Fortofolio 1

23
Fortofolio 1 : a. Pengertian cairan, elektrolit, dan darah : Cairan larutan yang terdiri dari air( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).Cairan merupakan komponen terbesar yang membentuk tubuh. Jumlah cairan sekitar 60% dari berat badan. Cairan tubuh terdapat di luar sel (ekstra selular) dan sebagian lagi di dalam sel (intra selular). Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : 1. Cairan intraselular (CIS). CIS adalah cairan yang terdapat dalam sel tubuh dan menyusun sekitar 70% dari total cairan tubuh (total body water[TBW]). CIS merupakan media tempat terjadinya aktivitas kimia sel. Pada individu dewasa, CIS menyusun sekitar 40% berat tubuh atau 2/3 dari TBW. Sisanya, yaitu 1/3 TBW atau 20% berat tubuh, berada di luar sel yang disebut sebagai cairan ekstra seluler (CES). 2. Cairan ekstraselular (CES). CES merupakan cairan yang terdapat di luar sel dan menyusun sekitar 30% dari total cairan tubuh. CES meliputi cairan intravascular, cairan interstisial, dan cairan transeluler. Cairan interstisial terdapat dalam ruang antar-sel, plasma darah, cairan serebrospinal, limfe, serta cairan rongga serosa dan sendi. Akan tetapi, jumlahnya terlalu sedikit untuk berperan dalam keseimbangan cairan. Guna mempertahankan keseimbangan kimia dan 1

description

kebutuhan

Transcript of Fortofolio 1

Fortofolio 1 :

a. Pengertian cairan, elektrolit, dan darah : Cairan larutan yang terdiri dari air( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).Cairan merupakan komponen terbesar yang membentuk tubuh. Jumlah cairan sekitar 60% dari berat badan. Cairan tubuh terdapat di luar sel (ekstra selular) dan sebagian lagi di dalam sel (intra selular). Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :

1. Cairan intraselular (CIS).CIS adalah cairan yang terdapat dalam sel tubuh dan menyusun sekitar 70% dari total cairan tubuh (total body water[TBW]). CIS merupakan media tempat terjadinya aktivitas kimia sel. Pada individu dewasa, CIS menyusun sekitar 40% berat tubuh atau2/3dari TBW. Sisanya, yaitu1/3 TBW atau 20% berat tubuh, berada di luar sel yang disebut sebagai cairan ekstra seluler (CES).

2. Cairan ekstraselular (CES).CES merupakan cairan yang terdapat di luar sel dan menyusun sekitar 30% dari total cairan tubuh. CES meliputi cairan intravascular, cairan interstisial, dan cairan transeluler. Cairan interstisial terdapat dalam ruang antar-sel, plasma darah, cairan serebrospinal, limfe, serta cairan rongga serosa dan sendi. Akan tetapi, jumlahnya terlalu sedikit untuk berperan dalam keseimbangan cairan. Guna mempertahankan keseimbangan kimia dan elektrolit tubuh serta mempertahankan pH yang normal, tubuh melakukan mekanisme pertukaran dua arah antara CIS dan CES.

Elektrolit adalah mineral dalam darah dan cairan lainnya dalam tubuh yang dapat menghantarkan listrik yang berupa kalsium, magnesium, fosfor, kalium serta garam termasuk klorida, bikarbonat dan fosfat. Elektrolit terbanyak yang ada di dalam tubuh adalah kation dan anionElektrolit yang berperan dalam mekanisme pertukaran CIS dan CES

(John Gibson, 2003)

AnionKation

Klorida Cl-

Sulfat SO42-

Fosfat PO43-

Bikarbonat HCO3-Natrium Na+

Kalium K+

Kalsium Ca2+

Magnesium Mg2+

a) Kation yang terdapat dalam tubuh meliputi :

1. Natrium merupakan kation utama dalam CES. Konsentrasi normal natrium diatur oleh ADH dan aldosteron (di ekstrasel). Natrium tidak hanya bergerak ke dalam dan keluar sel, tetapi juga bergerak di antara dua kompartemen cairan utama. Natrium berperan dalam pengaturan keseimbangan cairan, hantaran impuls dan kontraksi otot. Fungsi utama natrium adalah untuk membantu mempertahankan keseimbangan cairan, terutama intrasel dan ekstrasel, dengan menggunakan sistem pompa natrium-kalium. 2. Kalium merupakan kation utama yang terdapat dalam CIS. Sumber kalium diperoleh dari pisang, brokoli, jeruk dan kentang. Kalium penting untuk mempertahankan keseimbangan asam-basa, serta mengatur trasmisi impuls jantung dan kontraksi otot. Keseimbangan kalium diatur oleh ginjal dengan perubahan dan penggantian dengan ion kalium di tubulus ginjal.b) Anion yang terdapat dalam tubuh meliputi :

