Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

195
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn“I” DENGAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL : POST OPERASI (PEMASANGAN PLATE) FRAKTUR TIBIA FIBULA 1/3 DISTAL TERBUKA DI RUANG PERAWATAN BEDAH RAJAWALI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR TANGGAL 5-11 JANUARI 2010 OLEH : DEWA ANUGRAH NIM : 07.01.061 \ AKADEMI KEPERAWATAN MAPPA OUDANG MAKASSAR 2010

Transcript of Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

Page 1: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn“I” DENGAN GANGGUAN

SISTEM MUSKULOSKELETAL : POST OPERASI (PEMASANGAN

PLATE) FRAKTUR TIBIA FIBULA 1/3 DISTAL TERBUKA

DI RUANG PERAWATAN BEDAH RAJAWALI

RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR

TANGGAL 5-11 JANUARI 2010

OLEH :

DEWA ANUGRAH

NIM : 07.01.061

\

AKADEMI KEPERAWATAN MAPPA OUDANG

MAKASSAR

2010

Page 2: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn“I” DENGAN GANGGUAN

SISTEM MUSKULOSKELETAL : POST OPERASI (PEMASANGAN

PLATE) FRAKTUR TIBIA FIBULA 1/3 DISTAL TERBUKA

DI RUANG PERAWATAN BEDAH RAJAWALI

RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR

TANGGAL 5-11 JANUARI 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III

Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar

OLEH :

DEWA ANUGRAH

NIM : 07.01.061

AKADEMI KEPERAWATAN MAPPA OUDANG

MAKASSAR

2010

Page 3: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

13

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini Berjudul: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

Tn“I” DENGAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL : POST

OPERASI (PEMASANGAN PLATE) FRAKTUR TIBIA FIBULA 1/3 DISTAL

TERBUKA DI RUANG PERAWATAN BEDAH RAJAWALI

RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR TANGGAL 5-11 JANUARI

2010

Telah disetujui untuk diujikan dan dipertahankan. Di depan penguji

Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar

Pada Hari Kamis, 19 Agustus 2010

Pembimbing

SYAHARUDDIN, SKM, S.Kep, Ns

NIDN : 0904047301

Diketahui OlehDirektur

Akademi keperawatan Mappa Oudang

Makassar

dr. Hj. A. NURHAYATI, DFM, M. Kes

AKBP NRP. 59030832

HALAMAN PENGESAHAN

Page 4: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

14

Karya Tulis Ilmiah dengan judul : ” ASUHAN KEPERAWATAN PADA

KLIEN Tn“I” DENGAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL : POST

OPERASI (PEMASANGAN PLATE) FRAKTUR TIBIA FIBULA 1/3 DISTAL

TERBUKA DI RUANG PERAWATAN BEDAH RAJAWALI

RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR”. Telah diuji dan dipertahankan

di hadapan Tim Penguji pada hari kamis 19 Januari 2010 di Akper Mappa Oudang

Makassar.

Tim Penguji

1. Syaharuddin, SKM, S.Kep Ns ( )

2. Hamzah Tasa, S.Kep Ns, M.Kes ( )

3. Hj. Aminah, S. Kep Ns ( )

Mengetahui,

Direktur Akademi Keperawatan Mappa Oudang

Makassar

dr. Hj. A. NURHAYATI, DFM, M.Kes

AKBP NRP. 59030832

Page 5: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

15

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS PENULIS

Nama : DEWA ANUGRAH

Tempat/Tgl lahir : WATANSOPPENG, 27 Januari 1989

Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : ISLAM

Alamat : Jl. Baji Gau No. 182 Makassar 90223

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

Pendidikan formal

1. Pada Tahun 1994-1995 TK Perwanida

2. Pada Tahun 1995-2001 SD Negeri 166 Laburawung

3. Pada Tahun 2001-2004 SLTP Negeri 2 Watansoppeng

4. Pada Tahun 2004-2007 SMA Negeri 1 Watansoppeng

5. Pada Tahun 2007-2010 Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar

Page 6: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

16

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala Puji bagi Allah SWT Rabb semesta alam, yang

Maha Menciptakan, Menghidupkan dan Mematikan, yang Rahmat-Nya meliputi

langit dan bumi, dunia dan akhirat dan kepada-Nyalah semua akan kembali.

Shalawat serta salam mudah-mudahan terlimpah kepada Nabiullah Muhammad

SAW, yang membawa umat manusia dari alam gelap gulita ke alam yang terang

benderang.

Tak lupa pula penulis mensyukuri segala Rahmat dan Karunia yang telah

dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

dengan judul ” ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN. “R”

DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : HERNIA INGUINAL DI

RUANG PERAWATAN KENARI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPA

OUDANG MAKASSAR”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun dalam rangka menyelesaikan pendidikan

Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak menghadapi hambatan,

tetapi berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak Karya Tulis Ilmiah ini

dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu perkenankanlah penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

Page 7: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

17

1. Bapak dewan pembina AKPER Mappa Oudang Makassar, yang telah

menyediakan sarana dan prasarana selama pendidikan di Akper Mappa

Oudang Makassar.

2. Ibu dr. Hj. A. Nurhayati, DFM, M. Kes selaku Direktur AKPER Mappa

Oudang Makassar yang telah banyak memberikan bimbingan dan ajaran

seperti anaknya sendiri kepada penulis selama mengkuti pendidikan di Akper

Mappa Oudang Makassar.

3. Kepala RS. Bhayangkara Makassar beserta staf yang telah memberikan

izin, membantu menyediakan sarana dan prasarana, meluangkan waktu untuk

memperoleh data serta memberikan bimbingan dalam melaksanakan asuhan

keperawatan.

4. Bapak Syaharuddin, SKM, S. Kep, Ns selaku pembimbing dan penguji I

yang begitu banyak memberikan sumbangsih pemikiran, saran, nasehat dan

dengan penuh kesabaran dan ketelatenan selama proses bimbingan di dalam

penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Bapak Hamzah Tasa, S. Kep Ns, M. Kes sebagai penguji II yang begitu

banyak memberikan masukan dan saran demi kelengkapan Karya Tulis

Ilmiah ini.

6. Ibu Hj. Aminah, S.Kep, Ns sebagai penguji III yang telah memberikan

bimbingan dan masukan dalam penyususnan karya tulis ilmiah ini.

7. Bapak & Ibu Dosen beserta Staf Pengajar Akademi Keperawatan Mappa

Oudang Makassar yang telah memberikan kuliah dan bimbigan kepada penulis

Page 8: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

18

selama mengikuti pendidikan di Akademi Keperawatan Mappa oudang

Makassar.

8. Special buat ayahanda Ramli Mahmud dan ibunda tercinta Nuhera Sinar

dan saudara- saudaraku tersayang Dedy Saputra, Dewi Purnama dan Dela

Safitri, serta semua keluarga yang tidak sempat dituliskan namanya dalam

lembaran ini terimakasih banyak telah memberikan do’a, support, kasih

sayang serta dukungan moril yang tak terhitung nilainya sehingga penulis

dapat menyelesaikan studinya.

9. Special buat sahabat-sahabatku, Agus junaedi dahlan (Ajudan), Muhaimin

(india), Muh. Yusuf(Sufu), Arfiansyah (Ettu), Sumardi (Suma), Masdar

(Mas), Agusman (Sagu), Jumain (Jumbo), Ansar (Anshay), syamsuddin

(same), Fadil (fade), Faharuddin (Aco), Sofyan (Sofy), A. Ibrahim

(Ibeleng), Hasanuddin (Kacang), longa (Ahmad Khair), dan semua teman-

teman yang tidak sempat penulis tuliskan dalam lembaran ini yang sudah mau

berbagi suka dan duka bersama penulis, juga memberikan support, dan

semangat kepada penulis selama bersama-sama dalam mengikuti pendidikan.

10. Tak lupa juga saya menghanturkan banyak terima kasih kepada Pak dardin,

Pak Herman, Bu Asni, Kak Ridho, Kak Indri, Kak Sahar, Kak Ahmad,

Kak Hikma, Kak Halim, Astaga hampir lupa juga ma Mba Sri dan Mba

Erna yang senantiasa merelakan barang jualannya untuk saya habiskan

sebelum dibayar (utang), begitupun dengan bapak Madjid sekeluarga yang

senantiasa memberikan dispensasi dengan penunggakan uang kos dan listrik

Page 9: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

19

dan suguhan buka puasa yang hampir setiap hari menyelematkan perut

keronconganku bersama teman-teman.

11. Teman-teman kelompok bedah Jumain, Masdar, Fadil, Nona, Nurmi,

Mustaina, Sry, Erni, Terimah kasih atas kerja samanya dan kekompakannya

selama ujian akhir program.

12. Rekan-rekan aktivis BEM periode I yang telah membantu penulis dalam

mencapai kedewasaan dalam berfikir.

13. Para adinda ku di AKPER MAPPA OUDANG dan SMK PRATIDINA

yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu terimah kasih banyak atas

kerjasamanya dalam penyusunan karya tulis ini

Semoga tuhan yang Maha Esa memberikan balasan yang setimpal atas

segala bantuan yang diberikan

Akhir kata penulis berharap semoga Karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi

masyarakat umumnya dan tenaga keperawatan khususnya dalam memberikan

Asuhan Keperawatan. Akhirnya penulis memohon kepada Allah SWT semoga

apa yang telah diperbuat bernilai ibadah disisi-Nya.

Makassar, Januari 2010

DEWA ANUGRAH

Page 10: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

20

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………………...iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................. v

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….xi

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang ............................................................................................. 1

Tujuan Penulisan .......................................................................................... 3

Manfaat Penulisan ........................................................................................ 4

Metodologi ................................................................................................... 5

Sistematika Penulisan ................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Dasar Medis ........................................................................... 8

Pengertian ...................................................................................... 8

Anatomi Fisiologi ......................................................................... 8

Etiologi ........................................................................................ 21

Patofisiologi ................................................................................ 24

Manifestasi Klinik ....................................................................... 25

Pemerikasan Diagnostik .............................................................. 26

1. Penatalaksanaan Medik ............................................................... 27

Konsep Dasar Keperawatan .............................................................. 28

Pengkajian ................................................................................... 28

Penyimpangan KDM .................................................................. 29

Diagnosa Keperawatan................................................................ 30

Rencana Keperawatan ................................................................ 30

BAB III TINJAUAN KASUS

Pengkajian ........................................................................................ 36

Page 11: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

21

Data Fokus ................................................................................. 46

Analisa Data ............................................................................... 47

Diagnosa Keperawatan ..................................................................... 49

Rencana Keperawatan (Intervensi) ................................................... 50

Catatan Tindakan (Implementasi) .................................................... 54

Catatan Perkembangan (Evaluasi) .................................................... 57

BAB IV PEMBAHASAN

Pengkajian ......................................................................................... 60

Diagnosa Keperawatan...................................................................... 62

Intervensi ........................................................................................... 64

Implementasi ..................................................................................... 65

Evaluasi ............................................................................................. 66

BAB V PENUTUP

Kesimpulan ....................................................................................... 67

Saran .................................................................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring deengan kemajuan dan perkem bangan ilmu pengetahuan

disegala bidang khususnya kemajuan IPTEK kesehatan dan keperawatan

yang merupakan salah satu komponennya dituntut terus berkembangsecara

dinamis dengan masalah keperawatan/kesehatan di masyarakat yang kian

kompleks.

Dalam meningkatkan derajat kesehatan yang optimal perawat

merupakan salah satu komponen pembangunan di bidang kesehatan yang

perlu dilaksanakan karenan perawat akan memberikan pelayanan kepada

manusia secara utuh meliputi biologis, psikososial, dan spiritual yang

dapat menunjuang proses penyembuhan penyakit klien.

Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawah

dampak terhadap kompleksnya permasalahan kesehatan di rumah sakit,

juga mengalami perkembangan akibat meningkatnya tuntunan kebutuhan

masyarakat akan asuhan keperawatan yang diberikan terutama pada pasien

fraktur atau patah tulang.

Patah tulang (fraktur) adalah retaknya tulang, biasanya disertai

dengan cedera di jaringan sekitarnya, dimana sebagian patah tulang

merupaka akibat dari cedera, seperti kecelakaan mobil, olah raga atau

karena jatuh. Adapun tanda dan gejalanya yaitu nyeri, bengkak,

deformitas, alat gerak tidak berfungsi sebagaimana mestinya, berkurangya

Page 13: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

23

sensasi yang dapat terjadi karena adanya gangguan saraf dimana saraf itu

dapat terjepit atau terputus oleh frangmen tulang. Dan adapun

penatalaksanaan dari fraktur adalah dengan cara traksi, gips, fiksasi

internal dan fiksasi eksternal. (www. Medicastro dan Anugrah-Argon.com,

23-09 2007).

Dengan makin pesatnya kemajuan lalu lintas di indonesia baik dari

segi pemakaian jalan, jumlah kendaraan, jumlah pemakai jasa angkutan,

bertambahya jaringa jalan dan kecepatan kendaraan maka mayoritas

terjadinya fraktur adalah akibat kecelakaan lalu lintas.

Menurut data dari kepoloisian Republik Indonesia rata-rata setiap

hari terjadi 40 kecelakaan yang menyebabkan 30 kematian dan menurut

data dari RS. Sumber waras jakarta angka kejadian fraktur akibat

kecelakan lalu lintas adalah sebesar 2.5 % (http://penjelajah

waktu.blogspot.com).

Data yang diperoleh dari RS.Bhayangkara Mappa Oudang

Makassar pada tahun 2004-2006 adalah sebagai berikut :

No Tahun Laki-laki Perempuan Total

1

2

3

2005

2006

2007

31

17

261

11

8

132

42

25

393

Page 14: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

24

Derdasarkan data tersebut diatas maka penulis mengangkat kasus

dengan judul ; ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN ”I”

DENGAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL : POST

OPERASI (PEMASANGAN PLATE) FRAKTUR TIBIA FIBULA 1/3

DISTAL TERBUKA DI RUANG PERAWATAN BEDAH RAJAWALI

RS.BHAYANGKARA MAPPA OUDANG MAKASSAR. PADA

TANGGAL 5-11 JANUARI 2010

B. Tujuan

1. Tujuan Umum :

Untuk mendapatkan gambaran dan pengalaman nyata tentang

pelaksanaan Asuhan Keperawatan mulai dari pengkajian sampai

pendokumentasian yang terjadi pada klien dengan Gangguan System

Musculoskeletal : Fraktur.

2. Tujuan Khusus :

Tujuan khusus yang akan dicapai dalam penulisan karya ilmiah ini

untuk mendapatkan gambaran dalam :

a. Memperoleh pengalaman nyata dalam pengkajian, analisa data dan

perumusan diagnosa keperawatan yang terjadi pada klien dengan

Gangguan System Musculoskeletal : Fraktur Di Ruang Perawatan

Bedah Rajawali RS.Bhayangkara Mappa Oudang Makassar.

b. Memperoleh pengalaman nyata dalam menetapkan perencanaan

keperawatan yang terjadi pada klien dengan Gangguan System

Page 15: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

25

Musculoskeletal : Fraktur Di Ruang Perawatan Bedah Rajawali

RS.Bhayangkara Mappa Oudang Makassar.

c. Memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan perencanaan

asuhan keperawatan yang terjadi pada klien dengan Gangguan

System Musculoskeletal : Fraktur Di Ruang Perawatan Bedah

Rajawali RS.Bhayangkara Mappa Oudang Makassar.

d. Memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan evaluasi

asuhan keperawatan yang terjadi pada klien Dengan Gangguan

System Musculoskeletal : Fraktur Di Ruang Perawatan Bedah

Rajawali RS.Bhayangkara Mappa Oudang Makassar.

e. Memperoleh pengalaman nyata dalam memdokumentasikan hasil

asuhan keperawatan yang terjadi pada klien dengan Gangguan

System Musculoskeletal : Fraktur Di Ruang Perawatan Bedah

Rajawali RS.Bhayangkara Mappa Oudang Makassar.

C. Manfaat Penulisan

1. Akademik

a. Sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan dalam

meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang asuhan

keperawatan klien dengan Gangguan System Musculoskeletal :

Fraktur Di Ruang Perawatan Bedah Rajawali RS.Bhayangkara

Mappa Oudang Makassar.

b. Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa di institusi kesehatan

khususnya pada diploma III Bhayangkara Makassa.

Page 16: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

26

2. Rumah Sakit

a. Sebagai bahan masukan bagi rumah sakit khususnya didalam usaha

meningkatkan pelayanan perawatan dalam pengembangan kwalitas

asuhan keperawatan pada klien dengan Gangguan System

Musculoskeletal : Fraktur Di Ruang Perawatan Bedah Rajawali

RS.Bhayangkara Mappa Oudang Makassar.

b. Dapat menjadikan masukan bagi perawat dalam menetapkan dan

meningkatkan kwalitas asuhan keperawatan khususnya bagi klien

yang mengalami Gangguan System Musculoskeletal : Fraktur Di

Ruang Perawatan Bedah Rajawali RS.Bhayangkara Mappa

Oudang Makassar.

3. Klien dan Keluarga

a. Agar klien dan keluarga mendapatkan pengalaman nyata tentang

cara dan tehnik pencegahan, perawatan dan pengobatan yang

terjadi pada klien dengan Gangguan System Musculoskeletal :

Fraktur Di Ruang Perawatan Bedah Rajawali RS.Bhayangkara

mappa Oudang Makassar.

b. Agar keluarga memahami dan mengetahui cara yang baik dan

benar dalam perawatan dan pencegahan suatu penyakit

4. Penulis

a. Sebagai bahan tambahan pengetahuan dan pengalaman bagi

penulis dalam mengklasifikasikan ilmu yang telah didapatkan

selama pendidikan.

Page 17: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

27

b. Hasil penulisan diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis untuk

menambah pengetahuan dan keterampilan didalam menangani

klien dengan gangguan system musculoskeletal : Fraktur di Ruang

Perawatan Bedah Rajawali RS.Bhayangkara Mappa Oudang

Makassar.

D. Metode Penulisan

Pelaksanaan Asuhan Keperawatan dilakukan Pada Klien Gangguan

System Musculoskeletal : Post Operasi (Pemasangan Plate) Fraktur Tibia

Fibula 1/3 Distal Terbuka di Ruang Perawatan Bedah Rajawali

RS.Bhayangkara Mappa oudang Makassar mulai dari tanggal 5-11 Januari

2010. adapun metodologi yang digunakan dalam penulisan laporan ini

adalah :

1. Tempat

Ruang Keperawatan Bedah Rajawali RS.Bhayangkara Mappa Oudang

Makassar.

2. Waktu

Mulai dari Tanggal 5 s/d 11 Januari 2010

3. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam sistem penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menggunakan

berbagai metode yaitu :

1) Study Kepustakaan

Mempelajari literatur yang berhubungan atau yang berkaitan dengan

Karya Tulis Ilmiah tentang asuhan keperawatan pada klien dengan

Page 18: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

28

gangguan system musculoskeletal : Post Operasi (Pemasangan

Plate) Fraktur Tibia Fibula 1/3 Distal Terbuka di Ruang Perawatan

Bedah Rajawali RS.Bhayangkara Mappa Oudang Makassar, sebagai

kerangka teoritis yang dapat mengarahkan pemikiran yang

realistisk.

2) Study Kasus

Pendekatan yang digunakan dalam studi kasus adalah proses

keperawatan yang komprehensif yang meliputi : pengkajian,

perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Sedangkan untuk

menghimpun data dan mengkaji dengan menggunakan tehnik

adalah sebagai berikut :

a. Wawancara

Tanya jawab untuk memperoleh data riwayat kesehatan yang

akurat, antara tenaga kesehatan dan keluarga klien maupun

dengan klien sendiri (Auto Anamnese dan Allo Anamnese).

b. Pengkajian fisik

Tehnik yang digunakan dalam pengkajian ada 4 yaitu :

1) Observasi atau inspeksi yaitu memperoleh data melihat

secara langsung untuk mendeteksi tanda-tanda vital yang

berhubungan dengan status fisk.

2) Palpasi, dilakukan dengan menggunakan sentuhan atau

rabaan untuk mengetahui ciri-ciri jaringan atau oragn.

Page 19: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

29

3) Perkusi, adalah metode pemeriksaan dengan cara untuk

menentukan batas-batas organ atau bagian tubuh dengan

cara merasakan variasi yang ditimbulkan akibat adanya

gerakan yang diberikan kebawah jaringan, dengan perkusi

kita dapat membedakan apa yang ada dibawah jaringan

(udara, cair, zat padat).

4) Auskultasi, merupakan metode pengkajian yang

menggunakan stetoskop untuk memperjelas pendengaran

(bunyi jantung, paru-paru, bunyi usus, serta mengukur

tekanan darah dan denyut nadi).

c. Study Dokumentasi

Melihat dan membaca langsung status klien di Ruang Perawatan

Bedah Rajawali Badan Pengelola Rumah Sakit Umum

Bhayangkara Mappa Oudang Makassar, pada klien dengan

gangguan sistem system musculoskeletal : Post Operasi

(Pemasangan Plate) Fraktur Tibia Fibula 1/3 Distal Terbuka di

Ruang Perawatan Bedah Rajawali RS. Bhayangkara Mappa

Oudang Makassar sistem batasan atau ruang lingkup masalah

mulai tanggal 5 s/d 11 januari 2010.

E. Sistematika Penulisan

Page 20: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

30

Adapun sistematika penulisan Karya Tuklis Ilmiah ini dibagi dalam 5

BAB dimana setiap BAB akan diuraikan kedalam sub-sub dengan susunan

sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan penulisan, manfaat

penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjaun Teoritis

Tinjaun Teoritis meliputi konsep dasar medis yang meliputi

pengertian, anatomi fisiologi, etiologi, insiden, patofisiologi,

manifestasi klinik, proses penyembuhan tulang, komplikasi,

panatalaksanaan fraktur, test diagnostik. Dan konsep dasar

keperawatan meliputi : pengkajian dampak KDM, diagnosa,

perencanaan dan evaluasi.

BAB III : Tinjauan Kasus

Tinjauan kasus menguraikan laporan asuhan keperawatan

mulai dari pengkajian, pengumpulan data, pengelompokan

data, analisa data, diagnosa keperawatan yang muncul, rencana

tindakan, penatalaksanaan tindakan keperawatan serta evaluasi

tindakan (SOAP).

BAB IV : Pembahasan

Pembahasan menguraikan mengenai kesenjangan antara teori

dan praktek yang ada. Dalam praktek serta pemecahan

Page 21: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

31

masalahnya (pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,

implementasi dan evaluasi).

BAB V : Penutup

Pada Bab ini disimpulkan hasil pelaksanaan study kasus yang

dilaksanakan dan berisi saran-saran yang merupakan alternatif

tujuan.

Page 22: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

32

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR

1. Pengertian

Fraktur adalah terputusnya kontuinitas jaringan tulang atau tulang

rawa yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa (Arief Mansjoer, dkk

2000).

Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang dan ditentukan sesuai

jenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenal stress yang lebih

besar dari yang dapat diabsorsinya(Brunner & Suddarth. 2000).

Fraktur adalah pemisahan atau patahnya tulang (Doenges. 2000)

Fraktur adalah retaknya tulang, biasanya disertai dengan cedera di

jaringan sekitarnya (www.mediacastro.com)

Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau

tenaga fisik (Syilvia A. Priver.2005).

