Format Laporan Utilbang.docx

71
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Utilitas bangunan merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana merancang sistem didalam bangunan. Pengetahuan ini menjadi penting untuk arsitek, mengingat bangunan merupakan sebuah objek yang akan didesain. Untuk menghasilkan rancangan yang indah, tentunya kita juga harus merancang sistem didalamnya sehingga nantinya sistem tersebut dapat mengahasilkan fungsi yang optimal terhadap gedung yang dirancang. Melihat perkembangan sekarang, gedung tinggi merupakan bangunan yang telah berkembang pesat khususnya di ibukota Negara. Sempitnya lahan untuk tempat tinggal menjadi salah satu faktor alasan pembangunan bangunan tinggi yang berfungsi sebagai tempat tinggal. Bangunan ini tentunya memiliki sistem agar bangunan tersebut dapat berfungsi dengan baik sebagai tempat tinggal. Sistem yang dirancang tersebut mencakup beberapa aspek yang akan dijelaskan pada bab selanjutnya. Sistem didalam bangunan tinggi inilah yang akan dijabarkan sehingga nantinya akan terlihat bagaimana sistem tersebut dirancang dan bagaimana dampaknya terhadap penggunanya.

description

mojohohohoh

Transcript of Format Laporan Utilbang.docx

Page 1: Format Laporan Utilbang.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Utilitas bangunan merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana merancang

sistem didalam bangunan. Pengetahuan ini menjadi penting untuk arsitek,

mengingat bangunan merupakan sebuah objek yang akan didesain. Untuk

menghasilkan rancangan yang indah, tentunya kita juga harus merancang sistem

didalamnya sehingga nantinya sistem tersebut dapat mengahasilkan fungsi yang

optimal terhadap gedung yang dirancang.

Melihat perkembangan sekarang, gedung tinggi merupakan bangunan yang

telah berkembang pesat khususnya di ibukota Negara. Sempitnya lahan untuk

tempat tinggal menjadi salah satu faktor alasan pembangunan bangunan tinggi yang

berfungsi sebagai tempat tinggal. Bangunan ini tentunya memiliki sistem agar

bangunan tersebut dapat berfungsi dengan baik sebagai tempat tinggal. Sistem yang

dirancang tersebut mencakup beberapa aspek yang akan dijelaskan pada bab

selanjutnya. Sistem didalam bangunan tinggi inilah yang akan dijabarkan sehingga

nantinya akan terlihat bagaimana sistem tersebut dirancang dan bagaimana

dampaknya terhadap penggunanya.

1.2. Tujuan

Tujuan makalah ini dibuat mengingat sebagai tugas akhir mata kuliah utilitas

bangunan departemen arsitektur. Selan itu, mengingat bahwa pentingnya

pengetahuan utilitas bangunan untuk meracang sebuah bangunan. Dimana utilitas

bangunan merupakan sebuah imu yang mempelajari dan merancang sistem yang

ada di dalam bangunan. Dengan menciptakan sistem yang baik maka akan tercipta

bangunan yang berfungsi dengan baik.

Page 2: Format Laporan Utilbang.docx

1.3. Rumusan Masalah

a. Bagaimana utilitas bangunan di apartemen margonda residence II?

b. Apakah utlititas bangunan tersebut telah memenuhi standar?

1.4. Batasan Masalah

Aspek pembahasannya mencakupi beberapa aspek yang akan dijelaskan di bab

selanjutnya. Dari aspek-aspek ini akan dijelaskan bagaimana aspek tersebut

dirancang dan diaplikasikan dalam bangunan tinggi tersebut. Setelah melihat

bagaimana sistem tersebut dirancang, maka akan dilihat bagaimana dampak

maupun standar seharusnya pengaplikasiaannya sehingga akan didapatkan pelajalan

bagi kita kedepannya.

Page 3: Format Laporan Utilbang.docx

BAB II

LANDASAN TEORI

1.1. Utilitas Bangunan

Bangunan dapat berfungsi dengan baik dengan mempertimbangkan dan

memikirkan tidak hanya desainnya tetapi juga bagaimana aktivitas yang terjadi

didalamnya. Saat ini, bangunan megah yang dirancang haruslah memenuhi standar

yang berlaku dimana standar tersebut dapat menunjang tercapainya kenyamanan,

kesehatan, keselamatan, komunikasi dan mobilitas dalam bangunan. Standar-

standar tersebut mencakup elemen utilitas bangunan sehingga utilitas menjadi

sangat berpengaruh terhadap bangunan tesebut.

Utilitas merupakan suatu ilmu pengetahuan teknik arsitektur di samping ilmu-

ilmu lain mengenai bangunan yang harus dipelajari oleh seorang arsitek dalam

kooordinasi merancang bangunan. Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan

fasilitas bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur

kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan, komunikasi, dan mobilitas

dalam bangunan. Dasar pertimbangan pemakaian sistem utilitas dan perlengkapan

bangunan adalah:

1. Kemudahan dalam penggunaan dan pemeliharaan

2. Kesederhanaan jaringan sistem

3. Kecilnya faktor resiko crossing antar jaringan

4. Keamanan terhadap pelaku aktifitas

5. Keamanan terhadap lingkungan

Adapun perancangan utilitas bangunan terdiri dari beberapa aspek. Aspek-

aspek tersebut menjadi hal yang penting untuk dipertimbangkan dalam mendesain

sebuah sistem yang pastinya berkaitan dengan desain bangunan secara keseluruhan.

Aspek-aspek tersebut juga nantinya akan menjadi landasan dalam penjabaran

Page 4: Format Laporan Utilbang.docx

utilitas bangunan apartemen margonda residence II ini. Aspek-aspek tersebut

meliputi:

1. Perancangan Plumbing dan Sanitasi

2. Perancangan Transportasi Dalam Bangunan

3. Perancangan Pembuangan Sampah

4. Perancangan Penghawaan

5. Perancangan Pencahayaan

6. Perancangan Tata Suara

7. Perancangan penangkal petir

8. Perancangan Pencegahan Kebakaran

9. Perancangan Telepon

10. Perancangan CCTV dan sekuriti sistem

Dengan memperhatikan serta mempelajari semua perancangan tersebut

diatas maka diharapkan perancang atau seorang arsitek bangunan dapat

memberikan hasil perancangan yang optimal mengenai sistem utilitas bangunan.

1.2. Apartemen

Apartemen dapat diartikan dengan beberapa pengertian sesuai dengan

sumbernya. Menurut kamus besar bahasa Indonesia apartemen didefinisikan

sebagai:

1. Tempat tinggal (terdiri atas kamar duduk, kamar tidur, kamar mandi, dapur, dsb)

yang berada pada 1 lantai bangunan bertingkat.

2. Bangunan bertingkat, terbagi dalam beberapa tempat tinggal.

Page 5: Format Laporan Utilbang.docx

Klasifikasi apartemen berdasarkan kepemilikan (Chiara, 1986)

a. Apartemen Sewa

Pemiliki membangun dan membiayai operasi serta peraatan bangunan,

penghuni mmbayar sewa selama jangka waktu tertentu.

b. Apartemen Kondominium

Penghuni membeli dan mengelola unit yang menjadi haknya, tidak ada batasan

bagi penghuni untuk menjual kembali atau menyewakan unit miliknya. Penghuni

biasanya membayar uang pengelolaan ruang bersama yang dikelola oleh pemiik

gedung.

c. Apartemen Koperasi

Apartemen dimiliki oleh koperasi, penghuni memiliki saham didalamnya sesai

dengan unit yang ditempatinya. Bila penghuni pindah, ia dapat menjual

sahamnya kepada koperasi atau calon penghuni baru dengna persetujuan

koperasi. Biya operasional dan pemeliharan ditnggung oleh koperasi.

Klasifikasi apartemen berdsarkan pelayanannya

a. Apartemen Fully Service

Apartemen yang menyediakan layanan standar htel seperti laundry, catering,

keersihan, dll.

b. Apartemen Fully Furnished

Apartemen yang menyedikan furnitur dalam unit apartemen.

c. Apartemen Fully Furnished and Service

Gabungan dari keduanya

Page 6: Format Laporan Utilbang.docx

d. Apartemen Building Only

Apartemen yang hanya menyediakan ruang, tidak termasuk perabotan dan

layanan.

Klasifikasi apartemen berdasarkan ketinggian bangunan

a. Apartemen bertingkat rendah: jumlah lantai 3-6

b. Apartemen bertingkat sedang: jumlah lantai 6-9

c. Apartemen bertingkat tinggi: jumlah lantai lebih dari 9

1.3. Penghawaan

Penghawaan alami merupakan pergerakan udara masuk ke dan keluar dari

ruangan tertutup dalam jumlah yang dibutuhkan. Melalui penghawaan yang baik,

terjadi pertukaran udara secara bebas. Penghawaan alami dapat terjadi dengan

menyediakan bukaan-bukaan pada bangunan. Bukaan tersebut merupakan lubang

tempat udara dapat keluar masuk.

Fungsi dari bukaan adalah untuk menghilangkan gas-gas yang tidak

menyenangkan, membantu mendapatkan kenyamanan termal dan sebagainya.