1. Klorida temasuk salah satu anion terbesar di cairan ekstrasel. Klorida berfungsi mempertahankan tekanan osmosis darah. Nilai normal klorida adalah 95-105 mEq/l.2. Bikarbonat merupakan buffer kimia utama dalam tubuh yang terdapat di cairan ekstrasel dan intrasel. Regulasi bikarbonat dilakukan oleh ginjal. Nilai normal bikarbonat adalah 22-26 mEq/l.3. Fosfat merupakan anion buffer dalam cairan intrasel dan ekstrasel. Fosfat berfungsi membantu pertumbuhan tulang dan gigi serta menjaga keutuhannya. Selain itu, fosfat juga membantu kerja neuromuscular, metabolisme karbohidrat, dan pengaturan asam-basa. Kerja fosfat ini diatur oleh hormon paratiroid dan diaktifkan oleh vitamin D. Darah adalah cairan yang ada di dalam tubuh manusia sebagai alat transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang diperlukan oleh sel-sel seluruh tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Vikositas/ kekentalan darah lebih kental dari pada air yang mempunyai BJ 1,041-1,065, temperatur 380C, dan PH 7,37-7,45b. Komposisi cairan dan darah :

a) Komposisis Cairan :Total cairan tubuh adalah 50%-70% Cairan tubuh terdiri dari sebagai berikut :1. Cairan ekstra sel sebanyak: 20% yaitu = Cairan interstisial : 15%. Cairan tubuh merupakan medium di tengah-tengah sel hidup, sel menerima garam, makanan serta oksigen dan melepaskan semua hasil buangannya ke dalam cairan itu juga. Plasma darah = 5%, Merupakan sistem transport yang melayani semua sel melalui medium cairan ekstraselular2. Cairan intra sel : 40%, Mengandung elektrolit, kalium, fosfat dan bahan makanan seperti glukosa dan asam amino. Tabel Komposisi Cairan Tubuh :ZatPlasma(mOsm/l)Intertisial(mOsm/l)Intraselular(mOsm/l)

Na+14213914

K+4,24,0140

Ca2+1,31,20

Mg2+0,80,720

Cl-1081084

HCO3-2428,31,0

HPO4-, H2PO42211

SO42-0,50,51

Fosfokreatin--45

Kamosin--14

Asam amino228

Kreatin0,20,29

Laktat1,21,21,5

Adenosin trifosfat--5

Heksosa monofosfat--3,7

Glukosa5,65,6-

Protein1,21,24

Ureum444

Lain-lain4,83,910

Total mOsm/l301,8300,8301,2

Aktivitas osmolar terkoreksi282281281

Tekanan osmotik total544354235423

b) Komposisi Darah:

Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45% Korpuskuler (bagian padat darah).

1) Plasma Darah (Bagian Cair Darah)

Plasma darah adalah salah satu penyusun darah yang berwujud cair serta mempengaruhi sekitar 5% dari berat badan manusia. Plasma darah memiliki warana kekuning-kuningan yang didalamnya terdiri dari 90% air, 8% protein, dan 0,9% mineral, oksigen, enzim, dan antigen. Sisanya berisi bahan organik, seperti lemak, kolestrol, urea, asam amino, dan glukosa.

Plasma darah merupakan cairan darah yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh manusia, dan mengangkut zat sisa metabolisme dari sel-sel tubuh atau dari seluruh jaringan tubuh ke organ pengeluaran.

Di dalam plasma darah terdapat beberapa protein terlarut yaitu:

Albuminberfungsi untuk memelihara tekanan osmotic

Globulinberfungsi untuk membentuk zat antibody

Fibrinogenadalah sumber fibrin yang berfungsi dalam proses pembekuan darah. Serumadalah suatu cairan berwarna kuning. Serum berfungsi sebagai penghasil zat antibodi yang dapat membunuh bakteri atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh kita.

