mengukur derajat nyeri yang dirasakan penderita dengan
menggunakan VAS,apakah ada perubahan ( nyeri berkurang, nyeri
tetap, atau nyeri bertambah) setelah melakukan therapy.
b. Melihat apakah spasmenya berkurang, tetap atau bertambah.
B. Prognosis
Quo ad vitan : Baik
Quo ad sanam : Baik
Quo ad fungsionam : Baik
Quo ad cosmeticam : Baik
C. Pelaksanaan Fisioterapi
a. MWD
Teknik : Posisi pasien side lying, kemudian pakaian penghambat pada
area yang akan disinari dibebaskan. Penyinaran dilakukan pada
daerah L4-L5-S1.
F : 2X/minggu
I : 40 W
T : Koplanar
T : 10 menit
b. IFC
Teknik : Posisi pasien side lying, kemudian pad dipasang pada daerah
lumbal.
F : 2X/minggu
I : 25 mA
T : 2 Pad ( Longitudinal )
T : 2 menit
c. Traksi Lumbal
Teknik : Posisi pasien supine lying, knee dalam keadaan flexi, kemudian
fisioterapis menarik paha pasien sampai pinggang pasien terangkat.
F : 2X/minggu
I : derajat II
T : traksi sekunder
T : 8x hitungan dengan 3x repetisi
d. Massage
Teknik : Penderita prone lying, kemudian friction diberikan pada otot-otot
erector spine yang mengalami spasme dengan menggunakan voltaren.
F : 2X/minggu
I : tekanan sedang
T : transversal friction
T : 5 menit
e. Exercise Therapy
- Penguluran erector spine
F :2x/minggu
I :Penguluran maksimal
T : Pasien supine lying, satu tangan pemeriksa di sacrum dan tangan
lainnya di knee. Selanjutnya fleksikan badan pasien sambil
fisioterapis menekan lutut ke depan bawah sampai maximal
terjadi gerakan pada lumbal dan hip.
T : 8x hitungan dengan 3x repetisi
- Bugnet Exc.
F :2x/minggu
I : kontraksi isometric secara general
T : Pasien supine lying, angkat kepala dan kedua tangan dipertautkan
di atas dada, kemudian tekan pantat ke bad lalu lakukan dorso
fleksi. Fisioterapis memberikan tahanan di ankle dengan
hitungan 1-8 dan diulang 3-4X pengulangan.
T :8x hitungan dengan 3x repetisi
D. Evaluasi
1. Evaluasi sesaat : - Sesaat setelah intervensi, pasien nampak lelah.
- Nyeri sedikit berkurang (VAS : 7,3 menjadi 6,4).
2. Evaluasi berkala : Setelah beberapa kali dilakukan terapi, keadaan
pasien sedikit membaik,namun terapi masih terus
dilanjutkan untuk terus memelihara kondisi pasien
agar tidak lebih buruk lagi, spasme otot sedikit
berkurang,nyeri berkurang, dan gangguan ADL
sedikit membaik.
Nilai VAS
E. Hasil Terapi Akhir : Pasien 42 tahun dengan diagnosa Dokter menderita
Ischialgia post trauma. permulaan dilakukan FT
pasien belum mampu melakukan ADL duduk dan
berjalan dalam waktu yang lama karena adanya rasa
sakit di daerah pinggang. Setelah diberikan
pengobatan oleh fisioterapis dengan berbagai
modalitas yang terdapat di atas pada daerah yang
nyeri, keadaan umum pasien mulai membaik.
F. Catatan Pembimbing Praktek
(Tulisan tangan langsung pembimbing)
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Makasaar, 03 Oktober 2006
Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik,
SUDARYANTO,S.St,FT NADIR,SKM,FTNIP. 140 309 775 NIP. 140 230 308
CATATAN TAMBAHAN :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
LAPORAN STATUS KLINIK
Nama Mahasiswa : Fitrawati
NIM : PO.713241041049
Tempat praktek : RSUD. Salewangan Maros
Pembimbing : Ilham Hidayat,N.AMF
Tanggal Pembuatan Laporan :3 Oktober 2006
Kondisi/Kasus : FT.B
I. KETERANGAN UMUM PENDERITA
Nama : Jamaro
Umur : 70 tahun.
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga.
