Food Weighing

download Food Weighing

of 45

Transcript of Food Weighing

  • 8/11/2019 Food Weighing

    1/45

    Laporan praktikum Hari/tanggal : Selasa, 23 November 2010MK Penilaian Status Gizi Tempat : Lab. Kulinari

    PENILAIAN KONSUMSI PANGANMETODE PENIMBANGAN MAKANAN (FOOD WEIGHING)

    Oleh

    Kelompok 8:

    A.Nur Rahmah K I14080013Nur Indah F Ibrahim I14080014

    Ai Kustian I14080044Rendra Kusuma I14080069Debby Nurfariza P I14080071

    Nilam Betarina I14080096Eko Gunawan I14080101

    Asisten:

    Dudung AngkasaGhaida Yasmin

    Koordinator Mata Kuliah:

    Dr Ir Yayuk Baliwati, MS

    DEPARTEMEN GIZI MASYARAKATFAKULTAS EKOLOGI MANUSIAINSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2010

  • 8/11/2019 Food Weighing

    2/45

  • 8/11/2019 Food Weighing

    3/45

    Metode inventaris disebut juga log book method. Prinsipnya dengan

    menghitung atau mengukur semua persediaan makanan di rumah tangga (berat dan

    jenisnya) mulai dari awal sampai akhir survei. Semua makanan yang diterima, dibeli

    dan produksi sendiri dicatat dan dihitung atau ditimbang setiap hari selama periodepengumpulan data (biasanya sekitar satu minggu). Semua makanan yang terbuang,

    tersisa dan busuk selama penyimpanan dan diberikan pada orang lain atau binatang

    peliharaan juga diperhitungkan. Pencatatan dapat dilakukan oleh petugas atau

    responden yang sudah mampu atau telah dilatih dan tidak buta huruf (Anonim 2009).

    Tujuan

    Praktikum ini bertujuan untuk menghitung kecukupan pangan dalam keluarga

    dan mengetahui kebutuhan gizi tiap-tiap anggota keluarga.

  • 8/11/2019 Food Weighing

    4/45

    TINJAUAN PUSTAKA

    Food Weighing

    Status nutrisi (nutritional status) adalah keadaan tubuh sebagai akibat

    konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi merupakan gambaran

    keseimbangan antara kebutuhan tubuh akan zat gizi untuk pemeliharaan kehidupan,

    pertumbuhan, pemeliharaan fungsi normal tubuh, dan untuk produksi energi dan

    intakezat gizi lainnya. Ada berbagai cara untuk mengukur status nutrisi, salah satu

    diantaranya yaitu food weighing(Metode penimbangan) (Anindya 2010).

    Food weighing adalah salah satu metode penimbangan makanan. Pada

    metode penimbangan makanan ini responden atau petugas menimbang dan

    mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi responden selama satu hari. Food

    weighing mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dibanding metode-metode lain

    karena banyaknya makanan yang dikonsumsi sehari-hari diketahui dengan cara

    menimbang (Mey 2010).

    Proses food weighing ini, semua makanan yang akan dikonsumsi pada

    waktu makan pagi, siang, dan malam serta makanan selingan antara dua waktu

    makan ditimbang dalam keadaan mentah (AP). Juga ditimbang dan dicatat makanan

    segar yang siap santap serta makanan pemberian. Selain itu dilakukan inventory

    terhadap pangan yang tahan lama seperti gula, garam, merica, kopi, dan

    sebagainya pada waktu sebelum masak pagi dan setelah makan malam atau

    keesokan harinya. Setiap selesai makan ditimbang semua makanan yang tidak

    dimakan, yang meliputi makanan sisa dalam piring, sisa makanan yang masih dapat

    dilakukan untuk waktu makan selanjutnya, yang diberikan pada ternak dan yang

    diberikan pada orang lain. Makanan yang dibawa ke luar rumah oleh anggota

    keluarga misalnya untuk bekal sekolah dan yang dimakan oleh tamu juga ditimbang

    dan dicatat untuk menghitung konsumsi aktual (Kusharto & Sadiyah 2008).

    Penilaian Konsumsi Pangan

    Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia. Rendahnya

    jumlah makanan dan mutu bahan makanan yang dikonsumsi untuk memenuhi

    kebutuhan konsumsi makanan sehari-hari dapat menyebabkan berbagai masalah

    dalam kehidupan, antara lain menimbulkan gangguan pada perkembangan mental

    dan kecerdasan, terganggunya pertumbuhan fisik, timbulnya berbagai macam

  • 8/11/2019 Food Weighing

    5/45

    penyakit, tingginya angka kematian bayi dan anak, serta menurunnya daya kerja

    (Suhardjo & Riyadi 1990). Konsumsi pangan merupakan faktor utama untuk

    memenuhi kebutuhan gizi yang selanjutnya bertindak menyediakan energi bagi

    tubuh, mengatur proses metabolisme, memperbaiki jaringan tubuh serta untukpertumbuhan (Supariasa 2001).

    Konsumsi jumlah dan jenis pangan dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut

    Supariasa et. al.(2001), faktor-faktor yang sangat mempengaruhi konsumsi pangan

    adalah jenis, jumlah produksi, dan ketersediaan pangan, sedangkan tingkat

    konsumsi pangan lebih banyak ditentukan oleh kualitas dan kuantitas pangan yang

    dikonsumsi. Penilaian konsumsi pangan digunakan untuk menentukan jumlah dan

    sumber zat gizi yang dimakan serta dapat membantu menunjukkan persediaan zat

    gizi dalam tubuh cukup atau kurang. Penilaian konsumsi pangan dapat dilakukandengan cara survei terhadap konsumsi pangan suatu individu atau suatu keluarga.

    Survei konsumsi pangan termasuk salah satu metode tidak langsung dalam

    penilaian status gizi. Survei konsumsi pangan dilakukan dengan tujuan untuk

    mengetahui konsumsi pangan seseorang, keluarga atau kelompok orang, baik

    secara kuantitatif maupun secara kualitatif.

    Survei konsumsi pangan secara kuantitatif bertujuan untuk mengetahui

    jumlah bahan makanan yang dikonsumsi sedangkan survei secara kualitatif

    bertujuan untuk mengetahui frekuensi makan, kebiasaan makan (food habit), jenis

    pangan, serta cara memperolehnya. Data-data yang perlu dikumpulkan dalam

    melakukan survei konsumsi pangan secara kualitatif meliputi: jenis pangan yang

    dikonsumsi, frekuensi konsumsi masing-masing jenis pangan, tempat asal pangan,

    cara penyimpanan, penyiapan dan pemasakan makanan (Suhardjo & Riyadi 1990).

    Kecukupan Gizi

    Kecukupan gizi adalah rata-rata asupan gizi harian yang cukup untuk

    memenuhi kebutuhan gizi bagi hampir semua (97,5%) orang sehat dalam kelompok

    umur, jenis kelamin, dan fisiologis tertentu. Nilai asupan zat gizi harian yang

    diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan gizi mencakup 50% orang sehat dalam

    kelompok umur, jenis kelamin, dan fisiologis tertentu disebut dengan kebutuhan gizi

    (Muchtadi 1989).

    Standar kecukupan gizi di Indonesia pada umumnya masih menggunakan

    standar makro, yaitu kecukupan kalori (energi) dan kecukupan protein, sedangkan

  • 8/11/2019 Food Weighing

    6/45

    standar kecukupan gizi secara mikro seperti kecukupan vitamin dan mineral belum

    banyak diterapkan di Indonesia. Kecukupan energi dipengaruhi oleh beberapa faktor

    yaitu umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, status fisiologis, kegiatan, efek termik, iklim,

    dan adaptasi. Untuk kecukupan protein dipengaruhi oleh faktor-faktor umur, jeniskelamin, ukuran tubuh, status fisiologi, kualitas protein, tingkat konsumsi energi dan

    adaptasi (Muchtadi 1989).

    Angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan pada masing-masing orang

    per hari bervariasi tergantung pada umur, jenis kelamin, dan keadaan fisiologis

    individu tersebut. Pada anak usia 0-6 bulan, kecukupan energi dan proteinnya

    masing-masing sebesar 550 Kalori dan 10 gram. Semakin bertambah umur,

    kecukupan gizi makro berupa energi dan protein serta zat gizi mikro juga bertambah.

    Pada anak usia 7-9 tahun, kecukupan energinya meningkat menjadi 1800 Kalori dankecukupan proteinnya sebesar 45 gram. Remaja dan dewasa pria memiliki angka

    kecukupan gizi yang lebih besar dibandingkan dengan wanita. Selain itu, keadaan

    fisologis juga sangat berpengaruh terhadap angka kecukupan gizi individu. Pada

    wanita hamil, kecukupan energinya bertambah 180 Kalori pada saat trimester 1, dan

    pada trimester 2 serta 3 bertambah 300 Kalori dari kecukupan energi wanita yang

    tidak hamil pada usia yang sama. Kecukupan protein pada wanita hamil juga

    mengalami kenaikan, yakni sebesar 17 gram dari kecukupan protein wanita normal

    (Atmarita & Tatang 2004).

    Perencanaan pemenuhan kebutuhan dan kecukupan zat gizi perlu untuk

    dilakukan agar kecukupan dan kebutuhan zat gizi dapat terpenuhi secara optimal.

    Perencanaan pemenuhan kecukupan zat gizi dapat dilakukan melalui beberapa

    langkah, di antaranya adalah dengan menentukan kebutuhan zat-zat gizi masing-

    masing individu, memperhatikan zat gizi pada bahan pangan yang akan dikonsumsi,

    serta upaya pemenuhan menu sesuai dengan pedoman umum gizi seimbang

    (Azwar 2004).

