formaldehida

28
LaporanPraktikum Penentuan Kadar Formaldehida dalam Sampel Air BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan Penentuan kadar formaldehida dalam formalin 2.1 Dasar Teori 1.2.1 Formaldehida Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal), merupakan aldehida, bentuknya gas yang rumus kimianya H 2 CO.Formaldehida awalnya disintesa oleh kimiawan Rusia Alexander Botlerov tahun 1859, tetapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867. Formaldehida bias dihasilkan dari membakar bahan yang mengandung karbon. Dikandung dalam asap dari kebakaran hutan, knalpot mobil dan asap tembakau. Dalam atmosfer bumi, formaldehida dihadap metana dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer. Formaldehida dalam kadar kecil sekali juga dihasilkan sebagai metabolit kebanyakan organisme termasuk manusia. a. Sifat Meskipun dalam udara bebas formaldehida berada dalam wujud gas, tetapi bias larut dalam Praktikum Kimia Terapan Laboratorium Kimia Dasar PoliteknikNegeriSamarinda

description

riset

Transcript of formaldehida

acer

LaporanPraktikum

Penentuan Kadar Formaldehida dalam Sampel Air

BAB I

PENDAHULUAN

Tujuan Percobaan

Penentuan kadar formaldehida dalam formalin

Dasar Teori

Formaldehida

Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal), merupakan aldehida, bentuknya gas yang rumus kimianya H2CO.Formaldehida awalnya disintesa oleh kimiawan Rusia Alexander Botlerov tahun 1859, tetapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867. Formaldehida bias dihasilkan dari membakar bahan yang mengandung karbon. Dikandung dalam asap dari kebakaran hutan, knalpot mobil dan asap tembakau. Dalam atmosfer bumi, formaldehida dihadap metana dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer. Formaldehida dalam kadar kecil sekali juga dihasilkan sebagai metabolit kebanyakan organisme termasuk manusia.

Sifat

Meskipun dalam udara bebas formaldehida berada dalam wujud gas, tetapi bias larut dalam air (biasanya dijual dalam kadar larutan 37% menggunakan merk dagang formalin atau formol. Dalam air formaldehida mengalami polimerisasi, sedikit sekali yang ada dalam bentuk monomer H2CO.Umumnya larutan ini mengandung beberapa persen methanol untuk membatasi polimerisasinya. Formalin adalah larutan formaldehida dalam air dengan kadar antara 10%-40%.

Mekipun formaldehida menampilkan sifat kimiawi seperti pada umumnya aldehida, senyawa ini lebih reaktif daripada aldehida lainnya.Formaldehida merupakan senyawa elektrofil, dapat dipakai dalam reaksi subtitusi aromatic elektrofilik dan senyawa aromatic serta dalam mengalami reaksi adisi elektrofilik dan alkena. Karena keadaanya katalis basa, formaldehida bias mengalami reaksi Cannizaro menghasilkan asam format atau metanol.

Formaldehida dalam membentuk trimer siklik 1,3,5-trioksan atau polimer linier poliaksimetilen. Formasi zat ini menjadikan tingkah laku gas formaldehida berbeda dari hokum gas ideal, terutama dalam tekanan tinggi atau udara dingin. Formaldehida dapat dioksidasi oleh oksigen atmosfer menjadi asam format karena itu larutan formaldehida harus ditutup serta diisolasi supaya tidak kemasukan udara.

Kegunaan

Formaldehida dapat digunakan untuk membasmi sebagian besar bakteri, sehingga sering digunakan sebagai diinfektan dan juga sebagai bahan pengawet. Sebagai diinfektan, formalin dimanfaatkan untuk pembersih : lantai, kapal, gudang dan pakaian. Formaldehida juga dipakai sebagai pengawet dalam vaksinasi.Dalam bidang medis, larutan formaldehida sering dipakai dalam membalsem untuk mamatikan bakteri serta untuk sementara mengawetkan bangkai.

