Fraktur Antebrachii Dextra ⅓ Tengah

24
Fraktur Antebrachii Dextra ⅓ Tengah disertai Compartment Syndrome Pendahuluan Fraktur atau patah tulang adalah terjadinya diskontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh trauma. Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa langsung maupun tidak langsung. Fraktur memiliki berbagai macam jenis yang dapat dilihat dari terbuka atau tertutupnya, kedudukan fraktur, adanya luka,segi konfigurasinya, adanya kompresi atau impresi, komplit/inkomplit. Fraktur juga bisa disertai pergeseran sendi yang disebut fraktur dislokasi (jika terjadi pada 1 tulang yang sama), berbeda dengan fraktur dan dislokasi yang terjadi pada berlainan tulang.Jenis fraktur ini penting untuk diketahui karena dapat membantu dalam diagnosis serta penatalaksanaan yang akan dilakukan seorang dokter terhadap pasiennya. Pembahasan Anamnesis Anamnesis merupakan suatu bentuk wawancara antara dokter dan pasien/ keluarganya/ orang yang mempunyai hubungan dekat dengan pasien dengan memperhatikan petunjuk-petunjuk verbal dan non-verbal mengenai riwayat penyakit pasien. 1

description

makalah blok 14

Transcript of Fraktur Antebrachii Dextra ⅓ Tengah

Fraktur Antebrachii Dextra Tengah disertai Compartment Syndrome

Pendahuluan Fraktur atau patah tulang adalah terjadinya diskontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh trauma. Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa langsung maupun tidak langsung. Fraktur memiliki berbagai macam jenis yang dapat dilihat dari terbuka atau tertutupnya, kedudukan fraktur, adanya luka,segi konfigurasinya, adanya kompresi atau impresi, komplit/inkomplit. Fraktur juga bisa disertai pergeseran sendi yang disebut fraktur dislokasi (jika terjadi pada 1 tulang yang sama), berbeda dengan fraktur dan dislokasi yang terjadi pada berlainan tulang.Jenis fraktur ini penting untuk diketahui karena dapat membantu dalam diagnosis serta penatalaksanaan yang akan dilakukan seorang dokter terhadap pasiennya.

Pembahasan

AnamnesisAnamnesis merupakan suatu bentuk wawancara antara dokter dan pasien/ keluarganya/ orang yang mempunyai hubungan dekat dengan pasien dengan memperhatikan petunjuk-petunjuk verbal dan non-verbal mengenai riwayat penyakit pasien.Tujuan dari anamnesis adalah mendapatkan informasi menyeluruh dari pasien yang bersangkutan. Dari kasus ini, anamnesis yang dapat digunakan adalah jenis aloanamnesis di mana di sini seorang dokter bisa mendapatkan informasi tentang pasien bersangkutan dari keluarganya atau orang yang mempunyai hubungan dekat dengan pasien. Informasi yang dimaksud adalah data medis organobiologis, psikososial, dan lingkungan pasien, selain itu tujuan yang tidak kalah penting adalah membina hubungan dokter-pasien yang profesional dan optimal.Data anamnesis terdiri atas beberapa kelompok data penting:A. Identitas pasien1Meliputi :1) Nama lengkap2) Jenis kelamin3) Tempat/tanggal lahir 4) Alamat5) Umur 6) Agama7) Suku bangsa8) Status perkawinan9) Pendidikan 10) Pekerjaan

B. Keluhan utama1Keluhan utama merupakan keluhan yang dirasakan pasien yang membawa pasien pergi ke dokter atau mencari pertolongan. Keluhan utama pada kasus adalah mencret.

