Format rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan

22
Format RPP Pada Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Nov 7 Posted by Fatur Thok Format RPP pada kurikulum 2013 mengalami beberapa perubahan. Format RPP sebelumnya diatur pada permendikbud Nomor 81A tentang implementasi kurikulum. Format RPP dalam permendikbud nomor 81A adalah sebagai berikut: IDENTITAS A. Kompetensi Inti (KI) B. Kompetensi Dasar dan Indikator 1. KD Pada KI-1 2. KD Pada KI-2 3. KD Pada KI-3 Indikator:___ 4. KD Pada KI-4 Indikator:___ C. Tujuan Pembelajaran D. Materi Pembelajaran E. Media/Alat, Bahan dan Sumber Belajar F. Metode Pembelajaran G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran H. Penilaian. Selain itu format RPP juga diatur dalam permendikbud nomor 58 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMP dan Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMA. Di permen 58 tahun 2014 format RPP mengalami perubahan dari permendikbud 81A, yaitu dihilangkannya Tujuan Pembelajaran dan Metode Pembelajaran. Sedangkan di permendikbud nomor 59 tahun 2014 format RPP beragam masing-masing mata pelajaran, ada yang tetap seperti permendikbud nomor 81A/2013 ada pula yang menghilangkan Tujuan Pembelajaran dan Metode Pembelajaran. Ketika saya mengikuti Bimtek wakasek kurikulum di Surabaya, instruktur menyatakan bahwa di permendikbud nomor 59/2014 banyak sekali kontroversi sehingga kami diminta untuk menelaah untuk usulan revisi permen 59/2014. Selanjutnya diterbitkan permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran. Permendikbud itu merupakan pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk jenjang SD, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK. Salah satu isi permendikbud nomor 103/2014 adalah format RPP seperti di bawwah ini: IDENTITAS A. Kompetensi Inti

Transcript of Format rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan

Page 1: Format rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan

Format RPP Pada Permendikbud Nomor 103

Tahun 2014 Tentang Pedoman

Pelaksanaan Pembelajaran

Nov 7

Posted by Fatur Thok

Format RPP pada kurikulum 2013 mengalami beberapa perubahan. Format RPP sebelumnya

diatur pada permendikbud Nomor 81A tentang implementasi kurikulum. Format RPP dalam

permendikbud nomor 81A adalah sebagai berikut:

IDENTITAS

A. Kompetensi Inti (KI)

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1. KD Pada KI-1

2. KD Pada KI-2

3. KD Pada KI-3

Indikator:___

4. KD Pada KI-4

Indikator:___

C. Tujuan Pembelajaran

D. Materi Pembelajaran

E. Media/Alat, Bahan dan Sumber Belajar

F. Metode Pembelajaran

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

H. Penilaian.

Selain itu format RPP juga diatur dalam permendikbud nomor 58 tahun 2014 tentang Kurikulum

2013 SMP dan Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMA. Di permen

58 tahun 2014 format RPP mengalami perubahan dari permendikbud 81A, yaitu dihilangkannya

Tujuan Pembelajaran dan Metode Pembelajaran. Sedangkan di permendikbud nomor 59 tahun

2014 format RPP beragam masing-masing mata pelajaran, ada yang tetap seperti permendikbud

nomor 81A/2013 ada pula yang menghilangkan Tujuan Pembelajaran dan Metode Pembelajaran.

Ketika saya mengikuti Bimtek wakasek kurikulum di Surabaya, instruktur menyatakan bahwa di

permendikbud nomor 59/2014 banyak sekali kontroversi sehingga kami diminta untuk menelaah

untuk usulan revisi permen 59/2014.

Selanjutnya diterbitkan permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan

Pembelajaran. Permendikbud itu merupakan pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk jenjang

SD, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK. Salah satu isi permendikbud nomor 103/2014 adalah format

RPP seperti di bawwah ini:

IDENTITAS

A. Kompetensi Inti

Page 2: Format rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan

B. Kompetensi Dasar

1. KD pada KI-1

2. KD Pada KI-2

3. KD Pada KI-3

4. KD Pada KI-3

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Indikator KD pada KI-1

2. Indikator KD Pada KI-2

3. Indikator KD Pada KI-3

4. Indikator KD Pada KI-3

D. Materi Pembelajaran

E. Kegiatan Pembelajaran

F. Penilaian, Remidial dan Pengayaan

G. Media/Alat, Bahan dan Sumber Belajar

Perbedaan format RPP pada permendikbud 81A/2013 dan permendikbud 103/2014 adalah:

1. Di permendikbud 81A/2013 terdapat tujuan pembelajaran dan Metode Pembelajaran

sedangkan di permendikbud 103/2014 tidak ada.

2. Di permendikbud 81A/2013 hanya ada Penilaian sedangkan di permendikbud 103/2014

dilengkapi Penilaian, Remidial dan Pengayaan

3. Di permendikbud 81A/2013 indikator hanya untuk KD pada KI-3 dan KD pada KI-4

sedangkan di permendikbud 103/2014 indikator untuk KD pada KI-1 sampai KD pada KI-4.

Di format RPP pada permendikbud 103/2014 juga ditegaskan bahwa kegiatan saintifik (5M)

tidak harus muncul dalam satu pertemuan.

