Frasa 2010

18
FRASA FRASA 1. Apakah pengertian frasa itu? 1. Apakah pengertian frasa itu? 2. Apasajakah jenis-jenis frasa itu 2. Apasajakah jenis-jenis frasa itu beserta contohnya? beserta contohnya?

Transcript of Frasa 2010

FRASAFRASA1. Apakah pengertian frasa itu?1. Apakah pengertian frasa itu?

2. Apasajakah jenis-jenis frasa itu 2. Apasajakah jenis-jenis frasa itu beserta contohnya?beserta contohnya?

PEMBAHASANPEMBAHASAN Pengertian FrasaPengertian Frasa Jenis FrasaJenis Frasa

Pengertian FrasaPengertian Frasa Frasa adalah satuan konstruksi yang terdiri Frasa adalah satuan konstruksi yang terdiri

dari dua kata atau lebih yang membentuk dari dua kata atau lebih yang membentuk satu kesatuan Menurut Prof. M. Ramlan, satu kesatuan Menurut Prof. M. Ramlan, frasa adalah satuan gramatik yang terdiri frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas satu kata atau lebih dan tidak atas satu kata atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi atau jabatan melampaui batas fungsi atau jabatan (Ramlan, 2001). Artinya sebanyak apapun (Ramlan, 2001). Artinya sebanyak apapun kata tersebut asal tidak melebihi jabatannya kata tersebut asal tidak melebihi jabatannya sebagai Subjek, predikat, objek, pelengkap, sebagai Subjek, predikat, objek, pelengkap, atau pun keterangan, maka masih bisa atau pun keterangan, maka masih bisa disebut frasa.disebut frasa.

ContohContoh gedung sekolah itugedung sekolah itu ( (Gedung sekolah Gedung sekolah

itu(S) luas(P).)itu(S) luas(P).) yang akan pergiyang akan pergi ( (Dia(S) yang akan Dia(S) yang akan

pergi(P) besok(Ket).pergi(P) besok(Ket). ) ) sedang membacasedang membaca ( (Bapak(S) sedang Bapak(S) sedang

membaca(P) koran sore(O).membaca(P) koran sore(O). ) ) besok lusabesok lusa ( (Besok lusa(Ket) aku(S) Besok lusa(Ket) aku(S)

kembali(P).kembali(P). ) )

Jenis FrasaJenis Frasa Jenis frasa dibagi menjadi dua, yaitu Jenis frasa dibagi menjadi dua, yaitu

berdasarkanberdasarkan

persamaan distribusi dengan persamaan distribusi dengan unsurnya (pemadunya) unsurnya (pemadunya)

berdasarkan kategori kata yang berdasarkan kategori kata yang menjadi unsur pusatnya.menjadi unsur pusatnya.

Berdasarkan Persamaan Berdasarkan Persamaan Distribusi dengan Unsurnya Distribusi dengan Unsurnya

(Pemadunya).(Pemadunya). Frasa EndosentrisFrasa Endosentris, , frasa yang memiliki unsur frasa yang memiliki unsur

pusat.pusat.Contoh: Sejumlah Contoh: Sejumlah mahasiswamahasiswa(S) diteras(P).(S) diteras(P).

Kalimat tersebut tidak bisa jika hanya Kalimat tersebut tidak bisa jika hanya ‘Sejumlah di teras’ (salah) karena kata ‘Sejumlah di teras’ (salah) karena kata mahasiswa adalah unsur pusat dari subjek. mahasiswa adalah unsur pusat dari subjek. Jadi, ‘Sejumlah mahasiswa’ adalah frasa Jadi, ‘Sejumlah mahasiswa’ adalah frasa endosentris.endosentris.

Frasa Eksosentris, adalah frasa yang tidak Frasa Eksosentris, adalah frasa yang tidak mempunyai unsur pusatmempunyai unsur pusat

contoh: contoh: mahasiswa di teras.mahasiswa di teras.

