FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN...

86
FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN REACTIVE ELASTOMERIC TERPOLYMERS (RET) PADA PENINGKATAN KUALITAS ASPAL PERTAMINA SKRIPSI MUHAMMAD IMAD ILTIZAM PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M / 1439 H

Transcript of FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN...

Page 1: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR

DAN REACTIVE ELASTOMERIC TERPOLYMERS (RET) PADA

PENINGKATAN KUALITAS ASPAL PERTAMINA

SKRIPSI

MUHAMMAD IMAD ILTIZAM

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M / 1439 H

Page 2: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan
Page 3: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan
Page 4: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan
Page 5: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

ABSTRAK

MUHAMMAD IMAD ILTIZAM. Formulasi Ekstrak Dearomatic Oil (DAO),

Sulfur dan Reactive Elastomeric Terpolymers (RET) pada Peningkatan Kualitas

Aspal Pertamina. Dibimbing oleh USMAN dan SITI NURBAYTI.

Aspal Pertamina tipe IA yang biasa digunakan sebagai bahan pelapis jalan raya

dapat dimodifikasi menjadi tipe IIB sehingga dapat mengatasi kerusakan akibat

cuaca serta beban kendaraan yang melintas di atas jalan. Modifikasi aspal

Pertamina tipe IA menjadi tipe IIB dapat dilakukan dengan mencari formulasi

optimal dengan memvariasikan 3 bahan yaitu ekstrak DAO, sulfur serta Reactive

Elastomeric Terpolymers (RET). Uji karakterisasi fisik aspal meliputi penetrasi,

softening point, daktilitas, stabilitas penyimpanan dan reologi mekanistik aspal.

Uji karakterisasi kimia aspal meliputi penentuan gugus fungsi dan pencitraan

permukaan aspal. Hasil penelitian ini menunjukan, formulasi optimal dari kadar

ekstrak DAO 1,5%, sulfur 0,5% dan Reactive Elastomeric Terpolymers (RET)

2,25% dengan rata-rata nilai uji penetrasi 55 m/m, softening point 58,3 0C,

daktilitas 150 cm, stabilitas penyimpanan 0,5 0C, performance grade 3,27 kPa dan

Multi Stress Creep and Recovery yaitu V sebesar 0,79 kPa. Hasil analisis FTIR

memperlihatkan adanya gugus C-S pada panjang gelombang 721.38 cm-1

yang

artinya telah terjadi ikatan silang antara aspal, sulfur dan RET dimana sulfur

merupakan agen pembentuk ikatan silang sehingga dapat meningkatkan nilai

stabilitas penyimpanan. Hasil pengamatan morfologi menggunakan alat SEM

memperlihatkan persebaran RET yang sudah terdistribusi secara merata ke semua

bagian aspal. Bentuk aspal terlihat lebih beraturan dibanding dengan aspal polimer

tanpa penambahan sulfur. Kadar optimal yang telah diperoleh dapat memodifikasi

aspal Pertamina tipe IA menjadi tipe IIB sehingga dapat memenuhi standar

spesifikasi Dirjen Bina Marga tahun 2016.

Kata kunci: Formulasi, ekstrak DAO, sulfur, reactive elastomeric terpolymers,

stabilitas penyimpanan

Page 6: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

ABSTRACT

MUHAMMAD IMAD ILTIZAM. Formulation of Extract Dearomatic Oil

(DAO), Sulfur and Reactive Elastomeric Terpolymers (RET) on Upgrading of

Pertamina Asphalt Quality. Under Guidance by USMAN and SITI NURBAYTI.

Pertamina asphalt type IA which is always used as a highway coating material can

be modified to type IIB therefore it can overcome the damage caused by weather

and load of vehicles passing over the road. Modification of Pertamina asphalt type

IA to type IIB can be done by finding the optimal formulation by varying the 3

ingredients of DAO extract, sulfur and Reactive Elastomeric Terpolymers (RET).

Physical characterization test of asphalt includes penetration, softening point,

ductility, storage stability and mechanistic asphalt rheology. The asphalt chemical

characterization test includes the determination of functional groups and asphaltic

surface imaging. The results of this study showed that the optimal formulation of

DAO, sulfur and Reactive Elastomeric Terpolymers (RET) levels was 1.5%:

0.5%: 2.25% with range of physical test value are penetration 55 m/m, softening

point 58.3 0C, ductility 150 cm, storage stability 0,5

0C, performance grade 3,27

kPa and Multi Stress Creep and Recovery that is equal to 0,79 kPa. The result of

FTIR analysis shows the presence of C-S group at wavelength of 721.38 cm-1

which means cross-linking between asphalt, sulfur and RET where sulfur is a

crosslinking agent that can increase the value of storage stability. The

morphological observation using SEM tool shows the spread of RET that has been

equally distributed to all asphalt parts. The asphalt looks more uniform than the

polymer asphalt without the addition of sulfur. The optimum level that has been

obtained can modify the asphalt of Pertamina type IA into type IIB so that it can

meet the specification of Dirjen Bina Marga in 2016.

Keywords: Formulations, DAO extracts, sulfur, reactive elastomeric terpolymers,

storage stability

Page 7: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrohim

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta

salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini berjudul Formulasi Ekstrak Dearomatic Oil (DAO), Sulfur dan

Reactive Elastomeric Terpolymers (RET) pada Peningkatan Kualitas Aspal

Pertamina.

Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis mendapat banyak bantuan,

bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Dr. Eng. Usman, M.Si selaku pembimbing I yang selalu memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis selama melaksanakan penelitian.

2. Dr. Siti Nurbayti selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan

kepada penulis hingga dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

3. Drs. Dede Sukandar, M.Si selaku Ketua Prodi Kimia Fakultas Sains dan

Teknologi.

4. Dr. Agus Salim, M.Si. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Dr. Sri Yadial Chalid, M.Si. selaku pembimbing akademik, atas bimbingan

dan masukannya selama perkuliahan.

Page 8: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

vii

6. Kedua orangtua, kakak, dan adik yang selalu memberikan dukungan kepada

penulis baik secara material maupun moril, dan juga selalu memberikan

semangat dan keceriaan kepada penulis.

7. Kak Panji dan kak Isa yang selalu membantu, mendukung dan berbagi

keceriaan selama melakukan penelitian di laboratorium aspal.

8. Teman-teman kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2014, 2015,

2016 dan 2017 yang selalu memberikan semangat, doa, dan keceriaan bagi

penulis.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamualaikum, Wr. Wb.

Jakarta, 25 Juni 2018

Penulis

Page 9: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

viii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii

LAMPIRAN ....................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 6

1.3 Hipotesis Penelitian ........................................................................................... 7

1.4 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 7

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 8

2.1 Aspal ................................................................................................................. 8

2.2 Sumber Aspal .................................................................................................... 9

2.2.1 Aspal Buton ................................................................................................ 9

2.2.2 Aspal Minyak ............................................................................................ 11

2.2.2.1 Aspal Cair ........................................................................................... 12

2.2.2.1 Aspal Keras ......................................................................................... 13

2.3 Komposisi Kimia Aspal .................................................................................. 13

2.3.1 Asphaltenes ............................................................................................... 14

2.3.2 Maltene ..................................................................................................... 15

Page 10: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

ix

2.4 Aspal Pertamina Tipe IA ................................................................................. 15

2.5 Aspal Modifikasi Polimer ............................................................................... 16

2.6 Ekstrak Dearomatic Oil (DAO) ....................................................................... 19

2.7 Sulfur ............................................................................................................... 20

2.8 Reactive Elastomeric Terpolymers (RET) ...................................................... 21

2.9 Paramater Kualitas Aspal ................................................................................. 24

2.9.1 Penetrasi ..................................................................................................... 24

2.9.2 Softening Point .......................................................................................... 25

2.9.3 Daktilitas ................................................................................................... 26

2.9.4 Stabilitas Penyimpanan ............................................................................. 27

2.9.5 Reologi Mekanistik Aspal ........................................................................ 28

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 30

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................................... 30

3.2 Alat dan Bahan ................................................................................................ 30

3.2.1 Alat ........................................................................................................... 30

3.2.2 Bahan ........................................................................................................ 30

3.3 Diagram Alir Penelitian ......................................................................................... 31

3.4 Prosedur Penelitian........................................................................................... 32

3.4.1 Formulasi ekstrak DAO, sulfur dan RET .................................................. 32

3.4.2 Uji Penetrasi .............................................................................................. 35

3.4.3 Uji Softening Point ................................................................................... 35

3.4.4 Uji Daktilitas ............................................................................................. 36

3.4.5 Uji Stabilitas Penyimpanan ....................................................................... 36

3.4.6 Uji Reologi Mekanistik Aspal ................................................................... 37

Page 11: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

x

3.4.7 Analisis Gugus Fungsi dengan Fourier Transform Infra Red .................. 37

3.4.8 Pemeriksaan Morfologi dengan Scanning Electron Microscopy

(SEM) (ASTM E2809 – 13, 2013) ........................................................... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 39

4.1 Modifikasi Aspal Pertamina Tipe IA Menjadi IIB ......................................... 39

4.2 Pengaruh Penambahan Ekstrak DAO ............................................................. 39

4.3 Pengaruh Penambahan Sulfur ......................................................................... 43

4.4 Pengaruh Penambahan RET ............................................................................ 46

4.5 Hasil Uji Reologi Mekanistik Aspal ............................................................... 49

4.6 Hasil Uji Fourier Transform Infra Red (FTIR) ............................................... 52

4.7 Hasil Uji Scanning Electron Microscopy ........................................................ 56

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 59

5.1 Simpulan .......................................................................................................... 59

5.2 Saran ................................................................................................................. 60

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 61

LAMPIRAN ......................................................................................................... 65

Page 12: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Aspal Buton ....................................................................................... 10

Gambar 2. Proses pemisahan aspal ...................................................................... 11

Gambar 3. Struktur asphaltenes .......................................................................... 14

Gambar 4. Struktur RET ...................................................................................... 21

Gambar 5. Alat uji penetrasi ...................................................................................... 25

Gambar 6. Alat uji softening point ...................................................................... 26

Gambar 7. Alat uji daktilitas ............................................................................... 27

Gambar 8. Mekanisme reaksi aspal dengan RET ................................................ 43

Gambar 9. Mekanisme reaksi aspal dengan sulfur .............................................. 44

Gambar 10. Mekanise reaksi ikatan silang antara aspal, sulfur dan RET ........... 47

Gambar 11. Spektrum aspal Pertamina tipe IA ................................................... 52

Gambar 12. Spektrum aspal modifikasi polimer dengan kadar optimal .............. 53

Gambar 13. Hasil pengamatan (a) aspal Pertamina tipe IA (b) aspal dengan

penambahan RET (c) aspal dengan penambahan sulfur dan RET…. 57

Page 13: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Spesifikasi aspal Pertamina tipe IA ........................................................ 16

Tabel 2. Persyaratan aspal modifikasi polimer elastomer .................................... 18

Tabel 3. Spesifikasi MSCR aspal polimer ............................................................ 29

Tabel 4. Variasi aspal, ekstrak DAO, sulfur dan RET ......................................... 34

Tabel 5. Hasil uji pengaruh ekstrak DAO terhadap kualitas aspal ......................... 41

Tabel 6. Hasil uji pengaruh sulfur terhadap kualitas aspal ................................... 45

Tabel 7. Hasil uji pengaruh RET terhadap kualitas aspal .................................... 48

Tabel 8. Formulasi ekstrak DAO (E) + sulfur (S) + RET (R) .............................. 50

Tabel 9. Hasil uji reologi mekanistik aspal .......................................................... 50

Tabel 10. Bilangan gelombang dan gugus fungsi aspal Pertamina tipe IA .......... 53

Tabel 11. Bilangan gelombang dan gugus fungsi aspal modifikasi polimer ......... 54

Page 14: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

xiii

LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Diagram alir penelitian .................................................................... 68

Lampiran 2. Alat dan bahan ................................................................................ 69

Lampiran 3. Spesifikasi aspal Pertamina ............................................................ 71

Lampiran 4. Nilai rata-rata hasil uji fisik dari kadar optimal dengan variabel

1, 8 dan 13.………………………………………………………….72

Page 15: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jalan raya merupakan prasarana perhubungan yang berkaitan erat dengan

sektor di bidang ekonomi dan sosial. Adanya kerusakan pada jalan secara

langsung mengakibatkan terhambatnya sektor perhubungan sehingga terganggu

pula sektor di bidang ekonomi dan sosial. Dalam bidang konstruksi perkerasan

lentur jalan raya, kualitas jalan raya merupakan hal yang signifikan untuk

diperhatikan (Perdana et al, 2012).

Beberapa tahun terakhir ini beban lalu lintas meningkat sangat cepat, dan

ditambah dengan iklim tropis Indonesia, telah memberikan pengaruh buruk

terhadap kinerja pengkerasan aspal dan seiring meningkatnya kebutuhan akan

jalan, memacu Pertamina untuk terus konsisten dalam meningkatkan kualitas

produksi aspalnya. Kualitas aspal yang ditingkatkan dapat berupa memodifikasi

aspal untuk meningkatkan kinerja pada perubahan temperatur ekstrim, umur

penuaan aspal maupun material campuran beraspal (Sugiri, 2010).

Aspal Pertamina tipe IA yang biasa digunakan sebagai bahan pelapis jalan

raya dapat dimodifikasi menjadi tipe IIB yang merupakan aspal polimer

elastomer, untuk meningkatkan nilai penetrasi, softening point, daktilitas,

stabilitas penyimpanan serta reologi mekanistik dengan menyesuaikan standar

spesifikasi Dirjen Bina Marga tahun 2016. Sehingga, dapat mengatasi deformasi

dan kerusakan akibat cuaca serta beban kendaraan yang melintas di atas jalanan

beraspal (Utama dan Febriani, 2017).

Page 16: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

2

Modifikasi aspal Pertamina tipe IA menjadi tipe IIB dapat dilakukan dengan

menambahkan bahan aditif pada aspal untuk mempertahankan dan meningkatkan

daya rekat, softening point, stabilitas penyimpanan serta kelenturannya. Bahan

aditif tersebut berupa hasil samping kilang, beberapa oil, pelumas, dan polimer

yang dapat meningkatkan kualitas aspal sehingga sifat-sifat fisik dan kimia aspal

dapat diperbaiki (Mashuri, 2010).

Aspal merupakan kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan dan harus diolah

sebaik mungkin sehingga menghasilkan kesejahteraan bagi umat manusia, jika

tidak diolah dengan baik maka akses jalan akan menjadi suatu permasalahan besar

bagi umat manusia dan memutus kegiatan ekonomi yang dapat menyebabkan

krisis pada kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Berdasarkan QS. al-An’aam:

165 yang berbunyi :

Artinya: “Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan

dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat,

untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya

Rabbmu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi

Maha Penyayang.” (QS. al-An’aam: 165)

Allah menjadikan kita sebagai makhluk yang berakal dan paling mulia di

atas muka bumi ini. Dia memberikan kepada manusia sumber daya alam yang

Page 17: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

3

sangat bermanfaat untuk kelangsungan hidup, namun manusia masih belum dapat

menjaga sumber daya alam yang tersedia dengan mengolahnya agar menjadi hal

yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Itulah ujian yang diberikan oleh Allah agar manusia dapat memanfaatkan

sumber daya alam yang ada. Jika manusia tidak dapat memanfaatkan sumber daya

alam melainkan berbuat kerusakan, maka azab Allah dan siksaannya akan segera

menghampiri manusia jika tidak segera bertaubat kepada Allah. Begitu pula sama

halnya dengan aspal yang merupakan sumber daya alam kaya manfaat.