Untuk mengunduh permendikbud 103/2014 klik di sini

Admin Yth:

Jika:"Kurikulum 2013 tidak menggunakan istilah KKM. Tetapi terdapat batas nilai kelulusan

yaitu 2,66 (B-) untuk KI 3 dan KI 4. Jadi kalau belum mencapai nilai tersebut harus dilakukan

remedial". Pertanyaan: 1. apakah 2,67 (B-) berlaku untuk semua mata pelajaran?, 2.Nilai 2,67

(B-) = 67 (skala 1-100) artinya batas kelulusan dalam kurikulum 2013 lebih rendah dari

kurikulum sebelumnya dengan istilah KKM. mohon pencerahan! Admin Yth:

Jika:"Kurikulum 2013 tidak menggunakan istilah KKM. Tetapi terdapat batas nilai kelulusan yaitu 2,66 (B-

) untuk KI 3 dan KI 4. Jadi kalau belum mencapai nilai tersebut harus dilakukan remedial". Pertanyaan: 1.

apakah 2,67 (B-) berlaku untuk semua mata pelajaran?, 2.Nilai 2,67 (B-) = 67 (skala 1-100) artinya batas

kelulusan dalam kurikulum 2013 lebih rendah dari kurikulum sebelumnya dengan istilah KKM. mohon

pencerahan!

Pak Erizaldi,

Silahkan diunggah Permendikbud No. 104 tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada

Pendidikan Dasar dan Menengah di hukor.kemdikbud.go.id. Pada bagian lampiran terdapat mekanisme

penilaian.

Page 3: Format rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan

Terima kasih

Salam

Admin YTH:

ane ikut nimbrung nih, kalau saya baca pada Permendikbud No. 104 tahun 2014 tentang Penilaian Hasil

Belajar poin 2 hlm 12 "Ketuntasan Belajar untuk pengetahuan ditetapkan dengan skor rerata 2,67 untuk

keterampilan ditetapkan dengan capaian optimum 2,67 ". Jadi sepemahaman saya peserta didik

dianggap tuntas untuk aspek pengetahuan dan ketrampilan jika peserta didik memperoleh nilai 2,67

atau lebih. Seperti yang ditulis eloh pak Erizaldi pada poin 2 "Nilai 2,67 (B-) = 67 (skala 1-100) artinya

batas kelulusan dalam kurikulum 2013 lebih rendah dari kurikulum sebelumnya dengan istilah KKM".

pertanyaan saya, apakah boleh kita (pihak guru / sekolah) menentukan batas ketuntasan di atas 2,67

seperti pada KKM di kurikulum sebelumnya, misal katakanlah batas ketuntasanya 3,00 sehingga peserta

didik dianggap tuntas/menguasai materi jika sudah mendapat nilai 3,00 atau lebih sedangkan peserta

didik dengan nilai di bawah 3,00 dilakukan Remidial untuk ? mohon penjelasan.

Admin YTH:

ane ikut nimbrung nih, kalau saya baca pada Permendikbud No. 104 tahun 2014 tentang Penilaian Hasil

Belajar poin 2 hlm 12 "Ketuntasan Belajar untuk pengetahuan ditetapkan dengan skor rerata 2,67 untuk

keterampilan ditetapkan dengan capaian optimum 2,67 ". Jadi sepemahaman saya peserta didik

dianggap tuntas untuk aspek pengetahuan dan ketrampilan jika peserta didik memperoleh nilai 2,67

atau lebih. Seperti yang ditulis eloh pak Erizaldi pada poin 2 "Nilai 2,67 (B-) = 67 (skala 1-100) artinya

batas kelulusan dalam kurikulum 2013 lebih rendah dari kurikulum sebelumnya dengan istilah KKM".

pertanyaan saya, apakah boleh kita (pihak guru / sekolah) menentukan batas ketuntasan di atas 2,67

seperti pada KKM di kurikulum sebelumnya, misal katakanlah batas ketuntasanya 3,00 sehingga peserta

didik dianggap tuntas/menguasai materi jika sudah mendapat nilai 3,00 atau lebih sedangkan peserta

didik dengan nilai di bawah 3,00 dilakukan Remidial untuk ? mohon penjelasan.

berarti dari pihak kemendikbud memperbolehkan batas kelulusan peserta didik di atas 2,67

seperti yang admin bilang tadi "2,67 adalah standar minimal. Silahkan disesuaikan dengan

kondisi sekolah.". misalkan sekolah kami batas minimal peserta didik tuntas adalah 2,88 agar

setara 72 atau 3,00 setara dengan 75 ? yang kedua apakah semua mapel harus sama batasan

minimal ketuntasannya ataukah bisa dibedakan, misalkan batas minimal ketuntasan Matematika

Wajib dan PKn beda untun Matematika awajib adalah 2,88 dan batas minimal ketuntasan untuk

PKn adalah 3,00 ?

ASWW, Jika KKM pada permendikbun adalah KKM minimal, tentu saja sekolah dapat

menentukan KKM lebih dari Standar minimal. Selanjutnya KKM untuk setiap mata pelajaran,

satuan Pendidikan bahkan kelas pada satuan pendidikan yang sama bisa saja berbeda. itu kalau

kita cermati cara penentuan KKM pada Kurilum sebelumnya. mohon dikomentari!!!!!

wassalam..

pk erizaldi;

sepemahaman saya juga seperti itu, jadi pihak sekolah juga boleh (diberi kewengangan) untuk

menentukan batas ketuntasan minimal, dan tiap mapel juga bisa saja berbeda. Tetapi entah

bagaimana kalau kebijakan dari pihak kemdikbud, kita tunggu saja komentarnya. meskipun

sudah beberapa hari ini belum ada respon dari kemdikbud persoal masalah yang saya ajukan.

