Format Laporan Utilbang.docx
-
Author
yogi-maulana -
Category
Documents
-
view
83 -
download
8
Embed Size (px)
description
Transcript of Format Laporan Utilbang.docx
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangUtilitas bangunan merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana merancang sistem didalam bangunan. Pengetahuan ini menjadi penting untuk arsitek, mengingat bangunan merupakan sebuah objek yang akan didesain. Untuk menghasilkan rancangan yang indah, tentunya kita juga harus merancang sistem didalamnya sehingga nantinya sistem tersebut dapat mengahasilkan fungsi yang optimal terhadap gedung yang dirancang.Melihat perkembangan sekarang, gedung tinggi merupakan bangunan yang telah berkembang pesat khususnya di ibukota Negara. Sempitnya lahan untuk tempat tinggal menjadi salah satu faktor alasan pembangunan bangunan tinggi yang berfungsi sebagai tempat tinggal. Bangunan ini tentunya memiliki sistem agar bangunan tersebut dapat berfungsi dengan baik sebagai tempat tinggal. Sistem yang dirancang tersebut mencakup beberapa aspek yang akan dijelaskan pada bab selanjutnya. Sistem didalam bangunan tinggi inilah yang akan dijabarkan sehingga nantinya akan terlihat bagaimana sistem tersebut dirancang dan bagaimana dampaknya terhadap penggunanya.
1.2. TujuanTujuan makalah ini dibuat mengingat sebagai tugas akhir mata kuliah utilitas bangunan departemen arsitektur. Selan itu, mengingat bahwa pentingnya pengetahuan utilitas bangunan untuk meracang sebuah bangunan. Dimana utilitas bangunan merupakan sebuah imu yang mempelajari dan merancang sistem yang ada di dalam bangunan. Dengan menciptakan sistem yang baik maka akan tercipta bangunan yang berfungsi dengan baik.
1.3. Rumusan Masalaha. Bagaimana utilitas bangunan di apartemen margonda residence II? b. Apakah utlititas bangunan tersebut telah memenuhi standar?
1.4. Batasan MasalahAspek pembahasannya mencakupi beberapa aspek yang akan dijelaskan di bab selanjutnya. Dari aspek-aspek ini akan dijelaskan bagaimana aspek tersebut dirancang dan diaplikasikan dalam bangunan tinggi tersebut. Setelah melihat bagaimana sistem tersebut dirancang, maka akan dilihat bagaimana dampak maupun standar seharusnya pengaplikasiaannya sehingga akan didapatkan pelajalan bagi kita kedepannya.
BAB IILANDASAN TEORI
1. 2. 2.1. Utilitas BangunanBangunan dapat berfungsi dengan baik dengan mempertimbangkan dan memikirkan tidak hanya desainnya tetapi juga bagaimana aktivitas yang terjadi didalamnya. Saat ini, bangunan megah yang dirancang haruslah memenuhi standar yang berlaku dimana standar tersebut dapat menunjang tercapainya kenyamanan, kesehatan, keselamatan, komunikasi dan mobilitas dalam bangunan. Standar-standar tersebut mencakup elemen utilitas bangunan sehingga utilitas menjadi sangat berpengaruh terhadap bangunan tesebut.Utilitas merupakan suatu ilmu pengetahuan teknik arsitektur di samping ilmu-ilmu lain mengenai bangunan yang harus dipelajari oleh seorang arsitek dalam kooordinasi merancang bangunan. Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan, komunikasi, dan mobilitas dalam bangunan. Dasar pertimbangan pemakaian sistem utilitas dan perlengkapan bangunan adalah:1. Kemudahan dalam penggunaan dan pemeliharaan2. Kesederhanaan jaringan sistem3. Kecilnya faktor resiko crossing antar jaringan 4. Keamanan terhadap pelaku aktifitas5. Keamanan terhadap lingkungan
Adapun perancangan utilitas bangunan terdiri dari beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut menjadi hal yang penting untuk dipertimbangkan dalam mendesain sebuah sistem yang pastinya berkaitan dengan desain bangunan secara keseluruhan. Aspek-aspek tersebut juga nantinya akan menjadi landasan dalam penjabaran utilitas bangunan apartemen margonda residence II ini. Aspek-aspek tersebut meliputi:1. Perancangan Plumbing dan Sanitasi2. Perancangan Transportasi Dalam Bangunan3. Perancangan Pembuangan Sampah4. Perancangan Penghawaan5. Perancangan Pencahayaan6. Perancangan Tata Suara7. Perancangan penangkal petir8. Perancangan Pencegahan Kebakaran9. Perancangan Telepon10. Perancangan CCTV dan sekuriti sistem
Dengan memperhatikan serta mempelajari semua perancangan tersebut diatas maka diharapkan perancang atau seorang arsitek bangunan dapat memberikan hasil perancangan yang optimal mengenai sistem utilitas bangunan.
2.2. ApartemenApartemen dapat diartikan dengan beberapa pengertian sesuai dengan sumbernya. Menurut kamus besar bahasa Indonesia apartemen didefinisikan sebagai:1. Tempat tinggal (terdiri atas kamar duduk, kamar tidur, kamar mandi, dapur, dsb) yang berada pada 1 lantai bangunan bertingkat.2. Bangunan bertingkat, terbagi dalam beberapa tempat tinggal.
Klasifikasi apartemen berdasarkan kepemilikan (Chiara, 1986)a. Apartemen SewaPemiliki membangun dan membiayai operasi serta peraatan bangunan, penghuni mmbayar sewa selama jangka waktu tertentu.
b. Apartemen KondominiumPenghuni membeli dan mengelola unit yang menjadi haknya, tidak ada batasan bagi penghuni untuk menjual kembali atau menyewakan unit miliknya. Penghuni biasanya membayar uang pengelolaan ruang bersama yang dikelola oleh pemiik gedung.
c. Apartemen KoperasiApartemen dimiliki oleh koperasi, penghuni memiliki saham didalamnya sesai dengan unit yang ditempatinya. Bila penghuni pindah, ia dapat menjual sahamnya kepada koperasi atau calon penghuni baru dengna persetujuan koperasi. Biya operasional dan pemeliharan ditnggung oleh koperasi.
Klasifikasi apartemen berdsarkan pelayanannyaa. Apartemen Fully ServiceApartemen yang menyediakan layanan standar htel seperti laundry, catering, keersihan, dll.
b. Apartemen Fully FurnishedApartemen yang menyedikan furnitur dalam unit apartemen.
c. Apartemen Fully Furnished and ServiceGabungan dari keduanya
d. Apartemen Building OnlyApartemen yang hanya menyediakan ruang, tidak termasuk perabotan dan layanan.
Klasifikasi apartemen berdasarkan ketinggian bangunana. Apartemen bertingkat rendah: jumlah lantai 3-6b. Apartemen bertingkat sedang: jumlah lantai 6-9c. Apartemen bertingkat tinggi: jumlah lantai lebih dari 9
2.3. PenghawaanPenghawaan alami merupakan pergerakan udara masuk ke dan keluar dari ruangan tertutup dalam jumlah yang dibutuhkan. Melalui penghawaan yang baik, terjadi pertukaran udara secara bebas. Penghawaan alami dapat terjadi dengan menyediakan bukaan-bukaan pada bangunan. Bukaan tersebut merupakan lubang tempat udara dapat keluar masuk. Fungsi dari bukaan adalah untuk menghilangkan gas-gas yang tidak menyenangkan, membantu mendapatkan kenyamanan termal dan sebagainya. Penghawaan yang baik adalah penghawaan yang dapat mengakomodir proses ventilasi silang. Ventilasi silang atau cross ventilation adalah dua bukaan berupa jendela atau pintu yang letaknya saling berhadapan di dalam satu ruangan. Ventilasi ini bekerja dengan memanfaatkan perbedaan zona bertekanan tinggi dan rendah yang tercipta oleh udara. Perbedaan tekanan pada kedua sisi bangunan akan menarik udara segar memasuki bangunan dari satu sisi dan mendorong udara pengap keluar ruangan dari sisi lain.
2. 2.1. 2.2. 2.3. 2.3.1. Kriteria Penghawaan yang Nyamana. Mempunyai kecepatan tidak boleh lebih dari 5 km/jam.b. Suhu kurang dari 30 celcius.c. Banyak mengandung O2.
2.3.2. Tujuan Penyegaran UdaraPenyegaran udara adalah suatu proses mendinginkan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan yang diinginkan dan dipersyaratkan. Penyegaran udara digolongkan menjadi dua:a. Penyegaran udara untuk kenyamanan kerja orang yang melakukan kegiatan tertentu.b. Penyegaran udara untuk industri.
