FRAKTUR MANDIBULA
-
Upload
shereen-siswadi -
Category
Documents
-
view
71 -
download
7
Transcript of FRAKTUR MANDIBULA
FRAKTUR MANDIBULA
CHERRY CHALIK (406118027)
Biomekanik Mandibula
Gerakan mandibula dipengaruhi oleh empat pasang otot yang disebut otot-otot pengunyah:
• Masseter• Temporalis• pterigoideus lateralis dan medialis.
Otot digastricus bukan termasuk otot pengunyah tetapi mempunyai peranan yang penting dalam fungsi mandibula
Biomekanik Mandibula
• Pada waktu membuka mulut yang berkontraksi :m. Pterigoideus lateralis bagian inferior, disusul m pterigoideus lateralis bagian superior ( yang berinsersi pada kapsul sendi) saat mulut membuka lebih lebar.
• Menutup mulut :Temporalis dan masseter dan diperkuat lagi oleh m. Pterigoideus medialis.
Fraktur mandibula adalah terputusnya kontinuitas struktur tulang pada mandibula. Hilangnya kontinuitas pada rahang bawah
(mandibula), dapat berakibat fatal bila tidak ditangani dengan benar.
FRAKTUR MANDIBULA
• Mandibula merupakan tulang yang kuat, tetapi pada beberapa tempat dijumpai adanya bagian yang lemah.
• Bagian lemah dar mandibula:angulus dan sub condylus
• Titik lemah juga didapatkan pada foramen mentale, angulus mandibula tempat gigi molar III terutama yang erupsinya sedikit, kolum kondilus mandibula terutama bila trauma dari depan langsung mengenai dagu maka gayanya akan diteruskan kearah belakang.
Beberapa faktor yang mempengaruhi displacement fraktur mandibula antara lain :
• Kekuatan trauma • Arah dan sudut garis fraktur, • Ada atau tidaknya gigi pada fragmen,• Arah lepasnya otot dan• luasnya kerusakan jaringan lunak.
Fraktur mandibula dapat dibagi
berdasar arah fraktur dan
kemudian u/ direposisi:
Horizontal (favourable dan unfavourable)
Vertikal (favourable dan unfavourable)
LOKASI DAN INSIDENSI FRAKTUR MANDIBULA
Parasimfisis Simfisis Korpus mandibula
Sudut mandibula Ramus Koronoideus
Kondilus Dentoalveolar
LOKASI DAN INSIDENSI FRAKTUR MANDIBULA
•Class I: Gigi berada di kedua sisi garis fraktur.
•Class II : Gigi berada hanya pada satu sisi garis fraktur.
•Class III : Pasien edentulous
Berdasarkan keberadaan gigi
pada garis fraktur
KLASIFIKASI FRAKTUR MANDIBULA berdasar TIPE
Fraktur patologis: Fraktur yang terjadi dari cedera ringan karena sudah ada risiko terjadinya penyakit
tulang.
Greenstick fracture : didapatkan pada anak anak
karena periosteum tebal
komunitif: terdapat fragmen yg kecilbs berupa fr siumple atau compound
Indirect: fraktur yangf terjadi jauh dari lokasi
trauma
Multiple: Variasi adanya dua lebih garis fraktur pada tulang yang sama, tidak
berhubungan dengan yang lain.
Impacted: fraktur dengan salah satu fragmen fraktur
dalam fragmen fraktur yang lain.
Atrofi: Sebuah fraktur spontan yang dihasilkan dari
tulang yang atrofi seperti pada atrofi tulang
edentulous.
Tunggal : fraktur hanya pada 1 tempat saja .
multiple: terjadi pada 2 tempat atau lebih. Umumnya
bilateral
Biomekanik Fraktur Mandibula
Konsep biomekanik pada perawatan fraktur mandibula perlu dipahami sebab keadaan statik dan dinamik dapat mempengarui proses penyembuhan fraktur
Tujuan dari semua terapi fraktur ialah mengembalikan bentuk dan fungsi seperti semula
Rahang bawah memiliki bentuk anatomis yang unik, berdasarkan arsitektur tulang, bentuk
dan perlekatan ototnya mandibula dapat digambarkan sebagai sebuah struktur yang
mengubah tekanan yang diterimanya menjadi suatu bentuk daya tensi dan kompresi.
