frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya...

97
Prof DR. A. YUSUF IMAM SUJA’I, MP EKONOMI MANAJERIAL : PENERAPAN FUNGSI DEMAN – SUPLAI DAN PRODUKSI Dalam KEBIJAKSANAAN BISNIS mm18-upnjatim

Transcript of frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya...

Page 1: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Prof DR. A. YUSUF IMAM SUJA’I, MP

EKONOMI MANAJERIAL :

PENERAPAN FUNGSI DEMAN – SUPLAI DAN PRODUKSI

Dalam KEBIJAKSANAAN BISNIS

mm18-upnjatim

Page 2: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan
Page 3: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Prof DR. A. YUSUF IMAM SUJA’I, MP

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP EKONOMI MANAJERIAL

mm18-upnjatim

Page 4: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan
Page 5: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

1

Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada

keharusan melakukan pengelolaan sumberdaya (resources) secara efektif, efisien dan berkelanjutan agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien.

Berbagai sumber daya harus diperoleh dan diorganisasikan sedemikian rupa sehingga mampu memberikan manfaat semaksimal mungkin.

Alat yang dapat digunakan untuk membantu manajer dalam pemecahan problema bisnis adalah metodologi ekonomi manajerial.

Ekonomi Manajerial adalah ilmu yang menerapkan dan memadukan konsep dan metodologi ekonomi serta teori pengambilan keputusan dalam bisnis untuk memecahkan berbagai problema manajerial.

Konsep ekonomi antara lain meliputi perilaku produsen, perilaku konsumen, struktur pasar, dan teori harga. Teori pengambilan keputusan berkenaan dengan alat dan teknik analisis yang meliputi : analisis numerik, statistik, peramalan (forecasting), teori permainan (game theory) dan matematika (Gambar 1).

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

2

Gambar 1 PERANAN EKONOMI MANAJERIAAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MASALAH MANAJERIAL DI BIDANG BISNIS : * Produk * Input * Harga * Pemasaran

SOLUSI OPTIMAL

EKONOMI MANAJERIAL

TEORI EKONOMI * Consumer Behavior * Producer Behavior * Demand Supply * Pricing Theory * Market Structure

TEORI KEPUTUSAN * Analisis Numrerik * Estimasi Statistik * Peramalan * Teori Permainan * Optimasi

Page 6: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

3

Y = f (X) (Mempunyai nilai maksimum dan atau minimum)

FIRST ORDER CONDITION : dY = 0 akan diperoleh Xi dX SECOND ORDER CNDITION : d2Y a) < 0 maka Xi absis titik maks dX2 dan Ymak = f ( Xi ) x=xi d2Y b) > 0 maka Xi absis titik minimum dX2 dan Ymin = f ( Xi ) x=xi d2Y c) = 0 Maka Xi absis titik belok dX2 dan YB = f ( Xi ) x=xi

Gambar 2 Peran Unit-unit Dalam Perusahaan Dalam Upaya

Memaksimumkan Nilai Perusahaan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

4

MEMAKSIMUMKAN NILAI PERUSAHAAN

MEMAKSIMUMKAN LABA

UNIT PRO-DUKSI

UNIT PEMA-SARAN

UNIT KEUA-NGAN

UNIT SDM

UNIT ADM

OPTIMAALISASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Page 7: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

5

MODEL EKONOMI P = p(Q) TR = Q x P TR = Q x p(Q) TC = c(Q) = TR – TC = Q p(Q) - c(Q)

Page 8: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan
Page 9: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Prof DR. A. YUSUF IMAM SUJA’I, MP

APLIKASI DEMAND & SUPPLY

Dalam

KEBIJAKSANAAN DI BIDANG HARGA DAN PENJUALAN

mm18-upnjatim

Page 10: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan
Page 11: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

5

MODEL EKONOMI P = p(Q) TR = Q x P TR = Q x p(Q) TC = c(Q) = TR – TC = Q p(Q) - c(Q)

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

6

Tujuan utama perusahaan adalah memaksi-mumkan nilai perusahaan. Untuk bisa memaksimumkan nilai perusahaan, penjualan hendaknya dilaksanakan secara optimal sehingga menghasilkan keuntungan maksimum

Model alat analisis yang dapat digunakan untuk menetapkan keputusan penjualan optimal adalah Fungsi Permintaan, Fungsi Penawaran dan Fungsi Biaya.

Fungsi – fungsi tersebut harus diestimasi melalui research dengan menganalisis hubungan antara jumlah produk terjual, harga dan total biaya.

Dengan tersedianya fungsi-fungsi permintaan, penawaran dan biaya, dan dengan menggunakan kaidah optimasi, dapat diidentifikasi jumlah produk yang harus dijual agar menghasilkan keuntungan maksimum.

Permintaan (quantity of demand) didifinisikan sebagai jumlah barang dan jasa yang akan dibeli oleh konsumen pada tingkat harga dan dalam periode tertentu.

Harga dalam hal ini merupakan harga tertinggi di mana konsumen bersedia membayarnya.

Page 12: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

7

Periode bisa perupa hari (permintaan per hari), bulan (permintaan per bulan) atau tahun (permintaan per tahun) dan periode-periode lainnya.

Ada dua jenis permintaan yaitu (1) permintaan individual dan (2) permintaan pasar

Permintaan individual adalah permintaan terhadap suatu barang dan jasa oleh perorangan.

Permintaan pasar merupakan penjumlahan seluruh permintaan individual dalam suatu pasar.

Gambar 4 Permintaan Individual dan Permintaan Pasar

P P P

Q Q Q QA QB QD

Permintaan Permintaan Permintaan pasar Individual A individual B merupakan total permintaan individual

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

8

Fungsi Permintaan menunjukkan hubungan fungsi antara jumlah barang yang diminta oleh pasar dengan berbagai faktor (variabel) yang mempengaruhinya. Berbagai variabel tersebut dapat dikelompollan ke dalam :

Variabel Strategis, antara lain : Harga barang itu sendiri (P) Periklanan (A) Kualitas barang (K) Desain barang (S) Saluran distribusi (C)

Variabel Konsumen, antara lain : Pendapatan konsumen (Y) Selera konsumen (T) Pendidikan konsumen (Ed) Umur konsumen (U) Ekspektasi harga barang yang akan datang

(PE) Ekspektasi tersedianya barang yang akan

datang (QE)

Page 13: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

9

Variabel Pesaing, antara lain : Harga barang substitusi (PS) Harga barang komplementer (PC) Harga barang-barang lain (PL) Periklanan perusahaan pesaing (AK) Saluran distribusi perusahaan pesaing (CK) Kualitas produk pesaing (KK) Desain produk pesaing (SK)

Selain harga jual barang dan jasa (P), variabel pengaruh lainnya disebut variabel penentu permintaan.

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

10

QDX = F{PX, PS, PC, A, K, S, C, Y, T, E, PE, QE, YE, CK, KK, AK }

Tabel 1 Hubungan antara jumlah barang yang diminta dengan

beberapa variabel penentu pada periode tertentu

No Variabel Penentu Notasi Sifat hubungan

1 Harga produk PX Negatif 2 Harga produk substitusi PS Positif 3 Harga prod komplementer PC Negatif 4 Promosi A Positif 5 Kualitas produk K Positif 6 Desain produk S Positif 7 Saluran distriusi C Positif 8 Pendapatan konsumen Y Positif (br. nornal)

Negatif (br. nferior) 9 Rasa/selera T Positif

10 Pendidikan E Positif 11 Ekspektasi konsumen pada

harga yang akan datang

PE

Positif

12 Ekspektasi konsumen pada tersedianya produk jad

QE

Negatif

13 Ekspektasi pendapatan kon- sumen y.a.d

YE

Positif

13 Saluran dist prod pesaing CK Negatif

14 Desain produk pesaing SK Negatif 15 Kualitas produk pesaing KK Negatif 16 Promosi produk pesaing AK Negatif

Page 14: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

11

Pengaruh variabel harga barang sendiri, menye-babkan perubahan harga dan permintaan karena harga bergerak sepanjang kurve

Pengaruh variabel penentu akan menyebabkan berubahnya harga dan permintaan karena berge-sernya kurve permintaan kekiri (bila hubungannya negatif) dan ke kanan bila hubungannya positif)

Contoh 1 : QDV = 23 – 1,2 PV + 0,6 PS + 0,8 PL + 0,5 Y + 5 A

QDV = jumlah permintaan Avanza dalam ribuan unit PV = harga Avanza (Rp. juta) PS = harga Senia (Rp. Juta) PL = harga Livina (Rp. juta) Y = pendapatan masyarakan yang dapat dibelanjakan

/kapita/tahun (Rp. juta) A = kegiatan advertensi (Rp. juta)

Bilamana : Harga Senia - Rp. 125 juta Harga Grand Livina - Rp. 145 juta Pendapatan masyarakat - Rp. 36 juta/kapita/tahun Advertensi - Rp. 75 juta /unit QDX = 32 – 1,2 PV + 0,6(125) + 0,8(145)

+ 0,5(36) + 5 (75)

QDV = 616 – 1,2 PV

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

12

Tabel 2 :Skedul permintaan : QDV = 616 – 1,2 PV

Skedule Penjualan

Harga Jual Avanza : PV (Rp. juta)

Jml Permint Avanza : QDV (ribuan Unit)

A 120 472 B 130 460 C 140 448 D 150 436 E 160 424 F 170 412

Gambar 5 Kurva Permintaan Avanza Berdasarkan Fungsi Permintaan QDV = 616 – 1,2 PV PV 170 F {412 ; 170} 160 E {424 ; 160} 150 D {436 ; 150}

140 C {448 ; 140} 130 B {460 ; 130} 120 A {472 ; 120} 0 QDV 412 424 436 448 460 472

Page 15: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

13

Penawaran merupakan sejumlah barang dan jasa yang ingin disediakan oleh perusahaan (produsen) untuk dijual pada harga dan periode tertentu.

Fungsi penawaran merupakan hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan oleh pemasok dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Beberapa variabel yang mempengaruhi jumlah barang/jasa yang ditawarkan antara lain : Harga barang & jasa yang ditawarkan (P) Harga masukan yang digunakan dalam produksi

(PI) Harga barang & jasa substitusi (PS) Harga barang & jasa komplementer (PC) Ekspektasi produsen pada harga barang & jasa

yang ditawarkan di masa yang akan datang (PE) Jumlah perusahaan yang pemproduksi barang &

jasa sejenis (N) Teknologi yang digunakan dalam memproduksi

(Tn) Kondisi ekonomi (G) Kondisi Politik (L) Kondisi kemanan (A)

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

14

Bentuk umum hubungan fungsi antara jumlah penawaran dengan berbagai variabel yang mempe-ngaruhinya dinyatakan sebagai :

QS = f {P, Pi , PS , PC , PE , N, Tn, G, L, A, …..}

Hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan

dengan beberapa variabel penentu pada periode tertentu

Tabel 3

No Variabel Penentu Notasi Sifat hubungan

1 Harga produk X P Positif 2 Harga masukan (input) Pi Negatif 3 Harga produk substitusi PS Negatif 4 Harga produk komplementer PC Positif 5 Ekspektasi harga PE Negatif 6 Teknologi yang tersedia Tn Positif 7 Banyaknya produsen sejenis N Positif 8 Pertumbuhan Ekonomi G Positif 9 Kondisi Politik L Positif

10 Keamanan A Positif

Sebagaimana pada permintaan, variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan selain harga barang dan jasa yang ditawarkan disebut variabel penentu penawaran.

Page 16: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

15

Perubahan variabel penentu penawaran akan menyebabkan kurve penawaran bergeser ke kiri (bila hubungannya negatif) atau ke kanan (bila hubungannya positif)

Gambar – 6 : Penawaran Individual dan Penawaran Pasar

P P P

Q Q Q QA QB QS

Penawaran Penawaran Penawaran Individual individual pasar (total Produsen A Produsen B penawaran individual

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

16

Contoh 2 : Berdasarkan hasil riset, perubahan jumlah penawaran

bulanan mobil station “Avanza” di Jawa, yang didasarkan pada bebagai variabel pengaruhh yaitu perubahan harga Avanza (PV), harga Senia (PS), upah tenaga kerja (W), suku bunga pinjaman (i). Model fungsi penawaran Avanza hasil analisis dinyatakan sebagai berikut :

QSV = 325 + 5 P – 0,2 PL - 10 W - 10 i

QSV = jumlah permintaan Avanza dalam ribuan unit PV = harga Avanza (Rp. juta) W = upah tenaga kerja (Rp. juta) PL = harga Grand Livina (Rp. juta) i = suku bunga pinjaman (%) Bilamana :

Harga Grand Livina (PL) - Rp. 145 juta Upah Tenaga Kerja (W) - Rp. 25 juta Suku Bunga Bank (i) - 10 % QSV = 325 + 5 PV – 0,2 (145) - 10 (25) – 100 (0.1) QSV = 36 + 5 PV Dari persamaan fungsi penawaran tersebut, dapat

ditetapkan skedule penawaran Avanza pada berbagai variasi harga, skedul penawaran mana bisa digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan produksi :

Page 17: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

17

Tabel 4 Skedul Penawaran : QSV = 36 + 5 PV

Penjualan Harga PV (Rp. juta) Kuantitas : QSV (ribuan unit) A 120 636 B 130 686 C 140 736 D 150 786 E 160 836 F 170 886

Gambar 6 : Kurva Penawaran Avanza Berdasarkan Fungsi Penawaran QSV = 36 + 5 PV PV

170 160 150 140 130 120 0 Q/t 636 686 736 786 836 886

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

18

Pada pasar, terjadi interaksi (tarik menarik) antara permintaan dan penawaran, sehingga pada suatu harga tertentu jumlah barang dan jasa yang ditawarkan sama dengan jumlah barang dan jasa yang diminta. Pada kondisi ini dinamakan market equilibrium (ekuilibrium pasar) atas barang dan jasa tersebut

Gambar 7 Ekuilibrium Pasar

P (SU) Excess supply QS = a + b P P1 A B P0 E P2 F G Excess demand QD = m + n P

0 Q0 Q/bulan (Unit)

Berdasarkan contoh terdahulu tentang permintaan

dan penawaran Toyota Avanza, maka market equilibrium Toyota Avanza dapat dihitung sebagai berikut :

Page 18: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

19

QDV = 616 – 1,2 PV

QSV = 36 + 1,8 PV

Ekuilibrium terjadi saat QDV = QSV

Jadi 616 – 1,2 PV = 36 + 1,8 PV

4 PV = 580

PV = Rp. 145 juta

QDV = 616 – 1,2 (145) = 442 ribu unit

Gambar 8 Ekuilibrium Pasar Avanza

P (Rp.juta) QS = 36 + 1,8 P 145 E QD = 616 - 1,2 P

0 442 Q/bln

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

20

Elastisitas permintaan didifinisikan sebagai persen

perubahan jumlah permintaan dibagi persen perubahan harga barang.

ARC ELASTICITY (ELASTISITAS BUSUR) % perubahan Q EX = …………………………… 1 % perubahan Xi Qt – Qt-1 ½ (Qt + Qt-1)

EX = Xt – Xt-1 ½ (Xt + Xt-1) Qt – Qt-1 Xt + Xt-1

EX = x ………………………. 2 Xt – Xt-1 Qt + Qt-1 Qt – Qt-1 = Q dan Xt – Xt-1 = X.

