Frederickson Hyperlipidemia
description
Transcript of Frederickson Hyperlipidemia
Frederickson Type of HyperlipidemiaMoh. Syamsul Antuli
Universitas Sumatera Utara, 2009
1. Familial Chylomicronemia
Syndrome (Frederickson
Type I Hyperlipidemia)
Etiopatogenesis
Lipoprotein Lipase (LPL)
merupakan enzim yang
teletak di bagian endotel
kapiler, berfungsi
menghidrolisis trigliserida
dari kilomikron menjadi asam
lemak. Ketika enzim ini
fungsinya terganggu atau
mengalami defek fungsi,
maka kilomikron yang terdiri
dari trigliserida akan
terakumulasi di dalam serum.
Apo-C2 berada di dalam
trigliserida kaya lipoprotein
dan mengaktifkan LPL. Tanpa
LPL, kilomikron tidak dapat
dihidrolisis dan akan
menyebabkan
pengakumulasian trigliserida
di dalam serum.
Gejala Klinis
Pada pasien yang termasuk
pada klasifikasi ini, terjadi
eruptive Xanthoma. Eruptive.
Distribusi lesinya berada di
bagian permukaan extensor
dari ekstremitas (khususnya
lutut dan siku), bokong dan
tangan. Dalam
perkembangannya, lesi dapat
mempunyai halo, terjadi
inflamasi, dan gatal.
Penelitian juga menyebutkan
terdapat fenomena Koebner
pada lesi.
Penatalaksanaan
Tidak ada obat-obatan yang
secara efektif mengobati
chylomicronemia akibat
defisiensi LPL atau defisiensi
Apo-C2, cara yang paling
efektif adalah pengaturan
diet. Lemak dibatasi 20-30
g/hari. Sebagai tambahan,
dapat digunakan obat-obat
seperti fibrat, asam nikotinat
untuk menurunkan kadar
Trigliserida.
Prognosis
Jika kadar Trigliserida pasien
melampaui 200 mg/dl, pasien
mempunyai resiko yang
tinggi terkena akut
pankreatitis. Pasien pada
klasifikasi ini pada umumnya
tidak beresiko terkenal
penyakit jantung koroner,
walaupun beberapa pasien
didapatkan atherosclerosis.
2. Hypercholesterolemia
(Frederickson Tipe II
Hiperlipidemia)
Familial homozygous
Hypercholesterolemia
Partikel-partikel LDL yang
berada di dalam serum
diproses oleh sel hepar
melalui perikatan dengan
LDL reseptor. Ketika partikel
LDL berikatan dengan LDL
reseptor, partikel tersebut
kemudian akan diteruskan ke
lysosom dan akan mengalami
proses degradasi. Pada
pasien dengan Familial
Hypercholesterolemia (FH)
terjadi defisiensi genetik dari
LDL reseptor, yang berperan
penting pada proses
degradasi dari LDL.
Homozigot FH adalah suatu
keadaan terjadinya defek
pada kedua alel gen, yang
menyebabkan LDL reseptor
dari pasien tidak bekerja,
atau memiliki aktivitas yang
sangat rendah.
Familial Heteroyzygous
Hypercholesterolemia
Heterozygot FH merupakan
suatu keadaan yang lebih
umum daripada homozigot
FH. Dengan prevalensi 1:500.
Pada pasien dengan
Heterozigot FH, terjadi
kelainan yang sama dengan
pasien Homozigot FH, tetapi
pada pasien dengan
Heterozigot FH hanya terjadi
defek pada salah satu alel
gen.
Familial Defective
Apolipoprotein B-100
Apo-B100 merupakan satu-
satunya apolipoprotein yang
dihubungkan dengan LDL.
Apo-B100 membantu
pengikatan antara partikel
LDL dan LDL reseptor.
Familial defective Apo-B100
(FDB) adalah suatu penyebab
lain dari
hypercholesterolemia berat.
Pada pasien dengan FDB,
terjadi kelainan struktur dari
Apo-B100 yang
menyebabkan partikel LDL
tidak dapat berikatan dengan
LDL reseptor secara efektif.
Gejala Klinis
Pada pasien yang termasuk
dalam klasifikasi ini, terjadi
tendineus Xanthoma,
tuberous Xanthomas, dan
plane Xanthomas.
Tuberous Xanthoma muncul
sebagai lesi yang
berkembang secara lambat
menjadi papul kekuningan,
nodul, atau tumor yang
berlokasi di lutut, siku dan
permukaan ekstensor dari
badan dan telapak tangan.
Tendineus Xanthoma muncul
sebagai lesi yang berbentuk
papul atau nodul berdiameter
5 – 25 mm yang ditemukan
di tendon, khususnya di
tendon ekstensor di bagian
punggung tangan, bagian
dorsal kaki, dan di tendon
Achilles.
