Formulasi Solutio Difenhidramin HCl

13
 JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA-SEMISOLIDA KELOMPOK : 2 SHIFT : A Reguler A SOAL : I. Latar Belakang Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih, disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat  berubah dan disebut homogen karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Fase larutan dapat berwujud gas, padat ataupun cair. Larutan gas misalnya udara. L arutan  padat misalnya perunggu, amalgam dan paduan logam yang lain. Larutan cair misalnya air laut, larutan gula dalam air, dan lain-lain. Komponen larutan terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pada percobaan ini dibahas larutan cair. Pelarut cair umumnya adalah air. Pelarut cair yang lain misalnya bensena, kloroform, eter, dan alcohol (Kartini, 2000). Bentuk sediaan cair sering digunakan untuk pasien yang susah mengkonsumsi tablet atau kapsul terutama pada anak-anak, karena sediaan cair mudah untuk di konsumsi dari  pada bentuk tablet. Selain itu sediaan cair biasanya dapat menutupi rasa tidak enak atau rasa  pahit dari obat, tetapi sediaan cair lebih mudah rusak oleh tempat penyimpanan sediaan, sediaan bentuk ini juga mudah terkontaminasi oleh bakteri karena air merupakan media yang  paling bagus untuk pertumbuhan bakteri. Dengan demikian pembuatan sediaan liquid dengan aneka fungsi sudah banyak digeluti oleh sebagian besar produsen. Sediaan yang ditawarkanpun sangat beragam mulai dari segi pemilihan zat aktif serta zat tambahan, sensasi rasa yang beraneka ragam, hingga merk yang digunakan pun memiliki peran yang sangat penting dari sebuah produk sediaan liquid (Kartini, 2000). Berdasarkan fakta diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pembuatan sediaan liquid terdapat kelebihan dan kekurangan. Diharapkan agar dapat mempertahankan kelebihannya, dan mengatasi kekurangan tersebut dengan membuatnya lebih baik lagi, agar dapat diterapkan dalam dunia kerja dan bisa didapatkan efek terapi yang diharapkan (Kartini, 2000). Difenhidramin HCl 12,5 mg/5 ml

description

Laporan Praktikum FTS Cair Semi Padat. Pembuatan Sediaan Solutio Difenhidramin HCl

Transcript of Formulasi Solutio Difenhidramin HCl

JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA-SEMISOLIDA

KELOMPOK : 2 SHIFT : A Reguler A

Difenhidramin HCl 12,5 mg/5 ml SOAL :

I. Latar BelakangLarutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih, disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah dan disebut homogen karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Fase larutan dapat berwujud gas, padat ataupun cair. Larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya perunggu, amalgam dan paduan logam yang lain. Larutan cair misalnya air laut, larutan gula dalam air, dan lain-lain. Komponen larutan terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pada percobaan ini dibahas larutan cair. Pelarut cair umumnya adalah air. Pelarut cair yang lain misalnya bensena, kloroform, eter, dan alcohol (Kartini, 2000). Bentuk sediaan cair sering digunakan untuk pasien yang susah mengkonsumsi tablet atau kapsul terutama pada anak-anak, karena sediaan cair mudah untuk di konsumsi dari pada bentuk tablet. Selain itu sediaan cair biasanya dapat menutupi rasa tidak enak atau rasa pahit dari obat, tetapi sediaan cair lebih mudah rusak oleh tempat penyimpanan sediaan, sediaan bentuk ini juga mudah terkontaminasi oleh bakteri karena air merupakan media yang paling bagus untuk pertumbuhan bakteri. Dengan demikian pembuatan sediaan liquid dengan aneka fungsi sudah banyak digeluti oleh sebagian besar produsen. Sediaan yang ditawarkanpun sangat beragam mulai dari segi pemilihan zat aktif serta zat tambahan, sensasi rasa yang beraneka ragam, hingga merk yang digunakan pun memiliki peran yang sangat penting dari sebuah produk sediaan liquid (Kartini, 2000). Berdasarkan fakta diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pembuatan sediaan liquid terdapat kelebihan dan kekurangan. Diharapkan agar dapat mempertahankan kelebihannya, dan mengatasi kekurangan tersebut dengan membuatnya lebih baik lagi, agar dapat diterapkan dalam dunia kerja dan bisa didapatkan efek terapi yang diharapkan (Kartini, 2000).