Frasa endosentris sendiri Frasa endosentris sendiri masih dibagi menjadi masih dibagi menjadi

tiga.tiga.a) Frasa Endosentris Koordinatif, yaitu frasa a) Frasa Endosentris Koordinatif, yaitu frasa

endosentris yang semua unsurnya adalah endosentris yang semua unsurnya adalah unsur pusat dan mengacu pada hal yang unsur pusat dan mengacu pada hal yang berbeda diantara unsurnya terdapat (dapat berbeda diantara unsurnya terdapat (dapat diberi) ‘dan’ atau ‘atau’.diberi) ‘dan’ atau ‘atau’.Contoh:Contoh:(1) rumah pekarangan(1) rumah pekarangan(2) suami istri dua tiga (hari)(2) suami istri dua tiga (hari)(3) ayah ibu(3) ayah ibu

b) Frasa Endosentris Atributif, yaitu frasa b) Frasa Endosentris Atributif, yaitu frasa endosentris yang disamping mempunyai endosentris yang disamping mempunyai unsur pusat juga mempunyai unsur yang unsur pusat juga mempunyai unsur yang termasuk atribut. Atribut adalah bagian termasuk atribut. Atribut adalah bagian frasa yang bukan unsur pusat, tapi frasa yang bukan unsur pusat, tapi menerangkan unsur pusat untuk menerangkan unsur pusat untuk membentuk frasa yang bersangkutan.membentuk frasa yang bersangkutan.Contoh:Contoh:(1) pembangunan lima tahun(1) pembangunan lima tahun(2) sekolah Inpres(2) sekolah Inpres(3) buku baru(3) buku baru(4) orang itu(4) orang itu(5) malam ini(5) malam ini

c) Frasa Endosentris Apositif, yaitu frasa c) Frasa Endosentris Apositif, yaitu frasa endosentris yang semua unsurnya adalah unsur endosentris yang semua unsurnya adalah unsur pusat dan mengacu pada hal yang sama. Unsur pusat dan mengacu pada hal yang sama. Unsur pusat yang satu sebagai aposisi bagi unsur pusat yang satu sebagai aposisi bagi unsur pusat yang lain. Untuk itu, unsur-unsur pusat yang lain. Untuk itu, unsur-unsur pembentuknya secara otomatis mempunyai pembentuknya secara otomatis mempunyai hubungan antarsuku, baik dalam hubungan hubungan antarsuku, baik dalam hubungan posisi maupun hubungan makna. (Yuniawan, posisi maupun hubungan makna. (Yuniawan, 2000)2000)Contoh:Contoh:Ahmad, anak Pak Sastro, sedang belajar.Ahmad, anak Pak Sastro, sedang belajar.Ahmad, …….sedang belajar.Ahmad, …….sedang belajar.……….anak Pak Sastro sedang belajar.……….anak Pak Sastro sedang belajar.Unsur ‘Ahmad’ merupakan unsur pusat, Unsur ‘Ahmad’ merupakan unsur pusat, sedangkan unsur ‘anak Pak Sastro’ merupakan sedangkan unsur ‘anak Pak Sastro’ merupakan aposisi. aposisi.

Berdasarkan Kategori Kata Berdasarkan Kategori Kata yang Menjadi Unsur yang Menjadi Unsur

Pusatnya.Pusatnya. Frasa nomina, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk Frasa nomina, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori nomina. UP frasa nomina itu berupa:kategori nomina. UP frasa nomina itu berupa:a) nomina sebenarnyaa) nomina sebenarnya

contoh:contoh:pasir ini digunakan utnuk mengaspal jalanpasir ini digunakan utnuk mengaspal jalan

b) pronominab) pronominacontoh:contoh:dia itu musuh sayadia itu musuh saya

c) namac) namacontoh:contoh:Rina itu manisRina itu manis

d) kata-kata selain nomina, tetapi strukturnya berubah menjadi d) kata-kata selain nomina, tetapi strukturnya berubah menjadi nominanominacontoh:contoh:dia rajin → rajin itu menguntungkandia rajin → rajin itu menguntungkananaknya dua ekor → dua itu sedikitanaknya dua ekor → dua itu sedikitdia berlari → berlari itu menyehatkandia berlari → berlari itu menyehatkankata rajin pada kaliat pertam awalnya adalah frasa ajektiva, kata rajin pada kaliat pertam awalnya adalah frasa ajektiva, begitupula dengan dua ekor awalnya frasa numeralia, dan kata begitupula dengan dua ekor awalnya frasa numeralia, dan kata berlari yang awalnya adalah frasa verba.berlari yang awalnya adalah frasa verba.

