Fotometer Nyala Adalah Alat Yang Digunakan Dalam Analisis Kimia Anorganik Untuk Menentukan...

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berdampak pada makin meningkatnya pengetahuan serta kemampuan manusia. Setiap manusia lebih dituntut dan diarahkan ke arah lmu pengetahuan di segala bidang. Tidak ketinggalan pula ilmu kimia yang identik dengan ilmu mikropun tidak luput dari sorotan perkembangan iptek. Belakangan ini telah lahir ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempermudah dalam analisis kimia. Salah satu dari bentuk kemajuan ini adalah alat yang disebut dengan fotometer nyala (flame fotometer) Para ahli kimia sudah lama menggunakanpanjang gelombang yang dipancarkan dari logam sebagai suatu pembantu dalam mengidentifikasi zat kimia. Dimana, analisa alat ini berdasarkan pada pengukuran besaran emisi sinar monokromatis spesifik pada panjang gelombang tertentu yang di pancarkan oleh suatu logam alkali atau alkali tanah pada saat berpijar dalam keadaan nyala dimana besaran ini merupakan fungsi dari konsentrasi dari komponen logam tersebut. Fotometri nyala didasarkan pada kenyataan bahwa sebagian besar unsur akan tereksitasi dalam suatu nyala pada suhu tertentu serta memancarkan emisi radiasi untuk panjang gelombang tertentu. Eksitasi terjadi bila lektron dari atom netral keluar dari orbitalnya ke orbital yang klebih tinggi. Dan bila terjadi eksitasi atom,ion molekul akan kembali ke orbital semula dan akan memancarkan cahaya pada panjang gelombang tertentu. Prinsip dari fotometri nyala ini adalah pancaran cahaya elektron yang tereksitasi yng kemudian kembali kekeadaan dasar.

Transcript of Fotometer Nyala Adalah Alat Yang Digunakan Dalam Analisis Kimia Anorganik Untuk Menentukan...

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPerkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berdampak pada makin meningkatnya pengetahuan serta kemampuan manusia. Setiap manusia lebih dituntut dan diarahkan ke arah lmu pengetahuan di segala bidang. Tidak ketinggalan pula ilmu kimia yang identik dengan ilmu mikropun tidak luput dari sorotan perkembangan iptek. Belakangan ini telah lahir ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempermudah dalam analisis kimia. Salah satu dari bentuk kemajuan ini adalah alat yang disebut dengan fotometer nyala (flame fotometer)Para ahli kimia sudah lama menggunakanpanjang gelombang yang dipancarkan dari logam sebagai suatu pembantu dalam mengidentifikasi zat kimia. Dimana, analisa alat ini berdasarkan padapengukuran besaran emisi sinar monokromatis spesifik pada panjang gelombang tertentu yang di pancarkan oleh suatu logam alkali atau alkali tanah pada saat berpijar dalam keadaan nyala dimana besaran ini merupakan fungsi dari konsentrasi dari komponen logam tersebut.

Fotometri nyala didasarkan pada kenyataan bahwa sebagian besar unsurakan tereksitasi dalam suatu nyala pada suhu tertentu serta memancarkan emisiradiasi untuk panjang gelombang tertentu. Eksitasi terjadi bila lektron dari atomnetral keluar dari orbitalnya ke orbital yang klebih tinggi. Dan bila terjadi eksitasiatom,ion molekul akan kembali ke orbital semula dan akan memancarkan cahayapada panjang gelombang tertentu. Prinsip dari fotometri nyala ini adalah pancarancahaya elektron yang tereksitasi yng kemudian kembali kekeadaan dasar. Dipancarkannya warna sinar yang berbeda-beda atau warna yang khasoleh tiap-tiap unsur adalah disebabkan oleh karena energi kalor dari suatu nyala-nyala elektron dikulit paling luar dari unsur-unsur tersebut tereksitasi dari tingkatdasar ke tingkat yang lebih tinggi, yang dibolehkan.Pada waktu elektron-elektrontereksitasi kembali ke tingkat dasar, akan diemisikan foton yang energinya. Oleh karena tingkat-tingkat energi eksitasi tersebut adalah khas atau spesifik untuk suatu unsur logam tertentu,maka sinar yang dipancarkan oleh suatu atom unsur logam tersebut adalah khas pula. Dasar ini digunakan untuk analisa kualitatif unsur-unsur logam secara reaksi nyala. Misalkan logam natrium menghasilkan pijaran warna kuning, kalium memancarkan warna ungu seadngkan litium memancarkan sinar merah bila dibakar dalam nyala. Hal inila telah dimanfaatkan untuk maksud identifikasi unsur alkali tersebut. Besaran intensitas sinar pancaran ini ternyata sebanding dengan tingkat kandungan unsur dalam larutan, sehingga metoda flame fotometer digunakan untuk tujuan kuantitatif dengan mengukur intensitasnya secara relatif. Metoda ini menggunakan foto sel sebagai detektornya dan pada kondisi yang sama digunakan gas propana atau elpiji sebagai pembakarnya untuk membebaskan air sehingga yang tersisa hanyalah kandungan logam.