II. Preformulasi 1. Difenhidramin HCl (Depkes RI, 1995) Struktur kimiaC17H22NOHCl

Rumus molekul

Nama kimiaDiphenhydramini Hydrochloridum

Sinonim

Berat molekul291,82

PemerianSerbuk hablur, putih; tidak berbau. Jika terkena cahaya, perlahan-lahan warnanya menjadi gelap. Larutannya praktis netral terhadap kertas lakmus P

KelarutanMudah larut dalam air, dalam etanol dan dalam kloroform; agak sukar larut dalam aseton; sangat sukar alrut dalam benzene dan dalam eter

pH larutan

PKa

Titik leburAntara 167 dan 172

Stabilitas Panas Hidrolisis/oksidasi Cahaya

Kegunaan

Wadah dan penyimpananDalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya

Kesimpulan :

Bentuk zat aktif yang digunakan (basa/asam/garam/ester) :

Bentuk sediaan (lar/susp/emulsi/serbuk rekonstitusi) : Larutan (krim/salep) :

Kemasan :

b. Zat Tambahan 1. Asam Sitrat (Depkes RI, 1995)

Struktur kimia

Rumus molekulC6H8O7. H2O

Nama kimiaAcid Citras

Sinonim2-Hydroxypropane-1,2,3-tricarboxylic acid monohydrate

Berat molekul210,14

PemerianHablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul sampai halus, putih; tidak berbau atau praktis tidak berbau; rasa sangat asam. Bentuk hidrat mekar dalam udara kering

KelarutanSangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol; agak sukar larut dalam eter

pH larutan 0,6

PKa3,15 - 6,40

Titik lebur426 K (153 C)

Konstanta Dielektrik6

Bobot jenis192,13 u

Stabilitas Panas Hidrolisis/oksidasi Cahaya Terurai melepaskan karbondioksida dan air.

KegunaanPenambah rasa asam, pengawet.

Wadah dan penyimpananDalam wadah tertutup rapat.

2. Sirup Simplex (Depkes RI, 1995)Struktur kimia-

Rumus molekulC12H22O11.H2O

Nama kimia-

Sinonim-

Berat molekul342.30

PemerianCairan jernih, tidak berwarna; tidak berbau; rasa manis

KelarutanLarut dalam air; mudah larut dalam air mendidih; sukar larut dalam eter

pH larutan -

pKa-

Titik lebur180 oC

Konstanta Dielektrik-

Bobot jenis1,587 g/mol

Stabilitas Panas Hidrolisis/oksidasi Cahaya Dalam kadar tinggi dapat membentuk Kristal gula

KegunaanSebagai pemanis

Wadah dan penyimpananDalam wadah tertutup rapat

3. Propilen glikol (Depkes RI, 1995)

Struktur kimia

Rumus molekulC3H8O2

Nama kimia1,2-propanadiol

Sinonim1,2-Dihidroksipropana; 2-hidroksipropanol; metil etilen glikol; methyl glycol; propan-1,2-diol; propylenglycolum

Berat molekul76,09

PemerianCairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa khas; praktis tidak berbau; menyerap air pada udara lembab

KelarutanDapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan kloroform; larut dalam eter dan dalam beberapa minyak esensial; tetapi tidak dapat bercampur dengan minyak lemak

pH larutan 6,0 -8,0

pKa-

Titik lebur-59 oC

Konstanta Dielektrik-

Bobot jenisAntara 1,035 dan 1,037

Stabilitas Panas Hidrolisis/oksidasi Cahaya Dapat teroksidasi jika suhu tinggi dan udara terbuka

KegunaanAntimikroba; desinfektan; humektan; pelarut; stabilisator

Wadah dan penyimpananDalam wadah tertutup rapat

4)Metil Paraben ( Rowe et al, 2009 ; DepKes RI, 1979) :Struktur kimia

Rumus molekulC8H8O3

Nama kimiaMetil-p-hidroksibenzoat

SinonimNipagin M

Berat molekul-

PemerianHablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih, mempunyai sedikit rasa terbakar

Kelarutansukar larut dalam air, sukar larut dalam benzena, sukar larut dalam tetraklorida, mudah larut dalam etanol, dan eter.

