Format Laporan Pencil

12
Laporan Penelitian Kecil Proyek Anatomi dan Fisiologi Hewan 2015 PENGARUH PENDEDAHAN ASAP ROKOK SECARA PASIF TERHADAP TIMBULNYA EMFISEMA PADA MENCIT (Mus musculus) I Dewa Agung Panji Giasintha Stefan Rena Nafria Nandasari Semeru Gita Lestari Rifki Nurfajri Ramadhan Safitri Rusiwardani Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung (ITB) Jalan Ganesha No. 10 Bandung 40132 Indonesia e-mail: [email protected] Abstrak Susunlah draft publikasi anda sesuai dengan format yang sudah disediakan. Format kertas, margin, kolom, alignment, header dan footer telah ditentukan. Jenis dan ukuran font telah ditentukan: font, digunakan jenis Gulliver-Reguler. Ukuran pada judul sub-bagian (bold) adalah 10; badan abstract adalah 9; badan tulisan adalah 10; keterangan gambar dan grafik adalah 9. Berikan satu baris kosong sesudah setiap judul. Gambar atau table dapat menempati 1 atau 2 kolom. Jika menempati 2 kolom, tempatkan gambar/table di bagian atas atau bawah halaman sehingga tidak menganggu badan tulisan. Tuliskan abstrak anda dengan maksimal 200 kata. Perhatikan format daftar pustaka. Kata kunci Tuliskan kata-kata kunci dari draft publikasi anda disini Pendahuluan Merokok kini sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat. Bahkan saat ini merokok di kalangan remaja seperti pada anak sekolah telah menjadi tolak ukur dalam pergaulan, padahal di dalam kemasan rokok tersebut tecantum bahaya yang dikandung oleh rokok. Rokok merupakan zat adiktif yang berupa hasil olahan tembakau terbungkus yang berasal dari tanaman Nicotiana rustica. Berbagai penelitian dan kajian dilakukan untuk menbuktikan bahaya rokok bagi kesehatan. Pada kenyataannya, merokok bukan hanya membahayakan perokok aktif saja, tetapi membahayakan perokok pasif juga. Perokok pasif merupakan istilah bagi seseorang yang tidak merokok secara langsung namun menghirup sisa pembakaran atau asap rokok Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ::: 1

description

Format Laporan Pencil

Transcript of Format Laporan Pencil

Page 1: Format Laporan Pencil

Laporan Penelitian Kecil Proyek Anatomi dan Fisiologi Hewan 2015

PENGARUH PENDEDAHAN ASAP ROKOK SECARA PASIF TERHADAP

TIMBULNYA EMFISEMA PADA MENCIT

(Mus musculus)

I Dewa Agung Panji Giasintha Stefan Rena Nafria Nandasari Semeru Gita Lestari Rifki Nurfajri Ramadhan Safitri Rusiwardani Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung (ITB)Jalan Ganesha No. 10 Bandung 40132 Indonesiae-mail: [email protected]

Abstrak Susunlah draft publikasi anda sesuai dengan format yang sudah disediakan. Format kertas, margin, kolom, alignment, header dan footer telah ditentukan. Jenis dan ukuran font telah ditentukan: font, digunakan jenis Gulliver-Reguler. Ukuran pada judul sub-bagian (bold) adalah 10; badan abstract adalah 9; badan tulisan adalah 10; keterangan gambar dan grafik adalah 9. Berikan satu baris kosong sesudah setiap judul. Gambar atau table dapat menempati 1 atau 2 kolom. Jika menempati 2 kolom, tempatkan gambar/table di bagian atas atau bawah halaman sehingga tidak menganggu badan tulisan. Tuliskan abstrak anda dengan maksimal 200 kata. Perhatikan format daftar pustaka.

