FRAKTUR MANDIBULA

41
FRAKTUR MANDIBULA CHERRY CHALIK (406118027)

Transcript of FRAKTUR MANDIBULA

Page 1: FRAKTUR MANDIBULA

FRAKTUR MANDIBULA

CHERRY CHALIK (406118027)

Page 2: FRAKTUR MANDIBULA
Page 3: FRAKTUR MANDIBULA
Page 4: FRAKTUR MANDIBULA
Page 5: FRAKTUR MANDIBULA

Biomekanik Mandibula

Gerakan mandibula dipengaruhi oleh empat pasang otot yang disebut otot-otot pengunyah:

• Masseter• Temporalis• pterigoideus lateralis dan medialis.

Otot digastricus bukan termasuk otot pengunyah tetapi mempunyai peranan yang penting dalam fungsi mandibula

Page 6: FRAKTUR MANDIBULA

Biomekanik Mandibula

• Pada waktu membuka mulut yang berkontraksi :m. Pterigoideus lateralis bagian inferior, disusul m pterigoideus lateralis bagian superior ( yang berinsersi pada kapsul sendi) saat mulut membuka lebih lebar.

• Menutup mulut :Temporalis dan masseter dan diperkuat lagi oleh m. Pterigoideus medialis.

Page 7: FRAKTUR MANDIBULA

Fraktur mandibula adalah terputusnya kontinuitas struktur tulang pada mandibula. Hilangnya kontinuitas pada rahang bawah

(mandibula), dapat berakibat fatal bila tidak ditangani dengan benar.

Page 8: FRAKTUR MANDIBULA

FRAKTUR MANDIBULA

• Mandibula merupakan tulang yang kuat, tetapi pada beberapa tempat dijumpai adanya bagian yang lemah.

• Bagian lemah dar mandibula:angulus dan sub condylus

• Titik lemah juga didapatkan pada foramen mentale, angulus mandibula tempat gigi molar III terutama yang erupsinya sedikit, kolum kondilus mandibula terutama bila trauma dari depan langsung mengenai dagu maka gayanya akan diteruskan kearah belakang.

Page 9: FRAKTUR MANDIBULA

Beberapa faktor yang mempengaruhi displacement fraktur mandibula antara lain :

• Kekuatan trauma • Arah dan sudut garis fraktur, • Ada atau tidaknya gigi pada fragmen,• Arah lepasnya otot dan• luasnya kerusakan jaringan lunak.

Page 10: FRAKTUR MANDIBULA

Fraktur mandibula dapat dibagi

berdasar arah fraktur dan

kemudian u/ direposisi:

Horizontal (favourable dan unfavourable)

Vertikal (favourable dan unfavourable)

Page 11: FRAKTUR MANDIBULA

LOKASI DAN INSIDENSI FRAKTUR MANDIBULA

Parasimfisis Simfisis Korpus mandibula

Sudut mandibula Ramus Koronoideus

Kondilus Dentoalveolar

Page 12: FRAKTUR MANDIBULA

LOKASI DAN INSIDENSI FRAKTUR MANDIBULA

Page 13: FRAKTUR MANDIBULA

•Class I: Gigi berada di kedua sisi garis fraktur.

•Class II : Gigi berada hanya pada satu sisi garis fraktur.

•Class III : Pasien edentulous

Berdasarkan keberadaan gigi

pada garis fraktur

Page 14: FRAKTUR MANDIBULA

KLASIFIKASI FRAKTUR MANDIBULA berdasar TIPE

Fraktur patologis: Fraktur yang terjadi dari cedera ringan karena sudah ada risiko terjadinya penyakit

tulang.

Greenstick fracture : didapatkan pada anak anak

karena periosteum tebal

komunitif: terdapat fragmen yg kecilbs berupa fr siumple atau compound

Page 15: FRAKTUR MANDIBULA

Indirect: fraktur yangf terjadi jauh dari lokasi

trauma

Multiple: Variasi adanya dua lebih garis fraktur pada tulang yang sama, tidak

berhubungan dengan yang lain.

Impacted: fraktur dengan salah satu fragmen fraktur

dalam fragmen fraktur yang lain.

Atrofi: Sebuah fraktur spontan yang dihasilkan dari

tulang yang atrofi seperti pada atrofi tulang

edentulous.