Fraktur adalah terputusnya kontuinitas jaringan tulang yang dapat

disebabkan oleh dorongan langsung pada tulang, kondisi patologik,

kontraksi otot yang sangat kuat dan secara tiba-tiba atau dorongan secara

tidak langsung (Pengantar Ilmu Keperawatan anak, A.Azis Alimul

Hidayat. 2005. Hal 141).

Page 23: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

33

2. Anatomi & fisiologi

a. Pengertian tulang

Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang disusun dari tiga sel :

osteoblas, osteosoit, dan osteoklas, osteoblas, membangun tulang

membentuk kolagen tipe I dan proteoglikan sebagai matriks tulang

atau jaringan tulang osteoid melalui suatu proses yang disebut

asifikasi. Ketika sedang aktif menghasilkan jaringan osteoid, osteoblas

mensekresikan sejumlah besar fosfatase alkali, yang memegang

peranan penting dalam nengendapkan kalsium dan fosfat kedalama

matriks tulang (Syilvia A. Priver, 2005).

b. Fungsi tulang

1) Fungsi tulang secara umum.

a) Formasi kerangka: tulang-tulang membentuk rangka tubuh

untuk menentukan bentuk dan ukuran tubuh, tulang-tulang

menyokong struktur tubuh yang lain.

b) Formasi sendi: tulang-tulang membentuk persendian yang

bergerak dan tidak bergerak tergantung dari kebutuhan

fungsional, sendi yang bergerak menghasilkan bermacam-

macam pergerakan.

c) Perlekatan otot: tulang-tulang menyediakan permukaan untuk

tempat melekatnya otot, tendo, dan ligamentum untuk

melaksanakan pekerjaannya.

Page 24: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

34

d) Sebagai pengungkit: untuk bermacam–macam aktivitas selama

pergerakan.

e) Menyokong berat badan: memelihara sikap tegak tubuh

manusia dan menahan gaya tarikan dan gaya tekanan yang

terjadi pada tulang, dapat menjadi kaku dan menjadi lentur.

f) Proteksi: tulang rongga yang mengandung dan melindungi

struktur yang halus seperti otak, medulla.

g) Hemopoesis: sumsum tulang tempat pembentukan sel-sel

darah, terjadinya pembentukan sel darah merah sebagian besar

pada sumsum tulang merah.

h) Fungsi immunologi: limfosit “B” dan makrofag dibentuk dalam

system retikuleondotel sumsum tulang. Limposit B diubah

menjadi sel-sel plasma membentuk antibody guna keperluan

keperluan kekebalan kimiawi sedangkan makrofag berfungsi

sebagai fagositotik.

i) Penyimpanan kalsium: tulang mengandung 97% kalsium yang

terdapat dalam bentuk baik dalam bentuk anorganik maupun

garam-garam terutama kalsium posfat. Sebagian besar fosfat

disimpan dalam tulang dan kalsium dilepas dalam darah bila

dibutuhkan.

Page 25: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

35

2) Fungsi tulang secara khusus.

a) Sinus-sinus paranasalisdapat menimbulkan nada pada suara.

b) Email gigi dikhususkan untuk memoton, menggigit dan

mengilas makanan, email merupakan struktur yang terkuat dari

tubuh manusia.

c) Panggul wanita khusunya untuk memudahkan proses kelahiran.

( Anatomi Fisiolongi untuk mahasiswa keperawatan, Syaifuddin.

2006 halaman 67-68)

c. Klasifikasi tulang

1) Tulang panjang (Femur, Humerus, Tibia, dan Fibula )

Terdiri dari dua bagian batang dan bagian ujung tulang pipa ini

bekerja sebagai alat ungkit dari tubuh dan kemungkinan bergerak.

2) Tulang pendek (Carplas)

Bentuk tidak teratur, sebagian besar terbuat dari jaringan tulang

jarang karena diperkuat sifat yang ringan padat dan tipis.

3) Tulang ceper(Tulang Tengkorak)

Terdiri dari tulang padat dengan lapisan luar adalah tulang

cacellous.

4) Tulang tidak beraturan vertebratae (sama dengan tulang pendek)

5) Tulang sesamoid

Tulang terkecil, terpendek sekitar tulang persendiaan dan didukung

oleh tendon dan jaringan faksial misalnya patella (cap lutut).

(Perawatan Medical Bedah Barbara C. Long

Page 26: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

36

3. Etiologi

Sebagian besar patah tulang merupakan akibat dari cedera, seperti

kecelakaan mobil, olahraga atau terjatuh (www.medicastro.com, 2008)

Secara garis besarnya, penyebab fraktur dibagi tiga, yaitu :

a. Kekerasan atau trauma langsung

Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya

kekerasan, fraktur demikian sering bersifat fraktur terbuka dengan

garis patah melintas atau miring.

b. Kekerasan atau trauma tidak langsung

Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang di tempat yang

jauh dari tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah

bagian yang paling lemah dalam jalur hantaran vektor kekerasan.

c. Trauma ringan

Trauma karena tulang itu sendiri sudah rapuh (fraktur patologik).

(www.medicastro.com, 2008)

Page 27: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

37

4. Pembagian Patah Tulang

Ada lebih dari 150 klasifikasi fraktur, yang utama adalah :

a. Incomplete : Fraktur yang hanya melibatkan bagian

potongan menyilang tulang. Salah satu sisi

patah dan yang lain hanya bengkok

(greenstick).

b. Complete : Garis fraktur melibatkan seluruh potongan

menyilang dari tulang, dan fragmen tulang

biasanya berubah tempat.

c. Tertutup (simple) : Fraktur tidak meluas melewati kulit.

d. Terbuka (compound) : Fraktur tulang meluas melewati otot dan kulit,

dimana potensial untuk terjadi infeksi.

e. Patologis : Fraktur terjadi pada penyakit tulang (seperti

penyakit kanker, osteoporosis), dengan tak ada

trauma atau hanya minimal.

(Doenges. M.E. dkk, Edisi 3 Hal. 761, 2000).

Berikut ini adalah berbagai jenis fraktur yaitu :

a. Grreanstick : Fraktur dimana salah satu sisi tulang patah

sedang sisi lainnya membengkok.

b. Transveral : Fraktur sepanjang garis tengah tulang.

c. Oblik : Fraktur membentuk sudut dengan garis tengah

tulang (lebih tidak stabil dibanding

transversal).

Page 28: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

38

d. Spiral : Fraktur memuntir seputar batang tulang.

e. Komunitif : Fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa

frafmen.

f. Depresi : Fraktur dengan patahan terdorong kedalam

(sering terjadi pada tulang tengkorak dan

tulang wajah).

g. Kompresi : Fraktur dimana tulang mengalami kompresi

(terjadi pada tulang belakang).

h. Avulsi : Tertariknya fragmen tulang oleh ligamen atau

tendo pada perlekatannya.

i. Epofisial : Fraktur melalui epifisis.

j. Impaksi : Fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke

fragmen tulang lainnya.

(Brunner & Suddart, 2001)

Page 29: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

39

Page 30: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

40

avulsion comminuted displaced greenstick

impacted interarticularlongitudinal oblique

pathologic spiral stress transverse

avulsion comminuted displaced greenstick

impacted interarticularlongitudinal oblique

pathologic spiral stress transverse

Page 31: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

41

Untuk menjelaskan keadaan fraktur, hal-hal yang perlu di deskipsikan

adalah:

1. komplit atau tidak komplit

a. Fraktur komplit, bila garis patah melalui seluruh penampang tulang

atau melalui kedua korteks tulang .

b. Fraktur tidak komplit bila garis patah tidak melalui seluruh

penampang tulang seperti:

1) Hairline fraktur (patah retak rambut).

2) Buckle fraktur atau Torus fraktur, bila terjadi lipatan dari

sesuatu korteks dari kompresi tulang spongiosa di bawahnya,

biasanya pada distal radius anak-anak.

3) Greenstick fraktur, mengenai satu korteks dengan anulasi

korteks lainnya yang terjadi pada tulang panjang anak.

2. Berdasarkan garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma.

a. Garis Patah Melintang : trauma angulasi atau langsung

b. Garis Patah Olik : trauma angulasi

c. Garis Patah Spiral : trauma rotasi

d. Fraktur Kompresi : trauma aksilla-fleksi pada tulang spongiosa

e. Fraktur Avulsi : trauma tarikan/traksi otot pada insersinya ditulang

misalnya fraktur patella.

Page 32: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

42

3. Berdasarkan Jumlah Garis Patah

1) Fraktur Kominutif :Garis patah lebih dari satu dan saling

disebutdisebut pula frsktur bifokal

2) Fraktur Segmental : Garis patah lebih dari satu tetapi tidak

berhubungan

3) Fraktur Multiple : Garis patah lebih dari dari satu tetapi pada

tulang yang berlainan tempatnya fraktur

femur, fraktur krusis, dan fraktur tulang

belakang.

4. Berdasarkan pergeseran anatomis fragmen tulang

a. Fraktur Undisplaced, garis patah komplit tetapi kedua fragmen tidak

bergeser , periosteumnya masih utuh

b. Fraktur Displaced, terjadi pergeseran fragmen–fragmen fraktur

1) Pergeseran searah dengan sumbu dan overlapping

2) Pergeseran yang membentuk sudut.

3) Pergeseran dimana kedua fragmen saling menjauhi.

5. Berdasarkan jenisnya

a. Fraktur tertutup, bila tidak terdapat hubungan dengan antara

fragmen tulang dengan dunia luar.

b. Fraktur terbuka, bila terdapat hubungan antara fragmen tulang

dengan dunia luar akibat adanya perlukaan di kulit di bagi atas tiga

derajat yaitu:

1) Derajat 1

Page 33: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

43

a) Luka < 1 cm

b) Kerusakan jaringan lunak sedikit , tak ada tanda luka remuk

c) Fraktur sederhana,transfersal, oblik, atau kominutif ringan

d) Kontaminasi minimal

2) Derajat II

a) Laserasi > 1 cm

b) Kerusakan jaringan lunak , tidak luas

c) Fraktur kominutif sedang

d) Kontaminasi sedang

3) Derajat 111

Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur

kulit, otot, dan neurovaskuler serta kontaminasi derajat

tinggi.derajat terbagi atas :

a) Jaringan lunak yang menutupi fraktur tulang adekuat,

meskipun terdapat laserasi luas atau fraktur segmental

sangat kominutif yang disebabkan oleh trauma berenergi

tinggi tanpa melihat besarnya ukuran luka.

b) Kehilangan jaringan lunak dengan fraktur tulang yang

terpapar atau kontaminasi pasif .

c) Luka pada pembuluh arteri / saraf yang harus diperbaiki

tanpa melihat kerusakan jaringan lunak.

(Arif Manjoer, dkk. 2000. Halaman 346-347)

Page 34: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

44

5. Insiden

Fraktur tulang rusuk adalah yang paling Banyak terjadi pada orang

dewasa, fraktur femur adalah fraktur yang paling banyak terjadi pada usia

muda atau umur setengah baya. Pada pasien yang lebih tua yang sering

terjadi adalah fraktur pada pinggul dan pada pergelangan tangan.

Kecelakaan merupakan pembunuh nomor tiga di Indonesia setelah

penyak jantung dan stroke. Menurut data dari kepeolisian republik

indonesia tahun 2003, jumlah kecelakaan dijalan mencapai 13.399

kejadian dengan mencapai 9.865 orang, 6.142 orang mengalami luka berat

dan 8.694 mengalami mluka ringan dengan data rata-rata setiap hari

terjadi 40 kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan 30 orang meninggal

dunia, data dari Sulawesi Selatan jumlah kecelakaan lalu lintas juga

cenderung bmeningkat di mana pada tahun 2001 jumlah korban mencapai

1.717 orang, tahun 2004 jumlah meningkat 3.972 orang, tahun 2005 dari

januari sampai september korban mencapai 3.620 orang dengan korban

meninggal 903 orang (http/www,medikaster.com)

6. Patofisiologi

Tulang bersifat rapuh , namun memiliki kekuatan dan gaya pegas untuk

menahan tekanan, tetapi jika tulag terkena tekanan yang lebih besar dari

yang dapat diabsorbsinya maka akan terjadi fraktur. Meskipun tulang yang

patah tapi jaringan disekitarnya juga akan terpengaruh,mengakibatkan

edema jaringan lunak, perdarahan ke otot dan sendi, dislokasi sendi,

rupture tendo, kerusakan saraf, dan kerusakan pembuluh darah. Pada

Page 35: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

45

mulanya akan terjadi perdarahan disekitar patahan tulang, yang disebabkan

oleh terputusnya pembuluh darah. Reaksi peradangan hebat timbul setelah

fraktur.sel-sel darah putih dan sel mast berakumulasi menyebabkan

peningkatan aliran darah ketempat tersebut fagositosis dan pembersihan

sisa-sisa sel mati dimulai. Ditempat patah terbentuk bekuan fibrin

(hematoma fraktur). Osteoblast segera terangsang dan terbentuk tulang

baru imatur yang disebut kalus. Bekuan fibrin secara perlahan mengalami

remondelling untuk membentuk tulang sejati. Tulang sejati menggantikan

kalus dan secara perlahan mengalami kalsifikasi. Penyembuhan

memerlukan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan.

(Corwin, j.E, 2000, dan Prince, A, S, dan Wilson M, L, I995)

Page 36: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

46

7. Manifestasi klinik

Manifestasi klinik dari fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi,

deformitas,pemendekan ekstremitas,krepitasi, pembengkakan local, dan

perubahan warna.

a. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang

dimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk

bidai alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar

fragmen tulang

b. Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tak dapat digunakan dan

cenderung bergerak secara tidak alamiah (gerakan luar

biasa).Pergeseran fragmen pada fraktur lengan atau tungkai

menyebabkan deformitas ekstremitas yang diketahui dengan

membandingkan dengan ekstremitas yang normal. Ekstremitas tak

dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot bergantung

pada integritas tulang tempat melekatnya otot.

c. Pada fraktur panjang terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya lah

ciderkarena kontraksi otot yang melekat di atas dan bawah tempat

fraktur.Fragmen sering saling melingkupi satu sama lain sampai 2,5

sampai 5 cm .

d. Saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang

dinamakan krepitasi yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu

dengan lainnya

Page 37: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

47

e. Pembengkakan dan perubahan warna local pada kulit terjadi sebagai

akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur.Tanda ini bisa

baru terjadi setelah beberapa jam atau hari setelah cidera.

f. Krepitus dapat terdengar sewaktu tulang digerakkan akibat pergeseran

ujung-ujung patahan tulang satu sama lain .

( Corwin J. E, 2000,Brunner & suddarth, 2000.)

8. Komplikasi

Komplikasi awal pada fraktur adalah

a. Syok . Syok hipovolemik atau trumatik akibat perdarahan .

b Sindrom emboli lemak. Pada saat terjadi fraktur globula lemak dapat

masuk kedalam darah karena tekanan sum-sum tulang lebih tinggi

daripada tekanan kapiler atau karena ketokelamin yang dilepaskan oleh

reaksi stress pasien akan memobilisasi asam lemak dan memudahkan

terjadinya globula lemak dalam aliran darah, Globula lemak akan

bergabung dengan trombosit membentuk emboli yang kemudian

menyumbat pembuluh darah kecil.

(Brunner & Suddarth, 2001, 2365)

Komplikasi penyembuhan fraktur adalah :

a. Malunion

Fraktur sembuh dengan deformitas (angulasi, perpendekan atau rotasi)

b. Delayed union

Fraktur sembuh dalam jangka waktu yang lebih dari normal

Page 38: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

48

c. Nonunion

Fraktur yang tidak menyambung yang juga disebut psuedartrosis.

Disebut nonunion jika tidak menyambung dalam waktu 20

minggu.Pada fraktur dengan kehilangan fragmen sehingga ujung-ujung

tulang berjauhan, maka dari awal sudah potensial menjadi nonunion

dan boleh diberlakukan sebagai nonunion

Komplikasi fraktur yang penting adalah :

a. Komplikasi dini

1. Lokal

a) Vaskuler : compartemen syndrome , truma vaskuler

b) Neurologist : lesi medulla spinalis atau saraf ferifer.

2. Sistemik

a) Emboli lemak

b) Komplikasi lanjut

3. Local

a) Kekakuan sendi / kontraktur

b) Disuse atrofi otot-otot

c) Malunion

d) Nonunion / infected nonunion

e) Gangguan pertumbuhan (fraktur epifisis)

f) Osteoporosis post trauma

(Soelarto Reksoprodjo,dkk, 1995, 511)

Page 39: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

49

9. Pemeriksaan Diagnostik

- Hasil laboratorium

Tidak ada tes laboratorium yang khusus untuk pasien dengan fraktur,

yang perlu diketahui. Hb, hemotokrit sering rendah disebabkan

pendarahaan. Laju endap darah meningkat bila kerusakan jaringan

lunak sangat luas.

- Hasil radiografik

Pemeriksaan rontgen : menentukan lokasi (luasnya fraktur/trauma) Scan

tulang, tomogram, CT scan/MRI : memperlihatkan fraktur, juga dapat

digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.

10. Proses Penyembuhan Tulang

Waktu penyembuhan fraktur bervarisi dari 6-24 minggu, tergantung dari

beratnya fraktur.

Untuk penyembuhan fraktur (patah tulang) diperlukan imobilisasi.

Imobilisasi dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Pembidaian physiologi

Pembidaian semacam ini terjadi alami karena menjaga, mencegah

pemakaian dan spasmus otot karena rasa sakit pada waktu digerakkan

b. Pembidaian secara orthopedic eksternal

Ini digunakan dengan gips dan traksi

c. Fiksasi internal

Pada metode ini kedua ujung tulang yang patah dikembalikan ke posisi

asalnya dan di fiksasi dengan plat dan skrup atau diikat dengan kawat.

Page 40: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

50

Beberapa faktor yang mempengaruhi penyembuhan tulang:

1) Faktor yang mempercepat penyembuhan fraktur.

a) Imobilisasi fragmen tulang.

b) Kontrak fragmen tulang maksimal.

c) Masukan darah yang memadai.

d) Nutrisi yang baik.

e) Latihan pembebanan berat badan untuk tulang panjang.

f) Hormon-hormon pertumbuhan, tiroid, kalsitonin, vitamin D,

streroid anabolic.

2) Faktor yang menghambat penyembuhan fraktur.

a) Trauma local ekstensi.

b) Kehilangan tulang.

c) Immobilisasi yang tidak memadai.

d) Rongga atau jaringan diantara fragmen tulang.

e) Inspeksi.

f) Keganasan local.

g) Penyakit tulang metabolik (misalnya penyakit paged).

h) Radialis tulang (Nekrosis Radialis).

i) Nekrosis Avaskuler.

j) Usia (lansia sembuh lebih lama)

k) Kortikosteroid (menghambat kecepatan perbaikan).

(Prince, A. S dan Wilson M, L. 1995)

Page 41: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

51

11. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan fraktur ini mengalami banyak perubahan dalam

waktu 10 tahun terakhir ini. Traksi dan spica casting atau cast bracing,

mempunyai banyak kerugian dalam hal memerlukan masa berbaring

dan rehabilitasi yang lama, meskipun merupakan penatalaksanaan non-

invasif pilihan untuk anak-anak. Oleh karena itu, tindakan ini tidak

banyak dilakukan pada orang dewasa.(www.Cermin Dunia

Kedokteran.com)

Bila keadaan penderita stabil dan luka telah diatasi, fraktur dapat

diimobilisasi dengan salah satu dari empat cara berikut ini.

a. Traksi

Comminuted frakture dan fraktur yang tidak sesuai untuk

intra medullary nailing paling baik diatasi dengan menipulasi

Page 42: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

52

dibawah anestesi dan balanced suding skeletal traction yang

dipasang melalui tibial pin.

Traksi longitudinal yang memadai diperlukan selama 24 jam

untuk mengatasi spasme otot dan mencegah pemendekan, dan

fragmen harus dipotong di posterior untuk mencegah

perlengkungan. Enam belas pon biasanya cukup, tetapi penderita

yang gemuk memerlukan beban yang lebih besar dari penderita

yang kurus membutuhkan beban yang lebih besar dari penderita

yang kurus membutuhkan yang kecil. Lakukan pemeriksaan

radiologis setelah 24 jam untuk mengetahui apakah berat beban

tepat bila terdapat over distraction, berat beban dikurangi, tetapi

jika terdapat tumpang tindih, berat ditambah. Pemeriksaan

radiologi selanjutnya perlu dilakukan dua kali seminggu selama

dua minggu yang pertama dan setiap minggu sesudahnya untuk

memastikan apakah posisi dipertahankan. Jika hal ini tidak

dilakukan, fraktur dapat berselip perlahan-lahan dan menyatu

dengan posisi yang buruk. (www.Cermin Dunia Kedokteran.com)

Page 43: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

53

b. Fiksasi interna

Intro medullary nail ideal untuk frktur transversal, tetapi

untuk fraktur lainnya kurang cocok. Fraktur dapat diperlurus dan

terhadap panjangnya dengan nail, tetapi fiksasi mungkin tidak

cukup kuat untuk mengontrol rotasi. Nailin diindikasikan jika hasil

pemeriksaan radiologi memberi bahwa jaringan lunak mengalami

interposisi diantara ujung tulang karena hal ini hampir selalu

menyebabkan nonlinion.

Keuntungan intra medullary nailing adalah dapat memberikan

stabilitas longitudinal serta kesejajaran (alignment) membuat

penderita dapat dimobilisasi cukup cepat untuk meninggalkan

Page 44: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

54

rumah sakit dalam waktu 2 minggu setelah kerugian meliputi

anestesi, trauma bedah tambahan dan infeksi.

Closed nailing memungkinkan mobilisasi yang tercepat

denagn trauma yang minimal, tetapi paling sesuai untuk transversal

tanpa pemendekan. Comminuted fracture paling baik dirawat

dengan locking nail yang dapat mempertahankan panjang dan

rotasi

c. Fiksasi eksternal

Bila fraktur yang dirawat dengan traksi stabil dan kalus

terlihat pada pemeriksaan radiologis, yang biasanya pada minggu

keenam, cast brace dapat dipasang. Fraktur dengan intramedullary

nail yang tidak memberi fiksasi yang digid juga cocok untuk

tindakan ini.

Page 45: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

55

B. Proses Keperawatan

Di dalam memberikan asuhan keperawatan digunakan system atau

metode proses keperawatan yang dalam pelaksanaannya dibagi menjadi 5

tahap yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi.

1. Pengkajian

a. Pengumpulan data

1) Anamnese

a) Identitas klien

Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama,

bahasa yang dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan,

asuransi, golongan darah, no. register, tanggal MRS, diagnosa

medis.

b) Keluhan utama

Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah

rasa nyeri. Nyeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung dan

lamanya serangan. Untuk memperoleh pengkajian yang

lengkap tentang rasa nyeri klien digunakan :

(1) Provoking Incident : apakah ada peristiwa yang menjadi

yang menjadi faktor presipitasi nyeri.

(2) Quality of Pain : seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau

digambarkan klien. Apakah seperti terbakar, berdenyut,

atau menusuk.

Page 46: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

56

(3) Region : radation, rellef : apakah rasa sakit bisa reda,

apakah rasa sakit menjalar atau menyebar, dan dimana rasa

sakit terjadi.

(4) Severoity (Scale) of Pain : seberapa jauh rasa nyeri yang

dirasakan klien, bisa berdasarkan skala nyeri atau klien

menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi

kemampuan fungsinya.

