Formasi Bayah

7
Formasi Bayah – Ciri Litologi, Umur dan Lingkungan Pengendapannya Teringat – ingat beberapa tahun yang lalu ketika bung AS melakukan pemetaan untuk tugas akhir geologi, didaerah Pangleseran, Kecamatan Cikembar dan Cisaat, Sukabumi sekitar tahun 2005, saat itu bung AS memilih daerah tersebut karena relatif dekat dari Bogor dan variasi litologinya cukup banyak he..he.. Didaerah Pangleseran dan sekitarnya tersusun dari beberapa formasi yang umum didalam cekungan bogor, Penamaan Penamaan Formasi Bayah ini pertamakali diberikan oleh Koolhoven (1933), sedangkan Effendi (1998) memberikan nama sebagai Formasi Walat sedangkan Martodjojo menamakannya sebagai Formasi Bayah mengingat nama tersebut yang paling dulu diterbitkan serta sudah dikenal dalam pustaka (Martodjojo, 1984 ; 24). Susunan Litologi Pada bagian bawah satuan ini tersusun dari perselingan batupasir, batupasir konglomerat, batulempung dengan sisipan batubara. Batupasirnya memiliki ketebalan 40 – 60 cm, batupasir konglomeratnya memiliki ketebalan 100 cm, batulempungnya memiliki ketebalan 2 – 5 cm dan batubaranya memiliki ketebalan berkisar 40 cm. Struktur sedimen yang dijumpai berupa normal gradded bedding, dan cross bedding. Pada bagian tengah satuan ini terdiri dari perselingan batupasir, batupasir konglomerat dan batulempung. Batupasirnya memiliki ketebalan 20 – 180 cm, batupasir konglomeratnya memiliki ketebalan 20 – 360 cm dan batulempungnya memiliki ketebalan 2 – 25 cm. Struktur sedimen yang dijumpai berupa normal gradded bedding, reverse gradded bedding, dan scour pada bagian alasnya. Pada bagian atas dari satuan ini terdiri dari batulempung dengan sisipan batubara. Batulempungnya memiliki ketebalan 10 – 120 cm dan batubaranya memiliki ketebalan 35 – 40 cm. Ciri Litologi Megaskopis Secara megaskopis, batupasir memiliki ciri litologi : warna putih kemerahan – keunguan kadang kekuningan, besar butir pasir sedang – kasar, membulat tanggung – menyudut tanggung, pemilahan sedang, kemas

description

Formasi Bayah – Ciri Litologi, Umur dan Lingkungan Pengendapannya

Transcript of Formasi Bayah

Page 1: Formasi Bayah

Formasi Bayah – Ciri Litologi, Umur dan Lingkungan Pengendapannya

Teringat – ingat beberapa tahun yang lalu ketika bung AS melakukan pemetaan untuk tugas akhir geologi, didaerah Pangleseran, Kecamatan Cikembar dan Cisaat, Sukabumi sekitar tahun 2005, saat itu bung AS memilih daerah tersebut karena relatif dekat dari Bogor dan variasi litologinya cukup banyak he..he..

Didaerah Pangleseran dan sekitarnya tersusun dari beberapa formasi yang umum didalam cekungan bogor,

Penamaan

Penamaan Formasi Bayah ini pertamakali diberikan oleh Koolhoven (1933), sedangkan Effendi (1998) memberikan nama sebagai Formasi Walat sedangkan Martodjojo menamakannya sebagai Formasi Bayah mengingat nama tersebut yang paling dulu diterbitkan serta sudah dikenal dalam pustaka (Martodjojo, 1984 ; 24).

Susunan Litologi

Pada bagian bawah satuan ini tersusun dari perselingan batupasir, batupasir konglomerat, batulempung dengan sisipan batubara. Batupasirnya memiliki ketebalan 40 – 60 cm, batupasir konglomeratnya memiliki ketebalan 100 cm, batulempungnya memiliki ketebalan 2 – 5 cm dan batubaranya memiliki ketebalan berkisar 40 cm. Struktur sedimen yang dijumpai berupa normal gradded bedding, dan cross bedding.

Pada bagian tengah satuan ini terdiri dari perselingan batupasir, batupasir konglomerat dan batulempung. Batupasirnya memiliki ketebalan 20 – 180 cm, batupasir konglomeratnya memiliki ketebalan 20 – 360 cm dan batulempungnya memiliki ketebalan 2 – 25 cm. Struktur sedimen yang dijumpai berupa normal gradded bedding, reverse gradded bedding, dan scour pada bagian alasnya.

Pada bagian atas dari satuan ini terdiri dari batulempung dengan sisipan batubara. Batulempungnya memiliki ketebalan 10 – 120 cm dan batubaranya memiliki ketebalan 35 – 40 cm.