Page 16: FRAKTUR MANDIBULA

Tunggal : fraktur hanya pada 1 tempat saja .

multiple: terjadi pada 2 tempat atau lebih. Umumnya

bilateral

Page 17: FRAKTUR MANDIBULA

Biomekanik Fraktur Mandibula

Konsep biomekanik pada perawatan fraktur mandibula perlu dipahami sebab keadaan statik dan dinamik dapat mempengarui proses penyembuhan fraktur

Tujuan dari semua terapi fraktur ialah mengembalikan bentuk dan fungsi seperti semula

Page 18: FRAKTUR MANDIBULA

Rahang bawah memiliki bentuk anatomis yang unik, berdasarkan arsitektur tulang, bentuk

dan perlekatan ototnya mandibula dapat digambarkan sebagai sebuah struktur yang

mengubah tekanan yang diterimanya menjadi suatu bentuk daya tensi dan kompresi.

Kekuatan kompresi dihasilkan sepanjang daerah basal mandibula sedangkan

kekuatan tensi terdapat pada sepanjang daerah alveolar. Aksis tranversal imajiner

yang terletak kira-kira sepanjang kanalis mandibula memisahkan prosesus alveolaris

yang merupakan daerah tegangan atau disebut dengan tension area dari daerah basal mandibula yang merupakan daerah kompresi

atau disebut dengan compression area.

Page 19: FRAKTUR MANDIBULA

prinsip perawatan dilakukan dengan mempertimbangkan kekuatan-

kekuatan pada kedua sisi dari aksis imajiner tersebut, sehingga kedua

kekuatan tegangan yang berlawanan tersebut harus dinetralisir untuk mendapatkan reduksi fungsional

yang stabil. Hal ini dapat ditempuh dengan penggunaan plat dan

tension bar system yang secara individual berbeda tergantung dari

lokasi dan tipe frakturnya

Page 20: FRAKTUR MANDIBULA

Secara umum, pressure trajectory yang menghasilkan

kekuatan kompresi pada mandibula kemudain terjadi

distorsi misalnya di rahang yang fraktur dapat diperbaiki dengan

pemasangan plat osteosintesis, sedangkan tension trajectory dengan

menggunakan arch bar yang berfungsi sebagai tension

band.

Plat sudah cukup stabil untuk menetralkan shear dan

torsional stress. Tension band berfungsi untuk mengurangi

kekuatan yang membengkokkan yang terjadi di bagian alveolar atau kekuatan menahan yang menjauhi plat

Kekuatan torsional pada mandibula terdapat pada bagian symphisis mandibulakarena

banyaknya muskulus dasar mulut yang melekat pada bagian ini sehingga apabila terjadi fraktur

pada bagian ini maka dapat timbul rotasi. Stabilisasi fragmen tulang yang fraktur di regio ini digunakan dua miniplate dengan jarak antar

plat kurang lebih 5mm untuk menetralkan kekuatan rotasi pada daerah symphisis tersebut.

Selain menggunakan dua miniplate dapat juga digunakan SNT plate untuk fraktur di regio

symphisis

Page 21: FRAKTUR MANDIBULA

Diagnosis Fraktur Mandibula

• Anamnesa• Pemeriksaan fisik• pemeriksaan penunjangCt-scan, mri

Page 22: FRAKTUR MANDIBULA

Beberapa tehnik Roentgen dapat digunakan untuk melihat adanya fraktur mandibula antara lain :

• foto skull AP/Lateral• foto Eisler • Towne’s• reverse Towne’s view ; • Panoramic• Temporomandibular Joint• Temporomandibular Joint

Page 23: FRAKTUR MANDIBULA

GAMBARAN KLINIS FRAKTUR MANDIBULA

• umumnya datang dengan adanya deformitas pada muka, baik berupa hidung yang masuk kedalam, mata masuk kedalam dan sebagainya.

• Kondisi ini biasa disertai dengan adanya kelainan dari fungsi organ – organ yang terdapat di muka seperti mata terus berair, penglihatan ganda, kebutaan, anosmia, kesulitan bicara karena adanya fraktur mandibula, maloklusi sampai kesulitan bernapas karena hilangnya kekuatan untuk menahan lidah pada tempatnya sehingga lidah menutupi rongga faring.

Page 24: FRAKTUR MANDIBULA

Tanda dan gejala

• 1. Dislokasi• 2. Pergerakan rahang yang.• 3. Rasa sakit pada saat rahang digerakkan• 4. Pembengkakan pada sisi fraktur sehingga dapat menentukan lokasi

daerah fraktur.• 5. Krepitasi berupa suara pada saat pemeriksaan akibat pergeseran dari

ujung tulang yang fraktur bila rahang digerakkan.• 6. Laserasi yg terjadi pada daerah gusi, mukosa mulut dan daerah

sekitar fraktur.• 7. Diskolorisasi• 8. Disability• 9. Hipersalivasi dan Halitosis.• 10. Numbness