C. Riwayat penyakit sekarang1Riwayat penyakit merupakan cerita yang kronologis, terinci dan jelas mengenai keadaan kesehatan pasien sejak sebelum keluhan utama sampai pasien datang berobat. Dalam melakukan anamnesis harus diusahakan mendapatkan data-data sebagai berikut.1) Waktu dan lamanya keluhan berlangsung,2) Sifat dan beratnya serangan 3) Lokalisasi dan penyebarannya4) Hubungan dengan waktu5) Hubungan dengan aktivitas6) Keluhan-keluhan yang menyeretai serangan7) Apakah keluhan baru pertama kali atau sudah berapa kali berulang8) Faktor resiko dan pencetus serangan, temasuk faktor-faktor yang memperberat atau meringankan serangan9) Apakah ada saudara sedarah , atau teman dekat yang menderita keluhan yang sama10) Riwayat perjalanan ke daerah endemis untuk penyakit terterntu,11) Perkembangan penyakit, kemungkinan telah terjadi komplikasi atau gejala sisa.12) Upaya yang telah dilakukan dan bagaimana hasilnya, jenis-jenis obat yang telah diminum oleh pasien; juga tindakan medik lain yang berhubungan dengan peyakit yang saat ini diderita.Setelah data terkumpul, usahakan untuk membuat diagnosis sementara dan diagnosis diferensial , dengan menanyakan tanda- tanda positif dan tanda-tanda negatif dari dagnosis yang paling mungkin.

D. Riwayat penyakit dahulu1Bertujuan untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan adanya hubungan antara penyakit yang pernah diderita dengan penyakit sekarang. Adakah riwayat kelainan sendi atau tulang sebelumnya? Pernahkah pasien menjalani operasi seperti penggatian sendi?

E. Riwayat kesehatan keluarga1Dalam memperoleh informasi ini, tanyakan mengenai usia, penyebab kematian, atau penyakit yang dialami oleh keluarga terdekat pasien seperti orang tua, kakek-nenek, saudara, anak, atau cucu.F. Riwayat pribadi, sosial-ekonomi-budaya.Pemeriksaan a. Fisik Look, cari apakah terdapat: Deformitas, terdiri dari penonjolan yang abnomal (misalnya pada fraktur kondilus lateralis humrus), angulasi, rotasi, dan pemendekan Functio laesa , misalnya pada fraktur kruris tidak dapat berjalan. Lihat juga ukuran panjang tulang, bandingkan kiri dan kanan.Feel, apakah terdapat nyeri tekan. Move, untuk mencari: Krepitasi, terasa bila fraktur digerakkan. Nyeri bila digerakkan, baik pada gerakan aktif maupun pasif. Seberapa jauh gangguan-gangguan fungsi, gerakan-gerakan yang tidak mampu dilakukan, range of motion (derajat dari ruang lingkup gerakan sendi), dan kekuatan.1 b. PenunjangX-ray imagePenggunaan x-ray sangat penting untuk melihat keadaan tulang. Sehingga dapat melihat jenis patahan tulang. Pada penggunaan x-ray ini ada hal yang penting yang harus diperhatikan, yaitu rules of two. Setiap kali melakukan pemeriksaan x-ray ini, dokter atau pemeriksa harus menerapkan rules of two ini untuk mengurangi persentase kesalahan dalam menegakan diagnosis sekecil mungkin. Rules of two terdiri dari : 2 posisi anteroposterior dan lateral 2 sendi pada sendi atas dan bawah pada tulang yang patah 2 ekstremitas kanan dan kiri, khususnya pada anak-anak dimana masih mempunyai lempeng pertumbuhan agar diagnosis tidak tertukar dengan celah lempeng pertumbuhan. 2 kali (untuk memastikan fraktur tidak berubah dalam 1 minggu)Pada pemeriksaan radiologis perlu diperhatikan adanya luksasi sendi radioulnar proksimal atau distal yang lebih dicurigai apabila ditemukan fraktur hanya pada salah satu tulang disertai dislokasi.Pemeriksaan penunjang lainnya ialah pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium ini juga penting untuk mengetahui adanya infeksi atau komplikasi yang terjadi.2

Working DiagnosisFraktur 1/3 tengah regio antebrachii dextra dengan compartment syndrome.

