FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

120
FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra cauliflora) DAN JAHE (Zingiber officinale R.) SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN ADAWIAH PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M/1435 H

Transcript of FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

Page 1: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra

cauliflora) DAN JAHE (Zingiber officinale R.) SEBAGAI SUMBER

ANTIOKSIDAN

ADAWIAH

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013 M/1435 H

Page 2: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra

cauliflora) DAN JAHE (Zingiber officinale R.) SEBAGAI SUMBER

ANTIOKSIDAN

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Kimia

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

ADAWIAH

109096000026

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013 M/1435 H

Page 3: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …
Page 4: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …
Page 5: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH

HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI

SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, September 2013

ADAWIAH

NIM. 109096000026

Page 6: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

ABSTRAK

ADAWIAH. Formulasi Sari buah Namnam (Cynometra cauliflora) dan Jahe

(Zingiber officinale R.) Sebagai Sumber Antioksidan dibawah bimbingan

ANNA MUAWANAH dan DEDE SUKANDAR.

Antioksidan adalah senyawa yang berperan penting dalam menjaga

kesehatan karena dapat menangkap molekul radikal bebas sehingga menghambat

reaksi oksidatif dalam tubuh yang merupakan penyebab berbagai penyakit.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan nutrisi buah namnam,

senyawa kimia sari buah namnam, formulasi terbaik dan karakteristik sari buah

namnam-jahe berdasarkan syarat mutu SNI 01-3719-1995. Analisis ini meliputi

analisis proksimat, total fenolik, flavonoid, vitamin C, aktivitas antioksidan, mutu

sensorik, mutu mikrobiologis dan cemaran logam. Buah namnam mengandung air

sebesar 87,3%, abu 0,34%, lemak 0,63%, protein 4,16% dan karbohidrat 7,6%.

Sari buah namnam murni mengandung fenolik sebesar 996,03 mg/L, flavanoid

421,09 mg/L, vitamin C 121,44 mg/100 mL dan aktivitas antioksidan dengan IC50

5 μL/mL. Formulasi terbaik minuman sari buah namnam-jahe adalah 65 mL sari

buah namnam dan 35 mL ekstrak jahe memiliki kandungan fenolik 1692,8 mg/L,

flavonoid 1262,26 mg/L, vitamin C 50,06 mg/L dan aktivitas antioksidan dengan

IC50 10,59 μL/mL, cemaran mikroba 100 koloni/mL, cemaran logam Zn 0,955

ppm, As 0,034 ppm, Cu 0,310 ppm, Pb 0,050 ppm dan Hg 0,017 ppm, gula

pereduksi 2,137%, total asam 4,86%, pH=3, TSS 12% serta memiliki syarat mutu

sesuai dengan SNI 01-3719-1995 sehingga aman dikonsumsi dan berpotensi

sebagai minuman sari buah sumber antioksidan.

Kata kunci: buah namnam, jahe, sari buah, antioksidan.

Page 7: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

ABSTRACT

Adawiyah. Formulation Of Namnam (Cynometra cauliflora) and Ginger

(Zingiber officinale R.) Juice As Source Of Antioxidant. Under the guidance

of Anna Muawanah and Dede Sukandar.

Antioxidant is a compoud inhibit that have an important role in protecting

health due to it can absorb free radical molecules and inhibit oxidative reaction

which cause anykinds of diseases. This study aims to determine the nutritional

component of namnam fruite, chemical component and antioxidant activity of

namnam juice, the best formulation and characteristic of namnam-ginger juice

based on the quality requirement of SNI 01-3719-1995. In this experimental,

proximat analysis, TPC, TFC, Vitamin C, antioxidant activity, , sensoric and

microbial quality and metal contamination were evaluated. Namnam fruite

contains 87,3% of water, 0,34% of ash, 0,63% of fat, 6,12 of protein and 7,60% of

carbohydrat. Namnam juice cotains 996,03 mg/L of phenolics, 421,09 mg/Lof

flavonoids, 121,44 mg/100mL of vitamin C and high antioxidant activity with

IC50 5µL/mL. The best formulation of namnam-ginger juice is 65 mL namnam

juice and 35 mL ginger extract contains 1692,8 mg/L of phenolics, 1262,26 mg/L

of flavonoids, 50,06 mg/100mL for vitamin C and high antioxidant anctivity with

IC50 10,59 µL/mL, 100 colonies/mL for microbial contamination, 0,955 ppm for

Zn, 0,034 ppm for As, 0,310 ppm for Cu, 0,050 ppm for Pb and 0,017 ppm for

Hg, 2,137% for glucose, 4,86% for acidity, pH 3 and 12% for TSS. The best

formulation namnam-ginger juice has a good requirement quality that is safe to

consumption as a source an antioxidant.

Keyword: namnam, ginger, juice, antioxidant.

Page 8: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

vi

KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikumWr. Wb.

Puji dan syukur selalu saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang tiada henti kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul

“Formulasi Minuman Sari Buah Namnam (Cynometra cauliflora) dan Jahe

(Zingiber officinale R.) Sebagai Sumber Antioksidan”. Shalawat dan salam

semoga senantiasa tercurahkan kepada suri teladan kita Nabi Muhammad SAW

,beserta keluarga, sahabatnya dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah

dalam menjalankan sunnahnya hingga akhir zaman dan semoga kita semua

termasuk pengikutnya yang istiqomah dalam mengemban risalahnya. aamiin

Adapun penulisan skripsi ini bertujuan untuk memberikan laporan dan

informasi mengenai penelitian yang penulis lakukan. Dalam penulisan dan

penyusunan skripsi penelitian ini penulis menyadari begitu banyaknya dukungan

dan bimbingan yang telah diberikan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih dan rasa hormat yang mendalam kepada:

1. Ibu Anna Muawanah M.Si, selaku dosen pembimbing I yang telah

membimbing penulis dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.

2. Bapak Drs. Dede Sukandar M.Si selaku dosen pembimbing II dan Ketua

Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi yang telah

membimbing dan member ilmu pengetahuan kepada penulis selama

penelitian dan penyusunan laporan penelitian.

Page 9: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

vii

3. Bapak Dr. Agus Salim M.Si selaku Dekan Fakultas Sains danTeknologi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibuku tercinta, kakak dan adik-adikku atas segala kasih sayangnya,

motivasi dan dukungannya baik dalam bentuk materi dan do’anya. Maaf

adaw belum bisa menjadi anak kebanggaan ibu.

5. Seluruh Dosen Program Studi Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis

selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu

sampaikan memberikan manfaat dan mendapatkan keberkahan dari Allah

SWT.

6. My best friend Tiara Yuniarti dan M. Rafi Hudzaifah yang telah

memberikan segala bantuan, motivasinya dan dukungan kepada penulis

selama menyelesaikan penulis menyelesaikan perkuliahan. Terima kasih

sudah mau direpotkan, terus semangat menyelesaikan tugas akhirnya ya

dan semangat menempuh masa depan yang lebih cerah ya…aayyyyoookkk

7. Kak Pipit, Kak Prita, Kak Nita, Kak Erni, Kak Amal dan kak Wahyu, Pak

Aries dan seluruh Laboran Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) UIN

Jakarta yang sudah memberikan bantuan teknis dan masukan kepada

penulis selama penulis melakukan penelitian dan penyusunan skripsi.

8. Teman-teman satu bimbingan Chitta, Tyas, Reni, Widad dan Diah yang

telah memberikan keceriaan, semangat dan kesediaanya dalam menemani

penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi.

Page 10: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

viii

9. Fattah, Nani, Lusi, Zay, PU, Puput, Diah, Guntur, Kak Hasbi, Ramma

Ade, Lutfi, Dhoni, Sholeh dan Teman-teman seperjuangan anak-anak

kimia angkatan 2009 yang telah menemani dan memberikan masukan,

keceriaan kepada penulis selama masa penelitian dan penyusunan skripsi.

10. Nissa dan Rio beserta teman-teman biologi, Farmasi dan Kesmas, Kakak

kelas dan adik kelas serta teman-teman kost Ayu, Eva, Dhana, Nurul,

Hafsoh yang selalu memberikan keceriaan kepada penulis ketika penulis

merasakan kejenuhan. Terima kasih untuk motivasinya.

11. Para panelis angkatan 2009, 2010 dan 2011. Terima kasih atas

kesediannya membantu penulis dalam menghasilkan data penelitian.

Terima kasih khususnya penulis ucapkan kepada Khilda, Riski, Mey,

Dhony, Iman, Akbar, Dedi dan Ismi..Semangat terus yaaaaaa….

12. Emak Pangandaran, Ibu Yoyoh dan Ananda Ghifari yang telah membantu

dalam mendapatkan sampel buah namnam. Terimakasih atas bantuannya.

Semoga silaturahim kita tetap terjaga,,,ammiinnnnnnnn

13. Mama Tiara, Mama Chitta dan Latif yang telah memberikan bantuannya

kepada penulis selama melakukan penelitian.

14. Kakak kelasku khususnya kak Kiki, Kak Ella, Kak Ali yang telah

memberika dukungan dan masukkannya, serta adik-adik kelasku angkatan

2010 dan 2011 yang selalu memberikan motivasi, semangat dan keceriaan

kepada penulis..i’ll never forget you all,,,,,,,,,,,,

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan penelitian ini masih

banyak kekurangan, untuk itu penulis memohon kritik dan saran yang

Page 11: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

ix

membangun dari para pembaca untuk penyusunan laporan penelitian yang lebih

baik di masa yang akan datang.

Wassalaamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, September 2013

Penulis

Page 12: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

x

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .......................................................................................vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................x

DAFTAR TABEL .............................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................3

1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................................3

1.4 Hipotesis ........................................................................................................4

1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Namnam (Cynometra cauliflora) ..................................................................5

2.2 Jahe (Zingiber officanale R.) .........................................................................8

2.3 Radikal Bebas................................................................................................11

2.4 Antioksidan ...................................................................................................13

2.5 Pangan Fungsional ........................................................................................16

2.6 Minuman Sari Buah ......................................................................................17

2.7 Pembuatan dan Komposisi Sari Buah ..........................................................20

2.8 Uji Organoleptik............................................................................................24

Page 13: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

xi

2.9 Mutu Mikrobiologi ........................................................................................26

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................................28

3.2 Alat dan Bahan ..............................................................................................28

3.2.1 Alat .......................................................................................................28

3.2.2 Bahan....................................................................................................28

3.3 Prosedur Penelitian........................................................................................29

3.3.1 Penelitian Pendahuluan ........................................................................29

3.3.1.1 Analisis Proksimat Buah Namnam ...................................................30

3.3.1.1.1 Kadar Air ........................................................................................30

3.3.1.1.2 Kadar Abu ......................................................................................30

3.3.1.1.3 Kadar Protein .................................................................................31

3.3.1.1.4 Kadar Lemak ..................................................................................31

3.3.1.1.5 Kadar Karbohidrat ..........................................................................32

3.3.1.2 Pembuatan Sari Buah Namnam .......................................................32

3.3.1.3 Analisis Sari Buah Namnam .............................................................32

3.3.1.3.1 Total Fenolik ..................................................................................33

3.3.1.3.2 Total Flavanoid ..............................................................................33

3.3.1.3.3 Total Vitamin C .............................................................................33

3.3.1.3.4 Aktivitas Antioksidan ....................................................................34

3.3.2 Penelitian Lanjutan...............................................................................34

3.3.2.1 Formulasi Sari Buah Namnam-Jahe..................................................34

3.3.2.2 Penentuan Formulasi Terbaik Sari Buah Namnam-Jahe ..................35

Page 14: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

xii

3.3.2.2.1 Uji Organoleptik ...........................................................................35

3.3.2.2.2 Uji Aktivitas Antioksidan .............................................................36

3.3.2.3 Analisis Sari Buah Namnam-Jahe Formulasi Terbaik ......................37

3.3.2.3.1 Analisis Fisikokimia ......................................................................37

3.3.2.3.1.1 TPT ..............................................................................................37

3.3.2.3.1.2 pH ................................................................................................37

3.3.2.3.1.3 Total Gula Pereduksi ...................................................................38

3.3.2.3.1.4 Total Asam ..................................................................................38

3.3.2.3.1.5 Total Fenolik ...............................................................................38

3.3.2.3.1.6 Total Flavanoid ...........................................................................39

3.3.2.3.1.7 Total Vitamin C ..........................................................................39

3.3.2.3.2 Cemaran Mikroba Metode ALT.....................................................40

3.3.2.3.3 Cemaran Logam .............................................................................40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kandungan Nutrisi Buah Namnam ...............................................................42

4.2 Sari Buah Namnam .......................................................................................43

4.3 Karakteristik Sari Buah Namnam .................................................................45

4.4 Aktivitas Antioksidan Sari Buah Namnam ...................................................48

4.5 Formulasi Sari Buah Namnam-Jahe..............................................................53

4.6 FormulasiTerbaik Sari BuahNamnam-Jahe ..................................................54

4.6.1 Warna ...................................................................................................55

4.6.2 Aroma ...................................................................................................57

4.6.3 Rasa ......................................................................................................58

Page 15: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

xiii

4.6.4 Penerimaan Umum ...............................................................................60

4.7 Aktivitas Antioksidan Sari Buah Namnam-Jahe ..........................................61

4.8 Karakteristik Sari Buah Namnam-Jahe Formulasi Terbaik ..........................62

4.8.1 Mutu Fisikokimia .................................................................................63

4.8.2 Mutu Mikrobiologis .............................................................................65

4.8.3 Cemaran Logam ...................................................................................66

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ...................................................................................................68

5.2 Saran ..............................................................................................................69

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................70

LAMPIRAN .......................................................................................................80

Page 16: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Standar Mutu Minuman Sari Buah (SNI 01-3719-1995)....................20

Tabel 2. Formulasi Minuman Sari Buah Namnam-Jahe ...................................35

Tabel 3. Kandungan Nutrisi Buah Namnam .....................................................42

Tabel 4. Kandungan Total Fenolik, Flavonoid dan Vitamin C Berbagai

Jenis Buah ...........................................................................................45

Tabel 5. Karakter Rasa Keempat Formulasi Sari Buah Namnam-Jahe ............59

Tabel 6. Hasil Analisis Aktivitas Antioksidan Keempat Formulasi Sari

Buah Namnam-Jahe & Sari Buah Namnam Murni ............................61

Tabel 7. Mutu Fisikokimia Formulasi Terbaik Sari Buah Namnam-Jahe ........63

Tabel 8. Hasil Analisis Cemaran Logam Formulasi Terbaik Sari Buah

Namnam-Jahe .....................................................................................67

Page 17: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tanaman dan Buah Namnam (Cynometra cauliflora) ...................5

Gambar 2. Struktur a) Flavanoid b) Isorhamnetin dan c) Rhamnazin .............7

Gambar 3. Struktur Flavonoid, Tannin dan Saponin .......................................8

Gambar 4. a) Rimpang dan b) Tanaman Jahe ..................................................9

Gambar 5. Struktur Gingerol dan Shogaol. ......................................................11

Gambar 6. Kerusakan Sel Oleh Radikal Bebas ................................................13

Gambar 7. Reaksi Reduksi DPPH oleh Senyawa Antioksidan ........................16

Gambar 8. Struktur Molekul Sukrosa ..............................................................22

Gambar 9. Ikatan Silang Antara Protein dan Tannin di Dlam Rongga

Mulut ................................................................................................45

Gambar 10. Reaksi Pembentukan Kompleks Molibdenum-Tungsten Blue ......46

Gambar 11. Mekanisme Penyerangan Antioksidan Terhadap

Radikal DPPH ..................................................................................49

Gambar 12. Mekanisme Penangkapan Radikal Bebas Oleh Polifenol ..............50

Gambar 13. Mekanisme Penangkapan Radikal Bebas Oleh Flavonoid .............51

Gambar 14. Mekanisme Reaksi Asam Askorbat Dengan Ion

Superoksida dan Hidrogen Peroksida ............................................52

Gambar 15. Warna Keempat Formulasi Sari Buah Namnam-Jahe ...................56

Gambar 16. Reaksi Pencoklatan Enzimatik .......................................................56

Page 18: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Bagan Alir Penelitian....................................................................81

Lampiran 2. Pembuatan Sari Buah Namnam-Jahe ...........................................82

Lampiran 3. Kuesioner Uji Segitiga .................................................................83

Lampiran 4. Lembar Kuisioner Uji Organoleptik .............................................86

Lampiran 5. Data Uji Organoleptik ..................................................................87

Lampiran 6. Rata-rata Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap

Mutu Sensorik Minuman Sari Buah Namnam-Jahe dan

Sari Buah Namnam murni .............................................................91

Lampiran 7. Hasil Analisa Sidik Ragam (ANOVA) Parameter Warna ............92

Lampiran 8. Hasil Analisa Sidik Ragam (ANOVA) Parameter Aroma ...........93

Lampiran 9. Hasil Analisa Sidik Ragam (ANOVA) Parameter Rasa ...............94

Lampiran 10. Hasil Analisa Sidik Ragam (ANOVA) Parameter

PenerimaanUmum .......................................................................95

Lampiran 11. Hasil Analisa Cemaran Mikroba ..................................................96

Lampiran 12. Hasil Analisa Total Fenolik ..........................................................97

Lampiran 13. Hasil Analisa Total Flavonoid ......................................................98

Lampiran 14. Hasil Analisa Aktivitas Antioksidan Sari Buah Namnam

Murni ...........................................................................................99

Lampiran 15. Hasil Analisa Aktivitas Antioksidan Keempat Formulasi

Sari Buah Namnam-Jahe .............................................................100

Lampiran 16 . Biodata Penulis ............................................................................102

Page 19: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan menyebabkan

terjadinya perubahan pola makan dimana masyarakat cenderung lebih memilih

makanan alami dan sehat yang berfungsi untuk mencegah atau mengobati

penyakit. Hal tersebut telah menempatkan produk pangan fungsional sebagai

trend produk pangan masa kini dan mendorong berbagai pihak industri baik

industri farmasi maupun industri pangan mengarah pada konsep “ Healthy,

Functional and Satisfied Foods” dalam menghasilkan produk-produknya

(Hariyadi, 2006).

Pangan fungsional adalah pangan yang secara alami maupun melalui

tahapan proses mengandung satu atau lebih senyawa yang berdasarkan kajian-

kajian ilmiah mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi

kesehatan (BPOM, 2001). Selain itu, dapat meningkatkan imunitas tubuh dan

mengurangi resiko terhadap suatu penyakit. Pangan fungsional berbeda dengan

suplemen makanan atau obat. Obat bersifat kuratif sedangkan pangan fungsional

lebih bersifat preventif terhadap penyakit.

Dewasa ini produk pangan fungsional yang terus mengalami

perkembangan adalah produk pangan kaya akan antioksidan. Hal ini berkaitan

dengan pentingnya peranan antioksidan dalam memelihara dan menjaga

kesehatan. Antioksidan adalah molekul yang dapat menangkap molekul radikal

Page 20: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

2

bebas dan spesies oksigen reaktif (Hanson, 1984), sehingga menghambat reaksi

oksidatif yang merupakan penyebab penyakit-penyakit degeneratif seperti

penyakit jantung, kanker, katarak, disfungsi otak dan arthritis (Miller et al., 2000).

Produk pangan fungsional kaya akan antioksidan yang telah banyak

dikenal adalah minuman sari buah. Minuman sari buah berbeda dengan minuman

rasa buah, dimana minuman sari buah memanfaatkan buah-buahan yang bersifat

alami sebagai bahan baku sehingga minuman sari buah lebih bernutrisi,

menyehatkan dan tidak menimbulkan efek negatif dibanding minuman rasa buah.

Salah satu bahan alam yang memiliki potensi sebagai bahan baku minuman

fungsional untuk sari buah adalah buah namnam.

Hasil uji fitokimia yang telah dilakukan oleh Sukandar et al., (2013) buah

namnam memiliki kandungan senyawa aktif flavonoid, tritepenoid, saponin dan

tannin yang berkhasiat sebagai antioksidan. Namun pemanfaatan buah namnam

sebagai buah konsumsi masih sangat rendah karena buah namnam memiliki rasa

asam, sedikit manis dan sepat yang timbul saat mengkonsumsi buah namnam

sebagai buah segar.

Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya yang dapat meningkatkan

penerimaan buah namnam di masyarakat, salah satunya dengan mengolah buah

namnam menjadi minuman sari buah. Pembuatan produk minuman sari buah

namnam harus melalui proses formulasi agar sari buah yang dihasilkan memiliki

mutu sensori yang baik sehingga disukai konsumen. Proses formulasi dapat

dilakukan dengan cara menambahkan flavor agent salah satunya dengan

menggunakan ekstrak jahe.

Page 21: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

3

Jahe merupakan salah satu tanaman rempah-rempah yang telah lama

digunakan sebagai bahan baku obat tradisional. Selain itu, jahe banyak digunakan

sebagai bumbu karena memiliki aroma dan rasa yang khas. Sifat khas jahe

disebabkan oleh adanya kandungan minyak atsiri dan oleoresin dalam rimpang

jahe. Komponen utama minyak atsiri jahe adalah senyawa gingerol dan shogaol

yang dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan sangat tinggi bahkan lebih tinggi

dibanding alfatokoferol (Wulandari, 2005).

Berdasarkan manfaat kedua tanaman tersebut diharapkan formulasi buah

namnam dan jahe menjadi minuman sari buah dapat menghasilkan minuman sari

buah namnam-jahe yang bernutrisi dan memiliki kandungan antioksidan yang

tinggi. Minuman sari buah namnam-jahe yang dihasilkan juga dapat menambah

keanekaragaman produk pangan fungsional sumber antioksidan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kandungan nutrisi buah namnam, senyawa aktif dan aktivitas

antioksidan sari buah namnam?