Pengolahan serta pengembangan aspal merupakan usaha yang harus

dilakukan agar kualitas aspal dapat meningkat sehingga jalan raya di Indonesia

yang menjadi akses utama sarana perhubungan yang berkaitan erat dengan sektor

di bidang ekonomi dan sosial dapat terbentuk dengan baik dan tahan lama.

Dengan begitu manusia dapat memanfaatkan hasil pengolahan sumber daya alam

untuk memudahkan aktivitas hidupnya agar kehidupan manusia dapat berlangsung

dengan baik.

Kebutuhan akan aspal dengan kualitas yang baik sangat diperlukan untuk

menunjang transportasi jalan raya. Kualitas aspal yang baik dapat dilihat dari nilai

penetrasi, softening point, daktilitas serta stabilitas penyimpanan aspal. Semua

aspek tersebut jika sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh Dirjen

Bina Marga dapat memberikan ketahanan terhadap deformasi dan ketahanan

terhadap kerusakan permanen pada jalan yang dilapisi aspal (Ritonga dan Irfandi,

2016).

Page 18: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

4

Ekstrak DAO digunakan sebagai bahan pelunak sehingga dapat

dimanfaatkan sebagai aditif untuk menaikkan nilai penetrasi. Struktur lembek dan

kental pada ekstrak DAO ini yang berpengaruh terhadap kekerasan aspal yang

pada akhirnya dapat menaikan nilai penetrasi aspal (Utama dan Febriani, 2017).

Sulfur digunakan untuk meningkatkan stabilitas masa penyimpanan aspal sebelum

digunakan. Stabilitas meningkat seiring dengan meningkatnya penambahan kadar

sulfur (Zhang et al, 2010).

Penggunaan bahan tambah sulfur didasarkan atas pertimbangan seperti

mudah didapatkan di pasaran dengan harga yang murah, titik leleh yang tidak

terlalu tinggi sehingga memungkinkan sulfur tercampur merata dengan aspal

dalam waktu yang tidak terlalu lama. Sulfur merupakan bahan aditif yang

digunakan untuk meningkatkan nilai stabilitas penyimpanan aspal. Penambahan

sulfur dimaksudkan untuk menghindari pemisahan fasa pada aspal polimer saat

disimpan dalam jangka waktu yang lama dengan kondisi temperatur yang

sewaktu-waktu dapat berubah (Zhang et al, 2010).

Dalam meningkatkan nilai stabilitas penyimpanan aspal, sulfur bekerja

dengan cara ikatan silang yaitu mengikat aspal dan RET melalui ikatan sulfida.

Interaksi kimia yang terjadi akan menghasilkan ikatan yang kuat antara aspal,

sulfur dan RET. Reactive Elastomeric Terpolymers (RET) atau elvaloy

merupakan jenis polimer yang sering digunakan sebagai bahan aditif untuk

memodifikasi aspal karena memiliki kelenturan dan rantai samping yang besar

(Jasso, 2016)

Aspal yang ditambahkan RET memiliki viskositas yang sesuai dengan

temperatur, elastisitas dan daya ikat meningkat serta flexural strength lebih baik

Page 19: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

5

sehingga dapat menjadi solusi terhadap kerusakan aspal yang diakibatkan oleh

pemanasan dalam waktu lama dari pada aspal tanpa polimer. Nilai softening point

berguna untuk mengetahui pada suhu pemanasan berapa aspal akan mengalami

pelelehan. Nilai softening point atau tingkat kelembekan dari aspal dapat

ditingkatkan dengan penambahan RET. Tingkat softening point yang tinggi dari

suatu aspal dapat menjadikan aspal tahan terhadap panas dan tidak cepat

mengalami kerusakan (Nurcahya et al., 2014).

Pengujian reologi mekanistik aspal dengan alat Dynamic Shear Rheometer

bertujuan untuk mengetahui sifat reologi visco-elastic dari penambahan bahan

ekstrak DAO, sulfur dan RET ke dalam aspal. Parameter yang dilihat pada sifat

reologi visco-elastic ini adalah nilai performance grade (PG) dan Multiple Stress

Creep and Recovery (MSCR) pada aspal. Nilai tersebut dapat menentukan

kemampuan aspal pada suhu tertentu dalam menahan kerusakan dan deformasi

(Indriyati et al., 2015).

Karakterisasi dengan instrumen Fourier Transform Infra Red (FTIR) yang

dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gugus fungsi yang

merupakan gugus aktif dari aspal Pertamina tipe IA tanpa penambahan aditif

dengan aspal yang ditambahkan aditif. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap

morfologi aspal yaitu tekstur permukaan aspal modifikasi menggunakan alat

Scanning Electron Microscopy (SEM) untuk mengamati secara mikroskopis

persebaran dari bahan aditif yang ditambahkan pada aspal dan kehomogenannya

(Imaduddin et al., 2013).

RET yang tercampur dalam aspal Pertamina memiliki struktur yang

menyebar ke seluruh bagian aspal. Hal ini ditunjukkan dengan bentuk mikroskopi

Page 20: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

6

RET seperti butiran yang tersebar di permukaan aspal, sedangkan ekstrak DAO

larut ke dalam aspal (Utama dan Febriani, 2017).

Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Mulyotomo (2016) dengan

mengkombinasikan aspal cair penetrasi 60/70 dan aspal impor penetrasi 50/60

serta memformulasikan ekstrak DAO dan RET. Namun dari hasil formulasi

tersebut belum memperoleh nilai stabilitas penyimpanan dan reologi mekanistik

aspal polimer yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan Bina Marga.

Utama dan Febriyani (2017) memformulasikan aspal Pertamina tipe IB

dengan RET dan DCO. Hasil formulasi tersebut belum memperoleh nilai stabilitas

penyimpanan dan reologi mekanistik aspal polimer yang sesuai dengan spesifikasi

yang telah ditetapkan Bina Marga. Aspal Pertamina tipe IB memiliki tekstur yang

lebih keras dari pada aspal Pertamina tipe IA yang memiliki tekstur yang kebih

lunak sehingga menyebabkan keduanya memiliki perbedaan sifat dan nilai uji

fisik yang berbeda.

Penelitian ini menggunakan aspal Pertamina tipe IA dengan

memformulasikan ekstrak DAO, sulfur dan RET agar diperoleh formulasi terbaik

untuk memodifikasi aspal Pertamina tipe IA menjadi tipe IIB.

1.2 Rumusan Masalah

1. Berapa formulasi optimal dari ekstrak DAO, sulfur, dan RET untuk memo-

difikasi aspal Pertamina Tipe IA menjadi tipe IIB?

2. Berapa nilai uji fisik yang diperoleh pada kadar optimal 1, 8 dan 13?

3. Mengapa sulfur dapat memperbaiki nilai stabilitas penyimpanan aspal ?

4. Bagaimana hasil analisis FTIR dan SEM pada aspal Pertamina tipe IA dan

aspal yang telah dimodifikasi menjadi aspal tipe IIB?

Page 21: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

7

1.3 Hipotesis Penelitian

Penambahan aditif ekstrak DAO, sulfur dan RET dapat memodifikasi aspal

Pertamina Tipe IA menjadi tipe IIB sehingga meningkatkan nilai penetrasi,

softening point, daktilitas, stabilitas penyimpanan dan reologi mekanistik aspal.

Hasil analisis gugus fungsi aspal dengan FTIR dapat memperlihatkan bahwa

ikatan silang yang terbentuk akibat adanya sulfur dapat memperbaiki nilai

stabilitas penyimpanan aspal melalui reaksi ikatan silang. Hasil pemeriksaan

morfologi aspal dengan SEM dapat memperlihatkan hasil analisis yang baik pada

aspal yang telah dimodifikasi menjadi aspal tipe IIB.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Memformulasikan kadar optimal dari ekstrak DAO, sulfur dan RET untuk

memodifikasi aspal Pertamina Tipe IA menjadi tipe IIB.

2. Membuktikan terbentuknya ikatan silang akibat penambahan sulfur untuk

meningkatkan nilai stabilitas penyimpanan aspal.

3. Menentukan gugus aktif serta morfologi dari aspal Pertamina tipe IA dan

aspal yang telah dimodifikasi.

1.5 Manfaat Penelitian

Memodifikasi aspal Pertamina tipe IA menjadi tipe IIB untuk meningkatkan

daya tahan terhadap pemanasan dan masa penyimpanan serta mengurangi

kerusakan yang diakibatkan oleh pengaruh suhu, cuaca serta beban yang melintas

di atasnya sehingga dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang saat

digunakan untuk jalan raya.

Page 22: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aspal

Aspal adalah suatu bahan bentuk padat atau setengah padat berwarna hitam

sampai coklat gelap, bersifat perekat (cementious) yang akan melembek dan

meleleh bila dipanasi. Aspal tersusun terutama dari sebagian besar bitumen yang

kesemuanya terdapat dalam bentuk padat atau setengah padat dari alam atau hasil

pemurnian minyak bumi, atau merupakan campuran dari bahan bitumen dengan

minyak bumi atau derivatnya (Mashuri, 2010).

Aspal minyak yang digunakan untuk konstruksi perkerasan jalan merupakan

proses hasil residu dari destilasi minyak bumi, sering disebut sebagai aspal semen.

Aspal semen bersifat mengikat agregat pada campuran aspal beton dan

memberikan lapisan kedap air, serta tahan terhadap pengaruh asam, basa dan

garam. Ini berarti jika dibuatkan lapisan dengan mempergunakan aspal sebagai

pengikat dengan mutu yang baik dapat memberikan lapisan kedap air dan tahan

terhadap pengaruh cuaca dan reaksi kimia lain (Mashuri dan Patunrangi, 2011).

Menurut Mashuri (2010)., sifat aspal adalah sebagai berikut.

1. Aspal mempunyai sifat mekanis (rheologic), yaitu hubungan antara tegangan

(stress) dan regangan (strain) dipengaruhi oleh waktu. Apabila mengalami

pembebanan dengan jangka waktu pembebanan yang sangat cepat, maka aspal

akan bersifat elastis, tetapi jika pembebanannya terjadi dalam jangka waktu

yang lambat maka sifat aspal menjadi plastis (viscous).

Page 23: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

9

2. Aspal adalah bahan yang termoplastis, yaitu konsistensinya atau viskositasnya

akan berubah sesuai dengan perubahan temperatur yang terjadi. Semakin tinggi

temperatur aspal, maka viskositasnya akan semakin rendah atau semakin cair

demikian pula sebaliknya. Dari segi pelaksanaan lapis keras, aspal dengan

viskositas yang rendah akan menguntungkan karena aspal akan menyelimuti

batuan dengan lebih baik dan merata. Akan tetapi dengan pemanasan yang

berlebihan maka akan merusak molekul-molekul dari aspal dan akan menjadi

getas dan rapuh.

3. Aspal mempunyai sifat thixotropy, yaitu jika dibiarkan tanpa mengalami

tegangan dan regangan akan berakibat aspal menjadi mengeras sesuai dengan

berjalannya waktu.

2.2 Sumber Aspal

Berdasarkan tempat diperolehnya, aspal dibedakan atas aspal alam dan aspal

minyak. Aspal alam yaitu aspal yang didapat dari alam dan dapat digunakan

sebagaimana memperolehnya atau dengan sedikit pengolahan. Indonesia sendiri

memiliki aspal alam di Pulau Buton yang berupa aspal gunung, dikenal dengan

nama asbuton. Aspal minyak adalah aspal yang merupakan hasil proses dari

destilasi minyak bumi. Berdasarkan komposisi kimianya, hidrokarbon merupakan

bahan dasar utama pembentuk aspal yang juga disebut bitumen (Perdana et al,

2012).

2.2.1 Aspal Buton

Aspal batu Buton atau biasa disebut asbuton ditemukan tahun 1924 di Pulau

Buton, Sulawesi Tenggara. Sejak tahun 1926, asbuton mulai digunakan dalam

pengaspalan jalan. Berdasarkan data yang ada, asbuton memiliki deposit sekitar

Page 24: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

10

677 juta ton atau setara dengan 170 juta ton aspal minyak. Asbuton merupakan

deposit aspal alam terbesar di dunia (Direktorat Pekerjaan Umum, 2010).

Sebagian besar para ahli geologi berpendapat bahwa terjadinya asbuton

berawal dari adanya minyak bumi yang kemudian terdestilasi secara alamiah

karena adanya intrusi magma. Bagian-bagian yang ringan dari minyak bumi telah

menguap, residu yang berupa bitumen terdesak mengisi lapisan batuan yang ada

di sekitarnya melalui patahan dan rekahan (Affandi, 2008).

Gambar 1. Aspal Buton (Affandi, 2008)

Aspal Buton (Gambar 1) wujudnya berupa lapisan-lapisan yang terdiri dari

aspal dan butiran mineral yang sudah menyatu. Bila lapisan itu digali kemudian

didapat bongkahan-bongkahan asbuton, maka asbuton itu tetap merupakan

kesatuan antara bitumen dan butiran mineral tersebut, bahkan bila dihancurkan

sampai ukuran yang kecil pun, bitumen dan butiran mineral tersebut masih tetap

menyatu. Proporsi bitumen dan mineral pada asbuton ini berkisar sekitar 15-30%

aspal dan mineral sekitar 70-85% (Affandi, 2008).

Jenis-jenis asbuton yang telah diproduksi, baik secara fabrikasi maupun

secara manual pada tahun-tahun belakangan ini adalah asbuton butir atau mastic

Page 25: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

11

asbuton, aspal yang dimodifikasi dengan asbuton dan bitumen asbuton hasil

ekstraksi yang dimodifikasi (Direktorat Jenderal Bina Marga, 2016)

2.2.2 Aspal Minyak

Aspal minyak berasal dari minyak bumi yang disuling dengan cara destilasi,

yaitu proses dimana berbagai fraksi dipisahkan dari minyak bumi tersebut. Proses

destilasi ini disertai oleh kenaikan temperatur pemanasan minyak bumi tersebut.

Pada setiap temperatur tertentu dari proses destilasi akan dihasilkan produk-

produk berbasis minyak (Nurcahya et al., 2014).

Aspal yang dihasilkan dari minyak mentah diperoleh melalui proses

destilasi minyak bumi. Proses destilasi ini dilakukan dengan pemanasan hingga

suhu 350 0C di bawah tekanan atmosfir untuk memisahkan fraksi-fraksi minyak

seperti bensin, minyak tanah dan minyak. Proses pemisahan dari bahan bakar

minyak bumi dapat dilihat pada Gambar 2 (Wirahaji, 2012).

Gambar 2. Proses pemisahan aspal (Wirahaji, 2012)

Berdasarkan fraksi yang diperoleh dari kilang pembuatan aspal, aspal hasil

destilasi dibagi menjadi aspal keras dan aspal cair.

Page 26: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

12

2.2.2.1 Aspal Cair

Aspal cair dihasilkan dengan melarutkan aspal keras dengan bahan pelarut

berbasis minyak. Aspal ini dapat juga dihasilkan secara langsung dari proses

destilasi, dimana dalam proses ini fraksi minyak ringan terkandung dalam minyak

mentah tidak seluruhnya dikeluarkan. Kecepatan menguap dari minyak yang

digunakan sebagai pelarut atau minyak yang sengaja ditinggalkan dalam residu

pada proses destilasi akan menentukan jenis aspal cair yang dihasilkan

(Rachmayati, 2010) :

Aspal cair dibedakan dalam beberapa jenis, yaitu

1. Rapid Curing (RC), yaitu aspal cair yang bahan pelarutnya cepat menguap dan

pelarut yang digunakan pada aspal jenis ini biasanya adalah bensin.

