Fungsi Dan Peran HMI

16
Fungsi dan Peran HMI BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Semenjak terlahir ditanah pertiwi, HMI merupakan salah satu organisasi yang peduli antar sesama bahkan satu-satunya organisasi yang slalu berkomitmen untuk menyuarakan kebenaran dan membela masyarakat lemah Dan selama itu pula HMI telah banyak mengoreskan tinta-tinta emasnya perjuanganya lewat para kader-kadernya melalui kekuatan fisiknya saat mempertahankan NKRI dari para komunis, kolonialis dan antek-anteknya hingga gagasan-gagasan baru para kader dalam menjawab permasalahan sosial yang melanda masyarakat. Oleh karna itulah, fungsi dan peran HMI yang sangat vital dalam masalah keislaman, keumatan, kekebangsaan. Nampak dari fungsi dan perannya selama ini dalam masalah keislaman yang ditandai dengan munculnya ideologi-ideologi perjuangan HMI. Tercatat HMI telah memiliki 11 naskah atau dokumen sebagai ideologi doktrin perjuangan, dari 11 dokumen naskah NDP(nilai-nilai dasar perjuangan) lahir sebagai ideologi doktrin perjuangan sebagai pegangan kader HMI yang merupakan perwujudan dasar-dasar keislaman dalam setiap perjuangan. Dalam masalah keumatan, HMI telah membuktikan dirinya sebagai sebagai wadah yang menciptakan kader-kader yang peduli sesama makhluk

description

HmI (Himpunan Mahasiswa Islam)

Transcript of Fungsi Dan Peran HMI

Page 1: Fungsi Dan Peran HMI

Fungsi dan Peran HMI

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Semenjak terlahir ditanah pertiwi, HMI merupakan salah satu organisasi yang peduli

antar sesama bahkan satu-satunya organisasi yang slalu berkomitmen untuk menyuarakan

kebenaran dan membela masyarakat lemah

Dan selama itu pula HMI telah banyak mengoreskan tinta-tinta emasnya perjuanganya

lewat para kader-kadernya melalui kekuatan fisiknya saat mempertahankan NKRI dari para

komunis, kolonialis dan antek-anteknya hingga gagasan-gagasan baru para kader dalam

menjawab permasalahan sosial yang melanda masyarakat. Oleh karna itulah, fungsi dan peran

HMI yang sangat vital dalam masalah keislaman, keumatan, kekebangsaan.

Nampak dari fungsi dan perannya selama ini dalam masalah keislaman yang ditandai

dengan munculnya ideologi-ideologi perjuangan HMI. Tercatat HMI telah memiliki 11 naskah

atau dokumen sebagai ideologi doktrin perjuangan, dari 11 dokumen naskah NDP(nilai-nilai

dasar perjuangan) lahir sebagai ideologi doktrin perjuangan sebagai pegangan kader HMI yang

merupakan perwujudan dasar-dasar keislaman dalam setiap perjuangan. Dalam masalah

keumatan, HMI telah membuktikan dirinya sebagai sebagai wadah yang menciptakan kader-

kader yang peduli sesama makhluk ciptaan, yang sesuai dengan fitrah nya. Dalam masalah

kebangsaan, HMI ikut serta dalam mempertahankan NKRI dari antek-antek kolonialis, komunis

dan kawan-kawanya.

Page 2: Fungsi Dan Peran HMI

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis membatasi ruang masalah agar lebih terarah.

Pembatasan tersebut ialah

1.      Bagaimana fungsi dan Peran kader HMI sejak dulu hingga sekarang

2.      Prospek HMI ke depan

BAB 2

PEMBAHASAN

“ FUNGSI dan PERAN KADER HMI dalam MENJAWAB TANTANGAN

ZAMAN”

1. FUNGSI HMI

HMI berfungsi sebagai Organisasi Kader (pasal 8 AD HMI)

HMI sebagai organisasi kader adalah organisasi mahasiswa yang berorientasikan Islam yang

melakukan perkaderan, dimana seluruh aktivitas yang dilakukan pada dasarnya merupakan

proses kaderisasi, sehingga HMI berfungsi dan hanya selalu membentuk kader-kader muslim

intelektual yang profesional.

