FosiL

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah Nusantara merupakan kajian yang menarik dari sisi geologi karena sangat aktif. Di bagian timur hingga selatan kepulauan ini terdapat busur pertemuan dua lempeng benua yang besar: Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia. Di bagian ini, lempeng Eurasia bergerak menuju selatan dan menghunjam ke bawah Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke utara. Akibat hal ini terbentuk barisan gunung api di sepanjang Pulau Sumatera, Jawa, hingga pulau-pulau Nusa Tenggara. Daerah ini juga rawan gempa bumi sebagai akibatnya. Di bagian timur terdapat pertemuan dua lempeng benua besar lainnya, lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik. Pertemuan ini membentuk barisan gunung api di Kepulauan Maluku bagian utara ke arah bagian utara Pulau Sulawesi menuju Filipina. Nusantara di Zaman Es akhir pernah menjadi bagian dua daratan besar Wilayah barat Nusantara modern muncul kira-kira sekitar kala Pleistosen terhubung dengan Asia Daratan. Sebelumnya diperkirakan sebagian wilayahnya merupakan bagian dari dasar lautan. Daratan ini dinamakan Paparan Sunda ("Sundaland") oleh kalangan geologi. Batas timur daratan lama ini paralel dengan apa yang sekarang dikenal sebagai Garis Wallace.

description

fosil

Transcript of FosiL

Page 1: FosiL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wilayah Nusantara merupakan kajian yang menarik dari sisi geologi karena sangat aktif.

Di bagian timur hingga selatan kepulauan ini terdapat busur pertemuan dua lempeng benua yang

besar: Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia. Di bagian ini, lempeng Eurasia bergerak

menuju selatan dan menghunjam ke bawah Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke utara.

Akibat hal ini terbentuk barisan gunung api di sepanjang Pulau Sumatera, Jawa, hingga pulau-

pulau Nusa Tenggara. Daerah ini juga rawan gempa bumi sebagai akibatnya.

Di bagian timur terdapat pertemuan dua lempeng benua besar lainnya, lempeng Eurasia

dan lempeng Pasifik. Pertemuan ini membentuk barisan gunung api di Kepulauan Maluku bagian

utara ke arah bagian utara Pulau Sulawesi menuju Filipina. Nusantara di Zaman Es akhir pernah

menjadi bagian dua daratan besar

Wilayah barat Nusantara modern muncul kira-kira sekitar kala Pleistosen terhubung

dengan Asia Daratan. Sebelumnya diperkirakan sebagian wilayahnya merupakan bagian dari

dasar lautan. Daratan ini dinamakan Paparan Sunda ("Sundaland") oleh kalangan geologi. Batas

timur daratan lama ini paralel dengan apa yang sekarang dikenal sebagai Garis Wallace.

Wilayah timur Nusantara, di sisi lain, secara geografis terhubung dengan Benua Australia

dan berumur lebih tua sebagai daratan. Daratan ini dikenal sebagai Paparan Sahul dan

merupakan bagian dari Lempeng Indo-Australia, yang pada gilirannya adalah bagian dari Benua

Gondwana.

Di akhir Zaman Es terakhir (20.000-10.000 tahun yang lalu) suhu rata-rata bumi

meningkat dan permukaan laut meningkat pesat. Sebagian besar Paparan Sunda tertutup lautan

dan membentuk rangkaian perairan Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Selat Karimata, dan Laut

Jawa. Pada periode inilah terbentuk Semenanjung Malaya, Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau

Kalimantan, dan pulau-pulau di sekitarnya. Di timur, Pulau Irian dan Kepulauan Aru terpisah

dari daratan utama Benua Australia. Kenaikan muka laut ini memaksa masyarakat penghuni

wilayah ini saling terpisah dan mendorong terbentuknya masyarakat penghuni Nusantara

moderen.

Page 2: FosiL

Sejarah geologi Nusantara memengaruhi flora dan fauna, termasuk makhluk mirip

manusia yang pernah menghuni wilayah ini. Sebagian daratan Nusantara dulu merupakan dasar

laut, seperti wilayah pantai selatan Jawa dan Nusa Tenggara. Aneka fosil hewan laut ditemukan

di wilayah ini. Daerah ini dikenal sebagai daerah karst yang terbentuk dari endapan kapur

terumbu karang purba. Endapan batu bara di wilayah Sumatera dan Kalimantan memberi

indikasi pernah adanya hutan dari masa Paleozoikum.