Page 4: Format rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan

esuai Permen 104 rentang nilai 1-4 ditulis seadanya (real) bukan kelipatan 0.33, diimpilikasikan dalam

segala bentuk penilaian Ulangan Harian, UTS bahkan UAS harus nilai 1-4, saya ingin bertanya mengenai

khusus aspek pengetahuan, berdasar permen ini maka berapa nilai bobot UH - UTS serta UAS hingga di

dapat NRP (nilai raport pengetahuan) alangkah senangnya bila admin dan teman dapat membantu

sealigus barangkali ada dasar UU/permen untuk menetapkan bobot UH-UTS dan UAS itu, trims...

sebagai contoh di sekolah saya bobot UH (3) UTS (2) UAS (1)

Nilai Raport : 3xNH + 2xUTS + 1xUAS : 6

Asww,

Lihat aja pada "MODEL DAN JUKNIS PENULISAN RAPORT KURIKULUM 2013"

KETUNTASAN BELAJAR MINIMAL

(KKM) PADA KURIKULUM 2013

Posted by Aina Mulyana Selasa, 09 September 2014 0 komentar

Berdasarkan panduan materi Pelatihan Pendampingan Kurikulum 2013 Kriteria

ketuntasan belajar minimal (KKM) untuk KI-3 dan KI-4 adalah B- (2.66) dengan

demikian seorang peserta didik dinyatakan belum menguasai KD yang

dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai < 2.66 dari hasil tes formatif.

Sedangkan untuk KI-1 dan KI-2 untuk seluruh matapelajaran, yakni jika profil

sikap peserta didik secara umum berada pada kategori baik atau B (3.00)

menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan.

Untuk lebih memahaminya silahkan lihat table Ketuntasan belajar berikut ini:

Predikat Nilai Kompetensi

Pengetahuan Keterampilan Sikap

A 4 4 SB

A- 3.66 3.66

B+ 3.33 3.33

B B 3 3

B- 2.66 2.66

C+ 2.33 2.33 C

C 2 2

Page 5: Format rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan

C- 1.66 1.66

D+ 1.33 1.33 K

D 1 1

Keterangan:

SB = Sangat Baik, B = Baik, C = Cukup, K = Kurang

Berdasarkan tabel di atas, Pada KD untuk KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik

dinyatakan belum menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan

indikator nilai < 2.66 dari hasil tes formatif. Seorang peserta didik dinyatakan

sudah tuntas belajar dengan menguasai KD yang dipelajarinya apabila

menunjukkan indikator nilai ≥ 2.66 dari hasil tes formatif. Bagi peserta didik yang

belum tuntas untuk kompetensi tertentu harus mengikuti pembelajaran remedial,

sedangkan bagi yang sudah tuntas boleh mempelajari kompetensi berikutnya.

Untuk mengetahui apakah peserta didik sudah atau belum tuntas menguasai

suatu kompetensi dapat melihat posisi nilai yang diperoleh berdasarkan tabel

konversi nilai berikut.

Konversi nilai akhir Predikat

(Pengetahuan dan Keterampilan)

Sikap Skala 100 Skala 4

86 -100 4 A SB

81- 85 3.66 A-

76 – 80 3.33 B+

B 71-75 3.00 B

66-70 2.66 B-

61-65 2.33 C+

C 56-60 2 C

51-55 1.66 C-

46-50 1.33 D+ K

0-45 1 D

Page 6: Format rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan

Apabila peserta didik memperoleh nilai antara 66 sd. 70, dia ada pada posisi

predikat B- untuk kategori pengetahuan atau keterampilan. Artinya, peserta didik

itu sudah mencapai ketuntasan dalam menguasai kompetensi tersebut.

Namun untuk KI-1 dan KI-2 peserta didik baru dinyatakan lulus apabila telah

mencapai nilai antara 71-75 (skala 100) atau memiliki nilai 3.00 untuk skala 4

atau telah berada pada posisi B.

Dengan adanya ketentuan ini sesungguhnya untuk KI-3 dan KI-4, guru tidak

usaha menghitung lagi KKM apabila nilai KKM-nya dipastikan di bawah nilai 66

sd 70 (skala 100) atau atau nilai di bawah (2.66) karena pemerintah sudah

menetapkan KKM standar. Namun jika guru memprediksi atau akan menentukan

KKM untuk KI-3 dan KI-4 di atas nilai tersebut tentunya harus didasarkan

pertimbangan atau perhitungan yang matang. Begitu pula untuk penetapan KKM

KI-1 dan KI-2.

Hal ini perlu saya ingatkan agar tidak terjadi lagi debat yang tak terselesaikan

antara guru dengan kepala sekolah dan wakasek Kurikulum dalam penetapan

KKM khusus pada sekolah terpencil atau yang ada di pedesaan. Dengan adanya

ketetntuan tersebut sekalipun sekolah berada di pedesaan atau sekolah terpencil

dengan sarana dan prasana yang sangat tidak memadai dan mungkin didukung

guru yang belum professional KKM untuk KI-3 dan KI-4 harus B- setara dengan

nilai 2.66 (skala 4) dan nilai 66 sd. 70 untuk skala 100.

- See more at: http://ainamulyana.blogspot.com/2014/09/ketuntasan-belajar-minimal-kkm-

pada.html#sthash.7EIgG7Rn.dpuf

Page 7: Format rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan

FORMAT RPP TERBARU SESUAI DENGAN PERMENDIKBUD 103 TAHUN 2014 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah :

Mata pelajaran :

Kelas/Semester :

Alokasi Waktu :

A. Kompetensi Inti (KI)

B. Kompetensi Dasar

1. KD pada KI-1

2. KD pada KI-2

3. KD pada KI-3

4. KD pada KI-4

C. Indikator Pencapaian Kompetensi*)

1. Indikator KD pada KI-1

2. Indikator KD pada KI-2

3. Indikator KD pada KI-3

4. Indikator KD pada KI-4

D. Materi Pembelajaran (dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial)

E. Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan Pertama: (...JP)

a. Kegiatan Pendahuluan

b. Kegiatan Inti **)

Page 8: Format rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan informasi/mencoba

Menalar/mengasosiasi

Mengomunikasikan

c. Kegiatan Penutup

2. Pertemuan Kedua: (...JP)

a. Kegiatan Pendahuluan

b. Kegiatan Inti **)

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan informasi/mencoba

Menalar/mengasosiasi

Mengomunikasikan

c. Kegiatan Penutup

3. Pertemuan seterusnya.

F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

1. Teknik penilaian

2. Instrumen penilaian

a. Pertemuan Pertama

b. Pertemuan Kedua

c. Pertemuan seterusnya

3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

Pembelajaran remedial dilakukan segera setelah kegiatan penilaian.