Dalam Anggaran Dasar, Pasal 8 dikatakan bahwa "HMI berfungsi sebagai organisasi kader".

Dalam pedoman perkaderan dikatakan bahwa, Kader adalah sekelompok orang yang terorganisir

secara terus menerus dan akan menjadi tulang punggung bagi kelompok yang lebih besar. Hal ini

dijelaskan dalam ciri-ciri komulatif seorang kader HMI, yaitu: Pertama, seorang kader bergerak

dan terbentuk dalam organisasi, mengenal aturan-aturan main organisasi dan tidak bermain

sendiri sesuai dengan selera pribadi. Dari segi nilai, aturan itu adalah NDP, sedang dari segi

operationalisasi organisasi adalah AD/ART HMI, pedoman perkaderan, dan pedoman serta

ketentuan organisasi lainnya. Kedua, seorang kader memiliki komitmen yang terus menerus

(permanen), tidak mengenal semangat musiman, tapi utuh dan istiqomah (konsisten) dalam

memperjuangkan dan melaksanakan kebenaran. Ketiga, seorang kader memiliki bobot yang dan

kualitas sebagai tulang punggung atau kerangka yang mampu menyangga kesatuan komunitas

manusia yang lebih besar. Jadi fokus penekanan kaderisasi adalah pada aspek kualitas. Keempat,

seorang kader memiliki visi dan perhatian yang serius dalam merespon dinamika sosial

lingkungannya dan mampu melakukan social engineering.

Page 3: Fungsi Dan Peran HMI

Sedang dalam Pasal 9 Anggaran dasar disebutkan "HMI berperan sebagai organisasi

perjuangan". Sebagaimana di atas, baik secara organisatoris maupun etis adalah kewajiban bagi

kader HMI untuk komit terhadap Islam dan HMI adalah alatnya, alat perjuangan untuk

mentransformasikan nilai-nilai ke-Islaman yang membebaskan (liberation force), dan memiliki

keberpihakan yang jelas terhadap kaum miskin (dhu’afa) dan kaum tertindas (mustradzafin).

Perubahan bagi HMI merupakan keharusan, demi tercapainya idealisme ke-Islaman, maka HMI

bertekad menjadikan Islam sebagaiu doktrin yang mengarahkan pada peradaban secara

integralistik, transendental, humanis, dan inklusif. Dengan demikian Kader-kader HMI harus

berani menegakkan nilai-nilai kebenaran dan keadilanserta prinsip-prinsip demokrasi tanpa

melihat perbedaan keyakinan dan mendorong terciptanya penghargaan Islam sebagai sumber

kebenaran yang paling hakiki.

Jelaslah kiranya bahwa dalam rumusan tujuan HMI yang tadi kita katakan terbagi dua yakni

"insan cita" dan "masyarakat cita" secara eksplisit berbicara tentang fungsi perkaderan dan peran

perjuangan. Dan tujuan HMI tidak akan pernah tercapai bila dalam prosesnya tidak sinambung

antara keduanya. Fungsi dan peran adalah dua sisi mata koin (two side of coin) tujuan. Bahwa

mustahil ada perubahan ke arah yang benar, kalau kesalahan berpikir masih menjebak benak

kita. maka akan terasa hambar berbicara sosial jika masalah personal masih saja menggerogoti

kita. Dalam bahasa kita sehari hari, internalisasi dahulu baru ekternalisasi atau obyektifikasi,

pengabdian mengharap ridho-Nya.