Penghawaan yang baik adalah penghawaan yang dapat mengakomodir proses

ventilasi silang. Ventilasi silang atau cross ventilation adalah dua bukaan berupa

jendela atau pintu yang letaknya saling berhadapan di dalam satu ruangan. Ventilasi

ini bekerja dengan memanfaatkan perbedaan zona bertekanan tinggi dan rendah

yang tercipta oleh udara. Perbedaan tekanan pada kedua sisi bangunan akan

menarik udara segar memasuki bangunan dari satu sisi dan mendorong udara

pengap keluar ruangan dari sisi lain.

Page 7: Format Laporan Utilbang.docx

1.4.1. Kriteria Penghawaan yang Nyaman

a. Mempunyai kecepatan tidak boleh lebih dari 5 km/jam.

b. Suhu kurang dari 30 celcius.

c. Banyak mengandung O2.

1.4.2. Tujuan Penyegaran Udara

Penyegaran udara adalah suatu proses mendinginkan udara sehingga

dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan yang

diinginkan dan dipersyaratkan. Penyegaran udara digolongkan menjadi dua:

a. Penyegaran udara untuk kenyamanan kerja orang yang melakukan

kegiatan tertentu.

b. Penyegaran udara untuk industri.

1.4.3. Penyegaran Udara Mekanis/Buatan

Untuk mencapai kondisi udara yang diinginkan, penyegaraan udara dapat

dibantu oleh peralatan atau mesin-mesin. Penyegaran secara mekanis dibagi menjadi

dua jenis:

a. Mesin penyegaran berukuran kecil untuk penyegaran udara ruang.

b. Mesin penyegaran yang berukuran besar, yang dilengkapi dengan saluran udara

untuk mengalirkan dan mendistribusikan udara dingin ke tempat yang agak jauh.

Sistem ini dinamakan juga sebagai penyegaran udara paket yang terdiri dari 3

jenis:

1. Unit koil kipas udara dan unit pengolah udara. Kedua unit ini digabungkan

menjadi satu.

2. Unit pengembun. Unit ini terdiri dari kompresor dan koil pengembun

3. Unit menara pendingin. Unit ini berfungsi untuk mendinginkan kembali air

yang telah menjadi panas setelah keluar dari unit-unit sebelumnya.

Page 8: Format Laporan Utilbang.docx

1.4.4. Faktor Pertimbangan Pemilihan Sistem Penyegaran Udara

a. Faktor Kenyamanan

Faktor yang mempengaruhi kenyamanan antara lain temperatur rata-

rata, kelancaran aliran udara, kebersihan udara, bau aliran udara,

kualitas ventilasi, dan semua aliran udara.

b. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi yang mempengaruhi antara lain biaya awal, biaya

operasi dan perawatan, faktor operasi dan perawatan, konstruksi,

ketahanan peralatan, mudah perawatannya, mudah diakses oleh

tenaga yang merawat, mudah perawatannya, dan efisien.

1.4.5. Contoh Sistem Penyegaran Udara Untuk Berbagai Gedung

a. Bangunan Kantor

Untuk suatu kantor yang besar dimana penyegaran udara ini

diperlukan untuk memberikan kenyamanan lingkungan kerja, maka

perlu diadakan pembagian daerah (zona), dimana daerah pinggir

yang banyak dipengaruhi pleh kondisi udara luar gedung, dan

daerah interior yang tidak banyak dipengaruhi udara luar. Biasanya

digunakan sistem udara tunggal dengan volume udara yang

bervariasi dengan unit induksi atau unit coil kipas udara.

b. Bangunan Hotel

Mengingat hotel terdiri dari berbagai ruangan dan kamar-kamar,

maka di dalam perlu menyediakan alat penyegar udara harus lebih

dari satu sistem penyegar udara. Dapat digunakan sistem saluran

udara tunggal dan dapat pula digunakan koil kipas udara jenis air

penuh.

Page 9: Format Laporan Utilbang.docx

c. Bangunan Rumah Tinggal

Untuk rumah tinggal dapat dibagi dalam dua bagian. Rumah-rumah

yang besar digunakan sistem ruang mesin dengan sistem

penyegaran udara saluran tunggal sentral dan digunakan sitem air

penuh dengan unit koil kipas udara atau sistem unit paket. Untuk

mendinginkan rumah atau apartmen biasanya satu atau dua

ruangan dilayani oleh satu alat pendingin atau sistem saluran

tunggal sentral atau sistem unit koil kipas udara.

1.4.6. Tipe Penyegar Udara

a. Penyegar Udara Sentral

Penyegar udara sentral merupakan dasar dari kebanyakan jenis

penyegar udara. Penyegar Udara terdiri dari motor lustrik dan kipas

udara, koil udara pelembab dan saringan udara semuanya terletak

dalam satu kotak. Jenis penyegar udara ini dinamai unit pengolah

udara (air handling unit). Unit pengolah udara ini tersedia dengan

kapasitas 2000-10000000 m3/jam yang terbagi dalam 2 jenis

vertikal dan horizontal. Unit ini diletakan dalam ruangan sendiri.

b. Penyegar Udara Jenis Paket

Penyegar udara ini terdiri dari peralatan penyegar dan refrigator

yang terletak dalam satu rumah. Komponen dari penyegar udara

tersebut yang terdiri dari kipas udara, koil udara, saringan udara,

dan panic penampung terletak di bagian atas. Udara yang terinduksi

melalui lubang masuk akan mencapai temperature dan kelembaban

yang diinginkan. Udara ditekan keluar ke dalam plenum yang ada di

atas kipas udara.

Page 10: Format Laporan Utilbang.docx

c. Penyegar Udara Kamar

Penyegar udara kamar adalah penyegar udara paket berukuran

kecil dengan kapasitas pendinginan antara ½-2 TR. Penyegaran

udara ruangn dapat memadai pentegar udara central berkapasitas

besar jika ditinjau dari segi biaya awalnya. Namun jenis ini kurang

baik jika ditinjau dari segi distribusi udara, penyaringan debu,

ventilasi, pengaturan temperature, dan kelembaban udara.

1.4.7. Penggunaan Penyegar Udara

a. Mesin penyegar udara untuk ruangan-ruangan kecil/rumah tinggal.

b. Mesin penyegar udara untuk ruangan-ruangan yang besar.

1.4. Pencahayaan

Pencahayaan alami pencahayaan yang berasal dari sinar matahari.

Pencahayaan dari matahari mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat

energi listrik juga dapat membunuh kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan alami

pada suatu ruang diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca

sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas lantai.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat

keuntungan, yaituvariasi intensitas cahaya matahari, distribusi dari terangnya

cahaya efek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak antar bangunan, letak geografis

dan kegunaan bangunan gedung.

1.4.8. Tujuan Pemanfaatan Cahaya Matahari

a. Penghematan energi dan biaya opersional bangunan.

b. Menciptakan ruang yang sehat mengingat sinar matahari

mengandung ultra violet yang memberikan efek psikologis pada

Page 11: Format Laporan Utilbang.docx

manusia, dan memperjelas kesan ruang.

c. Cahaya alami dipergunakan sejauh mungkin ke dalam bangunan,

baik sebagai sumber penerangan langsung maupun tidak langsung.

1.4.9. Bentuk Cahaya Alami dalam Bangunan

a. Cahaya matahari langsung.

b. Refleksi atau pantulan cahaya matahari dari benda yang berada di

luar.

c. Refleksi yang kedua kalinya dipantulkan kembali oleh langit-langit/

dinding.

d. Cahaya yang jatuh ke lantai dan dipantulkan lagi oleh langit-langit.

1.4.10. Faktor yang Mempengaruhi Intensitas Cahaya Masuk

a. Jenis bahan yang dipergunakan yang tembus cahaya.

b. Warna bahan sebagai bidang pantulan yang berpengaruh

diantaranya warna dinding, plafond dan lantai, semakin warnanya

muda dan cerah semakin banyak memantulkan cahaya.

c. Luas bidang bukaan/jendela.

d. Pengurangan intensitas cahaya oleh kisi-kisi/sunscreen atau pohon.

1.4.11. Orientasi Bangunan

Orientasi bangunan memiliki pengaruh terhadap kondisi

pencahayaan di dalam ruangan. Mengingat matahari berjalan/merambat

dari arah timur ke barat, hal ini juga akan mempengaruhi besar cahaya ke

dalam ruangan yang menghadap ke arah timur, barat, utara, selatan.

Sehingga para perancang bangunan khususnya bangunan tinggi akan

berusaha agar permukaan kacanya akan dihadapkan pada arah utara atau

selatan. Hal ini untuk menghindari adanya radiasi panas matahari yang

Page 12: Format Laporan Utilbang.docx

masuk ke dalam ruangan sehingga berpengaruh besar terhadap sistem

penghawaan dalam ruangan.

Di dalam perancangan bangunan bertingkat tinggi, khususnya berada

di kota-kota besar yang terletak di daerah beriklim panas, perancang

cenderung membuat bangunan tertutup dengan arti kata lain menggunakan

pengudaraan buatan sehingga mengurangi banyaknya cahaya matahari.

Untuk mengatasi hal tersebut, bangunan tinggi biasanya membutuhkan

pencahayaan buatan.

1.4.12. Sistem Pencahayaan

a. Pencahayaan Langsung

b. Pencahayaan Tidak Langsung

c. Kombinasi antara langsung dan tidak langsung.