Laut dangkal di antara Sumatera, Jawa (termasuk Bali), dan Kalimantan, serta Laut

Arafura dan Selat Torres adalah perairan muda yang baru mulai terbentuk kala berakhirnya

Zaman Es terakhir (hingga 10.000 tahun sebelum era moderen). Inilah yang menyebabkan

mengapa ada banyak kemiripan jenis tumbuhan dan hewan di antara ketiga pulau besar tersebut.

Flora dan fauna di ketiga pulau tersebut memiliki kesamaan dengan daratan Asia

(Indocina, Semenanjung Malaya, dan Filipina). Harimau, gajah, tapir, kerbau, babi, badak, dan

berbagai unggas yang hidup di Asia daratan banyak yang memiliki kerabat di ketiga pulau ini.

Fosil merupakan adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi

batu atau mineral. Untuk menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau tanaman ini harus segera tertutup

sedimen. Oleh para pakar dibedakan beberapa macam fosil. Ada fosil batu biasa, fosil yang

terbentuk dalam batu ambar, fosil ter, seperti yang terbentuk di sumur ter La Brea di Kalifornia.

Hewan atau tumbuhan yang dikira sudah punah tetapi ternyata masih ada disebut fosil hidup.

Fosil yang paling umum adalah kerangka yang tersisa seperti cangkang, gigi dan tulang. Fosil

jaringan lunak sangat jarang ditemukan.Ilmu yang mempelajari fosil adalah paleontologi, yang

juga merupakan cabang ilmu yang direngkuh arkeologi.

Fosil makhluk hidup terbagi atas tiga yaitu fosil manusia, fosil hewan, dan fosil

tumbuhan. Fosil manusia contohnya seperti pithecanthropus paleojavanicus, homo sapiens, dan

meganthropus erectus. Fosil hewan contohnya seperti dinosaurus, kronosaurus dan

woolungasaurus. Sedangkan fosil tumbuhan contohnya tumbuhan paku.

Oleh karena itu, hal ini menjadi titik utama kami dalam memahami lebih lanjut

lagi mengenai fosil makhluk hidup di Indonesia.

Page 3: FosiL

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Fosil

Fosil (bahasa Latin: fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam tanah") adalah sisa-

sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral. Untuk menjadi fosil, sisa-

sisa hewan atau tumbuhan ini harus segera tertutup sedimen. Oleh para pakar dibedakan

beberapa macam fosil. Ada fosil batu biasa, fosil yang terbentuk dalam batu ambar, fosil ter,

seperti yang terbentuk di sumur ter La Brea di Kalifornia. Hewan atau tumbuhan yang dikira

sudah punah tetapi ternyata masih ada disebut fosil hidup. Fosil yang paling umum adalah

kerangka yang tersisa seperti cangkang, gigi dan tulang. Fosil jaringan lunak sangat jarang

ditemukan. Ilmu yang mempelajari fosil adalah paleontologi, yang juga merupakan cabang ilmu

yang direngkuh arkeologi.

Definisi lain, Fosil adalah sisa, tanda, atau bagian berbagai jasad yang tertinggal dan

terkumpul di dalam lapisan tanah. Fosil berasal dari kata bahasa Yunani “fodere” yang berarti

“to dig out” atau menggali. Meskipun tidak terhitung banyaknya spesies flora dan fauna yang

mendiami bumi kita ini, akan tetapi dari jumlah tersebut hanya sedikit saja yang masih tersimpan

sebagai fosil untuk dapat diselidiki kembali. Sebagian besar hancur tidak berbekas oleh berbagai

proses alam.

Dari fosil yang ditemukan, yang paling banyak jumlahnya adalah yang sangat lembut

ukurannya, seperti serbuk sari, foraminifera, ostracoda, radiolarian. Sedangkan hewan yang lebih

besar biasanya hancur berberai-berai, dan hanya bagian-bagian tertentu ditemukan kembali

sebagai fosil.

Page 4: FosiL

Fosil adalah sisa dari suatu organism atau sesuatu bukti yang menunjukkan adanya kehidupan pada masa lampau. Fosil tidak hanya mencakup fauna ataupun flora yang telah musnah di zaman lampau. Sebagai missal spesies tertentu dari Rodentia yang ditemukan sebagai fosil di Eropa dan Australia ternyata ditemukan dalam keadaan masih hidup di kedua daratan tersebut pada waktu sekarang, dan banyak contoh-contoh lainnya.