Kata kunci Tuliskan kata-kata kunci dari draft publikasi anda disini

Pendahuluan

Merokok kini sudah tidak asing lagi di

kalangan masyarakat. Bahkan saat ini

merokok di kalangan remaja seperti pada anak

sekolah telah menjadi tolak ukur dalam

pergaulan, padahal di dalam kemasan rokok

tersebut tecantum bahaya yang dikandung

oleh rokok. Rokok merupakan zat adiktif yang

berupa hasil olahan tembakau terbungkus

yang berasal dari tanaman Nicotiana rustica.

Berbagai penelitian dan kajian dilakukan

untuk menbuktikan bahaya rokok bagi

kesehatan. Pada kenyataannya, merokok

bukan hanya membahayakan perokok aktif

saja, tetapi membahayakan perokok pasif

juga. Perokok pasif merupakan istilah bagi

seseorang yang tidak merokok secara

langsung namun menghirup sisa pembakaran

atau asap rokok dari orang yang merokok

secara aktif. Bahaya bagi perokok pasif lebih

besar daripada perokok aktif karena sisa

pembakaran dari rokok tersebut bersifat

karsinogenik dan kronis dibandingkan dengan

kandungan rokok yang dihisap oleh perokok

aktif (Maes et.al, 2010).

Kandungan rokok yang dihisap oleh

perokok pasif terdiri dari amonia, butan,

karbon monoksida, kromium, sianida,

formaldehid, timbal, dan polonium. Senyawa-

senyawa tersebut bersifat racun dan dapat

bertahan di udara dalam waktu yang cukup

lama. Rokok bagi perokok pasif sangat

berbahaya karena dapat menyebabkan

berbagai penyakit-penyakit kronis yang sulit

untuk disembuhkan seperti penyakit jantung,

Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati :::

1

Page 2: Format Laporan Pencil

Laporan Penelitian Kecil Proyek Anatomi dan Fisiologi Hewan 2015

kanker, dan terutama penyakit pada paru-paru

seperti emfisema dan asma (Stedman, 1968).

Bahaya yang harus ditanggung perokok

pasif tiga sampai lima kali lipat dari bahaya

perokok aktif. Hal ini dikarenakan menurut

dr. Widyastuti Soerojo dari Ikatan Ahli

Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

mengatakan, sebanyak 25 persen zat

berbahaya yang terkandung dalam rokok

masuk ke tubuh perokok, sedangkan 75

persennya beredar di udara bebas yang

berisiko masuk ke tubuh orang di

sekelilingnya.

Hasil analisa lanjut Susenas 2001

menunjukka prevalensi perokok aktif di

Indonesia pada laki-laki umur 10 tahun ke

atas adalah 54,5%, sedangkan perokok

aktif perempuan 1,2% [10]. Sebesar 68,9%

perokok mulai merokok pada umur kurang

dari 20 tahun. Umur mulai merokok pada

usia muda (< 20 tahun) meningkat sebesar

12,5% [11] dalam kurun waktu 5 tahun.

Lebih dari separuh (52,1%) laki-laki umur

40 tahun ke atas merokok selama 30 tahun

atau lebih dan 40% dari mereka merokok

selama 21-30 tahun. Lebih dari separuh

perokok mengkonsumsi 10 batang rokok

atau lebih per hari. Umur dini nlulai

merokok yang terus meningkat, disertai

lama merokok dan dosis rokok yang cukup

tinggi pada sebagian besar perokok laki-

laki. Perokok aktif yang mengaku merokok

dalam rumah ketika bersama dengan

anggota keluarga lainnya sebesar 91,8%

[10], ha1 ini meliputi 64% rumah tangga

sampel dalam modul Susenas 2001 [12].