    Pola Konsumsi

    Pola konsumsi merupakan hasil dari proses pembentukan sikap dan perilaku

    konsumsi bahan makanan yang tersedia. Pola konsumsi dapat terlihat dari distribusi

    pangan yang merupakan indikator dari seberapa besar atau presentase pengeluaran

    keluarga dari pendapatan yang diperoleh yang digunakan untuk bahan makanan

    (Sumarwan 1993). Faktor-faktor yang ikut menentukan pola konsumsi keluarga

  • 8/11/2019 Food Weighing

    7/45

    antara lain tingkat pendapatan keluarga, ukuran keluarga, pendidikan kepala

    keluarga dan status kerja wanita. Teori Engels yang menyatakan bahwa semakin

    tinggi tingkat pendapatan keluarga semakin rendah persentasi pengeluaran untuk

    konsumsi makanan (Sumarwan 1993).Berdasarkan teori klasik ini, maka keluarga bisa dikatakan lebih sejahtera

    bila persentasi pengeluaran untuk makanan jauh lebih kecil dari persentasi

    pengeluaran untuk bukan makanan. Artinya proporsi alokasi pengeluaran untuk

    pangan akan semakin kecil dengan bertambahnya pendapatan keluarga, karena

    sebagian besar dari pendapatan tersebut dialokasikan pada kebutuhan non pangan.

    Selain jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan formal kepala keluarga juga

    berpengaruh terhadap pola konsumsi keluarga. Pendidikan dapat merubah sikap

    dan prilaku seseorang dalam memenuhi kebutuhannya. Makin tinggi tingkatpendidikan seseorang maka makin mudah ia dapat menerima informasi dan inovasi

    baru yang dapat merubah pola konsumsinya. Disamping itu makin tinggi tingkat

    pendidikan formal maka kemungkinannya akan mempunyai tingkat pendapatan yang

    relatif lebih tinggi (Sumarwan 1993).

    Perubahan Pola Konsumsi

    Dalam ilmu ekonomi dijelaskan bahwa ekonomi merupakan asumsi dalam

    teori ekonomi seseorang bertindak secara rasional dalam mencapai tujuannya dan

    kemudian mengambil keputusan yang konsisten dengan tujuan tersebut. Haris dan

    Andika (2002) mengemukakan beberapa macam kebutuhan pokok manusia untuk

    bisa hidup secara wajar, yaitu :

    1. Kebutuhan pangan atau kebutuhan akan makanan.

    2. Kebutuhan sandang atau pakaian.

    3. Kebutuhan papan atau tempat berteduh.

    4. Kebutuhan pendidikan untuk menjadi manusia bermoral dan berbudaya.

    Kebutuhan tersebut di atas merupakan kebutuhan primer yang harus

    dipenuhi untuk dapat hidup wajar. Bila kebutuhan itu kurang dapat dipenuhi secara

    memuaskan maka hal itu merupakan suatu indikasi bahwa kita masih hidup di

    bawah garis kemiskinan. Kebutuhan lain seperti kebutuhan akan perabot rumah

    tangga, meja, kursi, lemari, alat-alat dapur, radio, televisi dan aneka kebutuhan

    lainnya, disebut sebagai kebutuhan sekunder atau kebutuhan pelengkap yang

    ditambahkan sesuai dengan peningkatan pendapatan.

  • 8/11/2019 Food Weighing

    8/45

  • 8/11/2019 Food Weighing

    9/45

    METODE

    Waktu dan Tempat

    Praktikum penilaian konsumsi pangan metode penimbangan makanan (food

    weighing) dilaksanankan pada hari Selasa, 23 November 2010, pada pukul 10.00

    sampai dengan 13.00 WIB. Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Kulinari

    Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

    Bahan dan Alat

    Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah beras, ayam, tahu,

    sosis, jagung muda, buncis, alpukat dan bumbu-bumbu dasar seperti bawang

    merah, bawang putih, santan, kunyit, lada, cabe, garam, dan minyak. Alat yang

    digunakan dalam praktikum ini adalah alat-alat masak seperti panci, pisau, telenan,

    wajan, sodet, rice cooker, blander, gelas, piring, mangkuk, sendok dan garpu.

    Prosedur

    Prosedur kerja praktikum kali ini yaitu

    Disiapkan masing-masing bahan makanan untuk setiap menu

    Ditimbang semua bahan makanan

    Dicatat untuk mendapatkan berat kotor

    Dikupas bahan makanan atau dipisahkan dari bagian-bagian yang tidak dapat

    dikonsumsi

    Dicatat untuk mendapatkan berat yang dapat dikonsumsi

    Dimasak bahan makanan sesuai prosedur yang berlaku

    Ditimbang berat matang

    Dicatat hasil penimbangan

    X

  • 8/11/2019 Food Weighing

    10/45

    X

    Menu makanan dibagi per porsi makanan untuk tiap anggota keluarga

    Ditimbang berat per porsi

    Dicatat hasil penimbangan

    Ditimbang jika ada makanan sisa

    Dicatat hasil penimbangan

    Data diolah untuk menilai konsumsi pangan

    Gambar 1 Bagan prosedur kerja praktikum food weighing

  • 8/11/2019 Food Weighing

    11/45

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pola konsumsi merupakan hasil dari proses pembentukan sikap dan perilaku

    konsumsi bahan makanan yang tersedia. Pola konsumsi dari setiap individu anggota

    suatu keluarga akan membentuk pola konsumsi keluarga tersebut. Terdapat

    beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pola konsumsi keluarga, antara lain yaitu

    jumlah anggota keluarga atau ukuran keluarga, tingkat pendidikan formal kepala

    keluarga, perubahan karakteristik keluarga, dan pendapatan (Sumarwan 1993).

    Pola konsumsi per kapita suatu keluarga juga dapat dilihat dari distribusi

    pangan keluarga tersebut. Distribusi pangan tersebut merupakan indikator dari

    seberapa besar atau presentase pengeluaran keluarga dari pendapatan yang

    diperoleh yang digunakan untuk bahan makanan (Sumarwan 1993). Dengan

    demikian, dilakukan perhitungan tingkat konsumsi per kapita perhari dari satu

    kelompok praktikum yang diasumsikan sebagai satu keluarga salah satunya

    keluarga kelompok 8. Hasil konsumsi per kapita perhari keluarga kelompok 8

    dijabarkan pada tabel 1 berikut ini:

    Tabel 1 Perhitungan Tingkat Konsumsi Per kapita Perhari dari kelompok 8 daridistribusi pangan

    No. Jenis pangan Berat(g)

    Energi(g)

    Protein(g)

    Fe(mg)

    Vit A(RE)

    Ca(mg)

    Vit C(mg)

    1 Nasi 1315 2341 27.6 6.6 0 65.8 02 Daging ayam 318,36 558 33.6 2.8 513.3 25.9 0

    3 Tahu 298,5 203 23.3 0 0 370.1 04 Santan 336,68 411 6.7 0.3 0 84.2 6.75 Minyak 8,619 78 0 0 689.5 0 06 Sosis 141,22 292 26.5 4 12.7 15.5 07 Jagung muda 96,74 32 2.1 0.5 19.3 6.8 7.78 Buncis 228,12 72 4.9 2.3 195 13.3 399 Cabe 6,14 2 0.1 0 3.7 1.5 0.910 Bawang merah 34,98 12 0.5 0.3 0 11.3 0.611 Bawang putih 8,402 7 0.3 0.1 0 3.1 1.112 Gula 125,583 457 0 0.1 0 6.3 013 Alpukat 380,535 197 2.1 2.1 65 23.2 30.214 Susu 101,435 341 8.3 0.2 177.5 278.9 1

    Total 5003 210.7 19.3 1676 905.9 87.2

    Konsumsi/Kap (Total/PCCU) 2502 105.4 9.7 838 452.9 43.6Kecukupan/kap [.] 2213 55.1 23.4 559.5 1116.5 83.9

    Tingkat kecukupan (%RDA) 113 191.3 41.5 149.8 40.6 51.97

    Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui tentang tingkat konsumsi dan

    kecukupan beberapa zat gizi per kapita keluarga kelompok 8 dalam satu kali waktu

    makan. Menu yang disajikan pada praktikum kali ini yaitu nasi, opor ayam dan tahu,

  • 8/11/2019 Food Weighing

    12/45

    oseng-oseng buncis, jagung, dan sosis, serta jus alpukat yang disajikan pada waktu

    makan siang. Adapun zat-zat gizi yang dihitung pada praktikum kali ini antara lain

    energi, protein, zat besi (Fe), kalsium, (Ca), vitamin A, dan vitamin C. Selain itu,

    jumlah nasi yang dikonsumsi oleh keluarga kelompok 8 pada tabel di atasmerupakan jumlah nasi yang masak oleh keluarga kelompok 8 ditambah nasi yang

    diberikan oleh keluarga tetangga (given in), yaitu sebesar 207 g.

    Secara umum tingkat kecukupan keenam zat gizi pada menu yang diolah

    tersebut pada keluarga kelompok 8 bervariasi dan terjadi ketimpangan. Tingkat

    kecukupan energi yang diperoleh cukup normal, yaitu 113 %, sedangkan tingkat

    kecukupan protein dan vitamin A itu melebihi batas normal, yaitu secara berurutan

    191,3% dan 149,8%. Adapun tingkat kecukupan untuk vitamin C dan dua jenis

    mineral, yaitu zat besi dan kalsium ternyata kurang dari batas normal, yaitu secaraberurutan 51,97%, 41,5%, dan 40,6%. Hal tersebut menggambarkan bahwa

    ketersediaan keenam zat gizi dalam kombinasi menu makan siang yang disajikan

    tersebut belum sesuai dengan kecukupan zat gizi yang dibutuhkan per kapita

    keluarga kelompok 8 per hari. Keadaan tersebut juga dapat dijadikan indikator

    bahwa pemilihan bahan pangan untuk menu yang disajikan belum memenuhi

    pedoman bahan makanan beragam dan berimbang. Oleh karena itu, perlu

    diperhatikan dan diatur ketersediaan zat-zat gizi tersebut dalam menu untuk waktu

    makan yang lain dalam satu hari yang sama sehingga keseimbangan asupannya

    dalam menu makan sehari tersebut dapat terpenuhi dan tercapai.

