Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

62
FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN TABLET KALSIUM LAKTAT PRAKTIKUM TA. OBAT DAN NARKOBA OLEH : Dili Bagus S.P 07.004 Retno Citrasari 07.020 Aulia Rizki P. 08.003 Defrina Julianti 08.004 Halimatus Tsa’diyah 08.008 Raditya Putra I.R 08.024 Rizka Dwi Y. 08.025 Tri Endah Y. 08.030 Valensia Arwindo R 08.032 Vivta Nindy W 08.033 AKADEMI ANALISA FARMASI DAN MAKANAN 1

Transcript of Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

Page 1: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN TABLET

KALSIUM LAKTAT

PRAKTIKUM TA. OBAT DAN NARKOBA

OLEH :

Dili Bagus S.P 07.004

Retno Citrasari 07.020

Aulia Rizki P. 08.003

Defrina Julianti 08.004

Halimatus Tsa’diyah 08.008

Raditya Putra I.R 08.024

Rizka Dwi Y. 08.025

Tri Endah Y. 08.030

Valensia Arwindo R 08.032

Vivta Nindy W 08.033

AKADEMI ANALISA FARMASI DAN MAKANAN

PUTRA INDONESIA MALANG

NOVEMBER 2010

1

Page 2: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

BAB II

1.1 PENGERTIAN TABLET

TABLET (MENURUT FI III)

Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung

pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat

atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi

sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain

yang cocok.

TABLET (MENURUT FI IV)

Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.

Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.

Tablet merupakan bentuk sediaan farmasi yang paling banyak tantangannya didalam

mendesain dan membuatnya. Misalnya kesukaran untuk memperoleh bioavailabilitas penuh

dan dapat dipercaya dari obat yang sukar dibasahi dan melarutkannya lambat, begitu juga

kesukaran untuk mendapatkan kekompakan kahesi yang baik dari zat amorf atau gumpalan.

Namun demikian, walaupun obat tersebut baik kempanya, melarutnya, dan tidak

mempunyai masalah bioavailabilitas, mendesain dan memproduksi obat itu masih penuh

tantangan, sebab masih banyak tujuan bersaing dari bentuk sediaan ini.

TABLET MENURUT IMO

Tablet adalah sediaan padat ,dibuat secara kempa cetak,berbentuk rata atau

cembungrangkap,umumnya bulat,mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa

bahan tambahan.

1.2. Ukuran Tablet

Menurut R. Voigt

- garis tengah pada umumnya 15-17 mm

- bobot tablet pada umunya 0,1 g-1g

Menurut Lachman

- tablet oral biasanya berukuran 3/16-1/2 inci

2

Page 3: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

- berat tablet berkisar antara 120-700 mg ≥ 800 mg

- diameternya 1/4-7/6 inci

Menurut Dom Martin

- 1/8-1 1/5 inci

Menurut FI III

- kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang

dari 1 1/3 kali tebal tablet

1.3 Kriteria Tablet

Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan

harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil

keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik atau mekanik

keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan

harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan

bebas dari kerusakan fisik

stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan

zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu

tablet memenuhi persyaratan Farmakope yang berlaku

1.4 Kegunaan Tablet

Untuk pengobatan lokal

- tablet untuk vagina, digunakan sebagai anti infeksi, anti fungi, hormon lokal

- tablet untuk mulut dan tenggorokan

Untuk pengobatan sistemik

- tablet langsung ditelan

- tablet buccal : antara gigi dan gusi

- tablet sublingual : di bawah lidah

- tablet implantasi : di bawah kulit badan

3

Page 4: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

1.5 Komposisi Tablet

a. Zat pengikat(binder)

Dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak,dapat merekat.Biasanya yang

digunakan adalah mucilago Gummi Arabici 10 -20 %(panas solutio

Mythylcellulosum 5%).

b. Zat penghancur(disinterogator)

Dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam perut.Biasanya yang digunakan

adalah amilum manihot kering,gelatinum,agar – agar, natrium alginat.

c. Zat pelicin(lubricant)

Dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan(matrys).Biasanya digunakan

talkum 5 %,Magnesium stearas,Acidum Stearicum.

d. Zat pengisi (diluent)

Dimaksudkan untuk memperbesar volume tablet.biasanya digunakan Saccharum

lactis,Amylum manihot,calcii phospas,calcii carbonas dan zat lain yang cocok.

e. Zat penyalut

Untuk maksud dan tujuan tertentu tablet disalut dengan zat penyalut yang

cocok,biasanya berwarna atau tidak.

Tablet bersalut gula (sugar coating)

Tablet ini sering disebut dragee.Menggunakan penyalut larutan gula.

Tablet bersalut kempa (press coating)

Sering disebut tablet dalam tablet.menggunakan granul halus kering yang dikempa

di sekitar tablet ini.

Tablet bersalut selaput (film coating)

Tablet ini dilapisi selaput tipis dengan zat penyalut yang dikenakan atau

disemprotkan pada tablet.

4

Page 5: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

Tablet bersalut enterik (enteric coating)

Mengunakan campuran serbuk lilin karnauba atau asam stearat dan serabut

tumbuh – tumbuhan dari agar – agar atau kulit pohon elm.

SYARAT TABLET

a. Memenuhi keseragaman ukuran

b. Memenuhi keseragaman bobot

c. Memenuhi waktu hancur

d. Memenuhi keseragaman isi zat berkhasiat

e. Memenuhi waktu larut (dissolution test)

KEUNGGULAN TABLET

a) cepat dapat dilayani di apotik, karena sudah tersedia dan tidak perlu

diracik dahulu

b) mudah disimpan (stabil) dan dibawa

c) lebih mudah menelan tablet daripada puyer (sebagian besar orang)

KERUGIAN TABLET

a) komposisi dan dosis belum tentu sesuai kebutuhan penderita

b) waktu disintegrasi dan disolusi bila tidak memenuhi syarat, maka kadar

obat plasma tidak tercapai

JENIS SEDIAAN TABLET

Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas :

1. Tablet Kempa

Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada

serbuk atau granul menggunakan pons atau cetakan baja.

2. Tablet Cetak

5

Page 6: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah

pada lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal

yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang

diberikan.

Berdasarkan tujuan penggunaan, tablet terdiri atas :

1. Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan

a. Tablet Konvensional Biasa

Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal yang

biasanya terdiri dari zat aktif sendiri atau kombinasi dengan bahan eksipien

seperti :

- pengisi (memberi bentuk) : laktosa

- pengikat (memberi adhesivitas atau kelekatan saat bertemu saluran

cerna) : amylum, gelatin, tragakan

- desintegrator (mempermudah hancurnya tablet)

b. Tablet Kempa Multi atau Kempa Ganda

Adalah tablet konvensional yang dikompresi lebih dari satu siklus kompresi

tunggal sehingga tablet akhir tersebut terdiri atas dua atau lebih lapisan.

Disebut juga sebagai tablet berlapis. Keuntungannya dapt memisahkan zat

aktif yang inkompatibel (tidak tersatukan).

c. Tablet Lepas Lambat

Tablet yang pelepasan zat aktifnya dimodifikasi sehingga tablet tersebut

melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian

disusul dengan dosis pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif atau

konsentrasi zat aktif dalam darah cukup untuk beberapa waktu tertentu

(misal tablet lepas lambat 6 jam, 12 jam, dsb).

d. Tablet Lepas Tunda (Tablet Salut Enterik)

Adalah tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan

terhadap cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus halus yang

pelepasan zat aktifnya terkendali pada waktu-waktu tertentu.

e. Tablet Salut Gula

6

Page 7: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula baik

berwarna maupun tidak. Tujuannya untuk melindungi zat aktif terhadap

lingkungan udara (O2, kelembaban), menutup rasa dan bau tidak enak,

menaikkan penampilan tablet.

f. Tablet Salut Film

Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, berwarna atau tidak dari

bahan polimer yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran

cerna. Penyalutan tidak perlu berkali-kali.

g. Tablet Effervesen

Tablet kempa jika berkontak dengan air menjadi berbuih karena

mengeluarkan CO2. Tablet ini harus dilarutkan dalam air baru diminum.

h. Tabel Kunyah

Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus dikunyah

sebelum ditelan.

2. Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Mulut

a. Tablet Bukal

Tablet kempa biasa berbentuk oval yang ditempatkan diantara gusi dan

pipi. Biasanya keras dan berisis hormon. Bekerja sistemik, tererosi atau

terdisolusi di tempat tersebut dalam waktu yang lama (secara perlahan).

b. Tablet Sublingual

Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di bawah lidah, berisi

nitrogliserin. Biasanya untuk obat penyempitan pembuluh darah ke jantung

(angina pectoris) sehingga harus cepat terlarut agar dapat segera memberi

efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput lendir di bawah lidah.

c. Tablet Hisat atau Lozenges

7

Page 8: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

Tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar rasa dan bau,

dimaksudkan untuk disolusi lambat dalam mulut untuk tujuan lokal pada

selaput lendir mulut.

d. Dental Cones (Kerucut Gigi)

Yaitu suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk ditempatkan di

dalam akar gigi yang kosong setelah pencabutan gigi. Tujuannya biasanya

untuk mencegah berkembangbiaknya bakteri di tempat yang kosong tadi

dengan menggunakan suatu senyawa anti bakteri yang dilepaskan secara

perlahan-lahan, atau untuk mengurangi pendarahan dengan melepaskan

suatu astringen atau koagulan.

3. Tablet Kempa Digunakan melalui Liang Tubuh

a. Tablet Rektal

Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara rektal

(dubur) yang tujuannya untuk kerja lokal atau sistemik.

b. Tablet Vaginal

Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam vagina

yang di dalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya

mengandung antiseptik, astringen. Digunakan untuk infeksi lokal dalam

vagina dan mungkin juga untuk pemberian steroid dalam pengobatan

sistemik.

4. Tablet Kempa untuk Implantasi

Tablet implantasi atau pelet dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet

harus steril. Dimaksudkan untuk implantasi subkutan (untuk KB, mencegah

kehamilan).

5. Tablet Cetak untuk Penggunaan Lain

a. Tablet Triturat untuk Dispensing

Adalah tablet yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk penggunaan

tertentu. Tablet kempa atau cetak berbentuk kecil umumnya silindris

digunakan untuk memberikan jumlah zat aktif terukur yang tepat untuk

8

Page 9: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

peracikan obat (FI IV). Digunakan sebagai tablet sublingual atau dilepaskan

di atas lidah dan ditelan dengan air minum.

b. Tablet Hipodermik

Tablet cetak atau kempa yang dibuat dari bahan mudah larut atau melarut

sempurna dalam air. Umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi

steril dalam ampul dengan menambahkan pelarut steril (FI IV)

c. Tablet Dispending

Tablet yang digunakan oleh apoteker dalam meracik bentuk sediaan padat

atau cair. Dimaksudkan untuk ditambahkan ke dalam air dengan volume

tertentu, oleh ahli farmasi atau konsumen, untuk mendapatkan suatu larutan

obat dengan konsentrasi tertentu.

FORMULA UMUM TABLET

Zat Aktif

Secara luas obat atau bahan aktif yang diberikan secara oral dalam bentuk tablet

dikelompokkan menjadi :

a. Zat Aktif Tidak Larut Air (Insoluble Drugs)

Zat ini cenderung digunakan untuk memberikan efek lokal pada saluran pencernaan

(seperti antasida dan adsorben). Oleh karena zat tidak larut air umumnya

dipengaruhi oleh fenomena permukaan, maka jika bekerja menggunakan zat ini,

sangatlah penting memperhatikan kemampuan redispersi bahan obat dari sediaan

menghasilkan ukuran partikel yang halus dan luas permukaan yang tinggi. Dengan

demikian efek formulasi, granulasi, dan pencetakan terhadap sifat permukaan dari

bahan dan kemampuan memperbaiki sifat bahan dalam saluran cerna dengan sifat

permukaan optimum merupakan faktor kritis.

b. Zat Aktif Larut Air (Suluble Drugs)

Zat ini cenderung digunakan untuk memberikan efek sistemik dengan terdisolusi

dan terabsorpsi pada usus. Dalam hal obat diharapkan dengan memberikan efek

sistemik, rancangan bentuk sediaan harus cepat terdisintegrasi dan terlarut.

9

Page 10: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

Kemampuan ini dapat menjadi faktor kritis atau tidak, bergantung pada kemampuan

terlarutnya di daerah saluran cerna tempat bahan tersebut diabsorpsi.

Eksipien (Bahan Pembantu)

Eksipien adalah zat yang bersifat inert secara farmakologi yang digunakan

sebagai zat pembantu dalam formulasi tablet untuk memperbaiki sifat zat aktif,

membentuk tablet dan mempermudah teknologi pembuatan tablet. Eksipien harus

memiliki kriteria sebagai berikut :

tidak toksik (memenuhi persyaratan peraturan di setiap negara)

tersedia secara komersial dengan mutu yang dapat diterima oleh semua negara

tempat produk tersebut dikembangkan

harga relatif murah

tidak kontraindikasi dalam suatu golongan populasi, inert secara fisiologis,

stabil secara fisika dan kimia baik tersendiri maupun dalam kombinasi dengan

zat aktif

bebas dari kandungan bakteri patogen

kompatibel dengan zat warna dan bahan lainnya

dan tidak membawa pengaruh yang buruk terhadap ketersediaan hayati dari zat

aktif dalam sediaan.

a. Bahan Pengisi

Pengisi adalah zat yang ditambahkan untuk menyesuaikan bobot dan

ukuran tablet jika dosis zat aktif tidak cukup untuk membuat massa tablet,

memperbaiki daya kohesi sehingga tablet dapat dikempa dengan baik, serta

mengatasi masalah kelembaban yang mempengaruhi kestabilan zat aktif. Jumlah

bahan pengisi yang dibutuhkan bervariasi, berkisar 5-80 % dai bobot tablet

(tergantung jumlah zat aktif dan bobot tablet yang diinginkan). Bila bahan aktif

berdosis kecil, sifat tablet (campuran massa yang akan ditablet) secara keseluruhan

ditentukan oleh sifat bahan pengisi.

Massa yang dibutuhkan dalam tablet adalah 0,1-0,8 g, sehingga

memungkinkan untuk dicetak. Pada obat yang berdosis cukup tinggi bahan pengisi

10

Page 11: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

tidak diperlukan. Bhan pengisi juga ditambahkan untuk memperbaiki daya kohesi

sehingga dapat dikempa langsung atau untuk memicu aliran. Yang umum

digunakan adalah pati dan laktosa (Voight, 1995 : 202)

Tabel Macam-macam bahan pengisi tablet

Tidak larut Larut

Kalsium sulfat Laktosa

Kalsium fosfat Sukrosa

Kalsium karbonat Dektrosa

Amilum Mannitol

Modifikasi amilum Sorbitol

Mikrokritalin selulosa

Bahan pengisi yang dapat digunakan untuk kempa langsung disebut filler-

binders. Filler-binders adalah bahan pengisi yang sekaligus memiliki kemampuan

meningkatkan daya alir dan kompaktibilitas massa tablet. Filler-binders digunakan

dalam kempa langsung.

b. Pengikat dan Perekat (Binders and Adhesives)

Pengikat atau perekat berfungsi memberi daya adhesi pada massa serbuk

pada granulasi dan kempa langsung serta untuk menambah daya kohesi yang telah

ada pada bahan pengisi. Bahan pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering

dan bentuk larutan (lebih efektif). Beberapa senyawa yang dapat digunakan sebagai

pengikat atau perekat antara lain : polimer alam, contohnya amilum, gom (akasia,

tragakan), sorbitol, glukosa, gelatin dan natrium alginat; polimer sintetik,

contohnya derivat selulosa seperti metil selulosa, karboksil metil selulosa (CMC),

etil selulosa (Ethocel) poli metakrilat, polivinil pirolidon (PVP). Salah satu bahan

pengikat yang sering digunakan adalah jenis pati dengan konsentrasi 5%-20%.

