FRAKTUR TIBIA
-
Upload
indah-triayu-irianti -
Category
Documents
-
view
277 -
download
10
description
Transcript of FRAKTUR TIBIA
DIBAWAKAN DALAM RANGKA MENYELESAIKAN TUGAS KEPANITERAAN KLINIK DI BAGIAN ILMU BEDAH
SUBDIVISI BEDAH ORTHOPEDI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
2012
FRAKTUR TIBIA(long case)
Oleh :Indah Triayu Irianti
Pembimbingdr. Aziz Beru Gani
SupervisorProf. Dr.dr. Chaeruddin Rasjad, MD, Ph.d
PENDAHULUAN
Fraktur adalah
terputusnya kontinuitas
dari tulang, sering di ikuti
oleh kerusakan jaringan
lunak dengan berbagai
macam derajat, mengenai
pembuluh darah, otot,
dan persarafan.
KLASIFIKASI KLINIS FRAKTUR
•Fraktur tertutup (simple fracture)
adalah suatu fraktur yang tidak
mempunyai hubungan dengan dunia luar.
• Fraktur terbuka (compound fracture)
adalah fraktur yang mempunyai
hubungan dengan dunia luar melalui luka
pada kulit dan jaringan lunak
•Fraktur komplikasi (comlplicated
fracture) adalah fraktur dengan
komplikasi adalah fraktur yang disertai
dengan komplikasi (malunion,delayed
union,non union & infeksi tulang)
KLASIFIKASI ETIOLOGI FRAKTUR
•Fraktur TraumatikTrauma terjadi secara tiba tiba
•Fraktur StressTrauma terjadi terus menerus pada suatu
tempat tertentu
•Fraktur PatologisTerjadi karena Kelemahan tulang sebelumnya akibat
kelainan patologis pada tulang
TIPE TIPE FRAKTUR
1. Fraktur transversalSuatu fraktur komplit yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu tulang.2. Fraktur oblikFraktur komplit yang melalui korteks secara diagonal.3. Fraktur spiralBila garis patah terdapat mengelilingi sepanjang korteks.5. Fraktur komunitifGaris patah lebih dari satu dan saling berhubunganf. Fraktur segmentalGaris patah lebih dari satu, tetapi tidak berhubungan
LOKALISASI FRAKTUR
FRAKTUR TIBIA
Fraktur tulang panjang yang paling sering
terjadi adalah fraktur pada tibia. Pusat
Nasional Kesehatan di luar negeri
melaporkan bahwa fraktur ini berjumlah
±77.000 orang, dan ada di 569.000 rumah
sakit tiap hari /tahunnya. Pada fraktur tibia,
dapat terjadi fraktur pada bagian
diafisis,kondiler, dan pergelangan kaki.
ANATOMI OS.TIBIA FIBULA
MEKANISME TRAUMA FRAKTUR TIBIA
Trauma Angulasi : Fraktur tipe transversal atau oblik pendek
Trauma Rotasi : fraktur tipe spiral
LOKALISASI FRAKTUR TIBIA
KLASIFIKASI FRAKTUR DIAFISIS TIBIA
Klasifikasi menurut OTA (Orthopaedic Trauma Association) :
1. Tipe Simple : spiral, oblik, transversal2. Tipe Wedge : spiral, bending, fragmen3. Tipe Kompleks : spiral,segmental,irregular
KLASIFIKASI FRAKTUR DIAFISIS TIBIA
SIMPLE WEDGE SPIRAL
KLASIFIKASI FRAKTUR TERBUKA (Gustillo)
Klasifikasi fraktur terbuka menurut Gustillo
Tipe I lukanya bersih dan panjangnya kurang dari 1 cm
Tipe II panjang luka lebih dari 1 cm dan tanpa kerusakan jaringan lunakyang luas.
Tipe IIIa luka dengan kerusakan jaringan yang luas, biasanya lebih dari10 cm dan mengenai periosteum. Fraktur tipe ini dapat disertaikemungkinan komplikasi. contohnya: luka tembak.
Tipe IIIb luka dengan tulang yang periosteumnya terangkat
Tipe IIIc fraktur dengan gangguan vaskular dan memerlukan penangananterhadap vaskularnya agar vaskularisasi tungkai dapat normal kembali.
GAMBARAN KLINIS FRAKTUR TIBIA
Bengkaknyerideformi
tas
Sindroma komparte
ment1. Pain
2. Pallor3. Paralysis
4. Parasthesia5. pulseness
PENATALAKSANAAN
Non Operatif
Reduksi
ImmobilisasiPemeriksaan dalam Proses
Penyembuhan
ABSOLUT
RELATIF
1. Fraktur terbuka2. Cedera vaskular3. Fraktur dengan
sindroma kompartemen
4. Cedera Multiple
1. Pemendekan2. Fraktur tibia+fibula
intak3. Fraktur tibia dan fibula
dengan level yang sama
PENATALAKSANAAN
NON OPERATIF1. Reduksi
Reduksi adalah terapi fraktur dengan cara mengantungkan kaki dengan tarikan atau traksi.
2. Imobilisasi Imobilisasi dengan menggunakan bidai.
Bidai dapat dirubah dengan gips, dalam 7-10 hari, atau dibiarkan selama 3-4 minggu.
3. Pemeriksaan dalam masa penyembuhanDalam penyembuhan, pasien harus di evaluasi dengan pemeriksaan rontgen tiap 6 atau 8 minggu. Program penyembuhan dengan latihan berjalan, rehabilitasi ankle, memperkuat otot kuadrisef yang nantinya diharapkan dapat mengembalikan ke fungsi normal.