(5) Time : berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah

bertambah buruk pada malam hari atau siang hari.

c) Riwayat penyakit sekarang

Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan

sebab dari fraktur, yang nantinya membantu dalam membuat

rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi

terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan

kekuatan yang terjadi dan bagian tubuh mana yang terkena.

Selain itu, dengan mengetahui mekanisme terjadinya

kecelakaan bisa diketahui luka kecelakaan yang lain.

d) Riwayat penyakit dahulu

Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab

fraktur dan memberi petunjuk berapa lama tulang tersebut akan

menyambung. Penyakit-penyakit tertentu seperti kanker tulang

dan penyakit pagel’s yang menyebabkan fraktur patologis yang

sering sulit untuk menyambung. Selain itu, penyakit diabetes

Page 47: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

57

dengan luka di kaki sangat beresiko terjadinya osteomyelitis

akut maupun kronik dan juga diabetes menghambar proses

penyembuhan tulang.

e) Riwayat penyakit keluarga

Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit

tulang merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya

fraktur, seperti diabetes, osteoporosis yang sering terjadi pada

beberapa keturunan, dan kanker tulang yang cenderung

diturunkan secara genetik.

f) Riwayat psikososial

Merupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang

dideritanya dan peran klien dalam keluarga dan masyarakat

serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya

baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat.

g) Pola-pola fungsi kesehatan

(1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat

Pada kasus fraktur akan timbul ketidakutan akan

terjadinya kecacatan pada dirinya dan harus menjalani

penatalaksanaan kesehatan untuk membantu

penyembuhan tulangnya. Selain itu, pengkajian juga

meliputi kebiasaan hidup klien seperti penggunaan obat

steroid yang dapat mengganggu metabolisme kalsium,

pengkonsumsian alkohol yang bisa mengganggu

Page 48: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

58

keseimbangannya dan apakah klien melakukan olahraga

atau tidak.

(2) Pola nutrisi dan metabolisme

Pada klien fraktur harus mengkonsumsi nutrisi

melebihi kebutuhan sehari-harinya seperti kalsium, zat

besi, protein, vit. C dan lainnya untuk membantu proses

penyembuhan tulang. Evaluasi terhadap pola nutrisi klien

bisa membantu menentukan penyebab masalah

muskuloskeletal dan mengantisipasi komplikasi dari

nutrisi yang tidak adekuat terutama kalsium atau protein

dan terpapar sinar matahari yang kurang merupakan

faktor predisposisi masalah muskuloskeletal terutama

pada lansia. Selain itu juga obesitas juga menghambat

degenerasi dan mobilitas klien.

(3) Pola eliminasi

Untuk kasus fraktur humerus tidak ada gangguan

pada pola eliminasi, tapi walaupun begitu perlu juga

dikaji frekuensi, konsistensi, warna serta bau feces pada

pola eliminasi alvi. Sedangkan pada pola eliminasi uri

dikaji frekuensi, kepekatannya, warna, bau, dan jumlah.

Pada kedua pola ini juga dikaji ada kesulitan, atau tidak.

Page 49: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

59

(4) Pola tidur dan istirahat

Semua klien fraktur timbul rasa nyeri, keterbatasan

gerak, sehingga hal ini dapat mengganggu pola dan

kebutuhan tidur klien. Selain itu juga, pengkajian

dilaksanakan pada lamanya tidur, suasana lingkungan,

kebiasaan tidur, dan kesulitan tidur serta penggunaan obat

tidur.

(5) Pola aktivitas

Karena timbulnya nyeri, keterbatasan gerak, maka

sama bentuk kegiatan klien menjadi berkurang dan

kebutuhan klien perlu banyak dibantu oleh orang lain. Hal

ini yang perlu dikaji adalah bentuk aktivitas klien

terutama pekerjaan klien. Karena ada beberapa bentuk

pekerjaan beresiko untuk terjadinya fraktur dibanding

pekerjaan yang lain.

(6) Pola hubungan dan peran

Klien akan kehilangan peran dalam keluarga dan

dalam masyarakat. Karena klien harus menjalani rawat

inap.

(7) Pola persepsi dan konsep diri

Dampak yang timbul pada klien fraktur yaitu timbul

ketidakutan akan kecacatan akibat frakturnya, rasa cemas,

rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara

Page 50: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

60

optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang salah

(gangguan body image).

(8) Pola sensori dan kognitif

Pada klien fraktur daya rabanya berkurang terutama

pada bagian distal fraktur, sedang pada indera yang lain

tidak timbul gangguan. Selain itu juga, timbul rasa nyeri

akibat fraktur.

(9) Pola reproduksi seksual

Dampak pada klien fraktur yaitu, klien tidak bisa

melakukan hubungan seksual karena harus menjalani

rawat inap dan keterbatasan gerak serta rasa nyeri yang

dialami klien. Selain itu juga, perlu dikaji sattus

perkawinanya termasuk jumlah anak, lama

perkawinannya.

(10) Pola penanggulangan stress

Pada klien fraktur timbul rasa cemas tentang

keadaan dirinya, yaitu ketidakutan timbul kecacatan pada

diri dan fungsi tubuhnya. Mekanisme koping yang

ditempuh klien bisa tidak efektif.

(11) Pola tata nilai dan keyakinan

Untuk klien fraktur tidak dapat melaksanakan

kebutuhan beribadah dengan baik terutama frekuensi dan

Page 51: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

61

konsentrasi. Hal ini bisa disebabkan karena nyeri dan

keterbatasan gerak klien.

b. Pemeriksan Fisik

Pemeriksaan fisik meliputi keadaan umum, BB, TTV (TD, nadi, suhu,

pernapasan). Menurut Donges ME. dkk pada pasien yang mengalami

fraktur adalah sebagai berikut :

1) Aktivitas/Istirahat

Gejala : Keterbatasan/kehilangan fungsi pada bagian yang

terkena (mungkin segera, fraktur itu sendiri, atau terjadi

secara sekunder, dari pembengkakan jaringan, nyeri).

Sirkulasi :

Tanda : Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai respons

terhadap nyeri/ansietas) atau hipotensi (kehilangan

darah).

Takikardia (respons stress, hipovolemia)

penurunan/tidak ada nadi pada bagian distal yang

cedera : pengisian kapiler lambat, pucat pada bagian

yang terkena.

2) Neurosensori

Gejala : Hilang gerakan/sensori, spasme otot.

Kesemutan

Page 52: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

62

Tanda : Deformitas lokal : angulasi abnormal, pemendekan,

rotasi, krepitasi (bunyi berjerit), spasme otot, terlihat

kelemahan/hilang fungsi.

Angitasi (mungkin berhubungan dengan nyeri) ansietas

atau trauma lain

3) Nyeri/Kenyamanan

Gejala : Nyeri berat tiba-tiba pada saat cedera (mungkin

terlokalisasi pada area jaringan/kerusakan tulang ; dapat

berkurang pada mobilisasi) ; tak ada nyeri akibat

kerusakan saraf.

Spasme/kram otot (setelah imobilisasi)

4) Keamanan

Tanda : Laserasi kulit, ovulasi jaringan, perdarahan, perubahan

warna.

Pembengkakan lokal (dapat meningkat secara bertahap

atau tiba-tiba).

Page 53: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

41

Timbulnya berbagai

gejala (manifestasi

klinik)

Kesalahan interpretasi

informasi

Kurang pengetahuan

mengenai kondisi

prognosis dan

pengobatan

Perubahan status

kesehatan

Kurang informasi Kesalahan menginterpretasi

masalah

Pelepasan mediator

kimia (bradikinin,

histamin, serotonin dan

prostaglandi)

Stimulasi nociceptor

Thalamus

Korteks serebri Nyeri dipersepsikan Nyeri

Terputusnya

kontinuitas jaringan

tulang

Kerusakan pembuluh

darah dan jaringan

sekitar

Fraktur terbuka

Jalan masuk

mikroorganisme,

perawatan inadekuat

Resiko infeksi

Penurunan aliran

darah ke jaringan

Resiko disfungsi

neuromuskuler

perifer

Kehilangan fungsi

untuk beraktivitas

Resiko cedera

(tambahan)

Terapi restruktif

(immobilisasi)

Kerusakan

mobilitas fisik

Fraktur

Menekan fragmen tulang

Trauma

Kerusakan integritas kulit

Sum-sum tulang hancur

Serpihan sum-sum masuk ke

pembuluh darah

Emboli

Emboli masuk ke

pembuluh darah paru

Hambatan transpor O2 dan

CO2 di paru

Resiko kerusakan

pertukaran gas

2. Dampak KDM

--

Page 54: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

103

3. Diagnosa Keperawatan

Merupakan pernyataan yang menjelaskan status kesehatan baik

aktual maupun potensial. Perawat memakai proses keperawatan dalam

mengindentifikasi dan mengsintesa data klinis dan menentukan intervensi

keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan atau mencegah masalah

kesehatan klien yang menjadi tanggung jawabnya.

Diagnosa keperawatan adalah penilaian atau kesimpulan yang

diambil dari pengkajian keperawatan, menjelaskan status kesehatan,

masalah aktual, resiko, maupun potensial yang dapat diproritaskan.

Adapun diagnosa keperawatan yang lazim muncul pada klien dengan

fraktur antara lain :

a. Nyeri akut berhubungan dengan spasme otot, gerakan fargmen tulang,

edema, dan cedera pada jaringan lunak, alat traksi atau immobilisasi,

stress, ansietas.

b. Resiko tinggi terhadap trauma tambahan berhubungan dengan

kehilangan integritas tulang (fraktur).

c. Resiko tinggi terhadap disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan

dengan penurunan atau interupsi aliran darah, hepovolemia.

d. Resiko tinggi terhadap kerusakan gas berhubungan dengan perubahan

aliran darah, perubahan membran alveolar atau kapiler.

Page 55: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

104

e. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan

neuromuskuler, nyeri/ketidaknyamanan, terapi restriktif, immobilisasi

tungkai.

f. Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan cedera tusuk,

fraktur terbuka, bedah perbaikan, pemasangan traksi pen, kawat,

sekrup.

g. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya

pertahanan primer, prosedur invasif, intraksi tulang.

h. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan kurang terpanjang atau mengingat,

salah interpretasi informasi atau tidak mengenal sumber informasi.

4. Rencana keperawatan

Setelah diagnosa ditegakkan, maka langkah selanjutnya adalah

menyusun rencana keperawatan untuk meminimalisir masalah tersebut.

Adapun rencana keperawatan untuk masing-masing diagnosa antara lain :

a. Resiko tinggi terhadap trauma tambahan berhubungan dengan

kehilangan integritas tulang (fraktur).

Tujuan : Mempertahankan stabilisasi dna posisi fraktur.

Kriteria :

1) Menunjukkan mekanika tubuh yang meningkatkan stabilitas pada

sisi fraktur.

2) Menunjukkan pembentukan kalus atau mulai penyatuan fraktur

dengan tepat.

Page 56: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

105

Intervensi keperawatan :

NO INTERVENSI RASIONAL

1)

2)

3)

4)

Pertahankan tirah baring/

ekstremitas sesuai indikasi.

Berikan sokongan sendi diatas

dan dibawah fraktur bila

bergerak/membalik.

Letakkan papan dibawah

tempat tidur atau tempatkan

pasien pada tempat tidur

ortopedik.

Sokong fraktur dengan bantal/

gulungan selimut. Pertahankan

posisi netral pada bagian yang

sakit dengan bantal pasir,

pembebat, gulungan trokanter,

papan kaki.

Tugaskan petugas yang cukup

1) Meningkatkan stabilitas,

menurunkan

kemungkinan gangguan

posisi/ penyembuhan.

2) Tempat tidur lembut atau

lentur dapat membuat

deformasi gips yang

masih basah,

mematahkan gips yang

sudah kering atau

mempengaruhi penarikan

traksi.

3) Mencegah gerakan yang

tidak perlu dan perubahan

posisi. Posisi yang tepat

dari bantal juga dapat

mencegah tekanan

deformitas pada gips

yang kering.

4) Gips panggul/tubuh atau

Page 57: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

106

5)

6)

untuk membaik pasien.

Hindari menggunakan papan

abduksi untuk membalik

pasien dengan gips spika.

Evaluasi pembebat ekstremitas

terhadap resolusi edema.

Pertahankan posisi/integritas

traksi

Pertahankan posisi/integritas

multipel dapat membuat

berat dan tidak praktis

secara eksterm.

Kegagalan untuk

menyokong ekstremitas

yang digips dapat

menyebabkan gips patah.

5) Pembebat koaptasi

(contoh jepitan Jones-

Sugar) mungkin

digunakan untuk

memberikan imobilisasi

fraktur dimana

pembengkakan jaringan

berlebihan. Seiring

dengan berkurangnya

edema, penilaian kembali

pembelat atau

penggunaan gips plester

mungkin diperlukan

untuk mempertahankan

kesejajaran fraktur.

6) Traksi memungkinkan

Page 58: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

107

7)

8)

traksi (contoh, Buck, dunlop,

Pearson, Russel).

Yakinkan bahwa semua klem

berfungsi. Minyak katrol dan

periksa tali terhadap tegangan.

amankan dan tutup ikatan

dengan pelster perekat.

Pertahankan katrol tidak

terhambat dengan beban bebas

menggantung ; hindari

mengangkat/menghilangkan

berat.

tarikan pada aksis

panjang fraktur tulang

dan memengatasi

tegangan otot/

pemendekan untuk

memudahkan posisi/

penyatuan. Traksi tulang

(pen, kawat, jepitan)

memungkinkan

penggunaan, berat lebih

besar untuk penarikan

traksi daripada digunakan

untuk jaringan kulit.

7) Yakinkan bahwa susunan

traksi berfungsi dengan

tepat untuk menghindari

interupsi penyambangan

fraktur.

8) Jumlah beban traksi

optimal dipertahankan.

Catatan : Memastikan

gerakan bebas beban

selama menggantu posisi

Page 59: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

108

9)

10)

11)

Bantu meletakkan beban di

bawah roda tempat tidur bila

diindikasikan.

Kaji ulang tahanan yang

mungkin timbul karena terapi,

contoh pergelangan tidak

menekuk/duduk dengan traksi

Buck atau tidak memutar di

bawah pergelangan dengan

traksi Russel.

Kaji integritas alat fiksasi

eksternal.

pasien menghindari

penarikan berlebihan tiba-

tiba pada fraktur yang

menimbulkan nyeri dan

spasme otot.

9) Membantu posisi tepat

pasien dan fungsi traksi

dengan memberikan

keseimbangan timbal

balik.

10) Mempertahankan

integritas tarikan traksi.

11) Traksi Hoffman

memberikan stabilitasasi

dan sokongan kaku untuk

tulang fraktur tanpa

menggunakan katrol, tali

atau beban,

Page 60: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

109

12)

13)

Kaji ulang foto/evaluasi

Berikan/pertahankan stimulasi

listrik bila digunakan.

memungkinkan mobilitas/

kenyamanan pasien lebih

besar dan memudahkan

perawatan luka. Kurang

atau berlebihannya

keketatan klem/ikatan

dapat mengubah tekanan

kerangka, menyebabkan

kesalahan posisi.

12) Memberikan bukti visual

mulainya pembentukan

kalus/ proses

penyembuhan untuk

menentukan tingkat

aktivitas dan kebutuhan

perubahan/ tambahan

terapi.

13) Mungkin diindikasikan

untuk meningkatkan

pertumbuhan tulang pada

keterlambatan

penyembuhan/tidak

menyatu.

Page 61: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

110

b. Nyeri akut berhubungan dengan spasme otot, gerakan fargmen tulang,

edema, dan cedera pada jaringan lunak, alat traksi atau immobilisasi,

stress, ansietas.

Kemungkinan dibuktikan oleh :

1) Keluhan nyeri.

2) Distraksi, fokus pada diri sendiri atau fokus menyempit, wajah

menunjukkan nyeri.

3) Perilaku berhati-hati, melindungi, perubahan tonus otot, respon

otnomik.

Tujuan : Menyatakan nyeri hilang.

Kriteria :

1) Menunjukkan tindakan santai, mampu berpartisipasi dalam

aktivitas/istirahat dengan tepat.

2) Menunjukkan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas

terapeutik sesuai indikasi untuk situasi individual.

NO INTERVENSI RASIONAL

1)

Pertahankan mobilisasi

bagian yang sakit dengan

tirah baring, gips, pembebat,

atau traksi (Rujuk ke DK :

Trauma, risiko tinggi

terhadap).

1) Menghilangkan nyeri dan

mencegah kesalahan

posisi tulang/tegangan

jaringan yang cedera.

Page 62: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

111

2)

3)

4)

5)

Hindari penggunaan sprei/

bantal plastik di bawah

ekstremitas dalam gips.

Tinggikan penutup tempat

tidur; pertahankan linen

terbuka pada ibu jari kaki.

Evaluasi keluhan nyeri/

ketidaknyamanan, perhatikan

lokasi dan karakteristik,

termasuk intensitas (skala 0-

10)/Perhatikan petunjuk nyeri

nonverbal (perubahan pada

tanda vital dan emosi/

perilaku)

Dorong pasien untuk

mendiskusikan masalah

sehubungan dengan cedera.

2) Meningkatkan aliran

balik vena, menurunkan

edema, dan menurunkan

nyeri.

3) Dapat meningkatkan

ketidaknyamanan karena

peningkatan produksi

panas dalam gips yang

kering.

4) Mempengaruhi pilihan/

pengawasan keefektifan

intervensi. Tingkat

ansietas dapat

mempengaruhi persepsi/

\reaksi terhadap nyeri.

5) Membantu untuk

menghilangkan ansietas.

Pasien dapat merasakan

kebutuhan untuk

menghilangkan

pengalaman kecelakaan.

Page 63: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

112

6)

7)

8)

9)

10)

Jelaskan prosedur sebelum

memulai.

Beri obat sebelum perawatan

aktivitas.

Lakukan dan awasi latihan

rentang gerak pasif/aktif.

Berikan alternatif tindakan

kenyamanan, contoh pijatan,

pijatan punggung, perubahan

posisi.

Dorong menggunakan teknik

manajemen stres, contoh

relaksasi progresif, latihan

6) Memungkinkan pasien

untuk siap secara mental

untuk aktivitas juga

berpartisipasi dalam

mengontrol tingkat

ketidaknyamanan.

7) Meningkatkan relaksasi

otot dan meningkatkan

partisipasi.

8) Mempertahankan

kekuatan/mobilitas otot

yang sakit dan

memudahkan resolusi

inflamasi pada jaringan

yang cedera.

9) Meningkatkan sirkulasi

umum; menurunkan area

tekanan lokal dan

kelalahan otot.

10) Memfokuskan kembali

perhatian, meningkatkan

rasa kontrol, dan dapat

Page 64: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

113

11)

12)

13)

napas dalam, imajinasi

visualisasi. Sentuhan

teraputik.

Identifikasi aktivitas

terapeutik yang tepat untuk

usia pasien, kemampuan fisik,

dan penampilan pribadi.

Selidiki adanya keluhan nyeri

yang tak biasa/tiba-tiba atau

dalam, lokasi progresif/buruk

tidak hilang dengan

analgesik.

Lakukan kompres dingin/es

24-48 jam pertama dan sesuai

keperluan.

meningkatkan

kemampuan koping

dalam manajemen nyeri,

yang mungkin menetap

untuk periode labih lama.

11) Mencegah kebosanan,

menurunkan tegangan,

dan dapat meningkatkan

kekuatan otot; dapat

meningkatkan harga diri

dan kemampuan koping.

12) Dapat menandakan

terjadinya komplikasi,

contoh infeksi, iskemia

jaringan, sindrom

kompartemen (Rujuk ke

DK : Perfusi jaringan,

perubahan : perifer,

risiko tinggi terhadap)

13) Menurunkan edema/

pembentukan hematoma,

menurunkan sensasi

nyeri.

Page 65: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

114

14)

15)

Berikan obat sesuai inbdikasi

: narkotik dan analgesik non

narkotik : NSAID injeksi

contoh ketoralak (Todadol);

dan/atau relaksan otot,

contoh siklobenzaprin

(Flckseril), hidroksin

(vistaril). Berikan narkotik

sekitar pada janinnya selama

3-5 hari.

Berikan/awasi analgesik yang

dikontrol pasien (ADP) bila

indikasi.

14) Diberikan untuk

menurunkan nyeri

dan/atau spasme otot.

Penelitian Toradol telah

diperbaiki menjadi lebih

efektif dalam

menghilangkan nyeri

tulang, dengan masa

kerja lebih lama dan

sedikit efek samping bila

dibandingkan dengan

agen narkotik. Catatan :

Vistaril sering digunakan

untuk efek poten dari

narkotik untuk

memperbaiki/menghilang

kan nyeri panjang.

15) Pemberian rutin ADP

mempertahankan kadar

analgesik darah adekuat,

mencegah fluktuasi

dalam penghilangan

nyeri sehubungan dengan

Page 66: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

115

tegangan otot/spasme.

c. Resiko tinggi terhadap disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan

dengan penurunan atau interupsi aliran darah, hipovolemia.

Tujuan : Mempertahankan perfusi jaringan dibuktikan oleh

terabanya nadi.

Kriteria :

1) Kulit hangat atau kering.

2) Sensasi normal.

3) Tanda vital stabil

4) Pengeluaran urine adekuat.

NO INTERVENSI RASIONAL

1)

2)

Lepaskan perhiasan dari

ekstremitas yang sakit.

Evaluasi adanya/kualitas nadi

perifer distal terhadap cedera

melalui palpasi/Doppler.

Bandingkan dengan

ekstremitas yang sakit.

1) Dapat membendung

sirkulasi jika terjadi

oedema.

2) Penurunan/tak adanya

nadi dapat

menggambarkan cedera

vaskuler dan perlunya

evaluasi medik segera

terhadap sattus sirkulasi.

Waspadai bahwa kadang-

kadang nadi dapat

terhambat oleh bekuan

Page 67: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

116

3)

Kaji aliran kapiler, warna

kulit, dan kehangatan distal

pada fraktur.

halus dimana pulsasi

mungkin teraba. Selain

itu, perfusi melalui arteri

lebih besar dapat

berlanjut setelah

meningkatnya tekanan

kompartemen yang telah

mengempiskan sirkulasi

arteriol/venula otot.

3) Kembalinya warna harus

cepat (3-5 menit). Warna

kulit menunjukkan

gangguan arterial.

Sianosis diduga karena

ada gangguan vena.

Catatan : Nadi perifer,

pengisian kapiler, warna

kulit, dan sensasi

mungkin normal

meskipun ada sindrom

kompartemen, karena

sirkulasi superfisial

biasanya tidak

Page 68: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

117

4)

5)

6)

7)

Lakukan pengkajian

neuromuskuler. Perhatikan

perubahan fungsi motor/

sensori. Minta pasien untuk

melokalisasi nyeri/

ketikdanyamanan.

Tes sensasi saraf perifer

dengan menusuk pada kedua

selaput antara ibu jari pertama

dan kedua dan kaji

kemampuan untuk dorsofleksi

ibu jari bila diindikasikan.

Kaji jaringan sekitar akhir gips

untuk titik yang kasar/tekanan.

Seliidiki keluhan “rasa

terbakar” di bawah gips.

Awasi posisi/lokasi cincin

penyokong hebat.

dipengaruhi.

4) Gangguan perasaan

kebas, jeemutan,

peningkatan/ penyebaran

nyeri terjadi bila sirkulasi

pada saraf tidak adekuat

atau saraf rusak.