(Voight, 1995 : 174). Pada granulasi basah, bahan pengikat biasanya ditambahkan

dalam bentuk larutan (dibuat solution, muchilago atau suspensi), namun dapat juga

ditambahkan dalam bentuk kering, setelah dicampur dengan massa yang akan

digranul baru ditambahkan pelarut.

11

Page 12: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

c. Penghancur (Disintegran)

Fungsinya untuk memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet ketika

kontak dengan cairan pencernaan. Bahan ini dapat menarik air ke dalam tablet,

mengembang, dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagian. Bahan ini

sangat menentukan kelarutan obat selanjutnya sehingga dapat tercapai

bioavailabilitas yang diharapkan. (Lachman, 1994 : 702). Bahan penghancur

meliputi tepung jagung dan kentang, turunan amilum seperti amylum glikoat,

senyawa selulosa, dan bahan-bahan lain yang memperbesar atau mengembang

dengan adanya lembab dan mempunyai efek memecahkan atau menghancurkan

tablet setelah masuk ke dalam saluran pencernaan. Amilum digunakan dengan

konsentrasi 5% umumnya cocok untuk membantu penghancuran. (Ansel, 1989 :

263)

d. Bahan Pelincir (Lubrikan)

Lubrikan Murni

Lubrikam murni adalah zat yang digunakan untuk mengurangi gesekan antara

granul dengan dinding cetakan selama pengempaan dan pengeluaran tablet.

Lubrikan dapat bekerja dengan dua mekanisme, yaitu fluid lubrication dan

boundary lubrication. Fluid lubrication bekerja dengan memisahkan kedua

permukaan granul dan dinding. Sedangkan boundary lubrication bekerja karena

adanya penempelan dari bagian molekular yang mempunyai rantai karbon panjang.

Berdasarkan kelarutannya dalam air, lubrikan dapat diklasifikasikan sebagai

berikut :

- Lubrikan larut air

Lubrikan ini umumnya hanya digunakan jika tablet harus sangat larut air

(misalnya tablet effervesen) dan tergantung dari karakter disolusi yang

diinginkan. Beberapa contoh senyawa yang dapat digolongkan sebagai

lubrikan larut air antara lain : natrium benzoat, natrium asetat, natrium klorida,

natrium oleat, natrium lauril sulfat, magnesium lauril sulfat, asam borat,

Karbowax 4000, Karbowax 6000, polietilenglikol.

- Lubrikan tidak larut air

Lubrikan ini lebih efektif daripada yang larut air dan digunakan pada

konsentrasi yang lebih rrendah. Beberapa contoh senyawa yang dapat

12

Page 13: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

digolongkan sebagai lubrikan tidak larut air antara lain : magnesium stearat,

kalsium stearat, natrium stearat, asam stearat, talk.

Pertimbangan pemilihan lubrikan tergantung pada cara pemakaian, tipe tablet,

sifat disintegrasi dan disolusi yang diinginkan, sifat fisika-kimia serbuk atau granul

dan biaya.

Sebagai bahan pelincir yang sangat menonjol adalah talk karena dapat

sekaligus memenuhi ketiga fungsi yaitu sebagai pelincir, anti lengket dan pelicin.

Pada umumnya talk ditambahkan sebanyak 2% ke dalam granulat siap pakai.

(Voight, 1995 : 205).

e. Anti Lengket (Antiadheren)

Antiadheren adalah zat yang digunakan untuk mencegah menempelnya

massa tablet pada punch dan untuk mengurangi penempelan pada dinding cetakan.

Bahan ini sangat diperlukan untuk zat-zat yang mudah menempel, seperti vitamin

E. Talk, magnesium stearat dan amilum jagung merupakan material yang memiliki

sifat antiadheren yang sangat baik.

Tabel Antiadheren yang biasa digunakan

Jenis Antiadheren Konsentrasi (%b/b)

Talk 1-5

Magnesium stearat < 1

Amilum jagung 3-10

Colloidal silica 0,1-0,5

DL-Leucine 3-10

Natrium lauril sulfat < 1

f. Perbaikan Aliran atau Glidan

13

Page 14: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

Glidants ditambahkan dalam formulais untuk menaikkan atau

meningkatkan fluiditas massa yang akan dikempa, sehingga massa tersebut dapat

mengisi die dalam jumlah yang seragam. Amilum adalah glidan yang paling

populer karena disamping dapat berfungsi sebagai glidan juga sebagai disintegran

dengan konsentrasi sampai 10%. Talk lebih baik sebagai glidan dibandingkan

amilum, tetapi dapat menurunkan disintegrasi dan disolusi tablet.

Tablet tipe lubrikan yang biasanya digunakan

Glidants Konsentrasi (%)

Logam stearat <1

Asam stearat 1-5

Talk 1-5

Amilum 1-10

Natrium benzoate 2-5

Natrium klorida 5-20

Natrium dan magnesium

lauril sulfat

1-3

PEG 4000 dan 6000 2-5

g. Pembasah (Surfaktan)

Beberapa zat berkhasiat memiliki sifat hidrofob, yaitu sifat yang susah

untuk dibasahi. Zat berkhasiat yang demikian akan menimbulkan masalah dalam

waktu hancurnya, oleh karena itu diperlukan suatu zat pembasah. Zat pembasah

membantu mempercepat penetrasi cairan ke dalam tablet sehingga dapat terjadi

kontak antara bahan cairan dengan zat penghancur yang lebih cepat.

h. Penyerapan Cairan (Adsorben)

Adsorben adalah zat yang digunakan untuk menyerap sejumlah besar cairan

seperti minyak, ekstrak cair, dan lelehan eutektik yang dapat terinkoporasi dalam

tablet tanpa perubahan zat tersebut menjadi basah. Beberapa contoh zat yang dapat

digolongkan menjadi adsorben antara lain : siloid, aerosol, tanah liat, kaolin,

magnesium silikat, magnesium karbonat, magnesium oksida, amilum.

14

Page 15: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

i. Zat Tambahan (Adjuvant)

Adjuvan adalah zat tambahan dalam formula sediaan obat yang

ditambahkan dalam jumlah kecil untuk maksud pemberian warna, penawar bau,

dan rasa. Contohnya :

Colors dan Pigments

Bahan pewarna tidak mempunyai aktifitas terapeutik, dan tidak dapat

meningkatkan bioavailabilitas atau stabilitas produk, tetapi pewarna

ditambahkan ke dalam sediaan tablet berfungsi untuk menutupi warna obat

yang kurang baik, identifikasi produk, dan untuk membuat suatu produk lebih

menarik. akan tetapi penggunaan pewarna yang tidak tepat akan

mempengaruhi mutu produk. Pewarna yang digunakan haruslah pewarna yang

diperbolehkan oleh Undang-undang untuk digunakan sebagai pewarna untuk

sediaan obat. bahan pewarna ada yang larut dalam air dan ada yang tidak larut

dalam air. Pewarna ditambahkan dalam bentuk larutan atau suspensi dalam

granulasi basah, tergantung apakah pewarna tersebut larut atau tidak.