Alamat : Maros
II. DATA-DATA MEDIS RUMAH SAKIT
A. Diagnosa medis : Spondylosis
B. Catatan Klinis : Pasien sudah tiga kali masuk ke RSUD. Salewangan Maros
untuk mendapatkan pengobatan medis.
C. Terapi Umum : Pemberian obat-obatan untuk menurunkan rasa nyeri.
D. Rujukan : Penderita dirujuk oleh Dokter, ke Fisioterapi agar diberikan
pengobatan semaksimal mungkin.
III.SEGI FISIOTERAPI
Tanggal : 13 September 2006
A. Anamnesis (Auto/Hetero)
1. Keluhan Utama : Adanya nyeri pada daerah pinggang.
3. Riwayat Penyakit Sekarang : Tiga bulan yang lalu penderita tiba-tiba
mengalami sakit pada daerah pinggangnya
kemudian dia berobat ke dokter dan
didiagnosis menderita spondylosis. Dan
Dokter merujuk ke fisioterapi.
4. Riwayat Penyakit Dahulu : -
5. Riwayat Penyakit Penyerta : Umumnya, keadaan penyakit penderita
tanpa disertai penyakit lain.
6. Riwayat Pribadi : Keadaan kesehatan penderita secara
general kurang baik, karena penderita
sering merasa sakit pada daerah
pinggangnya.
7. Riwayat Keluarga : -
Anamnesis Sistem
a. Musculoskeletal : Terdapat pengapuran pada daerah L4-L5.
b. Nervorum : Tidak Ada gangguan saraf.
B. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Fisik
a. Vital Sign
1) Tekanan Darah : 110/80 mmHg
2) Denyut Nadi : 80x/menit
3) Pernapasan : 20x/menit
4) Temperatur : 370 C
5) Tinggi Badan :155 cm
6) Barat Badan : 65 kg
g. Inspeksi : Ada gangguan postur (membungkuk)
Pasien meringis menahan rasa sakit.
h. Palpasi : Ada spasme
i. Gerakan Dasar : Pada region lumbal.
- Aktif
Fleksi : (+) ada nyeri pada daerah pi
nggang.
Ekstensi : (+) ada nyeri
Lateral fleksi ki/ : (+) ada nyeri
Lateral fleksi ka/ : (+) ada nyeri
Rotasi ki/ : (+) ada nyeri
Rotasi ka/ : (+) ada nyeri
- Pasif
fleksi : (+) ada nyeri
ekstensi : (+) ada nyeri
lateral fleksi ki/ : (+) ada nyeri
lateral fleksi ka/ : (+) ada nyeri
rotasi ki/ : (+) ada nyeri
rotasi ka/ : (+) ada nyeri
- TIMT
Fleksi : (+) ada nyeri
Eksensi : (+) ada nyeri
Lateral fleksi ki/ : (+) ada nyeri
Lateral fleksi ka/ : (+) ada nyeri
Rotasi ki/ : (+) ada nyeri
Rotasi ka/ : (+) ada nyeri
j. Kognitif, Intrapersonal, dan Interpersonal penderita baik
k. Aktivitas Fungsional
a. sakit pada daerah pinggang saat mengangkat barang
b. sakit pada daerah pinggang saat membungkuk
c. sakit pada daerah pinggang saat posisi duduk ke berdiri
3. Pemeriksaan Spesifik
a. Tes compressi : (+) ada nyeri pada daerah pinggang
b. SLR : (+) Di atas 700
c. Connective tissue : (+) ada sedikit spasme
d. Gapping Test : (+) ada sakit pada daerah pinggang
e. X-Ray
G. Diagnosa:
Gangguan fungsional regio lumbal akibat Nyeri Pinggang Bawah karena spon
dylosis.
D. Program Rencana Tindakan Fisioterapi
1. Tujuan :
a. Jangka Pendek :
- Menghilangkan/menurunkan nyeri
- Mengembalikan fungsi ADL
- Menumbuhkan rasa optimis dan percaya diri penderita
- Mengurangi Spasme
b. Jangka Panjang :
- Memaksimalkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional
penderita seperti sebelumnya.
