FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT...

86
FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT KOMBINASI EKSTRAK DAUN MANGKOKAN (Polyscias scutellaria) DAN DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus Linn.) DENGAN KARBOPOL DAN HIDROKSI PROPIL METIL SELULOSA (HPMC) SEBAGAI GELLING AGENT SKRIPSI MUHAMMAD RASYID WICAKSONO 11151020000037 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Transcript of FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT...

Page 1: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT

KOMBINASI EKSTRAK DAUN MANGKOKAN (Polyscias scutellaria)

DAN DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus Linn.) DENGAN KARBOPOL DAN

HIDROKSI PROPIL METIL SELULOSA (HPMC) SEBAGAI

GELLING AGENT

SKRIPSI

MUHAMMAD RASYID WICAKSONO

11151020000037

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT

KOMBINASI EKSTRAK DAUN MANGKOKAN (Polyscias scutellaria)

DAN DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus Linn.) DENGAN KARBOPOL DAN

HIDROKSI PROPIL METIL SELULOSA (HPMC) SEBAGAI

GELLING AGENT

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi

MUHAMMAD RASYID WICAKSONO

11151020000037

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 3: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot
Page 4: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot
Page 5: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot
Page 6: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

iv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ABSTRAK

Nama : Muhammad Rasyid Wicaksono

Program Studi : Farmasi

Judul : Formulasi Dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel Semprot

Kombinasi Ekstrak Daun Mangkokan (Polyscias Scutellaria)

dan Daun Waru (Hibiscus Tiliaceus Linn.) Dengan Karbopol

dan Hidroksi Propil Metil Selulosa (HPMC) sebagai Gelling

agent

Daun mangkokan (Polyscias scutellaria) dan daun waru (Hibiscus tiliaceus)

mengandung senyawa flavonoid yang berpotensi sebagai pencegahan rambut

rontok dan dapat menyuburkan rambut. Penelitian ini bertujuan untuk membuat

sediaan gel semprot dengan ekstrak daun mangkokan dan daun waru sebagai

sediaan yang dapat mencegah rambut rontok dan menyuburkan rambut. Pembuatan

sediaan gel semprot dilakukan dengan kombinasi karbopol dan Hidroksi Propil

Metilselulosa (HPMC) sebagai gelling agent dengan varian konsentrasi pada tiap

formula, F1 (0,4:0,4%), F2 (0,3:0,3%), dan F3 (0,2:0,2%). Kemudian dilakukan

evaluasi stabilitas fisik sediaan dengan melakukan serangkaian pengujian, yaitu

organoleptis, homogenitas, viskositas, pH, sentrifugasi, pola penyemprotan, bobot

per semprot, daya lekat dan cycling test. Berdasarkan hasil evaluasi stabilitas fisik

basis, F3 dipilih karena basis memiliki hasil yang paling baik. Sediaan gel semprot

dibuat berdasarkan formulasi F3 dan ditambah dengan penambahan dari ekstrak

daun mangkokan dan daun waru. Hasil yang didapat adalah sediaan gel semprot

memiliki stabilitas yang baik pada evaluasi organoleptis, homogenitas dan

sentrifugasi dan pada cycling test. Viskositas dan pH sediaan pada pengujian 21

hari dan pada cycling test juga masih masuk kedalam rentang sediaan.

Kata Kunci : ekstrak Polyscias scutellaria, ekstrak Hibiscus tiliaceus L.,

flavonoid, gel semprot, karbopol 940, Hidroksi Propil Metilselulosa (HPMC),

daun mangkokan, daun waru

Page 7: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

v UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ABSTRACT

Name : Muhammad Rasyid Wicaksono

Study Program : Pharmacy

Title : Formulation and Physical Stability Test Gel semprot of

Mangkokan (Polyscias Scutellaria) and Waru (Hibiscus

Tiliaceus Linn.) With Karbopol and Hydroxypropyl-

Methylcellulose (HPMC) as Gelling agent

Mangkokan leaves (Polyscias scutellaria) and waru leaves (Hibiscus tiliaceus)

contain flavonoid compound which have a potential as hair loss prevention and as

hair fertilizers. This study purposes is to make a gel semprot of mangkokan and

waru extrract as hair loss prevention and as hair fertilizers. Gel semprot made with

combination of karbopol and HPMC ac gelling agent, which concentration was

varied at every formula, F1 (0,4:0,4%), F2 (0,3:0,3%), dan F3 (0,2:0,2%). Physical

stability evaluation consists of organoleptik, homogeneity, viscosity, pH,

centrifugation, spray pattern, weight per spray, spread stick property and cycling

test. Based on physical stability evaluation of bases showed that F3 had the most

optimal base. Gel semprot preparation is made based on F3 with addition of

mangkokan and waru extract. The result showed that gel semprot had a good

stability on evaluation of organoleptik, homogeneity, centrifugation, and cycling

test. The result of viscosity and pH for 21 days and cycling test also still within the

range.

Keywords : Polyscias scutellaria extract, Hibiscus tiliaceus L. extract, flavonoid,

gel semprot, karbopol 940, Hydroxypropyl-Methylcellulose (HPMC), mangkokan

leaves, waru leaves.

Page 8: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

vi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

KATA PENGANTAR

Puji syukur peuulis panjatkan kepada Allah SWT., karena atas berkat dan

rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini hingga selesai

dengan judul “Formulasi Dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel Semprot Kombinasi

Ekstrak Daun Mangkokan (Polyscias Scutellaria) dan Daun Waru (Hibiscus

Tiliaceus Linn.) Dengan Karbopol dan Hidroksi Propil Metil Selulosa (HPMC)

sebagai Gelling agent”. Penulisan skripsi penelitian ini dilakukan dalam rangka

memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan proposal penelitian ini, sangatlah

sulit bagi saya untuk menyelesaikan proposal penelitian ini. Oleh karena itu, saya

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kepada keluargaku, Bapak Ir. H.Rinto Suseno dan Mama Aviana Dwi

Vidyanti yang selalu memberikan do’a, kasih sayang, nasehat, dukungan

secara moral dan materiil.

2. Ibu Nelly Suryani Ph.D, Apt dan Bapak Yardi Ph.D, Apt selaku dosen

pembimbing yang dengan sabar menuntun dan memberikan bimbingan,

ilmu, masukan, dan dukungan, kepada penulis.

3. Ibu Dr. Zilhadia, M.Si, Apt selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Dr. Nurmeilis, M.Si, Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Putri Amalia M.Farm, Apt dan Ibu Nelly Suryani Ph.D,Apt selaku

Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing, dan menerima

keluh kesah serta konstultasi selama penulis memasuki dunia perkliahan

6. Bapak Hendri Aldrat Ph.D, Apt dan Ibu Estu Mahanani Dhilasari M.Si, Apt

selaku dosen penguji yang sudah memberi gagasan, ide, kritik, saran, dan

masukan pada skripsi penulis agar terus berkembang.

7. Seluruh Dosen Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan yang telah

bersedia memberikan ilmunya kepada penulis selama masa perkuliahan.

Page 9: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

vii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

8. Kakak ku, Muhammad Arif Nugroho, ST, dan seluruh keluarga besar

Harsoyo Abdulkahar dan Soedharto Wardhiseputro

9. Teman penelitian Mangkokan Gel semprot Asoy, Agung Nugraha dan Anna

Luthfiah yang sudah dan selalu menjadi tim yang terbaik bagi penulis.

10. Para minoritas kampus. Farmasi Men, khususnya Pejantan Tangguh dan

Agung FC. Yoga, Salman Al Farisi, Yusuf, Yuyun, Faqih, Arvian, Sulton

Kepin, Dhimas Jawir, Ruhul, Daris, DZ, Rizki Roma, Dhimaz Aryo, Farijal,

Giyan, Adit, Aji, Athfal, Dastu, Sahrul, Syarif, Hugo, dan Rinaldi.

11. Kerabat wanita-wanita PSF 2015 yang sudah memberikan canda tawa dan

banyak memberi dukungan kepada penulis, Tika, Tiara, Dena, Najah Kinan,

Amel, Aisyah, Ailla, Agit, Farah, Icha, Maulia, Mae, Syifa, Devi O, Lu’lu,

Dila, Difa, Maryam.

12. Seluruh teman-teman seperjuangan PSF 2015, yang sudah berkecimpung

melewati seluruh proses pengembangan diri untuk mendapat gelar S.Farm.

Terima kasih atas persaudaraan dan kebersamaan yang sudah terjalin,

semoga dapat tetap berlanjut.

13. Naura Shafarina Nasution dan Faramadina Fithrotunnisa yang telah

berjuang dari Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta menuju Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

yang sudah menjadi sahabat semenjak diumumkannya kelulusan jalur

mandiri hingga membantu dalam selesainya penelitian ini.

14. Kepada DEMA FKIK Kabinet Aksi Nyata, DEMA FKIK Kabinet

Gemilang, serta HMPS Farmasi Kabinet Harmonis Bersinergi.

15. OPK Pharmacy Music Community yang telah memberikan alunan lagu dan

nada indah di telinga dan hati penulis.

16. Sobat Pamulang, Muhammad Rasyad Fauzan dan Ilham Bagus yang telah

banyak memberikan pelajaran dalam hidup.

17. Teman seperbimbingan, Lia, Ela, Nailul, Messy, Epi, Rifka, Tina, Nia, dan

Nuri.

18. Para laboran yang sudah membantu penulis dalam rangkaian proses skripsi

selama di laboratorium, Kak Eris, Mbak Rani, Kak Lisa, Kak Yaenab, Kak

Walid dan Pak Rachmadi.

Page 10: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

viii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

19. Aliya Zahra yang sudah memberikan dedikasi dan support yang luar biasa

selama proses skripsi.

20. Kepada seluruh pihak yang telah membantu selama penelitian dan

penyelesaian naskah skripsi baik secara langsung maupun tidak langsung,

dan yang namanya tidak dapat disebut satu persatu.

Jakarta, Desember 2019

Penulis

Page 11: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot
Page 12: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

x `UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS………………………………….i

HALAMAN PERSETUJUA PEMBIMBING…………………………………….ii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………iii

ABSTRAK ............................................................................................................. iv

ABSTRACT ............................................................................................................ v

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………..…………ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 4

1.3 Tujuan ............................................................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 5

2.1 Waru .............................................................................................................. 5

2.1.1 Taksonomi Tanaman Waru ..................................................................... 5

2.1.2 Morfologi Tanaman Waru ...................................................................... 6

2.1.3 Kandungan Kimia Daun Waru ............................................................... 6

2.1.4 Manfaat Daun Waru ............................................................................... 6

2.2 Mangkokan (Polyscias scutellaria) ............................................................... 7

2.2.1 Taksonomi Daun Mangkokan ................................................................ 7

2.2.2 Morfologi Tanaman Mangkokan ............................................................ 8

2.2.3 Kandungan Kimia Daun Mangkokan ..................................................... 8

2.2.4 Manfaat Daun Mangkokan ..................................................................... 8

2.3 Simplisia ........................................................................................................ 8

2.4 Ekstaksi dan Ekstrak ..................................................................................... 9

2.5 Gel Semprot ................................................................................................... 9

2.6 Stabilitas ...................................................................................................... 10

2.7 Monografi Bahan ......................................................................................... 11

2.7.1 Propilen Glikol ...................................................................................... 11

2.7.2 Etanol 70% ............................................................................................ 12

2.7.3 Nipagin.................................................................................................. 12

2.7.4 Menthol ................................................................................................. 13

2.7.5 Vitamin E .............................................................................................. 13

2.7.6 TEA……………………………………………………………………14

2.7.7 Aquadest ............................................................................................... 14

2.7.8 Karbopol ............................................................................................... 15

2.7.9 HPMC ................................................................................................... 15

2.7.10 Nipasol ................................................................................................ 16

BAB III METEODOLOGI PENLITIAN ............................................................. 17

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................... 17

3.2 Alat dan Bahan Penelitian ........................................................................... 17

Page 13: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

xi `UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

3.2.1 Alat ....................................................................................................... 17

3.2.2 Bahan .................................................................................................... 17

3.3 Prosedur Kerja ............................................................................................. 17

3.3.1 Determinasi Tanaman Daun Mangkokan dan Daun Waru ................... 17

3.3.2 Penyiapan Simplisia Daun Mangkokan dan Daun Waru...................... 17

3.3.3 Pembuatan Ekstrak Daun Mangkokan dan Daun Waru ....................... 18

3.3.4 Uji Kandungan Kimia Ekstrak Daun Mangkokan ................................ 19

3.3.5 Formulasi Optimasi Basis Gel Semprot................................................ 20

3.3.6 Pembuatan Sediaan Gel semprot Optimasi Basis ................................. 20

3.3.7 Pembuatan Sediaan Gel semprot Ekstrak Daun Mangkokan dan Daun

Waru ..................................................................................................... 21

3.3.9 Evaluasi Fisik Gel semprot Ekstrak Daun Mangkokan dan Daun

Waru ..................................................................................................... 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 24

4.1 Ekstraksi Daun Mangkokan dan Daun Waru .............................................. 24

4.2 Formulasi Optimasi Basis Gel Semprot ...................................................... 27

4.3 Evaluasi Fisik Basis Gel Semprot ............................................................... 28

4.3.1 Pemeriksaan Organoleptik .................................................................... 28

4.3.2 Pemeriksaan Homogenitas .................................................................... 29

4.3.3 Pemeriksaan Viskositas ........................................................................ 30

4.3.4 Pemeriksaan pH .................................................................................... 31

4.3.5 Pemeriksaan Pola Penyemprotan .......................................................... 31

4.3.6 Pemeriksaan Bobot per Semprot........................................................... 32

4.3.7 Pemeriksaan Daya Sebar Lekat ............................................................ 33

4.3.8 Pemeriksaan Sentrifugasi ...................................................................... 33

4.3.9 Cycling test ........................................................................................... 34

4.3.10 Evaluasi Pemilihan Basis Terbaik ...................................................... 35

4.4 Formulasi Gel Semprot Daun Mangkokan dan Daun Waru ....................... 35

4.5 Evaluasi Fisik Sediaan Gel Semprot Ekstrak Daun Mangkokan dan Daun

Waru ............................................................................................................ 36

4.5.1 Pemeriksaan Organoleptik .................................................................... 36

4.5.2 Pemeriksaan Homogenitas .................................................................... 37

4.5.3 Pemeriksaan Viskositas ........................................................................ 37

4.5.4 Pemeriksaan pH .................................................................................... 38

4.5.5 Pemeriksaan Pola Penyemprotan .......................................................... 39

4.5.6 Pemeriksaan Bobot per Semprot........................................................... 40

4.5.7 Pemeriksaan Daya Sebar Lekat ............................................................ 40

4.5.8 Pemeriksaan Sentrifugasi ...................................................................... 41

4.5.9 Cycling test ........................................................................................... 41

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 43

5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 43

5.2 Saran ............................................................................................................ 43

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 44

LAMPIRAN .......................................................................................................... 47

Page 14: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

xii `UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Monografi Propilen Glikol .................................................................... 11

Tabel 2.2 Monografi Etanol 70% .......................................................................... 12

Tabel 2.3 Monografi Nipagin ................................................................................ 12

Tabel 2.4 Monografi Menthol ............................................................................... 13

Tabel 2.5 Monografi Vitamin E .......................................................................... 113

Tabel 2.6 Monografi TEA ..................................................................................... 14

Tabel 2.7 Monografi Aquadest ............................................................................. 14

Tabel 2.8 Monografi Karbopol ............................................................................. 15

Tabel 2.9 Monografi HPMC ................................................................................. 15

Tabel 2.10 Monografi Nipasol .............................................................................. 16

Tabel 3.1 Tabel Formulasi Basis Gel semprot Basis Karbopol dan HPMC ......... 20

Tabel 3.2 Tabel Formulasi gel semprot Ekstrak Daun Mangkokan dan Daun

Waru ...................................................................................................... 20

Tabel 4.1 Rendemen Ekstrak Daun Mangkokan dan Ekstrak Daun Waru ........... 25

Tabel 4.2 Kadar Air dan Kadar Abu Ekstrak Daun Mangkokan dan Ekstrak Daun

Waru ...................................................................................................... 25

Tabel 4.3 Skrining Fitokimia Ekstrak Daun Mangkokan ..................................... 26

Tabel 4.4 Skrining Fitokimia Ekstrak Daun Waru................................................ 26

Tabel 4.5 Tabel Pemeriksaan Organoleptik Optimasi Basis ................................. 28

Tabel 4.6 Pemeriksaan Homogenitas Optimasi Basis .......................................... 29

Tabel 4.7 Pemeriksaan Viskositas Optimasi Basis ............................................... 30

Tabel 4.8 Pemeriksaan pH Optimasi Basis ......................................................... 311

Tabel 4.9 Pemeriksaan Pola Penyemprotan Optimasi Basis ............................... 322

Tabel 4.10 Pemeriksaan Bobot per Semprot Basis ............................................. 322

Tabel 4.11 Pemeriksaan Daya Sebar Lekat Basis ............................................... 333

Tabel 4.12 Pemeriksaan Sentrifugasi Optimasi Basis ........................................ 333

Tabel 4.13 Pemeriksaan Organoleptis Cycling Optimasi Basis.......................... 344

Tabel 4.14 Pemeriksaan Homogenitas Cycling Optimasi Basis ......................... 344

Tabel 4.15 Pemeriksaan Viskositas Cycling Optimasi Basis ............................. 344

Tabel 4.16 Pemeriksaan pH Cycling Optimasi Basis ......................................... 344

Tabel 4.17 Pemeriksaan Organoleptik Sediaan Gel Semprot Ekstrak Daun

Mangkokan dan Daun Waru .............................................................. 366