2. Bagaimana karakteristik formulasi terbaik minuman sari buah namnam-

jahe yang dihasilkan?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1. Mengetahui kandungan nutrisi buah namnam, senyawa aktif dan aktivitas

antioksidan sari buah namnam.

Page 22: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

4

2. Mengetahui karakteristik formulasi terbaik sari buah namnam-jahe yang

dihasilkan.

1.4 Hipotesis

1. Buah namnam memiliki kandungan nutrisi, senyawa aktif dan aktivitas

antioksidan yang tinggi.

2. Formulasi terbaik sari buah namnam-jahe memiliki kandungan nutrisi,

senyawa aktif dan aktivitas antioksidan yang tinggi sehingga berpotensi

sebagai minuman sari buah sumber antioksidan.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat

dalam memanfaatkan buah namnam sebagai bahan baku pembuatan minuman

fungsional untuk sari buah sumber antioksidan, sehingga dapat meningkatkan

penerimaan dan nilai ekonomi dari buah namnam.

Page 23: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Namnam (Cynometra cauliflora)

Menurut Verheij dan Coronel (1997), namnam atau sawo sancukan

merupakan sejenis tanaman dari keluarga polong-polongan (Fabeceae) dengan

nama latin cynometra cauliflora. Namnam dikenal juga dalam beberapa bahasa

daerah sebagai namu-namu (Manado dan Maluku), namo-namo (Ternate), namet

(Halmahera), namute, lamute, lamuta, klamute (Maluku Tengah), arepa (Bugis),

puti anjeng (Makasar), namnam (Sunda, Jawa, dan Madura), puci anggi (Bima)

dan kuwanjo (Bali). Meskipun belum diketahui dengan pasti asal usulnya, namun

sejumlah pihak meyakini bahwa tumbuhan namnam merupakan tumbuhan asli

Indonesia. Namnam diketahui ditanam hampir di seluruh wilayah di Indonesia,

Asia Tenggara, dan India. Bentuk pohon dan buah namnam ditunjukkan pada

gambar di bawah.

Gambar 1. Tanaman dan Buah Namnam (Cyanometra cauliflora)

(Dokumen Pribadi, 2013)

Page 24: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

6

Pohon namnam mempunyai tinggi antara 3-10 meter. Batangnya tegak,

bulat, berwarna abu-abu kecoklatan dan berbonggol-bonggol. Daun namnam

majemuk dengan sepasang anak daun berbentuk lonjong dengan panjang antara 5

sampai 15 cm, berwarna putih atau merah jambu terang ketika masih muda dan

berubah menjadi hijau tua mengkilat ketika tua.

Bunga namnam majemuk terdiri dari 4-5 tandan yang tumbuh di batang

dan cabang, bunga namnam berukuran kecil berwarna merah muda atau putih

dengan mahkota berbentuk lanset berwarna putih.

Buah berbentuk ginjal keriput yang ujungnya meruncing dan daging buah

yang tebal, tumbuh di batang hingga dekat ke tanah, berwarna coklat atau

kekuningan dengan permukaan yang kasar. Buah namnam berukuran antara 3-9

cm dengan ketebalan antara 2-6 cm. Di dalam buah namnam terdapat sebutir biji

berbentuk pipih. Setelah masak buah berasa asam agak manis sehingga dapat

dimakan secara langsung (Heyne, 1987).

Menurut Heyne (1987) tanaman namnam diklasifikasikan sebagai berikut.

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Genus : Cynometra

Spesies : Cynometra cauliflora

Pada umumnya pohon namnam banyak ditanam sebagai penghias

halaman. Buahnya dapat dimakan langsung atau dijadikan bahan rujak, asinan

Page 25: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

7

atau manisan. Selain itu, buah namnam juga dapat digunakan sebagai campuran

sambal. Beberapa bagian tanaman namnam ternyata mempunyai manfaat sebagai

obat herbal, seperti rebusan daun muda pohon namnam yang berkhasiat

meringankan gejala diare, melancarkan air seni dan mengobati penyakit kencing

batu.

Namnam merupakan tanaman dari keluarga polong-polongan (fabaceae)

yang merupakan keluarga tumbuhan yang besar dengan 650 genus dan lebih dari

18.000 species (Heyne, 1987). Menurut ilmu kemotaksonomi, tumbuhan dengan

keluarga yang sama mengandung senyawa dengan kerangka struktur kimia yang

sama sehingga berpotensi memiliki aktivitas biologis yang sama (Tringali, 2001).

Sebagian besar tanaman fabaceae merupakan sumber senyawa flavonoid baik

dalam bentuk flavonoid, isoflavonoid maupun neoflavonoid yang dilaporkan

efektif menghambat peroksidasi asam linoleat dan mencegah pembentukan anion

superoksida misalnya senyawa isorhamnetin dan rhamnazin (Tringali, 2001).

OOH

OH

OH

O

OH

OCH3

O

OH

OH

O

OOH

OCH 3

OO

O

OH

OH

OH

OH

OH

OH

OH

OOH

OH

O

OH

OH

a b c

Gambar 2. Struktur (a) Flavonoid, (b) Isorhamnetin dan (c) Rhamnazin

(Tringali, 2001)

Page 26: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

8

Buah namnam memiliki kandungan senyawa aktif metabolit sekunder

golongan triterpenoid, saponin, tanin (polifenol) dan flavonoid (gambar 3) yang

merupakan golongan senyawa antioksidan. Sehingga buah namnnam memiliki

potensi sebagai buah sumber antioksidan (Sukandar et al., 2013).

O

O

OH

OH

OH

OH O

OH

OH

OH

OH

OH

CH3CH3 CH3

CH3 CH3

CH3

Oglikon

O

Flavonoid Tannin

Saponin

Gambar 3. Struktur Flavonoid, Tannin dan Saponin (Wibowo, 2013)

2.2 Jahe (Zingiber officinale R.)

Jahe merupakan tanaman yang berasal dari Asia Selatan, India dan China.

Tanaman ini umumnya ditanam di daerah yang beriklim panas, terutama di tanah

yang gembur, kering, dan subur (Wijayakusuma, 2002). Jahe tersebar di berbagai

wilayah di Indonesia dengan nama Halai (Aceh), Lahia (Nias), Sipodeh (Minang),

Jahe (Jawa Barat), Jae (Jawa Tengah dan Jawa Timur), Lia (Flores), Jhai

(Madura), Goraka (Ternate), Late (Timor), Lali (Irian Jaya).

Jahe merupakan rempah-rempah berupa umbi akar (rhizoma) yang

diperoleh dari tanaman Zingiber officinale Roscoe. Batang jahe berbentuk tegak,

berakar serabut dan berumbi dengan rimpang mendatar. Batang jahe diselubungi

Page 27: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

9

oleh dasar pelepah daun, daun jahe berwarna hijau dan berbunga (Wulandari,

2005).

(a) (b)

Gambar 4. Rimpang (a) dan Tanaman (b) Jahe (Dokumen Pribadi, 2013)

Menurut Heyne (1987) jahe termasuk tanaman dari keluarga zingiberaceae

dengan klasifikasi ilmiah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Angiospermae

Ordo : Musales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Zingiber

Spesies : Zingiber officinale

Bagian tanaman jahe yang digunakan adalah rimpang jahe yang memiliki

bentuk bercabang tidak beraturan, berkulit agak keras, dagingnya berwarna

kuning, berserat dan berbau harum. Rimpang jahe tumbuh dalam tanah dan

dipanen setelah berumur 9–10 bulan. Menurut Sutarno et al., (1999) kandungan

minyak atsiri dan senyawa aktif yang terkandung dalam rimpang jahe mencapai

maksimal pada umur jahe sekitar 9–10 bulan dan berkurang seiring dengan

peningkatan umur rimpang dan kandungan pati.

Page 28: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

10

Berdasarkan ukuran, bentuk dan warna kulitnya rimpang jahe

diklasifikasikan menjadi tiga varietas yaitu: (1) Zingiber officinale var Roscoe

yang dikenal dengan jahe gajah atau jahe badak atau jahe putih besar, mempunyai

rimpang yang besar dan ruas yang menggelembung, (2) Zingiber officinale var

Rubrum, yang dikenal dengan jahe merah atau jahe sunti, dengan kulit rimpang

yang berwarna merah, (3) Zingiber officinale var Amarum, yang dikenal dengan

jahe putih kecil atau jahe emprit, mempunyai rimpang dengan ruas yang kecil dan

agak menggelembung (Wulandari, 2005).

Rismunandar (1988), rimpang jahe mengandung minyak atsiri yang berada

di bagian sel-sel dagingnya. Komposisi kimia rimpang jahe menentukan tinggi

rendahnya nilai aroma dan pedasnya rimpang jahe. Aroma dan rasa pedas pada

jahe disebabkan adanya kandungan minyak atsiri yang komponen utamanya

berupa gingerol dan shogaol (gambar 5) yang merupakan komponen teraktif pada

jahe.

Gingerol merupakan komponen utama dalam rimpang jahe segar yang

memiliki efek farmakologis dan fisiologis seperti analgesik, antipiretik,

gastroprotektif, kardiotonik, antihepatotoksik dan memiliki efek penghambatan

dalam biosintesis prostaglandin (Bhattarai et al., 2001). Gingerol bersifat labil

terhadap panas atau suhu tinggi, sehingga mudah terdehidrasi menjadi shogaol

(Bhattarai et al., 2001) yang memiliki aktivitas antioksidan lebih tinggi dari

gingerol (Wulandari, 2005).

Senyawa shogaol merupakan produk dehidrasi gingerol yang memiliki

karakter citarasa pedas. Shogaol lebih banyak terdapat pada simplisia kering.

Page 29: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

11

Stabilitas kedua komponen tersebut di dalam tubuh, terutama bagian perut mampu

memberikan sifat bioavailabilitas secara keseluruhan. Kestabilan gingerol dan

shogaol dalam suasana asam mencapai puncak dan menjadi faktor penting dalam

menelusuri efek farmakologis pada berbagai produk obat-obatan dan kesehatan

berbasis jahe lainnya (Bhattarai et al, 2001).

CH3

H3CO

OH

O OH

Gingerol

CH3

H3CO

OH

O

Shogaol

Gambar 5. Srtruktur Gingerol dan Shogaol (Wulandari, 2005)

2.3 Radikal Bebas

Radikal bebas adalah atom, gugus, atau molekul yang memiliki satu atau

lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbit paling luar, termasuk atom

hidrogen, logam-logam transisi, dan molekul oksigen. Adanya elektron tidak

berpasangan menyebabkan radikal bebas secara kimiawi menjadi sangat reaktif.

Radikal bebas dapat bermuatan positif (kation), negatif (anion), atau tidak

bermuatan (Halliwell dan Gutteridge, 2000).

Radikal bebas berasal dari dalam tubuh (internal) dan luar tubuh

(eksternal). Dari dalam tubuh, radikal bebas merupakan produk hasil proses

metabolisme misalnya radikal bebas golongan senyawa oksigen reaktif (ROS)

yang merupakan konsekuensi dari proses biokimia ketika terjadi kenaikan paparan

xenobiotik dalam tubuh baik dari makanan maupun lingkungan.

Page 30: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

12

Senyawa oksigen reaktif (ROS) diproduksi dalam tubuh karena diperlukan

untuk pproses signaling dan fagositosis bakteri. Akan tetapi adanya ROS yang

berlebihan diindikasikan merupakan penyebab utama dari proses penuaan dan

berbagai penyakit, seperti asma, kanker, penyakit kardiovaskular, katarak,

inflamasi saluran pencernaan dan liver (Finkel and Holbrook, 2000).

Radikal bebas senyawa oksigen reaktif (ROS) diantaranya adalah

superoksida (O2*), hidroksil (*OH), peroksil (ROO*), hidrogen peroksida (H2O2),

singlet oksigen (1O2), oksida nitrit (NO*), dan peroksinitrit (ONOO*). Sedangkan

radikal bebas dari luar tubuh antara lain berasal dariasap rokok, polusi udara,

radiasi, sinar UV, obat, pestisida, limbah industri, dan ozon (Muchtadi, 2000).

Radikal bebas sangat reaktif mencari pasangan elektronnya, sehingga

radikal bebas yang terbentuk dalam tubuh akan mengalami reaksi berantai dan

menghasilkan radikal bebas baru yang jumlahnya terus bertambah dan akhirnya

menyerang sel-sel tubuh (Herold, 2007). Radikal bebas merusak sel-sel tubuh

karena mampu merusak tiga jenis senyawa penting untuk mempertahankan

integritas sel yaitu asam lemak tak jenuh majemuk (PUFA) yang merupakan

komponen penting fosfolipid penyusun membran sel, DNA yang merupakan

piranti utama genetika sel dan protein yang memegang berbagai peran penting

seperti enzim, reseptor, antibodi, pembentuk matriks, dan sitoskeleton (Halliwell

dan Gutteridge, 2000). Senyawa radikal yang terbentuk juga manjadi inisiator

pada proses peroksidasi lipid yang menyebabkan kerusakan jaringan tubuh

danterjadinya proses penuaan serta penyakit autoimun (Muchtadi, 2000).

Page 31: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

13

Kerusakan sel akibat radikal bebas didahului oleh kerusakan membran

melalui beberapa tahap yaitu, (1) terbentuknya ikatan kovalen antara radikal bebas

dan komponen membran mengakibatkan terjadinya perubahan struktur dan fungsi

reseptor membran, (2) adanya oksidasi gugus tiol pada komponen membrane

akibat radikal bebas menyebabkan terganggunya system transport lintas membran,

(3) terjadinya peroksidasi lipid membrane menyebabkan membran rusak karena

terjadinya perubahan fluiditas, ikatan cross linking, struktur dan fungsi membran.

Gambar 6. Kerusakan Sel Oleh Radikal Bebas (Herold, 2007)

2.4 Antioksidan

Antioksidan merupakan substansi yang dapat menghambat proses oksidasi

oleh molekul oksigen. Menurut Kumalaningsih (2006), antioksidan adalah

senyawa yang mempunyai struktur molekul yang dapat memberikan elektronnya

kepada molekul radikal bebas dan memiliki kemampuan untuk memutus reaksi

berantai dari radikal bebas. Antioksidan sangat bermanfaat bagi kesehatan dan

berperan penting dalam mempertahankan mutu produk pangan. Manfaat

antioksidan bagi kesehatan misalnya untuk mencegah penyakit kanker dan tumor,

penyempitan pembuluh darah dan penuaan dini. Pada produk pangan, antioksidan

digunakan untuk mencegah terjadinya proses oksidasi yang dapat menyebabkan

Page 32: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

14

kerusakan pangan, seperti ketengikan, perubahan warna dan aroma, serta

kerusakan fisik lainnya (Syafutri, 2008).

Berdasarkan sumbernya, antioksidan terbagi dua yaitu antioksidan alami

dan antioksidan sintetis (Kumalaningsih, 2006). Antioksidan alami adalah

antioksidan yang berasal dari senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu atau

lebih komponen makanan, substansi yang terbentuk dari hasil reaksi selama

pengolahan, dan bahan tambahan makanan yang diisolasi dari sumber alami.

Sebagian besar senyawa antioksidan alami diisolasi dari tumbuhan, baik dari

bagian kayu, kulit kayu, akar, daun, buah, bunga, biji dan serbuk sari yang

umumnya berupa asam amino, asam askorbat, karotenoid, asam sinamat,

flavonoid, melanoidin, asam organik tertentu, zat pereduksi, peptida, fosfatida,

polifenol, tanin dan tokoferol (Swasono et al., 2007). Sedangkan antioksdian

sintetik adalah antioksidan yang disintesis melalui reaksi kimia dengan

menggunakan bahan-bahan kimia, seperti Butylated Hydroxytoluene (BHT),

Butylated Hydroxyanisole (BHA) dan Tert-Butyl Hydroquinone (TBHQ).

Kochlar dan Rossell (1990) membagi antioksidan menjadi lima kelompok

yaitu (1) Antioksidan primer yaitu kelompok senyawa yang menghentikan

pembentukan radikal bebas pada oksidasi lipid seperti tokoferol, Butylated

Hydroxytoluene (BHT), Butylated Hydroxyanisole (BHA), dan Tert-Butyl

Hydroquinone (TBHQ), (2) Antioksidan penangkap oksigen (oxygen scavenger)

seperti vitamin C, askorbil palmitat dan asam eritrobat, (3) Antioksidan sekunder

yaitu kelompok senyawa yang berfungsi mendekomposisikan hidroperoksida lipid

menjadi produk akhir yang stabil, contohnya dilauril dan asam tiodipropionat, (4)

Page 33: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

15

Antioksidan enzimatik seperti glukose oksidase, superoksida dismutase, katalase,

glutathione peroksidase dan (5) Pengkelat (chelating agent atau sequestrants)

seperti asam sitrat, asam amino, Etylenediaminetetra-acetic acid (EDTA) bekerja

dengan cara mengkelat ion logam yang dapat mengkatalisis oksidasi lipid.

Beberapa senyawa yang bersifat sebagai antioksidan yang banyak terdapat

dalam buah-buahan adalah senyawa fenolik, flavonoid dan vitamin C. Vitamin C

bersifat sebagai antioksidan karena memainkan peranan penting dalam

detoksifikasi produk-produk respirasi (Sameeet al., 2006). Senyawa fenolik

berperan sebagai antioksidan karena sifat redoksnya yang bisa menyerap dan

menetralkan senyawa radikal bebas, sedangkan flavonoid berfungsi sebagai

antioksidan karena bersifat sebagai agen pengkelat yang dapat membentuk

senyawa kompleks dengan ion logam transisi sehingga ion logam transisi tersebut

tidak lagi bertindak sebagai prooksidan (Sameeet al., 2006).

Aktivitas antioksidan suatu senyawa dapat ditentukan dengan metode

DPPH free radical scavengerdengan DPPH sebagai senyawa pendeteksi. DPPH

(1,1-diphenyl-2- picrylhydrazil) adalah senyawa radikal yang stabil yang dapat

bereaksi dengan atom hidrogen yang berasal dari suatu antioksidan membentuk

DPPH tereduksi (Simanjuntak et al., 2004). Pengukuran kapasitas antioksidan

dengan metode DPPH dilakukan UV-Vis menggunakan spektrofotometer pada

panjang gelombang 512-517 nm (Kubo et al., 2002). Penurunan absorbansi DPPH

menunjukkan adanya aktivitas antioksidan dari suatu bahan.

Page 34: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

16

Gambar 7. Reaksi Reduksi DPPH oleh Senyawa Antioksidan (Herold, 2007)

2.5 Pangan Fungsional

Pangan fungsional adalah pangan yang secara alami maupun melalui

tahapan proses mengandung satu atau lebih senyawa yang berdasarkan kajian-

kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang

bermanfaat bagi kesehatan (BPOM, 2001). Pangan fungsional memiliki tiga

fungsi dasar dalam tubuh (Ichikawa, 1994). Fungsi pertama yaitu dlihat dari aspek

nutrisional yaitu pangan memiliki nilai gizi yang tinggi, kedua dilihat dari aspek

sensori yaitu pangan memiliki tampilan yang menarik dan rasa yang enak dan

ketiga dilihat dari aspek fisiologi yaitu dapat meningkatkan daya tahan tubuh,

mencegah hipertensi, mencegah diabetes, memulihkan kesehatan, mengatur

kondisi tubuh dan mencegah penuaan.

Pangan fungsional berbeda dengan suplemen makanan atau obat dimana

suplemen dan obat bersifat kuratif sedangkan pangan fungsional lebih bersifat

preventif terhadap penyakit. Pangan fungsional dikonsumsi sebagaimana layaknya

+ RH + R •

DPPH DPPH-H

N

N

NO2O2N

NO2

N

NH

NO2O2N

NO2

Page 35: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

17

makanan atau minuman, mempunyai karakteristik sensori berupa penampakan,

warna, tekstur dan citarasa yang dapat diterima oleh konsumen, tidak memberikan

kontraindikasi dan efek samping terhadap metabolisme zat gizi lainnya jika

dikonsumsi dalam jumlah yang dianjurkan serta tidak berbentuk kapsul, tablet,

atau bubuk yang berasal dari senyawa alami (Winarti dan Nurdjanah, 2005).

2.6 Minuman Sari Buah

Menurut SNI 01-3719-1995, minuman sari buah adalah minuman ringan

yang dibuat dari sari buah dan air minum dengan atau tanpa penambahan gula dan

bahan tambahan makanan yang diizinkan. Faktor yang perlu diperhatikan dalam

pembuatan minuman sari buah antara lain, buah yang digunakan haruslah segar,

banyak tersedia dan mengandung kadar air yang tinggi, tidak hambar, serta tidak

rusak dan tidak busuk (Widyasari, 2007).

Pada prinsipnya dikenal dua macam sari buah, yaitu (1) Sari buah encer,

yang diperoleh dari pengepresan daging buah, dilanjutkan dengan penambahan

air, penambahan atau tanpa penambahan gula, (2) Sari buah pekat yaitu cairan

yang dihasilkan dari pengepresan daging buah dan dilanjutkan dengan proses

pemekatan (Triyono, 2010). Sari buah diperoleh dari buah-buahan melalui

beberapa tahap yaitu ekstraksi, klarifikasi, deaerasi, pasteurisasi, pembotolan,

pemekatan dan pendinginan (Widyasari, 2007).

1. Ekstraksi

Metode yang digunakan untuk mengekstraksi sari buah dari buah-buahan

tropis sangat beragam, tergantung dari struktur dan komposisi buah. Sari buah

Page 36: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

18

dapat dipisahkan dari jaringan padat dengan menggunakan alat-alat screw

extractor, centrifugal machines atau dengan saringan.