Page 25: FRAKTUR MANDIBULA

Penatalaksanaan Fraktur Mandibula

Reduksi Tertutup

Reduksi fraktur dan imobilisasi mandibula dicapai dengan jalan menempatkan peralatan fiksasi maksilomandibular

Sangat sesuai untuk penatalaksanaan kebanyakan fraktur mandibular

Secara spesifik diindikasikan untuk kasus di mana gigi terdapat pada semua segmen edentulus di sebelah proksimal dengan pergeseran yang hanya sedikit

Reduksi Terbuka

Bagian yang fraktur dibuka dan difiksasi secara langsung dengan menggunakan kawat atau plat

Page 26: FRAKTUR MANDIBULA

PENATALAKSANAAN FR MANDIBULA

• EVALUASI KLINIS KESELURUHAN • PENGGUNAAN ANTIBIOTIK UNTUK KASUS COMPOUND

FRAKTUR • MONITIR NUTRISI PASCA OPERASI • REPOSISI TERTUTUP (REPOSISI TANPA OPERASI& IMOBILISASI

DGN INTERDENTAL WIRING ATAU EXTERNAL PIN FIXATION• REPOSISI TERBUKA (FIKSASI DENGAN INTEROSEUS WIRING &

IMOBILISASI INTERDENTAL WIRING DGN MNGGUNAKAN WIRING ATAU MINI PLAT +SKRUP

Page 27: FRAKTUR MANDIBULA

Reduksi Terbuka

1. Arch Bar

2. Fiksasi Maksilomandibular

• Apabila suatu segmen mengalami pergeseran yang cukup banyak, dianjurkanmelakukan imobilisasi segmen yang pergeserannya sedikit dahulu, kemudian melakukan reduksi dan imobilisasi segmen yang lain secara digital atau manual.

• Apabila suatu fraktur belum lama terjadi yakni kurang dari 72-96 jam, reduksi biasanya dilakukan dengan memanipulasi.

Page 28: FRAKTUR MANDIBULA

3. Sistem Eyelet

4. Splint

• Sistem eyelet tidak rumit dan mudah dilakukan. Ini ideal dengan penanganan kasus dengan cepat apabila durasi anestesi umum harus dikurangi.

• Merupakan alat individual yang ditujukan untuk imobilisasi atau membantu imobilisasi segmen-segmen fraktur.

• Diindikasikan apabila terjadi kehilangan substansi tulang (misalnya luka kena tembak) untuk mencegah kolaps atau untuk mendapatkan kembali panjang lengkung rahang.

Page 29: FRAKTUR MANDIBULA

5. Gunning Splint

6. Pengawatan sirkummandibular

7. Stabilisasi Pada Gigi Tiruan Atas

8. Fiksasi Tulang Eksternal

• Yang sering dipakai adalah alat fiksasi Bi-phase.

Page 30: FRAKTUR MANDIBULA

Penatalaksanaan fraktur mandibula dengan fiksasi

Terdiri dari :•Wiring•Multiple-loop wiring•Hanya dilakukan pada gigi gigi posterior.•Dilakukan dibawah anestesi lokal, biasanya Pterygomandibular blok.

•Ivy loop wiring•Dilakukan pada dua gigi posterior saja dan mempunyai hook untuk kaitan elastik.•Pengerjaannya lebih cepat dibandingkan multiple-loop wiring. •Kelebihan dari teknik ialah jika simpul kawat lepas akan lebih mudah untuk memperbaikinya terkait dengan banyaknya gigi yang di fiksasi.

Ivy loop wiring

Page 31: FRAKTUR MANDIBULA

1. Risdon Wiring

Kawat diikatkan pada gigi-gigi anterior dan

beberapa gigi posterior.

Teknik fiksasi ini diindikasikan untuk fraktur

mandibula bagian

simphisis mandibula.

Page 32: FRAKTUR MANDIBULA

Keuntungan :

• menghindari trauma selama penyembuhan karena kawat yang digunakan diamaternya lebih kecil

• mempunyai stabilitas yang baik karena sifatnya yang rigid (untuk tipe rigid)

• jika satu simpul kawat lepas selama penyembuhan tidak akan mengganggu fiksasinya, fiksasi semakin baik karena pada teknik ini dapat ditambahkan elastik.

2. Arch Bar• Tipe Rigid

• Tipe Soft

Berdasarkan sifatnya

terbagi atas :

Page 33: FRAKTUR MANDIBULA

3. Splints

• Digunakan jika fiksasi dengan wire tidak adekuat untuk memfiksasi fraktur.

