FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL...

66
i FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR TAHUN 2012 SAMPAI DENGAN TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akademika Dan Melengkapi Sebagian Dari Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Oleh Nurkania Priyatna 2011420906 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA 2015

Transcript of FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL...

Page 1: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

i

FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG

TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA

CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

TAHUN 2012 SAMPAI DENGAN TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akademika Dan Melengkapi Sebagian Dari Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Akuntansi

Oleh

Nurkania Priyatna

2011420906

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS DARMA PERSADA

JAKARTA

2015

Page 2: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

ii

Page 3: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

iii

Page 4: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

iv

Page 5: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

v

FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PIUTANG TERHADAP

CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR CV. EXEL MANDIRI –

MALANG, JAWA TIMUR TAHUN 2012 SAMPAI DENGAN TAHUN 2015

Nama : Nurkania Priyatna

NIM : 2011420906

ABSTRAK

Piutang Usaha adalah urat nadi bagi sebuah perusahaan dalam pembiayaan,

oleh karena itu pengendalian intern terhadap piutang usaha merupaka suatu hal

yang mutlak dilakukan. Pengendalian intern bertujuan untuk meningkatkan

efektifitas dan efisiensi suatu perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah sistem pengendalian intern piutang sudah efektif dan sesuai

dengan prinsip-prinsip pengendalian intern piutang usaha, pengendalian intern

perusahaan berpengaruh penting terhadap pengelolaan arus kas perusahaan.

Kata kunci : pengendalian intern, piutang usaha dan arus kas

ABSTRACK

Account Receivable is the life blood for finance company, therefore the internal control of accounts receivable is an absolute thing to do. Internal control aimed at improving the effectiveness, and efficiency of a company. This study aims to determine whether the internal control system of trade receivable is effective and in accondance with principles of internal control to correct accounts. Internal control of accounts receivable to effection in cash flow company. Keywords : Internal control, accounts receivable, cash flow

Page 6: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

vi

KATA PENGANTAR

Bismil-laahir-rahmanir-raahim

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha

Pengasih dan Maha Penyayang atas segala rahmat, berkat dan kasih-Nya, karena

atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang merupakan salah satu

persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi pada

Fakultas Ekonomi Universitas Darma Persada Jakarta. Shalawat serta salam

semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga

dan sahabat-Nya.

Tujuan penulis menyusun proposal penelitian ini adalah untuk mengetahui

serapa besar pengaruh sistem pengendalian intern pada piutang terhadap cash flow

perusahaan. Penulis menyadari bahwa proposal penulisan ini tidak luput dari

berbagai macam kekurangan dan masih jauh dari sempurna, namun tidak akan

selesai tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu, baik secara

langsung maupun tidak langsung baik moril maupun materil selama penulis

menyelesaikan proses penulisan proposal penelitian ini. Ucapan terima kasih yang

tulus ini penulis sampaikan kepada:

Page 7: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

vii

1. Kepada Ibu yang sangat penulis sayangi dan banggakan, serta Alm. Bapak

penulis yang menjadi motivasi penulis dalam menyelesaikan penelitian ini,

juga kakak dan adikku. Terimakasih atas semangat, doa, serta dukungan

moril dan materil yang tak henti – hentinya, selama penulis menuntut ilmu

serta pengorbanan dan selalu bersabar untuk mengingatkan agar

menyelesaikan proposal penelitian ini dengan baik. Semoga Allah SWT

selalu melindungi dan memberikan kebahagiaan kepada keluargaku

tercinta.

2. Dekan Fakultas Ekonomi Bapak Sukardi HS,SE,MM

3. Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi Bapak Ahmad Basid Hasibuan, SE, M.Si

4. Pembimbing Materi dan teknis Bapak Ahmad Basid Hasibuan, SE, M.Si.,

yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dorongan dan pikirannya

untuk memberi bimbingan, pengarahan serta nasehat yang berguna kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi penelitian ini.

5. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi yang telah membimbing dan

mengajar saying dengan penuh kesabaran dan kasih saying, memberikan

saya ilmu yang sangat bermanfaat.

6. Segenap staf dan karyawan serta direktur CV. Exel Mandiri Malang –

Jawa Timur, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melakukan riset dan mengumpulkan data yang dibutuhkan penulis.

7. Sahabat- sahabat terbaikku dari SMP (Irma Dwi, Melya Oky, Nur

Wulandani, Raisha, Wendy Edwina) yang selalu memberikan semangat

dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.

Page 8: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

viii

8. Teman – teman angkatan 2010 dan 2011 terutama Mitri, Tutik, Vera dan

Nindy, yang selalu berikan semangat untuk menyelesaikan skripsi, dan

yang lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang selalu

memberikan dukungan kepada penulis.

Akhir kata, semoga amal baik dan pengorbanan yang telah diberikan,

mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Serta penulis berharap semoga

proposal penelitian ini dapat berguna dalam kehidupan penulis khususnya dan

bagi pembaca pada umumnya dimasa depan.

Wassalamu`alaikum Wr.Wb.

Jakarta, September 2015

Penulis

Nurkania Priyatna

Page 9: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN…………………………………………… i

LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………… ii

LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………… iii

ABSTRAK…………………………………………………………….. iv

KATA PENGANTAR ……………………………………………….... v

DAFTAR ISI …………………………………………………………… viii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………… 4

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian …………………………………… 4

1.3.1 Tujuan Penelitian …………………………………………….. 4

1.3.2 Kegunaan Penelitian …………………………………………. 5

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Piutang Usaha ….…………………………………………………… 6

2.1.1 Pengertian Piutang Usaha ……………………………………. 6

2.1.2 Pengendalian Intern ………..…….……….………………….. 19

2.1.3 Pengendalian Intern Piutang …………………………………. 27

Page 10: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

x

2.1.4 Arus Kas atau Cash Flow ...…………………………………… 28

2.2 Kerangka Pikir Penelitian ………………………….………………... 31

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………….…….. 33

3.2 Jenis Data yang Digunakan………………………………………….. 33

3.3 Teknik Pengumpulan Data ………………………………………….. 34

3.4 Metode Analisis Data ……………………………………………….. 35

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Singkat CV.Exel Mandiri ………………………………….. 37

4.2 Struktur Organisasi………………………………………………….. 39

4.3 Job Description …………………………………………………..…. 40

4.4 Pengendalian Intern Piutang Dagang ………………………………. 40

4.4.1 Proses Penjualan ……………………………………………… 41

4.4.2 Proses Penagihan Piutang…………………………………….. 43

4.4.3 Proses Pembayaran…………………………………………… 43

4.5 Aging Schedule …………………………………………………….. 45

4.6 Kelemahan dan Keunggulan ……………………………………….. 46

4.7 Hasil penelitian data ………………………………………………. 48

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ………………………………………………………… 50

5.2 Saran ……………………………………………………………….. 51

Page 11: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia, perusahaan harus

mampu bertahan dengan segala kemungkinan ancaman yang dapat terjadi baik

ancaman dari dalam maupun ancaman dari luar perusahaan. Hal tersebut juga

sangat penting dalam rangka mencapai sasaran, yaitu mendapatkan laba yang

maksimal sesuai dengan yang telah ditetapkan. Selain itu, perusahaan juga harus

mampu mengelola aktivitas perusahaannya secara profesional.

Suatu perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efisien, maka sangatlah

diperlukan suatu sistem pengelolaan manajemen yang lebih baik. Termasuk dalam

mengelola penjualan kredit. Pada umumnya pelanggan kini lebih cenderung

memilih untuk membeli barang secara kredit, hal ini dinilai lebih menguntungkan

dan menghemat pengeluaran biaya dari pembelian barang tersebut. Selain itu,

penjualan kredit juga dapat meningkatkan jumlah permintaan terhadap barang /

jasa yang diproduksi dan dapat meningkatkan daya saing.

Setiap manajemen memiliki strategi untuk mendapatkan hasil yang maksimal

dan berusaha untuk memenuhi keinginan pimpinan maupun pemegang saham.

Manajemen keuangan contohnya dalam pengelolaan perlu direncanakan dan

dianalisa secara efektif dan efisien. Mengenai piutang dagang, pihak manajemen

Page 12: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

2

keuangan perlu menganalisis masalah-masalah piutang seperti prosedur piutang,

penagihan piutang, penjualan kredit dan masalah piutang lainnya.

Secara umum piutang timbul karena adanya transaksi penjualan barang atau

jasa secara kredit. Penjualan kredit dimaksudkan agar pihak pembeli dapat

menerima barang yang diinginkan tanpa perlu mengeluarkan kas/tunai.

Perusahaan perlu melakukan strategi penjualan kredit untuk meraih posisi pasar

yang mulai muncul persaingan bisnis yang ketat di dunia. Namun jika penjualan

kredit tidak dikontrol maka akan menimbulkan peningkatan jumlah piutang,

piutang tak tertagih dan biaya-biaya lainnya yang muncul seiring dengan

peningkatan jumlah piutang. Diharapkan dengan pengelolaan piutang yang baik,

penjualan kredit yang dilaksanakan dapat meningkatkan laba perusahaan. Piutang

pada perusahaan terkadang bermasalah dalam hal penagihannya sehingga sangat

diperlukan prosedur dan pengawasan yang tepat untung mengindari terjadinya

kesalahan dalam pencatatan dan penyimpangan dalam pelaporanya serta untuk

menangani dan mengawasi piutang tak tertagih.

Salah satu cara yang digunakan perusahaan dalam meningkatkan laba dengan

meningkatkan penjualan. Terdapat dua metode dalam penjualan, yaitu penjualan

tunai dan penjualan kredit. Dalam penjualan tunai perusahaan akan mendapatkan

kas langsung (kas bertambah) sedangkan dalam penjualan kredit akan

ditambahkan ke dalam piutang (piutang bertambah). Piutang usaha sebuah

perusahaan merupakan pembiayaan terbesar dari aktiva lancar serta menjadi salah

Page 13: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

3

satu bagian yang cukup besar dari total aktiva perusahaan. Menurut Iwan

Setiawan (2010:199) Piutang usaha merupakan salah satu unsur terpenting dalam

aktiva lancar karena biasanya hanya membutuhkan satu tahapan lagi untuk

dikonversi menjadi kas. Oleh karena itu, pengendalian intern suatu piutang ini

sangat penting diterapkan.