pH larutan 3-6

pKa8,4 pada 220C

Titik lebur125-128C

Konstanta Dielektrik-

Bobot jenis-

Stabilitas Panas Hidrolisis/oksidasi Cahaya Mudah terurai oleh cahaya

KegunaanZat tambahan ; Zat Pengawet

Wadah dan penyimpananDalam wadah tertututp rapat

5) Aquadest (Rowe et al, 2009; Depkes RI,1995) :Struktur kimia OH H

Rumus molekulH2O

Nama kimiaDihidrogen monoksida; hidrogen hidroksida

SinonimAqua destilata; aqua purificata

Berat molekul18,02g/mol

PemerianCairan jernih, tidak berwarna; tidak berbau

Kelarutan-

pH larutan 5,0 7,0

pKa-

Titik lebur0oC

Konstanta Dielektrik-

Bobot jenis1 g/cm3

Stabilitas Panas Hidrolisis/oksidasi Cahaya Stabil di udara

KegunaanPelarut

Wadah dan penyimpananDalam wadah tertututp rapat

III. Permasalahan FarmasetikaPermasalahan Farmasetika pada formula yang ingin dibuat adalah sebagai berikut : 1. Zat aktif berasa khas lemah 2. Zat aktif stabilitas terhadap mikroba yang rendah, 3. Menghindari terjadinya caplocking pada bibir botol, 4. Zat aktif tidak stabil terhadap cahaya5. Aroma sediaan kurang enak6. Warna sediaan kurang menarik

IV. Penyelesaian MasalahCara penyelesaian masalahnya adalah dengan cara sebagai berikut : 1. Ditambahkan pemanis seperti sirupi 20%, sorbitol, saccharin, gliserol, sirupus simplex2. Diberi tambahan zat pengawet seperto nipagin, gliserin, propilen glikol dan nipasol3. Diberi anti caplocking agent seperti gliserin, propilen glikol dan sorbitol4. Dipilih wadah yang dapat melindungi dari cahaya seperti botol warna gelap dan warna botol warna terang5. Diberikan pengaroma seperti menthol6. Diberi zat pewarna seperti warna merah, warna kuning dan warna hijau

V. Pendekatan Formula (Formula Yang Diusulkan)NO.BahanJumlahFungsi BahanAlasan Penambahan

1

Difenhidramin HCl250 mgZat aktif

2Sirup simplek 25 mlpemanisAgar rasa tidak enak dari zat aktif bisa tertutupi

3Propilen glikol15 mlAnti caplockingAgar tidak terjadi kristalisasi pada daerah mulut botol dan untuk melarutkan metal paraben

4Metil paraben20 mgpengawetSebagai pengawet untuk mencegah terjadinya pertumbuhan mikroba

5Asam sitrat0,5 gbufferSebagai buffer

6Lemon essenceqspengharumAgar aromanya wangi

7Yellow colourqspewarnaAgar terlihat lebih menarik

VI. Perhitungan Difenhidramin HCl12,5 mg/5 ml x 100 ml = 250 mgSirup simplek25/100 x 100 ml = 25 mlPropilen glikol15/100 x 100 ml = 15 mlMetil paraben0,02% = 20 mgAsam sitrat0,5 gLemon essenceqsYellow colourqsAquadestad 100 ml

VII. PenimbanganNO.BahanJumlah dalam formulaJumlah penimbangan

1

Difenhidramin HCl250 mg

2Sirup simplek 25 ml

3Propilen glikol15 ml

4Metil paraben20 mg

5Asam sitrat0,5 g

6Lemon essenceqs

7Yellow colourqs

VIII. Prosedur Pembuatan.1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan2. Kalibrasi botol 100 ml3. Ambil dan timbang semua bahan berkhasiat dan bahan tambahan yang diperlukan sesuai dengan petunjuk4. Larutkan Difenhidramin HCL dengan air secukupnya5. Larutkan metil paraben dengan propilen glikol6. Larutkan asam sitrat dengan air secukupnya7. Campurkan difenhidramin yang telah larut dan asam sitrat yang telah larut kedalam gelas beaker yang berisi metal paraben yang telah larut8. Tambahkan lemon essence 1-2 tetes9. Tambahkan yellow colour 1-2 tetes10. Kocok campuran11. Masukan dalam botol yang telah dikalibrasi dan beri etiketIX. Analisis titik kritis pembuatan sediaan1. Semua eksipien dapat bercampur dengan zat aktif2. Metil paraben dan sediaan yang berbentuk serbuk harus dilarutkan terlebih dahulu dengan pelarut sesuai

X. Evaluasi1. Larutan

NoJenis evaluasiPrinsip evaluasiJumlah sampelHasil pengamatanSyarat

1Uji organoleptis (warna, bau, rasa dan kejernihan)Pengamatan secara visual.1Warna : kuningBau : Lemon EssenceRasa : Pahit dan sedikit rasa lemonKejernihan : terdapat partikel-partikel kotor kecil Warna : dapat bertahan dalam waktu yang samaBau : harus tidak timbul bau yang tengikRasa : tidak terjadi perubahan rasa yang aneh dan tidak menimbulkan rasa yang tidak nyaman