Page 19: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

21

POINT ELASTICIRY (ELASTISITAS TITIK)

Bilamana X mendekati 0 berarti Xt = Xt-1, ½ (Xt+Xt-1) = X, maka Q juga mendekati 0 dan Qt = Qt-1 serta ½ (Qt+Qt-1) = Q. Rumus elastisitas permintaan 2.6 dapat ditulis menjadi :

Q X dQ X EXi = Limit x = x Xi 0 Xi Q dXi Q Jenis-jenis Elastisitas Permintaan : Berdasarkan faktor (variabel) yang mempengaruhi

jumlah permintaan barang/jasa, dikenal beberapa jenis Elastisitas Permintaan, yaitu :

OWN PRICE OLASTICITY OF DEMAND

Elastisitas Permintaan Q terhadap harga barang/jasa jbs (Own Price Elasticity of Demand, dirumuskan sebagai :

Point Elasticity : dQ P EP = x ……………………………… 3 dP Q

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

22

Arc Elasticity : Qt – Qt-1 Pt + Pt-1 EP = x ………………… 4 Pt – Pt-1 Qt + Qt-1 CROSS PRICE ELASTICITY OF DEMAND Elastisitas Permintaan Q terhadap Harga

barang/jasa lain atau Cross Price Elasticity of Demand. Misalnya Elastisitas permintaan barang/jasa Q karena perubahan harga barang Y dirumuskan sebagai :

Point Elasticity : dQ PY

EQ/Y = x ………...………….……………. 5 dPY Q Arc Elasticity : Qt – Qt-1 PXt + PXt-1 EQ/Y = x …….....…….. 6 PXt – PXt-1 Qt + Qt-1

Page 20: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

23

Ada dua kemungkinan nilai Cross Price Elasticity of Demand, yaitu :

Bilamana EX/Y > 0 (positif) mmengindikasikan bahwa barang X dan barang Y merupakan dua jenis barang yang saling bersubstitusi

Bilamana EX/Y < 0 (negatif) menunjukkan bahwa barang X dan barang Y merupakan dua jenis barang yang saling komplementer

Elastisitas Permintaan Q terhadap perubahan

faktor Xi dirumuskan sebagai : Point Elasticity : dQ Xi

EQ/Y = x ………..…..……………. 7 dXi Q Arc Elasticity : Qt – Qt-1 Xit + Xit-1 EQ/Y = x ..……….…... 8 Xit – Xit-1 Qt + Qt-1

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

24

Faktor lain Xi bisa berupa vriabel-variabel penentu permintaan lainnya baik variabel strategis, variabel konsumen maupun variabel pesaing. Nilai elastisitas permintaan apakah negatif atau positif, tergantung dan searah dengan hubungan antara jumlah permintaan dengan variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan sebagaimana Tabel 1

Berikut ini diberikan beberapa contoh penerapan

Elastisitas Permintaan dalam upaya pemecahan problema bisnis

Contoh 4 Untuk memperjelas bagaimana menghitung elastisitas permintaan terhadap perubahan harga baik elastisitas titik maupun elastisitas busur. Perhatikan kembali contoh Fungsi Permintaan mobil Avanza yaitu QDV = 616 – 1,2 PV yang kurvenya sebagaimana Gambar 8 berikut ini :

Page 21: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

25

Gambar 8 : Kurva Permintaan Avanza QDV = 616 – 1,2 PV P

170 F {412 ; 170} 145 G {442 ; 145} 130 B {460 ; 130} 0 412 442 460 Q/bln Elastisitas Harga di Titik F : QDV = 616 – 1,2 PV Pada saat harga PF = 170, QF = 616 – 1,2 (170) = 412 dQ PF EF = x = - 1,2 ( 170/412) = - 0,495 dP QF

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

26

Elastisitas Harga di Titik B QDV = 616 – 1,2 PV

Pada saat harga P = 130,

Q = 616 – 1,2 (130) = 460 . dQ P EP = x = - 1,2 ( 130/460) = - 0,339 dP Q Elastisitas harga dari titik F ke titik B (arc elasticity) Pada titik FA : QF = 412 dan PA = 170 SU

Pada titik B : QB = 460 dan PB = 130 SU

QB – QF PB + PF 460 - 412 130 + 170 EP = x = x PB – PF QB + QF 130 – 170 460 + 412 EP = (-1,2) ( 300/872) = – 0,413 Contoh 5 Checkers’ Pizza baru-baru ini memutuskan untuk menaikkan harga pizza ukuran besar dari $ 9 menjadi $ 12 mengikuti kenaikan biaya tenaga kerja dan bahan baku. Sayangnya penjualan merosot tajam dari 16.200 menjadi 9.000 pizza per minggu. Dalam usaha untuk memperoleh kembali penjualan yang hilang tersebut,

Page 22: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

27

Checkers’ Pizza melakukan promosi kupon yang menawarkan pemotongan harga sebesar $ 5 dari harga rutinnya. Pencetakan kupon dan biaya distribusi berjumlah $ 50 per minggu dan merupakan kenaikan yang cukup besar dalam anggaran periklanan yang umumnya sebesar $ 3.250 per minggu. Walaupun memerlukan biaya tambahan, promosi tersebut dinilai berhasil karena terbukti sangat populer di antara para pelanggan. Dalam periode terakhir sebelum berakhirnya masa promosi itu, kupon dipergunakan 40 % dari semua pembelian dan penjualan mingguan meningkat menjadi 15.000 pizza. a. Hitunglah elastisitas harga busur yang disiratkan oleh

tanggapan awal terhadap kenaikan harga Chekers’ pizza

b. Hitung penurunan harga efektif yang dihasilkan dari promosi kupon

c. Berdasarkan penurunan harga yang dikaitkan dengan promosi kupon tersebut, dan dengan mengasumsikan tidak adanya perubahan dalam elastisitas harga dari permintaan, hitung elastisitas busur dari periklanan Checkers’ pizza tersebut

Jawab 5

a) P0 = $ 9 dan P1 = $ 12 Q0 = 16.200 unit/minggu dan Q1 = 9000

unit/minggu

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

28

Elastisitas harga busur 9000 – 16200 12 + 9 E = x = - 2 12 – 9 9000 + 16200 b) Penurunan harga efektif yang dihasilkan dari promosi

kupon : TR = (40 % x15.000) $7 + (60 % x 15.000) $12 TR = 150.000 Harga rata-rata Pizza P2 = $ 150.000/15.000 = $ 10 Penurunan harga efektif = (10.000 – 12.000)/12.000 = 16,67 % c) Elastisitas busur dari periklanan :

Q2 – Q1 A2 + A1

EAB = x A2 – A1 Q2 + Q1 15.000 - 16.200 50 + 3,25 = x 50 - 3,25 15.000 + 16.200 EA/B = - 0.044

Page 23: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

29

Contoh 6 Permintaan kopi bubuk “Kapal Karam” diasumsikan 10 ton per minggu dengan harga Rp. 12 juta/ton. Pemerintah akan menetapkan kenaikan harga eceran gula dari Rp.4 juta / ton menjadi Rp. 4,5 juta / ton. Tentu saja produsen kopi bubuk “Kapal Karam” kawatir akan berpengaruh pada volume penjualan produknya. Oleh karena itu ia melakukan survei. Hasil analisis data menunjukkan bahwa Elastisitas Harga Silang Kopi Bubuk ”Kapal Karam” terhadap harga gula yaitu EK/G = -1,5. Bilamana kebijaksanaan itu dilaksanakan, berapa penurunan penjualan kopi bubuk “Kapal Karam” tersebut per minggu ? Jawab 6 QK2 – QK1 PG2 + PG1 EK/G = x PG2 – PG1 QK2 – QK1 QK1 = 10 ton QK2 = ? PG1 = Rp. 4 juta/ton PG2 = Rp. 4,5 juta/ton EK/G = -1,5

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

30

QK2 – QK1 PG2 + PG1 -1,5 = x PG2 – PG1 QK2 + QK1 QK2 – 10 4,5 + 4,0 -1,5 = x 4,5 – 4,0 QK2 + 10 8,5 (QK2 – 10) -1,5 = 0,5 (QK2 + 10) -0,75 QK2 – 7,5 = 8,5 QK2 – 85

9,25 QK2 = 77,5

QK2 = 8,378 ton Penurunan penjualan kopi cap kapal api = 10 ton – 8,378 ton = 1,622 ton per minggu

Page 24: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

31

Contoh 7 Dua jenis produk rokok kretek filter yaitu Surya-12 (PT Gudang Garam) dan Djarum Super (PT. Djarum Kudus) adalah dua jenis produk yang dalam kasus ini diasumsikan satu level dan saling bersubstitusi. Data hipotetik kedua jenis rokok pada satu wilayah pemasaran tertentu adalah sebagai berikut : Sampai akhir Desember 2005, ketika harga Surya-12 Rp. 47.500/slop, omset penjualan Djarum Super pada periode yang sama mencapai 10.000 slop/hari pada harga yang berlaku di pasar tersebut. PT. Gudang Garam merencakan menaikkan harga Surya-12 pada tahun 2006 menjadi Rp. 49.500/slop. Naiknya harga Surya-12 ini diperkirakan akan mempengaruhi volume penjualan Djarum Super. Bilamana elastisitas permintaan silang Djarum Super terhadap perubahan harga Surya-12 (ED/S) = 1,25 dan diasumsikan harga rokok Jarum Super tidak berubah dan faktor-faktor pengaruh lainnya konstan, berapakah volume penjualan Djarum Super di wilayah pemasaran ini setelah ada kenaikan harga Surya-12,

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

32

Jawab 7 Misal volume penjualan Djarum Super setelah kebijaksanaan harga oleh PT. GGRM adalah QD2 PG1 = Rp. 47.500 QD1 = 10.000 sLOP PG2 = Rp. 49.500 QD2 = ? QD2 - 10.000 49.500 + 47.500 ED/S = x 49.500 – 47.500 QD2 + 10.000 97.000 (QD2 – 10.000) 1,25 = 2.000 (QD2 + 10.000) 48,5 (QD2 – 10.000) 1,25 = (QD2 + 10.000) 1,25 (QD2 + 10.000) = 48,5 (QD2 – 10.000) 1,25 QD2 + 12.500 = 48,5 QD2 - 485.000 47,25 QD2 = 497.500 QD2 = 10.529 slop

Page 25: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

33

Manajemen dalam pengambilan keputusan

penjualan diasumsikan bertindak rasional, artinya dalam keputusan yang berkenaan dengan harga dan penjualan, ditujukan untuk mencapai penjualan optimal yaitu penjualan yang memaksimumkan laba.

Untuk mengidentifikasi penjualan yang memaksi-

mumkan laba dapat dilakukan dengan pendekatan marjinalitas.

Teori ekonomi menjelaskan bahwa suatu

penjualan akan menghasilkan laba maksimum bilamana Marginal Revenue (MR) sama dengan Marginal Cost (MC). Teori ini bisa dibuktikan sebagai berikut :

a) Berdasarkan pendekatan teori ekonomi

kuantitas permintaan merupakan fungsi dari harga atau Q = q(P) dan dengan pendekatan matematika fungsi permintaan dapat juga dinyatakan harga sebagai fungsi permintaan atau P = p (Q).

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

34

b) Penerimaan penjualan atau Total Revenue ( R ) sama dengan harga kali jumlah barang terjual atau R = P x Q sehingga Total Revenue ( R ) merupakan fungsi dari kuantitas permintaan atau R = r (Q).

c) Total Biaya terdiri dari biaya tetap dan biaya

variabel. Biaya tetap adalah biaya yang untuk periode dan/atau kapasitas produksi/penjualan tertentu jumlahnya tetap, sedang biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah secara proporsional dengan perubahan jumlah produksi/penjualan. Dengan demikian Total Biaya (C) merupakan fungsi dari kuantitas permintaan dapat ditulis sebagai C = c (Q).

d) Laba diperoleh dari Total Revenue (R)

dikurang Total Cost (C) dapat ditulis sebagai = R – C, di mana R = r(Q) dan C = c(Q) sehingga = r(Q) - c(Q).

Laba maksimum tercapai bilamana : d/dQ = 0

d dr(Q) dc(Q) = – = 0

dQ dQ dQ

Page 26: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

35

dr(Q) dc(Q) – = 0 dQ dQ

dr(Q) dc(Q) = ………………………………… (a) dQ dQ

dr(Q) = Marginal Revenue (MR) dQ

dc(Q) = Marginal Cost (MC) dQ

sehingga persamaan (a) menjadi MR = MC yang merupakan sarat tercapainya laba maksimum.

Syarat Tercapainya

Laba Maksimum

MR = MC

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

36

KEBIJAKSANAAN HARGA DAN PENJUALAN PADA PASAR MONOPOLI

Karakteristik yang mendasar dari Pasar Monopoli,

bahwa harga ditentukan oleh Monopolist (penjual) sehingga harga selalu berubah-ubah (variable) sesuai dengan keinginan dan kebijaksanaan Monopolist Harga barang/jasa dalam pasar monopoli merupakan fungsi dari kuantitas permintaan serta dirumuskan sebagai P = a + bQ di mana nilai b < 0.

Penjualan yang memaksimumkan laba dianalisis sebagai berikut :

Harga : AR = P = a + bQ Revenue : R = PQ R = (a + bQ) Q R = aQ + bQ2 MR = dR/dQ = a + 2Bq Laba maksimum tercaoai bilamana MR = MC

Page 27: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

37

Gambar 9 Laba Maksimum pada Pasar Monopoli P (SU) MC A B AC

D C F

E

0 QM G H Q/t MR AR = P = Demand AR = Average Revenue = P = a + bQ (b < 0)

MR = Marginal Revenue, grafiknya memotong sumbu horizontal sedemikian rupa sehingga OG = GH, hal ini karena slope MR yaitu 2b dua kali dari slope AR yaitu b.

AC = Average Total Cost

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

38

MC = Marginal Cost memotong AC pada titik F yang merupakan titik minimum AC. MR dan MC berpotongan di titik E, sehingga pada titik E, MR = MC. Bila melalui titik E ditarik garis proyeksi pada sumbu horizontal, ia memotong AC di titik C dan memotong AR di titik B.

OQM = jumlah penjualan barang/jasa yang memaksi-mumkan laba dengan harga sebesar OA dan cost per unit (average cost) sebesar OD.