Penggunaan pewarna yang larut kemungkinan dapat terjadi migrasi zat warna

selama proses pengeringan yang dapat mengakibatkan tidak meratanya warna.

Penggunaan pewarna ynag tidak larut dapat mengurangi resiko interaksi yang

kemungkinan terjadi dengan zat aktif dan bahan tambahan lain. Terhadap

tablet yang telah diberi pewarna, sangat penting untuk dilakukan pengukuran

keseragaman warna pengkilapan, serta perubahan warna karena pengaruh

cahaya pada permukaan tablet.

Tabel Jenis pewarna (sintetik yang biasa digunakan)

Pewarna Nama umum

Red 3 Erytrosine

Red 40 Allura red AC

Yellow 5 Tartrazine

Yellow 6 Sunset Yellow

Blue 1 Brilliant Blue

Sweetners dan Flavor

15

Page 16: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

Penambahan pemanis dan pemberi rasa biasanya hanya untuk tablet-tablet

kunyah, hisap, buccal, sublingual, effervesen dan tablet lain yang dimaksudkan

untuk hancur atau larut di mulut.

Tabel beberapa pemanis yang biasa digunakan

Pemanis Alami Pemanis Sintetis atau Buatan

Mannitol Sakarin

Lactosa Siklamat

Sukrosa Aspartame

Dektrosa

PEMBUATAN TABLET.

Tablet dibuat terutama dengan cara kompresi. Sejumlah tertentu dari tablet dibuat

dengan mencetak, secara singkat dapat dikatakan bahwa tablet yang dibuat secara kompresi

menggunakan mesin yang mampu menekan bahan bentuk serbuk atau granul dengan

menggunakan berbagai bentuk punch atau ukuran dan die, alat kompresi tablet merupakan

alat beratt dari berbagai kapasitas dipilih sesuai dengan dasar dari jenis tablet yang akan

dibuat serta produksi rata-rata yang diinginkan. Tablet yang dicetak dibuat dengan tangan

atau dengan alat mesin tangan, dengan cara menekan bahan tablet kedalam cetakan,

kemudiaan bahan tablet yang telah terbentuk dikeluarkan dari cetakan dan dibiarkan sampai

kering. Dalam pembuatan tablet zat berkasiat , zat – zat lain ,kecuali zat pelicin dibuat

granul(butiran kasar).Karena serbuk yang halus tidak mengisi cetakan dengan baik.maka

dibuat granul agar mudah mengalir(free flowing)mengisi cetakan agar tablet tidak retak

(capping).

Pada umumnya tablet kempa dibuat dengan mengempa massa kempa yang mengalir

dari corong ke kisi pengisi lalu ke lubang kempa menjadi massa kompak dan padat. Tablet

dibuat sesuai bentuk dan ukuran pons dan lubang kempa lalu dikempa menghasilkan massa

kompak dengan bentuk tertentu. Unit tablet dalam satu batch harus mempunyai keseragaman

bobot, keseragaman kandungan, serta kadar zat aktif yang harus memenuhi syarat. Ketentuan

lain yang juga penting dari massa tablet yaitu massa tablet harus homogen dan massa kempa

harus mengalir lancar ke lubang kempa.

16

Page 17: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

Massa kempa adalah massa tablet yang terdiri dari campuran fase dalam dan fase luar

yang telah proses untuk siap dikempa menjadi tablet. Fase dalam adalah massa utama tablet

yang terdiri dari campuran zat aktif dan eksipien yang diproses menjadi granul secara basah

atau kering atau tergantung pembuatan, dapat pula merupakan campuran serbuk zat aktif dan

eksipien. Fase luar adalah campuran beberapa eksipien saja, yaitu penghancur luar, glidan,

dan lubrikan yang ditambahkan ke fase dalam untuk memudahkan pengempaan tablet dan

untuk menunjang mutu tablet yang memenuhi syarat. Massa kempa yang baik memiliki sifat-

sifat :

memiliki aliran yang baik agar dapat dengan lancar mengalir dari corong ke lubang

kempa sehingga keseragaman bobot memenuhi syarat

memiliki sifat granulometri (ukuran serba sama) agar pengisian lubang kempa

selalu dalam bobot dan volume yang tepat, cepat dan partikel setelah dikempa

menghasilkan tablet yang kompak

memiliki kompressibilitas yang baik

memiliki kompaktibilitas yang baik

memiliki kandungan zat aktif yang homogen dan serba sama

Granulasi adalah proses pembuatan ikatan partikel-partikel kecil membentuk padatan

yang lebih besar atau agregat permanen melalui penggumpalan massa, sehingga dapat dibuat

granul yang lebih homogen dari segi kadar, ukuran, serta bentuk partikel. Adapun fungsi

granulasi adalah untuk memperbaiki sifat aliran dan kompressibilitas dari massa cetak tablet,

memadatkan bahan-bahan, menyediakan campuran seragam yang tidak memisah,

mengendalikan kecepatan pelepasan zat aktif, serta mengurangi debu. Untuk beberapa zat

aktif tertentu, proses granulasi dapat dilewati jika zat aktif memenuhi syarat untuk langsung

dikempa. Metode ini disebut kempa langsung. Metode ini mengurangi lamanya proses

pembuatan tablet melalui proses granulasi, tapi sering timbul beberapa kendala yang

disebabkan sifat zat aktif itu sendiri atau eksipien.

Cara membuat granul ad 2 macam :

1. Cara basah

2. Cara kering atau sering disebutsluging atau pre compresion

17

Page 18: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

PEMBUATAN GRANUL

1. Cara Basah

Zat berkasiat,zat pengisi dan pengkancur dicampur baik – bai,laludibasahi dengan

larutan bahan pengikat,bila perlu ditambah bahan pewarna.Setelah itu diayak menjadi

granul,dan dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 40⁰ - 50⁰.Setelah kering

diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan

ditambahkan bahan pelicin dan dicetak menjadi tablet dalam mesin tablet.

Proses Pembuatan :

1. Penghalusan

Tujuan dari penghalusan adalah untuk memperkecil ukuran partikel zat aktif

dan eksipien. Semakin besar ukuran partikel maka sifat kohesifitas dan

adhesifitas antar partikel semakin besar yang dapat menyebabkan terjadinya

pemisahan pada granul. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan bowl

hammer, hammer mill, dan grinder.

2. Pencampuran

Tujuan pencampuran ini adalah untuk mendapatkan distribusi bahan aktif yang

merata dan homogen. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat

planetary mixer, twin-shell, dan blender.

3. Penambahan dan Pencampuran Larutan Pengikat

Penambahan larutan pengikat akan membentuk massa basah sehingga

membutuhkan alat yang dapat meremas dengan kuat seperti sigma blade mixer

dan planetary mixer.

4. Pengayakan

Massa basah dibuat menjadi granul dengan melewatkannya pada ayakan

berukuran 6-12 mesh yang disebut oscilating granulator atau fitzmill.

5. Pengeringan

Pengeringan bertujuan untuk menghilangkan pembasah yang digunakan.

Granul kemudian dikeringkan dalam oven.

6. Pengayakan

Ukuran granul diperkecil dengan cara melewatkan pada ayakan dengan

porositas yang lebih kecil dari yang sebelumnya.

18

Page 19: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

7. Penambahan Penghancur dan Lubrikan

Proses selanjutnya yaitu proses pencampuran granul-granul dengan penghancur

dan lubrikan menggunakan twin-shell blender atau mixer lainnya.