Dengan demikian jumlah sampel perokok

aktif yang merokok dalam rumah 71.189

penduduk dan jumlah perokok pasif

meliputi 133.694 penduduk. Sesudah

diinflat jumlah perokok aktif menjadi

55.311.513 penduduk dan jumlah perokok

pasif 97.560.002 penduduk

10. Anna M.Sirait, Julianty Pradono,

Ida L.Toruan. Perilaku Merokok. Laporan

Akhir Surkesnas Workshop on Evidence for

Decision Making. 28 Januari-28 Maret

2002. Hal. 291-340 I I.

[11]Suhardi. Perilaku Merokok di

Indonesia, Survei Kesehatan Rumah

Tangga 1995. Seri Suwei Kesehatan Rumah

Tangga No. 6. Jakarta: Litbangkes. 12.

[12] Badan Pusat Statistik. Statistik

Kesehatan 2001. Jakarta: BPS

Dengan banyaknya jumlah perokok

pasif di Indonesia, penderita penyakit pada

paru – paru pun ikut meningkat. Salah satu

penyakit yang banyak diderita oleh perokok

pasif adalah Emfisema. Emfisema adalah

suatu keadaan dimana alveolus dalam paru-

paru berukuran lebih besar daripada

normalnya dan jumlah selnya berkurang.

2

Page 3: Format Laporan Pencil

Laporan Penelitian Kecil Proyek Anatomi dan Fisiologi Hewan 2015

Jaringan pada alveolus kehilangan

elastisitasnya akibat kandungan nikotin yang

terdapat pada rokok sehingga kantung udara

paru-paru tidak dapat mengembang dan

menyebabkan kadar oksigen yang ditransfer

ke dalam aliran darah berkurang. Komplikasi

emfisema lebih lanjut dapat menyebabkan

bronkitis akut dan pulmonary edema.

Penyakit tersebut menyebabkan timbulnya

cairan pada jaringan paru-paru. Cairan

tersebut disebabkan karena otot jantung tidak

dapat memompa darah kembali ke jantung

dari paru-paru sehingga tekanan pembuluh

darah pada paru-paru meningkat kemudian

plasma darahnya keluar dari jaringan menuju

ruang interstial sekitar paru-paru. Tekanan

pada pembuluh darah yang meningkat pada

paru-paru menambah kompikasi lain yaitu

timbul pembengkakan pada paru-paru akibat

aktivitas imun terhadap partikulat rokok yang

terhirup dan pembuluh darah pada paru-paru

tersebut menghitam akibat darah yang

terperangkap disana. (Hautamaki et.al.,1997).

Mengingat besarnya bahaya dan

dampak yang ditimbulkan emfisema terhadap

kesehatan tubuh manusia, maka dari itu kami

membuat penelitian tentang pengaruh

pemberian asap rokok terhadap timbulnya

penyakit emfisema dengan bahan penelitian

berupa Mus musculus jantan.

Pada mencit, penyakit pada paru-paru

yang paling mungkin disebabkan oleh asap

rokok yang didedahkan secara pasif adalah

emfisema. Kemungkinan penyakit lain

misalnya asma sangat sulit dibuktikan

keberadaanya akibat dari perbedaan mendasar

struktur dan proses perkembangan jaringan

paru-paru dan sekitarnya antara mencit dan

manusia. Paru-paru mencit berkembang

sepenuhnya pada saat masih dalam kandungan

sementara pada manusia paru-paru masih

berkembang beberapa saat dalam tahap awal

kehidupannya. Perkembangan paru-paru

manusia ini yang paling rentan terkena

anomali saluran pernapasan misalnya

timbulnya asma akibat alergi pada alergen

tertentu, karena alergi hanya akan dapat

diinisiasi jika paparan alergennya langsung

selama masa perkembangan paru-paru. Paru-

paru mencit yang berkembang sepenuhnya

dalam kandungan memiliki banyak sekali

metode perbaikan kerusakan yang

mencegahnya menjadi abnormal setelah

dilahirkan dan juga mencegahnya terpapar

alergen selama proses perkembangan [10].