2.3.3. Penyegaran Udara Mekanis/BuatanUntuk mencapai kondisi udara yang diinginkan, penyegaraan udara dapat dibantu oleh peralatan atau mesin-mesin. Penyegaran secara mekanis dibagi menjadi dua jenis:a. Mesin penyegaran berukuran kecil untuk penyegaran udara ruang.b. Mesin penyegaran yang berukuran besar, yang dilengkapi dengan saluran udara untuk mengalirkan dan mendistribusikan udara dingin ke tempat yang agak jauh. Sistem ini dinamakan juga sebagai penyegaran udara paket yang terdiri dari 3 jenis:1. Unit koil kipas udara dan unit pengolah udara. Kedua unit ini digabungkan menjadi satu.2. Unit pengembun. Unit ini terdiri dari kompresor dan koil pengembun3. Unit menara pendingin. Unit ini berfungsi untuk mendinginkan kembali air yang telah menjadi panas setelah keluar dari unit-unit sebelumnya.
2.3.4. Faktor Pertimbangan Pemilihan Sistem Penyegaran Udaraa. Faktor KenyamananFaktor yang mempengaruhi kenyamanan antara lain temperatur rata-rata, kelancaran aliran udara, kebersihan udara, bau aliran udara, kualitas ventilasi, dan semua aliran udara.
b. Faktor EkonomiFaktor ekonomi yang mempengaruhi antara lain biaya awal, biaya operasi dan perawatan, faktor operasi dan perawatan, konstruksi, ketahanan peralatan, mudah perawatannya, mudah diakses oleh tenaga yang merawat, mudah perawatannya, dan efisien.
2.3.5. Contoh Sistem Penyegaran Udara Untuk Berbagai Gedunga. Bangunan KantorUntuk suatu kantor yang besar dimana penyegaran udara ini diperlukan untuk memberikan kenyamanan lingkungan kerja, maka perlu diadakan pembagian daerah (zona), dimana daerah pinggir yang banyak dipengaruhi pleh kondisi udara luar gedung, dan daerah interior yang tidak banyak dipengaruhi udara luar. Biasanya digunakan sistem udara tunggal dengan volume udara yang bervariasi dengan unit induksi atau unit coil kipas udara.
b. Bangunan HotelMengingat hotel terdiri dari berbagai ruangan dan kamar-kamar, maka di dalam perlu menyediakan alat penyegar udara harus lebih dari satu sistem penyegar udara. Dapat digunakan sistem saluran udara tunggal dan dapat pula digunakan koil kipas udara jenis air penuh.
c. Bangunan Rumah TinggalUntuk rumah tinggal dapat dibagi dalam dua bagian. Rumah-rumah yang besar digunakan sistem ruang mesin dengan sistem penyegaran udara saluran tunggal sentral dan digunakan sitem air penuh dengan unit koil kipas udara atau sistem unit paket. Untuk mendinginkan rumah atau apartmen biasanya satu atau dua ruangan dilayani oleh satu alat pendingin atau sistem saluran tunggal sentral atau sistem unit koil kipas udara.
2.3.6. Tipe Penyegar Udaraa. Penyegar Udara SentralPenyegar udara sentral merupakan dasar dari kebanyakan jenis penyegar udara. Penyegar Udara terdiri dari motor lustrik dan kipas udara, koil udara pelembab dan saringan udara semuanya terletak dalam satu kotak. Jenis penyegar udara ini dinamai unit pengolah udara (air handling unit). Unit pengolah udara ini tersedia dengan kapasitas 2000-10000000 m3/jam yang terbagi dalam 2 jenis vertikal dan horizontal. Unit ini diletakan dalam ruangan sendiri.
b. Penyegar Udara Jenis PaketPenyegar udara ini terdiri dari peralatan penyegar dan refrigator yang terletak dalam satu rumah. Komponen dari penyegar udara tersebut yang terdiri dari kipas udara, koil udara, saringan udara, dan panic penampung terletak di bagian atas. Udara yang terinduksi melalui lubang masuk akan mencapai temperature dan kelembaban yang diinginkan. Udara ditekan keluar ke dalam plenum yang ada di atas kipas udara.
c. Penyegar Udara KamarPenyegar udara kamar adalah penyegar udara paket berukuran kecil dengan kapasitas pendinginan antara -2 TR. Penyegaran udara ruangn dapat memadai pentegar udara central berkapasitas besar jika ditinjau dari segi biaya awalnya. Namun jenis ini kurang baik jika ditinjau dari segi distribusi udara, penyaringan debu, ventilasi, pengaturan temperature, dan kelembaban udara.
2.3.7. Penggunaan Penyegar Udaraa. Mesin penyegar udara untuk ruangan-ruangan kecil/rumah tinggal.b. Mesin penyegar udara untuk ruangan-ruangan yang besar.
2.4. PencahayaanPencahayaan alami pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. Pencahayaan dari matahari mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik juga dapat membunuh kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas lantai.Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat keuntungan, yaituvariasi intensitas cahaya matahari, distribusi dari terangnya cahaya efek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak antar bangunan, letak geografis dan kegunaan bangunan gedung.
2.4. 2.4.1. Tujuan Pemanfaatan Cahaya Mataharia. Penghematan energi dan biaya opersional bangunan.b. Menciptakan ruang yang sehat mengingat sinar matahari mengandung ultra violet yang memberikan efek psikologis pada manusia, dan memperjelas kesan ruang.c. Cahaya alami dipergunakan sejauh mungkin ke dalam bangunan, baik sebagai sumber penerangan langsung maupun tidak langsung.
2.4.2. Bentuk Cahaya Alami dalam Bangunana. Cahaya matahari langsung.b. Refleksi atau pantulan cahaya matahari dari benda yang berada di luar.c. Refleksi yang kedua kalinya dipantulkan kembali oleh langit-langit/ dinding.d. Cahaya yang jatuh ke lantai dan dipantulkan lagi oleh langit-langit.
2.4.3. Faktor yang Mempengaruhi Intensitas Cahaya Masuka. Jenis bahan yang dipergunakan yang tembus cahaya.b. Warna bahan sebagai bidang pantulan yang berpengaruh diantaranya warna dinding, plafond dan lantai, semakin warnanya muda dan cerah semakin banyak memantulkan cahaya.c. Luas bidang bukaan/jendela.d. Pengurangan intensitas cahaya oleh kisi-kisi/sunscreen atau pohon.
2.4.4. Orientasi BangunanOrientasi bangunan memiliki pengaruh terhadap kondisi pencahayaan di dalam ruangan. Mengingat matahari berjalan/merambat dari arah timur ke barat, hal ini juga akan mempengaruhi besar cahaya ke dalam ruangan yang menghadap ke arah timur, barat, utara, selatan. Sehingga para perancang bangunan khususnya bangunan tinggi akan berusaha agar permukaan kacanya akan dihadapkan pada arah utara atau selatan. Hal ini untuk menghindari adanya radiasi panas matahari yang masuk ke dalam ruangan sehingga berpengaruh besar terhadap sistem penghawaan dalam ruangan.Di dalam perancangan bangunan bertingkat tinggi, khususnya berada di kota-kota besar yang terletak di daerah beriklim panas, perancang cenderung membuat bangunan tertutup dengan arti kata lain menggunakan pengudaraan buatan sehingga mengurangi banyaknya cahaya matahari. Untuk mengatasi hal tersebut, bangunan tinggi biasanya membutuhkan pencahayaan buatan.
2.4.5. Sistem Pencahayaana. Pencahayaan Langsungb. Pencahayaan Tidak Langsungc. Kombinasi antara langsung dan tidak langsung.
Pencahayaan ini juga akan ditentukan oleh bermacam-macam alat pencahayaan sepertia. Lampu Pijarb. Lampu TLc. Lampu SLd. Lampu Halogene. Lampu Mencury
2.5. Kelistrikan2.5. 2.5.1. GeneratorKetika terjadi pemadaman catu daya utama (PLN) maka dibutuhkan suplai cadangan listrik dan pada kondisi tersebut Generator-Set diharapkan dapat mensuplai tenaga listrik terutama untuk beban-beban prioritas. Genset dapat digunakan sebagai sistem cadangan listrik atau off-grid (sumber daya yang tergantung atas kebutuhan pemakai). Genset sering digunakan oleh rumah sakit dan industri yang membutuhkan sumber daya yang mantap dan andal (tingkat keandalan pasokan yang tinggi), dan juga untuk area pedesaan yang tidak ada akses untuk secara komersial dipasok listrik melalui jaringan distribusi PLN yang ada.Dalam pengoperasiannya, suatu instalasi Genset memerlukan sistem pendukung agar dapat bekerja dengan baik dan tanpa mengalami gangguan. Secara umum sistem-sistem pendukung tersebut dibagi menjadi 3 bagian, yaitu sistem pelumasan, sistem bahan bakar, dan sistem pendinginan.