8. Pengempaan Tablet

Proses terakhir dari metode granulasi basah adalah pengempaan massa cetak

berupa granul menjadi tablet.

2. Cara kering

Zat berkasiat,zat pengisi,zat penghancur ,bila perlu zat pengikat dan pelicin dicampur

dan dibuat dengan cara kempa cetak menjadi tablet yang besar (slugging),setelah itu

tablet yang terjadi dipecah menjadi granul lalu diayak,akhirnya dikempa cetak

menjadi teblet yang dikehendaki dengan mesin tablet.

Metode ini dapat dilakukan dengan menggunakan :

Mesin Slug

Massa serbuk ditekan pada tekanan tinggi sehingga menjadi tablet besar yang tidak

berbentuk, kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran

partikel yang diinginkan.

Mesin Rol

Massa serbuk diletakkan diantara mesin rol yang dijalankan secara hidrolik untuk

menghasilkan massa rata yang tipis, lalu diayak atau digiling hingga diperoleh

granul dengan ukuran yang diinginkan.

Proses Pembuatan :

1. Penghalusan

Tujuan dari penghalusan adalah untuk memperkecil ukuran partikel zat aktif

dan eksipien. Semakin besar ukuran partikel maka sifat kohesifitas dan

adhesifitas antar partikel semakin besar yang dapat menyebabkan terjadinya

pemisahan pada granul. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan bowl

hammer, hammer mill, dan grinder.

2. Pencampuran

Tujuan pencampuran ini adalah untuk mendapatkan distribusi bahan aktif yang

merata dan homogen. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat

planetary mixer, twin-shell, dan blender.

19

Page 20: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

3. Slugging

Campuran serbuk ditekan ke dalam cetakan yang besar dan dikompakkan

dengan punch berpermukaan datar, massa yang diperoleh disebut slug.

4. Penghancuran

Setelah melalui proses slugging, tablet langsung dihancurkan untuk selanjutnya

dilekukan pengayakan.

5. Pengayakan

Massa tablet dibuat menjadi granul dengan melewatkannya pada ayakan

berukuran 6-12 mesh yang disebut oscilating granulator atau fitzmill.

6. Penambahan Penghancur dan Lubrikan

Proses selanjutnya yaitu proses pencampuran granul-granul dengan penghancur

dan lubrikan menggunakan twin-shell blender atau mixer lainnya.

7. Pengempaan Tablet

Proses terakhir dari metode granulasi basah adalah pengempaan massa cetak

berupa granul menjadi tablet.

KEMPA LANGSUNG

Kempa langsung adalah pembuatan tablet tanpa adanya proses granulasi yang

memerlukan eksipien yang cocok sehingga dapat memungkinkan untuk dikempa secara

langsung. Kempa langsung dapat menghindari banyak masalah yang timbul pada

granulasi basah maupun kering. Walaupun demikian perubahan sifat fisik bahan pengisi

dapat merubah sifat alir sehingga tidak sesuai untuk dikempa secara langsung. Metode

ini digunakan untuk zat aktif yang mempunyai sifat aliran dan kompressibilitas baik.

Selain itu kempa langsung dapat dilakukan untuk zat aktif yang tidak mungkin

dilakukan dengan metode granulasi basah (tidak tahan lembab dan panas) dan granulasi

kering (yang melibatkan kompresi tinggi).

Proses Pembuatan :

1. Penghalusan

Tujuan dari penghalusan adalah untuk memperkecil ukuran partikel zat aktif

dan eksipien. Semakin besar ukuran partikel maka sifat kohesifitas dan

adhesifitas antar partikel semakin besar yang dapat menyebabkan terjadinya

20

Page 21: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

pemisahan pada granul. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan bowl

hammer, hammer mill, dan grinder.

2. Pencampuran

Tujuan pencampuran ini adalah untuk mendapatkan distribusi bahan aktif yang

merata dan homogen. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat

planetary mixer, twin-shell, dan blender.

3. Pengempaan Tablet

Proses terakhir dari metode granulasi basah adalah pengempaan massa cetak

berupa granul menjadi tablet.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN METODE TABLET

a) Granulasi Basah

Keuntungan pembuatan menggunakan metode granulasi basah :

dapat meningkatkan kohesifitas dan kompressibilitas serbuk dengan

penambahan bahan pengikat

dapat digunakan untuk zat aktif dosis besar yang sulit mengalir dan sulit

dikompressi

distribusi dan keseragaman kandungan baik bagi zat aktif yang mudah larut

dan dosis kecil

zat warna dapat lebih homogen karena terlebih dahulu dilarutkan dalam cairan

pengikat

serbuk dapat ditangani tanpa menghasilkan kontaminasi udara (debu dari

serbuk)

Kerugian pembuatan menggunakan metode granulasi basah :

membutuhkan tempat yang luas, biaya yang tinggi, alat dan waktu yang

banyak

memungkinkan terjadinya kehilangan bahan selama pemindahan ke proses

lainnya

tidak dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab

b) Granulasi Kering

Keuntungan pembuatan menggunakan metode granulasi kering :

21

Page 22: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

memerlukan tahap proses yang lebih sedikit dibandingkan metode granulasi

basah

waktu hancur lebih cepat karena tidak diperlukannya larutan pengikat

tidak memerlukan pengeringan sehingga tidak terlalu lama pengerjaannya

dapat digunakan untuk zat aktif dosis besar yang peka terhadap panas dan

lembab

Kerugian pembuatan menggunakan metode granulasi kering :

perlu mesin khusus untuk membuat slug

tidak dapat mendistribusikan warna dengan homogen

tidak dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak larut

keseragaman kandungan lebih sulit dicapai

KEMPA LANGSUNG

Keuntungan pembuatan menggunakan metode kempa langsung :

kempa langsung merupakan tahap produksi tablet yang paling singkat

keperluan akan alat, ruangan, dan waktu lebih sedikit

dapat meningkatkan disintegrasi zat aktif karena tablet langsung mengalami

disintegrasi menjadi tablet

Kerugian pembuatan menggunakan metode kempa langsung :

harga eksipien yang dibutuhkan cukup mahal karena dibutuhkan eksipien yang

memiliki aliran, kompressibilitas, serta ikatan antar partikel yang baik

eksipien dan zat aktif harus memiliki ukuran partikel yang mirip agar tablet

yang dihasilkan mempunyai keseragaman kandungan yang baik.

MASALAH MASALAH DALAM PEMBUATAN TABLET

Beberapa permasalahan dalam pembuatan tablet adalah sebagai berikut :

(Lachman 1994 : 673-680) :

22

Page 23: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

1. Capping

Caping adalah pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas atau bagian

bawah tablet dari badan tablet. Umumnya disebabkan oleh adanya udara yang

terjadi dalam ruang die dan penyebab lain yaitu kelebihan granul, over lubrikasi

atau kurang rubrikan.

2. Laminasi

Laminasi adalah pemisahan tablet menjadi 2 bagian atau lebih. Umumnya

keretakan atau pecahnya tablet terjadi segera setelah kompresi atau beberapa jam

atau hari kemudian.

3. Chipping

Chipping adalah keadaan pada bagian bawah tablet terpotong yang disebabkan

oleh ujung punch bawah tidak rata dengan permukaan atas die.

4. Cracking

Cracking adalah keadaan tablet pecah, lebih sering di bagian atas tengah.

Cracking merupakan akibat lanjut dari permukaan atas die.

5. Picking

Picking adalah perpindahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada

permukaan punch yang disebabkan pengeringan granul belum cukup, jumlah

glidan kurang atau yang dikompresi adalah bahan berminyak/lengket.

6. Sticking

Sticking adalah keadaan granul menempel pada dinding die. Penyebabanya yaitu

punch kurang bersih, tablet dikompresi pada kelembapan tinggi.