Titrasi Iodometri

Reaksi Formaldehida :Yang dimaksudkan dalam proses ini adalah titrasi dengan menggunakan iodine. Dalam proses-proses analisis, iodin dipergunakan sebagai agen pengoksidasi (iodometri) dan iodide dipergunakan sebagai agen peredukasi (iodometri).Dapat dikatakan bahwa hanya sedikit saja substansi yang cukup kuat sebagai unsur reduksi untuk dititrasi langsung dengan iodine.Karena itu jumlah dari penentuan-penentuan dari iodometrik adalah sedikit. Namun demikian, banyak agen pengoksidasi yang cukup kuat untuk bereaksi secara lengakap dengan ion iodida dan aplikasi dari proses iodometrik cukup banyak (Underwood,1986).

Standarisasi Larutan Iodin dan Larutan Nattrium Thiosulfat

Standarisasi Larutan Iodin

Larutan iodin standar dapat dibuat dengan menimbang langsung iodine murni dan pengenceran dalam botol volumetrik.Iodium dimurnikan dengan sublimasi dan ditambahkan pada suatu larutanj KI pekat yang ditimbang dengan teliti sebelum dan sesudah penimbangan iodin.Akan tetapi biasanya larutan distandarisasi terhadap suatu larutan primer As2S2O3 yang paling biasa digunakan (Underwood, 1986).

Standarisasi Larutan Natrium Thiosulfat

Larutan standar yang dipergunakan dalam kebanyakan proses iodometrik adalah natrium thiosulfat. Garam ini biasanya tersedia sebagai pentahidrat Na2S2O3.5H2O.Larutan tidak boleh distandarisasi dengan penimbangan secara langsung, tetapi harus distnadarisasi terhadap standar primer.Larutan natrium thiosulfat tidak stabil untuk waktu yang lama.Sejumlah zat padat digunakan sebagai standar primer untuk larutan natrium thiosulfat.Iodinmurni merupakan standar yang paling nyata, tetapi jarang digunakan karena kesukaran dalam penanganan dan penimbangan. Lebih sering digunakan pereaksi yang kuat yang membebaskan iodine dari iodida, suatu proses iodometrik (Underwood,1986).

Kelebihan iod akan memyebabkan larutan menjadi kuning akan tetapi selalu dipergunakan larutan kanji sebagai petunjuk dimana kanji dengan iod akan memberikan warna biru. Pada titrasi iod dengan larutan thio, larutan kanji baru ditambahkan bila sebagian iod telah bereaksi (warna coklat telah berubah menjadi kuning).

Reaksi Titrasi :

Indikator Kanji

Warna iod cukup tua sehingga iod dapat bertindak sebagai indikatornya sendiri.Iod juga memberikan suatu warna ungu atau lembayung kepada pelarut sejati seperti karbon tetra klorida atau kloroform dan kadang-kadang ini dipergunakan dalam mendeteksi titik akhir reaksi. Tetapi lebih lazim dipergunakan suatu larutan (disperse koloid) kanji, karena warna biru tua kompleks pati-iod berperan sebagai uji kepekaan terhadap iod. Kepekaan itu lebih besar dalam larutan sedikit asam daripada dalam larutan netral dan lebih besar dengan adanya ion iodida.

Mekanisme yang eksak pembentuk kompleks itu belum diketahui.Tetapi dibayangkan bahwa molekul iod diikat pada permukaan -amilosa, suatu konstituen kanji. Konstituenkanji lain, -amilosa atau amilopektin. Membentuk senyawa kompleks kemerahan dengan iod, warna mana tak mudah dihilangkan.Oleh karena itu, kanji mengandung banyak amilopektin sebaiknya tak dipergunakan.Produk komersial kanji larut terdiri terutama dari - amilosa.

Larutan kanji mudah terurai oleh bakteri. Suatu proses yang dapat dihambat dengan sterilisasi atau dengan penambahan suatu pengawet. Hasil uraiannya mengkonsumsi iod dan berubah kemerahan.Merkurium (II) iodide ata asam furoat dapat dipergunakan sebagai pengawet.Kondisi yang menimbulkan hidrolisis atau koagulasi kanji seharusnya dihindari. Kepekaan indicator berkurang dengan naiknya temperatur oleh beberapa organik, seperti metal dan etil alkohol.