Tabel 4.18 Pemeriksaan Homogenitas Sediaan Gel Semprot Ekstrak Daun

Mangkokan dan Daun Waru .............................................................. 377

Tabel 4.19 Pemeriksaan Viskositas Sediaan Gel Semprot Ekstrak Daun

Mangkokan dan Daun Waru .............................................................. 388

Tabel 4.20 Pemeriksaan pH Sediaan Gel Semprot Ekstrak Daun Mangkokan dan

Daun Waru ........................................................................................ 388

Page 15: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

xiii `UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Tabel 4.21 Pemeriksaan Pola Penyemprotan Sediaan Gel Semprot Ekstrak Daun

Mangkokan dan Daun Waru ............................................................. 399

Tabel 4.22 Pemeriksaan Bobot Per Semprot Sediaan Gel Semprot Ekstrak Daun

Mangkokan dan Ekstrak Daun Waru ................................................. 40

Page 16: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

xiv UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tanaman Waru .................................................................................... 5

Gambar 2.2 Tanaman Mangkokan .......................................................................... 7

Page 17: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

xv UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 01 Alur Kerja Penelitian ....................................................................... 47

Lampiran 02 Sertifikat Analisis Karbopol ............................................................ 48

Lampiran 03 Sertifikat Analisis HPMC ................................................................ 49

Lampiran 04 Determinasi Daun Mangkokan ........................................................ 50

Lampiran 05 Determinasi Daun Waru .................................................................. 51

Lampiran 06 Perhitungan Rendemen Ekstrak Daun Mangkokan dan Ekstrak Daun

Waru ................................................................................................ 52

Lampiran 07 Perhitungan Kadar Air Ekstrak Daun Mangkokan dan Ekstrak Daun

Waru ................................................................................................ 53

Lampiran 08 Perhitungan Kadar Abu Ekstrak Daun Mangkokan dan Ekstrak Daun

Waru ................................................................................................ 54

Lampiran 09 Skrining Fitokimia Ekstrak Daun Mangkokan dan Ekstrak Daun

Waru ................................................................................................ 55

Lampiran 10 Hasil Uji Viskositas Optimasi Basis Sediaan dan Sediaan dengan

Ekstrak Daun Mangkokan dan Daun Waru ..................................... 57

Lampiran 11 Hasil Uji pH Optimasi Basis Sediaan dan Sediaan dengan Ekstrak

Daun Mangkokan dan Daun Waru .................................................. 58

Lampiran 12 Hasil Uji Pola Penyemprotan Optimasi Basis Sediaan dan Sediaan

dengan Ekstrak Daun Mangkokan dan Daun Waru ........................ 59

Lampiran 13 Pola Penyemprotan Optimasi Basis Formula .................................. 60

Lampiran 14 Pola Penyemprotan Basis Formula 2 ............................................... 61

Lampiran 15 Pola Penyemprotan Basis Formula 3 ............................................... 62

Lampiran 16 Pola Penyemprotan Sediaan Gel Semprot dengan Ekstrak Daun

Mangkokan dan Daun Waru .......................................................... 663

Lampiran 17 Hasil Uji Bobot per semprot Optimasi Basis Sediaan ..................... 64

Lampiran 18 Pengamatan Organoleptik Optimasi Basis ...................................... 65

Lampiran 19 Pengamatan Homogenitas Optimasi Basis Sediaan Gel Semprot ... 65

Lampiran 20 Pengamatan Orgnalopetis Sediaan Gel Semprot Ekstrak Daun

Mangkokan dan Ekstrak Daun Waru ............................................... 67

Lampiran 21 Pengamatan Homogenitas Sediaan Gel Semprot dengan Ekstrak

Daun Mangkokan dan Ekstrak Daun Waru ..................................... 68

Lampiran 22 Hasil Uji Sentrifugasi Basis Sediaan Gel Semprot dan Sediaan Gel

Semprot Ekstrak Daun Mangkokan dan Daun Waru ...................... 69

Page 18: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

1 UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gel merupakan bentuk sediaan yang sering digunakan, baik sebagai obat,

maupun untuk kosmetika wajah, dan salah satu jenis modifikasi dari gel adalah

dalam bentuk gel semprot. Gel semprot merupakan sediaan yang biasa digunakan

tanpa harus mengoleskan atau mengenai gel secara langsung karena bisa digunakan

secara semprot. Apabila gel semprot digunakan pada seseorang yang terluka di

kulit, sediaan topikal jenis gel semprot lebih disukai dibandingkan salep atau gel

(Jauregui, Juan Carlos, Ceniceros, Hernandez, & Ilyina, 2009) Pada sediaan

formulasi gel semprot diperlukan ketepatan dalam pemilihan polimer dan

plasticizer sehingga ketika digunakan akan mudah kering dan tidak lengket

(Widyaningrum, Fudholi, Sudarsono, & Setyowati, 2015). Sediaan gel semprot

memiliki kelebihan dari sediaan topikal lainnya yaitu lebih aman, lebih praktis

penggunaannya, dan lebih mudah dicuci (Fitriansyah, Wirya, & Hermayanti, 2016).

Karbopol merupakan gelling agent yang mempunyai beberapa keuntungan

yaitu diantaranya dapat bercampur dengan banyak zat aktif, memiliki organoleptis

yang menarik serta viskositasnya yang tinggi pada konsentrasi rendah. Penggunaan

gelling agent merupakan faktor penting dalam pembuatan gel dan berpengaruh

terhadap kualitas fisik sediaan tersebut (Islam, Ciotti, & Ackermann, 2004).

Menurut Kamishita (1992), salah satu polimer yang dapat digunakan untuk basis

gel semprot adalah karbopol karena sudah sering digunakan sebagai gelling agent.

Selain karbopol, ada juga HPC, HPMC, PVA, PVP, Na alginat dan gelatin. HPMC

merupakan derivate selulosa, membuat jamur lebih besar, dan juga gel yang dibuat

tidaklah transparan namun. Sehingga dirasa perlu untuk memodifikasi gel dengan

bentuk gel semprot dan menambahkan kombinasi Karbopol sebagai gelling agent.

Karbopol sering digunakan karena bisa membentuk massa gel dengan konsentrasi

yang tinggi dengan viskositas yang rendah (Rowe, 2009). HPMC merupakan

polimer semisintetik turunan selulosa, gel yang biasanya dihasilkan dari HPMC

memiliki karakteritstik jernih, viskositas yang stabil dan netral (Rowe, 2009).

HPMC juga merupakan bahan yang mudah bercampur dengan bahan lain kecuali

bahan-bahan yang oksidatif (Gibson, 2001). HPMC dan karbopol memiliki hasil

Page 19: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

2

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

gel yang bening dan mudah larut dalam air, selain itu juga HPMC memiliki daya

pengikat zat aktif yang lebih baik daripada karbopol.

Rambut merupakan peranan penting yang harus diperhatikan, selain

memiliki fungsi utama sebagai pelindung kepala dari hal-hal yang berbahaya

seperti sengatan matahari atau benda keras, rambut juga bisa meningkatkan

kepercayaan diri apabila rambut sehat dan terlihat berkilau (Angendari, 2012).

Masalah yang sering dihadapi terkait rambut adalah rambut rontok. Rambut rontok

merupakan suatu kelainan yang dapat terjadi pada rambut dan mengakibatkan

rambut menjadi terlihat lebih sedikit (Jafar, Adiyati, & Kartanagara, 2017). Secara

tradisional, beberapa tanaman dikatakan memiliki efek terhadap rambut, misalnya

kelapa dan kemiri untuk memperkuat akar rambut, kangkung dan mengkudu untuk

mencegah anti ketombe, mangkokan dan waru untuk mencegah rambut rontok

(Angendari, 2012)

Tanaman mangkokan merupakan tanaman yang sering digunakan oleh

manusia. Biasanya bagian daun dan akar sering digunakan untuk tanaman obat atau

tanaman herbal. Biasanya tanaman ini sering ditemui sebagai tanaman pagar, dan

bisa ditemukan di ladang, dan tepi sungai (Dalimartha, 1999). Manfaat tanaman

mangkokan (Polyscias scutellaria) yaitu memperlancar sistem pencernaan,

mencegah rambut rontok, mengobati luka, antibakteri, antiinflamasi, memperlancar

peredaan darah, mencegah munculnya gejala anemia dan antioksidan tubuh

(Widyaningrum et al., 2015).

Pada penelitian yang dilakukan pada Sadiah (2014), diketahui bahwa

ekstrak daun mangkokan dapat mempercepat pertumbuhan rambut sebanyak 65%

pada sediaan ekstrak yang dibuat dengan emulsifikasi. Hal ini sesuai dengan pada

buku Dalimartha yang mengatakan daun mangkokan bisa berfungsi sebagai

pertumbuhan rambut. Kemudian berdasarkan hasil skrining fitokimia, diketahui

daun mangkokan mempunyai senyawa bioaktif yaitu flavonol, seperti kuesetin dan

kaemferol (Hariana, 2008). Sementara menurut Tarigan, (2008), daun mangkokan

memiliki kandungan kalsium oksalat, peroksidase, amydagline, fosfor, besi, lemak,

protein, vitamin A, B1, dan C. Pada sediaan gel yang diteliti (Handojo, 2011).

Dibuat formulasi gel dengan menggunakan HPMC sebagai gelling agentnya dari

ekstrak daun mangkokan, pada sediaan gel ini membuktikan bahwa ekstrak daun

Page 20: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

3

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

mangkokan dengan konsentrasi 2,5 %, 5 %, dan 7,5 % dapat mempengaruhi

pertumbuhan rambut tikus. Pada penelitian tersebut membuktikan bahwa daun

mangkokan memiliki efek pertumbuhan rambut.

Tanaman waru (Hibiscus tiliaceus Linn.) merupakan tanaman yang lazim

terdapat di Indonesia, biasanya terdapat di hutan, ladang, dan pekarangan rumah,

Tanaman waru dikenal bisa digunakan sebagai pencegah kerontokan rambut dan

penyubur rambut (Dalimartha, 1999). Tanaman waru diketahui memiliki banyak

kegunaan sebagai pereda demam, penumbuh rambut, obat batuk dan obat diare

berdarah atau berlendir (Heyne, 1987). Daun waru juga bisa digunakan sebagai obat

tuberkolosis, paru, amandel, dan radang usus. Selain untuk mengobat penyakit-

penyakit tersebut, daun waru juga dapat dimafaatkan sebagai penyubur rambut dan

mengobati kerontokan rambut (Kurniawan, 2013). Tanaman waru diketahui

memiliki kandungan secara empiris sebagai penyubur rambut dikarenakan

memiliki kandungan saponin, flavonoid, polifenol dan tannin (Syamsuhidayat &

Hutapea, 1991). Flavonoid mencegah radikal bebas dan membantu pertumbuhan

rambut, sementara saponin meningkatkan peredaran darah ke folikel rambut.

Polifenol dan tannin bisa mengikat dan menjaga protein untuk pertumbuhan rambut

(Rosida, 2002).

Pada penelitian sebelumnya terkait daun waru, sudah beberapa kali teruji

aktifitasnya, contohnya menurut Rahkmawati (2008). Pada penelitian tersebut,

digunakan daun waru dengan ekstrak etanol yang diformulasikan dalam bentuk

salep, kemudian teruji bahwa daun waru memiliki efek pertumbuhan rambut.

Penelitian yang dilakukan oleh Indriwanarni (2011) adalah dengan menggunakan

ekstrak etanol daun waru yang diformulasikan dalam bentul gel, percobaan ini

dilakukan dengan konsentrasi 1%, 2%, dan 3%, percobaan ini membuktikan bahwa

makin tinggi konsentrasi ekstrak pertumbuhan rambut akan lebih sering terjadi.

Penelitian yang lainnya adalah dengan kombinasi daun waru dan dan buah alpukat

dengan melakukan uji pertumbuhan rambut dengan hewan uji kelinci, dan terbukti

dapat memacu pertumbuhan rambut (Akib, Armin, Malaka, & Baka, 2016).

Pengkombinasian tumbuhan daun mangkokan dan daun waru diharapkan

memiliki efek yang sinergis dengan mangkokan memiliki fungsi untuk mencegah

rambut rontok, dan daun waru memiliki fungsi untuk menyuburkan rambut.

Page 21: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

4

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Berdasarkan kedua fungsi tersebut, maka diharapkan sediaan yang dihasilkan akan

mempunyai aktivitas untuk mencegah rambut rontok dan menyuburkan rambut.

Berdasarkan latar belakang ini, peneliti merasa perlu dilakukan penelitian

tentang formulasi dan uji stabilitas fisik dan dari sediaan gel semprot dengan

kombinasi ekstrak daun dan daun waru dengan menggunakan kombinasi Karbopol

dan HPMC sebagai Gelling agent.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah ekstrak daun mangkokan dan daun waru dapat diformulasikan

menjadi sediaan gel semprot?

2. Bagaimanakah evaluasi sediaan gel semprot kombinasi ekstrak daun

mangkokan dan daun waru?

3. Apakah penggunaan karbopol dan HPMC sebagai gelling agent dapat

menghasilkan suatu sediaan gel semprot kombinasi ekstrak daun

mangkokan dan daun waru yang baik?

1.3 Tujuan

1. Ekstrak daun mangkokan dan daun waru dapat diformulasikan menjadi

sediaan gel semprot

2. Mampu mengevaluasi hasil evaluasi sediaan gel semprot kombinasi ekstrak

daun mangkokan dan daun waru

3. Menilai penggunaan karbopol dan HPMC sebagai gelling agent dapat

menghasilkan sediaan gel semprot ekstrak daun mangkokan dan daun waru

yang baik.

Page 22: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

5 UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Waru

Gambar 2.1: Tanaman Waru

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Waru

Tanaman waru adalah tanaman yang banyak digunakan untuk peneduh atau

pelindung tanaman lainnya, biasanya tanaman ini ditanam di pinggiran tepi jalan

maupun tepi sungai. Tanaman waru ini berasal dari daerah Pasifik barat yang

menyebar luas hingga saat ini diberbagai wilayah. Tanaman ini termasuk dalam

ordo Malvales yang juga termasuk kedalam anggota keluarga Malvaceae dengan

nama latin Hibiscus tiliiceus.

2.1.1 Taksonomi Tanaman Waru

Klasifikasi Tanaman Waru

Kerajaan : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa : Malvales

Suku : Malvaceae

Marga : Hibiscus

Jenis : Hibiscus tiliaceus L.

(Heyne, 1987)

Page 23: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

6

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2.1.2 Morfologi Tanaman Waru

Pohon ini cepat tumbuh sampai tinggi 5-15 meter, garis tengah batang 40-50

cm; bercabang dan berwarna coklat. Daun merupakan daun tunggal, berangkai,

berbentuk jantung, lingkaran lebar/bulat telur, tidak berlekuk dengan diameter

kurang dari 19 cm. Daun menjari, sebagian dari tulang daun utama dengan kelenjar

berbentuk celah pada sisi bawah dan sisi pangkal. Sisi bawah daun berambut abu-

abu rapat. Daun penumpu bulat telur memanjang, panjang 2.5 cm, meninggalkan

tanda bekas berbentuk cincin (Syamsuhidayat & Hutapea, 1991).

Bunga waru merupakan bunga tunggal. Panjang kelopak 2.5 cm beraturan

bercangap 5. Daun mahkota berbentuk kipas, panjang 5-7 cm, berwarna kuning

dengan noda ungu pada pangkal, bagian dalam oranye dan akhirnya berubah

menjadi kemerah-merahan. Tabung benang sari keseluruhan ditempati oleh kepala

sari kuning. Bakal buah beruang 5, tiap rumah dibagi dua oleh sekat semu, dengan

banyak bakal biji. Buah berbentuk telur berparuh pendek, panjang 3 cm, beruang 5

tidak sempurna, membuka dengan 5 katup (Syamsuhidayat & Hutapea, 1991).

2.1.3 Kandungan Kimia Daun Waru

Dalam pengobatan tradisional, akar waru digunakan sebagai pendingin bagi

sakit demam, daun waru membantu pertumbuhan rambut, sebagai obat batuk, obat

diare berdarah atau berlendir, amandel. Bunga digunakan untuk obat trakhoma dan

masuk angin (Martodisiswojoll & Rajakwangun, 1995). Kandungan kimia daun

dan akar waru adalah saponin dan flavonoid. Flavonoid mencegah radikal bebas

dan membantu pertumbuhan rambut, sementara saponin meningkatkan peredaran

darah ke folikel rambut. Polifenol dan tannin bisa mengikat dan menjaga protein

untuk pertumbuhan rambut (Rosida, 2002). Menurut Syamsuhidayat (1991), daun

waru minimal mengandung 5 senyawa fenol, dan akarnya mengandung

tanin (Syamsuhidayat & Hutapea, 1991).

2.1.4 Manfaat Daun Waru

Tumbuhan waru dapat digunakan sebagai antimikroba, antiradang,

membersihkan darah, antibengkak, melancarkan pengeluaran nanah,

antineoplastik, menghentikan pendarahan (koagulan), antikanker esofagus, kardia,

lambung, paru-paru, payudara dan kulit (Dalimartha, 1999). Daun waru juga bisa

digunakan sebagai obat tuberkolosis, paru, amandel, dan radang usus. Selain untuk

Page 24: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

7

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

mengobat penyakit-penyakit tersebut, daun waru juga dapat dimafaatkan sebagai

penyubur rambut dan mengobati kerontokan rambut.