2. Medium Curing (MC), yaitu aspal cair yang bahan pelarutnya tidak begitu

cepat menguap dan pelarut yang digunakan pada aspal jenis ini bisaanya adalah

minyak tanah.

3. Slow Curing (SC), yaitu aspal cair yang bahan pelarutnya lambat menguap dan

pelarut yang digunakan pada aspal jenis ini adalah solar.

Tingkat kekentalan aspal cair sangat ditentukan oleh proporsi atau rasio

bahan pelarut yang digunakan terhadap aspal keras atau yang terkandung pada

aspal cair tersebut. Aspal cair jenis MC-800 memiliki nilai kekentalan yang lebih

tinggi dari MC-200 (Rachmayati, 2010).

2.2.2.2 Aspal Keras

Aspal keras dihasilkan dengan sifat-sifat yang diinginkan, proses

penyulingan harus ditangani sedemikian rupa sehingga dapat mengontrol sifat-

sifat aspal keras yang dihasilkan. Hal ini sering dilakukan dengan mencampur

Page 27: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

13

berbagai variasi minyak mentah bersama-sama sebelum proses destilasi

dilakukan. Pencampuran ini nantinya agar dihasilkan aspal keras dengan sifat-sifat

yang bervariasi, sesuai dengan sifat-sifat yang diinginkan (Mashuri, 2010).

Cara lainnya yang sering dilakukan untuk mendapatkan aspal keras adalah

dengan viskositas menengah, yaitu dengan mencampur berbagai jenis aspal keras

dengan proporsi tertentu dimana aspal keras yang sangat encer dicampur dengan

aspal lainnya yang kurang encer sehingga menghasilkan aspal dengan viskositas

menengah. Selain melalui proses destilasi hampa dimana aspal dihasilkan dari

minyak mentah dengan pemanasan dan penghampaan, aspal keras juga dapat

dihasilkan melalui proses ekstraksi zat pelarut (Rachmayati, 2010).

2.3 Komposisi Kimia Aspal

Aspal merupakan bahan yang sangat kompleks dan secara kimia belum

dikarakterisasi dengan baik. Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon

jenuh dan tak jenuh, alifatik dan aromatik yang mempunyai atom karbon sampai

150 per molekul. Atom-atom selain hidrogen dan karbon yang juga menyusun

aspal adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa atom lain (Nuryanto,

2008).

Struktur kandungan aspal masing-masing memiliki struktur, komposisi

kimia dan sifat reologi bitumen yang berbeda. Aspal terdiri dari dua kelas utama

senyawa, yaitu asphaltene dan maltene (Gambar 3). Asphaltene mengandung

campuran kompleks hidrokarbon. Di dalam maltene terdapat tiga komponen

penyusun yaitu saturated, aromatis, dan resin (Nuryanto, 2008).

Page 28: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

14

2.3.1. Asphaltenes

Asphaltenes merupakan salah satu komponen penyusun aspal yang

berwarna coklat tua, bersifat padat, keras, berbutir dan mudah terurai apabila

berdiri sendiri dengan perbandingan komposisi untuk H/C yaitu 1 : 1, memiliki

berat molekul besar antara 1.000 – 100.000, dan tidak larut dalam n-heptana.

Selain itu asphaltenes merupakan komponen yang paling rumit diantara

komponen penyusun aspal yang lainnya karena ikatan/hubungan antar atomnya

sangat kuat. Aspal yang mengandung asphaltenes memiliki nilai softening point

yang baik (Nuryanto, 2008).

Gambar 3. Struktur asphaltenes (Kalantar et al,2012)

2.3.2 Maltene

Maltene mempunyai rumus kimia C130H176, terdiri dari tiga komponen

penyusun yaitu resin, aromatis, dan saturate.

1. Resin merupakan senyawa yang berwarna coklat tua, dan berbentuk padat atau

semipadat dan sangat polar, dimana tersusun oleh atom C dan H, dan sedikit

atom O, S, dan N, untuk perbandingan H/C yaitu 1,3 – 1,4, memiliki berat

molekul antara 500-50.000, serta larut dalam n-heptana.

Page 29: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

15

2. Aromatis merupakan senyawa berwarna coklat tua, berbentuk cairan kental,

bersifat nonpolar, dan didominasi oleh cincin tidak jenuh, dengan berat

molekul antara 300-2.000, terdiri dari senyawa naften aromatis, komposisi 40-

65% dari total bitumen.

3. Saturate merupakan senyawa berbentuk cairan kental bersifat nonpolar dan

memiliki berat molekul hampir sama dengan aromatis serta tersusun dari

campuran hidrokarbon berantai lurus, bercabang, alkil naften, dan aromatis.

2.4 Aspal Pertamina Tipe IA

Aspal Pertamina tipe IA merupakan aspal yang berasal dari minyak bumi

yang diproduksi oleh kilang minyak Unit Pengolahan IV Cilacap yang merupakan

jenis Asphallic berbentuk semi solid, bersifat nonmetallic larut dalam CS2 (carbon

disulphide), mempunyai sifat tahan air dan merekat (Pertamina, 2014).

Aspal tipe IA memiliki kandungan asphaltenes dimana kandungan tersebut

dapat menjadikan aspal memiliki nilai softening point yang baik atau >54 0C.

Namun nilai softening point dari aspal tipe IA masih harus ditingkatkan agar

ketahanan terhadap suhu serta cuaca dapat menjadikan aspal kuat (Nuryanto,

2008). Spesifikasi aspal Pertamina ditampilkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Spesifikasi aspal Pertamina tipe IA

Pengujian Nilai Satuan

Penetrasi T : 25 oC, 5 detik 64 m/m

Softening point, T : 6 oC

(Ring and Ball) 48 ºC

Titik Nyala (Cleveland Open Cup) 232 ºC

Kehilangan Berat

(Thick Film Oven Test) 0,4 % Berat

Kelarutan dalam CCl4 99 % Berat

Daktilitas 100 Cm

Viskositas : 135 °C 410 mPas

Sumber: Direktorat Jenderal Bina Marga (2016).

Page 30: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

16

2.5 Aspal Modifikasi Polimer

Aspal modifikasi dibuat dengan mencampur aspal keras dengan suatu bahan

tambah. Polimer sering digunakan dalam pembuatan perkerasan jalan sebagai

modifier aspal. Penambahan bahan aditif jenis polimer dalam jumlah kecil ke

dalam aspal terbukti dapat meningkatkan kinerja aspal dan memperpanjang umur

kekuatan /masa layan perkerasan tersebut (Sengoz dan Isikyakar, 2008).

Berdasarkan sifatnya, ada dua jenis bahan polimer yang biasanya digunakan

untuk tujuan ini, yaitu aspal polimer plastomer dan aspal polimer elastomer. Pada

prinsipnya plastomer digunakan untuk memodifikasi aspal agar menjadi lebih

kaku sedangkan elastomer digunakan, selain agar aspal menjadi lebih kaku, juga

agar aspal menjadi elastis (Zhang et al, 2010).

Karena itu penggunaan plastomer dan elastomer sama-sama dapat

dimaksudkan agar aspal memiliki ketahanan yang lebih tinggi terhadap deformasi

atau rutting, namun khusus untuk elastomer juga dapat meningkatkan kelenturan

sehingga aspal lebih tahan terhadap retak pada temperatur rendah (Hermadi dan

Ronny, 2015).

Modifikasi aspal dengan plastomer dilakukan apabila aspal yang akan

dimodifikasi terlalu lunak untuk suatu kondisi perkerasan tertentu sehingga perlu

ditingkatkan kekerasannya. Peningkatan kekerasan ini biasanya akan

berkontradiksi dengan kegetasan, yaitu ketahanan aspal terhadap retak. Oleh

karena itu, penambahan plastomer dibatasi oleh batasan ketahanan retak aspal,

baik retak lelah, retak pada temperatur rendah, atau pun retak penuaan (Hermadi

dan Ronny, 2015).

Page 31: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

17

Berbeda dengan plastomer, modifikasi aspal dengan elastomer umumnya

tidak dibatasi oleh batasan ketahanan terhadap retak karena elastomer sekaligus

meningkatkan ketahanan aspal terhadap deformasi dan juga terhadap retak. Yang

menjadi batasan jumlah penggunaan elastomer pada modifikasi aspal lebih

banyak pada kemudahan penanganannya dan harga. Aspal dengan kandungan

elastomer yang lebih tinggi memiliki kualitas yang lebih tinggi (Hermadi dan

Ronny, 2015).

Aspal tipe IIB merupakan aspal modifikasi polimer elastomer yang telah

diyakini memberikan kinerja yang lebih baik, jika pemilihan jenis aspal

modifikasi yang sesuai dengan kondisi lokasi, beban lalulintas dan lingkungan

yang sesuai. Polymer Modified Asphalt (PMA) telah dikembangkan selama

beberapa dekade terakhir (Suparma et al., 2015).

Umumnya dengan sedikit penambahan polimer (biasanya sekitar 2-6%)

sebagai modifier pada aspal konvensional, memberikan hasil yang signifikan

dalam hal ketahanan yang lebih baik terhadap deformasi, mengatasi keretakan dan

meningkatkan ketahanan yang tinggi dari kerusakan akibat umur sehingga

dihasilkan kinerja jalan lebih tahan lama serta dapat mengurangi biaya perawatan

atau perbaikan jalan (Suparma et al., 2015). Persyaratan aspal modifikasi polimer

elastomer dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 32: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

18

Tabel 2. Persyaratan aspal modifikasi polimer elastomer

No Jenis Pengujian Metode

Pengujian

Tipe I Aspal

Pen. 60-70

Tipe II Aspal

Modifikasi

A B A B

Asbuton

Modifikasi

Elastomer

Sintetis

1 Penetrasi 25 0C (m/m)

SNI-06-

2456-1991 60-70 60-70 Min. 50 Min. 40

2

Viskositas Dinamis

60 0C (Pa.S)

SNI-06-

6441-2000 160-240 160-240 240-60 320-480

3

Viskositas Kinematis

135 0C (cSt)

SNI-06-

6441-2000 ≥300 ≥300 385-2000 ≤3000

4 Titik Lembek (0C)

SNI-2434-

2011 ≥48 ≥50 ≥50 ≥54

5 Daktilitas 25 0C (cm)

SNI-2432-

2011 ≥100 ≥100 ≥100 ≥100

6 Titik nyala (0C)

SNI-2433-

2011 ≥232 ≥232 ≥232 ≥232

7 Kelarutan (%)

AASHTO-

T44-03 ≥99 ≥99 ≥90 ≥99

8 Berat Jenis

SNI-2441-

2011 ≥1 ≥1 ≥1 ≥1

9

Stabilitas

Penyimpanan (0C)

ASTM-D-

5976 ─ ─ ≤2,2 ≤2,2

10 Partikel Halus (%)

─ ─ Min. 95 ─

Pengujian Residu

Hasil TFOT

SNI-06-

2440-1991

11 Berat yang Hilang (%)

SNI-06-

2441-1991 ≤0,8 ≤0,5 ≤0,8 ≤0,8

12

Viskositas Dinamis

60 0C (Pa.S)

SNI-03-

6441-2000 ≤800 ≤800 ≤1200 ≤1600

13 Penetrasi 25 0C (m/m)

SNI-06-

2456-1991 ≥54 ≥54 ≥54 ≥54

14 Daktilitas 25 0C (cm)

SNI-2432-

2011 ≥100 ≥50 ≥50 ≥25

15 Keelastisan (%)

AASHTO-

T301-98 ─ ─ ─ ≥60

16

Performance

Grade (64 0C)

AASHTO

T315 ─ ─ ─ ≥2,2

17 MSCR (58 0C)

AASHTO

TP 70 ─ ─ ─ (S) ≤4,5

Sumber: Direktorat Jenderal Bina Marga (2016)

Penggunaan campuran polimer aspal merupakan trend yang semakin

meningkat tidak hanya karena faktor ekonomi, tetapi juga demi mendapatkan

kualitas aspal yang lebih baik dan tahan lama. Modifikasi aspal polimer yang

diperoleh dari interaksi antara komponen aspal dengan bahan aditif polimer dapat

meningkatkan sifat-sifat dari aspal tersebut. Dalam hal ini terlihat bahwa

Page 33: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

19

keterpaduan aditif polimer yang sesuai dengan campuran aspal (Suparma et al.,

2015).

2.6 Ekstrak Dearomatic Oil (DAO)

Seperti telah diketahui bahwa crude oil (minyak mentah/minyak bumi)

dapat menghasilkan bermacam jenis produk, tidak hanya produk BBM tetapi juga

produk non-BBM serta produk petrokimia. Ekstrak DAO biasa disebut dengan

minyak tuang merupakan produk samping dari kilang Pertamina Unit Pengolahan

VI Balongan dengan kapasitas produksi 200.000 barel untuk memenuhi

kebutuhan proccessing oil pada industri karet, ban dan tinta cetak (Pertamina,

2014).

Ekstrak DAO sebagai proccessing aid sangat penting perannya dalam

pembuatan komponen karet pada industri ban dan industri barang karet, yaitu

dengan memperbaiki proses pelunakan dan pemekaran karet dan menurunkan

kekentalan komponen karet. Selain itu, ekstrak DAO digunakan sebagai bahan

pembuat black carbon dan sebagai campuran blending heavy fuel oil (bunker fuel

oil). Ekstrak DAO memiliki rentang didih yang serupa dengan bahan bakar

minyak berat namun jauh lebih tinggi kepadatannya. Aspal yang ditambahkan

ekstrak DAO akan lebih lunak sehingga dapat dengan mudah bereaksi dengan

sulfur dan RET saat proses blending berlangusng (Pertamina, 2014).

2.7 Sulfur

Sulfur (belerang) yaitu kumpulan kristal kuning padat dengan berat jenis

relatif sebesar 2,07 pada suhu 20 0C. Dalam keadaan padat, struktur sulfur

berbentuk belah ketupat dan tetap stabil dalam keadaan ini hingga mencapai suhu

95 0C. Sulfur mencair pada suhu sekitar 116

0C hingga 149

0C. Pada pemanasan

Page 34: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

20

hingga 170 0C melebihi tingkat polimerisasi sulfur, akan meningkatkan nilai

viskositasnya. Di atas suhu 200 0C, viskositas sulfur akan mulai menurun kembali.

Titik didih dari cairan sulfur sekitar 440 0C (Mashuri dan Patunrangi, 2011).

Sulfur dapat ditambahkan ke dalam campuran aspal dengan harapan akan

memberikan perubahan karakteristik campuran yang lebih baik dan memenuhi

spesifikasi yang disyaratkan oleh Bina Marga dalam spesifikasi Umum 2016.

Penelitian penggunaan sulfur sudah lama dilakukan. Di dalam SHRP-A-631 tahun

1993, meninjau beberapa penelitian di berbagai negara diantaranya penelitian dari

Fromm et al. (1979) menyatakan bahwa penambahan sulfur akan meningkatkan

stabilitas dan flow serta menurunkan kedalaman alur dari perkerasan (Setiawan,

2012).

Campuran sulfur-aspal memiliki nilai kuat tarik tak langsung (Indirect

tensile strength, IDT) 50% lebih tinggi. Penelitian Fromm et al. (1979)

menyatakan bahwa nilai uji stabilitas marshall dan kelelehan (flow) meningkat

seiring dengan meningkatnya penambahan kadar sulfur (Setiawan, 2012).