Kekuatan kompresi dihasilkan sepanjang daerah basal mandibula sedangkan
kekuatan tensi terdapat pada sepanjang daerah alveolar. Aksis tranversal imajiner
yang terletak kira-kira sepanjang kanalis mandibula memisahkan prosesus alveolaris
yang merupakan daerah tegangan atau disebut dengan tension area dari daerah basal mandibula yang merupakan daerah kompresi
atau disebut dengan compression area.
prinsip perawatan dilakukan dengan mempertimbangkan kekuatan-
kekuatan pada kedua sisi dari aksis imajiner tersebut, sehingga kedua
kekuatan tegangan yang berlawanan tersebut harus dinetralisir untuk mendapatkan reduksi fungsional
yang stabil. Hal ini dapat ditempuh dengan penggunaan plat dan
tension bar system yang secara individual berbeda tergantung dari
lokasi dan tipe frakturnya
Secara umum, pressure trajectory yang menghasilkan
kekuatan kompresi pada mandibula kemudain terjadi
distorsi misalnya di rahang yang fraktur dapat diperbaiki dengan
pemasangan plat osteosintesis, sedangkan tension trajectory dengan
menggunakan arch bar yang berfungsi sebagai tension
band.
Plat sudah cukup stabil untuk menetralkan shear dan
torsional stress. Tension band berfungsi untuk mengurangi
kekuatan yang membengkokkan yang terjadi di bagian alveolar atau kekuatan menahan yang menjauhi plat
Kekuatan torsional pada mandibula terdapat pada bagian symphisis mandibulakarena
banyaknya muskulus dasar mulut yang melekat pada bagian ini sehingga apabila terjadi fraktur
pada bagian ini maka dapat timbul rotasi. Stabilisasi fragmen tulang yang fraktur di regio ini digunakan dua miniplate dengan jarak antar
plat kurang lebih 5mm untuk menetralkan kekuatan rotasi pada daerah symphisis tersebut.
Selain menggunakan dua miniplate dapat juga digunakan SNT plate untuk fraktur di regio
symphisis
Diagnosis Fraktur Mandibula
• Anamnesa• Pemeriksaan fisik• pemeriksaan penunjangCt-scan, mri
Beberapa tehnik Roentgen dapat digunakan untuk melihat adanya fraktur mandibula antara lain :
• foto skull AP/Lateral• foto Eisler • Towne’s• reverse Towne’s view ; • Panoramic• Temporomandibular Joint• Temporomandibular Joint
GAMBARAN KLINIS FRAKTUR MANDIBULA
• umumnya datang dengan adanya deformitas pada muka, baik berupa hidung yang masuk kedalam, mata masuk kedalam dan sebagainya.
• Kondisi ini biasa disertai dengan adanya kelainan dari fungsi organ – organ yang terdapat di muka seperti mata terus berair, penglihatan ganda, kebutaan, anosmia, kesulitan bicara karena adanya fraktur mandibula, maloklusi sampai kesulitan bernapas karena hilangnya kekuatan untuk menahan lidah pada tempatnya sehingga lidah menutupi rongga faring.