Macam-macam Fraktur AntebrachiiFraktur antebrachii adalah terputusnya kontinuitas tulang radius ulna, pada anak biasanya tampak angulasi anterior dan kedua ujung tulang yang patah masih berhubungan satu sama lain. Gambaran klinis fraktur antebrachii pada orang dewasa biasanya tampak jelas karena fraktur radius ulna sering berupa fraktur yang disertai dislokasi fragmen tulang.2

Ada empat macam fraktur yang khas: 1) Fraktur CollesPatah terjadi metafisis distal radius. Kebanyakan dijumpai pada penderita-penderita wanita > umur 50 tagun, karena tulang pada wanita > 50 tahun mengalami osteoporosis post menapause. BiomekanismeBiasanya penderita jatuh terpleset sedang tangan berusaha menahan badan dalam posisi terbuka dan pronasi. Gaya akan diteruskan ke daerah metafisis distal radius yang akan menyebabkan patah radius distal 1/3 distal dimana garis patah berjarak 2 cm dari permukaan persendian pergelangan tangan.Fragment bagian distal radius terjadi dislokasi ke arah dorsal, radial dan supinasi. Gerakan ke arah radial sering menyebabkan fraktur avulsi dari procesus styloid ulna, sedangkan dislokasi bagian distal ke dorasal dan gerakan ke arah radial menyebabkan subluksasi sendi radio ulna distal.3.

2) Fraktur SmithLebih jarang terjadi dibandingkan colles fraktur. Kadang-kadang dijumpai diistilahkan sebagai reverse colles fracture walaupun tidak tepat. Etiologi : Banyak dijumpai pada penderita laki-laki muda.Fraktur Smith merupakan fraktur dislokasi ke arah anterior (volar), karena itu sering disebut reverse Colles fracture. Fraktur ini biasa terjadi pada orang muda. Pasien jatuh dengan tangan menahan badan sedang posisi tangan dalam keadaan volar fleksi pada pergelangan tangan dan pronasi. Garis patahan biasanya transversal, kadang-kadang intraartikular. Biomekanisme Penderita jatuh, tangan menahan badan sedangkan posisi tangan dalam volar fleksi pada pergelangan tangan, pronasi. Garis patah biasanya transversal, kadang-kadang intraartikular.3

3) Fraktur GaleazziFraktur / dislokasi Monteggiaa adalah fraktur ulna sepertiga-tengah atau proksimal dengan disertai dislokasi caput radii. Etioligi: Fraktur Galeazzi merupakan fraktur radius distal disertai dislokasi sendi radius ulna distal. Saat pasien jatuh dengan tangan terbuka yang menahan badan, terjadi pula rotasi lengan bawah dalam posisi pronasi waktu menahan berat badan yang memberi gaya supinasi. Biomekanisme Biasanya pada anak-anak muda laki-laki, jatuh dengan tangan terbuka menahan badan dan terjadi pula rotasi. Hal ini menyebabkan patah pada radius 1/3 distal dan fragmen distal-proksimal mengadakan angulasi ke anterior.3

4) Fraktur MontegiaMerupakan fraktur sepertiga proksimal ulna disertai dislokasi sendi radius ulna proksimal. Terjadi karena trauma langsung.Terdapat 2 tipe yaitu tipe ekstensi ( lebih sering ) dan tipe fleksi. Pada tipe ekstensi juga yang terjadi mendorong ulna ke arah hiperekstensi dan pronasi. Sedangkan pada tipe fleksi, gaya mendorong dari depan ke arah fleksi yang menyebabkan fragmen ulna mengadakan angulasi ke posterior.3Klasifikasi Fraktur

Fraktur adalah putusnya kontinuitas tulang, tulang rawan epifisis atau tulang rawan sendi. Dimana fraktur dapat terjadi karena berbagai sebab dan berbagai jenis.Fraktur berdasarkan sebabnya :1. Fraktur patologikFraktur yang terjadi pada daerah tulang yang telah menjadi lemah oleh karena tumor atau proses patologik lainnya. Tulang sering kali menunjukkan penurunan densitas. Penyebab yang paling sering dari fraktur-fraktur semacam ini adalah tumor primer atau tumor metastasis. Contohnya adalah osteoporosis, TBC tulang, infeksi dan tumor.42. Fraktur traumaFraktur yang paling sering terjadi di kehidupan sekitar. Dimana fraktur ini terjadi karena terjadinya benturan keras seperti pada kecelakaan.43. Fraktur stressDapat terjadi pada tulang normal akibat stress tingkat rendah yang berulang atau berkepanjangan. Fraktur stress juga disebut fraktur kelelahan (fatigue fracture), biasanya terjadi akibat peningkatan drastic tingkat latihan pada seorang atlit, atau pada permulaan aktifitas fisik yang baru. Karena kekuatan otot meningkat secara lebih cepat dibandingkan kekuatan tulang, maka individu dapat merasa mampu berprestasi melebihi sebelumnya walaupun tulang-tulang mereka mungkin tidak dapat menunjang peningkatan tekanan.4