Plane Xanthoma muncul
sebagai lesi makula yang
datar atau papul yang sedikit
meninggi berwarna
kekuningan atau orange
yang menyebar secara difus.
Secara khusus, plane
Xanthoma banyak terdapat
pada kelopak mata, leher,
bahu, badan, dan ketiak
Penatalaksanaan
Pemberian statin telah
terbukti merupakan obat
yang efektif dalam
mengobati pasien tipe II ini.
Selain itu dapat dilakukan
diet rendah lemak /
kolesterol untuk mengontrol
kadar LDL di dalam darah
dan menghilangkan tendon
xanthoma di Achilles.
3. Dysbetaliproteinemia
(Frederickson Type III
Hyperlipidemia)
Etiopatogenesis:
Disbetalipoproteinemia
merupakan suatu gangguan
metabolisme lipid yang
ditandai dengan adanya
akumulasi dari dari residu
lipoprotein (residu kilomikron
dan residu VLDL). Pada
pasien ini, terdapat isoform
abnormal dari apo-E, yang
disebut apo-E2. Isoform
normal adalah apo-E3 dan
apo-E4, isoform-isoform ini
membantu uptake residu-
residu kilomikron dan VLDL
oleh hati. Karena adanya
Apo-E2, uptake dari residu-
residu kilomikro dan VLDL
terganggu, yang pada
akhirnya dapat
menyebabkan akumulasi
residu ini di dalam serum.
Walaupun demikian kelainan
Apo-E sendiri tidak dapat
menyebabkan gangguan
atau memunculkan lesi
xanthoma, dibutuhkan suatu
kelainan lain yang turut
mendukung, misalnya
Hypotiroid, Obesitas, DM
( 1% dari populasi
mempunyai Apo-E2 genotip,
tapi hanya 0.01% yang
terkena Tipe III
hyperlipidemia).
Gejala Klinis
Sekitar 2/3 dari pasien yang
termasuk dalam klasifikasi ini
terdapat tuberoeruptive dan
tuberous Xanthoma. Juga
dapat ditemukan deposit
lemak pada telapak tangan
(Xanthoma striatum
palmare). Terkadang, dapat
juga ditemukan manifestasi
dari tendon xanthoma dan
xantelasma.
Palmar xanthoma muncul
sebagai lesi berbentuk nodul
atau papul berbentuk
iregular yang berwarna
kuning, yang terdapat di
telapak tangan, bagian
flexural dari jari.
Xanthelasma adalah suatu
bentuk xanthoma yang
paling banyak ditemukan.
Lesinya muncul secara
simetris di bagian atas dan
bawah dari kelopak mata.
Lesinya lunak, dapat
berbentuk papul atau plak
yang berwana kekuningan.
Laboratorium
Plasma cholesterol dan kadar
TG meningkat dengan
derajat yang sama
(cholesterol dapat meningkat
7.0 mmol/L sedang TG dapat
meningkat 4,0 mmol/L).
Diagnosis pasti dapat
ditegakkan dengan
mengidentifikasi Apo-E2
isoform, yang merupakan
penyebab dari kelainan ini.
Penatalaksanaan
Pengobatan pada penyakit
metabolik yang menyertai
seperti obesitas, Diabetes
Mellitus atau hipotiroidisme
akan membantu menurunkan
kadar lipid dan
menghilangkan lesi
xanthoma. Dapat juga
diberikan asam fibrat atau
asam nikotinat, tetapi jika
kadar kolesterol meningkat
secara drastis, terapi statin
lebih efektif.
Sedang pada xantelasma,
terdapat banyak pilihan yang
dapat dilakukan untuk
menghilangkan xantelasma
melalui pembedahan, antara
lain:
1. Eksisi
Untuk ukuran lesi yang
kecil, dianjurkan untuk
melakukan eksisi, bekas
luka ditutupi dengan cara
dijahit.
Eksisi luas, cenderung
pada kelopak mata bagian
bawah, lesi padat tebal.
Eksisi yang sederhana
pada lesi yang berukuran
besar dapat menimbulkan
retraksi kelopak mata,
ektropion. Xantelasma
dapat dimasukkan ke
dalam bedah kosmetik,
meskipun blepharoplasty
dapat meningkatkan
resiko terjadinya formasi
ektropion.
2. Ablasi Laser Argon
Merupakan salah satu
metode dari penanganan
xantelasma, penguapan
dangkal yang superfisial
dengan teknik
perombakan atau teknik
elektromagnetik untuk
menghilangkan plak
Xanthoma yang berwarna
kuning.