B. Rumusan MasalahDari latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:1. Bagaimanakah teori dasar serta prinsip kerja Spektrometri Serapan Atom (SSA)?2. Bagaimanakah penggunaan/ penerapan Spektrometri Serapan Atom (SSA) dalam proses analisis kimia?3. Apa sajakah gangguan-gangguan yang biasa terjadi pada Spektrometri Serapan Atom (SSA)

C. Manfaat PenulisanAdapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini selain memenuhi tugas dari Dosen Mata Kuliah, juga bertujuan untuk memberi masukan ilmu pengetahuan bagi semua khalayak pada umumnya dan khususnya bagi penulis pribadi sehingga kedepannya dapat lebih mengetahui bagaimana metode maupun prinsip kerja dari fotometer nyala (flame fotometer).

BAB IIISI

A. Pengertian Fotometer Nyala (FlamenFotometer)fotometer nyala adalah alat yang digunakan dalam analisis kimia anorganik untuk menentukan konsentrasi ion logam tertentu, di antaranya natrium, kalium, lithium, dan kalsium. Fotometri nyala adalah suatu metoda analisa yang berdasarkan padapengukuran besaran emisi sinar monokromatis spesifik pada panjang gelombang tertentu yang di pancarkan oleh suatu logam alkali atau alkali tanah pada saat berpijar dalam keadaan nyala dimana besaran ini merupakan fungsi dari konsentrasi dari komponen logam tersebut.

Misalkan logam natrium menghasilkan pijaran warna kuning, kalium memancarkan warna ungu seadngkan litium memancarkan sinar merah bila dibakar dalam nyala. Hal inila telah dimanfaatkan untuk maksud identifikasi unsur alkali tersebut. Besaran intensitas sinar pancaran ini ternyata sebanding dengan tingkat kandungan unsur dalam larutan, sehingga metoda flame fotometer digunakan untuk tujuan kuantitatif dengan mengukur intensitasnya secara relatif. Metoda ini menggunakan foto sel sebagai detektornya dan pada kondisi yang sama digunakan gas propana atau elpiji sebagai pembakarnya untuk membebaskan air sehingga yang tersisa hanyalah kandungan logam.

Flame fotometer memiliki beberapa instrumen yang digunakan untuk tujuan analisa kuantitatif, diantaranya adalah :1.Filter flame fotometerFilter flame fotometer menggunakan filter pada monokromatornya dan analisa terbatas hanya untuk unsur Na, K dan Li.2.Spektro flame fotometerPada spektro flame fotometer yang berfungsi sebagai monokromatornya adalah pengatur panjang gelombang baik prisma atau kisi difraksi dan digunakan untuk analisa unsur K, Ca, Mg, Sr, Ba, dll.Perbedaan alat ini terletak pada monokromatornya,dimana alat pertama menggunakan filter sebagai monokromatornya dan alat kedua yang berfungsi sebagai monokromatornya adalah pengatur panjang gelombang.

