Fraktur Tibia Dan Fibula

20
PEMERIKSAAN PADA KASUS FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA ½ MEDIAL SINISTRA PRODI D3 FISIOTERAPI STIKES AL-IRSYADAL-ISLAMIYYAH CILACAP/ 2012 Oleh : Anna Ningsih NIM. 109 111 003

description

Fraktur Tibia Dan Fibula

Transcript of Fraktur Tibia Dan Fibula

  • PEMERIKSAAN PADA KASUS

    FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA

    MEDIAL SINISTRA

    PRODI D3 FISIOTERAPI

    STIKES AL-IRSYADAL-ISLAMIYYAH

    CILACAP/ 2012

    Oleh : Anna Ningsih

    NIM. 109 111 003

  • Latar Belakang

    Untuk kendaraan roda dua, persentase kecelakaan lebih dari 67%,

    (Suroyo Alimoeso, 2011). Salah satu akibat kecelakaan yaitu efek

    fisik yang dapat menyebabkan timbulnya luka pada setiap jaringan

    tubuh yang terkena trauma dari kecelakaan lalu lintas dan dapat

    berupa adanya fraktur.

    Trauma yang menyebabkan fraktur dapat berupa trauma langsung,

    misalnya sering terjadi benturan pada ekstremitas bawah yang

    menyebabkan fraktur pada tibia dan fibula. (Wahyu R. Haryadi

    2010)

  • Definisi

    Fraktur atau patah tulang adalah

    terputusnya kontinuitas jaringan

    tulang yang umumnya disebabkan

    oleh ruda paksa (Sjamsuhidajat,

    2004).

    Fraktur ekstremitas bawah adalah

    terputusnya kontinuitas jaringan

    tulang atau tulang rawan yang

    terjadi pada ekstremitas bawah,

    seperti pada tulang tibia dan tulang

    fibula yang umumnya disebabkan

    oleh ruda paksa.

  • Jenis / Klasifikasi

    Fraktur

    Fraktur transversal adalah dimana sumbu panjang tulang tegak lurus dengan bidang fraktur biasanyadisebabkan karena kecepatan rendah, cidera lipat.

    Fraktur oblik dimanasumbu panjang tulang dan bidang fraktur membentuk sudut

    Fraktir spiral biasanya ditimbulkan oleh suatu tenaga putar yang menyebabkan tulang patahdisepanjang garis robek

    Fraktur komunitiva dimana fraktur terdapat lebihdari dua fragmen fraktur.

    Fraktur Terbuka Terjadi bila terdapat hubungan antara fragmentulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan dikulit.

  • Anatomi

    Os. Tibia dan Os. Fibula

  • Anatomi Muskuloskeletal Lower Extremity

  • Etiologi

    Peristiwa trauma Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan

    berlebihan, yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, penekukan,

    pemuntiran, atau penarikan.

    Fraktur kelelahan atau tekanan Keadaan ini paling sering ditemukan pada tibia atau fibula atau

    metatarsal, terutama pada atlet, penari, dan calon tentara yang jalan

    berbaris dalam jarak jauh.

    Fraktur patologik Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang itu lemah

    atau kalau tulang itu sangat rapuh.

  • Fracture ORIF Radang akut/

    kronis

    Nyeri,

    Keterbatasan LGS,

    Penurunan kekuatan otot

    PATOFISIOLOGI

  • FASE PENYEMBUHAN PADA FRAKTUR

    Tahap haematoma : darah menembus luar melalui

    pembuluh darah yang robek membentuk haematoma

    diantara atau disekitarnya permukaan perpatahan. Dan itu

    bisa terjadi selama 7 sampai dengan 24 jam pendarahan.

    Tahap Proliferasi : Pada tahap ini terjadi proliferasi dari

    sel-sel. Periosteum dan endoesteum adaiah poliferasi dari

    sel-sel dari permukaan dalam periosteum yang menutupi

    fraktur. (12 - 24 minggu.)

    Tahap Calsifikasi : Seperti jaringan seluler yang tumbuh

    keluar masing-masing fragmen yang sudah matang sel-sel

    dasar memberikan perlengketan untuk osteoblast dan

    cendroblast, membentuk callus yang belum masak. (6-12)

    Tahap Consolidasi : Callus yang belum masak akan

    membentuk callus utama secara bertahap serta berubah dan

    adanya aktivitas osteoblast menjadi tulang yang lebih kuat

    dan masa strukturalnya berlapis. (12-24 minggu)

    Tahap Remodeling :Pada waktu tulang membentuk atau

    sambung dengan baik biasanya tulang dibentuk berlebihan

    mengelilingi daerah fraktur di luar maupun di dalam canalis

    medularis.