7. Mottling

Mottling adalah keadaan distribusi zat warna pada permukaan tablet tidak merata.

8. Binding

Binding adalah lubrikasi yang tidak memadai.

23

Page 24: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

EVALUASI SEDIAAN GRANUL

Uji Waktu Alir

Uji ini dilakukan dengan metode corong. Adapun caranya adalah sebagai perikut yaitu

ditimbang 100g granul yang sudah terbentuk, kemudian dimasukkan kedalam corong dengan

ukuran tertentu yang bagian bawahnya tertutup. Alat dijalankan, kemuian dicata waktu yang

diperlukan seluruh granul untuk melalui corong tersebut dengan menggunakan stopwatch.

Waktu alir granul yang baik adalah jika waktu yang diperlukan kurang lebih atau sama

dengan 10 detik untuk 100 gram granul. Dengan demikian kecepatan alir yang baik adalah

lebh besar dari 100 gram/detik.

Persen Kompressibilitas

Pengukuran lain dari sebuk yang bebas mengalir adalah kompresibilitas yang dihitung

dari kerapatan granul, yaitu dengan memasukkan sejumlah tertentu granul kedalam gelas

ukur. Volume awal dicatat, kemudian diketuk-ketuk sampai tidak terjadi pengurangan

volume. Selanjutnya dihitung persen kompressibilitasnya. (Lachman, 1994:682-683)

Kompresibilitas = x 100 %

Vo = Volume awal granul

Vi = Volume granul setelah diketukkan

Tabel 2.1 Kompressibilitas dan daya alir. (Lachman, 1989: 400)

% Kompressibilitas Daya Alir

5-15

12-16

18-21

23-35

33-38

>40

Baik sekali

Baik

Sedang- dapat lewat

buruk

sangat buruk

sangat buruk sekali

24

Page 25: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

EVALUASI SEDIAAN TABLET

Uji waktu hancur

Uji waktu hancur dilakukan pada 6 tablet dan menggunakan disintegratin

tester (disentegrator). Uji waktu hancur sesuai dengan persyaratan FI adalah

kecuali dinyatakan lain, semua tablet harus tidak lebih dari 15 menit untuk

tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet salut gula/salut

selaput. Apabila, tablet/2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian

dengan 12 tablet lainnya, tidak kurang 16 dari 18 yang diuji harus hancur

sempurna (Indonesia, 1995, 1087)

Prosedur kerja uji waktu hancur (Indonesia, 1976:6)

1. Dimasukkan satu tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, lalu

masukkan satu cakram pada tiap tabung dan alat dijalankan menggunakan air

bersuhu 370 ± 20C sebagai media kecuali dinyatakan lain dalam monografi.

2. Pada akhir batas waktu yang tertera pada monografi, keranjang diangkat

Uji keseragaman bobot

Uji keseragaman bobot dilakukan dengan menimbang 20 tablet satu persatu

dan dihitung bobot rata-ratanya. Hasilnya, tidak lebih dari dua tablet yang

mempunyai penyiampangan lebih besar dari kolom A dan tidak boleh ada satu

tablet pun yang mempunyai penyimpangan bobot lebih besar dari kolom B.

(Indonesia, 1979:6)

Tabel persyaratan penyimpangan bobot tablet.

Bobot rata-rata Penyimpangan bobot rata-rata

A B

25 mg atau kurang 15% 30%

26 mg-150 mg 10% 20%

151 mg-300 mg 7,5% 15%

Lebih dari 300 mg 5% 10%

Uji keseragaman ukuran

25

Page 26: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

Ketebalan berhubungan dengan kekerasan tablet. Selam percetakan, perubahan

ketebalan merupakn indikasi adanya masalah pada aliran massa cetak atau pada

pengisian granul ke dalam die. Alat yang digunakan pada uji keseragaman ukuran

adalah jangka sorong.

Prosedur kerja uji keseragaman ukuran adalah sebagai berikut (Indonesia, 1976:6)

1. Diambil 10 tablet

2. Tablet yang baik mempunyai diameter tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang

dari 11/3 tebal tablet.

Uji kekerasan

Kekerasan menggambarkan kekuatan tablet untuk menahan tekanan pada saat

proses produksi, pengemasan, dan pengangkutan. Prinsip pengukurannya adalah

memberikan tekanan pada tablet sampai tablet retak atau pecah, kekuatan minimum

untuk tablet adalah sebesar 4 kg/cm3. Alat yang digunakan pada uji kekerasan adalah

hardness tester. (Ansel, 1989:255)

Prosedur kerja uji kekerasan :

1. Tablet diletakkan diantara pegas penekan, kemudian alat dihidupkan.

2. Jarum petunjuk tekanan akan bergerak sesuai tekanan yang diberikan pada tablet.

3. Saat tablet retak atau pecah, jarum akan berhenti pada suatu angka sebagai

penunjuk kekerasan tablet yang dinyatakan dalam satuan kilogram.

Uji kerapuhan

Uji kerapuhan merupakan uji ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan

yang dialami oleh tablet sewaktu pengemasan, pengiriman, dan penyimpanan.

Prinsip pengukurannya adalah penetapan presentase bobot tablet yang hilang

dari 20 atau 40 tablet selama diputar dalam waktu tertentu. Alat yang

digunakan pada uji kerapuhan adalah friablator test (Lachman, 1994:654)

Prosedur kerja uji kerapuhan :

1. Tablet dibersihkan dari debu dengan cara memakai kuas kecil

2. Ditimbang bobot 20 tablet (tablet besar) atau 40 tablet (tablet kecil) = Wo

26

Page 27: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

3. Tablet dimasukkan ke dalam alat, kemudian alat dijalankan selama 4 menit

dengan kecepatan 25 rpm

4. Tablet dikeluarkan lalu dibersihkan dari debu dengan memakai kuas kecil

5. Ditimbang bobot tablet = Wf

6. Indeks kerapuhan dihitung dengan memakai rumus :

F = Wo – Wf x 100%

Wo

Ket : F = indeks kerapuhan

Wo= bobot awal

Wf= bobot akhir

1.2 MONOGRAFI KALSIUM LACTAT / Ca. LACTAT

OH Kalsium laktat (1,2) hidrat

C6H10CaO6

Pentahidrat BM. 308.30

Anhidrat BM. 218.22

Mengandung 98,0 % - 101,0 % C6H10CaO6 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

Pemerian : Serbuk atau granul putih, praktis tidak berbau, bentuk pentahidrat sedikit

mekar pada suhu 120oC menjadi bentuk anhidrat.

Kelarutan : Ca-laktat pentahidrat larut dalam aor, praktis tidak larut dalam etanol (FI IV

1995. hal 164).

Tablet Kalsium Laktat mengandung kalsium laktat C6H10CaO6 . 5H2O tidak kurang dari

94,0 % dan tidak lebih dari 106,0 % dri jumlah yang tertera pada etiket.

Penetapan Kadar Calcii Laktat menurut FI edisi IV 1995

27

Page 28: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

Timbang dan serbukkan tidak kurang 20 tablet. Timbang seksama sejumlah serbuk setara

dengan ± 350 mg Ca-Laktat masukkan ke dalam erlenmeyer tambahkan 150 ml air dan 2

ml HCl 3N aduk menggunakan pengaduk stirrer selama 3-5’. Sambil di aduk tambahkan

± 30 ml Na-EDTA 0,05 M melalui buret 50,0 ml tambahkan 15 ml NaOH 1N dan 300

mg indicator biru hidroksinaftol lanjutkan titrasi hingga TAT warna biru.