Tanda dan gejala
• 1. Dislokasi• 2. Pergerakan rahang yang.• 3. Rasa sakit pada saat rahang digerakkan• 4. Pembengkakan pada sisi fraktur sehingga dapat menentukan lokasi
daerah fraktur.• 5. Krepitasi berupa suara pada saat pemeriksaan akibat pergeseran dari
ujung tulang yang fraktur bila rahang digerakkan.• 6. Laserasi yg terjadi pada daerah gusi, mukosa mulut dan daerah
sekitar fraktur.• 7. Diskolorisasi• 8. Disability• 9. Hipersalivasi dan Halitosis.• 10. Numbness
Penatalaksanaan Fraktur Mandibula
Reduksi Tertutup
Reduksi fraktur dan imobilisasi mandibula dicapai dengan jalan menempatkan peralatan fiksasi maksilomandibular
Sangat sesuai untuk penatalaksanaan kebanyakan fraktur mandibular
Secara spesifik diindikasikan untuk kasus di mana gigi terdapat pada semua segmen edentulus di sebelah proksimal dengan pergeseran yang hanya sedikit
Reduksi Terbuka
Bagian yang fraktur dibuka dan difiksasi secara langsung dengan menggunakan kawat atau plat
PENATALAKSANAAN FR MANDIBULA
• EVALUASI KLINIS KESELURUHAN • PENGGUNAAN ANTIBIOTIK UNTUK KASUS COMPOUND
FRAKTUR • MONITIR NUTRISI PASCA OPERASI • REPOSISI TERTUTUP (REPOSISI TANPA OPERASI& IMOBILISASI
DGN INTERDENTAL WIRING ATAU EXTERNAL PIN FIXATION• REPOSISI TERBUKA (FIKSASI DENGAN INTEROSEUS WIRING &
IMOBILISASI INTERDENTAL WIRING DGN MNGGUNAKAN WIRING ATAU MINI PLAT +SKRUP
Reduksi Terbuka
1. Arch Bar
2. Fiksasi Maksilomandibular
• Apabila suatu segmen mengalami pergeseran yang cukup banyak, dianjurkanmelakukan imobilisasi segmen yang pergeserannya sedikit dahulu, kemudian melakukan reduksi dan imobilisasi segmen yang lain secara digital atau manual.
• Apabila suatu fraktur belum lama terjadi yakni kurang dari 72-96 jam, reduksi biasanya dilakukan dengan memanipulasi.
3. Sistem Eyelet
4. Splint
• Sistem eyelet tidak rumit dan mudah dilakukan. Ini ideal dengan penanganan kasus dengan cepat apabila durasi anestesi umum harus dikurangi.
• Merupakan alat individual yang ditujukan untuk imobilisasi atau membantu imobilisasi segmen-segmen fraktur.
• Diindikasikan apabila terjadi kehilangan substansi tulang (misalnya luka kena tembak) untuk mencegah kolaps atau untuk mendapatkan kembali panjang lengkung rahang.
5. Gunning Splint
6. Pengawatan sirkummandibular
7. Stabilisasi Pada Gigi Tiruan Atas
8. Fiksasi Tulang Eksternal
• Yang sering dipakai adalah alat fiksasi Bi-phase.
Penatalaksanaan fraktur mandibula dengan fiksasi
Terdiri dari :•Wiring•Multiple-loop wiring•Hanya dilakukan pada gigi gigi posterior.•Dilakukan dibawah anestesi lokal, biasanya Pterygomandibular blok.
•Ivy loop wiring•Dilakukan pada dua gigi posterior saja dan mempunyai hook untuk kaitan elastik.•Pengerjaannya lebih cepat dibandingkan multiple-loop wiring. •Kelebihan dari teknik ialah jika simpul kawat lepas akan lebih mudah untuk memperbaikinya terkait dengan banyaknya gigi yang di fiksasi.
Ivy loop wiring
1. Risdon Wiring
Kawat diikatkan pada gigi-gigi anterior dan
beberapa gigi posterior.
Teknik fiksasi ini diindikasikan untuk fraktur
mandibula bagian
simphisis mandibula.
Keuntungan :
• menghindari trauma selama penyembuhan karena kawat yang digunakan diamaternya lebih kecil
• mempunyai stabilitas yang baik karena sifatnya yang rigid (untuk tipe rigid)
• jika satu simpul kawat lepas selama penyembuhan tidak akan mengganggu fiksasinya, fiksasi semakin baik karena pada teknik ini dapat ditambahkan elastik.
2. Arch Bar• Tipe Rigid
• Tipe Soft
Berdasarkan sifatnya
terbagi atas :
3. Splints
• Digunakan jika fiksasi dengan wire tidak adekuat untuk memfiksasi fraktur.
Akrilik splin pada fraktur condilus pada anak-anakJenis
Splints :
Akrilik splintCast cap
silver splintJenis splint lain
4. Skeletal Pin Fiksasi
Digunakan jika fiksasi intemaksilari tidak adekuat untuk mengatasi segmen-
segmen fraktur.