Berdasarkan energy yang mengenai tulang :1. Fraktur komplitFraktur yang terjadi karena energy yang mengenai tulang besar sehingga garis patahan melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang.42. Fraktur inkomplitFraktur yang terjadi karena energy yang mengenai tulang sedang, maka jaringan tulang tidak terputus seluruhnya. Contohnya : hairline fracture, buckle fracture (terjadi lipatan dari satu korteks dengan kompresi tulang spongiosa dibawahnya, umumnya terjadi pada distal radius anak-anak), dan greenstick fracture.4

Berdasarkan jumlah garis patahan :1. Fraktur kominutifDimana karena energy yang mengenai tulang sangatlah kuat, tulang tidak hanya mengalami fraktur komplit, tetapi nisa saja terjadi fraktur kominutif (remuk) yaitu terdapat garis patah lebih dari satu dan semuanya saling berhubungan.42. Fraktur segmentalTerdapat garis patahan lebih dari satu tetapi tidak saling berhubungan. 3. Fraktur multipleTerdapat garis patahan lebih dari satu tetapi pada tulang yang berlainan tempatnya. Contohnya adalah fraktur femur, fraktur cruris dan fraktur tulang belakang. 4. Fraktur simplePada fraktur simple ini hanya ada dua fragmen tulang. Pola garis patahan fracture simple hanya tiga yaitu transversal, oblique, dan spiral.4

Menurut posisinya :1. Fraktur undisplaced (tidak bergeser)Garis patah komplit tetapi kedua fragmen tidak bergeser dan periosteumnya masih tetap utuh. 2. Fraktur displaced (bergeser)Terjadi pergeseran fragmen-fragmen fraktur yang juga disebut dislokasi fragmen. Dislokasi ad longitudinam cum contractionum (pergeseran searah sumbu dan overlapping) Dislokasi ad axim (pergeseran yang membentuk sudut) Dislokasi ad latus (pergeseran dimana kedua fragmen saling menjauhi). Berdasarkan lukanya :1. Fraktur terbukaBila terdapat luka yang menghubungkan tulang yang fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit. 2. Fraktur tertutupBila tidak terdapat luka yang menghubungkan tulang yang fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit. Berdasarkan lokasinya :1. Distal2. Diafisis3. Proksimal

Etiologi Fraktur terjadi ketika tekanan yang kuat diberikan pada tulang normal atau tekanan yang sedang pada tulang yang terkena penyakit (fraktur patologis), misalnya osteoporosis.5 Penyebab fraktur tulang yang paling sering adalah trauma, terutama pada anak-anak dan dewasa muda. Jatuh dan cedera olahraga adalah penyebab umum fraktur traumatik.6Fraktur stres dapat terjadi pada tulang normal akibat stres tingkat rendah yang berkepanjangan atau berulang. Fraktur stres, yang juga disebut fraktur keletihan (fatigue fracture), biasanya menyertai peningkatan yang cepat tingkat latihan atlet, atau permulaan aktivitas fisik baru. Fraktur stres paling sering terjadi pada individu yang melakukan olahraga daya tahan seperti pelari jarak jauh. Fraktur stres dapat terjadi pada tulang yang lemah sebagai respons terhadap peningkatan level aktivitas yang hanya sedikit. Individu yang mengalami fraktur stres harus didorong untuk mengikuti diet sehat-tulang dan diskrining untuk mengetahui adanya penurunan denitas tulang.6