1 ml Na-EDTA 0,01 M ~ 30,84 mg C6H10C4O6.5H2O

Uji Disolusi tablet Ca-lactat FI edisi IV 1995

Media disolusi : 500 ml air

Alat type : 100 rpm

Waktu : 45 menit

Prosedur : lakukan penetapan jumblah C6H10CaO6 . 5H2O yang terlarut seperti

yang tertera pada penetapan kadar.

Toleransi : dalam waktu 45 menit tidak kurang dari 75 % C6H10CaO6 . 5H2O

dari jumblha yang tertera pada etiket.

28

Page 29: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

II. Bahan terpilih dan alasan pemilihan bahan :

Ca-lactat : sebagai bahan aktif

Lactosa : mudah didapat dan murah, sifatnya hampir sama dengan bahan aktif

Gom arab : zat pengikat, sifatnya hampir sama dengan bahan aktif

Talk : Bahan plicin, murah dan mudah didapat

Pati : Mudah didapat dan multi fungsi

III. Rancangan Formulasi

Calcii Lactis Compressi – Tablet calcium laktat

Komposisi :

Tiap tablet mengandung

Calcii laktat 500 mg

Zat tambahan yang cocok secukupnya

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Dosis : 3 x sehari ; 2 - 4 tablet

Catt : sebagai zat pewangi digunakan minyak permen

IV. Rancangan Formulasi per tablet : 1 tablet = 650 mg

R/ Calcii lactas 500 mg x 200 tablet = 100000 mg = 100 g

Lactosa 60 % 90 mg x 200 tablet = 180000 mg = 18 g

Gom arab 5 % 7,5 mg x 200 tablet = 1500 mg = 1,5 g

Talk 25 % 37,5 mg x 200 tablet = 7500 mg = 7,5 g

29

Page 30: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

Sod. Alginat 10 % 15 mg x 200 tablet = 3000 mg = 30 g

V. Rancangan Formulasi pertablet 450 mg

R/ Calcii lactas 300 mg

Amilum Solani 10% pengikat 10 mg

5 % penghancur 5 mg

Talk 2 % pelicin 2 mg

Lactosa ad 450 mg

VI. Prosedur Kerja

1. Ca-laktat ditimbang sebanyak 30 g ditambahkan lactosa 6 g sedikit demi sedikit,

gerus ad homogen.

2. Tambahkan 2 g Amilum solani sedikit demi sedikit, gerus ad homogen.

3. Pembuatan mucilago

− Cawan porselen dan batang pengaduk ditara

− Timbang 2 g amilum solani dengan cawan

− Tambahkan air 5 % (± 5 ml).

− Panaskan dengan api langsung, ad massa transparant.

− Timbang kembali, catat berat, kekurangan ditambahkan air panas, kelebihan

diuapkan sampai diperoleh berat yang sesuai.

4. Campuran 1 dan 2 tambahkan sedikit demi sedikit pada mucilago yang telah di buat.

5. Campuran yang telah homogen masukkan ke ayakan no 12.

6. Keringkan granul yang diperoleh kemudian hitung % recovery.

7. Talk ditambahkan kemudian masukkan dalam mesin cetak tablet.

8. Tablet yang telah jadi diuji : granul (waktu alir, BJ mampat, kadar air), tablet

(kerapuhan, keragaman dan keseragaman bobot, disolusi, waktu hancur, hardness,

keseragaman ukuran).

30

Page 31: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Evaluasi Sediaan Granul

1. Uji Kompresibilitas

t.awal = 44 cm

t.ahir = 42 cm

% kompresibilitas = 44 - 42 x 100 %

44

= 4.5454 %

Nilai % kompresibilitas granul Ca-laktat 4.5454% , hal tersebut berarti granul

tersebut memiliki daya alir baik sekali.

2. Uji Kelembapan

Penimbangan = berat kurs = 29.5522 g

Kurs + granul = 32.5649 g -

Berat granul = 3.0127 g Berat granul sebelum di oven

Penimbangan = berat kurs = 29.5522 g

Kurs + granul = 32.3249 g -

Berat granul = 2.7727 g Berat granul setelah di oven

% kadar air = berat awal – berat setelah di Oven x 100%

berat awal

= 3.0127 – 2.7727 g x 100 %

3.0127

31

Page 32: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

= 7.96 %

Nilai kadar air Ca-lactat 7.96 %

3. Uji Sudut Diam

Tinggi = 2.6 cm

Diameter = 9.3 cm

Tan = h/r

= 2.6 : 4.65

= 0.5591

= 29.2095 º

Nilai sudut diam Ca-laktat 29.2095, berarti nilai tersebut masuk rentang baik dan

memenuhi syarat.

4. Uji Waktu Alir

Waktu alir yang diperoleh 7,06 detik, sehingga dapat dikatakan memenuhi syarat.

Dari hasil evaluasi sediaan granul Ca-lactat didapatkan hasil yang memenuhi syarat

untuk dilanjutkan pengempaan sebagai tablet. Hasil evaluasi granul didapatkan nilai

kompresibilitas 4,5454%, nilai kadar air 7.96 %, nilai sudut diam 29.2095 serta waktu alir

7.06 detik.

B. Evaluasi Sediaan Tablet

1. Pemeriksaan penampilan (organoleptis )

1. Bentuk : Bulat

2. Warna : Putih

3. Rasa : Pahit

4. Bau : arus

32

Page 33: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

2. Keseragaman ukuran

No Diameter (mm) Ketebalan (mm)

1 24 mm 20 mm

2 24 mm 20 mm

3 24 mm 20 mm

4 24 mm 20 mm

5 24 mm 20 mm

6 24 mm 20 mm

7 24 mm 20 mm

8 24 mm 20 mm

9 24 mm 20 mm

10 24 mm 20 mm

11 24 mm 20 mm

12 24 mm 20 mm

33

Page 34: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

13 24 mm 20 mm

14 24 mm 20 mm

15 24 mm 20 mm

16 24 mm 20 mm

17 24 mm 20 mm

18 24 mm 20 mm

19 24 mm 20 mm

20 24 mm 20 mm

Dari hasil pengamatan keseragamam ukuran didapat hasil yang kurang proporsional

karena berdasarkan diameter serta ketebalan tablet Ca-lactat hampir sama, sehingga bentuk

tablet kurang baik.

3. Kekerasan tablet

Tablet Kekerasan ( kg / cm2 )

1 1,5

2 3

34

Page 35: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

3 1

4 1

5 1

Pada uji kekerasan tablet didapat nilai yang sangat rendah, kurang dari rentang yang

baik yaitu 4 kg/ Cm , sehinggp didapat tablet menjadi rapuh. Hal ini dimungkinkan karena

tekanan dari punch yang kurang.

4. Keseragaman bobot

No Bobot (mg) % Penyimpangan A (5%) B

(10%)

1 431 mg 7,23 %

2 367 mg -8,30 %

3 415 mg 3,25 %

4 442 mg 9,96 %

5 369 mg -8,20 %

6 366 mg -8,94 %

35

Page 36: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

7 381 mg -5,21 % √

8 446 mg 10,96 % √

9 368 mg 8,45 %

10 437 mg 8,72 %

11 369 mg -8,20 %

12 378 mg -5,96 % √

13 439 mg 9,22 %

14 380 mg -5,46 % √

15 434 mg 7,97 %

16 410 mg 2,00 %

17 373 mg -7,20 %

18 435 mg 8,22 %

19 427 mg 6,23 %

20 372 mg -7,45 %

36

Page 37: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

Rata-rata 20 tablet = 8039 mg = 401,95

% Penyimpangan = Penyimpangan bobot pil x 100 %

rata-rata bobot

Penyimpangan = bobot pil – rata-rata bobot 20 pil

Dari hasil uji keseragaman bobot dapat disimpulkan bahwa tablet tidak memenuhi

syarat karena melebihi harga kolom A dan B, hal tersebut dimungkinkan karena

pengempaan yang tidak merata sehingga penympangan tablet besar.