Frasa Verba, frasa yang UP-nya berupa kata Frasa Verba, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori verba. Secara yang termasuk kategori verba. Secara morfologis, UP frasa verba biasanya ditandai morfologis, UP frasa verba biasanya ditandai adanya afiks verba. Secara sintaktis, frasa adanya afiks verba. Secara sintaktis, frasa verba terdapat (dapat diberi) kata ‘sedang’ verba terdapat (dapat diberi) kata ‘sedang’ untuk verba aktif, dan kata ‘sudah’ untuk untuk verba aktif, dan kata ‘sudah’ untuk verba keadaan. Frasa verba tidak dapat diberi verba keadaan. Frasa verba tidak dapat diberi kata’ sangat’, dan biasanya menduduki fungsi kata’ sangat’, dan biasanya menduduki fungsi predikat.predikat.Contoh:Contoh:Dia berlari.Dia berlari.Secara morfologis, kata berlari terdapat afiks Secara morfologis, kata berlari terdapat afiks ber-, dan secara sintaktis dapat diberi kata ber-, dan secara sintaktis dapat diberi kata ‘sedang’ yang menunjukkan verba aktif.‘sedang’ yang menunjukkan verba aktif.

Frasa Ajektifa, frasa yang UP-nya berupa kata yang Frasa Ajektifa, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori ajektifa. UP-nya dapat diberi afiks ter- termasuk kategori ajektifa. UP-nya dapat diberi afiks ter- (paling), sangat, paling agak, alangkah-nya, se-nya. Frasa (paling), sangat, paling agak, alangkah-nya, se-nya. Frasa ajektiva biasanya menduduki fungsi predikat.ajektiva biasanya menduduki fungsi predikat.Contoh:Contoh:Rumahnya besar.Rumahnya besar.Ada pertindian kelas antara verba dan ajektifa untuk Ada pertindian kelas antara verba dan ajektifa untuk beberapa kata tertentu yang mempunyai ciri verba beberapa kata tertentu yang mempunyai ciri verba sekaligus memiliki ciri ajektifa. Jika hal ini yang terjadi, sekaligus memiliki ciri ajektifa. Jika hal ini yang terjadi, maka yang digunakan sebagai dasar pengelolaan adalah maka yang digunakan sebagai dasar pengelolaan adalah ciri dominan.ciri dominan.Contoh:Contoh:menakutkan (memiliki afiks verba, tidak bisa diberi kata menakutkan (memiliki afiks verba, tidak bisa diberi kata ‘sedang’ atau ‘sudah’. Tetapi bisa diberi kata ‘sangat’).‘sedang’ atau ‘sudah’. Tetapi bisa diberi kata ‘sangat’).

Frasa Numeralia, frasa yang UP-nya berupa Frasa Numeralia, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori numeralia. Yaitu kata yang termasuk kategori numeralia. Yaitu kata-kata yang secara semantis mengatakan kata-kata yang secara semantis mengatakan bilangan atau jumlah tertentu. Dalam frasa bilangan atau jumlah tertentu. Dalam frasa numeralia terdapat (dapat diberi) kata bantu numeralia terdapat (dapat diberi) kata bantu bilangan: ekor, buah, dan lain-lain.bilangan: ekor, buah, dan lain-lain.Contoh:Contoh:dua buahdua buahtiga ekortiga ekorlima bijilima bijiduapuluh lima orang.duapuluh lima orang.