Pencahayaan ini juga akan ditentukan oleh bermacam-macam alat

pencahayaan seperti

a. Lampu Pijar

b. Lampu TL

c. Lampu SL

d. Lampu Halogen

e. Lampu Mencury

1.5. Kelistrikan

1.4.13. Generator

Page 13: Format Laporan Utilbang.docx

Ketika terjadi pemadaman catu daya utama (PLN) maka dibutuhkan

suplai cadangan listrik dan pada kondisi tersebut Generator-Set diharapkan

dapat mensuplai tenaga listrik terutama untuk beban-beban prioritas. Genset

dapat digunakan sebagai sistem cadangan listrik atau off-grid (sumber daya

yang tergantung atas kebutuhan pemakai). Genset sering digunakan oleh

rumah sakit dan industri yang membutuhkan sumber daya yang mantap dan

andal (tingkat keandalan pasokan yang tinggi), dan juga untuk area pedesaan

yang tidak ada akses untuk secara komersial dipasok listrik melalui jaringan

distribusi PLN yang ada.

Dalam pengoperasiannya, suatu instalasi Genset memerlukan sistem

pendukung agar dapat bekerja dengan baik dan tanpa mengalami gangguan.

Secara umum sistem-sistem pendukung tersebut dibagi menjadi 3 bagian,

yaitu sistem pelumasan, sistem bahan bakar, dan sistem pendinginan.

1.4.13.1. Sistem Pelumasan

Untuk mengurangi getaran antara bagian-bagian yang

bergerak dan untuk membuang panas, maka semua bearing dan

dinding dalam dari tabung-tabung silinder diberi minyak pelumas.

Minyak tersebut dihisap dari bak minyak 1 oleh pompa minyak

2 dan disalurkan dengan tekanan ke saluran-saluran pembagi setelah

terlebih dahulu melewati sistem pendingin dan saringan minyak

pelumas. Dari saluran-saluran pembagi ini, minyak pelumas tersebut

disalurkan sampai pada tempat kedudukan bearing-bearing dari poros

engkol, poros jungkat dan ayunan-ayunan. Saluran yang lain memberi

minyak pelumas kepada sprayer atau nozzle penyemperot yang

menyemprotkannya ke dinding dalam dari piston sebagai pendingin.

Minyak pelumas yang memercik dari bearing utama dan bearing ujung

Page 14: Format Laporan Utilbang.docx

besar (bearing putar) melumasi dinding dalam dari tabung- tabung

silinder.

Minyak pelumas yang mengalir dari tempat-tempat

pelumasan kemudian kembali kedalam bak minyak lagi melalui saluran

kembali dan kemudian dihisap oleh pompa minyak untuk disalurkan

kembali dan begitu seterusnya.

1. Bak minyak

2. Pompa pelumas

3. Pompa minyak pendingin

4. Pipa hisap

5. Pendingin minyak pelumas

6. Bypass-untuk pendingin

7. Saringan minyak pelumas

8. Katup by-pass untuk saringan

9. Pipa pembagi

10. Bearing poros engkol (lager

duduk)

11. Bearing ujung besar (lager

putar)

12. Bearing poros-bubungan

13. Sprayer atau nozzle

penyemprotuntuk pendinginan

piston

14. Piston

15. Pengetuk tangkai

16. Tangkai penolak

17. Ayunan

18. Pemadat udara (sistem

Turbine gas)

19. Pipa ke pipa penyemprot

20. Saluran pengembalian

Gambar 2.5.1.1 1 Sistem Pelumasan

Page 15: Format Laporan Utilbang.docx

1.4.13.2. Sistem Bahan Bakar

Mesin dapat berputar karena sekali tiap dua putaran disemprotkan

bahan bakar ke dalam ruang silinder, sesaat sebelum, piston mencapai titik

mati atasnya (TMA). Untuk itu oleh pompa penyemperot bahan bakar 1

ditekankan sejumlah bahan bakar yang sebelumnya telah dibersihkan oleh

saringan-bahan bakar 5, pada alat pemasok bahan bakar atau injektor 7 yang

terpasang dikepala silinder. Karena melewati injektor tersebut maka bahan

bakar masuk kedalam ruang silinder dalam keadaan terbagi dengan bagian-

bagian yang sangat kecil (biasa juga disebut dengan proses pengkabutan).

Didalam udara yang panas akibat pemadatan itu bahan bakar yang

sudah dalam keadaan bintik-bintik halus (kabut) tersebut segera terbakar.

Pompa bahan bakar 2 mengantar bahan bakar dari tangki harian 8 ke pompa

penyemprot bahan bakar. Bahan bakar yang kelebihan yang keluar dari

injektor dan pompa penyemperot dikembalikan kepada tanki harian melalui

pipa pengembalian bahan bakar.

1. Pompa penyemperot bahan

bakar

2. Pompa bahan bakar

3. Pompa tangan untuk bahan

bakar

4. Saringan bahar/bakar

penyarinnan pendahuluan

Gambar 2.5.1.2 1 Sistem Bahan Bakar

Page 16: Format Laporan Utilbang.docx

5. Saringan bahan

bakar/penyaringan akhir

6. Penutup bahan bakar

otomatis

7. Injektor

8. Tanki

9. Pipa pengembalian bahan

bakar

10. Pipa bahan bakar tekanan

tinggi

11. Pipa peluap.

1.4.13.3. Sistem Pendinginan

Hanya sebagian dari energi yang terkandung dalam bahan bakar

yang diberikan pada mesin dapat diubah menjadi tenaga mekanik sedang

sebagian lagi tersisa sebagai panas. Panas yang tersisa tersebut akan diserap

oleh bahan pendingin yang ada pada dinding-dinding bagian tabung silinder

yang membentuk ruang pembakaran, demikian pula bagian-bagian dari kepala

silinder didinginkan dengan air. Sedangkan untuk piston didinginkan dengan

minyak pelumas dan panas yang diresap oleh minyak pendingin itu kemudian

disalurkan melewati alat pendingin minyak, dimana panas tersebut diresap

oleh bahan pendingin.

Pada mesin diesel dengan pemadat udara tekanan tinggi, udara yang

telah dipadatken oleh turbocharger tersebut kemudian didinginkan oleh air

didalam pendingin udara (intercooler), Pendinginan sirkulasi dengan radiator

bersirip dan kipas (pendinginan dengan sirkuit).

Pompa-pompa air 1 dan 2 memompa air kebagian-bagian mesin yarg

memerlukan pendinginan dan kealat pendingin udara (intercooler) 3. Dari situ

air pendingin kemudian melewati radiator dan kembali kepada pompa-pompa

1 dan 2. Didalam radiator terjadi pemindahan panas dari air pendingin ke

udara yang melewati celah-celah radiator oleh dorongan kipas angin. Pada saat

Genset baru dijalankan dan suhu dari bahan pendingin masih terlalu rendah,

maka oleh thermostat 5, air pendingin tersebut dipaksa melalui jalan potong

atau bypass 6 kembali kepompa. Dengan demikian maka air akan lebih cepat

Page 17: Format Laporan Utilbang.docx

mencapai suhu yang diperlukan untuk operasi. Bila suhu tersebut telah

tercapai maka air pendingin akan melalui jalan sirkulasi yang sebenarnya

secara otomatis.

1. Pompa air untuk pendingin mesin

2. Pompa air untuk pendinginan intercooler

3. Inter cooler (Alat pendingin udara yang telah dipanaskan)

4. Radiator

5. Thermostat

6. Bypass (jalan potong)

7. Saluran pengembalian lewat radiator

8. Kipas

1.5. Pemipaan

Sistem pemipaan pada bangunan tinggi merupakan salah satu bagian

dari utilitas bangunan yang penting karena berhubungan dengan kebutuhan

dasar manusia akan kebutuhan air bersih dan sanitasi. Pada bangunan tinggi,

jalur sistem pemipaan terdiri dari dua, yaitu arah vertikal dan horizontal.

Sistem pemipaan pada bangunan tinggi yang disesuaikan dengan kebutuhan

aktivitas manusia terdiri dari:

1. air bersih,

2. air bekas,

Gambar 2.5.1.3 1 Sistem Pendingin

Page 18: Format Laporan Utilbang.docx

3. air kotor,

4. air hydrant, dan

5. fasilitas umum lainnya.

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang teori dari masing-masing sistem pemipaan

yang ada di atas.

1.5.1. Sistem Distribusi Air Bersih

Kebutuhan air bersih pada bangunan tinggi sangat tergantung pada

kebutuhan manusia yang berkegiatan di dalamnya. Di sini akan dibahas lebih

jauh tentang sistem pemipaan secara umum, spefikisasi masalah berdasarkan

kegunaan bangunan akan dibahas lebih lanjut dalam bab analisis.