2.5.1.1. Sistem PelumasanUntuk mengurangi getaran antara bagian-bagian yang bergerak dan untuk membuang panas, maka semua bearing dan dinding dalam dari tabung-tabung silinder diberi minyak pelumas.Minyak tersebut dihisap dari bak minyak 1 oleh pompa minyak 2 dan disalurkan dengan tekanan ke saluran-saluran pembagi setelah terlebih dahulu melewati sistem pendingin dan saringan minyak pelumas. Dari saluran-saluran pembagi ini, minyak pelumas tersebut disalurkan sampai pada tempat kedudukan bearing-bearing dari poros engkol, poros jungkat dan ayunan-ayunan. Saluran yang lain memberi minyak pelumas kepada sprayer atau nozzle penyemperot yang menyemprotkannya ke dinding dalam dari piston sebagai pendingin. Minyak pelumas yang memercik dari bearing utama dan bearing ujung besar (bearing putar) melumasi dinding dalam dari tabung- tabung silinder.
Gambar 2.5.1.1 1 Sistem PelumasanMinyak pelumas yang mengalir dari tempat-tempat pelumasan kemudian kembali kedalam bak minyak lagi melalui saluran kembali dan kemudian dihisap oleh pompa minyak untuk disalurkan kembali dan begitu seterusnya.
1. Bak minyak2. Pompa pelumas3. Pompa minyak pendingin4. Pipa hisap5. Pendingin minyak pelumas6. Bypass-untuk pendingin7. Saringan minyak pelumas8. Katup by-pass untuk saringan9. Pipa pembagi10. Bearing poros engkol (lager duduk)11. Bearing ujung besar (lager putar)12. Bearing poros-bubungan13. Sprayer atau nozzle penyemprotuntuk pendinginan piston14. Piston15. Pengetuk tangkai16. Tangkai penolak17. Ayunan18. Pemadat udara (sistem Turbine gas)19. Pipa ke pipa penyemprot20. Saluran pengembalian
2.5.1.2. Sistem Bahan BakarMesin dapat berputar karena sekali tiap dua putaran disemprotkan bahan bakar ke dalam ruang silinder, sesaat sebelum, piston mencapai titik mati atasnya (TMA). Untuk itu oleh pompa penyemperot bahan bakar 1 ditekankan sejumlah bahan bakar yang sebelumnya telah dibersihkan oleh saringan-bahan bakar 5, pada alat pemasok bahan bakar atau injektor 7 yang terpasang dikepala silinder. Karena melewati injektor tersebut maka bahan bakar masuk kedalam ruang silinder dalam keadaan terbagi dengan bagian-bagian yang sangat kecil (biasa juga disebut dengan proses pengkabutan).
Gambar 2.5.1.2 1 Sistem Bahan BakarDidalam udara yang panas akibat pemadatan itu bahan bakar yang sudah dalam keadaan bintik-bintik halus (kabut) tersebut segera terbakar. Pompa bahan bakar 2 mengantar bahan bakar dari tangki harian 8 ke pompa penyemprot bahan bakar. Bahan bakar yang kelebihan yang keluar dari injektor dan pompa penyemperot dikembalikan kepada tanki harian melalui pipa pengembalian bahan bakar.
1. Pompa penyemperot bahan bakar2. Pompa bahan bakar3. Pompa tangan untuk bahan bakar4. Saringan bahar/bakar penyarinnan pendahuluan5. Saringan bahan bakar/penyaringan akhir6. Penutup bahan bakar otomatis7. Injektor8. Tanki9. Pipa pengembalian bahan bakar10. Pipa bahan bakar tekanan tinggi11. Pipa peluap.
2.5.1.3. 2.5.1.4. Sistem PendinginanHanya sebagian dari energi yang terkandung dalam bahan bakar yang diberikan pada mesin dapat diubah menjadi tenaga mekanik sedang sebagian lagi tersisa sebagai panas. Panas yang tersisa tersebut akan diserap oleh bahan pendingin yang ada pada dinding-dinding bagian tabung silinder yang membentuk ruang pembakaran, demikian pula bagian-bagian dari kepala silinder didinginkan dengan air. Sedangkan untuk piston didinginkan dengan minyak pelumas dan panas yang diresap oleh minyak pendingin itu kemudian disalurkan melewati alat pendingin minyak, dimana panas tersebut diresap oleh bahan pendingin.Pada mesin diesel dengan pemadat udara tekanan tinggi, udara yang telah dipadatken oleh turbocharger tersebut kemudian didinginkan oleh air didalam pendingin udara (intercooler), Pendinginan sirkulasi dengan radiator bersirip dan kipas (pendinginan dengan sirkuit).Pompa-pompa air 1 dan 2 memompa air kebagian-bagian mesin yarg memerlukan pendinginan dan kealat pendingin udara (intercooler) 3. Dari situ air pendingin kemudian melewati radiator dan kembali kepada pompa-pompa 1 dan 2. Didalam radiator terjadi pemindahan panas dari air pendingin ke udara yang melewati celah-celah radiator oleh dorongan kipas angin. Pada saat Genset baru dijalankan dan suhu dari bahan pendingin masih terlalu rendah, maka oleh thermostat 5, air pendingin tersebut dipaksa melalui jalan potong atau bypass 6 kembali kepompa. Dengan demikian maka air akan lebih cepat mencapai suhu yang diperlukan untuk operasi. Bila suhu tersebut telah tercapai maka air pendingin akan melalui jalan sirkulasi yang sebenarnya secara otomatis.
Gambar 2.5.1.3 1 Sistem Pendingin1. Pompa air untuk pendingin mesin2. Pompa air untuk pendinginan intercooler3. Inter cooler (Alat pendingin udara yang telah dipanaskan)4. Radiator5. Thermostat6. Bypass (jalan potong)7. Saluran pengembalian lewat radiator8. Kipas
2.6. PemipaanSistem pemipaan pada bangunan tinggi merupakan salah satu bagian dari utilitas bangunan yang penting karena berhubungan dengan kebutuhan dasar manusia akan kebutuhan air bersih dan sanitasi. Pada bangunan tinggi, jalur sistem pemipaan terdiri dari dua, yaitu arah vertikal dan horizontal. Sistem pemipaan pada bangunan tinggi yang disesuaikan dengan kebutuhan aktivitas manusia terdiri dari:1. air bersih,2. air bekas,3. air kotor,4. air hydrant, dan5. fasilitas umum lainnya.Pada bagian ini akan dijelaskan tentang teori dari masing-masing sistem pemipaan yang ada di atas.
2.6.1. Sistem Distribusi Air BersihKebutuhan air bersih pada bangunan tinggi sangat tergantung pada kebutuhan manusia yang berkegiatan di dalamnya. Di sini akan dibahas lebih jauh tentang sistem pemipaan secara umum, spefikisasi masalah berdasarkan kegunaan bangunan akan dibahas lebih lanjut dalam bab analisis.Pada saat ini ada beberapa sistem yang secara umum diterapkan pada bangunan tinggi, yaitu sistem tangki atap (roof tank system), sistem tangki tekan (pressure tank system), dan sistem tanpa tangki (booster system). Sistem air bersih yang paling sering digunakan pada bangunan tinggi di Indonesia adalah sistem tangki atap.
a. Sistem Tangki Atap (Roof Tank System)Dalam sistem ini, air ditampung terlebih dahulu pada tangki bawah (ground tank). Tangki bawah ini bisa berada di bawah tanah, bisa juga berada dipermukaan tanah di lantai terendah bangunan. Kemudian air pada tangki bawah dipompaka ke tangki atas (roof tank) yang biasanya dipasang diatas atap. Dari tangki atap ini kemudian disalurkan melalui pipa ke lantai-lantai dibawahnya. Tangki atap menjadi pilihan karena penyalurannya air melalui pipa ini dapat dibantu dengan gaya gravitasi bumi. Untuk bangunan yang cukup tinggi biasanya menambahkan pompa (booster pump) untuk mendorong air agar tekanannya lebih kencang. Hal terpenting dalam sistem tangki atap ini adalah konstruksi atap dimana berat tangki berisi air akan dibebankan.