2. Klarifikasi

Klarifikasi bertujuan untuk menghilangkan sisa pulp dari sari buah dengan

cara penyaringan, pengendapan, atau sentrifugasi. Sari buah yang tidak

dimurnikan akan berakibat terjadinya pengendapan partikel-partikel pulp setelah

sari buah dibotolkan, hal ini tidak diinginkan karena akan menurunkan

penerimaan konsumen.

3. Deaerasi

Proses deaerasi ditujukan untuk mengurangi kerusakan vitamin C dan

perubahan yang disebabkan oleh adanya oksigen. Selain itu, faktor-faktor lain

penyebab kehilangan vitamin C selama pengolahan dan penyimpanan adalah cara

pengolahan yang salah dan temperatur penyimpanan yang tinggi. Vitamin C

relatif stabil pada sari buah yang mempunyai pH rendah dengan kandungan asam

sitrat yang tinggi (Kusnandar dan Andarwulan, 2006).

Vitamin C adalah vitamin paling tidak stabil diantara semua vitamin yang

mudah mengalami kerusakan selam proses pengolahan dan penyimpanan. Vitamin

ini memiliki sifat sangat mudah larut dalam air, mudah teroksidasi oleh panas,

cahaya, alkali serta oleh katalis tembaga dan besi.

4. Pasteurisasi

Pasteurisasi bertujuan untuk membunuh mikroorganisme patogen dan

menginaktifkan enzim. Pasteurisasi bukan bertujuan untuk membunuh spora

bakteri, tapi untuk mencegah agar spora tersebut tidak berkembang. Pasteurisasi

Page 37: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

19

terdiri dari beberapa metode, seperti flash pasteurization yang menggunakan plate

heat exchanger, batch pasteurisation, dan in pack pasteurisation (hot filling)

(Ashurst, 1995).

5. Pembotolan atau Pengalengan

Pembotolan atau pengalengan merupakan cara pengemasan bahan pangan

dalam wadah tertutup rapat (hermetis) dan disterilisasi dengan panas. Cara

pengemasan ini biasa dilakukan pada industri sari buah karena dapat

mempertahankan nilai gizi dan cita rasa sari buah. Keuntungan pembotolan

(gelas) dalam pengemasan sari buah dibandingkan dengan kaleng antara lain

transparan, inert (tidak beraksi), dapat dibuka dan ditutup kembali bila

menggunakan tutup botol yang sesuai serta kerusakan mikrobiologis yang tidak

menghasilkan gas yang sulit dideteksi pada makanan kaleng dapat mudah terlihat

pada botol (Widyasari, 2007).

6. Penyimpanan dingin

Widyasari (2007), penyimpanan dingin (chilling storage) merupakan cara

penyimpanan bahan atau produk pangan dibawah suhu 15°C dan diatas titik beku

produk. Penyimpanan dingin merupakan salah satu cara menghambat turunnya

mutu sari buah. Pendinginan akan menurunkan laju pertumbuhan mikroba pada

produk yang disimpan karena terjadinya denaturasi enzim dan penghambatan

sintesa enzim yang dibutuhkan mikroba sehingga mencegah terjadinya perubahan

pada sari buah karena alkohol hasil fermentasi oleh berbagai jenis khamir seperti

Lactobacillus pastorianus, Lactobacillus brevis dan Leuconostoc mesenteroides

yang menghasilkan lender dalam minuman.

Page 38: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

20

Minuman sari buah yang diproduksi harus memiliki syarat mutu yang

sesuai dengan yang ada dalam SNI 01-3719-1995 yang ditampilkan pada tabel 1.

Tabel 1. Standar Mutu Minuman Sari Buah (SNI 01-3719-1995)

No Kriteria Uji Satuan Persyaratan

1 Keadaan

1.1. Aroma - Normal

1.2. Rasa - Normal

2 Bahan Tambahan Pangan

2.1. Pemanis Buatan - Tidak boleh ada

2.2. Pewarna Tambahan - Sesuai SNI 01-0222-1987

2.3. Pengawet - Sesuai SNI 01-0222-1987

3 Cemaran Logam

3.1. Timbal (Pb) mg/Kg Maks 0,3

3.2. Tembaga (Cu) mg/Kg Maks 5,0

3.3. Seng (Zn) mg/Kg Maks 5,0

3.4. Raksa (Hg) mg/Kg Maks 0,03

3.5. Arsen (As) mg/Kg Maks 0,2

4 Cemaran Mikroba

4.1. Angka Lempeng Total Koloni/ml Maks. 2 x 10

2

4.2. Coliform APM/ml Maks. 20

4.3. E. Coli APM/ml < 3

4.4. Samonella Koloni/25 ml Negatif

4.5. S. aureus Koloni/ml 0

4.6. Vibrio .s.p Koloni/ml Negatif

4.7. Kapang Koloni/ml Maks. 50

4.8. Khamir Koloni/ml Maks. 50

Sumber : BSN, 1995

2.7 Pembuatan dan Komposisi Minuman Sari Buah

Sari buah adalah cairan buah yang diperoleh dari hasil penyaringan daging

buah yang telah di haluskan. Prinsip pembuatan sari buah adalah memperoleh

cairan jernih melalui cara ekstraksi. Proses ekstraksi saribuah dapat dilakukan

dengan berbagai cara, yaitu metode panas, metode dingin dan metode

menggunakan alat ( AFRC Institute of Food Research, 1989).

Page 39: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

21

Metode panas merupakan cara yang paling mudah dan digunakan untuk

buah-buahan yang memiliki jaringan bahan yang lunak, seperti strawberry dan

blackberry. Metode dingin dilakukan dengan cara fermentasi dan penggunaan

enzim pektolitik, sedangkan metode yang menggunakan alat adalah dengan

menggunakan juice extractor yang langsung dapat memisahkan sari buah dengan

ampasnya. Namun untuk buah-buahan tertentu, dapat dilakukan modifikasi

terhadap proses pengolahan bergantung pada sifat buah dan sari buah yang

diinginkan.

Minuman sari buah dibuat dengan komposisi bahan yang digunakan

adalah sari buah, air, gula, asam sitrat, natrium benzoat dan flavor agent. Namun

dalam penelitian ini bahan yang digunakan dalam membuat minuman sari buah

adalah air, buah namnam, gula, garam dan jahe.

Air sangat diperlukan dalam pembuatan minuman sari buah. Air yang

digunakan dalam proses pembuatan minuman sari buah adalah air sehat. Air

dikatakan sehat apabila memenuhi syarat-syarat fisika, kimia, mikrobiologi, dan

radioaktif, sebagai berikut.

a. Syarat fisik, yaitu tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau.

b. Syarat kimia, yaitu tidak mengandung bahan kimia tertentu dalam rentang

yang dapat membahayakan kesehatan contohnya Ca, F, Cu, Mg, dan lain-

lain.

c. Syarat mikrobiologi yaitu tidak mengandung mikroba yang berbahaya

misalnya bakteri E. coli.

Page 40: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

22

d. Syarat radioaktif yaitu tidak mengandung bahan-bahan radioaktif misalnya

sinar Alfa dan sinar Beta.

Gula (gambar 8) adalah istilah umum yang sering diartikan untuk

karbohidrat yang digunakan sebagai pemanis, tetapi dalam industri pangan

biasanya digunakan untuk menyatakan sukrosa yang diperoleh dari bit atau tebu.

Sukrosa merupakan senyawa disakarida yang secara sistematika kimiawi disebut

α-D-gluko-piranosil-β-D-fruktofuranosida dengan rumus molekul C12H22O11,

memiliki berat molekul 342,30 dan terdiri dari unit glukosa dan fruktosa.

O O

O

OH

OH

OH

OH

OH

OH

OHOH

Gambar 8. Struktur Molekul Sukrosa (Widyasari, 2007)

Secara komersial sukrosa diproduksi dari gula tebu atau gula bit dan

didapat dalam bentuk gula pasir atau sirup. Sukrosa memiliki peranan yang sangat

penting dalam teknologi pangan, karena fungsinya yang beraneka ragam yaitu

sebagai pemanis, pembentuk tekstur, pengawet, pembentuk citarasa, sebagai

bahan pengisi, pelarut dan pembawa trace element (Widyasari, 2007). Fungsi

utama sukrosa sebagai pemanis memegang peranan penting karena dapat

meningkatkan penerimaan dari suatu makanan, yaitu dengan menutupi citarasa

yang tidak menyenangkan.

Page 41: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

23

Rasa manis sukrosa bersifat murni karena tidak ada after taste, yaitu

citarasa kedua yang timbul setelah citarasa pertama. Disamping itu sukrosa juga

memperkuat citarasa pada makanan, karena menyeimbangkan rasa asam, pahit

dan asin melalui reaksi kimia seperti karamelisasi. Sukrosa digunakan sebagai

standar tingkat kemanisan bagi bahan pemanis lainnya (Widyasari, 2007).

Flavor atau citarasa adalah sensasi yang ditimbulkan oleh bahan makanan

ketika dimasukkan ke dalam mulut terutama ditimbulkan oleh rasa dan bau. Selain

nilai gizi, flavor termasuk aroma dan rasa merupakan faktor dalam menentukan

mutu suatu produk pangan. Tetapi sebelum faktor-faktor lain dipertimbangkan,

secara visual faktor warna dan aroma lebih dahulu sangat menentukan penerimaan

konsumen (Winarno, 1992). Selain itu warna, aroma dan rasa juga merupakan

faktor dalam menentukan mutu suatu bahan dan sebagai indikator kesegaran suatu

bahan (Winarno, 1991).

Flavor agent digolongkan sebagai bahan tambahan makanan yang dapat

memberikan, menambah, atau mempertegas rasa dan aroma (Winarno, 1992).

Senyawa-senyawa ester tertentu mempunyai aroma yang menyerupai aroma buah-

buahan, misalnya amil asetat mempunyai aroma yang menyerupai aroma pisang,

benzil asetat mempunyai aroma strawberry dan amil kaproat mempunyai aroma

nanas dan apel (Winarno, 1992).

Pemberian flavor agent sangat penting dalam mempengaruhi tanggapan

organoleptik dan lebih lanjut dapat mempengaruhi penerimaan konsumen.

Penggunaan flavor agent memberikan aroma dan rasa yang disukai oleh

konsumen. Flavor agent yang digunakan dapat berasal dari bahan tambahan

Page 42: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

24

pangan sintetik seperti benzil asetat yang memberikan aroma strawberry maupun

flavor alami yang diperoleh dari ekstrak tanaman seperti ekstrak lemon, jahe dan

daun pandan.

2.8 Uji Organoleptik

Pengujian organoleptik adalah pengujian bahan secara subjektif dengan

pertolongan panca indera manusia. Pada umumnya uji organoleptik atau disebut

juga pengujian secara sensory evaluation didasarkan atas indera penglihatan,

indera peraba, indera pencium, indera perasa dan mungkin indera pendengar

(Damayanti et al, 1997). Penginderaan dapat juga berarti reaksi mental (sensation)

jika alat indra mendapat rangsangan (stimulus) sehingga reaksi yang ditimbulkan

dapat berupa sikap untuk mendekati atau menjauhi, menyukai atau tidak

menyukai. Kesadaran, kesan dan sikap terhadap rangsangan adalah reaksi

psikologis atau reaksi subyektif. Pengukuran terhadap nilai/tingkat kesan,

kesadaran dan sikap disebut penilaian subyektif.

Penentuan peneriman terhadap produk minuman sari buah dapat dilakukan

melalui uji hedonik atau kesukaan. Uji hedonik meliputi tingkat kesukaan

terhadap warna, aroma, rasa dan penerimaan umum terhadap minuman sari buah

(Soekarto, 1985). Panelis dalam pengujian hedonik diminta memberikan

tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau ketidaksukaan.

Disamping panelis mengemukakan tanggapan senang, suka atau

kebalikannya, mereka juga mengemukakan tingkat kesukaannya. Tingkat–tingkat

kesukaan ini disebut skala hedonik. Misalnya dalam hal “suka” dapat mempunyai

Page 43: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

25

skala hedonik seperti: amat sangat suka, sangat suka, suka, agak suka. Sebaliknya

jika tanggapan itu “ tidak suka “ dapat mempunyai skala hedonik seperti suka dan

agak suka, terdapat pula tanggapan yang disebut sebagai netral, yaitu bukan suka

tetapi juga bukan tidak suka (Meiglaard et al., 1999).

Skala hedonik dapat direntangkan menurut rentangan skala yang

dikehendakinya. Skala hedonik dapat juga diubah menjadi skala numerik dengan

angka mutu menurut tingkat kesukaan. Dengan data numerik ini dapat dilakukan

analisis secara statistik. Penggunaan skala hedonik pada prakteknya dapat

digunakan untuk mengetahui perbedaan. Sehingga uji hedonik sering digunakan

untuk menilai secara organoleptik terhadap komoditas sejenis atau produk

pengembangan. Uji hedonik ini juga banyak digunakan untuk menilai produk

akhir.

Pengujian organoleptik harus memiliki jaminan keamanan produk yang

diujikan kepada para panelis seperti jaminan Good Manufacturing Practice

(GMP) yaitu pengawasan pelaksanaan produksi mulai dari penerimaan bahan

baku hingga produk berada ditangan konsumen untuk memberikan jaminan bahwa

produk yang dihasilkan aman dan layak untuk dikonsumsi serta jaminan

Sanitation Standart Operational Prosedure (SSOP) yaitu uraian kegiatan yang

dilakukan pada proses pengolahan berkaitan dengan operasi sanitasi untuk

mencegah kontaminasi pada produk secara langsung (Yunita, 2013).

Page 44: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

26

2.9 Mutu Mikrobiologi

Mutu mikrobiologi merupakan salah satu parameter penting karena selain

dapat menduga daya tahan simpan suatu pangan juga dapat digunakan sebagai

indikator sanitasi atau keamanan pangan. Pengujian mutu mikrobiologi yang biasa

dilakukan diantaranya uji kuantitatif untuk menetukan mutu dan daya tahan suatu

pangan, uji kualitatif bakteri patogen untuk menentukan tingkat keamanan

pangan dan uji bakteri untuk mengetahui tingkat sanitasi pangan tersebut

(Fardiaz, 1989).

ALT (Angka Lempeng Total) adalah metode uji yang digunakan dalam

menentukan mutu mikrobiologis suatu bahan yang didasarkan pada asumsi bahwa

setiap sel mikroorganisme hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni

setelah ditumbuhkan dalam media pertumbuhan dan lingkungan yang sesuai.

Setelah diinkubasi, jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan

atau dugaan dari jumlah mikroorganisme dalam suspensi tersebut.

Angka Lempeng Total merupakan salah satu cara pemeriksaan total

mikroba dalam bahan makanan. Prinsip metode Angka Lempeng Total antara lain,

jika sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada agar maka sel mikroba

tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat

langsung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop.

Koloni yang tumbuh tidak selalu berasal dari satu sel mikroorganisme

karena beberapa mikroorganisme tertentu cenderung membentuk kelompok atau

berantai. Berdasarkan hal tersebut digunakan istilah Coloni Forming Units

(CFU’s) per mL. Koloni yang tumbuh berasal dari suspensi yang diperoleh

Page 45: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

27

menggunakan pengenceran bertingkat dari sebuah sampel yang ingin diketahui

jumlah bakterinya.

Metode Angka Lempeng Total(ALT) dalam bahan pangan yang

diperkirakan mengandung lebih dari 300 sel jasad renik per ml atau per gr atau per

cm permukaan memerlukan perlakuan pengenceran sebelum ditumbuhkan pada

medium agar di dalam cawan petri. Setelah diinkubasikan akan terbentuk koloni

pada cawan tersebut, dalam jumlah yang dapat dihitung, di mana jumlah yang

terbaik adalah di antara 30-300 koloni (Fardiaz, 1989).

Page 46: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian formulasi dan analisis minuman sari buah namnam-jahe di

laksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Juni 2013 di Pusat Laboratorium

Terpadu (PLT) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta meliputi

Laboratorium Kimia Pangan, Laboratorium Kimia Lingkungan dan Laboratorium

Mikrobiologi serta Laboratorium Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain adalah cawan

petri, tabung reaksi, rak tabung reaksi, timbangan analitik, eksikator, tang

penjepit, cawan porselin, hot plate, tanur listrik, buret, erlenmeyer, gelas piala,

labu ukur, labu kjehdal, sokhlet, alat destilasi, vortex, kertas saring, alumunium

foil, pH meter, spektroskopi UV-Vis Lambda 25 merk Perkin Elmer,

spektrofotometer serapan atom (SSA) AA Analyst 700 merk Perkin Elmer, lampu

katoda Pb, Cu, Hg, Zn, Cd, pipet volumetrik, pendingin tegak, batang gelas L dan

autoklap.

3.2.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah buah namnam yang sudah matang

yang diperoleh dari Desa Cintaratu Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran

Page 47: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

29

Jawa Barat dan jahe gajah yang diperoleh dari pasar Ciputat, gula pasir, garam,

DPPH, reagen Folin-Ciocalteu, NaNO3, AlCl3, Na2CO3, asam galat, metanol,

asam oksalat, NaOH, H2SO4, K2SO4, HgO, H3BO4, Na2S2O3, HCl, reagent

Nelson, KI, Amilum, Iod, kuersetin, standar Hg, standar Pb, standar Cu, standar

As, standar Zn, n-heksana, indikator brom cresol green, metil merah dan

penoftalein.

3.3 Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan

penelitian lanjutan. Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui

kandungan nutrisi buah namnam, kandungan senyawa aktifdan aktivitas

antiosidan dalam sari buah namnam berkaitan fungsinya sebagai sumber

antioksidan. Sedangkan penelitian lanjutan dilakukan untuk mendapatkan

formulasi terbaik sari buah namnam-jahe dilihat dari aktivitas antioksidan dan

mutu sensoriknya serta mengetahui karakteristik formulasi terbaik sari buah

namnam yang dihasilkan menurut SNI 01-3719-1995. Adapun tahapan penelitian

ini dapat dilihat pada skema yang ditampilkan dilampiran 1.

3.3.1 Penelitian Pendahuluan

Penelitian ini meliputi analisis proksimat buah namnam, pembuatan dan

analisis sari buah namnam yang meliputi total fenolik, flavonoid, vitamin C dan

aktivitas antioksidan.

Page 48: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

30

3.3.1.1 Analisis Proksimat Buah Namnam

Analisis proksimat buah namnam sangat penting dilakukan untuk

mengetahui kandungan nutrisi dalam buah namnam. Analisis ini dilakukan karena

belum ada penelitian sebelumnya yang menjelaskan kandungan nutrisi dalam

buah namnam. Analisis proksimat buah namnam terdiri dari lima parameter yaitu

kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak dan kadar karbohidrat.

3.3.1.1.1 Kadar Air (AOAC, 1995)

Cawan dikeringkan dalam oven pada suhu 100°C selama 15 menit,

didinginkan dalam desikator selama 10 menit dan ditimbang sebagai (W1).

Sampel ditimbang sebanyak 5 gram dalam cawan sebagai (W2). Cawan beserta isi

dikeringkan dalam oven 110°C selama 6 jam. Cawan dipindahkan ke dalam

desikator lalu didinginkan dan ditimbang sebagai (W3). Cawan beserta isinya

dikeringkan kembali sampai diperoleh berat konstan.

Kadar Air (% berat basah) = [W2 - (W3 – W1)] x 100%) / W3 - W1

3.3.1.1.2 Kadar Abu (AOAC, 1995)

Cawan dikeringkan dalam oven selama 15 menit. Lalu didinginkan dalam

desikator dan ditimbang. Sampel 5 gram ditimbang di dalam cawan, kemudian

dibakar dalam ruang asap sampai tidak mengeluarkan asap lagi. Pengabuan

dilakukan di tanur listrik pada suhu 6000C selama 6 jam sampai terbentuk abu

berwarna putih atau memiliki berat yang tetap. Sampel beserta cawan didinginkan

dalam desikator kemudian ditimbang.

Kadar abu (% bb) = (Berat abu (g) x 100%) /Berat sampel (g)

Page 49: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

31

3.3.1.1.3 Kadar Protein (Kjehdal)

Sampel sebanyak 500 mg ditimbang dan ditambahkan 2 gram katalis

Kjehdal serta 20 mL asam sulfat pekat kedalam labu yang berisi batu didih,

kemudian sampel dididihkan selama 2 jam atau sampai cairan menjadi jernih.

Labu beserta sampel didinginkan dengan air dingin dan diencerkan hingga volume

100 mL. Diambil 25 mL dan dimasukkan ke dalam labu destilasi, ditambahkan 25

mL NaOH 30% dan 3 tetes indikator penoftalein. Hasil destilasi ditampung dalam

erlemeyer yang berisi 25 mL asam borat 2% dan 3 tetes indikator brom cresol

green dan metilo merah. Destilat dalam erlenmeyer tersebut kemudian dititrasi

dengan larutan HCl 0,05 N hingga terjadi perubahan warna hijau menjadi biru.

Jumlah N (%) = (ml HCl x NHCl x 14,007 x FP x 100%) / mg sampel

Kadar Protein (% bb) = jumlah N x faktor konversi (untuk buah = 6,25)

3.3.1.1.4 Kadar Lemak (AOAC, 1995)

Labu dikeringkan dalam oven bersuhu 1100C kemudian didinginkan dalam

desikator lalu ditimbang. Sampel ditimbang sebanyak 5 gram dalam kertas saring

dan kemudian ditutup dengan kapas bebas lemak. Kertas saring beserta isinya

dimasukkan ke dalam ekstraksi soxhlet dan dipasang pada alat kondensor. Pelarut

n-heksan dituangkan ke dalam labu soxhlet secukupnya. Refluks dilakukan

selama 5 jam sampai pelarut kembali menjadi bening. Pelarut yang tersisa dalam

labu lemak didestilasi kemudian labu dipanaskan dalam oven pada suhu 1050C.