Patofisiologi Perdarahan biasanya terjadi di sekitar tempat patah dan ke dalam jaringan lunak di sekitar tulang tersebut. Jaringan lunak biasanya mengalami kerusakan akibat cedera. Reaksi inflamasi yang intens terjadi setelah patah tulang. Sel darah putih dan sel mast berakumulasi sehingga menyebabkan peningkatan aliran darah ke area tersebut. Fagositosis dan pembersihan debris sel mati dimulai. Bekuan fibrin (hematoma fraktur) terbentuk di tempat patah dan berfungsi sebagai jalan untuk melekatnya sel-sel baru. Aktivitas osteoblas segera terstimulasi dan terbentuk tulang baru imatur, yang disebut kalus. Bekuan fibrin segera direabsorbsi dan sel tulang baru secara perlahan mengalami re-modeling untuk membentuk tulang sejati. Tulang sejati menggantikan kalus dan secara perlahan mengalami kalsifikasi.4Penyembuhan memerlukan waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan (fraktur pada anak sembuh lebih cepat). Penyembuhan dapat terganggu atau terlambat apabila hematoma fraktur atau kalus rusak sebelum tulang sejati terbentuk, atau apabila sel tulang baru rusak selama kalsifikasi den pengerasan.4

Gejala Klinis NyeriNyeri kontinue/terus-menerus dan meningkat semakin berat sampai fragmen tulang tidak bisa digerakkan. Gangguan fungsiSetelah terjadi fraktur ada bagian yang tidak dapat digunakan dan cenderung menunjukkan pergerakan abnormal, ekstremitas tidak berfungsi secara teratur karena fungsi normal otot tergantung pada integritas tulang yang mana tulang tersebut saling berdekatan. Deformitas/kelainan bentukPerubahan tulang pada fragmen disebabkan oleh deformitas tulang yang diketahui ketika dibandingkan dengan daerah yang tidak luka. PemendekanPada fraktur tulang panjang terjadi pemendekan yang nyata pada ekstremitas yang disebabkan oleh kontraksi otot yang berdempet di atas dan di bawah lokasi fraktur. KrepitasiSuara detik tulang yang dapat didengar atau dirasakan ketika fraktur digerakkan. Bengkak dan perubahan warnaHal ini disebabkan oleh trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur.5

Stadium penyembuhan tulang1. Kerusakan jaringan dan pembentukan hematoma2. Pembuluh darah robek dan terbentuk hematoma disekitar daerah fraktur. Sel-sel darah membentuk fibrin guna melindungi tulang yang rusak dan sebagai tempat tumbuhnya kapiler baru dan fibroblast. Stadium ini berlangsung 24 48 jam dan perdarahan berhenti sama sekali.5-73. Inflamasi dan proliferasi seluler Pada stadium ini dalam 8 jam terjadi inflamasi akut dan terjadi proliferasi sertadifferensiasi sel menjadi fibro kartilago yang berasal dari periosteum,`endosteum,dan bonemarrow yang telah mengalami trauma. Sel-sel yang mengalami proliferasi ini terus masuk ke dalam lapisan yang lebih dalam dan disanalah osteoblast beregenerasi dan terjadi proses osteogenesis. Dalam beberapa hari terbentuklah tulang baru yang menggabungkankedua fragmen tulang yang patah. Fase ini berlangsung selama 8 jam setelah fraktur sampai selesai, tergantung frakturnya. 5-7 4. Pembentukan Kallus (tulang muda)Sel-sel yang berkembang memiliki potensi yang kondrogenik dan osteogenik, biladiberikan keadaan yang tepat, sel itu akan mulai membentuk tulang dan juga kartilago. Populasi sel ini dipengaruhi oleh kegiatan osteoblast dan osteoklast mulai berfungsidengan mengabsorbsi sel-sel tulang yang mati. Massa sel yang tebal dengan tulang yangimatur dan kartilago, membentuk kallus atau bebat pada permukaan endosteal dan periosteal. Sementara tulang yang imatur (anyaman tulang ) menjadi lebih padat sehinggagerakan pada tempat fraktur berkurang pada 4 minggu setelah fraktur menyatu.5-75. KonsolidasiBila aktivitas osteoclast dan osteoblast berlanjut, anyaman tulang berubah menjadilamellar. Sistem ini sekarang cukup kaku dan memungkinkan osteoclast menerobosmelalui reruntuhan pada garis fraktur, dan tepat dibelakangnya osteoclast mengisi celah-celah yang tersisa diantara fragmen dengan tulang yang baru. Ini adalah proses yanglambat dan mungkin perlu beberapa bulan sebelum tulang kuat untuk membawa bebanyang normal.5-76. RemodellingFraktur telah dijembatani oleh suatu manset tulang yang padat. Selama beberapa bulanatau tahun, pengelasan kasar ini dibentuk ulang oleh proses resorbsi dan pembentukantulang yang terus-menerus. Lamellae yang lebih tebal diletidakkan pada tempat yangtekanannya lebih tinggi, dinding yang tidak dikehendaki dibuang, rongga sumsumdibentuk, dan akhirnya dibentuk struktur yang mirip dengan normalnya.5-7Penatalaksanaan Tindakan pertama yang harus dilakukan pada orang yang mengalami fraktur:5 Hilangkan rasa nyeri (opiat intravena, blok saraf, gips, traksi). Buat akses intravena dengan baik dan kirim golongan darah dan sampel untuk dicocokkan. Pada fraktur terbuka (compound), membutuhkan debridement, antibiotik, dan profilaksis tetanus.Hal-hal lain juga yang harus dilakukan:6 Fraktur harus segera diimobilisasi untuk memungkinkan pembentukan hematoma fraktur dan meminimalkan kerusakan. Penyambungan kembali tulang (reduksi) penting dilakukan agar terjadi pemulihan posisi yang normal dan rentang gerak. Sebagian besar reduksi dapat dilakukan tanpa intervensi bedah (reduksi tertutup). Apabila diperlukan pembedahan untuk fiksasi (reduksi terbuka), pin atau sekrup dapat dipasang untuk mempertahankan sambungan. Traksi dapat diperlukan untuk mempertahankan reduksi dan menstimulasi penyembuhan. Imobilisasi jangka panjang setelah reduksi penting dilakukan agar terjadi pembentukan kalus dan tulang baru. Imobilisasi jangka panjang biasanya dilakukan dengan pemasangan gips atau penggunaan bidai.