Pada saat ini ada beberapa sistem yang secara umum diterapkan pada

bangunan tinggi, yaitu sistem tangki atap (roof tank system), sistem tangki

tekan (pressure tank system), dan sistem tanpa tangki (booster system). Sistem

air bersih yang paling sering digunakan pada bangunan tinggi di Indonesia

adalah sistem tangki atap.

a. Sistem Tangki Atap (Roof Tank System)

Dalam sistem ini, air ditampung terlebih dahulu pada tangki bawah (ground

tank). Tangki bawah ini bisa berada di bawah tanah, bisa juga berada

dipermukaan tanah di lantai terendah bangunan. Kemudian air pada tangki

bawah dipompaka ke tangki atas (roof tank) yang biasanya dipasang diatas

atap. Dari tangki atap ini kemudian disalurkan melalui pipa ke lantai-lantai

dibawahnya. Tangki atap menjadi pilihan karena penyalurannya air melalui

pipa ini dapat dibantu dengan gaya gravitasi bumi. Untuk bangunan yang

cukup tinggi biasanya menambahkan pompa (booster pump) untuk

mendorong air agar tekanannya lebih kencang. Hal terpenting dalam

Page 19: Format Laporan Utilbang.docx

sistem tangki atap ini adalah konstruksi atap dimana berat tangki berisi air

akan dibebankan.

b. Sistem Tangki Tekan (Pressure Tank System)

Pada sistem tangki tekan air yang telah ditampung dalam tangki bawah

dipompa ke tangki tertutup sehingga udara di dalamnya terkompresi. Air

dalam tangki tersebut kemudian didistribusikan melalui pipa ke seluruh

bangunan. Pompa bekerja secara otomatis yang diatur oleh suatu detektor

tekanan, yang menutup dan membuka saklar motor listrik penggerak

pompa. Pompa berhenti bekerja kalau tekanan tangki telah mencapai batas

minimum yang ditetapkan. Untuk melayani kebutuhan air yang besar maka

akan diperlukan tangki tekan yang besar. Untuk mengatasi hal ini maka

tekanan awal udara dalam tangki dibuat lebih besar dari tekanan atmosfer.

c. Sistem Tanpa Tangki (Booster System)

Dalam sistem ini tidak digunakan tangki apapun, Air dipompa langsung ke sistem

distribusi bangunan dan pompa menghisap air langsung dari pipa utama (misalnya

pipa utama perusahaan air minum). Di Eropa dan Amerika Serikat cara ini dapat

dilakukan kalau pipa masuk pompa diameternya 100 mm atau kurang. Sistem ini

sebenarnya dilarang di Indonesia.

1.5.2. Sistem Pembuangan Air Bekas (Grey Water System) dan Air Kotor

(Black Water System)

Sistem air bekas dan air kotor adalah sistem pembuangan air hasil

sanitasi maupun buangan dari dapur. Terdapat dua sistem pembuangan air

berdasarkan cara pembuangannya, yaitu sistem pembuangan air campuran

yang mencampurkan air bekas dan air kotor dalam satu pipa yang sama dan

sistem pembuangan terpisah yang memisahkan air bekas dan air kotor pada

masing-masing pipa yang berbeda. Sebelum air buangan disalurkan ke

Page 20: Format Laporan Utilbang.docx

pembuangan kota atau diresapkan ke tanah, mupun dipergunakan kembali,

terlebih dahulu diolah atau biasa disebut Sewage Treatment Plant (STP)

sehingga memenuhi syarat limbah yang aman yang ditetapkan oleh

pemerintah setempat. STP terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

a.Pre-treatment

Pada tahap ini dilakukan pemisahan padatan berukuran besar

ataupun grease, agar tidak terbawa pada unit pengolahan selanjutnya dan

proses pengolahan lebih optimal. Air dialirkan lewat inlet chamber di mana

ada screen yang dapat menyaring benda padat. Selanjutnya air masuk

ke grease trap yang berguna untuk memisahkan lemak yang dapat

mengganggu proses biologi. Kemudian air akan menuju ke primary clarifier.

b. Primary Clarifier

Pada proses ini terjadi pemisahan partikel yang mengendap secara grafitasi

(suspended solid) sehingga mengurangi beban pengolahan pada unit

selanjutnya. Pada proses ini berguna untuk membuat aliran jadi lebih

tenang dan aliran dapat stabil.

c.Rotating Biological Contactor (RBC)

Proses pengolahan yang di lakukan adalah untuk menurunkan BOD (Bio-

chemical Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) yang ada

pada air limbah, sehingga dapat memenuhi kualitas air yang layak untuk

kita buang ke saluran kota. Pengolahan polutan dilakukan oleh

mikroorganisme yang melekat pada permukaan disk yang berputar.

Perputaran ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan oksigen untuk

kehidupan mikroorganisme dan mencegah terjadinya kondisi anaerob yang

dapat menimbulkan bau. Pada saat disk berputar terjadi

Page 21: Format Laporan Utilbang.docx

kontak biomass yang dengan oksigen pada saat disk menyembul di

permukaan dan terjadi kontak pada material organik yang ada pada air

limbah untuk menjadi makanan pada saat disk terendam. Jadi bila

disk terlihat kotor jangan dibersihkan karena sebenarnya itu adalah bakteri.

d. Final Clarifier

Unit ini berfungsi sebagai clarifier akhir untuk mengendapkan partikel-

partikel yang masih belum terendapkan, serta biomass yang telah mati.

e. Disinfeksi

Pada proses ini dilakukan penginjeksian chlorine yang bertujuan

membunuh bakteri-bakteri patogen yang ada.

f. Effluent Tank

Air yang telah kita olah akan dialirkan menuju effluent tank untuk

selanjutnya dibuang pada saluran kota. Sebagian air ini dapat kita proses

lagi untuk keperluan recycling yang dapat kita gunakan untuk menyiram

taman dan air cuci kendaraan.

g.Sand Filter

Air dari effluent tank kita alirkan ke sand filter menggunakan pompa, pada

proses ini air akan di saring oleh pasir silika yang berfungsi menyaring

padatan yang masih terbawa pada sistem dan juga untuk menurunkan

kekeruhan yang ada. Pada proses ini yang harus di perhatikan adalah

perbedaan tekanan aliran masuk dan keluar. Bila tekanan lebih dari

tekanan yang ditentukan, maka perlu kita lakukan proses back washing.

Yang berfungsi untuk mencuci kembali sand filter yang ada.

Page 22: Format Laporan Utilbang.docx

1.5.3. Sistem Pembuangan Air Hujan

Di Indonesia air hujan merupakan masalah yang tidak sepele karena

keadaan geografis yang tropis dengan curah hujan tinggi. Pada bangunan tinggi

dengan atap datar air hujan tidak akan tergenang apabila atap tersebut dibuat

dengan kemiringan sangat kecil (2-4 derajat) sehingga air dapat dialirkan ke

saringan air di lantai atap (roof drain). Kemudian dialirkan melalui pipa

tersendiri dan bersama-sama pipa lainnya melalui shaft menuju ke daerah

penyarapan air tanah.

1.5.4. Sistem Distribusi Air Pemadam

Sistem distribusi air pemadam kebakaran diambil dari ground tank atau

reservoir menggunakan pompa Fire Main Pump, Diesel Fire Pump dan Jocky

Pump. Sistem instalasi pipa kebakaran ini bisa tersendiri (main pump hydrant

dan main pump sprinkler) atau bisa menjadi satu dengan melalui pipa header

(fire main pump, diesel fire pump dan jocky pump). Instalasi ini terhubung

dengan pressure tank dimana terpasang pressure swicth yang digunakan untuk

mengoperasikan pompa secara otomatis dan diatur sesuai dengan tekanan

standat instalasi pipa gedung. Pipa header kemuadian dibagi menjadi dua,

yaitu instalasi pipa hydrant dan instalasi pipa sprinkler.

a. Pipa Sprinkler

Instalasi pipa ini berfungsi untuk mengatasi kebakaran secara otomatis

disetiap ruangan melalui head sprinkler yang merupakan outlet pipa

sprinkler yang dipasang pada setiap lantai di dalam plafon dengan jarak

antara 3 sampai 5 meter. Bila terjadi kebakaran pada salah satu lantai

maka panas api dari titik kebakaran akan memecahkan head sprinkler dan

air disemburkan.

Page 23: Format Laporan Utilbang.docx

b. Pipa Hydrant

Instalasi pipa hydrant berfungsi untuk mengatasi dan menaggulangi

kebakaran secara manual dengan menggunakan hydrant box yang tersedia

pada setiap lantai di beberapa tempat. Pada hydrant box terdapat fire hose

(selang), nozzle, valve, dan alat bantu control manual call point, alarm,

serta indicating lamp. Untuk diluar gedung (area taman/parkir) terpasang

hydrant pillar serta hose reel cabinet.

c. Jocky Fire Pump

Digunakan untuk menstabilkan tekanan air pada pipa dan pressure tank.

d. Main Fire Pump

Digunakan sebagai pompa utama, bila tekanan pada pressure tank turun

setelah jocky pump tidak sanggup lagi mengatasi (jocky pump akan mati

sesuai dengan pengaturan pada pressure tank).

e. Diesel Fire Pump

Digunakan bila terjadi kebakaran dan pompa mengalami kerusakkan atau

gagal operasional karena listrik padam dan main pump serta jocky pump

berhenti bekerja mensuplai air maka diesel fire pump akan melakukan

bekerja secara otomatis berdasarkan pressure swicth. Bekerjanya diesel fire

pump secara otomatis menggunakan panel diesel stater. Panel ini juga

melakukan pengisian accu dan dapat bekerja secara manual dengan kunci

stater pada diesel tersebut. Untuk perawatan pada diesel fire pump ini

dilakukan pemanasan setiap minggu. Sebelum dilakukan pemanasan diesel

dilakukan pemeriksaan pada accu, pendingin air (air radiator) dan

pengecekan pada pelumas mesin.