Setelah dikeringkan sampai berat tetap dan didinginkan dalam desikator, labu

beserta lemak ditimbang, dan perhitungan kadar lemak dilakukan.

Kadar lemak (%) = (Berat lemak (g) x 100%) / Berat sampel (g)

Page 50: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

32

3.3.1.1.5 Kadar Karbohidrat (By Differrence)

Kadar karbohidrat dalam buah namnam dihitung dengan menggunakan

metode by difference, dimana kadar karbohidrat dihitung berdasarkan selisih berat

sampel dengan jumlah protein, lemak, air dan abu.

Kadar Karbohidrat (% bb) = 100 % - % (Protein + Air + Abu + Lemak

3.3.1.2 Pembuatan Sari Buah Namnam

Pembuatan sari buah namnam dilakukan dengan menggunakan alat yaitu

Juicer JE-507 merk Miyako yang dapat memisahkan ampas dengan sari buahnya

secara langsung. Pembuatan sari buah dilakukan dengan metode Satuhu (2004)

yang mengalami sedikit modifikasi melalui beberapa tahap yaitu, buah namnam

disortasi, dicuci, diblansing dengan air garam 0,02% pada suhu 850C selama 5

menit. Kemudian buah namnam diekstrak dengan menggunakan juicer untuk

memisahkan ampas dan sari buahnya secara langsung, dibiarkan sebentar dan

disaring sampai dihasilkan sari buah namnam murni yang jernih. Dimasukkan

kedalam botol dan disimpan pada suhu 40C untuk keperluan analisis selanjutnya.

Adapun proses pembuatan sari buah namnam dapat dilihat pada lampiran 2.

3.3.1.3 Analisis Sari Buah Namnam

Analisis sari buah namnam dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari

sari buah namnam yang berkaitan dengan fungsinya sebagai sumber antioksidan.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui nilai aktivitas antioksidan sari buah

namnam sebelum formulasi serta kandungan kimia yang terkandung di dalamnya

sebagai parameter akan tingginya potensi buah namnam sebagai sumber

antioksidan.

Page 51: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

33

3.3.1.3.1 Total Fenolik (Rekha et al., 2012)

0,5 mL sampel ditambahkan dengan 2,5 mL air destilasi, kemudian

ditambahkan 0,5 mL reagen Folin-Cioceltaeu (1:1) dan diinkubasi selama 3 menit.

Kemudian ditambahkan 2 mL larutan NaCO3 20% dan dibiarkan pada pada water

bath yang mendidih selama 1 menit. Setelah didinginkan pada ice bath dan diukur

nilai absorbansinya pada panjang gelombang 750 nm. Larutan standar yang

digunakan adalah larutan asam galat 0 ppm sampai 1000 ppm. Jumlah Kandungan

Fenolik sebanding dengan jumlah mg ekuivalen asam galat dalam 100 mL

sampel.

3.3.1.3.2 Total Flavanoid (Eghdamiet al., 2011)

0,1 ml sampel ditambahkan 0,3 ml air destilasi dan 0,03 ml larutan

NaNO35%. Kemudian diinkubasi selama 5 menit.Ditambahkan 0.03 ml larutan

alumunium klorida (AlCl3) 10%. Larutan yang dihasilkan disentrifugasi dan

diinkubasi selama 5 menit kemudian ditambahkan 0,2 ml larutan NaOH 1 M

danair destilasi hingga volume 1 ml. Diukur nilai absorbansi pada panjang

gelombang 430 nm. Larutan standar yang digunakan adalah kuersetin. Kandungan

flavonoid dianggap sebagai jumlah ekuivalen mg kuersetin dalam 100 mL sampel.

3.3.1.3.3 Total Vitamin C (AOAC, 1995)

Kadar vitamin C ditentukan dengan cara titrasi Iod. Sebanyak 5 ml sari

buah namnam dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml. Ditambahkan 20 ml air

destilat dan beberapa tetes larutan pati sebagai indikator. Selanjutnya dititrasi

dengan larutan Iod 0,01 N sampai larutan berwarna biru. Tiap ml larutan Iod

Page 52: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

34

equivalen dengan 0,88 mg asam askorbat. Kadar vitamin C dapat dihitung sebagai

asam askorbat dengan rumus sebagai berikut :

mg/100 mL Vitamin C = (ml Iod 0,01 N x 0,88 x P x 100 ) / ml sampel,

dimana, P = faktor pengenceran

3.3.1.3.4 Aktivitas Antioksidan (Rekha et al., 2012)

Uji aktivitas antioksidan dilakukan pada sari buah namnam dengan metode

DPPH free radical scavengermenggunakan spektroskopi UV-Vis melalui tahapan

sebagai berikut, sari buah namnam dilarutkan dalam metanol pada berbagai

konsentrasi (0,1μL/mL–12,8μL/mL). Sebanyak 2 mL larutan saribuah

dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 2 mL larutan DPPH 0,002%

dalam metanol dan divorteks agar homogen. Diinkubasi selama 30 menit dan

diukur absorbansi campuran tersebut pada panjang gelombang 517 nm. Dihitung

nilai % inhibisi dan IC50 yang diperoleh.

3.3.2 Penelitian Lanjutan

Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan

dan mengetahui karakteristik formulasi terbaik minuman sari buah namnam-jahe

yang disukai para konsumen serta memiliki aktivitas antioksidan yang sangat

tinggi. Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu:

3.3.2.1 Formulasi Minuman Sari Buah Namnam-Jahe

Pada tahap ini dilakukan formulasi minuman sari buah namnam-jahe

dengan dengan cara mencampuran sari buah namnam dan ekstrak jahe dengan

berbagai perbandingan. Ekstrak jahe dibuat dengan cara jahe dicuci, dibersihkan

dan dihaluskan dengan menggunakan blender. Jahe dimasukkan kedalam panci

Page 53: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

35

dan ditambahkan air dengan perbandingan jahe dan air (1:10 b/v) dan

ditambahkan gula sebanyak 15% (b/v air) serta garam 0,1% (b/v air). Dipanaskan

sampai mendidih dan warna larutan agak keruh, disaring dan didinginkan.

Keempat formulasi minuman sari buah yang digunakan ditunjukkan pada tabel

dibawah ini.

Tabel 2. Formulasi Minuman Sari Buah Namnam-Jahe dalam 100 mL

Komposisi Formulasi

427 358 632 729

Sari buah namanm 50 mL 55 mL 60 mL 65 mL

Air ekstrak jahe 50 mL 45 mL 40 mL 35 mL

Jahe (gr/100 mL air) 10 gram 10 gram 10 gram 10 gram

Gula (gr/100 mL air) 15 gram 15 gram 15 gram 15 gram

Garam (gr/100 mL air) 0,1 gram 0,1 gram 0,1 gram 0,1 gram

3.3.2.2 Penentuan Formulasi Terbaik Minuman Sari Buah Namna-Jahe

Penentuan formulasi terbaik dilakukan dengan cara pengujian organoleptik

dan uji aktivitas antioksidan keempat formulasi sari buah namnam-jahe dan sari

buah namnam murni sebagai pembanding (kontrol).

3.3.2.2.1 Uji Organoleptik

Pengujian organoleptik dilakukan melalui uji hedonik atau uji tingkat

kesukaan para panelis terhadap rasa, warna, aroma dan penerimaan umum

minuman saribuah namnam-jahe dengan menggunakan panelis agak terlatih

sebanyak 25 orang. Pemilihan para panelis dilakukan dengan melakukan

screening terlebih dahulu dimana para panelis mendapatkan suatu tes uji kepekaan

melalui uji segitiga untuk membedakan satu sampel yang berbeda dari tiga sampel

yang diberikan (pada lampiran 3). Selanjutnya panelis yang lolos diberikan

Page 54: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

36

pelatihan untuk menambah kepekaan indera para panelis terhadap produk yang

akan diujikan.

Pengujian organoleptik minuman sari buah namnam-jahe dilakukan

dengan menyiapkan sampel minuman dengan kode yang berbedauntuk keempat

formulasi sari buah namnam-jahe (tabel 2) dan satu kode yaitu 625 untuk sari

buah namnam murni (kontrol). Kode pada masing-masing formulasi ditulis

menggunakan angka-angka yang berbeda sebanyak tiga digit. Penggunaan kode

tersebut bertujuan untuk merahasiakan persentasi komposisi sari buah pada

masing-masing formulasi.

Sampel tersebut disajikan dalam sebuah panel yang terdiri dari 25 orang

panelis untuk dievaluasi. Para panelis akan diberi kuesioner dengan skala

penilaian yang telah ditentukan untuk merekam hasil pengamatan para panelis.

Informasi yang terdapat pada skala penilaian adalah 5 = Sangat Suka, 4 = Suka, 3

= Agak Suka, 2 = Tidak Suka dan 1 = Sangat Tidak Suka (lampiran 4).

Data yang dihasilkan, dianalisis dengan cara mentransformasikan skala

hedonik kedalam skala angka dengan angka menurut tingkat kesukaan. Data

angka yang diperoleh kemudian dianalisis dengan statistik menggunakan metode

analisis sidik ragam (ANOVA) pada software SPSS versi 17 untuk menentukan

formulasi mana yang paling disukai para panelis.

3.3.2.2.2 Uji Aktivitas Antioksidan

Sari buah namnam-jahe dilarutkan dalam metanol pada berbagai

konsentrasi (0,05 μL/mL – 25 μL/mL). Sebanyak 2 mL masing-masing larutan

sari buah tersebut dimasukkan kedalam tabung reaksi, ditambahkan 2 mL larutan

Page 55: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

37

DPPH 0,002% dalam metanol dan divorteks agar homogen. Selanjutnya

diinkubasi selama 30 menit, absorbansinya diukur pada panjang gelombang 517

nm dan dihitung nilai % inhibisi dan IC50 yang diperoleh.

3.3.2.3 Analisis Formulasi Terbaik Minuman Sari Buah Namnam-Jahe

Tahap penelitian ini meliputiuji aktivitas antioksidan minuman sari buah

namnam-jahe, analisis fisikokimia, mutu mikrobiologis dan cemaran logam.

3.3.2.3.1 Analisis Fisikokimia

Analisis fisikokimia formulasi terbaik minuman sari buah namnam-jahe

meliputi uji total padatan terlarut, pH, total gula pereduksi, total asam serta

kandungan fenolik, flavonoid dan vitamin C untuk melihat adakah penurunan

kandungan fenolik, flavonoid dan vitamin C sari buah namnam sebelum dan

sesudah formulasi.

3.3.2.3.1.1 Total Padatan Terlarut

Uji total padatan terlarut dilakukan dengan metode gravimetri seperti pada

penentuan kadar air, dimana 5 gram sampel dipanaskan hingga air dalam sampel

menguap semua dan diperoleh residu dengan berat konstan.

Total Padatan Terlarut (%) = 100% - kadar air

3.3.2.3.1.2 pH

Pengukuran nilai pH dilakukan dengan menggunakan pH-meter.

Pengukuran nilai pH dilakukan sebanyak tiga kali ulangan untuk setiap sari buah

namnam-jahe.

Page 56: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

38

3.3.2.3.1.3 Total Gula Pereduksi (Nelson-Somogyi)

1 mL sampel dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL dan diencerkan

dengan aquadest hingga batas tera.Kemudian diambil 1 ml sampel hasil

pengenceran tersebut dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan

ditambahkan aquadest hingga batas tera. Sebanyak 1 mL sampel hasil preparasi

diatas ditambahkan 1 mL pereaksi Nelson dan dipanaskan selama 20 menit.

Kemudian didinginkan dengan cara direndam dalam air, selanjutnya ditambahkan

1 mL pereaksi arsen molibdat dan dikocok hingga endapan CuO2 larut.

Tambahkan 7 mL aquadest dan divorteks hingga homogen. Absorbansinya diukur

pada panjang gelombang 751 nm. Gunakan larutan glukosa sebagai larutan

standar.

3.3.2.3.1.4 Total Asam (Rekha et al., 2012)

Uji total asam dilakukan dengan metode titrasi. 10% sampel dititrasi

dengan NaOH 0,5 N yang distandarisasi terlebih dahulu dengan asam oksalat.

Titik ekuivalen ditunjukkan dengan terjadinya perubahan warna dari jernih

menjadi merah muda, indikator yang digunakan adalah penoftalein. Total asam

dihitung sebagai jumlah gram asam sitrat dalam 100 mL sampel.

3.3.2.3.1.5 Total Fenolik (Rekha et al., 2012)

0,5 mL sampel ditambahkan dengan 2,5 mL air destilasi, kemudian

ditambahkan 0,5 mL reagen Folin-Cioceltaeu (1:1) dan diinkubasi selama 3 menit.

Kemudian ditambahkan 2 mL larutan NaCO3 20% dan dibiarkan pada pada water

bath yang mendidih selama 1 menit. Setelah didinginkan pada ice bath,

absorbansinya diukur pada panjang gelombang 750 nm.Larutan standar yang

Page 57: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

39

digunakan adalah larutan asam galat 0 ppm sampai 1000 ppm. Jumlah Kandungan

Fenolik sebanding dengan jumlah mg ekuivalen asam galat dalam 100 mL

sampel.

3.3.2.3.1.6 Total Flavanoid (Eghdamiet al., 2011)

0,1 ml sampel ditambahkan 0,3 ml air destilasi dan 0,03 ml larutan

NaNO35%. Setelah diinkubasi selama 5 menit, ditambahkan 0.03 ml larutan

alumunium klorida 10%. Larutan yang dihasilkan disentrifugasi dan diinkubasi

selama 5 menit kemudian ditambahkan 0,2 ml larutan NaOH 1 mM danair

destilasi hingga volume 1 ml. Diukur nilai absorbansi pada panjang gelombang

510 nm. Larutan standar yang digunakan adalah kuersetin. Kandungan flavonoid

dianggap sebagai jumlah ekuivalen mg kuersetin dalam 100 mL sampel.

3.3.2.3.1.7 Total Vitamin C (AOAC, 1999)

Kadar vitamin C dihitung untuk mengetahui kadar vitamin C yang hilang

selama buah namnam mengalami proses pengolahan maupun penyimpanan beku.

Kadar vitamin C ditentukan dengan cara titrasi Iod. Sebanyak 5 ml sari buah

namnam dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml. Ditambahkan 20 ml air

destilat dan beberapa tetes larutan pati sebagai indikator. Selanjutnya dititrasi

dengan larutan Iod 0,01 N sampai larutan berwarna biru. Tiap ml larutan Iod

equivalen dengan 0,88 mg asam askorbat. Kadar vitamin C dapat dihitung sebagai

asam askorbat dengan rumus sebagai berikut :

Vitamin C (mg/100mL)= (ml Iod 0,01 N x 0,88 x P x 100 ) / ml sampel

dimana, P = faktor pengenceran

Page 58: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

40

3.3.2.3.2 Cemaran Mikroba Metode Angka Lempeng Total (Fardiaz, 1989)

Uji cemaran mikroba dilakukan untuk mengetahui jumlah bakteri yang ada

selama proses pengolahan. Pada uji cemaran mikroba terlebih dahulu dibuat satu

seri pengenceran pada sampel yang akan diuji dengan cara 1 mL sampel

ditambahkan dengan NaCl fisiologis 9 mL steril dalam tabung reaksi, lalu dikocok

dengan vorteks, suspensi ini disebut pengenceran 10-1

, kemudian diambil 1 mL

suspense dari tabung pertama tersebut dan dimasukan kedalam NaCl fisiologis 9

mL steril dalam tabung kedua, lalu dikocok dengan vorteks, suspensi ini disebut

pengenceran 10-2

. Selanjutnya dilakukan cara yang serupa sampai pengenceran

10-3

kedalam tabung reaksi steril secara triplo.

Masing-masing pengenceran yaitu 100 sampai 10

-3 diambil sebanyak 0,1

mL dengan pipet steril yang berbeda dan diinokulasikan pada plat agar yang

berbeda, inokulum suspensi disebarkan pada permukaan plat agar dengan

menggunakan batang gelas L sampai merata. Setiap akan memulai pada petri yang

berbeda, dicelupkan batang gelas L di dalam alkohol 70 % lalu dibakar pada nyala

api dan didinginkan selama 10-15 detik. Pelat ini kemudian diinkubasi selama 48

jam pada suhu 370

C dan jumlah koloni bakteri dihitung dengan rumus:

Jumlah bakteri (koloni/mL) = jumlah koloni / 0,1 x pengenceran

3.3.2.3.3 Cemaran Logam

Uji cemaran logam dilakukan untuk mengetahui logam yang mencemari

produk minuman sari buah selama proses pengolahan baik yang berasal dari

bahan maupun alat yang digunakan. Beberapa logam yang dianalisis antara lain

Pb, Cu, Zn, Hg dan As.

Page 59: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

41

Pengujian cemaran logam dilakukan dengan mendestruksi sampel terlebih

dahulu dengan cara 5 mL sampel dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL

kemudian ditambahkan 10 mL HCl pekat. Selanjutnya ditambahkan aquadest

hingga batas tera, dikocok dan dimasukkan kedalam tabung sentrifuse.Kemudian

disentrifugasi dan disaring untuk menghilangkan endapan.

Sampel hasil destruksi selanjutnya diukur kadar logamnya menggunakan

Spektroskopi Serapan Atom (SSA) dengan mengukur absorbansinya pada panjang

gelombang 324,7 nm untuk Cu, 217 nm untuk Pb, 213,9 nm untuk Zn, 193,7 nm

untuk As dan 253,7 nm untuk Hg. Nilai absorbansi yang dihasilkan dimasukkan

pada persamaan kurva kalibrasi larutan standar masing-masing logam untuk

menentukan besarnya kadar logam yang terdapat dalam sampel.

Page 60: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

42

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kandungan Nutrisi Buah Namnam

Hasil analisis proksimat (tabel 3) menunjukkan bahwa buah namnam

memiliki kandungan air yang sangat tinggi yaitu sebesar 87,3% (b/b). Hal ini

dikarenakan buah yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah yang sudah

matang. Winarno (1991) menyatakan bahwa buah yang mentah menjadi matang

selalu bertambah kandungan airnya. Kandungan abu dalam buah namanam yaitu

0,34% (b/b) sesuai dengan pernyataan Sudarmadjiet al., (1996) yang menyatakan

bahwa kadar abu dalam buah-buahan adalah berkisar antara 0,2% sampai 0,8%.

Buah-buahan selain merupakan salah satu sumber zat gizi seperti vitamin

dan mineral juga mengandung sedikit protein dan lemak (Salunkhe et al., 2000).

Kandungan protein, lemak dan karbohidrat dalam buah namnam adalah 4,13%

(b/b), 0,63% (b/b) dan 7,60% (b/b). Pada umumnya karbohidrat yang

terdapatdalam buah-buahan adalah glukosa, fruktosa, selulosa dan pektin

(Winarno, 1991).

Tabel 3. Kandungan Nutrisis Buah Namnam

Komponen Kadar (% b/b)

Air 87,30

Abu 0,34

Protein 4,13

Lemak 0,63

Karbohidrat 7,60

Page 61: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

43

4.2 Sari Buah Namnam Murni

Pembuatan sari buah namnam dilakukan melalui beberapa tahap yaitu

tahap sortasi, pencucian, pemotongan, blansing dan ekstraksi. Sortasi adalah

proses yang dilakukan untuk memilih buah yang memiliki kematangan optimum

dan tidak busuk. Hal ini sangat penting dilakukan untuk menghasilkan sari buah

yang memiliki kandungan gizi dan rasa yang optimal (Indriani, 2008).

Pencemaran buah yang busuk akan mempengaruhi citarasa sari buah tersebut.

Proses pencucian dilakukan untuk membersihkan kotoran yang menempel

pada buah baik berupa debu, tanah maupun sisa pestisida (Widyasari, 2007).

Pemotongan dilakukan untuk memperkecil ukuran buah agar lebih mudah dalam

proses ekstraksi. Proses selanjutnya adalah blansing. Blansing dilakukan untuk

menginaktivasi enzim dalam bahan yang menyebabkan perubahan-perubahan

selama pengolahan dan penyimpanan, melunakkan jaringan buah agar

mempermudah proses ekstraksi (Widyasari, 2007), mencuci permukaan potongan,

melepaskan gula di permukaan bahan dan mencegah penyusutan bahan (Jelen,

1985). Proses blansing dilakukan dengan cara merendang daging buah dengan air

panas yang ditambahkan garam sebanyak 0,1%. Penambahan garam dapat

mencegah terjadinya pencoklatan enzimatik pada daging buah namnam karena

menghambat kerja enzim fenolase dengan membentuk ikatan antara enzim dan

garam menyebabkan enzim menjadi inaktif sehingga mampu menjaga kualitas

buah namnam.

Proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan juicer untuk memisahkan

sari buah dengan ampasnya. Sari buah hasil ekstraksi kemudian disaring untuk

Page 62: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

44

menghasilkan sari buah namnam yang jernih. Buah namnam yang sudah matang

menghasilkan sari buah jernih yang cukup banyak yaitu 275 mL/Kg daging buah,

memiliki rasa asam, sedikit manis dan sepat.

Rasa asam ditimbulkan karena buah namnam memiliki kandungan asam

yang cukup tinggi dengan nilai total asam sebesar 5,238 gr/100 mL dimana

kandungan asam organik didalam tanaman fabaceae didominasi oleh asam sitrat.

Sedangkan rasa sepat timbul karena sari buah namnam memiliki kandungan

senyawa fenolat yaitu tannin yang menimbulkan sensasi sepat pada buah saat

dikonsumsi.