2) Korpuskuler (Bagian Padat Darah)Korpuskuler terdiri dari tiga bagian:1. Sel Darah Merah (Eritrosit)

Sel darah merah atau eritrosit berasal dari bahasa Yunani yaitu, erythos yang berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel. Eritrosit merupakan bagian sel darah yang mengandunghemoglobin (Hb).Hemoglobin adalah biomolekul yang mengikat oksigen. Sedangkan darah yang berwarna merah cerah dipengaruhi oleh oksigen yang diserap dari paru-paru. Pada saat darah mengalir ke seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen ke sel dan mengikat karbondioksida. Jumlah hemoglobin pada orang dewasa kira-kira 11,5-15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan pula zat besi, sehinnga diperlukan diet seimbang zat besi. Kondisi kekurangan eritrosit disebut anemia.

Bentuk sel darah merah pada manusia adalahbikonkafatau berbentuk piringan pipih seperti donat. Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 m dan tebalnya sekitar 2 m, eritrosit termasuk sel paling kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. Jumlah sel darah merah adalah jumlah yang paling banyak dibandingkan jumlah sel darah lainnya. Secara normal, di dalam darah seorang laki-laki dewasa terdapat25 trilliunsel darah merah atau setiap satu milimeter kubik (1 mm3) darah trdapat5 jutasel darah merah. Pada perempuan dewasa, jumlah sel darah merah per miliketer kubiknya sebanyak4,5 juta.

Sel darah merah hanya mampu bertahan selama 120 hari. Proses dimana eritrosit diproduksi dimaksuderitropoiesies.Sel darah merah yang rusak akhirnya akan pecah menjadi partikel-partikel kecil di dalam hati dan limpa. Sebagian besar sel yang rusak dihancurkan oleh limpa dan yang lolos akan dihancurkan oleh hati. Hati menyimpan kandungan zat besi dari hemoglobin yang kemudian diangkut oleh darah ke sumsum merah tulang untuk membentuk sel darah merah yang baru. Sumsum merah tulang memproduksi eritrosit, dengan laju produksi sekitar 2 juta eritrosit per detik. Produksi dapat distimulasi olehhormon eritoprotein(EPO) yang disintesa ginjal. Hormon ini sering digunakan para atlet dalam suatu pertandingan sebagai doping. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum tulang belakang, sel yang berkembang ini dinamakan retikulosit dan jumlahnya sekitar 1% dari semua darah yang beredar.2. Sel Darah Putih (Leukosit)

Sel darah putih (leukosit) jauh lebih besar daripada sel darah merah. Namun jumlah sel darah putih jauh lebih sedikit daripada sel darah merah. Pada orang dewasa setiap 1 mm3darah terdapat 6.000-9.000 sel darah putih. Tidak seperti sel darah merah, sel darah putih memiliki inti (nukleus). Sebagian besar sel darah putih bisa bergerak sepertiAmoebadan dapat menembus dinding kapiler. Sel darah putih dibuat di dalam sumsum merah, kelenjar limfa, dan limpa (kura).

Sel darah putih memiliki ciri-ciri, antara lain tidak berwarna (bening), bentuk tidak tetap (ameboid), berinti, dan ukurannya lebih besar daripada sel darah merah.

Berdasarkan ada tidaknya granula di dalam plasma, leukosit dibagi:1) Leukosit Bergranula (Granulosit) Neutrofil adalah sel darah putih yang paling banyak yaitu sekitar 60%. Plasmanya bersifat netral, inti selnya banyak dengan bentuk yang bermacam-macam dan berwarna merah kebiruan. Neutrofil bertugas untuk memerangi bakteri pembawa penyakit yang memasuki tubuh. Mula mula bakteri dikepung, lalu butir-butir di dalam sel segera melepaskan zat kimia untuk mencegah bakteri berkembang biak serta menghancurkannya Eosinofil adalah leukosit bergranula dan bersifat fagosit. Jumlahnya sekitar 5%. Eosinofil akan bertambah jumlahnya apabila terjadi infeksi yang disebabkan oleh cacing. Plasmanya bersifat asam. Itulah sebabnya eosinofil akan menjadi merah tua apabila ditetesi dengan eosin. Eosinofil memiliki granula kemerahan. Fungsi dari eosinofil adalah untuk memerangi bakteri, mengatur pelepasan zat kimia, dan membuang sisa-sisa sel yang rusak. Basofil adalah leukosit bergranula yang berwarna kebiruan. Jumlahnya hanya sekitar 1%. Plasmanya bersikap basa, itulah sebabnya apabila basofil ditetesi dengan larutan basa, maka akan berwarna biru. Sel darah putih ini juga bersifat fagositosis. Selain itu, basofil mengandung zat kimia anti penggumpalan yang disebut heparin.2) Leukosit Tidak Bergranula (Agranulosit) Limfosit adalah leukosit yang tidak memiliki bergranula. Intiselnya hampir bundar dan terdapat dua macam limfosit kecil dan limfosit besar. 20% sampai 30% penyusun sel darah putih adalah limfosit. Limfosit tidak dapat bergerak dan berinti satu. Berfungsi sebagai pembentuk antibodi. Monosit adalah leukosit tidak bergranula. Inti selnya besar dan berbentuk bulat atau bulat panjang. Diproduksi oleh jaringan limfa dan bersifat fagosit.