Diantara sumber-sumber yang biasa digunakan dalam spektroskopi emisi nyala, plasma, dan busur listrik. Nyala merupakan sumber yang paling sedikit energinya dan mengeksitasi paling sedikit unsur yaitu sekitar 50 unsur logam. Akan tetapi nyala mempunyai keuntungan yang cukup banyak diantaranya :1.Merupakan unsur yang jauh lebih stabil dari pada busur api atau bunga api.2.Spekrum emisi suatu unsur didalam nyala relatif sederhana.3.Spekrum yang sederhana membuat beban yang jauh lebih ringan pada daya

B. Beberapa metoda yang dilakukan untuk analisa secara flame fotometri :1.Cara intensitas langsung (Direct Intensity Method)Sampel yang ada langsung diukurkemudian dapat langsung terbaca nilai emisinya.2.Cara standar dalam (Internal Standard Method)Sampel langsung ditambahkan dengan lar standar baru kemudian diukur dan didapatkan nilai emisinya3.Cara adisi standar atau cara penambahan standar.Hampir sama dengan cara kedua tetapi larutan standar yang ditambahkan berbeda-beda konsentrasinya, sampelnya tetap sama hanya konsentrasi larutan standar yang ditambahkan yang berbeda-beda.

Prinsip Kerja Filter Fotometer NyalaPrinsip kerja filter fotometer nyala adalah eksitasi atom. Oleh karenasetiap atom memiliki konfigurasi elektron yang berbeda, maka energi yang dibutuhkan setiap atom untuk tereksitasi juga berbeda.Besarnya energi yang digarap oleh atom-atom kemudian yangdibebasakan kembali dalam bentuk pancaran (emisi), inilah yang disebut denganprinsip kerja dari alat ini. Semua atom dapat menyerap energi (kalor), namunkalor ini disesuaikan dengan tingkat energi eksitasi agar tidak terjadi ionisasi.Contoh : atom Na menyerap energi dari nyala sebesar 2,2 elektron volt. Energi inisesuai dengan energi eksitasi atom Na. Atom-atom yang lain tidak akan bisamenyerap energi yang sama dengan atom NaMasalah Pada Flame fotometerBeberapa masalah yang ditemui dalam analisa kuantitatif secara flame fotometri :a.Radiasi dari unsureJika terdapat garis spektrum yang berdekatan dengan garis spectrum logam yang ditentukan sehingga memungkinkan terjadinya interferensi.b.Penambahan kationDalam nyala tinggi,beberapa atom logam mungkin terionisasi,misalnya : Na Na + e Ion tersebut mempunyai spektrum emisi tersendiri dengan frekuensi- frekuensi yang berbeda dari atomnya sehingga akan mengurangi tenaga radiasi dari emisi atomnya.c.Interferensi anionPada percobaan ini dilakukan penentuan kadar logam natrium dan kalium dengan cara pengukuran intensitas nyala masing-masing logam alkali tersebut. Karena intensitas nyala merupakan fungsi dari konsentrasi atau kadar unsur dalam sampel.

GANGGUAN GANGGUAN DALAM FOTOMETRI NYALA

Cara intensitas langsung untuk analisa fotometri langsung akan memberikan hasil yang baik hanya apabila tidak ada gangguan gangguan yang dapat mempengaruhi intensitas pancaran sedemikian rupa sehingga nilai intensitas yang dibaca akan lebih rendah atau lebih tinggi daripada nilai intensitas yang sesuai dengan konsentrasi unsur. Apabila terdapat gangguan-gangguan tersebut maka analisa tidak dilakukan secara intensitas langsung melainkan dengan salah satu cara dari kedua cara yang lain yaitu, cara penambahan standar atau dengan cara standar dalam. Gangguan-gangguan dalam fotometri sumber dan sifatnya dapat dibagi dalam beberapa golongan, antara lain :a) Gangguan spektral

Ialah gangguan yang disebabkan oleh spektrum unsur-unsur lain yang terdapat bersama unsur yang dicari. Gangguan ini dijumpai terutama kalau dipakai filter untuk memperoleh panjang gelombang yang akan diukur intensitasnya. Dengan monokromator seperti prisma dsb. Gangguan ini akan berkurang.