Komplikasi Komplikasi dini3 Kehilangan darah, Infeksi, Emboli paru, Gagal ginjal, Sindrom kompartemen. Komplikasi lanjut3,4 Non-union, delay union, dan malunion menimbulkan deformitas atau hilangnya fungsi. Pertumbuhan terhambat, Artritis, Distrofi simpatik (refleks) pascatrauma.Embolus lemak dapat timbul setelah patah tulang, terutama tulang panjang. Embolus lemak dapat timbul akibat pajanan sum-sum tulang, atau dapat terjadi akibat aktivasi sistem saraf simpatis yang menimbulkan stimulasi mobilisasi asam lemak bebas setelah trauma. Embolus lemak yang timbul setelah patah tulang panjang sering tersangkut di sirkulasi paru dan dapat menimbulkan gawat napas dan gagal napas.6

PrognosisPada kasus fraktur, prognosisnya bergantung dari tingkat keparahan serta tata laksana dari tim medis terhadap pasien dengan korban fraktur. Jika penanganannya cepat, maka prognosisnya akan lebih baik. Begitu juga sebaliknya. Sedangkan dari tingkatkeparahan, jika fraktur yang di alami ringan, maka proses penyembuhan akan berlangsung dengan cepat dengan prognosis yang baik. Tapi jikalau pada kasus yang berat prognosisnya juga akan buruk. Bahkan jikalau parah, tindakan yang dapat diambiladalah cacat fisik hingga amputasi. Selain itu penderita dengan usia yang lebih muda akan lebih bagus prognosisnya dibanding penderita dengan usia lanjut.

Pembahasan KasusDari skenario, didapatkan bahwa seorang pria berusia 30 tahun menderita fraktur regio antebrachii dextra 1/3 tengahDari hasil pemeriksaan fisiknya juga, diketahui bahwa fraktur yang dialami adalah fraktur tertutup disertai dengan compartment syndrom.