  • Keterangan Umum Penderita

    Nama : Mr. DS

    Umur : 22 tahun

    Jenis Kelamin : Laki-Laki

    Pekerjaan : Mahasiswa

    Agama : Islam

    Alamat : Majenang

    Laporan Kasus

  • Data Medis Rumah Sakit

    A. Diagnosa Medis : -

    B. Catatan Klinis :

    Ada photo rontgen kodisi tulang tibia dan fibula yg diambil

    pada tanggal 30 April 2012 sekitar 4 bulan setelah

    dilakukannya operasi pemasangan plate and screw. Pada tulang

    tibia terlihat terpasang 1 plate dan 7 screw. Sedangkan pada

    tulang fibula masih terlihat bekas fraktur karena tidak terpaang

    plate and screw

    C. Terapi Umum (General Treatment) : -

    D. Rujukan Fisioterapi dari dokter : -

  • Gambar photo rontgen

    setelah OP

    30 april 2012

  • I. Keluhan Utama :

    Pasien merasakan nyeri pada daerah tungkai bawah.

    II. Riwayat Penyakit Sekarang :

    Pasien merasakan nyeri pada daerah tungkai bawah, tepat didaerah patah

    tulang yang dialami pasien sekitar 6 bulan yang lalu (bulan Januari) karena

    kecelakaan lalu lintas. Rasa nyeri itu muncul hanya saat pasien beraktifitas

    berat seperti berjalan jauh dan saat ditekan. Sakitnya tidak datang secara

    terus-menerus hanya pada saat-saat tertentu. Pasien mulai merasakan rasa

    nyeri itu setelah operasi. Sekitar 6 bulan setelah dilakukannya operasi pasien

    melakukan aktivitasnya dengan menggunakan krek. Tapi hanya dilakukan

    selama 4 bulan karena pasien memutuskan tidak perlu menggunakan krek

    lagi setelah dirasa kondisinya sudah membaik. Padahal anjuran dokter, pasien

    harus menggunakan alat bantu krek selama 6 bulan dengan tujuan untuk

    mempercepat proses penyambungan tulangnya yang patah. Setelah di operasi

    pasien belum pernah mengobati rasa nyerinya ke ahli medis yang lain. Pada 2

    bulan yang lalu (bulan april) pasien ke RSOP untuk photo rontgen tungkai

    bawah yang patah, dengan tujuan untuk mengetahui perkembangannya. Hal

    yang membuat pasien merasa nyerinya semakin berat yaitu saat berjalan jauh,

    naik tangga, jinjit dan saat ditekan. Hal yang membuat pasien tidak

    merasakan nyeri yaitu saat diam dan saat melakukan aktifitas ringan yang

    tidak menggunakan banyak gerakkan kakinya.

  • III. Riwayat Penyakit Dahulu :

    Sebelumnya pasien pernah mengalami kecelakaan lalu lintas

    juga sebanyak 4 kali. Kecelakaan yang pernah dialami rata-rata

    memerlukan perawatan intensif dalam proses

    penyembuhannya.

    IV. Riwayat Pribadi :

    Aktivitas keseharian pasien adalah kuliah. Ruang kelasnya ada

    di lantai dua. Yang memungkinkan pasen sering naik turun

    tangga.

    V. Riwayat keluarga :

    Tidak ada riwayat penyekit keturunan dalam keluarga pasien

  • 1. Vital Sign :

    a. Tekanan Darah : 110/80 mmHg

    b. Denyut Nadi : 76/ menit

    c. Frekuensi Pernafasan : 20/ menit

    d. Tempratur : -

    e. Tinggi Badan : 160 cm

    f. Berat Badan : 52 kg

    2. Inspeksi :

    a. Inspeksi statis : tidak ada perubahan bentuk tubuh, termasuk

    tungkainya juga masih normal. Pasien dapat duduk dengan tegak,

    pada saat duduk ekspresi wajah normal tidak menahan sakit.

    b. Inspeksi dinamis : pada saat berjalan ada sedikit ketidak

    normalan pada siklus gait pasien. Pasien berjalan dengan sedikit

    menyeret kaki kirinya karena kaki kirinya tidak dapat diangkat

    terlalu tinggi.