b. Sistem Tangki Tekan (Pressure Tank System)Pada sistem tangki tekan air yang telah ditampung dalam tangki bawah dipompa ke tangki tertutup sehingga udara di dalamnya terkompresi. Air dalam tangki tersebut kemudian didistribusikan melalui pipa ke seluruh bangunan. Pompa bekerja secara otomatis yang diatur oleh suatu detektor tekanan, yang menutup dan membuka saklar motor listrik penggerak pompa. Pompa berhenti bekerja kalau tekanan tangki telah mencapai batas minimum yang ditetapkan. Untuk melayani kebutuhan air yang besar maka akan diperlukan tangki tekan yang besar. Untuk mengatasi hal ini maka tekanan awal udara dalam tangki dibuat lebih besar dari tekanan atmosfer.
c. Sistem Tanpa Tangki (Booster System)Dalam sistem ini tidak digunakan tangki apapun, Air dipompa langsung ke sistem distribusi bangunan dan pompa menghisap air langsung dari pipa utama (misalnya pipa utama perusahaan air minum). Di Eropa dan Amerika Serikat cara ini dapat dilakukan kalau pipa masuk pompa diameternya 100 mm atau kurang. Sistem ini sebenarnya dilarang di Indonesia.
2.6.2. Sistem Pembuangan Air Bekas (Grey Water System) dan Air Kotor (Black Water System)Sistem air bekas dan air kotor adalah sistem pembuangan air hasil sanitasi maupun buangan dari dapur. Terdapat dua sistem pembuangan air berdasarkan cara pembuangannya, yaitu sistem pembuangan air campuran yang mencampurkan air bekas dan air kotor dalam satu pipa yang sama dan sistem pembuangan terpisah yang memisahkan air bekas dan air kotor pada masing-masing pipa yang berbeda. Sebelum air buangan disalurkan ke pembuangan kota atau diresapkan ke tanah, mupun dipergunakan kembali, terlebih dahulu diolah atau biasa disebut Sewage Treatment Plant (STP) sehingga memenuhi syarat limbah yang aman yang ditetapkan oleh pemerintah setempat. STP terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
a. Pre-treatment Pada tahap ini dilakukan pemisahan padatan berukuran besar ataupungrease,agar tidak terbawa pada unit pengolahan selanjutnya dan proses pengolahan lebih optimal. Air dialirkan lewatinlet chamberdi mana adascreenyang dapat menyaring benda padat. Selanjutnya air masuk kegrease trapyang berguna untuk memisahkan lemak yang dapat mengganggu proses biologi. Kemudian air akan menuju keprimary clarifier.
b. Primary ClarifierPada proses ini terjadi pemisahan partikel yang mengendap secara grafitasi (suspended solid) sehingga mengurangi beban pengolahan pada unit selanjutnya. Pada proses ini berguna untuk membuat aliran jadi lebih tenang dan aliran dapat stabil.
c. Rotating Biological Contactor (RBC)Proses pengolahan yang di lakukan adalah untuk menurunkan BOD (Bio-chemical Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) yang ada pada air limbah, sehingga dapat memenuhi kualitas air yang layak untuk kita buang ke saluran kota. Pengolahan polutan dilakukan oleh mikroorganisme yang melekat pada permukaan disk yang berputar. Perputaran ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan oksigen untuk kehidupan mikroorganisme dan mencegah terjadinya kondisi anaerob yang dapat menimbulkan bau. Pada saatdisk berputar terjadi kontakbiomassyang dengan oksigen pada saat disk menyembul di permukaan dan terjadi kontak pada material organik yang ada pada air limbah untuk menjadi makanan pada saat disk terendam. Jadi bila diskterlihat kotor jangan dibersihkan karena sebenarnya itu adalah bakteri.
d. Final ClarifierUnit ini berfungsi sebagai clarifier akhir untuk mengendapkan partikel-partikel yang masih belum terendapkan, serta biomass yang telah mati.
e. DisinfeksiPada proses ini dilakukan penginjeksianchlorineyang bertujuan membunuh bakteri-bakteri patogen yang ada.
f. Effluent TankAir yang telah kita olah akan dialirkan menujueffluent tank untuk selanjutnya dibuang pada saluran kota. Sebagian air ini dapat kita proses lagi untuk keperluanrecyclingyang dapat kita gunakan untuk menyiram taman dan air cuci kendaraan.
g. Sand FilterAir darieffluent tankkita alirkan kesand filtermenggunakan pompa, pada proses ini air akan di saring oleh pasir silika yang berfungsi menyaring padatan yang masih terbawa pada sistem dan juga untuk menurunkan kekeruhan yang ada. Pada proses ini yang harus di perhatikan adalah perbedaan tekanan aliran masuk dan keluar. Bila tekanan lebih dari tekanan yang ditentukan, maka perlu kita lakukan proses back washing. Yang berfungsi untuk mencuci kembali sand filter yang ada.
2.6.3. Sistem Pembuangan Air HujanDi Indonesia air hujan merupakan masalah yang tidak sepele karena keadaan geografis yang tropis dengan curah hujan tinggi. Pada bangunan tinggi dengan atap datar air hujan tidak akan tergenang apabila atap tersebut dibuat dengan kemiringan sangat kecil (2-4 derajat) sehingga air dapat dialirkan ke saringan air di lantai atap (roof drain). Kemudian dialirkan melalui pipa tersendiri dan bersama-sama pipa lainnya melalui shaft menuju ke daerah penyarapan air tanah.
2.6.4. Sistem Distribusi Air Pemadam Sistem distribusi air pemadam kebakaran diambil dari ground tank atau reservoir menggunakan pompa Fire Main Pump, Diesel Fire Pump dan Jocky Pump. Sistem instalasi pipa kebakaran ini bisa tersendiri (main pump hydrant dan main pump sprinkler) atau bisa menjadi satu dengan melalui pipa header (fire main pump, diesel fire pump dan jocky pump). Instalasi ini terhubung dengan pressure tank dimana terpasang pressure swicth yang digunakan untuk mengoperasikan pompa secara otomatis dan diatur sesuai dengan tekanan standat instalasi pipa gedung. Pipa header kemuadian dibagi menjadi dua, yaitu instalasi pipa hydrant dan instalasi pipa sprinkler.
a. Pipa SprinklerInstalasi pipa ini berfungsi untuk mengatasi kebakaran secara otomatis disetiap ruangan melalui head sprinkler yang merupakan outlet pipa sprinkler yang dipasang pada setiap lantai di dalam plafon dengan jarak antara 3 sampai 5 meter. Bila terjadi kebakaran pada salah satu lantai maka panas api dari titik kebakaran akan memecahkan head sprinkler dan air disemburkan.
b. Pipa HydrantInstalasi pipa hydrant berfungsi untuk mengatasi dan menaggulangi kebakaran secara manual dengan menggunakan hydrant box yang tersedia pada setiap lantai di beberapa tempat. Pada hydrant box terdapat fire hose (selang), nozzle, valve, dan alat bantu control manual call point, alarm, serta indicating lamp. Untuk diluar gedung (area taman/parkir) terpasang hydrant pillar serta hose reel cabinet.
c. Jocky Fire PumpDigunakan untuk menstabilkan tekanan air pada pipa dan pressure tank.
d. Main Fire PumpDigunakan sebagai pompa utama, bila tekanan pada pressure tank turun setelah jocky pump tidak sanggup lagi mengatasi (jocky pump akan mati sesuai dengan pengaturan pada pressure tank).
e. Diesel Fire PumpDigunakan bila terjadi kebakaran dan pompa mengalami kerusakkan atau gagal operasional karena listrik padam dan main pump serta jocky pump berhenti bekerja mensuplai air maka diesel fire pump akan melakukan bekerja secara otomatis berdasarkan pressure swicth. Bekerjanya diesel fire pump secara otomatis menggunakan panel diesel stater. Panel ini juga melakukan pengisian accu dan dapat bekerja secara manual dengan kunci stater pada diesel tersebut. Untuk perawatan pada diesel fire pump ini dilakukan pemanasan setiap minggu. Sebelum dilakukan pemanasan diesel dilakukan pemeriksaan pada accu, pendingin air (air radiator) dan pengecekan pada pelumas mesin.
f. Siemense ConectionDigunakan bila terjadi kebakaran dan pompa (diesel fire pump, fire main pump, dan jocky pump) tidak bisa di operasikan atau gagal bekerja maka dilakukan pengisian air kedalam jaringan pipa dari mobil pemadam kebakaran untuk menggantikan fungsi peralatan yang ada dalam keadaan emergency, siemese conection dipasang pada instalasi pipa sprinkler dan hydrant.