Kedalaman alur yang terjadi pada perkerasan menurun dengan adanya

penambahan sulfur. Penelitian Predoehl (1989) menyatakan bahwa sulfur

menurunkan tingkat pengerasan aspal, perkerasan menjadi lebih tahan terhadap

retak buaya (alligator cracking) (Setiawan, 2012).

2.8 Reactive Elastomeric Terpolymers (RET)

Selama satu dekade terakhir pengaruh RET pada sifat reologi dan sifat

kimia campuran aspal sangat menarik untuk dipelajari. RET dapat dikarakterisasi

sebagai polimer 3-D yang berikatan silang secara kimiawi. Ikatan silang terjadi

ketika polimer terkena panas dan tekanan, atau pengaruh katalis. Pengikatan

Page 35: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

21

silang akan menghasilkan jaringan internal 3-D yang dibentuk oleh ikatan kovalen

antara molekul polimer (Zhang et al, 2011).

Reactive Elastomeric Terpolymers (RET) secara kimiawi bereaksi dengan

aspal yang dapat menghindarkan masalah dari pemisahan selama penyimpanan

dan transportasi sebagai hasil dari reaksi. RET ini merupakan kopolimer dari

etilen dan metil akrilat. Struktur RET dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Struktur RET (Dupont, 2010)

Makromolekul kompleks pada RET adalah hasil dari modifikasi beberapa

reaksi kimia dimana komonomer reaktif secara acak terdistribusi dalam matriks

polimer dasar. Pada tahap pertama sintesis, polimerisasi radikal tekanan tinggi

digunakan untuk pembuatan kopolimer acak. Jika diinginkan, rantai dapat

dimodifikasi lebih lanjut dengan mendahulukan terpolimer ketiga yang tidak

mengandung gugus reaktif (Jasso, 2016).

Kelompok kopolimer reaktif ini termasuk elastomer termoplastik yang

dimodifikasi oleh anhidrida maleat, kopolimer berbasis etilen yang mengandung

cincin epoksi dan terpolimer etilena komersil yang tersedia secara komersial,

seperti glikoksil metakrilat dan gugus ester (biasanya metil, etil, atau butilakrilat)

(Yildirim dan Yutsever, 2012).

Page 36: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

22

Ester akrilat memberikan polaritas, fleksibilitas dan stabilitas termal yang

disempurnakan dan bagian terakhir, glycidyl methacrylate, meningkatkan

polaritas dan reaktivitas makromolekul. Kedua, modifikasi energi antarmuka

antara tulang belakang polimer. Kelompok glikoksil metakrilat epoksi (oksiran),

terjadi deformasi sudut valensi dan pemendekan ikatan karbon-karbon, berperan

untuk membentuk reaksi kimia (Zhang et al, 2010).

Reaktivitas 3 cincin heterosiklik yang mengandung oksigen dan dua atom

karbon dipengaruhi oleh posisinya pada makromolekul, adanya substituen lain

pada makromolekul, jenis pelarut dan suhu, dan lainnya. Dari sudut pandang ini,

RET yang mengandung gugus epoksi banyak digunakan sebagai compatibilizers

untuk berbagai campuran polimer misal polietilena tereftalat atau polistiren atau

polikarbonat, polietilen/poliamida (Chung et al, 2013).

Kompatibilitas dapat dilakukan dengan dua mekanisme yang saling bersaing

selama pencampuran. Pertama mempertimbangkan mekanisme okulasi dari rantai

akhir polimer utama dengan kelompok epoksi terpolimer. Yang kedua Jenis-jenis

reaksi, kecocokan dan daya memperbaiki yang efektif untuk modifikasi aspal

(Jasso et al, 2015).

Berbeda dengan polimer lain yang tidak dapat bercampur atau hanya

sebagian dapat dicampur dengan aspal. Berkat kehadiran heteroatom yang

melimpah pada RET maka polaritas akan meningkat sehingga memperoleh

kompatibilitas yang tinggi. Meskipun modifikasi RET dapat meningkatkan

kompatibilitas aspal, namun juga harus mempertimbangkan jumlah RET yang

digunakan karena jika pemakaian RET terlalu banyak akan menghasilkan gel

aspal tanpa kemampuan mencair (Jasso, 2016).

Page 37: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

23

Sebagai konsekuensinya, jumlah polimer reaktif yang lebih rendah harus

digunakan untuk modifikasi aspal, biasanya berkisar antara 1,0-2,5%. Dengan

demikian penggunaan campuran aspal modifikasi RET terbatas. Uji laboratorium

di sisi lain menunjukkan ketahanan yang superior terhadap deformasi permanen

dan retakan (Jasso, 2016).

RET digunakan untuk modifikasi polimer. Salah satu kegunaan utama

adalah menambahkannya ke aspal untuk bertindak sebagai plasticizer. Tidak

seperti plasticizer biasa, khas dari RET adalah "terkunci" ke dalam kompleks

sehingga meminimalkan ekstraksi plasticizer (Dupont, 2010).

Modifikasi aspal dengan menambahkan suatu bahan polimer yang bertujuan

untuk meningkatkan performa jalan menjadi salah satu alternatif dalam

memperbaki sifat dari campuran tersebut. Salah satu tujuan utama penggunaan

polimer adalah untuk meningkatkan ketahanan campuran terhadap deformasi

permanen pada jalan dengan temperatur tinggi, dengan cara menurunkan regangan

permanen (Hermadi dan Ronny, 2015).

Penurunan regangan permanen ini dapat dicapai dengan meningkatkan

komponen elastis dari campuran, yang akan menurunkan komponen viskosnya

sehingga fleksibilitas dari campuran akan meningkat dan angka struktrural yang

sama bisa dicapai dengan ketebalan lapisan yang lebih tipis (Hermadi dan Ronny,

2015).

Modifikasi dari campuran aspal ini juga menawarkan solusi untuk

mengurangi biaya dan frekuensi pemeliharaan serta mencegah kerusakan dini

pada jalan. Penggunaan polimer elastomer pada lapis pengikat (Asphalt Concrete

Binder Course) diharapkan dapat membantu kinerja lapis pengikat dalam

Page 38: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

24

mengurangi tegangan dan menahan beban lalu lintas. Polimer Elastomer yang

dijadikan pilihan adalah RET (Reactive Elastomeric Terpolymers) karena sifatnya

yang mudah digunakan serta dapat membantu membangun jalan yang bertahan

lebih lama atau mengambil beban yang lebih tinggi tanpa alur (Dupont, 2010).

Menurut Dupont (2010), penggunaan polimer RET juga memberikan

keuntungan ketika digunakan di lapangan antara lain:

1. Pengiriman campuran menggunakan mobil atau kapal dimungkinkan karena

RET mempunyai jaringan kimia dengan aspal sehingga tidak terjadi pemisahan

(separasi).

2. Campuran modifikasi RET dapat disimpan pada kondisi dingin dan kemudian

dipanaskan kembali untuk digunakan.

2.9 Parameter Kualitas Aspal

Parameter yang digunakan untuk menentukan kualitas aspal meliputi

penetrasi, softening point, daktilitas, stabilitas penyimpanan dan reologi

mekanistik aspal.

2.9.1 Penetrasi

Penentuan penetrasi adalah suatu cara untuk mengetahui konsistensi aspal.

Konsistensi dinyatakan dengan angka penetrasi, yaitu masuknya jarum penetrasi

dengan beban tertentu ke dalam benda uji aspal pada suhu 25 °C selama 5 detik.

Penetrasi dinyatakan dengan angka dalam satuan m/m (Rachmayati, 2010).

Penentuan konsistensi dengan cara ini efektif terhadap aspal dengan angka

penetrasi berkisar 50–200 m/m (Susanti, 2015). Alat penetrasi dapat dilihat pada

Gambar 5. Konsistensi aspal merupakan derajat kekentalan aspal yang sangat

Page 39: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

25

dipengaruhi oleh suhu. Untuk aspal keras atau lembek penentuan konsistensi

dilakukan dengan penetrometer (Rachmayati, 2010).

Gambar 5. Alat penetrasi

2.9.2 Softening Point

Dalam pengujian softening point ini diharapkan softening point hendaknya

lebih tinggi dari suhu permukaan jalan sehingga tidak terjadi pelelehan aspal

akibat temperatur permukaan jalan. Untuk itu dilakukan usaha untuk

mempertinggi softening point antara lain dengan menggunakan filler terhadap

campuran beraspal (Rachmayati, 2010)..

Penentuan softening point aspal dilakukan dengan ring and ball test.

Prosedur untuk menentukan softening point mengikuti sifat dasar aspal yang

visko-elastis tersebut, yaitu dibiarkan naik pelan-pelan. Cincin kuningan yang

berisi benda uji aspal dimasukkan dalam bejana yang berisi air.

Bola baja diletakkan di atas benda uji aspal lalu bejana dipanaskan dengan

peningkatan 1 0F per 6 detik. Aspal melembek perlahan hingga bola baja jatuh

menembus cincin kuningan. Saat aspal bersama bola baja menyentuh pelat dasar,

suhu air dalam bejana itulah yang dijadikan sebagai nilai softening point aspal

(Susanti, 2015). Alat uji softening point dapat dilihat pada Gambar 6.

Page 40: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

26

Gambar 6. Alat uji softening point

Pengujian softening point ini merupakan salah satu cara untuk mengetahui

pada suhu berapa aspal akan mulai melunak. Pengelompokan aspal juga dapat

ditentukan melalui uji softening point. Nilai yang diperoleh dari hasil uji tersebut

digunakan unutk mendesain pengkerasan jalan. Sehingga dapat diketahui jenis

aspal yang sesuai dan tahan terhadap suhu yang ada di lingkungan sekitar jalan

(Rachmayati, 2010).

2.9.3 Daktilitas

Pengujian daktilitas aspal yaitu untuk menentukan keplastisan suatu aspal,

apabila digunakan nantinya aspal tidak retak. Percobaan ini dilakukan dengan cara

menarik benda uji berupa aspal dengan kecepatan 50 mm/menit pada suhu 25˚C

dengan toleransi 5 % (Rachmayati, 2014). Gambar alat uji daktilitas dapat dilihat

pada Gambar 7.

Gambar 7. Alat uji daktilitas

Page 41: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

27

Sifat reologis daktilitas digunakan untuk mengetahui ketahanan aspal

terhadap retak dalam penggunaannya sebagai lapis pengkerasan. Aspal dengan

daktilitas yang rendah akan mengalami retak-retak dalam penggunaannya karena

lapisan pengkerasan mengalami perubahan suhu yang agak tinggi. Oleh karena itu

aspal perlu memiliki daktilitas yang cukup tinggi (Susanti, 2015).

Sifat daktilitas dipengaruhi oleh sifat kimia aspal, yaitu susunan senyawa

hidrokarbon yang dikandung oleh aspal tersebut. Standar regangan yang dipakai

adalah 100–200 cm. Pada pengujian daktilitas disyaratkan jarak terpanjang yang

dapat ditarik antara cetakan yang berisi bitumen minimum 100 cm (Sengoz et al.,

2008).

Adapun tingkat kekenyalan dari aspal adalah jika lebih kecil dari 100 cm

maka dapat disebut sebagai getas, namun jika diantara 100-200 cm disebut juga

dengan plastis dan yang paling besar adalah jika lebih dari 200 cm maka disebut

dengan sangat plastis (Susanti, 2015).

2.9.4 Stabilitas Penyimpanan

Stabilitas penyimpanan merupakan suatu parameter yang digunakan untuk

menegtahui masa simpan aspal. Aspal yang disimpan dalam jangka waktu yang

lama dapat mrngalami pemisahan fasa saat disimpan dalam drum penyimpanan

aspal. Pengendapan aspal terjadi karena gaya gravitasi yang terjadi pada kerapatan

partikel aspal yang terdispersi. Kecepatan pengendapan juga tergantung kepada

sifat dari fasa cair. Peningkatan kadar emulsifier dapat menambah kekentalan fasa

cair sehingga stabilitas penyimpanan aspal dapat ditingkatkan (Zhang et al, 2010).

Berat jenis fasa padat yang rendah akan memperkecil selisih dengan berat

jenis fasa cair, sehingga migrasi partikel aspal berkurang. Menurut Hukum Stoke's

Page 42: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

28

jika selisih berat jenis fasa padat dan berat jenis fasa cair kecil, mengakibatkan

aspal akan lebih stabil, maka aspal dapat disimpan lama. Pengendapan aspal

terjadi karena gaya gravitasi yang terjadi pada kerapatan partikel aspal yang

terdispersi (Direktorat Pekerjaan Umum, 2010).

2.9.5 Reologi Mekanistik Aspal

Pengujian terhadap parameter reologi mekanistik dilakukan dengan alat

Dynamic Shear Rheometer (DSR) untuk berbagai variasi kadar aspal, ekstrak

DAO, sulfur dan RET yang menghasilkan nilai performance grade (PG) dan

Multiple Stress Creep and Recovery (MSCR). Pada penelitian ini sapuan

temperatur (temperature sweep) yaitu pada suhu 58 ºC dan 64ºC karena

menyesuaikan suhu dan cuaca yang ada di Indonesia (Indiryanti et al., 2012).

Performance grade (PG) adalah salah satu metode yang digunakan untuk

mengklasifikasikan aspal berdasarkan kinerjanya. Terdapat dua nilai pada setiap

PG. Nilai pertama menyatakan temperatur tertinggi lapisan beraspal tanpa

deformasi, dengan batasan nilai minimal G*/sin δ adalah 0,1 kPa, sedangkan nilai

kedua menyatakan temperatur terendah lapisan beraspal tanpa retak di lokasi aspal

tersebut ditempatkan, dengan batasan nilai maksimal G*/sin δ adalah 3,2 kPa (U.S

Departement Of Transportation, 2011).

G*/sin δ merupakan parameter temperatur untuk menetukan kelayakan aspal

saat dibebankan dengan tekanan tinggi dan suhu tertentu kemudian regangan,

tegangan serta keelastisan aspal dapat menjadi faktor penentu kekuatan aspal

untuk dapat bertahan pada suhu yang ektsrim. Nilai PG untuk kelayakan aspal

polimer saat diaplikasikan di jalan raya harus melebihi 2,2 kPa sesuai dengan

standar spesfikasi Dirjen Bina Marga tahun 2016 (Jasso et al, 2015).

Page 43: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

29

Multiple Stress Creep and Recovery (MSCR) adalah parameter uji yang

digunakan untuk mengetahui ketahanan aspal terhadap rutting saat diaplikasikan

di jalan raya (Hampl et al., 2015). Temperatur uji yang digunakan yaitu sebesar

58 0C karena meneysuaikan suhu dan cuaca yang ada di Indonesia. Spesifikasi

MSCR aspal polimer dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Spesifikasi MSCR aspal polimer

Grading System kPa

S <4,5

H <2

V <1

E <0,5

Sumber: U.S Departement Of Transportation (2011)

Aspal modifikasi memiliki grade yang berbeda-beda sehingga nilai MSCR

yang diperoleh juga berbeda. Huruf S adalah standard grade, H adalah heavy

grade, V adalah very heavy grade dan E adalah extremely heavy grade. Dari

keempat kategori tersebut, nilai E merupakan nilai yang menyatakan aspal

modifikasi memiliki kualitas ketahanan yang paling baik terhadap rutting atau

pengkerutan saat diaplikasikan dijalan raya (U.S Departement Of Transportation,

2011).