    Tingkat kecukupan tersebut juga dapat dilihat dari tingkat konsumsi per

    kapita pada menu makan siang yang disajikan. Keberagaman dan ketimpangan

    tingkat kecukupan zat gizi suatu keluarga tidak terlepas dari tingkat konsumsi per

    kapitanya. Apabila dilihat secara lebih spesifik, konsumsi zat-zat gizi tersebut juga

    tidak sesuai dengan yang dianjurkan. Misalnya untuk konsumsi energi dari makan

    siang itu berkisar antara 25%-30% dari kebutuhan energi sehari. Pada tabel 1 dapat

    diketahui bahwa kebutuhan sehari per kapita keluarga kelompok 8 adalah sebesar

    2213 kkal yang berarti asupan energi dari makan siang seharusnya berkisar antara

    553 kkal - 664 kkal. Adapun rataan konsumsi energi per kapita keluarga kelompok 8

    pada tabel 1 adalah 5003 dibagi 7 yaitu 715 kkal dengan asumsi bahwa asupan

    energi tiap anggota keluarga itu sama. Jumlah asupan energi tersebut menunjukkan

  • 8/11/2019 Food Weighing

    13/45

    bahwa jumlah energi yang dikonsumsi keluarga kelompok 8 dari menu makan siang

    melebihi jumlah yang dianjurkan.

    Selain itu, ketersediaan zat-zat gizi pada tiap bahan pangan yang diolah

    untuk menu makan siang di atas bervariasi. Secara umum asupan energi terbesardiperoleh dari beras dan daging ayam, sedangkan sosis, tahu, beras, dan nasi

    merupakan empat bahan pangan sumber protein terbesar pada menu makan siang

    tersebut. Asupan kalsium yang diperoleh berasal dari tahu, susu, dan santan,

    sedangkan zat besi yang diperoleh berasal dari beras. Vitamin A yang diperoleh

    pada menu siang tersebut berasal dari minyak, daging ayam, dan buncis,

    sedangkan asupan vitamin C diperoleh dari buncis dan alpukat. Namun, zat-zat gizi

    tersebut dapat mengalami kerusakan atau penurunan yang disebabkan oleh

    beberapa faktor seperti pengolahan,penguapan, dan pemanasan.Tingkat konsumsi dan kecukupan zat-zat gizi per kapita keluarga kelompok 8

    menggambarkan distribusi pangan keluarga. Distribusi pangan tersebut merupakan

    indikator dari seberapa besar atau presentase pengeluaran keluarga dari

    pendapatan yang diperoleh yang digunakan untuk bahan makanan. Pengeluaran

    yang dikeluarkan keluarga itu dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu pengeluaran

    untuk bahan makanan dan pengeluaran untuk bahan non makanan (Sumarwan

    1993). Berdasarkan tingkat kecukupan dan konsumsi per kapita keluarga kelompok

    8 yang diperoleh pada waktu makan siang tersebut dapat dikatakan distribusi

    pangan pada keluarga tersebut belum merata. Namun, untuk lebih jelas dalam

    memahami pola konsumsi dan distribusi pangan keluarga kelompok 8 pada menu

    makan siang yang disajikan diperlukan perhitungan angka kecukupan pangan setiap

    anggota keluarga.

    Kecukupan gizi adalah rata-rata asupan gizi harian yang cukup untuk

    memenuhi kebutuhan gizi bagi hampir semua (97,5%) orang sehat dalam kelompok

    umur, jenis kelamin, dan fisiologis tertentu. Nilai asupan zat gizi harian yang

    diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan gizi mencakup 50% orang sehat dalam

    kelompok umur, jenis kelamin, dan fisiologis tertentu disebut dengan kebutuhan gizi

    (Muchtadi 1989). Penilaian konsumsi pangan dapat membantu menunjukkan

    ketersediaan zat gizi dalam tubuh dengan cara membandingkannya dengan angka

    kecukupan zat gizi. Hasil praktikum mengenai angka kecukupan konsumsi pangan

    keluarga kelompok 8 ditampilkan pada tabel di bawah ini.

  • 8/11/2019 Food Weighing

    14/45

  • 8/11/2019 Food Weighing

    15/45

    berlebih. Kecukupan protein ini berbeda-beda dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin,

    ukuran tubuh, status fisiologi, kualitas protein, tingkat konsumsi energi dan adaptasi

    (Muchtadi 1989).

    Angka kecukupan zat gizi yang berupa Fe berdasakan Tabel AngkaKecukupan Gizi Rata-rata Per Orang Per Hari (WNPG 2004) untuk pria usia antara

    19-29 tahun adalah 13 mg dan wanita dengan usia yang sama sebesar 26 mg.

    adapun berdasarkan tabel hasil praktikum menunjukkan angka kecukupan rata-rata

    Fe tingkat keluarga sebesar 23,4 mg. Hal ini menunjukkan bahwa zat gizi Fe telah

    memenuhi angka kecukupan untuk pria sedangkan untuk wanita belum memenuhi.

    Kebutuhan Fe pada wanita lebih besar karena wanita memerlukan lebih banyak zat

    besi untuk mengganti kehilangan akibat menstruasi. Oleh karena itu bahan pangan

    yang dikonsumsi harus memperbanyak lauk hewani dan sayuran hijau yangmengandung banyak Fe.

    Kebutuhan vitamin A antara pria dan wanita berbeda. Pria berusia antara 19-

    29 tahun membutuhkan vitamin A sebanyak 600 RE sedangkan wanita dalam usia

    yang sama yaitu 500 RE. Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa kecukupan vitamin A

    rata-rata tingkat keluarga tersebut sebesar 559,5 RE. Hal ini berarti vitamin A telah

    memenuhi angka kecukupan baik pria maupun wanita namun vitamin A pada wanita

    berlebih sekitar 1/5 dari angka kecukupan. Zat gizi berupa vitamin A ini harus

    dipenuhi karena sangat penting untuk tubuh terutama untuk penglihatan. Angka

    kecukupan vitamin A keuarga sudah tercukupi karena bahan pangan yang

    dikonsumsi pada makan siang ini terdapat lauk hewani, minyak dan sayuran hijau

    yang banyak mengandung vitamin A.

    Zat gizi berupa vitamin C yang terdapat pada tabel 2 sebesar 83,9 mg.

    Angka kecukupan rata-rata harian vitamin C pada pria usia 19-29 tahun sebesar 90

    mg dan wanita dalam usia yang sama sebesar 75 mg. Asupan vitamin C telah

    memenuhi angka kecukupan pada wanita sedangkan pada pria belum memenuhi

    angka kecukupan. Oleh karena itu konsumsi bahan pangan harus lebih bervariasi

    terutama buah-buahan yang mengandung vitamin C agar memenuhi angka

    kecukupan yang dianjurkan. Vitamin C sangat penting karena dalam tubuh bertindak

    sebagai antioksidan dan membantu pembentukan kolagen.

    Angka kecukupan kalsium pria dan wanita berusia antara 19-29 tahun adalah

    sama yaitu 800 mg. Adapun tabel hasil praktikum di atas menunjukkan Ca sebesar

  • 8/11/2019 Food Weighing

    16/45

    1116,5 mg. Hal ini berarti intake Ca telah memenuhi angka kecukupan yang

    dianjurkan bahkan berlebih. Ini terjadi karena didalam bahan pangan yang

    dikonsumsi terdapat penyumbang Ca terbesar yaitu lauk nabati dan susu. Zat gizi

    kalsium ini sangat penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi.Angka kecukupan zat gizi baik zat gizi makro maupun mikro harus dipenuhi

    secara optimal yang dapat dilakukan dengan cara perencanaan pemenuhan

    kebutuhan. Perencanaan pemenuhan kebutuhan dapat dilakukan melalui beberapa

    langkah, di antaranya adalah dengan menentukan kebutuhan zat-zat gizi masing-

    masing individu, memperhatikan zat gizi pada bahan pangan yang akan dikonsumsi,

    serta upaya pemenuhan menu sesuai dengan pedoman umum gizi seimbang

    (Azwar 2004).

  • 8/11/2019 Food Weighing

    17/45

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    Pola konsumsi pangan dapat dilihat dari distribusi pangan melalui food

    weighing. Hal yang dilakukan adalah menimbang bahan-bahan yang dikonsumsi

    dan dihitung kandungan gizinya serta tingkat kecukupan. Berdasarkan hasil

    pembahasan dari tingkat kecukupan keenam zat gizi yang berupa energi, protein,

    besi, vitamin A, vitamin C dan kalsium tingkat keluarga bervariasi dan terjadi

    ketimpangan. Tingkat kecukupan energi yang diperoleh itu normal tapi tingkat

    kecukupan protein dan vitamin A melebihi batas normal, sedangkan tingkat

    kecukupan vitamin C, zat besi, dan kalsium itu kurang dari batas normal. Hal

    tersebut menggambarkan bahwa ketersediaan zat-zat gizi dalam kombinasi menu

    makan siang yang disajikan itu belum sesuai dengan kecukupan zat gizi yang

    dibutuhkan per kapita keluarga kelompok 8 per hari. Selain itu, pemilihan bahan

    pangan untuk menu yang diolah juga belum sesuai dengan pedoman bahan

    makanan beragam dan berimbang. Oleh karena itu, perlu diperhatikan dan diatur

    ketersediaan zat-zat gizi tersebut dalam menu untuk waktu makan yang lain dalam

    satu hari itu sehingga keseimbangan asupannya dalam menu makan sehari dapat

    tercapai.