PENATALAKSANAAN
OperatifPenatalaksanaan Fraktur dengan operasi, memiliki 2 indikasi, yaitu:
a. Absolut- Fraktur terbuka yang merusak jaringan lunak, sehingga memerlukan
operasi dalam penyembuhan dan perawatan lukanya.- Cedera vaskuler sehingga memerlukan operasi untuk memperbaiki
jalannya darah di tungkai- Fraktur dengan sindroma kompartemen- Cidera multipel, yang diindikasikan untuk memperbaiki mobilitas pasien,
juga mengurangi nyeri.
b. Relatif , jika adanya:- Pemendekan- Fraktur tibia dengan fibula intak- Fraktur tibia dan fibula dengan level yang sama
PENANGANAN OPERASI
1. Intermedullary Nailing2. ORIF (open Reduction with internal fixation)3. Fiksasi internal standar4. Ring Fixator
KOMPLIKASI
• Malunion• Nonunion• Infeksi• kerusakan jaringan lunak• Compartment syndrome
IDENTITAS
Nama : Bayu SatrioUmur : 7 tahunAlamat : GowaJaminan : UmumMRS : 17 desember 2012
ANAMNESIS
KU : Nyeri pada kaki sebelah kananAT : Dialami sejak kurang lebih 2 jam yang lalu
sebelum masuk rumah sakit akibat kecelakaan lalu lintas (ditabrak oleh mobil). Nyeri dirasakan pada 1/3 kaki bawah, nyeri terutama dirasakan jika digerakkan, dan berkurang saat istirahat, bengkak (+), terdapat kelainan bentuk kaki pada bagian kaki sebelah kanan jika dibandingkan dengan kaki kiri yang normal.
MT : Pasien hendak menyebrang jalan tiba-tiba ditabrak oleh mobil dari arah sebelah kanan kemudian pasien terjatuh miring dan membentur aspal.
ANAMNESIS
kondisi kaki pada saat itu terdapat luka lecet
2 cm diatas pergelangan kaki sebelah kanan
bagian dalam. Setelah ditabrak, oleh
masyarakat setempat pasien di larikan ke
dukun untuk di urut, dan kaki pasien
diberikan verban elastis. Setelah ke dukun
pasien di masukkan ke Rumah sakit.
STATUS GENERALIS
Sakit sedang/ Gizi cukup/ Compos Mentis
Tekanan Darah : 90/50 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 37 celcius
STATUS LOKALIS
REGIO EKSTREMITAS BAWAHREGIO CRURIS DEXTRA Inspeksi : Tampak luka lecet 2 cm di atas
malleolus, dengan ukuran luka 3x2 cm, hiperemis (+), edema (+), alligment tulang bergeser ke lateral.
Palpasi : Nyeri (+) terutama dirasakan pada kaki bagian bawah 1/3 medial.
RENCANA PEMERIKSAAN
Foto Polos cruris dextra AP lateral Foto ThoraxPemeriksaan Laboratorium lengkap- Darah lengkap- Kimia darah- Koagulasi dan trombosit- HbsAg- Elektrolit
HASIL PEMERIKSAAN RADIOLOGI(17/12/2012)Foto Cruris Dextra AP Lateral
DIAGNOSA
CLOSED FRAKTUR 1/3 MEDIAN TIBIA DEXTRA
RENCANA TINDAKAN
1. Reduksi (dengan traksi )
2. Immobilisasi ( pemasangan gips ) selama 3-
4 minggu
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Dari hasil anamnesis didapatkan pasien laki-laki berumur 7 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada kaki sebelah kanan akibat kecelakaan lalu lintas (ditabrak oleh motor), Nyeri dirasakan pada 1/3 medial kaki bagian bawah sebelah kanan, nyeri terutama dirasakan jika digerakkan, dan berkurang saat istirahat, edema (+), terdapat kelainan bentuk kaki pada bagian kaki sebelah kanan jika dibandingkan dengan kaki kiri yang normal. Dari hasil pemeriksaan radiologi cruris dextra AP lateral ditemukan Fraktur Tibia 1/3 medial diafisis dextra tipe transversal.
Keadaan ini sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan bahwa fraktur tibia adalah fraktur yang sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan, penyebab utama terjadinya fraktur pada anak-anak adalah faktor trumatik, salah satu diantaranya adalah akibat kecelakaan lalu lintas.
Pada pemeriksaan radiologis ditemukan lokasi fraktur adalah pada bagian diafisis tibia. Keadaan ini sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan bahwa fraktur yang terjadi pada bagian diafisis tibia sering oleh karena adanya trauma angulasi yang akan menimbulkan fraktur tipe transversal atau oblik pendek. Fraktur tibia biasanya terjadi pada batas antara 1/3 bagian tengah dan 1/3 bagian distal.
PEMBAHASAN
Pada hasil pemeriksaan fisis ditemukan adanya nyeri, edema, deformitas, dan ekskoriasi pada kulit. Keadaan ini sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan bahwa fraktur adalah suatu kondisi dimana terputusnya kontinuitas dari tulang, sering di ikuti oleh kerusakan jaringan lunak. Terjadinya diskontinuitas tulang akan mengakibatkan perubahan jaringan sekitar sehingga terjadilah kerusakan integritas kulit yaitu ekskoriasi pada kulit (luka lecet). Pergeseran fragmen tulang dapat menyebabkan nyeri dan deformitas dan menyebabkan gangguan fungsi dan mengakibatkan gangguan mobilitas fisik. Perubahan jaringan sekitar menyebabkan terjadinya spasme otot dan meningkatkan tekanan kapiler dan terjadilah ekstravasasi cairan dan terjadilah edema dan kemerahan
TERIMA KASIH