Page 44: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

30

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2017 hingga Januari 2018

di laboratorium aspal, PT.PERTAMINA Direktorat Gas Research and

Technology, Pulogadung, Jakarta Timur.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dynamic Shear

Rheometer (The Kinexus DSR-E), Fourier Transform Infra Red (IRTracer-100),

Scanning Electron Microscopy (Hitachi S-4800), alat blending, tempat cetakan

sampel, bak air dengan suhu 25 °C, alat testing daktilitas, penetrometer,

container, water bath, jarum penetrasi, termometer, stop watch, transfer dish,

cincin kuningan, pouring plate, ball centering guide, ring holder and assembly,

beaker glass, piknometer, neraca analitik, centrifuge, centrifuge tube, oven,

temperatur regulator, tang penjepit dan peralatan gelas lainnya (Lampiran 2).

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aspal cair tipe IA

produksi Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap, air suling, ekstrak DAO, sulfur

dan RET (Lampiran 2).

Page 45: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

31

3.3 Diagram Alir Penelitian

Persiapan sampel aspal

Formulasi kadar optimal dari ekstrak DAO,

sulfur dan RET

Uji fisik penetrasi, softening point, daktilitas, stabilitas penyimpanan dan

reologi mekanistik aspal

Karakterisasi dengan FTIR dan SEM

Variasi RET 2;

2,15; 2,25; 2,35

dan 2,45%.

Variasi sulfur

0,1; 0,3; 0,5; 0,7

dan 0,9%

Variasi ekstrak

DAO 1; 1,3; 1,5;

1,7 dan 1,9%

Dibuat kurva regresi untuk mengetahui sampel dengan nilai uji fisik paling

baik

Pengaruh

penambahan

ekstrak DAO

Pengaruh

penambahan

Sulfur

Pengaruh

penambahan

RET

Page 46: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

32

3.4 Prosedur Penelitian

Pada penelitian ini, aspal yang digunakan merupakan aspal cair tipe IA

produksi Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap dengan nilai penetrasi 60/70.

Modifikasi aspal Pertamina tipe IA menjadi tipe IIB yang merupakan aspal

polimer elastomer, dilakukan dengan menimbang berat keseluruhan dari aspal,

ekstrak DAO, sulfur dan RET seberat 300 gram yang divariasikan dalam bentuk

persen.

Tahapan yang akan dilakukan yaitu penambahan ekstrak DAO, penambahan

sulfur, penambahan RET untuk menemukan formulasi kadar optimal dari ekstrak

DAO, sulfur dan RET. Kemudian hasil formulasi tersebut, dilakukan uji

karakterisai fisik meliputi uji penetrasi, uji softening point, uji daktilitas, uji

stabilitas penyimpanan serta uji reologi mekanistik aspal.

Data hasil pengujian fisik dikumpulkan kemudian dibuat kurva regresi

untuk mengetahui sampel dengan nilai uji fisik paling baik. Sampel aspal

Pertamina tipe IA dan sampel aspal modifikasi dengan nilai uji fisik paling baik

kemudian dikarakterisasi dengan FTIR dan SEM.

3.4.1 Formulasi Ekstrak DAO, Sulfur dan RET

Tahap pertama yang dilakukan yaitu menambahkan ekstrak DAO ke dalam

aspal. Aspal ditimbang dengan jumlah yang telah ditentukan, kemudian

dimasukkan ekstrak DAO ke dalam aspal dengan variasi yang telah ditentukan.

Kemudian dipanaskan dengan suhu hotplate 270 0C hingga mencair dan diaduk

menggunakan auto stirrer dengan kecepatan 3.000 rpm hingga suhu campuran

mencapai 170 0C.

Page 47: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

33

Bubuk sulfur kemudian dimasukkan dengan jumlah yang telah ditentukan

dalam keadaan diaduk dengan stirrer. Setelah campuran merata kemudian

ditunggu hingga suhu mencapai 185 0C. Pada saat suhu campuran aspal telah

mencapai 185 0C, RET ditambahkan dengan perlahan hingga semua larut ke

dalam campuran dengan bantuan stirrer.

RET yang masih berada di permukaan campuran dan belum larut, dilarutkan

dengan bantuan spatula sehingga butiran RET dapat masuk ke dalam campuran

aspal. Kemudian setelah campuran merata, sampel ditunggu selama 3 jam dengan

suhu yang stabil. Setelah itu, sampel aspal panas diangkat dan dipindahkan ke alat

uji yang telah disiapkan. Variasi aspal, ekstrak DAO, sulfur dan RET dapat dilihat

pada Tabel 4.

Page 48: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

34

Tabel 4. Variasi aspal, ekstrak DAO, sulfur dan RET

Formulasi Aspal (%) Ekstrak DAO (%) Sulfur (%) RET (%)

1 96,25 1 0,5 2,25

2 95,95 1,3 0,5 2,25

3 95,75 1,5 0,5 2,25

4 95,55 1,7 0,5 2.25

5 95,35 1,9 0,5 2,25

6 96,15 1,5 0,1 2,25

7 95,95 1,5 0,3 2,25

8 95,75 1,5 0,5 2,25

9 95,55 1,5 0,7 2,25

10 95,35 1,5 0,9 2,25

11 96 1,5 0,5 2

12 95,85 1,5 0,5 2,15

13 95,75 1,5 0,5 2,25

14 95,65 1,5 0,5 2,35

15 95,55 1,5 0,5 2,45

Keterangan :

: Variasi kadar ekstrak DAO

: Variasi kadar sulfur

: Variasi kadar RET

Perhitungan :

Page 49: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

35

3.4.2 Uji Penetrasi ( ASTM D-5, 2006)

Sampel dituangkan ke dalam chamber. Sampel dalam chamber didiamkan

pada temperatur ruang selama 1 jam. Sampel dalam chamber ditempatkan dalam

water bath 25 °C, dan dibiarkan selama 1,5 jam. Jarum penetrasi dibersihkan dan

dipasang pada penetrometer. kemudian jarum penetrasi diturunkan perlahan-lahan

sampai tepat di atas permukaan aspal dan pemegang jarum dilepaskan serentak

dengan timer selama 5 detik. Angka yang ditunjukkan oleh jarum penetrometer

dicatat. Uji penetrasi dilakukan sebanyak 3 kali dan ditentukan nilai rata-ratanya.

3.4.3 Uji Softening Point (ASTM D-36, 2014)

Sampel dipanaskan dan diaduk dengan hati-hati sampai cukup cair untuk

dituang. Hindari timbulnya gelembung pada sampel. Sampel dituangkan ke dalam

dua buah ring yang diletakkan di atas plat kuningan dan didinginkan pada suhu

ruang selama 1 jam. Setelah sampel dingin, kelebihan aspal yang berada di atas

permukaan cincin dipotong sampai permukaan sampel aspal rata dengan

permukaan cincin. Cincin yang berisi sampel ditempatkan dalam ball centering

guide kemudian dimasukkan ke dalam ring holder.

Bola baja ditempatkan ke dalam ball centering guide yang berada di atas

cincin yang mengandung sampel aspal, sehingga bola baja berada tepat di tengah-

tengah cincin. Semua rangkaian dimasukkan dalam beaker glass yang berisi air

dengan suhu 5 °C selama 15 menit. Beaker glass dipanaskan di atas pemanas dan

dijaga kenaikan temperatur air dalam beaker glass sebesar 1 °F per 6 detik.

Temperatur pada saat sampel meleleh sehingga bola baja jatuh menyentuh dasar

assembly dicatat sebagai titik lunak (softening point) sampel tersebut.

3.4.4 Uji Daktilitas (ASTM D-113, 2007)

Page 50: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

36

Sampel dipanaskan hingga cukup cair untuk dituang (suhu antara 130-

140°C). Sampel dituangkan ke dalam cetakan (dituangkan dengan aliran kecil

bolak-balik dari ujung satu ke ujung lainnya tempat cetakan) hingga terisi lebih

dari penuh. Sampel dalam cetakan didinginkan pada suhu kamar selama 1 jam.

Sampel dalam cetakan dimasukkan ke dalam bak air suhu 25°C selama 2 jam.

Sampel dalam cetakan yang berlebihan dipotong dengan pisau panas hingga

sampel dalam cetakan mendatar. Sampel dilepaskan dari dasar cetakan dari kedua

piring cetakan. Lubang ujung cetakan dimasukkan ke dalam pen yang ada dalam

alat uji apparatus. Motor alat testing dijalankan hingga sampel yang terletak pada

alat tadi mulai ditarik dengan kecepatan 1 menit dalam 5 cm.

Apabila terjadi pemecahan dalam alat testing, hentikan motor dan ukur jarak

dalam cm dimana sampel mulai putus, selama testing, air dalam tangki alat mesin

harus merendam sampel yang sesuai seperti benang itam selalu berada atas dan

bawah sedikitnya 2,5 cm dan suhu dijaga konstan 25°C.

3.4.5 Uji Stabilitas Penyimpanan (ASTM D-5976, 2007)

Campuran aspal panas dituangkan kedalam selongsong alumunium dengan

diameter 7 cm dan tinggi 20 cm. Kemudian sampel dipindahkan kedalam furnace

dengan suhu 160 0C dan disimpan selama 2 hari. Kemudian sampel dikeluarkan

dari furnace lalu diperiksa keadaan aspal dalam selongsong menggunakan spatula.

Jika aspal membentuk gel maka kestabilan penyimpanan dari aspal tidak baik

sehingga pengujian tidak dapat dilakukan.

Jika aspal yang terbentuk cair, pengujian dilakukan dengan mengambil

aspal cair lalu memindahkannya kedalam ring. Selongsong yang berisi aspal

kemudian didiamkan hingga mengeras lalu bagian bawah dari selongsong di

Page 51: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

37

potong dengan gerindra. Bagian bawah tersebut yang kemudian dipanaskan di

atas hot plate lalu aspal cair hasil pemanasan tadi dipindahkan ke dalam ring. Lalu

kedua ring tersebut di uji kestabilannya dengan cara uji softening point. Kemudian

dilihat perbandingan antara keduanya.

3.4.6 Uji Reologi Mekanistik Aspal (AASHTO T315 dan AASHTO TP 70,

2009)

Sampel yang akan diuji diletakkan pada alat cetak dengan ukuran 25 mm.

Alat Dynamic Shear Rheometer dinyalakan kemudian dilakukan auto zero. Lalu

diatur suhu pemanasan pada komputer dengan suhu 64 0C. Sampel yang telah

disiapkan diletakkan di atas plate pada alat Dynamic Shear Rheometer kemudian

alat tersebut dijalankan dan ditunggu hingga beberapa saat untuk memperoleh

nilai performance grade (PG). Untuk memperoleh nilai MSCR dilakukan

prosedur yang sama tetapi temperatur diatur pada suhu 58 0C.

3.4.7 Analisis Gugus Fungsi dengan Fourier Transform Infra Red (FTIR)

(ASTM D-6348, 2012)

Gugus fungsi aspal Pertamina sebelum dan sesudah ditambahkan aditif

dianalisis menggunakan FTIR. Semua sampel dilarutkan dengan pelarut yang

tepat, yaitu pelarut yang mempunyai daya melarutkan cukup tinggi terhadap

senyawa yang akan dianalisis, tetapi tak ikut melakukan penyerapan di daerah

infra merah yang dianalisis. Selain itu, tidak boleh terjadi reaksi antara pelarut

dengan senyawa cuplikan. Sampel yang telah dilarutkan kemudian diteteskan

sedikit pada sample holder. Grafik puncak-puncak serapan yang muncul di layar,

dicetak dan dianalisis gugus fungsinya.

Page 52: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

38

3.4.8 Pemeriksaan Morfologi dengan Scanning Electron Microscopy (SEM)

(ASTM E2809 – 13, 2013)

Morfologi aspal Pertamina sebelum dan sesudah ditambahkan aditif

dianalisis dengan SEM. Berkas elektron yang dihasilkan oleh electron gun akan

menyapu permukaan sampel dalam daerah yang sangat kecil. Saat elektron

berinteraksi dengan sampel, maka akan dihasilkan secondary electron yang masuk

ke dalam detektor dan diubah menjadi sinyal listrik yang akan menghasilkan

gambar pada layar monitor. Hasil yang ditampilkan dengan secondary electron ini

adalah topografi permukaan sampel.

Page 53: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Modifikasi Aspal Pertamina Tipe IA Menjadi Tipe IIB

Modifikasi aspal Pertamina tipe IA menjadi tipe IIB dilakukan dengan cara

memodifikasi komponen kimia di dalam aspal dengan memformulasikan bahan

aditif ekstrak DAO, sulfur dan RET. Modifikasi aspal dilakukan dengan

melakukan blending aspal dan bahan aditif. Pencampuran terlebih dahulu

dilakukan antara aspal dengan ekstrak DAO, kedua sampel tersebut dapat

langsung dicampurkan karena memiliki penyusun yang sama yaitu hidrokarbon

dan yang membedakan hanya viskositasnya saja. Setelah tercampur, kemudian

sampel dipanaskan hingga mencair sekaligus dilakukan pengadukan dengan

kecepatan 3.000 rpm.

Penambahan sulfur dilakukan ketika suhu campuran sudah mencapai 170

0C. Hal ini disebabkan karena pada suhu pemanasan hingga 170

0C dapat melebihi

tingkat polimerisasi sulfur dan akan meningkatkan nilai viskositas dari campuran.

Penambahan RET dilakukan ketika suhu campuran mencapai 185 0C, ini karena

RET dapat larut pada suhu pemanasan tersebut. Penambahan RET dilakukan

perlahan dimaksudkan agar tidak terjadi penggumpalan (Dupont, 2010).

4.2 Pengaruh Penambahan Ekstrak DAO

Untuk dapat memperoleh kadar optimal dari variasi ekstrak DAO terhadap

hasil uji fisik aspal, pada penelitian ini kadar dari sulfur dan RET ditentukan

terlebih dahulu. Kadar sulfur dan RET yang akan ditambahkan ke dalam

Page 54: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

40

campuran dibuat tetap. Penentuan kadar optimal dari sulfur dan RET disesuaikan

dengan literatur serta hasil penelitian yang sudah dilakukan.

Kadar sulfur yang digunakan sebagai bahan aditif dalam campuran aspal

berkisar antara 0,1-0,9 % (b/b). Sulfur berperan sebagai agen untuk terjadinya

ikatan silang antara aspal dengan RET agar ikatan antara keduanya semakin kuat

sehingga dapat memperbaiki nilai stabilitas penyimpanan aspal. Namun

pemakaian sulfur yang berlebih dapat menjadikan tekstur aspal yang sangat keras

sehingga dapat menurunkan nilai penetrasi aspal (Zhang et al., 2010).

Aspal yang terlalu keras tidak baik untuk diaplikasikan ke jalan karena

dapat menyebabkan terjadinya keretakan pada jalan dan terbentuk alur yang

mengakibatkan umur aspal tidak bertahan lama (Amalia, 2012). Sehingga pada

formulasi ekstrak DAO ini kadar sulfur yang dibuat tetap yaitu sebesar 0,5 %

(b/b).

Menurut Dupont (2010) kadar maksimal RET yang ditambahkan ke dalam

campuran aspal adalah 2,5% (b/b). Penambahan RET yang berlebih dapat

membuat bentuk fisik aspal menjadi gel serta aspal akan menjadi sangat kental

sehingga dapat mempengaruhi pengujian stabilitas penyimpanan aspal.