Perbedaan lain juga terdapat pada fisiologi

dari saluran-saluran pada saluran pernapasan

masing-masing. Paru-paru mencit sangat

kekurangan kelenjar submukosa kecuali pada

trakea sedangkan saluran pernapasan manusia

sangat banyak memilikinya. Selanjutnya pada

Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati :::

3

Page 4: Format Laporan Pencil

Laporan Penelitian Kecil Proyek Anatomi dan Fisiologi Hewan 2015

saluran udara besar pada mencit, epitel

bronchialnya tidak sepenuhnya memiliki sel

epitel pipih dan lapisan muscularis. Hal-hal

tersebut dapat menyebabkan perbedaan

respon yang diberikan pada stimulus yang

dihirup misalnya partikulat rokok [11]. respon

yang diberikan oleh mencit hampir semuanya

adalah respon inflamasi parenkimal dan

vaskular dibandingkan respon penyempitan

saluran pernapasan yang terjadi pada asma

manusia sehingga kemungkinan asma yang

ditimbulkan oleh pendedahan asap rokok

diperkirakan akan sangat kecil [4].10. Lilly CM, Tateno H, Oguma T, Israel E, Sonna LA. Effects of allergenchallenge on airway epithelial cell gene expression. Am J Respir CritCare Med 2005;171:579–586.11. Harris JR, Racaniello VR. Changes in rhinovirus protein 2C allow efficient

replication in mouse cells. J Virol 2003;77:4773–4780.4. Kumar RK, Foster PS. Modeling allergic asthma in mice: pitfalls and

opportunities. Am J Respir Cell Mol Biol 2002;27:267–272.

Penelitian ini bertujuan untuk

membuktikan pengaruh asap rokok yang

didedahkan secara pasif dapat menimbulkan

emfisema pada Mus musculus serta

menentukan kuantitas pendedahan batang

rokok terhadap emfisema yang mungkin

ditimbulkan. Adapun beberapa hipotesis yang

dapat kami sajikan adalah bahwa mencit (Mus

musculus) yang didedahkan asap rokok secara

pasif akan menderita emfisema, mencit (Mus

musculus) yang didedahkan asap rokok secara

pasif akan menderita apoksia. Apoksia adalah

komplikasi atau penyakit lanjutan dari

penyakit hipoksia, yaitu keadaan dimana

suplai atau kadar oksigen pada jaringan paru-

paru berkurang akibat hemoglobin darah

dalam jaringan tidak dapat menyerap oksigen

secara maksimal. Penyebab terjadinya apoksia

ialah kandungan karbonmonoksida yang ada

pada rokok. Jaringan alveoli menyerap

karbonmonoksida lebih banyak dibandingkan

kandungan oksigen yang seharusnya diserap

oleh Hemoglobin dalam darah. Akibatnya

seseorang mengalami sesak nafas dan nafsu

makan menjadi berkurang (Morton, 2003).

Hipotesis lainnya adalah bahwa jumlah asap

rokok yang didedahkan pada mencit

berbanding lurus dengan kemungkinan

emfisema dan atau apoksia yang diderita.

Manfaat yang diperoleh dari penelitian

ini diantaranya yaitu pertama data yang

diperoleh dapat digunakan untuk

mengampanyekan gerakan anti perokok pasif

karena berbagai penelitian membuktikan

bahwa perokok pasif mempunyai resiko yang

sama besar dengan perokok aktif untuk

terkena penyakit jantung koroner, stroke,

emfisema, kanker paru, penyakit paru kronis

yang semuanya itu merupakan sebab utama

kematian (WHO, 1997). Kedua, dapat

digunakan sebagai acuan kebijakan dalam

membatasi perkembangan perokok aktif.

Menurut Harman, moralitas dapat membuat

4

Page 5: Format Laporan Pencil

Laporan Penelitian Kecil Proyek Anatomi dan Fisiologi Hewan 2015

seseorang berubah. Maka manfaat ketiga yang

diperoleh ialah pertimbangan moral bagi

perokok pasif yang telah terpapar agar

terhindar dari paparan asap rokok selanjutnya

dan bagi perokok aktif agar tidak merugikan

orang di sekitarnya dengan tidak lagi merokok

di tempat umum.