    Angka tingkat kecukupan zat gizi menunjukkan data yang beragam menurut

    energi, protein, Fe, vitamin A, vitamin C, dan Ca. Data menunjukkan bahwa intake

    zat gizi terkadang telah memenuhi kecukupan pria tetapi tidak memenuhi angka

    kecukupan wanita dan sebaliknya. Hal ini terjadi karena angka kecukupan zat gizi

    yang bervariasi tergantung pada umur, jenis kelamin, dan keadaan fisiologis individu

    tersebut. Sehingga perlu dilakukan perencanaan pemenuhan kebutuhan agar bahan

    pangan yang dikonsumsi dapat memenuhi angka kecukupan yang dianjurkan.

    Saran

    Penilaian konsumsi pangan dengan metode food weighing sangat

    memerlukan ketelitian dalam penimbangan makanan. Pemilihan bahan pangan

    untuk suatu menu sebaiknya berpedoman kepada bahan makanan beragam dan

    berimbang. Selain itu, metode ini cukup rumit, tidak praktis, dan membutuhkan

    waktu yang lama sehingga perlu kesabaran dalam proses pengambilan data.

  • 8/11/2019 Food Weighing

    18/45

    DAFTAR PUSTAKA

    Anindya. 2009. Mengukur status nutrisi dewasa. www.mengukur-status-nutrisi-dewasa.html [25 November 2010].

    Atmarita, Tatang SF. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat.Makalah pada Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII, Jakarta 17-19 Mei2004

    Azwar. 2004. Kecenderungan Masalah Gizi Dan Tantangan Di Masa Datang ;Makalah pada Pertemuan Advokasi Program Perbaikan Gizi MenujuKeluarga Sadar Gizi, di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, 27 September 2004.

    Haris, A dan Adika, N. 2002. Dinamika Penduduk dan Pembangunan di IndonesiaPeningkatan Angka Harapan Hidup di Indonesia. Populasi. Volume 9 Nomor1. PPK UGM. Yogyakarta.

    http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH010c.dir/doc.pdf [27November 2010]

    http://drvegan.wordpress.com/2009/12/01/survey-konsumsi-makanan/ [27 November2010]

    http://etd.eprints.ums.ac.id/2805/2/J300050011.pdf [27 November 2010]

    http://www.damandiri.or.id/file/suryonoipbbab2.pdf [10 November 2010]

    Kusharto CM, Sadiyah NY. 2008. Diktat Penilaian Konsumsi pangan. Bogor:Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor.

    Mey. 2008. Antropometri.www.mey_PHs.htm[25 November 2010].

    Muchtadi D. 1989. Evaluasi Nilai Gizi Pangan. Departemen P&K DIKTI PAU Pangandan Gizi IPB, Bogor.

    Suhardjo & Hadi Riyadi . 1990 . Penilaian Keadaan Gizi Masyarakat PAUP & G.IPB . Bogor Wilson . E . P . Fisher . K . H . & Garcia . P . 1979 .

    Sumarwan. 1993. Keluarga Masa Depan dan Perubahan Pola Konsumsi. Warta dariPerspektif Makro ke realitas Mikro. Lesfi. Yokyakarta.

    Supariasa et.al.2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.

    Wilopo, A. Siswanto. 1998. Dampak Resesi Ekonomi pada Penurunan Kematian danDemografi. Tahun ke-23 No.5. LD.FEUI. Jakarta.

    http://www.mengukur-status-nutrisi-dewasa/http://www.mengukur-status-nutrisi-dewasa/http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH010c.dir/doc.pdfhttp://drvegan.wordpress.com/2009/12/01/survey-konsumsi-makanan/http://etd.eprints.ums.ac.id/2805/2/J300050011.pdfhttp://www.damandiri.or.id/file/suryonoipbbab2.pdf%20%20%5b10http://www.mey_ph%27s.htm/http://www.mey_ph%27s.htm/http://www.mey_ph%27s.htm/http://www.mey_ph%27s.htm/http://www.damandiri.or.id/file/suryonoipbbab2.pdf%20%20%5b10http://etd.eprints.ums.ac.id/2805/2/J300050011.pdfhttp://drvegan.wordpress.com/2009/12/01/survey-konsumsi-makanan/http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH010c.dir/doc.pdfhttp://www.mengukur-status-nutrisi-dewasa/http://www.mengukur-status-nutrisi-dewasa/
  • 8/11/2019 Food Weighing

    19/45

  • 8/11/2019 Food Weighing

    20/45

  • 8/11/2019 Food Weighing

    21/45

    A. NASI

    I. Intake 277 g (100%)

    II. Intake mentah (beras)

    277 x 0,4 = 110,8B. JUS ALPUKAT

    I. Komposisi

    Alpukat = 272 gAir = 1500 gGula = 90 gSusu (kental) = 84 g

    II. % Distribusi

    Alpukat 272 : 1946 = 0,14 = 14 %Air 1500:1946 = 0,77 = 77%

    Gula 90 :1946 = 0,05 = 5%Susu 84 :1946 = 0,04 = 4% +100 %

    III. % Distribusi Konsumsi

    Alpukat : 0,14 x 325 = 45,5 gAir :0,77 x 325 = 250,25 gGula :0,05 x 325 = 16,25 gSusu :0,04 x 325 = 13 g +

    325 gIV. Intake Mentah (EP)

    Alpukat 45,5 x 1 = 272 gAir = 250,25 gGula = 16,25 gSusu (kental) = 13 g

    C. OPOR AYAM TAHU

    I. Komposisi

    ayam : 686tahu : 555santan cair : 617bumbu : 75Minyak : 10 +

    1943II. % Distribusi

    686 : 1943 = 0,35(35%)

    555 : 1943 = 0,29(29%)

    617 : 1943 = 0,32(32%)

    75 : 1943 = 0,04(4%)

    10 : 1943 = 0,005(0,5 %) +

    1 (100%)

  • 8/11/2019 Food Weighing

    22/45

    III. % Distribusi Konsumsi

    35% x 236 =82,6

    29% x 236 =68,4

    32% x 236 =75,5

    4% x 236 =9,40,5% x 236 =1,1 +

    = 236

    IV. Intake mentah (EP)

    Ayam 82,6 x 1,6 = 132,16 g

    Tahu 68,4 x 1,3 = 88,92g

    Santan encer = 75,5 g

    Bumbu = 9,4 g

    Minyak = 1,1

    D. OSENG-OSENG

    I. KomposisiSosis =142 gBuncis = 281 gJagung = 121 gCabe = 7 gB. Merah = 35 gB. Putih = 6 gGula = 5 gGaram = 0,5Masako = 9Minyak = 5 g +

    611,5 9

    II. % Distribusi

    Sosis =142 g : 611,5 g = 0,23 = 23%Buncis = 281 g : 611,5 = 0,46 = 46%Jagung = 121 g : 611,5 = 0,19 = 19%Cabe = 10 g : 611,5 = 0,02 = 2%B Merah = 35 g : 611,5 = 0,06 = 6%B. Putih = 6 g : 611,5 = 0,01 = 1%Gula = 5 g : 611,5 = 0,01 = 1%Garam = 0,5 : 611,5 = 0,001 = 0,1%Minyak = 5 g : 611,5 = 0,01 = 1% +

    99,1%III. % Distribusi Konsumsi

    Sosis =0,23 x 118 g = 43,24 gBuncis = 0,46 x 118 g = 54,28 gJagung = 0,19 x 118 g = 22,42 gCabe = 0,02 x 118 g = 2,36 gB Merah = 0,06 x 118 g = 7,08 gB. Putih = 0,01 x 118 g = 1,18 gGula = 0,01 x 118 g = 1,18 g

  • 8/11/2019 Food Weighing

    23/45

    Garam = 0,001 x 118 g = 0,12 gMinyak = 0,01 x 118 g = 1,18 g

    IV. Intake Mentah (EP)

    Sosis = 43,24 x 1,8 =77,83 g

    Buncis = 54,28 g x 0,9 =48,85 gJagung = 22,42 g x 0,4 =8,96 gCabe = 2,36 g = 2,36 gB Merah = 7,08 = 7,08 gB. Putih = 1,18g =1,18 gGula = 1,18g =1,18 gGaram = 0,12 g = 0,12 gMinyak = 1,18g =1,18 g