5) Panjang dan posisi saraf

perineal meningkatkan

risiko cedera pada

adanya fraktur kaki,

edema/sindrom

kompartemen, atau

malposisi alat traksi.

6) Faktor ini disebabkan

atau mengindikasikan

tekanan jaringan/iskemia,

menimbulkan keruaskan/

nekrosis.

7) Alat traksi dapat

menyebabkan tekanan

pada pembuluh

darah/saraf, terutama

Page 69: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

118

8)

9)

Pertahankan peninggian

ekstremitas yang cedera

kecuali dikontraindikasikan

dengan meyakinkan adanya

sindrom kompartemen.

Kaji keseluruhan panjang

ekstremitas yang cedera untuk

pembengkakan/pembentukan

edema. Ukur ekstremitas yang

cedera dan bandingkan dengan

yang tak cedera. Perhatikan

penampilan/luasnya

hematoma.

pada aksila dan lipat

paha, mengakibatkan

isklemia dan kerusakan

saraf permanen.

8) Meningkatkan drainase

vena/ menurunkan

edema. Catatan : Pada

adanya peningkatan

tekanan kompartemen,

peninggian ekstremitas

secara nyata

menghalangi aliran arteri

menurunkan perfusi.

9) Peningkatan lingkar

ekstremitas yang cedera

dapat diduga ada

pembengkakan jaringan/

edema umum tetapi

dapat menunjukkan

perdarahan. Catatan :

Peningkatan 1 inci pada

paha orang dewasa dapat

sama dengan akumulasi

Page 70: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

119

10)

11)

12)

Perhatikan keluhan nyeri

ekstrem untuk tipe cedera atau

peningkatan nyeri pada

gerakan pasif ekstremitas,

terjadinya parestesia, tegangan

otot/nyeri tekan dengan

eritema, dan perubahan nadi

distal. jangan tinggikan

ekstremitas. Laporkan gejala

pada dokter saat itu.

Selidiki tanda iskemia

ekstremitas tiba-tiba, contoh

penurunan suhu kulit, dan

peningkatan nyeri.

Dorong pasien untuk secara

1 unit darah.

10) Perdarahan/pembentukan

edema berlanjut dalam

otot tertutup dengan

fasial ketat dapat

menyebabkan gangguan

aliran darah dan iskemia

miositis atau sindrom

kompartemen, perli

intervensi darurat untuk

menghilangkan tekanan/

memperbaiki sirkulasi.

Catatan : Kondisi ini

memerlukan kedaruratan

medik dan memerlukan

intervensi segera.

11) Dislokasi faktur sendi

(khususnya lutut) dapat

menyebabkan kerusakan

arteri yang berdekatan,

dengan akibat hilangnya

aliran darah ke distal.

12) Meningkatkan sirkulasi

Page 71: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

120

13).

14)

15)

rutin latihan jari/sendi distal.

Ambulasi sesegera mungkin

Selidiki nyeri tekan,

pembengkakan pada

dorsofleksi kaki (tanda Homan

positif).

Awasi tanda vital. Perhatikan

tanda-tanda pucat/sianosis

umum, kulit dingin, perubahan

mental.

Tes feses/aspirasi gaster

terhadap darah nyata.

Perhatikan perdarahan lanjut

pada sisi trauma/injeksi dan

perdarahan terus menerus dari

membran mukosa.

dan menurunkan

pengumpulan darah

khususnya pada

ekstremitas bawah.

13) Terdapat peningkatan

potensial untuk

tromboflebitis dan

emboli paru pada pasien

imobilisasi selama 5 hari

atau lebih.

14) Ketidakadekuatan

volume sirkulasi akan

mempengaruhi sistem

perfusi jaringan.

15) Peningkatan insiden

perdarahan gaster

menyertai fraktur/trauma

dan dapat berhubungan

dengan stres dan kadang-

kadang menunjukkan

gangguan pembekuan

yang memerlukan

intervensi lanjut.

Page 72: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

121

16)

17)

18)

19)

Berikan kompres es sekitar

fraktur sesuai indikasi.

Bebat/buat spalk sesuai

kebutuhan.

Kaji/awasi tekanan

intrakompartemen.

Siapkan untuk intervensiu

bedah (contoh, fibulektmi/

fasiotomi) sesuai indikasi.

16) Menurunkan oedema/

pembentukan hematom

yang dapat menggangu

sirkulasi.

17) Mungkin dilakukan pada

keadaan daurat untuk

menghilangkan restrikso

sirkulasi yang

diakibatkan oleh

pembentukan edema

pada ekstremitas yang

cedera.

18) Peninggian tekanan

(biasanya sampai 30

mmHg atau lebih)

menunjukkan kebutuhan

evaluasi segera dan

intervensi.

19) Kegagalan untuk

menghilangkan tekanan/

memperbaiki sindrom

kempartemen dalam 4

sampai 6 jam dari

Page 73: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

122

20)

21)

22)

Awasi Hb/Ht, pemeriksaan

koagulasi, contoh kadar

protrombin.

Berikan warfarin natrium

(Coumadin) bila

diindiaksikan.

Berikan kaus kaki

antiembolitik/tekanan

berurutan sesuai indikasi.

timbulnya dapat

mengakibatkan

kontraktur

berat/kehilangan fungsi

dan kecacatan

ekstremitas distal cedera

atau perlu amputasi.

20) Membantu dalam

kalkulasi kehilangan

darah dan membutuhkan

keefektifan terapi

pengantin.

21) Mungkin diberikan

secara profilaktik untuk

menurunkan trombus

vena dalam.

22) Menurunkan

pengumpulan vena dan

dapat meningkatkan

aliran balik vena,

sehingga menurunkan

risiko pembentukan

trombus.

Page 74: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

123

d. Resiko tinggi terhadap kerusakan gas berhubungan dengan perubahan

aliran darah, perubahan membran alveolar/kapiler.

Tujuan : Mempertahankan fungsi pernafasan adekuat.

Kriteria :

1) Tak adanya dispnea atau sianosis.

2) Frekuensi pernafasan dan GDA dalam batas normal.

NO INTERVENSI RASIONAL

1.

2)

Awasi frekuensi pernapasan

dan upayanya. Perhatikan

stridor, penggunaan otot

bantu, retraksi, terjadinya

sianosis sentral.

Auskultasi bunyi napas

perhatikan terjadinya ketidak

samaan, bunyi hiperesonan,

1) Takipnea, dispnea, dan

perubahan dalam mental

dan tanda dini

insufisiensi pernapasan

dan mungkin hanya

indikator terjadinya

emboli paru ada tahap

awal. Masih adana

tanda/gejala

menunjukkan ditress

pernapasan

luas/cenderung

kegagalan.

2) Perubahan dalam/adanya

bunyi adventisius

menunjukkan terjadinya

Page 75: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

124

3)

4)

5)

juga adanya gemericik/ronki/

mengi dan inspirasi mengorok/

bunyi sesak napas.

Atasi jaringan cedera/tulang

dengan lembut, khususnya

selama beberapa hari pertama.

Instruksikan dan bantu dalam

latihan nafas dalam dan batuk.

Reposisi dengan sering.

Perhatikan peningkatan

kegelisahan, kacau, letargi,

komplikasi pernapasan,

contoh atelektasis,

pneumonia, emboli,

SDPD. Inspirasi

mengorok menunjukkan

edema jalan napas atas

dan diduga emboli

lemak.

3) Ini dapat mencegah

terjadinya emboli lemak

(biasanya terlihat pada

12-72 jam pertama), yang

erat berhubugan dengan

fraktur, khususnya tulang

panjang dan pelvis.

4) Meningkatkan ventilasi

alveolar dan perfusi.

Reposisi meningkatkan

drainase sekret dan

menurunkan kongesti

pada area paru dependen.

5) Gangguan pertukaran

gas/ adanya emboli paru

Page 76: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

125

6)

7)

8)

9)

10)

stupor.

Observasi sputum untuk tanda

adanya darah.

Inspeksi kulit untuk petekie di

atas garis puting; pada aksila,

meluas ke abdomen/tubuh;

mukosa mulut, palatum keras,

kantung konjungtiva dan

retina.

Kolaborasi :

Bantu dalam spirometri

insentif.

Berikan tambahan O2 bila

diindikasikan.

Awasi pemeriksaan

laboratorium, contoh :

dapat menyebabkan

penyimpangan pada

tingkat kesadaran pasien

seperti terjadinya

hipoksemia/ asidosis.

6) Hemodialisa dapat terjadi

dengan emboli paru.

7) Ini adalah karaktetistik

paling nyata dari tanda

emboli lemak, yang

tampak dalam 2-3 hari

setelah cedera.

8) Memaksimalkan

ventilasi/ oksigenasi dan

meminimakan

atelektasis.

9) Meningkatkan sediaan O2

untuk oksigenasi optimal

jaringan.

10) Menurunnya PaO2 dan

peningkatan PaCO2

Page 77: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

126

11)

Seri GDA, Hb, kalsium, LED,

lipase serum, lemak,

trombosit.

Berikan obat sesuai indikasi :

Heparin dosis rendah.

Kortikosteroid.

menunjukkan gangguan

pertukaran gas/terjadinya

kegagalan.

Anemia, hipokalsemia,

peningkatan LED dan

kadar lipase, gelembung

lemak dalam

darah/urine/sputum dan

penurunan jumlah

trombosit

(trombositopenia) sering

berhubungan dengan

emboli lemak.

11) Blok siklus pembekuan

dan mencegah

bertambahnya

pembekuan pada adanya

tromboflebitis.

Steroid telah digunakan

dengan beberapa

keberhasilan untuk

mencegah/mengatasi

emboli lemak.

Page 78: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

127

e. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka

neuromuskuler, nyeri atau ketidaknyamanan, terapi restriktif,

hemobilisasi tungkai.

Kemungkinan dibuktikan oleh :

1) Ketidakmampuan untuk bergerak sesuai tujuan dalam lingkungan

fisik, dilakukan pembatasan.

2) Menolak untuk bergerak, keterbatasan rentang gerak.

3) Penurunan kekuatan atau kontrol otak.

Tujuan : Meningkatkan atau mempertahankan mobilitas pada tingkat

paling tinggi yang mungkin mempertahankan posisi

fungsional.

Kriteria :

1) Meningkatkan kekuatan atau fungsi yang sakit dan mengkompasasi

bagian tubuh.

2) Ketiga menunjukkan teknik yang memampukan melakukan

aktivitas.

NO INTERVENSI RASIONAL

1)

Kaji derajat imobilisasi yang

dihasilkan oleh cedera/

pengobatan perhatikan

persepsi pasien terhadap

imobilisasi.

1) Pasiun mungkin dibatasi

oleh pandangan

diri/persepsi diri tentang

keterbatasan fisik aktual,

memerlukan

informasi/intervensi

Page 79: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

128

2)

3)

4)

Dorong partisipasi pada

aktivitas terapeutik/rekreasi.

Pertahankan rangsang

lingkungan contoh, radio, TV,

koran, barang milik pribadi/

lukisan, jam, kalender,

kunjungan keluarga/teman.

Instruksikan pasien untuk/

bantu dalam rentang gerak

pasien/aktif pada ekstremitas

yang sakit dan yang tidak

sakit.

Dorong pengunana latihan

isometrik mulai dengan

tungkai yang tak sakit.

untuk meningkatkan

kemajuan kesehatan.

2) Memberikan kesempatan

untuk mengeluarkan

energi, memfokuskan

kembali perhatian,

meningkatkan rasa

kontrol diri/harga diri,

dan membantu

menurunkan isolasi

sosial.

3) Meningkatkan aliran

darah ke otot dan tulang

untuk meningkatkan

tonus otot,

mempertahankan gerak

sendi, mencegagah

kontraktur/atrofi dan

resorpsi kalsium karena

tidak digunakan.

4) Kontraksi otot isometrik

tanpa menkuk sendi atau

menggerakkan tungkai

Page 80: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

129

5)

6)

7).

Berikan papan kaki, bebat

pergelangan, gulungan

trokanter/tangan yang sesuai.

Tempatkan dalam posisi

telentang secara periodik bila

mungkin, bila traksi

digunakan untuk menstabilkan

fraktur tungkai bawah.

Instruksikan/dorong

menggunakan trapeze dan

“pasca posisi” untuk fraktur

tungkai bawah.

dan membantu

mempertahankan

kekuatan dan masa otot.

Catatan : Latihan ini

dikontraindikasikan pada

perdarahan akut/edema.

5) Berguna dalam

mempertahankan posisi

fungsional ekstremitas,

tangan/kaki, dan

mencegah komplikasi

(contoh kontraktur/kaki

jatuh).

6) Menurunkan risiko

kontraktur fleksi

panggul.

7) Memudahkan gerakan

selama

higiene/perawatan kulit,

dan penggantian linen,

menurunkan ketidak

Page 81: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

130

8)

9)

Bantu/dorong perawatan

diri/kebersihan (contoh mandi,

mencukur)

Berikan/bantu dalam

mobilisasi dengan kursi roda,

kruk, tongkat, sesegera

mungkin. Instruksikan

keamanan dalam

menggunakan alat mobilitas.

nyamanan dengan tetap

datar di tempat tidur.

“Pasca posisi”

melibatkan penempatan

kaki yang sakit datar di

tempat tidur dengan lutut

menekuk sementara

mengenggam trapeze dan

mengangkat tubuh dari

tempat tidur.

8) Meningkatkan kekuatan

otot dan sirkulasi,

meningkatkan kontrol

pasien dalam situasi, dan

meningkatkan kesehatan

diri langsung.

9) Mobilisasi dini

menurunkan komplikasi

tirah baring (contoh,

flebitus) dan

meningkatkan

penyembuhan dan

normalisasi fungsi organ.

Page 82: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

131

10)

11).

12)

Awasi TD dengan melakukan

aktivitas.perhatikan keluhan

pusing.

Ubah posisi secara periodik

dan dorong untuk latihan

batuk/napas dalam.

Auskultasi biring usus. Awasi

kebiasaan eliminasi dan

berikan keteraturan defekasi

Belajar memperbaiki cara

menggunakan alat

penting untuk

mempertahankan

mobilisasi optimal dan

keamanan pasien.

10) Hipotensi postural adalah

masalah umum menyertai

tirah baring lama dan

memerlukan intervensi

khusus (contoh

kemiringan meja dengan

peninggian secara

bertahap sampai posisi

tegak).

11) Mencegah/menurunkan

insiden komplikasi kulit/

pernapasan (contoh

dekubitus, atelektasi,

pneumonia).

12) Tirah baring, penggunaan

analgesik, dan perubahan

dalam kebiasaan diet

Page 83: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

132

13)

14)

rutin. Tempatkan pada pispot,

bila mungkin, atau

menggunakan bedpan fraktur.

Berikan privasi.

Dorong peningkatan masukan

ciaran sampai 2000-3000

ml/hari, termasuk air asam/jus.

Berikan diet tinggi protein,

karbohidrat, vitamin, dan

mineral. Pertahankan

penurunan kandungan protein

sampai setelah defekasi

dapat memperlambat

peristaltik dan

menghasilkan konstipasi.

Tindakan keperawatan

yang memudahkan

eliminasi dapat

mencegah/membatasi

komplikasi. Bedpan

fraktur membatasi fleksi

panggul dan mengurangi

tekanan lumbal/gips

ekstremitas bawah.

13) Mempertahankan hidrasi

tubuh, menurunkan risiko

infeksi urinarius,

pembentukan batu, dan

konstipasi.

14) Pada adanya cedera

musculoskeletal, nutrisi

yang diperlukan untuk

penyembuhan berkurang

dengan cepat, sering

Page 84: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

133

15)

pertama.

Tingkatkan jumlah diet kasar.

Batasi makanan pembentuk

gas.

mengakibatkan

penurunan BB 20-30 pon

selama traksi tulang. Ini

mempengaruhi massa

otot, tonus dan kekuatan.

Catatan : Makanan

protein meningkat

kandngannya pada usus

halus, mengakibatkan

pembentukan gas dan

konstipasi, sehingga

fungsi GI harus secara

penuh membaik sebelum

makanan berprotein

meningkat.

15) Penambahan bulk pada

feses membantu

mencegah konstipasi.

Makanan pembentukan

gas dapat menyebabkan

distensi abdominal,

khususnya pada adanya

penurunan motilitas usus.

Page 85: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

134

16)

17)

18)

Konsul dengan ahli terapi

fisik/okupasi dan/atau

rehabilitas spesialis.

Lakukan program defekasi

(pelunak feses, enema,

laksatif) sesuai indikasi.

Rujuk ke perawat spesialis

psikatrik klinikal/ahli terapi

sesuai indikasi.

16) Berguna dalam membuat

aktivitas

individual/program

latihan. Pasien dapat

memerlukan bantuan

jangka panjang dengan

gerakan kekuatan, dan

aktivitas yang

mengandalkan berat

badan, juga penggunaan

alat. Contoh walker,

kruk, tongkat,

meninggikan tempat

duduk di toilet, tongkat

pengambil/penggapai,

khususnya alat makan.

17) Dilakukan untuk

meningkatkan evakuasi

usus.

18) Pasien/orang terdekat

memerlukan tindakan

intensif lebih untuk

menerima kenyataan

Page 86: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

135

kondisi/prognosis,

imobilisasi lama,

mengalami kehilangan

kontrol.

f. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan cedera tusuk, fraktur

terbuka, bedah perbaikan, pemasangan traksi pen, kawat, sekrup.

Kemungkinan dibuktikan oleh :

1) Keluhan gatal, nyeri, kebas, tekanan pada area yang sakit atau area

sekitar.

2) Gangguan permukaan kulit, invasi struktur tubuh, destruksi lapisan

kulit. atau jaringan.

Tujuan : Menyatakan ketidaknyamanan.

Kriteria :

1) Menunjukkan perilaku atau tehnik untuk mencegah kerusakan

kulit atau memudahkan penyembuhan sesuai indikasi.

2) Mencapai penyembuhan luka sesuai waktu atau penyembuhan

lesi terjadi.

NO INTERVENSI RASIONAL

1.

Kaji kulit untuk luka terbuka,

benda asing, kemerahan,

perdarahan, perubahan warna,

kelabu, memutih.

1) Memberikan informasi

tentang sirkulasi kulit

dan masalah yang

mungkin disebabkan oleh

Page 87: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

136

2)

3)

4)

5)

Massase kulit dan penonjolan

tulang. Pertahankan tempat

tidur kering dan bebas kerutan.

Tempatkan bantalan air/

bantalan lain bawah siku/tumit

sesuai indikasi.

Ubah posisi dengan sering.

Dorong penggunaan trapeze

bila mungkin.

Kaji posisi cincin bebat pada

alat traksi.

Penggunana gips dan

perawatan kulit :

alat dan/atau pemasangan

gips atau traksi, atau

pembentukan edema

yang membutuhkan

intervensi medik lanjut.

2) Menurunkan tekanan

pada area yang peka dan

resiko abrasi/kerusakan

kulit.

3) Mengurangi tekanan

konstan pada area yang

sama dan meminimalkan

risiko kerusakan kulit.

Penggunaan trapeze

dapat menurunkan abrasi

pada siku/tumit.

4) Posisi yang tak tepat

dapat menyebabkan

cedera kulit/ kerusakan.

5) Memberikan gips tetap

kering, dan area bersih.

Page 88: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

137

Bersihkan kulit dengan

sabun dan air. Gosok

perlahan dengan alkohol;

dan/atau bedak dengan

jumlah sedikit borat atau

stearat seng.

Potong pakaian dalam

yang menutup area dan

perlebar beberapa inci

diatas gips.

Gunakan telapak tangan

untuk memasang,

pertahankan atau lepaskan

gips dan dukung bantal

setelah pemasangan.

Catatan : Terlalu banyak

bedak dapat membuat

lengket bila kontak

dengan air/keringat.

Berguna untuk bantalan

tonjolan tulang,

mengakhiri akhir gips,

dan melindungi kulit.

Mencegah

pelekukan/pendapatan di

atas tonjolan tulang dan

area menyokong berat

badan (contoh,

punggung tumit), yang

akan menyebabkan

abrasi/trauma jaringan.

Bentuk yang tak tepat

atau gips kering

mengiritasi pada kulit

dibawahnya dan dapat

menimbulkan gangguan

Page 89: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

138

Potong kelebihan plester

dari akhir gips sesegera

mungkin saat gips

lengkap.

Tingkatkan pengeringan

gips dengan mengangkat

linen tempat tidur,

memajankan pada

sirkulasi udara.

Beri bantalan (petal) pada

akhir gips dengan plester

tahanan air.

Bersihkan kelebihan

plester dari kulit saat

masih basah, bila

sirkulasi.

Plester yang lebih dapat

mengiritasi kulit dan

dapat mengakibatkan

abrasi.

Mencegah kerusakan

kulit yang disebabkan

ulserasi, nekrosis,

dan/atau kelumpuhan

saraf. Masalah ini

mungkin tidak nyeri bila

terjadi kerusakan saraf.

Memberikan

perlindungan efektif

pada lapisan gips dan

kelembaba. Membantu

mencegah kerusakan

material gips pada akhir

dan menurunkan iritasi

kulit/ ekskoriasi.

Plester yang kering

dapat melekat ke dalam

gips yang telah lengkao

Page 90: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

139

mungkin.

Lindungi gips dan kulit

pada rea perineal. Berikan

perawatan sering.

Instruksikan pasien/orang

terdekat untuk

menghindari memasukkan

objek ke dalam gips.

Masase kulit sekitar akhir

gips dengan alkohol;

Balik pasien dengan

dan menyebabkan

kerusakan kulit.

Mencegah kerusakan

jaringan dan infeksi oleh

kontaminasi fekal.

“sakit gesekan” dapat

menyebabkan cedera

jaringan.

Mempunyai efek

pengering, yang

menguatkan kulit. Krim

dan losion tidak

dianjurkan karena terlalu

banyak minyak dapat

menutup perimeter gips,

tidak memungkinkan

gips untuk “bernapas”.

Bedak tidak dianjurkan

karena potensial

akumulasi berlebihan di

dalam gips.

Meminimalkan tekanan

Page 91: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

140

6)

sering untuk melibatkan

sisi yang tak sakit dan

posisi tengkurap dengan

kaki pasien di atas kasur.

Traksi kulit dan perawatan

kulit :

Bersihkan kulit dengan air

sabun hangat.

Berikan tintur bezoin.

Gunakan plester traksi

kulit (buat beberapa strip

moleskin/plester perekat)

memanjang pada sisi

tungkai yang sakit.

Lebarkan plester

sepanjang tungkai.

Tandai garis dimana

plester keluar sepanjang

ekstremitas.

pada kaki dan sekitar

tepi gips.

6) Menurunkan kadar

kontaminasi kulit.

“kekuatan” kulit untuk

penggunaan traksi kulit.

Plester traksi melingkari

tungkai dapat

mempengaruhi sirkulasi.

Traksi dimasukkan

dalam garis dengan

akhir plester yang bebas.

Memungkinkan untuk

pengkajian cepat

terhadap benda yang

terselip.

Meminimalkan tekanan

pada area ini.

Page 92: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

141

7)

Letakkan bantalan

pelindung dibawah kaki

dan di atas tonjolan

tulang.

Balut lingkar tungkai,

termasuk plester dan

bantalan, dengan verban

elastik, hati-hati untuk

membalut dengan rapat

tetapi tidak terlalu ketat.