Akrilik splin pada fraktur condilus pada anak-anakJenis

Splints :

Akrilik splintCast cap

silver splintJenis splint lain

Page 34: FRAKTUR MANDIBULA

4. Skeletal Pin Fiksasi

Digunakan jika fiksasi intemaksilari tidak adekuat untuk mengatasi segmen-

segmen fraktur.

Dilakukan dibawah anestesi umum atau

anestesi lokal karena akan

dilakukan infiltrasi pin ke kulit.

Page 35: FRAKTUR MANDIBULA

5. Sirkumferensial Wiring

Teknik dengan melakukan wiring di daerah patahan dimana daerah tersebut dipakaikan gigi

tiruan,sehingga wire melingkari dan memegang gigi tiruan tersebut.

Prosedur ini dilakukan dibawah anestesi umum atau lokal karena wire ini akan

menembus jaringan lunak.

Page 36: FRAKTUR MANDIBULA

Reduksi Terbuka

1. Reduksi Tulang Peroral

•Sering dilakukan untuk mengendalikan frakmen edentulous proksimal yang bergeser.•Tindakan dilakukan pada pasien diberi anestesi local atau sedasi atau anestesi umum. •Reduksi dikatakan berhasil apabila segmen edentulous proksimal yang dapat bergerak tadinya bergeser dicekatkan kefragmen distal/anterior yang sudah diimbolisasi (fiksasi maksilomandibular).

2. Reduksi Terbuka Pada Simfisis

•Fraktur para simfisis ini dirawat dengan pengawatan transalveolar pada tepi atas, apabila gigi didekat garis fraktur tidak ada. •Keuntungan dari teknik bentuk angka 8 ini karena tidak diperlukannya insersi kawat lingual.

3. Tindak Lanjut

•Perawatan pendukung pasca bedah terdiri atas analgesik, dan bila diindikasikan ditambah antibiotik, aplikasi dingin dan petunjuk diet.

Page 37: FRAKTUR MANDIBULA

4. Reduksi Terbuka Perkutan

• Diindikasikan apabila reduksi tertutup atau peroraltidak berhasil, terjadi luka-luka terbuka, atau apabila akan dilakukan graft tulang seketika.

5. Pemasangan Pelat Tulang

•Jika pasien mengalami gangguan metal/inkompeten, gangguan konvulsif yang kurang terkontrol, atau seorang pemabuk atau pencandu obat bius; jika mobilisasi awal dari mandibula diinginkan agar dapat mengurangi kemungkinan terjadinya ankilosis (beberapa fraktur subkondilar); dan untuk fraktur edentukus mandibular tertentu, reduksi dan imobilisasi kaku dengan pelat tulang (Vitallium, titanium) akan sangat bermanfaat.•Tidak dipilih untuk kasus kontaminasi yang luas, atau fraktur kominusi yang lebar, dan jika penutupan primer baik mucosal atau dermal, tidak bisa dicapai.

Page 38: FRAKTUR MANDIBULA

6. Reduksi Terbuka Pada Fraktur Subkondilar

•Banyak fraktur subkondilar mandibular bilateral dan kebanyakan fraktur kondilar pada orang dewasa memerlukan reduksi terbuka.•Pada kasus fraktur subkondilar bilateral, baik segmen yang pergeserannya paling besar, maupun frakmen yang lebih besar bisa direduksi sendiri-sendiri atau bersama-sama.

7. Perawatan Yang Tertunda

•Fraktur yang sudah berumur 14 hari menunjukkan tahap awal penyembuhan, yakni organisasi beku darah dan proliferasi jaringan, granulasi/jaringan ikat.•Beberapa fraktur yang sudah lama, menunjukkan adanya pseudartrosis, yang meliputi perkembangan kapsula fibrus dan tepi fraktur kortikal yang tidak tervaskularisasi dengan baik serta tereburnasi.•Fraktur yang sudah lama mungkin diperlukan graft tulang apabila terjadi kehilangan lengkung rahang yang nyata, atau gangguan oklusi.

Page 39: FRAKTUR MANDIBULA

Komplikasi Fraktur Mandibula

Infeksi

Malunion dan

delayed healing

Paresthesis

alveolaris inferiror

Fistel orokuta

n

Dehisensi luka

Page 40: FRAKTUR MANDIBULA

Penyembuhan FrakturPenyembuhan yang memuaskan

tergantung pada reduksi (pengaturan kembali fragmen-fragmen) yang

adekuat, dan imobilisasi.

Penyembuhan berlangsung lebih cepat pada anak-anak dibanding orang

dewasa dan lebih lambat pada orang tua dan orang yang mengalami kelainan

tertentu.

Page 41: FRAKTUR MANDIBULA

TERIMA KASIH