2Uji pH larutanBerdasarkan perubahan warna pada kertas pH indikator yang kemudian dibandingkan dengan warna standar pada berbagai pH.1pH = 3Sama tidak berubah

3Penentuan densitas larutan (FI IV, 1030)Menentukan densitas larutan dengan menimbang massa larutan sebanyak volume tertentu (10 mL) dengan piknometer yang kemudian dibandingkan dengan cairan yang telah diketahui densitasnya (aquadest) pada suhu tertentu11,924 Tidak terjadi perubahan

4Penentuan viskositas larutan dengan alat HopplerMengukur waktu yang dibutuhkan oleh bola yang digunakan untuk jatuh sejauh jarak tertentu.2

5Uji stabilitas sediaanSediaan disimpan pada temperatur kamar untuk mengamati lamanya stabilitas sediaan.1

6Uji volume terpindahkanPengukuran volume sediaan dengan gelas ukur.3099,99 mlTidak berubah volume yang secara signifikan

7Penetapan kadar zat aktifPenetapan kadar zat aktif dengan metode analisis yang sesuai1

Perhitungan PiknometerDiketahui : W kosong = 16,41 grW sediaan = 26,80 grW air = 26,13 grDitanya : ?Jawab :

Bobot Jenis Sediaan = = x 1,8 = 1,924 XI. Hasil Percobaan (untuk Laporan)NoPerlakuan Hasil

1Botol dikalibrasi pada volume yang ditentukanv = 100 mL

2Difenhidramin HCl ditimbang sebanyak 250 mg

3Difenhidramin dilarutkan dalam aquades secukupnya dalam labu ukur

4Bahan eksipien ditimbang/diambilv propilem glikol = 15 mLm metil paraben = 20 mLv asam sitrat = 0,5 mLv lemon essence = 2 tetesv yellow colour = 2 tetesv sirupus simplex = 25 mL

5Dilarutkan dalam propilen glikol, kemudian di tambahkan dengan asam sitrat

6Campuran metal paraben, propilen glikol dan asam sitrat dimasukkan kedalam labu larutan difenhidramin HCl

7Campuran digojok hingga homogen

8Campuran dimasukkan dalam botol yang tekah dikalibrasi

9Larutan di add dengan aquades sampai tanda batasv larutan = 100 mL

10Dilakukan evaluasi pada sediaan larutanWarna : kuningBau : Lemon EssenceRasa : Pahit dan sedikit rasa lemonKejernihan : terdapat partikel-partikel kotor kecil

XII. Pembahasan Percobaan kali ini adalah pembuatan larutan Difenhidramin HCl. Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih, disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah dan disebut homogen karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Fase larutan dapat berwujud gas, padat ataupun cair. Larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya perunggu, amalgam dan paduan logam yang lain. Larutan cair misalnya air laut, larutan gula dalam air, dan lain-lain. Komponen larutan terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pada percobaan ini dibahas larutan cair. Pelarut cair umumnya adalah air. Pelarut cair yang lain misalnya bensena, kloroform, eter, dan alkohol (Kartini, 2000).Perbedaan larutan dan eliksir adalah, larutan didefinisikan sebagai campuran dua atau lebih komponen yang membentuk fasa tunggal homogen dalam skala molekuler. Bagian terbesar dalam sistem larutan adalah pelarut (solvent) yang menentukan fasa larutan. Bagian yang terlarut dinamakan solute yang merupakan fasa terdispersi dalam bentuk molekul atau ion dalam pelarut. Sedangkan eliksir adalah suatu larutan sejati dengan jumlah bahan berkhasiat sesuai dengan dosis yang digunakan mempunyai kelarutan dalam air rendah. Golongan obat yang termasuk didalam elektrolit lemah dan molekul non polar sering menunjukkan kelarutan yang tidak begitu rendah dalam air. Eksipien yang digunakan dalam percobaan ini adalah sirup simplek 25 mL, propilen glikol 15 mL, metil paraben 20 mg, lemon essence 2 tetes, asam sitrat 0,5 gr dan yellow colour 2 tetes. Fungsi dari setiap eksipien adalah ; sirup simplek adalah sebagai pemanis, propilen glikol sebagi anti caplocking, metil paraben sebagai pengawet, lemon essence berfungsi untuk menutupi bau yang kurang enak, asam sitrat sebagai buffer dan yellow colour sebagai pewarna. Urutan pencampuran yang baik pada pembuatan larutan Difenhidramin HCl adalah Campurkan difenhidramin yang telah larut dan asam sitrat yang telah larut kedalam gelas beaker yang berisi metal paraben yang telah larut, tambahkan lemon essence 1-2 tetes, tambahkan yellow colour 1-2 tetes, kemudian kocok campuran. Hasil evaluasi yang didapatkan H0 didapatkan pengamatan ornaloleptis difenhidramin didapatkan warna ; kuning, bau ; lemon essence, rasa ; pahit dan sedikit rasa lemon dan kejernihannya terdapat partikel-partikel kotor kecil. PH dari larutan larutan setelah diukur menggunakan kertas pH adalah 3, densitas larutannya (bobot jenis sediaan) sebesar 1,924 dan terpindahkan sebesar 99,99%. Dari pengamatan selama 3 hari tidak terdapat perubahan yang signifikan dari larutan tersebut mulai dari warna, rasa baud an tidak terjadi terjadi pertumbuhan mikroba.