Page 24: Format Laporan Utilbang.docx

f. Siemense Conection

Digunakan bila terjadi kebakaran dan pompa (diesel fire pump, fire main

pump, dan jocky pump) tidak bisa di operasikan atau gagal bekerja maka

dilakukan pengisian air kedalam jaringan pipa dari mobil pemadam

kebakaran untuk menggantikan fungsi peralatan yang ada dalam keadaan

emergency, siemese conection dipasang pada instalasi pipa sprinkler dan

hydrant.

1.5.5. Sistem Sirkulasi Kolam Renang

Secara garis besar kolam renang digolongkan atas dua sistem sirkulasi,

yaitu sistem sirkulasi overflow dan sistem sirkulasi skimmer dimana keduanya

memiliki fungsi dan tujuan yang sama, yaitu membersihkan permukaan air dari

kotoran atau sampah yang mengambang dan tak dapat tenggelam.

a. Sistem Sirkulasi Overflow

Pada sistem ini air dihisap oleh pompa dari balancing tank kemudian

dikirim ke kolam dengan melalui proses filtrasi terlebih dahulu. Air yang

masuk ke dalam kolam melalui inlet akan meluap – memang dibuat agar

meluap – dan tumpah ke dalam gutter atau saluran yang dibuat sebagai

tampungan luapan tersebut. Dan kemudian melalui gutter drain, air

kembali ke dalam balancing tank, dimana selanjutnya akan disedot kembali

oleh pompa sirkulasi. Umumnya kolam renang menggunakan sistem ini,

karena air tidak banyak terbuang ketika terjadi penambahan tinggi air

kolam – baik karena pennguna maupun air hujan. Penambahan air akibat

adanya pengurangan air kolam karena terjadinya penguapan dan lain-lain

dilakukan di dalam balancing tank.

b. Sistem Sirkulasi Skimmer

Page 25: Format Laporan Utilbang.docx

Pada sistem ini proses sirkulasi air kolam tidak memerlukan Balancing Tank,

sebab air langsung dihisap oleh Pompa Sirkulasi dari dalam kolam melalui

Skimmer, dan dikembalikan lagi ke dalam kolam. Jika terjadi penambahan

tinggi air kolam akibat pengguna kolam atau air hujan, akan langsung

dibuang ke saluran buangan. Dan penambahan air jika terjadi pengurangan

volume air akibat penguapan dll, dilakukan di dalam kolam.

Perlengkapan Sistem Kolam

a. Pompa Sirkulasi

Pompa ini berfungsi sebagai pompa transfer yang mengirim air yang

dihisap dari dalam balancing tank (untuk sistem overflow) atau dari

skimmer (untuk sistem skimmer) ke dalam kolam renang. Jenis pompa yang

biasa dipergunakan antara lain pompa centrifugal dan pompa end suction

b. Filter

Sesuai namanya, alat ini berfungsi untuk melakukan penyaringan atau

filtrasi terhadap air yang akan masuk ke dalam kolam. Kotoran-kotoran

dalam air akan disaring oleh alat ini, sehingga air yang kembali ke dalam

kolam dalam kondisi bersih.

c. Balancing Tank

Peralatan ini juga sesuai dengan namanya, berfungsi melakukan

penyeimbangan terhadap volume air kolam dan dipergunakan untuk kolam

yang menggunakan sistem sirkulasi overflow. Ketika kolam dipergunakan

atau ketika terjadi hujan, air kolam akan meluap dan ditampung oleh

balancing tank. Dan sebaliknya ketika pengguna kolam keluar dari kolam,

atau terjadi penguapan, maka air yang tertampung dalam balancing tank

tadi akan dikirim kembali ke dalam kolam.

Page 26: Format Laporan Utilbang.docx

d. Chemical Feeder

Alat ini berfungsi untuk menambahkan bahan kimia perawatan air kolam

ke dalam kolam renang melalui instalasi inlet. Jenis chemical feeder yang

biasa dipergunakan antara lain Chemical Dosing Pump dan Automatic

Chlorine Feeder.

e. Skimmer Box

Alat ini dipergunakan untuk kolam dengan sistem sirkulasi skimmer,

fungsinya sebagai titik hisap untuk pompa sirkulasi. Karena

penempatannya yang disesuaikan dengan muka air kolam, maka kotoran

yang mengambang akan turut terhisap melalui alat ini.

f. Inlet

Inlet adalah titik dimana air masuk atau kembali ke dalam kolam.

g. Main Drain

Main drain pada dasarnya dipergunakan khusus untuk membuang atau

menguras air kolam. Namun pada sebagian sistem kolam yang

mempergunakan system sirkulasi overflow, main drain digunakan pula

sebagai titik hisap untuk pompa-pompa fitur kolam seperti air mancur dan

lain-lain.

Kimia Air Kolam

Performa kejernihan air kolam tidak semata-mata tergantung pada

sistem sirkulasi. Dalam air dapat muncul bakteri atau tumbuhan kecil yang

dapat mengganggu kesehatan dan kenyamanan pengguna kolam renang dan

Page 27: Format Laporan Utilbang.docx

tidak dapat tersaring oleh filter. Oleh sebab itu, air kolam perlu dilakukan

perawatan dengan menggunakan bahan-bahan kimia tertentu dengan kadar

tertentu. Bahan kimia yang biasa dipergunakan antara lain kaporit, soda ash,

tawas, dan bahan-bahan kimia lain seperti asam klorida, PAC, dll.

1.6. Pencegahan Kebakaran

1.6.1. Instalasi Alarm Kebakaran

Kebakaran merupakan insiden akibat dari api yang bekerja tidak pada

tempatnya. Ini merupakan ancaman bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.

Oleh sebab itu dalam suatu bangunan sebagai tempat tinggal manusia dan

beraktivitas, perlu diperhatikan mengenai ancaman bahaya kebakaran ini.

Terdapat Klasifikasi jenis kebakaran berdasarkan penjelasan pasal 23 & 24

Perda DKI Jakarta No. 3 Tahun 1992, tentang penanggulangan bahaya

kebakaran dalam wilayah DKI Jakarta

1. Kebakaran Klas A

Kebakaran dari bahan biasa yang mudah terbakar seperti kayu, kertas,

pakaian dan sejenisnya. Jenis alat pemadam : yang menggunakan air harus

digunakan sebagai alat pemadam pokok.

2. Kebakaran Klas B

Kebakaran bahan cairan yang mudah terbakar seperti minyak bumi, gas,

lemak dan sejenisnya. Jenis alat pemadam : yang digunakan adalah jenis

busa sebagai alat pemadam pokok.

3. Kebakaran Klas C

Page 28: Format Laporan Utilbang.docx

Kebakaran listrik (seperti kebocoran listrik, korsleting) termasuk kebakaran

pada alat-alat listrik. Jenis alat pemadam : yang digunakan adalah jenis

kimia dan gas sebagai alat pemadam pokok.

4. Kebakaran Klas D

Kebakaran logam seperti Zeng, Magnesium, serbuk Aluminium, Sodium,

Titanium dan lain-lain. Jenis alat pemadam : yang harus digunakan adalah

jenis khusus yang berupa bubuk kimia kering.

Untuk keselamatan kerja dan keselamatan bagi manusia dalam bahaya

kebakaran, dibuat sistem keamanan kebakaran yang berfungsi sebagai

pendeteksi kebakaran dalam bangunan yang sering disebut instalasi alarm

kebakaran. Jenis-jenisnya adalah sebagai berikut:

1. Fire Alarm

Jenis FIRE ALARM BUSH BUTTON BREAKABLE BY FINGER dioperasikan

dengan terlebih dahulu memecahkan kaca dan menekan tombol di

dalamnya. Sinyal akan dikirim ke control panel dan kemudian alarm bell

berbunyi.

2. Alarm Bell

Alarm yang mengeluarkan tanda berupa bunyi setelah menerima sinyal

kebakaran dari control panel.

3. Heat Detector

Ada dua jenis, yaitu fixed temperature heat detector yang mendeteksi

kenaikan suhu ruangan yang mencapai suhu tertentu sesuai setting

defaultnya, dan rate of rise heat detector yang mendeteksi kecepatan

Page 29: Format Laporan Utilbang.docx

kenaikan suhu ruangan setiap menitnya disesuaikan dengan nilai

settingnya.

4. Smoke Detector

Smoke detector mendeteksi asap rokok ataupun asap lain yang kemudian

sinyal dikirim ke control panel untuk diteruskan pada alarm.

5. Flame Detector

Alat yang bereaksi ketika adanya sinar ultraviolet dari nyala api tapi tidak

bereaksi dengan sinar lampu atau infra merah.

6. Gas Detector

Alat untuk mendeteksi kebocoran gas yang terjadi dalam ruangan.

7. Control Panel

Detector-detector mengirimkan sinyal ke control panel sebagai data masukan

(input data) dan kemudian control panel mengolah, menyeleksi, dan

mengevaluasi data yang hasilnya data keluaran (output data) informasi

tentang lokasi kebakaran dan otomatis membunyikan bel/alarm.

