Fraktografi
Click here to load reader
description
Transcript of Fraktografi
Tugas Failure Analysis 3 M.Ekaditya Albar / 1106154305
1
1. Jelaskan jenis-jenis perpatahan!
Berdasarkan jejak perpatahannya (fracture path), maka perpatahan dibagi menjadi 4 bagian:
Perpatahan ulet (dimple rupture)
Perpatahan akibat deformasi plastis dimana permukaannya kusam, buram dan
berserat. Pada perpatahan ini, tegangan geser lebih dominan dengan bentuk patahan
“cup & cone” 45o.
Gambar 1. Perpatahan ulet pada material tool steel martempered 234
Perpatahan getas (cleavage rupture)
Perpatahan tanpa adanya deformasi plastis dengan permukaan patahan yang terang
dan kristalin. Permukaan patahan umumnya tegak lurus dengan arah pembebanan dan
ada “chevron marks”.
Gambar 2. Perpatahan getas pada Armco iron
Tugas Failure Analysis 3 M.Ekaditya Albar / 1106154305
2
Perpatahan fatik (fatigue rupture)
Perpatahan akibat adanya pembebanan fatik (berulang) sehingga material mengalami
kelelahan dengan ciri-ciri: memiliki deformasi plastis yang sedikit sekali atau hampir
tidak ada, perpatahannya bersifat progresif (berawal dari retak halus yang merambat
akibat beban ber-fluktuatif) dan adanya “beach marks” atau “rachet marks”.
Gambar 3. Perpatahan fatik pada baja AISI 1040
Perpatahan dekohesif (decohesive rupture)
Perpatahan ini biasanya tidak mengalami deformasi plastis dan merupakan hasil dari
lingkungan yang reaktif atau mikrostruktur yang unik sehingga terjadi perpatahan di
batas butir karena batas butir merupakan sumber cacat pada material.
Gambar 4. Mekanisme perpatahan dekohesif pada batas butir yang equiaxed
Tugas Failure Analysis 3 M.Ekaditya Albar / 1106154305
3
2. Jelaskan perbedaan klasifikasi “inter dan trans crystalline”!
Perpatahan intercrystalline merupakan jenis perpatahan dimana retak (crack) merambat
melalui batas butir sedangkan pada transcrystalline, retak merambat menembus batas butir.
Gambar 5. Perpatahan intercrystalline (kiri) dan transcrystalline (kanan)
3. Jelaskan perbedaan ciri-ciri patah ulet dan patah getas!
Patah Ulet Patah Getas
Ada deformasi plastis Tidak ada deformasi plastis
Permukaannya buram, kusam dan berserat Permukaannya terang dan kristalin
Bentuk patahan “cup & cone” 45o Permukaan patahan umumnya tegak lurus
dengan arah pembebanan
Ada dimple (lubang-lubang kecil) Ada “chevron marks”
Tugas Failure Analysis 3 M.Ekaditya Albar / 1106154305
4
4. Jelaskan perbedaan dari striasi dan beach marks!
Striasi Beach Marks
Karakteristik utama fatik pada tahap 2
dimana retak merambat dan meninggalkan
tonjolan (ridge, striation) pada permukaan
Merupakan deformasi plastis di ujung
retakan
Aspek ukuran: kecil dan hanya dapat dilihat
dengan SEM
Aspek ukuran: cukup besar dan dapat
diamati dengan kasat mata
Aspek penyebab: kemajuan rambatan retak
akibat sekali pembebanan
Aspek penyebab: lokasi posisi front retak
setelah terhenti
5. Jelaskan mekanisme tahapan perpatahan akibat fatik berikut gambar!
Tahapan mekanisme fatik:
Inisiasi (crack initiation): adanya cacat / stress concentration di permukaan yang
memicu fatik saat mengalami pembebanan.
Perambatan (crack propagation): mekanisme menjalarnya crack pada permukaan
akibat pembebanan fatik.
Patahan akhir (final rupture): deformasi plastis dimana material akhirnya mengalami
kegagalan akibat fatik.
Tugas Failure Analysis 3 M.Ekaditya Albar / 1106154305
5
Gambar 6. Mekanisme tahapan perpatahan fatik
6. Jelaskan beberapa pencegahan agar terhindar dari patah fatik!
Menghilangkan atau mengurangi tegangan sisa pada permukaan komponen akibat
manufaktur
Menghindari permukaan dengan ujung yang tajam
Mencegah adanya discontinuity selama proses pembuatan komponen
Meningkatkan ketelitian dalam fabrikasi dan prosedur saat fastening.
Menghindari proses surface treatments seperti plating.
Melakukan proses shot peening pada komponen sehingga meninggalkan residual
stress berupa compression yang beguna untuk ketahanan fatik.
Gambar 7. Mekanisme shot peening pada material tahan fatik
Tugas Failure Analysis 3 M.Ekaditya Albar / 1106154305
6
7. Jelaskan mekanisme patahan akibat perapuhan (embrittleness) dan beri beberapa
contoh yang saudara ketahui!
Mekanisme intergranular (oleh faktor temperatur)
Strain age embrittlement -> aging
Quench age embrittlement -> presipitat karbida
Blue brittleness -> penguatan presipitat (temp 230-370oC)
Tempered embrittlement -> pengotor (Sb, Sn, As) pada temp 370-575oC
Sigma-phase embrittlement -> pada SS di temp 560-980oC
HAZ graphitization -> pada Carbon Steel weld di temp 425oC dan waktu lama
Inter-metallic compound embrittlement -> galvanized steel pada temp 420oC,
waktu lama -> senyawa intermetalik Fe-Zn
Mekanisme intergranular (oleh faktor lingkungan)
Neutron embrittlement -> radiasi meutron pada reaktor nuklir
Hydrogen embrittlement -> karena pickling, electroplating, welding, H2S
exposure
Stress corrosion embrittlement -> karena lingkungan korosif
Liquid metal embrittlement -> salt-bath process (pada proses pembuatan glass)
8. Apakah setiap jenis perpatahan material disebabkan oleh hanya satu jenis perpatahan?
Jelaskan menurut saudara dengan memberikan contoh!
Menurut saya, perpatahan material yang terjadi tidak
hanya melibatkan satu jenis mekanisme perpatahan.
Contohnya saja pada kasus pengujian komponen
kendaraan yang kadang tidak hanya memiliki satu
jenis perpatahan saja, melainkan perpatahan campuran
(ductile dan brittle) secara bersamaan. Hal ini
dimungkinkan karena faktor komposisi material dan
proses pembebanan serta kondisi lingkungan atau
kondisi operasinya.