Page 9: Format rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan

G. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar

1. Media/alat

2. Bahan

3. Sumber Belajar

*) Pada setiap KD dikembangkan indikator atau penanda. Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-1 dan KI-2 dirumuskan dalam bentuk perilaku umum yang bermuatan nilai dan sikap yang gejalanya dapat diamati sebagai dampak pengiring dari KD pada KI-3 dan KI-4. Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-3 dan KI-4 dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik yang dapat diamati dan terukur.

**) Pada kegiatan inti, kelima pengalaman belajar tidak harus muncul seluruhnya dalam satu pertemuan tetapi dapat dilanjutkan pada pertemuan berikutnya, tergantung cakupan muatan pembelajaran. Setiap langkah pembelajaran dapat digunakan berbagai metode dan teknik pembelajaran.

Yth. Admin Terima kasih atas kiriman emailnya Mohon penjelasan tata cara mendeskripsikan nilai raport Misal diperoleh nilai seorang siswa sbb No KD ........Nilai UH ...Predikat 3.1 ............90 ...........A 3.2 ............59 .......... C+ 3.3 ............71 .......... B 3.4 ............65 .......... B 3.5 ............80 ...........B+ 3.6 ............75............B Setelah dirata-rata NUH, UTS, dan UAS diperoleh nilai 69 (B-) Berdasarkan buku panduan penilaian deskripsinya adalah : "Kompetensi pengetahuan rerata adalah baik pada (KD. 3.3), (KD. 3.4), (KD. 3.5), (KD. 3.6), Sangat baik pada (KD. 3.1), Perlu ditingkatkan pada (KD. 3.2) Bolehkah pendeskripsian dikaitkan dengan KKM dan digunakan sebutan Sangat baik (untuk predikat diatas KKM), Baik (Untuk predikat = KKM), dan Kurang (untuk Predikat di bawah KKM) ? Misal untuk contoh diatas, KKM = B Deskripsi nilainya menjadi "Kompetensi pengetahuan rerata adalah Kurang dan perlu ditingkatkan pada

Page 10: Format rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan

(KD. 3.4), (KD. 3.2), Baik pada (KD. 3.3), (KD. 3.6), Sangat baik pada (KD. 3.1), (KD. 3.5) Terima kasih Yth. Admin Terima kasih atas kiriman emailnya Mohon penjelasan tata cara mendeskripsikan nilai raport Misal diperoleh nilai seorang siswa sbb No KD ........Nilai UH ...Predikat 3.1 ............90 ...........A 3.2 ............59 .......... C+ 3.3 ............71 .......... B 3.4 ............65 .......... B 3.5 ............80 ...........B+ 3.6 ............75............B Setelah dirata-rata NUH, UTS, dan UAS diperoleh nilai 69 (B-) Berdasarkan buku panduan penilaian deskripsinya adalah : "Kompetensi pengetahuan rerata adalah baik pada (KD. 3.3), (KD. 3.4), (KD. 3.5), (KD. 3.6), Sangat baik pada (KD. 3.1), Perlu ditingkatkan pada (KD. 3.2) Bolehkah pendeskripsian dikaitkan dengan KKM dan digunakan sebutan Sangat baik (untuk predikat diatas KKM), Baik (Untuk predikat = KKM), dan Kurang (untuk Predikat di bawah KKM) ? Misal untuk contoh diatas, KKM = B Deskripsi nilainya menjadi "Kompetensi pengetahuan rerata adalah Kurang dan perlu ditingkatkan pada (KD. 3.4), (KD. 3.2), Baik pada (KD. 3.3), (KD. 3.6), Sangat baik pada (KD. 3.1), (KD. 3.5) Terima kasih

Pak Ateng,

Saat ini proses penilaian peserta didik dapat merujuk pada Permendikbud No. 104 tahun 2014

mengenai Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Di

bagian Lampiran terdapat mekanisme penilaian.

Terima kasih

Salam

Perhitungan Nilai Rapor

Perhitungan nilai rapor berdasarkan masing-masing penilaian.

Bobot Rata-rata nilai ulangan harian, tugas, PR, sikap dan kinerja/ Praktek = 60 %

Bobot nilai Ujian Tengah Semester = 20%

Ujian Akhir Semester 20%

NR = (Rata-rata nilai ulangan harian, tugas, PR, sikap dan kinerja/ Praktek ) 60 % + (Perolehan Nilai Ujian

Tengah Semester) 20 % + (Ujian Akhir Semester) 20 %

Page 11: Format rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan

Atau

NR = 60% (RU&T)+ 20% (UTS) + 20% (UAS)

Keterangan :

NR = Nilai Raport

RU&T = Rata-rata Ulangan harian dan tugas, PS, PR, karya 2 atau 3

dimensi, sikap, kinerja

UTS = Ulangan Tengah Semester

UAS = Ulangan Akhir Semester

Contoh Penghitungan Nilai Raport:

Misal siswa dengan nama Anto untuk mata pelajaran PKn mendapat nilai sebagai berikut :

Rata-rata nilai ulangan harian, tugas dan/atau PR, Kinerja dan Sikap= 80

Nilai Ujian Tengah Semester = 75

Nilai Ujian Akhir Semester = 70

Maka

NR = 60 % (RU&T) + 20 % UTS + 20 % UAS

= (60 % x 80) + (20 % x 75) + (20 % x 70)

= 48 + 15 + 14

= 77

Jadi nilai rapor Pada mata pelajaran PKn dengan nama Anto adalah = 77

Akan Tetapi ada Pula yang menggunakan perhitungan Nilai repor berbeda, di tulis dengan rumus sebagai

berikut :

(Rata-rata UH + Tugas) x 2 + UTS + UAS/UKK : 4 = Nilai R

Page 12: Format rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan

TEKNIK DAN BENTUK PENILAIAN

SIKAP PADA KURIKULUM 2013

Posted by Kahar Muzakkir Posted on Monday, October 20, 2014 with No comments

1. Pengertian

Sikap bermula dari perasaan yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon

sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki

oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan.