2.2 Mangkokan (Polyscias scutellaria)

Gambar 2 Tanaman Mangkokan

Sumber: https://www.viva.co.id/blog/kesehatan/959755-12-manfaat-daun-mangkokan-untuk-kesehatan

Indonesia merupakan negara tropis yang mempunyai beranekaragam

tanaman, salah satunya tanaman mangkokan. Daun mangkokan merupakan

tumbuhan hias yang biasanya tumbuh berada di perkarangan rumah dan dapat

dijadikan sebagai tanaman obat yang cukup popular di Nusantara. Namanya ini

mengacu pada bentuk daunnya yang melengkung serupa mangkok. Tanaman

mangkokan sering ditemui sebagai tanaman pagar, walaupun dapat ditemukan liar

di ladang dan tepi sungai. Hal yang menarik dari tanaman mangkokan adalah

bentuk daunnya. Bulat dengan bagian tepi menekuk keatas hingga menyerupai

mangkuk. Pada zaman dahulu, daun ini sering digunakan sebagai pengganti wadah

makanan, sehingga tanaman ini dinamakan godhonh mangkokan atau daun

mangkokan. Mangkokan di sini jarang atau tidak pernah berbunga, menyukai

tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, dan dapat

tumbuh pada ketinggian 1-200 meter di atas permukaan laut (Harmanto, 2007).

2.2.1 Taksonomi Daun Mangkokan

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Apiales

Famili : Araliaceae

Genus : Polyscias

Spesies : Polyscias scutellaria (Burm.f.) Fosberg.

Page 25: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

8

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Sinonim : Nothoponax scutellarium

(Rosada, 2016)

2.2.2 Morfologi Tanaman Mangkokan

Tanaman mangkokan tumbuh tegak dengan tinggi 1-3 meter. Batangnya

berkayu, bentuknya bulat, bercabang atau lurus.Berdaun tunggal, bertangkai, agak

tebal, bentuknya berlekuk seperti mangkok, pangkal berbentuk jantung, tepi

bergerigi, diameter 6-12 cm, pertulangan menyirip, warna hijau tua (Dalimartha,

1999).

2.2.3 Kandungan Kimia Daun Mangkokan

Ekstrak daun mangkokan diketahui mengandung protein, vitamin A,

vitamin B1, vitamin C, saponin, kumarin, terpenoid, fenol dan alkaloid yang diduga

berperan dalam aktivitas pertumbuhan rambut, Jenis flavonoid yang terkandung

dalam daun mangkokan adalah flavonol seperti kuersetin, kaemferol, dan miresetin;

dan flavon seperti luteolin dan apigenin (Jafar et al., 2017).

2.2.4 Manfaat Daun Mangkokan

Tanaman mangkokan memiliki banyak manfaat yang dapat digunakan oleh

manusia. Bagian akar dan daun tanaman mangkokan banyak dimanfaatkan sebagai

tanaman obat atau tanaman herbal. Manfaat tanaman mangkokan antara lain

memperlancar sistem pencernaan, mencegah rambut rontok, mengobati luka,

antibakteri, antiinflamasi, memperlancar peredaan darah, dan mencegah munculnya

gejala anemia dan antioksidan tubuh. (Widyaningrum et al., 2015).

2.3 Simplisia

Menurut Departemen Kesehatan RI (1995), simplisia adalah bahan alamiah

berupa bahan yang dikeringkan, yang dipergunakan sebagai obat yang belum

mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain. Simplisia dapat

digolongkan dalam tiga kategori, yaitu:

A. Simplisia nabati, simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau

eksudat tanaman. Eksudata adalah isi sel yang secara spontan keluar dari

tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya

dan belum berupa zat kimia.

B. Simplisia hewani, simplisi yang berupa hewan atau bagian hewan zat-zat

berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.

Page 26: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

9

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

C. Simplisia mineral, simplisia yang berupa bahan-bahan mineral yang belum

diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia

(Departemen Kesehatan RI, 1995).

2.4 Ekstaksi dan Ekstrak

Ekstraksi merupakan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga

terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair (Departemen Kesehatan RI,

2000). Senyawa aktif yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan ke

dalam golongan minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, dan lain-lain. Dengan

diketahuinya senyawa aktif yang dikandung simplisia akan mempermudah

pemilihan pelarut dan cara eksraksi yang tepat. Proses ekstraksi dihentikan ketika

tercapai kesetimbangan antara konsentrasi senyawa dalam pelarut dengan

konsentrasi dalam sel tanaman. Pelarut dipisahkan dari sampel dengan penyaringan

setelah proses ekstraksi selesai.

Ekstrak adalah sediaan padat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif

dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai

kemudian semua atau hamper semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang

diperlakukan sedemikian hingga memenuhi standar yang telah ditetapkan

(Departemen Kesehatan RI, 1995).

Pembagian ekstraksi menurut Ditjen POM (2000) terbagi menjadi dua yaitu

cara dingin dan cara panas. Ekstraksi cara dingin yaitu maserasi dan perkolasi.

Sedangkan ekstraksi panas yaitu refluks, sokletasi, digesti, infundasi, dan dekok.

Maserasi merupakan metode sederhana yang paling banyak digunakan.

Cara ini sesuai, baik untuk skala kecil maupun skala industry (Agoes, 2007). Proses

pengekstrakannya dengan menggunakan pelarut dan beberapa kali pengadukan atau

pengocokan pada suhu ruang. Pelarut akan menembus dinding sel dan masuk

kedalam dinding sel dan akan masuk ke rongga sel yang mengandung zat aktif,

kemudian zat aktif akan larut akibat adanya perbedaan konsentrasi antara larutan

zat aktif didalam sel dan diluar sel (Departemen Kesehatan RI, 2000).

2.5 Gel Semprot

Gel semprot merupakan suatu sediaan larutan dalam sebuah alat sprayer dan

dilakukan dengan cara disemprotkan (Marzuki & Fitriana, 2010). Menurut Shafira

(2015) mengatakan bahwa gel semprot merupakan salah satu upaya pengembangan

Page 27: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

10

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

sediaan farmasi bentuk topical, terutama untuk sediaan untuk dermis. Kelebihan

dari gel semprot adalah kontaminasi dari mikroba yang begitu rendah, praktis

karena tidak membuat tangan menjadi lengket, dan kontak obat lebih lama

disbanding sediaan lainnya.

Komponen yang mempengaruhi salah satunya adalah viskositas. Sediaan

gel semprot harus memiliki viskositas yang cukup rendah sehingga bisa

disemprotkan dari alat semprot (Holland et al., 2002). Sediaan aerosol memiliki

viskositas 400 cPs atau kurang dari 300 cPs. Sementara sediaan pump spray

memiliki 150 cPs. Menurut Kamishita (1992), gel semprot dapat diformulasikan

dengan obat yang larut maupun tidak larut dalam air dengan didispersikan dengan

zat aktif terlebih dahulu dalam pelarut organic atau yang dapat melartukan zat akfitf

namun dapat larut dalam air.. Menurut Kamishita (1992), viskositas basis gel

semprot adalah berkisar 500-5000 cPs dan daya sebar harus baik serta partikel

sediaan yang disemprotkan harus lebih dari 80%.

Selain itu, gel semprot memiliki keuntungan karena memiliki bahan

pengental dan tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya (Kamishita,

Miyazaki, & Okuno, 1992). Sediaan gel merupakan suatu sediaan semipadat yang

terdiri dari suspensi yang dibuat dari suatu partikel anorganik yang kecil atau

molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan (Departemen Kesehatan

RI, 1995). Sediaan gel memiliki beberapa keuntungan diantaranya tidak lengket,

gel berbentuk padat saat disimpan namun akan mencair ketika dikocok, serta

viskositas gel tidak mengalami perubahan yang signifikan (Marzuki & Fitriana,

2010).

2.6 Stabilitas

Stabilitas sediaan farmasi adalah suatu kemampuan sediaan atau produk

bertahan dalam batas yang ditetapkan, dimulai dari penyimpanan, penggunaan,

sifat, dan karakteristiknya pada saat dibuat (Vadas, 2010) Stabilitas suatu produk

atau sediaan dipengaruhi banyak faktor, seperti stabilitas bahan aktif, interaksi

bahan aktif dan bahan tambahan, proses pembuatan, pengemasan, dan kondisi

lingkungan selama pembuatan, penyimpanan, penanganan, dan jangka waktu

produk antara pembuatan hingg pemikian (Vadas, 2010).

Page 28: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

11

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Secara umum, stabilitas suatu produk dibedakan menjadi dua, yaitu

stabilitas fisika dan stabilitas kimia. Stabilitas fisika yaitu mengevaluasi keadaan

fisik dari suatu produk (perubahannya) selama periode penyimpanan. Sementara

itu, stabilitas kimia yaitu lamanya waktu suatu produk mempertahankan integritas

kimia dan potensi yang dimilikinya seperti yang tertera pada etiket selama batas

waktu yang ditentukan. Uji stabilitas fisika meliputi pemeriksaan organoleptis,

homogenitas, pH, viskositas, dan lain-lain. Pada penelitian ini, stabilitas fisik yang

akan dilakukan yaitu uji organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, pola

penyemprotan, daya sebar dan daya lekat, bobot penyemprotan, sentrifugasi, dan

cycling test.

Pada penelitian ini hanya dilakukan stabilitas fisik dikarenakan ingin

melihat sediaan dengan konsentrasi kombinasi ekstrak dan kombinasi ekstrak

gelling agent berapakah yang dapat digunakan untuk mendapat sediaan yang

optimal.

2.7 Monografi Bahan

2.7.1. Propilen Glikol

Tabel 2. 1. Monografi Propilen Glikol

Struktur molekul

C3H8O2

Sinonim

1,2-Dihydroxypropane; 2-hydroxypropanol; methylethylene

glycol; methyl glycol; propane-1,2-diol.

Pemerian Suatu polimer sebagai polimer tambahan dari etilen oksida dan

air. Polietilen glikol nilai 200-600berbentuk cairan; nilai 1000

dan di atas adalah padatan pada suhu kamar

Khasiat Antimicrobial preservative; disinfectant; humectant;

plasticizer; solvent; stabilizer for vitamins; water-miscible

cosolvent

Bobot Jenis 1.038 g/cm3

Penyimpanan

Propylene glycol bersifat bening, tidak berwarna, kental,

praktis tidak berbau, cairdengan rasa manis sedikit

tajammenyerupai gliserin

OTT: Tidak kompatibel dengan reagen oksidator, seperti kalium

permanganat

Sumber: (Rowe, 2009)

Page 29: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

12

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2.7.2. Etanol 70%

Tabel 2. 2 Monografi Etanol 70% Struktur molekul

C2H6O

BM 46,07

Pemerian Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna, bau khas dan

menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap

meskipun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78ºC dan

mudah terbakar.

Khasiat Anti mikroba, desinfektan, pelarut, penetrasi kulit.

Bobot Jenis 0,812 – 0,816 g/ml

Kelarutan Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua

pelarut organic.

Stablitas: Mudah menguap walaupun pada suhu rendah.

Penyimpanan Wadah tertutup rapat jauh dari api.

OTT: Bahan pengoksidasi Bila dicampur dengan alkali, warna akan

menjadi gelap.

Konsentrasi 60-90%

Sumber: (Rowe, 2009)

2.7.3 Nipagin

Tabel 2. 3 Monografi Nipagin Struktur molekul

C8H8O3

BM 152,15

Pemerian Hablur atau serbuk tidak berwarna, atau kristal putih, tidak

berbau atau berbau khas lemah, dan mempunyai rasa sedikit

panas.

Khasiat Anti mikroba, desinfektan, pelarut, penetrasi kulit.

Kelarutan Mudah larut dalam etanol, eter; praktis tidak larut dalam

minayak; larut dalam 400 bagian air

OTT: Surfaktan non-ionik seperti polisorbat 80, bentonit,

magnesium trisilikat, talk, tragakan, dan sodium alginat

Konsentrasi 0.02–0.3% untuk topical

Sumber: (Rowe, 2009)

Page 30: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

13

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2.7.4 Menthol

Tabel 2. 4 Monografi Menthol Struktur molekul

C10H20O

BM 156,27

Pemerian Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna, bau khas dan

menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap

meskipun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78ºC dan

mudah terbakar.

Khasiat Sensasi sejuk pada sediaan

Kelarutan Sangat larut dalam etanol (95%), kloroform, eter, lemak

minyak dan parafin cair; larut dalam asam asetat glasial, aseton

dan benzena; sedikit larut dalam gliserin; praktis tidak larut

dalam air

Stablitas: Disimpan dalam wadah tertutup rapat dan tidak melebihi suhu

25oC

Konsentrasi 0,05 % -10 %

Sumber: (Rowe, 2009)

2.7.5 Vitamin E

Tabel 2. 5 Monografi Vitamin E Struktur molekul

C29H50O2

BM 430,72

Pemerian Cairan berminyak kental, jernih, tidak berwarna, atau cokelat

kekuningan; tidak berbau dan tidak berasa.

Khasiat Antioksidan

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam aseton, etanol,

eter, dan minyak nabati.

Stablitas: Tokoferol teroksidasi oleh adanya oksigen atmosfer secara

perlahan dan dipercepat oleh adanya garam besi dan perak.

Tokoferol harus disimpan dalam gas inert, dalam wadah kedap

udara yang sejuk dan kering dan terlindung dari cahaya.

Page 31: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

14

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Konsentrasi 0,05 % -10 %

Sumber: (Rowe, 2009)

2.7.6 TEA

Tabel 2. 6 Monografi TEA

Struktur molekul

BM 430,72

Pemerian Berwarna sampai kuning pucat, cairan kental.

Khasiat Zat pengalkali

Kelarutan Bercampur dengan aseton, dalam benzene 1 : 24, larut dalam

kloroform, bercampur dengan etanol.

Stablitas: TEA dapat berubah menjadi warna coklat dengan paparan

udara dan cahaya.

Konsentrasi 2-4%

OTT akan bereaksi dengan asam mineral menjadi bentuk garam

kristal dan ester dengan adanya asam lemak tinggi.

Sumber: (Rowe, 2009)

2.7.7 Aquadest

Tabel 2. 7 Monografi Aquadest Struktur molekul

H2O

BM 18,02

Pemerian Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.

Khasiat Pembawa

Penyimpanan Wadah tertutup baik

Stablitas: Air adalah salah satu bahan kimia yang stabil dalam bentuk

Fisik (es , air , dan uap). Air harus disimpan dalam wadah yang

sesuai. Pada saat penyimpanan dan penggunaannya harus

terlindungi dari kontaminasi partikel - pertikel ion dan bahan

organik yang dapat menaikan konduktivitas dan jumlah karbon

organik. Serta harus terlindungi dari partikel - partikel lain dan

mikroorganisme yang dapat tumbuh dan merusak fungsi air.

Konsentrasi 2-4%

OTT Dalam formula air dapat bereaksi dengan bahan eksipient

lainya yang mudah terhidrolisis.

Sumber: (Rowe, 2009)

Page 32: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

15

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2.7.8 Karbopol

Tabel 2. 8 Monografi Karbopol

Struktur molekul

C3H4O2

BM 72 gram/mol

Pemerian Serbuk putih, sedikit berbau khas, asam, Higroskopik

Khasiat Gelling agent

Kelarutan Larut dalam air dan setelah netralisasi larut dalam etanol (95

%) dan gliserin.

Stablitas: Disimpan dalam wadah kedap udara

OTT Tidaksesuai dengan beberapa zatpengoksidasi. Karena

bersifatnonionik, hypromellose tidak akanrumit dengan garam

metalik atauionikorganik untuk membentuk presipitatyang

tidak larut..

Sumber: (Rowe, 2009)

2.7.9 HPMC

Tabel 2. 9 Monografi HPMC

Struktur molekul

C12H20O10

BM 324,2848

Pemerian Serbuk berwarna putih krem, tidak berbau dan tidak berasa

serbuk yang stabil! meskipun bersifat higroskopis setelah

pengeringan

Khasiat Gelling agent

Kelarutan Praktis larut dalam air dingin, praktis tak larut dalam

kloforform, etanol, dan eter tetapi larut dalam campuran air-

alkohol

Stablitas: Stabil pada pH 3-11

OTT Tidak sesuai dengan beberapa zatpengoksidasi. Karena

bersifatnonionik, hypromellose tidak akanrumit dengan garam

metalik atauionikorganik untuk membentuk presipitatyang

tidak larut..

Sumber: (Rowe, 2009)

Page 33: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

16

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2.7.10 Nipasol

Tabel 2. 10 Monografi Nipasol

Struktur molekul

C10H12O3

BM 180,20

Pemerian Kristal putih, tak berbau dan tak berasa

Khasiat Antijamur

Kelarutan Sukar larut dalam etanol 95%, mudah larut dalam air dan

etanol 30%

Stablitas: Dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan kering

OTT Surfaktan non-ionik

Sumber: (Rowe, 2009)

Page 34: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

17 UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

BAB III

METEODOLOGI PENLITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Mei hingga bulan Oktober Tahun 2019 di

Laboratorium Penelitian I, Laboratorium Penlitian 2, Laboratorium Kimia Obat,

Laboratorium Steril dan Laboratorium Farmakognosi. Fakultas Ilmu Kesehatan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

3.2.1 Alat

Pisau, nampan, blender, timbangan analitik, alumunium foil, kapas, botol

maserasi, corong, kertas saring, seperangkat alat vacuumratory evaporator,

refrigerator, homogenizer, dry vacuum pump compressor, kaca objek, hot plate,

botol semprot, penggaris, pipa kapiler, beaker glass, gelas ukur, labu ukur, kertas

label, corong, spatula, sudip, batang pengaduk, pH meter, viskometer Brookfield,

plastik mika, tabung Eppendorf, alat sentrifugasi, pipet tetes.