Contoh gangguan spektral ini misalnya : Pita jingga dari CaOh mengganggu pengamatan intensitas garis Na pada 590 mu gangguan ini sukar diatasi walaupun dengan monokromator bukan filter karena Sisitin Ca tumpang suh ( overlap) dengan panjang gelombang Na. Suatu keuntungan adalah bawa kebanyakan garis-garis spektrum yang berguna dalam fotometri nyala terdapat dalam daerah biru dan ultra lembayung, sedang kebanyakan pita spektrum molekul dan spektrum kontinu yang mengganggu terdapt didaerah hijau dan daerah merah spektrum tampak.

Gangguan spektral jenis lain disebabkan karena garis unsur pengganggu berimpit dengan garis spektrum unsur yang akan diselidiki. Kedua garis spektrum dapat berimpit (overlap) sebagian saja atau keseluruhan. Intensitas yang dibaca adalah intensitas kedua-duanya, Cara mengatasi gangguan spektral ini dapat dengan memilih panjang gelombang pancaran lain dari unsur lain yang akan dianalisa jika tidak ada dilakukan pemisahan unsur yang dianalisa dari unsur pengganggu dengan pertolongan cara-cara pemisahan seperti ekstraksi pelarut, penukaran ion, pengendapan dll. Gangguan spektral jenis lain adalah intensitas pancaran latar belakang atau background.

b) Gangguan karena variasi karena sifat-sifat fisik larutan

Gangguan gangguan sifat fisik yang dimaksud antara lain adalah1.viskositas ini mempengaruhi kecepatan larutan atau kabut larutan mencapai nyala. Semakin besar viskositas larutan semakin lambat larutan mencapai nyala, sehingga intensitas yang dibaca lebih kecil dari konsentrasi sebenarnya.

2.tekanan uap dan tegangan permukaan larutan mempengaruhi ukuran tekanan kabut larutan. Terutama pada alat-alat filter fotometer nyala, dimana atomizer (pengabut) tidak menjadi satu dengan pembakar. Tetesan tetesan kabut yang besar menyebabkan tetesan tetesan kabut tersebut mencapai nyala, sehingga intensitas yang dibaca lebih kecil daripada intensitas yang sesuai dengan konsentrasi yang dicari.

3.garam-garam yang ditanmbahkan kedalam larutan yang akan dianalisa secara fotometri akan memperlambat penguapan pelarut yang akan mengurangi intensitaspancaran sehingga tidak sebanding lagi dengan konsentrasi unsur.c) Gangguan ionisasi

Ionisai akan mengurangi jumlah-jumlah atom netral unsur yang dianalisa. Akibatnya intensitas spektrum atom berkurang sehingga tidak sesuai lagi dengan konsentrasi logam. Gangguan ionisai ini misalnya dapat terjadi kalau logam alkali dan alkali tanah dianalisa dengan nyala yang suhunya terlalu tinggi.

d) Gangguan karena absorbsi sendiri

Sinar pancaran yang berasal dari atom-atom unsur yang dianalisa dapat diabsorbsi kembali oleh atom-atom lain unsur yang sama yang ada dalam nyala, taetapi masih ada dalam keadaan belum tereksitasi. Dengan sendirinya gangguan ini akan menyebabkan intensitas yang yang dipancarkan oleh unsur tersebut, dan yang dibaca pada alat akan lebih rendah dengan yang sesuai dengan konsentrasi unsur ybs. Gejala absorbsi sendiri ini terutama nyata sekali kalu intensitas yang diukur intensitasnya adalah panjang gelombang yang sesuai dengan perpindahan elektron antara tingkat energi dasar ( ground state) dan tingkat energi tereksitasi pertama diatasnya. Gejala absorbsi sendiri ini dapat dihindari dengan menggunakan konsentrasi rendah.

e) Gangguan dari anion

Intensitas pancara logam akan turun (hingga tidak sesuai lagi dengan konsentrasinya) apabila tercampur dengan asam-asam HNO3, H2SO4, H3PO4 dan atau garam dari asam-asam tersebut dalam jumlah yang besar.