TR = OA x OQM = luas empat persegi panjang OABQM

TC = OD x OQM = luas empat persegi panjang ODCQM

MAK = TR – TC = luas empat persegi panjang ABCD

Page 28: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

39

Contoh 8 Manajemen perusahaan ingin mendapatkan informasi tentang harga, penjualan, penerimaan penjualan (revenue) dan laba (profit) pada masa-masa lalu sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk menentukan kebijaksanaan penjualan optimal yang akan datang. Departemen Research & Development melakukan penelitian dengan mengumpulkan data mingguan di suatu wilayah pemasaran tertentu yang berkenaan dengan harga, jumlah permintaan dan biaya sebagai berikut :

Harga (SU) Jumlah barang tejual (Unit) Biaya (SU) 10 37,5 780 20 35,0 730 30 32,5 680 40 30,0 630 50 27,5 580 60 25,5 530 70 22,5 480 80 20,0 430 Dari data di atas manajemen meminta : a) Informasi tentang Fungsi : Permintaan, Biaya,

Revenue, dan Keuntungan

b) Total Penerimaan Penjualan maksimum (Rmak) serta jumlah barang terjual, harga, laba dan total biaya.

c) Keuntungan maksimum (mak) serta jumlah barang terjual, harga, penerimaan penjualan, dan total biaya

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

40

Jawab 8 Dengan menggunakan analisis “linear regression” pada Program SPSS ataupun Progran Statistik lainnya diperoleh : Coefficients

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 40.000 .000 . . P -.250 .000 -1.000 . .

a Dependent Variable: Q Coefficients

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 30.000 .000 . . Q 20.000 .000 1.000 . .

a Dependent Variable: C a) Persamaan Fungsi : Fungsi Demand : Q = 40 – 0,25 P

Fungsi Biaya : C = 30 + 20 Q

Fungsi Revenue : Q = 40 – 0,25 0,25 P = 40 - Q P = 160 – 4 Q R = PQ R = (160 – 4 Q)(Q)

Page 29: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

41

R = 160 Q – 4 Q2

Fungsi Keuntungan : = R – C = 160 Q – 4 Q2

– (30 + 20 Q) = - 30 + 140 Q – 4 Q2

b) Pada saat Penerimaan Penjualan maksimum R = 160 Q – 4 Q2 Syarat RMak adalah MR = 0 MR = 160 – 8 Q = 0 8 Q = 160 Q = 20 Unit RMak = 160 (20) - 4(20)2 = 1600 SU RMak = 1.600 SU Harga : P = 160 – 4 Q Q = 20 unit maka P = 160 – 4 (20) = 80 P = 80 SU

Biaya produk : C = 30 + 20 Q Q = 20 Unit maka C = 30 + 20 (20) = 430 C = 430 SU

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

42

Keuntungan : = - 30 + 140 Q – 4 Q2 Q = 20 unit maka = - 30 + 140 (20) – 4 (202) = 1.170 SU c) Pada saat Laba mencapai Maksimum = - 30 + 140 Q – 4 Q2 Syarat Mak : d/dQ = 0 d/dQ = 140 – 8 Q = 0 8 Q = 140 Q = 17,5 Unit Keuntungan Maksimum : = - 30 + 140 Q – 4 Q2 untuk Q = 17,5 Unit

maka : Mak = - 30 + 140 (17,5) – 4 (17,52) Mak = 1.195 SU Harga Produk : P = 160 – 4 Q Q = 17,5 unit maka P = 160 – 4 (17,5) = 90 P = 90 SU

Biaya produk : C = 30 + 20 Q Q = 17,5 Unit maka C = 30 + 20 (17,5) = 380 C = 380 SU

Page 30: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

43

Total Revenue : R = 160 Q – 4 Q2 untuk Q = 17,5 Unit maka R = 160 (17,5) – 4 (17,52) = 1575 R = 1.575 SU

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

44

KEBIJAKSANAAN HARGA DAN PENJUALAN PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

Asumsi Pasar Persaingan Sempurna, adalah : a. banyak penjual dan pembeli, b. setiap penjual dan pembeli memiliki informasi

pasar yang sama, c. penjual dan pembeli bebas keluar/masuk pasar

(adanya mobilitas yang lancar), d. tidak ada biaya transportasi untuk mobilitas

barang dan jasa, e. penjual dan pembeli adalah price taker, artinya

tidak seorangpun baik penjual maupun pembeli yang dapat mempengaruhi dan merubah harga pasar yang terjadi dengan kata lain harga barang dan jasa dalam persingan sempurna adalah konstan dan

f) produknya yang diperjual belikan homogen. Dari lima asumsi di atas, harga yang konstan

merupakan ciri yang mendasar dari Pasar Persaingan Sempurna

Penjualan yang memaksimumkan laba pada pasar persaingan sempurna dianalisis sebagai berikut :

Harga : AR = Demand = P = c Revenue : R = PQ = cQ MR = dR/dQ = c

Page 31: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

45

Laba maksimum tercapai bilamana MR = MC Laba maksimum pada Pasar Persaingan Sempurna

sebagaimana Gambar 10 berikut ini : Gambar 10 Laba Maksimum pada Pasar Monopoli P (SU) R = MC MC A B MR = AR = P AC C D C 0 QM Q / t OQM = jumlah penjualan barang/jasa yang memaksi-

mumkan laba dengan harga sebesar OA dan cost per unit (average cost) sebesar OD.

TR = OA x OQM = luas empat persegi panjang OABQM TC = OD x OQM = luas empat persegi panjang ODCQM

MAK = TR – TC = luas empat persegi panjang ABCD

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

46

Contoh 9 Misal suatu produk dijual dengan harga Rp. 500/Unit dan biaya dinyatakan sebagai C = 20 - 25 Q + ¼ Q2

Syarat laba maksimum : MR = AR = MC

AR = Rp. 500 dan MC = 25 – 0,5 Q 500 = -25 + 0,5 Q 0,5Q = 525 Q = 1050 unit R = 1050 x 500 SU R = 525.000 SU C = 20 – 25 Q + ¼ Q2 Q = 1050 maka C = 20 – 25 (1050) + ¼ (10502) C = 249.395 SU Laba : = R – C = 525.000 SU – 249.395 SU = 275.605 SU

Page 32: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

47

HUBUNGAN ANTARA HARGA, TOTAL REVENUE, MARGINAL REVENUE DAN ELASTISITAS

Hubungan antara Harga, Total Revenue, Marginal

Revenue dan Elastisitas Permintaan dapat digunakan sebagai alat pengendalian dalam kebijaksanaan harga dan penjualan.

Perhatikan analisis berikut ini :

TR = PQ dimana P = f(Q)

dTR dQ dP MR = = P + Q dQ dQ dQ dP MR = P + Q dQ Q dP MR = P 1 + P Q 1 MR = P 1 + - E

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

48

1 MR = P 1 - .................................... 9 E

Dari persamaan (9), dapat dianalisis tiga kemungkinan hubungan antara TR, MR dan Elastisitas harga, yaitu :

a. Bilamana EP =1 (unitary elasticity), maka

(1 – 1/EP) = 0, sehingga MR = 0, dan sesuai dengan teori marjinalitas, pada saat MR = 0, maka TR mencapai maksimum

b. Bilamana EP > 1 (elastis), maka (1 – 1/EP) >

0, sehingga MR > 0, dan sesuai dengan teori marjinalitas, pada saat MR > 0, maka TR pada kondisi increasing (menaik)

c. Bilamana EP < 1 (elastic), maka (1 – 1/EP) <

0, sehingga MR < 0, dan sesuai dengan teori marjinalitas, pada saat MR < 0, maka TR pada kondisi decreasing (menurun)

Hubungan antara R, MR, dan Demand Elasticcity dapat dilihat pada Gambar - 11 berikut ini :

Page 33: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

49

Gambar - 11 : Hubungan antara Revenue, Marginal Revenue, Harga dan Elastisitas Harga

P EP = 1 P1 EP > 1 P3 P0 EP < 1 P2 0 Q/t MR Demand TR TR0 TR3 TR2 TR1

0 Q1 Q0 Q2 Q/t

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

50

Pada saat EP > 1 (elastis), MR > 0 dan kurve TR menaik (increasing). Pada wilayah ini ketika harga produk P1 diturunkan menjadi P0, volume penjualan naik dari Q1 menjadi Q0 sehingga TR1 naik menjadi TR0 (TR maksimum).

Pada saat EP < 1 (inelastis), MR < 0 dan kurve

TR menurun (decreasing). Pada wilayah ini ketika harga produk P2 dinaikkan menjadi P0, volume penjualan turun dari Q2 menjadi Q0 tetapi TR naik dari TR2 menjadi TR0 (TR maksimum)

Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis ini

adalah sebagai berikut : a. Pada pasar monopoli, bila demannya elastis

EP > 1 maka untuk menaikkan penerimaan penjualan, harga sebaiknya diturunkan

b. Pada pasar monopoli, bila demannya tidak

elastis EP < 1 maka untuk menaikkan penerimaan penjualan, harga sebaiknya dinaikkan

Page 34: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

51

Ilustrasi 10 Dalam usaha untuk mengurangi persediaan model akhir yang berlebih Perusahaan Harrison Ford menawarkan pemotongan harga 2,5 % dari harga rata-rata untuk mobil “Mustang” yang dijual selama bulan Agustus. Tanggapan pelanggan sangat antusias, sehingga penjualan meningkat 10 % dibandingkan dengan tingkat penjualan bulan sebelumnya. a. Hitung elastisitas harga titik dari permintaan akan

mobil “Mustang” Harrison Ford ini b. Hitung harga per unit yang memaksimumkan laba

jika Harrison Ford memiliki biaya tetap sebesar $ 9.000 dan juga mengeluarkan biaya penjualan (variabel) $ 375 per unit.

Jawab 10

TC = 9000 + 375 Q

P/P = - 2,5 % dan Q/Q = 10 %

dQ/Q 10 a. E = = dP/P -2,5 E = - 4

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

52

b Harga Mustang yang memaksimumkan laba :

Laba maksimum : MR = MC

MC = MR = 375

TR = PQ dTR dQ dP MR = = P + Q dQ dQ dQ dP MR = P + Q dQ Q dP MR = P 1 + P dQ 1 MR = P 1 + -E 1 MR = P 1 - MR = 0,75 P 4 Syarat Laba Maksimum : MR = MC

Page 35: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

53

0,75 P = 375

P = 375 : 0,75

P = $ 500

Contoh 11 Industri Rokok Kretek Cap “Gudang Sakti” di Malang, dalam upaya meningkatkan penerimaan penjualan telah menurunkan harga rokoknya dari Rp. 45.000,-/slop menjadi Rp. 40.500,- /slop, dan dengan penurunan harga tersebut volume penjualan rokok mengalami kenaikan dari 8.750 slop menjadi 9.875 slop. a. Hitung Elastisitas harga busur dari penurunan

penjualan rokok tersebut. b. Kenaikan volume penjualan rokok tersebut masih

dirasakan belum memadai, oleh karena itu Manajemen merencanakan penurunan harga lagi menjadi Rp. 39.000,-/slop dengan harapan volume penjualan lebih meningkat lagi sehingga penerimaan penjualan meningkat. Menurut Saudara apakah kebijkan penurunan harga menjadi Rp. 39.000,-/slop sudah tepat atau sebaliknya ? Berikan alasan Saudara disertai analisisnya.

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

54

Jawab 11 a Elastisitas Harga Busur P1 = 45.000 SU dan Q1 = 8750 Slop

Titik Penjualan I { 8750 ; 45.000} P2 = 40.500 SU dan Q2 = 9875 Slop

Titik Penjualan II { 9875 ; 40.500} 9875 – 8750 40500 + 45000 E = x 40500 – 45000 9875 + 8750 E = - 1,148

b Kebijakan menurunkan harga menjadi 39.000 SU Kebijakan harga untuk meningkatkan penerimaan

penjualan, harus dmemperhatikan elastisitas permintaan. Bila permintaan inelastis ( E < 1 ), maka kebijakan menurunkan harga berdampak pada menurunnya penerimaan penjualan. Bilamana permintaan elastis ( E > 1), maka kebijakan menurunkan harga berdampak pada kenaikan penerimaan penjualan.

Oleh karena itu untuk menjawab pertanyaan .(b) harus dilihat berapa elastisitas permintaan pada saat harga produk 39.000 SU.

Page 36: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

55

dQ P E = x dP Q P = 39.000 SU dan Q = ? Untuk menghitung Q bila harga 39.000 SU, perlu

dicari persamaan permintaan sbb. : Misal Q = a + b P Pada titik penjualan I { 8750 ; 45.000}

8750 = a + 45000 b Pada titik Penjualan II { 9875 ; 40.500 }

9875 = a + 40500 b 8750 = a + 45000 b

9875 = a + 40500 b

-1125 = 0 + 4500 b

b = - 0,25

8750 = a + 45000 b

8750 = a + 45000 (-0,25)

a = 20.000

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

56

Jadi fungsi permintaan :

Q = 20.000 - 0,25 P dQ/dP = - 0,25

P = 39.000 SU

Q = 20.000 – 0,25 (39.000)

Q = 10.250

dQ P E = x dP Q 39.000 E = -0,25 x 10.250 E = - 0,95 (Permintaan inelastis)

Dengan demikian kebijakan menurunkan harga dari 40.500 SU menjadi 39.000 SU tidak tepat karena penurunan harga ini berdapak menurunnya penerimaan pemjualan, dan ini dapat dibuktikan sebagai berikut :

Page 37: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

57

Q = 20.000 - 0,25 P

0,25 P = 20.000 - Q

P = 80.000 - 4 Q

R = 80.000 Q – 4 Q2 untuk Q = 9.8750

R = 80.000 (9.875) – 0,25 (9.8752)

R = 399.937.500 SU untuk Q = 10.250

Q = 10.250 R = 80.000 (10250) – 0,25 (102502) R = 399.750.000 SU Jadi dengan menurunkan harga dari 40.500 SU

menjadi 39.000 SU terjadi penurunan harga dari 399.937.500 SU menjadi 399.750.000 SU atau menurun sebesar 187.500 SU

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

58

Contoh 12 Tepung terigu dan telur ayam adalah 2 bahan baku utama untuk membuat produk makanan seperti mie, roti dan produk makanan lainnya. Ketika harga telur Rp. 6000 ribu per ton, permintaan tepung terigu produksi PT.Bogasari mencapai 1500 ribu ton per minggu. Kenaikan harga konsentrat / makanan ayam membawa dampak naiknya harga telur menjadi Rp. 6.500 ribu per ton. PT. Bogasari mengkawatirkan bahwa kenaikan harga telur ini akan berimbas pada menurunnya permintaan tepung terigu. Untuk mengetahui seberapa jauh penurunan permintaan tepung terigu atas kenaikan harga telur tersebut, maka Departemen Research & Development (R & D ) PT. Bogasari melakukan riset dengan mengumpulkan data variasi permintaan mingguan tepung terigu pada berbagai variasi harga telur. Hasilnya memperlihatkan bahwa Elastisitas Silang permintaan tepung terigu terhadap perubahan harga telur adalah : 25 EG/T = – 11

Page 38: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

59

Pertanyaan : a. Bila diasumsikan bahwa semua industri yang

menggunakan bahan baku tepung terigu dan telur mempertahankan kualitas produknya dan semua faktor penentu permintaan tepung terigu selain harga telur ayam adalah konstan :

a.1 Berapakah permintaan tepung terigu per minggu akibat kenaikan harga telur tersebut ?

a.2 Berapa ton penurunan permintaan tepung terigu per minggu ?

b. Bila fungsi permintaan tepung terigu per minggu adalah Q = 6000 - 1,25 P di mana Q = jumlah permintaan tepung terigu per minggu dan P = harga tepung terigu per ton :

b.1 Berapakah harga tepung terigu per ton (P1) sebelum harga telur naik dan berapa Total Penerimaan Penjualannya (TR1 ) ?

b.2 Berapa pula harga tepung terigu per ton (P2) setelah harga telur naik dan berapa Total Penerimaan Penjualannya (TR2)

b.3 Berapa Elastisitas Busur (Arc Elasticity of Demand) tepung terigu pada saat harga telur naik dari Rp. 6000 ribu per ton menjadi Rp. 6500 ribu per ton.