2.6.5. Sistem Sirkulasi Kolam RenangSecara garis besar kolam renang digolongkan atas dua sistem sirkulasi, yaitu sistem sirkulasi overflow dan sistem sirkulasi skimmer dimana keduanya memiliki fungsi dan tujuan yang sama, yaitu membersihkan permukaan air dari kotoran atau sampah yang mengambang dan tak dapat tenggelam.
a. Sistem Sirkulasi OverflowPada sistem ini air dihisap oleh pompa dari balancing tank kemudian dikirim ke kolam dengan melalui proses filtrasi terlebih dahulu. Air yang masuk ke dalam kolam melalui inlet akan meluap memang dibuat agar meluap dan tumpah ke dalam gutter atau saluran yang dibuat sebagai tampungan luapan tersebut. Dan kemudian melalui gutter drain, air kembali ke dalam balancing tank, dimana selanjutnya akan disedot kembali oleh pompa sirkulasi. Umumnya kolam renang menggunakan sistem ini, karena air tidak banyak terbuang ketika terjadi penambahan tinggi air kolam baik karena pennguna maupun air hujan. Penambahan air akibat adanya pengurangan air kolam karena terjadinya penguapan dan lain-lain dilakukan di dalam balancing tank.
b. Sistem Sirkulasi SkimmerPada sistem ini proses sirkulasi air kolam tidak memerlukan Balancing Tank, sebab air langsung dihisap oleh Pompa Sirkulasi dari dalam kolam melalui Skimmer, dan dikembalikan lagi ke dalam kolam. Jika terjadi penambahan tinggi air kolam akibat pengguna kolam atau air hujan, akan langsung dibuang ke saluran buangan. Dan penambahan air jika terjadi pengurangan volume air akibat penguapan dll, dilakukan di dalam kolam.
Perlengkapan Sistem Kolama. Pompa SirkulasiPompa ini berfungsi sebagai pompa transfer yang mengirim air yang dihisap dari dalam balancing tank (untuk sistem overflow) atau dari skimmer (untuk sistem skimmer) ke dalam kolam renang. Jenis pompa yang biasa dipergunakan antara lain pompa centrifugal dan pompa end suction
b. FilterSesuai namanya, alat ini berfungsi untuk melakukan penyaringan atau filtrasi terhadap air yang akan masuk ke dalam kolam. Kotoran-kotoran dalam air akan disaring oleh alat ini, sehingga air yang kembali ke dalam kolam dalam kondisi bersih.
c. Balancing TankPeralatan ini juga sesuai dengan namanya, berfungsi melakukan penyeimbangan terhadap volume air kolam dan dipergunakan untuk kolam yang menggunakan sistem sirkulasi overflow. Ketika kolam dipergunakan atau ketika terjadi hujan, air kolam akan meluap dan ditampung oleh balancing tank. Dan sebaliknya ketika pengguna kolam keluar dari kolam, atau terjadi penguapan, maka air yang tertampung dalam balancing tank tadi akan dikirim kembali ke dalam kolam.
d. Chemical FeederAlat ini berfungsi untuk menambahkan bahan kimia perawatan air kolam ke dalam kolam renang melalui instalasi inlet. Jenis chemical feeder yang biasa dipergunakan antara lain Chemical Dosing Pump dan Automatic Chlorine Feeder.
e. Skimmer BoxAlat ini dipergunakan untuk kolam dengan sistem sirkulasi skimmer, fungsinya sebagai titik hisap untuk pompa sirkulasi. Karena penempatannya yang disesuaikan dengan muka air kolam, maka kotoran yang mengambang akan turut terhisap melalui alat ini.
f. InletInlet adalah titik dimana air masuk atau kembali ke dalam kolam.
g. Main DrainMain drain pada dasarnya dipergunakan khusus untuk membuang atau menguras air kolam. Namun pada sebagian sistem kolam yang mempergunakan system sirkulasi overflow, main drain digunakan pula sebagai titik hisap untuk pompa-pompa fitur kolam seperti air mancur dan lain-lain.
Kimia Air KolamPerforma kejernihan air kolam tidak semata-mata tergantung pada sistem sirkulasi. Dalam air dapat muncul bakteri atau tumbuhan kecil yang dapat mengganggu kesehatan dan kenyamanan pengguna kolam renang dan tidak dapat tersaring oleh filter. Oleh sebab itu, air kolam perlu dilakukan perawatan dengan menggunakan bahan-bahan kimia tertentu dengan kadar tertentu. Bahan kimia yang biasa dipergunakan antara lain kaporit, soda ash, tawas, dan bahan-bahan kimia lain seperti asam klorida, PAC, dll.
2.7. Pencegahan Kebakaran2.7.1. Instalasi Alarm KebakaranKebakaran merupakan insiden akibat dari api yang bekerja tidak pada tempatnya. Ini merupakan ancaman bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Oleh sebab itu dalam suatu bangunan sebagai tempat tinggal manusia dan beraktivitas, perlu diperhatikan mengenai ancaman bahaya kebakaran ini. Terdapat Klasifikasi jenis kebakaran berdasarkan penjelasan pasal 23 & 24 Perda DKI Jakarta No. 3 Tahun 1992, tentang penanggulangan bahaya kebakaran dalam wilayah DKI Jakarta1. Kebakaran Klas AKebakaran dari bahan biasa yang mudah terbakar seperti kayu, kertas, pakaian dan sejenisnya. Jenis alat pemadam :yang menggunakan air harus digunakan sebagai alat pemadam pokok.
2. Kebakaran Klas BKebakaran bahan cairan yang mudah terbakar seperti minyak bumi, gas, lemak dan sejenisnya. Jenis alat pemadam :yang digunakan adalah jenis busa sebagai alat pemadam pokok.
3. Kebakaran Klas CKebakaran listrik (seperti kebocoran listrik, korsleting) termasuk kebakaran pada alat-alat listrik. Jenis alat pemadam :yang digunakan adalah jenis kimia dan gas sebagai alat pemadam pokok.
4. Kebakaran Klas DKebakaran logam seperti Zeng, Magnesium, serbuk Aluminium, Sodium, Titanium dan lain-lain. Jenis alat pemadam :yang harus digunakan adalah jenis khusus yang berupa bubuk kimia kering.Untuk keselamatan kerja dan keselamatan bagi manusia dalam bahaya kebakaran, dibuat sistem keamanan kebakaran yang berfungsi sebagai pendeteksi kebakaran dalam bangunan yang sering disebut instalasi alarm kebakaran. Jenis-jenisnya adalah sebagai berikut:1. Fire AlarmJenisFIRE ALARM BUSH BUTTON BREAKABLE BY FINGER dioperasikan dengan terlebih dahulu memecahkan kaca dan menekan tombol di dalamnya. Sinyal akan dikirim ke control panel dan kemudian alarm bell berbunyi.
2. Alarm BellAlarm yang mengeluarkan tanda berupa bunyi setelah menerima sinyal kebakaran dari control panel.
3. Heat DetectorAda dua jenis, yaitu fixed temperature heat detector yang mendeteksi kenaikan suhu ruangan yang mencapai suhu tertentu sesuai setting defaultnya, dan rate of rise heat detector yang mendeteksi kecepatan kenaikan suhu ruangan setiap menitnya disesuaikan dengan nilai settingnya.
4. Smoke DetectorSmoke detector mendeteksi asap rokok ataupun asap lain yang kemudian sinyal dikirim ke control panel untuk diteruskan pada alarm.
5. Flame DetectorAlat yang bereaksi ketika adanya sinar ultraviolet dari nyala api tapi tidak bereaksi dengan sinar lampu atau infra merah.
6. Gas DetectorAlat untuk mendeteksi kebocoran gas yang terjadi dalam ruangan.
7. Control PanelDetector-detector mengirimkan sinyal kecontrol panelsebagai data masukan (input data) dan kemudiancontrol panel mengolah, menyeleksi, dan mengevaluasi data yang hasilnya data keluaran (output data) informasi tentang lokasi kebakaran dan otomatis membunyikan bel/alarm.
Dalam parktek, dikenal 3 sistem pendeteksian dan pengendalian, yaitu:1. Non Addressable SystemPada sistem ini control panel menerima sinyal langsung dari semua detektor tanpa pengalamatan dan langsung merespon masukan tersebut. Sistem ini umumnya digunakan pada bangunan/area supervisi berskala kecil, seperti perumahan, pertokoan atau pada ruangan-ruangan tertentu pada suatu bangunan yang diamankan.