2. Tindakan :
a. Teknologi Fisioterapi
1) Teknologi Alternatif
a. HFC
b. TENS
c. Vibrator
d. Exercise Therapy
e. Massage
2) Teknologi yang dilaksanakan
a. HFC
Tujuan :
- Untuk melancarakan sirkulasi darah
- Untuk meningkatakan elastisitas jaringan
- Untuk meningkatkan system metabolisme
- Untuk konduktivitas saraf
- Untuk Pre Eliminary Exercise
b. TENS
Tujuan :
- Untuk mengurangi nyeri karena merangsang tipe saraf II dan IIIa yang
menghambat kerja Nociceptor ( IIIb dan IV ).
c. Vibrator
Tujuan :
- Untuk merelaksasikan jaringan
- Untuk menguarangi spasme
d. Exercise Therapy
Tujuan :
- Untuk meningkatkan elastisitas otot
- Untuk metabolisme jaringan
e. Massage
Tujuan :
- Memberikan rasa nyaman pada pasien
- Memperlancar sirkulasi darah
b. Edukasi
a. Minta pada pasien untuk melakukan kompres hangat pada daerah pinggangnya.
b. Minta pada pasien untuk melakukan latihan yang diajarkan oleh FTis
c. Minta pada pasien untuk tidak mengangkat barang yang berat
d. Minta pada pasien untuk tidak naik turun tangga
e. Minta pada pasien untuk tidak langsung bangun dari posisi tidur tapi miring
dahulu.
4. Rencana Evaluasi : a.. Mengukur derajat nyeri yang
dirasakan penderita dengan
menggunakan VAS,apakah ada
perubahan ( nyeri berkurang,
nyeri tetap, atau nyeri
bertambah) setelah melakukan
therapy.
b. melihat spasme otot apa spasme
nya berkurang, tetap atau bertam
bah.
H. Prognosis
Quo ad vitan : Dubia ad bonam
Quo ad sanam : sedang
Quo ad fungsionam : Gerak fungsional masih berfungsi
Quo ad cosmeticam : kosmetik baik
I. Pelaksanaan Fisioterapi
a. HFC
Teknik : Posisi pasien tengkurap kemudian kondensator dipasang di
daerah pinggang dengan teknik coplanar.
F : 3X / minggu
I : CEM Dosis Submitis
T : Koplanar
T : 10 menit
b. TENS
Teknik : Posisi pasien tengkurap kemudian kedua pet diletakkan di
pinggang.
F : 3X/minggu
I : Sesuai toleransi pasien
T : 2 Pet
T : 5 menit
c. Vibrator
F : 3X/minggu
I : sedang
T : kontak langsung
T : 5 menit
d. Massage
F : 3X/minggu
I : sesuai toleransi pasien
T : friction
T : 5 menit
e. Exercise Therapy
F : 3X/minggu
I : sesuai toleransi pasien
T : stretching
T : 5 menit
f. Bugnet Exercise
J.Evaluasi
1. Evaluasi sesaat : - Sesaat setelah intervensi, pasien nampak berkeringat.
- Nyeri sedikit berkurang (VAS : 6,3 menjadi 4,3).
2. Evaluasi berkala : Setelah beberapa kali dilakukan terapi, keadaan
pasien sedikit membaik,namun terapi masih terus
dilanjutkan untuk terus memelihara kondisi pasien
agar tidak lebih buruk lagi, spasme otot sedikit
berkurang,nyeri berkurang, dan gangguan ADL
sedikit membaik.
K. Hasil Terapi Akhir : Pasien 70 tahun dengan diagnosa Dokter menderira
spondylosis L4-L5. Pada permulaan dilakukan FT
pasien belum mampu melakukan ADL berjalan
secara normal, karena menahan rasa sakit pada daerah
pinggangnya . Setelah diberikan pengobatan oleh
FTis dengan berbagai modalitas yang terdapat di
atas,serta diberikan massage,exercise therapy
(friction) pada daerah yang nyeri. Keadaan umum
pasien sedikit mulai membaik.
L. Catatan Pembimbing Praktek
(Tulisan tangan langsung pembimbing)
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………..
CATATAN TAMBAHAN
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………..
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktek klinik dengan judul “Penatalaksanaan Fisioterapi Pada
Gangguan Aktivitas Fungsional Regio Lumbal Akibat Spondylosis”. Telah disetujui
sebagai syarat telah menyelesaikan praktek klinik di RSUD. Salewangan Maros, dari
tanggal 11 September 2006 sampai 11 Oktober 2006.