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

60

b.4 Hitung Elastisitas Harga Permintaan (Own Price Elasticity of Demand) tepung terigu pada saat harganya P2. Apakah masih memungkinkan menaikkan harga tepung terigu P2 untuk meningkatkan Total Penerimaan Penjualan (TR) tepung terigu ? Berikan alasannya jawaban Saudara

b.5 Berapa jumlah terigu terjual (Q3), harga (P3), dan penerimaan penjualan (TR3) pada saat penerimaan penjualan mencapai maksimum ? Berapa % penurunan harga dari P2 menjadi P3

Page 39: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

61

Jawab 12 Jawaban a

PT1 = Rp. 6000 dan QG1 = 1500

PT2 = Rp. 6500 dan QG2 =

25 EG/T = - 11 QG2 – QG1 PT2 + PT1 25 x = - PT2 – PT1 QG2 + QG1 11 QG2 – 1500 6500 + 6000 25 x = - 6500 – 6000 QG2 + 1500 11 25(QG2 – 1500) 25 = - QG2 + 1500 11 11(QG2 – 1500) = - (QG2 + 1500)

12 QG2 = 15.000

QG2 = 1.250

Penurunan permintaan = 250 ribu ton per minggu

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

62

Jawaban b

b1. Harga tepung terigu sebelum harga telur naik

Demand tepung terigu : Q = 6000 – 1,25 P

1,25 P = 6000 – Q

P = 4800 – 0,8 Q

Q1 = 1500 ribu ton maka

P1 = Rp. 3600 ribu per ton

TR1 = Q1 x P1 = Rp. 3600 ribu x 1500 ribu

TR1 = Rp. 5.400 milyar

b2. Harga tepung terigu setelah harga telur naik

Q = 6000 – 1,25 P

Q2 = 1250 ribu ton maka

P2 = 4800 – 0,8 (1250)

P2 = 4800 – 1000

P2 = Rp. 3800 ribu per ton

TR2 = Q2 x P2 = Rp. 3800 ribu x 1250 ribu

TR1 = Rp. 4.750 milyar

Page 40: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

63

b3. Elastisitas Busur Permintaan Tepung Terigu :

1250 – 1500 6500 + 6000 E1-2 = x = - 2,273

6500 – 6000 1250 + 1500 E1-2 = - 2,273 b4. Own Price Elasticity of Demand Terigu pada saat

Harganya Rp. 3800 ribu per ton E = (dQ/dP) (3800/1250) = (-1,25) (3,04)

E = 3,8

Untuk menaikkan penerimaan penjualan harga tepung treigu diturunkan karena E > 1

b.5 Pada saat penerimaan penjualan maksimum

Q3 = ½ (6000) = 3000 ribu ton

P = 4800 – 0,8 Q

TR = P x Q

TR = (4800 – 0,8 Q)(Q)

TR = 4800 Q - 0,8 Q2

MR = 4800 - 1,6 Q = 0

1,6Q = 4800

Q = 3000 ribu ton

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

64

P = 4800 – 0,8 Q untuk Q = 3000

P = 4800 – 0,8 x 3000

P3 = Rp. 2400 ribu per ton

TR = 3000 ribu ton x Rp. 2400 ribu = Rp. 7200 milyar.

Penurunan harga = (3800 – 2400) / 3800 = 36,84

%

Page 41: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

65

Price Discrimination (diskriminasi harga) adalah menjual satu jenis produk pada dua wilayah pasar yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan harga yang berbeda.

Tujuan produsen melaksanakan strategi

diskriminasi harga adalah untuk meningkatkan penerimaan penjualan (TR) dengan cara memanfaatkan surplus konsumen sebanyak mungkin sehingga penjualan mencapai seoptimal mungkin..

Surplus konsumen adalah adalah konsumen

potensial yang diharapkan akan mengkonsumsi produknya.

Alat analisis yang digunakan dalam melaksanakan

strategi diskriminasi harga adalah Demand Elasticity (Elastisitas Permintaan)

Gambar 12 berikut ini memberikan gambaran

adanya surplus konsumen serta memanfaatkannya

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

66

Gambar 12 Penarikan Surplus Konsumen dengan Strategi Diskriminasi Harga P P MC P2 MC P1 AC P0 AC AR AR 0 Q0 Q/t 0 Q2 Q1 Q0 Q/t MR MR (a) (b) Segitiga yang diaransir (Gambar 12.a) adalah

surplus konsumen. Pelaksanaan strategi diskriminasi harga di wilayah pemasaran lain (Gambar 12.b) dengan menaikkan harga menjadi P1 dan P2.

Segi empat yang diaransir merupakan surplus konsumen yang telah diraih sehingga merupakan tambahan penerimaan penjualan monopolis.

Page 42: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

67

Untuk melaksanakan diskriminasi harga pada dua pasar yang memiliki karakteristik yang berbeda saratnya adalah :

1. Dua pasar tersebut terpisah sedemikian rupa sehingga dua pasar tersebut merupakan separated market, artinya pembeli pada pasar yang satu tidak dapat menjualnya lagi pada pasar yang lain dengan maksud mencari keuntungan.

2. Masing-masing pasar memiliki elastisitas harga

terhadap permintaan barang tersebut berbeda.

Untuk menjelaskan bagaimana melaksanakan kebijksanaan diskriminasi harga, dimisalkan pada :

a. Pasar-1 dijual sejumlah Q1 unit produk dengan harga P1 dan pada Pasar-2 dijual sejumlah Q2 unit produk dengan harga P2, sehingga total penjualan adalah Q = Q1 + Q2

b. Penerimaan di Pasar-1 :

TR1 = P1Q1 P1 = f1(Q1)

TR1 = Q1 f1(Q1) TR1 = r1(Q)

c. Penerimaan di Pasar-2 :

TR2 = P2Q2 P2 = f2(Q2)

TR2 = Q2 f2(Q1) TR2 = r2(Q)

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

68

d. Total penerimaan :

TR = TR1 + TR2

TR = r1(Q1) + r2(Q2)

e. Total Biaya :

TC = c(Q1 + Q2) Q = Q1 + Q2

TC = c(Q)

f. Keuntungan :

= R - C

= r1(Q1) + r2(Q2) – c(Q1 + Q2)

= r1(Q1) + r2(Q2) – c(Q) SYARAT TERCAPAINYA KEUNTUNGAN MAKSIMUM

PADA DISKRIMINASI HARGA : First Order Condition :

d/dQ1 = 0 dan d/dQ2 = 0

d dr1(Q1) dc(Q1 + Q2) = - = 0 dQ1 dQ1 d(Q1 + Q2) MR1 - MC = 0 MR1 = MC ……… (a)

Page 43: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

69

d dr2(Q1) dc(Q1 + Q2) = - = 0 dQ2 dQ2 d(Q1 + Q2) MR2 - MC = 0 MR2 = MC ………. (b) Persamaan (a) sama dengan Persamaan (b),

sehingga : MR1 = MR2 = MC ............................................................

10 Persamaan 10 merupakan syarat pertama (First

Order Condition) untuk memaksimumkan strategii Diskriminasi Harga

Second Order Condition : dMR1 dMC 1) - < 0 dQ1 d(Q1 + Q2) dMR2 dMC 2) - < 0 dQ2 d(Q1 + Q2) dMR1 dMC dMR2 dMC 3) - - > 0 dQ1 d(Q1 + Q2) dQ2 d(Q1 + Q2)

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

70

Perhatikan First Order Condition : MR1 = MR2 1 1 P1 1 - = P2 1 - E1 E2 Bilamana E2 > E1 1 1 Maka 1 - < 1 - E1 E2 1 1 Pada hal P1 1 - = P2 1 - E1 E2 Sehingga P1 > P2 Berdasarkan analisis di atas memberi petunjuk pada

monopolist dalam melaksanakan kebijaksanaan diskriminasi harga pada dua pasar yang terpisah (separated market) adalah sebagai berikut :

1. Pada pasar yang Demand Elasticity-nya lebih besar dari pasar yang lain, produk dijual dengan harga yang lebih rendah.

2. Pada pasar yang Demand Elasticity-nya lebih kecil dari pasar yang lain, produk dijual dengan harga yang lebih tinggi.

Page 44: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

71

Secara grafis mekanisme kebijaksanaan diskriminasi harga pada dua pasar yang terpisah (separate market) seperti Gambar - 13 berikut ini :

Gambar - 13 Kebijaksanaan Diskriminasi Harga pada dua pasar terpisah P P P1 P2 D2 D1 0 Q1.1 Q1.2 0 Q2.1 Q2.2 MR1 MR2 E1 < E2 P1 > P2

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

72

Ilustrasi 13 Misalnya produsen menjual produknya di dua pasar terpisah yaitu Pasar-1 dan Pasar-2. Analisis data pada masing-masing pasar tentang hubungan antara harga barang, jumlah barang dan total biaya menghasilkan persamaan demand dan biaya sbb. :

Fungsi Pasar-1 Pasar-2

Demand P1 = 80 – 5 Q1 P2 = 180 – 20 Q2

Biaya TC = 50 + 20 (Q1 + Q2) atau TC = 50 + 20 Q

Jika diinginkan laba maksimum, berapakah jumlah dan harga Q di masing-masing pasar harus dijual serta keuntungannya ?

Jawab - 13

P1 = 80 – 5 Q1 TR1 = P1 Q1 = (80 Q1 – 5Q1) Q1

TR1 = (80 Q1 – 5Q12

MR1 = 80 – 10 Q1

P2 = 180 – 20 Q2

TR2 = P2Q2 = (180 Q2 – 20Q2) Q2

TR2 = 180 Q2 – 20Q22

MR2 = 180 – 40 Q2

C = 50 + 20 (Q) Q = Q1 + Q2 MC = 20

Page 45: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

73

Syarat profit maksimum :

MR1 = MR2 = MC

80 – 10 Q1 = 180 – 40 Q2 = 20

80 – 10 Q1 = 20

10 Q1 = 60

Q1 = 6 unit

180 – 40 Q2 = 20

40 Q2 = 160

Q2 = 4 unit

P1 = 80 – 5 Q1 untuk Q1 = 6 unit, maka :

P1 = 80 – 5(6)

P1 = 50 SU

P2 = 180 – 20 Q2 Untuk Q2 = 4 unit maka

P2 = 180 – 20(4)

P2 = 100 SU

R1 = 80 Q1 – 5Q12 Untuk Q1 = 6 unit maka

R1 = 80 (6) – 5(62)

R1 = 300 SU

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

74

R2 = 180 Q2 – 20Q22 Untuk Q2 = 4 unit maka

R2 = 180(4) – 20(42)

R2 = 400 SU

Elastisitas di Pasar-1 dan di Pasar -2 :

dP1/dQ1 = - 5 dQ1/dP1 = - 1/5

E1 = (dQ1/dP1)(p1/Q1) = - 0,2 x 50/6

E1 = - 1,667

dP2/dQ2 = - 20 dQ2/dP2 = - 0,05

E2 = (dQ2/dP2)(P2/Q2) = - 0,05 x 100/4

E2 = - 1,250 C = 50 + 20 (Q1 + Q2)

Untuk Q1 = 6 unit dan Q2 = 4 unit maka :

C = 50 + 20 (6 + 4)

C = 250 SU

Keuntungan :

= R1 + R2 – C = 300 + 400 – 250 = 450

Page 46: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan
Page 47: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Prof DR. A. YUSUF IMAM SUJA’I, MP

APLIKASI FUNGSI PRODUKSI

Dalam

KEBIJAKSANAAN DI BIDANG PRODUKSI DAN PENJUALAN

mm18-upnjatim

Page 48: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan
Page 49: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

75

Produksi adalah penciptaan barang dan jasa dari berbagai input atau sumberdaya, seperti : tenaga kerja (labor), mesin dan perlengkapan lainnya, tanah, bahan baku dan bahan pembantu dan sumberdaya lainnya.

Dengan sumber daya yang terbatas, produsen

dalam memproduksi sesuatu barang tidak hanya sekedar memproses input menjadi barang jadi (produksi / keluaran), tetapi lebih dari itu aktivitas berproduksi yang dilakukan harus mampu menciptakan nilai guna dan nilai tambah (value added) dari input yang digunakan

Oleh karena itu, langkah awal sebelum berproduksi

manajer suatu perusahaan harus melakukan riset pasar untuk mengidentifikasi jenis, kualitas, dan desain produk yang diinginkan pasar, input apa yang diperlukan dan bagaimana ketersediaannya.

Secara skematis aktivitas berproduksi seba-

gaimana Gambar 1 berikut ini :

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

76

INPUT PROSES OUTPUT

SMB.DAYA * T.Kerja * Bahan * Energi * Modal * informasi * Skill * Tanah

Sistim dan teknologi :

proses penciptaan nilai guna dan nilai tambah

Produksi : Penciptaan nilai guna dan nilai tambah

Gambar 1 Aktivitas Produksi

Feedback : Proses evaluasi dan

pengendalian Komponen input bisa bersifat tetap dan bisa

bersifat variabel.

Page 50: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

77

Input tetap merupakan input yang sampai dengan kapasitas produksi tertentu jumlah penggunaannya tidak terpengaruh oleh jumlah produk yang dihasilkan. Misalnya : peralatan produksi (mesin-mesin), bangunan pabrik, dan tanah.

Input variabel adalah input yang jumlah

penggunaannya berubah-ubah proporsional dengan perubahan jumlah produk yang dihasilkan. Misal : bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja, dan modal kerja.

Sistem dan teknologi merupakan suatu metode

yang mengintegrasikan berbagai input dengan proporsi sedemikian rupa sehingga dengan sejumlah berbagai input tertentu menghasilkan produk maksimum dan / atau pada sejumlah produk tertentu menggunakan berbagai masukan minimum.

Sistem dan teknologi produksi secara matematis

tercermin dalam bentuk hubungan fungsional antara poroduk (output) dengan input yang disebut sebagai Fungsi Produksi

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

78

Fungsi Produksi berbentuk model persamaan matematika yang menunjukkan hubungan antara produksi (output) dengan seperangkat input yang digunakan dan mencerminkan sistim atau teknologi produksi

Kurve Fungsi Produksi merupakan tempat

kedudukan titik-titik produksi maksimum yang dihasilkan oleh sejumlah input tertentu

atau Kurve Fungsi Produksi merupakan tempat

kedudukan titik-titik produksi tertentu yang menggunakan input minimum.

Q = f(X1, X2, X3, ……. Xn) di mana : Q = produksi (output) Xi = input ke i ( i = 1, 2, 3 ……..n) Misal : Labor, Machinery, Equipment, Land Q = f Building, Direct Material, …………. ………………… Indirect Material,

Page 51: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

79

Selanjutnya untuk penyederhanaan analisis, selain Labor (Tenaga Kerja), input lainnya kita kelompokkan sebagai Capital (barang-barang modal), sehingga bentuk umum fungsi produksi secara matematis dinyatakan sebagai :

Q = f (L , K) L = labor (tenaga kerja) K = Capital (barang-barang modal) Dalam teori produksi dikenal adanya Fungsi

Produksi Jangka Pendek (Short-Run Production Function / SRPF) dan Fungsi Produksi Jangka Panjang (Long-Run Production Function / LRPF)

Terminologi Short-Run dan Long-Run dalam Fungsi

Produksi bukan didasarkan pada jangka waktu, tetapi lebih didasarkan pada sifat dari masukan yang digunakan dalam fungsi produksi.