Pengendalian intern merupakan alat bantu manajemen dalam melaksanakan

fungsi pengendalian, baik langsung maupun yang tidak langsung. Pengendalian

diartikan sebagai suatu kegiatan untuk mengetahui apakah kegiatan telah berjalan

sesuai dengan rencana dan kemudian hasil dari pengawasan tersebut dapat

digunakan sebagai bahan untuk melakukan tindakan perbaikan. Selain

diperlukannya pengendalian intern piutang dalam pemberian piutang terhadap

customer perusahaan, diperlukan pula standar operasional prosedur dalam

pemberian piutang. Standar operasional prosedur piutang bertujuan agar bagian

piutang dapat secara sistimatis melakukan proses penagihan invoice ke semua

pelanggan, sehingga setiap hari pihak manajemen perusahaan dapat mengetahui

dengan pasti berapa total piutang yang masih harus diterima dari semua

pelanggan.

Standar operasional prosedur adalah aturan yang diterapkan oleh perusahaan

dalam menangani berbagai kegiatan yang terjadi di perusahaan. Sehingga setiap

kegiatan perusahaan akan mempunyai standar prosedur operasional untuk

menjamin kegiatan ditangani dengan sebaik-baiknya. Standar operasional

prosedur atas piutang sebuah perusahaan dapat mengatur dan mengontrol proses

pemberian piutang hingga penagihan kepada pelanggan agar tidak terjadinya

Page 14: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

4

kerugian material dan sulit bayar dari pihak pelanggan. Pengendalian intern

piutang dan Standar operational prosedur piutang mempengaruhi cash flow

perusahaan, karena jika pegendalian intern piutang dan standar operasional

prosedur diterapkan sesuai dengan prosedur maka piutang dapat tertagih dengan

tepat dan kas perusahaan akan meningkat.

Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti data

piutang melalui pengendalian intern piutang dan prosedur pengendalian piutang

“Fungsi Sistem Pengendalian Intern Piutang terhadap Cash Flow

Perusahaan Manufaktur CV. Exel Mandiri – Malang, Jawa Timur Tahun

2012 sampai dengan 2015.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perlu ditentukan

beberapa perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, antara lain:

a. Apakah fungsi pengendalian intern piutang mempengaruhi cash flow

perusahaan manufaktur CV. Exel Mandiri?

b. Apakah standar operasional prosedur piutang mempengaruhi cash flow

perusahaan manufaktur CV. Exel Mandiri?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penilitian

1. Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

Page 15: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

5

berikut:

a. Untuk mengetahui fungsi pengendalian intern piutang

mempengaruhi cash flow perusahaan?

b. Untuk mengetahui standar operasional prosedur piutang

mempengaruhi cash flow perusahaan?

2. Kegunaan Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk.

Adapun kegunaan dari penelitian ini untuk akademik keilmuan

ekonomi khususnya akuntansi dan bermanfaat antara lain:

a. Bagi peneliti, dapat memberikan tambahan pengetahuan dari

hasil penelitian.

b. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat membantu pemeriksaan

keuangan perusahaan tersebut.

c. Bagi kalangan akademisi, penelitian ini dapat menambah

literatur dalam pengembangan ilmu pengetahuan mengenai

penjualan kredit, piutang dagang dan laba perusahaan.

d. Bagi penelitian selanjutnya, sebagai bahan masukan dan dapat

dijadikan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang

sejenis.

Page 16: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

6

BAB 2

LANDASAN TEORI

1.4 Piutang Usaha

2.1.1 Pengertian Piutang Usaha

Piutang merupakan salah satu unsur dari aktiva lancar dalam neraca perusahaan

yang timbul akibat adanya penjualan barang dan jasa atau pemberian kredit

terhadap debitur yang pembayaran pada umumnya diberikan dalam tempo 30 hari

(tiga puluh hari) sampai dengan 90 hari (sembilan puluh hari). Dalam arti luas,

piutang merupakan tuntutan terhadap pihak lain yang berupa uang, barang-barang

atau jasa-jasa yang dijual secara kredit.

Pada umumnya piutang timbul akibat dari transaksi penjualan barang dan jasa

perusahaan, dimana pembayaran oleh pihak yang bersangkutan baru akan

dilakukan setelah tanggal transaksi jual beli. Mengingat piutang merupakan harta

perusahaan yang sangat likuid maka harus dilakukan prosedur yang wajar dan

cara-cara yang memuaskan dengan para debitur sehingga perlu disusun suatu

prosedur yang baik demi kemajuan perusahaan.

Pengertian Piutang menurut Soemarso S R adalah:

“Perusahaan mempunyai hak klaim terhadap seseorang atau perusahaan lain

dengan adanya hak klaim ini perusahaan dapat menuntut pembayaran dalam

Page 17: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

7

bentuk uang atau penyerahan aktiva atau jasa lain kepada pihak dengan siapa ia

berpiutang”.

Sedangkan menurut Rudianto piutang adalah: “Klaim perusahaan atas uang,

barang atau jasa kepada pihak lain akibat transaksi dimasa lalu.”1

Piutang bagi kegunaan akuntansi lebih sempit pengertiannya yaitu untuk

menunjukkan tuntutan-tuntutan pada pihak luar perusahaan yang diharapkan akan

diselesaikan dengan penerimaan jumlah uang tunai.

Dari beberapa pengertian piutang diatas, dapat disimpulkan bahwa piutang

adalah tagihan kepada pihak lain dengan jangka waktu yang telah ditentukan

sebagai akibat adanya penjualan kredit usaha. Piutang juga merupakan klaim

dalam bentuk uang terhadap perusahaan atau perseroan atau klaim terhadap pihak

lain, agar pihak tersebut membayar sejumlah uang atau jasa dalam jangka waktu

yang telah ditentukan.

Penerapan sistem penjualan secara kredit yang dilakukan perusahaan

merupakan salah satu usaha perusahaan dalam rangka meningkatkan volume

penjualan. Penjualan secara kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas,

tetapi menimbulkan apa yang disebut dengan piutang, sehingga dengan kata lain

piutang timbul karena perusahaan menerapkan sistem penjualan secara kredit.

Manajemen memiliki tanggung jawab atas perencanaan, pembangunan,

Page 18: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

8

pelaksanaan dan pengawasan aktivitas serta proses yang digunakan oleh

organisasi untuk mengejar tujuan atau tujuan yang diterapkan loeh dewan direksi.

Piutang usaha (account receivable) timbul akibat adanya penjualan secara

kredit agar dapat lebih banyak menjual produk barang dan jasa. Istilah piutang

meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk

individu, perusahaan atau organisasi lainnya. Dalam kegiatan perusahaan yang

normal, biasanya piutang akan dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu

tahun sehingga digolongkan dalam aktiva lancar.

Pengelolaan piutang bertujuan untuk melakukan penagihan, menyelesaikan

piutang-piutang yang mengalami keterlambatan pembayaran, dan memutuskan

untuk memberikan atau tidak penjualan barang atau jasa secara kredit kepada para

pelanggan.

Menurut Pulungan. dkk (2012:145) Piutang usaha merupakan piutang yang

berasal dari penjualan secara kredit. Jatuh tempo piutang usaha biasanya berkisar

30 sampai 60 hari. Piutang usaha atau disebut juga piutang dagang adalah bagian

dari aset keuangan (biasanya kategori “pinjaman yang diberikan dan piutang” atau

“loan and receivable”) yang diatur dalam tiga PSAK sekaligus yakni:

1. PSAK 50 (revisi 2010) Intrumen Keuangan: Penyajian yang merupakan

konvergensi dari IAS 32 Financial: Presentation (revised 2009)

2. PSAK 55 (revisi 2011) Instrumen Keuangan: Pengakuan dan

Pengukuran yang merupakan konvergensi dari IAS 39 Financial

Istruments: Recognition and Measurement (revised 2009)

Page 19: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

9

3. PSAK 60 Instrumen Keuangan: pengungkapan yang merupakan

konvergensi IFRS 7 Financial Instrument: Disclosures

Piutang usaha menurut Iwan Setiawan (2010:199) adalah “segala bentuk

tagihan atau klaim perusahaan kepada pihak lain yang pelunasannya dapat

dilakukan dalam bentuk uang, barang, maupun jasa”. Menurut IFRS

(International Financial Reporting Standart) IAS 1 (Revised 2009).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa piutang merupakan

piutang yang berasal dari penjualan kredit dari suatu klaim atas uang, barang atau

jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya. Piutang usaha pada umumnya

adalah kategori yang paling signifikan dari piutang dan merupakan hasil dari

aktifitas normal perusahaan atau entitas, yaitu penjualan barang atau jasa secara

kredit kepada pelanggan. Piutang usaha dapat diperkuat dengan janji pembayaran

tertulis secara formal dan diklasifikasikan sebagai wesel tagih (notes receivable).

Menurut Hery (2013:181) menjelaskan piutang adalah sejumlah tagihan yang

akan diterima oleh perusahaan umumnya dalam bentuk kas dari pihak lain.

Piutang juga diklasifikasikan menjadi:

1. Piutang Usaha ( Accounts Receivable)

Yaitu jumlah yang akan ditagihdari pelanggan sebagai akibat dari penjualan

barang atau jasa secara kredit. Piutang usaha memiliki saldo normal

disebelah debet sesuai dengan saldo normal untuk aktiva.

2. Piutang Wesel (Notes Receivable)

Page 20: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

10

Yaitu tagihan perusahaan kepada pembuat wesel. Pembuat wesel disini

adalah pihak yang telah berutang kepada perusahaan baik melalui pembelian

barang atau jasa secara kredit maupun melalui peminjaman sejumlah uang.

3. Piutang lain-lain (Other Receivable)

Yaitu piutang diklasifikasikan dan dilaporkan secara terpisah dalam neraca.