Selama abad ke-19, para ahli geologi menyadari bahwa bumi masih mengalami proses perubahan secara berangsur, yang menjadi penyebab timbul dan runtuhnya pegunungan dan tampak dalam penemuan fosil. Para ahli geologi pada waktu itu menghitung usia bumi tidak kurang dari 20 juta tahun. Sekarang para ahli dapat menghitung umur batuan secara lebih teliti dengan mengukur kandungan unsur radioaktifnya. Contohnya, salah satu jenis karbon radioaktif diketahui meluruh dengan laju tetap. Ini dapat dipakai untuk menentukan umur batu bara sampai 50.000 tahun. Unsur-unsur lain dapat menentukan umur bebatuan yang lebih tua. Perhitungan para ahli itu menunjukkan bahwa sejarah bumi diawali sejak 4,5 miliar tahun silam.

Perhatikan gambar di atas,

Jejak fosil daun paku-pakuan ini diduga berumur 300 juta tahun. Setama periode Karbon, banyak tumbuhan paku-pakuan yang berbiak di rawa-rawa. Ketika mati, lambat laun tumbuhan purba

Page 5: FosiL

tersebut terpendam di bawah tanah. Tumbuhan itu tidak membusuk percuma, melainkan berubah menjadi batu bara.

B. Proses pembentukan Fosil

Perhatikan gambar di atas,

Ketika suatu organisme mati, bangkainya terkubur dan lambat laun berubah menjadi fosil. Biasanya hanya bagian-bagian terkeras, seperti cangkang atau tulang, yang masih terawetkan. Kadang-kadang bangkai tersebut perlahan-tahan membatu. Molekul-molekul aslinya digantikan oleh berbagai jenis mineral seperti katsit atau besi pirit. Namun, ada puta beberapa fosil yang masih mengandung sebagian besar molekuI astinya. Sebuah cabang ilmu baru yang disebut pateontotogi molekuter berupaya untuk membandingkan kesamaan komposisi kimia atau bahkan gen dari spesies purba yang tetah punah dengan spesies yang masih hidup hingga kini.

C. Proses Yang Mempengaruhi Terbentuknya Fosil

1. Histometabasis Penggantian sebagian tubuh fosil tumbuhan dengan pengisian mineral lain (cth : silika)dimana fosil tersebut diendapkan 2. Permineralisasi      Histometabasis pada binatang 3. Rekristalisasi Berubahnya seluruh/sebagian tubuh fosil akibat P & T yang tinggi, sehingga molekul- molekul dari tubuh fosil (non-kristalin) akan mengikat agregat tubuh fosil itu sendiri menjadi kristalin 4. Replacement/Mineralisasi/Petrifikasi      Penggantian seluruh bagian fosil dengan mineral lain 5. Dehydrasi/Leaching/Pelarutan 6. Mold/Depression     Fosil berongga dan terisi mineral lempung 7. Trail & Track

Page 6: FosiL

-Trail      = cetakan/jejak-jejak kehidupan binatang purba yang menimbulkan kenampakan yang lebih halus -Track    = sama dengan trail, namun ukurannya lebih besar -Burrow = lubang-lubang tempat tinggal yang ditinggalkan binatang purba

D. Memetakan Bukti Geologis

Penelitian fosil secara saksama menunjukkan bahwa bentuk-bentuk kehidupan serupa dijumpai pada waktu bersamaan di segala penjuru muka bumi. Maka fosil dapat dimanfaatkan untuk menentukan umur bebatuan. Jenis-jenis fosil di dalam bebatuan berubah seiring dengan perjalanan waktu. Perubahan itu menunjukkan urutan evolusi kehidupan di planet bumi. Biasanya perubahan berjalan berangsur-angsur dalam waktu lama. Namun, ada pula perubahan yang berlangsung cepat sehingga seluruh kelompok spesies tumbuhan atau hewan dari satu periode lenyap seluruhnya, menghapus jejak dari suatu masa.