Kompetensi sikap yang dimaksud dalam panduan ini adalah ekspresi dari nilai-nilai atau

pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang dan diwujudkan dalam perilaku.

Penilaian kompetensi sikap dalam pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang

dirancang untuk mengukur sikap peserta didik sebagai hasil dari suatu program pembelajaran.

Penilaian sikap juga merupakan aplikasi suatu standar atau sistem pengambilan keputusan

terhadap sikap. Kegunaan utama penilaian sikap sebagai bagian dari pembelajaran adalah

refleksi (cerminan) pemahaman dan kemajuan sikap peserta didik secara individual.

2. Cakupan

Kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua, yaitu sikap spiritual yang terkait

dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan sikap sosial yang terkait

dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung

jawab. Sikap spiritual sebagai perwujudan dari menguatnya interaksi vertikal dengan Tuhan

Yang Maha Esa, sedangkan sikap sosial sebagai perwujudan eksistensi kesadaran dalam upaya

mewujudkan harmoni kehidupan.

Pada jenjang SMP/MTs, kompetensi sikap spiritual mengacu pada KI-1: Menghargai dan

menghayati ajaran agama yang dianutnya, sedangkan kompetensi sikap sosial mengacu pada

KI-2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,

gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

Berdasarkan rumusan KI-1 dan KI-2 di atas, penilaian sikap pada jenjang SMP/MTs mencakup:

Tabel 1. Cakupan Penilaian Sikap

Penilaian sikap spiritual Menghargai dan menghayati ajaran agama

yang dianut

Penilaian sikap sosial 1. jujur

Page 13: Format rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan

2. disiplin 3. tanggung jawab 4. toleransi 5. gotong royong 6. santun

7. percaya diri

Guru dapat menambahkan sikap-sikap tersebut menjadi perluasan cakupan penilaian sikap.

Perluasan cakupan penilaian sikap didasarkan pada karakterisitik kompetensi dasar pada KI-1

dan KI-2 setiap mata pelajaran.

3. Perumusan Indikator dan Contoh

Indikator

Acuan penilaian adalah indikator, karena indikator merupakan tanda tercapainya suatu

kompetensi. Indikator harus terukur. Dalam konteks penilaian sikap, indikator merupakan tanda-

tanda yang dimunculkan oleh peserta didik, yang dapat diamati atau diobservasi oleh guru

sebagai representasi dari sikap yang dinilai.

Di bawah ini dideskripsikan beberapa contoh indikator dari sikap-sikap yang tersurat dalam KI-1

dan KI-2 jenjang SMP/MTs.

Tabel 2. Daftar Deskripsi Indikator

Sikap dan pengertian Contoh Indikator

Sikap spiritual

Menghargai dan

menghayati ajaran agama

yang dianut

Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu. Menjalankan ibadah tepat waktu. Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi

sesuai agama yang dianut. Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha

Esa; Mensyukuri kemampuan manusia dalam

mengendalikan diri Mengucapkan syukur ketika berhasil mengerjakan

sesuatu. Berserah diri (tawakal) kepada Tuhan setelah

berikhtiar atau melakukan usaha. Menjaga lingkungan hidup di sekitar rumah tempat

tinggal, sekolah dan masyarakat Memelihara hubungan baik dengan sesama umat

ciptaan Tuhan Yang Maha Esa

Page 14: Format rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan

Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai bangsa Indonesia.

Menghormati orang lain menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.

Sikap sosial

1. Jujur

adalah perilaku dapat

dipercaya dalam perkataan,

tindakan, dan pekerjaan

Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan Tidak menjadi plagiat (mengambil/menyalin karya

orang lain tanpa menyebutkan sumber) Mengungkapkan perasaan apa adanya Menyerahkan kepada yang berwenang barang yang

ditemukan Membuat laporan berdasarkan data atau informasi

apa adanya Mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki

2. Disiplin

adalah tindakan yang

menunjukkan perilaku tertib

dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan.

Datang tepat waktu Patuh pada tata tertib atau aturan bersama/ sekolah Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan

waktu yang ditentukan Mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan benar

3. Tanggungjawab

adalah sikap dan perilaku

seseorang untuk

melaksanakan tugas dan

kewajibannya, yang

seharusnya dia lakukan,

terhadap diri sendiri,

masyarakat, lingkungan

(alam, sosial dan budaya),

negara dan Tuhan Yang

Maha Esa

Melaksanakan tugas individu dengan baik Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan Tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti

yang akurat Mengembalikan barang yang dipinjam Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang

dilakukan Menepati janji Tidak menyalahkan orang lain utk kesalahan tindakan

kita sendiri Melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa

disuruh/diminta

4. Toleransi

adalah sikap dan tindakan

yang menghargai

keberagaman latar

belakang, pandangan, dan

keyakinan

Tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan

pendapatnya Dapat menerima kekurangan orang lain Dapat mememaafkan kesalahan orang lain Mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun yang

memiliki keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan

Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang lain

Page 15: Format rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan

Kesediaan untuk belajar dari (terbuka terhadap) keyakinan dan gagasan orang lain agar dapat memahami orang lain lebih baik

Terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima sesuatu yang baru

5. Gotong royong

adalah bekerja bersama-

sama dengan orang lain

untuk mencapai tujuan

bersama dengan saling

berbagi tugas dan tolong

menolong secara ikhlas

Terlibat aktif dalam bekerja bakti membersihkan kelas atau sekolah

Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan Bersedia membantu orang lain tanpa mengharap

imbalan Aktif dalam kerja kelompok Memusatkan perhatian pada tujuan kelompok Tidak mendahulukan kepentingan pribadi Mencari jalan untuk mengatasi perbedaan

pendapat/pikiran antara diri sendiri dengan orang lain Mendorong orang lain untuk bekerja sama demi

mencapai tujuan bersama

6. Santun atau sopan

adalah sikap baik dalam

pergaulan baik dalam

berbahasa maupun

bertingkah laku. Norma

kesantunan bersifat relatif,

artinya yang dianggap

baik/santun pada tempat dan

waktu tertentu bisa berbeda

pada tempat dan waktu

yang lain.