    3. Palpasi :

    Adanya nyeri tekan pada tungkai bawah sebelah sinistra terutama

    pada arah medial. Adanya sedikit spasme pada otot gastroc tungkai

    bawah sebelah sinistra.

  • 4. Perkusi : -

    5. Auskultasi : -

    6. Gerak Dasar :

    Geraka Gerak Aktif Gerak Pasif Melawan

    Tahanan

    Flexi Hip Full ROM , end

    feel soft

    Full ROM , end

    feel soft

    Mampu melaawan

    tahanan minimal

    Ekstensi Hip Full ROM , end

    feel soft

    Full ROM , end

    feel soft

    Mampu melaawan

    tahanan minimal

    Fleksi Knee Full ROM , end

    feel soft

    Full ROM , end

    feel soft

    Mampu melaawan

    tahanan minimal

    Ekstensi Knee Full ROM , end

    feel hard

    Full ROM , end

    feel hard

    Mampu melaawan

    tahanan minimal

    Dorso Flesi Full ROM , end

    feel firm

    Full ROM , end

    feel firm

    Tidak mampu

    Plantar Flexi Full ROM , end

    feel firm

    Full ROM , end

    feel firm

    Tidak mampu

  • Kemampun kognitif, intra personal dan inter personal :

    Kognitif : Pasien dapat menjawab setiap pertanyaan yang diberikan secara baik

    dan benar. Pasien dapat menceritakan dengan urut dan jelas apa yang pasien

    alami. Bahasa dalam berbicara pasien baik dan benar.

    Intra personal : Keluarga pasien sangat mendukung kesembuhan pasien, dengan

    memberikan suport agar pasien cepat sembuh baik secara lahir maupun batin.

    Inter Personal : Pasien dapat berinteraksi dengan baik dengan orang-orang

    disekelilingnya dan dapat juga berinteraksi dengan baik pada terapis pada saat

    pemeriksaan.

    Kemampuan Fungsional dan Lingkungan Aktifitas :

    Kemampuan Fungsional Pasien sudah mampu berjalan tanpa menggunakan alat bantu krek lagi. Hanya saja cara berjalannya belum begitu normal sedikit

    sedia kala. Pasien sedikit menyeret kaki kirinya atau pada saat berjalan kaki kiri

    pasien tidak dapat diangkat terlalu tinggi (pada fase swing). Pasien tidak dapat

    berjalan terlalu jauh atau terlalu lama, karena menimbulkan nyeri. Pasien juga

    merasa nyeri ketika terlalu sering naik dan turun tangga.

    Lingkungan Aktifitas Ruang perkuliahan pasien berada dilantai dua. Dan jarak dari temat parkiran motor menuju kelasnya lumayan jauh.

  • Pemeriksaan

    Spesifik

    Gerakan MMT LGS

    Flexi Hip Nilai otot 4 Ekstensi dan Flexi S 10-0-120

    Ekstensi Hip Nilai otot 4

    Flexi Knee Nilai otot 4 Ekstensi dan Flexi S 0-0-120

    Ekstensi Knee Nilai otot 4

    Dorso Flexi Nilai otot 3 Dorso fleksi dan plantar Flexi

    S 10-0-40 Plantar Flexi Nilai otot 3

    Nyeri Vas

    Diam 0 cm

    Gerak 3,3 cm

    Tekan 2,5 cm

    Panjang Tungkai (Fungsional umbilikus sampai maleolus lateral)

    Tungkai Kanan 92 cm

    Tungkai Kiri 92 cm

    Lingkar Segmen (tuberositas tibia)

    5 cm 5 cm 5 cm 5 cm

    Tungkai bawah dekstra 32 cm 31 cm 26 cm 21 cm

    Tungkai bawah sinistra 31,5 cm 30 cm 26 cm 21 cm

  • Interpretasi Data atau Diagnosa Fisioterapi

    a. Impairment :

    Nyeri yang dirasakan pasien pada tungkai bawah pada Os.

    Tibia dan Fibula. Nyeri masih dirasakan pasien ketika

    beraktifitas berat dengan menggunakan kedua tungkainya,

    pasca operasi pemasangan plate and screw.

    b. Functional Limitation :

    Pasien mampu melakukan aktivitas fungsionalnya sehari-hari

    secara mandiri dan tanpa bantuan.

    c. Disability :

    Pasien tidak dapat berdiri dengan posisi berjinjit daan pasien

    belum kuat atau belum mampu untuk menumpu badanya

    hanya dengan satu kaki yang mengalami cedera/ injury.

  • Sekian dan Terimakasih