Hautamaki, e. a. 1997. Requirement for Macrophage Elastase for Cigarette Smoke-Include Emfisema in MIce. Science(277): 2002-2004.

Harman, Gilbert. 1977. The Nature of Morality. USA : Oxford University Press. Maes, e. 2010. Mouse Models to Unravel The

Role of Inhalated Pollutants on Allergic Sensitization and Airway Inflamation. Respiratory Research, 11(7).

Morton, Patricia Gonce. 2003. Panduan Pemeriksaan Kesehatan. Edisi Kedua. Jakar-

ta : EGC. Rachmaningtyas, A. 2011. 61,4 Juta

Penduduk Indonesia Perokok Aktif. Accessed Oktober 25, 2015, from nasional.sindonews.com/read/744854/15/61-4-juta-penduduk-indonesia-perokok-aktif-1370000557

Stedman, R. L. 1968. The Chemical

Composition of Tobacco and Tobacco Smoke.

ChemRev, 2(68), 153-207.

World Health Organization. Tobacco

or health: A Global status report. Geneva:

WHO. 1997

Metodologi

Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan

apakah benar mencit yang didedahkan asap

rokok secara pasif akan mengalami emfisema

dan bagaimana pengaruh jumlah batang rokok

yang didedahkan terhadap emfisema yang

mungkin ditimbulkan. Praktikan

menggunakan 9 ekor mencit jantan berusia 8-

12 minggu dengan berat rata-rata 27,43gram.

Mencit diperoleh dari laboratorium Biologi

Sekolah ilmu dan Teknologi Hayati ITB

dalam keadaan normal. Mencit dibagi ke

dalam 3 kelompok perlakuan yaitu perlakuan

normal, perlakuan dengan 2 batang rokok dan

perlakuan dengan 4 batang rokok. Seluruh

pendedahan dilakukan 1 kali sehari pada

waktu sore (16-19 WIB) setiap hari selama 10

hari.

Metode pendedahan asap rokok

dilakukan di dalam inhalator yang dibuat

mandiri oleh praktikan bardasarkan desain

inhalator dan metode pendedahan pada [X]

selama 30 menit dengan 2 sesi yang masing-

masing sesinya selama 15 menit. Awalnya

dilakukan penjenuhan asap dalam chamber

inhalator selama 5 menit baru kemudian

dimasukkan mencit ke dalamnya. Jeda

diberikan selama 3 menit tiap pergantian sesi

yang digunakan untuk memberikan

Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati :::

5

Page 6: Format Laporan Pencil

Laporan Penelitian Kecil Proyek Anatomi dan Fisiologi Hewan 2015

kesempatan kepada mencit untuk menghirup

udara bebas agar tidak mati akibat apoksia

sambil asap pada chamber dijenuhkan lagi.

Pada saat akhir pendedahan tiap 2 hari sekali,

laju pernapasan mencit akan diukur

menggunakan respirometer sementara berat

badan akan diukur tiap hari. Pendedahan asap

rokok dilakukan secara pasif, maksudnya

mencit tidak aktif menghisap asap rokok

langsung dari batangnya.