    Tabel 7 Asupan Gizi Intake eko gunawan

    Intake E (kkal) P (g) KH (g) Ca (mg) Fe (mg) Vit A Vit C

    NASI

    Beras 178 2.1 40.6 5 0.5 0 0110.8 197.22 2.327 44.985 5.54 0.554 0 0

    JUS ALPUKAT

    Alpukat 85 0.9 7.7 10 0.9 28 13

    272 231.2 2.448 20.944 27.2 2.448 76.16 35.36

    Air

    250.25

    Gula 364 0 94 5 0.1 0 0

    16.25 59.15 0 15.275 0.8125 0.01625 0 0

    Susu Kental 336 8.2 55 275 0.2 175 1

    13 43.68 1.066 7.15 35.75 0.026 22.75 0.13OPOR AYAM

    Ayam 302 18.2 0 14 1.5 278 0

    132,16 399 24.05 0.00 18.50 1.98 367.40 0.00

    Tahu 392 5.4 28.4 17.4 1.2 50 7.6

    88,92 349 4.80 25.25 15.47 1.07 44.46 6.76

    Bumbu 39 1.5 0.2 36 0.8 0 2

    9,4 4 0.14 0.02 3.38 0.08 0.00 0.19

    Santan cair 122 2 7.6 25 0.1 0 2

    75,5 92 1.51 5.74 18.88 0.08 0.00 1.51

    Minyak 902 0 0 0 0 0 01,1 10 0 0 0 0 0 0

    OSENG2

    Sosis 452 14.5 2.3 28 1.1 0 0

    77,83 352 11.29 1.79 21.79 0.86 0.00 0.00

    Buncis 35 2.4 7.7 6.5 1.1 95 19

  • 8/11/2019 Food Weighing

    24/45

    48,85 17 1.17 3.76 3.18 0.54 46.41 9.28

    Jagung 33 2.2 7.4 7 0.5 20 8

    8,96 3 0.20 0.66 0.63 0.04 1.79 0.72

    Cabe 103 4.7 19.9 45 2.5 1658 70

    2,36 2 0.11 0.47 1.06 0.06 39.13 1.65

    B Merah 39 1.5 0.2 36 0.8 0 2

    7,08 3 0.11 0.01 2.55 0.06 0.00 0.14

    B. Putih 95 4.5 23.1 42 1 0 15

    1,18 1 0.05 0.27 0.50 0.01 0.00 0.18

    Gula 364 0 94 5 0.1 0 0

    1,18 4 0.00 1.11 0.06 0.00 0.00 0.00

    Minyak 902 0 0 0 0 0 0

    1,18 11 0 0 0 0 0 0

    2. Rendra Kusuma

    Tabel 8 Makanan yang dikonsumsi pada waktu makan siang

    Menu Makan Siang Individu

    Nasi 282

    Opor ayam 144

    Oseng-oseng buncis 128

    Es alpukat 325

    Nasi

    I. Intake 282 gr (100%)

    II. Intake mentah (beras)

    282x0,417 = 117.6

    III. Nilai Gizi Nasi

    Tabel 9 Asupan gizi dari intake nasi

    JenisPangan/intake

    Berat(gr)

    Energi(gr)

    Protein(gr)

    Fe(gr)

    Vit.A(RE)

    Vit.C(mg)

    Ca(mg)

    Lemak(g)

    Nasi 117.6 423 8 0,94 - - 7,06 0,1

    OPOR AYAM

    I. Komposisi

    ayam : 686tahu : 555

    santan cair : 617bumbu : 75Minyak : 10 +

    1943II. % Distribusi

    686 : 1943 = 0,35(35%)555 : 1943 = 0,29(29%)

  • 8/11/2019 Food Weighing

    25/45

    617 : 1943 = 0,32(32%)75 : 1943 = 0,04(4%)10 : 1943 = 0,005(0,5 %) +

    1 (100%)III. % Distribusi Konsumsi

    35% x 144 =50,429% x 144 =41,7632% x 144 =46,084% x 144 =5,760,5% x 144 =0,72 +

    = 144IV. Intake mentah (EP)

    Ayam 50,4 x 1,6 = 80,64 gTahu 41,76 x 1,3 = 54,29gSantan encer = 46,08 gBumbu = 5,76 gMinyak = 0,72

    V. Nilai gizi intake opor ayam ditampilkan dalam tabel berikut

    Tabel 10 Asupan gizi dari intake opor ayam dan tahu

    NoJenis

    PanganBerat(gr)

    Energi(gr)

    Protein(gr)

    Fe (gr)Vit.A(RE)

    Vit.C(mg)

    Ca(mg)

    Lemak(g)

    KH(g)

    1 Ayam 80,64 141 8,51 0,70 130,02 - 6,55 11,69 0

    2 Tahu 54,29 36,92 4,23 - - - 67,32 2,49 0,87

    3Santanencer

    46,08 56,22 0,92 0,05 - 0,92 11,52 4,61 3,5

    4 Minyak 0,72 1 0,01 0.001 - 0,01 0,18 0,72 0

    OSENG-OSENG

    I. Komposisi

    Sosis : 142Buncis : 281Jagung : 121Cabe : 7Bawang merah : 35Bawang putih : 6Gula : 5Masako : 9Minyak : 5garam : 0,5 +

    : 611,5II. % Distribusi

    142 : 611,5= 0,23 (23%)281 : 611,5= 0,46 (46%)121 : 611,5= 0,19(19%)7 : 611,5= 0,01(1%)35 : 611,5=0,06(6%)6 : 611,5=0,009(0,9%)5 : 611,5=0,008(0,8%)

  • 8/11/2019 Food Weighing

    26/45

    9 : 611,5=0,01(1%)5 : 611,5= 0,08 (0,8%)0,5 : 611,5=0,0008(0,08%)+

    = 100 (100%)III. % Distribusi Konsumsi

    23% x 128 = 29,4446% x 128 = 58,8819% x 128 = 24,321% x 128 =1,286% x 128 =7,680,9% x 128 =1,1520,8% x 128 =1,0241% x 128 =1,280,8% x 128 =1,0240,08%x 128 =0,1024 +

    =128 g

    IV. Intake mentah (EP)Sosis 29,44x1,8 = 52,992Buncis 58,88x0,9 = 52,992Jagung 24,32x0,4 = 9,728Cabe = 1,28Bawang merah = 7,68Bawang putih =1,152Gula =1,024Minyak =1,28Masako =1,024Garam =0,1024

    I. Nilai gizi intake oseng-oseng ditampilkan dalam tabel berikut

    Tabel 11 Asupan intake dari oseng-oseng

    NoJenis

    PanganBerat(gr)

    Energi(gr)

    Protein(gr)

    Fe(gr)

    Vit.A(RE)

    Vit.C(mg)

    Ca(mg)

    Lemak(g)

    KH(g)

    1 sosis 52,992 240 7,68 0,58 0 0 14,84 22,4 1,22

    2 Buncis 52,992 17 1,14 0,52 45,31 9,06 3,09 0,09 3,67

    3 jagung 9,728 3 0,21 0,05 1,94 0,78 0,68 0,01 0,72

    4 Cabe 1,28 0 0,008 0,008 0,77 0,19 0,31 0,003 0,09

    5 b.merah 7,68 3 0,11 0,005 0 0,14 2,48 0,02 0,01

    6 b.putih 1,152 1 0,04 0,008 0 0,15 0,42 0,002 0,23

    7 gula 1,024 4 0 0,001 0 0 0,05 0 0,96

    8 Minyak 1,28 12 0 0 102,4 0 0 1,28 0

    JUS ALPUKAT

    I. Komposisi

    Alpukat : 272 ggula : 100 gSusu Coklat : 84 g

    Air :1500 g +1956 g

  • 8/11/2019 Food Weighing

    27/45

    II. % Distribusi

    272 : 1956 = 0,139 (13,9%)100 : 1956 = 0,051 (5,1 %)84 : 1956 = 0,043 (4,3%)

    1500 : 1956 = 0,77 (77%) += (100%)III. % Distribusi Konsumsi

    13,9% x 325 =45,175 g5,1% x 325 =16,575 g4,3% x 325 =13,975 g77% x 325 =250,25 g +

    = 325 gIV. Intake mentah (EP)

    Alpukat = 45,175 gGula = 16,575 g

    susu coklat = 13,975 gair = 250,25 gV. Nilai gizi intake jus alpukat ditampilkan dalam tabel berikut

    Tabel 12 Asupan intake dari jus alpukat

    NoJenis

    PanganBerat(gr)

    Energi(gr)

    Protein(gr)

    Fe(gr)

    Vit.A(RE)

    Vit.C(mg)

    Ca(mg)

    Lemak(g)

    KH(g)

    1 Alpukat 45,175 38 0,41 0,41 12,65 5,87 4,52 1,79 2,12

    2 Gula 16,575 60 - 0,02 - - 0,83 0 15,58

    3Susucoklat

    13,975 9 0,98 - - - 399,29 1,39 7,69

    3. A. Nur RahmahTabel 13 Makanan yang dikonsumsi pada waktu makan siang

    Menu Makan Siang Individu

    Nasi 155 gram

    Opor ayam dan tahuAyam = 0 gramTahu = 86 gramKuah = 17 gram

    Oseng-oseng 43 gramJus alpukat 0 gram

    NASI

    I. Intake 155 gram (100% distribusi)

    II. Intake mentah (beras)

    155 x 0,4 = 62

    III. Nilai Gizi Nasi

  • 8/11/2019 Food Weighing

    28/45

    Tabel 14 Asupan gizi intake dari nasi

    IntakeEnergi(Kal)

    Protein(gr)

    Lemak(gr)

    KH (gr) Ca (gr) Fe (gr)Vit. A(gr)

    Vit. C(gr)

    Beras 178 2.1 0.1 40.6 5 0.5 0 062 71.2 0.8 0.0 16.2 2.0 0.2 0.0 0.0

    OPOR AYAM DAN TAHU

    I. Komposisi

    Ayam 0 gTahu 555 gBumbu 75 gMinyak 10 gSantan 617 g +

    1257 gII. % Distribusi

    0 : 1257 = 0 (0%)

    555 : 1257 = 0,44 (44%)75 : 1257 = 0,06 (6%)10 : 1257 = 0,01 (1%)

    617 : 1257 = 0,49 (49%) +1 (100%)

    III. % Distribusi Konsumsi

    0% x 0 g = 0,0 g44% x 86 g = 37,8 g

    6% x 86 g = 5,2 g1% x 86 g = 0,9 g

    49% x 86 g = 42,1 g +86 g

    IV. Intake mentah (EP)

    Daging ayam 0 x 1,6 = 0 gTahu 37,8 x 1,3 = 49,14 gBumbu = 5,2 gMinyak = 0,9 gSantan = 42,1 g