Dilakukan dibawah anestesi umum atau
anestesi lokal karena akan
dilakukan infiltrasi pin ke kulit.
5. Sirkumferensial Wiring
Teknik dengan melakukan wiring di daerah patahan dimana daerah tersebut dipakaikan gigi
tiruan,sehingga wire melingkari dan memegang gigi tiruan tersebut.
Prosedur ini dilakukan dibawah anestesi umum atau lokal karena wire ini akan
menembus jaringan lunak.
Reduksi Terbuka
1. Reduksi Tulang Peroral
•Sering dilakukan untuk mengendalikan frakmen edentulous proksimal yang bergeser.•Tindakan dilakukan pada pasien diberi anestesi local atau sedasi atau anestesi umum. •Reduksi dikatakan berhasil apabila segmen edentulous proksimal yang dapat bergerak tadinya bergeser dicekatkan kefragmen distal/anterior yang sudah diimbolisasi (fiksasi maksilomandibular).
2. Reduksi Terbuka Pada Simfisis
•Fraktur para simfisis ini dirawat dengan pengawatan transalveolar pada tepi atas, apabila gigi didekat garis fraktur tidak ada. •Keuntungan dari teknik bentuk angka 8 ini karena tidak diperlukannya insersi kawat lingual.
3. Tindak Lanjut
•Perawatan pendukung pasca bedah terdiri atas analgesik, dan bila diindikasikan ditambah antibiotik, aplikasi dingin dan petunjuk diet.
4. Reduksi Terbuka Perkutan
• Diindikasikan apabila reduksi tertutup atau peroraltidak berhasil, terjadi luka-luka terbuka, atau apabila akan dilakukan graft tulang seketika.
5. Pemasangan Pelat Tulang
•Jika pasien mengalami gangguan metal/inkompeten, gangguan konvulsif yang kurang terkontrol, atau seorang pemabuk atau pencandu obat bius; jika mobilisasi awal dari mandibula diinginkan agar dapat mengurangi kemungkinan terjadinya ankilosis (beberapa fraktur subkondilar); dan untuk fraktur edentukus mandibular tertentu, reduksi dan imobilisasi kaku dengan pelat tulang (Vitallium, titanium) akan sangat bermanfaat.•Tidak dipilih untuk kasus kontaminasi yang luas, atau fraktur kominusi yang lebar, dan jika penutupan primer baik mucosal atau dermal, tidak bisa dicapai.
6. Reduksi Terbuka Pada Fraktur Subkondilar
•Banyak fraktur subkondilar mandibular bilateral dan kebanyakan fraktur kondilar pada orang dewasa memerlukan reduksi terbuka.•Pada kasus fraktur subkondilar bilateral, baik segmen yang pergeserannya paling besar, maupun frakmen yang lebih besar bisa direduksi sendiri-sendiri atau bersama-sama.
7. Perawatan Yang Tertunda
•Fraktur yang sudah berumur 14 hari menunjukkan tahap awal penyembuhan, yakni organisasi beku darah dan proliferasi jaringan, granulasi/jaringan ikat.•Beberapa fraktur yang sudah lama, menunjukkan adanya pseudartrosis, yang meliputi perkembangan kapsula fibrus dan tepi fraktur kortikal yang tidak tervaskularisasi dengan baik serta tereburnasi.•Fraktur yang sudah lama mungkin diperlukan graft tulang apabila terjadi kehilangan lengkung rahang yang nyata, atau gangguan oklusi.
Komplikasi Fraktur Mandibula
Infeksi
Malunion dan
delayed healing
Paresthesis
alveolaris inferiror
Fistel orokuta
n
Dehisensi luka
Penyembuhan FrakturPenyembuhan yang memuaskan
tergantung pada reduksi (pengaturan kembali fragmen-fragmen) yang
adekuat, dan imobilisasi.
Penyembuhan berlangsung lebih cepat pada anak-anak dibanding orang
dewasa dan lebih lambat pada orang tua dan orang yang mengalami kelainan
tertentu.
TERIMA KASIH