Mencit dimasukkan ke dalam inhalator

bersamaan dengan dimatikannya rokok-rokok

tersebut agar konsentrasi asap yang telah

jenuh dari masing-masing perlakuan tidak

berubah. Rokok dibiarkan hidup selama 5

menit tiap awal sesi (dijenuhkan) kemudian

dimatikan apinya dengan cara menginjeksikan

air menggunakan jarum suntik lewat lubang

ventilasi inhalator langsung ke ujung batang

rokok yang menyala. Pada akhir percobaan ini

nantinya mencit akan dibedah untuk diamati

kondisi paru-parunya. Penilaian kondisi paru-

paru menggunakan sistem semi-kuantitatif

untuk mengukur tingkat adanya cairan di

jaringan sekitar paru-paru dan untuk

menentukan tingkat pembengkakan pada

paru-paru..Selama keberjalanan terjadi

kesulitan akibat salah seekor dari mencit mati

akibat apoksia pada hari kedua. Desain

penelitian kemudian dilakukan yang dari

awalnya mencit hanya dibiarkan bebas di luar

inhalator selama 1 menit menjadi 3 menit.

Kendala lainnya juga terjadi akibat perilaku

mencit yang semakin agresif sehingga

handlingnya harus sangat berhati-hati.Brito, M.V.H., Yasojima, E.Y., Silveira, E.L., Yamaki, V.N., Teixeira, R.K.C., Feijó, D.H., Gonçalves, T.B. New experimental model of exposure to environmental tobacco smoke. Acta Cirúrgica Brasileira - Vol. 28 (12) 2013 - 815Cara Kerja

Lorem ipsum dolor sit amet, ligula suspendisse nulla pretium, rhoncus tempor fermentum, enim integer ad vestibulum volutpat. Nisl rhoncus turpis est, vel elit, congue wisi enim nunc ultricies sit, magna tincidunt. Maecenas aliquam maecenas ligula nostra, accumsan taciti. Sociis mauris in integer, a dolor netus non dui aliquet, sagittis felis sodales, dolor sociis mauris, vel eu libero cras. Faucibus at. Arcu habitasse elementum est, ipsum purus pede porttitor class, ut adipiscing, aliquet sed auctor, imperdiet arcu per diam dapibus libero duis. Enim eros in vel, volutpat nec pellentesque leo, temporibus scelerisque nec.

Hasil dan Pembahasan

Lorem ipsum dolor sit amet, ligula suspendisse nulla pretium, rhoncus tempor fermentum, enim integer ad vestibulum volutpat. Nisl rhoncus turpis est, vel elit, congue wisi enim nunc ultricies sit, magna tincidunt. Maecenas aliquam maecenas ligula nostra, accumsan taciti. Sociis mauris in integer, a dolor netus non dui aliquet, sagittis felis sodales, dolor sociis mauris, vel eu libero cras. Faucibus at. Arcu habitasse elementum est, ipsum purus pede porttitor class, ut adipiscing, aliquet sed auctor, imperdiet arcu per diam dapibus libero duis. Enim eros in vel, volutpat nec pellentesque leo, temporibus scelerisque nec.

6

Page 7: Format Laporan Pencil

Laporan Penelitian Kecil Proyek Anatomi dan Fisiologi Hewan 2015

Gambar 1 Lorem ipsum dolor sit amet, ligula suspendisse nulla pretium, rhoncus tempor fermentum, enim integer ad vestibulum volutpat. Nisl rhoncus turpis est, vel elit.

Lorem ipsum dolor sit amet, ligula suspendisse nulla pretium, rhoncus tempor fermentum, enim integer ad vestibulum volutpat. Nisl rhoncus turpis est, vel elit, congue wisi enim nunc ultricies sit, magna tincidunt. Maecenas aliquam maecenas ligula nostra, accumsan taciti. Sociis mauris in integer, a dolor netus non dui aliquet, sagittis felis sodales, dolor sociis mauris, vel eu libero cras. Faucibus at. Arcu habitasse elementum est, ipsum purus pede porttitor class, ut adipiscing, aliquet sed auctor, imperdiet arcu per diam dapibus libero duis. Enim eros in vel, volutpat nec pellentesque leo, temporibus scelerisque nec.

Figure 2. Lorem ipsum dolor sit amet, ligula suspendisse nulla pretium, rhoncus tempor fermentum, enim integer ad vestibulum volutpat. Nisl rhoncus turpis est, vel elit.