Antigen adalah apabila ada benda asing ataupun mikroba masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan menganggap benda yang masuk tersebut adalah benda asing. Akibatnya tubuh memproduksi zat antibodi melalu sel darah putih untuk menghancurkan antigen. Glikoprotein yang terdapat pada hati kita, dapat menjadi antigen bagi orang lain apabila glikoprotein tersebut disuntikkan kepada orang lain. Hal ini membuktikan bahwa suatu bahan dapat dianggap sebagai antigen untuk orang lain tetapi belum tentu sebagai antigen untuk diri kita sendiri. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya.

Leukosit yang berperan penting terhadap kekebalan tubuh ada dua macam:1. Sel FagositSel fagosit akan menghancurkan benda asing dengan cara menelan (fagositosis). Fagosit terdiri dari dua macam: Neutrofil, terdapat dalam darah Makrofag, dapat meninggalkan peredaran darah untuk masuk kedalam jaringan atau rongga tubuh

2. Sel LimfositLimfosit terdiri dari: T Limfosit (T sel), yang bergerak ke kelenjar timus (kelenjar limfa di dasar leher) B Limfosit (B Sel) Keduanya dihasilkan oleh sumsum tulang dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah, menghasilkan antibodi yang disesuaikan dengan antigen yang masuk ke dalam tubuh. Seringkali virus memasuki tubuh tidak melalui pembuluh darah tetapi melalui kulit dan selaput lendir agar terhindar dari lukosit. Namun sel-sel tubuh tersebut tidak berdiam diri. Sel-sel tersebut akan menghasilkan interferon suatu protein yang dapat memproduksi zat penghalang terbentuknya virus baru (replikasi). Adanya kemampuan ini dapat mencengah terjadinya serangan virus.3. Keping Darah (Trombosit)

Dibandingkan dengan sel darah lainnya, keping darah memiliki ukuran yang paling kecil, bentuknya tidak teratur, dan tidak memiliki inti sel. Keping darah dibuat di dalam sumsum merah yang terdapat pada tulang pipih dan tulang pendek. Setiap 1 mm3darah terdapat 200.000 300.000 butir keping darah. Trombosit yang lebih dari 300.000 disebuttrombositosis,sedangkan apabila kurang dari 200.000 disebuttrombositopenia.Trombosit hanya mampu bertahan 8 hari. Meskipun demikian trombosit mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembekuan darah.

Pada saat kita mengalami luka, permukaan luka tersebut akan menjadi kasar. Jika trombosit menyentuh permukaan luka yang kasar, maka trombosit akan pecah. Pecahnya trombosit akan menyebabkan keluarnya enzim trombokinase yang terkandung di dalamnya. Enzim trombokinase dengan bantuan mineral kalsium (Ca) dan vitamin K yang terdapat di dalam tubuh dapat mengubah protombin menjadi trombin. Selanjutnya, trombin merangsang fibrinogen untuk membuat fibrin atau benang-benag. Benang-benang fibrin segera membentuk anyaman untuk menutup luka sehingga darah tidak keluar lagi.c. Proses pertukaran cairan dalam jaringan :

Di dalam tubuh pertukaran cairan tubuh di pengaruhi oleh tekanan. Cairan dalam plasma berada di bawah tekanan hidrostatik lebih besar daripada tekanan interstisial. Oleh sebab itu cairan cairan itu cendrung untuk keluar dari pembuluh kapiler, akan tetapi di dalam plasma ada protein, sedangkan cairan interstisial mengandung sedikit protein. Protein plasma ini mengeluarkan tekanan osmotik yang berusaha mengisap cairan masuk pembuluh kapiler.