Long-Run Production Function adalah fungsi

produksi bilamana semua inputnya bersifat variabel : Q = f( L, K )

Short-Run Production Function adalah fungsi

produksi bilamana sebagian inputnya atau paling tidak salah satu inputnya bersifat tetap (fixed) :

Q = f( L, K ) input K adalah tetap (fixed)

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

80

(Short-Run Production Funtion)

Fungsi produksi jangka pendek (SRPF) adalah

fungsi produksi di mana sebagian atau salah satu input yang digunakan bersifat konstan (fixed)

Untuk penyederhanaan analisis, misal digunakan

dua input yaitu Labor (L) dan Kapital yang konstan (K), maka bentuk umum fungsi produksi jangka pendek adalah :

Q = f( L, K ) dapat ditulis Q = f( L ) TOTAL PRODUCT Total produk adalah Q yaitu sejumlah produk yang

dihasilkan oleh sejumlah masukan L AVERAGE PRODUCT Produk rata-rata (Average Product) untuk masukan

L (APL) sama dengan total produk (Q) per satu unit masukan L atau APL = Q/L

MARGINAL PRODUCT Marginal Product untuk masukan L (MPL) adalah

perubahan total produk yang dihasilkan (Q) dibagi dengan perubahan jumlah masukan yang digunakan ( L ) atau MPL = Q / L dan input lainnya konstan

Page 52: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

81

Sebagai contoh berikut ini disajikan skedul produksi yang menggunakan berbagai jumlah masukan L dan masukan K konstan yaitu 5 unit

Tabel 1 : Skedul Produksi (K konstan yaitu 5 unit)

L Q APL L Q MPL

0 0 - - - -

1 71 71 1 71 71

2 160 80 1 89 89

3 261 87 1 121 121

4 368 92 1 107 107 5 475 95 1 107 107 6 576 96 1 101 101

7 665 95 1 89 89

8 736 92 1 71 71

9 783 87 1 47 47

10 800 80 1 17 17

11 781 71 1 -19 -19

12 720 60 1 -61 -61

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

82

TOTAL PRODUCT (Q) Product Total Q semakin meningkat dengan

meningkatnya penggunaan masukan L dan mencapai Q maksimum (800 unit) pada penggunaan L = 10 unit. Penambahan penggu-naan input L selanjutnya akan menurunkan product total (L=11 unit menghasilkan Q=781 unit dan L=12 unit menghasilkan Q = 720 unit).

AVERAGE PRODUCT (APL) APL meningkat sejalan dengan meningkatnya

penggunaan L dari L = 1 unit s.d L = 6 unit, kemudian dengan semakin bertambahnya penggunaan L, APL semakin menurun. APL maksimum = 96 unit terjadi pada saat penggunaan L = 6 unit

MARGINAL PRODUCT (MPL) Mula-mula MPL semakin meningkat dengan

bertambahnya penggunaan L sehingga mencapai MPL tertinggi yaitu 107 unit pada saat penggunaan L = 4 unit dan L = 5 unit. Penambahan L selanjutnya akan menurunkan MPL dan bahkan ketika penggunaan L mencapai 11 unit dan seterusnya MPL < 0 (negatif)

Page 53: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

83

HUBUNGAN Q DENGAN MPL Hubungan antara Total Product (Q) dengan

Marginal Product (MPL) dapat menjelaskan kondisi SRPF dalam 3 tingkatan (level) :

INCREASING MARGINAL PRODUCT (IMP) IMP terjadi pada level penggunaan input L dari 1

unit s.d 4 unit. Pada kondisi IMP Total Product (Q) semakin meningkat dengan pertambahan yang semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya penggunaan input L, sehingga MPL semakin meningkat.

DIMINISHING MARGINAL PRODUCT (DiMP) DiMP terjadi pada level penggunaan input L dari 5

unit s.d 10 unit. Pada kondisi DMP, Total Product (Q) semakin meningkat dengan pertambahan yang semakin menurun sejalan dengan bertambahnya penggunaan input L, sehingga MPL semakin menurun. Pada kondisi ini berlaku hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang atau The Law of Diminishing Product.

DECREASING PRODUCT (DeMP) DeMP terjadi pada level setelah penggunaan input

L yang menghasilkan Total Product (Q) maksimum. Pada kondisi DeMP, Total Product (Q) semakin menurun dengan bertambahnya penggunaan input L, sehingga Marginal Product (MPL) < 0 (negatif)

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

84

MAXIMUM PRODUCT Pada saat Marginal Procuct MPL = 0, Total

Product (Q) mencapai maksimum (800 unit lebih), saat penggunaan L antara 10 dengan 11 unit (10 unit < L < 11 unit )

HUBUNGAN ANTARA MPL DENGAN APL Pada level penggunaan input dari L = 1 unit

sampai dengan penggunaan input L = 6 unit ( APL maksimum = 96 unit) maka MPL > APL dan kemudian pada level penggunaan input L, berikutnya (dengan semakin bertambahnya penggunaan input L ) maka MPL < APL.

Menurut teori, ketika APL mencapai maksimum,

kurvenya memotong kurve MPL sehingga pada saat nilai APL maksimum maka APL = MPL

Maksimum MPL terjadi pada penggunaan input L pada Inflexion Point (Titik Belok)

Page 54: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

85

Elastisitas Produksi terhadap perubahan input L

(EL) dirumuskan sebagai : Q L EL = x L Q Q L 1 = APL sehingga = L Q APL selanjutnya : Q = MPL L sehingga : MPL EL = APL

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

86

Gambar 2 : Total, Average and Marginal Product

Q 800 736 665 576 475 368 261 160 71 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Page 55: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

87

FUNGSI PRODUKSI Gambar 3

Q EL =1 EL= 0 800 Qmaksimum 576 A Q = f(L) Total Produk Q yg meng- hasilkan APL maksimum 368 B 107 96 APL L 0 4 6 10 MPL I II III EP >1 1 > EP > 0 EP < 0

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

88

MINIMIZE AND MAXIMIZE THEORY

Y = f (X) mempunyai nilai maksimum / minimum, syaratnya adalah :

FIRST ORDER CONDITION : dY = 0 akan diperoleh Xi dX

SECOND ORDER CONDITION d2Y a) < 0 maka Xi absis titik maksimum dX2 dan Ymak = f ( Xi ) x=xi d2Y a) > 0 maka Xi absis titik minimum dX2 dan Ymin = f ( Xi ) x=xi d2Y c) = 0 maka Xi absis titik belok dX2 dan YB = f ( Xi ) x=xi

Page 56: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

89

MENGIDENTIFIKASI TOTAL PRODUKSI MAKSIMUM

Mengidentifikasi Produk Maksimum yang diha-

silkan oleh seperangkat input yang digunakan merupakan hal yang penting bagi seorang produsen agar ia bisa mengevaluasi apakah aktivitas produksi yang telah dilaksanakan selama ini sudah efisien atau belum.

Langkah-langkah untuk mengidentifikasi produk

maksimum adalah : Pertama : Mengumpulkan data jumlah penggunaan input dan

produk yang dihasilkan sebanyak mungkin. Kedua : Entry data ke dalam program statistik (misalnya

SPSS), data kemudian diplot dalam Scatter Diagram (diagram pencar) untuk menentukan model fungsi produksi yang sesuai.

Ketiga : Mengestimasi fungsi produksi berdasarkan data

penggunaan input dan produk yang dihasilkan

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

90

Ilustrasi 1 Berikut ini data observasi selama 3 tahun terakhir dari PT. XX yang memproduksi “jaket kulit” Tabel 2

Obs L Q Obs L Q

1 4.00 368.00 18 11.00 790.00

2 9.00 783.00 19 2.50 250.00

3 6.00 576.00 20 7.50 680.00

4 2.00 160.00 21 12.00 725.00

5 12.00 720.00 22 14.50 250.00

6 1.00 71.00 23 5.60 485.00

7 7.00 665.00 24 11.00 770.00

8 11.00 781.00 25 8.50 750.00

9 3.00 261.00 26 11.00 775.00

10 5.00 475.00 27 13.00 650.00

11 8.00 736.00 28 3.00 261.00

12 10.00 750.00 29 5.00 475.00

13 13.00 611.00 30 8.00 736.00

14 15.00 225.00 31 10.00 750.00

15 14.00 448.00 32 12.00 630.00

16 5.00 500.00 33 15.00 300.00

17 8.00 725.00 34 14.00 400.00

Page 57: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

91

Pertanyaan : 1) Tentukan estimasi model fungsi produksi 2) Berapa unit L yang digunakan agar mengha-

silkan Q maksimum Jawab 1 : Langkah I Data hasil observasi dituangkan dalam Scatter Diagram untuk menentukan model fungsi produksi yang sesuai. Dengan menggunakan program SPSS 11, hasil Scatter Diagramnya adalah sbb. :

L

1614121086420

Q

800

600

400

200

0

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

92

Langkah II : Mengestimasi Nodel Fungsi Produksi. Berdasar pada Scatter Diagram, maka model fungsi produksi yang sesuai adalah fungsi pangkat 3 (cubic production function). Dengan menggunakan program SPSS 11, maka model fungsi produksi estimasi adalah : Q = -0.935 L3 + 10.771 L2 + 63.631 L + 4.37 t-Stat ( -9.459 ) ( 4.328 ) ( 3.349 ) ( 0.112 ) Sig ( 0.000 ) ( 0.000 ) ( 0.002 ) ( 0.912 ) Bila digunakan Level of Significant 95 % ( = 0.05) maka semua koefisien regresi sangat nyata, inter-cept tidak nyata ditunjukkan oleh = 0.912 > 0.05 (lihat print out berikut ini ) Tabel 3 Coefficients

Unstandar-dized

Coefficients

Standar-dized

Coefficient

t Sig.

Model B Std. Error Beta

1 Constant 4.370 39.034 .112 .912

L 63.631 18.501 1.197 3.439 .002

L2 10.771 2.489 3.473 4.328 .000

L3 -.935 .099 -4.548 -9.459 .000

a Dependent Variable: Q Hasil analisis memperlihatkan bahwa intercept tidak nyata (tidak signifikan) artinya dengan tingkat

Page 58: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

93

kepercayaan 95 %, intercept = 4,370 tidak berbeda dengan nol ( 4,370 0 ). Oleh karena itu fungsi produksi yang diestimasi seharusnya merupakan fungsi produksi pangkat 3 dan melalui original point, dan hasil analisis regresinya adalah sbb. : Tabel 4 Coefficients

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Model B Std. Error Beta

1 L_3 -.926 .060 -2.378 -15.495 .000

L_2 10.533 1.267 2.078 8.315 .000

L 65.567 6.457 1.076 10.155 .000

a Dependent Variable: Q b Linear Regression through the Origin Fungsi produksinya adalah sbb. : Q = -0.926 L3 + 10.533 L2 + 65.567 L t-Stat ( -15.495 ) ( 8.315 ) ( 10.155 ) Sig ( 0.000 ) ( 0.000 ) ( 0.000 )

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

94

Langkah III Mengidentifikasi penggunaan L yang memaksi-mumkan Q Q = -0.926 L3 + 10.533 L2 + 65.567 L dQ/dL = - 2.778 L2 + 21.066 L + 65.567 d2Q/dL2 = - 5.556 L2 + 21.066 Syarat Q maksimum : First order condition :

dQ/dL = 0 - 2.778 L2 + 21.066 L + 65.567 = 0 untuk menyelesaikan persamaan kwadrat ini digunakan rumus abc : a = - 2.778 ( koefisien dari L2 ) b = 21.066 ( koefisien L ) c = 65.567 ( konstanta ) - b b2 – 4ac L1,2 = 2a - 21.066 (-21.066)2 – 4(-2.778)(65.567) L1,2 = 2 (- 2.778)

Page 59: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

95

- 21.0662 443.7764 + 728.5805 L1,2 = - 5.556 - 21.0662 34.2397 L1,2 = - 5.556 L1 = ( -21.0662 + 34.2397 ) / (-5.556) L1 = - 2.3710403 -2.37 unit (tidak terpakai) L1 = ( -21.0662 - 34.2397 ) / (-5.556) L2 = 9.954265659 9.95 unit Second order condition : d2Q = - 5.556 L2 + 21.066 dL2 d2Q = - 5.556 (9.95) + 21.066 = -34.2162 < 0 dL2 L = 9.96 Jadi penggunaan L = 9.95 unit akan memaksimumkan total Q Q = -0.926 L3 + 10.533 L2 + 65.567 L Untuk L = 9.95 maka :

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

96

Qmak = - 0.926 (9.95)3 + 10.533 (9.95)2 + 65.567 (9.95) Qmak = - 912.179334 + 1042.79333 + 652.39165 Qmak = 783.005649 unit 783.00 Unit Ilustrasi 2 Misalkan hasil estimasi fungsi produksi adalah Q = - 2 L3 + 45 L2 + 600 L Pertanyaan : 1. Sampai dengan penggunaan L berapa Total

Produk naik dengan kondisi increasing Marginal Product ?

2. Penggunaan L dari dan sampai berapa unit Total Produk naik dengan kondisi diminishing Marginal Product ?

3. Pada saat penggunaan L berapa Total Produk maksimum ?

4. Berapa L yang digunakan ketika rata-rata produksi untuk masukan L mencapai maksimum

Jawab 2 : Q = -2 L3 + 45 L2 + 600 L dQ/dL = MPL = - 6 L2 + 90 L + 600 d2Q/dL2 = dMPL / dL = - 12 L + 90

Page 60: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

97

1) Daerah di mana produksi naik dengan kondisi Increasing Marginal Product adalah ketika kurve Marginal Product naik sampai mencapai maksimum.

Syarat MPL mencapai maksimum adalah :

d2Q/dL2 = dMPL /dL = 0

d2Q/dL2 = - 12 L + 90 = 0 - 12 L + 90 = 0

12 L = 90

L = 7.5 unit

Jadi Total Produksi (Q) naik dengan kondisi Increasing Marginal Product mulai dari penggunaan L = 0 unit sampai dengan penggunaan L = 7.5 unit

2) Penggunaan L sehingga Total Product naik dengan kondisi

“Diminishing Marginal Product” ketika kurve MPL setelah mencapai maksimum kemudian menurun sampai MPL = 0 (sampai mencapai Total Produk maksimum) :

MPL = - 6 L2 + 90 L + 600 - 6 L2 + 90 L + 600 = 0 - 90 902 – (4)(-6)(600) L1,2 = 2( -6 ) - 90 150 L1,2 = - 12

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

98

L1 = ( - 90 + 150 ) / (- 12) = - 5 ( tidak tidak feasible ) - 90 - 150 L2 = = 20 unit - 12 Second order condition : d2Q = - 12 L + 90 dL2 d2Q = - 12 (20) + 90 = - 150 < 0 dL2 L = 20 Jadi L = 20 unit akan memaksimumkan Total Q

Q = -2 L3 + 45 L2 + 600 L

L = 20 maka :

Qmak = - 2 (20)3 + 45 (20)2 + 600 (20)

Qmak = 14,000 unit

Jadi Total Produk naik dengan kenaikan yang semakin

berkurang (Diminishing Marginal Product) pada saat

penggunaan L > 7,5 Unit sampai dengan penggunaan L

= 20 unit

3) Total Produk mencapai maksimum (Q = 14,000 unit) ketika

digunakan L = 20 unit

Page 61: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

99

4) Penggunaan L ketika APL maksimum :

Q = -2 L3 + 45 L2 + 600 L

APL = Q/L = (-2 L3 + 45 L2 + 600 L ) / L

APL = -2 L2 + 45 L + 600

Syarat APL maksimum :

First Order Condition : dAPL /dL = 0

Second Order Condition :

d2Q < 0 dL2

APL = -2 L2 + 45 L + 600

dAPL / dL = -4 L + 45 = 0

4 L = 45

L = 11.25 Unit

Jadi bila digunakan L = 11.25 unit akan memaksi-

mumkan APL

APL = -2 L2 + 45 L + 600, untuk L = 11.25 Unit, maka

Maksimum APL = - 2 (11.25)2 + 45 (11.25) + 600

= 853.125

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

100

Tabel 4 Cross Ceck Q = - 2 L3 + 45 L2 + 600 L

L Q APL L Q MPL

0 0 0

1 643 643 1 643 643

2 1364 682 1 721 721

4 2992 748 2 1628 814

6 4788 798 2 1796 898

7 5719 817 1 931 931

7.5 6187.5 825 0.5 468.5 937

8 6656 832 0.5 468.5 937

10 8500 850 2 1844 922

11 9383 853 1 883 883

11.25 9597.66 853.13 0.25 214.66 858.63

12 10224 852 0.75 626.34 835.12

16 12928 808 4 2704 676

18 13716 762 2 788 394

19.9 13999.25 703.48 1.9 283.25 149.08

20 14000 700 0.1 0.75 7.5

20.1 13999.25 696.48 0.1 -0.75 -7.5

21 13923 663 0.9 -76.25 -84.72

Page 62: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

101

Short-Run Total Cost bukan didasarkan pada

panjang pendeknya waktu tetapi dicirikan oleh adanya Total Fixed Cost (TFC) disamping Total Variable Cost (TVC) : TC = TFC + TVC

Total Variable Cost terkait dengan pembiayaan input variabel dan jumlahnya berubah-ubah sejalan dengan perubahan produk yang dihasilkan.