Mulyotomo (2016) menyatakan pemakaian kadar minimal RET sebagai

bahan aditif untuk memodifikasi aspal yaitu sebesar 2% (b/b). Hal ini disebabkan

karena RET berperan sebagai plasticizer yang dapat memperbaiki nilai softening

point dan nilai daktilitas aspal sehingga kadar RET yang terlalu sedikit atau < 2%

bila ditambahkan ke dalam campuran aspal tidak dapat memperbaiki nilai

softening point dan nilai daktilitas aspal. Sehingga pada formulasi ekstrak DAO

ini kadar RET dibuat tetap yaitu sebesar 2,25% (b/b).

Page 55: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

41

Variasi ekstrak DAO yang di tambahkan ke dalam aspal Pertamina tipe IA

dan nilai uji fisik aspal dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil uji pengaruh penambahan ekstrak DAO

Jenis

Pengujian

Standar

Bina

Marga

Ekstrak

DAO

0%

Ekstrak

DAO

1%

Ekstrak

DAO

1,3%

Ekstrak

DAO

1,5%

Ekstrak

DAO

1,7%

Ekstrak

DAO

1,9%

Penetrasi

(m/m) 40 35 40 44 54 50 57

Softening

Point (0C)

54 63,3 59,4 56,2 58,8 54,4 52,2

Daktilitas (cm) 100 150 76 80 150 76 90

Stabilitas

Penyimpanan

(0C)

<2,2 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5

Penambahan Ekstrak DAO pada aspal mengakibatkan meningkatnya nilai

penetrasi aspal yang dapat dilihat pada Tabel 5. Kadar ekstrak DAO 0% memiliki

nilai penetrasi sebesar 35 m/m, ketika ditambahkan ekstrak DAO dari 1% sampai

1,9% mengalami kenaikan yang cukup signifikan ini terjadi karena viskositas

Ekstrak DAO yang lebih rendah di banding aspal mempengaruhi kelembekan dari

campuran tersebut (Pertamina, 2014).

Ekstrak DAO dapat meningkatkan penetrasi karena memiliki viskositas

yang lebih rendah dibanding aspal, dengan viskositas lebih rendah tersebut

ekstrak DAO dapat membuat aspal menjadi lebih lunak. Kandungan dari ekstrak

DAO yang paling besar adalah senyawa aromatik yaitu benzene a pyrene.

Senyawa aromatik yang ditambahkan dapat menahan angka softening point stabil,

tidak mengalami penurunan secara signifikan walaupun nilai penetrasinya

meningkat (Pertamina, 2014).

Nilai penetrasi dari semua kadar ekstrak DAO telah memenuhi standar

spesifikasi Dirjen Bina Marga. Nilai minimal untuk angka penetrasi aspal polimer

yaitu 40 m/m. Nilai softening point dari ke-5 variasi ekstrak DAO menghasilkan

Page 56: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

42

penurunan seiring dengan banyaknya ekstrak DAO yang ditambahkan karena

aspal akan semakin melembek.

Nilai minimal untuk softening point yaitu 54 0C. Dari ke-5 variasi kadar

ekstrak DAO, kadar ekstrak DAO sebesar 1,9% memiliki nilai 52,2 0C sehingga

belum memenuhi standar spesifikasi. Sedangkan nilai minimal untuk stabilitas

penyimpanan yaitu sebesar 0,5 0C. Semua variasi kadar ekstrak DAO telah

memenuhi standar spesifikasi karena memiliki nilai stabilitas penyimpanan

sebesar 0,5 0C.

Nilai minimal untuk daktilitas yaitu sebesar 100 cm. Dari ke-5 variasi kadar

ekstrak DAO, kadar ekstrak DAO yang memiliki nilai daktilitas dan memenuhi

syarat spesifikasi hanya satu varian yaitu kadar ekstrak DAO sebesar 1,5% yang

memilki nilai daktilitas sebesar 150 cm. Sedangkan ke-4 variasi yang lain

memiliki nilai daktilitas yang masih dibawah standar spesifikasi. Ekstrak DAO

berperan sebagai bahan pelunak aspal, namun pada hasil uji daktilitas yang telah

diperoleh ekstrak DAO mempengaruhi nilai daktilitas aspal.

Hal ini disebabkan saat proses pengadukan yang disertai dengan pemansan

aspal, suhu yang digunakan melebihi 190 0C. Dimana pada suhu pemanasan

tersebut RET yang berperan sebagai plasticizer akan mengalami dekomposisi

sehingga sifat plasticizer yang seharusnya diberikan oleh RET kepada aspal akan

hilang akibat suhu pemanasan yang tinggi sehingga mempengaruhi nilai daktilitas

aspal (Dupont, 2010).

Kadar ekstrak DAO yang paling optimal yaitu sebesar 1,5%. Hal ini

disebabkan kadar ekstrak DAO sebesar 1,5% memiliki nilai uji fisik yang sangat

baik secara keseluruhan dan telah memenuhi standar spesifikasi Dirjen Bina

Page 57: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

43

Marga. Penambahan ekstrak DAO akan memberikan dampak yang signifikan

terhadap nilai penetrasi aspal karena ekstrak DAO berperan sebagai bahan

pelunak aspal (Pertamina, 2014).

4.3 Pengaruh Penambahan Sulfur

Sulfur merupakan bahan aditif yang digunakan untuk meningkatkan nilai

stabilitas penyimpanan aspal. Penambahan sulfur dimaksudkan untuk

menghindari pemisahan fasa pada aspal polimer saat disimpan dalam jangka

waktu yang lama dengan kondisi temperatur yang sewaktu-waktu dapat berubah

(Zhu et al., 2014).

RET merupakan compatibilizer terhadap aspal namun kemampuannya

sebagai compatibilizer belum cukup baik untuk menstabilkan penyimpanan aspal

agar tidak terjadi pemisahan fasa pada aspal polimer (Jasso, 2016). Penelitian

sebelumnya dilakukan oleh Mulyotomo (2016) dengan hanya mereaksikan aspal

dan RET. Berikut merupakan reaksi yang terjadi antara aspal dengan RET.

Gambar 8. Mekanisme reaksi aspal dengan RET (Kalantar et al, 2012).

Dampak dari reaksi yang terjadi (Gambar 8) yaitu nilai stabilitas

penyimpanan aspal masih buruk dan akan menyebabkan pemisahan fasa pada

aspal. Pemisahan fasa pada aspal polimer terjadi saat lapisan atas dan lapisan

bawah aspal yang disimpan di dalam drum tidak lagi homogen. Lapisan atas dapat

berbentuk cair dan lapisan bawah dapat berbentuk padat (Jasso, 2016).

Page 58: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

44

Untuk meningkatkan nilai stabilitas penyimpanan aspal, sulfur bekerja

dengan cara ikatan silang yaitu mengikat aspal dan RET melalui ikatan sulfida.

Interaksi kimia yang terjadi akan menghasilkan ikatan yang kuat antara aspal,

sulfur dan RET (Zhang et al, 2011). Ikatan yang terbentuk tersebut tidak dapat

putus sehingga dapat meningkatkan stabilitas penyimpanan aspal polimer bahkan

saat suhu penyimpanan sedang melonjak tinggi sehingga tidak terjadi pemisahan

fasa dan kehomogenan tetap terjaga (Kringos et al, 2014).

Aspal akan bereaksi dengan sulfur terlebih dahulu karena pada saat

dilakukan formulasi, sulfur ditambahkan lebih dulu lalu kemudian RET untuk

membentuk ikatan silang. Sulfur yang berbentuk padat ketika dipanaskan akan

membentuk molekul H2S sehingga dapat bereaksi dengan gugus karboksil dari

aspal (PubChem, 2018). Mekanisme reaksi antara aspal dan sulfur dapat dilihat

pada Gambar 9.

Gambar 9. Mekanisme reaksi aspal dengan sulfur (Solomon, 2011).

Reaksi antara aspal dengan sulfur menghasilkan tioester dan air. Air akan

menguap pada saat dilakukan pencampuran karena suhu yang digunakan dalam

Page 59: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

45

memodifikasi aspal yaitu lebih dari 100 0C. Aspal yang mengandung gugus

karboksil akan bereaksi dengan sulfur sehingga terjadi reaksi tioesterifikasi

(Solomon, 2011).

Mula-mula gugus karbonil mengalami protonasi sehingga terjadi

peningkatan elektrofilitas pada atom karbon karbonil. Kemudian melibatkan adisi

nukleofilik yaitu atom sulfur menyerang karbon karbonil yang telah terprotonasi

sehingga terbentuk ikatan sulfida. Kemudian atom H yang terikat pada atom

sulfur berpindah ke atom O lalu deprotonasi dilakukan untuk membentuk ikatan

C-S yang stabil. Gugus hidroksil terprotonasi untuk dapat memutus ikatan C-O

dan melepaskan air (Solomon, 2011).

Sulfur sangat berpengaruh terhadap nilai stabilitas penyimpanan aspal

polimer. Untuk itu dilakukan formulasi agar dapat memperoleh kadar optimal dari

sulfur. Formulasi kadar sulfur dan pengaruh sulfur terhadap nilai uji fisik aspal

polimer dapat dilhat pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil uji pengaruh penambahan sulfur

Jenis Pengujian

Standar

Bina

Marga

Sulfur

0%

Sulfur

0,1%

Sulfur

0,3%

Sulfur

0,5%

Sulfur

0,7%

Sulfur

0,9%

Penetrasi (m/m) 40 54 50 53,3 55 40,3 37

Softening

Point (0C) 54 54,4 56,7 58,3 57,7 60,5 62,2

Daktilitas (cm) 100 150 150 150 150 150 150

Stabilitas

Penyimpanan (0C)

<2,2 8,3 6,1 4,3 0,5 1,1 0,5

Penambahan sulfur pada campuran aspal dapat meningkatkan nilai stabilitas

penyimpanan. Standar spesifikasi nilai stabilitas penyimpanan yaitu <2,2 0C.

Semakin banyak kadar sulfur yang ditambahkan ke dalam campuran maka nilai

stabilitas penyimpanan akan semakin baik (Daranga et al., 2009).

Page 60: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

46

Nilai stabilitas penyimpanan yang baik diperoleh pada kadar sulfur 0,5, 0,7

dan 0,9 % dengan nilai masing-masing sebesar 0,5, 1,1 dan 0,5 0C. Sedangkan,

nilai stabilitas penyimpanan aspal polimer yang diperoleh dari kadar sulfur 0,1

dan 0,3% yaitu sebesar 6 0C dan 4,3

0C sehingga masih belum memenuhi

spesifikasi.

Meskipun variasi 0,7 dan 0,9 % telah memiliki nilai stabilitas penyimpanan

yang baik, namun kedua variasi tersebut menghasilkan nilai penetrasi aspal

polimer menjadi menurun sehingga aspal menjadi keras. Aspal polimer yang

terlalu keras tidak baik untuk diaplikasikan ke jalan karena dapat menyebabkan

terjadinya keretakan pada jalan dan terbentuk alur yang mengakibatkan umur

aspal tidak bertahan lama (Amalia, 2012).

Berbeda dengan kadar sulfur 0,5% yang memiliki nilai penetrasi yang baik

yaitu sebesar 55 m/m.. Kadar optimal dari formulasi sulfur yaitu 0,5%. Nilai uji

fisik yang diperoleh dari kadar optimal tersebut sudah memenuhi syarat

spesifikasi yang telah ditetapkan Dirjen Bina Marga. Secara keseluruhan, sulfur

dengan formula 0,5%, memiliki nilai uji fisik yang lebih baik dibandingkan

dengan kadar sulfur yang lain.

4.4 Pengaruh Penambahan RET

Penambahan RET sebagai polimer elastomer ke dalam campuran aspal

dilakukan pada saat suhu campuran mencapai 185 0C. RET ditambahkan secara

perlahan agar campuran aspal tidak membentuk gel sehingga dapat dilakukan uji

stabilitas penyimpanan. Setelah semua butiran RET tercampur merata kemudian

suhu campuran distabilkan pada suhu 190-195 0C karena jika suhu tersebut

kurang maka aspal akan membentuk gel. Begitu pula jika suhu pemanasan

Page 61: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

47

melebihi suhu 190-195 0C maka RET akan terurai dan akan sangat mempengaruhi

hasil uji fisik.

Penambahan RET ke dalam campuran aspal sangat berpengaruh terhadap

kualitas aspal. RET merupakan compitabilizer pada modifikasi aspal karena RET

mengandung glycidyl methacrylate yang memiliki cincin epoksi sehingga dapat

bereaksi dengan sulfur kemudian membentuk ikatan silang. Ikatan yang terbentuk

dapat menghindari pemisahan fasa dari aspal sehingga dapat meningkatkan nilai

stabilitas penyimpanan ( Jasso et al, 2015).

RET yang ditambahkan ke dalam campuran menyebabkan terjadinya reaksi

ikatan silang dengan sulfur. Reaksi ikatan silang terbentuk untuk menghubungkan

RET dengan aspal sehingga semua komponen yang ada dalam campuran saat

dilakukan blending aspal dapat menghasilkan ikatan kimia yang kuat dan

meningkatkan kualitas aspal (Zhang et al, 2010).

Hasil reaksi antara aspal dan sulfur kemudian direaksikan dengan RET.

Mekanisme terbentuknya ikatan silang dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Mekanisme reaksi ikatan silang antara aspal, sulfur dan RET

(Jasso et al, 2015).

Page 62: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

48

Mekanisme yang terjadi antara RET dengan sulfur yaitu cincin epoksi

terbuka akibat adanya interaksi dengan gugus tiol milik aspal untuk membentuk

ikatan sulfida. Kemudian atom O menyerang tiol dengan menarik atom H untuk

membentuk gugus alkohol. Karbokation kemudian bereaksi dengan sulfur yang

telah terionisasi untuk membentuk ikatan silang (Jasso et al, 2015).

Dampak dari reaksi kimia yang terjadi antara aspal dan RET yaitu dapat

meningkatkan nilai stabilitas penyimpanan, softening point dan daktilitas. Tekstur

aspal akan menjadi lebih keras jika RET telah bereaksi dengan aspal dan sulfur.

Meningkatnya nilai softening point pada aspal dapat menjadikan kualitas aspal

lebih tahan terhadap suhu dan cuaca yang tinggi (Utama dan Febriani, 2017).

Hasil pengujian variasi RET dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil uji pengaruh penambahan RET

Jenis Pengujian

Standar

Bina

Marga

RET

0%

RET

2%

RET

2,15%

RET

2,25%

RET

2,35%

RET

2,45%

Penetrasi (m/m) 40 50 33,3 31,7 56 29 25

Softening

Point (0C)

54 52,2 54,4 63,9 58,3 70 74

Daktilitas (cm) 100 50 80 120 150 133 150

Stabilitas

Penyimpanan (0C)

<2,2 3,3 1,1 1,6 0,5 0,5 2,7

RET dapat meningkatkan nilai softening point aspal. Nilai softening point

berguna untuk mengetahui pada suhu pemanasan berapa aspal akan mengalami

pelelehan atau menjadi cair (Zhang et al, 2010). Dalam analisis lab sampel aspal

tidak bisa lagi mendukung berat dari bola baja 3,5 gram ketika mengalami

pemanasan. Tingkat softening point yang tinggi dari suatu aspal dapat menjadikan

aspal tahan terhadap panas dan tidak cepat mengalami kerusakan (Nurcahya et al,

2014).

Nilai daktilitas digunakan untuk mengetahui ketahanan aspal terhadap retak

dalam penggunaannya sebagai lapis pengkerasan. Aspal dengan daktilitas yang

Page 63: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

49

rendah akan mengalami retak-retak dalam penggunaannya karena lapisan

pengkerasan mengalami perubahan suhu yang agak tinggi. Oleh karena itu aspal perlu

memiliki daktilitas yang cukup tinggi (Susanti, 2015).