Pada ujung kapiler arteri, tekanan hidrostatik lebih besar dari tekanan osmotik, maka imbangan kekuatan kekuatan mendorong cairan masuk jaringan. Sedangkan pada ujung kapiler vena tekanan hidrostatik kurang, tekanan osmotik mengatasinya dan menarik kembali masuk kapiler. Secara normal cairan yang meninggalkan kapiler lebih banyak daripada cairan yang kembali masuk ke dalamnya, kelebihan ini disalurkan melalui limfe (getah bening).

Pertukaran antara cairan intra seluler dan ekstra selular juga tergantung pada tekanan osmotik, akan tetapi membran sel mempunyai permiabilitas selektif dan dilalui oleh beberapa bahan seperti oksigen, karbondioksida, dan ureum secara bebas, dan juga memompakan bahan lain masuk atau keluar untuk mempertahankan perbedaan konsentrasi dalam cairan intra selular dan ekstra selular, misalnya kalium dikonsentrasikan dalam intra selular sedangkan natrium dipompakan keluar. Beberapa proses pertukaran cairan : Difusi merupakan proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan dan elektrolit didifusikan sampai menenambus membran sel. Osmosis merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membran semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi yang sifatnya menarik. Transpor aktif Proses transpor aktif memerlukan energi metabolisme. Proses tranpor aktif penting untuk mempertahankan keseimbangan natrium dan kalsium antara cairan intraseluler dan ekstraseluler. Dalam kondisi normal, konsentrasi natrium lebih tinggi pada cairanintraseluler dan kadar kalium lebih tinggi pada cairan ekstraseluler. Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu : Fase I : Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal. Fase II : Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel Fase III : Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk ke dalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan membrane semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah.d. Diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan cairan tubuh :1. Kekurangan Volume Cairan Definisi

Keadaan Ketika seorang individu yang tidak menjalani puasa mengalami atau berisiko mengalami dehidrasi vaskular, interstisial, atau intravaskular.2. Kelebihan Volume Cairan Definisi

Keadaan ketika seorang individu mengalami atau berisiko mengalami kelebihan cairan intraseluler atau interstisial.3. Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan Definisi

Suatu keadaan ketika individu berisiko mengalami penurunan, peningkatan, atau perpindahan cepat dari satu ke lain cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intraseluler.

4. Risiko Kekurangan Volume Cairan

Definisi

Berisiko mengalami dehidrasi vaskular, seluler atau intraseluler.

Fortopolio 2 :

a. Data Mayor Minor dan Risiko pada Diagnosa Keperawatan

1. Kekurangan Volume Cairan

Batas KarakteristikMayor (Harus Terdapat, satu atau lebih)

Ketidakcukupan asupan cairan oral

Keseimbangan negatif antara asupan dan pengeluaran

Penurunan berat badan

Kulit/membrane mukosa kering

Minor (Mungkin ada)

Peningkatan natrium serum

Penurunan pengeluaran urine atau haluaran urine berlebihan

Urine pekat atau sering berkemih

Haus, mual, anoreksia

2. Kelebihan Volume Cairan Batas KarakteristikMayor (Harus terdapat, satu atau lebih) Edema (Perifer, sakral)

Kulit menegang, mengilat

Minor (Mungkin ada)

Asupan lebih banyak dari pengeluaran

Sesak nafas

Kenaikan berat badan 3. Ketidakseimbangan Volume Cairan, Risiko Faktor Risiko

Bedah abdomen Asites

Luka bakar

Obstruksi intestinal

Pankreatitis

Merasakan berkeringat

Sepsis

Cedera traumatik (mis., fraktur panggul)

b. Tindakan Keperawatan Berkaitan dengan kebutuhan Cairan, Elektrolit dan darah1. Prosedur Kerja Pemberian Cairan Per-Oral1) Mengatur posisi pasien semi fowler/supine

2) Membawa pengalas dibawah dagu pasien

3) Menanyakan kepada pasien apakah minum memakai pipet atau langsung dengan gelas

4) Memberi minum sesuai kemauan pasien (pipet/gelas)

5) Memberi jumlah minum sesuai dengan indikasi dan/atau kemauan pasien

2. Prosedur Kerja Pemberian Cairan Parenteral (Infus)1) Memilih vena yang besar, lurus, tidak bercabang, tidak ada bekas luka, tidak banyak rambut pada daerah ekstremitas atas atau bawah (dari distal ke proksimal).

2) Memasang pengalas di bawah tempat yang akan ditusuk.

3) Membebaskan lengan pasien dari lengan baju.

4) Meletakkan manset/torniket 5-15 cm diatas tempat tusukan.