Palpasi jaringan yang

diplester tiap hari dan

catat adanya nyeri tekan

atau nyeri.

Lepaskan traksi kulit tiap

24 jam, sesuai protokol,

inspeksi dan berikan

perawatan kulit.

Traksi tulang dan perawatan

kulit :

Tekuk ujung kawat atau

tutup ujung kawat/pen

dengan karet atau gabus

Memberikan tarikan

traksi yang tepat tanpa

mempengaruhi sirkulasi.

Bila area di bawah

plester nyeri tekan,

diduga ada iritasi kulit,

dan siapkan untuk

membuka sistem

balutan.

Mempertahankan

integritas kulit.

7) Mencegah cedera pada

bagian tubuh lain.

Mencegah tekanan

berlebihan pada kulit

meningkatkan evaporasi

kelembaban yang

menurunkan risiko

Page 93: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

142

8)

9)

perlindungan/tutup jarum.

Beri bantalan/pelindung

dari kulit domba, busa.

Gunakan tempat tidur busa,

bulu domba, bantal apung,

atau kasur udara sesuai

indikasi.

Buat gips dengan katup

tunggal, katup ganda atau

jendela sesuai protokol.

ekslorasi.

8) Karena imobilisasi

bagian tubuh, tonjolan

tulang lebih dari area

yang sakit oleh gips

mungkin sakit karena

penurunan sirkulasi.

9) Memungkinkan

pengurangan tekanan dan

memberikan akses untuk

perawatan luka/kulit.

g. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya

pertahanan primer, prosedur invasif, interaksi tulang.

Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi :

1) Mencapai penyembuhan luka sesuai waktu.

2) Bebas drainase perulen, interna atau demam.

NO INTERVENSI RASIONAL

1)

Inspeksi kulit untuk adanya

iritasi atau robekan kontinuitas

1) Pen atau kawat tidak

harus dimasukan melalui

kulit yang terinfeksi,

Page 94: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

143

2)

3)

4)

5)

6)

Kaji sisi pen/kulit perhatikan

keluhan peningkatan nyeri/

rasa terbakar atau adanya

oedema, eritema drainase/bau

tidak enak.

Instruksikan pasien untuk

tidak menyentuh sisi insersi.

Tutupi pada akhir gips

peritoneal dengan plastik.

Observasi luka untuk

pembentukan bula, krepitasi,

perubahan warna kulit

kecoklatan, bau drainase yang

tak enak/asam.

Kaji tonus otot, refleks tendon

dalam dan keammpuan untuk

berbicara.

kemerahan, atau abrasi

(dapat menimbulkan

infeksi tulang).

2) Dapat mengidentifikasi

timbulnya infeksi lokal/

nekrosis jaringan yang

dapat menimbulkan

osteomielitis.

3) Meminimalkan

kesempatan untuk

kontaminasi.

4) Gips yang lembab, padat

meningkatkan

pertumbuhan bakteri.

5) Tanda perkiraan infeksi

gas gangren.

6) Kekakuan otot, spasme

tonik otot rahang, dan

disfagia menunjukkan

terjadinya tetanus.

Page 95: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

144

7)

8).

9).

Selidiki nyeri tiba-tba/

keterbatasan gerakan dengan

edema lokal/eritema

ekstremitas cedera.

Lakukan prosedur isolasi.

Awasi pemeriksaan

laboratorium, contoh :

Hitung darah lengkap.

LED

Kultur dan sensitivitas

luka/serum/tulang.

Skan radioisotop.

7) Dapat mengindikasi

terjadinya osteomelitis.

8) Adanya drainase purulen

akan memerlukan

kewaspadaan luka/linen

untuk mencegah

kontaminasi silang.

9) Anemia dapat terjadi

pada osteomielitis;

leukositosis biasanya ada

dengan proses infeksi.

Peningkatan pada

osteomielitis.

Mengidentifikasi

organisme infeksi.

Titik panas

menunjukkan

peningkatan area

vaskularitas,

menunjukkan

osteomielitis.

Page 96: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

145

10

11)

Berikan obat sesuai indikasi,

contoh :

Antibiotik IV/topikal

Tetanus toksoid.

Berikan irigasi luka/tulang dan

berikan sabun basah/hangat.

10) Antibiotik spektrum luas

dapat digunakan secara

profilaktik atau dapat

ditujukan pada

mikroorganisme khusus.

Diberikan secara

profilaktik karena

kemungkinan adanya

tetanus pada luka

terbuka. Catatan : Risiko

peningkatan bila

cedera/luka terjadi

dalam “lapangan

kondisi” (area luar/jauh).

11) Debridemen lokal/

pembersihan luka

menurunkan

mikroorganisme dan

insiden infeksi sistemik.

Antimikrobial drip

kontinu ke dalam tulang

diperlukan untuk

Page 97: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

146

12)

12)

Bantu prosedur contoh insisi/

drainase, pemasangan drain,

terapi O2 hiperbarik.

Siapkan pembedahan sesuai

indikasi.

mengatasi osteomielitis,

khususnya bila suplai

darah ke tulang

terganggu.

12) Banyak prosedur

dilakukan pada

pengobatan infeksi lokal,

osteomielitis, gangren

gas.

13) Sequestrektomi

(pengangkatan tulang

nekrotik) perlu untuk

membantu penyembuhan

dan mencegah perluasan

proses infeksi.

Page 98: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

147

h. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan kurang terpanjang atau mengingat,

salah interpretasi informasi atau tidak mengenal sumber informasi.

Kemungkinan dibuktikan oleh :

1) Pertanyaan atau permintaan informasi, pernyataan salah konsepsi.

2) Tidak akurat mengikuti instruksi atau terjadinya komplikasi yang

dapat dicegah.

Tujuan : Menyatakan pemahaman kondisi, prognosis, dan

pengobatan.

Kriteria : Melakukan dengan benar prosedur yang diperlukan dan

menjelaskan alasan tindakan.

NO INTERVENSI RASIONAL

1)

Kaji ulang patologi, prognosis,

dan harapan yang akan datang

1) Memberikan dasar

pengetahuan dimana

klien dapat membuat

pilihan informasi.

Catatan : Fiksasi internal

dapat mempengaruhi

kekuatan tulang dan

intramedula, kuku/akar

atau piringan mungkin

diangkat beberapa hari

kemudian.

Page 99: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

148

2).

3)

4)

Beri penguatan metode

mobilisasi dan ambulasi sesuai

instruksi dengan terapis fisik

bila diindikasikan.

Anjurkan penggunaan

backpack.

Buat daftar aktivitas dimana

pasien dapat melakukannya

secara mandiri dan yang

2) Banyak fraktur

memerlukan gips, bebat,

atau penjepit selama

proses penyembuhan.

Kerusakan lanjut dan

perlambatan

penyembuhan dapat

terjadi sekunder terhadap

ketidaktepatan

penggunaan alat

ambulasi.

3) Memberikan tempat

untuk membawa artikel

tertentu dan membiarkan

tangan bebas untuk

memanipulasi kruk atau

dapat mencegah

kelelahan otot yang tak

perlu bila satu tangan

digips.

4) Penyusunan aktivitas

sekitar kebutuhan dan

yang memerlukan

Page 100: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

149

5)

6)

7)

8)

memerlukan bantuan.

Identifikasi tersedianya

sumber pelayanan di

masyarakat, contoh tim

rehabilitas, pelayanan

perawatan di rumah.

Dorong pasien untuk

melanjutkan latihan aktif

untuk sendi di atas dan di

bawah fraktur.

Diskusikan pentingnya

perjanjian evaluasi klinis.

Kaji ulang perawatan pen/luka

bantuan.

5) Memberikan bantuan

untuk memudahkan

perawatan diri dan

mendukung kemandian.

Meningkatkan perawatan

diri optimal dan

pemulihan.

6) Mencegah kekakuan

sendi, kontraktur,

kelelahan otot,

meningkatkan

kembalinya aktivitas

sehari-hari secara dini.

7) Penyembuhan fraktur

memerlukan waktu

tahunan untuk sembuh

lengkap, dan kerjasama

pasien dalam program

pengobatan membantu

untuk penyatuan yang

tepat dari tulang.

8) Menurunkan risiko

Page 101: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

150

9)

10)

yang tepat.

Identifikasi tanda-tanda dan

gejala-gejala yang

memerlukan evaluasi medik,

contoh nyeri berat, demam/

menggigil, bau tak enak,

perubahan sensasi,

pembengkakan, paralisis, ibu

jari atau ujung jari

putih/dingin, titik hangat, area

lunak, gips retak.

Diskusikan perawatan gips

yang “hijau” atau basah.

trauma tulang/jaringan

dan infeksi yang dapat

berlanjut menjadi

osteomielitis.

9) Intervensi cepat dapat

menurunkan beratnya

komplikasi seperti

infeksi/ gangguan

sirkulasi. Catatan :

Beberapa kulit yang

menjadi gelap dapat

terjadi secara normal bila

berjalan pada ekstremitas

yang digips atau

menggunakan tangan

yang digips; ini harus

membaik dengan istirahat

dan peninggian.

10) Meningkatkan

pengobatan tepat untuk

mencegah deformitas

gips dan iritasi

kulit/kesalahan postur.

Page 102: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

151

11)

12)

Anjurkan penggunaan

pengering rambut untuk

mengeringkan area gips yang

lembab.

Demonstrasikan penggunana

kantung plastik untuk menutup

plester gips selama cuaca

lembab atau saat mandi. Gips

bersih dengan pakaian agak

lembab dan bedak penggosok.

Catatan : Pemasangan

gips “dingin” langsung

pada bantal karet atau

plastik menjebak panas

dan meningkatkan waktu

pengeringan.

11) Penggunaan yang hati-

hati dapat mempercepat

pengeringan.

12) Melindungi dari

kelembaba, yang

melunakkan pelster gips

dan melemahkan gips.

Catatan : GIps serat kaca

digunakan lebih sering

karena bahan ini tidak

dipengaruhi oleh

kelembaban. Selain itu

beratnya ringan dapat

meningkatkan partisipasi

pasien dalam aktivitas

yang diinginkan.

Page 103: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

152

13)

14)

15)

Anjurkan penggunaan pakaian

yang adaptif.

Anjurkan cara-cara untuk

menutupi ibu jari kaki, bila

tepat, contoh sarung tangan

atau kaus kaki halus.

Diskusikan instruksi pasca

pengangkatan gips :

Instruksikan pasien untuk

melanjutkan latihan sesuai

izin.

Informasikan pasien

bahwa kulit di bawah gips

secara umum lembab dan

tertutup dengan kalus atau

serpihan kulit yang mati.

Cuci kulit dengan

perlahan dengan sabun,

povidon iodin (Betadin)

atau pHisoHex dan air.

Minyak dengan minyak

pelindung.

Informasikan pasien

13) Membantu aktivitas

berpakaian/kerapihan.

14) Membantu

mempertahankan

kehangatan/melindungi

dari cedera.

15) Menurunkan kekauan

dan memeprbaiki

kekuatan dan fungsi

ekstremitas yang sakit.

Ini akan memerlukan

waktu berminggu-

minggu sebelum

kembali ke penampilan

normal.

Kulit yang baru secara

ekstrem nyeri tekan

karena telah dlindungi

oleh gips.

Kekuatan otot akan

Page 104: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

153

bahwa otot dapat tampak

lembek dan atrofi (massa

otot kurang). anjurkan

untuk memberi sokongan

pada sendi di atas dan di

bawah bagian yang sakit

dan gunakan alat bantu

mobilitas, contoh verban

elastik, bebat, penahan,

kruk, walker, atau tongkat.

Tinggikan ekstremitas

sesuai kebutuhan.

menurun dan rasa sakit

yang baru dan nyeri

sementara sekunder

terhadap kehilangan

dukungan.

Pembengkakan dan

edema cenderung terjadi

setelah pengangkatan

gips.

(Doengoes Marilynn E, 2000)

Page 105: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

154

5. Implementasi

Tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan rencana

tindakan keperawatan yang telah dibuat.

Dalam melaksanakan rencana tersebut harus diperlukan dalam kerja sama

dengan tim kesehatan yang lain, keluarga klien dan klien sendiri.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

a. Kebutuhan dasar klien.

b. Dasar dari tindakan.

c. Kemampuan perseorangan, keahlian/keterampilan dan perawatan.

d. Sumber dari keluarga dan klien sendiri.

e. Sumber dari instasi terkait.

6. Evaluasi

Tahap evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian

hasil yang diinginkan dan respon pasien terhadap dan keefektifan

intervensi keperawatan. Kemudian mengganti rencana perawatan jika

diperlukan.

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan (Doenges

Marilynn E, 2000).

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan adalah

a. Mempertahankan stabilitas dan posisi fraktur

b. Nyeri yang dirasakan berkurang

c. Mempertahankan perfusi jaringan dibuktikan oleh terabanya nadi,

kulit hangat,sensasi normal, dan tanda vital stabil

Page 106: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

155

d. Mempertahankan fungsi pernapasan yang adekuat

e. Mempertahankan posisi fungsional

f. Menunjukkan prilaku untuk mencegah kerusakan kulit

g. Mencapai penyembuhan luka sesuai waktu,bebas drainage purulen

atau eritema dan demam.

h. Menyatakan pemahaman kondisi, prognosis,dan pengobatan.

Page 107: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

156

BAB III

TINJAUAN KASUS

Dibawah penulis menguraikan tentang pelaksanaan asuhan keperawatan

pada klien Tn.” I ” dengan gangguan sistem musculoskeletal di RS.Bhayangkara

Mappa Oudang Makassar. Pada kasus ini ditetapkan tentang proses asuhan

keperawatan klien di dalam menentukan masalah – masalah keperawatan yang

ada.

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode wawancara dan

pengamatan, pemeriksaaan fisik yang sebagai sumber utama adalah klien,

keluarga klien serta tim kesehatan lainnya yang ada hubungannya dengan kasus

yang dibahas. Pelaksanaan pengkajian pada tanggal 5 – 11 Januari 2010 dengan

hasil pengkajian sebagai berikut :

A. Pengkajian.

1. Biodata.

a. Identitas Klien.

1. Nama klien : Tn. “ I “

2. Umur : 37 tahun.

3. Jenis kelamin : Laki – laki.

4. Agama : Islam.

5. Suku / Bangs : Makassar / Indonesia.

6. Status : Kawin.

7. Pekerjaan : Petani

8. Alamat : Jl.Poros BTN Bongkas Bulukumba.

Page 108: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

157

9. No. MR : 358965

10. Tgl. Masuk RS : 03 – 01 – 2010.

11. Tgl. Pengkajian : 05 – 01 – 2010.

2. Keluhan Utama.

a. Keluhan utama : Nyeri pada kaki kanan.

b. Riwayat keluhan utama :

Keluhan ini dialami oleh klien sejak post operasi (pemasangan plate)

fraktur Tibia Fibula 1/3 distal terbuka sejak saat dikaji pada tanggal 5

Januari 2010, nampak luka robek dengan ukuran 3x1 cm, klien

mengeluh nyeri pada kaki kanan, nyeri yang dikeluhkan oleh klien

adalah hilang timbul (±2 – 3 menit) dengan skala nyeri sedang ( 5 )

yang menggunakan skala nomerik 4 – 6. Sifat nyeri yang dikeluhkan

seperti ditusuk – tusuk dan waktu timbulnya nyeri setiap kali klien

beraktivitas dan merupakan faktor pencetus timbulnya nyeri dan

faktor yang memperingan adalah bila klien tidak beraktivitas.

c. Diagnosa medis : Post operasi fraktur fibia 1/3 distal terbuka.

3. Riwayat Kesehatan.

a. Riwayat Kesehatan Sekarang.

Pada tanggal 03 – 01 – 2010 klien mengalami kecelakaan lalu lintas

dan mengalami fraktur Tibia Fibula 1/3 distal terbuka. Klien langsung

dibawa ke RS.Bhayangkara Mappa Oudang dan dirawat beberapa

hari. Pada tanggal 04 Januari 2010 rencana klien akan dioperasi.

Page 109: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

158

b. Riwayat Kesehatan Lalu.

Tidak ada riwayat penyakit DHF dan typoid, penyakit yang pernah

diderita oleh klien demam, flu, dan sakit kepala. Klien juga

mengatakan tidak pernah dirawat di Rumah Sakit sebelumnya.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga.

Genogram 3 generasi.

Keterangan :

: Laki – laki. : Perempuan ….. : Tinggal serumah.

: Meninggal. : Klien

: Garis perkawinan. : Garis keturunan.

60 65

32 30 39 40 49 53 55 40 45 55 70

46 50

20 16 30 37 25

Page 110: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

159

Genogram I : Kakek dan nenek klien dari pihak ayah meninggal karena faktor

usia

Genogram II : Bapak klien anak ke ke 10 dari 12 bersaudara yang masih hidup

dan sehat adapun ke 7 kakak ayah klien meninggal karena factor

usia

Ibu klien anak ke 4 dari 5 bersaudara yang masih hidup dan

sehat.

Genogram III : Klien anak pertama dari 5 bersaudara.

4. Riwayat Psikososial.

a. Pola Konsep Diri.

1) Gambaran diri : Klien merasa cemas dengan kondisinya.

2) Identitas diri : Klien sadar sepenuhnya tentang dirinya sebagai

seorang laki – laki.

3) Peran diri : Klien tidak dapat menjalankan tugasnya sebagai

seorang anak karena kondisinya.

4) Ideal diri : Klien berharap dapat segera sembuh dan

berkumpul dengan keluarganya.

5) Harga diri : Klien merasa dihargai dan keluarganya sering

datang menjeguknya.

b. Pola Kognitif.

Klien masih mampu berfikir dan mengingat dengan baik kejadian

yang dialaminya dan yang terjadi disekitarnya.

Page 111: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

160

c. Pola Koping.

Klien mengatakan tidak dapat mengambil keputusan sendiri

membutuhkan dukungan dan dorongan dari keluarga.

d. Pola Interaksi.

Klien dapat berinteraksi dengan keluarga dan tim medis secara baik.

5. Riwayat Spiritual.

a. Sebelum sakit klien rajin melaksanakan ibadah (shalat lima waktu),

setelah sakit, klien tidak bisa melaksanakan shalat lima waktu dan

klien hanya bisa berdoa agar cepat sembuh.

b. Klien mengikuti ritual keagamaan seperti maulid Nabi Muhammad

SAW dan Isra Mi’raj.

6. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum Klien.

1) Kasadaran komposmentis.

2) KU : Klien nampak lemah dan cemas, tapi tidak ada tanda –

tanda distraksi.

3) Penampilan tubuh sesuai dengan usia.

4) Ekspresi wajah meringis, bicara baik.

5) Tinggi badan, Berat Badan (BB), dan gaya berjalan tidak dikaji

karena klien bedrest total.

Page 112: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

161

b. Tanda – tanda Vital.

TD : 130/80 mm Hg.

N : 100x/menit.

P : 20x/menit.

S : 37° C.

c. Sistem Pernafasan.

1) Hidung.

a) Inspeksi : Hidung simestris kiri dan kanan, tidak ada

pernafasan cuping hidung, tidak ada secret, polip,

dan epistaksis.

b) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

2) Leher.

a) Inspeksi : Tidak nampak adanya pembesaran kelenjar tyroid

dan kelenjar limfe.

b) Palpasi : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid, dan

tidak ada nyeri tekan.

3) Dada.

a) Inspeksi : Bentuk dada tidak dikaji karena pasien bedres

total.

- Gerakan dada mengikuti pernafasan dan tidak

terdapat retraksi.

- Tidak terdapat alat bantu pernafasan.

Page 113: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

162

b) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

c) Perkusi : Bunyi resonan pada area paru.

d) Auskultasi : Bunyi vesikuler.

d. Sistem Cardiovaskuler.

1) Inspeksi : Konjungtiva tidak anemia, bibir tidak sinosis.

Tidak nampak adanya ictus cordis.

2) Palpasi : Tidak teraba adanya ictus cordis ICS ke – 5

mild klavikula sinitra.

3) Perkusi : Bunyi jantung pekak

4) Auskultasi : Bunyi jantung 1 (lub) terdengar pada ICS 5 klavikula

kiri karena menutupnya katup mitral dan

trikuspidalis.

Bunyi jantung II (Dub) terdengar pada ICS 2

midklavikula kiri dan kanan karena menutupnya

katup aorta dan pulmonaris.

e. Sistem Pencernaan.

1) Bibir dan Sklera.

Inspeksi : Bibir kering, sklera tidak ikterus.

2) Mulut.

Inspeksi : Tidak ada stomatitis

Jumlah gigi 28

Kemampuan menelan baik.

Page 114: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

163

3) Gaster.

Palpasi : Tidak kembung.

Tidak ada nyeri tekan.

4) Abdomen.

Inspeksi : Abdomen bentuk datar.

Simetris kiri dan kanan.

Pergerakan mengikuti irama nafas.

Warna kulit sawo matang.

Palpasi : Tidak teraba adanya massa benjolan.

Tidak ada nyeri tekan pada abdomen.

Perkusi : Bunyi tympani.

Auskultasi : Peristaltik 15x/menit

f. Sistem Indera.

1) Mata.

Inspeksi : Bulu mata simetris kiri dan kanan.

Konjungtiva tidak anemi.

Sklera tidak ikterus.

Lapang Pandang : Klien mampu melihat kesegala arah.

Visus : Klien mampu melihat dengan jarak 6 meter.

Page 115: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

164

2) Hidung.

Inspeksi : Penciuman baik.

Lubang hidung simetris kiri dan kanan.

Tidak ada polip, secret dan episteksis.

3) Telinga.

Inspeksi : Keadaan daun telinga simetris kiri dan kanan

Kanal auditoris bersih dan tidak terdapat serumen.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

g. Sistem Syaraf.

1) Fungsi Cerebral.

a) Status mental : Orientasi baik, klien mampu mengingat

kejadian di masa lalu, klien mampu berhitung

dan mampu menggunakan bahasa Indonesia

dengan baik.

b) Kesadaran : Eyes : 4

Motorik : 6

Verbal : 5

c) Bicara : Klien mampu berbicara dengan baik

2) Fungsi cranial

Nervus I (Olfaktorius) : Klien mampu membedakan bau balsam

dengan bau minyak kayu putih

Nervus II (Optikus) : Klien mampu melihat dengan jarak 6

meter

Page 116: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

165

Nervus III, IV, VI (Okulomotorik, Toklearis, Abdusen).

Pupil isochor, dan klien mampu menggerakkan bola matanya ke

samping kiri kanan dan ke atas dan ke bawah.

Nervus V (Trigeminus) :Klien mampu mengatupkan rahang

dan mampu menggerakkan

gerahamnya ke kiri dan ke kanan.

Nervus VII (Fasialis) :

Sensorik : Klien mampu membedakan rasa

pahit dan manis.

Motorik : Klien mampu mengerutkan dahi

dan mampu tersenyum.

Nervus VIII (Akustikus) : Klien mampu mendengar dengan

baik, dengan jarum jam tangan pada

telinga kiri dan kanan.

Nervus IX, X (Gelosofaringeus, Vagus).

Saat klien dirangsang dengan spatel, klien merasa ingin muntah.

Nervus XI (Aksesoris) : Klien tidak mampu menggerakkan

kepalanya (menoleh) karena

adanya luka yang sudah di verband

pada daerah parietal kiri.

Page 117: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

166

Nervus X (Hipoglosus) : Klien mampu menggerakkan

lidahnya dengan baik dan dapat

menjulurkan lidahnya ke depan

dengan lurus.

h. Fungsi Motorik.