Contohnya adalah piutang bunga, piutang deviden (tagihan kepada investor

sebagai hasil dari invertasi), piutang pajak (tagihan perusahaan kepada

pemerintah berupa retitusi atau pengembalian atas kelebihan pembayaran

pajak), dan tagihan kepada karyawan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa piutang merupakan

sejumlah tagihan yang diterima oleh perusahaan dalam bentuk kas dari pihak lain,

piutang terdiri dari piutang usaha yang timbul dari penjualan barang atau jasa

secara kredit, piutang wesel dan piutang lain-lain.

Penggolongan piutang berdasarkan umur piutang dapat digolongkan ke dalam

4 jenis, yaitu:

1. Piutang lancar adalah piutang yang diharapkan tertagihnya dalam

waktu satu tahun atau siklus usaha normal.

2. Piutang tidak lancar adalah tagihan / piutang yang tidak dapat ditagih

dalam jangka waktu satu tahun.

3. Piutang yang dihapuskan adalah suatu tagihan yang tidak dapat

ditagih lagi dikarenakan pelanggan mengalami kerugian / bangkrut

(tidak tertagih).

4. Piutang dicadangkan adalah tagihan yang disisihkan sebelumnya

Page 21: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

11

untuk menghindari piutang tidak tertagih.

Sejauh mana efektivitas dalam pengelolaan piutang akan berpengaruh

terhadap kinerja atau hasil yang dicapai dalam pengumpulan piutang. Dengan

demikian untuk dapat menilai apakah pengelolaan terhadap piutang tersebut sudah

berjalan efektif terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan.

1. Kebijakan Kredit

Pada umumnya bank atau perusahaan dalam mengadakan pengelolaan kredit

adalah dengan memperhatikan lima “C” adalah Character, Capacity, Capital,

Collateral, dan Condition.

a. Character, menunjukkan kemungkinan dari langganan untuk secara jujur

dan sanggup berusaha untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya.

b. Capacity, pendapat mengenai kemampuan pelanggan yang diukur melalui

record di waktu lalu.

c. Capital, pengukuran dengan melihat analisa rasio finansial perusahaan

khususnya ditekankan pada jumlah modal yang dimiliki perusahaan.

d. Collateral, diukur dari aktiva langganan yang diikatkan atau dijadikan

jaminan bagi keamanan kredit yang diberikan kepada langganan tersebut.

e. Condition, menunjukkan pengaruh langsung dari trend ekonomi pada

umumnya terhadap perusahaan yang bersangkutan yang mempunyai

pengaruh terhadap kemampuan langganan untuk memenuhi kewajiban.

2. Kebijakan pengumpulan piutang

Page 22: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

12

Kebijakan pengumpulan piutang merupakan prosedur yang harus diikuti

dalam mengumpulkan piutang-piutang bilamana sudah jatuh tempo, dan

keefektifan kebijaksanaan tersebut tergantung kepada jumlah piutang tak tertagih

yang ada. Semakin kecil jumlah piutang tak tertagih, maka kebijakan

pengumpulan piutang semakin efektif dan sebaliknya. Nama kerugian piutang

tersebut tidak semata-mata hanya tergantung oleh kebijaksanaan pengumpulan

piutang saja, namun juga kepada kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit

yang diterapkan.

Dalam pengumpulan piutang memungkinkan bertambahnya pengeluaran-

pengeluaran untuk mengumpulkan piutang dan diharapkan dapat menurunkan

kerugian piutang dan lama rata-rata pengumpulan piutang. Kelemahan dalam

strategi ini disamping memerlukan biaya pengumpulan piutang yang besar, tetapi

juga dapat mengakibatkan turunnya volume penjualan.

Berikut beberapa teknik pengumpulan berdasarkan atas kebijaksanaan

pengumpulan piutang pada setiap perusahaan, yaitu :

1. Melalui Surat

Bilamana waktu pembayaran utang dari langganan sudah lewat beberapa

hari, tetapi belum juga dilakukan pembayaran maka perusahaan akan

mengirim surat dengan nada mengingatkan. Apabila utang tersebut belum

juga dibayar maka akan mengirimkan surat kedua yang nadanya lebih

keras.

Page 23: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

13

2. Melalui Telepon

Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata utang belum juga dibayar,

maka bagian penagihan akan menelepon ke pelanggan. Apabila pelanggan

dapat memberikan alasan yang dapat diterima maka perusahaan akan

memberikan perpanjangan waktu.

3. Kunjungan Personal

Dengan cara melakukan kunjungan langsung kepada pelanggan yang

bersangkutan dan biasanya teknik ini sangat efektif dalam pengumpulan

piutang.

4. Tindakan Yuridis

Bila ternyata pelanggan tetap tidak mau membayar utang, maka

perusahaan akan melakukan tindakan hukum dengan mengajukan gugatan

perdata melalui pengadilan.

Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang memiliki kegiatan usaha

atau bisnis mulai dari kegiatan produksi operasi hingga kegiatan penjualan produk

yang dihasilkan. Perusahaan manufaktur yang melakukan kegiatan penjualan

secara kredit, akan memperoleh penambahan pada aktiva lancar yakni ditandai

oleh timbulnya piutang. Kemudian piutang yang telah sampai pada waktu jatuh

tempo, barulah terjadi aliran kas atau cash flow. Pentingnya pengelolaan piutang

yang baik memberikan dampak pada pelaporan keuangan perusahaan dan dapat

menunjukan pada kinerja perusahaan.

Page 24: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

14

Piutang sangat berkaitan erat dengan penjualan kredit. Perusahaan yang

melakukan penjualan, memberikan barang atau jasa tersebut dengan kredit akan

menimbulkan piutang dalam laporan keuangan. Penjualan kredit adalah penjualan

dimana barang dagang atau jasa diserahkan lebih dahulu oleh penjual kepada

pembeli atau pembayaran dilakukan saat jatuh tempo sesuai dengan kesepakatan

kedua belah pihak.

Aktivitas penjualan kredit apabila order yang diterima konsumen telah

dipenuhi dengan diterimanya pengiriman barang dari perusahaan kepada

konsumen, maka dalam jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai piutang

terhadap pembeli tersebut. Piutang inilah yang diharapkan dapat dicairkan tepat

pada waktunya sehingga dapat digunakan sebagai sumber pembiayaan untuk

menunjang kegiatan operasional perusahaan.

Dalam memberikan penjualan kredit perlunya memenuhi beberapa prosedur

dalam penjualan kredit yaitu sebagai berikut:

1. Prosedur order penjualan

Dalam prosedur ini dapat dilihat tahapan tahapan yang menentukan apakah

pengajuan kredit dari konsumen disetujui atau tidak, dan sini dibutuhkan

ketelitian dari perusahaan dalam menganalisa calon konsumen.

2. Prosedur persetujuan kredit

Dalam prosedur ini fungsi penjualan meminta persetujuan kepada fungsi

penjualan kredit berdasarkan data-data yang telah diterima dari fungsi

penjualan untuk dasar pemberian kredit.

3. Prosedur pengiriman barang

Page 25: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

15

Dalam prosedur ini fungsi pengiriman mengirim barang kepada pembeli

sesuai dengan informasi yang tercantum dalam surat order pengiriman

yang diterima dari fungsi penjualan kredit.

4. Prosedur penagihan

Dalam prosedur ini fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan

mengirimkan kepada konsumen, faktur penjualan dibuat oleh fungsi

penjualan sebagai tembusan pada waktu membuat surat order pengiriman.

5. Prosedur pencatatan piutang

Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan

kedalam kartu piutang atau kedalam metode pencatatan tertentu,

pengarsipan dokumen tembusan menurut abjad yang berfungsi sebagai

catatan piutang.

Tujuan penjualan kredit yaitu:

1. Menaikkan volume penjualan dalam suatu periode tertentu

2. Strategi persaingan yang dapat memperbesar market share.

Terdapat pula penjualan kredit yaiu:

1. Tidak terbayarnya piutang

Menyediakan cadangan dana (Bad debt / piutang ragu-ragu)

Pada saat volume penjualan kredit mengalami kenaikan, maka

dana yang diinvestasikan juga akan naik hal ini akan

mengakibatkan semakin besarnya risiko tidak terbayarnya

piutang.

Page 26: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

16

2. Keterlambatan waktu pembayaran piutang

Biaya pengumpulan piutang (cash discount)

Kebijakan Kredit: Tujuan mendapatkan laba yang optimal dengan

risiko minimal.

Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi dalam piutang:

a. Volume penjualan kredit

Apabila proporsi penjualan kredit naik maka dana yang diinvestasikan

ke dalam piutang juga akan mengalami peningkatan. Begitu pula

dengan risiko penjualan kredit yang juga akan meningkat. Namun, hal

ini akan mengakibatkan profit menjadi naik.

b. Syarat pembayaran penjualan kredit, Ada 2 Alternatif:

1) Syarat pemberian ketat akan mengakibatkan sedikitnya piutang

usaha. Hal ini disebabkan karena perusahaan sangat selektif

dalam pemberian piutang. Dan lebih mengutamakan

keselamatan kredit daripada pertimbangan profitabilitas.

Syarat kredit ketat misalnya, dalam batas waktu pembayarannya

yang pendek, pembebanan bunga yang berat pada pembayaran

piutang yang terlambat.

2) Syarat pemberian lunak akan mengakibatkan banyaknya piutang

usaha. Hal ini disebabkan karena perusahaan kurang selektif

dalam pemberian piutang.

c. Ketentuan tentang pembatasan kredit

Page 27: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

17

Jika perusahaan memiliki dana plafon kredit yang tinggi, maka dana

yang diinvestasikan ke dalam piutang juga tinggi. Namun, jika

perusahaan semakin selektif maka dana yang diinvestasikan rendah.

d. Kebijaksanaan dalam mengumpulkan piutang

Pengumpulan Piutang secara Aktif: biaya pengumpulan piutangnya

besar (dengan syarat biaya tambahan tidak melampaui besarnya

tambahan revenue).

Pengumpulan Piutang Pasif: biaya pengumpulan piutangnya lebih

sedikit namun risiko tidak tertagihnya piutang cukup besar.