Frasa Preposisi, frasa yang ditandai Frasa Preposisi, frasa yang ditandai adanya preposisi atau kata depan adanya preposisi atau kata depan sebagai penanda dan diikuti kata atau sebagai penanda dan diikuti kata atau kelompok kata (bukan klausa) sebagai kelompok kata (bukan klausa) sebagai petanda.petanda.Contoh:Contoh:Penanda (preposisi) + Petanda (kata Penanda (preposisi) + Petanda (kata atau kelompok kata) di terasatau kelompok kata) di teraske rumah temanke rumah temandari sekolahdari sekolahuntuk sayauntuk saya

Frasa Konjungsi, frasa yang ditandai adanya Frasa Konjungsi, frasa yang ditandai adanya konjungsi atau kata sambung sebagai penanda dan konjungsi atau kata sambung sebagai penanda dan diikuti klausa sebagai petanda. Karena penanda diikuti klausa sebagai petanda. Karena penanda klausa adalah predikat, maka petanda dalam frasa klausa adalah predikat, maka petanda dalam frasa konjungsi selalu mempunyai predikat.konjungsi selalu mempunyai predikat.Contoh:Contoh:Penanda (konjungsi) + Petanda (klausa, Penanda (konjungsi) + Petanda (klausa, mempunyai P)mempunyai P)Sejak kemarin dia terus diam(P) di situ.Sejak kemarin dia terus diam(P) di situ.Dalam buku Ilmu Bahasa Insonesia, Sintaksis, Dalam buku Ilmu Bahasa Insonesia, Sintaksis, Ramlan menyebut frasa tersebut sebagai frasa Ramlan menyebut frasa tersebut sebagai frasa keterangan, karena keterangan menggunakan kata keterangan, karena keterangan menggunakan kata yang termasuk dalam kategori konjungsi.yang termasuk dalam kategori konjungsi.

KESIMPULANKESIMPULAN Frasa didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang Frasa didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang

berupa gabungan kata yang bersifat nonprediktif, berupa gabungan kata yang bersifat nonprediktif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat.mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat.Jenis frasa dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan Jenis frasa dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan persamaan distribusi dengan unsurnya persamaan distribusi dengan unsurnya (pemadunya) dan berdasarkan kategori kata yang (pemadunya) dan berdasarkan kategori kata yang menjadi unsur pusatnya. Berdasarkan persamaan menjadi unsur pusatnya. Berdasarkan persamaan distribusi dengan unsurnya (pemadunya) yaitu frasa distribusi dengan unsurnya (pemadunya) yaitu frasa endosentris dan frasa eksosentris. Berdasarkan endosentris dan frasa eksosentris. Berdasarkan kategori kata yang menjadi unsur pusatnya yaitu kategori kata yang menjadi unsur pusatnya yaitu frasa nomina, frasa verba, frasa ajektiva, frasa frasa nomina, frasa verba, frasa ajektiva, frasa numeralia, frasa preposisi dan frasa konjungsi.numeralia, frasa preposisi dan frasa konjungsi.

DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan dan Dery Sugono. 2002. Telaah Bahasa dan Alwi, Hasan dan Dery Sugono. 2002. Telaah Bahasa dan

Sastra. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.Sastra. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Arifin, Zaenal dan S. Amran Tasai. 2002. Cermat Arifin, Zaenal dan S. Amran Tasai. 2002. Cermat

Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.Akademika Pressindo.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Indonesia, 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.

Ibrahim, Syukur, dkk. Bahan Ajar Sintaksis Bahasa Ibrahim, Syukur, dkk. Bahan Ajar Sintaksis Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional Universitas Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Malang.Negeri Malang.

Ramlan, M. 2001. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Ramlan, M. 2001. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: C.V. Karyono.Yogyakarta: C.V. Karyono.

Rusnaji, Oscar. Rusnaji, Oscar. 1983. Aspek-aspek Sintaksis Bahasa 1983. Aspek-aspek Sintaksis Bahasa Indonesia. IKIP Malang.Indonesia. IKIP Malang.

TERIMA KASIHTERIMA KASIHSEMOGA BERMANFAAT UNTUK SEMOGA BERMANFAAT UNTUK

KITAKITAGOOD BYEGOOD BYE