Hanya segelintir spesies yang melanjutkan keturunan tanpa mengalami perubahan mencolok selama jangka waktu jutaan tahun. Kadang-kadang terjadi penganekaragaman makhluk hidup secara tiba-tiba, yang menyebar ke seluruh muka bumi. Tercipta spesies-spesies baru yang belum pernah ada sebelumnya. Perubahan semacam ini menjadi penanda batas antara masa-masa geologis. Jeda antarmasa dianggap merupakan dampak dari bencana- bencana besar yang pernah melanda bumi. Salah satunya adalah tumbukan asteroid atau komet raksasa dengan permukaan planet kita, yang mengacaukan keseimbangan iklim. Pada akhir periode Kretaseus (65 juta tahun silam), ribuan spesies, termasuk dinosaurus, mendadak punah. Batas waktu ini bertepatan dengan umur sebuah lekuk kawah raksasa di Teluk Meksiko. Kawah tersebut diduga merupakan bekas benturan bumi dengan sebuah asteroid yang bergaris tengah satu kilometer. Awan debu tersebar ke seluruh planet, yang menghalangi hantaran energi matahari dan sekaligus memicu kebakaran hutan di mana-mana. Lebih banyak lagi spesies yang punah pada akhir periode Permian (225 jula tahun silam). Kepunahan massal dalam berbagai tingkatan umumnya menjadi penanda batas antarperiode-periode geologis.

E. Kehidupan Dimuka BumiSejarah kehidupan di planet bumi selama 65 juta tahun terakhir ditandai oleh munculnya aneka jenis mamalia dan berbagai rupa pepohonan berdaun lebar dan tumbuhan berbunga. Sekitar 200 juta tahun sebelum periode ini, dinosaurus dan hewan sejenis merajai daratan. Sebaliknya, berbagai jenis organisme laut hidup di laut hangat. Selama periode Karbon, sekitar 300 juta tahun silam, hamparan rawa mahaluas mendukung penyebaran tetumbuhan primitif seperti paku-pakuan raksasa dan pakis. Sisa-sisa tumbuhan purba semacam ini berubah menjadi deposit batu bara. Tidak dijumpai banyak bukti akan adanya bentuk kehidupan di atas daratan sebelum periode Karbon. Namun, samudra pada waktu itu telah dipenuhi oleh kehidupan. Fosil dari periode Prekambrian (600 juta tahun silam) jarang ditemukan. Selama masa tersebut hanya ada sedikit spesies tumbuhan dan hewan besar yang hidup dan berbiak di bumi.

Page 8: FosiL

Perhatikan gambar di atas :

Waktu geologis dibagi menjadi deretan periode, masing-masing ditandai oleh kelompok fosil tertentu. Periode Prekambrian memakan waktu 85 persen dari seluruh perjalanan sejarah bumi. Namun, bebatuan yang berasal dari periode ini umumnya gagal terawetkan, dan hanya ada sedikit spesies hewan bertubuh besar yang meninggatkan fosil

Dalam keadaan tertentu, bangkai makhluk-makhluk purba yang bertubuh lunak juga dapat terawetkan sebagai fosil. Selama jangka waktu 40 juta tahun, getah damar memerangkap dan sekaligus mengawetkan lalat ini. Damar itu sendiri telah berubah menjadi amber, sedangkan tubuh lalat beserta beberapa materi genetiknya tetap terawetkan seperti dalam keadaan semula.

Page 9: FosiL

Gugus bakteri siano tampak menumpang di atas stromatolit yang terhampar di perairan pasang Shark Bay (Australia Barat) yang hangat. Stromatolit sesungguhnya adalah sisa-sisa dari beberapa jenis organisme paling purba di planet bumi yang telah memfosil. Stromatolit Australia berusia lebih dari 3,5 miliar tahun.

Page 10: FosiL

F. Secara singkat definisi dari fosil harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1.     Sisa-sisa organisme.

2.     Terawetkan secara alamiah.

3.     Pada umumnya padat/kompak/keras.

4.    Berumur lebih dari 11.000 tahun.

Syarat - Syarat Terbentuknya Fosil1. Mempunyai bagian yang keras 2. Segera terhindar dari proses-proses kimia (oksidasi & reduksi) 3. Tidak menjadi mangsa binatang lain 4. Terendapkan pada batuan yang berbutir halus>>> agar tidak larut 5. Terawetkan dalam batuan sedimen 6. Terawetkan dalam waktu geologi (minimal 500.000 tahun) 

G. Berdasarkan ukurannya, jenis fosil dibagi menjadi :

1.      Macro fossil atau fosil besar, fosil macam ini bisa dipelajari tanpa menggunakan

mikroskop.