Hal-hal yang terkait dalam pengumpulan piutang dan kebijakan kredit

adalah:

1) Standar Kredit adalah kualitas minimum penilaian kredit dari

permintaan kredit yang dapat diterima oleh perusahaan.

Variabel yang harus dipertimbangkan dalam pemberian kredit:

a) kualitas piutang yang dapat diterima

b) Jangka waktu periode kredit

c) Potongan tunai untuk pembayaran lebih awal

d) Program pengumpulan piutang

2) Termin Kredit adalah Jangka waktu periode kredit dan potongan

tunai yang diberikan jika dilakukan pembayaran lebih awal.

Page 28: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

18

3) Potongan Tunai adalah Persentase pengurangan pembayaran

dari jumlah bruto penjualan, karena pembayaran dilakukan

dalam periode potongan tunai.

4) Default Risk adalah kerugian dari piutang tidak tertagih yang

mungkin terjadi, karena pelonggaran standar kredit dan

pelambatan waktu pengumpulan piutang.

e. Kebiasaan membayar dari langganan

Ada dua kebiasaan untuk membayar dengan menggunakan

kesempatan mendapatkan cash discount atau tidak menggunakan

kesempatan tersebut. Perbedaan cara pembayaran ini tergantung

kepada cara penilaian mereka terhadap mana yang lebih

menguntungkan.

Untuk menyeleksi para langganan yang akan diberi kredit dan berapa

jumlah yang harus diberikan. Hal ini berhubungan pula dengan :

1) Kebiasaan langganan dalam membayar kembali.

2) Kemungkinan langganan tidak membayar dan rata-rata

jangka waktu pembayaran.

Beban operasi yang timbul karena tidak tertagihnya piutang disebut beban

atau kerugian dari piutang yang tidak dapat ditagih (uncollectible accounts), atau

piutang ragu-ragu (doubtful accounts).

Tidak ada ketentuan umum satupun yang merupakan pedoman menentukan

kapan suatu piutang tak dapat ditagih. Kenyataan bahwa seorang pelanggan gagal

Page 29: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

19

membayar kewajibanya sesuai kontrak yang ditetapkan ataupun terpaksa menolak

weselnya pada tanggal jatuh tempo belum lah berarti bahwa hutang-hutang

tersebut tidak akan dapat ditagih. Apabila pelanggan tersebut bangkrut barulah

ada petunjuk pasti bahwa sebagian atau seluruh piutang terhadap pelanggan

tersebut tidak dapat ditagih. Petunjuk lainnya adalah perusahaan pelanggan itu

ditutup, si pelanggan kabur, dan penagihan berkali-kali yang terus saja gagal.

“Penyisihan piutang tak tertagih (allowance for doubtfull account) adalah suatu

cara dimana pencatatan kerugian yang timbul dari tidak tertagihnya piutang

dilakukan pada saat piutang yang bersangkutan diputuskan untuk dihapuskan.”2

Pada dasarnya terdapat dua cara untuk menaksir jumlah penyisihan untuk

piutang tak tertagih yaitu :

1. Penyisihan atas dasar saldo piutang

Penyisihan piutang tak tertagih yang didasarkan atas saldo piutang

dapat diilakukan dengan jalan menetapkan suatu persentase terhadap saldo

piutang. Biasanya saldo yang dipakai adalah rata-rata antara saldo piutang

pada awal dan akhir periode.

Disamping berdasarkan rata-rata saldo piutang pada awal dan akhir priode.

Penyisihan piutang tak tertagih juga dapat dihitung atas dasar persentase tertentu,

terhadap golongan umur piutang pada akhir priode. Dalam keadaan demikian,

pada akhir priode perlu dibuat daftar umur piutang (agend receivables). Setelah

Saldo piutang dikelompokan menurut umurnya, maka terhadap kelompok-

Page 30: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

20

kelompok umur diterapkan suatu persentase tertentu yang dianggap sebagai

piutang tak tertagih. Persentase yang diterapkan untuk tiap-tiap kelompok umur

tidak perlu harus sama. Jumlah piutang tak tertagih yang dihitung berdasarkan

persentase terhadap saldo tiap-tiap kelompok umur merupakan penyisihan piutang

tak tertagih berdasarkan analisis umur piutang.

2. Penyisihan atas dasar saldo penjualan

Perhitungan penyisihan piutang tak tertagih dengan cara ini dilakukan dengan

menetapkan suatu persentase tertentu terhadap penjualan. Sedapat mungkin angka

penjualan yang dipakai adalah penjualan kredit. Akan tetapi, apabila untuk

memperoleh angka tersebut diperlukan terlalu banyak waktu dan biaya maka

persentase dapat juga didasarkan atas total penjualan. Kalau perbandingan antara

penjualan tunai dan penjualan kredit tidak banyak mengalami perubahan, hasil

yang diperoleh cukup memuaskan.

2.1.2 Pengendalian Intern

Menurut Mcleod and George (2012:279) Pengendalian (control) adalah

mekanisme yang diterapkan baik utnuk melindungi perusahaan dari risiko atau

untuk meminimalkan dapak resiko tersebut pada perusahaan jika risiko tersebut

terjadi. Pengendalian dibagi tiga kategori yaitu pengendalian teknis, pengendalian

formal dan pendalian informal :

1. Pengendalian teknis (technical control) adalah pengendalian yang

menjadi satu di dalam sistem dan dibuat oleh para penyusun sistem

Page 31: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

21

selama masa siklus penyusunan sistem

2. Pengendalian formal mencakup penentuan cara berperilaku,

dokumentasi prosedur dan pratik yang diharapkan, dan pengawasan

serta pencegahan perilaku yang berbeda dari panduan yang berlaku.

Pengendalian ini bersifat formal karena manajemen menghabiskan

banyak waktu untuk menyusunnya, mendokumentasikannya dalam

bentuk tulisan dan diharapkan untuk berlaku dalam jangka panjang.

3. Pengendalian informal mencangkup program-program pelatihan dan

edukasi serta program pembangunan manajemen. Pengendalian ini

ditujukan untuk menjaga agar para karyawan perusahaan memahami

serta mendukung program keamanan tersebut.

Dalam mencapai keberhasilan pengendalian manajemen, perusahaan harus

mengelola pengendalian manajemen dengan baik. Pengendalian yang baik berarti

bahwa manajemen merasa cukup yakin bahwa tidak akan terjadi kejutan yang

tidak menyenangkan. Label pengendalian digunakan untuk menggambarkan

situasi dimana adanya probabilitas terjadinya kinerja yang buruk, apakah itu

kinerja pada seluruh bagian atau kinerja pada bagian khusus, meski telah memiliki

strategi pada masing masing bagian.

Pengendalian manajemen difokuskan pada eksekusi, dengan tujuan harus

menyelesaikan urusan terkait dengan masalah pengendalian manajemen dasar

tersebut. Tiga masalah dalam pengendalian manajemen adalah kurangnya

pengarahan, masalah motivasi dan keterbatasan individu – dapat dengan jelas

terjadi secara simultan dalam berbagai kombinasi.

Page 32: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

22

Menurut Sukrisno Agoes (2013:99), Pengendalian Internal merupakan suatu

proses yang dijalankan oleh Dewan Komisaris, Manajemen dan personal lain yang

dirancang untuk memberikan keyakinan yang dapat dipercaya mengenai

pencapaian yang bertujuan untuk melihat kebenaran laporan keuangan, efektifitas

dan efisiensi operasi dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Menurut Sukrisno Agoes (2013:100), Pengendalian Internal terdiri dari lima

komponen yang saling berkaitan, yaitu :

a. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Suatu keadaan organisasi yang dapat mempengaruhi kesadaran akan suatu

pengendalian dari sikap masing-masing orang. Lingkungan pengendalian

merupakan suatu bentuk dari semua komponen pengendalian internal lainnya

yang bersifat disiplin dan berstruktur.

b. Penilaian Risiko (Risk Assesment)

Suatu kebijakan atau prosedur yang dapat membantu suatu perusahaan dalam

menilai bahwa tugas atau perintah yang diberikan oleh manajemen telah

dijalankan dengan baik atau tidak.

c. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

Suatu kebijakan atau prosedur yang dapat membantu suatu perusahaan dalam

meyakinkan bahwa tugas atau perintah yang diberikan oleh manajemen telah

dijalankan.

Page 33: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

23

d. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

Pengidentifikasian atau penangkapan dan pertukaran informasi dalam suatu

bentuk dan kerangka waktu yang membuat orang mampu melaksanakan tanggung

jawabnya.

e. Pemantauan (Monitoring)

Suatu proses yang menilai kualitas kerja pengendalian internal pada suatu waktu.

Pemantauan melibatkan penilaian rancangan dan pengoperasian pengendalian

dengan dasar waktu dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan.

Pengendalian intern merupakan kegiatan yang sangat penting dalam

pencapaian tujuan perusahaan. Demikian pula dunia usaha mempunyai perhatian

yang makin meningkat terhadap pengendalian intern. Sawyers (2005:58)

mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh

aktivitas dewan komisaris, manajemen atau pegawai lainnya yang didesain untuk

memberikan keyakinan yang wajar tentang pencapaian tiga golongan tujuan

berikut ini :

a. Kehandalan pelaporan keuangan

b. Efektivitas dan efisiensi operasi

c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

Menurut Hery (2013:159) pengendalian intern adalah seperangkat dan

prosedur untuk melindungi aset dan kekayaan dari segala bentuk tindakan

penyalahgunaan menjamin terjadinya informasi akuntansi perusahaan yang

akurat, serta memastikan bahwa semua ketentuan (peraturan) hukum atau undang-

Page 34: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

24

undang serta kebijakan mamajemen telah dipatuhi atau dijalankan sebagimana

mestinya oleh seluruh karyawan perusahaan.

Sistem menurut Mulyadi (2013: 2) merupakan sekelompok unsure yang erat

berhubungan satu dengan yang lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk

mencapai tujuan tertentu. Pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode

dan ukuran-ukuran yang dikordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,

mengecek ketelitian dan kehandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan

mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Sistem pengendalian intern pada hakikatnya adalah suatu mekanisme yang

didesain untuk menjaga (preventif), mendeteksi (detektif), dan memberikan

mekanisme pembetulan (korektif) terhadap potensi terjadinya kesalahan

(kekeliruan, kelalaian, error) maupun penyalahgunaan (kecurangan, fraud).