FOTOMETRI NYALA DENGAN CARA STANDAR DALAM DAN DENGAN CARA PENAMBAHAN STANDARBeberapa point yang harus diperhatikan pada cara standar dalam :1.Cuplikan unsur yang dianalisa ,maupun kepada larutan standar unsur tersebut ditambahkanjumlah yang sama dari unsur standar dalam.2.Unsur standar dalam itu disemprotkan dan diexitasi di dalam nyala3.Ditetapkan juga intensitas background pada panjang gelombang yang dipakai4.Alurkan grafik log (Ix-Hx)/(Is-Hs)terhadap log konsentrasi larutan standar5.Kurva tersebut sebagai kurva kalibrasi yang digunakan mencari konsentrasi lar.X6.Larutan X tersebut disemprotkan pada nyala,lalu ditentukan Ix pada panjang gelombangnya.7.Dari data no 6.tentukan Log (Ix-Hx)/(Is-Hs)untuk lar X.

Bagian-bagian dari fotometer nyala yaitu :1.Atomizer

Udara pada tekanan tertentu (atm), masuk ke dalam pembungkan cuvet olehpipa kecil. Hisapan oleh udara menyebabkan larutan contoh terhisap ke dalamruangan pengabut dalam bentuk kabut-kabut yang halus

2.Mixing Chamber

Kabut yang berasal dari atomizer masuk ke dalam ruangan pencampur alatpembakar, disini akan bertemu dengan gas pembakar yang masuk dengantekanan tertentuTahap 1: Energi ultra-tinggi Awal

Penurunan tekanan terjadi di seluruh dirancang khusus lubang variable valve control air menghasilkan air jet kecepatan tinggi. Jet air ini, bepergian di sekitar 70 kaki per detik, ditujukan langsung pada, dan melanggar pada, polimer karena memasuki pencampuran dynaBLEND pencampuran chamberchamber. Pada titik ini, satu-satunya titik di mana energi tinggi ada dalam ruang pencampuran, polimer melingkar dan tidak rentan terhadap kerusakan.

Tahap 2: Resirkulasi

Dalam ruang pencampuran konsentris dynaBLEND 's, polimer baru dicampur recirculates beberapa kali untuk eksposur tambahan untuk non-merusak turbulensi, menyelesaikan proses blending. Resirkulasi ini memastikan bahwa larutan polimer hadir langsung setelah titik rapi, injeksi polimer terkonsentrasi, untuk aktivasi yang ideal dan lingkungan blending.

Tahap 3: mengurangi Mixing Energi

Pencampuran energi alami berkurang di ruang konsentris yang dynaBLEND itu. Jalur aliran melalui ruang konsentris sistem lebih menjamin kinerja optimal dengan mencegah polimer polimer dari hubungan arus pendek proses tiga tahap.

3.Flame

Campuran udara dengan gas pembakar menghasilkan nyala dan ke dalamnyala ini pula kabut halus dari larutan contoh menguap. Kalor nyalamenyebabkan larutan contoh menguap, sehingga contoh berubah menjadibutir-butir halus padat (garam). Molekul-molekul garam ini (uap) selanjutnyaakan terdisosiasi menjadi atom-atom netral. Atom-atom netral ini akanmenyerap energi kalor dari nyala sehingga tereksitasi dan kemudian memancarkan sinar pancaran yang terdiri dari berbagai panjang gelombang

4.Reflektor

Sinar pancaran yang keluar dari nyala akan dipantulkan kembali ke nyala.

5.Optical Lens

Lensa pancaran yang bersifat polikromatik akan difokuskan oleh lensa melaluisuatu celah (diafragma).

6.Filter

Filter akan meneruskan cahaya sinar pancaran dengan panjang gelombangyang khas dan berintensitas tinggi dari unsur yang dianalisis dan akanmenyerap sinar-sinar lain yang berasal dari nyala.

7.Photo Tube

Intensitas sinar pancaran tersebut oleh photo tube diubah menjadi arus listrikyang besarnya berbanding lurus dengan intensitas sinar pancaran tersebut.

8.Amplifier

Arus listrik yang berasal dari photo tube, oleh amplifier akan diperkuat danditeruskan ke recorder.

9.Recorder

Output dari amplifier dicatat oleh recorder yang skalanya terkalibrasi oleh suatu intensitas.