Lorem ipsum dolor sit amet, ligula suspendisse nulla pretium, rhoncus tempor fermentum, enim integer ad vestibulum volutpat. Nisl rhoncus turpis est, vel elit, congue wisi enim nunc ultricies sit, magna tincidunt. Maecenas aliquam maecenas

ligula nostra, accumsan taciti. Sociis mauris in integer, a dolor netus non dui aliquet, sagittis felis sodales, dolor sociis mauris, vel eu libero cras. Faucibus at. Arcu habitasse elementum est, ipsum purus pede porttitor class, ut adipiscing, aliquet sed auctor, imperdiet arcu per diam dapibus libero duis. Enim eros in vel, volutpat nec pellentesque leo, temporibus scelerisque nec.

Tabel 1. Table heading are also printed in 8 and they are centered.

Column 1 Column 2 Column 3

Row Heading 1Row Heading 2Row Heading 3Row Heading 4

etc.

etc. etc. etc.

Ac dolor ac adipiscing amet bibendum nullam, lacus molestie ut libero nec, diam et, pharetra sodales, feugiat ullamcorper id tempor id vitae. Mauris pretium aliquet, lectus tincidunt. Porttitor mollis imperdiet libero senectus pulvinar. Etiam molestie mauris ligula laoreet, vehicula eleifend. Repellat orci erat et, sem cum, ultricies sollicitudin amet eleifend dolor nullam erat, malesuada est leo ac. Varius natoque turpis elementum est. Duis montes, tellus lobortis lacus amet arcu et. In vitae vel, wisi at, id praesent bibendum libero faucibus porta egestas, quisque praesent ipsum fermentum tempor. Curabitur auctor, erat mollis sed, turpis vivamus a dictumst congue magnis. Aliquam amet ullamcorper dignissim molestie, mollis. Tortor vitae tortor eros wisi facilisis.

Kesimpulan

Ac dolor ac adipiscing amet bibendum nullam, lacus molestie ut libero nec, diam et, pharetra sodales, feugiat ullamcorper id tempor id vitae. Mauris pretium aliquet, lectus tincidunt. Porttitor mollis imperdiet libero senectus pulvinar. Etiam molestie mauris ligula laoreet, vehicula eleifend. Repellat orci erat et, sem cum, ultricies sollicitudin amet eleifend dolor nullam erat, malesuada est leo ac. Varius natoque turpis elementum est. Duis montes, tellus lobortis

Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati :::

7

Page 8: Format Laporan Pencil

Laporan Penelitian Kecil Proyek Anatomi dan Fisiologi Hewan 2015

lacus amet arcu et. In vitae vel, wisi at, id praesent bibendum libero faucibus porta egestas, quisque praesent ipsum fermentum tempor. Curabitur auctor, erat mollis sed, turpis vivamus a dictumst congue magnis. Aliquam amet ullamcorper dignissim molestie, mollis. Tortor vitae tortor eros wisi facilisis.

Ucapan Terima Kasih

Ac dolor ac adipiscing amet bibendum nullam, lacus molestie ut libero nec, diam et, pharetra sodales, feugiat ullamcorper id tempor id vitae.

Daftar Pustaka

[1] Reimann-Philipp, U. & Roger, N.B., Plant Resistance to Virus Disease Through Genetic Engineering: Can a Similar Approach Control Plant-Parasitic Nematodes? Journal of Nematology, 25(4), pp. 541-547, 1993.

[2] Gurr, S.J. & Rushton, P.J., Engineering Plants with Increased Disease Resistance:

How are We Going to Express it? TRENDS in Biotechnology, 23(6), pp. 283-290, 2005.

[3] Henrissat, B. & Bairoch, A., New Families in The Classification of Glycosyl Hydrolases Based on Amino Acid Sequence Similarities, Biochemical Journal, 293, pp. 781-788, 1993.

8