Fungsi Luhur_idk An

download Fungsi Luhur_idk An

of 6

Transcript of Fungsi Luhur_idk An

Fungsi Luhur1. DefinisiFungsi luhur adalah fungsi yang memungkinkan manusia dapat memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani sesuai dengan nilai moral yang berlaku.

2. Elemen-elemena. b. c. d. e. Kognisi Memori Bahasa Emosi Visuospasial Semua elemen-elemen diatas merupakan hasil pengolahan fungsi kortikal (korteks), dalam tiap bagian korteks berintegrasi baik antar lobus dalam satu hemisfer maupun antar hemisfer.

a. Fungsi Kognisi (Pengenalan/Pengertian) 1. Definisi Adalah suatu proses mental untuk memperoleh pemahaman/pengertian terhadap sesuatu. 2. Rangkaian proses kognisi

b. Fungsi Bahasa Bahasa adalah alat komunikasi. Bahasa dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Bahasa Verbal Adalah ungkapan hasil pemikiran/konsep/opini dengan menggunakan symbol dan tata bahasa melalui bentuk lisan maupun tulisan. Bahasa verbal merupakan hasil aktivitas hemisfer dominan. 2. Bahasa Non-Verbal Adalah ekspresi emosi untuk memperjelas bahasa verbal dengan intonasi, gerakan mata/kepala/badan, isyarat, body language/nahasa isyarat. Bahasa non-verbal merupakan aktivitas hemisfer non-dominan. Secara anatomis ada tiga daerah utama otak untuk fungsi bahasa, yaitu: 1. Dua daerah reseptif a. Area Wernicke (area 22) pada girus temporo-superior, untuk bahasa yang didengar b. Area girus angularis (area 39) untuk bahasa yang dilihat 2. Satu daerah ekspresif Area Broca (area 44) pada girus fronto-inferior Proses Bahasa Lisan Diterima alat dengar pusat otak primer & sekunder (area 41&42) pusat asosiatif area Wernicke (area 22) kata yang didengar akan dipahami girus angularis (area 39) tempat pola kata-kata dibayangkan area Broca (area 44&45) lewat fasikulus arkuatus; gerakan motorik pembicaraan area motorik primer (area 4) otot-otot lidah untuk uvapan area motorik suplementer (area6) agar ucapan/gerakan lidah menjadi jelas. Proses Bahasa Visual Diterima alat visual pusat otak primer penglihatan (area 17) pudat otak asosiasi penglihatan (area 18&19) terjadi pengenalan informasi girus angularis area Wernicke area Broca (gerakan pembicaraan) area motorik primer & suplementer, sehingga pada akhirnya tulisan dapat dimengerti.

Terdapat dua spek afektif dalam bahasa, yaitu intonasi dan ekspresi emosi. Pusat afektif afektif bahasa terdapat pada hemisfer non-dominan. Bila terjadi kerusakan pada daerah frontal non-dominan yang homolog dengan

area Broca menyebabkan gangguan ekspresi emosi dalam bahasa. Bila terjadi kerusakan daerah temporal non-dominan yang homolog dengan area Wernicke menyebabkan gangguan lagu kalimat/intonasi (aprosdia/bicara tanpa lagu kalimat). Bila terdapat kerusakan pada hemisfer dominan gangguan yang terjadi bukan gangguan bahasa non-verbal, tetapi biasanya terjadi afasia. 1. Afasia Sensorik/Afasia Wernicke Merupakan ganggguan dimana seseorang tidak mampu untuk mengerti bahasa. Tidak mengerti bahasa lisan dan tulisan Tidak dapat memberi nama benda Tidak dapat membaca dan menulis Neologisme (kata-kata yang baru tidak dapat dimengerti) Parafasia (kata-katanya hanya sebagian yang benar) Akibat lesi pada girus temporo-superior disertai gangguan repetisi dan pemahaman

2. Afasia Motorik/Afasia Broca Merupakan gangguan bahasa dimana seseorang tidak dapat mengekspresikan isi pikirannya dengan kata-kata walaupun semua alat fonasinya normal. - Berbicara tidak lancar - Kesulitan mengeluarkan kata-kata - Tidak dapat mengulang kata-kata yang didengar - Tidak member nama benda walau mengenalnya - Akibat lesi pada girus fronto-inferior hemisfer dominan, biasanya disertai hemiplegia lengan. c. Fungsi Memori Fungsi memori adalah kemampuan seseorang untuk menyimpan informasi/pengalaman dan mengemukakannyasetiap saat. Jenis-jenis memori: 1. Immediate Memory - Sifatnya segera (dalam mili detik) - Pada korteks prefrontal 2. Recent Update - Sifatnya baru (beberapa detik-menit) - Pada hipokampus, lobus temporal

3. Remote Memory - Hitungan jam, hari, bulan, tahun dan menjadi permanen - Didistribusi ke hampir seluruh henisfer cerebri terutama lobus temporal

MEMORY Declarative (explicit): memori tentang kejadian & fakta o Episodic: memori untuk kejadian personal yang khusus o Semantic: memori untuk fakta, prinsip & aturan yang mewakili kemampuan pengetahuan umum Procedural (implicit): memori untuk keterampilan o Skills o Priming o Conditioning

-

Mekanisme Terbentuk Memori 1. Resepsi (tahap pemasukan informasi); gangguannya adalah poor attention (gangguan registrasi & encoding) 2. Retensi (tahap penyimpanan); gangguannya adalah poor storage yaitu mudah lupa (recall buruk, rekognisi buruk) 3. Recall (tahap pengeluaran/pengingatan kembali); gangguannya adalah poor retrieval (recall buruk, rekognisi baik) Dimana ingatan disimpan?? - Amigdala: ingatan emosiaonal - Hipokampus: ingatan semisemantik dan episodic - Korteks prefrontal: short term memory - Korteks auditori: ingatan tentang suara - Korteks visual: visualisasi gambar

d. Fungsi Emosi Emosi merupakan perasaan yang kompleks (menyenangkan/tidak menyenangkan) pada organisme. Fungsi emosi berada dibawah control sitem saraf otonom. Komponan dan proses terjadinya emosi adalah sebagai berikut. Stimulus (nyata/khayal) Afek/Perasaan

Perubahan aktifitas otonom organ visceral Dorongan aktifitas/Perilaku tertentu

Struktur anatomi otak untuk fungsi emosi berkaitan dengan sitem limbic. Bangunan utama system limbic adalah: amigdala, septum, hipokampus, girus singulatus, thalamus anterior dan hypothalamus.

e. Fungsi Visuospatial Fungsi visuospatial merupakan fungsi yang berhubungan dengan fungsi pengamatan diri dan lingkungan. Gangguan yang dapat terjadi pada fungsi ini adalah: 1. Gangguan persepsi visual a. Hemispatial Negclect/ Pengabaian Ruang Pasien mengabaikan keadaan salah satu sisi ruang. b. Penyangkalan / Anosognosia. Pasien menyangkal kalau tungkai kirinya lemah. 2. Gangguan gerakan visual (visou-motor) a. Gangguan konstruksi. / Apraksia konstruksi. Orang tidak dapat menggambar secara spontan atau mengkopi model bentuk. b. Gangguan berpakaian / Apraksia berpakaian. Orang mengalami kesulitan dalam berpakaian karena ia tidak mengenal bagian-bagian dari pakaian tersebut.

Sumber: Buku fungsi luhur otak Duus Neurologi klinis dasar (hitam)