Total Fixed Cost terkait dengan pembiayaan input tetap dan jumlahnya tetap sampai dengan level produksi tertentu (kapasitas produksi).

Bilamana masukan lainnya konstan (misal K konstan), dan masukan L variabel maka Total Cost (TC) dinyatakan sebagai :

TC = rK + w L r = harga kapital (K) per unit w = harga Labor (L) per unit Bilamana K adalah konstan maka rK konstan dan

bila rK = a maka TC menjadi : TC= a + wL

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

102

Ilustrasi 3 Misalnya suatu sistem produksi dinyatakan sebagai Q = -L3 + 15 L2 + 72 L, di mana L = jumlah tenaga kerja yang digunakan, Q = total produksi. Harga input L Rp. 100.000 per unit dan biaya input tetapnya adalah Rp. 1.000.000. Berdasarkan ilustrasi tersebut, berikut disajikan skedul produksi dan Total Biaya. Tabel 5 Q = -L3 + 15 L2 + 72 L dan TC = 1.000.000 + 100.000 L

Penggu naan input (L)

Total Produksi (Q)

TFC (rK) (Rp)

TVC (wL) (Rp)

TC (Rp)

0 - 1.000.000 - 1.000.000

2 196 1.000.000 200.000 1.200.000

4 464 1.000.000 400.000 1.400.000

6 756 1.000.000 600.000 1.600.000

8 1024 1.000.000 800.000 1.800.000

12 1296 1.000.000 1.200.000 2.200.000

Page 63: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

103

Gambar 5 : TFC, TVC dan TC

C (Rp.000) TC 2200 1800 1600 1400 TVC 1200 1000 TFC Q 0 196 464 756 1024 1296

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

104

AVERAGE COST Average Cost sama dengan Total Cost dibagi Total

Product yang dihasilkan ( AC = TC/Q) TC = TFC + TVC, maka TC TFC + TVC TFC TVC AC = = = + Q Q Q Q AC = AFC + AVC Ilustrasi 5 Untuk memberikan ilustrasi AFC, AVC dan AC baik data numerik maupun kurvenya, digunakan data pada Ilustrasi 3 Tabel 6 : AFC, AVC dan AC

Ouput Q

TFC Rp.000

TVC Rp.000

TC Rp.000

AFC Rp

AVC Rp

AC Rp

196 1000 200 1200 5102 1020 6122

464 1000 400 1400 2155 862 3017

756 1000 600 1600 1323 793 2116

1024 1000 800 1800 977 781 1758

1296 1000 1200 2200 772 976 1698

Page 64: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

105

SHORT- RUN MARGINAL COST Short-Run Marginal Cost (SMC) adalah angka

yang menunjukkan pertambahan Total Cost per satu unit pertambahan Produk :

TC dTC SMC = = Q dQ Ilustrasi 6 Kita gunakan data pada Ilustrasi 3 Tabel 7

Q TC Q TC SMC = TC/Q

0 1.000.000 - - -

196 1.200.000 196 200.000 1020.41

464 1.400.000 268 200.000 764.27

756 1.600.000 292 200.000 684.93

1024 1.800.000 268 200.000 735.29

1296 2.200.000 272 400.000 1470.59

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

106

Gambar 6 AFC, AVC, AC dan MC

AC

MC

SMC

ATC

MATC AVC

MAvC

0 Q

SMC = Short-Run Marginal Cost ATC = Average Total Cost ( AC) AFC = Average Fixed Cost MATC = Minimum Average Total Cost MAVC = Minimum Average Variable Cost

Page 65: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

107

Ilustrasi 7 Isi sel kosong pada tabel berikut ini (Ma -Tho : 353)

Q TC TFC TVC AFC AVC AC MC

100 260 200 60 2 0.6 2.6 2.6

200 290 200 90 0.3

300 200 0.5

400 200 1.05

500 200 360

600 200 3.0

700 200 1.6

800 2040 200 Jawab 7

Q TC TFC TVC AFC AVC ATC MC

100 260 200 60 2.00 0.60 2.60 2.60

200 290 200 90 1.00 0.90 2.90 0.30

300 350 200 150 0.67 0.50 1.17 0.60

400 420 200 220 0.50 0.55 1.05 0.70

500 560 200 360 0.40 0.72 1.12 1.40

600 860 200 660 0.33 1.10 1.43 3.00

700 1320 200 1120 0.29 1.60 1.89 4.60

800 2040 200 1840 0.25 2.30 2.55 7.20

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

108

AVERAGE & MARGINAL PRODUCT, AVERAGE VARIABLE & MARGINAL COST

Untuk melihat hubungan antara Average Product (APL ),

Marginal Poduct (MPL ), Average Variable Cost (AVC) dan Marginal Cost dalam short-run lihat kembali Fungsi Produksi dan fungsi Total Cost pada Tabel 5, Tabel 6 dan Tabel 7. Untuk mengidentifikasi SMC dan AVC digunakan formulasi sbb. :

VC (wL) L 1 w SMC = = = w = w = Q Q Q MPL MPL TVC w L 1 w AVC = = = w = Q Q APL APL

Tabel 8

APL, MPL , AVC dan SMC dalam SRPF DAN SRC

Labor (L)

Product (Q)

APL ( Q/L)

MPL (Q/L)

AVC (w/APL)

SMC (w /

MPL) 0 0 - - - - 2 196 98 98 1020 1020.41 4 464 116 134 862 764.27 6 756 126 146 793 684.93 8 1024 128 134 781 735.29

12 1296 108 68 976 1470.59

Page 66: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

109

Produksi optimum adalah sejumlah produk yang dihasilkan oleh sejumlah input serta memberikan keuntungan maksimum.

Keuntungan sama dengan Total Revenue minus

Total Biaya. Total Revenue sama dengan Total Product

dikalikan dengan harganya dan Total biaya adalah biaya yang digunakan untuk menghasilkan produk (Biaya tetap ditambah total input yang digunakan kali harganya)

Bilamana : Fungsi produksi : Q = f(L)

Harga produk Q adalah : P

Harga input L adalah : w

Total Revenue : TR = P f(L)

Total biaya : TC = a + w L

Profit :

= TR – TC = P f(L) - (a + w L)

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

110

Syarat maksimum : First order condition : d / dL = 0

Second Order Condition : d2 /dL2 < 0

= TR – TC = P f(L) - (a + w L) d dTR dTC df(L) df(L) = - = P - w = MPL dL dL dL dL dL d = P MPL - w = 0 P(MPL) = w dL dTR P MPL = = Marginal Revenue Product (MRPL) dL dTC w = = Marginal Factor Cost (MFCL) dL Merupakan syarat profit maksimum berdasarkan keputusan pemilihan penggunaan input L

MRPL = MFCL atau w MPL = atau P w P = MPL

Page 67: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

111

PRODUKSI OPTIMUM Gambar 7

Q M QM QO O Q = f(L) QB B w/P 0 LB LO LM L MPL QM = Total Product Maksimum QO = Total Product Optimum (Total Product yang

memberikan Keuntungan Maksimum QB = Total Product saat MPL mencapai maksimum

w MPL = P

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

112

Ilustrasi 8 Msal hasil observasi data produksi menghasilkan Fungsi Produksi Estimasi Q = - L3 + 12 L2 + 144 L. Harga input L Rp. 90 ribu, dan harga Produk Q Rp. 15 ribu. Biaya tetap Rp. 15,000 ribu. Pertanyaan : 1. Agar tercapai keuntungan maksimum, berapakah a. Input L yang digunakan b. Keuntungan maksimum c. Total Produk yang dihasilkan d. Average Product (APL) dan biayanya. 2. Ketika mencapai Average Product maksimum,

berapakah : a. Jumlah input L yang digunakan b. APL maksimum dan Total Produk(Q) c. Keuntungan 3. Ketika Total Produk mencapai maksimum,

berapakah : a. Jumlah input L yang digunakan b. Total Produk Maksimum c. Average Product d. Keuntungan

Page 68: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

113

Jawab 8 1. Agar tercapai keuntungan maksimum

a) Q = - L3 + 12 L2 + 144 L

P = 15

Total Penerimaan penjualan produksi R = P x Q

R = 15 (- L3 + 12 L2 + 144 L)

R = - 15 L3 + 180 L2 + 2160 L

C = 15000 + 90 L ( C = Total Biaya Produksi )

Keuntungan = R – C

= - 15 L3 + 180 L2 + 2160 L – ( 15000 + 90 L)

= - 15 L3 + 180 L2 + 2070 L - 15000

Agar tercapai keuntungan maksimum, syaratnya :

First order condition : d/dL = 0

Second order condition : d2/dL2 < 0

= - 15 L3 + 180 L2 + 2070 L - 15000

d/dL = - 45 L2 + 360 L + 2070 d2/dL2 = - 90 L + 360

First order condition :

- 45 L2 + 360 L + 2070 = 0

- L2 + 8 L + 46 = 0

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

114

- 8 82 – (4)(-1)(46) L1,2 = 2( -1 ) - 8 248 L1,2 = -2 - 8 15.748 L1,2 = -2 - 8 + 15.748 L1 = = - 3.874 (tidak digunakan) -2 - 8 - 15.748 L1 = = 11.874 -2 Second order condition : d2 = - 90 L + 360 dL2 d2Q = - 90 (11.874) + 360 = - 708.66 < 0 dL2 L = 11.874

Page 69: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

115

Jadi L = 11.874 unit akan memaksimumkan total

keuntungan

= - 15 L3 + 180 L2 + 2070 L - 15000

unt L = 11.874 maka :

-mak = - 15 (11.874)3 + 180 (11.874)2 + 2070 (11.874)

- 15000

b) -mak = Rp. 9845.65 ribu

c) Q = - L3 + 12 L2 + 144 L

unt L = 11.874 maka :

Q = - 11.8743 + 12 (11.8742 ) + 144 (11.874)

Q = 1727.621

d) APL = 1727.621 : 11.874 = 145.50

2) Ketika mencapai APL maksimum

a. Q = - L3 + 12 L2 + 144 L

APL = Q/L = - L2 + 12 L + 144

Sjarat APL maksimum : dAPL / dL = 0

APL = - L2 + 12 L + 144

dAPL / dL = - 2 L + 12 = 0

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

116

- 2 L + 12 = 0

2 L = 12

L = 6

APL = - L2 + 12 L + 144

unt L = 6

APL = - 62 + 12 x 6 + 144

APL = 180 unit

b. Total Produk

Q = L x APL = 6 x 180

Q = 1080

c. Keuntungan :

= 1080 x Rp. 15 – ( 6 x Rp. 90 + Rp. 15000 )

= Rp. 660 ribu

3) Ketika Total Produksi mencapai maksimum

a. Q = - L3 + 12 L2 + 144 L

Q = - L3 + 12 L2 + 144 L

MPL = -3 L2 + 24 L + 144

dMPL / dL = - 6 L + 24

Syarat agar Q mencapai maksimum :

First order condition : MPL = dQ/dL = 0

Page 70: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

117

-3 L2 + 24 L + 144 = 0

L2 - 8 L - 48 = 0

(L+ 4)(L – 12 ) = 0

L + 4 = 0

L1 = - 4 (tidak digunakan)

L – 12 = 0

L2 = 12

Second order condition :

dMPL = - 6 L + 24 dL dMPL = - 6 (12) + 24 = - 48 < 0 dL L = 12

Jadi L = 12 unit akan memaksimumkan total produk

b. Q = - L3 + 12 L2 + 144 L, untuk L = 12 maka :

Qmak = - (12)3 + 12 (12)2 + 144 (12)

Qmak = 1728 unit

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

118

c. Average Product :

APL = Q / L = 1728 / 12 = 144 unit

d. Keuntungan : = 1728 x Rp. 15 – ( 12 x Rp. 90 + Rp. 15000 )

= Rp. 9840 ribu

Tabel 9 Resume

Kondisi

-maks Q-maks APL-maks

L 11.874 Unt 12 unt 6 Unt

Q 1727.621 Unt 1728 Unt 1080 Unt

Rp. 9845.65 Rp. 9840 Rp. 660

APL 145,5 Unt 144 Unt 180 Unt

Page 71: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

119

Ilustrasi 9

Isi sel yang kosong pada tabel berikut ini

L Q APL MPL

1 40

2 48

3 138

4 44

5 24

6 210

7 29

8 -27 Jawab 9

L Q APL MPL

1 40 40 40

2 88 44 48

3 138 46 50

4 176 44 38

5 200 40 24

6 210 35 10

7 203 29 -7

8 176 22 -27

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

120

Ilustrasi 3 (MENGGUNAKAN 2 INPUT) Misalnya suatu produksi menggunakan 3 input yaitu Labor (L), Capital Stock (K) dan Material (Bahan Baku/Pembantu) = M. Untuk K = 8 unit (konstan), hasil estimasi fungsi produksi dinyatakan sebagai berikut : Q = - L2 + 2,5M2 -10LM + 80L + 15M . Bilamana diinginkan Total Produk Maksimum, hitungkan : a. Input L dan M yang digunakan b. Total Produk maksimum Jawab 3 Q = - L2 + 2,5M2 -10LM + 80L + 15M Syarat tercapainya produksi maksimum : Q Q = 0 dan = 0 L M Q = - 2L - 10M + 80 = 0 2L + 10M -80 = 0 ….. (1) L Q = 5M -10L + 15 = 0 10L - 5M -15 = 0 …. (2) M Pers (1) x 1 : 2L + 10M – 80 = 0 Pers (2) x 2 : 20L - 10M – 30 = 0 + 22L -110 = 0

Page 72: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

121

22L = 110 L = 5 unit

2L + 10M – 80 = 0, untuk L = 5

10 + 10M – 80 = 0

10M = 70

M = 7

Q = - L2 + 2,5M2 -10LM + 80L + 15M

unt uk L = 5 dan M = 7

Q = - 52 + 2,5 (72) – 10(5)(7) + 80(5) + 15(7)

Q = 252,5 unit

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

122

Ilustrasi 10 Tabel berikut menunjukkan Total Produk yang dihasilkan dari kombinasi penggunaan L dan K (K konstan)

Unit of Capital Unit of Labor K=1 K=2 K=3 K=4

1 50 120 160 180 2 110 260 360 290 3 150 360 510 560 4 170 430 630 690 5 160 480 710 790

a. Hitung MPL dan APL bila kapital konstan sebanyak 2 unit. Ketika APL meningkat bagaimana hubungan antara APL dengan MPL. Apa yang terjadi bila APL menurun

b. Hitung MPL untuk setiap level Capital Stock (K). Bagaimana MPL pada penggunaan L = 2 unit sejalan dengan kenaikan Capital Stock ? Mengapa ?