3.2.2 Bahan

A. Sampel Tumbuhan

Sampel tumbuhan yang digunakan adalah daun mangkokan dan daun waru

yang dibeli dari Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) di daerah

Bogor pada bulan Desember 2018 yang selanjutnya akan dideterminasi di Pusat

Konservasi Tumbuhan Kebun Raya-LIPI, Bogor.

B. Bahan

Bahan yang digunakan adalah karbopol 940, HPMC, aquadest, etanol 70%,

trietanolamin, propilenglikol, menthol, vitamin E

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Determinasi Tanaman Daun Mangkokan dan Daun Waru

Untuk memastikan kebenaran simplisia yang digunakan, maka harus

dilakukan determinasi di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya-LIPI, Bogor

3.3.2 Penyiapan Simplisia Daun Mangkokan dan Daun Waru

Dalam penelitian ini, bahan yang digunakana adalah daun mangkokan dan

daun waru yang didapatkan dari Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat

(Balittro) di daerah Bogor pada bulan Januari Tahun 2019, kemudian sampel yang

digunakan sebanyak 3 kg daun mangkokan dan 2 kg daun waru, kemudian di sortasi

Page 35: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

18

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

basah dan dilakukan pencucian sampai bersih dengan air, kemudian

dikering-anginkan dan dihindarkan dari sinar matahari langsung, lalu proses ini

dilakukan hinggal sampel benar-benar kering. Kemudian sampel disortasi kering

lalu dikecilkan ukuran partikelnya dengan blender hinggal menjadi serbuk. Serbuk

yang didapatkan disimpan dalam wadah tertutup rapat dan terhindar dari cahaya

matahari langsung

3.3.3 Pembuatan Ekstrak Daun Mangkokan dan Daun Waru

Daun mangkokan dan daun waru diekstraksi dengan metode maserasi

dengan menggunakan etanol 70%. Penggantian pelarut dilakukan setiap 7 hari

sekali, dengan sesekali diaduk atau digoyangkan. Kemudian setelah ekstraksi

selesai, ekstrak disaring dengan kapas dan kertas saring. Kemudian dipekatkan

dengan vacuum rotary evaporator pada suhu 48-50oC hingga diperoleh ekstrak

kental. Kemudian ekstrak yang diperoleh dihitung persentase rendemen ekstrak,

kadar air, dan kadar abu.

Penetapan kadar ekstrak / rendemen ekstrak (Departemen Kesehatan RI, 2000)

% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐸𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 = 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡

𝐵𝑢𝑏𝑢𝑘 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑥 100%

Penetapan Kadar Air (Departemen Kesehatan RI, 2000)

Sebanyak 1 gram ekstrak ditimbang dalam wadah yang sudah di tarakan.

Kemudian dikeringkan pada suhu 105oC selama 5 jam didalam oven dan setelah itu

ditimbang kembali. Kadar air dihitung dalam persen terhadap berat sampel awal.

% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 = 𝐴 − 𝐵

𝐴 𝑋 100%

Keterangan (Selawa et al., 2013)

A: Bobot Sampel sebelum dipanaskan (gram)

B: Bobot sampel setelah dipanaskan (gram)

Penetapan Kadar Abu:

Masing-masing ekstrak daun mangkokan dan daun waru ditimbang seanyak

1 gram dan diletakkan ke dalam krus yang sebelumnya telah ditimbang dan

dikeringkan, lalu dimasukkan ke dalam tanur pada suhu 600oC dan di timbang.

% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑏𝑢 = 𝐵 − 𝐶

𝐴 𝑋 100%

Page 36: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

19

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Keterangan (Selawa et al., 2013)

A: Bobot sampel (gram)

B: Bobot abu dan crusible (gram)

C: Bobot crucible (gram)

3.3.4 Uji Kandungan Kimia Ekstrak Daun Mangkokan (Harborne, 1987)

1. Uji Alkaloid

Dilakukan dengan menggunakan pereaksi Mayer (kalium

tertraiodomerkurat (II)), pereaksi Wagner (iodin dalam kalium iodida) dan

pereaksi Dragendroff (bismuth nitrat dalam kalium iodida). Sampel yang

mengandung alkaloid akan membentuk endapan putih setelah pemberian

pereaksi Mayer, dan endapan merah bata setelah pemberian pereaksi

Dragendroff

2. Uji Flavonoid

Dilakukan dengan menggunakan pereaksi serbuk magnesium (Mg) dan

asam klorida pekat (HCl). Penambahan serbuk Mg dilakukan agar terbentuk

ikatan dengan gugus karbonil pada senyawa flavonoid, sedangkan

penambahan HCl bertujuan untuk membentuk garam flavilium yang

ditandai dengan adnya perubahan warna menjadi warna merah jingga.

3. Uji Terpenoid atau Steroid

Dilakukan dengan melarutkan sampel dengan pereaksi Liebermann

Burchard (asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat). Sampel dikatakan

positif terpenoid jika menghasilkan cincin berwarna coklat atau violet,

sedangkan sampel dikatakan positif steroid jika menghasilkan warna hijau

kebiruan.

4. Uji Fenolik

Ekstrak diteteskan pada dua plat tetes. Satu bagian dijadikan kontrol dan

satu bagian ditambahkan larutan ferriklorida 1%, sehingga terbentuk warna

hijau sampai biru kehitaman, hasil ini menunjukkan positif fenolik.

5. Uji Saponin

Dilakukan dengan melarutkan sampel dengan aquades lalu dipanaskan 15

menit dan di kocok selama 10 detik. Apabila terbentuk buih yang stabil

Page 37: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

20

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

selama kurang lebih 10 menit dan ditambahkan beberapa tetes asam klorida

2 N, maka sampel positif mengandung saponin.

3.3.5 Formulasi Optimasi Basis Gel semprot

Tabel 3. 1 Tabel Formulasi Basis Gel semprot Basis Karbopol dan HPMC

Bahan Fungsi Formula (%)

F1 F2 F3

Karbopol 940 Gelling agent 0,4 0,3

0,2

HPMC Gelling agent 0,4 0,3

0,2

Propilen Glikol Humektan dan

pelarut pengawet 15 15 15

TEA Alkalizing agent 0,2 0,15 0,1

Metil Paraben Pengawet 0,18 0,18 0,18

Propil Paraben Pengawet 0,02 0,02 0,02

Vitamin E Antioksidan 0,02 0,02 0,02

Mentol Enhancer 0,05 0,05 0,05

Etanol 70% Pelarut mentol 15 15 15

Aquades Pelarut Ad 100 Ad 100 Ad 100

Sumber: Suyudi, 2014 & Kamishita, et al, 1992

3.3.5 Formulasi Basis Gel semprot dengan Ekstrak Daun Mangkokan

dan Daun Waru

Tabel 3. 2 Tabel Formulasi gel semprot ekstrak daun mangkokan dan daun waru

Bahan Fungsi Formula (%)

Ekstrak Daun Mangkokan Zat aktif 0.62

Ekstrak Daun Waru Zat aktif 0,25

Karbopol 940 Gelling agent Sesuai formulasi

optimasi

HPMC Gelling agent Sesuai formulasi

optimasi

Propilen Glikol Humektan dan pelarut

pengawet 15

TEA Alkalizing agent qs

Metil Paraben Pengawet 0,18

Propil Paraben Pengawet 0,02

Vitamin E Antioksidan 0,02

Mentol Enhancer 0,05

Etanol 70% Pelarut ekstrak dan mentol 15

Aquades Pelarut utama Ad 100

Sumber: Suyudi, 2014 & Kamishita, et al, 1992

3.3.6 Pembuatan Sediaan Gel semprot Optimasi Basis

1. Karbopol dikembangkan dengan aquades, didiamkan beberapa saat lalu

diaduk dan ditambahkan TEA hingga terbentuk massa gel (M1).

2. HPMC dilarutkan dengan aquades dan diaduk hingga larut (M2).

3. Dilarutkan metil paraben dan propil paraben dengan propilen glikol (M3).

Page 38: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

21

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

4. Masukkan M2 ke dalam M1 lalu diaduk hingga homogen.

5. Dilarutkan mentol dengan etanol 70% hingga terlarut seluruhnya

dimasukkan ke dalam campuran M1 dan M2.

6. Dimasukkan M3 ke dalam campuran lalu diaduk homogen.

7. Ditambahkan vitamin E ke dalam campuran dan campuran dihomogenkan

kembali.

8. Dilakukan Evaluasi

3.3.7 Pembuatan Sediaan Gel semprot Ekstrak Daun Mangkokan dan

Daun Waru

1. Karbopol dikembangkan dengan aquades, didiamkan beberapa saat lalu

diaduk dan ditambahkan TEA hingga terbentuk massa gel (M1).

2. HPMC dilarutkan dengan aquades dan diaduk hingga larut (M2).

3. Kedua ekstrak dilarutkan dengan sebagian etanol 70% lalu diaduk hingga

terlarut seluruhnya (M3).

4. Dilarutkan metil paraben dan propil paraben dengan propilen glikol (M4).

5. Masukkan M2 ke dalam M1 lalu diaduk hingga homogen.

6. Tambahkan M3 dan M4 ke dalam campuran M1 dan M2 lalu campuran

daduk hingga homogen.

7. Dilarutkan mentol dengan sisa etanol 70% hingga terlarut seluruhnya lalu

dimasukkan ke dalam campuran.

8. Ditambahkan vitamin E ke dalam campuran dan dihomogenkan kembali.

9. Tambahkan sisa aquades yang sudah diukur volumenya untuk

mencukupkan bobot sediaan gel semprot yang diinginkan lalu

dihomogenkan kembali.

10. Gel semprot yang dihasilkan ditempatkan di dalam wadah yang tertutup

rapat dan dilakukan evaluasi sediaan.

3.3.9 Evaluasi Fisik Gel semprot Ekstrak Daun Mangkokan dan Daun Waru

3.3.9.1 Pemeriksaan Organoleptik

Pemeriksaan organoleptik dilakukan dengan mengamati tampilan fisik dari

sediaan, meliputi bentuk, warna, dan bau pada hari ke 0, 7, 14, dan 21, pada suhu

ruang (Departemen Kesehatan RI, 1995)

Page 39: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

22

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

3.3.9.2 Pemeriksaan Homogentias

Pemeriksaan homogentias dilakukan dengan mengoleskan sediaan pada

preparat kaca, lalu diratakan dengan menemplekan preparat kaca yang lain

kemudian diamati, pengamatan dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya

partikel yang belum tercampur secara homogen. Pemeriksaan homogenitas

dilakukan pada hari ke 0, 7, 14, dan 21 (Departemen Kesehatan RI, 1995)

3.3.9.3 Pengukuran pH

Sediaan diukur pH dengan menggunakan pH meter yang sudah dikalibrasi

dan dilakukan pengukuran pada hari ke 0, 7, 14, dan 21 (Departemen Kesehatan RI,

1995)

3.3.9.4 Pengukuran Viskositas

Sediaan disiapkan dalam beaker glass 100 ml, kemudian dilakukan

pemilihan spindle yang sesuai dengan formulanya, lalu diatur kecepatannya dengan

30rpm dan dimasukkaan pada sediaan hingga menunjukkan nilai viskositas sediaan.

Nilai viskositas (cPs) yang ditunjukkan pada alat viscometer Haake merupakan

nilai viskositas sediaan (Septiani, dkk, 2012) Pengukuran ini dilakukan pada hari

ke 0, 7, 14, dan 21 (Departemen Kesehatan RI, 1995)

3.3.9.5 Pemeriksaan Pola Penyemprotan dan Bobot per Semprot

Sediaan gel semprot disemprotkan dari botol dengan jarak 3, 5, 10, 15 cm.

Kemudian dilakukan pengujian sebanyak tiga kali dan diamati pola yeng terbentuk,

diameter dari pola semprot tersebut yang terbentuk dan bobot per semprotan

(Sukhbir, Navneet, Sharma, & Kapil, 2013)

3.3.9.6 Pemeriksaan Daya Sebar Lekat

Sediaan disempratkan sebanyak satu kali ke kulit bagian lengan atas dari

jarak 3 cm, kemudian setelah disemprot dihitung selama 10 detik untuk melihat

apakah sediaan menempel atau tetesan dari hasil semprotan menetes ke bawah

(Suyudi, 2014)

3.3.9.7 Uji Sentrifugasi

Sediaan dimasukkan ke dalam tabung Eppendorf, kemudian dimasukkan

kedalam alat sentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm selama 30 menit. Setelah

dilakukan sentrifugasi diamati kondisi fisik sediaannya (Budiman, 2008)

Page 40: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

23

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

3.3.9.8 Cycling test

Sediaan disimpan pada suhu (4±2oC) selama 48 jam dan dilanjutkan dengan

menyimpan pada suhu (40 ± 2oC) selama 48 jam (1 siklus). Pengujian dilakukan

sebanyak 3 siklus dan diamati terjadinya perubahan fisik dari sediaan pada awal

dan akhir pengujian yang meliputi organoleptik, homogentas, viskositas, dan pH.

Page 41: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

24 UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Ekstraksi Daun Mangkokan dan Daun Waru

Pada penelitian ini digunakan dua jenis tanaman yaitu, mangkokan dan

waru. Bagian yang digunakan adalah daun, sampel diperoleh dari Balitro, Bogor

pada bulan Januari 2019, kemudian dilakukan determinasi di Pusat Penelitian

Biologi LIPI bidang Botani dan Mikrobiologi, Bogor. Uji determinasi bertujuan

untuk memvalidasi tanaman yang digunakan dalam penelitian. Hasil determinasi

yang diperoleh menunjukkan bahwa sampel yang digunakan merupakan daun yang

sesuai dengan sampel, yaitu mangkokan dan waru.

Setelah determinasi, dilakukan preparasi sampel. Proses preparasi sampel

diawali dengan sortasi basah dan pencucian dengan air hingga bersih untuk

menghilangkan tanah dan zat pengotor yang lainnya dari sampel. Setelah itu sampel

dipotong kecil-kecil untuk mempercepat proses pengeringan. Sampel dikeringkan

dengan diangin-anginkan menggunakan kipas angin supaya terhindar dari cahaya

matahari. Hal ini bertujuan untuk menghindari cahaya matahari yang dapat merusak

komponen senyawa yang terdapat di dalamnya akibat pemanasan. Sampel yang

sudah berbentuk simplisia kemudian dihaluskan menggunakan blender hingga

halus. Hal ini bertujuan memperkecil ukuran partikel simplisia, sehingga luas

permukaan simplisia yang kontak dengan pelarut menjadi meningkat dan dapat

memaksimalkan proses ektraksi. Setelah itu simplisia yang telah halus ditimbang.

Proses selanjutnya yaitu pembuatan ekstrak daun mangkokan dan daun

waru dengan metode maserasi. Metode maserasi dipilih karena dapat mengekstrasi

senyawa yang bersifat termolabil serta meminimalisir rusaknya senyawa-senyawa

yang tidak tahan terhadap panas (Mishra & Tiwari, 2011). Kedua simplisia

dimaserasi dengan pelarut etanol 70% di dalam wadah tertutup berbeda dan

terhindar dari cahaya selama 3 hari. Kemudian hasil maserat disaring, Pada daun

mangkokan didapatkan filtrat berwarna hijau kehitaman, sementara pada daun waru

didapatkan filtrate coklat tua, kemudian dilakukan remaserasi. Etanol 70%

digunakan karena cukup aman dan memiliki titik didih yang rendah, memiliki

kepolaran yang tinggi, lebih selektif (Munawaroh&Handayani, 2011). Filtrat

kemudian diekstraksi menggunakan vacuum rotary evaporator. Pada hasil ekstraks

Page 42: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

25

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

diperoleh ekstrak kental sebanyak 34,85 gram dan berwarna cokelat kehitaman

pada daun mangkokan, sementara pada daun waru didapat ekstrak berwarna hijau

kehitaman.

Tabel 4. 1 Rendemen Ekstrak Daun Mangkokan dan Ekstrak Daun Waru

Ekstrak Tanaman Ekstrak Daun Mangkokan Ekstrak Daun Waru

Bobot Simplisia 280 g 155 g

Bobot Ekstrak 34,1 g 42,87

Rendemen Ekstrak 12,18% 27,65%

Kemudian ekstrak dihitung rendemennya, Rendemen adalah perbandingan

antara ekstrak yang diperoleh dengan simplisia awal. Rendemen menggunakan

satuan persen (%), semakin tinggi nilai rendemen yang dihasilkan menandakan nilai

ekstrak yang dihasilkan semakin banyak (Armando, 2009). Berdasarkan hasil yang

didapat, nilai rendemen daun waru lebih besar dibanding daun mangkokan.

Tabel 4. 2 Kadar Air dan Kadar Abu Ekstrak Daun Mangkokan dan Ekstrak Daun Waru

Ekstrak Tanaman Ekstrak Daun Mangkokan Ekstrak Daun Waru

Kadar Air 9,35% 8,87%

Kadar Abu 4,72% 5,27%

Pada uji kadar air pada sampel daun mangkokan dan daun waru, didapat

hasil kadar air sebesar 9,35% pada daun mangkokan dan 8,87% pada daun waru.

Hasil ini masih masuk dalam rentang kadar air untuk ekstrak kental. Sementara itu,

kandungan kadar air kurang dari 10% dapat meminimalisir tumbuhnya jamur dan

kapang pada ekstrak serta menghasilkan daya tahan penyimpanan dan mutu ekstrak

tetap baik (Zainab & Anisaningrum, 2016). Apabila kadar air melebihi dari batas

rentang, maka dapat berpotensi pertumbuhan jamur pada ekstrak (Departemen

Kesehatan RI, 2000).