Menghormati orang yang lebih tua. Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan takabur. Tidak meludah di sembarang tempat. Tidak menyela pembicaraan pada waktu yang tidak

tepat Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan

orang lain Bersikap 3S (salam, senyum, sapa) Meminta ijin ketika akan memasuki ruangan orang

lain atau menggunakan barang milik orang lain Memperlakukan orang lain sebagaimana diri sendiri

ingin diperlakukan

7. Percaya diri

adalah kondisi mental atau

psikologis seseorang yang

memberi keyakinan kuat

untuk berbuat atau

bertindak

Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu.

Mampu membuat keputusan dengan cepat Tidak mudah putus asa Tidak canggung dalam bertindak Berani presentasi di depan kelas Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab

pertanyaan

Page 16: Format rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan

4. Teknik dan Bentuk Instrumen

a. Teknik Observasi

Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan

menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan

instrumen yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Observasi langsung

dilaksanakan oleh guru secara langsung tanpa perantara orang lain. Sedangkan observasi tidak

langsung dengan bantuan orang lain, seperti guru lain, orang tua, peserta didik, dan karyawan

sekolah.

Bentuk instrumen yang digunakan untuk observasi adalah pedoman observasi yang berupa daftar

cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik. Daftar cek digunakan untuk

mengamati ada tidaknya suatu sikap atau perilaku. Sedangkan skala penilaian menentukan posisi

sikap atau perilaku peserta didik dalam suatu rentangan sikap. Pedoman observasi secara umum

memuat pernyataan sikap atau perilaku yang diamati dan hasil pengamatan sikap atau perilaku

sesuai kenyataan. Pernyataan memuat sikap atau perilaku yang positif atau negatif sesuai

indikator penjabaran sikap dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar. Rentang skala hasil

pengamatan antara lain berupa :

1. Selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah 2. Sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik

(lihat lembar contoh instrumen).

Pedoman observasi dilengkapi juga dengan rubrik dan petunjuk penskoran. Rubrik memuat

petunjuk/uraian dalam penilaian skala atau daftar cek. Sedangkan petunjuk penskoran memuat

cara memberikan skor dan mengolah skor menjadi nilai akhir. Agar observasi lebih efektif dan

terarah hendaknya :

1. Dilakukan dengan tujuan jelas dan direncanakan sebelumnya. Perencanaan mencakup indikator atau aspek yang akan diamati dari suatu proses.

2. Menggunakan pedoman observasi berupa daftar cek atau skala penilaian. 3. Pencatatan dilakukan selekas mungkin. 4. Kesimpulan dibuat setelah program observasi selesai dilaksanakan.

b. Penilaian Diri

Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk

mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi.

Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri menggunakan daftar cek atau skala

penilaian (rating scale) yang disertai rubrik.

Skala penilaian dapat disusun dalam bentuk skala Likert atau skala semantic differential. Skala

Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

Page 17: Format rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan

seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena. Sedangkan skala

semantic differential yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda

maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum di mana jawaban yang sangat positif

terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negatif terletak di bagian kiri garis, atau

sebaliknya.

Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala semantic differential adalah data interval.

Skala bentuk ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang

dimiliki seseorang.

Kriteria penyusunan lembar penilaian diri:

1. Pertanyaan tentang pendapat, tanggapan dan sikap, misal : sikap resonden terhadap sesuatu hal 2. Gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti oleh responden. 3. Usahakan pertanyaan yang jelas dan khusus 4. Hindarkan pertanyaan yang mempunyai lebih dari satu pengertian 5. Hindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti 6. Pertanyaan harus berlaku bagi semua responden

c. Penilaian Antarpeserta didik

Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik

untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan untuk

penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek dan skala penilaian (rating scale) dengan teknik

sosiometri berbasis kelas. Guru dapat menggunakan salah satu dari keduanya atau menggunakan

dua-duanya.

d. Jurnal

Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil

pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan

perilaku.

Kelebihan yang ada pada jurnal adalah peristiwa/kejadian dicatat dengan segera. Dengan

demikian, jurnal bersifat asli dan objektif dan dapat digunakan untuk memahami peserta didik

dengan lebih tepat. sementara itu, kelemahan yang ada pada jurnal adalah reliabilitas yang

dimiliki rendah, menuntut waktu yang banyak, perlu kesabaran dalam menanti munculnya

peristiwa sehingga dapat mengganggu perhatian dan tugas guru, apabila pencatatan tidak

dilakukan dengan segera, maka objektivitasnya berkurang.