37

Page 38: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

5. Penetapan kadar Ca-lactat

Kompleksometri

1. Pembuatan larutan Baku Primer CaCl2 . 2H2O

M = W x 1000

Mr Volum

0,1 M = W x 1000

147,02 50 ml

W = 0,7351 g

- Menimbang + 0,7351 g CaCl2 . 2H2O, memasukkan dalam beaker glass.

- Melarutkan dengan + 20 ml aquadest ad larut

- Pindahkan dalam labu ukur 50 ml ad tanda batas

- Kocok ad homogeny

2. Pembuatan larutan Baku Sekunder EDTA

M = W x 1000

Mr Volum

0,1 M = W x 1000

372,24 100 ml

W = 3,7224 g

- Menimbang + 3,7224 g EDTA, memasukkan dalam beaker glass

- Melarutkan dengan + 20 ml aquadest ad larut

- Pindahkan dalam labu ukur 100 ml tambahkan aquadest ad tanda batas

- Kocok ad homogeny

3. Pembakuan larutan Baku Sekunder EDTA dengan larutan Baku Primer CaCl2 . 2H2O

- Pipet 10 ml larutan Baku Primer CaCL2 . 2H2O dalam Erlenmeyer

38

Page 39: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

- Tambahkan + 2 ml buffer amoniak pH = 10

- Menambahkan + 2-3 tetes EBT titrasi dengan larutan Baku Sekunder EDTA

- Catat volume titrasi dan hitung PK konsentrasi larutan Baku Sekunder EDTA

4. Penetapan Kadar tablet Kalsium Laktat dengan kompleksometri

- 1 tablet Kalsium Laktat tambahkan aquadest 10 ml

- Tambahkan 1-2 ml buffer amoniak pH = 10

- Menambahkan 2-3 tetes EBT titrasi dengan larutan Baku Sekunder EDTA yang

telah dibakukan

- Penetapan Kadar Calcii Laktat menurut FI edisi IV 1995

Timbang dan serbukkan tidak kurang 20 tablet. Timbang seksama sejumlah serbuk setara

dengan ± 350 mg Ca-Laktat masukkan ke dalam erlenmeyer tambahkan 150 ml air dan 2 ml

HCl 3N aduk menggunakan pengaduk stirrer selama 3-5’. Sambil di aduk tambahkan ± 30 ml

Na-EDTA 0,05 M melalui buret 50,0 ml tambahkan 15 ml NaOH 1N dan 300 mg indicator

biru hidroksinaftol lanjutkan titrasi hingga TAT warna biru.

1 ml Na-EDTA 0,01 M ~ 30,84 mg C6H10C4O6.5H2O

HASIL PERHITUNGAN PENETAPAN KADAR KALSIUM LAKTAT

Pembakuan EDTA

M = 0,0927

Volume titrasi = 12,95 ml

Σ mgrek CaCl2 .2H2O = ∑ mgrek Na EDTA

V . M = V . M

10 ml . 0,0927 M = 12,95 ml . M EDTA

M EDTA = 0,0927 M

12,95

= 0,00716 M

Penetapan Kadar tablet Kalsium Laktat

39

Page 40: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

Volume titrasi = 30,75 ml

∑ mgrek Na EDTA = ∑ mgrek Ca-Laktat

= 30,75 ml . 0,00716 M

= 0,22017 mmol

= 0,22017 mol . 308,30

= 67,878411 mgram

% Recovery = 67,878411 mgram X 100%

431,6 mgram

= 15,7271 %

5. Hasil Uji Keseragaman Kandungan

No Bobot tablet(mg) Zat Aktif Xi (Xi –Xn) ( Xi –Xn)2

1 437,7 68,8334 22,9445 0,4017 0,1613

2 439,8 69,1636 23,0545 0,5117 0,2618

3 444 69,8224 23,2741 0,7313 0,5348

4 429,3 67,5124 22,5041 -0,0387 0,0015

5 413,9 65,0906 21,6969 -0,8459 0,7155

6 431 67,7797 22,5932 0,0504 0,0025

7 374 58,8787 19,6262 -2,9166 8,5065

8 444 69,8241 23,2747 0,7319 0,5357

9 439,9 69,0850 23,0283 0,4855 0,2357

10 447 70,2959 23,4320 0,8892 0,7907

Total zat aktif = 735,1705 mg

Total rata-rata = 73,517 mg

Total Xi = 225,4285, rata-rata = 22,5428

Total (xi-xn)2 = 11,746

S = akar 11,746 / 9

40

Page 41: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

= 1,3051

RSD = 100. S / E Xi = 100.1,3051 / 22,5428 = 5,7894 %

Dari hasil evaluasi granul Ca-lactat serta tablet Ca-lactat didapat hasil yang

berbeda. Pada uji evaluasai sediaan granul didapat hasil yang baik, sehingga dapat

dikatakan memenuhi syarat untuk dikempa menjadi tablet.

Pada proses pembuatan tablet di dapat hasil yang tidak memenuhi

syarat,karena didapat nilai keseragaman ukuran, keseragaman bobot, kekerasan yang

kurang. Hal tersebut dimungkinkan karenafaktor eksternal yaitu kurangnya atau tidak

meratanya tekanan pada punch, sehingga bobot serta kekerasan tablet Ca-lactat jelek

dan tidak memenuhi syarat.

Pada evaluasi uji keseragaman kandungan didapatkan hasil yang seragam

namun setelah ditetapkan kadar Ca-lacta per tablet didapatkan hasil yang sangat

buruk. Dari kadar pada etiket kandungan Ca-lactat tiap tablet adalah 300 mg, namun

pada PK didapat hasil yang sangat jauh yaitu 67.8784 mg tiap tablet.

Kemungkinan paling utama perbedaan tersebut dikarenakan pada saat proses

granulasi yang kurang memadai, berdasarkan sifat fisika kimianya Ca.lactat larut

dalam air, sedangkan prosedur yang digunakan adalah granulasi basah. Kemungkinan

waktu proses granulasi menempel pada ayakan sehingga banyak massa yang hilang.

Kemungkinan yang kedua adalah pada saat proses PK yang jelek, sehingga

hasil yang didapat kurang valid.

41

Page 42: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

BAB V

PENGEMASAN

Untuk pengemasan tablet Ca-lactat “CA-MEX” digunakan bentuk strip atau blister.

Tiap blister berisi 10 tablet CA-MEX, alasan pemilihan kemasan bentuk blister ini

dikarenakan kemasan ini praktis dang produksinya dengan biaya yang murah.

Gambar Kemasan :

42

Page 43: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

Gambar Brosur :

43

Page 44: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

BAB VI

KESIMPULAN

Pada praktikum An. Obat dan Narkoba ini dapat disimpulkan bahwa proses

formulasi serta Evaluasi sediaan tablet Ca-lactat kurang memenuhi persyaratan. Pada proses

granulasi serta evaluasinya didapat hasil yang sangat baik, sehingga layak untut k dilanjutkan

penempaan sebagai tablet.

Pada proses pembuaatan sera evaluasi tablet didapatkan kendala kerusakan alat, pada

evaluasi tablet Ca-Laktat didapatkan hasil yang kurang baik. Ukuran serta keseragaman bobot

tablet menjadi kurang memenuhi syarat, sehingga pada waktu uji penetapan kadar untuk tiap

tablet juga kurang baik.

Untuk itu perlu diadakan pengkajian ulang dimana letak permasalahan yang

menyebabkan hasil yang tidak memenuhi syarat tersebut

44