Pada uji kadar abu pada sampel daun mangkokan dan daun waru, pengujian

kadar abu dilakukan untuk memberikan gambaran tentang kandungan mineral dari

awal hingga menjadi ekstrak, baik mineral internal atau ekstrenal. Unsur mineral

dan anorganik tersisa karena ketika ekstrak dipanaskan pada suhu tinggi, maka

senyawa organic beserta turunannya akan menguap dan terdestruksi (Safitri, 2008).

Hasil yang didapat ialah 4,72% untuk mangkokan dan 5,27% untuk waru. Hasil

yang didapat pada daun mangkokan belum diketahui apakah besar atau kecil,

Page 43: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

26

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

sementara untuk daun waru memenuhi persyaratan, dimana kadar abu daun waru

tidak boleh lebih dari 6% (Departemen Kesehatan RI, 1989).

Tabel 4. 3 Skrining Fitokimia Ekstrak Daun Mangkokan

Metabolit Sekunder Hasil Keterangan

Alkaloid - Tidak terbentuk endapan putih dengan reagen Mayer

maupun endapan merah bata dengan reagen Dragendorf

Flavonoid + Berubah warna menjadi kuning kecoklatan

Saponin - Tidak terbentuk busa

Fenolik + Berubah warna menjadi hijau kecoklatan

Terpenoid + Terbentuk cincin berwarna coklat

Steroid - Tidak menghasilkan warna hijau kebiruan

Tabel 4. 4 Skrining Fitokimia Ekstrak Daun Waru

Metabolit Sekunder Hasil Keterangan

Alkaloid + Terbentuk endapan putih dengan reagen Mayer dan

endapan putih dengan reagen Dragendorf

Flavonoid + Berubah warna menjadi kuning kecoklatan

Saponin + Terbentuk busa yang stabil

Fenolik + Berubah warna menjadi hijau kecoklatan

Terpenoid/Steroid - Tidak Terbentuk cincin berwarna coklat atauhijau

kebiruan

Pada identifikasi senyawa alkaloid, dapat menggunakan dua pereaksi, yaitu

Mayer yang ditandai dengan endapaan putih dan pereaksi dragendorf yang ditandai

endapan coklat. Prinsipnya adalah adanya penggantian ligan yang menyebabkan

pengendapan. Kemudian pada uji flavonoid, terbentuk warna kuning kejinggan

pada amil alkohol. Hal ini disebabkan reduksi senyawa flavonoid oleh magnesium

dan HCl pekat (Harborne, 1987). Pada uji fenolik, digunakan sampel FeCl3, apabila

terjadi perubahan warna hijau kehitaman maka positif fenolik, ion Fe3+ akan

menyebabkan hibridasi sehingga terjadinya perubahan warna hijau kehitaman

(Marliana, Suryanti, & Suyono, 2005). Pada saponin, sampel dianggap positif

apabila adanya busa, adanya busa menunjukkan adanya glikosida pada sampel yang

memiliki kemampuan membentuk buih dalam air yang dapat terhidrolisis menjadi

glukosa dan senyawa lainnya (Marliana et al., 2005). Pada uji skrining identifikasi

steroid dan terpenoid menggunakan metode Liebermann-Buchard yang ditandai

dengan perubahan ungu atau merah untuk senyawa terpenoid dan biru atau hijau

untuk steroid. Penambahan asam akan menghasilkan perubahan warna, asam yang

digunakan adalah asam asetat dan asam sulfat (Nafisah, Tukiran, Suyotno, &

Hidayanti, 2014). Pada hasil yang didapat, ekstrak daun mangkokan memiliki hasil

Page 44: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

27

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

positif pada flavonoid, fenolik dan terpenoid. Hal ini sedikit berbeda dengan

literatur sebelumnya, pada literatur sebelumnya, didapatkan hasil daun mangkokan

mengandung senyawa alkaloid, tannin, saponin dan flavonoid. (Ahdiyah, 2016)

Sementara pada daun waru memiliki hasil positif pada alkaloid, flavonoid,

fenolik, tannin, dan saponin. Hal ini sesuai dengan literatur sebelumnya yang

menyatakan daun waru memiliki kandungan flavonoid, fenolik, saponin, dan

tannin. (Syamsuhidayat & Hutapea, 1991) (Dalimartha, 1999).

4.2 Formulasi Optimasi Basis Gel Semprot

Pada penelitian ini, sebelum sediaan gel semprot ditambahkan ekstrak atau

zat aktif, perlu dilakukan optimasi untuk mencari basis yang optimal dari formula

yang dibuat. Eksipien yang digunakan pada penelitian ini diantaranya adalah

karbopol dan HPMC sebagai gelling agent, trietanolamin (TEA) sebagai pembasa,

propilen glikol sebagai humektan dan pelarut untuk pengawet, metil paraben dan

propil paraben sebagai pengawet, etanol sebagai pelarut ekstrak dan mentol, mentol

sebagai enhancer dan pemberi sensasi dingin, vitamin E sebagai antioksidan, dan

aquadest sebagai pelarut utama.

Pada optimasi dilakukan percobaan dengan tiga formula, perbedaan dari

tiap tiap formula adalah dari konsentrasi gelling agent, yaitu HPMC dan karbopol

dengan formula 1 (F1) memiliki konsentrasi 0,4:0,4, formula 2 (F2) dengan 0,3:0,3,

dan formula 3 (F3) dengan 0,2:0,2. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang

dilakukan sebelumnya, pemilihan konsentrasi gelling agent diatas konsentrasi

0,4%, akan menghasilkan sediaan yang viskositasnya lebih kental sehingga sulit

untuk disemprot, dan apabila konsentrasi sediaan dibawah 0,2%, sediaan menjadi

sangat cair dan viskositas yang dihasilkan begitu kecil. Perbedaan konsentrasi

karbopol dan HPMC sebagai bahan pembentuk gel mempengaruhi kekentalan atau

viskositas dari sediaan, sehingga konsistensi yang dihasilkan dari tiap sediaan gel

semprot berbeda. Variasi konsentrasi bahan pembentuk gel pada formulasi

bertujuan untuk mengetahui pada formula yang memiliki viskositas sediaan yang

sesuai dengan rentang viskositas sediaan gel semprot dan stabil secara fisik

sehingga dapat disemprotkan melalui aplikator. Viskositas sediaan harus masuk

pada rentang 500-5000 cPs, dengan tujuan mendapatkan sediaan gel semprot yang

stabil secara fisika dan kimia dan mampu disemprotkan dari aplikator (Suyudi,

Page 45: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

28

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2014). Karbopol digunakan karena dapat membentuk gel dengan konsentrasi yang

kecil dan menghasilkan gel yang larut dalam air dan terlihat jernih (Rowe, 2009).

HPMC digunakan karena dapat memberikan sediaan gel semprot yang melekat

karena kegunaannya sebagai bioadhesif. Penggunaan karbopol dan HPMC sebagai

gelling agent yang dikombinasikan diharapkan akan menghasilkan sediaan yang

memiliki stabilitas fisik yang baik dan memiliki pola penyemprotan yang

menyebar, serta memiliki daya lekat yang baik.

Pada pengembangan karbopol perlu ditambahkan zat pembasa, karena

karbopol yang tidak diberikan zat pembasa akan menghasilkan gel yang kaku

karena sifat dari karbopol sebagai polimer anioinik yang bersifat asam dalam

aquadest. Zat pembasa akan merenggangkan rantai polimer dan menyebabkan

polimer menjadi terurai sehingga dapat terbentuk sediaan semipadat (Nisak, 2016).

Zat pembasa yang digunakan pada penelitian ini adalah Trietanolamin (TEA). TEA

ditambahkan beberapa tetes kedalam karbopol yang telah didispersikan dalam

aquadest.

Pada optimasi basis sediaan gel semprot, evaluasi yang adalah dengan uji

organoleptis, homogenitas, viskositas, pH, pola penyemprotan, bobot per semprot,

daya lekat, sentrifugasi, dan cycling test.

4.3 Evaluasi Fisik Basis Gel Semprot

4.3.1 Pemeriksaan Organoleptik

Pemeriksaan organoleptik dilakukan dengan mengamati tampilan fisik dari

sediaan, meliputi bentuk, warna, dan bau pada hari ke 0, 7, 14, dan 21, pada suhu

ruang (Departemen Kesehatan RI, 1995).

Tabel 4. 5 Tabel Pemeriksaan Organoleptik Optimasi Basis

Hari Ke- Bentuk Warna Aroma

Formula Basis F1

0 Gel kental Agak keruh Mentol

7 Gel kental Agak keruh Mentol

14 Gel kental Agak keruh Mentol

21 Gel kental Agak keruh Mentol

Formula Basis F2

0 Gel agak kental Agak bening Mentol

7 Gel agak kental Agak bening Mentol

14 Gel agak kental Agak bening Mentol

21 Gel agak kental Agak bening Mentol

Formula Basis F3

0 Gel kurang kental Bening Mentol

7 Gel kurang kental Bening Mentol

Page 46: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

29

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

14 Gel kurang kental Bening Mentol

21 Gel kurang kental Bening Mentol

Keterangan

F1: (Karbopol sebanyak 0,4% dan HPMC sebanyak 0,4 %)

F2: (Karbopol sebanyak 0,3% dan HPMC sebanyak 0,3 %)

F3: (Karbopol sebanyak 0,2% dan HPMC sebanyak 0,2 %)

Hasil pemeriksaan organoleptik menunjukkan pada ketiga formula

menghasilkan sediaan yang berwarna bening dan berbau menthol. Pada F1 terlihat

sediaan berupa gel kental, pada F2 sediaan berupa gel agak kental, dan pada F3

terlihat sediaan gel kurang kental. Pada suhu ruang (27-28oC), didapat sediaan yang

stabil karena tidak mengalami perubahan bau, warna, bentuk, dan pertumbuhan

jamur, baik dari hari ke-0, 7, 14, dan 21.

4.3.2 Pemeriksaan Homogenitas

Pemeriksaan homogentias dilakukan dengan mengoleskan sediaan pada

preparat kaca, lalu diratakan dengan menemplekan preparat kaca yang lain

kemudian diamati, pengamatan dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya

partikel yang belum tercampur secara homogen. Pemeriksaan homogenitas

dilakukan pada hari ke 0, 7, 14, dan 21 (Departemen Kesehatan RI, 1995).

Tabel 4. 6 Pemeriksaan Homogenitas Optimasi Basis

Hari Formula Basis

F1 F2 F3

0 Homogen, tidak ada

partikel kasar

Homogen, tidak ada

partikel kasar

Homogen, tidak ada

partikel kasar

7 Homogen, tidak ada

partikel kasar

Homogen, tidak ada

partikel kasar

Homogen, tidak ada

partikel kasar

14 Homogen, tidak ada

partikel kasar

Homogen, tidak ada

partikel kasar

Homogen, tidak ada

partikel kasar

21 Homogen, tidak ada

partikel kasar

Homogen, tidak ada

partikel kasar

Homogen, tidak ada

partikel kasar

Keterangan:

F1: (Karbopol sebanyak 0,4% dan HPMC sebanyak 0,4 %)

F2: (Karbopol sebanyak 0,3% dan HPMC sebanyak 0,3 %)

F3: (Karbopol sebanyak 0,2% dan HPMC sebanyak 0,2 %)

Pemeriksaan homogenitas dilakukan dengan melihat fisik sediaan pada

suhu ruang. Sediaan dianggap homogen apabila tidak terdapat gel yang masih

menggumpal dalam sediaan atau terdapat butiran kasar (Departemen Kesehatan RI,

1985). Pengamatan dilakukan pada hari ke-0, 7, 14, dan 21. Sediaan yang dihasilkan

Page 47: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

30

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

tidak terlihat adanya butiran partikel kasar atau gel yang masih menggumpal,

sehingga ketiga formula sudah homogen.

4.3.3 Pemeriksaan Viskositas

Sediaan disiapkan dalam beaker glass 100ml, kemudian dilakukan

pemilihan spindle yang sesuai dengan formulanya, lalu diatur kecepatannya dengan

30rpm dan dimasukkaan pada sediaan hingga menunjukkan nilai viskositas sediaan.

Nilai viskositas (cPs) yang ditunjukkan pada alat viscometer Haake merupakan

nilai viskositas sediaan (Septiani, Wathoni, & Mita, 2012). Pengukuran ini

dilakukan pada hari ke 0, 7, 14, dan 21 (Departemen Kesehatan RI, 1995). Sediaan

harus masuk range 500 – 5000 cps (Kamishita et al., 1992).

Tabel 4. 7 Pemeriksaan Viskositas Optimasi Basis

Hari Viskositas (Cps)

F1 F2 F3

0 6366 1620 1466

7 6086 1583 1320

14 5970 1490 1266

21 5876 1426 1180

Keterangan:

F1: (Karbopol sebanyak 0,4% dan HPMC sebanyak 0,4 %)

F2: (Karbopol sebanyak 0,3% dan HPMC sebanyak 0,3 %)

F3: (Karbopol sebanyak 0,2% dan HPMC sebanyak 0,2 %)

Viskositas merupakan suatu pernyataan ketahanan dari suatu cairan untuk

mengalir, semakin tinggi viskositas maka semakin besar tahanannya dan sebaliknya

(Sinko, 2006). Dalam hal ini, pemeriksaan viskositas pada sediaan gel semprot

bertujuan untuk mengetahui mudah tidaknya sediaan gel semprot tersebut dapat

dihantarkan melalui aplikator semprot (Akhsani, 2017). Viskositas suatu sediaan

sangat dipengaruhi oleh gelling agent. Viskositas sediaan gel semprot diharapkan

memiliki nilai viskositas antara 500-5000 cPs agar mempermudah saat

pengaplikasian melalui cara disemprotkan (Shafira, Gadri, & Lestari, 2015).

Pengamatan dilakukan pada hari ke-0, 7, 14, dan 21. Pengukuran viskositas sediaan

gel yang telah diformulasi menggukanan viskometer Haake dan menentukan

terlebih dahulu spindle yang sesuai untuk digunakan pada masing-masing formula

basis. Hal ini dikarenakan masing-masing formula basis memiliki komposisi

pembentuk gel yang berbeda-beda. Pada F1 digunakan spindle R6, pada F2

digunakan spindle R5, dan pada F3 digunakan spindle R3.

Page 48: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

31

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Pada hasil viskositas yang dihasilkan, F2 dan F3 memiliki sediaan yang

bernilai kisaran 500-5000 cPs yang menandakan kedua formula tersebut masih

masuk kedalam range gel semprot, sementara pada F1 memiliki nilai diatas

5000cPs. Sediaan yang memiliki nilai viskositas diatas 5000 cPs akan

menghasilkan ukuran partikel sediaan yang disemprotkan tidak beraturan sehingga

kurang menyebar pada permukaan kulit (Kamishita et al., 1992).

4.3.4 Pemeriksaan pH

Sediaan diukur pH dengan menggunakan pH meter yang sudah dikalibrasi

dan dilakukan pengukuran pada hari ke 0, 7, 14, dan 21 (Departemen Kesehatan

RI, 1995) pH dari sediaan harus berkisar 4,5-6,5.

Tabel 4. 8 Pemeriksaan pH Optimasi Basis

Hari pH

F1 F2 F3

0 6,35 6,45 6,35

7 6,34 6,43 6,33

14 6,3 6,40 6,34

21 6,29 6,34 6,31

Keterangan:

F1: (Karbopol sebanyak 0,4% dan HPMC sebanyak 0,4 %)

F2: (Karbopol sebanyak 0,3% dan HPMC sebanyak 0,3 %)

F3: (Karbopol sebanyak 0,2% dan HPMC sebanyak 0,2 %)

Pengukuran pH dilakukan untuk melihat nilai pH dalam suatu sediaan, pada

penelitian ini, sediaan yang dihasilkan harus disesuaikan dengan pH kulit rambut,

yaitu 4,5 - 6,5. Pengukuran pH dilakukan dengan pH meter dan dilihat pengamatan

pada hari ke-0, 7, 14, dan 21. Pada ketiga formula, nilai pH sediaan sesuai dengan

pH kulit rambut. Pada pengamatan di hari selanjutnya, didapat data pH sediaan

cenderung menurun, Penurunan pH disebabkan berbagai faktor, diantaranya suhu,

kelembaban, dan cahaya.

4.3.5 Pemeriksaan Pola Penyemprotan

Pola penyemprotan dilakukan dengan menyemprotkan sediaan dari jarak-

jarak tertentu, uji ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan sediaan gel semprot

yang dibuat apakah dapat disemprotkan dari aplikator atau tidak. Pola

penyemprotan juga bertujuan untuk mengevaluasi kualitas dari aplikator semprot

yang dihasilkan (Yuwana, 2014). Sediaan dilihat pola yang terbentuk dan diameter

dari semprotan.

Page 49: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

32

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Tabel 4. 9 Pemeriksaan Pola Penyemprotan Optimasi Basis

Formula Jarak Penyemprotan (cm)

3 5 10 15

F1 0,9 1,8 2,0 2,8

F2 1,5 1,7 2,3 2,4

F3 1,7 2,4 3,9 4,9

Keterangan:

F1: (Karbopol sebanyak 0,4% dan HPMC sebanyak 0,4 %)

F2: (Karbopol sebanyak 0,3% dan HPMC sebanyak 0,3 %)

F3: (Karbopol sebanyak 0,2% dan HPMC sebanyak 0,2 %)

Pada formula F1 dan F2, semprotan yang dihasilkan memiliki pola

penyemprotan yang hanya berpusat pada satu titik, sehingga tidak menyebar

dibandingkan F3, hal ini disebabkan dari viskositas sediaan F3 lebih kecil

dibandingkan F1 dan F2. Pola penyemprotan yang dihasilkan dipengaruhi oleh

jarak penyemprotan dan viskositas dari sediaan (Suyudi, 2014). Semakin tinggi

viskositas, maka tekanan yang dibutuhkan untuk menyemprotkan gel dari alat

semprot akan meningkat sehingga sulit untuk disemprotkan (Kamishita et al.,

1992).