Jawab 10 a. K = 2 unit

l L Q L MPL APL

1 1 120 120 120 120.0 2 1 260 140 140 130.0 3 1 360 100 100 120.0 4 1 430 70 70 107.5 5 1 480 50 50 96.0

Ketika APL meningkat MPL juga meningkat dan MPL > APL. Bilamana APL menurun, MPL juga menurun dan MPL < APL b. MPL setiap level penggunaan K (konstan)

Page 73: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

123

K=1 K=2 K=3 K=4 L

Q MPL Q MPL Q MPL Q MPL

1 50 50 120 120 160 160 180 180

2 110 60 260 140 360 200 390 210

3 150 40 360 100 510 150 560 170

4 170 20 430 70 630 120 690 130

5 180 10 480 50 710 80 790 100

Mulai dari penggunaan L = 2 unit di semua level penggunaan K, MPL pada penggunaan L = 2 MPL memupnyai nilai paling tinggi. Hal ini karena mulai dari penggunaan L = 2 untuk setiap level penggunaan K terjadi kondisi kenaikan produksi dengan pertambahan yang semakin berkurang (Diminishing Marginal Product) .

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

124

SHORT – RUN PRODUCTION FUNCTION

Gambar 8 Q M O B 0 L

MPL APL APL 0 LB LO LM L MPL

Page 74: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

125

1. Fungsi Produksi merupakan lokus berbagai produk maksimum yang dihasilkan oleh input tertentu dan pada teknologi produksi tertentu

atau Fungsi Produksi merupakan lokus berbagai produk tertentu

yang dihasilkan oleh input minimum dan pada teknologi produksi tertentu

2. Dalam Short-Run Production paling tidak ada satu input

yang bersifat tetap (fixed) di antara input-input yang digunakan, sedang pada Long-Run Production semua input bersifat variabel.

3. Kurve Total Produksi Q = f(L) harus memenuhi kreteria

sebagai berikut : a. Bila input tenaga kerja tidak ada (L = 0) Total Produk

Q = 0. Ini berarti Kurve Produksi dimulai dari “Original Point” ( titik 0 ).

b. Kurve Fungsi Produksi, pertama, dengan bertambahnya penggunaan input L, Total Produk Q naik dengan tingkat pertambahan yang semakin meningkat (Increasing Marginal Product) mulai dari penggunaan L = 0 s.d L = LB pada saat mana Marginal Product naik hingga mencapai maksimum ketika penggunaan L = LB

c. Selanjutnya, dengan bertambahnya penggu-naan input

L, Total Produksi Q naik dengan tingkat kenaikan yang semakin berkurang (Diminishing Marginal Product) mulai dari penggunaan L = LB s.d penggunaan L = LM pada saat mana Marginal Product (MPL) menurun

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

126

sampai mencapai MPL = 0 ketika Total Produk mencapai maksimum.

d. Average Product (APL ) mencapai maksimum ketika kurvenya berpotongan dengan kurve MPL dengan kata lain pada saat MPL = APL.

e. Akhirnya Total Ptoduk Q akan menurun untuk menggunaan input L > LM

4. Produk optimum yang merupakan kondisi ekuilibrium

produsen adalah tingkat produksi yang menghasilkan keuntungan maksimum. Syarat tercapainya produk optimum :

w MPL = P P = harga produk

w = harga input

Page 75: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

127

SHORT – RUN COST Gambar 9

MPL APL APL MPL

0 L SMC AVC SMC AVC

0 Q 1. Dalam jangka pendek (Short - Run) ketika dalam kegiatan

produksi terdapat input tetap, maka Short-Run Cost merupakan jumlah dari Total Fixed Cost ditambah Total Variable Cost : TC = TFC + TVC

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

128

2. Average Cost sama dengan Total Cost dibagi dengan Total Product Q :

TC TFC + TVC TFC TVC AC = = = + Q Q Q Q AC = AFC + AVC 3. Short-Run Marginal Cost (SMC) : TC TVC w SMC = = = Q Q MPL 4. Average Variable Cost TVC w L w AVC = = = Q Q APL 5. Hubungan antara MPL , APL , SMC dan AVC. a. Bilamana MPL dan APL naik, MPL > APL, serta SMC

dan AVC turun b. Bilamana MPL dan APL turun, MPL < APL, serta SMC

dan AVC naik c. Bilamana MPL = APL maka AVC minimum

Page 76: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

129

Page 77: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Prof DR. A. YUSUF IMAM SUJA’I, MP

APLIKASI FUNGSI PRODUKSI

Dalam

KEBIJAKSANAAN DI BIDANG PRODUKSI DAN PENJUALAN

mm18-upnjatim

Page 78: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan
Page 79: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

129

Long-Run Production Function (LRPF) meru-pakan

fungsi produksi di mana semua inputnya bersifat variabel

Suatu alat yang penting untuk menganalisis LRPF

yang menggunakan dua input adalah ISOQUANT. Bilamana kedua input itu adalah Labor (L) dan Capital (K) maka persamaan Isoquant dinyatakan sebagai Qo = f (L, K)

Isoquant adalah kurve yang merupakan locus

(tempat kedudukan) titik-titik yang menunjukkan kombinasi penggunaan dua masukan (misalnya L dam K) untuk menghasilkan tingkat output (produksi) tertentu yang sama (fixed product).

Jadi dalam Isoquant ouputnya konstan (fixed

product) dan kedua inputnya bersifat variabel. Kombinasi kedua input dengan proporsi masing-

masing input berbeda-beda menghasilkan tingkat produksi yang sama bisa terjadi karena kedua inputnya bersifat saling mensubstitusi.

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

130

Gambar 10 Isoquant K (unit) Qo = F (L,K) KA A KB B C KC 0 LA LB LC L (unit) Sepanjang kurve isoquant Q0 = F (K,L) meru-

pakan titik-titik kombinasi penggunaan masukan K dan L untuk menghasilkan tingkat ouput (produk) tertentu yaitu Q0. Sebagai contoh, pehatikan titik A, B, dan C yang terletak pada isoquant Q0 = F (K,L) :

Page 80: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

131

Titik A : penggunaan Labor sebesar OLA dan penggunaan Captal sebesar OKA menghasilkan ouput Qo

Titik B : penggunaan Labor sebesar OLB dan penggunaan Captal sebesar OKB juga menghasilkan ouput Qo

Titik C : penggunaan Labor sebesar OLC dan penggunaan Captal sebesar OKC juga menghasilkan ouput Qo

Isoquant dengan tingkat output lebih tinggi

curvenya terletak disebelah atas dan isoquant dengan tingkat produksi yang lebih rendah kurvenya terletak dibawahnya (Gambar 11)

Gambar 11

K (Unit) 400 = f (K,L) 200 = f (K,L) 100 = f (K,L) L (Unit)

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

132

Sejalan dengan difinisi isoquant itu sendiri bila ada dua atau lebih isoquan yang persamaannya sama namun berbeda jumlah produksinya maka berbagai kurve isoquant tersebut tidak akan saking berpotongan. Hal ini dapat dibuktikan melalui pada Gambar 12 berikut ini :

Gambar 12 K (Unit) Q2 Q1 C B A 0 L (Unit)

Page 81: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

133

Misalkan dua isoquant Q1 dan Q2 berpotonan di titik A, berarti pada titik A, Q1A = Q2A.

Perhatikan Isoquant Q1 Titik B dan titik A terletak pada isoquant Q1 berarti

Q1B = Q1A Perhatikan Isoquant Q2

Titik C dan titik A terletak pada kurve isoquant Q2 berarti Q2C = Q2A.

Perhatikan persamaan berikut ini : Q2A = Q2C Q1B = Q1A Q1A = Q2A Karena Q1A = Q2A , seharusnya Q1B = Q2C ,

tetapi kenyataan dalam gambar tidak demikian di mana Q1B dan Q2C tidak terletak dalam satu kurve isoquant sehingga Q1B Q2C yang berarti Q1A = Q2A atau dengan kata lain Q1 tidak akan berpotongan dengan Q2

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

134

Marginal Product untuk input L (MPL) adalah

perubahan Q bila input L berubah 1 unit dan input K konstan, dan dirumuskan :

Q MPL = L Marginal Product untuk input K (MPK) adalah

perubahan Q bila input K berubah 1 unit dan input L konstan, dan dirumuskan sebagai :

Q MPK = K Ilustrasi 10 Tentukan MPK dan MPL bilamana persamaan

Isoquant adalah Q = 3K2 + 5 KL+ L2 MPK = Q/K = 6 K + 5 L MPL = Q/L = 5 K + 2 L

Page 82: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

135

Perhatikan persamaan isoquant Q = F (L, K) Q Q Q = K + L K L Karena Q konstan maka deferensial sepanjang

kurve isoquant sama dengan nol atau Q = 0 Q Q 0 = K + L K L Q Q

= MPK dan = MPL K L sehingga :

MPK K + MPL L = 0 MPK K = - MPL L K MPL

= - = - MRTSL,K L MPK

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

136

Persamaan di atas merupakan slope (koefisien kemiringan) dari isoquant Q = F (L, K) di mana masukan K pada sumbu vertikal (ordinat) dan masukan L pada sumbu horizontal (absis)

MRTSL,K adalah angka yang menunjukkan jumlah K

yang harus dikurangi untuk mengganti satu unit L untuk menghasilkan produk yang sama (produk konstan)

Dengan cara yang sama diperoleh : L MPK

= - = - MRTSK,L K MPL MRTSK,L adalah angka yang menunjukkan jumlah

L yang harus dikurangi untuk mengganti satu unit K untuk menghasilkan produk yang sama (produk konstan).

Page 83: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

137

Ilustrasi 11

Tabel 9 berikut ini merupakan berbagai kombinasi input K dan input L untuk menghasilkan 500 Unit produk Q

Tabel 9 L L K K K/L=

- MRTSL,K

MRTSL,K

1 1 25,0 25 - -

2 1 19,0 -6,0 -6,0 6,0

3 1 14,0 -5,0 -5,0 5,0

4 1 10,0 -4,0 -4,0 4,0

5 1 7,0 -3,0 -3,0 3,0

6 1 5,0 -2,0 -2,0 2,0

7 1 4,0 -1,0 -1,0 1,0

8 1 3,0 -1,0 -1,0 1,0

9 1 2,5 -0,5 -0,5 0,5

10 1 2,0 -0,5 -0,5 0,5

11 1 1,6 -0,4 -0,4 0,4

12 1 1,3 -0,3 -0,3 0,3

13 1 1,2 -0,1 -0,1 0,1

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

138

Isocost adalah kurve yang menunjukkan berbagai

kombinasi input yang dengan harga input yang tetap (given) biayanya sama (tetap).

Bilamana harga masukan L adalah w dan harga

masukan K adalah r maka isocost dinyatakan sebagai Co = r K + w L

Gambar 13 : Isocost

K (Unit) A A Co = rK + wL B 0 LA LB L (Unit)

Page 84: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

139

Titik A : penggunaan Labor sebesar OLA dan penggunaan Captal sebesar OKA dengan pengeluaran sebesar Co

Titik B : penggunaan Labor sebesar OLB dan penggunaan Captal sebesar OKB juga dengan pengeluaran sebesar Co

Jadi sepanjang kurve isocost C0 = rK + wL

merupakan titik-titik kombinasi masukan K dan L yang dengan harga input tertentu dan tetap tingkat biayanya sama yaitu Co.

Isocost dengan tingkat biaya lebih tinggi curvenya

terletak disebelah atas dan isocost dengan tingkat biaya yang lebih rendah kurvenya terletak dibawahnya.

Sebagaimana isoquant dua atau lebih isocost

dengan harga-harga input yang sama tetapi berbeda tingkat biayanya tidak pernah berpotongan

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

140

Sejumlah produksi tertentu (dalam isoquant) dapat dihasilkan oleh tak terhingga kombinasi masukan.

Namun dihubungkan dengan harga masukan yang

berlaku di pasar dan anggaran yang tersedia hanya ada satu kombinasi masukan yang menghasilkan produk tertentu yang optimal.

Produk tertentu yang optimal dalam hal ini adalah

produk tertentu yang menggunakan kombinasi masukan sedemikian rupa sehingga costnya minimum.

Misalkan isoquant Q = F (L,K) dengan harga

masukan K adalah r dan harga masukan L adalah w, sehingga isocost adalah adalah :

C = r K + w L. Produksi optimal berada pada titik singgung antara

isocost dan isoquant, dan pada titik singgung tersebut slope isocost sama dengan slope isoquant.

Page 85: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

141

Slope Isocost : Bila Isocost dinyatakan sebagai Co = r K + w L,

maka : C = r K + w L

karena C konstan, maka C = 0, shingga :

r K + w L = 0

r K = - w L

K w = - adalah slope isocost L r Produk optimal berkedudukan di titik singgung

antara isoquant dengan isocost dan pada titik itu slope isocost sama dengan slope isoquant.

Dengan demikian produk optimal (produk dengan

biaya minimal) syaratnya adalah : MPL w = persamaan ini disebut MPK r Least Cost Input Combinantion Sebagai syarat tercapainya Produk optimum

Gambar 14

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

142

Product tertentu dengan biaya minimum

K (unit) C = r K + w L KM M Qo = f(L, K)

L (Unit)

0 LM

Produk tertentu Q dengan biaya minimum terjadi

pada titik singgung M, pada saat mana digunakan kombinasi input kapital sebesar KM dan input labor sebesar LM.

Titik singgung singgung M juga disebut titik

ekuilibrium produsen. Pada titik M ini slope isocost sama dengan slope isoquant

Page 86: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

143

Dalam aplikasinya, berkaitan dengan isoquant ini, ada dua model yang dapat dilakukan manajer untuk mengoptimalkan produk yaitu :

Pertama : Anggaran sebagai kendala karena keterba-tasan

dana yang dimiliki. Dalam kondisi demikian, manajer harus menyesuaikan produknya sedemikian rupa sehingga dengan anggaran yang tersedia biaya kombinasi input minimal :

Gambar 15

Mengoptimalkan Produksi dengan Anggaran Biaya (Isocost) sebagai kendala

K C0 = wL + rK P Q3 = f3 (L,K) Q2 = f2(L,K) Q1 = f1 (L,K) L

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

144

Bila memproduksi Q1, biaya produksi lebih kecil dari anggaran yang tersedia sehingga bilamana dilaksanakan akan terjadi sisa dana (tidak optimal)

Bilamana memproduksi Q3, biaya produksi lebih

besar dari anggaran yang tersedia sehingga bila dilaksanakan akan kekurangan dana (tidak optimal)

Bila memproduksi Q2, biaya produksi sama

dengan anggaran yang tersedia. Titik singgung antara Isoquant dan Isocost yaitu titik P terjadi lest cost combination :

MPL w = MPK r Kedua : Input terbatas sehingga jumlah produksi

(Isoquant) sebagai kendala, sedang anggaran tersedia cukup. Dalam kondisi demikian manajer harus menyesuaikan anggaran yang tersedia kepada produk yang terbatas sedemikian rupa segingga biaya kombinasi input yang digunakan minimum.

Page 87: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

145

Gambar 16 Mengoptimalkan Produksi dengan

Total Product (Isoquant) sebagai kendala

K C01

C02

C03

M Q = f(L,K) 0 L Anggaran Biaya (Isococst) C03 lebih kecil dari

biaya kombinasi input yang digunakan untuk memproduksi Q = f(L,K), sehingga bila hal ini dilaksanakan akan menghasilkan Q1 < Q karena kekurangan dana (produksi tidak optimal).