2.      Micro fossil atau fosil kecil, fosil macam ini hanya bisa dipelajari dengan

mempergunakan mikroskop.Nanno fosil adalah fosil yang sangat halus dan harus dipelajari dengan mikroskop khusus.

H. Jenis fosil yaitu :

1. Fosil yang berupa fragmenFosil merupakan fragmen, dimana fragmen ini bisa mengalami perubahan dan ada yang tidak bisa mengalami perubahan.

2. Fosil tidak terubahPada fosil ini, organisme yang terawetkan komposisi semula tidak mengalami perubahan.

3. Fosil terubahPada fosil ini, komposisi fosilnya telah mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa :• Permineralisasi : bagian-bagian organisme yang porous terisi oleh mineral-mineral sekunder• Replacement : mineral sekunder mengganti semua material fosil yang asli• Rekristalisasi : butiran halus pada mineral asli menyusun kembali ke dalam kristal yang lebih besar dari material sebelumnya.

4. Fosil jejak atau bekasDibedakan menjadi :• Track, trail dan burrow

Page 11: FosiL

Track adalah jejak berupa tapak, trail ialah jejak berupa seretan, sedangkan burrow berupa jejak galian dari organisme penggali.

• Mold, Cast, dan ImprintMold ialah cetakan yang terbentuk oleh fosil dimana fosil tersebut terlarutkan seluruhnya, cast ialah mold yang terisi oleh mineral sekunder membentuk jiplakan secara kasar mirip dengan fosil asli.• CuproliteCuprolit ialah fosil yang berupa kotoran dari hewan. Dari kotoran ini, dapat diketahui makanan, tempat hidup, dan ukuran relatifnya.

• Fosil kimiaFosil kimia ialah fosil yang berupa keadaan kiimia pada masa lampau seperti jejak asam organik.

5. Fosil indeksFosil indek adalah fosil yang digunakan sebagai penunjuk waktu geologi. Fosil ini meliputi 2 keadaan, yaitu :

• Fosil yang mempunyai kisaran yang panjang : fosil terdapat pada beberapa batuan yang berasal dari beberapa jaman geologi yang berurutan.

• Fosil dengan kisaran yang pendek : fosil yang hanya terdapat pada batuan yang berasal dari satu jaman geologi tertentu saja, atau bahkan hanya berasal dari sebagian jaman tertentu.

Organisme itu sendiri Tipe pertama ini adalah binatangnya itu sendiri yang terawetkan/tersimpan. Dapat beruba tulangnya, daun- nya, cangkangnya, dan hampir semua yang tersimpan ini adalah bagian dari tubuhnya yang “keras”.

Dapat juga berupa binatangnya yang secara lengkap (utuh) tersipan. misalnya Fosil Mammoth yang terawetkan karena es, ataupun serangga yang terjebak dalam amber (getah tumbuhan).      Petrified wood atau fosil kayu dan juga mammoths yang terbekukan, and juga mungkin anda pernah lihat dalam filem berupa binatang serangga yang tersimpan dalam amber atau getah tumbuhan. Semua ini biasa saja berupa asli binatang yang tersimpan  

Page 12: FosiL

Sisa-sisa aktifitasnya Secara mudah pembentukan fosil ini dapat melalui beberapa jalan, antara lain seperti yang terlihat dibawah ini. Fosil sisa aktifitasnya sering juga disebut dengan Trace Fosil (Fosil jejak), karena yang terlihat hanyalah sisa-sisa aktifitasnya. Jadi ada kemungkinan fosil itu bukan bagian dari tubuh binatang atau tumbuhan itu sendiri.Penyimpanan atau pengawetan fosil cangkang ini dapat berupa cetakan. Namun cetakan tersebut dapat pula berupa cetakan bagian dalam (internal mould) dicirikan bentuk permukaan yang halus, atau external mould dengan ciri permukaan yang kasar. Keduanya bukan binatangnya yang tersiman, tetapi hanyalah cetakan dari binatang atau organisme itu 

I. Pemanfaatan Fosil

Fosil penting untuk memahami sejarah batuan sedimen bumi. Subdivisi dari waktu geologi dan kecocokannya dengan lapisan batuan tergantung pada fosil.Organisme berubah sesuai dengan berjalannya waktu dan perubahan ini digunakan untuk menandai periode waktu. Sebagai contoh, batuan yang mengandung fosil graptolit harus diberi tanggal dari era paleozoikum. Persebaran geografi fosil memungkinkan para ahli geologi untuk mencocokan susunan batuan dari bagian-bagian lain di dunia.