2. Semi Addressable SystemAdanya pengelompokan/zoning pada detektor berdasarkan area pengawasan dalam sistem ini.. Pada saat detektor memberikan sinyal, maka control panel akan merespon berdasarkan zone controller yang mempunyai alamat spesifik. Contohnya seperti satu lantai dalam sebuah bangunan/gedung.
3. Full Addressable SystemPengembangan sistem semi addressable ini, semua detectornya mempunyai alamat yang spesifik, sehingga proses pemadaman dan evakuasi dilakukan langsung pada titik kejadian.
2.7.2. Pemadam KebakaranTabung pemadam api biasa digunakan untuk jenis kebakaran yang tidak menggunakan air sebagai pemadamnya seperti kebakaran klas C. Tabung pemadam api ini pun bisa digunakan di dalam ruang yang penuh dengan peralatan-peralatan atau arsip-arsip untuk mencegah kerusakan pada barang-barang itu karena tidak menggunakan air untuk memadamkannya.Tabung pemadam api isinya terdiri dari beberapa jenis seperti karbon dioksida, gas hallon, atau busa/foam.Sebelum tahun 1997, kode untuk alat pemadam kebakaran di Inggris adalah BS 5423, yang menunjukkan pengkodean waran alat pemadam kebakaran sebagai berikut:1. Air: Merah2. Busa: Cream3. Serbuk Kering: Biru4. Karbon Dioksida(CO2): Hitam5. Bahan Kimia Basah: Kuning6. Halon: Hijau(sekarangilegaldenganbeberapapengecualianseperti polisi, angkatan bersenjata dan pesawat udara)
2.8. Transportasi dalam BangunanPada suatu bangnan tinggi, sistem transportasi manusia secara vertikal menjadi sangat penting. Diperlukan suatu alat angkut atau transportasi yang dapat memberikan kenyamanan bagi pengguna bangunan. Sarana transportasi tersebut adalah elevator (lift) dan tangga.
2.8.1. ElevatorElevator atau yang sering disebut lift adalah alat untuk mengangkut orang dan barang dalam bangunan tinggi secara vertikal. Elevator dipasang pada bangunan yang tingginya melebihi 4 lantai karena batas kemampuan manusia naik turun tangga ketika berkegiatan adalah 4 lantai. Berdasarkan fungsinya, elevator dapat dibagi menjadi:1. Lift penumpang, untuk mengangkut manusia2. Lift barang, untuk mengangkut barang3. Lift uang/makanan4. Lift pemadam kebakaran, lift ini terkadang berfungsi juga sebagai lift barang
Terdapat beberapa peraturan dalam perancangan elevator yang mengacu pada tipe bangunan, banyaknya lantai, dan intervalnya. Dengan begitu elevator dapat dibedakan dari kapasitas jumlah muatan dan kecepatanKapasitas (car/kg)Jumlah MuatanKecepatan
90013 orang40 m/menit
100015 orang60 m/menit
115017 orang90 m/menit
135020 orang105 m/menit
dst
Elevator yang umum dipergunakan di Indonesia adalah elevator dengan sistem gearless (mesin di atas) yang komponen-komponennya adalah:1. Lift PitTempat pemberhentian akhir paling bawah, berupa buffer sangkar dan buffer beban pengimbang. Karena terletak di paling bawah maka lift pit harus terbuat dari dinding yang tidak rembes air. Ukuran luas dan dalamnya tergantung kereta, kecepatan lift, serta tinggi bangunan.
2. Ruang Luncur (Hoistway)Pada ruang luncur ini terdapat kereta lift, pintu-pintu masuk ke kereta pada tiap lantai, beban pengimbang (counter weight), re-rel peluncur dari kereta lift dan beban pengimbang. Ruang luncur terbuat dari dinding beton maupun bata dengan rangka khusus.
3. Ruang MesinPada ruang mesin terdapat mesin lift dan panel control yang mengatur jalannya lift. Ruang ini harus dilengkapi dengan pengatur udara dan pendingin ruangan yang berfungsi mendinginkan ruangan agar panel-panel mesin tidak terganggu.
2.8.2. Tangga DaruratTangga darurat merupakan transportasi vertikal utama pada saat terjadi bencana. Tangga darurat harus dilengkapi dengan pintu tahan api minimum 2 jam dengan arah bukaan ke arah tangga dan dapat menutup secara otomatis, serta dilengkapi lampu dan tanda petunjuk. Jarak maksimum dengan ruang 25 m dengan lebar tangga 1,2 m. finishing tangga harus terbuat dari bahan-bahan yang tahan api. Tangga tidak boleh berbentuk tangga melingkar.Untuk pencegahan kebakaran dipasang vent dan exhaust pada bagian tangga. Di dalam tangga kedua alat ini berfungsi memasukkan udara dan memberi tekanan udara yang lebih besar dari pada di luar tangga agar ketika pintu tangga membuka tekanan yang besar di dalam tangga akan membuat asap dan api di luar tangga tidak ikut masuk ke dalam ruang tangga.
2.9. Tata SuaraTata suara adalah suatu teknik pengaturan peralatan yang mengeluarkan suara di suatu ruangan, pertunjukkan, dan lain-lain. Salah satu peralatan suara yang berperan penting dalam pengaturan kekuatan suara yaitu adalah alat pengeras suara atau yang biasa disebut speaker.Speaker adalah perangkat elektronika yang berfungsi sebagai pengubah sinyal listrik (energy listrik) menjadi sinyal audio sehingga dapat terdengar bunyi yang lebih kuat dan besar. Bunyi yang dihasilkan speaker tersebut itu merupakan gelombang suara yang berasal dari sebuah kumparan, magnet, dan selaput yang bergetar secara mekanis ketika sinyal elektrik melewati kumparan di dalam speaker tersebut.Selain speaker, alat pengeras suara lainnya adalah mikrofon. Mikrofon adalah perangkat elektronika yang dapat mengubah getaran suara menjadi getaran listrik. Alat ini terdiri dari membran sebagai penangkap bunyi, lalu melewati kawat tembaga, dan magnet yang kemudian mengubah getaran suara menjadi getaran listrik.
2.6. 2.7. 2.8. 2.9. 2.10. CCTV dan SekuritiCCTV adalah kamera video digital yang berfungsi merekam dan memantau gambar bergerak (video dan audio) serta mengirimkan sinyal video yang diteruskan ke monitor pemantau. Saat ini, tempat-tempat umum seperti mall, kantor, bank, sekolah, bandara, ataupun gedung-gedung bertingkat untuk publik dan bahkan rumah telah banyak menggunakan CCTV. Kegunaannya adalah sebagai sebuah elemen pengamanan tempat-tempat tersebut sebagai alat pemantau setiap kejadian yang terjadi di suatu area pemasangan CCTV. Selain itu, dengan kehadirannya CCTV menjadi upaya preventif mencegah terjadinya tindakan kriminal. Rekaman video dari CCTV pun dapat membantu penyelidikan kasus kriminal atau malapetaka dalam mengidentifikasi pelaku atau pemicu hal tersebut melalui data rekamannya. Kegunaan lainnya adalah dapat meningkatkan kinerja pekerja dengan keberadaan kamera pemantau tersebut. Jenis-jenis kamera CCTV:a. Jenis GambarPengambilan gambar hitam putih atau berwarna.
b. Jenis Kecepatan Pengambilan GambarJenis kamera yang dapat mengambil jumlah gambar per detik.
c. Jenis Pergerakan KameraJenis kamera yang dapat digerakkan dari jarak jauh.
d. Jenis Penerimaan DataBerupa siaran langsung atau menyimpan rekaman video.
e. Jenis Fitur TambahanJenis yang memiliki fitur special seperti Night viewing, motion detection, remote viewing, dan lain-lain.
Bentuk-bentuk CCTV yang berpengaruh pada estetika ruangan, fungsionalitas, dan kemudahan pemasangan serta dilengkapi dengan kelebihan dan fitur spesial masing-masing seperti yang dikutip dari http://www.jakartacctv.co.id yaitu:1. Dome CameraSesuai dengan namanya - Dome Camera - kamera ini berbentuk seperti kubah. Designnya yang simple menjadikannya jenis kamera yang paling popular dan sering digunakan dalam pemasangan CCTV, karena kamera ini relatif sangat mudah untuk dipasang. Posisi mata kamera yang tidak terlihat karena tehalang oleh lapisan dome, membuat orang tidak dapat mengetahui arah mana yang sedang disorot oleh kamera tersebut. Kamera jenis ini cocok digunakan untuk pemasangan di dalam ruang, baik di dalam rumah ataupun di ruang kantor.