Reaksi dengan menggunakan indikator kanji kepekaan lebih besar dalam larutan yang sedikit asam daripada dalam larutan netral. Reaksi berlangsung baik di bawah pH=5.

Mekanisme Reaksi Total

Reaksi Formaldehida

Reaksi Titrasi Iodometri

Standar Baku Mutu Air Minum

Menurut International Programme on Chemical Safety (IPCS) batas toleransi formaldehida (formalin adalah nama duyung zat ini yang dapat diterima tubuh manusia dalam bentuk air minum adalah 0,1 mg per liter atau dalam suatu hari, asupan yang dibolehkan adalah 0,2 mg. Berdasarkan standar Eropa, kandungan formalin yang masuk dalam tubuh tidak boleh melebihi 660 ppm (1000 ppm setara 1 mg/liter). Sementara itu, berdasarkan hasil uji klinis, dosis toleransi tubuh manusia pada pemakaian secara terus-menerus (Recommended Dietary Daily Allowances /RDDA) untuk formalin sebesar 0,2 mg per kilogram berat badan.

BAB II

METODOLOGI

2.1Alat

a.Erlenmeyer 250 mlf.Gelas Kimia 100 ml

b.Labu Ukur 100 mlg.Bulp

c.Bureth.Statif dan Klem

d.Pipet Volume 25 mli.Botol Semprot

e.Pipet Ukur 10 mlj.Pipet Tetes

2.2Bahan

a.Larutan Formaline.Larutan HCl 4N

b.Aquadesf.Larutan Na2S2O3

c.Larutan I2g.Larutan Kanji

d.Larutan NaOH 4N

2.3Prosedur Kerja

2.3.1 Standarisasi Natrium Thiosulfat

Menimbang K2Cr2O7 sebanyak 0,5 gram, kemudian memasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan mengencerkan hingga tanda batasMemipet 25 ml larutan K2Cr2O7 ke dalam Erlenmeyer 250 ml, kemudian menambahkan 10 ml KI 20% dan 25 ml HCl 4N, menambahkan 1 ml larutan tepung kanji Menitrasi kelebihan iod dengan larutan natrium thiosulfate 0,1NMengamati perubahan warna dan mencatat volume natrium thiosulfate untuk mentitrasiMelakukan penetapan sebanyak dua kali

2.3.2 Menganalisis Formaldehida

Memipet 5 ml larutan formalin ke dalam labu ukur 100 ml kemudian membilaskan kembali dengan air suling dan mengencerkan hinggga tanda batasMemipet 10 ml ke dalam Erlenmeyer 250 ml, menambahkan 25 ml larutan iod 0,1N dan 1,5 ml larutan NaOH 4N, selanjutnya membiarkan selama 15 menit, Erlenmeyer yang berisi larutan contoh, lalu menambahkan ke dalamnya 3 ml larutan HCl 4NMenitrasi kelebihan iod dengan natrium thiosulfate 0,1N Menggunakan larutan kanji sebagai petunjuk ( indikator)Mengamati perubahan warna dan mencatat volume natrium thiosulfate untuk menitrasiMelakukan penetapan sebanyak dua kali

2.3.3 Penetapan Standarisasi Iodin

Memipet 25 ml larutan I2 ke dalam Erlenmeyer dan menambahkan 1 ml larutan kanjiMenitrasi kelebihan iod dengan larutan natrium thiosulfate 0,1NMengamati perubahan warna dan mencatat volume natrium thiosulfat2.4Diagram Alir

2.4.1 Standarisasi Natrium Thiosulfat

100 ml

25 ml

Menitrasi

2.4.2 Menganalisis Formaldehida

100 ml

10 ml

Diamkan 15 menit

Menitrasi

2.4.2 Standarisasi Iodin

Menitrasi

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Pengamatan

Tabel3.1.1 Standarisasi Natrium Thiosulfat 0,1 N ( percobaan 1 kelompok)