Rasa sepat oleh tannin disebabkan karena terbentuknya ikatan silang

antaratannin dengan protein atau glikoprotein (gambar 9) di dalam rongga mulut

yang menyebabkan berkurangnya sekresi air liur, sehingga menimbulkan perasaan

kering dan berkerut. Perasaan kering dan berkerut menyebabkan timbulnya kesan

sepat ditenggorokan (Bambang, 1982).

Ikatan silang tersebut terbentuk akibat adanya gugus fungsional pada

tannin yang dapat membentuk kompleks protein-tannin yang sangat kuat baik

melalui interaksi hidrofobik, ikatan kovalen, ikatan ionik maupun ikatan hidrogen

antara kedua molekul.

Ikatan kovalen terjadi setelah tannin teroksidasi menjadi kuinon yang

kemudian mengalami reaksi adisi eliminasi dengan protein membentuk ikatan

protein-tannin dimana atom nitrogen dari protein menggantikan atom oksigen dari

kuinon. Sedangkan ikatan hidrogen terbentuk antara gugus karboksil dari ikatan

peptida dengan gugus hidroksil dari tannin.

Page 63: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

45

Gambar 9. Ikatan Silang Antara Protein dan Tannin di Dalam Rongga Mulut

(Matteo et al., 2010)

4.3 Karakteristik Sari Buah Namnam Murni

Analisis sari buah namnam yang dilakukan meliputi analisis kandungan

kimia dalam sari buah namnam yang berkaitan dengan aktivitas antioksidan sari

buah tersebut. Analisis ini terdiri dari analisis total fenolik, flavonoid dan vitamin

C serta analisis aktivitas antioksidan.

Tabel 4. Kandungan Total Fenolik, Flavonoid dan Vitamin C Pada Berbagai Jenis

Buah

Sari Buah

Total

Fenolik

(mg/L)

Total

Flavonoid

(mg/L)

Total Vit. C

(mg/100 mL)

Referensi

Namnam 996,03 421,09 121,44 Uji langsung

Sapota 1346 - - Kulkarni et

al, 2006

Jeruk Lemon 760,00 - 10,60 Rekha et al.,

2012

Jambu Mete Merah 1752,7 410,20 10,52 March et al,

2012

Delima 92200 36700 - Eghdami et

al., 2011

Murbei - 11200 22,69 Indriani,

2008

Pumello Merah 1260 1240 47,2 Hsiu Ling et

al., 2007

Tomat 519,50 - 8,24 Swatsitang,

2008

Limau 296,0 - 20,41 Rekha et al,

2012

Pengendapan

protein

Tannin

Protein

Page 64: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

46

Total fenolik ditentukan dengan metode Folin-Ciocalteu. Prinsip dasar

metode Folin-Ciocalteu adalah reaksi oksidasi dan reduksi kolorimetrik untuk

mengukur semua senyawa fenolik dalam sampel uji. Pereaksi Folin-Ciocalteu

merupakan larutan kompleks ion polimerik yang diuat dari asam fosfomolibdat

dan asam heteropolifosfotungstat yang terdiri dari air, natrium tungstat, natrium

molibdat, asam fosfat, asam klorida, litium sulfat, dan bromin (Folin dan

Ciocalteu, 1944).

Senyawa fenolik bereaksi dengan oksidator fosfomolibdat dibawah kondisi

alkalis menghasilkan senyawa fenolat dan kompleks molibdenum-tungsten

berwarna biru (gambar 10). Tingginya intensitas warna biru yang terbentuk setara

dengan banyaknya kandungan senyawa fenolik dalam bahan. Total fenolik dalam

sampel diperoleh dengan memasukkan nilai absorbansi sampel pada persamaan

kurva kalibrasi standar asam galat. Penggunaan asam galat sebagai larutan standar

dikarenakan asam galat memiliki gugus hidroksil dan ikatan rangkap terkonjugasi

pada masing-masing cincin benzena sehingga senyawa ini mudah bereaksi

membentuk kompleks dengan reagent Folin-Ciocalteu serta merupakan unit

penyusun senyawa fenolik (Rorong dan Suryanto, 2010).

OHO

OH

OH

OH

+ H2O H3PO4(MoO3)12 H6(PMo12O40)

asam gallat

reagent folin-ciocalteu

senyawa fenolat

kompleks molibdenum-tungsten

OHO

OH

OH

OH

+ +

Gambar 10. Reaksi Pembentukan Kompleks Molibdenum-Tungsten Blue

(Hardiana et al., 2012)

-

Page 65: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

47

Sari buah namnam memiliki kandungan senyawa fenolik yang tinggi (tabel

4) yaitu sebesar 996,03 mg/L lebih tinggi dibandingkan kandungan fenolik sari

buah lainnya seperti jeruk lemon, tomat, dan limau, namun lebih rendah dari

kandungan fenolik dalam sari buah Sapota, delima, jambu mete merah dan

pumello merah.

Flavonoid berperan dalam memberikan rasa dan warna pada berbagai buah

dan sayur. Di dalam tubuh flavonoid berfungsi sebagai antioksidan, antiinflamasi,

menghambat pertumbuhan mikroba dan mencegah kanker (Prior, 2003). Analisis

kandungan flavonoid dilakukan dengan menggunakan reagen alumunium klorida

(AlCl3). Gugus orto hidroksi dan gugus hidroksi keton dari senyawa flavonoid

akan bereaksi dengan alumunium klorida membentuk kompleks alumunium-

flavonoid yang absorbansinya diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada

panjang gelombang 430 nm (Prior, 2003).

Flavonoid + AlCl 3NaOH

Flavonoid-Aluminium

Hasil analisis (tabel 4) menunjukkan sari buah namnam memiliki

kandungan flavonoid yang tinggi yaitu 421,09 mg/L lebih tinggi dibanding

kandungan flavonoid dalam sari buah jambu mete, tetapi lebih rendah dari delima,

murbei dan pumello merah. Jumlah kandungan flavonoid dihitung sebagai jumlah

mg kuersetin. Arai et al., (2000) menyatakan bahwa kuersetin adalah golongan

flavonoid yang paling penting sebagai senyawa antioksidan.

Kompleks berwarna

kuning

Page 66: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

48

Tingginya kandungan flavonoid juga berkaitan dengan tingginya

kandungan fenolik dalam sari buah namnam, dimana flavonoid merupakan subset

dari senyawa fenolik. Oleh karena itu, tingginya kandungan fenolik dalam suatu

bahan mengindikasikan tingginya kandungan flavonoid dalam bahan tersebut

(Maisuthisakul, 2008).

Vitamin C atau asam askorbat adalah vitamin larut air, banyak ditemukan

dalam buah-buahan dan merupakan komponen penting untuk menjaga kesehatan.

Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan karena secara efektif menangkap radikal

bebas terutama ROS atau senyawa oksigen reaktif (Frei, 1994). Berdasarkan hasil

pengujian (tabel 4) sari buah namnam memiliki kandungan vitamin C yang

tinggi yaitu sebesar 121,44 mg/100 mL lebih tinggi dari kandungan vitamin C

dalam buah murbei, jeruk lemon, jambu mete merah, pumello merah, limau dan

tomat.

4.4 Aktivitas Antioksidan Sari Buah Namnam

Analisis aktivitas antioksidan sari buah namnam dilakukan melalui metode

DPPH free radical scavenging. DPPH adalah senyawa radikal bebas yang stabil

pada panjang gelombang maksimum 512-528 nm (Rekha et al., 2012). Adanya

senyawa antioksidan sebagai pendonor hidrogen dapat mengurangi radikal bebas

DPPH karena radikal bebasakan tereduksi menjadi DPPH-H yang lebih stabil.

Berkurangnya konsentrasi radikal bebas DPPH menyebabkan penurunan

absorbansi DPPH yang menunjukkan penurunan konsentrasi DPPH yang

Page 67: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

49

dihambat oleh antioksidan.Sehingga daya hambat antioksidan terhadap senyawa

radikal bebas dapat ditentukan dengan mengukur penurunan absorbansi DPPH.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa sari buah namnam memiliki aktivitas

antioksidan yang sangat tinggi dengan nilai IC50 sebesar 5,0 μL/mL. Tingginya

aktivitas antioksidan sari buah namnam sangat erat kaitannya dengan tingginya

kandungan senyawa fenolik, flavonoid dan vitamin C dalam sari buah namnam.

Buah yang memiliki kandungan fenolik tinggi berpotensi memiliki aktivitas

antioksidan yang tinggi (Rekha et al., 2012; Evan dan Miller, 1996).

Senyawa fenolik, flavonoid dan vitamin C mampu mendonorkan atom

hidrogen ke radikal bebas DPPH membentuk senyawa DPPH tereduksi (DPPH-H)

yang stabil (gambar 11). Semakin tinggi kandungan fenolik, flavonoid dan

vitamin C maka semakin banyak radikal DPPH yang bereaksi sehingga

konsentrasinya semakin berkurang. Semakin besar penurunan konsentrasi DPPH

semakin tinggi aktivitas antioksidannya.

Gambar 11. Mekanisme Penyerangan Antioksidan Terhadap Radikal DPPH

(Herold, 2007)

+ RH + R •

DPPH DPPH-H

N

N

NO2O2N

NO2

N

NH

NO2O2N

NO2

Page 68: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

50

Senyawa fenolik, flavonoid dan vitamin C merupakan senyawa

antioksidan yang berperan aktif dalam penangkapan radikal bebas. Sifat

antioksidan senyawa fenolik, flavonoid dan vitamin C dikarenakan sifat kimianya

dimana fenolik, flavonoid dan vitamin C dapat berperan sebagai agen pereduksi,

pendonor atom hidrogen, pengkelat logam serta memiliki aktivitas biologis yang

dapat membantu memelihara sistem metabolisme tubuh (Astuti, 2007).

Fenolik adalah senyawa yang memiliki cincin aromatik dengan satu atau

lebih gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon dari cincin aromatik tersebut.

Gugus hidroksil dalam fenolik berkontribusi secara langsung terhadap aktivitas

antioksidan dan memainkan peranan penting dalam penangkapan radikal bebas

karena gugus hidroksil dari senyawa fenolik dapat mendonorkan atom hidrogen

sehingga dapat menstabilkan senyawa radikal bebas (gambar 12) (Rezaeizadeh,

2011). Senyawa fenolik pada famili fabeceae terdiri dari senyawa fenolik

sederhana dan kompleks. Tanaman yang termasuk kedalam famili fabeceae

mengandung campuran beberapa senyawa fenolik yang berfungsi sinergis dengan

komponen lain sebagai antioksidan dan pencegahan berbagai penyakit (Meskin et

al., 2002).

O

OHOH

OH

OH

OHRO

O

OHOH

O

O

OH

ROH+ +

Polifenol

Radikal Bebas

Gambar 12. Mekanisme Penangkapan Radikan Bebas Oleh Polifenol

(Haryoto, 2007)

Page 69: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

51

Flavonoid merupakan senyawa yang berperan penting dalam memberikan

rasa dan warna pada buah dan sayur. Flavonoid bertindak sebagai antioksidan

dikarenakan memiliki gugus hidroksil yang dapat mendonorkan atom hidrogen

kepada senyawa radikal bebas dan menstabilkan senyawa oksigen reaktif (ROS)

serta memiliki gugus keton hidroksil yang dapat bertindak sebagai pengkelat

logam yang menjadi katalis pada peroksidasi lipid (Rezaeizadeh, 2011).

O

O

OH

OH

OH

OHRO

O

O

OH

O

OH

OH

CH3

ROH+ +

Gambar 13. Mekanisme Penangkapan Radikal Bebas Oleh Flavonoid

(Haryoto, 2007)

Flavonoid sangat efektif digunakan sebagai antioksidan dan dapat

mencegah penyakit kardiovaskuler dengan menurunkan oksidasi Low Density

Protein (LDL) (Johnson, 2001). Misalnya saja senyawa isoflavon (genistein dan

daidzein) yang terdapat pada tanaman dari famili fabeceae yaitu kacang kedelai

sangat bermanfaat dalam mencegah oksidasi dari partikel lipid dan menurunkan

resiko terjadinya aterosklerosis (Anderson et al., 1999). Choi et al., (1991)

menyatakan bahwa flavonoid juga dapat menurunkan hiperlipidemia pada

manusia.

Vitamin C merupakan antioksidan non enzimatis yang larut dalam air.

Sebagai antioksidan, vitmin C bekerja sebagai donor elektron ke dalam reaksi

biokimia baik intraseluler maupun ekstraseluler. Secara intrasel vitamin C mampu

menghilangkan senyawa oksigen reaktif di dalam sel neutrofil, monosit, protein

lensa, dan retina serta bereaksi dengan Fe-ferritin. Diluar sel, vitamin C mampu

• •

+ ROH

Page 70: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

52

menghilangkan senyawa oksigen reaktif, mencegah terjadinya LDL teroksidasi,

mentransfer elektron ke dalam tokoferol teroksidasi dan mengabsorpsi logam

dalam saluran pencernaan (Levine et al., 1995).

Sebagai zat penyapu radikal bebas, vitamin C dapat langsung bereaksi

dengan anion superoksida, radikal hidroksil, oksigen singlet dan peroksida lipid.

Sebagai reduktor, asam askorbat akan mendonorkan satu elektron membentuk

semidehidroaskorbat yang tidak bersifat reaktif dan selanjutnya mengalami reaksi

disproporsionasi membentuk dehidroaskorbat yang akan terdegradasi membentuk

asam oksalat dan asam treonat. Oleh karena kemampuan vitamin C sebagai

penghambat radikal bebas, sehingga vitamin C sangat penting dalam menjaga

integritas membran sel (Suhartono et al, 2007).

Reaksi asam askorbat dengan superoksida yang dihasilkan dalam tubuh

secara fisologis mirip dengan kerja enzim SOD dan reaksi penguraian hidrogen

peroksida dikatalisis oleh enzim askorbat peroksidase (Asada, 1992) yaitu sebagai

berikut.

O

OHOH

O

OH

CH2OH

+ 2H2O2 +

O

OO

O

OH

CH2OH

Asam askorbat asam dehidroaskorbat

O

OHOH

O

OH

CH2OH

+

OO

OH

CH2OH

OH OH

Asam askorbat asam semidehidroaskorbat

Gambar 14. Mekanisme Reaksi Asam Askorbat dan Ion Superoksida (atas) dan

Hidrogen Peroksida (bawah) (Asada, 1992).

+ 2Oˉ2 + 2H+

+ H2O2 H2O +

Page 71: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

53

Selain itu, vitamin C sangat diperlukan tubuh dalam pembentukan

kolagen. Vitamin C diperlukan bukan sebagai koenzim melainkan untuk

meneruskan kerja enzim prolil hidroksilase dalam mensintesis 4-hirdoksiprolil

suatu asam amino yang penting dalam pembentukan kolagen. Vitamin C akan

mereduksi ion Fe3+

dari sisi aktif enzim prolil hidroksilase menjadi bentuk Fe2+

sehingga enzim berada dalam bentuk aktifnya (Rekha et al., 2012).

4.5 Formulasi Sari Buah Namnam-Jahe

Sari buah namnam murni atau yang dihasilkan tanpa formulasi memiliki

citarasa (rasa dan aroma) yang kurang enak sehingga sangat berpotensi terhadap

rendahnya tingkat penerimaan konsumen. Warna dan citarasa merupakan faktor

penting dalam penentuan mutu suatu bahan pangan (Indriani, 2008). Oleh karena

itu untuk memperbaiki citarasa (aroma dan rasa), sari buah namnam

diformulasikan dengan ekstrak jahe.

Ekstrak jahe yang digunakan dalam formulasi sari buah namnam-jahe

adalah ekstrak jahe gajah. Penggunaan ekstrak jahe gajah didasarkan pada

aktivitas antioksidan, rasa dan aroma yang dihasilkan oleh ekstrak jahe gajah

tersebut. Ekstrak jahe gajah memiliki aktivitas antioksidan yang tidak jauh

berbeda yaitu (858,44 ppm AEAC) dengan aktivitas antioksidan ekstrak jahe

merah yaitu (890,11 ppm AEAC) tetapi lebih besar dibandingkan aktivitas

antioksidan ekstrak jahe emprit yaitu (806,78 ppm AEAC) (Herold, 2007) serta

memiliki tingkat kepedasan yang tidak terlalu tajam dibandingkan ekstrak jahe

merah dan jahe emprit (Hasanah et al., 2004). Sehingga penambahan ekstrak jahe

Page 72: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

54

gajah dapat bersinergis dan tidak menutupi citarasa dari bahan penyusun lain

dalam sari buah namnam-jahe.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh empat jenis formulasi minuman sari

buah namnam-jahe yaitu formulasi 358, 632, 729 dan 427 dengan variabel yang

digunakan yaitu perbandingan antara sari buah namnam murni dengan ekstrak

jahe (tabel 2).

4.6 Formulasi Terbaik Minuman Sari Buah Namnam-Jahe

Penentuan formulasi terbaik minuman sari buah namnam-jahe dilakukan

dengan memperhatikan dua aspek penting bagi sari buah namnam-jahe sebagai

minuman fungsional yaitu mutu sensorik dan aktivitas antioksidannya. Penentuan

mutu sensorik terbaik dilakukan pada empat jenis formulasi dan sari buah

namnam tanpa formulasi sebagai kontrol pembanding melalui uji organoleptik

yang melibatkan 25 orang panelis agak terlatih. Panelis agak terlatih adalah

panelis yang mengetahui sifat-sifat sensori dari sampel yang diuji dan telah

mendapatkan pelatihan dan penjelasan sebelum pengujian organoleptik dilakukan

(Anjani & Dwiyanti, 2013).

Para panelis diminta untuk memberikan tanggapan mengenai tingkat

kesukaan mereka terhadap parameter warna, aroma, rasa dan penerimaan umum

dari keempat jenis formulasi minuman sari buah namnam-jahe dan sari buah

namnam tanpa formulasi yang disediakan yaitu formulasi 358, 632, 729, 427 dan

625 untuk sari buah namnam tanpa formulasi.

Page 73: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

55

4.6.1 Warna

Warna merupakan parameter yang sangat menentukan tinggi rendahnya

tingkat penerimaan konsumen karena suatu bahan yang memiliki tekstur dan rasa

yang enak tidak akan dikonsumsi jika memiliki warna yang menyimpang atau

tidak sesuai dengan warna yang seharusnya (Herold, 2007). Warna sari buah

namnam-jahe dan sari buah namnam tanpa formulasi yang dihasilkan adalah

berwarna coklat (gambar 15). Warna ini diperoleh karena telah terjadi reaksi

pencoklatan enzimatik antara senyawa fenolik dalam ekstrak sari buah namnam

dengan enzim fenolase.

Sari buah namnam memiliki kandungan senyawa fenolat yaitu tannin yang

dapat teroksidasi menghasilkan warna coklat. Sesuai dengan pernyataan Winarno

(1992), tannin dapat teroksidasi menghasilkan senyawa berwarna coklat yang

tidak dapat mengendapkan protein.

Proses pencokelatan enzimatik dipengaruhi oleh kerja enzim fenolase.

Ketika buah namnam diekstrak, enzim yang tersimpan di dalam jaringan buah

namnamakan terbebas dan mengalami kontak dengan oksigen di udara. Fenolase

yang mengalami kontak dengan udara akan mengkatalisis konversi biokimia dari

komponen fenolik yang ada pada sari buah namnam menjadi kuinon yang

menghasilkan pigmen melanin berwarna coklat.

Page 74: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

56

Gambar 15. Warna Keempat Formulasi Sari Buah Namnam-Jahe dan Sari Buah

Namnam Murni

Secara umum terdapat dua reaksi dalam proses pencokelatan enzimatik

yaitu reaksi Cresolase dan Catecholase (gambar 16). Dalam reaksi Cresolase,

komponen monofenol mengalami hidroksilasi menjadi o-difenol yang selanjutnya

teroksidasi menjadi o-quinone dengan bantuan enzim chatecolase. Reaksi ini

sering juga disebut reaksi difenolase. Reaksi Catecholase terjadi segera setelah

terbentuknya senyawa o-difenol, tanpa memerlukan keberadaan oksigen ataupun

enzim fenolase. Setelah senyawa o-quinone terbentuk, senyawa o-difenol akan

mengalami hidroksilasi menjadi senyawa trifenolik yang akan bereaksi lebih jauh

dengan o-quinone dalam proses pembentukan melanin coklat (Herold, 2007).

OH OH

OH

O

O

OH

OH

OH

O

O

OH

+

oksidasi

aktivita

s catec

holase

hidroksilasi

aktivitas cresolase hidroksilasiaktivitas cresolase

Quinone

o-dif enolmonofenol

tri fenol

4-hidroksiquinon (berwarna coklat)

Gambar 16. Mekanisme Reaksi Pencoklatan Enzimatik (Herold, 2007)

Page 75: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

57

Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kesukaan para

panelis terhadap parameter warnaberada pada skala 3-4 untuk keempat formulasi

sari buah namnam-jahe dan pada skala 1-3 untuk sari buah namnam murni

(kontrol) dari 5 skala penilaian yang digunakan (lampiran 6). Ini mengindikasikan

bahwa keempat formulasi minuman sari buah namnam-jahe memiliki penerimaan

tampilan warna lebih baik dan sudah dapat diterima konsumen dibandingkan sari

buah namnam murni karena penerimaan konsumen terhadap warna sari buah

namnam-jahe lebih dari 60%.

Hasil analisis sidik ragam ANOVA menunjukkan bahwa keempat jenis

formulasi minuman sari buah namnam-jahe memiliki tingkat kesukaan terhadap

parameter warna yang tidak berbeda nyata dengan nilai p>0,05 (lampiran7). Hal

ini menyatakan bahwa formulasi tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat

penerimaan warna keempat minuman sari buah namnam-jahe. Sehingga keempat

jenis formulasi minuman sari buah namnam-jahe dapat digunakan karena

memiliki tingkat penerimaan yang identik.