Dalam parktek, dikenal 3 sistem pendeteksian dan pengendalian, yaitu:

1. Non Addressable System

Pada sistem ini control panel menerima sinyal langsung dari semua

detektor tanpa pengalamatan dan langsung merespon masukan tersebut.

Sistem ini umumnya digunakan pada bangunan/area supervisi berskala

kecil, seperti perumahan, pertokoan atau pada ruangan-ruangan tertentu

pada suatu bangunan yang diamankan.

Page 30: Format Laporan Utilbang.docx

2. Semi Addressable System

Adanya pengelompokan/zoning pada detektor berdasarkan area

pengawasan dalam sistem ini.. Pada saat detektor memberikan sinyal,

maka control panel akan merespon berdasarkan zone controller yang

mempunyai alamat spesifik. Contohnya seperti satu lantai dalam sebuah

bangunan/gedung.

3. Full Addressable System

Pengembangan sistem semi addressable ini, semua detectornya

mempunyai alamat yang spesifik, sehingga proses pemadaman dan

evakuasi dilakukan langsung pada titik kejadian.

1.6.2. Pemadam Kebakaran

Tabung pemadam api biasa digunakan untuk jenis kebakaran yang tidak

menggunakan air sebagai pemadamnya seperti kebakaran klas C. Tabung

pemadam api ini pun bisa digunakan di dalam ruang yang penuh dengan

peralatan-peralatan atau arsip-arsip untuk mencegah kerusakan pada barang-

barang itu karena tidak menggunakan air untuk memadamkannya.

Tabung pemadam api isinya terdiri dari beberapa jenis seperti karbon

dioksida, gas hallon, atau busa/foam.

Sebelum tahun 1997, kode untuk alat pemadam kebakaran di Inggris

adalah BS 5423, yang menunjukkan pengkodean waran alat pemadam

kebakaran sebagai berikut:

1. Air : Merah

2. Busa : Cream

3. Serbuk Kering : Biru

4. Karbon Dioksida(CO2): Hitam

5. Bahan Kimia Basah : Kuning

Page 31: Format Laporan Utilbang.docx

6. Halon: Hijau (sekarang ilegal dengan beberapa pengecualian seperti polisi,

angkatan bersenjata dan pesawat udara)

1.7. Transportasi dalam Bangunan

Pada suatu bangnan tinggi, sistem transportasi manusia secara vertikal

menjadi sangat penting. Diperlukan suatu alat angkut atau transportasi yang

dapat memberikan kenyamanan bagi pengguna bangunan. Sarana

transportasi tersebut adalah elevator (lift) dan tangga.

1.7.1. Elevator

Elevator atau yang sering disebut lift adalah alat untuk mengangkut

orang dan barang dalam bangunan tinggi secara vertikal. Elevator dipasang

pada bangunan yang tingginya melebihi 4 lantai karena batas kemampuan

manusia naik turun tangga ketika berkegiatan adalah 4 lantai. Berdasarkan

fungsinya, elevator dapat dibagi menjadi:

1. Lift penumpang, untuk mengangkut manusia

2. Lift barang, untuk mengangkut barang

3. Lift uang/makanan

4. Lift pemadam kebakaran, lift ini terkadang berfungsi juga sebagai lift

barang

Terdapat beberapa peraturan dalam perancangan elevator yang

mengacu pada tipe bangunan, banyaknya lantai, dan intervalnya. Dengan

begitu elevator dapat dibedakan dari kapasitas jumlah muatan dan kecepatan

Page 32: Format Laporan Utilbang.docx

Kapasitas (car/kg) Jumlah Muatan Kecepatan

900 13 orang 40 m/menit

1000 15 orang 60 m/menit

1150 17 orang 90 m/menit

1350 20 orang 105 m/menit

dst

Elevator yang umum dipergunakan di Indonesia adalah elevator dengan sistem

gearless (mesin di atas) yang komponen-komponennya adalah:

1. Lift Pit

Tempat pemberhentian akhir paling bawah, berupa buffer sangkar dan

buffer beban pengimbang. Karena terletak di paling bawah maka lift pit

harus terbuat dari dinding yang tidak rembes air. Ukuran luas dan

dalamnya tergantung kereta, kecepatan lift, serta tinggi bangunan.

2. Ruang Luncur (Hoistway)

Pada ruang luncur ini terdapat kereta lift, pintu-pintu masuk ke kereta pada

tiap lantai, beban pengimbang (counter weight), re-rel peluncur dari kereta

lift dan beban pengimbang. Ruang luncur terbuat dari dinding beton

maupun bata dengan rangka khusus.

3. Ruang Mesin

Pada ruang mesin terdapat mesin lift dan panel control yang mengatur

jalannya lift. Ruang ini harus dilengkapi dengan pengatur udara dan

pendingin ruangan yang berfungsi mendinginkan ruangan agar panel-panel

mesin tidak terganggu.

1.7.2. Tangga Darurat

Page 33: Format Laporan Utilbang.docx

Tangga darurat merupakan transportasi vertikal utama pada saat

terjadi bencana. Tangga darurat harus dilengkapi dengan pintu tahan api

minimum 2 jam dengan arah bukaan ke arah tangga dan dapat menutup

secara otomatis, serta dilengkapi lampu dan tanda petunjuk. Jarak maksimum

dengan ruang 25 m dengan lebar tangga 1,2 m. finishing tangga harus terbuat

dari bahan-bahan yang tahan api. Tangga tidak boleh berbentuk tangga

melingkar.

Untuk pencegahan kebakaran dipasang vent dan exhaust pada bagian

tangga. Di dalam tangga kedua alat ini berfungsi memasukkan udara dan

memberi tekanan udara yang lebih besar dari pada di luar tangga agar ketika

pintu tangga membuka tekanan yang besar di dalam tangga akan membuat

asap dan api di luar tangga tidak ikut masuk ke dalam ruang tangga.

1.8. Tata Suara

Tata suara adalah suatu teknik pengaturan peralatan yang mengeluarkan suara

di suatu ruangan, pertunjukkan, dan lain-lain. Salah satu peralatan suara yang

berperan penting dalam pengaturan kekuatan suara yaitu adalah alat pengeras

suara atau yang biasa disebut speaker.

Speaker adalah perangkat elektronika yang berfungsi sebagai pengubah sinyal

listrik (energy listrik) menjadi sinyal audio sehingga dapat terdengar bunyi yang lebih

kuat dan besar. Bunyi yang dihasilkan speaker tersebut itu merupakan gelombang

suara yang berasal dari sebuah kumparan, magnet, dan selaput yang bergetar secara

mekanis ketika sinyal elektrik melewati kumparan di dalam speaker tersebut.

Selain speaker, alat pengeras suara lainnya adalah mikrofon. Mikrofon adalah

perangkat elektronika yang dapat mengubah getaran suara menjadi getaran listrik.

Alat ini terdiri dari membran sebagai penangkap bunyi, lalu melewati kawat

tembaga, dan magnet yang kemudian mengubah getaran suara menjadi getaran

listrik.

Page 34: Format Laporan Utilbang.docx

1.6. CCTV dan Sekuriti

CCTV adalah kamera video digital yang berfungsi merekam dan

memantau gambar bergerak (video dan audio) serta mengirimkan sinyal

video yang diteruskan ke monitor pemantau.

Saat ini, tempat-tempat umum seperti mall, kantor, bank, sekolah,

bandara, ataupun gedung-gedung bertingkat untuk publik dan bahkan rumah

telah banyak menggunakan CCTV. Kegunaannya adalah sebagai sebuah

elemen pengamanan tempat-tempat tersebut sebagai alat pemantau setiap

kejadian yang terjadi di suatu area pemasangan CCTV. Selain itu, dengan

kehadirannya CCTV menjadi upaya preventif mencegah terjadinya tindakan

kriminal. Rekaman video dari CCTV pun dapat membantu penyelidikan kasus

kriminal atau malapetaka dalam mengidentifikasi pelaku atau pemicu hal

tersebut melalui data rekamannya. Kegunaan lainnya adalah dapat

meningkatkan kinerja pekerja dengan keberadaan kamera pemantau

tersebut. Jenis-jenis kamera CCTV:

a. Jenis Gambar

Pengambilan gambar hitam putih atau berwarna.

b. Jenis Kecepatan Pengambilan Gambar

Jenis kamera yang dapat mengambil jumlah gambar per detik.

c. Jenis Pergerakan Kamera

Jenis kamera yang dapat digerakkan dari jarak jauh.

d. Jenis Penerimaan Data

Berupa siaran langsung atau menyimpan rekaman video.

Page 35: Format Laporan Utilbang.docx

e. Jenis Fitur Tambahan

Jenis yang memiliki fitur special seperti Night viewing, motion detection, remote

viewing, dan lain-lain.

Bentuk-bentuk CCTV yang berpengaruh pada estetika ruangan,

fungsionalitas, dan kemudahan pemasangan serta dilengkapi dengan

kelebihan dan fitur spesial masing-masing seperti yang dikutip dari

http://www.jakartacctv.co.id yaitu:

1. Dome Camera

Sesuai dengan namanya - Dome Camera - kamera ini berbentuk seperti kubah.