Makasaar, 04 Oktober 2006
Pembimbing Akademik,
MUH. AWAL, SKM FAHRUL ISLAM, Amd,FTNIP. 140 342 483 NIP. 140 272 432
LAPORAN STATUS KLINIK
Nama Mahasiswa : Fitrawati
NIM : PO.713241041049
Tempat praktek : RSUD. Salewangan Maros
Pembimbing : Ilham Hidayat,N.AMF
Tanggal Pembuatan Laporan :3 Oktober 2006
Kondisi/Kasus : FT.B
I. KETERANGAN UMUM PENDERITA
Nama : Jamaro
Umur : 70 tahun.
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga.
Alamat : Maros
II. DATA-DATA MEDIS RUMAH SAKIT
A. Diagnosa medis : Spondylosis
B. Catatan Klinis : Pasien sudah tiga kali masuk ke RSUD. Salewangan Maros
untuk mendapatkan pengobatan medis.
C. Terapi Umum : Pemberian obat-obatan untuk menurunkan rasa nyeri.
D. Rujukan : Penderita dirujuk oleh Dokter, ke Fisioterapi agar diberikan
pengobatan semaksimal mungkin.
III.SEGI FISIOTERAPI
Tanggal : 13 September 2006
A. Anamnesis (Auto/Hetero)
1. Keluhan Utama : Adanya nyeri pada daerah pinggang.
9. Riwayat Penyakit Sekarang : Tiga bulan yang lalu penderita tiba-tiba
mengalami sakit pada daerah pinggangnya
kemudian dia berobat ke dokter dan
didiagnosis menderita spondylosis. Dan
Dokter merujuk ke fisioterapi.
10. Riwayat Penyakit Dahulu : -
11. Riwayat Penyakit Penyerta : Umumnya, keadaan penyakit penderita
tanpa disertai penyakit lain.
12. Riwayat Pribadi : Keadaan kesehatan penderita secara
general kurang baik, karena penderita
sering merasa sakit pada daerah
pinggangnya.
13. Riwayat Keluarga : -
Anamnesis Sistem
a. Musculoskeletal : Terdapat pengapuran pada daerah L4-L5.
b. Nervorum : Tidak Ada gangguan saraf.
B. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Fisik
a. Vital Sign
1) Tekanan Darah : 110/80 mmHg
2) Denyut Nadi : 80x/menit
3) Pernapasan : 20x/menit
4) Temperatur : 370 C
5) Tinggi Badan :155 cm
6) Barat Badan : 65 kg
c.Inspeksi : Ada gangguan postur (membungkuk)
Pasien meringis menahan rasa sakit.
d. Palpasi : Ada spasme
e. Gerakan Dasar : Pada region lumbal.
- Aktif
Fleksi : (+) ada nyeri pada daerah pi
nggang.
Ekstensi : (+) ada nyeri
Lateral fleksi ki/ : (+) ada nyeri
Lateral fleksi ka/ : (+) ada nyeri
Rotasi ki/ : (+) ada nyeri
Rotasi ka/ : (+) ada nyeri
- Pasif
fleksi : (+) ada nyeri
ekstensi : (+) ada nyeri
lateral fleksi ki/ : (+) ada nyeri
lateral fleksi ka/ : (+) ada nyeri
rotasi ki/ : (+) ada nyeri
rotasi ka/ : (+) ada nyeri
- TIMT
Fleksi : (+) ada nyeri
Eksensi : (+) ada nyeri
Lateral fleksi ki/ : (+) ada nyeri
Lateral fleksi ka/ : (+) ada nyeri
Rotasi ki/ : (+) ada nyeri
Rotasi ka/ : (+) ada nyeri
f. Kognitif, Intrapersonal, dan Interpersonal penderita baik
g. Aktivitas Fungsional
a. sakit pada daerah pinggang saat mengangkat barang
b. sakit pada daerah pinggang saat membungkuk
c. sakit pada daerah pinggang saat posisi duduk ke berdiri
5. Pemeriksaan Spesifik
a. Tes compressi : (+) ada nyeri pada daerah pinggang
b. SLR : (+) Di atas 700
c. Connective tissue : (+) ada sedikit spasme
d. Gapping Test : (+) ada sakit pada daerah pinggang
e. X-Ray
M. Diagnosa:
Gangguan fungsional regio lumbal akibat Nyeri Pinggang Bawah karena spon
dylosis.