Peralatan Fotormeter Nyala :1.Bahan bakar gas (BBG)Bahan bakar gas yang digunakan antara lain :Gas propane C3H8Gas LPG (Liquified Petroleum Gas)2.Udara / O2Digunakan untuk mempertinggi suhu pembakaran3.Atomiser / NebuliserSuatu peralatanyang digunkan untuk mengubah larutan menjadi butiran-butiran halus yang menyerupai atom4.Ruang pembakarDigunakan untuk membakar butiran - butiran halus yang menyerupai atom, sehingga terjadi peristiwa eksitasi atom menghasilkan nyala yang berwarna.5.Filter cahayaDigunakan untuk menseleksi warna-warna nyala dari unsur - unsur yang mengalami eksitasi, warna filter yang digunakan harus sama dengan warna nyala yang akan ditentukan.6.Foto SelFoto sel bertujuan untuk mengubah warna nyala menjadi energy listrik berupa kuat arus yang lemah.7.AmpliflerBertujuan memperkuat arus.8.RecorderBertujuan untuk mencatat emisi nyala (E).Kegunaan Fotometer nyala dalam industri kimia :a.Menentukan kadar kalium dalam pupuk, pupuk alam dan pupuk sintesis pada umumnya mengandung unsur hara kalium yang berfungsi untuk tumbuh tanaman, unsur hara kalium yang terdapat pada kadarnya dapat menggunakan fotometer nyala.b.Menentukan kadar kalium dan Na dalam airUnsur kalium, Natrium dan kalsium (Ca) merupakan mineral-mineral yang terdapat dalam air, air minum kemasan dan minuman ringan lainnya. Mineral-mineral yang terdapat dalam air sesuai dengan batas toleransinya berguna bagi tubuh manusia. Dan kadar mineralnya dapat di tentukan dengan menggunakan peralatan fotometer nyala.c.Menentukan kadar Na2O dan K2O dalam semen.

Aplikasi dalam Oceanologi

Untuk contoh air laut yang homogen, kadar logam-logam alkali dapatdilakukan langsung tanpa pemisahan terlebih dahulu. Bila kadar-kadar logamtersebut terlalu rendah, maka analisa dapat dilakukan dengan pemekatan terlebihdahulu. Pemekatan ini dapat dilakukan dengan cara, yaitu penguapan, distilasi,ekstraksi, dsb. Untuk air yang tidak homogen, harus didestruksi terlebih dahuludengan asam-asam kuat, misalnya asam nitrat dan asam sulfat. Untuk contohpadat, harus didestruksi dengan destruksi basah dengan menggunakan asam nitrat,asam sulfat, dan asam perklorat. Sedangkan destruksi kering dengan carapengabuan kemudian dilarutkan dalam air atau asam-asam kuat (encer) yangcocok. Analisa logam alkali dan alkali tanah dengan menggunakan filter fotometrinyala dapat dilakukan dengan cepat dan praktis karena mampu mendeteksi kadar-kadar yang rendah (ppb) dan analisis pendahuluannya tidak rumit.

Flame fotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan padapengukuran besaran emisi sinar monokromatis dengan panjang gelombangtertentu yang dipancarkan oleh suatu logam alkali / alkali tanah dalam keadaanberpijar atau bernyala. Misalnya, natrium menghasilkan pijaran warna kuning,kalium memancarkan sinar ungu dan litium memancarkan sinar merah biladibakar dalam nyala. Besaran ini merupakan fungsi dari konsentrasi darikomponen logam tersebut. Metoda ini dimanfaatkan untuk identifikasi unsuralkali tersebut.Fotometri nyala berdasarkan pada kenyataan bahwa sebagian besar unsuryang tereksitasi dalam suatu nyala pada suhu tertentu akan memancarkan emisiradiasi untuk panjang gelombang tertentu. Eksitasi terjadi bila elektron dari atom netral keluar dari orbitalnya ke orbital yang lebih tinggi.