Berdasarkan Tabel 7, semakin banyak kadar RET yang ditambahkan

semakin tinggi pula nilai softening point dan nilai daktilitas yang diperoleh.

Standar spesifikasi nilai softening point yaitu 54 0C. Nilai softening point yang

dimiliki oleh semua variasi kadar RET telah memenuhi standar spesifikasi yang

telah ditetapkan oleh Dirjen Bina Marga dan sangat baik untuk diaplikasikan ke

jalan karena dapat bertahan dalam temperatur yang tinggi.

Namun variasi kadar RET 2, 2,15, 2,35 serta 2,45% memiliki nilai penetrasi

yang masih buruk sehingga dapat membuat aspal menjadi keras. Nilai minimal

untuk penetrasi aspal polimer yaitu 40 m/m. Standar spesifikasi nilai daktilitas

yaitu 100 cm. Nilai daktilitas dari kadar RET 2% belum memenuhi standar karena

hanya memiliki nilai sebesar 80 cm.

Sedangkan nilai daktilitas dari kadar RET yang lain sudah memenuhi

standar spesifikasi. Kadar optimal dari RET yang digunakan untuk memodifikasi

aspal yaitu sebesar 2,25%. Nilai uji fisik yang diperoleh dari kadar RET 2,25%

sudah memenuhi standar spesifikasi Dirjen Bina Marga tahun 2016.

4.5 Hasil Uji Reologi Mekanistik Aspal

Ketahanan aspal terhadap cuaca dan rutting saat diaplikasikan di jalan raya

dapat dilihat dari hasil uji menggunakan alat Dynamic Shear Rheometer (DSR).

Performance grade dan Multiple Stress and Creep Recovery merupakan

parameter uji yang dihasilkan dari alat DSR untuk mengetahui ketahanan aspal

polimer terhadap cuaca dan rutting (Mezger, 2011).

Page 64: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

50

Baik atau buruknya kinerja dari aspal saat diaplikasikan dijalan raya dapat

diketahui melalui nilai performance grade. Aspal yang baik adalah yang memiliki

nilai performance grade >2,2 kPa. Aspal yang diaplikasikan dijalan raya sering

kali mengalami rutting yaitu kondisi dimana aspal mengalami pengkerutan akibat

pengaruh dari cuaca buruk dan bobot kendaraan. Keelastisan aspal telah hilang

sehingga aspal akan membentuk cekungan yang panjang dan dapat

membahayakan pengguna jalan (Zhang et al, 2011).

Untuk dapat mengetahui ketahanan aspal terhadap rutting maka digunakan

parameter uji MSCR dengan temperatur uji 58 0C. Temperatur pengujian yang

dilakukan berbeda dengan performance grade yang menggunakan temperatur 64

0C. Hal ini disebabkan terbentuknya rutting dijalan raya kerap kali terjadi secara

perlahan dan sedikit demi sedikit.

Aspal modifikasi polimer pada suhu 64 0C masih dapat digunakan namun

tidak dapat bertahan lama karena kondisi rutting akan semakin melebar dan

memanjang. Maka dari itu digunakan temperatur 58 0C untuk mengantisipasi serta

mengetahui temperatur terbentuknya rutting (U.S Departement Of Transportation,

2011). Formulasi dan hasil uji reologi mekanistik aspal dapat dilihat pada Tabel 8

dan 9.

Tabel 8. Formulasi ekstrak DAO (D) + sulfur (S) + RET (R)

F D (%) S (%) R (%) F D (%) S (%) R (%) F D (%) S (%) R (%)

1 1,1 0,5 2,25 6 1,5 0,1 2,25 11 1,5 0,5 2

2 1,3 0,5 2,25 7 1,5 0,3 2,25 12 1,5 0,5 2,15

3 1,5 0,5 2,25 8 1,5 0,5 2,25 13 1,5 0,5 2,25

4 1,7 0,5 2,25 9 1,5 0,7 2,25 14 1,5 0,5 2,35

5 1,9 0,5 2,25 10 1,5 0,9 2,25 15 1,5 0,5 2,45

Page 65: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

51

Tabel 9. Hasil uji reologi mekanistik aspal

Formulasi kPa (PG 640C) kPa (PG 70

0C) MSCR (58

0C) kPa

1 2,84 1,53 V 0,8

2 3,68 1,95 E 0,45

3 3,27 1,64 V 0,79

4 2,97 1,58 E 0,49

5 3,86 1,79 V 0,51

6 2,33 1,17 H 1,180

7 2,29 1,15 H 1,374

8 3,33 1,64 V 0,63

9 3,25 1,62 V 0,8144

10 3,73 1,96 E 0,3232

11 4,09 2,05 V 0,81

12 3,39 1,76 V 0,73

13 3,21 1,64 V 0,95

14 5,42 2,6 V 0,6

15 3,99 2,08 E 0,36

Berdasarkan hasil uji yang diperoleh pada Tabel 11, secara keseluruhan

hasil uji aspal modifikasi polimer dengan ekstrak DAO, sulfur dan RET memiliki

nilai performance grade yang baik dengan nilai >2,2 kPa. Temperatur pengujian

yang digunakan sebesar 64 0C karena menyesuaikan kondisi cuaca di Indonesia.

Hal ini menandakan bahwa kinerja aspal modifikasi polimer masih dapat

memberikan perfoma yang baik saat suhu tinggi meskipun menahan beban

kendaraan yang melintas (Indiryanti, 2012).

Nilai MSCR E atau extremely heavy sebesar <0,5 kPa, merupakan nilai

paling baik dari hasil pengujian MSCR yang menandakan bahwa aspal modifikasi

memiliki ketahanan yang sangat kuat terhadap rutting. Sedangkan nilai S atau

stabdard grade yaitu <4,5 kPa merupakan nilai paling buruk karena aspal akan

sangat rentan terhadap rutting. Nilai tersebut dimiliki oleh aspal yang belum

dimodifikasi (U.S Departement Of Transportation, 2011).

Dari hasil pengujian yang dilakukan, aspal modifikasi telah memiliki nilai

MSCR yang baik. Nilai terendah yang diraih oleh aspal modifikasi yaitu H atau

Page 66: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

52

heavy grade dengan nilai 1,180 kPa. Untuk nilai reologi mekanistik dari formulasi

optimal dengan kode sampel 1, 8 dan 13 dengan varian kadar yang sama yaitu

kadar ekstrak DAO 1,5%, sulfur 0,5% dan RET 2,25% yang telah memiliki nilai

uji fisik yang baik secara keseluruhan, memiliki nilai PG sebesar 3,27 kPa dan

nilai MSCR yaitu V sebesar 0,79 kPa. Dengan demikian formula aspal modifikasi

polimer memiliki reologi mekanistik yang baik dan sangat cocok untuk dapat

diaplikasikan di jalan raya.

4.6 Hasil Uji Fourier Transform Infra Red (FTIR)

Karakterisasi dengan instrumen FTIR yang dilakukan pada penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui gugus fungsi yang merupakan gugus aktif dari aspal

Petamina tipe IA sebelum dimodifikasi dan setelah dimodifikasi menjadi aspal

polimer. Aspal modifikasi polimer yang dianalisis merupakan aspal modifikasi

dengan formulasi kadar optimal dengan kode sampel 1, 8 dan 13 dengan varian

kadar yang sama yaitu kadar ekstrak DAO 1,5%, sulfur 0,5% dan RET 2,25%

dimana formula tersebut memiliki nilai uji fisik yang baik secara keseluruhan.

Spektrum aspal Pertamina tipe IA dan spektrum aspal modifikasi polimer dengan

kadar optimal dapat dilihat pada Gambar 11 dan 12.

Page 67: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

53

Gambar 11. Spektrum aspal Pertamina tipe IA

Gambar 12. Spektrum aspal modifikasi polimer

Bilangan gelombang gugus fungsi aspal Pertamina tipe IA dan aspal

modifikasi polimer dapat dilihat pada Tabel 10 dan 11.

Page 68: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

54

Tabel 10. Bilangan gelombang dan gugus fungsi aspal Pertamina tipe IA

Bilangan Gelombang Gugus Fungsi

2922,16 C-H stretching

1743,65 Gugus

1018,41 Gugus C-O-C

Sumber : Komal et al (2013)

Tabel 11. Bilangan gelombang dan gugus fungsi aspal modifikasi polimer

Bilangan Gelombang Gugus Fungsi

2920,23 C-H stretching

1737,86 Gugus

1261,45 Tioester

1091,71 C-O alkohol

873,75 C-H kuat

721,38 Gugus ikatan C-S

Sumber : Komal et al (2013)

Pada (Tabel 10) bilangan gelombang 2850–2960 cm-1

terdapat peak tajam

yang menandakan adanya gugus C-H stretching pada rantai alifatik. (Zhang et al.,

2011). Pada bilangan gelombang 1743,65 terdapat gugus karbonil yang

menandakan adanya asam karboksilat dimana gugus tersebut dapat bereaksi

dengan sulfur untuk membentuk ikatan silang agar dapat memperbaiki nilai

stabilitas penyimpanan aspal (Kringos et al, 2014).

Kemunculan gugus karboksil biasanya terjadi pada bilangan gelombang

2500-3300 cm-1

. Namun pada karakterisasi aspal Pertamina tipe IA tidak terdapat

gugus karboksil pada bilangan gelombang 2500-3300 cm-1

. Hal ini disebabkan

masih adanya pengotor yang mengganggu proses karakterisasi sampel. Gugus eter

Page 69: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

55

terdapat pada bilangan gelombang 1018,41 cm-1

gugus tersebut terdapat dalam

struktur aspal yang kompleks (Komal et al, 2013).

Aspal modifikasi polimer (Gambar 12) dengan kadar optimal memiliki hasil

analisis gugus fungsi yang baik. Terdapat beberapa gugus fungsi yang

mengindikasikan telah terjadinya ikatan silang antara aspal, sulfur dan RET.

Gugus fungsi yang dihasilkan cukup representatif untuk dapat menyimpulkan

bahwa reaksi ikatan silang telah terjadi sempurna lewat spektrum yang dihasilkan.

Pada bilangan gelombang 2850–2960 cm-1

terdapat peak tajam yang

menandakan adanya gugus C-H stretching pada rantai alifatik (Zhang et al.,

2011). Pada bilangan gelombang 1737,86 cm-1

terdapat gugus karbonil milik

tioester. Sedangkan gugus tioester muncul pada bilangan gelombang 1261,45 cm-1

yang memperkuat indikasi bahwa gugus karbonil merupakan milik tioester.

Tioster terbentuk dari reaksi antara sulfur dengan aspal melalui reaksi

tioesterifikasi dimana gugus karboksil milik aspal bereaksi dengan sulfur sehingga

menghasilkan tioester (Solomon, 2011).

Gugus C-O milik alkohol dan gugus C-H kuat pada bilangan gelombang

1091,71 dan 873,75 cm-1

merupakan gugus yang terdapat dari hasil reaksi ikatan

silang. Gugus tersebut merupakan gugus yang terdapat pada struktur senyawa

hasil reaksi antara tioester dan gugus epoksi milik RET dimana atom O milik

gugus epoksi menyerang tiol dengan menarik atom H untuk membentuk gugus

alkohol (Jasso, 2016).

Kemunculan gugus alkohol atau hidroksil biasanya terjadi pada bilangan

gelombang 3400-3200 cm-1

. Namun pada karakterisasi aspal modifikasi tidak

terdapat gugus hidroksil pada bilangan gelombang 3400-3200 cm-1

. Hal ini

Page 70: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

56

disebabkan masih adanya pengotor yang mengganggu proses karakterisasi

sampel.

Spektrum ikatan silang yang dihasilkan (Gambar 12) tidak terlalu tajam

namun dapat mengindikasikan bahwa ikatan silang telah terjadi dengan

memperlihatkan adanya gugus ikatan C-S pada bilangan gelombang 721,38 cm-1

dimana dengan kehadiran gugus tersebut nilai stabilitas penyimpanan aspal

polimer telah memenuhi standar spesifikasi (Jasso, 2016).

4.7 Hasil Uji Scanning Electron Microscopy

Pengamatan morfologi dilakukan secara mikroskopis menggunakan alat

Scanning Electron Microscopy (SEM) dengan perbesaran 500x. Pengamatan

dilakukan pada tekstur permukaan aspal tanpa bahan aditif, aspal dengan

penambahan RET dan aspal dengan penambahan sulfur dan RET pada suhu

ruangan dan keadaan hampa udara. Hasil pengamatan morfologi sampel dapat

dilihat pada Gambar 13.

(a) (b)

Page 71: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

57

(c)

Gambar 13. Hasil pengamatan (a) aspal Pertamina tipe IA (b) aspal dengan

penambahan RET (c) aspal modifikasi polimer

Pengamatan morfologi dimaksudkan untuk melihat homogenitas sampel

setelah ditambahkan bahan aditif dan dilakukan sebanyak tiga kali dengan

menggunakan tiga sampel yang berbeda. Sampel yang dianalisis merupakan

sampel yang berasal dari formulasi kadar bahan aditif yang optimal diantaranya

ekstrak DAO 1,5%, sulfur 0,5% serta RET 2,25%. Sampel aspal Pertamina tipe

IA dianalisis terlebih dahulu. Kemudian sampel aspal dengan penambahan RET

dianalisis setelah itu sampel aspal dengan penambahan sulfur dan RET dianalisis.

Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap ketiga sampel yang telah

dianalisis. Dari pengamatan secara visual, sampel aspal Pertamina tipe IA

memiliki morfologi yang tidak beraturan. Aspal yang telah ditambahkan bahan

aditif akan memiliki morfologi yang lebih baik dan juga nilai memiliki nilai uji

fisik yang baik dari pada aspal yang belum dimodifikasi atau belum ditambahkan

bahan aditif (Wu et al, 2010).

Pengamatan morfologi terhadap aspal dengan RET bertujuan untuk melihat

persebaran RET dalam campuran aspal. Morfologi aspal dengan RET memiliki

bentuk yang lebih baik dari aspal sebelum ditambahkan RET. Namun persebaran

Page 72: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

58

RET masih tidak merata akibat homogenitasnya yang rendah. Butiran RET tidak

tersebar secara merata dan bentuk aspal kurang beraturan. Keberadaan RET dapat

terlihat dari bintik-bintik putih yang belum tersebar secara merata. Aspal

modifikasi tanpa penambahan sulfur akan menjadi tidak stabil karena akan

menghasilkan pemisahan fasa pada suhu tertentu saat disimpan (Cui, 2008).

Aspal yang ditambahkan sulfur dan RET memiliki morfologi yang lebih

baik dari pada aspal polimer tanpa penambahan sulfur. Hal ini dapat terlihat dari

persebaran RET yang sudah terdistribusi secara merata ke semua bagian aspal.

Begitu juga dengan bentuk aspal yang lebih beraturan dibanding dengan aspal

polimer tanpa penambahan sulfur (Zhang et al, 2010).

Penambahan sulfur telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

kompatibilitas aspal polimer. Hadirnya sulfur menjadikan komponen aspal dan

RET dapat saling menyatu sehingga homogenitasnya menjadi lebih baik. Sulfur

bersifat mengikat aspal dan RET melalui ikatan silang yang kemudian akan

berpengaruh terhadap kualitas aspal polimer terutama nilai stabilitas penyimpanan

(Jasso, 2016).