PercobaanMassa K2Cr2O7 (g)fpV Na2S2O3 (mL)N Na2S2O3

10,25411,50,11

20,25411,3

Tabel 3.1.2 Standarisasi Natrium Thiosulfat 0,1 N ( percobaan 2. mandiri )

PercobaanMassa K2Cr2O7 (g)fpV Na2S2O3 (mL)N Na2S2O3

10.25412,70,1

20,25412,8

Tabel 3.1.3 Standarisasi larutan iod 0,1 N ( kelompok )

PercobaanN Na2S2O3V Na2s2o3 (mL)Volume I2(mL)N I2

10,11 N24,9250,109 N

Tabel 3.1.3 Standarisasi larutan iod 0,1 N ( percobaan 2 mandiri )

PercobaanN Na2S2O3V Na2s2o3 (mL)Volume I2(mL)N I2

10,10224,9250,101 N

Tabel 3.1.4 Penetapan kadar formaldehid Kelompok

PercobaanV sampelN I2N Na2S2O3fpBEV Na2s2o3 (mL)Kadar H2CO

15 mL0,1N0,1N251521,422,92 mg/L

25 mL251521,2

Tabel 3.1.5 Penetapan kadar formaldehid Devi ( Air mie )

PercobaanV sampelN I2N Na2S2O3fpBEV Na2s2o3 (mL)Kadar H2CO

110 mL0,1 N0,1 N11524,8-0,022 mg/L

210 mL11525

Tabel 3.1.6 Penetapan kadar formaldehid Jerry (Air Bakso )

PercobaanV sampelN I2N Na2S2O3fpBEV Na2s2o3 (mL)Kadar H2CO

110 mL0,10,1 N115206,3 mg/L

210 mL11520,2

3.3Pembahasan

3.2 Pembahasan

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar formaldehida dalam formalin. Formalin digunakan dalam percobaan ini karena formalin adalah larutan formaldehida dalam air dengan kadar antara 10%-40%. Pada percobaan ini dilakukan standarisasi Na2S2O3 dan I2 untuk menentukan konsentrasi sebenarnya. Pada percobaan kali ini, digunakan metode titrasi iodometri. Titrasi iodometri adalah penitaran dengan iod.Zat-zat yang bersifat pengoksidasi dapat langsung di titar dengan iod. Sedangkan zat-zat yang bersifat pengoksidasi dalam larutan asam membebaskan iod dari KI. Kemudian iod yang terbentuk di titar dengan tio. Kelebihan iod menyebabkan larutan menjadi berwarna kuning, akan tetapi selalu dipergunakan larutan kanji sebagai larutan petunjuk. Larutan penunjuk kanji digunakan karena warna pada larutan iod 0,1 N cukup tua, sehingga iod dapat bertindak sebagai indicator pada dirinya sendiri. Iod juga memberikan warna ungu kepada pelarut seperti karbon tetraklorida atau klorofom dan terkadang pula digunakan untuk mendeteksi titik akhir.

Dalam lingkungan basa, formaldehida dioksidasi oleh iod yang ditambahkan berlebihan, menjadi asam format. Kelebihan iod kemudian di titar dengan larutan natrium tiosulfat dalam suasana asam dengan reaksi :