Terkait dengan pencatatan jurnal, maka guru perlu mengenal dan memperhatikan perilaku

peserta didik baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Aspek-aspek pengamatan ditentukan

terlebih dahulu oleh guru sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diajar. Aspek-aspek

pengamatan yang sudah ditentukan tersebut kemudian dikomunikasikan terlebih dahulu dengan

peserta didik di awal semester.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat jurnal adalah:

Page 18: Format rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan

1. Catatan atas pengamatan guru harus objektif 2. engamatan dilaksanakan secara selektif, artinya yang dicatat hanyalah kejadian / peristiwa yang

berkaitan dengan Kompetensi Inti. 3. Pencatatan segera dilakukan (jangan ditunda-tunda)

Pedoman umum penyekoran jurnal:

1. Penyekoran pada jurnal dapat dilakukan dengan menggunakan skala likert. Sebagai contoh skala 1 sampai dengan 4.

2. Guru menentukan aspek-aspek yang akan diamati. 3. Pada masing-masing aspek, guru menentukan indikator yang diamati. 4. Setiap aspek yang sesuai dengan indikator yang muncul pada diri peserta didik diberi skor 1,

sedangkan yang tidak muncul diberi skor 0. 5. Jumlahkan skor pada masing-masing aspek. 6. Skor yang diperoleh pada masing-masing aspek kemudian direratakan 7. Nilai Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) ditentukan dengan cara menhitung

rata-rata skor dan membandingkan dengan kriterian penilaian

5. Contoh Instrumen beserta rubrik

penilaian

Contoh Instrumen beserta rubrik penilaian dapat didownload di sini

6. Pelaksanaan Penilaian

Pelaksanaan penilaian kompetensi sikap dilakukan oleh pendidik setiap mata pelajaran untuk

dilaporkan kepada wali kelas yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai laporan penilaian satuan

pendidikan. Secara umum, pelaksanaan penilaian sikap sama dengan penilaian kompetensi

pengetahuan dan keterampilan yaitu harus berlangsung dalam suasana kondusif, tenang dan

nyaman dengan menerapkan prinsip valid, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh,

menggunakan acuan kriteria, dan akuntabel.

Tahap Pelaksanaan Penilaian kompetensi sikap adalah sebagai berikut:

1. Pada awal semester, pendidik menginformasikan tentang kompetensi sikap yang akan dinilai yaitu sikap spiritual, jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun atau sopan, atau percaya diri.

2. Pendidik mengembangkan instrumen penilaian sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan indikator kompetensi sikap yang telah ditetapkan sebelumnya dalam RPP. Bentuk instrumen yang dikembangkan disesuaikan dengan jenis aspek yang akan dinilai dengan demikian pendidik dapat memilih salah satu dari empat bentuk instrumen yang direkmendasikan oleh Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan yaitu observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan jurnal

Page 19: Format rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan

3. Pendidik memberi penjelasan tentang kriteria penilaian untuk setiap sikap yang akan dinilai termasuk bentuk instrumen yang akan digunakannya.

4. Memeriksa dan mengolah hasil penilaian dengan mengacu pada pedoman penskoran dan kriteria penilaian yang telah ditetapkan sebelumnya.

5. Hasil penilaian diinformasikan kepada masing-masing peserta didik pada setiap akhir pekan dengan tujuan untuk (a) mengetahui kemajuan hasil pengembangan sikapnya, (b) mengetahui kompetensi sikap yang belum dan yang sudah dicapai sesuai kriteria yang ditetapkan, (c) memotivasi peserta didik agar memperbaiki sikap yang masih rendah dan berusaha mempertahankan sikap yang telah baik, dan (d) menjadi bagian refleksi bagi pendidik untuk memperbaiki strategi pengembangan sikap peserta didik di masa yang akan datang.

6. Tindak lanjut hasil penilaian sikap setiap minggu dijadikan dasar untuk melakukan proses pembinaan dan pengembangan sikap yang disisipkan dalam mata pelajaran yang bersangkutan tanpa harus memperhatikan pencapaian kompetensi dasar terkait dari aspek kompetensi sikap.

7. Pada akhir semester, setiap skor penilaian harian selama satu semester dibuat grafik perkembangannya dan nilai akhir ditetapkan dari rata-rata nilai kompetensi sikap. Grafik perkembangan digunakan sebagai bahan refleksi proses pembelajaran dan pembinaan sikap. Rata-rata nilai kompetensi sikap diserahkan kepada wali kelas oleh masing-masing pendidik pengampu mata pelajaran sebagai nilai raport

7. Pengolahan Penilaian

Data penilaian sikap bersumber dari hasil penilaian melalui teknik observasi, penilaian diri,

penilaian antarpeserta didik, dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian

diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang

disertai rubrik. Sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.

Pada akhir semester, guru mata pelajaran dan wali kelas berkewajiban melaporkan hasil

penilaian sikap, baik sikap spiritual dan sikap sosial secara integratif. Laporan penilaian sikap

dalam bentuk nilai kualitatif dan deskripsi dari sikap peserta didik untuk mata pelajaran yang

bersangkutan dan antarmata pelajaran. Nilai kualitatif menggambarkan posisi relatif peserta

didik terhadap kriteria yang ditentukan. Kriteria penilaian kualitatif dikategorikan menjadi 4

kategori yaitu :

sangat baik (SB) baik (B), cukup (C), kurang (K).

Sedangkan deskripsi memuat uraian secara naratif pencapaian kompetensi sikap sesuai dengan

kompetensi inti dan kompetensi dasar setiap mata pelajaran . Deskripsi sikap pada setiap mata

pelajaran menguraikan kelebihan sikap peserta didik, dan sikap yang masih perlu ditingkatkan.

Contoh uraian deskripsi sikap dalam mata pelajaran antara lain :

Menunjukkan sikap yang baik dalam kejujuran, disiplin, perlu ditingkatkan sikap percaya diri Menunjukkan sikap yang baik dalam kejujuran, disiplin, dan percaya diri

Page 20: Format rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan

Sedangkan deskripsi sikap antarmata pelajaran menjadi tanggung jawab wali kelas melalui

analisis nilai sikap setiap mata pelajaran dan proses diskusi secara periodik dengan guru mata

pelajaran. Deskripsi sikap antarmata pelajaran menguraikan kelebihan sikap peserta didik, dan

sikap yang masih perlu ditingkatkan apabila ada secara keseluruhan, serta rekomendasi untuk

peningkatan. Contoh uraian deskripsi sikap antarmata pelajaran antara lain :

Menunjukkan sikap yang baik dalam kejujuran, disiplin, toleransi, gotong royong, santun, dan percaya diri. Perlu ditingkatkan sikap tanggung jawab, melalui pembiasaan penugasan mandiri di rumah.