Page 73: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

59

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

1. Formulasi optimal dari bahan aditif diperoleh pada variabel 1,8 dan 13 yang

memiliki kadar yang sama yaitu ekstrak DAO 1,5%, sulfur 0,5%, dan RET

2,25%. Kadar optimal tersebut dapat memodifikasi aspal Pertamina tipe IA

menjadi tipe IIB sehingga kualitasnya meningkat dan dapat memenuhi standar

spesifikasi Dirjen Bina Marga tahun 2016.

2. Nilai uji fisik yang diperoleh dari formula 1, 8 dan 13 memiliki nilai rata-rata

yaitu penetrasi sebesar 55 m/m, softening point sebesar 58,3 ⁰C, daktilitas

sebesar 150 cm, stabilitas penyimpanan sebesar 0,5 ⁰C, performance grade

dengan temperatur uji 64 0C sebesar 3,27 kPa dan multiple stress and creep

recovery dengan temperatur uji 58 0C sebesar 0,79 kPa.

3. Sulfur bekerja dengan cara mengikat aspal dan RET melalui ikatan silang

sehingga dapat menghindari pemisahan fasa pada aspal polimer saat disimpan

dalam jangka waktu yang lama dengan kondisi temperatur yang sewaktu-waktu

dapat berubah. Sehingga dapat meningkatkan nilai stabilitas penyimpanan

aspal.

4. Hasil analisis FTIR memperlihatkan adanya gugus C-S yang artinya telah

terjadi ikatan silang antara aspal, sulfur dan RET dimana sulfur merupakan

agen pembentuk ikatan silang. Hasil pengamatan morfologi menggunakan alat

SEM memperlihatkan persebaran RET yang sudah terdistribusi secara merata

ke semua bagian aspal. Bentuk aspal terlihat lebih beraturan dibanding dengan

aspal polimer tanpa penambahan sulfur.

Page 74: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

60

5.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui reaksi kimia yang

terjadi antara aspal sulfur dan RET. RET memiliki harga yang mahal sehingga

dperlukan bahan aditif yang lebih ekonomis dan berkualitas sama.

.

Page 75: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

61

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, F. 2008. Karakteristik Bitumen Asbuton Butir. Jurnal Pusat Litbang Jalan

Dan Jembatan.

Amalia, M. 2012. Analisis Penggunaan Bahan Aditif Jenis Polimer Terhadap Kinerja

Campuran Aspal Panas dengan Tambahan Variasi BGA. Universitas Indonesia

ASTM. 2006. ASTM D-5. Penetration of Asphalt. In American Standard Testing and

Material. United States: ASTM International.

ASTM. 2007. ASTM D-5976. Storage Stability. In American Standard Testing and

Material. United States: ASTM International.

ASTM. 2007. ASTM D 5976-96. Elasticity. In American Standard Testing and

Material. United States: ASTM International.

ASTM. 2012. ASTM D-6348. FTIR Analysis. In American Standard Testing and

Material. United States: ASTM International.

ASTM. 2013. ASTM E2809 – 13. Standard Guide for Using Scanning Electron

Microscopy. In American Standard Testing and Material. United States: ASTM

International.

ASTM D-36. 2014. Softening Point of Asphalt. In American Standard Testing and

Material. United States: ASTM International.

Chung, W. J., Griebel, J. J., Kim, E. T., Yoon, H., Simmonds, A. G., Ji, H. J.,&

Guralnick, B. W. (2013). The use of elemental sulfur as an alternative

feedstock for polymeric materials. Nature chemistry, 5(6), 518-524.

W.F. Cui, Y. Jin, Y.W. Ou, Y.P. Wang, Properties of powdered styrene-butadiene

rubber blending modified asphalts, China Synth. Rubber Ind. 31 (2008) 475–

479

Daranga, C., Clopotel, C., Mofolasayo, A., & Bahia, H. U. 2009. Storage Stability

and Effect of Mineral Surface on Polyphosphoric Acid-Modified Asphalt

Binders. In Transportation Research Board 88th Annual Meeting (No. 09-2973).

Direktorat Jenderal Bina. 2016. Spesifikasi Umum Direktorat Jendral Bina Marga Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum.

Direktorat Pekerjaan Umum. 2010. Penelitian Penanganan Kebisingan Arteri Primer,. Bandung: Badan Penelitian dan Pengembangan Jalan.

Dupont. 2010. Dupont Innovative Asphalt Modifiers. United States: Dupont.

Page 76: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

62

Hampl, R., Vacin, O., Jasso, M., Stastna, J., & Zanzotto, L. 2015. Modeling of tensile

creep and recovery of polymer modified asphalt binders at low temperatures. Applied Rheology, 3(25), 54–61.

Thomas.G Mezger. 2011. The Rheology Handbook 3. Hanover: Vincentz Network

Hermadi, M., & Ronny, Y. 2015. Pengaruh penambahan lateks alam terhadap sifat reologi aspal, 1(2), 105–114.

Imaduddin, Agah, T. 2013. Analisis Pengaruh Serbuk Ban Bekas terhadap Reologi dan Morfologi Aspal Modifikasi. Universitas Indonesia, 5(3), 18.

Indiryanti, E. W. 2012. Kajian perbaikan sifat reologi visco-elastic aspal dengan

penambahan Asbuton murni menggunakan parameter complex shear modulus,

1–14.

Jasso M, Hampl R, Vacin O, Stastna J, Zanzotto L. 2015. Rheology of conventional

asphalt modified with SBS, Elvaloy and polyphosphoric acid. Fuel Processing Technology, 140, pp. 172-179.

Jasso M. 2016. The Mechanism of Modification and Properties of Polymer Modified Asphalts. University of Calgary.

Journal, E. P., & Journal, E. P. 2014. Postprint Polymer Modification of Bitumen : Advances and Challenges, 18–38.

Kalantar, Z., Karim, M., and Mahrez, A. 2012. A review of using waste and virgin polymer in pavement, Constr. Build. Mater. 33: 55–62.

Komal, K., Ghopal, S., Prasad, D., Deepashre, C. 2013. FTIR Spectroscopic Studies

on Cleome Gynandra Comparative Analysis of Functional Group Before and After Extraction. Romanian Journal Biophys, 22 (3–4), 137–143.

Mashuri. 2010. Karakteristik Aspal sebagai Bahan Pengikat yang Ditambahkan

Styrofoam. Jurnal SMARTek, 8(1), 1–12.

Mashuri, & Patunrangi, J. 2011. Perubahan Karakteristik Mekanis Aspal yang Ditambahkan Sulfur sebagai Bahan Tambah. Jurnal Mektek, 13(2).

Mulyotomo, P. 2016. Modifikasi Base Aspal menjadi Aspal Polimer. Annual Report. Pertamina Research and Technology Center. Jakarta

National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Database;

CID=402, https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/402 (diakses 15 Juli, 2018).

Nurcahya, A., Rahman, H., Subagio, B. S., & Weningtyas, W. 2014. Analisis Kinerja

Campuran Aspal Porus Menggunakan Aspal Pen 60/70 dan Aspal Modifikasi Polimer Elvaloy. Jurnal Institut Teknologi Bandung.

Page 77: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

63

Nuryanto, A. 2008. Aspal Buton dan Propelan Padat. Jakarta.

Perdana, S., Subagio, B. S., Rahman, H., & Hendarto, S. 2012. Kinerja Skid

Resistance Dan Kedalaman Tekstur Dari Campuran SMA dengan Memakai Variasi Agregat Dan Polimer SBS. Jurnal Institut Teknologi Bandung, 1–13.

Pertamina. 2014. Lube Oil Complex RU Cilacap IV. Jakarta: Pertamina.

Rachmayati, D. 2010. Evaluasi Asphalt Properties Campuran Aspal-Crumb Rumbber sebagai Alternatif Pengganti Aspal Minyak. Universitas Sebelas Maret.

Ritonga, W., & Irfandi. 2016. Pengaruh Karet Alam Siklik ( Cyclic Natural Rubber )

Terhadap Rongga Aspal Modifikasi. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 12(July), 169–176.

Solomon, T. W. G. and C. B. F. 2011. Organic Chemistry (10th ed.). United States: John Wiley & Sons, Inc.

Sengoz, B. dan Isikyakar, G. 2008. Analysis of styrene-butadiene-styrene polymer

modified bitumen using fluorescent microscopy and conventional test methods. Journal Hazard Mater, 150, 424–432.

Setiawan, A. 2012. Pengaruh Sulfur Terhadap Karakteristik Marshall Asphaltic

Concrete Wearing Course (AC-WC). Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Transportasi, 2(1), 22–33.

Sugiri, Y. 2010. Studi Sifat Reologi Aspal Pen Rendah Dan Tinggi Yang Dimodifikasi

Limbah Tas Plastik. Simposium XIII FSTPT. Semarang. Universitas Katolik Soegijapranata

Suparma, L. B., Yosevina, & Laos, D. S. 2015. Pengaruh Penggunaan Aspal

Modifikasi EVA (EVA-MA) pada Perancangan Campuran Beton Aspal. The 18th FSTPT International Symposium, Unila.

Susanti, I. 2015. Karakterisasi Berbagai Jenis Aspal Di Pt. Pertamina (Persero).

Jakarta: Pertamina.

U.S Departement Of Transportation. (2011). TechBrief. Washington DC: Office of

Pavement Technology.

Utama, I. D. H. P., & Febriani, D. 2017. Modifikasi Aspal Pertamina dengan

Penambahan Reactive Elastomeric Terpolymers (RET) DAN Decant Oil (DCO). Jurnal Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Ida Bagus Wirahaji. 2012. Analisis Kadar Aspal Optimum Laston Lapis Aus Pada

Ruas Jalan Simpang Sakah – Simpang Blahbatuh. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, 16 (2).

Page 78: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

64

Zhang, F., Yu, J., & Wu, S. 2010. Effect of ageing on rheological properties of

storage-stable SBS / sulfur-modified asphalts. Journal of Hazardous Materials, 182(1–3), 507–517.

Zhang, F., Yu, J., & Han, J. 2011. Effects of thermal oxidative ageing on dynamic

viscosity , TG / DTG , DTA and FTIR of SBS- and SBS / sulfur-modified

asphalts. Construction and Building Materials, 25(1), 129–137.

Zhu, J., Birgisson, B., Kringos, N.2014. Polymer modification of bitumen: Advances

and challenges. European Polymer Journal, 54: 18-38

Page 79: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

65

Lampiran 1. Diagram alir penelitian

Persiapan sampel aspal

Formulasi kadar optimal dari ekstrak DAO,

sulfur dan RET

Uji fisik penetrasi, softening point, daktilitas, stabilitas penyimpanan dan

reologi mekanistik aspal

Karakterisasi dengan FTIR dan SEM

Variasi RET 2;

2,15; 2,25; 2,35

dan 2,45%.

Variasi sulfur

0,1; 0,3; 0,5; 0,7

dan 0,9%

Variasi ekstrak

DAO 1; 1,3; 1,5;

1,7 dan 1,9%

Dibuat kurva regresi untuk mengetahui sampel dengan nilai uji fisik paling

baik

Pengaruh

penambahan

ekstrak DAO

Pengaruh

penambahan

Sulfur

Pengaruh

penambahan

RET

Page 80: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

66

Sampel aspal ditimbang dengan

berat yang telah ditentukan

Sampel dipanaskan Sampel dipanaskan

hingga 170 0 C hingga 185

0C

v = 3000 rpm v = 3000 rpm

Formulasi kadar Formulasi kadar Formulasi kadar

ekstrak DAO sulfur dengan variasi RET dengan variasi

dengan variasi 0,1, 0,3, 0,5, 0,7 1, 1,5, 2, 2,25 dan

1, 1,3, 1,5, 1,7 dan 0,9% 2,45%

dan 1,9%

Sampel dipanaskan selama 3 jam dengan suhu tetap 190 0C

Page 81: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

67

Analisis pengaruh penambahan ekstrak DAO, sulfur dan RET

Uji Uji Uji daktilitas Uji

penetrasi softening reologi mekanistik

point

Data hasil pengujian fisik dikumpulkan kemudian dibuat kurva regresi untuk

mengetahui sampel dengan nilai uji fisik paling baik

FTIR SEM

Sampel aspal Pertamina tipe IA dan sampel dengan nilai uji fisik paling baik

kemudian dikarakterisasi dengan FTIR dan SEM

Page 82: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

68

Lampiran 2. Gambar peralatan dan bahan penelitian

ALAT

Stirrer dan hotplate Alat uji penetrasi Chamber penetrasi

untuk blending aspal

Preparasi sampel Rangkaian alat Alat penyangga

aspal uji penetrasi softening point softening point

Ring softening point Ball softening point Wadah sampel uji

daktilitas

Page 83: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

69

Preparasi sampel Alat uji daktilitas Selongsong besi uji

aspal uji daktilitas stabilitas penyimpanan

Microwave uji stabilitas penyimpanan

Page 84: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

70

Bahan

Aspal Pertamina tipe IA RET Ekstrak DAO

Bubuk sulfur

Page 85: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

71

Lampiran 3. Spesifikasi aspal Pertamina

No Jenis Pengujian Metode

Pengujian

Tipe I

Tipe II Aspal

Modifikasi

A B B

Standar

Spesifikasi

Hasil

Penelitian

1 Penetrasi 25 0C (m/m)

SNI-06-

2456-1991 60-70 Min. 40 55

2

Viskositas Dinamis

60 0C (Pa.S)

SNI-06-

6441-2000 160-240 320-480

3

Viskositas Kinematis

135 0C (cSt)

SNI-06-

6441-2000 ≥300 ≤3000 685

4 Titik Lembek (0C)

SNI-2434-

2011 ≥48 ≥54 58.3

5 Daktilitas 25 0C (cm)

SNI-2432-

2011 ≥100 ≥100 150

6 Titik nyala (0C)

SNI-2433-

2011 ≥232 ≥232

7 Kelarutan (%)

AASHTO-

T44-03 ≥99 ≥99 99.056

8 Berat Jenis

SNI-2441-

2011 ≥1 ≥1 1.12

9

Stabilitas

Penyimpanan (0C)

ASTM-D-

5976 ─ ≤2,2 0.5

10 Partikel Halus (%)

─ ─ ─

Pengujian Residu

Hasil TFOT

SNI-06-

2440-1991

11 Berat yang Hilang (%)

SNI-06-

2441-1991 ≤0,8 ≤0,8 ≤0,019

12

Viskositas Dinamis

60 0C (Pa.S)

SNI-03-

6441-2000 ≤800 ≤1600

13 Penetrasi 25 0C (m/m)

SNI-06-

2456-1991 ≥54 ≥54 56

14 Daktilitas 25 0C (cm)

SNI-2432-

2011 ≥100 ≥25 50

15 Keelastisan (%)

AASHTO-

T301-98 ─ ≥60 75

16

Performance

Grade (64 0C) kPa

AASHTO

T315 ─ ≥2,2 3.27

17 MSCR (58 0C) kPa

AASHTO

TP 70 ─ (S) ≤4,5 (V) 0.79

Page 86: FORMULASI EKSTRAK DEAROMATIC OIL (DAO), SULFUR DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47864/1/MUHAMMAD... · formulasi ekstrak dearomatic oil (dao), sulfur dan

72

Lampiran 4. Nilai rata-rata hasil uji fisik dari kadar optimal dengan variabel 1, 8

dan 13

A. Penetrasi :

B. Softening Point :

C. Daktilitas :

D. Stabilitas Penyimpanan :

E. Performance Grade :

F. Multi Creep Stress and Recovery :