3. Kauterisasi Kimia
Menggunakan chlorinated
acetic acids, metode ini
sangat efektif
menghilangkan
xantelasma, dengan
mempresipitasi,
mengkoagulasi protein
dan melisiskan lemak.
Jenisnya
monochloroacetic acid,
dicholoroacetic acid, dan
trichloroacetic acid.
4. Elektrodesikasi dan
Krioterapi
Xantelasma juga dapat
dihilangkan dengan
metode ini, tapi
pengobatan ini sangat
jarang digunakan karena
sering meninggalkan
bekas luka dan juga dapat
menyebabkan
hipopigmentasi.
5. Skin Graft
Metode ini digunakan
untuk alasan kosmetik
pada bedah rekonstruksi
digunakan pada
xantelasma yang luas.
Skin graft berarti kulit
pada area tertentu di
tubuh, dengan bedah
dipindahkan dan
ditransplantasikan pada
area lain di tubuh. Skin
graft dibagi menjadi split-
thickness skin graft, yang
mengambil lapisan teratas
kulit dan full thickness
skin graft, yang
mengambil seluruh
lapisan kulit.
Prognosis
Pasien dengan Tipe III
hiperlipidemia mempunyai
resiko tinggi terkena
penyakit Jantung Koroner dan
sering juga terkena penyakit
arteri perifer.
4. Familial
Hypertriglyceridemia
(frederickson tipe IV
Hyperlipidemia)
Etiopatogenesis
Etiologinya sampai sekarang
masih belum diketahui. Pada
pasien dengan Familial
Hypertriglyceridemia, hepar
memproduksi VLDL secara
berlebihan (overproduksi).
Defek yang mendasari
kelainan pada pasien ini
belum diketahui secara
pasti1. Namun ada yang
menyebutkan bahwa
Obesitas, Diabetes Melitus
dan alcohol merupakan
faktor pencetus terjadinya
kelainan ini.
Gejala Klinis
Pada pasien dengan Familial
Hypertriglyceridemia,
Xanthoma jarang ditemukan.
Pasien dengan klasifikasi ini
biasanya ditemukan pada
pemeriksaan kadar lipid
rutin. Namun, kadang-
kadang dapat ditemukan
eruptive xanthoma pada
bokong dan tangan.
Laboratorium
Pada pasien ini ditemukan
kadar Plasma TG meningkat
secara moderat, tidak
sebanyak pada pasien
dengan Tipe I hiperlipidemia.
Penatalaksanaan
Hal yang palin esensial
adalah diet rendah lemak
dan menurunkan berat badan
ke berat badan ideal. Selain
itu mengobati kelainan
metabolik yang turut
menyertai penyakit ini,
seperti Dibetes mellitus,
Obesitas, dan penyakit tiroid
tidak kalah pentingnya.
Selain itu penderita juga
harus menjauhi sukrosa dan
alkohol. Jika diet saja tidak
berhasil dapat diberikan
fibrat (Fenofibrate atau
gemfibrosil) yang dapat
mengontrol hiperlipidemia-
nya.
5. Familial
Hypertriglyceridemia :
Chylomicronemia
Combined with
Endogenous
Hypertriglyceridemia
(Frederickson Type V
Hyperlipidemia)
Etiopatogenesis
Pada pasien dengan
gangguan ini, terjadi
kombinasi antara dua defek,
yaitu defek pada
metabolisme trigliserida dan
overproduksi dari VLDL.
Kedua hal abnormal ini dapat
mempunyai penyebab yang
berbeda-beda, misalnya
defek pada enzim LPL, defek
pada LDL reseptor.
Gejala Klinis
Pada pasien ini ditemukan
eruptive xanthoma, nyeri
abdominal, dan kadang-
kadang dapat terserang akut
pankreatitis.
Laboratorium
Pada pasien akan didapatkan
kenaikan kadar chylomicron
dan VLDL di dalam darah.
Penatalaksanaan
Yang terutama adalah
menurunkan berat badan
sampai pada berat badan
yang ideal dengan cara diet
rendah leak dan mengurangi
karbohidrat. Selain itu dapat
diberikan asam fibric
(contoh : gemfibrozil) untuk
mengatasi hiperlipidemianya.
Heparin dapat diberikan pada
pasien yang mempunyai
pankreatitis akut untuk
menstimulasi aktivitas enzim
lipoprotein lipase (LPL).
Prognosis
Pasien dengan tipe V
hiperlipoprotenemia
mempunyai faktor resiko
tinggi untuk terkena penyakit
jantung koroner, dan
biasanya bermanifestasi
sebagai penyakit arteri
perifer. Resiko untuk terkena
pankreatits akut juga
meningkat jika kadar
trigliserida melewati 2000
mg/dl.