Dan akhirnya, tujuan jelas diperlukan oleh suatu organisasi sehingga setiap usahanya yang

dilakukannya dapat dilaksanakan secara terencana, teratur, terarah dan sistematis. Bahwa tujuan

suatu organisasi dipengaruhi oleh motivasi dasar pembentukannya, status, sifat, fungsi dan

perannya secara integral dalam totalitas dimana ia berada.

Islam bagi HMI adalah sebagai sumber nilai, motivasi, inspirasi. Keyakinan akan kebenaran

Islam menjadikan HMI secara sadar memilih Islam sebagai asasnya (vide Pasal 3 AD). Oleh

karenanya Islam bagi HMI merupakan pijakannya dalam menetapkan tujuan. Status HMI sebagai

organisasi mahasiswa (vide Pasal 7 AD) memberi petunjuk dimana HMI berspesialisasi.

Spesialisasi inilah yang disebut dengan fungsi HMI yakni sebagai organisasi kader (vide Pasal 8

AD), karena mahasiswa adalah kelompok elit dalam totalitas generasi muda yang harus

mempersiapkan diri dalam menerima tongkat estafet kepemimpinan bangsa dan generasi yang

akan datang. Maka fungsi kaderisasi mahasiswa merupakan fungsi yang paling pokok. Sebagai

Page 4: Fungsi Dan Peran HMI

kelompok elit, mahasiswa memiliki tanggung jawab yang besar, karena itu dengan sifat dan

wataknya yang kritis, mahasiswa kemudian berperan sebagai moral force yang senantiasa

melaksanakan fungsi social control. Untuk itu, mahasiswa harus bersikap independent dan hanya

berpihak pada kebenaran dan keadilan serta obyektifitas. HMI yang melakukan fungsi kaderisasi

mahasiswa pun harus menjiwai dan dijiwai sifat independen (vide Pasal 6 AD). Fungsi kaderisasi

dalam membentuk apa yang disebut HMI sebagai insan cita (insan kamil ala HMI) tidak lain

adalah upaya untuk mewujudkan kehidupan yang sesuai dengan fitrahnya, yakni kehidupan yang

seimbang dan terpadu antara jasmani dan ruhani, akal dan kalbu, individu dan masyarakat, iman

dan ilmu, demi mencapai kebahagiaan di dunia dan ukhrowi. Demi mencapai kehidupan yang

sesuai dengan fitrahnya itu, maka dibutuhkan sebuah kerja kemanusiaan (amal shaleh), yang

tertuang dalam peran HMI sebagai organisasi perjuangan (vide Pasal 9 AD), yakni peran yang

diemban dalam melakukan internalisasi, eksternalisasi maupun obyektifikasi nilai-nilai ke-

Islaman. Dan kerja kemanusiaan ini akan terlaksana dengan benar dan sempurna apabila dibekali

dan didasari oleh iman dan ilmu pengetahuan. Karena inilah hakekat tujuan HMI tidak lain

adalah pembentukan manusia yang beriman dan berilmu serta mampu menunaikan tugas kerja

kemanusiaan (amal shaleh). Pengabdian dalam bentuk kerja kemanusiaan inilah hakekat tujuan

hidup manusia, sebab dengan melalui kerja kemanusiaan, manusia mendapatkan kebahagiaan.

2. PERAN HMI     

HMI berperan sebagai Organisasi Perjuangan (pasal 9 AD HMI)

HMI sebagai organisasi perjuangan adalah organisasi yang selalu berjuang melakukan dan

membentuk kader bangsa yang muslim, intelektual, dan profesional dimana outputnya ditujukan

untuk kepentingan bangsa secara keseluruhan, sehingga insan HMI siap dan dapat bermanfaat

bagi seluruh golongan yang ada di masyarakat selama tidak bertentangan dengan koridor misi

HMI.

Dalam perjuangannya hmi terbagi dalam beberapa fase.

A. HMI dalam Fase Perjuangan Fisik

HMI ikut berjuang dalam perjuangan fisik ketika terjadi pemberontakan PKI di Madiun pada

tahun 1948. Pemberontakan tersebut bertujuan mengambil alih kekuasaan pemerintahan yang

sah dan ingin mendirikan “Soviet Republik Indonesia”. Menghadapi hal tersebut, HMI

menggalang seluruh kekuatan mahasiswa dengan membentuk Corps Mahasiswa. Selama waktu

Page 5: Fungsi Dan Peran HMI

krisis tersebut anggota HMI terpaksa meninggalkan bangku kuliah untuk mempertahankan

Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pengkhianatan PKI, selain itu HMI pun terlibat dalam

perjuangan fisik menghadapi agresi militer Belanda. Sebagai nak umat dan anak bangsa, HMI

selalu ikut dalam perjuangan fisik demi mempertahankan negara Republik Indonesia. Dalam

mempertahakan NKRI, anggota-anggota HMI mengganti pena dengan memanggul senjata, HMI

merasa ikut bertanggung jawab dalam mempertahankan kedaulatan NKRI. HMI berkeyakinan

bahwa dalam masyarakat yang berdaulat dan merdeka akan tercipta keadilan dan kesejahteraan

rakyat. Oleh karena itu HMI selalu berusaha untuk memperthankan dan mempersatukan bangsa.

B. HMI dalam Fase Pertumbuhan dan Konsolidasi Bangsa

Saat HMI baru saja berdiri, terjadi pemberontakan PKI di Madiun yang merupakan ancaman

terhadap kedaulatan bangsa, umat Islam, dan HMI sendiri. Kekuatan PKI ini makin memuncak

pada era 60-an, PKI menjadi salah satu kekuatan sosial politik besar di Indonesia. Posisi HMI

saat itu adalah menentang ajaran komunis dan mengajak semua pihak yang ada untuk menentang

komunis. Persoalan komunis bukan hanya persoalan bangsa dan negara, tetapi juga persoalan

HMI, akibat sikap HMI tersebut maka PKI menempatkan HMI sebagai salah satu musuh utama

yang harus diberangus. HMI menggalang konsolidasi dengan semua pihak yang non komunis,

karena komunis bertentangan dengan dasar negara, yaitu Pancasila. Selain itu PKI selalu

berusaha untuk merebut pemerintahan dan kekuasaan yang sah. Untuk menghadapi pemilu 1955,

HMI mengadakan Konferensi Akbar di Kaliuarang Yogyakarta paa tanggal 9 – 11 April 1955,

keputusan yang diambil adalah :

1) Menyerukan kepada khalayak ramai untuk memilih partai-partai Islam dalam pemilu yang akan

datang

2) Menyerukan kepada partai-partai Islam supaya mengurangi keruncingan keruncingan, tidak

saling menyerang

3) Kepada warga dan anggota HMI supaya :

a) Wajib aktif dalam pemilu

b) Wajib aktif memilih salah satu partai Islam

c) Mempunyai hak dan kebebasan untuk membantu dan memilih partai Islam yang disenangi

Dalam menghadapi sidang pleno Majelis Konstituante, PB HMI mengirimkan seruan kepada

seluruh anggota fraksi partai-partai Islam di konstituante agar dapat memikul amanah umat Islam

di Indonesia. Ketika Demokrasi Terpimpin berjalan, HMI mendapat tekanan kuat, karena ada

Page 6: Fungsi Dan Peran HMI

tuduhan bahwa HMI kontra revolusi, dan lain-lain. Oleh karena itu HMI menggelar Musyawarah

Nasional Ekonomi HMI se-Indonesia di Jakarta pada tahun 1962. Ada beberapa pertanyaan yang

diajukan kepada HMI saat itu menyangkut sikap yang diambil HMI, yaitu

(1) Apakah HMI mendukung Manipol/Usdek atau tidak ?

(2) HMI setuju pancasila atau tidak ? dan

(3) HMI setuju sosialisme Indonesia atau tidak ?