1) Kekuatan otot : 4 2

3 0

Extremitas bawah dan extremitas atas kiri mampu

melakukan tahanan kecuali fraktur fibia fibula 1/3 distal terbuka.

2) Massa otot : Tidak ada kelainan (otot tidak atropi/hipertropi).

i. Fungsi Sensorik.

Fungsi sensorik baik, dapat merasakan sakit bila dicubit, dapat

merasakan bila disentuh.

j. Fungsi Cerebellum.

1) Keseimbangan : Berjalan tidak dikaji karena klien bedrest total.

2) Koordinasi : Klien mampu menunjukkan

anggota badannya yang diperintahkan.

k. Refleks.

Refleks Bisep (+) : Terjadi kontraksi otot dengan gerakan fleksi saat

diberi stimulasi kecuali fraktur fibia fibula 1/3

distal terbuka.

Page 118: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

167

Refleks Trisep (+) : Terjadi kontraksi otot dengan gerakan fleksi saat

diberi stimulus kecuali fraktur tibia fibula 1/3

distal terbuka.

Patella (+) : Ekstensi pada saat diberi stimulus.

Babinsky (-) : Ekstensi ibu jari, jari-jari yang lain fleksi.

l. Sistem Muskuloskeletal.

1) Kepala.

Inspeksi : Tampak luka yang sudah diverband pada daerah

pariental kiri.

Bentuk kepala mesochepal.

Inspeksi : Teraba adanya nyeri tekan pada daerah pariental

kiri

2) Vertebra.

Tidak dikaji karena klien bedrest total.

3) Pelvis.

a) Gaya jalan tidak dikaji karena klien bedrest total.

b) ROM tidak terbatas kecuali pada daerah fraktur.

4) Lutut : Tidak ada pembengkakan dan kaku.

5) Tangan : Tidak ada pembengkakan, tidak terdapat luka robek pada

lengan kanan atas.

6) Kaki : Ada pembengkakan, gerakan baik.

Nampak terpasang verband dan spalk pada kaki kanan.

Page 119: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

168

m. Sistem Integumen.

1) Rambut.

Inspeksi : Berwarna hitam dan tidak mudah tercabut.

2) Kulit.

Inspeksi : Warna sawo matang, tampak luka robek pada lengan

kanan atas yang sudah di verband.

3) Kuku.

Inspeksi : Warna merah mudah, tidak ada sianosis.

Kuku klien panjang dan kotor.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

n. Sistem Endokrin.

Inspeksi : Tidak nampak adanya pembesaran kelenjar tyroid.

Tidak ada polyuri, polydipsi dan polypagi.

Tidak ada riwayat bekas air seni dikelilingi oleh semut.

Palpasi : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid.

o. Sistem Perkemihan.

1) Tidak ada oedem palpebra dan oedem anasarka.

2) Tidak ada nocturia ataupun dusuria.

3) Tidak ada riwayat penyakit hubungan seks (seperti sifilis)

p. Sistem Reproduksi.

( Tidak dapat dikaji klien menolak).

Page 120: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

169

q. Sistem Imun.

Tidak ada riwayat alergi terhadap cuaca, makanan, minuman, obat–

obatan, debu ataupun bulu binatang.

7. Aktivitas Sehari-hari

No. Uraian Sebelum Sakit Saat Sakit

1.

2.

3.

4.

Nutrisi :

a. Selera makan,

b. Menu makan,

c. Frekuensi makan,

d. Makanan yang disukai,

e. Makanan pantangan.

Cairan :

a. Jenis minuman,

b. Frekuensi minum

Eliminasi (BAB dan BAK).

a. Tempat pembuangan

BAB dan BAK,

b. Frekwensi BAB,

c. Frekwensi BAK,

d. Konsistensi BAB.

Istrahat tidur :

Baik.

Nasi + lauk + Pauk +

buah.

3 x sehari.

Donat.

Tidak ada.

Air putih + kadang-

kadang minum teh botol

sosro.

8 – 10 gelas/hari.

WC.

2 x sehari.

Lembek.

13.00 – 14.00

Kurang (porsi tidak

dihabiskan).

- Bubur + telur.

2 x sehari.

Donat.

Tidak ada.

Air putih + susu

coklat.

8 – 10 gelas/hari.

BAB & BAK di

tempat.

Tidur karena klien.

Bedrest total.

Belum pernah BAB

1 kali.

13.00 – 14.00

Page 121: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

170

5.

6

7.

8.

a. Tidur siang,

b. Tidur malam,

c. Jam mudah tidur,

d. Kebiasaan sebelum

tidur

Olahraga :

a. Jenis olahraga yang

biasa dilakukan,

b. Frekwensi

Personal hygiene :

a. Mandi,

b. Cuci rambut,

c. Gunting kuku.

Rokok /alkohol dan obat –

obatan.

Aktivitas /mobilitas fisik.

22.00 – 05.00

20.00

Nonton TV.

Lari.

1x /seminggu.

2x sehari.

Frekuensi 2x/seminggu.

Setiap kali panjang.

1. Klien mengatakan

akan dirinya tidak

merokok,

2. Klien tidak

meminum alkohol,

3. Klien tidak

kecanduan dengan

kopi,

4. Tidak ada

ketergantungan

obat-obatan.

Klien aktif melakukan

Jarang.

Tidak ada.

Klien tidak mampu

berolahraga karena

sakit.

Klien mengatakan

selama sakit tidak

pernah mandi, cuci

rambut dan gunting

kuku.

Klien tidak pernah

merokok, minum

alkohol maupun

mengkonsumsi

obat-obatan.

Klien tidak dapat

Page 122: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

171

aktivitas sehari-hari

dalam hal pemenuhan

ADL.

melakukan aktivitas

kecuali dibantu oleh

keluarga dan

perawat.

8. Test Diagnosik

Tanggal 3 Januari 2010

a. Thorax Ap :

1) Pulmo gerakan branchovaskuler paru dalam batas normal,

2) Cor : bentuk, letak, ukuran dalam batas normal,

3) Tulang-tulang kesan intak.

b. Foto cervical Ap/lateral :

1) Aligment Cv. Cervicalis kesan normal,

2) Tulang-tulang kesan intak, tidak tampak tanda-tanda

3) fraktur/dislokasi tulang,

4) Mineralisasi tulang dalam batas normal,

5) Discus intervertebralis tidak menyempit,

6) Jaringan lunak paravertebra baik.

c. Laboratorium

1) WBC : 7.8 × 10

2) RBC : 3.881

3) PLT : 375 × 10

4) PCT : 276 %

5) HB : 2

Page 123: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

172

9. Terapy Saat Ini.

Obat anti biotik yaitu ciprofloxacin 1 gr / 12 jam / IV.

Asam mefenamat

Page 124: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

173

B. DATA FOKUS

Data Objektif Data Subjektif

1. Pada kepala daerah parietal kiri.

2. Nampak terpasang verband dan spalk

pada kaki kanan.

3. ADL klien dilayani di tempat tidur.

4. Klien nampak terbaring lemah di

tempat tidur.

5. Klien nampak lesu.

6. Kaki bagian fraktur.

7. Kuku nampak panjang dan kotor.

8. Ekspresi wajah meringis.

9. Klien nampak cemas.

1. Klien mengatakan nyeri pada lengan

kanan atas.

2. Klien mengatakan nyeri bila

beraktivitas.

3. Klien mengatakan nyeri yang

dirasakan hilang timbul.

4. Klien mengatakan nyeri yang

dirasakan adalah nyeri sedang.

5. Klien mengatakan tidak mampu

beraktivitas kecuali dibantu oleh

keluarganya dan perawat.

6. Klien mengatakan tidak dapat

bergerak secara leluasa.

7. Klien mengatakan susah tidur karena

rasa nyeri yang dirasakan.

8. Klien mengatakan sering terbangun

pada malam hari.

9. Klien mengatakan cemas dengan

Page 125: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

174

10. Kekuatan otot 4 2

3 0

11. TTV : TD : 130/80 mm Hg.

N : 100x/menit

P : 20x/menit

S : 37° C.

12. Klien sering bertanya-tanya tentang

penyakitnya.

13. Nampak terpasang spalk pada kaki

Kanan.

keadaan penyakitnya.

10. Klien mengatakan belum pernah

mandi.

Page 126: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

175

C. ANALISA DATA

No. Data Etiologi Masalah

1.

2.

DS :

- Nampak terpasang verban dan

spalk pada kaki kanan atas.

- Klien mengatakan nyerinya

hilang timbul.

- Klien mengatakan nyeri yang

dirasakan adalah nyeri sedang.

DO :

- Ekspresi wajah meringis.

- TTV :

TD : 130/80 mmHg.

N : 100x /menit.

P : 20x /menit.

S : 37°C.

- Skala nyeri sedang (5).

DS :

- Klien mengatakan nyeri bila

beraktivitas

- Klien mengatakan tidak

mampu beraktivitas kecuali

dibantu keluarganya dan

Fraktur Tibia

Fibula1/3

Distal Terbuka

Terputusnya

kontinuitas jaringan

Suplai O2 ke jaringan

menurun

Merangsang

pengeluaran zat-zat

bradikinin, histamine

dan prostaglandin

Syaraf-syaraf

Afferen/nociceptor

Cortex serebri

Hipotalamus

Dipersepsikan sebagai

nyeri

Fraktur Tibia

Fibula1/3

Distal Terbuka

Terputusnya

kontinuitas jaringan

Nyeri.

Hambatan

mobilitas

fisik.

Page 127: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

176

3.

4.

perawat.

- Klien mengatakan tidak dapat

bergerak secara leluasa.

DO :

- Nampak terpasang verband

dan spalk pada kaki kanan.

- Klien nampak terbaring lemah

ditempat tidur.

- ADL klien dilayani ditempat

tidur.

DS :

- Klien mengatakan belum

pernah mandi.

DO :

- Kuku klien nampak panjang

dan kotor.

- Nampak terpasang spalk pada

kaki kanan.

DS :

- Klien mengatakan susah tidur

karena rasa nyeri yang

dirasakan.

- Klien mengatakan sering

terbangun pada malam hari.

DO:

- Klien nampak lesu.

Kelemahan fisik

Keterbatasan gerak

Gangguan aktivitas

Fraktur Tibia

Fibula1/3

Distal Terbuka

Keterbatasan aktivitas

Personal Hygiene

kurang

Fraktur Tibia

Fibula1/3

Distal Terbuka

Nyeri

Aktivitas RAS

terngganggu

Klien terjaga

Gangguan pola tidur

Defisit

perawatan

diri.

Gangguan

pola tidur.

Page 128: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

177

5.

6.

DS :

- Klien mengatakan cemas

dengan keadaan penyakitnya.

DO :

- Klien sering bertanya - tanya

tentang penyakitnya.

- Klien nampak cemas.

- TTV :

TD : 130/80mmHg.

N : 100x /menit.

P : 20x /menit.

S : 37°C.

DS : -

DO :

- Tampak luka robek pada kaki

bagian fraktur.

- Nampak terpasang verband

dan spalk pada kaki kanan.

Fraktur Tibia

Fibula1/3

Distal Terbuka

Terjadi perubahan

status kesehatan

Klien selalu bertanya

– tanya tentang

penyakitnya

Informasi yang

diberikan tidak akurat

Kurang pengetahuan

Stressor meningkat

Kecemasan.

Fraktur Tibia

Fibula1/3

Distal Terbuka

Adanya luka robek

pada lengan kanan

atas

Pintu masuk bagi

kuman

patogen

Media utama bagi

tempat berkembang

Kecemasan.

Resiko

tejadinya

infeksi

Page 129: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

178

biaknya kuman

patogen

Daya tahan tubuh

menurun

Resiko terjadinya

infeksi

Page 130: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

179

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan Tgl. Ditemukan Tgl. Teratasi

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Gangguan rasa nyaman nyeri b/d

terputus kontinuitas jaringan.

Gangguan mobilitas fisik b/d

nyeri dan terapi pengobatan.

Defisit perawatan diri b/d

kelemahan fisik dan terapi

pembatasan.

Gangguan pola tidur b/d nyeri.

Kecemasan b/d kurangnya

pengetahuan tentang penyakit.

Resiko infeksi b/d adanya luka.

5 Januari 2010

5 Januari 2010

5 Januari 2010

6 Januari 2010

6 Januari 2010

5 Januari 2010

Belum teratasi

Belum teratasi

6 Januari 2010

7 Januari 2010

7 Januari 2010

Belum teratasi

Page 131: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

127

E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN.

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

1.

Nyeri b/d terputusnya kontinuitas

jaringan ditandai dengan :

DS : - Klien mengatakan nyeri pada

kaki kanan.

- Klien mengatakan nyerinya

hilang timbul.

- Klien mengatakan nyeri yang

dirasakan adalah nyeri

sedang.

DO : - Ekspresi wajah meringis.

- TTV :

- TD : 130/80 mm Hg.

- N : 100x/menit.

- P : 20x/menit.

- S : 36 c

Nyeri teratasi dengan kriteria :

- Ekspresi mengatakan nyeri

yang dirasakan pada lengan

kanan atas berkurang.

- TTV dalam batas normal.

- TD : 120 / 70 mm Hg.

- N : 60 – 80x/menit.

- P : 18 – 24x / menit.

- S : 36 – 37 C.

1. Kaji tingkat nyeri.

2. Observasi tanda –

tanda vital.

1. Untuk mengetahui

skala nyeri yang

dirasakan klien dan

sebagai dasar untuk

intervensi

selanjutnya.

2. Perubahan tanda –

tanda vital

merupakan

indikator dalam

melaksanakan

intervensi

selanjutnya.

Page 132: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

128

3. Berikan posisi

yang nyaman.

4. Ajarkan tehnik

relaksasi dan

diskraksi.

5. Penatalaksanaan

pemberian obat

analgetik :

- Torasic 1 amp

/ 8 jam/IV.

3. Posisi yang nyaman

diberikan untuk

mengurangi

penekanan pada

daerah nyeri.

4. Memperlancarkan

sirkulasi O2 ke

jaringan setinggi

dapat

merelaksasikan otot

– otot sehingga

nyeri berkurang.

5. Obat analgetik

dapat memblok

rangsangan neuri

sehingga tidak

ditafsirkan di otak.

Page 133: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

129

2.

Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri

dan terapi pengobatan ditandai

dengan :

DS : - Klien mengatakan nyeri bila

beraktivitas.

- Klien mengatakan tidak dapat

bergerak secara leluasa.

- Klienh mengatakan tidak

mampu beraktivitas kecuali

dibantu oleh keluarganya.

DO : - Nampak terpasang verband

dan spalk pada kaki kanan

atas.

- Klien nampak terbaring lemah

di tempat tidur.

- ADL klien dilayani di tempat

tidur.

Klien mengatakan mampu

beraktivitas secara mandiri

dengan kriteria :

- KU baik,

- Nampak kebutuhan klien

terpenuhi secara mandiri,

- Klien tidak mengeluh nyeri

bila beraktivitas.

1. Kaji tingkat

kemampuan

aktivitas klien.

2. Observasi.

Perkembangan /

kemajuan klien

dalam

beraktivitas.

3. Bantu klien dalam

memenuhi

kebutuhan ADL –

nya.

1. Untuk mengetahui

sejauh mana

aktivitas yang dapat

ditoleransi oleh

klien dan sebagai

indikator intervensi

selanjutnya.

2. Dapat mengetahui

sejauh mana

perkembangan /

keadaan klien

dalam memenuhi

kebutuhan ADL –

nya.

3. Agar klien merasa

diperhatikan dan

kebutuhan ADL

klien dapat

terpenuhi.

Page 134: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

130

4. Bantu klien dan

libatkan keluarga

dalam melakukan

latihan ROM.

5. Libatkan keluarga

klien dalam setiap

tindakan terapi

pengobatan.

4. Dapat

meningkatkan

toleransi klien

dalam beraktivitas

dan dapat

mengetahui

pergerakan

abnormal pada kaki

dan jari tangan.

5. Keterlibatan klien/

keluarga dalam

setiap tindakan

pengobatan dapat

mempercepat proses

penyembuhan dan

dapat meningkatkan

kemandirian klien.

Page 135: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

131

3.

Hambatan perawatan diri b/d

kelemahan fisik ditandai dengan :

DS : - Klien mengatakan belum

pernah mandi.

DO : - Kuku klien nampak panjang

dan kotor.

Personal hygiene teratasi

dengan kriteria :

- Kuku klien nampak pendek

dan bersih.

- Klien mengatakan sudah

mandi.

6. Melibatkan

keluarga dalam

pemenuhan ADL

klien.

1. Kaji personal

hygiene.

2. Mandikan pasien

tiap hari.

3. Bantu klien untuk

mandi di tempat

tidur.

6. Agar klien merasa

diperhatikan dan

ADL klien

terpenuhi.

1. Mengetahui

personal hygiene

klien sehingga

dapat mengetahui

tindakan

selanjutnya.

2. Memandikan klien

dapat mencegah

pertumbuhan

kuman.

3. Kebersihan kulit

terjaga, tercipta rasa

nyaman dan

perasaan segar.

Page 136: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

132

4. Anjurkan

keluarga klien

untuk mengganti

pakaian tiap hari.

5. Bantu klien dan

libatkan keluarga

untuk makan dan

minum di tempat

tidur.

6. Bantu klien dan

libatkan keluarga

untuk BAB dan

BAK di tempat

tidur.

7. Bantu klien untuk

memotong kuku.

4. Agar klien

kelihatan besih dan

merasa nyaman.

5. Dengan membantu

klien makan dan

minum, klien dapat

bersemangat untuk

makan.

6. Untuk

memudahkan

segala aktivitas

klien.

7. Dengan memotong

kuku klien nampak

bersih.

Page 137: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

133

4.

Gangguan pola tidur berhubungan

dengan nyeri ditandai dengan :

DS : - Klien mengatakan susah tidur

karena rasa nyeri yang

dirasakan.

- Klien mengatakan sering

terbangun pada malam hari.

DO : - Klien nampak lesu.

Klien akan mengungkapkan

pola tidur terpenuhi dengan

kriteria :

- Klien dapat tidur dengan

nyenyak.

- Klien dapat tidur selama + 7

– 8 jam/hari .

1. Kaji penyebab

gangguan pola

tidur klien.

2. Kaji kebiasaan

klien sebelum

tidur.

3. Berikan posisi

yang nyaman

pada klien pada

saat mau tidur.

4. Anjurkan klien

berdoa sebelum

tidur.

1. Dengan memotong

kuku klien nampak

bersih.

2. Dengan mengetahui

kebiasaan sebelum

tidur, klien dapat

membantu dalam

menentukan

intervensi

selanjutnya.

3. Dengan posisi yang

nyaman, klien bisa

tidur dengan

nyenyak.

4. Berdoa dapat

menenangkan jiwa

sehingga tidur

menjadi nyenyak.

Page 138: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

134

5.

Kecemasan b/d kurangnya

pengetahuan tentang penyakit ditandai

dengan :

DS : - Klien mengatakan cemas

dengan keadaan penyakitnya.

DO : - Klien sering bertanya – tanya

tentang penyakitnya.

- Klien nampak cemas.

- TTV :

- TD : 130/80 mm Hg.

- N : 100x/menit.

- P : 20x/menit.

- S : 37 C.

Kecemasan akan teratasi

dengan kriteria :

- Kriteria mengatakan

mengerti tentang

penyakitnya.

- Klien tidak cemas lagi.

- TTV dalam batas normal.

TD : 120/70 mm Hg.

N : 60 – 80x/menit.

P : 18 – 24x/menit.

S : 36 – 37 C.

1. Kaji tingkat

kecemasan klien.

2. Obervasi tanda –

tanda vital.

3. Berikan dorongan

kepada klien

untuk

mengekspresikan

perasaannya.

1. Sebagai dasar

dalam melakukan

intervensi

selanjutnya.

2. Kecemasan dapat

meningkatkan

akibat peningkatan

tanda – tanda vital.

3. Dukungan perawat

akan membawa

klien mengenal

sedini mungkin

perasaannya dan

membagi kepada

orang lain untuk

mengurangi

gangguan

perasaannya.

Page 139: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

135

4. Beri support

positif kepada

klien.

5. Anjurkan klien

untuk selalu

melakukan

pendekatan

spiritual.

6. Berikan

penjelasan kepada

klien dan

keluarga tentang

penyakit dan

prosedur

pembedahan.

4. Support positif

dapat membantu

klien untuk

melakukan koping

mengatasi masalah.

5. Pendekatan

spiritual membantu

klien untuk

menghadap

penyakitnya.

6. Penjelasan yang

singkat dan benar

membantu

menghilangkan

persepsi salah

tentang

penyakitnya.

Page 140: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

136

6.

Resiko terjadinya infeksi b/d adanya

luka ditandai dengan :

DS : -

DO : - Nampak terpasang verband

dan spalk pada kaki kanan.

- Daerah frakur :

- TD : 130/80 mm Hg.

- N : 100x/menit.

- P : 20x/menit.

- S : 37 C.

Tidak terdapat tanda – tanda

infeksi pada klien seperti

kotor, rubor, dolor, dan tumor.

- Luka tampak kering.

- TTV dalam batas normal.

- TD : 120/70 mm Hg.

- N : 60 – 80x/menit.

- P : 18 – 24x/menit.

- S : 36 – 37 C.

1. Kaji tanda – tanda

adanya infeksi.

2. Observasi tanda –

tanda vital.

3. Rawat luka

dengan tehnik

aseptik dan

antiseptik.

1. Untuk mengetahui

apakah ada tanda –

tanda infeksi dan

sebagai indikasi

dalam intervensi.

2. Perubahan dari vital

sign meningkatkan

khususnya suhu

apabila meningkat

merupakan tanda –

tanda infeksi.

3. Tehnik aseptik dan

antiseptik dapat

mengurangi/mence

gah terjadinya

infeksi silang.

Page 141: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

137

4. Penatalaksanaan

penberian

antibiotik :

- Ciprolaxacin 1

gr/12 jam.

4. Obat antibiotik

dapat mencegah

terjadinya infeksi.

Page 142: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

138

F. TINDAKAN KEPERAWATAN

Hari / Tgl NDX Jam Implementasi dan Hasil

Selasa

05/01/2010

Selasa

05/01/2010

I.

II.

10. 00

10. 20

10. 30

10.50

11.00

1. Mengkaji tingkat nyeri yang dirasakan oleh

klien.

2. Mengobservasi tanda – tanda vital :

Hasil : TD : 120/80 mm Hg.

N : 80x/menit.

P : 18x/menit.

S : 36º C.

3. Memberikan posisi yang nyaman.

Hasil : Klien dalam posisi supinasi.

4. Mengajarkan dan mengajurkan klien untuk

tehnik relaksasi bila nyeri timbul seperti nafas

dalam.

Hasil : Klien mampu melaksanakan tehnik

nafas dalam.

1. Mengkaji tingkat kemampuan akivitas klien.

Hasil : Klien tidak mampu melaksanakan

aktivitasnya secara mandiri hanya

dengan bantuan keluarga dan perawat

Page 143: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

139

Selasa,5

Januari 2010

III

11. 10

11.20

11. 30

11. 40

dan segala aktivitas klien dilakukan di

tempat tidur.

2. Mengobservasi perkembangan kemajuan klien

dalam beraktivitas.

Hasil : Klien mampu duduk di tempat tidur

dengan bantuan keluarga.