2. Standard Box CameraBerbentuk seperti kotak, kamera ini sering digunakan untuk pemasangan baik indoor maupun outdoor. Jenis kamera ini bisa juga digunakan untuk kebutuhan surveillance jarak jauh. Apabila pemasangan di outdoor dengan posisi yang bisa di jangkau oleh tangan, sebaiknya di tambahkan sebuah pelindung, sehingga dapat mencegah pengrusakan terhadap kamera tersebut.
3. Vandal Proof CameraVandal proof camera berarti kamera tersebut anti pengrusakan. Dibuat dengan bahan yang di rancang khusus untuk dapat melindungi kamera dari benturan. Cocok untuk pemasangan di indoor.
4. Waterproof CameraKamera ini biasanya untuk pemasangan outdoor. Berbentuk bullet camera kamera yang bentuknya seperti peluru. Design casingnya dirancang khusus agar dapat menahan air hujan, debu, dan temperatur yang ekstrim.
5. Infra Red CameraTingkat pencahayaan yang kurang di malam hari menyebabkan perlunya pemasangan kamera yang menggunakan Infra Red. Semakin banyak titik infra red di dalam kamera, maka akan semakin jelas pencitraan gambar yang ditangkap oleh kamera.
6. PTZ Camera/Speed Dome CameraSpeed Dome Camera adalah kamera serba lengkap yang memiliki lensa zoom hingga puluhan kali dan mekanisme pan tilt berupa motorservo yang gerakannya halus. Reeiver telemetrynya sudah di tempatkan di dalam (built-in).
7. IP CameraKamera yang mengirimkan discrete streaming video melalui kabel UTP. Umumnya dilengkapi dengan IP Address. Dengan adanya IP Camera, kita dapat langsung mengakses hasil rekaman melalui jaringan LAN/WAN tanpa harus menggunakan tambahan converter.
8. Covert Camera/Hidden CameraSesuai dengan namanya, kamera ini merupakan kamera CCTV yang dimaksudkan untuk penggunaan yang tersembunyi, agar orang-orang tidak mengetahui keberadaan kamera tersebut. Bentuknya bermacam-macam, ada yang seperti smoke detector, jam dinding, lampu, bahkan pemancar air.
Sistem pemasangan CCTV dibagi menjadi dua yaitu:a. AnalogPenggunaan CCTV melalui kabel atau kawat yang menghubungkan kamera dengan monitor. Data gambar melewati kabel koaksial sementara audionya melalui kawat tembaga. Sinyal video dan audio melewati kabel yang terhubung dengan monitor kemudian dapat ditampilkan pada monitor yang dapat menampilkan gambar dari beberapa kamera atau dikontrol dalam satu monitor.
b. DigitalInstalasi kamera CCTV menggunakan Internet Protocol (IP) camera yang merupakan kamera dan perangkat keras berfungsi mengubah sinyal video dan audio yang dapat ditransmisikan pada jaringan internet/WAN/LAN. Sistem ini tidak menggunakan kabel dan tidak terbatas oleh jarak.
Sekuriti lainnya dalam gedung adalah penangkal petir. Penangkal petiradalah rangkaian jalur sebagai penangkap arus listrik petirdi udara untuk dialirkan menuju permukaanbumi, tanpa merusak benda-benda yang dilewatinya.Cara kerja penangkal petir adalah adanya gaya tarik menarik antara muatan listrik negative di awan dengan muatan listrik positif di tanah. Kemudian muatan listrik negative yang telah dekat dengan atap ditarikdalam ujung penangkal petir yang kemudian bertemu dengan muatan listrik positif menjadi aliran listrik yang selanjutnya dialirkan ke dalam tanah melalui kabel konduktor selain pengamanan bangunan menggunakan stabilitator alus listrik. Sehingga arus listrik tidak membahayakan penggunaan barang elektronik di dalam bangunan dan teralirkan ke dalam tanah. Ada tiga elemen penting dalam penangkal petir yaitu:a. Batang penangkal petir yang ujungnya runcing, terbuat dari tembaga, untuk menarik arus listrik.b. Kabel konduktor terbuat dari kawat tembaga sebagai penerus muatan listrik sampai ke tanah.c. Tempat pembumian sebagai tempat pengaliran arus listrik dari kabel konduktor ke batang pembumian yang terbuat dari tembaga lapis baja di dalam tanah.
2.11. AntenaAntena adalah alat pemancar atau penerima yang berfungsi untuk menyalurkan sinyal radio ke udara atau alat mengirim atau menerima gelombang elektromagnetik. Fungsi antena adalah mengubah sinyal listrik menjadi elektromagnetik kemudian diradiasikan ke udara dan juga menerima sinyal elektromagnetik dari udara dan dikonversi mejadi sinyal listrik. Antena dalam pemakaiannya ada yang berupa antena radio dan antena televisi serta antena pada radar.Antena televisi biasanya berguna sebagai penerima siaran TV dimana disesuaikan dengan kebutuhan penyebaran sinyalnya, secara umum dibagi menjadi dua seperti yang dikutip dalam http://teknologi.kompasiana.com, yaitu:a. Antena DirectionalAntena jenis ini merupakan jenis antena dengan narrow beamwidth, yaitu punya sudut pemancaran yang kecil dengan daya lebih terarah, jaraknya jauh dan tidak bisa menjangkau area yang luas, antena directional mengirim dan menerima sinyal radio hanya pada satu arah, umumnya pada fokus yang sangat sempit, dan biasanya digunakan untuk koneksi point to point, atau multiple point, macam antena direktional seperti antena grid, dish parabolic, yagi, dan antena sectoral. Antena directional memiliki berbagai tipe yaitu:1. Antena Grid adalah antena yang sudut pola pancaran antena lebih fokus pada titik tertentu sesuai pemasangan.
2. Antena Parabolik adalah antena berkisar 18 sampai 28 dBi, dipakai untuk jarak menengah dan jarak jauh, kondisinya permanen dan juga mampu menangkap siaran TV 3 satelit sekaligus.
3. Antena Yagi adalah antena yang banyak dipakai dimana makin banyak elemen, sensivitasnya makin tajam namun kelemahannya tidak bisa menghindari gelombang pengganggu dan apabila daerah di sekitar berupa gedung-gedung tinggi, penerimaan sinyal akan menjadi lemah dan butuh banyak elemennya.
4. Antena sectoral adalah antena yang sudut pancaran dan ketinggian perlu diperhatikan untuk penangkapan sinyal. Sudut pancaran 45-180 derajat dan semakin tinggi bangunan semakin bagus dalam penagkapan sinyal pada wilayah pancaran yang telah ditentukan.
b. Antena Omni-DirectionalAntena ini mempunyai sudut pancaran yang besar (wide beamwidth) yaitu 3600; dengan daya lebih meluas, jarak yang lebih pendek tetapi dapat melayani area yang luas Omni antena tidak dianjurkan pemakaian-nya, karena sifatnya yang terlalu luas se-hingga ada kemungkinan mengumpulkan sinyal lain yang akan menyebabkan inter-ferensi. antena omnidirectional mengirim atau menerima sinyal radio dari semua arah secara sama, biasanya digunakan untuk koneksi multiple point atau hotspot.
2.12. Pembuangan SampahPada bangunan tinggi, perlu diberikan tempat khusus yang merupakan gudang sampah yang dapat menampung sementara, yang nantinya perlu dibuang keluar dari bangunan tersebut.2.10. 2.11. 2.12. 2.12.1. Penampungan Sampaha. Box-box untuk tempat pembuangan yang terletak di tempat-tempat bagian service di setiap lantaib. Box penampungan di bagian paling bawah yang berupa ruangan/gudang dengan dilengkapi kereta-kereta bak sampah.
Masing-masing box setiap lantai dihubungkan dengan pipa penghubung dari beton, PVC, asbes dengan diameter 10-14. Dinding paling atas diberikan lobang untuk udara dan dilengkapi dengan kran air untuk pembersihan atau pemadaman sementara kalau terjadi kebakaran di lobang sampah tersebut.
2.12.2. Fasilitas-fasilitas di Penampungan Sampaha. Kran air untuk pembersihanb. Prinkler untuk mencegah kebakaranc. Lampu untuk penerangand. Alat pendingin bagi bak supaya tidak terjadi pembusukan
2.13. ParkirFasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat pemberhentian kendaraan yang tidak bersifat sementara untuk melakukan kegiatan pada suatu kurun waktu.