Munas memberikan jawaban sebagai berikut :

1) Ya, HMI mendukung Manipol/ Usdek sebagai haluan negara yang ditetapkan oleh MPRS

2) Ya, HMI setuju Pancasila yang merupakan rancangan kesatuan dengan Piagam Jakarta

3) Ya, HMI setuju sosialisme Indonesia, yaitu masyarakat adil makmur yang diridhoi Tuhan

Yang Maha Esa Dengan melakukan pendekatan-pendekatan itu maka HMI dapat terselamatkan,

isu dan tuduhan yang dilancarkan terhadap HMI tidak berhasil untuk mengubur HMI dalam

percaturan sejarah.

C. HMI dalam Transisi Orde Lama dan Orde Baru

Tahun 1965, HMI mengalami tantangan yang berat, HMI terancam dibubarkan, dan lagi-lagi

HMI lulus dalam ujian sejarah sehingga HMI dapat mempertahankan eksistensinya hingga saat

ini (entah esok hari, entah lusa nanti, entah……). HMI adalah salah satu komponen bangsa yang

menentang faham dan ajaran komunis, sedangkan PKI saat itu merupakan kekuatan sosial politik

yang besar di negara Republik Indonesia. PKI berkeinginan untuk membubarkan HMI karena

merupakan salah satu musuh utamanya, usaha untuk membubarkan HMI dilakukan PKI dengan

gencar (Kalau tidak mampu membubarkan HMI, lebih baik pakai sarung saja), apalagi

menjelang Gestapu atau Gestok (istilah Pemimpin Besar Revolusi Soekarno). Masalah

pembubaran HMI bukan hanya menjadi masalah internal, tapi lebih jauh daripada itu, hal

tersebut merupakan masalah umat Islam dan bangsa Indonesia pada umumnya. Puncak dari

usaha PKI untuk merebut kekuasaan dan kedaulatan negara Republik Indonesia adalah dengan

melakukan pemberontakan Gerakan 30 Sepetember/PKI tahun 1965. Pemberontakan tersebut

dimulai melalui cara penculikan terhadap para perwira tinggi TNI-AD (kecuali Pangkostrad

yang merupakan jabatan strategis,), dan menghabisi para perwira itu. Menyikapi hal ini, HMI

mengutuk Gestapu dan menyatakan bahwa gerakan tersebut dilakukan oleh PKI (pernyataan

bahwa G30S/PKI diotaki oleh PKI pertama kali dilontarkan oleh HMI –sumber Agussalim

Sitompul), HMI ikut membantu pemerintah dalam menumpas G30S/PKI dan kerelaan HMI

Page 7: Fungsi Dan Peran HMI

untuk membantu sepenuhnya ABRI. Setelah turunnya Soekarno dan naiknya Soeharto sebagai

Presiden Republik Indonesia, HMI bersikap mendukung pemerintahan baru yang ingin

menjalankan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen dan HMI ikut dalam usaha-

usaha untuk menumpas sisa-sisa PKI serta organisasi underbouw PKI.

D. HMI dalam Fase Pembangunan dan Modernisasi Bangsa

Berdasarkan tujuan HMI, maka kader HMI harus memiliki kualitas insan cita, yang karenanya

akan tercipta kader yang memiliki intelektual tinggi yang dilandasi oleh iman serta diabdikan

kepada umat dan bangsa. Pengabdian para kader ini akan dapat dijadikan penopang dalam

pembangunan bangsa dan negara Republik Indonesia.