Kompartemen SindromKompartemen sindrom adalah suatu kelainan yang potensial menimbulkan kedaruratan, di mana terjadi peningkatan tekanan interstitial dalam sebuah ruang tertutup.7 Sindrom kompartemen ditandai oleh kerusakan atau destruksi saraf dan pembuluh darah yang disebabkan oleh pembengkakan dan edema di daerah fraktur. Dengan pembengkakan interstitial yang intens, tekanan pada pembuluh darah yang menyuplai daerah tersebut dapat menyebabkan pembuluh darah tersebut kolaps. Hal ini akan menimbulkan hipoksia jaringan dan dapat menyebabkan kematian saraf yang mempersarafi daerah tersebut dan biasanya akan timbul nyeri hebat. Individu mungkin tidak dapat mengerakkan jari tangan atau jari kakinya. Sindrom kompartemen biasanya terjadi pada ekstremitas yang memiliki restriksi volume yang ketat, seperti lengan. Risiko terjadinya sindrom kompartemen paling besar apabila terjadi trauma otot dengan patah tulang karena pembengkakan yang terjadi akan hebat. Pemasangan gips pada ekstremitas yang fraktur yang terlalu dini atau terlalu ketat dapat menyebabkan peningkatan tekanan di kompartemen ekstremitas,dan hilangnya fungsi secara permanen atau hilangnya ekstremitas dapat terjadi. Gips harus segera dilepas dan kadang-kadang kulit ekstremitas harus dirobek. Untuk memeriksa sindrom kompartemen, hal berikut ini dievaluasi dengan sering pada tulang yang cedera atau digips: nyeri, pucat, parestesia, dan paralisis. Denyut nadi mungkin teraba atau mungkin tidak.6

Penatalaksanaan Kompartemen SindromMedika MentosaPada kompartemen sindrom, karena terdapat nyeri yang hebat, dapat diberi obat golongan analgesik-opioid yang memiliki sifat seperti opium, diantaranya adalah morfin, kodein, tebain, dan papaverin. Morfin dan opioid lain diindikasikan untuk meredakan atau menghilangkan nyeri hebat yang tidak dapat diobati dengan analgesik nonopioid. Jika nyeri lebih hebat, maka makin besar juga dosis yang diberikan. Efek samping dari pemberian obat golongan ini adalah terjadinya mual, muntah, urtikaria, dermatitis kontak. Pemberian 10 mg/70 kgBB morfin subkutan dapat menimbulkan anelgesia pada pasien dengan nyeri yang bersifat sedang hingga berat, misalnya nyeri pascabedah. Pemberian 60 mg morfin peroral memberi efek analgetik sedikit lebih lemah dan masa kerja lebih panjang.9