Adapun tujuan pengedalian intern menurut Mulyadi (2013:163) yaitu:

a. Menjaga kekayaan dan catatan

b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi

c. Mendorong efisiensi

d. Mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen

Pengendalian intern menurut COSO (Committee of Sponsoring Organization)

(Moeller 2015 : 230) pada tahun 1992, COSO menerbitkan Pengendalian Internal

(Internal Control) – Kerangka Terintegrasi (intergrated Framework) – IC Sebuah

kerangka COSO yang menjelaskan pengendalian internal dan memberikan

panduan untuk mengevaluasi dan meningkatkan sistem pengendalian internal

control. Pengendalian yang diterima secara luas sebagai otoritas untuk

Page 35: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

25

pengendalian internal yang digabungkan ke dalam kebijakan, peraturan dan

regulasi yang digunakan untuk mengendalikan aktivitas bisnis. Pada tahun 2013,

Kerangka IC diperbarui untuk kesepakatan yang lebih baik lagi dengan proses

bisnis dan penguasaan teknologi terkini.

Dalam memperbaiki proses manajemen resiko dalam perusahaan, COSO

mengembangkan kerangka pengendalian kedua yang disebut Manajemen Risiko

Perusahaan (Integrated Risk Manajement) – Kerangka Integritas (Integrated

Framework) – ERM. Kerangka ERM adalah proses yang digunakan dewan

direksi dan manajemen untuk mengatur strategi, mengidentifikasi kejadian yang

mungkin mempengaruhi entitas, menilai dan mengelola resiko serta menyediakan

jaminan memadai bahwa perusahaan mencapai tujuan dan sasarannya.

Tujuan pertama dirancangnya pengendalian intern dari segi pandang

manajemen ialah untuk dapat diperolehnya data yang dapat dipercaya, yaitu data

yang lengkap, akurat, unik, reasonable, dan kesalahan-kesalahan data dideteksi.

Tujuan berikutnya adalah dipatuhinya kebijakan akuntansi, yang akan dicapai jika

data diolah tepat waktu, penilaian, klasifikasi dan pisah batas waktu transaksi

akuntansi tepat. Tujuan selanjutnya ialah pengamanan asset, yaitu dengan adanya

otorisasi, distribusi output, data valid dan diolah serta disimpan secara aman.

Tujuan dirancangnya sistem pengendalian intern dari cara pandang terkini dan

yang sudah mencakup lingkup yang lebih luas pada hakekatnya adalah untuk

melindungi harta milik perusahaan, mendorong kecermatan dan kehandalan data

dan pelaporan akuntansi, meningkatkan efektifitas dan efisiensi usaha, serta

Page 36: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

26

mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan dan aturan-

aturan yang ada.

Tujuan pengendalian intern harus dilihat hubungannya dengan orang/individu

yang menjalankan sistem pengendalian tersebut. Sistem harus dirancang

sedemikian rupa sehingga para pegawai dapat merasakannya sendiri dan yakin

bahwa pengendalian intern bertujuan mengurangi kesulitan-kesulitan dalam

operasi organisasi, melindungi organisasi, merupakan persyaratan dalam upaya

tercapainya tujuan, dan dengan demikian mendorong dipatuhinya kebijakan

manajemen yang telah digariskan.

Suatu pengendalian intern yang baik dalam perusahaan akan memberikan

keuntungan yang sangat berarti bagi perusahaan itu sendiri, karena :

a. Dapat memperkecil kesalahan-kesalahan dalam penyajian data akuntansi,

sehingga akan menghasilkan laporan yang benar.

b. Melindungi atau membatasi kemungkinan terjadinya kecurangan dan

penggelapan-penggelapan

c. Kegiatan organisasi akan dapat dilaksanakan dengan efisien.

d. Mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan.

e. Tidak memerlukan detail audit dalam bentuk pengujian subtantif atas bahan

bukti/data perusahaan yang cukup besar oleh akuntan publik.

Menurut Mc Leod dan George (2012:67) yang diterjemahkan oleh Ali Akbar

dan Afia Fitriani, pengendalian intern dapat dibedakan dalam berbagai sudut

pandang, yaitu :

a. Preventif controls, yaitu pengendalian intern yang dirancang dengan

Page 37: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

27

maksud untuk mengurangi kemungkinan terjadi kesalahan dan

penyalahgunaan. Contoh jenis pengendalian ini ialah desain formulir yang

baik, itemnya lengkap, mudah diisi, serta user training atau pelatihan

kepada orang-orang yang berkaitan dengan input sistem, sehingga mereka

tidak melakukan kesalahan.

b. Detection control, adalah pengendalian yang didesain dengan tujuan agar

apabila data direkam/dikonversi dari media sumber untuk ditransfer ke

sistem computer dideteksi bila terjadi kesalahan (maksudnya tidak sesuai

dengan kriteria yang ditetapkan). Contoh jenis pengendalian ini adalah

misalnya jika seseorang mengambil uang di atm, maka seharusnya

program computer mendeteksi jika dana tidak cukup, atau saldo minimum

tidak mencukupi, atau melebihi jumlah maksimal yang diijinkan untuk

pengambilan tiap harinya.

c. Corrective control, ialah pengendalian yang sifatnya jika terdapat data

yang sebenarnya error tetapi tidak terdeteksi oleh detection control , atau

data yang error yang terdeteksi oleh program validasi, harus ada prosedur

yang jelas tentang bagaimana melakukan pembetulan terhadap data yang

salah dengan maksud untuk mengurangi kemungkinan kerugian kalau

kesalahan/penyalahgunaan tersebut sudah benar-benar terjadi.

Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran

yang diorganisasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian

dan kehandalan data akuntansi yang mendorong efisiensi untuk dipatuhinya

Page 38: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

28

kebijakan manajemen. Sistem pengendalian intern merupakan kebijakan, praktik

dan prosedur yang digunakan organisasi untuk mencapai tujuan utama.

2.1.3 Pengendalian Intern Piutang

Unsur-unsur pengendalian dalam siklus pembelian dirancang untuk mencapai

tujuan pokok pengendalian akuntansi yaitu menjaga kekayaan (persediaan) dan

kewajiban perusahaan menjamin ketelitian data akuntansi. Pemberian piutang

dimaksudkan untuk meningkatkan volume penjualan bagi sebuah perusahaan.

Diharapkan dengan meningkatkan volume penjualan, maka sebuah perusahaan

dapat memperoleh keuntungan.

Untung mengendalikan piutang, sebuah perusahaan perlu menetapkan

kebijakan kreditnya, kebijakan ini kemudian berfungsi sebagai standar. Apabila

kemudian dalam pelaksanaan penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak

dilakukan sesuai dengan standar yang ditetapkan, maka perusahaan perlu

melakukan perbaikan.

Tujuan pengendalian intern piutang adalah untuk meyakini kebenaran jumlah

piutang yang ada yang benar-benar menjadi hak milik perusahaan dan menyakini

bahwa piutang benar-benar ada dan dapat ditagih. Pada prinsipnya sistem

pengendalian harus meminimalkan dan mendeteksi serta memperbaiki kesalahan

ketika terjadi. Pelaksaan sistem pengendalian intern untuk piutang harus

menghasilkan suatu kepastian bahwa semua transaksi piutang telah dibukukan dan

dapat dipertanggung jawabkan.

Adapun sistem pengendalian internal atas piutang secara keseluruhan antara

lain:

Page 39: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

29

a. Memisahkan fungsi pegawai atau bagian yang menangani transaksi

penjualan (operasi) dari “fungsi akuntansi untuk piutang”

b. Pegawai yang menangani akuntansi piutang, harus dipisahkan dari fungsi

penerimaan hasil tagihan piutang

c. Semua transaksi pembelian kredit, pemberian potongan dan penghapusan

piutang, harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang

d. Piutang harus dicatat dalam buku-buku tambahan piutang (Account

Receivable Subsidiary Ledger)

e. Perusahaan harus membuat daftar piutang berdasarkan umurnya ( Aging

Schedule)

2.1.4 Arus Kas / Cash Flow

Dalam menjalankan aktivitas perusahaan, manajemen harus memahami suatu

aktivitas arus kas dalam mejalankan dan mengatur keuangan perusahaan. Arus

Kas atau Cash Flow dikelola oleh manajemen keuangan dan dilaporkan tiap

tahunnya kepada direksi. Arus kas berguan bagi para pengguna laporan keuangan

sebagai dasar untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas atau

setara kas serta menilai kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut.

Cash Flow atau arus kas adalah sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk

sebagai dari aktivitas perusahaan.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2015:1.21) merupakan informasi arus

kas menyediakan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai

kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan entitas

Page 40: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

30

dalam menggunakan arus kas tersebut. PSAK 2: Laporan arus kas mengatur

persyaratan penyajian dan pengungkapan informasi arus kas.

Laporan arus kas memiliki dua aliran yaitu:

1. Cash in flow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang

melahirkan keuntungan kas (penerimaan kas) yang terdiri dari hasil

penjualan produk atau jasa, penagihan piutang dari penjualan kredit,

penjualan aktiva tetap yang ada, penerimaan investasi dari pemilik atau

saham, pinjaman atau hutang dari pihak lain serta pemerimaan sewa dan

pendapatan lainnya.

2. Cash out flow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang

mengakibatkan beban pengeluaran kas, yang terdiri dari pengeluaran biaya

bahan baku, pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi

penjualan, pembelian aktiva tetap, pembayaran hutang serta pembayaran

sewa, pajak, deviden bunga dan pengeluaran lain-lain.

Laporan arus kas disusun untuk menjelaskan jumlah penerimaan (Receipts)

dan pengeluaran (disbursements/payments) kas selama satu periode pelaporan,

sumber penerimaan dan sumber pengeluaran tersebut serta bertambah atau

berkurangnya saldo akhir kas dibandingkan saldo awal periode usaha.