3. Melibatkan klien / keluarga daloam setiap

tindakan terapi / pengobatan.

Hasil : Klien nampak kooperatif.

4. Membantu klien dilibatkan keluarga dalam

melakukan latihan ROM.

Hasil : - Tangan kanan klien tidak dapat

digerakkan secara optimal.

- Pergerakkan kaki dan jari – jari

klien baik fleksi, ekstensi, dan

abdukasi belum bisa dilakukan.

1. Mengkaji personal hygiene.

Hasil : Klien mengatakan belum pernah

mandi.

Page 144: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

140

Selasa,5

Januari 2010

IV.

11.50

12.00

12.10

12.10

12.20

12.30

2. Memandikan klien tiap hari.

Hasil : Klien mengatakan mau mandi tiap

hari.

3. Membantu klien untuk mandi ditempat tidur.

Hasil : Klien mengatakan sudah dimandikan

oleh perawat.

4. Membantu klien dan libatkan keluarga untuk

makan dan minum ditempat tidur.

Hasil : Klien mau makan dan minum

di tempat tidur.

5. Membantu klien dan libatkan keluarga untuk

BAB dan BAK ditempat tidur.

Hasil : Klien mengatakan sudah 2 kali BAK

dan belum pernah BAB.

6. Membantu klien untuk memotong kuku.

Hasil : Klien mengatakan sudah dipotong

kukunya oleh perawat.

1. Mengkaji kebiasaan klien sebelum tidur.

Hasil : Klien mengatakan sebelum tidur

klien berdoa.

Page 145: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

141

Selasa,5

Januari 2010

V

12.40

13.00

13.10

13.20

13.40

14.10

2. Memberikan posisi yang nyaman pada klien

pada saat mau tidur.

Hasil : Klien dalam posisi supinasi.

3. Menganjurkan klien berdoa sebelum tidur

Hasil : Klien mengatakan selalu berdoa

sebelum tidur.

1. Mengkaji tingkat kecemasan klien.

Hasil : Cemas yang dirasakan sedang.

2. Mengobservasi tanda-tanda vital :

Hasil : TD : 130/70 mmHg

N : 80x/menit

P : 20x/menit

S : 36° C

3. Memberikan dorongan kepada klien untuk

mengekspresikan perasaannya.

Hasil : Klien mengungkapkan perasaannya

dan kecemasan yang dihadapi.

4. Menganjurkan klien untuk selalu melakukan

pendekatan spiritual.

Hasil : Klien selalu berdoa.

Page 146: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

142

Selasa,5

Januari 2010

Rabu,6

Januari 2010

VI

I

14.30

15.00

07.30

07.10

08.00

18.10

1. Mengkaji adanya tanda-tanda infeksi.

Hasil : Tumor (-) Kalor (-)

Dolor (-) Rubor (-)

2. Mengobservasi tanda-tanda vital.

Hasil : TD : 130/70 mmHg

N : 80x/menit

P : 21x/menit

S : 37°C

3. Merawat luka dengan tehnik aseptic antiseptic.

Hasil : Mengganti verband setiap hari dengan

menggunakan alat steril.

1. Mengkaji tingkat nyeri klien

Hasil : Nyeri yang dirasakan klien adalah

nyeri sedang.

2. Mengobservasi tanda-tanda vital.

Hasil : TD : 120/70 mmHg.

N : 84x/menit.

P : 18x/menit.

S : 36º C.

3. Memberi posisi yang nyaman.

Hasil : Klien dalam posisi supinasi

Page 147: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

143

Rabu,6

Januari

2010

II

08.20

08.30

08.40

08.50

09.00

4. Mengajarkan dan menganjurkan klien untuk

teknik relaksasi dan distraksi bila nyeri

timbul.

Hasil : Klien mengerti dan bisa melakukan

dengan baik

5. Penatalaksanaan pemberian antibiotik.

Hasil : Cifrofloxacin 1 gr/12 jam/IV.

1. Mengkaji tingkat kemampuan aktivitas klien.

Hasil : Klien tidak mampu melaksanakan

aktivitasnya secara mandiri hanya

dengan bantuan keluarga dan

perawat.

2. Membantu klien dalam pemenuhan kebutuhan

ADL-nya.

Hasil : Segala kebutuhan klien dilayani

ditempat tidur.

3. Membantu klien dan libatkan keluarga

dalam melakukan latihan ROM.

Hasil : Kaki kanan klien tidak dapat

digerakkan secara optimal.

Page 148: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

144

Rabu,6

Januari 2010

III

09.10

09.20

09.30

09.40

10.00

10.10

4. Melibatkan keluarga dalam pemenuhan ADL

Klien.

Hasil : Kebutuhan ADL klien dibantu oleh

keluarganya.

1. Mengkaji personal hygiene.

Hasil : Klien mengatakan belum pernah

mandi.

2.Memandikan klien tiap hari.

Hasil : Klien mengatakan mau mandi tiap

hari.

3. Membantu klien untuk mandi ditempat tidur.

Hasil : Klien mengatakan sudah dimandikan

oleh perawat.

4. Membantu klien dan libatkan keluarga untuk

makan dan minum ditempat tidur.

Hasil : Klien mau makan dan minum

di tempat tidur.

5. Membantu klien dan libatkan keluarga untuk

BAB dan BAK ditempat tidur.

Hasil : Klien mengatakan sudah 2 kali BAK

dan belum pernah BAB.

Page 149: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

145

Rabu,6

Januari 2010

Rabu,6

Januari 2010

IV

V

10.30

10.50

11.10

11.20

11.30

12.00

6. Membantu klien untuk memotong kuku.

Hasil : Klien mengatakan sudah dipotong

kukunya oleh perawat.

1. Mengkaji kebiasaan klien sebelum tidur.

Hasil : Klien mengatakan sebelum tidur

klien berdoa.

2. Memberikan posisi yang nyaman pada klien

pada saat mau tidur.

Hasil : Klien dalam posisi supinasi.

3. Membantu klien untuk makan dan minum

ditempat tidur.

Hasil : Klien nampak makan dan minum

dengan bantuan keluarga.

1. Kaji tanda-tanda adanya infeksi.

Hasil : Tumor (-) Dolor (-)

Kalor (-) Rubor (-)

2.Mengobservasi tanda-tanda vital.

Hasil : TD : 130/70 mmHg

N : 80x/menit

Page 150: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

146

Rabu,6

januari 2010

Kamis,7

Januari 2010

VI

I

12.30

07.30

08.00

08.10

P : 21x/menit

S : 37°C

3. Merawat luka dengan tehnik aseptic antiseptic.

Hasil : Mengganti verband setiap hari dengan

menggunakan alat steril.

1. Mengkaji tingkat nyeri yang dirasakan oleh

klien.

Hasil : Nyeri yang dirasakan klien adalah

nyeri sedang.

2. Mengajarkan dan menganjurkan klien untuk

tehnik relaksasi dan tehnik distraksi bila nyeri

timbul.

Hasil : Klien mampu melaksanakan tehnik

nafas dalam.

1. Mengkaji tingkat kemampuan aktivitas klien.

Hasil : Klien tidak mampu melaksanakan

aktivitasnya secara mandiri hanya

dengan bantuan perawat dan keluarga

dan segala aktivitas klien dilakukan

di tempat tidur.

2. Membantu klien dan libatkan keluarga dalam

Page 151: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

147

Kamis,7

Januari 2010

II

08.20

08.30

08.40

08.50

09.00

melakukan latihan ROM.

Hasil : - Kaki kanan klien dapat digerakkan

secara optimal.

- Pergerakan kaki dan jari-jari klien

baik fleksi, ekstensi, abduksi dan

adduksi belum bisa dilakukan.

1. Memandikan pasien tiap hari.

Hasil : Klien mengatakan mau mandi tiap

hari.

2. Membantu klien untuk mandi ditempat tidur.

Hasil : Klien mengatakan sudah mandi.

3. Mengkaji kebiasaan klien sebelum tidur.

Hasil : Klien mengatakan sebelum tidur

klien berdoa.

4. Memberikan posisi yang nyaman pada klien

pada saat mau tidur.

Hasil : Klien dalam posisi supinasi.

1. Mengkaji tingkat kecemasan klien.

Page 152: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

148

Kamis,7

Januari 2010

Kamis,7

Januari 2010

III

IV

09.10

09.20

09.30

09.40

09.50

10.00

Hasil : Cemas yang dirasakan sedang.

2. Mengobservasi tanda-tanda vital :

Hasil : TD : 130/80 mmHg.

N : 80x/menit.

P : 20x/menit.

S : 36º C.

3. Memberikan penjelasan kepada klien dan

keluarga tentang penyakitnya dan prosedur

pembedahan.

Hasil : Klien dapat mengerti dan menerima

keadaan penyakitnya.

1. Mengkaji adanya tanda-tanda infeksi :

Hasil : Tumor (-) Kolor (-)

Dolor (-) Rubor (-)

2. Mengobservasi tanda-tanda vital :

Hasil : TD : 120/70 mmHg.

N : 88x/menit.

P : 20x/menit.

S : 37º C.

3. Merawat luka dengan tehnik aseptic dengan

antiseptik.

Page 153: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

149

Kamis,7

Januari 2010

V

10.10

10.20

10.30

10.40

10.50

Hasil : Mengganti verband setiap hai dengan

menggunakan alat steril

1. Mengkaji tingkat nyeri dirasakan oleh klien

Hasil : Nyeri yang dirasakan klien adalah

nyeri sedang.

2. Mengobservasi tanda-tanda vital :

Hasil : TD : 120/70 mmHg.

N : 84x/menit.

P : 18x/menit.

S : 37° C.

3. Memberi posisi yang nyaman pada klien.

Hasil : Klien dalam posisi sim.

4. Penatalaksanaan pemberian obat analgetik

Hasil : Ketorolac 1 amp/12 jam/IV.

5. Melibatkan keluarga dalam pemenuhan

kebutuhan ADL klien.

Hasil : Kebutuhan ADL klien dibantu oleh

Keluarganya.

1. Memandikan pasien tiap hari.

Page 154: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

150

Kamis,7

januari 2010

Jumat,8

Januari 2010

VI

I

11.00

11.10

11.20

11.30

11.40

12.00

12.10

Hasil : Klien mengatakan mau mandi tiap

hari.

2. Membantu klien untuk mandi ditempat tidur.

Hasil : Klien mengatakan sudah mandi.

3. Mengkaji kebiasaan klien sebelum tidur.

Hasil : Klien mengatakan sebelum tidur klien

berdoa.

4. Memberikan dorongan kepada klien untuk

mengekspresikan perasaannya.

Hasil : Klien mengungkapkan perasaannya

dan kecemasan yang dihadapi.

1. Mengkaji adanya tanda-tanda infeksi :

Hasil : Tumor (-) Kolor (-)

Dolor (-) Rubor (-)

2. Mengobservasi tanda-tanda vital :

Hasil : TD : 120/70 mmHg.

N : 88x/menit.

P : 20x/menit.

S : 37º C.

3. Merawat luka dengan tehnik aseptic dengan

antiseptik.

Page 155: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

151

Jumat,8

Januari 2010

II

08.00

08.10

08.20

08.30

08.40

Hasil : Mengganti verband setiap hai dengan

menggunakan alat steril.

1.Mengkaji tingkat nyeri dirasakan oleh klien

Hasil : Nyeri yang dirasakan klien adalah

nyeri sedang.

2.Mengobservasi tanda-tanda vital :

Hasil : TD : 120/70 mmHg.

N : 84x/menit.

P : 18x/menit.

S : 37° C.

3. Memberikan posisi yang nyaman pada klien

pada saat mau tidur.

Hasil : Klien dalam posisi sim.

4.Mengajarkan dan menganjurkan tehnik

relaksasi dan distraksi bila nyeri timbul.

Hasil : Klien mengerti dan bisa melakukan

dengan baik.

5. Penatalaksanaan pemberian obat antibiotic.

Hasil : Ciprofloxacin 1 gr/12 jam/IV.

1.Mengkaji tingkat kemampuan akivitas klien.

Page 156: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

152

Jumat,8

Januari 2010

III

08.50

09.00

09.10

09.20

Hasil : Klien tidak mampu melaksanakan

aktivitasnya secara mandiri hanya

dengan bantuan keluarga dan perawat

dan segala aktivitas klien dilakukan di

tempat tidur.

2.Mengobservasi perkembangan kemajuan klien

dalam beraktivitas.

Hasil : Klien mampu duduk di tempat tidur

dengan bantuan keluarga.

4.Membantu klien dilibatkan keluarga dalam

melakukan latihan ROM.

Hasil : - Tangan kanan klien tidak dapat

digerakkan secara optimal.

- Pergerakkan kaki dan jari – jari

klien baik fleksi, ekstensi, dan

abdukasi belum bisa dilakukan.

5.Melibatkan klien / keluarga daloam setiap

tindakan terapi / pengobatan.

Hasil : Klien nampak kooperatif.

1.Mengkaji personal hygiene.

Page 157: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

153

Jumat,8

Januari 2011

IV

09.30

09.40

09.50

10.00

10.10

10.20

Hasil : Klien mengatakan belum pernah

mandi.

2.Memandikan klien tiap hari.

Hasil : Klien mengatakan mau mandi tiap

hari.

3.Membantu klien untuk mandi ditempat tidur.

Hasil : Klien mengatakan sudah dimandikan

oleh perawat.

5. Membantu klien dan libatkan keluarga untuk

makan dan minum ditempat tidur.

Hasil : Klien mau makan dan minum

di tempat tidur.

6. Membantu klien dan libatkan keluarga untuk

BAB dan BAK ditempat tidur.

Hasil : Klien mengatakan sudah 2 kali BAK

dan belum pernah BAB.

7. Membantu klien untuk memotong kuku.

Hasil : Klien mengatakan sudah dipotong

kukunya oleh perawat.

1. Mengkaji kebiasaan klien sebelum tidur.

Page 158: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

154

Jumat,8

Januari 2010

Jumat,8

Januari 2010

Sabtu,9

Januari 2010

V

VI

I

10.30

10.40

10.50

11.00

11.10

11.20

Hasil : Klien mengatakan sebelum tidur

klien berdoa.

2. Memberikan posisi yang nyaman pada klien

pada saat mau tidur.

Hasil : Klien dalam posisi supinasi.

1. Mengkaji tingkat kecemasan klien.

Hasil : Cemas yang dirasakan sedang.

2. . Memberikan penjelasan kepada klien dan

keluarga tentang penyakitnya.

Hasil : Klien dapat mengerti dan menerima

keadaan penyakitnya.

1.Mengkaji adanya tanda-tanda infeksi.

Hasil : Tumor (-) Kalor (-)

Dolor (-) Rubor (-)

2.Mengobservasi tanda-tanda vital.

Hasil : TD : 130/70 mmHg

N : 80x/menit

P : 21x/menit

S : 37°C

Page 159: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

155

11.30

08.00

08.10

08.20

08.30

3.Merawat luka dengan tehnik aseptic antiseptic.

Hasil : Mengganti verband setiap hari dengan

menggunakan alat steril.

1.Mengkaji tingkat nyeri dirasakan oleh klien

Hasil : Nyeri yang dirasakan klien adalah

nyeri sedang.

2.Mengobservasi tanda-tanda vital :

Hasil : TD : 120/70 mmHg.

N : 84x/menit.

P : 18x/menit.

S : 37° C.

3. Mengajarkan dan menganjurkan klien untuk

tehnik relaksasi dan tehnik distraksi bila nyeri

timbul.

Hasil : Klien mampu melaksanakan tehnik

nafas dalam.

4. Penatalaksanaan pemberian obat antibiotic.

Hasil : Ciprofloxacin 1 gr/12 jam/IV.

1. Mengkaji tingkat kemampuan aktivitas klien.

Page 160: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

156

Sabtu,9

Januari 2010

II

08.40

08.50

09.00

09.10

Hasil : Klien tidak mampu melaksanakan

aktivitasnya secara mandiri hanya

dengan bantuan keluarga dan

perawat.

2. Membantu klien dalam pemenuhan kebutuhan

ADL-nya.

Hasil : Segala kebutuhan klien dilayani

ditempat tidur.

3. Membantu klien dan libatkan keluarga

dalam melakukan latihan ROM.

Hasil : Kaki kanan klien tidak dapat

digerakkan secara optimal.

Pergerakan kaki dan jari-jari klien

baik fleksi, ekstensi, abduksi dan

adduksi belum bisa dilakukan.

4. Melibatkan keluarga dalam pemenuhan ADL

Klien.

Hasil : Kebutuhan ADL klien dibantu oleh

keluarganya.

1.Mengkaji personal hygiene.

Page 161: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

157

Sabtu,9

januari 2010

Sabtu,9

Januari 2010

Sabtu,9

Januari 2010

III

IV

V

09.20

09.30

09.40

09.50

10.00

10.10

10.20

Hasil : Klien mengatakan belum pernah

mandi.

2.Memandikan klien tiap hari.

Hasil : Klien mengatakan mau mandi tiap

hari.

3.Membantu klien untuk mandi ditempat tidur.

Hasil : Klien mengatakan sudah dimandikan

oleh perawat.

1. Mengkaji kebiasaan klien sebelum tidur.

Hasil : Klien mengatakan sebelum tidur

klien berdoa.

2. Memberikan posisi yang nyaman pada klien

pada saat mau tidur.

Hasil : Klien dalam posisi supinasi.

1.Mengkaji tingkat kecemasan klien.

Hasil : Cemas yang dirasakan sedang.

2.Mengobservasi tanda-tanda vital :

Hasil : TD : 130/80 mmHg.

N : 80x/menit.

Page 162: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

158

Sabtu,9

Januari 2010

VI

10.30

10.40

10.50

11.00

11.20

P : 20x/menit.

S : 36º C.

3. Memberikan dorongan kepada klien untuk

mengekspresikan perasaannya.

Hasil : Klien mengungkapkan perasaannya

dan kecemasan yang dihadapi.

4. Menganjurkan klien untuk selalu melakukan

pendekatan spiritual.

Hasil : Klien selalu berdoa.

5. Memberikan penjelasan kepada klien dan

keluarga tentang penyakitnya dan prosedur

pembedahan.

Hasil : Klien dapat mengerti dan menerima

keadaan penyakitnya.

1. Mengkaji adanya tanda-tanda infeksi :

Hasil : Tumor (-) Kolor (-)

Dolor (-) Rubor (-)

2.Mengobservasi tanda-tanda vital :

Hasil : TD : 120/70 mmHg.

N : 88x/menit.

Page 163: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

159

11.30

P : 20x/menit.

S : 37º C.

3.Merawat luka dengan tehnik aseptic dengan

antiseptik.

Hasil : Mengganti verband setiap hari

dengan menggunakan alat steril.

F. TINDAKAN KEPERAWATAN

Page 164: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

160

Hari/Tgl NDX Jam Evaluasi dan SOAP

05/01/2010

I.

II.

15.00

15.30

S : - Klien mengatakan nyeri pada kaki kanan

atas.

- Klien mengatakan nyerinya hilang timbul.

- Klien mengatakan nyeri yang dirasakan

adalah nyeri sedang.

S : - Ekspresi wajah meringis.

- TTV : TD : 120/80 mmHg.

N : 80x/menit.

P : 20x/menit.

S : 36º C.

A : Masalah belum teratasi.

P : Lanjutkan intervensi :

1. Kaji tingkat nyeri,

2. Observasi tanda-tanda vital,

3. Berikan posisi yang nyaman,

4. Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi

5. Penatalaksanaan pemberian obat

analgetik.

S : - Klien mengatakan nyeri bila beraktivitas.

- Klien mengatakan tidak dapat bergerak

Page 165: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

161

III.

16.00

secara leluasa.

- Klien mengatakan nyeri yang dirasakan

adalah nyeri sedang.

O : - Nampak kebutuhan klien dipenuhi di atas

tempat tidur.

- Nampak terpasang verband dan spalk pada

kaki kanan atas.

- ADL klien dilayani di tempat tidur.

A : - Masalah belum selesai.

P : - Lanjutkan intervensi :

1. Kaji tingkat kemampuan aktivitas klien,

2. Observasi perkembangan/kemajuan klien

dalam beraktivitas,

3. Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan

ADLnya

4. Bantu klien dan libatkan keluarga dalam

melakukan latihan ROM.

5. Libatkan keluarga klien dalam setiap

tindakan terapy/pengobatan.

S : Klien mengatakan tidak pernah mandi.

Page 166: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

162

IV.

16.10

O : - Klien nampak kotor.

- Kuku klien nampak panjang.

A : Masalah belum teratasi.

P : Lanjutkan intervensi :

1. Kaji personal hygiene klien,

2. Mandikan pasien tiap hari,

3. Bantu klien untuk mandi di tempat

tidur

4. Anjurkan keluarga klien untuk

mengganti pakaian tiap hari.

5. Bantu klien dan libatkan keluarga untuk

makan dan minum di tempat tidur.

6. Bantu klien dan libatkan keluarga untuk

BAB dab BAK di tempat tidur.

7. Bantu klien untuk memotong kuku.

S : - Klien mengatakan susah tidur karena rasa

nyeri yang dirasakan,

- Klien mengatakan sering terbangun pada

malam hari.

O : Klien nampak lesu.

A : Masalah belum teratasi.

Page 167: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

163

V.

16.20

P : Lanjutkan intervensi :

1. Kaji penyebab gangguan pola tidur

klien.

2. Kaji kebiasaan klien sebelum tidur

3. Berikan posisi yang nyaman klien pada

klien pada saat mau tidur.

4. Anjurkan klien berdoa sebelum tidur.

S : Klien mengatakan cemas dengan keadaan

penyakitnya.

O : - Klien sering bertanya-tanya tentang

penyakit.

- Klien nampak cemas.

TTV : TD : 120/70 mmHg.

N : 84x/menit.

P : 21x/menit.

S : 36º C.

A : Masalah belum teratasi.

P : Lanjutkan intervensi :

1. Kaji tingkat kecemasan klien,

2. Observasi tanda-tanda vital,

3. Berikan dorongan kepada klien untuk

Page 168: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

164

VI.

I.

16.30

16.00

mengekspresikan perasaannya,

4. Memberikan support kepada klien,

5. Anjurkan klien untuk melakukan

pendekatan spiritual,

6. Berikan penjelasan kepada klien

tentang

penyakitnya.

S : -

O : - Nampak adanya tanda-tanda infeki

seperti kalor, rubor, dolor dan tumor

- Terpasang verband dan spalk pada kaki

kanan nampak bersih

- Luka tampak kering

A : Tidak ada tanda-tanda resiko infeksi

P : Pertahankan intervensi

1. Kaji tanda-tanda adanya infeksi

2. Observasi tanda-tanda vital

3. Rawat luka dengan tehnik aseptic dan

antiseptik

4. Penatalaksanaan pemberian obat

antibiotik

Page 169: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

165

06/01/2010

II.

16.30

S : - Klien mengatakan nyeri pada kaki kanan.

- Klien mengatakan nyerinya hilang timbul,

- Klien mengatakan nyeri yang dirasakan

adalah nyeri sedang.

O : - Ekspresi wajah meringis.

- TTV : TD : 130/80 mmHg.

N : 80x/menit.

P : 18x/menit.

S : 36° C.

A : Masalah belum teratasi.

P : Lanjutkan intervensi :

1. Kaji tingkat nyeri,

2. Observasi tanda-tanda vital,

3. Berikan posisi yang nyaman,

4. Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi

5. Penatalaksanaan pemberian obat

Analgetik.