4.6.2 Aroma

Aroma adalah bau yang ditimbulkan oleh rangsangan kimia yang tercium

oleh syaraf-syaraf olfaktori yang berada dalam rongga hidung ketika makanan

masuk ke dalam mulut (Mariani, 2003). Aroma yang ditimbulkan oleh sari buah

namnam-jahe adalah aroma jahe. Hal ini dikarenakan sari buah namnam murni

tidak memiliki aroma yang khas sehingga dalam formulasi sari buah namnam-jahe

tidak terjadi kombinasi antara aroma jahe dan aroma sari buah namnam murni.

Aroma jahe yang dihasilkan memiliki ketajaman yang berbeda-beda untuk

Page 76: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

58

keempat jenis formulasi. Formulasi yang memiliki kandungan ekstrak jahe lebih

banyak memiliki ketajaman aroma yang lebih tinggi.

Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kesukaan para

panelis terhadap parameter aroma sebanding dengan parameter warna yaitu berada

pada skala 3-4 untuk keempat formulasi sari buah namnam-jahe dan pada skala 1-

3 untuk sari buah namnam murni dari 5 skala penilaian yang digunakan (lampiran

6). Ini mengindikasikan bahwa keempat formulasi memiliki aroma yang sudah

baik dibandingkan sari buah namnam murni karena memiliki tingkat penerimaan

konsumen terhadap aroma sari buah namnam-jahe diatas 60%.

Hasil analisis sidik ragam ANOVA menunjukkan bahwa keempat jenis

formulasi memiliki tingkat kesukaan terhadap parameter aroma yang tidak

berbeda nyata dengan nilai p>0,05 (lampiran 8). Hal ini menyatakan bahwa

formulasi tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat penerimaan panelis pada

aroma minuman sari buah namnam-jahe. Sehingga keempat jenis formulasi

minuman sari buah namnam-jahe dapat digunakan karena memiliki tingkat

penerimaan yang identik.

4.6.3 Rasa

Rasa suatu bahan pangan merupakan salah satu faktor yang menentukan

kelezatan bahan pangan tersebut. Rasa dalam minuman sari buah merupakan salah

satu penentu dalam menentukan citarasa suatu produk melalui perimbangan antara

gula dan asam (Syafutri et al, 2006). Rasa suatu produk pangan sangat bergantung

pada komposisi penyusun produk pangan tersebut.

Page 77: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

59

Tabel 5. Karakter Rasa Formulasi Sari Buah Namnam-Jahe & Sari Buah

Namnam Murni

Formulasi Karakter Citarasa

358 Rasa jahe sangat dominan, manis, asam, timbul rasa pedas jahe

ditenggorokan, Agak disukai

632 Rasa jahe dominan, manis, asam dan masih ada rasa pedas jahe

ditenggorokan. Disukai

729 Rasa jahe seimbang dengan rasa asam dan manis, rasa sepat

sedikit terasa, pedas jahe di tenggorokan berkurang. Disukai

427 Rasa pedas jahe dominan, sangat asam dan manis seimbang,

sensasi pedas ditenggorokan. Agak Disukai

625

(Kontrol)

Rasa sangat asam, sedikit manis dan sepat yang terlalu tajam

sehingga meninggalkan aftertaste yang tidak diinginkan

ditenggorokan. Tidak Disukai

Keempat formulasi sari buah namnam-jahe memiliki karakter rasa yang

berbeda. Hal ini dikarenakan penambahan ekstrak jahe yang digunakan pada

keempat formulasi berbeda. Karakter rasa keempat jenis formulasi sari buah

namnam-jahe diamati berdasarkan adanya efek sinergis antara semua komponen

penyusun sari buah. Karakter rasa keempat formulasi sari buah namnam-jahe

ditunjukkan pada tabel 5.

Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kesukaan para

panelis terhadap parameter rasa berada pada skala 3-4 untuk keempat formulasi

sari buah namnam-jahe dan pada skala 1-3 untuk sari buah namnam murni dari 5

skala penilaian yang digunakan (lampiran 6). Ini mengindikasikan bahwa keempat

formulasi memiliki rasa yang sudah baik dibandingkan sari buah namnam murni

karena memiliki tingkat penerimaan konsumen diatas 60%.

Hasil anlisis sidik ragam ANOVA menunjukkan bahwa keempat jenis

formulasi memiliki tingkat kesukaan terhadap parameter rasa yang berbeda nyata

dengan nilai p<0,05 yaitu p=0,038 (lampiran 9). Hal ini menunjukkan bahwa

Page 78: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

60

formulasi berpengaruh nyata terhadap rasa minuman sari buah. Penambahan

ekstrak jahe yang berbeda menyebabkan komposisi gingerol komponen penyebab

rasa pedas berbeda dan menimbulkan efek sinergis antar komponen sari buah

yang berbeda sehingga rasa dari sari buah yang dihasilkan juga berbeda.

Analisis Duncan adalah analisis data yang digunakan untuk parameter

yang memiliki tingkat penerimaan yang berbeda nyata berdasarkan data yang

dihasilkan dari analisis sidik ragam ANOVA. Hasil Analisis Duncan (lampiran 9)

menunjukkan bahwa dari keempat jenis formulasi minuman sari buah namnam-

jahe, formulasi 729 merupakan formulasi yang paling disukai panelis karena

berada di subset kelas kedua dengan rata-rata tingkat kesukaan panelis paling

tinggi yaitu 3,64 dan persentase penerimaan sebanyak 40% panelis menyatakan

agak suka, 52% menyatakan suka dan 8% menyatakan sangat suka.

4.6.4 Penerimaan Umum

Penerimaan umum adalah parameter yang digunakan berdasarkan tingkat

kesukaan panelis secara subyektif. Penerimaan umum merupakan parameter yang

penting dalam menentukan jenis formulasi minuman sari buah namnam-jahe

terbaik. Hal ini dikarenakan dari ketiga parameter sebelumnya hanya parameter

rasa yang menghasilkan data yang tidak berbeda nyata.

Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kesukaan

panelis terhadap parameter penerimaan umum berada pada skala 3-4 untuk

keempat formulasi sari buah namnam-jahe dan pada skala 1-2 untuk sari buah

namnam murni dari 5 skala penilaian yang digunakan (lampiran 6). Ini

mengindikasikan bahwa keempat formulasi memiliki rasa yang sudah baik

Page 79: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

61

dibandingkan sari buah namnam murni karena memiliki tingkat penerimaan

konsumen diatas 60%.

Hasil anlisis sidik ragam ANOVA menunjukkan bahwa keempat jenis

formulasi memiliki tingkat penerimaan umum yang berbeda nyata dengan nilai

p<0,05 yaitu p=0,043 (lampiran 10). Hal ini menunjukkan bahwa formulasi

berpengaruh nyata terhadap peneriman umum minuman sari buah namnam-jahe.

Uji lebih lanjut Duncan (lampiran 10) menunjukkan bahwa dari keempat

jenis formulasi minuman sari buah namnam-jahe formulasi 729 merupakan

formulasi yang paling disukai panelis karena berada pada subset kelas kedua dan

memiliki rata-rata tingkat kesukaan paling besar yaitu 3,84 dengan persentase

penerimaan sebanyak 24% panelis memilih suka, 64% suka dan 12% sangat suka.

4.7 Aktivitas Antioksidan Sari Buah Namnam-Jahe

Analisis aktivitas antioksidan dilakukan pada keempat formulasi minuman

sari buah namnam-jahe dan sari buah namnam tanpa formulasi dengan metode

DPPH free radical scavenging berkaitan dengan fungsinya sebagai sumber

antioksidan.

Tabel 6. Hasil Analisis Aktivitan Antioksidan Keempat Formulasi Sari Buah

Namnam-Jahe & Sari Buah Namnam Murni

Formulasi IC50 (μL/mL)

358 8,80

632 9,59

729 10,59

427 8,23

625 (Sari Buah Namnam Murni) 5,00

Page 80: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

62

Hasil analisis aktivitas antioksidan (tabel 6) menunjukkan keempat

formulasi minuman sari buah namnam-jahe memiliki perbedaan aktivitas

antioksidan yang tidak signifikan. Dari keempat formulasi formulasi 729 memiliki

aktivitas yang lebih rendah dibandingkan ketiga formulasi yang lain, tetapi

memiliki tingkat penerimaan mutu sensori yang paling baik. Oleh karena itu,

formulasi minuman sari buah namnam-jahe terbaik yang dipilih adalah formulasi

729.

Formulasi terbaik minuman sari buah namnam-jahe memiliki aktivitas

antioksidan lebih rendah dibandingkan sari buah namnam murni dengan nilai IC50

sebesar 10,59 μL/mL yaitu 2,1 kali lebih rendah dari aktivitas antioksidan sari

buah namnam murni. Penurunan ini terjadi karena adanya beberapa senyawa

antioksidan yang rusak selama pengolahan. Senyawa fenolik dan vitamin C

merupakan senyawa antioksidan yang tidak stabil terhadap pemanasan, sehingga

saat dilakukan proses pasteurisasi pada suhu 850C sebagian senyawa fenolik dan

vitamin C terdegradasi dan kehilangan aktivitas antioksidannya.

4.8 Karakteristik Sari Buah Namnam-Jahe Formulasi Terbaik

Analisis sari buah namnam-jahe formulasi terbaik dilakukan untuk

mengetahui mutu fisika dan kimia, mutu mikrobiologis, cemaran logam dan

mengetahui pengaruh penambahan ekstrak jahe terhadap komponen kimia sari

buah namnam-jahe yang berkaitan dengan peranannya sebagai antioksidan.

Page 81: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

63

4.8.1 Mutu Fisikokima

Hasil analisis fisikokimia formulasi terbaik minuman sari buah namnam-

jahe ditampilkan pada tabel 7.

Tabel 7. Hasil Analisis Fisikokimia Minuman Sari Buah Namnam–Jahe

Formulasi 729

Parameter Konsentrasi

Total gula pereduksi(%) 2,137

pH 3,00

Total Padatan Terlarut (%) 12,00

TotalAsam (%) 4,86

Fenolik (mg/L) 1692,8

Flavonoid (mg/L) 1262.26

Vitamin C (mg/100 mL) 50,06

Berdasarkan hasil analisis fisikokimia formulasi terbaik minuman sari

buah namnam-jahe memiliki pH yang rendah yaitu 3,00 dan pH minuman sari

buah tersebut telah sesuai dengan syarat mutu dari pH minuman sari buah yaitu

kurang dari 4,5 (SNI 01-3719-1999). Rendahnya pH minuman sari buah tersebut

diakibatkan oleh tingginya kandungan asam-asam organik dalam buah namnam,

seperti asam sitrat sebesar 4,86 gr/100 mL dan asam askorbat 50,06 mg/100.

Hasil pengujian (tabel 7) formulasi 729 sari buah namnam-jahe memiliki

kandungan fenolik sebesar 1692,8 mg/L. Total fenolik dalam sari buah namnam-

jahe 729 formulasi lebih tinggi 70% dibandingkkan sari buah namnam murni yaitu

996,03. Peningkatan total fenolik terjadi dikarenakan adanya pengaruh

penambahan ekstrak jahe terhadap total fenolik dalam sari buah hasil formulasi.

Chen et al., (1986) menyatakan bahwa ekstrak rimpang jahe memiliki kandungan

polifenol gingerol dan turunnya shagaol yang memiliki aktivitas antioksidan

sangat tinggi.

Page 82: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

64

Akan tetapi, aktivitas antioksidan formulasi terbaik sari buah namnam-jahe

2,1 kali lebih rendah dibanding aktivitas antioksidan sari buah namnam murni

(tabel 6). Terdapat korelasi negatif antara peningkatan total fenolik dengan

aktivitas antioksdian dalam sari buah namnam-jahe hasil formulasi. Hal ini

dikarenakan metode pengujian aktivitas antioksidan yang digunakan dalam

penelitian ini kurang tepat karena senyawa fenolik yang berasal dari ekstrak jahe

merupakan komponen dari minyak atsiri yang bersifat nonpolar.

Pada metode DPPH pelarut yang digunakan adalah pelarut polar yaitu

metanol. Adanya perbedaan tingkat kepolaran antara komponen senyawa fenolik

dan pelarut maka proses pelarutan senyawa fenolik tidak berlangsung sempurna

dan mengakibatkan ada sebagian senyawa fenolik tidak bereaksi dengan DPPH.

Sari buah namnam-jahe formulasi 729 memiliki kandungan flavonoid tiga

kali lebih tinggi dibandingkan sari buah namnam murni (tabel 4) yaitu sebesar

1262,26 mg/L. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan ekstrak jahe

meningkatkan kandungan flavonoid dalam sari buah. Tingginya kandungan

flavonoid berkaitan dengan tingginya kandungan fenolik dalam sari buah

namnam. Flavonoid merupakan subset dari senyawa fenolik, karena itu

meningkatnya kandungan fenolik menyebabkan kandungan flavonoid juga

meningkat (Maisuthisakul, 2008)

Sari buah namnam-jahe formulasi 729 memiliki kandungan vitamin C

yang sangat tinggi yaitu berkisar antara 50,06 mg/100 mL. Kandungan vitamin C

pada minuman sari buah namnam-jahe formulasi 729 mengalami penurunan

sebesar 59% dari vitamin C dalam sari buah namnam murni (tabel 4). Penurunan

Page 83: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

65

kandungan vitamin C terjadi karena sebagian vitamin C rusak akibat proses

pengolahan baik karena teroksidasi saat terkena udara dan cahaya, maupun karena

faktor pemanasan selama proses pasteurisasi pada saat pengolahan. Ashurst

(1991) menyatakan bahwa sari buah mengandung sejumlah oksigen yang dapat

merusak vitamin C.

Penambahan ekstrak jahe tidak meningkatkan kandungan vitamin C pada

minuman sari buah hasil formulasi karena ekstrak jahe tidak mengandung vitamin

C. Walaupun demikian kandungan vitamin C pada minuman sari buah namnam-

jahe dapat dikatakan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan harian vitamin C

bagi tubuh bila dikonsumsi sebanyak 200 mL dalam sehari (Widyasari, 2008)

4.8.2 Mutu Mikrobiologis

Menurut Buckle (2007) mutu mikrobiologis suatu produk pangan

ditentukan oleh jumlah dan jenis mikroba dalam pangan tersebut. Mutu

mikrobiologis minuman sari buah namnam-jahe dianalisis dengan cara

menghitung jumlah koloni bakteri dalam tiap mL sampel menggunakan metode

angka lempeng total. Metode angka lempeng total merupakan metode yang paling

sensitif dalam menentukan jumlah mikroorganisme karena metode ini hanya

menghitung jumlah sel mikroba yang masih hidup (Fardiaz, 1989).

Berdasarkan hasil pengujian jumlah cemaran mikroba dalam minuman sari

buah namnam-jahe adalah 100 koloni/mL (lampiran 11). Hal ini terjadi

dikarenakan minuman sari buah namnam-jahe formulasi 729 memiliki kandungan

senyawa fenol seperti tanin yang aktif sebagai zat antibakteri. Selain itu, ekstrak

Page 84: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

66

jahe yang digunakan juga mengandung senyawa fenolik dan terpenoid yang dapat

menghambat pertumbuhan bakteri E.coli pada konsentrasi 6% dengan zona

hambat sebesar 9,5 mm2 dan bakteri Bacilus subtilis pada konsentrasi 2% dengan

zona hambat 3,87 mm2 (Nursal et al, 2006).

Rendahnya nilai pH sari buah yaitu 3,00 serta adanya proses pasteurisasi

pada saat pengolahan juga membantu dalam menghambat pertumbuhan mikroba.

Menurut Winarno (2000) pH yang rendah dapat menghambat pertumbuhan

mikroba dalam suatu produk pangandan adanya proses penanganan awal produk

pangan seperti proses pasteurisasi dapat membantu menghilangkan beberapa jenis

mikroorganisme dan menginaktifkan sebagian atau seluruh enzim sehingga akan

membatasi jumlah penyebab kerusakan pangan yang mungkin terjadi seperti

kerusakan yang disebabkan oleh bakteri (Fardiaz dan Jenie, 1989).Oleh karena itu

minuman sari buah namnam-jahe formulasi 729 memiliki mutu mikrobiologis

yang baik sehingga aman dan layak dikonsumsi menurut standar mutu yang

ditetapkan Badan Satndarisasi Nasional (BSN) RI.

4.8.3 Cemaran Logam

Food borne disease adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh

bahan kimia dalam pangan seperti logam berat. Logam berat yang dapat

menyebabkan keracunan adalah logam yang esensial seperti Cu, Zn dan Se serta

logam nonesensial seperti Pb, Hg dan As (Dewi, 2003). Logam dapat mencemarai

makanan melalui alat-alat yang digunakan dalam pengolahan dan penyajian

makanan (Saksono, 1986).

Page 85: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

67

Gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat keracunan logam berat

diantaranya gangguan sistem syaraf pusat, sistem pernafasan, fungsi hati dan

ginjal serta gangguan terhadap pertumbuhan tulang secara normal (Dewi, 2003).

Cemaran logam merupakan salah satu parameter yang menentukan mutu dari

suatu produk pangan. Pada umunya cemaran logam yang dianalisis pada produk

pangan adalah logam-logam berat seperti raksa, arsen, timbal, tembaga dan seng.

Tabel 8. Hasil Analisis Cemaran Logam Sari Buah Namnam-Jahe Formulasi 729

Logam Konsentrasi (ppm)

As 0,034

Cu 0,310

Zn 0,955

Cd 0,085

Pb 0,050

Hg 0,017

Hasil analisis cemaran logam dengan menggunakan instrument AAS

menunjukkan bahwa ninuman sari buah namnam-jahe formulasi terbaik (729)

mengandung logam esensial seperti Cu dan Zn yang cukup tinggi walaupun

berada di bawah batas maksimal yang ditetapkan Standar Nasional Indonesia.

Kandungan logam Zn dan Cu dalam sari buah namnam-jahe cukup tinggi

sehingga dapat mencegah malnutrisi seperti penyakit defisiensi mineral.

Sari buah namnam-jahe formulasi terbaik (729) mengandung logam

nonesensial seperti Hg, Pb dan As yang sangat rendah,dibawah batas maksimal

yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional (tabel 1). Hal ini menunjukkan

bahwa tingkat cemaran logam berat dalam minuman sari buah namnam tersebut

sangat rendah sehingga minuman sari buah namnam-jahe formulasi yang

dihasilkan memiliki mutu yang baik dan aman dikonsumsi.

Page 86: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Buah namnam memiliki kandungan nutrisis yang tinggi dengan kadar air

sebesar 87,3%, abu 0,34%, protein 4,16%, lemak 0,63% dan karbohidrat 7,6%

sehingga dapat memenuhi kebutuhan nutrisis dalam tubuh. Sari buah namnam

murni yang diperoleh sebanyak 275 mL/Kg buah memiliki aktivitas antioksidan

yang tinggi dengan nilai IC50 5μL/mL dan kandungan senyawa fenolik sebesar

966,03 mg/L, flavonoid 421 mg/L dan vitamin C 121,44 mg/100 mL sehingga

sangat berpotensi dimanfaatkan sebagai minuman sumber antioksidan.

Formulasi terbaik minuman sari buah namnam-jahe yang dihasilkan

adalah formulasi 729 dengan perbandingan volume sari buah namnam 65 mL dan

ekstrak jahe 35 mL memiliki daya terima yang baik dimana rata-rata tingkat

kesukaan berada pada skala 3 sampai 4 dari 5 skala yang digunakan dengan

persentase penerimaan 40% agak suka, 52% suka dan 8% sangat suka untuk

parameter rasa dan 24% agak suka, 64% suka dan 12% sangat suka terhadap

penerimaan umum.

Formulasi minuman sari buah tersebut memiliki aktivitas antioksidan

dengan nilai IC50 sebesar 10,59μL/mL dan kandungan vitamin C sebesar 50,06

mg/100 mL, fenolik 1962,8 mg/L, flavonoid 1262,26 mg/L serta memiliki mutu

fisikokimia, mikrobiologis dan cemaran logam yang sesuai dengan standar yang

ditetapkkan oleh SNI 1995 sehingga aman dan layak untuk dikonsumsi menurut

Page 87: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

69

aturan Badan Standarisasi Nasionak (BSN) dan Badan Pengawas Obat dan

Makanan (BPOM) RI.

5.2 SARAN

Diperlukan adanya penelitian lebih lanjut mengenai uji stabilitas daya

simpan minuman terhadap aktivitas antioksidan, total kandungan fenolik,

flavonoid dan vitamin C berkaitan dengan fungsinya sebagai minuman sari buah

sumber antioksidan. Diperlukan pula uji cemaran mikroba karena sari buah

namnam-jahe yang dihasilkan tidak menggunakan bahan pengawet pangan.

Adanya pengembangan metode pembuatan sari buah namnam-jahe agar senyawa

aktif dari kedua komponen baik namnam maupun jahe tidak mengalami kerusakan

dan mutu sensori yang dihasilkan tetap baik.

Page 88: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

70

DAFTAR PUSTAKA

AFRC Institute of Fruit Research. 1989. Home Preservation of Fruit and

Vegetables. HMSO Publications Centre. London.

Almatsier S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia.

Anderson, J.W., B.M. Smith and C.S. Washnock. 1999. Cardiovaskuler and Renal

Benefits of Dry Bean and Soybean Intake. American Journal of Clinical

Nutrition. 70(3): 464S-474S.

Anjani, Shelma dan Dwiyanti, Sri.2013. Pengaruh Proporsi Kulit Semangka dan

Tomat Terhadap Hasil Jadi Masker Wajah Berbahan Dasar Tepung

Beras.E-Journal. 02(03): 22-26

AOAC. 1995. Method of Analysis. Assosiation of Official Analytical Chemistry.