Laporan arus kas kadang-kadang disebut sebagai “Laporan Dari Mana Ke

mana” (Where Got Where Gone Statements) ini disusun untuk menjawab

beberapa pertanyaan yang sangat relevan bagi para pemangku kepentingan

(stakeholders) seperti:

Page 41: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

31

a. Dari mana sumber penerimaan kas?

b. Untuk apa pembayaran kas dilakukan?

c. Berapa jumlah perubahan saldo kas?

Menurut Hans dan Rosita (2012:208) laporan arus kas disusun berdasarkan data

sebagai berikut:

1. Laporan posisi keuangan perbandingan antara awal dan akhir periode

2. Laporan laba rugi

3. Data dan informasi akuntansi dan keuangan lainnya.

Arus kas dari aktifitas operasi dapat disusun berdasarkan:

a. Metode Langsung: metode ini menyajikan dan mengungkapkan

kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto

yang berasal dari aktivitas operasi.

b. Metode Tidak Langsung: Metode ini menyajikan arus kas aktivitas

operasi dengan berpangkal tolah dari laba atau rugi bersih, kemudian

disesuaikan dengan transaksi bukan kas, penghasilan diterima di muka

atau belun diterima, beban dibayar dimuka atau masih berutang, dan

memisahkan unsure penghasilan atau beban berkaitan dengan arus kas

investasi adan pendanaan.

Sebuah perusahaan mengelola piutangnya tergantung pada apa yang dijual

perusahaan secara kredit. Semakin banyak yang dijual secara kredit semakin

tinggi proporsi aktiva yang terkait dengan piutang. Akibatnya, ketika sedang

membahas pengelolaan piutang maka sebenarnya juga sedang membahas

bagaimana pengelolaan piutang. Jika perusahaan memberikan banyak piutang

Page 42: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

32

kepada konsumen tanpa memberikan batasan atau prosedur pembayaran piutang,

maka para konsumen akan membayar piutang dengan terlambat tanpa memikirkan

nasib kas perusahaan yang mungkin saja kekurangan modal.

Sebagai manajemen perusahaan, diharuskan mengontrol arus kas dengan

baik. Tidak terjadinya perbedaan yang terlampau jauh dari penerimaan arus kan

maupun pengeluaran arus kas. Jika pengeluaran arus kas lebih besar maka

perusahaan akan berdampak kekuranganya kas atau dana perusahaan.

Keputusan merupakan suatu tindakan yang dipilih dari berbagai alternatif

untuk melakukan suatu hal yang diharapkan mampu memberikan keadaan terbaik.

Bagi suatu perusahaan, keputusan adalah suatu yang sangat lazim dilakukan,

karena dalam menjalankan segala aktivitas bisnis pasti akan menghadapi berbagai

permasalah dan mendesak untuk memilih satu pilihan tepat dari berbagai

alternative yang ada.

Beberapa hal yang berkaitan erat dengan keputusan tentang pemberian

piutang dagang adalah kebijakan kredit yang meliputi ketentuan penjualan, tipe

pelanggan dan usaha penagihan. Menurut keown (2010) ketentuan penjualan

menentukan lamanya periode dimana pelanggan harus melunasi serta

ketentuannya, tipe pelanggan mempengaruhi tingkat piutang dagang dan

kebijakan penagihan mempengaruhi perubahan dalam tingkat penjualan serta

rasio antara penjualan kredit dan total kas yang dimiliki.

1.5 Kerangka Pikir Penelitian

Page 43: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

33

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana

hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang tealh diketahui

dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan berhubungan secara

teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu varibel bebas dengan variabel

terikat.

Suatu pengelolaan piutang berpengaruh atas cah flow perusahaan. Jika

pengelolaan piutang dikelola dengan baik maka cash flow perusahaan akan

mengalami stabilitas yang baik. Dari judul “Fungsi Sistem Pengendalian Intern

Piutang terhadap Cash Flow Perusahaan Manufaktur CV. Exel Mandiri –

Malang, Jawa Timur Tahun 2012 sampai dengan 2015,” terbentuknya

kerangka berfikir dengan variabel sebagai berikut:

Dalam diagram tersebut dapat dijelaskan bahwa pengelolaan piutang

merupakan faktor yang sangat penting dalam menilai dan menentukan kinerja

keuangan perusahaan. Pengelolaan piutang ini dilakukan untuk melaksanakan

Sistem Pengendalian

Intern Piutang

Cash Flow Perusahaan

Page 44: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

34

penagihan, menyelesaikan piutang-piutang yang mengalami keterlambatan

pelunasan atau pembayaran dan memutuskan untuk memberi atau tidak

memberikan kredit kepada pembeli atau pelanggan tertentu. Sejauh mana

efektivitas pelaksanaan pengelolaan piutang akan sangat berpengaruh terhadap

kinerja keuangan atau hasil-hasil yang akan dicapai dalam pengumpulan piutang.

Pengelolaan piutang juga menjadi penentu keberhasilan sebuah perusahaan

dalam melindungi asset perusahaan dari kemungkinan-kemungkinan yang tidak

diharapkan antara lain risiko kredit macet ataupun adanya piutang tak tertagih.

Perlunya pengendalian intern dalam piutang dapat mengontrol pembayaran

piutang yang dapat mempengaruhi arus kas perusahaan.

Page 45: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

35

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Penelitian dilakukan pada CV. Exel Mandiri Kantor Pusat, Malang – Jawa

Timur. CV. Exel Mandiri beralamatkan Jalan Tawang Argo No.9 Kec. Lawang,

Kab. Malang Jawa Timur. Penelitian dimulai dari bulan Maret – Agustus 2015.

3.2 Jenis Data yang Digunakan

Penelitian ini mengumpulkan data dari perusahaan secara langsung baik data

primer maupun data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung

dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat

pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari

seperti melalui interview atau wawancara. Data primer dalam penelitian ini

diperoleh dari wawancara pada pihak perusahaan khususnya manajer keuangan

CV Exel Mandiri mengenai sistem pengendalian piutang, proses pengambilan

keputusan terkait dengan kebijakan piutang, prosedur penagihan piutang dan

proses penjualan, proses penagihan piutang dan proses pembayaran. Data

sekunder adalah data yang diperoleh pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh

peneliti dari subjek penelitiannya ataupun data yang diperoleh melalui data yang

telah diteliti dan dikumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan dengan

permasalahan penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari

perusahaan berupa data rincian piutang periode 2012 – 2015 perusahaan CV. Exel

Mandiri Kantor Pusat malang – Jawa Timur.

Page 46: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

36

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan laporan ini diperlukan satu teknik penulisan agar data yang

diperoleh bersifat objektif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data ini

adalah sebagai berikut:

1. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu pengumpulan, penyimpanan dan pengambilan data

dengan mengadakn pencatatan dokumen tertentu yang dianggap

berhubungan dengan penulisan laporan. Dalam hal ini, penulis mengambil

dokumen berupa data rincian piutang perusahaan CV. Exel Mandiri

periode 2012 -2015.

2. Interview atau Wawancara

Interview yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

mengadakan wawancara langsung terhadap sumber yang dapat

memberikan informasi tentang apa yang dibutuhkan penulis. Informasi

yang ditanyakan berkaitan dengan prosedur pemberian piutang,

pengelolaan piutang dan pengelolaan cash flow CV. Exel Mandiri.

3. Studi pustaka

Studi pustaka yaitu teknik pengumpulan data yang diambil penulis

memalui internet dan buku-buku referensi yang berhubungan dengan

permasalahan yang sedang diteliti. Buku referensi yang digunakan

berhubungan dengan piutang usaha, pengendalian internal dan cash flow

perusahaan.

Page 47: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

37

3.4 Metode Analisa Data

Berdasarkan masalah dan teknik pengumpulan data penulis menggunakan

teknik analisis kualitatif yaitu penulis melakukan pengumpulan data-data,

mengolah data, menganalisis data, kemudian menyimpulkan fakta yang

didapatkan dari analisis tersebut, menganalisis data yang sudah didapatkan

kemudian mengambil kesimpulan dan saran dari analisis tersebut.

Dari judul penelitian“ Fungsi Sistem Pengendalian Intern Piutang terhadap

Cash Flow Perusahaan Manufaktur CV. Exel Mandiri – Malang, Jawa Timur

Tahun 2011 sampai dengan 2014,” penulis tertarik dengan bagaimana pihak

manajemen mengambil keputusan dalam pemberian piutang, bagaimana proses

penagihan piutang dan bagaimana pengaruh piutang tersebut terhadap cash flow

perusahaan.

Prosedur dalam penagihan piutang akan berpengaruh dengan cash flow

perusahaan. Jika sudah ditentukan tanggal penagihan piutang, pihak konsumen

diwajibkan segera membayar hutang mereka. Namun jika pihak manajemen tidak

melakukan prosedur pengelolaan dan penagihan piutang secara baik, maka akan

terjadinya keterlambatan pembayaran piutang tersebut maka dari itu berakibat

tidak adanya pemasukan kas yang sebelumnya sudah diperkirakan pihak

manajemen. Akibatnya akan terjadi kekurangan dana atau terganggunya cash flow

perusahaan.

Dari data CV. Exel Mandiri, Malang – Jawa Timur, masih adanya perusahaan

yang menunda pembayaran atau sulitnya dari pihak manajemen untuk

Page 48: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

38

menagihkan piutang tersebut. Walaupun sudah diberikan ketentuan jatuh tempo 2

bulan setelah proses pengerjaan selesai, namun masih banyak pihak konsumen

menunggak pembayaran mereka. Hal tersebut dapat mempengaruhi cash flow

perusahaaan Cv. Exel Mandiri. Peranan bagian piutang dagang sangat penting

untuk melakukan penagihan. Informasi piutang yang jatuh tempo dengan

ketepatan pembayaran oleh pihak pembeli akan menjadi kunci utama untuk

meningkatkan penerimaan perusahaan. Tagihan piutang yang tepat serta follow up

setiap saat dapat mengurangi beban supaya tidak terjadi piutang yang tidak

tertagih.