Langkah pertama yang dilakukan untuk menguji formaldehid adalah mengencerkan larutan formalin kemudian mencampurkan 10 ml larutan sampel dengan 25 ml larutan iod 0,1 dan 1,5 ml NaOH 4N, terjadi perubahan warna dari bening menjadi coklat kemerahan. Warna coklat kemerahan menandakan bahwa iod (I2) tidak bereaksi penuh dengan formaldehida (H2CO) sehingga masih terdapat kelebihan. NaOH ditambahkan agar terjadi proses iodometri (pHberada dalam keadaan basa). Pada percobaan pertama, setelah didiamkan selama 15 menit, sampel menjadi berwarna kuning bening, sedangkan sampel kedua tetap berwarna coklat kemerahan. Hal ini dikarenakan pada sampel kedua saat didiamkan ditutup dengan kaca arloji,sedangkan sampel pertama tidak, sehingga I2pada sampel pertama mengalami oksidasi dan menjadi berwarna kuning bening. Lalu larutan tersebut ditambah HCl 4N dan larutan kanji dan warnanya menjadi coklat kemerahan. Larutan kanji ditambahkan untuk mengukur kepekaan terhadap iod, warna coklat kemerahan terjadi karena konstituen kanji yaitu amilosa bereaksi dengan larutan iod, warna tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat kelebihan iod sehingga perlu ditritasi dengan Na2S2O3sampai larutan menjadi bening. Berikut reaksi pengikatan iod oleh Na2S2O3:

I2+2Na2S2O3 2 NaI + Na2S4O6

Na2S2O3mengikat ion ion yang ada pada larutan Iod, sehingga warna menjadi bening. Volume penitrat (Na2S2O3) yang digunakan untuk menitrasi larutan sampel hingga berubah warna menjadi bening adalah 21,3 ml. Dari perhitungan yang dilakukan diperoleh kadar formaldehida sebesar 5,73 mg/L.

Dalam percobaan individu dengansampel yang berbeda-beda, diperolehkadarformaldehidapadamasingmasingsampelyaitu: sampelbakso (Zulkifli) mengandungformaldehidasebesar0,2775mg/L, sampelair tahuLoa Buah (Anggun)mengandungformaldehidasebesar 0,1575 mg/L, sampel air tahu Balikpapan (Wiwi) mengandungformaldehidasebesar 0,075 mg/L, sampelair bakso (Danang) mengandungformaldehidasebesar 3,75 mg/L. Dari keempatsampeltersebut yang masihamanuntukdikonsumsiadalahsampel air tahu Balikpapan, karenakadarformaldehidamaksimal yang dapatditolerirolehtubuhadalahsebesar 0,1 mg/L. Bilalebihdariitudapatmenyebabkankerusakanpadasel-seltubuh.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dalam percobaan ini yang telah dilakukan dapat disimpulkan kadar formaldehida dalam larutan sampel (formalin) sebesar 15,45ppm.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2010.Indikator Kanji.www.google.com. 1 November 2010. 17.55 WITA

Anonim.2010.Iodometri dan iodimetri.www.google.com. 1 November 2010. 17.59 WITA .

LAMPIRANPERHITUNGAN

Penentuan Kadar Formaldehida

Faktor pengali ( Fp )

Fp

= V pengenceran= 100 ml

V sampel

= 10 ml

Fp

=

= 10

Berat ekuivalen ( Be )

Be

= BM H2CO

= 30

H2CO + H2O + I2 2 HI + H2CO2-1

e I2 = 2

Be = = 15

Dik :

Fp

= 10 /Be

= 15

V iod= 25 ml

N iod= 0,1 N

N Na2S2O3= 0,1 N

V sampel= 10 ml

V Na2S2O3=

Dit : kadar formaldehida ?

Jb : : =

Kadar formaldehida

= 15,45 ppm

GAMBAR ALAT

Titrasi Iodometri

NaOH

HCl

0,5 gram KCrO

Aquadest

KI 20 % 10 ml

25 ml HCl 4N

Kanji

Aquadest

Erlenmeyer

Natrium Thiosulfat

VolumeNa2S2O3

5 ml Formalin

Aquadest

NaOH 4N 1,5 ml

25 ml I 0,1 N

Erlenmeyer

Larutan Kanji + Hci 4N 3 ml

Na2S2O3

VolumeNa2S2O3

Larutan Kanji

25 ml Iodin 0,1 N

Natrium Thiosulfat

Volume Na2S2O3

Praktikum Kimia Terapan

Laboratorium Kimia Dasar

PoliteknikNegeriSamarinda