Peran HMI dalam pembangunan bangsa dapat dijabarkan sebagai berikut :

1) Partisipasi dalam pembentukan situasi dan iklim

2) Partisipasi dalam pemberian konsep

3) Partisipasi dalam bentuk pelaksanaan Dalam menjalani peran tersebut, banyak halangan dan

rintangan yang justru sebenarnya lebih dominan faktor internal, misalnya pergeseran nilai yang

berdampak pada hilangnya ruh perjuangan HMI. Selain itu faktor eksternal memaksa HMI untuk

terbawa pusaran kekuasaan, misal masalah asas tunggal yang mengakibatkan perpecahan HMI

menjadi dua yaitu HMI yang bermarkas di Diponegoro dan HMI yang menamakan dirinya

Majelis Penyelamat Organisasi.

E. HMI dan Fase Pasca Orde Baru

Setelah runtuhnya Orde Baru, dimulailah babak baru perjalanan bangsa yang dikenal dengan

sebutan Reformasi. Namun ternyata sampai saat ini reformasi masih berupa angan yang belum

dapat terealisir, ironisnya kehilangan arah, karena banyak komponen bangsa yang ingin

merasakan sesuatu yang instan, tetapi dengan harapan berumur panjang. Peran HMI dalam

reformasi banyak dipertanyakan orang, analisa sementara ini diakibatkan penempatan peran HMI

yang “salah” pada fase pembangunan. Bahkan gerakan mahasiswa di luar HMI seringkali

menempatkan HMI sebagai common enemy.

Page 8: Fungsi Dan Peran HMI

BAB 3

PROSPEK HMI KE DEPAN

Telah sering di gambarkan bahwa masa depan hmi cerah dan gemilang. Hal ini beralasan karna

berbagai fakto pendukung, seperti misalnya bangunan jaringan hmi, alumni-alumninya yang

sudah mapan menempati posisi kenegaraan, jumlah anggota yang banyak dan banyak memiliki

peran dan berkiprah aktif sejak awal berdiri. Berdasarkan pengalaman itu disadari bahwa

kegemilangan hmi dilakukan denan perjuangan yang keras dan pantang menyerah. Seluruh

anggota dan pengurus bersatu padu memajukan hmi, mulai dari tingkat komisariat hinga tingkat

pengurus besar termasuk para alumninya. Dengan demikian bila kita menginginkan HMI tetap

eksis dan memberikan kontribuksi yang bermakna terhadap kehidupan manusia , umat, bangsa

dan islam maka kita harus bekerja keras, tekun, tabah, ulet, terencana, dan teratur. Prospek hmi

ke depan tetap cerah secerah terik matahari. Namun demikian smuanya harus ilakukan dengan

kerja keras.

Guna mencapai masa depan cerah nan gemilang yang harus dilakukan HMI menurut drs.

Solichin di dalam bukunya ” hmi candradimuka mahasiswa,” adalah:

1)      Membina dan menegakkan orisinalitas sejarah dan pemikiran HMI

2)      Membiasakan berfikir secara otonom HMI

3)      Melakukan konsolidasi organisasi secara berkesinambungan

4)      Membentuk kader yang tangguh dan tanggap

5)      Berprestasi dalam bidang studi

6)      Mau melakukan instropeksi

7)      Bekerja sama dengan pihak lain

8)      Tidak cepat puas terhadap capain yang ada

9)      Motivasi harus lurus, artinya masuk HMI adlah untuk pengapdian dan perjuangan yang

didedikasikan utuk umat, bangsa, islam, dan mahasiswa.

Selain melakukan hal-hal tersebut, HMI harus perlu memperhatikan faktor-faktor strategis yaitu:

a.        Perkuat Basis (Back to Campus)

Harus disadari oleh segenap kader HMI bahwa basis organisasi HMI adalah dikampus dalam

bentuk komisariat sebagai ujung tombak perjuangan HMI. Karena itu perkaderan harus di

tingkatkan, baik dari segikualitas maupun kuantitasnya, di kampus-kampus. Sistem perkaderan

juga harus ditata ulang dengan memperhatikan lingkungan strategis yang berpengaruh, yaitu:

Page 9: Fungsi Dan Peran HMI

         Demokratisasi.

