Forensik Kel. 7
Transcript of Forensik Kel. 7
ANALISIS OBAT-OBATAN, POTONGAN KUKU, NODA URIN, DAN POTONGAN RAMBUT
DENGAN MENGGUNAKAN METODE HPLC
KELOMPOK 7 DENESYA NATALIA P. (H311 08 257)ANDI PUTRI AYUNINGTIAS (H311 09 010)RUSDIANTO (H311 09 258)NURHAJRAH (H311 09 275)AYU INDAYANTI ISMAIL (H311 09 292)
Metode analisis obat pada penyalahgunaan obat-obatan seharusnya sederhana dan spesifik untuk obat-obatan tertentu atau untuk kelompok obat tertentu, dan seharusnya memberikan ketepatan dan ketelitian analisis yang tinggi. HPLC adalah salah teknik analisis yang tepat untuk kriteria tersebut di atas.
ANALISIS OBAT
Pemilihan Sistem HPLC Pra-kolom dan ekstraksi fase
padat Sistem injeksi Sistem Pompa
KolomFase GerakDetektor
Tidak semua analisis obat dapat dilakukan dengan menggunakan HPLC
Penggunaan HPLC didahului oleh uji skrining, menggunakan reaksi warna atau reaksi skrining lainnya.
Analisis obat menggunakan HPLC biasanya didahului oleh praperlakuan, seperti ekstraksi analit dari sampel.
ANALISIS MORFIN PADA POTONGAN KUKU
Heroin disalahgunakan di seluruh dunia dan sering dilaporkan sebagai penyebab kematian pada kasus overdosis. Analisa morfin di rambut telah digunakan di masa lalu pada forensik toksikologi untuk mempelajari sejarah kecanduan pecandu heroin. Tujuannya dari analisis ini adalah untuk mengevaluasi kegunaan kuku sebagai spesimen analitis dalam identifikasi dan kuantifikasi morfin dalam potongan kuku pengguna heroin yang dikenal.
Untuk menentukan kegunaan kuku sebagai analisis spesimen di lingkungan forensik dimana metode radioimmunoassay (RIA) dan tekanan tinggi kromatografi cair (HPLC) digunakan untuk analisis opiat dalam memeriksa potongan kuku yang diketahui sebagai pengguna heroin untuk adanya morfin dengan kedua teknik tersebut.
• Standar dan reagenSemua pelarut organik tekanan tinggi
kromatografi cair bahan kimia, dan semua reagen, morfin hidroklorida dibeli dari Carlo Erba (Milan, Italia). Sodium dodesil fosfat (500 mM), sodium hidroksida (1 M) dan buffer natrium fosfat (50 mM) dibuat dari HPLC dalam air deionisasi. Sampel potongan kuku (3,0-96,0 mg) dikumpulkan dari pelayanan masalah narkoba Glas-gow
BAHAN DAN METODE
Potongan kuku diperoleh dari 26 pasien yang menyetujui dari pelayanan masalah narkoba Glas-gow. Pada saat
sampling, partisipan memberikan jawaban atas kuesioner tentang pola penggunaan obat mereka.
Potongan kuku itu dihasilkan dengan menggunakan gunting kuku kosmetik yang tersedia secara komersial. Potongan kuku
masing-masing partisipan dikumpulkan dan disimpan dalam kantong plastik pada suhu kamar sampai saat analisis.
Ekstrak kuku disaring menggunakan mikro filter (0,45 mm) yang melekat pada jarum suntik dan filtrat (diencerkan 1:1 dengan 50 Mm buffer natrium fosfat) dianalisis untuk morfin oleh HPLC. Instrumen HPLC digunakan untuk analisis yang terdiri dari Fisika Spektra-AS 300 auto sampler, kolom POLP-S polimer dioperasika pada 63,8 °C pompa Jasco 880-PU, detector BIO RAD Elektrokimia dan Spektra Fisika integrator Chromjet.
HASILHasil dari penyaringan RIA dan analisis dengan HPLC untuk
ekstrak kuku dirangkum dalam Tabel 2
IDENTIFIKASI NODA URIN MANUSIA
Sebuah metode baru untuk mengidentifikasi noda urin manusia dengan menggunakan analisis kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) dengan memeriksa lima konjugat utama 17-ketosteroid : dehydroepiandrosterone sulfat, etiocholanolone sulfat, etiocholanolone glukuronide, androsterone sulfat, dan androsterone glukuronide.
Lima konjugat 17-ketosteroid diidentifikasi oleh masing-masing waktu retensi dan spektrum massa ESI (Tabel 1). Analisis reguler konjugat dilakukan dengan HPLC dengan deteksi spektrofotometri pada 380 nm. Linearitas deteksi untuk setiap konjugat diperoleh dalam jarak 40-200 ng.
Menggunakan metode HPLC dengan deteksi spektrofotometri, 74 sampel noda urin manusia dianalisis. Dalam setiap spesimen manusia, kelima konjugat ini jelas terdeteksi, seperti ditunjukkan pada Tabel 2.
Contoh dari kromatogram HPLC diperoleh dari noda urin manusia ditunjukkan pada Gambar 1.