D. Program Rencana Tindakan Fisioterapi
1. Tujuan :
a. Jangka Pendek :
- Menghilangkan/menurunkan nyeri
- Mengembalikan fungsi ADL
- Menumbuhkan rasa optimis dan percaya diri penderita
- Mengurangi Spasme
b. Jangka Panjang :
- Memaksimalkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional
penderita seperti sebelumnya.
2. Tindakan :
a. Teknologi Fisioterapi
1) Teknologi Alternatif
a. HFC
b. TENS
c. Vibrator
d. Exercise Therapy
e. Massage
2) Teknologi yang dilaksanakan
a. HFC
Tujuan :
- Untuk melancarakan sirkulasi darah
- Untuk meningkatakan elastisitas jaringan
- Untuk meningkatkan system metabolisme
- Untuk konduktivitas saraf
- Untuk Pre Eliminary Exercise
b. TENS
Tujuan :
- Untuk mengurangi nyeri karena merangsang tipe saraf II dan IIIa yang
menghambat kerja Nociceptor ( IIIb dan IV ).
c. Vibrator
Tujuan :
- Untuk merelaksasikan jaringan
- Untuk menguarangi spasme
d. Exercise Therapy
Tujuan :
- Untuk meningkatkan elastisitas otot
- Untuk metabolisme jaringan
e. Massage
Tujuan :
- Memberikan rasa nyaman pada pasien
- Memperlancar sirkulasi darah
b. Edukasi
a. Minta pada pasien untuk melakukan kompres hangat pada daerah pinggangnya.
b. Minta pada pasien untuk melakukan latihan yang diajarkan oleh FTis
c. Minta pada pasien untuk tidak mengangkat barang yang berat
d. Minta pada pasien untuk tidak naik turun tangga
e. Minta pada pasien untuk tidak langsung bangun dari posisi tidur tapi miring
dahulu.
6. Rencana Evaluasi : a.. Mengukur derajat nyeri yang
dirasakan penderita dengan
menggunakan VAS,apakah ada
perubahan ( nyeri berkurang,
nyeri tetap, atau nyeri
bertambah) setelah melakukan
therapy.
b. melihat spasme otot apa spasme
nya berkurang, tetap atau bertam
bah.
N. Prognosis
Quo ad vitan : Dubia ad bonam
Quo ad sanam : sedang
Quo ad fungsionam : Gerak fungsional masih berfungsi
Quo ad cosmeticam : kosmetik baik
O. Pelaksanaan Fisioterapi
a. HFC
Teknik : Posisi pasien tengkurap kemudian kondensator dipasang di
daerah pinggang dengan teknik coplanar.
F : 3X / minggu
I : CEM Dosis Submitis
T : Koplanar
T : 10 menit
b. TENS
Teknik : Posisi pasien tengkurap kemudian kedua pet diletakkan di
pinggang.
F : 3X/minggu
I : Sesuai toleransi pasien
T : 2 Pet
T : 5 menit
c. Vibrator
F : 3X/minggu
I : sedang
T : kontak langsung
T : 5 menit
d. Massage
F : 3X/minggu
I : sesuai toleransi pasien
T : friction
T : 5 menit
e. Exercise Therapy
F : 3X/minggu
I : sesuai toleransi pasien
T : stretching
T : 5 menit
f. Bugnet Exercise
P. Evaluasi
1. Evaluasi sesaat : - Sesaat setelah intervensi, pasien nampak berkeringat.
- Nyeri sedikit berkurang (VAS : 6,3 menjadi 4,3).
2. Evaluasi berkala : Setelah beberapa kali dilakukan terapi, keadaan
pasien sedikit membaik,namun terapi masih terus
dilanjutkan untuk terus memelihara kondisi pasien
agar tidak lebih buruk lagi, spasme otot sedikit
berkurang,nyeri berkurang, dan gangguan ADL
sedikit membaik.
Q. Hasil Terapi Akhir : Pasien 70 tahun dengan diagnosa Dokter menderira
spondylosis L4-L5. Pada permulaan dilakukan FT
pasien belum mampu melakukan ADL berjalan
secara normal, karena menahan rasa sakit pada daerah
pinggangnya . Setelah diberikan pengobatan oleh
FTis dengan berbagai modalitas yang terdapat di
atas,serta diberikan massage,exercise therapy
(friction) pada daerah yang nyeri. Keadaan umum
pasien sedikit mulai membaik.
R. Catatan Pembimbing Praktek
(Tulisan tangan langsung pembimbing)
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………..