4.3.6 Pemeriksaan Bobot per Semprot

Pada pemeriksaan hasil bobot penghantaran sediaan, dilakukan untuk

mengetahui besarnya bobot yang keluar dari sediaan pada setiap penyemprotan

ketiga sediaan. Pengujian ini dilakukkan untuk menunjukkan efektivitas dari

aplikator dalam menghantarkan sediaan setiap penyemprotan (Rajab, 2013).

Tabel 4. 10 Pemeriksaan Bobot per Semprot Basis

Formula Bobot Per Semprot

F1 0,980 g

F2 0,899 g

F3 0,136 g

Keterangan:

F1: (Karbopol sebanyak 0,4% dan HPMC sebanyak 0,4 %)

F2: (Karbopol sebanyak 0,3% dan HPMC sebanyak 0,3 %)

F3: (Karbopol sebanyak 0,2% dan HPMC sebanyak 0,2 %)

Sediaan gel semprot yang dihasilkan harus memiliki bobot per semprot yang

seragam (Shafira et al., 2015) Hasil yang didapat menunjukkan F3 memiliki nilai

rata-rata bobot per semprot lebih tinggi dibanding F1 dan F2. Hal ini dapat

dikarenakan sediaan gel semprot formula 3 memiliki viskositas sediaan yang paling

kecil. Viskositas yang kecil menyebabkan sediaan gel semprot mudah untuk

disemprotkan keluar dari aplikator.

Page 50: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

33

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

4.3.7 Pemeriksaan Daya Sebar Lekat

Sediaan disempratkan sebanyak satu kali ke kulit bagian lengan atas dari

jarak 3 cm, kemudian setelah disemprot dihitung selama 10 detik untuk melihat

apakah sediaan menempel atau tetesan dari hasil semprotan menetes ke bawah

(Suyudi, 2014). Apabila gel menetes dalam rentang waktu 10 detik setelah

penyemprotan maka dikatakan menetes (drip) dan apabila gel tidak menetes selama

rentang waktu 10 detik setelah penyemprotan, maka dikatakan menempel (stick)

(Kamishita et al., 1992).

Tabel 4. 11 Pemeriksaan Daya Sebar Lekat Basis

Formula Daya Sebar Lekat

F1 Melekat, tidak menetes

F2 Melekat, tidak menetes

F3 Melekat, tidak menetes

Keterangan:

F1: (Karbopol sebanyak 0,4% dan HPMC sebanyak 0,4 %)

F2: (Karbopol sebanyak 0,3% dan HPMC sebanyak 0,3 %)

F3: (Karbopol sebanyak 0,2% dan HPMC sebanyak 0,2 %)

Pada pemeriksaaan uji daya sebar lekat, sediaan disemprot ke bagian

permukaan kulit. Uji daya lekat dilakukan dengan penyemprotan dari jarak 3 cm ke

kulit lengan bagian atas, kemudian dihitung selama 10 detik untuk memastikan

sediaan melekat dengan baik atau tidak. Berdasarkan hasil pengamatan, ketiga

formula memiliki hasil yang melekat. Semakin tinggi viskositas, maka sediaan akan

menumpuk pada satu titik saja. Daya sebar gel semprot yang baik akan

menyebabkan absorbsi di area kulit berlangsung cepat (Nisak, 2016).

4.3.8 Pemeriksaan Sentrifugasi

Kemudian dilakukan uji sentrifugasi, uji sentirfugasi dilakukan untuk

mengetahui adanya pemisahan fase pada sediaan yang dihasilkan (Akhsani, 2017).

Gaya kecepatan sentrifugasi sebesar 5000 rpm dalam 30 menit setara dengan

penyimpanan sediaan dengan pemberian gaya gravitasi selama satu tahun

(Mardikasari, Jufri, & Djajadisastra, 2016).

Tabel 4. 12 Pemeriksaan Sentrifugasi Optimasi Basis

Formula Keterangan

F1 Tidak terjadi pemisahan fase

F2 Tidak terjadi pemisahan fase

F3 Tidak terjadi pemisahan fase

Keterangan:

F1: (Karbopol sebanyak 0,4% dan HPMC sebanyak 0,4 %)

F2: (Karbopol sebanyak 0,3% dan HPMC sebanyak 0,3 %)

F3: (Karbopol sebanyak 0,2% dan HPMC sebanyak 0,2 %)

Page 51: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

34

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Kemudian dilakukan uji sentrifugasi, uji sentirfugasi dilakukan untuk

mengetahui adanya pemisahan fase pada sediaan yang dihasilkan (Akhsani, 2017).

Gaya kecepatan sentrifugasi sebesar 5000 rpm dalam 30 menit setara dengan

penyimpanan sediaan dengan pemberian gaya gravitasi selama satu tahun

(Djajasastra, 2004). Hasil dari pengujian sentrifugasi menunjukkan tidak ada

sediaan sprau gel yang terpisah. Sehingga dapat disimpulkan sediaan gel semprot

stabil dan tidak terjadi sineresis atau gel yang mengerut jika didiamkan dalam waktu

tertentu dan mengakibatkan keluarnya cairan dari sistem gel (Sinko, 2006).

Sineresis adalah peristiwa keluarnya air atau cairan dari dalam sediaan apabila tidak

terikat kuat oleh komponen bahan yang ada (Januwardani, 2011).

4.3.9 Cycling test

Cycling test merupakan uji yang dilakukan untuk mengecek stabilitas fisik

sediaan pada suhu panas dan dingin, cycling test merupakan simulasi terjadinya

perubahan suhu setiap tahun pada suatu sediaan (Maulana, 2011). Pengujian

dilakukan sebelum dilakukan cycling test dan sesudah cycling test. Pada cycling test

dilakukan evaluasi organoleptik, homogenitas, pH, dan viskositas.

Tabel 4. 13 Pemeriksaan Organoleptis Cycling Optimasi Basis

Formula Sebelum Cycling Test Setelah Cycling test

F1 Gel kental, agak keruh, beraroma

mentol

Gel kental, agak keruh, beraroma

mentol

F2 Gel agak kental, agak bening, beraroma

mentol

Gel agak kental, agak bening, beraroma

mentol

F3 Gel kurang kental, bening, beraroma

mentol

Gel kurang kental, bening, beraroma

mentol

Tabel 4. 14 Pemeriksaan Homogenitas Cycling Optimasi Basis

Formula Sebelum Cycling test Setelah Cyling Test

F1 Homogen, tidak ada partikel kasar Homogen, tidak ada partikel kasar

F2 Homogen, tidak ada partikel kasar Homogen, tidak ada partikel kasar

F3 Homogen, tidak ada partikel kasar Homogen, tidak ada partikel kasar

Tabel 4. 15 Pemeriksaan Viskositas Cycling Optimasi Basis

Formula Sebelum Cycling test Setelah Cycling test

F1 6360 6116

F2 1646 1486

F3 1433 1203

Tabel 4. 16 Pemeriksaan pH Cycling Optimasi Basis

Formula Sebelum Cycling test Setelah Cycling test

F1 6,31 6,28

F2 6,38 6,33

F3 6,32 6,30

Page 52: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

35

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Keterangan:

F1: (Karbopol sebanyak 0,4% dan HPMC sebanyak 0,4 %)

F2: (Karbopol sebanyak 0,3% dan HPMC sebanyak 0,3 %)

F3: (Karbopol sebanyak 0,2% dan HPMC sebanyak 0,2 %)

Berdasarkan hasil evaluasi organoleptis dan homogenitas, sediaan tidak

mengalami perubahan pada tiap formula. Hal ini menunjukkan sediaan telah

hmogen dan terdispersi secara menyeluruh. Sementara, pada uji pH dan viskositas,

sediaan masih masuk pada range pH dan viskositas meskipun mengalami

penurunan nilai. Sediaan yang turun viskositasnya dapat dikarenakan jarak antar

partikel yang semakin membesar dikarenakan suhu yang tinggi. Selain itu, hal ini

juga bisa disebabkan oleh HPMC yang dapat menurun viskositasnya apabila berada

pada suhu 50-90oC (Rowe, 2009).

4.3.10 Evaluasi Pemilihan Basis Terbaik

Berdasarkan hasil evaluasi fisik pada F1 memiliki evaluasi yang kurang

baik pada viskositas yang memiliki nilai diatas 5000 cPs, rentang viskositas untuk

gel semprot adalah 500 – 5000 cPs (Kamishita et al., 1992). Pola penyemprotan

yang dihasilkan pada F1 menghasilkan pola yang hanya bertumpuk pada satu titik,

pola penyemprotan yang baik harus memiliki pola yang menyebar.

Pada F2 didapatkan hasil yang kurang baik pada pola penyemprotan yang

hanya memiliki tumpukan pada satu titik saja. Sementara pada F3 didapat hasil

yang baik pada semua uji evaluasi.

Berdasarkan pertimbangan pada tiap formula, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa F3 dengan konsentrasi karbopol dan HPMC berturut-turut

sebesar 0,2% : 0,2% menghasilkan sediaan dengan evaluasi basis gel semprot

paling baik pada optimasi, sehingga formula ini yang akan digunakan untuk

pembuatan sediaan gel semprot dengan ekstrak daun mangkokan dan ekstrak daun

waru.

4.4 Formulasi Gel Semprot Daun Mangkokan dan Daun Waru

Setelah didapatkan basis sediaan gel semprot yang paling baik dari tiga

formula, sediaan yang memiliki basis terbaik akan ditambahkan ekstrak daun

mangkokan dan daun waru. Sediaan ditambahkan ekstrak daun mangkokan

sebanyak 0,62% dan ekstra daun waru sebanyak 0,25%. Pemilihan konsentrasi ini

diawali dengan studi literatur yang telah dilakukan. Menurut penelitian Handojo

Page 53: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

36

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2011), ekstrak 2,5% daun mangkokan akan memberikan efektifitas ketika

diberikan pengujian untuk tikus untuk pertumbuhan rambut. Sementara penelitian

Indriwanarni (2011), ketika diberikan pengujian ekstrak daun waru 1%, juga

memberikan efektivitas untuk rambut tikus.

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, sediaan dengan ekstrak 2,5%

mangkokan dan 1% waru menghasilkan gel yang memisah, hal ini dikarenakan sifat

asam yang dimiliki ekstrak sehingga menyebabkan terpisah. Kemudian setelah

dicoba dengan ekstrak 1,25% dan 0,5%, didapat sediaan gel yang baik namun

memiliki bentuk sediaan yang sangat cair, dan nilai viskositas sediaan tersebut

dibawah 200 cPs sehingga tidak dapat memenuhi persyaratan gel semprot.

Kemudian dipilih dengan ekstrak 0,62% dan 0,25% dengan harapan memiliki

evaluasi yang baik.

4.5 Evaluasi Fisik Sediaan Gel Semprot Ekstrak Daun Mangkokan dan Daun

Waru

4.5.1 Pemeriksaan Organoleptik

Pemeriksaan organoleptik dilakukan dengan mengamati tampilan fisik dari

sediaan, meliputi bentuk, warna, dan bau pada hari ke 0, 7, 14, dan 21, pada suhu

ruang (Departemen Kesehatan RI, 1995)

Tabel 4. 17 Pemeriksaan Organoleptik Sediaan Gel Semprot Ekstrak

Daun Mangkokan dan Daun Waru

Hari Parameter Organoleptis

Bentuk Warna Aroma

0 Gel cair Kuning bening kecoklatan Mentol dan ekstrak

7 Gel cair Kuning bening kecoklatan Mentol dan ekstrak

14 Gel cair Kuning bening kecoklatan Mentol dan ekstrak

21 Gel cair Kuning bening kecoklatan Mentol dan ekstrak

Hasil pemeriksaan organoleptik menunjukkan pada ketiga formula

menghasilkan sediaan yang berwarna bening dan berbau menthol. Pada F1 terlihat

sediaan berupa gel kental, pada F2 sediaan berupa gel agak kental, dan pada F3

terlihat sediaan gel kurang kental. Pada suhu ruang (27-28oC), didapat sediaan yang

stabil karena tidak mengalami perubahan bau, warna, bentuk, dan pertumbuhan

jamur, baik dari hari ke-0, 7, 14, dan 21.

Pada hasil pemeriksaan organoleptik sediaan tidak terdapat perubahan

selama pengujian 21 hari, baik pada bentuk, warna, dan bau dari sediaan. Sehingga

Page 54: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

37

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

dapat disimpulkan bahwa sediaan sudah stabil pada suhu ruang (27-28oC). Hasil

organoleptik dari sediaan dengan ekstrak memiliki hasil yang sama dengan basis

yang tidak diberikan ekstrak, keduanya tidak memiliki perubahan selama 21 hari.

4.5.2 Pemeriksaan Homogenitas

Pemeriksaan homogenitas dilakukan dengan mengoleskan sediaan pada

preparat kaca, lalu diratakan dengan menemplekan preparat kaca yang lain

kemudian diamati, pengamatan dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya

partikel yang belum tercampur secara homogen. Pemeriksaan homogenitas

dilakukan pada hari ke 0, 7, 14, dan 21 (Departemen Kesehatan RI, 1995).

Tabel 4. 18 Pemeriksaan Homogenitas Sediaan Gel Semprot Ekstrak

Daun Mangkokan dan Daun Waru

Hari Homogenitas

0 Homogen, tidak terdapat partikel kasar

7 Homogen, tidak terdapat partikel kasar

14 Homogen, tidak terdapat partikel kasar

21 Homogen, tidak terdapat partikel kasar

Pemeriksaan homogenitas dilakukan dengan melihat fisik sediaan pada

suhu ruang. Sediaan dianggap homogen apabila tidak terdapat gel yang masih

menggumpal dalam sediaan atau terdapat butiran kasar (Departemen Kesehatan RI,

1985). Pengamatan dilakukan pada hari ke-0, 7, 14, dan 21. Sediaan yang dihasilkan

tidak terlihat adanya butiran partikel kasar atau gel yang masih menggumpal,

sehingga ketiga formula sudah homogen.

Pemeriksaan homogenitas dilakukan dengan pengamatan selasa 21 hari

pada kaca preparat. Pada pemeriksaan ini, hasil yang didapatkan sediaan dengan

ekstrak memiliki hasil yang sama dengan sediaan tanpa basis, dimana sediaan tidak

terdapat butiran partikel kasar ataupun gel yang masih menggumpal. Hal ini

menunjukkan penambahan ekstrak tidak mempengaruhi homogenitas dari sediaan.

4.5.3 Pemeriksaan Viskositas

Sediaan disiapkan dalam beaker glass 100ml, kemudian dilakukan

pemilihan spindle yang sesuai dengan formulanya, lalu diatur kecepatannya dengan

30rpm dan dimasukkaan pada sediaan hingga menunjukkan nilai viskositas sediaan.

Nilai viskositas (cPs) yang ditunjukkan pada alat viscometer Haake merupakan

nilai viskositas sediaan (Septiani et al., 2012). Pengukuran ini dilakukan pada hari

Page 55: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

38

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

ke 0, 7, 14, dan 21 (Departemen Kesehatan RI, 1995). Sediaan harus masuk range

500 – 5000 cPs (Kamishita et al., 1992).

Tabel 4. 19 Pemeriksaan Viskositas Sediaan Gel Semprot Ekstrak

Daun Mangkokan dan Daun Waru

Hari Viskositas (cPs)

0 753

7 716

14 703

21 693

Viskositas merupakan suatu pernyataan ketahanan dari suatu cairan untuk

mengalir, semakin tinggi viskositas maka semakin besar tahanannya dan sebaliknya

(Sinko, 2006). Dalam hal ini, pemeriksaan viskositas pada sediaan gel semprot

bertujuan untuk mengetahui mudah tidaknya sediaan gel semprot tersebut dapat

dihantarkan melalui aplikator semprot (Akhsani, 2017). Viskositas dilakukan

pengujian selama 21 hari dengan viskometer dengan spindle nomor R3.

Pada hasil viskositas yang dihasilkan, sediaan memiliki nilai yang lebih

kecil dibandingkan basis, viskositas gel semprot ekstrak daun mangkokan dan daun

waru lebih rendah dari viskositas basis gel F3 basis, hal tersebut dapat dikarenakan

adanya penambahan ekstrak yang bersifat asam ke dalam sediaan, sehingga sediaan

menjadi lebih cair (Khaerunnisa, Priani, & Lestari, 2015). Sediaan gel yang

dihasilkan masih masuk kedalam rentang viskositas gel semprot sehingga masih

dapat diterima (500-5000 cPs).

4.5.4 Pemeriksaan pH

Sediaan diukur pH dengan menggunakan pH meter yang sudah dikalibrasi

dan dilakukan pengukuran pada hari ke 0, 7, 14, dan 21 (Departemen Kesehatan

RI, 1995) pH dari sediaan harus berkisar 4,5-6,5.