Non Medika Mentosa Pemasangan GipsGips merupakan fiksasi eksternal yang sering dipakai, yang terbuat dari plaster of paris, fiber glass, dan plastic yang disediakan dalam bentuk verban yang dipakai untuk immobilisasi bagian-bagian tubuh yang dilaksanakan. Tujuan pemasangan gips adalah untuk immobilisasi kasus dislokasi sendi atau patah tulang fiksasi, immobilisasi kasus penyakit tulang, koreksi cacat tulang (misalnya patah tulang, dislokasi, scoliosis), mencegah patah tulang, sebagai pembalut darurat, menyokong jaringan cedera selama proses penyembuhan, memberikan tenaga traksi. Teknik pemasangan gips Daerah yang akan digips dicukur, dibersihkan, dicuci dengan sabun lalu dikeringkan dan dibubuhi talk secukupnya, atau dapat juga menggunakan krim/oil. Setelah itu dipasang spong rubs, pada bagian tubuh tersebut (terbuat dari bahan yang menyerap keringat) gunanya agar permukaan kulit tetap kering. Pada penonjolan-penonjolan tulang atau bony prominence atau sepasang bantalan atau Cushion, biasanya terbuat dari spons. Kemudian dipasang padding (pembalut dibuat dari bahan kapas sintetik). Setelah yakin bahwa bagian tubuh yang akan digips sudah berada dalam posisi yang dikehendaki gips direndam untuk beberapa saat. Lama pencelupan tergantung dari jenis gips, ada yang cepat kering, dan ada yang harus menunggu sampai gelembung-gelembung udara dari gips keluar. Setelah itu untuk mengurangi jumlah air, gips diperas pada kedua ujungnya. Selanjutnya dilakukan pembalutan gips secara melingkar mulai dari distal ke proksimal, tidak boleh terlalu kendor atau terlalu kencang. Untuk mendapatkan bentuk keluar dari gips yang baik (mulus dan tidak berbenjol-benjol), pada waktu membalut overlaving dianjurkan dalam jarak yang tetap, biasanya 50% dari lebar gips. Sokong gips selama pengerasan dan pengeringan. Pegang gips yang sedang dalam proses pengerasan telapak tangan, jangan diletakkan pada permukaan keras atau pada tepi yang tajam, hindari tekanan pada gips. Menjelang gips menjadi keras, dilakukan moulding yaitu gips dibentuk sesuai yang diinginkan. Jenis pemasangan gips Gips sirkulerDipasang biasanya pada keadaan yang memerlukan immobilisasi atau fiksasi yang lebih stabil. Gips Spalk. Hanya merupakan proteksi. Gips plaster. Gips ini dapat kering setelah 12-48 jam tergantung dari ukurannya. Gips silinder kering dalam waktu 12-24 jam, tapi badan gips biasanya mencapai 48 jam baru kering. Gips plastic kering 8-10 jam. Dalam udara kering (tidak lembab) akan lebih cepat dan efisien dalam proses pengeringan gips. Pembukaan gipsPembukaan gips biasanya menggunakan gergaji listrik. Gergaji sangat bising tetapi bila pemakaiannya tepat, tidak akan merusak kulit yang ada di bawah gips. Kulit yang terbungkus di dalam gips untuk beberapa lama akan dilapisi eksudat dan kulit yang mati. Untuk membersihkannya dipakai minyak pelumas kulit, kemudian dibersihkan dengan air hangat. Proses ini berlangsung beberapa hari, cara membersihkan yang tergesa-gesa akan menimbulkan iritasi.

KesimpulanSalah satu gangguan muskuloskeletal yang sering terjadi adalah fraktur. Fraktur ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Dari skenario, diketahui bahwa fraktur terjadi karena pasien mengalami kecelakaan terjatuh dari sepeda motornya. Pasien datang dengan keluhan nyeri pada lengan kanannya dan terasa baal. Dari pembahasan sebelumnya, telah diketahui juga bahwa pasien mengalami fraktur pada regio antebrachii dextra 1/3 tengah dan jenis frakturnya adalah fraktur tertutup.Kompartemen sindrom terjadi karena peningkatan tekanan interstitial dalam sebuah ruang tertutup, pasien bisa merasa sangat nyeri bahkan tidak dapat menggerakkan jari tangan maupun kakinya. Dalam penatalaksanaanya, dapat digunakan obat-obat analgesik ataupun dengan cara memasang alat bantu pada bagian tubuh yang mengalami cedera yang akan membantu mempercepat proses penyembuhan.

Daftar Pustaka

1. Rasjad C. Buku pengantar Ilmu Bedah Ortopedi edisi III. Makassar: Yarsif Watampone2007.h. 352-489.1. Mansjoer Arif, Suprohaita, Wardhani Ika Wahyu, Setiowulan Wiwiek. Kapita Selekta Kedokteran. Ed 3 jilid 2, FKUI, 2000.1. Simbardjo D. Kumpulan kuliah ilmu bedah. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2003.1. Corwin EJ. Buku saku patofosiologi. Ed 3. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC; 2009.1. Editor : Sjamsuhidajat R, Jong WD. Buku ajar ilmu bedah. 2nd ed. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC; 2005.1. Rasjad C. Buku pengantar Ilmu Bedah Ortopedi edisi III. Makassar: Yarsif Watampone; 2007. h. 352-489.6.1. Jong D,Wim.Buku ajar ilmu bedah.Edisi II.Jakarta:EGC;2005.1. Apley A,Graham,Solomon,Luis.Buku ajar ortopedi dan fraktur system apley.Edisi VII. Jakarta:Widya Medika;1995.1. Gunawan SG, Nafrialdi RS, Elysabeth. Farmakologi dan terapi. Edisi kelima. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI; 2011.p.210, 218

1