CATATAN TAMBAHAN
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………..
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktek klinik dengan judul “Penatalaksanaan Fisioterapi Pada
Gangguan Aktivitas Fungsional Regio Lumbal Akibat Spondylosis”. Telah disetujui
sebagai syarat telah menyelesaikan praktek klinik di RSUD. Salewangan Maros, dari
tanggal 11 September 2006 sampai 11 Oktober 2006.
Makasaar, 04 Oktober 2006
Pembimbing Akademik,
MUH. AWAL, SKM FAHRUL ISLAM, Amd,FT
NIP. 140 342 483 NIP. 140 272 432
Pembimbing Klinik,
ILHAM HIDAYAT, N. AMF NIP. 580 331 089
LAPORAN STATUS KLINIK
Nama Mahasiswa : Eunike.S.Atalo
NIM : PO.713241041033
Tempat praktek : RS.Kusta
Pembimbing : Muh. Jafar, SKM
Tanggal Pembuatan Laporan :20 September 2006
Kondisi/Kasus : FT.D
I. KETERANGAN UMUM PENDERITA
Nama : Agustina
Umur : 16 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : -
Alamat : Jongaya
II. DATA-DATA MEDIS RUMAH SAKIT
A. Diagnosa medis : Kusta
B. Catatan Klinis : Pasien baru pertama kali masuk RS Kusta akibat kusta
C. Terapi Umum : Prednisone, Vitamin, Paracetamol, dan Molexflu
D. Rujukan : Pasien dirujuk oleh dr.Nur Faidah
III.SEGI FISIOTERAPI
Tanggal : 20 September 2006
A. Anamnesis (Auto/Hetero)
1. Keluhan Utama : Neuritis kedua ulnaris dan tibialis
posterior
2.Riwayat penyakit sekarang : Pasien mengalami kusta akibat
Micobacterium Leprae
3. Riwayat penyakit dahulu : Pasien pernah mengalami types sebelum
kusta
4. Riwayat panyakit penyerta : Flu dan demam tinggi
5. Riwayat pribadi : Akibat kusta menyebabkan kondisi
pasien lemah, sehingga mudah terkena
penyakit/gangguan gangguan lain.
6. Riwayat keluarga : Kedua orang tua pasien juga mengalami
penyakit yang sama.
7. Anamnesis Sistem
a. Respirasi : Akibat penyakit yang diderita
menyebabkan pernapasannya tidak
normal.
b. Musculoskeletal : Adanya kelemahan otot Opponens Digiti
Minimi tangan kanan, Adduktor Pollicis
tangan kanan dan kelumpuhan Intrinsik
tangan kiri.
c. Nervorum : Adanya nyeri tekan pada N.Ulnaris dan
N.Tibialis Posterior.
B. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Fisik
a. Vital Sign
1) Tekanan Darah : 110/70 mmHg
2) Denyut Nadi : 78x/menit
3) Pernapasan : 18x/menit
4) Temperatur : 370 C
5) Tinggi Badan :140 cm
6) Barat Badan : 40 kg
b.Inspeksi : Adanya oedema pada N.Tibialis Posterior kiri dan
kanan.
c.Palpasi : Adanya penebalan dan nyeri tekan pada kedua
N.Ulnaris dan N.Tibialis Posterior.
d.Gerakan Dasar : -Aktif
Oposisi jari-jari : kuat, kecuali jari V dan I
tangan kanan lemah, jari
II tangan kiri lumpuh.
Reposisi jari-jari : kuat, kecuali jari V dan I
tangan kanan lemah, jari
II tangan kiri lumpuh.
Flexi jari-jari : kuat, kecuali jari V dan
tangan kanan lemah, jari
II tangan kiri lumpuh.
Extensi jari-jari : kuat, kecuali jari II tangan
kiri lumpuh.
Abduksi jari-jari : kuat, kecuali jari V tangan
kanan lemah.
Adduksi jari-jari : kuat, kecuali jari V dan I
tangan kanan lemah, jari
II tangan kiri lumpuh.
- Pasif
Oposisi jari-jari : normal
Reposisi jari-jari : normal
Flexi jari-jari : normal
Extensi jari-jari : normal
Abduksi jari-jari : normal
Adduksi jari-jari : normal
- TIMT
Oposisi jari-jari : kuat, kecuali jari V dan I
tangan kanan lemah, jari
II tangan kiri lumpuh.