Tabel 4. 20 Pemeriksaan pH Sediaan Gel Semprot Ekstrak Daun Mangkokan dan Daun Waru

Hari pH

0 5,55

7 5,52

14 5,50

21 5,47

Pengukuran pH dilakukan untuk melihat nilai pH dalam suatu sediaan, pada

penelitian ini, sediaan yang dihasilkan harus disesuaikan dengan pH kulit rambut,

yaitu 4,5 - 6,5. Pemeriksaan pH gel semprot selama penyimpanan dilakukan untuk

Page 56: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

39

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

mengetahui pH sediaan gel tersebut apakah sesuai dengan pH kulit atau tidak

(Mumtihanah, 2015). Pengukuran pH dilakukan dengan pH meter yang sudah

dikalibarasi dan dilihat pengamatan pada hari ke-0, 7, 14, dan 21. Pada pH sediaan

dengan ekstrak, nilai pH sediaan masih masuk rentang pH rambut. Pada

pengamatan di hari selanjutnya, penelitian ini, sediaan mengalami penurunan pH

setiap minggunya. Penurunan pH sediaan dapat dikarenakan beberapa factor seperti

suhu dan penyimpanan yang kurang baik, tetapi penurunan nilai ini masih diterima

karena tidak berbeda jauh dari nilai awal (Akhsani, 2017). pH sediaan yang

dihasilkan lebih rendah dibandingkan sediaan tanpa ekstrak, hal ini dikarenakan

penambahan ekstrak yang bersifat asam sehingga nilai pH memiliki nilai yang lebih

rendah dibandingkan sediaan tanpa ekstrak.

4.5.5 Pemeriksaan Pola Penyemprotan

Pola penyemprotan dilakukan dengan menyemprotkan sediaan dari jarak-

jarak tertentu, uji ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan sediaan gel semprot

yang dibuat apakah dapat disemprotkan dari aplikator atau tidak. Pola

penyemprotan juga bertujuan untuk mengevaluasi kualitas dari aplikator semprot

yang dihasilkan (Yuwana, 2014). Sediaan dilihat pola yang terbentuk dan diameter

dari semprotan.

Tabel 4. 21 Pemeriksaan Pola Penyemprotan Sediaan Gel Semprot

Ekstrak Daun Mangkokan dan Daun Waru

Jarak Penyemprotan (cm) 3 5 10 15

Diameter Pola Penyemprotan (cm) 3,58 5,50 8,08 8,40

Semakin besar jarak penyemprotan, diameter pola penyemprotan yang

dihasilkan semakin besar dan pola penyemprotan yang dihasilkan menyebar.

Sediaan gel semprot yang baik adalah sediaan yang dapat disemprotkan keluar dari

aplikator dengan tekanan yang kecil dan membentuk pola penyemprotan yang

menyebar. Pola penyemprotan yang dihasilkan dipengaruhi oleh jarak

penyemprotan dan viskositas dari sediaan (Suyudi, 2014). Semakin tinggi

viskositas, maka tekanan yang dibutuhkan untuk menyemprotkan gel dari alat

semprot akan meningkat sehingga sulit untuk disemprotkan (Kamishita et al.,

1992).

Page 57: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

40

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

4.5.6 Pemeriksaan Bobot per Semprot

Pada pemeriksaan hasil bobot penghantaran sediaan, dilakukan untuk

mengetahui besarnya bobot yang keluar dari sediaan pada setiap penyemprotan

ketiga sediaan. Pengujian ini dilakukkan untuk menunjukkan efektivitas dari

aplikator dalam menghantarkan sediaan setiap penyemprotan (Rajab, 2013).

Tabel 4. 22 Pemeriksaan Bobot Per Semprot Sediaan Gel Semprot Ekstrak

Daun Mangkokan dan Ekstrak Daun Waru

Bobot per semprot Ekstrak

Formula Spray Ke- Rata-Rata

1 2 3

1 0,144 g 0,150 g 0,143 g 0,145 g

Pada pemeriksaan hasil bobot per semprot dengan ekstrak, didapatkan hasil

rata rata 0,145 gram setelah dilakukan replikasi sebanyak tiga kali. Hasil ini lebih

besar dibandingkan sediaan dengan basis saja dengan rata-rata 0,136 gram. Hal ini

kemungkinan dikarenakan viskositas sediaan dengan ekstrak lebih kecil

dibandingkan sediaan tanpa ekstrak. Sediaan dengan viskositas lebih kecil lebih

mudah keluar dari aplikator gel semprot. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

besarnya bobot yang keluar dari sediaan pada setiap penyemprotan.

4.5.7 Pemeriksaan Daya Sebar Lekat

Sediaan disempratkan sebanyak satu kali ke kulit bagian lengan atas dari

jarak 3 cm, kemudian setelah disemprot dihitung selama 10 detik untuk melihat

apakah sediaan menempel atau tetesan dari hasil semprotan menetes ke bawah

(Suyudi, 2014). Apabila gel menetes dalam rentang waktu 10 detik setelah

penyemprotan maka dikatakan menetes (drip) dan apabila gel tidak menetes selama

rentang waktu 10 detik setelah penyemprotan, maka dikatakan menempel (stick)

(Kamishita et al., 1992).

Pada pemeriksaaan uji daya sebar lekat, sediaan disemprot ke bagian

permukaan kulit. Pada gel semprot, sediaan yang baik adalah ketika sediaan dapat

melekat di permukaan kulit dan tidak menetes kebawah setelah disemprotkan

(Suyudi, 2014). Uji daya lekat dilakukan dengan penyemprotan dari jarak 3 cm ke

kulit lengan bagian atas, kemudian dihitung selama 10 detik untuk memastikan

sediaan melekat dengan baik atau tidak. Berdasarkan hasil pengamatan, sediaan

menetes kebawah kurang 10 detik, sehingga sediaan dengan ekstrak memiliki daya

Page 58: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

41

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

lekat yang tidak baik. Daya sebar gel semprot yang baik menyebabkan absorbsi di

area kulit berlangsung cepat (Nisak, 2016).

4.5.8 Pemeriksaan Sentrifugasi

Kemudian dilakukan uji sentrifugasi, uji sentirfugasi dilakukan untuk

mengetahui adanya pemisahan fase pada sediaan yang dihasilkan (Akhsani, 2017).

Gaya kecepatan sentrifugasi sebesar 5000 rpm dalam 30 menit setara dengan

penyimpanan sediaan dengan pemberian gaya gravitasi selama satu tahun

(Djajasastra, 2004).

Hasil dari pengujian sentrifugasi menunjukkan tidak ada sediaan gel

semprot yang terpisah. Sehingga dapat disimpulkan sediaan gel semprot stabil dan

tidak terjadi sineresis. Sineresis adalah peristiwa keluarnya air atau cairan dari

dalam sediaan apabila tidak terikat kuat oleh komponen bahan yang ada

(Januwardani, 2011).

4.5.9 Cycling test

Cycling test merupakan uji yang dilakukan untuk mengecek stabilitas fisik

sediaan pada suhu panas dan dingin, cycling test merupakan simulasi terjadinya

perubahan suhu setiap tahun pada suatu sediaan (Maulana, 2011). Pengujian

dilakukan sebelum dilakukan cycling test dan sesudah cycling test. Pada cycling test

dilakukan evaluasi organoleptik, homogenitas, pH, dan viskositas.

Tabel 4. 22 Pemeriksaan Cycling test Sediaan Gel Semprot Ekstrak

Daun Mangkokan dan Daun Waru

Evaluasi Gel Semprot Hasil Evaluasi

Sebelum Cycling test Setelah Cycling test

Organoleptis Gel cair, kuning bening

kecoklatan, dan

beraroma mentol dan

ekstrak

Gel cair, kuning bening

kecoklatan, dan

beraroma mentol dan

ekstrak

Homogenitas Homogen, tidak ada

partikel kasar

Homogen, tidak ada

partikel kasar

Viskositas (cPs) 723 710

pH 5,53 5,46

Berdasarkan hasil evaluasi organoleptis dan homogenitas, sediaan tidak

mengalami perubahan setelah dilakukan pengujian cycling test. Hal ini

menunjukkan sediaan telah homogen dan terdispersi secara menyeluruh serta stabil

secara organoleptik. Sementara, pada uji pH dan viskositas, sediaan masih masuk

Page 59: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

42

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

pada range pH dan viskositas meskipun mengalami penurunan nilai. Sediaan yang

turun viskositasnya dapat dikarenakan jarak antar partikel yang semakin membesar

dikarenakan suhu yang tinggi. Selain itu, hal ini juga bisa disebabkan oleh HPMC

yang dapat menurun viskositasnya apabila berada pada suhu 50-90oC (Rowe,

2009). Nilai pH yang turun dapat diakibatkan TEA yang tidak mampu menutupi

sifat asam dari karbopol, sehingga sediaan mengalami penurunan nilai.

Page 60: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

43 UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Ekstrak daun mangkokan dan ekstrak daun waru dapat diformulasikan

menjadi sediaan gel semprot dengan konsentrasi 0,62% untuk ekstrak daun

mangkokan dan 0,25% untuk ekstrak daun waru.

2. Gel semprot ekstrak daun mangkokan dan daun waru dengan konsentrasi

0,62% dan 0,25% menghasilkan sediaan yang stabil secara fisik, baik

dengan pengujian 21 hari maupun cycling test

3. Penggunaan karbopol dan HPMC sebagai gelling agent pada formula F3

F3 (0,2% : 0,2%) dapat menghasilkan sediaan gel semprot ekstrak daun

mangkokan dan daun waru yang baik.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan uji coba penambahan ekstrak dengan basis Formula 1 dan

Formula 2

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap stabilitas kimia sediaan

3. Perlu dilakukan uji aktivitas sediaan

4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jenis sediaan lainnya

5. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap varian konsentrasi dan

jenis gelling agent yang dapat digunakan untuk gel semprot yang lebih

baik

Page 61: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

44 UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, G. (2007). Teknologi Bahan Alam. Bandung: ITB Press.

Akhsani, L. (2017). Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik-Kimia Sediaan Spray Gel

Etil P-Metoksisinamat dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga Linn) dan

Menthol. Skripsi: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Akib, N. I., Armin, N. A., Malaka, M. H., & Baka, W. K. (2016). Development and

Evaluation of Waru ( Hibiscus tiliaceus Linn .) Leaf and Avocado ( Persea

americana Mill .) Fruit Extracts for Hair Growth. International Journal of

Chemical, Environmental & Biological Sciences (IJCEBS), 4(2), 138–142.

Angendari, M. D. (2012). Rambut Indah dan Cantik dengan Kosmetika

Tradiosional. JPTK UNDIKSHA, 9(1), 25–36.

Armando, R. . (2009). Memproduksi 15 Minyak Atsiri Berkualitas. Jakarta: Penerbit

Penebar Swadaya.

Budiman, M. H. (2008). Uji Stabilitas Fisik dan Aktivitas Antioksidan Sediaan

Krim yang Mengandung Ekstrak Tomat Kering (Solanum lycopersicum L.).

Skripsi: Universitas Indonesia.

Dalimartha, S. (1999). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta: Trubus

Agriwidya.

Departemen Kesehatan RI. (1985). Formularium Kosmetik Indonesia. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI. (1989). Materia Medika Indonesia Jilid V. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan

Obat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Djajasastra, J. (2004). Cosmetic Stability. Jakarta: Universitas Indonesia.

Fitriansyah, S. N., Wirya, S., & Hermayanti, C. (2016). Formulasi dan Evaluasi

Spray Gel Fraksi Etil Asetat Pucuk Daun Teh Hijau (Camelia sinensis [L.]

Kuntze) Sebagai Antijerawat. STFI PHARMACY, 13(02), 202–216.

Gibson, M. (2001). Pharmaceutical Preformulation and Formulation. Florida:

CRC Press.

Handojo, Y. (2011). Uji Stabilitas Fisik dan Aktivitas Pertumbuhan Rambut Tikus

Putih dari Sediaan Gel Ekstrak Daun Mangkokan (Nothoponax scutellarium

Merr.). Skripsi: Universitas Indonesia.

Harborne, J. . (1987). Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan. Bandung: ITB Press.

Hariana, H. A. (2008). Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Seri II (Edisi ke-5). Jakarta:

Penebar Swadaya.

Harmanto, N. (2007). Herbal Untuk Keluarga: Jus Herbal Segar dan

Menyenangkan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Heyne, K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid III. Jakarta: Badan Penelitian

dan Pengembangan Kehutanan Departemen Kehutanan.

Holland, T., Chaouk, H., Aswaf, B., Goodrich, S., Hunter, A., & Francis, V. (2002).

Spray Hydrogel Wound Dressing. United States Patent Application.

Islam, M. T., Ciotti, S., & Ackermann, C. (2004). Rheological Characterization of

Topical Carbomer Gels Neutralized to Different pH. Pharmaceutical

Page 62: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

45

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Research, 21(7), 1192–1199.

Jafar, G., Adiyati, I., & Kartanagara, R. F. F. (2017). Pengembangan Formula dan

Karakterisasi Nanoemulsi Ekstrak Kombinasi Daun Teh dan Mangkokan

Yang Diinkorporasikan ke dalam Spray Sebagai Penumbuh Rambut, Jurnal

Pharmascience 04(02), 155–166.

Januwardani, N. . (2011). Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera

L.) dengan Gelling agent Karbopol 934 dan Uji Efek Penyembuhan Luka

Bakar. Skripsi: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Jauregui, K., Juan Carlos, C., Ceniceros, E. P., Hernandez, J. L. M., & Ilyina.

(2009). A new Formulated Stable Papin-Pectin Aerosol Spray for Skin Wound

Healing. Biotechnology and Bioprocess Engineering, 14, 450–456.

Kamishita, T., Miyazaki, T., & Okuno, Y. (1992). Spray gel Base and Spray gel

Preparation. United States Patent, (19).

Khaerunnisa, R., Priani, S., & Lestari, F. (2015). Formulasi dan Uji Efektivitas

Sediaan Gel Antiseptik Tangan Mengandung Ekstrak Etanol Daun Mangga

Arumanis. Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan Dan

Farmasi), 553(561).

Mardikasari, S. A., Jufri, M., & Djajadisastra, J. (2016). Formulasi dan Uji

Penetrasi In-Vitro Sediaan Topikal Nanoemulsi Genistein dari Tanaman

Sophora japonica ( Formulation and In-Vitro Penetration Study of Topical

Dosage Form of Nanoemulsion from Genistein of Sophora japonica Linn .)

Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 14(2), 190–198.

Marliana, S., Suryanti, V., & Suyono. (2005). Skrining Fitokimia dan Analisis

Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam (Sechium edule

Jacq . Swartz.) dalam Ekstrak Etanol. Biofarmasi, 3(1), 26–31.

Martodisiswojoll, M., & Rajakwangun, R. (1995). Tanaman Waru. Yogyakarta:

Camcer Chemoprevention Research Center.

Marzuki, A., & Fitriana. (2010). Kimia dalam Keperawatan. Makassar: Pustaka As-

Salam.

Maulana, I. D. (2011). Uji Stabilitas Fisik dan Aktivitas Antioksidan Sediaan Krim

yang Mengandung Ekstrak Umbi Wortel (Daucus carota L.). Skripsi:

Universitas Indonesia.

Mishra, B. B., & Tiwari, V. K. (2011). Natural products: An evolving role in future

drug discovery. European Journal of Medicinal Chemistry.

https://doi.org/10.1016/j.ejmech.2011.07.057

Munawaroh, S., & Handayani, P. . (2011). Ekstraksi Minyak daun Jeruk Purut

(Citrus hystrix D.C.) dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana. Jurnal

Kompetensi Teknik, 2(1).

Nafisah, M., Tukiran, Suyotno, & Hidayanti, N. (2014). Uji Skrining Fitokimia

pada Ekstrak Heksan, Kloroform, dan Metanol dari Tanaman Patikan Kebo

(Euphorbiae hirtae). Prosiding Seminar Nasional Kimia.

Nisak, K. (2016). Uji Stabilitas Fisik dan Kimia Sediaan Gel Semprot Ekstrak

Etanol Tumbuhan Paku (Nephrolepis falcata (Cav.) C. Chr). Skripsi: UIN

Syarif Hidayatullah.

Rajab, N. . (2013). Preparation and Evaluation of ketoprofen as Dermal Spray Film.

Kerbala Journal of Pharmaceutical Sciences, 6(1).

Rosada, D. S. (2016). Pengaruh Tween 80, Propilen Glikol, dan VCO dalam

Formulasi Hair Tonic Nanoemulsi Ekstrak Daun Mangkokan (Polyscias

Page 63: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

46

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

scutellaria) dan Daun Teh (Camellia sinensis). Skripsi: Universitas

Muhammadiyah Purwokerto.

Rosida, J. (2002). Uji saponin dalam lidah buaya, limbah buah mengkudu dan daun

mimba. Temu Teknis Fungsional Non-Peneliti 2002.

Rowe, R. C. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients (6th Edition).

London: Pharmaceutical Press.

Safitri, R. (2008). Penetapan Parameter Standardisasi Non Spesifik dan Spesifik

Ekstrak Etanol Daun Alpukat (Persea americana Mill. FMIPA Universitas

Indonesia. Skripsi: Universitas Indonesia.

Selawa, W., Revolta, M., Runtuwene, J., Citraningtyas, G. (2013). Kandungan

Flavonoid dan Kapasitas Antioksidan Total Ekstrak Daun Binahong [Anredera

cordifolia (Ten.) Steenis .]. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi, 2(01), 18–23.

Septiani, S., Wathoni, N., & Mita, S. . (2012). Formulasi Sediaan Masker gel

Antioksidan dari Ekstrak Etanol Biji Melinjo (Gnetum gnemon Linn.). Jurnal

Unpad 01(01).

Shafira, U., Gadri, A., & Lestari, F. (2015). Formulasi Sediaan Spray Gel Serbuk

Getah Tanaman Jarak Cina (Jatropha Multifida Linn.) dengan Variasi Jenis

Polimer Pembentuk Film dan Jenis Plasticizer 1Ulfa. Prosiding Penelitian

SPeSIA Unisba, 562–567.