2.13. 2.13.1. Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP)Penentuan satuan ruang parkir (SRP) didasarkan atas hal berikut.1. Dimensi kendaraan standar untuk mobil penumpang.
2. Ruang bebas kendaraan parkirRuang bebas kendaraan parkir diberikan pada arah lateral dan longitudinal kendaraan. Ruang bebas arah lateral ditetapkan pada saat posisi pintu kendaraan dibuka, yang diukur dari ujung terluar pintu ke badan kendaraan parkir yang ada di sampingnya. Ruang bebas ini diberikan agar tidak terjadi benturan antara pintu kendaraan dan kendaraan yang parkir di sampingnya pada saat penumpang turun dari kendaraan. Ruang bebas arah memanjang diberikan di depan kendaraan untuk menghindari benturan dengan dinding atau kendaraan yang lewat jalur gang (aisle). Jarak bebas arah lateral diambil sebesar 5 cm dan jarak bebas arah longitudinal sebesar 30 cm.
3. Lebar bukaan pintu kendaraanUkuran lebar bukaan pintu merupakan fungsi karakteristik pemakai kendaraan yang memanfaatkan fasilitas parkir. Sebagai contoh, lebar bukaan pintu kendaraan karyawan kantor akan berbeda dengan lebar bukaan pintu kendaraan pengunjung pusat kegiatan perbelanjaan. Dalam hal ini, karakteristik pengguna kendaraan yang memanfaatkan fasilitas parkir dipilih menjadi tiga seperti Tabel II.3.
2.13.2. Gedung Parkira. Kriteria1. tersedia tata guna lahan2. memenuhi persyaratan konstruksi dan perundang -undangan yang berlaku3. tidak menimbulkan pencemaran lingkungan4. memberikan kemudahan bagi pengguna jasa.
b. Tata letak gedung parkir dapat diklasifikasikan sebagai berikut.1. Lantai datar dengan jalur landai luar (external ramp)Daerah parkir terbagi dalam beberapa lantai rata (datar) yang dihubungkan dengan ramp (Gambar II.43a).
2. Lantai terpisahGedung parkir dengan bentuk lantai terpisah dan berlantai banyak dengan ramp yang ke atas digunakan untuk kendaraan yang masuk dan ramp yang tirim digunakan untuk kendaraan yang keluar (Gambar II.43b, II.43c dan II.43d). Selanjutnya Gambar II.43c dan II.43d menunjukkan jalan masuk dan keluar tersendiri (terpisah), serta mempunyai jalan masuk dan jalan keluar yang lebih pendek. Gambar II.43b menunjukkan kombinasi antara sirkulasi kedatangan (masuk) dan keberangkatan (keluar). Ramp berada pada pintu keluar; kendaraan yang masuk melewati semua ruang parkir sampai menemukan tempat yang dapat dimanfaatkan. Pengaturan gunting seperti itu memiliki kapasitas dinamik yang rendah karena jarak pandang kendaraan yang datang agak sempit.
3. Lantai gedung yang berfungsi sebagai rampPada Gambar II.43e sampai dengan II.43.g terlihat kendaraan yang masuk dan parkir pada gang sekaligus sebagai ramp. Ramp tersebut berbentuk dua arah. Gambar II.43e memperlihatkan gang satu arah dengan jalan keluar yang lebar. Namun, bentuk seperti itu tidak disarankan untuk kapasitas parker lebih dari 500 kendaraan karena akan mengakibatkan alur tempat parker menjadi panjang. Pada Gambar II.43f terlihat bahwa jalan keluar dimanfaatkan sebagai lokasi parkir, dengan jalan keluar dan masuk dari ujung ke ujung. Pada Gambar II.43g letak jalan keluar dan masuk bersamaan. Jenis lantai ber-ramp biasanya di buat dalam dua bagian dan tidak selalu sesuai dengan lokasi yang tersedia. Ramp dapat berbentuk oval atau persegi, dengan gradien tidak terlalu curam, agar tidak menyulitkan membuka dan menutup pintu kendaraan. Pada Gambar II.43h plat lantai horizontal, pada ujung-ujungnya dibentuk menurun ke dalam untuk membentuk sistem ramp. Umumnya merupakan jalan satu arah dan dapat disesuaikan dengan ketersediaan lokasi, seperti polasi gedung parkir lantai datar.
4. Tinggi minimal ruang bebas lantai gedung parkir adalah 2,50 m.
2.13.3. PengorganisasianSesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 1993 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Dinas Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan Daerah Tingkat I dan Dinas Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan Daerah Tingkat II, untuk menyelenggarakan fasilitas parkir dibentuk Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perparkiran pada Dinas Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan Daerah Tingkat II. Dalam struktur organisasi UPTD, perparkiran mencakupi aspek kegiatan sebagai berikut:1. aspek administratif, yang mengurus hal-hal nonteknis perparkiran, seperti personalia, keuangan, dan umum2. aspek teknis-operasional, yang mengurus hal-hal teknis perparkiran, seperti perencanaan, pengoperasian, dan pemeliharaan.
2.13.4. Penetapan Tarip ParkirPenetapan tarif parkir adalah salah satu cara pengendalian lalu-lintas, Perhitungan tarif parkir tidak didasarkan atas perhitungan pengembalian biaya investasi dan operasional;. juga tidak semata -mata untuk memperoleh keuntungan material dan/atau finansial. Penetapan tarif parkir dilakukan untuk mengendakan lalu-lintas melalui pengurangan pemakaian kendaraan pribadi sehingga mengurangi kemacetan di jalan. Melalui penetapan tarif sedemikian rupa, untuk besaran tarif tertentu diharapkan dapat mengurangi niat orang untuk menggunakan kendaraan pribadi.Berdasarkan jenis fasilitas, pemberlakuan tarif parkir dapat digolongkan seperti berikut:1. Golongan Aa. Badan jalan tanpa untuk maksud pengendalian parkerb. Daerah dengan frekuensi parkir relatif rendah (1,5 kendaraan/SRP/hari)c. Parkir dengan waktu yang lamad. Daerah perumahan, parkir dapat tanpa bembayaran atau dengan tarif yang rendahe. Daerah dengan derajat pengendalian lalu lintas rendah
2. Golongan Ba. Badan jalan tanpa untuk maksud pengendalian parkerb. Daerah dengan frekuensi parkir relatif tinggi (20 kendaraan/SRP/hari)c. Daerah komersial atau pertokoan, tarif parkir dapat diberlakukan relativ tinggi, untuk mengendalikan lalu-lintasd. Daerah dengan derajat pengendalian lalu lintas tinggi.
3. Golongan Ca. Kawasan parkir pada fasilitas parkir umum dengan maksud pengendalian parkerb. Keluar masuk kendaraan yang dikendalikan melalui karcis dengan waktu tercatat, dapat diberlakukan tarif parkir secara progresif, yang dapat, meningkat sesuai dengan lamanya parkerc. Daerah dengan derajat pengendalian lalu lintas tinggid. Perbandingan tarif parkir yang wajar antara sepeda motor, kendaraan penumpang dan kendaraan truk/bus adalah sebagai berikut. Tarif parkir sepeda motor lebih rendah dari pada tarif parkir kendaraan penumpang dan tarif kendaraan penumpang lebih rendah daripada tarif truk/bus. Penetapan besar tarif parkir dicantumkan pada peraturan Daerah Tingkat II yang bersangkutan.
BAB IIISTUDI KASUS APARTEMEN MARGONDA RESIDENCE3.
3.1. Penghawaan
3.2. Pencahayaan
3.3. Kelistrikan
3. 3.3. 3.4. Pemipaan
3.5. Pencegahan Kebakaran
3.6. Transportasi dalam Bangunan
3.7. Tata Suara
3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.8. CCTV dan Sekuriti
3.9. Antena
3.10. Pembuangan Sampah
3.11. Parkir
BAB IVANALISIS DAN KESIMPULAN
4. 4.1. Penghawaan
4.2. Pencahayaan
4.3. Kelistrikan
4. 4.3. 4.4. Pemipaan
4.5. Pencegahan Kebakaran
4.6. Transportasi dalam Bangunan
4.7. Tata Suara
4.4. 4.5. 4.6. 4.7. 4.8. CCTV dan Sekuriti
4.9. Antena
4.10. Pembuangan Sampah
4.11. Parkir
4.12. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA