Fungal_gasal08 Pak Mahendro

5/8/2018 Fungal_gasal08 Pak Mahendro - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fungalgasal08-pak-mahendro 1/27

Fungal Disease

Parasit dan Penyakit Ikan



Pendahuluan

�Jamur/fungi

� kelompok organisme heterotrophs (membutuhkanmaterial hidup atau mati utk tumbuh dan

reproduksi)� Tdk berfotosistesis

� Distribusi luas, berperan dlm proses ekologi dlmperombakan bhn organik

� Memproduksi spora dlm siklus hidupnya yg tahandipanaskan, pengeringan, disinfektan dan faktorbiologi lainnya spt pertahanan natural ikan

16okt08 par&peny ikan_gasal08 2



Pendahuluan

�Infeksi jamur

� T jd pd kondisi lemahnya daya tahan tubuh inang, danatau kondisi yg mendukung pertumbuhan jamur

� Prevalensi terbesar pd ikan yg lemah, luka, kekurangannutrisi, pencemaran tinggi serta pd telur ikan

� Spora selalu ditemukan dlm perairan, diduga mrpknperantara dlm penyebaran infeksinya (fungal disease)

� Jenis fungal disease yg paling umum : Saprolegniasis,Branchiomycosis, dan Ichthyophonus disease

� Terdapat genus yang menyerang ikan air laut :Lagenidium, Fusarium




Hubungan taksonomi Oomycetes pada ikan




Penularan

� Sumber Penularan: ± Ikan budidaya maupun liar

± Telur

± Air pemeliharaan

± Alat transport dan pemelihara

� Spora mempunyai alat untuk menempel pada inang, dankemudian membentuk mycelia

� Penularan terjadi secara lansung tanpa inang perantara

� Terdapat 3 mekanisme pertahanan: ± Meningkatkan sekresi mukus

± Menghambat pertumbuhan mycelia ± Respon selluler




Saprolegniasis

� Saprolegniasis (Saprolegnia, Achlya, Dictyushus),disebut juga white cottony, fish fungus diseaseatau fungus disease

� Disebut Achlyasis jika spesies ini ditemukan lebihdominan

� Saprolegnia dan Achlya memiliki kesamaan padamorfologi. Diperlukan diagnosis lebih jauh

� Dictyushus menyebabkan infeksi denganmorfologi sedikit berbeda dengan keduanya,terlihat dengan mikroskop




Saprolegniasis

� Etiologi : ± Berbagai jenis jamur dlm air (water molds) dari golongan

oomycetes terutama Sapr ol egnia parasitica , Achl ya hof eri ,Dictyushus sp. and Aphanomyces s p.

±

Menyerang semua spesies pada semua ukuran dan habitat. ± Sebagian besar saprofit pd sisa organisme, beberapa yg lain

bersifat saproba dan fakultatif parasit

± Bentuk seperti pita memanjang dg hifa tanpa septa

± Reproduksi aseksual dg membentuk zoosporangia dan fertilehyphae

± Zoospora dpt berjmlh sangat byk dan sgt berpotensimenginfeksi ikan

± Reproduksi seksual dpt juga terjadi dg intensitas jarang




Saprolegniasis

� Distribusi ± Semua bagian perairan, terutama pada air tawar, dapat

hidup pada salinitas mendekati 35

± Sebagian besar terdapat dlm perairan berlumpur

± Dpt tumbuh pada suhu 0 35 C, optimal 15 35 ± Zoospora dpt tersebar oleh aktifitas arus, burung atau

vektor yg lain

± Pertumbuhan dpt dipicu dg adanya material organik

� Epizootilogy ± Kekurangan nutrisi

± Kerusakan organ

± Stress




Saprolegniasis

� Gejala klinis

± Terbentuk lapisan spt kapas berwarna putihkecoklatan pada kulit, sirip, insang atau telur mati

± Bersifat opportunis (secondary infection) padaluka fisik

� Diagnosis

± Presumtif : Keberadaan lapisan spt kapasberwarna putih kecoklatan pada kulit, sirip, insangatau telur mati

± Identifikasi lebih lanjut dg pengamatan mikroskop




Pengendalian

� Bahan kimia:

± Malachite green

± Formalin

±Hydrogen peroxida

± Natrium chlorida

± Air laut

± Copper

±

IodophoreCATATAN: dosis dan durasi tergantung atas metode serta jenis dan fase fungi




Pengendalian

� Bakteri antagonis

± Pseud omonas fl uorescens menghambat S.

parasitica

± Bakteri menghasilkan antibiotik yang

menghambat fungi

� Organisme Grazing:

± Amphipoda: Gammarus pseud ol imnaeus

± Isophoda: Asell us mi l itaris




Pengendalian

� Penggunaan Chitosan

± Chitosan adalah bentuk deacylated dari chitin

(penyususun exoskeleton crustacea, dsb)

± Oomycetes membutuhkan kalsium dalam jumlahbanyak menjaga keseimbangan membran

± Chitosan menjadi kompetitor dalam mengikat kalsium

± 0,05-0,06% chitosan terbukti menghambat total

pertumbuhan S. parasitica dan A. piscicida




Pengendalian

� Irradiasi UV tidak efektif untuk

mengendalikan Oomycetes

� Pengembangan vaksinasi: ± Terdapat pembentukan protein serum terkait

dengan reaksi terhadap Oomycetes

± Namun vaksin untuk fungi belum tersedia




Ichthyophonus disease

� Ditemukan pertama kali tahun 1893, disebut jugaichthyosporidiosis

� Etiologi ±

Disebabkan oleh Ichthy o ponus hof ery ± Bersifat obligate parasit, tumbuh pada suhu 3 20 C,

optimum 10 C. berhenti tumbuh pada 30 C

± Membentuk kista dg lapisan ganda, berkembangmenjadi lebih banyak dlm kista, kmd membentuk kista

berfilamen ± Penularan terjadi melalui kotoran atau sisa bahan

organik lain yg tdp kista didalamnya (termakan hewanlain)





� Distribusi ± Semua organisme pada semua jenis perairan dan

habitat

�

Epizootiology ± Penularan terjadi melalui oral, menyebar dlm

intestinum dan terbawa sistem transportasi darahpada lokasi tertentu dlm tubuh

± Beberapa kasus terjadi penularan melalui

persentuhan organ yg luka ± Organ dg suplay darah terbesar adal lokasi infeksi

tertinggi (hati, ginjal, liver, otak, insang, otot, dll)





� Gejala Klinis

± Pada tk infeksi rendan s/d sedang tdk dpt terlihat

± Pd infeksi tinggi terjadi produksi lendir berlebih dg

warna gelap, diikuti perubahan warna kulit tubuh

menjadi lebih gelap dg noda-noda sandpaper effect

± Beberapa menunjukkan efek scoliosis atau lordosis

jika tjd serangan pd otot dan tulang

± Gejala internal adl tjd perubahan warna mjd lebih

terang (pucat)

± Terjadi necrosis pada otot





� Diagnosis

± Dg melihat tanda-tanda eksternal dan internal,

dilanjutkan pengamatan mikroskopis pada saluran

intestinum dan organ yg terinfeksi

� Pengendalian

± Pengobatan belum ditemukan

± Tindakan pencegahan dilakukan dg menjagakaulitas kolam pemeliharaan




Branchiomycosis

� Ditemukan 1912 pd jenis karper di Eropa

� Disebut brachiomycosis karena selalaumelibatkan insang mengurangi kemampuan

pengikatan oksigen� Disebut juga gill root atau European gill root

� Bersifat opportunistic dg penyebab utamamenurunnya kualitas air

�

Blooming alga, bahan organik berlebihan, suhudiatas 20 C, pH dan DO rendah adl kondisipendorong pertumbuhan organisme ini




Branchiomycosis

� Etiologi ± Branchi omyces sanguinis (pada filamen insang dan

lamella) dan B. demigrans (pada lapisan parenchyminsang).

±

Jamur bercabang dg hifa tanpa septa ± Perbedaan ukuran spora digunakan untuk

membedakan keduanya

± Tumbuh pada 14 35 C, optimum 25 32 C

� Distribusi ±

Semua ikan air tawar� Epizootiologi

± Dg spora melalui air

± Infeksi tertinggi tjd apabila tjd kondisi pH 5,8 6,5 ; DOrendah, air cenderung tenang, dan kepadatan tinggi




Branchiomycosis

� Gejala Klinis ± Infeksi akut menyebabkan ikan lemas (lethargic)

± Insang terihat merah terang, dg beberapa tempat pucatatau coklat

± Pada infeksi rendah dan menengah diagnosis masih sulitdilakukan

� Diagnosis ± Presumtif dg melihat kemampuan bernafas ikan

± Diagniosis lanjut dilakukan secara mikroskopis

� Pengendalian ± Sanitasi dan disinfeksi dg malachyte green, formalin,

copper sulfate, fungisida lainnya




Contoh Infeksi


Catfish_saprolegnia



Contoh Infeksi


Catfish_saprolegnia Saprolegnia on gills



Contoh Infeksi


Wet-mounts of larval Penaeus setiferus with advanced infections by the fungus

Lagenidium callinectes. Fig. 1 shows part of the cephalothorax and Fig. 2 is of theabdomen. Highly branched, generally non-septate hyphae, with prominent

refractile granules and oil droplets, nearly fill the bodies of the larvae. There is no

apparent host inflammatory response (i.e. hemocytic inflammation, melanization,

etc.) to the expanding mycelium. No stain. Magnifications: Fig. 1 = 70X; Fig. 2 =

450X.



Contoh Infeksi


Black, melanized lesions of the gills of

a subadult Penaeus californiensis due

to infection by Fusarium solani. Whenthe disease was first described in P.

japonicus, F. solani infections of gills

was called ̀ black gill disease'.

A subadult P. vannamei with a

prominent protruding,

melanized F. solani lesion on the

dorsal aspect of the second and

third abdominal segments



Contoh Infeksi


Another subadult P.

californiensis with well

developed F. solani lesions

on its head appendages. The

antennal scales and

antennular appendages have

been severely deformed or

destroyed by the fungus,

leaving melanized lesions at

the advancing interface

between the host andinvading fungus. Similar

lesions are common on the

tail fan as well.



Contoh Infeksi


Fusarium solani



Kondisi ekologis penyakit ikan

9/11/2009 par&peny ikan_agungC_gasal09_bdp0607 27

inang lingkungan

pathogen

Fungal_gasal08 Pak Mahendro

Documents

Transcript of Fungal_gasal08 Pak Mahendro