Dan bila terjadi eksitasiatom, ion molekul akan kembali ke orbital semula dan akan memancarkan cahayapada panjang gelombang tertentu.Prinsip dasar dari flame fotometri ini adalah pancaran cahaya elektronyang tereksitasi yang kemudian kembali ke keadaan dasar. Besaran intensitassinar pancaran ini sebanding dengan tingkat kandungan unsur dalam larutan.Maka hal ini digunakan dalam flame fotometri untuk tujuan kuantitatifpengukuran intensitas secara relatif, menggunakan detektor fotosel dan gas bahanbakar berupa propana / Elpiji dan gas pembakarnya udara.Suhu nyala merupakan salah satu variabel yang paling penting dalamfotometri nyala. Ini ditentukan oleh sifat bahan bakar dan laju penyediaanya,penyediaan udara atau oksigen dan perencanaan alat pembakar. Nyala hydrogendan oksigen digunakan secara luas untuk memberikan energi bagi banyakkeperluan dan nyala apinya menghasilkan radiasi dengan latar belakang sangatsedikit yang dapat mengahalangi pengamatan spektrum.Sebagian besar unsur akan tereksitasi dalam suatu nyala pada suhu tertentuserta memancarkan emisi radiasi untuk panjang gelombang tertentu. Eksitasiterjadi bila elektron dari atom netral keluar dari orbitnya ke orbit yang energinyalebih tinggi, dan bila terjadi eksitasi atom, ion molekul akan kembali ke orbitsemula dan akan memancarkan cahaya pada panjang gelombang tertentu.

Dengan fotometer nyala kebanyakan atom berada dalam keadaan dasar(ground state energy), sehingga mempunyai kecenderungan untuk menyerapenergi yang dipancarkan oleh atom yang tereksitasi ketika kembali ke keadaandasar. Peristiwa ini disebut dengan self absorption. Untuk mendapatkan kondisinyala yang optimum dipergunakan pengaturan untuk mengendalikan tekanan gasdengan cermat dan pengukur untuk memonitor laju alir.

Filter dapatmenggantikan monokromator dalam suatu instrumen yang menggunakan sumberbertemperatur rendah.Penerapan fotometri nyala yang paling penting adalah yang menyangkutanalisa yang sukar atau tidak mungkin dilakukan dengan cara yang lain, palingtidak apabila kecepatan jauh lebih penting daripada ketepatan. Penggunaanfotometri nyala sangat penting dalam riset biomedis, analisa air, pengetahuan, gizi, dan bidang-bidang lain yang perlu untuk

1. Prinsip Alat"Udara dengan tekanan tertentu dimasukkan kedalam pengatom (atomizer), larutan sampel akan diserap oleh atomizer yang bergabung dengan aliran udara sebagai kabut halus. Kemudian masuk ke pembakar. Radiasi nyala yang dihasilkan masuk ke lensa dan akhirnya bergerak ke filter sehingga radiasi nyala yang memiliki karakteristik yang diinginkan saja yang akan masuk kedalam fotosel. Data input dari fotosel dicatat oleh sistem pencatat digital."

2. Prinsip Percobaan"Berdasarkan pada proses atomisasi ion logam dan larutan bila diaspirasikan kedalam nyala, elektronnya akan tereksitasi ketingkat energi yang lebih tinggi, pada suatu saat akan kembali kekeadaan dasar maka eksitasi akan hilang dan memancarkannya sebagai diskrit panjang gelombang sinar tampak. Jumlah sinar yang dipancarkan sebanding dengan konsentrasi analit."

3. Pengertian dari:-Disosiasi: pemecahan molekul-molekul sederhana menjadi ion-ion-Pemisahan: metode yang digunakan untuk memisahkan atau memurnikan suatu senyawa-Elektron valensi: elektron yang berada pada orbital terluar yag dapat membentuk ikatan kimia dengan atom lain-Sublimasi: perubahan wujud dari padat ke gas tanpa mencair terlebih dahulu-Flamefotometri: metode yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya

4. Perbedaan Flamefotometri dengan Spektrofotometri serapan atom (SSA)*flamefotometri*- menggunakan emisi nyala- ada analisa pendahuluan- mengalami emisi-cara kerja manual- menganalisa logam alkali dan alkali tanah-garis spektrum resonansi 400-800 nm

*spektrofotometri serapan atom (SSA)*- menggunakan lampu katoda berongga- tidak ada analisa pendahuluan- mengalami eksitasi-cara kerja otomatis- menganalisa