Menunjukkan sikap yang baik dalam kejujuran, disiplin, tanggung jawab, toleransi, gotong royong, santun, dan percaya diri

Pelaksanaan penilaian sikap menggunakan berbagai teknik dan bentuk penilaian yang bervariasi

dan berkelanjutan agar menghasilkan penilaian otentik secara utuh. Nilai sikap diperoleh melalui

proses pengolhan nilai sikap. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan nilai

antara lain :

1. Pengolahan nilai sikap dilakukan pada akhir kompetensi dasar dan akhir semester. 2. Pengolahan nilai berdasarkan sikap yang diharapkan sesuai tuntutan kompetensi dasar. 3. Pengolahan nilai ini bersumber pada nilai yang diperoleh melalui berbagai teknik penilaian . 4. Menentukan pembobotan yang berbeda untuk setiap teknik penilaian apabila diperlukan,

dengan mengutamakan teknik observasi memiliki bobot lebih besar. 5. Pengolahan nilai akhir semester bersumber pada semua nilai sikap sesuai kompetensi dasar

semester bersangkutan.

8. Manajemen Hasil Penilaian Sikap

a. Pelaporan penilaian sikap oleh guru dilakukan secara berkala kepada peserta didik, orang tua,

dan satuan pendidikan.

b. Pelaporan kepada peserta didik dilakukan selekas mungkin setelah proses penilaian selesai.

Seperti hasil observasi, penilaian diri, penilaian antarpeserta didik, dan jurnal. Pelaporan kepada

orang tua peserta didik dapat dilakukan melalui peserta didik, dan orang tua menandatangani

hasil penilaian tersebut.

c. Pelaporan kepada orang tua peserta didik dapat dilakukan secara berkala setiap tengah

semester dan akhir semester. Bentuk laporan ini berupa laporan hasil penilaian tengah semester

dan buku rapor.

d. Sesuai prinsip akuntabilitas maka pendidik wajib melakukan dokumentasi proses penilaian

secara sistematis, teliti, dan rapi. Dokumentasi proses penilaian dapat berupa :

Page 21: Format rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan

1) Portofolio yang merupakan kumpulan hasil penilaian peserta didik

2) Soft file data penilaian memanfaatkan TIK.

3) Buku nilai secara terintegrasi antara kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan

e. Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan

belajar, dikembalikan kepada peserta didik disertai balikan (feedback) berupa komentar yang

mendidik (penguatan) yang dilaporkan kepada pihak terkait dan dimanfaatkan untuk perbaikan

pembelajaran.

f. Program remedial dan pengayaan dilaksanakan sebagai tindak lanjut analisis hasil penilaian .

Namun bentuk dan layanan kedua program ini berbeda dengan pencapaian kompetensi

pengetahuan dan keterampilan. Bentuk layanan remedial dapat dilakukan melalui kegiatan

bimbingan konseling, pembiasaan terprogram, maupun cara yang lain. Kegiatan layanan ini

dapat melibatkan guru bimbingan konseling, wali kelas, atau guru lain yang sesuai. Sedangkan

program pengayaan dapat dilakukan dengan bentuk tuturial sebaya seperti keteladanan, kerja

kelompok, dan kelompok diskusi.

Ketentuan-Ketentuan Penilaian Menurut

Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014

Nov 11

Posted by Fatur Thok

Penilaian merupakan masalah yang paling krusial di kurikulum 2013. Salah ide penilaian pada

kurikulum 2013 adalah penilaian autentik. Namun perkembangan selanjutnya ditegaskan di

permendikbud 104/2014 penilaian terdiri dari penilaian autentik dan non-autentik (Pasal 2

ayat 1 Permendikbud 104/2014).

Selain itu ada beberapa hal penting yang perlu dipahami mengenai ketentuan-ketentuan penilaian

menurut permendikbud 104 tahun 2014 sebagai berikut:

1. Pengambilan nilai sikap menggunakan tehnik MODUS. nilai pengetahuan dengan tehnik RERATA dan nilai keterampilan dengan tehnik RERATA OPTIMUM (Pasal 6)

2. Untuk setiap kegiatan penilaian, yaitu ulangan harian, ulangan tengah semester, penugasan dan lain-lain menggunakan skor 1 – 4. Tidak lagi menggunakan skor 0 – 100.(lampiran halaman 22)

3. Ketuntasan untuk nilai pengetahuan dan keterampilan adalah 2,67, sedangkan untuk nilai sikap adalah B (lampiran halaman 12).

4. Nilai dalam rapor SMP dan SMA untuk pengetahuan dan keterampilan dinyatakan dalam bentuk angka real (bukan kelipatan 0,33) dan dalam bentuk predikat (huruf A – D), Sedangkan nilai sikap dinyatakan dalam bentuk SB, B, C dan K dan dilengkapi dengan deskripsi (lampiran halaman 25).

Page 22: Format rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan

5. Tabel konversi skor dan predikat hasil belajar untuk setiap ranah adalah sebagai berikut:

6. Penilaian diri dilakukan sekali di akhir semester (lampiran halaman 22).

Untuk mengunduh permendikbud 104 tahun 2014 tentang Pedoman Penilaian Hasil Belajar Oleh

Pendidik silakan klik di sini

Agar bisa memahami isi permendikbud 104 tahun 2014 Anda juga bisa pelajar paparan di bawah

ini