Anggaran Biaya (Isococst) C01 lebih besar dari

biaya kombinasi input yang digunakan untuk memproduksi Q = f(L,K), sehingga bilamana hal ini dilakukan dananya akan berlebih (tidak optimal).

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

146

Anggaran Biaya (Isococst) C02 sama dengan biaya kombinasi input yang digunakan untuk memproduksi Q = f(L,K), sehingga bilamana hal ini dilakukan tercapai produksi optimal dimana Titik yang merupakan titik singgung antara Isoquant dan Isocost memenuhi kreteria :

MPL w = MPK r Ilustrasi 12 Misalnya untuk menghasilkan 1000 unit produk digunakan kombinasi masukan L dan K (L ; K) sebagai berikut : {2 : 240 } {4 ; 18,2 } { 6 ; 15,4 } {8 ; 13 8 } {10 ; 12,6}

{12 ; 11,7} {14 ; 11.0} {16 ; 10.4} {18 ; 9.9 } {20 ; 9.5 }

{26 ; 8,6 } {32 ; 7,9 } dan {40 ; 7,2 }

Bilamana harga masukan K adalah 400 SU dan harga masukan L adalah 100 SU, berapakah jumlah masukan K dan L yang digunakan untuk menghasilkan 1000 unit produk tersebut dengan biaya minimum dan berapa biayanya ?

Page 88: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

147

Jawab 12 : Q = 1000 unit R = 400 SU w = 100 SU C = 400 K + 100 L Syarat Produksi Optimal atau ekuilibrium produsen : K MPL w = - = - L MPK r K MPL 100 = - = - = - 0,25 L MPK 400

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

148

Tabel 10

L L K K K/L r K W L Total Cost

2 24,0 9600 200 9.800

4 2 18,2 -5,8 -2,90 7280 400 7680

6 2 15,4 -2,8 -1,40 6160 600 6760

8 2 13,8 -1,6 -0,80 5520 800 6320

10 2 12,6 -1,2 -0,60 5040 1000 6040

12 2 11,7 -0,9 -0,45 4680 1200 5880

14 2 11,0 -0,7 -0,35 4400 1400 5800

16 2 10,4 -0,6 -0,30 4160 1600 5760

18 2 9,9 -0,5 -0,25 3960 1800 5760

20 2 9,5 -0,4 -0,20 2800 2000 5800

26 6 8,6 -0,9 -0,15 3440 2600 6040

32 6 7,9 -0,7 -0,12 3160 3200 6360

40 8 7,2 -0,7 -0,09 2880 4000 6880

K/L = - 0,25 yaitu pada kombinasi penggunakan masukan K = 2 unit dan L = 18 unit dengan biaya minimum 5760 SU

Page 89: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

149

Ilustrasi 13 Estimasi isoquant : Q = L2 + 8 KL + K2 di mana Q = total produk, L = jumlah masukan tenaga kerja dan K = jumlah masukan modal Harga K adalah $ 5 dan harga L adalah $ 2. Bilamana anggaran yang tersedia adalah $1700 dan diinginkan produksi optimal, hitunglah : Jumlah K dan L yang digunakan, Total Produksi dan K yang digunakan bila bila L = 500 unit, Jawab 13 : Q = L2 + 8 KL + K2

MPL = 2 L + 8 K dan MPK = 8 L + 2 K MPL 2 L + 8 K 2 = = MPK 8 L + 2 K 5 2(8 L + 2 K) = 5 (2 L + 8 K)

16 L + 4 K = 10 L + 40 K

6 L = 36 K L = 6 K

TC = 2 L + 5 K TC = 12 K + 5 K

17 K = 1700

K = 100 unit

L = 6 K

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

150

L = 600 unit

Q = L2 + 8 KL + K2

Untuk L = 600 dan K = 100, maka :

Q = (600)2 + 8 (100)(600) + (100)2

Q = 850.000 unit

Bilamana L = 500 unit

850.000 = L2 + 8 KL + K2

850.000 = (500)2 + 8 (500) K + K2

K2 + 4000 K + 250.000 – 850.000 = 0

K2 + 4000 K – 600.000 = 0

- 4000 + 40002 – 4 (1)(- 600000) K = 2 - 4000 + 4289,52 K = = 144,76 unit 2 Ilustrasi 14 Suatu isoquant dinyatakan sebagai Q = K0,60 L0,90. Harga K yaitu r = 5 dan harga L yaitu w = 3. Berapakah K dan L yang digukan bila Q = 1800

Page 90: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

151

unit dan produksi mencapai optimal, serta berapa biayanya ? Jawab 14 : Q = K0,60 L0,90

C = 5 K + 3 L

Agar produksi optimal, syaratnya :

MPL w 3 = = MPK r 5 MPK = 0,60 K1 - 0,60 L0,90

MPK = 0,60 K - 0,40 L0,90

MPL = 0,90 K0,60 L0,90 – 1

MPL = 0.90 K0,60 L-10

MPL 0,90 K 0,60 L-0,10 3 = = MPK 0,60 K-0,40 L0,90

5 0,90 K 3 = 1,80 L = 4,5 K 0,60 L 5 L = 2,5 K

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

152

Q = 1800 unit

1800 = K0,60 (2,5 K) 0,90

1800 = 2,50,90 K0,60 K0,90

1800 = 2,50,90 K1,50

Log 1800 = 0,9 Log 2,5 + 1,5 Log K

1,5 Log K = Log 1800 – 0,90 Log 2,5

Log K = (Log 1800)/1,5 – 0,6 Log 2,5

K = 85,39 unt 85 unit

L = 2,5 K = 2,5 (85,39)

L = 212,5 unit 213 unit

C = 5 K + 3 L

C = (5)(85) + (3)(213)

C = 1064 SU

Page 91: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

153

Expansion Path adalah curve yang merupakan lokus dari titik-titik produksi tertentu yang dihasilkan oleh kombinasi input dengan biaya minimum pada rasio harga input yang konstan.

K Gambar 17 : Expansion Path Q4 Q3 Expansion Path Q2 Q1 3 4 2 C4 C3

1 C2 C1 0 L

Pada titik-titik I, 2, 3, dan 4 berlaku : MPL1 MPL2 MPL3 MPL4 w = = = = MPK1 MPK2 MPK3 MPK4 r

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

154

Return to Scale (RTS) atau Tingkat Pengem-

balian Skala adalah suatu kondisi teknologi produksi yang hanya terjadi pada Long–Run Production Fungtion

Ada tiga kondisi Return to Scale, yaitu Increasing

Return to Scale (IRTS), Constant Return to Scale (CRTS) dan Decreasing Return to Scale (DRTS)

IRTS Disebut juga kodisi Economies of Scale, adalah

kondisi teknologi prodiksi (jangka panjang) di mana pada kondisi IRTS :

bila semua masukan digandakan secara proporsionil maka produk akan bertambah dengan proporsi yang lebih besar.

dari aspek biaya, penambahan semua input secara proporsionil akan diikuti penurunan biaya rata rata produksi dengan proporsi yang lebih besar.

Page 92: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

155

CRTS. Adalah kondisi teknologi produksi (jangka panjang)

di mana pada kondisi CRTS :

bila semua masukan digandakan secara proporsionil maka produk akan bertambah dengan proporsi yang sama.

dari aspek biaya, penambahan semua input secara proporsionil biaya rata rata produksi tidak berubah (konstant).

DRTS Disebut juga kondisi Diseconomies of Scale, yaitu

suatu kondisi teknologi produksi (jangka panjang) dimana pada kondisi DRTS :

bila semua masukan digandakan secara

proporsionil maka produk akan bertambah dengan proporsi yang lebih kecil.

dari aspek biaya, penambahan semua input secara proporsionil akan menaikkan biaya rata rata produksi.

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

156

Dimislkan Long-Run Production Function meng-

gunakan dua input L dan K dinyatakan sebagai Q = F (L, K) dan kemudian semua input digandakan dengan t kali, maka :

Q* = F ( tL, tK) Q* = tS F (L, K) Q* = tS Q S = disebut degree of linearly homogeneous

procuction function, dan ada 3 kemungkinan nilai S, yaitu :

S = 1, mengindikasikan teknologi produksi jangka panjang yang digunakan pada kondisi CRTS

S > 1, mengindikasikan teknologi produksi

jangka panjang yang digunakan pada kondisi IRTS ( Economies of Scale)

S < 1, mengindikasikan teknologi produksi

jangka panjang yang digunakan pada kondisi DRTS ( Diseconomies of Scale)

Page 93: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

157

Pengetahuan tentang Return to Scale bagi seorang manajer sangat penting, untuk mewujudkan kinerja yang efisien.

Bilamana teknologi produksi pada kondisi IRTS,

maka strategi untuk menurunkan biaya rata-rata produksi, skala usaha harus ditingkatkan dengan cara menggandakan semua input secara proporsional

Bilamana teknologi produksi pada kondisi CRTS,

maka peningkatan skala usaha tidak akan mempengaruhi biaya rata-rata produksi. Strategi yang sesuai ialah ekspansi dengan mengem-bangkan pabrik-pabrik baru.

Bilamana teknologi produksi pada kondisi DRTS,

maka strategi yang paling sesuai ialah dengan menurunkan skala usaha sehingga biaya produksi rata-rata akan menurun dan diikuti perbaikan teknologi produksi.

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

158

Ilustrasi 15 Suatu teknologi produksi yang direfleksikan sebagai fungsi produksi dinyatakan sebagai berikut : Q = L2 + 5 LK + K2 . Biaya produksi dinyataka sebagai C = 4 L + 5 K. Bilamana C = 59, berapakah kombinasi L dan K yang digunakan agar tercapai produksi optimal dan berapa produksi tersebut ? Buatlah skedul produksi, total biaya dan biaya rata-rata apabila semua masukan dikalikan dengan : 2 kali, 3 kali, 4 kali dan 5 kali. Mengidentifikasi Return to Scale : Misal semua input digandakan dengan t kali : Q* = (tL)2 + 5 (tL)(tK) + (tK)2

Q* = t2 L2 + 5(t)(t)(L)(K) + t2 K2

Q* = t2 ( L2 + 5KL + L2)

Q* = t2 Q

S = 2 > 1 mengindikasikan bahwa teknologi

produksi pada kondisi IRTS

Q = L2 + 5LK + K2

MPL = 2L + 5K

MPK = 5L + 2K

Page 94: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

159

Syarat produk optimal : MPL w = MPK r 2L + 5K 40 2L + 5K 4 = = 5L + 2K 50 5L + 2K 5 5(2L + 5K) = 4 (5L + 2K) 10L + 25K = 20L + 8K

10L = 17K L = 1,7K

C = 4L + 5K

59 = 4 (1,7K) + 5K

11,8K = 59 K = 5 L = 1,7 K L = 8,5

Q = (8,5)2 + 5(8,5)(5) + (5)2

Q = 309,75 Unit

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

160

Tabel 11

Input naik t kali

Prod naik t2

kali

L K Q C AC

1 12 8,5 5 309,75 59 0,19

2 22 17,0 10 1239,00 118 0,10

4 42 34,0 20 4956,00 236 0,05

Tabel 11 memperlihatkan bila semua input digandakan t kali, produksi naik t2 kali dan biaya produksi rata-rata menurun. Ilustrasi 16 : Fungsi Produksi : Q = 10L0,5 K0,3, dan anggaran dinyatakan 64 = 4 L + 5 K. Dari data ini akan diidentifikasi RTS dan penggunaan kombinasi input yang mengoptimalkan produksi. Identifikasi RTS : Q = 10 L0,5 K0,3 semua input dinaikkan t kali lipat Q* = 10 (tL)0,5 (tK)0,3 Q* = (t0,5)(t0,3)(10 L0,5 K0,3) Q* = t 0,8 Q S = 0,8 < 1 berarti fungsi produksi dalam kondisi DRTS

Page 95: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

161

Mengidentifikasi produk optimal : Syarat produk optimal : MPL w = MPK r Q = 10 L0,5 K0,3 MPL = 10(0,5) L0,5 – 1 K0,3 = 5 L- 0,5 K0,3 MPK = 10L0,5 (0,3)(K0,3-1) = 3 L0,5 K- 0,7 MPL w 5L- 0,5 K0,3 4 = = MPK r 3 L0,5 K- 0,7 5 5 K 4 = 25 K = 12 L 3 L 5 K = 0,48 L 4L + 5K = 64 4L + 5(0,48L) = 64 6,4 L = 64 L = 10,0 K = 0,48 L K = 4,8 Q = 10 L0,5 K0,3 L = 10 dan K = 4,8 maka : Q = 10 (10)0,5 (4,8)0,3 Q = 10 (3,1623)(1,6009) Q = 50,6253 50,63

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

162

Tabel 12

Input naik t kali

Prod naik

t0,8 kali

L K Q C AC

1 10,8 10 4,8 50,63 64 1,26

2 20,8 20 9,6 88,15 128 1,45

4 40,8 40 19.2 153,48 256 1,67

Tabel 12 memperlihatkan bahwa dengan meng-gandakan semua input dengan t kali, produksi naik t0,8 kali dan biaya produksi rata-rata meningkat. Ilustrasi 17 : Fungsi Produksi dinyatakan sebagai Q = 10L0,6 K0,4, anggaran biaya dinyatakan sebagai 60 = 4L + 5 K. Dari data ini akan diidentifikasi RTS dan penggunaan kombinasi input yang mengoptimalkan produksi. Identifikasi RTS :

Q = 10 L0,6 K0,4 semua input dinaikkan t kali lipat Q* = 10 (tL)0,6 (tK)0,4 Q* = (t0,6)(t0,4)(10 L0,6 K0,4) Q* = t Q S = 1 berarti fungsi produksi dalam kondisi CRTS

Page 96: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

163

Mengidentifikasi produk optimal : Syarat produk optimal : MPL w = MPK r Q = 10 L0,6 K0,4

MPL = 10(0,6) L0,6 – 1 K0,4 = 6 L- 0,4 K0,4

MPK = 10L0,6 (0,4)(K0,4-1) = 3 L0,6 K- 0,6

MPL w 6L- 0,4 K0,4 4 = = MPK r 3 L0,6 K- 0,6 5 6 K 4 = 30 K = 12 L 3 L 5 K = 0,4 L

4L + 5K = 64 4L + 5(0,4L) = 64 6 L = 60 L = 10 K = 0,4 L K = 4 Q = 10 L0,6 K0,4 L = 10 dan K = 4 maka : Q = 10 (10)0,6 (4)0,4 Q = 10 (3,98)(1,74) Q = 69,27

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

164

Tabel 13

Input naik t kali

Prod naik t kali

L K Q C AC

1 1 10 4 69,27 60 0.87

2 2 20 8 138,54 120 0.87

4 4 40 16 277,08 240 0.87

Tabel 13 memperlihatkan bahwa dengan meng-gandakan semua input dengan t kali, produksi naik t kali juga dan biaya produksi rata-rata konstan

Page 97: frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/materi-ekonomi-manjerial.pdfDemand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1 Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan

Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Suja’i

165

REFERENSI Douglas, Evan J., 1992. Managerial Economics :

Analysis and Strategy, Forth Edition, Prentice-Hall, New Jersey.

Maurice, S. Charles & Christopher R. Thomas,

1995. Managerial Economics, Fifth Edition, The Dryden Press Press, McGraw-Hill, Inc., Chicago, USA.

Papas, James L. & Mark Hirschey. Managerial

Economics, Sixth Edition, The Dryden Press Press, McGraw-Hill, Inc., Chicago, USA.