Washington D.C.

AOAC. 1999. Official Methods of Analysis of The Association Analytical

Chemistry, Inc., Washington D. C.

Arai, Y., Watanabe, S., Kimira, M., Shimoi, K., Mochizuki, R. dan Kinae, N.

2000. Dietary Intakes of Flavonols, Flavones and Isoflavones by Japanese

Women and The Inverse Correlation Between Quercetin Intake and

Plasma LDL Cholesterol Concentration. Journal of Nutritional. 30: 2243-

2250.

Asada, K. 1992. Ascorbate Peroxidase-Hydrogen Peroxyde Scavenging Enzyme

in Plants. Didalam: Physiologia Plantarum. 85:23241

Ashraf, Muhammad Aqeel. 2010. Estimation of Antioxidan Phytochemicals in

Four Different Varities of Durian (Durio zibethinus murray) Fruit. Middle-

East Journal of Scientific Research. 6(5): 465-471. ISSN : 1990-9233.

Ashurst, P.R. 1991. Fruit Juice. Didalam: Ashurst, P.R (ed). Food Flavoring. AVI

Publishing. New York :87-114.

Astuti, Ambar Dwi Widhi. 2011. Efektivitas Pemberian Ekatrak Jahe Merah

(Zingiber officinale roscoe varr Rubrum) Dalam Mengurangi Nyeri Otot

Pada Atlet Sepak Takraw. Artikel Penelitian. Universitas Diponegoro.

Semarang.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2001. Kajian proses standarisasi produk

pangan fungsional di badan Pengawas Obat dan makanan. Lokakarya

Page 89: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

71

Kajian Penyusunan Standar Pangan Fungsional. Badan PengawasanObat

dan Makanan, Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional. 1995. SNI 01-3719-1995 tentang Minuman Sari

Buah. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.

Bambang, Permadi. 1982. Mempelajari Pengaruh Penambahan Asidulan, Jenis

Wadah dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Sari Buah Mete

(Anacardium occidentale L.). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian,

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Bhattarai, S., V.H. Tran, dan C.C. Duke. 2001. The Stability of Gingerol and

Shogaol in Aqueous Solutions. Journal of Pharmaceutical Sci., Vol. 90,

No. 10, pp. 1658 – 1664. Didalam: Herold. 2007. Formulasi Minuman

Fungsional berbasis Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus Bl. Miq) Yang

Didasarkan Pada Optimasi Aktivitas Antioksidan, Mutu Citarasa Dan

Warna. Skripsi. Insitut Pertanian Bogor. Bogor

Belleville-Nabet, F.1996.sat Gizi Antioksidan Penangkal Senyawa Radikal

Pangan dalam Sistem Biologis. Didalam: Prosiding Seminar Senyawa

Radikal dan Sistem Pangan:Reaksi Biomolekular, Dampak terhadap

Kesehatan dan Penangkalan. CFNS-IPB dan Kedutaan Besar Perancis-

Jakarta.

Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet, dan M. Wootton. 1985. Ilmu Pangan.

Terjemahan. UI Press. Jakarta.

Chen, Ch., Kuo, M., Wu, Ch., & Ho, Ch. (1986). Pungent Compounds of Ginger

(Zingiber officinale (L) Rosc) Extracted by Liquid Carbon Dioxide.

Journal of Agricultural and Food Chemistry. 34: 477–480.

Choi, J. S., T. Yokozaiva and H. Owa. 1991. Antihyperlipedemic Effect of

Flavonoid FromPrunes deividiana. in: Meskin, M. S., W. R. Bidlack, A. J.

Davies, S. T. Omaye. 2002. Phytochemicals in Nutrition and Health. CRC

Press, London-New York.

Cholisoh, Zakky and Utami, Wahyu. 2008. Aktivitas Penangkap Radikal Ekstrak

Ethanol 70% Biji Jengkol (Archidendron jiringa). PHARMACON. 9(1):

33–40

Damayanthi, E., S.A. Marliyati, H. Syarief dan D. Sukandar. 1997. Percobaan

Makanan. Bogor. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Darmono, Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup, (Jakarta: UI Press, 1995)

Page 90: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

72

Dilana, Indra Akbar. 2008. Pembentukan Tim Panelis Dan Analisis Deskripsi

Citarasa Kacang Salut Dengan Variasi Bawang Putih Di PT. Garudafood

Jakarta. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Eghdami, A., Moghaddasi, M.S., Sadegi, Fatimah. 2011. Determination of

Antioxidant Activity of Juice and Peel Extract of Three Variety of

Pomegranate and Clinical Study. Advances in Environmental Biology.

5(8): 2282-2287. ISSN 1995-0756

Eteng, M.U., Ibekwe, H.A., Amatey, T.E., Bassey, B.J., Uboh, F.U. dan Owu,

D.U. 2006. Effect of Vitamin C on Serum Lipids and Electrolyte Profile of

Albino Wistar Rats.Niger J Physiol Sci. 21 (1-2) : 15 – 9.

Fardiaz S. 1989. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Finkel, T., Holbrook, N.J., 2000, Oxidant, Oxidative and the Biology of Aging,

Nature, 239–247. Didalam: Cholisoh, Zakky and Utami, Wahyu. 2008.

Aktivitas Penangkap Radikal Ekstrak Ethanol 70% Biji Jengkol

(Archidendron jiringa). PHARMACON. 9(1): 33–40

Frei, B., Englangd, L. and Ames, B.N. 1989. Ascorbate Is An Outstanding

Antioxidant in Human Blood Serum. Proc. Natl. Acad. Sci. USA 86,6377–

6381. Didalam: Kulkarni, Anand P., Policegoudra, R.S., Aradhya, S.M.

2007. Chemical Composition And Antioxidant Activity Of Sapota (Achras

sapota L.) Fruit. Journal Of Biochemistry. 31: 399-414

Frei. 1994. Reactive Oxygen Species and Antioxidant Vitamins: Mechanisms of

Action (American Jurnal Medicine). Excerpta Medica Inc

Halliwell, B and Gutteridge, M.C. 2000. Free radical in Biology

andMedicine.Oxford University Press. New York. Didalam: Syukur,

Rahmawati., Alam, Gemini Alam., Mufidah., Rahim, Abdul dan Tayeb,

Rosany Aktivitas Antiradikal Bebas Beberapa Ekstrak Tanaman Familia

Fabaceae. 2011. JST Kesehatan. 1(1): 61 – 67. ISSN 1411-4674

Hanson, B.A. 1984. Understanding Medicinal Plants: Their Chemistry and

Therapeutic Action.The Haworth Herbal Press. New York,London,

Oxford. Didalam: Yulia, Olga. 2007. Pengujian Kapasitas Antioksidan

Ekstrak Polar, Nonpolar, Fraksi Protein dan Nonprotein Kacang Komak

(Lablab purpureus (L.) sweet). Skripsi. Departemen Ilmu Dan Teknologi

pangan. IPB. Bogor.

Hardoko. Parhusip, Adolf. Kusuma, Ivonne P. 2003. Mempelajari Karakteristik

Sari Buah Dari Mengkudu (Morinda citrifolia Linn.) Yang Dihasilkan

Melalui Fermentasi.Jurnal Teknol dan Industri Pangan XIV (2) : 144-153.

Page 91: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

73

Hariyadi, P. 2006. Pangan Fungsional Indonesia. Didalam: Herold. 2007.

Formulasi Minuman Fungsional berbasis Kumis Kucing (Orthosiphon

aristatus Bl. Miq) Yang Didasarkan Pada Optimasi Aktivitas Antioksidan,

Mutu Citarasa Dan Warna. Skripsi. Insitut Pertanian Bogor. Bogor

Haryoto, Santoso, Broto dan Nugroho, Hafidz. 2007. Aktivitas Antioksidan Fraksi

Polar Ekstrak Metanol Dari Kulit Kayu Batang Shorea acuminatissima

Dengan Metode DPPH. Jurnal ILMU DASAR. 8(2): 158-164

Hasanah, M., Sukarman, dan D. Rusmin. 2004. Teknologi Produksi Benih Jahe.

Jurnal Perkembangan Teknologi. Vol. XVI (1). Didalam: Herold. 2007.

Formulasi Minuman Fungsional berbasis Kumis Kucing (Orthosiphon

aristatus Bl. Miq) Yang Didasarkan Pada Optimasi Aktivitas Antioksidan,

Mutu Citarasa Dan Warna. Skripsi. Insitut Pertanian Bogor. Bogor

Herold. 2007. Formulasi Minuman Fungsional berbasis Kumis Kucing

(Orthosiphon aristatus Bl. Miq) Yang Didasarkan Pada Optimasi Aktivitas

Antioksidan, Mutu Citarasa Dan Warna. Skripsi. Insitut Pertanian Bogor.

Bogor.

Hertiani, Triana, Pramono, Suwijiyo dan A.M. Supardjan. 2000. Uji Daya

Antioksidan Senyawa Flavonoid Daun Plantago major L. Majalah Farmasi

Indonesia. 11(4): 234-246

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, jilid 1. Yayasan Sarana Wana

Jaya, Jakarta.

Hsiu-Ling, Tsai., Sam, K.C., and Sue-Joan, Chang. 2007. Antioxidant Content

and Free Radical Scavenging Ability of Fresh Red Pummelo (Citrus

grandis L.) Juice and Freeze Dried Products. Journal Agriculture and

Food Chemistry. 55: 2867-2872

Ichikawa, T. 1994. Functional Foods in Japan. Didalam: Herold. 2007. Formulasi

Minuman Fungsional berbasis Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus Bl.

Miq) Yang Didasarkan Pada Optimasi Aktivitas Antioksidan, Mutu

Citarasa Dan Warna. Skripsi. Insitut Pertanian Bogor. Bogor

Indriani, Dian. 2008. Formulasi Sari Buah Jeruk Pontianak (Citrus nobilis var.

Microcarpa) Dengan Aplikasi Metode Lye Peeling Sebagai Upaya

Penghilang Rasa Pahit Pada Sari Buah Jeruk. Skripsi. Departemen Ilmu

dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian

Bogor. Bogor

Page 92: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

74

Jellen, P. 1985. Introduction to Food Processing. Reston Publishing Company

Inc. Virginia.

Jitoe, A., T. Masuda, I.G.P. Tengah, D.N. Suprapta, I.W. Gara, dan N. Nakatani.

1992. Antioxidant activity of tropical ginger extracts analysis of the

contained curcuminoids. J. Agric. Food Chem. 40: 1337-1340.

Johnson I.T. and G.R. Fenwick, 2000. Dietary Anticarcinogen and Antimutagens.

The royal Society of Chemistry

Kochlar, S.P., J.B. Rossell. 1990. Detection, Estimation and Evaluation of

Antioxidant in Food System. Di dalam Hudson BJF Edt. FoodAntioxidant:

19-64. New York: Elsevier Applied Science.

Koswara, Sutrisno. 1995. Jahe dan Hasil Olahannya. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan.

Kubo, I., N. Masuoka, P. Xiao., H. Haraguchi. 2002. Antioxidant Activity of

Dodecyl Gallate. Di dalam: Yulia, Olga. 2007. Pengujian Kapasitas

Antioksidan Ekstrak Polar, Nonpolar, Fraksi Protein dan Nonprotein

Kacang Komak (Lablab purpureus (L.) sweet). Skripsi. Departemen Ilmu

Dan Teknologi pangan. IPB. Bogor.

Kulkarni, Anand P., Policegoudra, R.S., Aradhya, S.M. 2007. Chemical

Composition And Antioxidant Activity Of Sapota (Achras sapota L.)

Fruit. Journal Of Biochemistry. 31: 399-414

Kumalaningsih S. 2006. Antioksidan Alami Penangkal Radikal Bebas. Surabaya:

Trubus Agrisarana.

Kusnandar, feri dan Nuri Andarwulan. 2006. Modul Analisis Sifat Reologi

Pangan Cair. IPB. Bogor.

Levine, M.K.R., Dhariwal, R.W., Welch, Y., Wang dan J.B. Park. 1995.

Determination of Optimal Vitamin C Requirements in Humans. The

American Journal of Clinical Nutrition. 62(Suppl) 1347S-1356S.

Maisuthisakul, Pitchaon., Pasuk, Sirikarn and Ritthiruangdejca. 2008.

Relationship Between Antioxidant Properties and Chemical Composition

of Some Thai Plants. Journal of Food Composition and Analysis. 21: 229–

240.

March, Adou. Kouassi Ange. Didier. A, Tetachi F. 2012. Phenolic Profile of

Cashew Apple Juice (Anacardium occidentale L.) From Yamaussaukro

and Karhogo. Journal of Applied Biosciences 43: 3331-3338. ISSN. 1997-

5902.

Page 93: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

75

Mariani, M. 2003. Evaluasi Mutu Minuman Fungsional Daun Cincau Hijau

Selama Penyimpanan. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Meilgaard, M., G.V. Civille, dan B.T. Carr. 1999. Sensory Evaluation Techniques.

3rd

Ed. CRC Press, USA.

Meskin, M. S., W. R. Bidlack, A. J. Davies, S. T. Omaye. 2002. Phytochemicalsin

Nutrition and Health. CRC Press, London-New York.

Miller, H. E., F. Rigelholf, L. Marquart, A. Prakash, M. Kanter. 2000. Antioxidant

Content of Whole Grain Breakfast Cereals, Fruits and Vegetables. Journal

of The American College of Nutrition. 19(3): 312S-319S.

Muchtadi, D. 2000. Sayur-sayuran Sumber Serat dan Antioksidan: Mencegah

Penyakit Degeneratif. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi. Fakultas

Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Mukaromah, Ummu. Susetyorini, Sri Hetty. Aminah, Siti. 2010. Kadar Vitamin

C, Mutu Fisik, pH dan Mutu Organoleptik Sirup Rosella (Hibiscus

sabdariffa, L) Berdasarkan Cara Ekstraksi. Jurnal Pangan dan Gizi. 01(01):

43-51.

Nursal. Wulandari, Sri dan Juwita, Wilda Sukma. 2006. Bioaktifitas Ekstrak Jahe

(Zingiber officinale Roxb.) Dalam Menghambat Pertumbuhan Koloni

Bakteri Escherichia coli Dan Bacillus subtilis. Jurnal Biogenesis. 2(2):64-

66. ISSN: 1829-5460

Pratt, D.E. 1992. Natural Antioxidants from Plant Material. Didalam: M.T.

Huang, C.T. Ho, dan C.Y. Lee (Eds.). Phenolic Compounds in Food and

Their Effects on Health II: Antioxidants and Cancer Prevention. American

Chemical Society, Washington, D.C.

Prior, R.L., Hoang, H.A., Gu, L., Wu, X., Bacchiocca, M., Howard, L., Hampsch-

Woodill, M., Huang, D., Ou, B. and Jacob, R. 2003. Assay For

Hydrophilic and Lipophilic Antioxidant Capacity (Oxygen Radical

Absorbance Capacity (ORACFL)) Of Plasma and Other Biological and

Food Samples. Journal of Agricultural and Food Chemistry 51: 3273-

3279. Didalam: Hsiu-Ling, Tsai., Sam, K.C., and Sue-Joan, Chang. 2007.

Antioxidant Content and Free Radical Scavenging Ability of Fresh Red

Pummelo (Citrus grandis L.) Juice and Freeze Dried Products. Journal

Agriculture and Food Chemistry. 55: 2867-2872

Ramadhan, A.E. dan Phaza, A.H. 2010. Pengaruh Konsentrasi Etanol, Suhu dan

Jumlah Stage Pada Ekstraksi Oleoresin Jahe (Zingiber officinale Rosc)

Page 94: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

76

Secara Batch. Skripsi. Jurusan Teknik Kimia. Fakultas Teknik. Universitas

Diponogoro. Semarang.

Rekha, C., Poornima, G., Manasa, M., Abhipsa, V., Devi, J.P., Kumar, H.T.V.,

Kekuda, T.R.P. 2012.Ascorbic Acid, Total Phenol Content and

Antioxidant Activity of Fresh Juice of Four Ripe and Unripe Citrus fruits.

Research Article. Chemical Science Transactions 1(2): 303-310.

Rezaeizadeh, A., Zuki, A.B.Z., M, Abdollahi, Goh, Y.M., Noordin, M.M., Hamid,

M., dan Azmi, T,.I. 2011. Determination of Antioxidant Activity in

Methanolic And Chloroformic Extract of Momordica charantia. African

Journal of Biotechnology. 10(24): 4932-4940. ISSN 1684–5315.

Rice-Evans, C.A., Miller, N.J. and Paganga, G. 1996.Structureantioxidant

Activity Relationships of Flavonoids and Phenolic Acids. FreeRadical

Biol. Med. 20, 933–956. Didalam: Kulkarni, Anand P., Policegoudra, R.S.,

Aradhya, S.M. 2007. Chemical Composition And Antioxidant Activity Of

Sapota (Achras sapota L.) Fruit. Journal Of Biochemistry. 31: 399-414

Rismunandar. 1988. Rempah-Rempah Komoditi Ekspor Indonesia. Bandung:

Sinar Baru.

Rohyami, Yuli. 2008. Penentuan Kandungan Flavonoid Dari Ekstrak Metanol

Daging Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa Scheff Boerl).

LOGIKA. 5(1): 1-8. ISSN: 1410-2315

Rorong, Johnly A dan Suryanto, Edi.2010. Analisis Fitokimia Enceng Gondok

(Eichhornia crassipes) Dan Efeknya Sebagai Agen Photoreduksi Fe3+

.

Chem. Prog. 3(1): 33-41

Ruxton, C.H.S., Gardner, E.J. and Walker, D. 2006. Can pure fruit and vegetable

juices protect against cancer and cardiovascular disease too? International

Journal of Food Sciences and Nutrition 57 (3–4): 249–272.

Salunkhe, D.K., H.R. Bolin dan N.R. Reddy. 2000. Storage, Processing and

Nutritional Quality of Fruits and Vegetables. Edisi ke-2.Florida : CRC

Press, Inc.

Samee, Weerasak. Engkalohakul, Mongkol. Nebbua, Nakharin. Direkrojanavuti,

Paradorn. Sornchaithawatwong, Chayanid and Kamkaen, Narisa.

Correlation Analysis between Total Acid, Total Phenolic and Ascorbic

Acid Contents in Fruit Extracts and Their Antioxidant Activities. Original

Article. Thai Pharm Health Sci Journal 1(3):196-203.

Sari, Dewi Monita. 2003. Studi Keamanan Mikrobiologi dan Cemaran Logam

Berat (Pb dan Cu) Makanan Jajanan di Burs Kue Subuh Pasar Senen

Page 95: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

77

Jakarta Pusat. Skripsi. Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya

Keluarga. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Satuhu, S. 2004. Penanganan dan Pengolahan Buah.Jakarta : Penebar Swadaya.

Silalahi, Jansen. 2006. Antioksidan dalam Diet dan Karsinogenesis. Cermin Dunia

Kedokteran 153:39-42.

Simanjuntak, P., T. Parwati, L. E. Lenny, S. Tamat, R. Murwani. 2004. Isolasi dan

Identifikasi Senyawa Antioksidan dari Ekstrak Benalu Teh, Scurrula

oortiana (Korth) Danser (Loranthaceae). Jurnal Ilmu Kefarmasian

Indonesia ISSN 1693-1831, Vol. 2 No. 1.

Sudarmadji, S. Bambang, H. dan Suhardi.1996. Analisa Bahan Makanan dan

Pertanian.Yogyakarta : Liberty.

Soekarto, S.T. 1985. Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil

Pertanian.Jakarta : Bhratara Karya Aksara.

Sukandar, Dede dan Amelia, Eka Rizki. 2013. Karakterisasi Senyawa Aktif

Antioksidan dan Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Namnam (Cynometra

cauliflora L.). Jurnal Valensi. 3(1): 34-38. ISSN: 1978-8193.

Suhartono, E. Fachir, H & Setiawan, B. 2007. Kapita Sketsa Biokimia Stres

Oksidatif Dasar dan Penyakit. Universitas Lambung Mangkurat,

Banjarmasin: Pustaka Benua

Sutarno, H., E.A. Hadad, dan M. Brink. 1999. Zingiber officinale Roscoe. Di

dalam: C.C. de Guzman dan J.S. Siemonsma (Eds.). Spices. Plant

Resources of South-East Asia (PROSEA) Foundation No. 13: 238-244.

Bogor.

Swatsitang, Prasan and Wonginyoo, Ruthaicanok. 2008. Antioxidant Capacity of

Vegetable Juice. KKU Science Jurnal Supplemen. 36:83-94

Syafutri, Merynda Indriyani. 2008. Potensi Sari Buah Murbei (Morus alba L.)

Sebagai Minuman Berantioksidan Serta Pengaruhnya Terhadap Kadar

Kolesterol dan Trigliserida Serum Tikus Percobaan. Thesis. Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Syafutri, M.I., F. Pratama dan D. Saputra. 2006. Sifat Fisik dan Kimia Buah

Mangga (Mangifera indica L.) Selama Penyimpanan dengan Berbagai

Metode Pengemasan. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan 17(1).

Syukur, Rahmawati., Alam, Gemini Alam., Mufidah., Rahim, Abdul dan Tayeb,

Rosany Aktivitas Antiradikal Bebas Beberapa Ekstrak Tanaman Familia

Fabaceae. 2011. JST Kesehatan. 1(1): 61 – 67. ISSN 1411-4674

Page 96: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

78

Tamat, Swasono R. Wikanta, Thamrin. Maulina, Lina S. 2007. Aktivitas

Antioksidan dan Toksisitas Senyawa Bioaktif Dari Ekstrak Rumput Laut

Hijau (Ulva reticulate) Forsskal. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia 5(1):

31-36, ISSN 1693-1831.