5) Menyiapkan infus set dengan cairannya.

6) Memeriksa label cairan dengan tepat.

7) Menusukkan infus set ke plabot, alirkan cairan agar tidak ada udara dalam selang, kemudian klem.

8) Menggantungkan plabot pada standard infuse.

9) Ujung slang infuse set digantungkan pada tangkai plabot (pertahankan sterilitas).

10) Menganjurkan pasien untuk mengepalkan tangan.

11) Mengencangkan manset/torniket sampai dibawah tekanan sistolik

12) Mendesinfeksikan kulit yang akan ditusuk dengan alkohol dengan cara memutar dari dalam keluar.

13) Kemudian desinfeksi dengan betadin.

14) Menggunakan ibu jari kiri (kecuali kidal) untuk menekan jaringan dan vena 3-5 cm dari bagian distal tusukan.

15) Memegang jarum dengan sudut 300 dengan vena kemudian lakukan penusukan.16) Setelah keluar darah, sudut diperkecil kemudian tarik jarumnya/madrain sedikit demi sedikit masukan abocath dengan cara memutar secara perlahan sampai bagian abocath masuk seluruhnya.

17) Menarik madrain abocath dengan sebelumnya tekan ujung distal abocath, kemudian sambungkan slang infuse set dengan abocath.

18) Melepaskan manset/ torniket.

19) Membuka klem infus sampai cairan mengalir.

20) Memfiksasi abocath/ wing needle dengan plester/ hypafik 1x4 cm.

21) Memfiksasi kulit sebelah proksimal dari tempat tusukan dengan plester/ hypafik 2x3 cm.

22) Mengoleskan salep/ cairan betadin pada tempat tusukan dengan lidi kapas.

23) Meletakkan kasa steril di atas tempat penusukan.

24) Memfiksasi kasa dengan plester/ hypafik 3 x4 cm.

25) Memfiksasi selang infuse dengan plester/ hypafik 1 x 4 cm

26) Mengatur tetesan infuse sesuai indikasi27) Memberikan stiker tanggal dan jam pemasangan infuse.

3. Prosedur Kerja Pemberian kebutuhan darah1) Atur posisi pasien.

2) Mengganti infuse set dengan blood set.

3) Mengalirkan NaCl 0,9% sebelum memasang darah.

4) Mengukur suhu tubuh.

5) Pasang darah bila suhu tubuh pasien normal.

6) Pasang cairan NaCl 0,9% pada blood set untuk membilas selang.

7) Ganti cairan NaCl 0,9% dengan darah.

8) Atur tetesan darah.

c. Pengertian dari tindakan :

1. Pemberian Cairan Per Oral Definisi

Cara pemberian carian melalui mulut dengan tujuan mencegah, mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi obat.

2. Penilaian Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

Definisi

Suatu tindakan untuk mengukur jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh dan jumlah cairan yang keluar dari tubuh.

3. Pemberian Cairan Parenteral

Definisi

Tindakan keperawatan yang dilakukan dengan cara memasukkan cairan melalui intervena dengan bantuan infus set, bertujuan memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan pengobatan dan pemberian makan. 4. Pemberian Kebutuhan Darah Definisi

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang membutuhkan darah dengan cara memasukkan darah melalui vena yang menggunakan alat transfusi set. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan darah dan memperbaiki perfusi jaringan.DAFTAR PUSTAKAHerdman, T. Heather. 20112. Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta:EGC

Carpenito, Lynda Juall.2007.Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. Jakarta:EGCWibowo. 2014. Langkah-Langkah Memberikan Cairan Per Oral.https://bobowheryanto.wordpress.com/2014/03/18/langkah-langkah-memberikan-cairan-per-oral/. Diakses pada tanggal 11 Maret 2015 pukul 21.00

Alimul, A. Aziz, 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses keperawatan Buku 2. Jakarta:Salemba MedikaPurnama, Nenda. 2013. Materi Cairan dan Elektrolit. http://nendapurnama.blogspot.com/2013/05/materi-cairan-dan-elektrolit.html. Diakses pada tanggal 11 Maret 2015 pukul 21.05Hendrairawan. 2012. Fisiologi Cairan Tubuh dan Elektrolit serta keseimbangan asam.http://www.slideshare.net/hendrairawan92/fisiologi-cairan-tubuh-dan-elektrolit-serta-keseimbangan-asam. Diakses pada tanggal 11 Maret 2015 pukul 21.3015