         Kompetisi

         Sistem pendidikan

         Informasi

         Citra

         Staus, fungsi, dan peranan organisasi

b.        Alih Paradigma: Ideologis dan Profesional

HMI yang didesain untuk menciptakan insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan

islam serta bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah

SWT, harus menyadari untuk segera merubah paradigmanya, yaitu: sekaligus idealogis dan

profofesionalisme. Untuk itu, hmi harus mampu mengaktualisasikan tujuanya sesuai kebutuhan

zaman di samping mampu menciptakan instrumen-instrumen yang penunjangnya.  Sehubungan

dengan pardigma profesionalisme, ada tiga hal yang perlu dibangun dan dibenahi. Yaitu

bagaimana kader hmi mampu menguasai secara mendalam ilmu pengetahuan dan teknologi,

serta memiliki ketrampilan atau skill yang dibutuhkan oleh zamanya.

Kaitanya dengan alih paradigma ini, maka lembaga pengembangan profesi (LPP) dalam HMI

harus diperkuat karena lembaga LPP mampu mewadahi dan mengarahkan berbagai minat

mahasiswa menjadi tenaga-tenaga terampil yang siap berkompetisi dalam setiap medan dan

tantangan. Selain itu LPP ini juga diharapkan mampu menjadi solusi terhadap upaya

perampingan struktur organisasi HMI sehingga dapat bergerak lebih gesit dan responsif.

c.         Konsolidasi

Konsolidasi organisasi adalah masalah besar sepanjang masa yang di maksud sebagai upaya

memperkuat organisasi HMI dalam berbagai aspek. Konsolidasi dapat dilakukan dengan cara

mempererat tali silaturahmi sesama kader HMI baik yang masih aktif maupun tidak  ataupun

kader yang sudah alumni. Untuk menyamakan persepsi  dan kemauan membangun isu besar

yang strategis untuk kepentingan HMI dalam upaya reexsistence HMI. Insya Allah dengan

konsolidasi ini tidak akan munculnya benih konflik apalagi tumbuh konflik. Gantinya adalah

semangat persaudaraan senasib sepenanggungan dan seperjuangan menuju tujuan yang

diciptakan.

 Dalam hubungan ini dapat dirumuskan lima atau panca tugas organisasi, yaitu memelihara dan

menciptakan sumber potensi, mengolah potensi menjadi kekuatan, memelihara dan

Page 10: Fungsi Dan Peran HMI

mempertinggi kualitas kekuatan, meyediakan kekuatan setiap waktu diperlukan organisasi,

hingga merupakan kekuatan yang siap dipakai.

d.        Tingkatkan Kinerja

Kinerja yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik. Agar HMI mampu mencapai hasil yang

baik dari masa ke masa sebelumnya maka HMI harus meningkatkan kinerjanya. Tentu saja

kinerja yang ditunjukan oleh HMI berfokus pada bidang kemahasiswaan, keislaman, keumatan/

kebangsaan.

Dalam upaya meningkatkan kinerja, HMI harus memiliki ukuran-ukuran, baik dari segi output

maupun outcome. Dengan ukuran-ukuran yang jelas dengan ini langkah HMI enjadi lebih tertata

dan sistematis.   

Page 11: Fungsi Dan Peran HMI

BAB 4

PENUTUP

KESIMPULAN

Jadi kesimpulan dari pembahasan diatas bahwa fungsi dan peran HMI di setiap zaman

berbeda-beda mengikuti perkembangan zaman.

SARAN

Dikarnakan fungsi dan peranan HMI yang sangat vital di negeri ini. Diharapkan para kader-

kader HMI sebagai penurus tongkat estafet kepemimpinan diharapkan untuk terus melakukan

terobosan-terobosan baru dalam menjawab tantangan zaman ini. Dan dikarnakan oleh itu kita

sebagai kader HMI turut  wajib dan senantiasa berkomitmen untuk terus membangun bumi

persada ini.