    V. Nilai Gizi

    Tabel 15 Asupan intake dari opor ayam dan tahu

    IntakeEnergi(Kal)

    Protein(gr)

    Lemak(gr)

    KH (gr) Ca (gr) Fe (gr)Vit. A(gr)

    Vit. C(gr)

    Daging 302 18.2 25 0 14 1.5 278 00 0 0 0 0 0 0 0 0

    Tahu 68 7.8 4.6 1.6 124 0 0 037,8 88.4 10.1 6.0 2.1 161.2 0.0 0.0 0.0

    Minyak 902 0 100 0 0 0 8000 00,9 8.1 0.0 0.9 0.0 0.0 0.0 72.0 0.0

    Santan 122 2 10 7.6 25 0.1 0 242,1 51.4 0.8 4.2 3.2 10.5 0.0 0.0 0.8

  • 8/11/2019 Food Weighing

    29/45

  • 8/11/2019 Food Weighing

    30/45

    V. Nilai Gizi

    Tabel 16 Asupan gizi intake dari Oseng-oseng

    IntakeEnergi(Kal)

    Protein(gr)

    Lemak(gr)

    KH (gr) Ca (gr) Fe (gr)Vit. A(gr)

    Vit. C(gr)

    Sosis 452 14.5 42.3 2.3 28 1.1 0 09,89 813.6 26.1 76.1 4.1 50.4 2.0 0.0 0.0

    Buncis 35 2.4 0.2 7.7 6.5 1.1 95 1919,78 31.5 2.2 0.2 6.9 5.9 1.0 85.5 17.1

    Jagung 33 2.2 0.1 7.4 7 0.5 20 88,6 13.2 0.9 0.0 3.0 2.8 0.2 8.0 3.2

    Cabe 31 1 0.3 7.3 29 0.5 71 180,43 0.11 0.00 0.00 0.03 0.11 0.00 0.26 0.07

    Bawangmerah

    39 1.5 0.3 0.2 36 0.8 0 2

    2,58 0.91 0.03 0.01 0.00 0.84 0.02 0.00 0.05

    Bawangputih

    95 4.5 0.2 23.1 42 1 0 15

    0,43 0.36 0.02 0.00 0.09 0.16 0.00 0.00 0.06Gula 364 0 0 94 5 0.1 0 00,43 1.57 0.00 0.00 0.40 0.02 0.00 0.00 0.00

    Minyak 902 0 100 0 0 0 8000 00,43 3.88 0.00 0.43 0.00 0.00 0.00 34.40 0.00

    4. Nilam Betarina

    Tabel 17 Makanan yang dikonsumsi pada waktu makan siang

    Menu Makan siang Individu

    NasiOpor Ayam + Tahu

    Tumis Buncis, Jagung manis dan sosis

    Jus Alpukat

    158 gr135 gr39 gr

    -NASI

    I. Intake Mentah (beras)

    158 x 0,39 = 63,2 gr

    II. Nilai Gizi Nasi

    Tabel 18 Asupan intake dari nasi

    IntakeEnergi(Kal)

    Protein(gr)

    Lemak(gr)

    KH (gr)Ca

    (mg)Fe

    (mg)Vit A(RE)

    Vit. C(mg)

    Beras63,2

    17871,2

    2,10,84

    0,10,04

    40,616,24

    52

    0,50,2

    --

    --

    OSENG-OSENGI. Komposisi

    Buncis 281 gJagung 121 gSosis 142 gCabe 7 gBawang merah 35 g

  • 8/11/2019 Food Weighing

    31/45

    Bawang putih 6 gMasako 9 gGula 5 gGaram 0,24 gMinyak 5 g +

    611,24 gII. Distribusi

    281 : 606,24 = 0,396 (46 %)121 : 606,24 = 0,20 (20 %)142 : 606,24 = 0,23 (23 %)7 : 606,24 = 0,01 (1 %)35 : 606,24 = 0,06 (6 %)6 : 606,24 = 0,01 (1 %)9 : 606,24 = 0,01 (1 %)5 : 606,24 = 0,01 (1 %)0,24 : 606,24 = 0,0004 (0,04 %)

    5 : 606,24 = 0,01 (1 %) +100,04 (100 %)III. Distribusi Konsumsi

    46% x 39 = 17,9 g20 % x 39 = 7,8 g23 % x 39 = 8,97 g1 % x 39 = 0,39 g6 % x 39 = 2,34 g1 % x 39 = 0,39 g1 % x 39 = 0,39 g1 % x 39 = 0,39 g0,04 % x 39 = 1,56 g

    1 % x 39 = 0,39 g +40,52 g

    IV. Intake Mentah (EP)

    Buncis = 17,9 x 1 = 17,9 gJagung = 7,8 x 0,4= 3,12 gSosis = 8,97x 1,8 = 16,2 gCabe = 0,39 gBawang merah = 2,34 gBawang putih = 0,39 gMasako = 0,39 gGula = 0,39 gGaram = 1,56 gMinyak = 0,39 g +

    43,07 g

  • 8/11/2019 Food Weighing

    32/45

  • 8/11/2019 Food Weighing

    33/45

    100,7 (100 %)III. Distribusi Konsumsi

    35% x 135 = 47,3 g29 % x 135 = 39,1 g

    32 % x 135 = 43,2 g2 % x 135 = 2,7 g1 % x 135 = 1,35 g0,3 % x 135 = 0,4 g1 % x 135 = 1,35 g0,3 % x 135 = 0,4 g0,1 % x 135 = 0,135 g +

    135,9 gIV. Intake Mentah (EP)

    Ayam = 48,6 x 1,1 = 53,5 gTahu = 37,8 x 1,3 = 49,1 gSantan = 43,2 g

    Bawang merah = 2,7 gBawang putih = 1,35 gGaram = 0,4 gKunyit = 1,35 gKetumbar = 0,4 gMinyak = 0,135 g +

    152,1 gTabel 20 Asupan intake dari opor ayam dan tahu

    IntakeEnergi(Kal)

    ProteinLemak

    (g)KH(g)

    Ca(mg)

    Fe(mg)

    Vit A(RE)

    Vit. C(mg)

    Hewani(g)

    Nabati(g)

    Ayam

    53,5 g

    302

    93,7

    18,2

    5,6

    25

    7,8

    14

    4,3

    1,5

    0,5

    278

    86,3Tahu49,1 g

    6833,4

    7,83,8

    4,62,3

    1,60,8

    12460,9

    Santan43,2 g

    12252,7

    20,9

    104,3

    7,63,3

    2510,8

    0,10,04

    20,9

    Kunyit1,35 g

    630,9

    20,03

    2,70,04

    9,10,1

    240,3

    3,30,04

    10,01

    Bawangmerah2,7 g

    390,9

    1,50,04

    0,30,01

    0,20,004

    360,9

    0,80,02

    --

    20,05

    Bawangputih

    1,35 g

    951,1

    4,50,05

    0,20,002

    23,10,3

    420,5

    10,01

    --

    150,2

    Ketumbar0,4 g

    --

    Garam0,4 g

    --

    5,50,02

    2671,1

    5,50,02

    Minyak0,135 g

    8701,2

    10,002

    10,002

    980,1

  • 8/11/2019 Food Weighing

    34/45

    5. Nur Indah F Ibrahim

    Tabel 21 Makanan yang dikonsumsi pada waktu makan siang

    Menu Makan Siang Individu

    Nasi 175 gram

    Opor ayam dan tahu 149 gramOseng-oseng 35 gram

    Jus alpukat 74 gram

    NASI

    I. Intake 175 gram (100% distribusi)

    II. Intake mentah (beras)

    175 x 0,4 = 70

    III. Nilai Gizi Nasi

    Tabel 22 Asupan intake dari nasi

    IntakeEnergi(Kal)

    Protein(gr)

    Lemak(gr) KH (gr) Ca (gr) Fe (gr)

    Vit. A(gr)

    Vit. C(gr)

    Beras 178 2.1 0.1 40.6 5 0.5 0 070 125 1.5 0.07 28.4 3.5 0.4 0.0 0.0

    OPOR AYAM DAN TAHU

    I. Komposisi

    Ayam 686 gTahu 555 gBumbu 75 gMinyak 10 gSantan 617 g +

    1943 g

    II. % Distribusi

    686 : 1943 = 0,35 (35%)555 : 1943 = 0,29 (29%)

    75 : 1943 = 0,04 (4%)10 : 1943 = 0,01 (1%)

    617 : 1943 = 0,31 (31%) +1 (100%)

    III. % Distribusi Konsumsi

    35% x 149 g = 52,2 g29% x 149 g = 43,2 g4% x 149 g = 5,9 g

    1% x 149 g = 1,5 g31% x 149 g = 46,2 g +

    149 gIV. Intake mentah (EP)

    Daging ayam 52,2 x 1,6 = 83,54 gTahu 43,2 x 1,3 = 56,16 gBumbu = 5,9 g

  • 8/11/2019 Food Weighing

    35/45

    Minyak = 1,5 gSantan = 46,2 g

    V. Nilai Gizi

    Tabel 23 Asupan intake dari opor ayam dan tahu

    Intake Energi(Kal)

    Protein(gr)

    Lemak(gr)

    KH (gr) Ca (gr) Fe (gr) Vit. A(gr)

    Vit. C(gr)