XIII. Kesimpulan

1. Larutan Difenhidramin HCl yang dibuat pada percobaan ini berkhasiat sebagai obat batuk 2. Pengamatan organoleptis warna ; kuning, bau ; lemon essence, rasa ; pahit dan sedikit rasa lemon dan kejernihannya terdapat partikel-partikel kotor kecil3. Bobot jenis larutan 1,9244. Volume terpindahkan larutan adalah 99,99%5. Dari pengamatan selama tiga hari tidak terjadi pertumbuhan mikroba

XIV. Daftar Pustaka

Anonimus. 2004. European Pharmacopoeia. The 5th Ed. Council of Europe. StrasboroughDepartemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik IndonesiaDepartemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik IndonesiaKartini. 2000. Larutan Tirtawi. Jakarta : Penerbit ErlanggaRowe,Raymond C; Sheskey, Paul J; Quinn, Marian E. 2009. Handbook of Pharmaceutical Exipients. USA : Pharmaceutical Press and American Pharmacist Association 2009

EVALUASI SEDIAANPenentuan Bobot Jenis Larutan dengan Piknometer (FI IV p.1030)1. Gunakan piknometer bersih dan kering1. Timbang piknometer kosong1. Timbang piknometer yang berisi air yang baru dididihkan1. Timbang piknometer yang berisi sediaan larutan.1. Bobot jenis sediaan = Diketahui: bobot jenis air pada suhu 20C = 997,18 gram/liter bobot jenis air pada suhu 25C = 996,02 gram/liter bobot jenis air pada suhu 30C = 994,62 gram/liter

Penentuan Viskositas Larutan dengan Alat Brookfielda. pilih spindel sesuai dengan viskositas cairan yang hendak diukur.b. pasang spindel pada gantungan spindel.c. turunkan spindel sedemikian rupa sehingga batas spindel tercelup ke dalam cairan yang hendak diukur viskositasnya.d. pasang stop kontak.e.hidupkan motor sambil menekan tombol.f.biarkan spindel berputar dan perhatikan jarum merah pada skala.g.catat angka yang ditunjukkan jarum merah tersebut. (untuk menghitung viskositas, angka pembacaan dikalikan dengan suatu faktor yang dapat dikutip dari tabel yang terdapat pada brosur alat.)h.dengan mengubah-ubah ppm, akan diperoleh viskositas cairan pada berbagai ppm.

Penentuan pH larutan (FI IV p. 1039)Uji pH larutan dilakukan dengan menggunakan kertas pH atau dengan pH meter.

Penentuan Volume Terpindahkan (FI IV p. 1089)a. Tuang isi dari tiap wadah perlahan-lahan ke dalam gelas ukur kering terpisah dengan kapasitas gelas ukur tidak lebih dari dua setengah kali volume yang diukur dan telah dikalibrasi.b.Diamkan selama 30 menit.c. Jika telah bebas dari gelembung udara, ukur volume dari campuran: volume rata-rata larutan, suspensi, atau sirup yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari 100% dan tidak satupun volume wadah kurang dari 95% volume yang dinyatakan pada etiket.

Penentuan Organoleptis1. Warna larutan diamati.1. Bau larutan dicium.1. Sediaan sediaan dirasakan.

Pengamatan Pertumbuhan Mikroorganisme, Cap-locking, dan PengendapanAmati sediaan selama beberapa hari untuk mengamati adanya pertumbuhan mikroorganisme, cap- locking dan pengendapan.

Tinggi SedimentasiHv/Ho (cm)102030602 jam1 hari3 hari