Sinko, P. J. (2006). Martin Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika (Edisi ke-5).

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.

Sukhbir, K., Navneet, K., Sharma, A. K., & Kapil, K. (2013). Development of

modified transdermal spray formulation of psoralen extract. Der Pharmacia

Lettre, 5(2), 85–94.

Suyudi, S. D. (2014). Formulasi Gel Semprot Menggunakan Kombinasi Karbopol

940 Dan Hidroksipropil Metilselulosa (HPMC) Sebagai Pembentuk Gel.

Skripsi: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Syamsuhidayat, S. ., & Hutapea, J. (1991). Inventaris Tanaman Obat Indonesia.

Jakarta: Departemen Kesehatan RI dan Kesejahteraan Sosial.

Vadas, E. . (2010). Stability of Pharmaceutical Products. The Science and Practice

of Pharmacy, 1, 988–989.

Widyaningrum, N., Fudholi, A., Sudarsono, & Setyowati, E. (2015). Aktivitas

Antibakteri Formula Optimum Krim Antiacne Fraksi Etil Asetat Ekstrak Daun

Teh Hijau (Camelia sinensis L). Prosiding Seminat Nasional Peluang Herbal

Sebagai Alternatif Medicine, 80, 141–146.

Yuwana, N. A. J. (2014). Desain dan Konstruksi Grid patternator untuk Pengujian

Kinerja Penyemprotan Sprayer. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Zainab, S. N., & Anisaningrum. (2016). Penetapan Parameter Standardisasi Non

Spesifik dan Spesifik Ekstrak Daun Pacar Kuku (Lawsonia inermis L.). Media

Farmasi, 13(2), 212–226.

Page 64: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

47 UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

LAMPIRAN

Lampiran 1 Alur Kerja Penelitian

Determinasi

Penyiapan Simplisia

Pembuatan Ekstrak

Penentuan Parameter Standarisasi Ekstrak

Skrining Fitokimia

Optimasi Basis Gel Semprot

Evaluasi Stabilitas Fisik Basis Gel Semprot

Pembuatan Gel Semprot dengan penambahan Ekstrak

Evaluasi Stabilitas Fisik Basis Gel Semprot dengan Ekstrak

Page 65: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

48

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 2 Sertifikat Analisis Karbopol

Page 66: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

49

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 3 Sertifikat Analisis HPMC

Page 67: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

50

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 4 Determinasi Daun Mangkokan

Page 68: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

51

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 5 Determinasi Daun Waru

Page 69: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

52

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 6 Perhitungan Rendemen Ekstrak Daun Mangkokan dan Ekstrak Daun

Waru

1. % Rendemen Ekstrak Daun Mangkokan = 34,102 gram

280 gramx 100%

% Rendemen Ekstrak Daun Mangkokan = 12,179%

2. % Rendemen Ekstrak Daun Waru = 42,871gram

155 gram x 100%

% Rendemen Ekstrak Daun Waru = 27,65%

% Rendemen Ekstrak = Bobot Total Ekstrak

Bobot Total Simplisiax 100%

Page 70: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

53

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 7 Perhitungan Kadar Air Ekstrak Daun Mangkokan dan Ekstrak Daun

Waru

1. % Kadar Air Ekstrak Daun Mangkokan =

(52,7964−51,7958) gram − (50,7028−51,7958)gram

(52,7964−51,7958)gram x 100%

% Kadar Air Ekstrak Daun Mangkokan = 1,0006 𝑔𝑟𝑎𝑚−0,907 𝑔𝑟𝑎𝑚

1,0006 𝑔𝑟𝑎𝑚𝑥 100%

% Kadar Air Ekstrak Daun Mangkokan = 0,0938 𝑔𝑟𝑎𝑚

1,0006 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 100% = 9,354%

2. % Kadar Air Ekstrak Daun Waru =

(46,5186−41,4470) 𝑔𝑟𝑎𝑚 − (46,0686−41,4470)𝑔𝑟𝑎𝑚

(46,5186−41,4470) 𝑔𝑟𝑎𝑚𝑥 100%

% Kadar Air Ekstrak Daun Waru = 5,0716 𝑔𝑟𝑎𝑚−4,6216 𝑔𝑟𝑎𝑚

5,0716 𝑔𝑟𝑎𝑚𝑥 100%

% Kadar Air Ekstrak Daun Waru= 0,45 𝑔𝑟𝑎𝑚

5,0716 𝑔𝑟𝑎𝑚𝑥 100% = 8,873%

Keterangan :

Cb = Cawan kosong + ekstrak sebelum di oven (gram)

Co = Cawan kosong (gram)

Ck = Cawan + ekstrak setelah di oven (gram)

% Kadar Air = (Cb−Co)−(Ck−Co)

Cb−Cox 100%

Page 71: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

54

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 8 Perhitungan Kadar Abu Ekstrak Daun Mangkokan dan Ekstrak Daun

Waru

1. % Kadar Abu Ekstrak Daun Mangkokan = 40,5235 𝑔𝑟𝑎𝑚−40,4714 𝑔𝑟𝑎𝑚

41,4808 𝑔𝑟𝑎𝑚−40,4714 𝑔𝑟𝑎𝑚𝑥 100%

% Kadar Abu Ekstrak Daun Mangkokan = 0,0477 𝑔𝑟𝑎𝑚

1,0094 𝑔𝑟𝑎𝑚𝑥 100% = 4,726%

2. % Kadar Abu Ekstrak Daun Waru = 42,4922 𝑔𝑟𝑎𝑚−42,4350 𝑔𝑟𝑎𝑚

43,5250 𝑔𝑟𝑎𝑚−42,4350 𝑔𝑟𝑎𝑚𝑥 100%

% Kadar Abu Ekstrak Daun Waru = 0,0572 𝑔𝑟𝑎𝑚

1,09 𝑔𝑟𝑎𝑚𝑥 100% = 5,247%

Keterangan :

Cb = Krus kosong + ekstrak sebelum di tanur (gram)

Co = Krus kosong (gram)

Ck = Krus + ekstrak setelah di tanur (gram)

% Kadar Abu = 𝐶𝑘−𝐶𝑜

Cb−Cox 100%

Page 72: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

55

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 9 Skrining Fitokimia Ekstrak Daun Mangkokan dan Ekstrak Daun

Waru

Skrining

Fitokimia Ekstrak Daun Mangkokan Ekstrak Daun Waru

Alkaloid

Tidak terbentuk endapan merah

bata dengan reagen Dragendroff

dan endapan putih dengan

reagen Mayer

Terbentuk endapan merah bata

dengan reagen Dragendroff dan

endapan putih dengan reagen

Mayer

Flavonoid

Filtrat berubah warna menjadi

kuning kecoklatan

Filtrat berubah warna menjadi

kuning kecoklatan

Page 73: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

56

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Saponin

Tidak terbentuk busa

Terbentuk busa yang stabil

Fenolik

Berubah warna menjadi hijau

kecoklatan

Berubah warna menjadi hijau

kecoklatan

Terpenoid

Terbentuk cincin berwarna

coklat

Tidak terbentuk cincin

Page 74: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

57

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 10 Hasil Uji Viskositas Optimasi Basis Sediaan dan Sediaan dengan

Ekstrak Daun Mangkokan dan Daun Waru

Viskositas Basis Sediaan Gel Semprot

Formula Hari ke- Cycling test

0 7 14 21 Sebelum Sesudah

F1

6400 6080 5930 5900 6380 6180

6340 6120 5950 5870 6400 6110

6360 6060 5920 5860 6300 6060

Rata-rata 6366 6086 5970 5876 6360 6116

F2

1620 1600 1510 1440 1640 1500

1650 1560 1470 1440 1610 1490

1590 1590 1490 1400 1690 1470

Rata-rata 1620 1583 1490 1426 1646 1486

F3

1440 1330 1220 1190 1440 1200

1470 1310 1240 1170 1460 1190

1490 1320 1240 1180 1420 1220

Rata-rata 1466 1320 1266 1180 1433 1203

Viskositas Sediaan Gel Semprot Ekstrak Daun Mangkokan dan

Daun Waru

Cycling test

Formula Hari ke- Sebelum Sesudah

0 7 14 21

FE

750 730 720 710 750 720

750 720 710 690 730 720

760 700 680 680 690 690

Rata-Rata 753 716 703 693 723 710

Keterangan:

F1: (Karbopol sebanyak 0,4% dan HPMC sebanyak 0,4 %)

F2: (Karbopol sebanyak 0,3% dan HPMC sebanyak 0,3 %)

F3: (Karbopol sebanyak 0,2% dan HPMC sebanyak 0,2 %)

FE: (Formula dengan ekstrak daun mangkokan sebanyak 0,62% dan ekstrak daun

waru sebanyak 0,25%

Page 75: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

58

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 11 Hasil Uji pH Optimasi Basis Sediaan dan Sediaan dengan Ekstrak

Daun Mangkokan dan Daun Waru

pH Basis

Formula Hari ke- Cycling Test

0 7 14 21 Sebelum Sesudah

F1

6,35 6,34 6,30 6,3 6,32 6,28

6,35 6,33 6,31 6,28 6,31 6,29

6,36 6.35 6,30 6,28 6,31 6,28

Rata-rata 6,35 6,34 6,30 6,29 6,31 6,28

F2

6,46 6,44 6,40 6,31 6,40 6,34

6,45 6,43 6.41 6,34 6,37 6,34

6,45 6,43 6,39 6,34 6,38 6,32

Rata-rata 6,45 6,43 6,40 6,4 6,38 6,33

F3

6,36 6,33 6,33 6,30 6,32 6,30

6,35 6,34 6,34 6,32 6,32 6,30

6,35 6,32 6,34 6,31 6,31 6,31

Rata-rata 6,35 6,33 6,34 6,31 6,32 6,30

pH Sediaan Gel Semprot Ekstrak Daun Mangkokan dan Daun

Waru

Cycling test

Formula Hari ke- Sebelum Sesudah

0 7 14 21

FE

5,58 5,51 5,50 5,48 5,56 5,46

5,57 5,54 5.53 5,46 5,53 5,45

5,51 5,51 5,48 5,48 5,5 5,48

Rata-Rata 5,50 5,52 5,5 5,47 5,53 5,46

Keterangan:

F1: (Karbopol sebanyak 0,4% dan HPMC sebanyak 0,4 %)

F2: (Karbopol sebanyak 0,3% dan HPMC sebanyak 0,3 %)

F3: (Karbopol sebanyak 0,2% dan HPMC sebanyak 0,2 %)

FE: (Formula dengan ekstrak daun mangkokan sebanyak 0,62% dan ekstrak daun

waru sebanyak 0,25%

Page 76: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

59

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 12 Hasil Uji Pola Penyemprotan Optimasi Basis Sediaan dan Sediaan

dengan Ekstrak Daun Mangkokan dan Daun Waru

Pola Penyemprotan Basis Sediaan Gel Semprot

Formula

Jarak Penyemprotan (cm)

3 5 10 15

F1

1,05 2,25 2,25 2,45

1,00 1,85 2,00 2,95

0,70 1,40 1,75 3,20

Rata-rata 0,91 1,83 2 2,87

F2

1,55 1,65 2,10 2,10

1,45 1,85 2,65 3,30

1,50 1,75 2,35 2,00

Rata-rata 1,50 1,75 2,37 2,47

F3

1,85 1,95 4,15 4,90

1,55 2,80 4,00 5,00

1,70 2,45 3,75 4,90

Rata-Rata 1,70 2,40 3,97 4,93

Pola Penyemprotan Sediaan Gel Semprot Ekstrak

Daun Mangkokan dan Daun Waru

Formula

Jarak Penyemprotan (cm)

3 5 10 15

FE

3,45 4,70 7,40 8,30

3,55 5,05 8,10 8,45

3,75 6,75 8,75 8,45

Rata-Rata 3,58 5,50 8,08 8,40

Keterangan:

F1: (Karbopol sebanyak 0,4% dan HPMC sebanyak 0,4 %)

F2: (Karbopol sebanyak 0,3% dan HPMC sebanyak 0,3 %)

F3: (Karbopol sebanyak 0,2% dan HPMC sebanyak 0,2 %)

FE: (Formula dengan ekstrak daun mangkokan sebanyak 0,62% dan ekstrak daun

waru sebanyak 0,25%

Page 77: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

60

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 13 Pola Penyemprotan Optimasi Basis Formula 1 (Karbopol 0,4% :

HPMC 0,4%)

Jarak 3 cm

Jarak 5 cm

Jarak 10 cm

Jarak 15 cm

Page 78: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

61

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 14 Pola Penyemprotan Basis Formula 2 (Karbopol 0,3% : HPMC

0,3%)

Jarak 3 cm

Jarak 5 cm

Jarak 10 cm

Jarak 15 cm

Page 79: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

62

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 15 Pola Penyemprotan Basis Formula 3 (Karbopol 0,2% : HPMC

0,2%)

Jarak 3 Cm

Jarak 5 cm

Jarak 10 cm

Jarak 15 cm

Page 80: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

63

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 16 Pola Penyemprotan Sediaan Gel Semprot dengan Ekstrak Daun

Mangkokan dan Daun Waru

Jarak 3 cm

Jarak 5 cm

Jarak 10 cm

Jarak 15 cm

Page 81: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

64

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 17 Hasil Uji Bobot per semprot Optimasi Basis Sediaan

Bobot per semprot Basis Sediaan Gel Semprot

Formula Spray Ke- Rata-Rata

1 2 3

1 0,098 g 0,105 g 0,902 g 0,098 g

2 0,091 g 0,090 g 0,088 g 0,089 g

3 0,137 g 0,136 g 0,136 g 0,136 g

Keterangan:

F1: (Karbopol sebanyak 0,4% dan HPMC sebanyak 0,4 %)

F2: (Karbopol sebanyak 0,3% dan HPMC sebanyak 0,3 %)

F3: (Karbopol sebanyak 0,2% dan HPMC sebanyak 0,2 %)

Page 82: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

65

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 18 Pengamatan Organoleptik Optimasi Basis

Pengamatan Organoleptik Basis Sediaan Gel Semprot

Hari Ke-0 Basis F1,F2,F3 Hari Ke-7 Basis F1,F2,F3

Hari Ke-14 Basis F1,F2,F3 Hari Ke-21 Basis F1,F2,F3

Cycling test Awal F1,F2,F3 Cycling test Akhir F1,F2,F3

Keterangan:

F1: (Karbopol sebanyak 0,4% dan HPMC sebanyak 0,4 %)

F2: (Karbopol sebanyak 0,3% dan HPMC sebanyak 0,3 %)

F3: (Karbopol sebanyak 0,2% dan HPMC sebanyak 0,2 %)

Page 83: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

66

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 19 Pengamatan Homogenitas Optimasi Basis Sediaan Gel Semprot

Pengamatan Homogenitas Basis Sediaan Gel Semprot

Hari ke 0 Basis F1,F2,F3 Hari ke 7 Basis F1,F2,F3

Hari ke 14 Basis F1,F2,F3 Hari ke 21 Basis F1,F2,F3

Cycling test Awal F1,F2,F3 Cycling test Akhir F1,F2,F3

Keterangan:

F1: (Karbopol sebanyak 0,4% dan HPMC sebanyak 0,4 %)

F2: (Karbopol sebanyak 0,3% dan HPMC sebanyak 0,3 %)

F3: (Karbopol sebanyak 0,2% dan HPMC sebanyak 0,2 %)

Page 84: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

67

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 20 Pengamatan Orgnalopetis Sediaan Gel Semprot Ekstrak Daun

Mangkokan dan Ekstrak Daun Waru

Pengamatan Orgnalopetis Sediaan Gel Semprot Ekstrak Daun Mangkokan dan

Ekstrak Daun Waru

Hari Ke-0 Ekstrak Sediaan Hari Ke-7 Ekstrak Sediaan

Hari Ke-14 Ekstrak Sediaan Hari Ke-21 Ekstrak Sediaan

Cycling Awal Sediaan dengan ekstrak Cycling Akhir Sediaan dengan ekstrak

Page 85: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

68

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 21 Pengamatan Homogenitas Sediaan Gel Semprot dengan Ekstrak

Daun Mangkokan dan Ekstrak Daun Waru

Pengamatan Homogenitas Sediaan Gel Semprot dengan Ekstrak Daun

Mangkokan dan Ekstrak Daun Waru

Hari ke 0 Ekstrak Hari ke 7 Ekstrak

Hari ke 14 Ekstrak Hari ke 21 Ekstrak

Cycling Awal Sediaan dengan ekstrak Cycling Akhir Sediaan dengan ekstrak

Page 86: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SEMPROT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49534/1/Muham… · formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel semprot

69

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 22 Hasil Uji Sentrifugasi Basis Sediaan Gel Semprot dan Sediaan Gel

Semprot Ekstrak Daun Mangkokan dan Daun Waru

Sebelum Uji Sentrifugasi F1,F2,F3 Sebelum Uji Sentrifugasi F1,F2,F3

Sebelum Uji Sentrifugasi FE Sebelum Uji Sentrifugasi FE

Keterangan:

F1: (Karbopol sebanyak 0,4% dan HPMC sebanyak 0,4 %)

F2: (Karbopol sebanyak 0,3% dan HPMC sebanyak 0,3 %)

F3: (Karbopol sebanyak 0,2% dan HPMC sebanyak 0,2 %)

FE: (Formula dengan ekstrak daun mangkokan sebanyak 0,62% dan ekstrak daun

waru sebanyak 0,25%