    Daging 302 18.2 25 0 14 1.5 278 083,54 146 8,82 12,11 0 6,78 0,73 134,69 0

    Tahu 68 7.8 4.6 1.6 124 0 0 056,16 38 4,38 2,58 0,89 69,63 0.0 0.0 0.0

    Minyak 902 0 100 0 0 0 8000 01,5 14 0.0 1,5 0.0 0.0 0.0 120 0.0

    Santan 122 2 10 7.6 25 0.1 0 246,2 56 0,92 4,62 3,51 11,55 0,05 0.0 0,92

    OSENG-OSENG

    I. Komposisi

    Sosis 142 gBuncis 281 gJagung 121 gCabe 7 gBawang merah 35 gBawang putih 6 gGula 5 gMasako 9 gMinyak 5 gGaram 0,5 g +

    611,5 gII. % Distribusi

    142 : 611,5 = 0,23 (23%)281 : 611,5 = 0,46 (46%)121 : 611,5 = 0,20 (20%)

    7 : 611,5 = 0,01 (1%)35 : 611,5 = 0,06 (6%)

    6 : 611,5 = 0,01 (1%)5 : 611,5 = 0,01 (1%)9 : 611,5 = 0,01 (1%)5 : 611,5 = 0,01 (1%)

    0,5 : 611,5 = 0 (0%) +1 (100%)

    III. % Distribusi Konsumsi23% x 35 g = 8,05 g46% x 35 g = 16,1 g20% x 35 g = 7,0 g

    1% x 35 g = 0,35 g6% x 35 g = 2,1 g1% x 35 g = 0,35 g

  • 8/11/2019 Food Weighing

    36/45

    1% x 35 g = 0,35 g1% x 35 g = 0,35 g1% x 35 g = 0,35 g +

    35 gIV. Intake mentah (EP)

    Sosis 8,05 x 1,8 = 14,49 gBuncis 16,1 x 0,9 = 14,49 gJagung 7 x 0,4 = 2,8 gCabe = 0,35 gBawang merah = 2,1 gBawang putih = 0,35 gGula = 0,35 gMinyak = 0,35 gMasako = 0,35 g

    V. Nilai Gizi

    Tabel 24 Asupan gizi intake dari oseng-oseng

    IntakeEnergi(Kal)

    Protein(gr)

    Lemak(gr)

    KH (gr) Ca (gr) Fe (gr)Vit. A(gr)

    Vit. C(gr)

    Sosis 452 14.5 42.3 2.3 28 1.1 0 014,49 65 2,10 6,13 0,33 4,06 0,16 0.0 0.0

    Buncis 35 2.4 0.2 7.7 6.5 1.1 95 1914,49 5 0,31 0,03 1 0,85 0,14 12,38 2,48

    Jagung 33 2.2 0.1 7.4 7 0.5 20 82,8 1 0,06 0,002 0,21 0,19 0,014 0,56 0,22

    Cabe 31 1 0.3 7.3 29 0.5 71 180,35 0 0,003 0,001 0,02 0,09 0,001 0,21 0,05

    Bawangmerah

    39 1.5 0.3 0.2 36 0.8 0 2

    2,1 1 0,03 0,006 0,004 0,68 0,02 0.00 0,04Bawangputih

    95 4.5 0.2 23.1 42 1 0 15

    0,35 0 0,01 0,001 0,07 0,13 0,003 0.00 0,05

    Gula 364 0 0 94 5 0.1 0 00,35 1 0.00 0.00 0,33 0,02 0,0003 0.00 0.00

    Minyak 902 0 100 0 0 0 8000 00,35 3 0.00 0,35 0.00 0.00 0.00 28 0.00

    JUS ALPUKAT

    I. Komposisi

    Alpukat : 272 ggula : 100 g

    Susu Coklat : 84 gAir :1500 g +

    1956 gII. % Distribusi

    272 : 1956 = 0,14 (14%)100 : 1956 = 0,05 (5 %)84 : 1956 = 0,04 (4%)

  • 8/11/2019 Food Weighing

    37/45

    1500 : 1956 = 0,77 (77%) += 1 (100%)

    III. % Distribusi Konsumsi

    14% x 74 =10,36 g

    5% x 74 =3,7 g4% x 74 = 2,96 g77% x 74 =56,98 g +

    = 74 gIV. Intake mentah (EP)

    Alpukat = 10,36 g

    Gula = 3,7 g

    susu coklat = 2,96 g

    air = 56,98 g

    V. Nilai gizi intake jus alpukat ditampilkan dalam tabel berikut

    Tabel 25 Asupan gizi intake dari jus alpukat

    NoJenis

    PanganBerat(gr)

    Energi(gr)

    Protein(gr)

    Fe(gr)

    Vit.A(RE)

    Vit.C(mg)

    Ca(mg)

    Lemak(g)

    KH(g)

    1 Alpukat 10,36 85 0,9 0,9 28 13 10 6,5 7,75 0,06 0,06 1,77 0,82 0,63 0,41 0,49

    2 Gula 3,7 364 0 0,1 0 0 5 0 9413 0 0,004 0 0 0,19 0 3,47

    3 Susucoklat

    2,96 336 8,2 0,2 137 1 275 7,9 5510 0,24 0,01 4,06 0,03 8,14 0,23 1,63

    6. Ai Kustiani

    Tabel 26 Makanan yang dikonsumsi waktu makan siang

    Menu Makan Siang Individu

    NasiOpor ayam+tahu

    Oseng-osengJus alpukat

    100 gram117 gram73 gram

    325 gram

    NASI

    I. Intake 100 gram (100% distribusi)

    II. Intake mentah (beras)

    100 x 0.417 = 41.7 gram

    III. Nilai gizi nasi

    Tabel 27 Asupan gizi intake dari nasi

    Intake E(Kal)

    P(gr)

    L(gr)

    KH(gr)

    Ca(mg)

    Fe(mg)

    Vit A(RE)

    Vit C(mg)

    Beras41.7

    17874

    2.10.9

    0.10.04

    40.616.9

    52.1

    0.50.2

    00

    00

  • 8/11/2019 Food Weighing

    38/45

    OPOR AYAM DAN TAHU

    I. Komposisi

    Daging ayam 686 gTahu 555 g

    Minyak 10 gSantan cair 617 gBawang merah 30 gBawang putih 15 gGaram 5 gKunyit 20 gTotal 1943 g

    II. % Distribusi opor ayam + tahu

    Daging ayam 686 : 1943 = 0.35 x 117 = 41 gTahu 555 : 1943 = 0.29 x 117 = 33.9 gSantan cair 617:1943 = 0.32 x 117 = 37.4 g

    Minyak 10:1943 = 0.005 x 117 = 0.59 gBawang merah 30:1943 = 0.02x 117 = 1.8 gBawang putih 15:1943 = 0.007x117 =0.9 gGaram 5:1943 = 0.003x117 = 0.3Kunyit 20:1943 = 0.01x117 = 1.2

    III. Intake Mentah (EP)

    Daging ayam 41 x 2.2 = 90.2 gTahu 33.9 x 1.3 =44.1 gMinyak 0.59x1 = 0.59 gSantan cair 37.4x1 = 37.4 gBawang merah 1.8x0.990 = 1.8 gBawang putih 0.9x0.990 = 0.9

    Garam 0.3x1 = o.3Kunyit 1.2x1 = 1.2

    Tabel 28 Nilai gizi intake opor ayam + tahu

    Intake E(Kal)

    P(gr)

    L(gr)

    KH(gr)

    Ca(mg)

    Fe(mg)

    Vit A(RE)

    Vit B(mg)

    Vit C(mg)

    Dagingayam90.2 g

    302161

    18.29.5

    2513

    00

    147.3

    1.50.78

    278145.44

    0.080.04

    00

    Tahu44.1 g

    6830

    7.83.4

    4.62.01

    1.60.7

    12454.7

    00

    00

    0.060.03

    00

    Santancair

    5.84 g

    1227

    20.1

    100.6

    7.60.4

    251.5

    0.10.006

    00

    00

    20.1

    Garam0.3 g

    --

    --

    --

    26780.1

    --

    --

    --

    --

    --

    Bawangmerah1.8 g

    390.6

    1.50.02

    0.30.005

    0.20.003

    360.6

    0.80.01

    00

    00

    20.03

    Bawangputih

    950.8

    1.50.01

    0.20.002

    23.10.18

    420.33

    10.008

    00

    0.10.0008

    150.1

  • 8/11/2019 Food Weighing

    39/45

    0.9 g

    Kunyit1.2 g

    3642

    00

    00

    940.6

    50.03

    0.10.0006

    00

    00

    00

    Minyak0.59 g

    8705

    10.006

    10.006

    980.6

    00

    00

    00

    00

    00

    OSENG-OSENGI. Komposisi (EP)

    Sosis = 142 gBuncis = 281 gJagung =121 gGaram =5 gBawang merah= 35 gBawang putih = 6 gGula = 5 gMinyak = 5 gMasako = 9 g

    Cabe = 7 g +Total = 616 g

    II. % Distribusi konsumsi oseng-oseng

    Sosis 142 : 616 = 0.23 (23%)Buncis 281 : 616 = 0.46 (46%)Jagung 121 : 616 = 0.2 (20%)Garam 5 : 616 = 0.008 (0.8%)Bawang merah35 : 616 = 0.06 (6%)Bawang putih 6 : 616 = 0.01 (1%)Gula 5 : 616 = 0.008 (0.8%)Minyak 5 : 616 = 0.008 (0.8%)Masako 9 : 616 = 0.01 (1%)

    Cabe 7 : 616 = 0.01 (1%) +Total = 100.00 (100%)

    III. Intake matang

    Sosis 23% x73 = 16.79Buncis 46% x 73 = 33.58Jagung 20% x 73 = 14.6Garam 0.8% x 73 = 0.584Bawang merah6% x 73 = 4.38Bawang putih 1% x 73 = 0.73Gula 0.8% x 73 = 0.584Minyak 0.8% x 73 =0.584