Designnya yang simple menjadikannya jenis kamera yang paling popular dan

sering digunakan dalam pemasangan CCTV, karena kamera ini relatif sangat

mudah untuk dipasang. Posisi mata kamera yang tidak terlihat karena tehalang

oleh lapisan dome, membuat orang tidak dapat mengetahui arah mana yang

sedang disorot oleh kamera tersebut. Kamera jenis ini cocok digunakan untuk

pemasangan di dalam ruang, baik di dalam rumah ataupun di ruang kantor.

2. Standard Box Camera

Berbentuk seperti kotak, kamera ini sering digunakan untuk pemasangan baik

indoor maupun outdoor. Jenis kamera ini bisa juga digunakan untuk kebutuhan

surveillance jarak jauh. Apabila pemasangan di outdoor dengan posisi yang bisa

di jangkau oleh tangan, sebaiknya di tambahkan sebuah pelindung, sehingga

dapat mencegah pengrusakan terhadap kamera tersebut.

3. Vandal Proof Camera

Vandal proof camera berarti kamera tersebut anti pengrusakan. Dibuat dengan

bahan yang di rancang khusus untuk dapat melindungi kamera dari benturan.

Cocok untuk pemasangan di indoor.

Page 36: Format Laporan Utilbang.docx

4. Waterproof Camera

Kamera ini biasanya untuk pemasangan outdoor. Berbentuk bullet camera –

kamera yang bentuknya seperti peluru. Design casingnya dirancang khusus agar

dapat menahan air hujan, debu, dan temperatur yang ekstrim.

5. Infra Red Camera

Tingkat pencahayaan yang kurang di malam hari menyebabkan perlunya

pemasangan kamera yang menggunakan Infra Red. Semakin banyak titik infra

red di dalam kamera, maka akan semakin jelas pencitraan gambar yang

ditangkap oleh kamera.

6. PTZ Camera/Speed Dome Camera

Speed Dome Camera adalah kamera serba lengkap yang memiliki lensa zoom

hingga puluhan kali dan mekanisme pan tilt berupa motorservo yang gerakannya

halus. Reeiver telemetrynya sudah di tempatkan di dalam (built-in).

7. IP Camera

Kamera yang mengirimkan discrete streaming video melalui kabel UTP.

Umumnya dilengkapi dengan IP Address. Dengan adanya IP Camera, kita dapat

langsung mengakses hasil rekaman melalui jaringan LAN/WAN tanpa harus

menggunakan tambahan converter.

8. Covert Camera/Hidden Camera

Sesuai dengan namanya, kamera ini merupakan kamera CCTV yang dimaksudkan

untuk penggunaan yang tersembunyi, agar orang-orang tidak mengetahui

keberadaan kamera tersebut. Bentuknya bermacam-macam, ada yang seperti

smoke detector, jam dinding, lampu, bahkan pemancar air.

Page 37: Format Laporan Utilbang.docx

Sistem pemasangan CCTV dibagi menjadi dua yaitu:

a. Analog

Penggunaan CCTV melalui kabel atau kawat yang menghubungkan kamera

dengan monitor. Data gambar melewati kabel koaksial sementara audionya

melalui kawat tembaga. Sinyal video dan audio melewati kabel yang terhubung

dengan monitor kemudian dapat ditampilkan pada monitor yang dapat

menampilkan gambar dari beberapa kamera atau dikontrol dalam satu monitor.

b. Digital

Instalasi kamera CCTV menggunakan Internet Protocol (IP) camera yang

merupakan kamera dan perangkat keras berfungsi mengubah sinyal video dan

audio yang dapat ditransmisikan pada jaringan internet/WAN/LAN. Sistem ini

tidak menggunakan kabel dan tidak terbatas oleh jarak.

Sekuriti lainnya dalam gedung adalah penangkal petir. Penangkal

petir adalah rangkaian jalur sebagai penangkap arus listrik petir di udara

untuk dialirkan menuju permukaan bumi, tanpa merusak benda-benda yang

dilewatinya.

Cara kerja penangkal petir adalah adanya gaya tarik menarik antara

muatan listrik negative di awan dengan muatan listrik positif di tanah.

Kemudian muatan listrik negative yang telah dekat dengan atap ditarikdalam

ujung penangkal petir yang kemudian bertemu dengan muatan listrik positif

menjadi aliran listrik yang selanjutnya dialirkan ke dalam tanah melalui kabel

konduktor selain pengamanan bangunan menggunakan stabilitator alus

listrik. Sehingga arus listrik tidak membahayakan penggunaan barang

elektronik di dalam bangunan dan teralirkan ke dalam tanah. Ada tiga

elemen penting dalam penangkal petir yaitu:

Page 38: Format Laporan Utilbang.docx

a. Batang penangkal petir yang ujungnya runcing, terbuat dari tembaga, untuk

menarik arus listrik.

b. Kabel konduktor terbuat dari kawat tembaga sebagai penerus muatan listrik

sampai ke tanah.

c. Tempat pembumian sebagai tempat pengaliran arus listrik dari kabel konduktor

ke batang pembumian yang terbuat dari tembaga lapis baja di dalam tanah.

1.7. Antena

Antena adalah alat pemancar atau penerima yang berfungsi untuk

menyalurkan sinyal radio ke udara atau alat mengirim atau menerima gelombang

elektromagnetik. Fungsi antena adalah mengubah sinyal listrik menjadi

elektromagnetik kemudian diradiasikan ke udara dan juga menerima sinyal

elektromagnetik dari udara dan dikonversi mejadi sinyal listrik. Antena dalam

pemakaiannya ada yang berupa antena radio dan antena televisi serta antena pada

radar.

Antena televisi biasanya berguna sebagai penerima siaran TV dimana

disesuaikan dengan kebutuhan penyebaran sinyalnya, secara umum dibagi menjadi

dua seperti yang dikutip dalam http://teknologi.kompasiana.com, yaitu:

a. Antena Directional

Antena jenis ini merupakan jenis antena dengan narrow beamwidth, yaitu punya

sudut pemancaran yang kecil dengan daya lebih terarah, jaraknya jauh dan tidak

bisa menjangkau area yang luas, antena directional mengirim dan menerima

sinyal radio hanya pada satu arah, umumnya pada fokus yang sangat sempit, dan

biasanya digunakan untuk koneksi point to point, atau multiple point, macam

antena direktional seperti antena grid, dish parabolic, yagi, dan antena sectoral.

Antena directional memiliki berbagai tipe yaitu:

1. Antena Grid adalah antena yang sudut pola pancaran antena lebih fokus

pada titik tertentu sesuai pemasangan.

Page 39: Format Laporan Utilbang.docx

2. Antena Parabolik adalah antena berkisar 18 sampai 28 dBi, dipakai untuk

jarak menengah dan jarak jauh, kondisinya permanen dan juga mampu

menangkap siaran TV 3 satelit sekaligus.

3. Antena Yagi adalah antena yang banyak dipakai dimana makin banyak

elemen, sensivitasnya makin tajam namun kelemahannya tidak bisa

menghindari gelombang pengganggu dan apabila daerah di sekitar berupa

gedung-gedung tinggi, penerimaan sinyal akan menjadi lemah dan butuh

banyak elemennya.

4. Antena sectoral adalah antena yang sudut pancaran dan ketinggian perlu

diperhatikan untuk penangkapan sinyal. Sudut pancaran 45-180 derajat dan

semakin tinggi bangunan semakin bagus dalam penagkapan sinyal pada

wilayah pancaran yang telah ditentukan.

b. Antena Omni-Directional

Antena ini mempunyai sudut pancaran yang besar (wide beamwidth) yaitu 3600;

dengan daya lebih meluas, jarak yang lebih pendek tetapi dapat melayani area

yang luas Omni antena tidak dianjurkan pemakaian-nya, karena sifatnya yang

terlalu luas se-hingga ada kemungkinan mengumpulkan sinyal lain yang akan

menyebabkan inter-ferensi. antena omnidirectional mengirim atau menerima

sinyal radio dari semua arah secara sama, biasanya digunakan untuk koneksi

multiple point atau hotspot.

1.8. Pembuangan Sampah

Pada bangunan tinggi, perlu diberikan tempat khusus yang merupakan

gudang sampah yang dapat menampung sementara, yang nantinya perlu

Page 40: Format Laporan Utilbang.docx

dibuang keluar dari bangunan tersebut.

1.8.1. Penampungan Sampah

a. Box-box untuk tempat pembuangan yang terletak di tempat-tempat

bagian service di setiap lantai

b. Box penampungan di bagian paling bawah yang berupa

ruangan/gudang dengan dilengkapi kereta-kereta bak sampah.

Masing-masing box setiap lantai dihubungkan dengan pipa

penghubung dari beton, PVC, asbes dengan diameter 10”-14”. Dinding paling

atas diberikan lobang untuk udara dan dilengkapi dengan kran air untuk

pembersihan atau pemadaman sementara kalau terjadi kebakaran di lobang

sampah tersebut.

1.8.2. Fasilitas-fasilitas di Penampungan Sampah

a. Kran air untuk pembersihan

b. Prinkler untuk mencegah kebakaran

c. Lampu untuk penerangan

d. Alat pendingin bagi bak supaya tidak terjadi pembusukan

1.9. Parkir

Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat

pemberhentian kendaraan yang tidak bersifat sementara untuk melakukan

kegiatan pada suatu kurun waktu.