Page 49: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

39

BAB 4

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Singkat Perusahaan

CV. Exel Mandiri didirikan pada tanggal 2 Desember 2009,meskipun

lembaga ini terhitung baru lahir namun Exel Mandiri mampu berkompetensi dan

bersaing dengan perusahaan sejenis yang sudah lahir terlebih dahulu. CV. Exel

Mandir memiliki kantor pusat yang beralamatkan di Jalan Tawang Argo No.9

Kec. Lawang Kab. Malang – Jawa Timur. Cv. Exel Mandiri juga memiliki 2

kantor cabang yaitu di bekasi Branch Office Bekasi dan Workshop Karawang.

CV. Exel Mandiri didirikan dan pimpin langsung oleh Bapak Daya Sundara,

sebelum mendirikan CV. Exel Mandiri beliau pernah bekerja selama 20 tahun di

PT. Indo Laval Jalan Raya Pulogebang Km. 3 Jakarta,13950, jabatan terakhiur

beliau sebagai Supervisor Engineering. Dengan jam kerja yang sudah

berpengalam dan banyak dipercaya oleh customernya, pada tahun 2007 beliau

diberikan bantuan oleh rekan kerja untuk mendirikan perusahaan engineering.

Sebelum mendirikan CV. Exel Mandiri, beliau sempat memiliki perusahaan

engineering yang bekerja sama denga 3 rekan kerjanya. Beliau mendirikan PT.

Exelindo Stainless Steel Jalan Raya penggilingan Cakung - Jakarta Timur. Namun

karena kurang komunikasi antar pejabat dan banyaknya kesalahpahaman dalam

menjaloankan perusahaan tersebut, bapak Daya Sundara memutuskan untuk

keluar dan mulai membuka perusahaan CV. Exel Mandiri dengan kepemimpinan

sendiri pada tahun 2009.

Page 50: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

40

Pada akhir tahun 2009 CV. Exel mandarin sudah dipercaya oleh

perusahaan-perusahaan besar, seperti PT. Nestle Indonesia utnuk menangani

pabrikasi pipa di Nestle Kejayan – Pasuruan.

Sampai saat ini, Exel Mandiri semakin dikenal oleh pabrik terkemuka sebagai

maintenance project dan execusi project diantaranya:

1. PT. Nestle Karawang Indonesia

2. PT. Nestle Kejayan

3. PT. Tetra Pak Indonesia

4. PT. Nutricia (Danone Grup)

5. PT. Sugizindo (Danone grup)

6. PT. Indolakto Purwosari

7. PT. Indolakto Sukabumi

8. PT. Greenfield Gunung Kawi

9. PT. Garuda Food – Sidoarjo

10. PT. OTSUKA – Lawang

11. Dan perusahaan lainnya.

4.2 Struktur Organisasi

Direktur

Daya Sundara

Komisaris Audit Internal

Page 51: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

41

4.3 Job Description

CV. Exel Mandiri merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang

pembuatan dan perawatan pipa dipabrik-pabrik. CV. Exel Mandiri didirikan oleh

team profesional praktisi yang selama hidupnya berkutat dengan bidang kontruksi

dengan bidang pembuatan kontruksi dan jasa perawatan paralatan (mesin)

Manajer

Akuntansi & Keuangan

Administrasi

Akuntansi

Page 52: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

42

pembuatan makanan dan minuman diberbagai bidang perusahaan manufaktur

yang memproduksi makanan dan minuman.

Hal yang ditunjukan dengan visi CV. Exel mandiri yang selalu melayani

dengan pelayanan yang sempurna ( Serve with Excellent Service) para perusahaan

dalam membantu menyelesaikan permasalahan, khususnya terkait dengan

pembuatan dan perawatan peralatan proses makanan dan minuman.

4.4 Pengendalian Internal Piutang Dagang

Dalam pengumpulan data ini saya melakukan teknik interview atau

wawancara. Dari hasil interview atau wawancara by Phone dengan Ibu

Suci Minarni selaku Sales Marketing CV. Exel Mandiri pada hari Jumat,

21 Agustus 2015 pukul 1 siang, beliau menjelaskan proses penjualan

dagang, proses penagihan piutang dan proses pembayaran dalam CV.

Exel Mandiri sebagai berikut:

4.4.1 Proses Penjualan

Penjualan adalah proses dimana sang penjual memuaskan segala

kebutuhan dan keinginan pembeli agar dicapai manfaat bagi sang penjual

maupun sang pembeli yang berkelanjutan dan yang menguntungkan

kedua belah pihak.

Dalam pernjualan perlu adanya komunikasi dan kesepakatan antara

penjual dan pembeli.

Page 53: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

43

1. Pihak customer menghubungi langsung Direktur CV. Exel Mandiri,

Bapak Daya Sundara untuk diadakannya meeting terkait project

yang ditawarkan.

2. Jika pihak customer sudah memiliki gambar project maka pihak

PPIC mengecek gambar project tersebut untuk dibuatkan

penawaran. Mengecek harga material, consumable dan labor

supply yang dibutuhkan.

3. Namun jika pihak customer belum memiliki gambar project, pihak

CV. Exel Mandiri memerintahkan supervisor dan drafter untung

mengukur dan mendesign gambar project, setelah itu hasil gambar

project diberikan kepada PPIC untuk memberikan harga material,

comsumable dan labor supply yang dibutuhkan.

4. Setelah penawaran telah disiapkan, direktur akan mengecek

penawaran tersebut disahkan dan diberikan kembali kepada PPIC

setelah itu penawaran diberikan kepada customer beserta no. seri.

Yang mengetahui penawaran tersebut Direktur, PPIC dan

Supervisor yang telah diarsipkan.

5. Jika penawaran tersebut dikonfirmasi setuju atau deal, pihak Sales

Marketing meminta segera diturunkannya PO (Purchasing Order),

setelah PO keluar, Sales Marketing mengeluarkan ID. Project atau

perintah kerja diberikan kepada supervisor. Karena sudah terbitnya

Drawing, penawaran, PO dan ID. Project maka project tersebut

harus segera dieksekusi atau dikerjakan.

Page 54: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

44

6. Sebelum project dikerjakan, perlu adanya pembelian barang dari

bagian purchasing dengan mengeluarkan purchasing order kepada

supplier. Staff purchasing akan mengontrol dan menentukan

barang yang akan dibeli dengan kualitas terbaik tetapi memiliki

harga yang cukup terjangkau. Setelah purchasing order

dikeluarkan, staff purchasing akan meminta approve dari direktur

dan segera mengirimkan PO kepada supplier.

7. Selama masa pengerjaan projek supervisor diwajibkan melaporkan

pekerjaan dilapangan kepada PPIC dalam sebuah laporan Daily

Report. Berapa lama project itu selesai, jiak projek selesai Sales

Marketing akan mengeluarkan TOC ( Time Over Certificate).

4.4.2 Proses Penagihan Piutang

1. Setelah pengerjaan projek selesai supervisor wajib melaporkan

pekerjaan tersebut kepada pihak PPIC dengan memberikan daily

report, setelah daily report tersebut dicek oleh PPIC, PPIC

memerintahkan Sales Marketing untuk dibuatkan TOC atau

garansi kerja berisikan kegiatan dan tanggal dimulainya

pekerjaaan dan selesainya pekerjaan tersebut. Sesuai no.PO,

tanggal PO dan tanda tangan direktur.

Page 55: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

45

2. Sales Marketing contact pihak Accounting Exel untuk diproses

dengan dibuatkan Dokumen Transmittal berisi Invoice, Faktur

Pajak, Purchasing Order dari customer dan kwitansi.

3. Setelah Dokumen Transmital disiapkan, dokumen tersebut

diserahkan dan di appove oleh direktur.

4. Dalam pemberian jatuh tempo pembayaran telah disepakati

sebelumnya antara customer dan direktur dalam melakukan

meeting, rata-rata pembayaran jatuh tempo 60 hari setelah invoice

dikirimkan.

5. Dokumen transmittal yang asli diberikan kepada customer

sedangakan bagian accounting menyimpan dokumen yang di

copy.

4.4.3 Proses pembayaran

1. Dalam proses pembayaran Pihak CV. Exel Mandiri hanya

menunggu pembayaran dari pihak customer, biasanya pihak

customer melakukan transfer langsung ke rekening BCA atas

nama CV. Exel Mandiri.

2. Biasanya pihak customer akan mengkonfirmasikan pembayaran

melalui email minimal 1 minggu sebelum jatuh tempo.

3. Namun jika sampai tanggal jatuh tempo atau setelah jatuh tempo

belum dibayarkan pihak sales marketing akan menanyakan

tanggal berapa dibayarkan serta mem follow up dokumen

transmittal kembali.

Page 56: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

46

4. Jika dalam project besar, diberlakukannya 4 tahapan invoice

yaitu:

a. DP (Down Payment)

2 minggu pengerjaan atau 20% pengerjaan projek

b. Progress

50% pengerjaan projek

c. After Installs

80% pengerjaan projek

d. Pretension

100% pengerjaan atau pengerjaan selesai.

5. Perusahaan CV. Exel Mandiri masih dalam tahap pengembangan,

dalam manajemen staff setiap staff masih mengerjakan beberapa

project.

4.5 Aging Schedule

30 < 30 30 – 60 61-90 90-120

PT. Nestle Karawang PT. Nutricia PT. TPI

PT. Ultra Jaya PT. Sugizindo PT. Inhil Sarimas Kelapa

PT. Green Field

PT.TPSE

Dari data sekunder yang saya terima, berupa data rincian piutang CV. Exel

Mandiri dari tahun 2012 sampai dengan Maret 2015. Setelah peneliti melakukan

Page 57: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

47

penelitian dalam data rincian piutang tersebut. Terdapat keterlambatan atau

kelalaian dalam pembayarn piutang dari pihak customer. Yaitu sebagai berikut:

1. Pada Tanggal 31 Januari terdapat akun debet untuk invoice nomor 1203-

1401014 untuk DP 30 % sebesar Rp. 25.562.790 pembayar piutang

tersebut dibayarkan pada tanggal 2 April 2014, berdasarkan data aging

schedule sistem pembayaran seharusnya 30 hari setelah pengerjaan namun

pihak customer yaitu PT. Nestle Indonesia membayarkannya pada tanggal

2 April 2014. Hal itu berarti PT. Nestle Indonesia melakukan

keterlambatan dalam hal pembayaran yang tidak sesuai dengan tanggal

jatuh tempo yang telah ditetapkan.

2. Pada tanggal 22 Agustus 2014 PT. Nutricia memiliki account piutang

dengan nomor invoice 1203-1408264 sebesar Rp. 12.654.400. Namun PT.

Nutricia hanya membayar PPN pada tanggal 9 Maret 2015 sebesar Rp.

1.150.400. seharusnya dari data aging schedule PT. Nutricia telah

melunasi piutang.

Dari hasil penelitian diatas, disimpulkan bahwa pembayaran piutang yang

dibayarkan pihak customer secara tepat waktu, akan memberikan pendapatan atau

penambahan dana pada CV. Exel Mandiri. Namun jika masih banyaknya

keterlambatan pembayaran piutang, pihak CV. Exel Mandiri akan berkurangnya

pemasukan kas dan lebih besar pengeluaran kas yang terjadi pada perusahaan.

Dari data piutang yang telah diteliti, banyak terjadi keterlambatan

pembayaran piutang yang mengakibatkan pemasukan cash flow yang kurang dan

Page 58: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

48

akan terjadinya ketidakseimbangan cash flow. Dari data piutang, tiap tahunnya

piutang perusahaan selalu bertambah secara siknifikan, itu dapat berakibat

terjadinya cash flow perusahaan yang kurang pemasukan

4.6 Kelemahan dan Keunggulan

1. Kekurangan atau Kelemahan

1.1 Dalam hal manajemen staff perusahaan memiliki kekurangan,

seperti proses penagihan piutang yang seharusnya dilakukan

oleh bagian penagihan namun dalam hal ini masih dilakukan

oleh sales marketing yang bertugas menjalankan sistem

penjualan barang dan jasa, sehingga menyebabkan pekerjaan

ganda dan tidak focus

1.2 Selain itu proses penerimaan order project oleh customer masih

dilakukan oleh direktur yang dalam hal ini seharusnya dapat

dikelola oleh bagian sales marketing dan seharusnya direktur

hanya melakukan controlling dan pengesahan project.

1.3 Dalam mengatur sistem perpajakan, perusahaan ini tidak

memiliki bagian atau departemen khusus untuk mengelola dan

menghitung pajak perusahaan. Namun hal ini dilakukan oleh

manager keuangan.

1.4 Dalam hal pembayaran piutang, ada beberapa customer yang

tidak disiplin dan tepat waktu membayar piutang atau saat jatuh

tempo kepada CV. Exel Mandiri hal ini bisa menyebabkan

Page 59: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

49

perputaran cash flow perusahaan menjadi buruk. Akan

mengalami kekurangan pendanaan pada perusahaan.

2. Kekuatan atau keunggulan

2.1 Kekuatan yang dimiliki CV. Exel Mandiri yaitu perusahaan

memiliki jaringan yang kuat dalam menjangkau customer di

tingkat yang bonafit seperti PT. Nestle Indonesia, PT Ultra Jaya,

PT Nutricia dan lain-lain.

2.2 Pengalaman kerja dan kinerja seorang pemimpin yang baik

membuat perusahaan ini semakin berkembang dengan cepat dan

pemimpin terjun langsung dalam mengontrol manpower

terkadang membantu dalam pengerjaan projek

2.3 Pengerjaan project yang tepat waktu dan hasil yang baik,

menjadikan CV. Exel Mandiri unggul dalam kualitas dan

memberikan kepercayaan kepada customer.

4.7 Hasil Penelitian Data

Dalam penelitian sebelumnya dijelaskan bahwa sistem pengendalian intern

piutang berpengaruh terhadap cash flow perusahaan. Jika sistem pengendalian

intern piutang dapat dilakukan dengan tepat maka cash flow perusahaan dapat

dikelola dengan baik. Namun jika sistem pengendalian intern piutang tidak

dilakukan dengan tepat, maka hal tersebut akan terjadi kekurangan dana atau

terganggunya cash flow perusahaan.

Page 60: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

50

Pada penelitian ini, penulis telah meneliti bagaimana sistem dan prosedur

dalam pengendalian intern piutang pada CV. Exel Mandiri. Dalam proses

penjualan kredit, perusahaan masih belum melaksanakan proses penjualan yang

benar, peran seorang direktur masih sangat dibutuhkan dalam hal penawaran

project. Hal tersebut seharusnya sudah ditangani oleh sales marketing.

Dalam proses penagihan piutang, CV. Exel Mandiri, perlunya peran aktif

pihak accounting dalam menagih piutang yang telah ditetapkan jatuh temponya.

Seperti meminta bukti pembayaran piutang kepada pihak managemen, meminta

tanggal kepastian kapan pihak customer membayar piutang yang telah jatoh

tempo.

Dalam proses pembayaran piutang, CV. Exel Mandiri seharusnya meminta

konfirmasi kepada customer terkait pembayaran. Jika hanya menunggu adanya

pemasukan di rekening perusahaan, pihak accounting sulit memastikan siapa yang

membayar piutang tersebut. Dan mengharuskan pengecekan PO jika adanya kas

bank masuk pada hari itu.

Pembayaran piutang yang dibayarkan pihak customer secara tepat waktu,

akan memberikan pendapatan atau penambahan dana pada CV. Exel Mandiri.

Namun jika masih banyaknya keterlambatan pembayaran piutang, pihak CV. Exel

Mandiri akan berkurangnya pemasukan kas dan lebih besar pengeluaran kas yang

terjadi pada perusahaan.

Dari data piutang yang telah diteliti, banyak terjadi keterlambatan pembayaran

piutang yang mengakibatkan pemasukan cash flow yang kurang dan akan

Page 61: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

51

terjadinya ketidakseimbangan cash flow. Dari data piutang, tiap tahunnya piutang

perusahaan selalu bertambah secara siknifikan, itu dapat berakibat terjadinya cash

flow perusahaan yang kurang pemasukan

Page 62: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

52

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

1. Piutang timbul karena adanya penjualan kredit barang dan jasa,

efektifitas dalam pengelolaan piutang dapat mempengaruhi hasil yang

dicapai dari pengumpulan piutang. Pemberian piutang yang tepat

sesuai dengan prosedur piutang, dapat menghasilkan pembayaran

piutang yang tepat waktu.

2. Pengendalian intern dapat memberikan keuntungan dalam perusahaan.

Jika perusahaan memiliki pengendalian intern yang tepat. Contohnya

dalam pengendalian intern piutang, piutang perusahaan dapat

terkendali dengan baik, melalui proses pemberian piutang hingga

pembayaran piutang secara efektif.

3. CV. Exel Mandiri dalam proses penjualan pihak customer

menghubungi langsung direktur untuk melakukan penawaran harga.

Seharusnya dalam proses penawaran harga project pihak customer

dapat menghubungi pihak sales marketing.

4. CV. Exel Mandiri dalam proses penagihan piutang, perlunya prosedur

ataupun perjanjian yang ketat dengan customer. Agar pihak customer

tidak melakukan keterlambatan dalam pembayaran piutang.

5. Dari data piutang yang telah diteliti, banyak terjadi keterlambatan

pembayaran piutang yang mengakibatkan pemasukan cash flow yang

kurang dan akan terjadinya ketidakseimbangan cash flow.

Page 63: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

53

6. Dari data piutang, tiap tahunnya piutang perusahaan selalu bertambah

secara siknifikan, itu dapat berakibat terjadinya cash flow perusahaan

yang kurang pemasukan

5.2 SARAN

Dalam mengatur manajemen perusahaaan perlu pembagian tugas yang jelas

agar dalam pengerjaan pekerjaannya dapat dikerjakan dengan maksimal.

Karyawan mengerjakan tugas sesuai dengan job deskripsi masing-masing.

Perusahaan harus memperketat peraturan yang terkait dengan piutang.

Memberikan sanksi untuk customer yang melakukan keterlambatan dalam

pembayaran piutang.

Perusahaan seharusnya sudah membuat prosedur-prosedur dalam pemberian

piutang. Membuat struktur proses penjualan, proses penagihan piutang dan proses

pembayaran secara tulisan. Agar dalam menjalankan tugas dan project para

pekerja atau manpower sudah melakukan pekerjaan sesuai prosedur yang berlaku.

Perlunya penambahan karyawan dalam managemen staff, karena saat ini

banyaknya pekerjaan dalam managemen staff yang tidak sesuai dengan job

deskripsinya. Banyaknya pekerjaan juga membuat staff tidak fokus dan

mengambil waktu lembur atau over time yang berlebihan. Hal tersebut membuat

managemen perusahaaan tidak berjalan efektif.

Page 64: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

54

Setelah selesainya penelitian yang saya lakukan terhadap perusahaan, saya

harap perusahaan lebih berkembang, managemen yang teratur serta pembayaran

piutang yang maksimal dari customer.

Page 65: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

55

DAFTAR PUSTAKA

Agoes,Sukrismo. 2013. Auditing (Pemeriksaan Akuntan oleh KAP) Edisi 1, Jakarta

Hadi, Hans Kartika . 2012. Akuntansi Keuangan berdasarkan SAK Berbasis IFRS. Salemba Empat, Jakarta

Merchant dan Stede. 2012. Sistem Pengendalian Intern Manajemen edisi 3. Salemba Empat. Jakarta

McLeod dan George. 2012. Management Information Systems. Salemba Empat. Jakarta

Pengantar Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. 2015. Jakarta

Pulungan, dkk. 2012. Akuntansi keuangan dasar berbasis psak per juni 2012 Buku 1. Mitra Wacana Media. Jakarta

Rommey dan Sttenbart. 2014. Pengantar Informasi Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta

Rudianto, 2009. Pengantar Akuntansi, Jakarta: Erlangga. Jakarta

Soemarso S. R, 2004. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi keempat, Jakarta: Rineka Cipta. Jakarta

Page 66: FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA CV. EXEL MANDIRI MALANG, JAWA TIMUR

56