    Masako 1% x 73 = 0.73Cabe 1% x 73 = 0.73 +Total = 73

    IV. Intake mentah

    Sosis 16.79 x 1.3 = 21.8Buncis 33.58 x 1 = 33.58Jagung 14.6 x 0.4 = 5.84

  • 8/11/2019 Food Weighing

    40/45

    Garam 0.584 x 1 = 0.584Bawang merah4.38 x 0.990 = 4.3Bawang putih 0.73 x 0.990 = 0.72Gula 0.584 x 1 = 0.584Minyak 0.584 x 1 =0.584

    Masako 0.73 x 1 = 0.73Cabe 0.73 x 1 = 0.73Nilai gizi intake oseng-oseng

    Tabel 29 Asupan gizi intake dari oseng-oseng

    Intake E(Kal)

    P(gr)

    L(gr)

    KH(gr)

    Ca(mg)

    Fe(mg)

    Vit A(RE)

    Vit B(mg)

    Vit C(mg)

    Sosis21.8 g

    20745

    18.84.1

    143.1

    00

    112.4

    2.80.6

    92

    0.080.02

    00

    Buncis33.58 g

    3511

    2.40.7

    0.20.06

    7.72.3

    6.51.96

    1.10.33

    9528.7

    0.080.02

    195.7

    Jagung5.84 g

    1292

    4.10.07

    1.30.02

    30.30.5

    50.08

    1.10.02

    140.23

    0.180.003

    90.15

    Garam0.584 g

    --

    --

    --

    2671.6

    --

    --

    --

    --

    --

    Bawangmerah4.32 g

    391

    1.50.05

    0.30.01

    0.20.007

    361.2

    0.80.03

    00

    00

    20.07

    Bawangputih

    0.72 g

    951

    1.50.01

    0.20.001

    23.10.2

    420.3

    10.006

    00

    0.10.0006

    150.1

    Gula0.584 g

    3642

    00

    00

    940.6

    50.03

    0.10.0006

    00

    00

    00

    Minyak0.584 g

    8705

    10.006

    10.006

    980.6

    00

    00

    00

    00

    00

    Cabe0.73 g

    310.2

    10.006

    0.30.002

    7.30.05

    290.2

    0.50.003

    710.44

    0.050.003

    180.1

    JUS ALPUKAT

    I. Komposisi (EP)

    Alpukat = 272 gSusu Kental = 84 gGula = 100 g +Total = 456 g

    II. % Distribusi konsumsi

    Alpukat 272 : 456 = 0.60 (60%)Susu Kental 84 : 456 = 0.18 (18%)

    Gula 100 : 456 = 0.22 (22%)Total = 100.00 (100%)

    III. Intake matang

    Alpukat 60% x325 = 195Susu Kental 18% x 325 = 58.5Gula 22% x 325 = 71.5 +Total = 325

  • 8/11/2019 Food Weighing

    41/45

  • 8/11/2019 Food Weighing

    42/45

    Minyak 1% +100%

    III. % Distribusi konsumsi

    Ayam 33% x 132 = 43,56

    Tahu 27% x 132 = 35,64Bawang merah 1% x 132 = 1,32Bawang putih 1% x 132 = 1,32Kunyit 1% x 132 = 1,32Ketumbar 0,5% x 132 = 0,66Garam 0,5% x 132 = 0,66Santan cair 35% x 132 = 46,2Minyak 1% x 132 = 1,32 +

    132

    IV. Intake mentah

    Ayam 1,3 x 43,56 = 56,63

    Tahu 1,3 x 35,64 = 46,33Bawang merah = 1,32Bawang putih = 1,32Kunyit = 1,32Ketumbar = 0,66Garam = 0,66Santan cair = 46,2Minyak = 1,32

    Tabel 32 Asupan gizi dari intake opor ayam dan tahu

    Intake Energi protein lemak KH Ca Fe Vit A Vit C

    Ayam 364.0 0.0 0.0 94.0 5.0 0.10 0.0 0.056.63 206 0.00 0.00 53.23 2.83 0.06 0.00 0.00

    Tahu 302.0 18.2 25.0 0.0 14.0 1.50 78.0 0.046.33 81 4.89 6.72 0.00 3.76 0.40 20.96 0.00

    bawangmerah

    39.0 1.5 0.3 0.2 36.0 0.80 0.0 2.0

    1.32 0 0.02 0.00 0.00 0.43 0.01 0.00 0.32

    bawangputih

    95.0 4.5 0.2 23.1 42.0 1.00 0.0 15.0

    1.32 1 0.05 0.00 0.27 0.49 0.01 0.00 0.17

    Kunyit 63.0 2.0 2.7 9.1 24.0 3.30 0.0 1.01.32 1 0.02 0.03 0.09 0.25 0.03 0.00 0.01

    Ketumbar 404.0 14.1 16.1 54.2 630.0 17.90 196.0 0.00.66 3 0.09 0.11 0.36 4.16 0.12 1.29 0.00

    Garam 0 0 0 5.5 267 5.7 0 0

    0.66 0 0.00 0.00 0.04 1.76 0.04 0.00 0.00santan

    cair122.0 2.0 10.0 7.6 25.0 0.10 0.0 2.0

    46.2 56 0.92 4.62 3.51 11.55 0.05 0.00 0.92

    Minyak 902.0 0.0 100.0 0.0 0.0 0.00 8000.0 0.01.32 12 0.00 1.32 0.00 0.00 0.00 105.60 0.00

  • 8/11/2019 Food Weighing

    43/45

    OSENG-OSENG

    I. Komposisi

    Buncis 142Sosis 281

    Jagung muda 121Cabe 7Bawang merah 35Bawang putih 6Gula 5Garam 1,4Minyak 5 +Total 603,4

    II. % Distribusi

    Buncis 23%Sosis 46%

    Jagung muda 20%Cabe 1%Bawang merah 5%Bawang putih 1%Gula 1%Garam 2%Minyak 1% +

    100%III. % Distribusi konsumsi

    Buncis 23% x 60 = 13,8Sosis 46% x 60 = 27,6Jagung muda 20% x 60 = 12

    Cabe 1% x 60 = 0,6Bawang merah 5% x 60 = 3Bawang putih 1% x 60 = 0,6Gula 1% x 60 = 0,6Garam 2% x 60 = 1,2Minyak 1% x 60 = 0,6 +

    60

    IV. Intake mentah

    Buncis 1,8 x 13,8 = 24,84Sosis 1 x 27,6 = 27,6Jagung muda 0,4 x 12 = 4,8

    Cabe = 0,6Bawang merah = 3Bawang putih = 0,6Gula = 0,6Garam = 1,2Minyak = 0,6

  • 8/11/2019 Food Weighing

    44/45

    Tabel 33 Asupan gizi dari intake oseng-oseng

    Intake Energi protein lemak KH Ca Fe Vit A Vit C

    buncis 30.0 2.2 0.2 6.4 107.0 0.50 54.0 8.0

    27.6 8 0.61 0.06 1.77 29.53 0.14 14.90 2.21sosis 452.0 14.5 42.3 2.3 28.0 1.10 0.0 0.024.84 112 3.60 10.51 0.57 6.96 0.27 0.00 0.00

    jagungmuda

    33.0 2.2 0.1 7.4 7.0 0.50 30.0 8.0

    4.8 2 0.11 0.00 0.36 0.34 0.02 1.44 0.38

    cabe 23.0 0.7 0.3 5.2 14.0 0.40 39.0 84.00.6 0 0.00 0.00 0.03 0.07 0.00 0.19 0.41

    bawangmerah

    90 39.0 1.5 0.3 0.2 36.0 0.80 0.0

    3 1 0.04 0.01 0.01 0.97 0.02 0.00 0.05

    bawangputih

    95.0 4.5 0.2 23.1 42.0 1.00 0.0 15.0

    0.6 1 0.02 0.00 0.12 0.22 0.01 0.00 0.08gula 364.0 0.0 0.0 94.0 5.0 0.10 0.0 0.00.6 2 0.00 0.00 0.56 0.03 0.00 0.00 0.00

    garam 0 0 0 5.5 267 5.7 0 01.2 0 0.00 0.00 0.07 3.20 0.07 0.00 0.00

    minyak 902.0 0.0 100.0 0.0 0.0 0.00 8000.0 0.00.6 5 0.00 0.60 0.00 0.00 0.00 48.00 0.00

    JUS ALPUKAT

    I. Komposisi

    Alpukat 600Gula pasir 90Susu kental manis 84

    Air 1500 +Total 2274

    II. % Distribusi

    Alpukat 26%Gula pasir 4%Susu kental manis 4%

    Air 66% +Total 100%

    III. % Distribusi konsumsi

    Alpukat 26% x 325 = 84,5Gula pasir 4% x 325 = 13Susu kental manis 4% x 325 = 13

    Air 66% x 325 =214,5 +Total 325

    IV. Intake mentah

    Alpukat = 84,5Gula pasir = 13Susu kental manis = 13

  • 8/11/2019 Food Weighing

    45/45

    Air =214,5Tabel 34 Asupan gizi dari intake jus alpukat

    Intake Energi protein lemak KH Ca Fe Vit A Vit C

    alpukat85.0 0.9 6.5 7.7 10.0 0.90 28.0 13

    195 2.07 14.94 17.70 22.98 2.07 64.36 29.88

    gulapasir

    364.0 0.0 0.0 94.0 5.0 0.10 0.0 0.0

    47 0.00 0.00 12.22 0.65 0.01 0.00 0.00

    susukentalmanis

    336.0 8.2 10.0 55.0 275.0 0.20 175.0 1.0

    44 1.07 1.30 7.15 35.75 0.03 22.75 0.13

    air0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.00 0.0

    0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.00 0.0