S : - Klien mengatakan nyeri bila beraktivitas,

- Klien mengatakan tidak dapat bergerak

secara leluasa,

Page 170: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

166

III.

17.00

O : - ADL klien dilayani di tempat tidur,

- Nampak terpasang verband dan spalk pada

kanan,

- Nampak kebutuhan klien dipenuhi di atas

tempat tidur.

A : Masalah belum teratasi.

P : Lanjutkan intervensi :

1. Kaji tingkat kemampuan aktivitas klien,

2. Observasi perkembangan / kemajuan

klien dalam beraktivitas.

3. Bantu klien dalam memenuhi

kebutuhan

ADL-nya,

4. Bantu klien dan libatkan keluarga

dalam

melakukan latihan ROM,

5. Libatkan keluarga klien dalam setiap

tindakan terapy / pengobatan.

S : - Klien mengatakan sudah mandi.

O : - Klien nampak bersih dan segar,

- Ekspresi wajah ceria,

Page 171: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

167

IV.

V.

17.30

17.45

- Kuku klien nampak pendek dan bersih.

A : Masalah teratasi.

P : Pertahankan intervensi.

1. Kaji personal hygiene klien,

2. Mandikan pasien tiap hari,

3. Bantu klien untuk mandi di tempat

tidur,

4. Anjurkan keluarga klien untuk

mengganti pakaian tiap hari.

5. Bantu klien dan libatkan keluarga untuk

makan dan minum di tempat tidur,

6. Bantu klien dan libatkan keluarga untuk

BAB dan BAK di tempat tidur,

7. Bantu klien untuk memotong kuku.

S : - Klien mengatakan susah tidur karena rasa

nyeri yang dirasakan.

O : - Klien nampak lesu.

A : Masalah belum teratasi.

P : Lanjutkan intervensi.

1. Kaji penyebab gangguan pola tidur

2. Kaji kebiasaan klien sebelum tidur

Page 172: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

168

VI.

10.00

3. Berikan posisi yang nyaman pada klien

pada saat mau tidur

4. Anjurkan klien untuk berdoa sebelum

tidur

S : - Klien mengatakan cemas dengan keadaan

Penyakitnya

O : - Klien selalu bertanya-tanya tentang

Penyakitnya

- Klien nampak cemas

- TTV : TD : 110/70 mmHg

N : 80x/menit

P : 18x/menit

S : 37ºC

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

1. Kaji tingkat kecemasan klien

2. Observasi tanda-tanda vital

3. Berikan dorongan kepada klien untuk

mengekspresikan perasaannya

4. Berikan support positif kepada klien

5. Anjurkan klien untuk selalu melakukan

Page 173: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

169

I.

10.10

pendekatan spiritual

6. Berikan penjelasan kepada klien dan

keluarga tentang penyakitnya

S : -

O : - Nampak adanya tanda-tanda infeki

seperti kalor, rubor, dolor dan tumor

- Terpasang verband dan spalk pada kaki

kanan nampak bersih

- Luka tampak kering

A : Tidak ada tanda-tanda resiko infeksi

P : Pertahankan intervensi

1. Kaji tanda-tanda adanya infeksi

2. Observasi tanda-tanda vital

3. Rawat luka dengan tehnik aseptic dan

antiseptik

4. Penatalaksanaan pemberian obat

antibiotik

S : - Klien mengatakan nyeri pada kaki kanan

- Klien mengatakan nyerinya hilang timbul

O : - Ekspresi wajah meringis

- TTV : TD : 110/70 mmHg

Page 174: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

170

07/01/2010

II.

10.20

N : 80x/menit

P : 19x/menit

S : 37°C

A : Masalah belum selesai

P : Lanjutkan intervensi

1. Kaji tingkat nyeri

2. Observasi tanda-tanda vital

3. Berikan posisi yang nyaman

4. Ajarkan dan anjurkan tehnik relaksasi

dan

Distraksi

5. Penatalaksanaan pemberian obat

analgetik

S : - Klien mengatakan nyeri bila beraktivitas

- Klien mengatakan tidak dapat bergerak

secara leluasa

O : - ADL klien dilayani ditempat tidur

- Nampak terpasang verband dan spalk pada

kaki kanan

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

Page 175: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

171

III.

IV.

10.30

10.40

1. Kaji tingkat kemampuan aktivitas klien

2. Observasi perkembangan/kemajuan klien

dalam beraktivitas

3. Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan

ADL-nya

4. Bantu klien dan libatkan keluarga dalam

melakukan latihan ROM

5. Libatkan keluarga klien dalam setiap

tindakan terapy/pengobatan

S : - Klien mengatakan sudah mandi

O : - Klien nampak bersih dan segar

- Ekspresi wajah ceria

- Kuku klien nampak pendek dan bersih

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi

1. Kaji personal hygiene klien

2. Mandikan klien tiap hari

3. Bantu klien untuk mandi ditempat tidur

4. Anjurkan keluarga klien untuk mengganti

pakaian tiap hari

5. Bantu klien dan libatkan keluarga untuk

Page 176: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

172

V.

11.00

makan dan minum ditempat tidur

6. Bantu klien dan libatkan keluarga untuk

BAB dan BAK ditempat tidur

7. Bantu klien untuk memotong kuku

S : - Klien mengatakan tidurnya tadi malam

Nyenyak

O : - Klien nampak ceria

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi

1. Kaji penyebab gangguan pola tidur

2. Kaji kebiasaan klien sebelum tidur

3. Berikan posisi yang nyaman pada klien

pada saat mau tidur

4. Anjurkan klien untuk berdoa sebelum tidur

S : - Klien mengatakan cemas dengan keadaan

Penyakitnya

O : - Klien selalu bertanya-tanya tentang

Penyakitnya

- Klien nampak cemas

- TTV : TD : 110/70 mmHg

Page 177: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

173

VI.

15.00

N : 80x/menit

P : 19x/menit

S : 37ºC

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

1. Kaji tingkat kecemasan klien

2. Observasi tanda-tanda vital

3. Berikan dorongan kepada klien untuk

mengekspresikan perasaannya

4. Berikan support positif kepada klien

5. Anjurkan klien untuk selalu melakukan

pendekatan spiritual

6. Berikan penjelasan kepada klien dan

keluarga tentang penyakitnya

S : -

O : - Tidak nampak adanya tanda-tanda infeksi

seperti kalor, rubor, dolor dan tumor

- Terpasang verband dan spalk pada kaki

kanan nampak bersih

- Luka tampak kewring

A : Tidak ada tanda-tanda resiko infeksi

Page 178: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

174

P : Pertahankan intervensi

1. Kaji tanda-tanda adanya infeksi

2. Observasi tanda-tanda vital

3. Rawat luka dengan tehnik aseptik dan

antiseptik

4. Penatalaksanaan pemberian obat

antibiotik

Page 179: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

175

G. RESUME KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn “I” No.Rekam Medik : 358965

Umur : 37 Tahun Ruang Rawat : Rajawali/ Kamar 2

Jenis Kelamin : Laki-Laki Tgl.Masuk : 3 Januari 2010

Agama : Islam

Alamat : Jl.Poros BTN Bongkas Bulukumba

1. Masalah keperawatan pada saat pasien dirawat

a. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan

b. Mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan terapi pengobatan

c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik dan terapi

pembatasan

d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri

e. Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit

f. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka

2. Tindakan keperawatan selama dirawat

a. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan

1) Kaji tingkat nyeri

2) Observasi tanda-tanda vital

Page 180: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

176

3) Berikan posisi yang nyaman

4) Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi

5) Penatalaksanaan pemberian obat analgetik

b. Mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan terapi pengobatan

1) Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan ADL-nya

2) Kaji tingkat kemampuan aktivitas

3) Libatkan keluarga dalam pemenuhan ADL

c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik dan terapi

pembatasan

1) Bantu klien untuk mandi ditempat tidur

2) Bantu klien dan libatkan untuk makan dan minum ditempat tidur

3) Bantu klien untuk memotong kuku

d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri

1) Kaji penyebab gangguan pola tidur

2) Berikan posisi yang nyaman pada klien pada saat tidur

3) Anjurkan klien untuk beredoa sebelum tidur

e. Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit

1) Kaji tingkat kecemasan klien

2) Observasi tanda-tanda vital

3) Berikan support positif pada klien

4) Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang penyakit dan

prosedur pembedahan

Page 181: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

177

f. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka

1) Kaji tanda-tanda adanya infeksi

2) Observasi tanda-tanda vital

3) Rawat luka dengan tehnik aseptik dan antiseptik

4) Penatalaksanaan pemberian obat antibiotic

3. Evaluasi

a. Personal hygiene teratasi

b. Resiko infeksi teratasi

c. Gangguan pola tidur teratasi

4. Nasehat pada waktu pulang

a. Lakukan tehnik relaksasi bila nyeri

b. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan diri

c. Minum obat secara teratur

d. Rawat luka dengan teknik aseptik dan antiseptik

e. Kembali control ke poliklinik bedah secara teratur

Page 182: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

178

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam praktek keperawatan profesional terhadap klien Fraktur Tibia Fibula

1/3 Distal terbuka di ruang perawatan bedah RS.Bhayangkara Mappa Oudang

Makasar, pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan secara sistematis melalui

pemikiran yang matang dengan menerapkan teori dari beberapa disiplin ilmu

pengetahuan dihubungkan dengan kebutuhan manusia melalui tahap proses

keperawatan yaitu pengkajian, perencanaan, catatan tindakan dan evaluasi. Berikut

ini akan membahas perbedaan yang terjadi antara teori dan kasus yang didapat dari

asuhan keperawatan pada klien Tn’I’

A. Pengkajian

Dari hasil pengkajian ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan

kasus, pada teori dijelaskan terjadi gangguan beberapa dari sistem tubuh seperti

sistem sirkulasi, neurosensori, nyeri/kenyamanan, keamanan, serta aktifitas/

istirahat, sedangkan pada kasus mendapatkan 3 gangguan sistem tubuh yaitu

gangguan aktifitas, nyeri/kenyamanan dan keamanan.

Berdasarkan data hasil pengkajian yang dilakukan Tn “I” maka data yang

ditemukan pada kasus adalah klien mengatakan nyeri pada daerah kaki kanan

Page 183: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

179

atas, nyeri yang dikeluhkan oleh klien adalah hilang timbul dengan skala nyeri

sedang, sifat nyeri yang dikeluhkan seperti ditusuk-tusuk dan waktu timbulnya

nyeri setiap kali klien beraktifitas dan merupakan pencetus timbulnya nyeri dan

faktor yang memperingan adalah bila klien tidak beraktifitas, sedangkan gejala

klinik yang ditemukan pada teori adalah nyeri akibat kerusakan jaringan dan

perubahan struktur dan pergerakan bagian-bagian fraktur, bengkak, diformitase

atau perubahan bentuk krepitasi yang dapat didengar bila fraktur digerakkan,

ecimosis atau perdarahan subkutan, berkurangnya sensasi yang dapat terjadi

karena gangguan saraf dimana saraf itu dapat terjepit atau terputusnya oleh

fragmen tulang, syok yang dapat disebabkan karena kehilangan darah dan rasa

nyeri hebat.

Dari data di atas didapatkan kesenjangan antara teori dan kasus dimana

pada hal ini disebabkan karena kondisi klien dalam merespon terhadap suatu

penyakit yang berbeda.

B. Diagnosa Keperawatan

Pada tinjauan teori didapatkan 8 diagnosa keperawatan untuk kasus fraktur

yaitu :

1. Nyeri berhubungan dengan fraktur

2. Resiko terjadinya infeksi sekunder berhubungan dengan luka yang masih

basah.

3. Gangguan mobilitas fisik/aktivitas berhubungan dengan fraktur

Page 184: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

180

4. Gangguan pemenuhan ADL personal hygiene berhubungan dengan

kurangnya kemampuan merawat diri

5. Resiko terjadinya gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kurangnya

pengembangan paru oleh imobilisasi

6. Resiko terjadinya trauma tambahan berhubungan dengan terputusnya

integritas tulang

7. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan penurunan sirkulasi pada

daerah tertekan

8. Kecemasan berhubungan dengan kurangnya informasi, tentang penyakit.

Sedangkan menurut tinjauan kasus didapatkan 6 diagnosa yaitu :

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas

jaringan

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan terapi pengobatan

3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik dan terapi

pembatasan.

4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri

5. Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit

6. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka

Dengan melihat kesenjangan antara teori dengan kasus terdapat 3 diagnosa yang ada

pada teori tidak ditemukan pada kasus.

Page 185: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

181

1. Resiko terjadi trauma tambahan berhubungan dengan terputusnya integritas

tulang. Diagnosa ini tidak diangkat karena klien tidak banyak melakukan

gerakan yang dapat menyebabkan terjadinya trauma tambahan.

2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan penurunan sirkulasi pada

daerah tertekan. Diagnosa ini tidak diangkat karena keluarga klien rajin

merawat daerah yang tertekan dan keluarga rajin merubah poisi klien setiap

saat.

3. Resiko terjadinya gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kurangnya

pengembangan paru oleh imobilisasi. Diagnosa ini tidak diangkat karena pada

waktu pengkajian pernapasan klien masih normal 24x/menit, klien tidak

mengalami kesulitan bernafas dan tidak mengalami sianosis.

Dengan melihat kesenjangan antara teori dan kasus terdapat 1 diagnosa yang ada

pada kasus tidak ditemukan pada teori yaitu :

1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri. Diagnosa ini diangkat karena

melihat kondisi klien yang mengalami nyeri sedang pada saat klien mau tidur

sehingga terjadi gangguan pola tidu pada klien ditambahkan dengan faktor

lingkungan.

C. Perencanaan

Pada perencanaan tindakan keperawatan penulis menyusun sesuai teori

permasalahan yang dihadapi klien saat itu.

Page 186: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

182

1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas

jaringan.

a. Tujuan : Nyeri berkurang/teratasi

b. Perencanaan tindakan sebagai berikut :

1) Kaji tingkat nyeri

2) Observasi tanda-tanda vital

3) Berikan posisi yang nyaman

4) Ajarkan posisi yang nyaman

5) Penatalaksanaan pemberian obat analgetik

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan terapi pengobatan

a. Tujuan : Klien mampu keraktivitas

b. Peencanaan tindakan sebagai barikut

1) Kaji tingkat kemampuan aktivitas

2) Observasi perkembangan/kemajuan klien dalam beraktivitas

3) Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan ADLnya

4) Bantu klien dan libatkan keluarga dalam melakukan latihan ROM

5) Libatkan keluarga klien dalam setiap tindakan terapi pengobatan

6) Libatkan keluarga dalam pemenuhan ADL klien.

3. Defisi perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik dan terapi

pembatasan.

a. Tujuan : Klien dapat mandi sendiri

b. Perencanaan tindakan sebagai berikut :

Page 187: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

183

1) Kaji personal hygiene

2) Mandikan klien tiap hari

3) Bantu klien untuk mandi ditempat tidur

4) Anjurkan keluarga klien untuk mengganti pakaian tiap hari

5) Bantu klien melibatkan keluaga untuk makan dan minum ditempat

tidur

6) Bantu klien dan libatkan keluaga untuk BAB dan BAK

7) Bantu klien untuk memotong kuku

4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri :

a. Tujuan : Klien dapat tidur selam ± 7 – 8 jam/hari

b. Perencanaan tindakan sebagai berikut :

1) Kaji penyebab gangguan pola tidur klien

2) Kaji kebiasaan klien sebelum tidur

3) Berikan posisi yang nyaman pada klien pada saat mau tidur

4) Anjurkan klien berdoa sebelum tidur

Terjadi kesenjangan antara teori dengan kasus.

5. Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit.

a. Tujuan : Kecemasan klien berkurang/teratasi

b. Perencanaan tindakan sebagai berikut :

1) Kaji tingkat kecemasan klien

2) Observasi tanda-tanda vital

3) Berikan dorongan kepada klien untuk mengekspresikan perasaannya

Page 188: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

184

4) Berikan support positif kepada klien

5) Anjurkan klien untuk selalu melakukan pendekatan spiritual

6) Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang penyakit dan

prosedur pembedahan

6. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka.

a. Tujuan : Infeksi tidak terjadi

b. Perencanaan tindakan sebagai berikut :

1) Kaji tanda-tanda adanya infeksi

2) Observasi tanda-tanda vital

3) Rawat luka dengan teknik aseptik dan antiseptik

4) Penatalaksanaan pemberian antibiotic

D. Implementasi

Rencana pelaksanaan yang dibuat diaplikasikan dalam tahap pelaksanaan

tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien merupakan rangkaian dari

seluruh rencana tindakan yang dibuat sebelumnya. Dalam melaksanakan tindakan

tersebut meliputi tindakan mandiri, pendirikan kesehatan dan kolaborasi.

Tindakan keperawatan yang penulis lakukan yaitu :

1. Diagnosa I

Nyeri pelaksanaan yang diberikan yaitu : mengkaji tingkat nyeri,

mengobservasi TTV, memberikan posisi yang nyaman, mengajarkan teknik

relaksasi dan distraksi, penatalaksanaan pemberian obat analgetik.

Page 189: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

185

2. Diagnosa II

Gangguan mobilitas fisik yang diberikan yaitu : mengkaji tingkat kemampuan

aktivitas, mengobservasi perkembangan/kemajuan dalam beraktivitas,

membantu klien dalam memenuhi kebutuhan ADLnya, membantu klien

melibatkan keluarga dalam melakukan latihan ROM, melibatkan keluarga

klien dalam setiap tindakan terapi pengobatan, melibatkan keluarga dalam

pemenuhan ADL klien.

3. Diagnosa III

Personal hygiene yang diberikan yaitu : mengkaji personal hygiene, mandikan

klien tiap hari, membantu klien untuk mandi ditempat tidur, menganjurkan

keluarga klien untuk mengganti pakaian tiap hari, membantu klien dan

melibatkan keluarga untuk makan dan minum ditempat tidur, membantu klien

melibatkan keluarga untuk BAB dab BAK ditempat tidur, membantu klien

untuk memotong kuku.

4. Diagnosa IV

Gangguan pola tidur yang diberikan yaitu : mengkaji penyebab gangguan

pola tidur klien, mengkaji kebiasaan klien sebelum tidur, memberikan posisi

yang nyaman pada klien pada saat mau tidur, menganjurkan klien bedoa

sebelum tidur.

Terjadi kesenjangan antara teori dan kasusu.

5. Diagnosa V

Page 190: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

186

Cemas pelaksanaan yang diberikan yaitu : mengkaji tingkat kecemasan klien,

mengobservasi tanda-tanda vital, memberikan dorongan kepada klien untuk

mengekpresikan perasaannya, memberi support positif kepada klien,

menganjurkan klien untuk selalu melakukan pendekatan spiritual,

memberikan penjelasan kepada klien da keluarga tentang penyakit dan

prosedur pembedahan

6. Diagnosa VI

Resiko infeksi pelaksanaan diberikan yaitu : mengkaji tanda-tanda adanya

infeksi, mengobservasi tanda-tanda vital, merawat luka dengan tehnik aseptik

dan antiseptik, penatalaksanaan pemberian obat antibiotik.

E. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan yang

mana meliputi pencapaian tujuan keperawatan :

1. Pada pelaksanaan evaluasi ada 3 diagnosa yang belum teratasi yaitu :

a. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan terputusnya

kontinuitas jaringan

Tidak teratasi karena klien masih mengeluh nyeri pada daerah fraktur,

ekspresi wajah klien masih tampak meringis.

b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan terapi pengobatan

Tidak teratasi karena klien tidak mampu beraktivitas secara mandiri, ADL

nampak dipenuhi ditempat tidur.

Page 191: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

187

c. Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang

penyakit.

Tidak teratasi karena klien belum mengerti tentang masalah fraktur yang

dialaminya, klien nampak cemas.

2. Diagnosa yang teratasi yaitu :

a. Defiit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik dan terapi

pembatasan

Teratasi pada tanggal 6 Januari 2010, hal ini dilihat dari data bahwa klien

mampu memenuhi kebutuhan ADLnya dengan bantuan keluarga.

b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri

Teratasi pada tanggal 7 Januari 2010, hal ini dilihat dari data bahwa tidur

klien ± 6 – 8 jam/hari.

c. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka

Belum teratasi pada tanggal 5 Januari 2010, hal ini dapat dilihat dari data

bahwa masih tampak adanya tanda-tanda infeksi seperti : tumor, kalor,

dolor, rubor.

Page 192: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

188

BAB V

PENUTUP

Setelah menguraikan pembahasan kasus pada klien post operasi fraktur Tibia

Fibula 1/3 Distal terbuka di ruang perawatan bedah RS.Bhayangkara Mappa Oudang

Makassar 5 – 11 Januari 2010, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Dari hasil pengkajian ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan

kasus, pada teori dijelaskan terjadi gangguan beberapa dari sistem tubuh

seperti sistem sirkulasi, neurosensori, nyeri/kenyamanan, keamanan, serta

aktifitas/ istirahat, sedangkan pada kasus mendapatkan 3 gangguan sistem

tubuh yaitu gangguan aktifitas, nyeri/kenyamanan dan keamanan.

2. Penyusunan rencana tindakan keperawatan dilakukan bedasarkan pengkajian

yang didapat dari klien dan dilakukan secara bio-psikososial spiritual

sehingga rencana tindakan yang diambil bisa lebih efisien dan efektif.

3. Dalam melaksanakan tindakan keperawatan pada klien post operasi fraktur

Tibia Fibula 1/3 Distal terbuka dilakukan sesuai dengan masalah yang muncul

pada diagnosa keperawatan.

Page 193: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

189

4. Evaluasi dilakukan meliputi SOAP dan didukung oleh peran keluarga secara

fisik, serta psikologis amat berpengaruh pada kelancaran proses keperawatan

pada klien karena dapat memberikan rasa nyaman dan aman.

5. Di dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan pada klien post

operasi Fraktur Tibia Fibula 1/3 Distal terbuka dilakukan secara cermat dan

teliti sesuai dengan data yang telah didapatkan.

B. Saran

1. Dalam melakukan pengkajian keperawatan ada baiknya melakukan

pendekatan interpersonal terlebih dahulu dengan klien sehingga proses

pengkajian dapat berjalan sesuai yang diharapkan.

2. Dalam menyusun rencana keperawatan pada klien fraktur Tibia Fibula 1/3

Distal terbuka harus dilakukan sesuai dengan diagnosa yang muncul.

3. Diharapkan dalam melakukan tindakan keperawatan harus sesuai dengan

kebutuhan klien serta memperhatikan fasilitas yang ada.

4. Diharapkan perlunya pendokumentasian evaluasi SOAP agar semua tindakan

yang telah dilakukan bisa terlihat dengan jelas.

5. Diharapkan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan pada klien post

operasi fraktur Tibia Fibula 1/3 Distal terbuka dilakukan dengan berfokus

pada proses kepeawatan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana

keperawatan, catatan tindakan dan evaluasi keperawatan.

Page 194: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

190

DAFTAR PUSTAKA

Barbara Enggram, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2

Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.

Brunner dan Suddarth, 2000, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3,

EGC, Jakarta.

Doengoes, Marilyn E. dkk, 2002, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jilid 2,

EGC, Jakarta.

Mansjoer A, dkk, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 2, Media

Aesculapius, Jakarta.

Sylvia A, Price, dkk, 2002, Patofisiologi Buku 2, Edisi 4, Buku Kedokteran, EGC,

Jakarta.

Page 195: Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka

191