1.8.3. Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP)

Penentuan satuan ruang parkir (SRP) didasarkan atas hal berikut.

1. Dimensi kendaraan standar untuk mobil penumpang.

Page 41: Format Laporan Utilbang.docx

2. Ruang bebas kendaraan parkir

Ruang bebas kendaraan parkir diberikan pada arah lateral dan

longitudinal kendaraan. Ruang bebas arah lateral ditetapkan pada saat

posisi pintu kendaraan dibuka, yang diukur dari ujung terluar pintu ke

badan kendaraan parkir yang ada di sampingnya. Ruang bebas ini

diberikan agar tidak terjadi benturan antara pintu kendaraan dan

kendaraan yang parkir di sampingnya pada saat penumpang turun dari

kendaraan. Ruang bebas arah memanjang diberikan di depan kendaraan

untuk menghindari benturan dengan dinding atau kendaraan yang lewat

jalur gang (aisle). Jarak bebas arah lateral diambil sebesar 5 cm dan jarak

bebas arah longitudinal sebesar 30 cm.

3. Lebar bukaan pintu kendaraan

Ukuran lebar bukaan pintu merupakan fungsi karakteristik pemakai

kendaraan yang memanfaatkan fasilitas parkir. Sebagai contoh, lebar

bukaan pintu kendaraan karyawan kantor akan berbeda dengan lebar

bukaan pintu kendaraan pengunjung pusat kegiatan perbelanjaan. Dalam

hal ini, karakteristik pengguna kendaraan yang memanfaatkan fasilitas

parkir dipilih menjadi tiga seperti Tabel II.3.

Page 42: Format Laporan Utilbang.docx

1.8.4. Gedung Parkir

a. Kriteria

1. tersedia tata guna lahan

2. memenuhi persyaratan konstruksi dan perundang -undangan yang

berlaku

3. tidak menimbulkan pencemaran lingkungan

4. memberikan kemudahan bagi pengguna jasa.

b. Tata letak gedung parkir dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

1. Lantai datar dengan jalur landai luar (external ramp)

Daerah parkir terbagi dalam beberapa lantai rata (datar) yang

dihubungkan dengan ramp (Gambar II.43a).

Page 43: Format Laporan Utilbang.docx

2. Lantai terpisah

Gedung parkir dengan bentuk lantai terpisah dan berlantai banyak

dengan ramp yang ke atas digunakan untuk kendaraan yang masuk

dan ramp yang tirim digunakan untuk kendaraan yang keluar

(Gambar II.43b, II.43c dan II.43d). Selanjutnya Gambar II.43c dan

II.43d menunjukkan jalan masuk dan keluar tersendiri (terpisah),

serta mempunyai jalan masuk dan jalan keluar yang lebih pendek.

Gambar II.43b menunjukkan kombinasi antara sirkulasi kedatangan

(masuk) dan keberangkatan (keluar). Ramp berada pada pintu keluar;

kendaraan yang masuk melewati semua ruang parkir sampai

menemukan tempat yang dapat dimanfaatkan. Pengaturan gunting

seperti itu memiliki kapasitas dinamik yang rendah karena jarak

pandang kendaraan yang datang agak sempit.

3. Lantai gedung yang berfungsi sebagai ramp

Pada Gambar II.43e sampai dengan II.43.g terlihat kendaraan yang

masuk dan parkir pada gang sekaligus sebagai ramp. Ramp tersebut

berbentuk dua arah. Gambar II.43e memperlihatkan gang satu arah

dengan jalan keluar yang lebar. Namun, bentuk seperti itu tidak

disarankan untuk kapasitas parker lebih dari 500 kendaraan karena

akan mengakibatkan alur tempat parker menjadi panjang. Pada

Gambar II.43f terlihat bahwa jalan keluar dimanfaatkan sebagai lokasi

parkir, dengan jalan keluar dan masuk dari ujung ke ujung. Pada

Gambar II.43g letak jalan keluar dan masuk bersamaan. Jenis lantai

ber-ramp biasanya di buat dalam dua bagian dan tidak selalu sesuai

dengan lokasi yang tersedia. Ramp dapat berbentuk oval atau

persegi, dengan gradien tidak terlalu curam, agar tidak menyulitkan

membuka dan menutup pintu kendaraan. Pada Gambar II.43h plat

Page 44: Format Laporan Utilbang.docx

lantai horizontal, pada ujung-ujungnya dibentuk menurun ke dalam

untuk membentuk sistem ramp. Umumnya merupakan jalan satu

arah dan dapat disesuaikan dengan ketersediaan lokasi, seperti polasi

gedung parkir lantai datar.

4. Tinggi minimal ruang bebas lantai gedung parkir adalah 2,50 m.

Page 45: Format Laporan Utilbang.docx
Page 46: Format Laporan Utilbang.docx

1.8.5. Pengorganisasian

Sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun

1993 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Dinas Lalu-Lintas dan

Angkutan Jalan Daerah Tingkat I dan Dinas Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan

Daerah Tingkat II, untuk menyelenggarakan fasilitas parkir dibentuk Unit

Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perparkiran pada Dinas Lalu-Lintas dan

Angkutan Jalan Daerah Tingkat II. Dalam struktur organisasi UPTD,

perparkiran mencakupi aspek kegiatan sebagai berikut:

1. aspek administratif, yang mengurus hal-hal nonteknis perparkiran,

seperti personalia, keuangan, dan umum

2. aspek teknis-operasional, yang mengurus hal-hal teknis perparkiran,

seperti perencanaan, pengoperasian, dan pemeliharaan.

1.8.6. Penetapan Tarip Parkir

Penetapan tarif parkir adalah salah satu cara pengendalian lalu-lintas,

Perhitungan tarif parkir tidak didasarkan atas perhitungan pengembalian

biaya investasi dan operasional;. juga tidak semata -mata untuk memperoleh

keuntungan material dan/atau finansial. Penetapan tarif parkir dilakukan

untuk mengendakan lalu-lintas melalui pengurangan pemakaian kendaraan

pribadi sehingga mengurangi kemacetan di jalan. Melalui penetapan tarif

sedemikian rupa, untuk besaran tarif tertentu diharapkan dapat mengurangi

niat orang untuk menggunakan kendaraan pribadi.

Berdasarkan jenis fasilitas, pemberlakuan tarif parkir dapat

digolongkan seperti berikut:

1. Golongan A

a. Badan jalan tanpa untuk maksud pengendalian parker

Page 47: Format Laporan Utilbang.docx

b. Daerah dengan frekuensi parkir relatif rendah (1,5

kendaraan/SRP/hari)

c. Parkir dengan waktu yang lama

d. Daerah perumahan, parkir dapat tanpa bembayaran atau dengan tarif

yang rendah

e. Daerah dengan derajat pengendalian lalu lintas rendah

2. Golongan B

a. Badan jalan tanpa untuk maksud pengendalian parker

b. Daerah dengan frekuensi parkir relatif tinggi (20 kendaraan/SRP/hari)

c. Daerah komersial atau pertokoan, tarif parkir dapat diberlakukan

relativ tinggi, untuk mengendalikan lalu-lintas

d. Daerah dengan derajat pengendalian lalu lintas tinggi.

3. Golongan C

a. Kawasan parkir pada fasilitas parkir umum dengan maksud

pengendalian parker

b. Keluar masuk kendaraan yang dikendalikan melalui karcis dengan

waktu tercatat, dapat diberlakukan tarif parkir secara progresif, yang

dapat, meningkat sesuai dengan lamanya parker

c. Daerah dengan derajat pengendalian lalu lintas tinggi

d. Perbandingan tarif parkir yang wajar antara sepeda motor, kendaraan

penumpang dan kendaraan truk/bus adalah sebagai berikut. Tarif

parkir sepeda motor lebih rendah dari pada tarif parkir kendaraan

penumpang dan tarif kendaraan penumpang lebih rendah daripada

tarif truk/bus. Penetapan besar tarif parkir dicantumkan pada

peraturan Daerah Tingkat II yang bersangkutan.

Page 48: Format Laporan Utilbang.docx

BAB III

STUDI KASUS

APARTEMEN MARGONDA RESIDENCE

1.10. Penghawaan

1.11. Pencahayaan

1.12. Kelistrikan

3.3. Pemipaan

3.4. Pencegahan Kebakaran

3.5. Transportasi dalam Bangunan

3.6. Tata Suara

1.13. CCTV dan Sekuriti

Page 49: Format Laporan Utilbang.docx

1.14. Antena

1.15. Pembuangan Sampah

1.16. Parkir

Page 50: Format Laporan Utilbang.docx

BAB IV

ANALISIS DAN KESIMPULAN

1.17. Penghawaan

1.18. Pencahayaan

1.19. Kelistrikan

3.7. Pemipaan

3.8. Pencegahan Kebakaran

3.9. Transportasi dalam Bangunan

3.10. Tata Suara

1.20. CCTV dan Sekuriti

1.21. Antena

Page 51: Format Laporan Utilbang.docx

1.22. Pembuangan Sampah

1.23. Parkir

1.24. Kesimpulan

Page 52: Format Laporan Utilbang.docx

DAFTAR PUSTAKA