Thimmaiah, SK. 1999. Standard Method of Biochemical Analysis. Kalyani

Publisher Noida.

Tringali, C. 2001. Bioactive Compounds from Natural Sources. Taylor and

francis. Universita di Catania. Italy. Didalam: Syukur, Rahmawati., Alam,

Gemini Alam., Mufidah., Rahim, Abdul dan Tayeb, Rosany Aktivitas

Antiradikal Bebas Beberapa Ekstrak Tanaman Familia Fabaceae. 2011.

JST Kesehatan. 1(1): 61 – 67. ISSN 1411-4674

Triyono, Agus. 2010. Pengaruh Konsentrasi Ragi Terhadap Karakteristik Sari

Buah Dari Beberapa Varietas Pisang (Musa paradisiaca L). Prosiding

Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan.LIPI. ISSN 1693-4393

compounds in commercial fruit juices and fruit drinks. Journal of

Agricultural and Food Chemistry 55 (8): 3148–3157.

Verheij, E.W.M. dan Coronel, R.E. 1977. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2:

Buah-buahan yang dapat dimakan. Jakrta: Gramedia.

W,Cahyadi. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.

Jakarta: Bumi Aksara.

Wibowo, Des Saputra. 2013. Isolasi Dan Karakterisasi Senyawa Antioksidan

Kulit Buah Naga (Hylocereus undatus). Skripsi, Program Studi Kimia.

Universitas Islam Negeri Jakarta. Jakarta

Widyasari, Rucita. 2007. Aplikasi Penambahan Flokulan Terhadap Pengolahan

Sari Buah Jambu Mete (Anacardium occidentale L). Skripsi. Departemen

Ilmu dan Teknologi Pangan. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Wijayakusuma, H. 2002. Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia: Seri Rempah,

Rimpang, dan Umbi. Milenia Populer, Jakarta.

Winarti, Christina dan Nurdjanah, Nanan. 2005. Peluang Tanaman Rempah Dan

Obat sebagai Sumber Pangan Fungsional. Jurnal Litbang Pertanian 24(2).

Winarno FG. 1991. Kimia Pangan dan Gizi.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Page 97: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

79

Wulandari, Yustina Wuri. 2005. Karakteristik Minyak Atsiri Beberapa Varietas

Jahe (Zingiber officinale). Jurnal Kimia dan Teknologi 43: 43-50. ISSN:

0216 – 163.

Yulia, Olga. 2007. Pengujian Kapasitas Antioksidan Ekstrak Polar, Nonpolar,

Fraksi Protein dan Nonprotein Kacang Komak (Lablab purpureus (L.)

sweet). Skripsi. Departemen Ilmu Dan Teknologi pangan. IPB. Bogor.

Zakaria, F.R., A.T. Septiana, dan Sulistiyani. 2000. Ginger (Zingiber officinale

Roscoe) extracts increase in vivo human LDL resistance to oxidation and

prevent in vitro cholesterol accumulation in mouse macrophage. Didalam:

Herold. 2007. Formulasi Minuman Fungsional Berbasis Kumis Kucing

(Orthosiphon aristatus Bl. Miq) Yang Didasarkan Pada Optimasi Aktivitas

Antioksidan, Mutu Citarasa Dan Warna. Skripsi. Insitut Pertanian Bogor.

Bogor.

Page 98: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

80

LAMPIRAN

Page 99: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

81

Lampiran 1

Bagan Rancangan Penelitian

Sari buah namnam

Air, Gula, garam

dan jahe

Formulasi Minuman

Sari buah Namnam-Jahe

Formulasi terbaik Sari buah

Namnam-Jahe

Uji Organoleptik Uji Aktivitas

Antioksidan

Analisis Fisikokimia

a. pH

b. Total Gula Pereduksi

c. Kadar Vit. C

d. Uji Padatan Terlarut

e. Total Asam

f. Total fenolik

g. Total flavanoid

1. Analisis Cemaran

Mikroba

2. Analisis Cemaran

Logam

1. Uji Aktivitas

antioksidan

2. TPC, TFC

danVit C

Analisis

Proksimat

Buah Namnam

Page 100: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

82

Lampiran 2

Bagan Pembuatan Sari Buah Namnam-Jahe

Sari buah

namnam murni

Air ekstrak jahe

Minuman Sari buah

Namnam-Jahe

Dibotolkan

Dipasteurisasi

Disortasi, dicuci,

diblansing,

diekstrak dan

disaring

Buah Namnam

Page 101: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

83

Lampiran 3

Kuesioner Uji Segitiga Rasa

Nama :

Tanggal :

No Hp :

Jenis Kelamin :

Instruksi:

Berikut disajikan satu set contoh uji yang masing-masing berisi 3 larutan contoh.

Anda diminta menentukan salah satu contoh yang berbeda dari aspek rasa untuk,

dengan cara:

1. cicipilah satu sendok contoh selama 3 detik, lalu telan

2. tuliskan salah satu contoh yang berbeda dengan member tanda (√) pada kolom

respon

3. minumlah seteguk air putih sebagai penetral

4. istirahatkan selama 30 detik sebelum mencicipi yang lain

Kode Sampel Respon Keterangan

157

284

359

Page 102: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

84

Kuesioner Uji Segitiga Aroma

Nama :

Tanggal :

No Hp :

Jenis Kelamin :

Instruksi:

Berikut disajikan satu set contoh uji yang masing-masing berisi 3 larutan contoh.

Anda diminta menentukan salah satu contoh yang berbeda dari aspek aroma

dengan cara:

1. Buka tutup botol hirup aroma contoh larutan dengan mengibas-ngibaskan udara

diatas botol kehidung dengan tangan selama 3 detik

2. Tuliskan salah satu contoh yang berbeda dengan member tanda (√) pada kolom

respon

3. Tutup kembali botol dan netralkan selama 30 detik sebelum menghirup contoh

yang lain.

KodeSampel Respon Keterangan

371

259

163

Page 103: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

85

Kuesioner Uji Segitiga Warna

Nama :

Tanggal :

No Hp :

Jenis Kelamin :

Instruksi:

Berikut disajikan satu set contoh uji yang masing-masing berisi 3 larutan contoh.

Anda diminta menentukan salah satu contoh yang berbeda dari aspek warna

dengan cara:

1. Buka tutup wadah, lihat warna contoh larutan dari bagian atas dan samping

wadah 3 detik

2. Tuliskan salah satu contoh yang berbeda dengan member tanda (√) pada kolom

respon

3. Tutup kembali wadah dan netralkan selama 30 detik sebelum mengamati

contoh yang lain

KodeSampel Respon Keterangan

274

479

326

Page 104: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

86

Lampiran 4

Lembar Uji Hedonik (Kesukaan)

Nama Panelis :

Tanggal Pengujian :

Jenis Kelamin : L / P

Nama Produk : Minuman Sari Buah Namnam-Jahe

Di hadapan Saudara disajikan beberapa produk minuman sari buah

namnam-jahe. Saudara diminta untuk memberikan penilaian terhadap warna,

aroma, rasa dan penerimaan umum dari produk minuman sari buah tersebut

berdasarkan skala yang diberikan berikut ini :

1. Sangat tidak suka

2. Tidak suka

3. Agak suka

4. Suka

5. Sangat suka.

Kode Warna Aroma Rasa Keseluruhan

358

632

729

427

625

Komentar :

Page 105: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

87

Lampiran 5

Data Hasil Uji Organoleprik Mutu Sensorik Minuman Sari Buah Namnam-Jahe &

Sari Buah Namnam Murni

Warna

Panelis Formulasi

358 632 729 427 625

1 3 3 3 3 2

2 5 4 4 4 1

3 5 4 4 4 3

4 4 4 4 4 3

5 4 4 4 4 3

6 3 3 3 3 2

7 4 4 4 4 2

8 3 3 3 3 2

9 4 4 4 4 2

10 4 4 4 4 3

11 4 4 4 4 2

12 4 4 4 4 3

13 4 5 4 3 2

14 4 4 4 4 3

15 4 3 3 3 2

16 4 3 4 3 1

17 4 4 4 4 3

18 4 3 3 3 2

19 3 4 4 3 2

20 3 3 3 3 2

21 4 4 4 4 3

22 4 4 4 4 3

23 3 3 4 4 2

24 4 3 4 3 2

25 4 4 4 4 3

Rata-rata 3.83 3.68 3.76 3.6 2.32

Page 106: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

88

Aroma

Panelis Formulasi

358 632 729 427 625

1 2 2 3 3 1

2 4 3 4 3 2

3 4 5 3 3 2

4 4 4 4 3 2

5 4 4 3 4 2

6 3 3 3 4 3

7 3 3 4 4 2

8 4 4 4 4 2

9 4 4 4 4 2

10 4 3 3 4 3

11 4 4 4 3 2

12 3 4 3 4 2

13 4 2 3 2 3

14 4 3 5 4 2

15 4 3 3 2 1

16 3 3 3 2 3

17 3 3 4 3 2

18 3 3 3 3 2

19 3 3 3 3 3

20 3 3 4 3 2

21 4 4 4 4 2

22 3 4 4 3 1

23 4 4 5 4 2

24 3 3 4 3 1

25 4 4 4 4 2

Rata-rata 3.52 3.4 3.64 3.32 2.04

Page 107: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

89

Rasa

Panelis Formulasi

358 632 729 427 625

1 3 3 3 2 1

2 2 4 3 4 1

3 4 3 3 5 2

4 4 3 4 3 2

5 3 4 4 4 2

6 4 3 4 3 2

7 4 3 4 5 3

8 4 4 4 3 2

9 2 3 4 4 1

10 4 4 4 4 3

11 4 4 3 3 3

12 2 4 3 3 2

13 3 3 4 5 3

14 3 2 3 3 2

15 3 3 3 4 1

16 4 3 3 2 1

17 3 3 4 3 2

18 2 3 3 3 1

19 2 3 4 3 2

20 2 3 4 3 2

21 3 5 4 3 2

22 3 5 4 3 2

23 3 4 3 3 2

24 3 4 5 2 1

25 3 4 5 3 2

Rata-rata 3.08 3.48 3.68 3.32 1.88

Page 108: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

90

Penerimaan Umum

Panelis Formulasi

358 632 729 427 625

1 3 2 3 2 1

2 3 3 4 2 1

3 5 3 3 4 2

4 4 3 4 3 2

5 4 4 4 4 2

6 3 3 4 4 2

7 3 3 4 4 2

8 4 4 4 3 2

9 3 3 4 4 1

10 4 4 4 4 3

11 4 4 4 3 2

12 3 4 3 4 2

13 4 4 5 5 3

14 3 3 3 4 2

15 3 3 3 3 1

16 4 3 4 2 1

17 3 4 4 4 2

18 3 3 3 3 1

19 3 4 4 3 3

20 3 2 4 3 2

21 3 5 4 3 2

22 3 4 5 3 2

23 3 5 4 3 2

24 4 5 4 3 2

25 3 4 5 3 2

Rata-rata 3.4 3.56 3.84 3.32 1.88

Page 109: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

91

Lampiran 6

Rata-rata Tingkat Kesukaan Mutu Sensorik Minuman Sari Buah Namnam-Jahe & sari Buah Namnam murni

3.8 3.68

3.76 3.6

2.32

3.52 3.4

3.64

3.2

2.04

3.08

3.48 3.64

3.32

1.88

3.4 3.56

3.84

3.32

1.88

358 632 729 427 625

Warna

Aroma

Rasa

Penerimaan Umum

Page 110: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

92

Lampiran 7

ONEWAY Warna BY Kode

/STATISTICS DESCRIPTIVES HOMOGENEITY

/PLOT MEANS

/MISSING ANALYSIS

/POSTHOC=DUNCAN ALPHA(0.05).

Descriptives Warna

N Mean Std.

Deviation

Std. Error 95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

358 25 3.8400 .55377 .11075 3.6114 4.0686 3.00 5.00

427 25 3.6000 .50000 .10000 3.3936 3.8064 3.00 4.00

632 25 3.6800 .55678 .11136 3.4502 3.9098 3.00 5.00

729 25 3.7600 .43589 .08718 3.5801 3.9399 3.00 4.00

Total 100 3.7200 .51405 .05140 3.6180 3.8220 3.00 5.00

Test of Homogeneity of Variances Warna

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.408 3 96 .245

ANOVA

Warna

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .800 3 .267 1.009 .392

Within Groups 25.360 96 .264

Total 26.160 99

Homogeneous Subsets

Warna Duncan

Kode N Subset for alpha = 0.05

1

427 25 3.6000

632 25 3.6800

729 25 3.7600

358 25 3.8400

Sig. .136

Means for groups in homogeneous subsets

are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size =

25.000.

Page 111: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

93

Lampiran 8

ONEWAY Aroma BY Kode

/STATISTICS DESCRIPTIVES HOMOGENEITY

/PLOT MEANS

/MISSING ANALYSIS

/POSTHOC=DUNCAN ALPHA(0.05).

Test of Homogeneity of Variances Aroma

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.313 3 96 .816

ANOVA Aroma

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1.470 3 .490 1.135 .339

Within Groups 41.440 96 .432

Total 42.910 99

Homogeneous Subsets

Aroma Duncan

Kode N Subset for alpha = 0.05

1

427 25 3.3200

632 25 3.4000

358 25 3.5200

729 25 3.6400

Sig. .120

Means for groups in homogeneous subsets are

displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size =

25.000.

Descriptives Aroma

N Mean Std.

Deviation

Std. Error 95% Confidence Interval for

Mean

Minimu

m

Maximu

m

Lower

Bound

Upper Bound

358 25 3.5200 .58595 .11719 3.2781 3.7619 2.00 4.00

427 25 3.3200 .69041 .13808 3.0350 3.6050 2.00 4.00

632 25 3.4000 .70711 .14142 3.1081 3.6919 2.00 5.00

729 25 3.6400 .63770 .12754 3.3768 3.9032 3.00 5.00

Total 100 3.4700 .65836 .06584 3.3394 3.6006 2.00 5.00

Page 112: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

94

Lampiran 9

ONEWAY Rasa BY Kode

/STATISTICS DESCRIPTIVES HOMOGENEITY

/PLOT MEANS

/MISSING ANALYSIS

/POSTHOC=DUNCAN ALPHA(0.05).

Test of Homogeneity of Variances Rasa

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.454 3 96 .715

ANOVA Rasa

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 4.830 3 1.610 2.918 .038

Within Groups 52.960 96 .552

Total 57.790 99

Homogeneous Subsets

Rasa Duncan

Kode N Subset for alpha = 0.05

1 2

358 25 3.0800

427 25 3.3200 3.3200

632 25 3.4800 3.4800

729 25 3.6800

Sig. .074 .109

Means for groups in homogeneous subsets are

displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 25.000.

Descriptives Rasa

N Mean Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval

for Mean

Minimu

m

Maximu

m

Lower

Bound

Upper Bound

358 25 3.0800 .75939 .15188 2.7665 3.3935 2.00 4.00

427 25 3.3200 .85245 .17049 2.9681 3.6719 2.00 5.00

632 25 3.4800 .71414 .14283 3.1852 3.7748 2.00 5.00

729 25 3.6800 .62716 .12543 3.4211 3.9389 3.00 5.00

Total 100 3.3900 .76403 .07640 3.2384 3.5416 2.00 5.00

Page 113: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

95

Lampiran10

ONEWAY Penerimaan_Umum BY Kode

/STATISTICS DESCRIPTIVES HOMOGENEITY

/PLOT MEANS

/MISSING ANALYSIS

/POSTHOC=DUNCAN ALPHA(0.05).

Test of Homogeneity of Variances

Penerimaan_Umum

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.210 3 96 .026

ANOVA

Penerimaan_Umum

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 3.950 3 1.317 2.811 .043

Within Groups 44.960 96 .468

Total 48.910 99

Homogeneous Subsets

Penerimaan_Umum Duncan

Kode N Subset for alpha = 0.05

1 2

427 25 3.3200

358 25 3.4000

632 25 3.5600 3.5600

729 25 3.8400

Sig. .247 .151

Means for groups in homogeneous subsets are

displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 25.000.

Descriptives Penerimaan_Umum

N Mean Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence

Interval for Mean

Minimum Maximum

Lower

Bound

Upper

Bound

358 25 3.4000 .57735 .11547 3.1617 3.6383 3.00 5.00

427 25 3.3200 .74833 .14967 3.0111 3.6289 2.00 5.00

632 25 3.5600 .82057 .16411 3.2213 3.8987 2.00 5.00

729 25 3.8400 .55377 .11075 3.6114 4.0686 3.00 5.00

Total 100 3.5300 .70288 .07029 3.3905 3.6695 2.00 5.00

Page 114: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

96

Lampiran 11

Hasil Analisis Cemaran Mikroba

Pengenceran 100 Pengenceran 10

-1

Pengenceran 10-2

Pengenceran 10-3

Tabel Jumlah Koloni Bakteri

Pengenceran JumlahKoloniBakteri

Cawan 1 Cawan 2 Cawan 3

100 1 28 2

10-1

0 0 0

10-2

0 0 0

10-3

0 0 0

Total Mikroba = (1 + 28 + 2)/3 x 10 = 100 koloni/mL

Page 115: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

97

Lampiran 12

Hasil Analisis Total Fenolik

Absorbansi Standar Asam Galat

Konsentrasi (ppm) Absorbansi

0 0

50 0.2881

100 0.6307

125 0.784

150 0.8889

200 1.2181

250 1.587

Kurva Kalibrasi Standar Asam Galat

y = 0.0063x - 0.0135 R² = 0.9978

-0.2

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

1.6

1.8

0 100 200 300

Series1

Linear (Series1)

Page 116: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

98

Lampiran 13

Hasil Analisis Total Flavonoid

Absorbansi Standar Kuersetin

Konsentrasi (ppm) Absorbansi

0 0.001

12.5 0.0207

25 0.042

50 0.1163

100 0.2378

Kurva Kalibrasi Standar Kuersetin

y = 0.0024x - 0.0079 R² = 0.9943

-0.05

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0 50 100 150

Series1

Linear (Series1)

Page 117: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

99

Lampiran 14

Hasil Analisis Aktivitas ANTIOKSIDAN Sari Buah Namnam Murni

Kode Inhibisi (%)

IC50 (μL/mL) 0,1 0,2 0,4 1,6 6,4 -

625 7,84 8,86 10,18 24,39 60,79 - 5,00

y = 8.3843x + 7.8233 R² = 0.9938

0

10

20

30

40

50

60

70

0 1 2 3 4 5 6 7

Series1

Linear (Series1)

Page 118: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

100

Lampiran 15

Hasil Analisis Aktivitas Antioksidan Keempat Formulasi Sari Buah Namnam-

Jahe

Kode Inhibisi (%)

IC50 (μL/mL) 0,1 0,4 0,8 1,6 3,2 12.8

358 14,26 18,16 18,67 23,24 27,07 65,68 8,8

632 12,87 14,70 19,75 27,44 29,21 60,25 9,59

729 16,28 17,54 19,68 21,32 26,56 56,96 10,59

427 23,53 23,85 26,18 27,70 29,56 66,17 8,23

Kurva Inhibisi Sari Buah Namnam-Jahe Formulasi 358

Kurva Inhibisi Sari Buah Namnam-Jahe Formulasi 632

y = 3.9167x + 15.509 R² = 0.9962

0

10

20

30

40

50

60

70

0 5 10 15

Series1

Linear (Series1)

y = 3.5131x + 16.304 R² = 0.9617

0

10

20

30

40

50

60

70

0 5 10 15

Series1

Linear (Series1)

Page 119: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

101

Kurva Inhibisi Sari Buah Namnam-Jahe Formulasi 729

Kurva Inhibisi Sari Buah Namnam-Jahe Formulasi 427

y = 3.1702x + 16.404 R² = 0.9993

0

10

20

30

40

50

60

0 5 10 15

Series1

Linear (Series1)

y = 3.3771x + 22.194 R² = 0.9889

0

10

20

30

40

50

60

70

0 5 10 15

Series1

Linear (Series1)

Page 120: FORMULASI MINUMAN SARI BUAH NAMNAM (Cynometra …

102

BIODATA PENULIS

Penulis dilahirkan di Pandeglang

15 Juni 1990. Penulis adalah anak kedua

dari pasangan Hasan Basri dan Een

Nuraeni. Penulis memulai pendidikan

formalnya pada tahun 1996–2002 di SD

Muara III dan SMP pada tahun 2002-2005

di SMP Negeri 1 Malingping. Selepas

SMP, penulis melanjutkan pendidikannya di SMU Negeri 1 Pandeglang hingga tahun

2008. Pada tahun 2009 penulis diterima sebagai mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta melalui jalur Ujian Mandiri.

Selama kuliah penulis aktif di organisasi himpunan mahasiswa kimia, yaitu

menjadi menteri department akademik mahasiswa Kimia UIN Jakarta, penulis

memperoleh beberapa penghargaan yaitu terpilih sebagai salah satu Mahasiswa

Berprestasi tingkat UIN Jakarta tahun 20011, Juara 2 Lomba Kimia Se-UIN Jakarta

tahun 2011, peraih beasiswa Tugas Akhir LG Inottek tahun 2011, Finalis Saintek

Award tahun 2011. Penulis juga aktif sebagai staf pengajar Kimia Organik, Bahan

Alam, Matematika Departemen Pendidikan HIMKA UIN Jakarta, Anggota Tim

Peneliti Kimia Bahan Alam UIN Jakarta.

Selain itu penulis juga aktif berpartisipasi dalam beberapa kegiatan kampus

diantaranya acara Go Green yang diselenggarakan oleh CES dan DAAD Germany

tahun 2011, Simposium Nasional Kimia Bahan Alam tahun 2012, Workshop Kimia

Bahan Alam dan Aplikasinya dalam Pangan, Obat dan Kosmetika tahun 2013.