Ciri Litologi Megaskopis

Secara megaskopis, batupasir memiliki ciri litologi : warna putih kemerahan – keunguan kadang kekuningan, besar butir pasir sedang – kasar, membulat tanggung – menyudut tanggung, pemilahan sedang, kemas terbuka, porositas sedang – baik, kompak, komposisi mineral terdiri dari kuarsa 60%, feldspar 30 %, lithik 10 %.

Page 2: Formasi Bayah

Batupasir konglomeratnya terdiri dari masadasar batupasir, putih kemerahan, besar butir pasir sedang – kasar, membulat tanggung – menyudut tanggung, pemilahan sedang – buruk, kemas terbuka, porositas baik, kompak, komposisi mineral : kuarsa 50 %, feldspar 20 %, lithik 20 %, oksida besi 10 %, fragmennya terdiri dari kuarsa dan rijang warna putih kemerahan, besar butir 2 – 7 cm, membulat tanggung – membulat.

Batulempungnya berwarna putih – kemerahan dan coklat, lunak – agak lunak, agak elastis. Batubaranya berwarna hitam, kilap dull, pecahan concoidal, medium cleat, keras sedang, asesoris mineral pirit dan amber.

Ciri Litologi Mikroskopis

Sedangkan secara mikroskopis sayatan tipis batupasir dari lokasi D-010 memperlihatkan warna coklat terang, terdiri dari k-feldspar (36 %), kuarsa (24 %), lithik (12 %) dan pecahan fosil (4 %) sebagai matriks. Massa dasar hadir berupa gelas (16 %) dan lempung (8 %). Kemas terbuka memperlihatkan hingga

Page 3: Formasi Bayah

mengambang, porositas intrapartikel dan interpartikel, pemilahan buruk, bentuk butir menyudut tanggung hingga membundar tanggung, ukuran butir berkisar antara halus hingga 0,6 mm. Nama batuannya adalah Arkosic Arenite (Gilbert, 1953).

Untuk batupasir dari lokasi D-020 memperlihatkan warna coklat terang, terdiri dari kuarsa 3B (52 %), k-feldspar 2I (18 %), lithik 5G (12 %) dan mineral logam 1A (2 %) sebagai matriks. Massa dasar hadir berupa gelas 5I (10 %) dan lempung 5F (6 %). Kemas terbuka memperlihatkan hingga mengambang, porositas intrapartikel dan interpartikel, pemilahan sedang, bentuk butir menyudut tanggung hingga membundar tanggung, ukuran butir berkisar antara halus hingga 1,2 mm. Nama batuannya adalah Feldspathic Arenite.

Page 4: Formasi Bayah

Umur

Didalam mempekirakan umur dari satuan batuan ini, penulis menggunakan fosil - fosil foraminifera planthonik dan zonasi Blow (1969). Fosil - fosil foraminifera planktonik yang terdapat dalam satuan ini adalah:

Dengan hadirnya fosil planktonik Globigerina praebulloides dan dengan musnahnya fosil Globigerina yequaensis maka umur satuan batupasir selang – seling batupasir konglomerat, batulempung sisipan batubara ini diperkirakan Eosen Tengah – Oligosen Awal (P14 – P19).

Lingkungan Pengendapan

Perkiraan lingkungan pengendapan dari satuan batupasir selang – seling batupasir konglomerat, batulempung sisipan batubara ini dengan melihat ciri litologi dan struktur sedimen yang ada (gambar 3.3. dan 3.4.), maka penulis menggunakan model endapan Alluvium Braidded River dari Selley (1976).

Dengan melihat profil satuan batupasir selang seling batupasir konglomerat, batulempung sisipan batubara pada lokasi D-010 terlihat bahwa batupasir konglomeratnya lebih dominan dibandingkan dengan batupasirnya dan batulempungnya tipis – tipis serta terdapat struktur sedimen normal dan reverse gradded bedding, cross bedding dan scour pada bagian alasnya, serta pada lokasi D-059 terlihat bahwa batulempungnya disisipi oleh batubara, maka diperkirakan lingkungan pengendapan dari satuan batupasir selang seling batupasir konglomerat, batulempung sisipan batubara ini adalah mulai dari Active Channel Sequence : in Channel (A), Channel Bar (B) sampai Abandoned Cannel Sequence : Back Swamp (C).

Umur (Blow 1969)

P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22

Foram Planktonik N1 N2 N3 N4 N5 N6 N7 N8

Globigerina praebulloidesGlobigerina yequaensisGlobigerina tripartita

Eosen Oligosen MiosenTengah Akhir Awal Akhir Awal

Page 5: Formasi Bayah
Page 6: Formasi Bayah