Reposisi jari-jari : kuat, kecuali jari V dan I
tangan kanan lemah, jari
II tangan kiri lumpuh.
Flexi jari-jari : kuat, kecuali jari V dan I
tangan kanan lemah, jari
II tangan kiri lumpuh.
Extensi jari-jari : kuat, kecuali jari V dan I
tangan kanan lemah, jari
II tangan kiri lumpuh.
Abduksi jari-jari : kuat, kecuali jari V dan I
tangan kanan lemah, jari
II tangan kiri lumpuh.
Adduksi jari-jari : kuat, kecuali jari V dan I
tangan kanan lemah, jari
II tangan kiri lumpuh.
e.Kognitif, Intrapersonal, dan Interpersonal dari pasien secara umum baik
f. Lingkungan aktifitas pasien rawat inap di RS Kusta sejak 7 bulan yang lalu
hanya bisa berinteraksi dengan sesame pasien lainnya di bangsal.
g.Aktifitas Fungsional dari pasien terganggu akibat adanya kelemahan otot dan
neuritis serta demam dan flu yang menyertai penyakit kusta tersebut.
2.Pemeriksaan Spesifik
a.Palpasi otot dan saraf (terlampir).
b.Pemeriksaan MMT (terlampir)
3.Pemeriksaan Laboratorium
a.GDS 132 mg/DL normalnya 70-120 mg/DL
b.Endap darah 110/-
c.Leukosit 10-60 mm3
C. Diagnosis : Adanya nyeri saraf, kelemahan otot, dan gangguan kapasitas fisik dan
kemampuan fungsional akibat kusta.
D. Program Rencana Tindakan Fisioterapi
1. Tujuan :
a. Jangka Pendek :
- Menghilangkan/mengurangi nyeri
- Mengembalikan fungsi ADL
- Menumbuhkan rasa percaya diri pasien
b. Jangka Panjang :
- Meningkatkan kekuatan otot
- Meningkatkan kapsik dan kemosional
- Mempersiapkan pasien agar dapat hidup mandiri tanpa bantuan orang
lain.
2. Tindakan :
a. Teknologi Fisioterapi
1) Teknologi Alternatif : IRR, Sthrengthening Exc. Support
mental
2) Teknologi yang dilaksanakan : - Pemberian IR berfungsi untuk
mengurangi nyeri dan oedema.
- Sthrengthening dan exc. untuk
meningkatkan kekuatan otot-otot
yang lemah dan mencegah
kontraktur.
- Support mental.
b. Edukasi : Pasien dianjurkan untuk istirahat,
menghindari aktifitas berat,
menjaga kebersihan badan, pakaian
dan makanan serta diajarkan
meluruskan jari-jari tangan serta
latihan lainnya agar tidak terjadi
kontraktur dan komplikasi lainnya.
3. Rencana Evaluasi : Mengukur derajat nyeri dengan
menggunakan VAS, mengukur
kekuatan otot dengan MMT, dan
melihat gerak fungsionalnya.
E. Prognosis
Quo ad vitan : Dubia ad bonam
Quo ad sanam : dapat sembuh
Quo ad fungsionam : Gerak fungsi tangan dan kaki kurang baik.
Quo ad cosmeticam : kosmetik tangan dan kaki jelek
F.Pelaksanaan Fisioterapi
1. IRR : Pasien tidur terlentang di bad, penyinaran diberikan
selama 10-15 menit.
2. Sthrengthening Exc. : Posisi pasien rilex, posisikan otot yang akan dilatih
dengan disanggah bantal setelah itu lakukan latihan.
3. Support mental
G. Evaluasi
1. Evaluasi sesaat : Setelah terapi dilakukan belum ada perubahan
maximal
2. Evaluasi berkala : Setelah beberapa hari diterapi, sudah ada perubahan
diman nyeri sedikit berkurang.
H. Hasil Terapi Akhir : Nyeri yang dirasakan pasien sudah berkurang,
kelemahan otot juga sudah ada perubahan
C. Catatan Pembimbing Praktek
(Tulisan tangan langsung pembimbing)
Makasaar, September 2006
Pembimbing Akademik
Dra. Hj. Nurul Iman, M.Kes Hasbiah, S.St. FtNIP. NIP.
Pembimbing Klinik
Muh. Jafar, SKMNIP.
STATUS KLINIK