Kelima konjugat 17-ketosteroid (dehydroepiandrosterone sulfat, etiocholanolone sulfat, etiocholanolone glukuronide, androsterone sulfat, dan androsterone glukuronide) jelas terdeteksi dalam sampel noda urin manusia, hanya beberapa jejak dari konjugat yang terdeteksi pada sampel hewan. Oleh karena itu, kehadiran kelima konjugat 17-ketosteroid menunjukkan spesifisitas manusia. Selain temuan di atas, sifat-sifat kelima konjugat 17-ketosteroid dikuatkan dengan electrospray ionization liquid chromatography-mass spectrometry (ESI-LC-MS). Spektra bertepatan dengan hasil yang diperoleh dari lima konjugat 17-ketosteroid asli.
PENGGUNAAN METODE HPLC DALAM POTONGAN RAMBUT UNTUK MENDETEKSI
PENYALAHGUNAAN KOKAIN
Potongan rambut secara kuantitatif diperiksa dengan HPLC menggunakan deteksi Fluorimetri untuk kokain, benzoylecgonine dan cocaethylene.
Pemeriksaan potongan rambut kadang-kadang dapat menjadi satu-satunya alat pemeriksaan yang tersedia untuk menggambarkan misalnya penggunaan obat-obatan terakhir pada orang yang meninggal akibat overdosis.
Pemeriksaan potongan rambut dapat menghasilkan
informasi yang berguna dalam menentukan status dan
sejarah ketergantungan obat pada subyek dan
memberikan data dengan periode waktu yang lama.
Pemeriksaan rambut sebagai pelengkap pemeriksaan
biologis yang lain seperti darah dan urin. Maka dari itu
sangat penting untuk melakukan investigasi lebih lanjut dari
pemeriksaan rambut untuk populasi dan dengan metode
yang lebih akurat.
PERAN TOKSIKOLOGI FORENSIK DALAM MENGUNGKAP KASUSKERACUNAN DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
Mengapa?
Toksikologi
Toxicos & Logos
Bagaimana APA?KAPAN?BERAPA?
TAHAPAN DALAM PENYELIDIKAN TOKSIKOLOGI a. Pre-analitikal.
Prosedur meliputi pedoman dalam pengambilan specimen biosampel (dilengkapi kit TOX-BOX) dan menjamin transporasi aman, tanda terima, pengajuan ke laboratorium (dengan penandaan), serta pengaturan prioritas untuk analisa.
b. Analitikal. Tahap analitikal meliputi kegiatan praktek analisis, menggunakan metode analisis dan sampel biologi yang sesuai guna mendapatkan temuan toksikologi yang diajukan melalui interpretasi hasil analisis atau biasa disebut screening obat-obatan.
c. Post-analitikal. Tahap post-analitikal ini dinamakan tahap pengakhiran atau tahap pelaporan.
METODE ANALISIS ZAT TOKSIK Kini, banyak teknik yang tersedia untuk
penyelidikan terhadap Biormarker ataupun zat toksik dari beragam sumber pencemaran atau keracunan, seperti zat anorganik, organik, logam, media air, udara dan lain-lain.
Instrumentasi kimia modern yang dapat digunakan untuk analisis zat toksik antara lain: Atomic Absorption Spectrometry (AAS) untuk deteksi logam, Gas Chromatography (GC) untuk deteksi senyawa organik yang volatil, High Performance Liquid Chromatography (HPLC) untuk deteksi senyawa yang non-volatil.
CONTOH KASUS Ilustrasi kasus toksikologi forensik (data dikutif dari
kasus yang masuk ke Institut of Legal Medicine of Goerg August University, Göttingen,Germany):
Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan dari penyidik dilaporkan telah diketemukan mayat di kamar mandi sebuah cafe. Dilengan kanannya masih tertancap jarum suntik. Hasil otopsi melaporkan terdapat baik bekas suntikan yang masih baru maupun yang sudah menua dilengan kanan dan kiri, telapak tangan, kaki. Terdapat udema paru-paru, dan bau aromatis dari organtubuh seperti saluran cerna. Dokter spesialis Forensik menyimpulkan kematian diduga diakibatkan oleh keracunan obat-obatan.
Hasil analisis toksikologi forensik: Uji skrining menggunakan teknik immonoassay test
(EMIT) terdeteksi positif golongan opiat dan benzodiazepin. Dari penetapan kadar alkohol di darah dan urin terdapat alkohol 0,1 promil dan 0,1 promil
Pada uji konfirmasi diperoleh hasil: Darah sebelum di hidrolisis: - morfin: 0,200 μg/ml,
- kodein: 0,026 μg/ml Darah setelah hidrolisis: - morfin: 0,665 μg/ml,
kodein: 0,044 μg/ml Urin sebelum hidrolisis: - 6-asetilmorfin: 0,060
μg/ml, - morfin: 0,170 μg/ml, - kodein: 0,040 μgml Urin setelah hidrolisis : - morfin: 0,800 μg/ml,
kodein: 0,170 μg/ml Golongan benzodiazepin yang terdeteksi di darah
adalah: diazepam: 1,400 μg/ml; nordazepam: 0,086 μg/ml; oxazepam: 0,730 μg/ml; temazepam: 0,460 μg/ml
SEKIAN DAN
By : KELOMPOK 7
PEMBAGIAN SLIDE
1-5 kak denes 6-10 anggy 11-15 nur 16-18 rusdi 19-24 aisy