Page 13: FosiL

J. Cara Hidup Makhluk Hidup

1. Mutualisme      Hubungan dengan makhluk lain saling menguntungkan

2. Parasitisme     Hubungan dengan makhluk lain dimana yang satu untung dan yang lain rugi 

Tempat Hidup / Lingkungan :

1. Benthos > Di dasar laut - Secyl = menempel pada benda mati & tidak berpindah- pindah - Vagyl = di dasar laut & berpindah-pindah

2. Pelagos > Melayang-layang - Planktonik = bergerak pasif mengikuti arus - Nektonik = bergerak aktif di permukaan 

Lingkungan Hidup

1. Laut - Litoral            = 0 – 5 m - Batyal            =  200 – 2000 m - Epineritik      =  5 – 50 m - Abyssal         =  2000 – 5000 m - Neritik           =  50 – 200 m - Hadal             =  > 5000 m

2. Darat (Sungai, Danau, dll)

3. Transisi (Air Payau) 

Page 14: FosiL

K. Sistem Pengawetan Fosil

Gambar diatas menunjukkan bagaimana sebuah cangkang dapat terekam. Pada gambar

paling atas menunjukkan sebuah cangkangdan potongan dari sebuah cangkang doble

(bivalve) dipotong melintang

L. Ketedapatan Fosil

1.      Batuan Beku Pada batuan beku tidak akan dijumpai fosil karena batuan beku terbentuk dr hasil pembekuan magma, shg tdk mungkin tdp fosil

2.      Batuan Sedimen

Page 15: FosiL

Batuan sedimen sangat baik untuk pengendapan organisme, shg akan banyak terkandung fosil di dalam batuan sedimen tsb

3.      Batuan Metamorf Pada batuan metamorf, msh mungkin dijumpai, namun sedikit sekali & umumnya fosil tsb telah hancur bahkan telah hilang oleh proses metamorfisme

Fosil Tidak Akan Terbentuk Pada Batuan Beku 

Lingkungan Sedimentasi

Page 16: FosiL

Dari batuan sedimen, hewan-hewan dapat tersimpan dengan baik Terutama pada batuan sedimen yang berbutir halus 

Kemungkinan kecil fosil terdapat pada batuan metamorf 

Page 17: FosiL

BAB III

PENUTUP

Istilah "fosil hidup" adalah istilah yang digunakan suatu spesies hidup yang menyerupai sebuah spesies yang hanya diketahui dari fosil. Beberapa fosil hidup antara lain ikan coelacanth dan pohon ginkgo. Fosil hidup juga dapat mengacu kepada sebuah spesies hidup yang tidak memiliki spesies dekat lainnya atau sebuah kelompok kecil spesies dekat yang tidak memiliki spesies dekat lainnya. Contoh dari kriteria terakhir ini adalah nautilus.

Kebanyakan fosil ditemukan dalam batuan endapan (sedimen) yang permukaannya terbuka. Batu karang yang mengandung banyak fosil disebut fosiliferus. Tipe-tipe fosil yang terkandung di dalam batuan tergantung dari tipe lingkungan tempat sedimen secara ilmiah terendapkan. Sedimen laut, dari garis pantai dan laut dangkal, biasanya mengandung paling banyak fosil.

Fosil penting untuk memahami sejarah batuan sedimen bumi. Subdivisi dari waktu geologi dan kecocokannya dengan lapisan batuan tergantung pada fosil.Organisme berubah sesuai dengan berjalannya waktu dan perubahan ini digunakan untuk menandai periode waktu. Sebagai contoh, batuan yang mengandung fosil graptolit harus diberi tanggal dari era paleozoikum. Persebaran geografi fosil memungkinkan para ahli geologi untuk mencocokan susunan batuan dari bagian-bagian lain di dunia.

Page 18: FosiL

BAB IV

Daftar Pustaka

http://jurnal-geologi.blogspot.com

http://ceritageologist.blogspot.com/2012/03/fosil-dan-penjelasannya.html

http://geologikita.blogspot.com/2008/12/jenis-jenis-fosil.html

http://ridwanaz.com/umum/alam/pengertian-fosil-pembentukan-fosil-waktu-geologis/

http://www.keajaibandunia.net/info/makalah-fosil.html