Fonologi artix

13
Fonologi Fonologi adalah ilmu fonem dari bahasa dan distribusi kosa kata. Hal-hal yang dibahas dalam fonologi, antara lain, sebagai berikut. Fonologi adalah studi tentang bagaimana suara diatur dan digunakan dalam bahasa alami. 1. Pidato suara Ketika kita ditempatkan di tengah-tengah lingkungan masyarakat yang menggunakan bahasa yang kita tidak mengerti sama sekali, dan mendengar percakapan antara penutur bahasa, maka kita mendapat kesan bahwa apa yang kita dengar perangkat yang merangsang aliran-pada suara diselingi di sana-sini berhenti pendek atau panjang sesuai dengan kebutuhan speaker. Ketika kita ditempatkan di tengah-tengah lingkungan masyarakat yang menggunakan bahasa yang kita tidak mengerti sama sekali, dan mendengar percakapan antara penutur bahasa, maka kita mendapat kesan bahwa apa yang kita dengar perangkat yang merangsang aliran-pada suara diselingi di sana-sini berhenti pendek atau panjang sesuai dengan kebutuhan speaker. Ketika percakapan yang terjadi antara dua orang atau lebih, akan tampak bagi kita bahwa setelah menyelesaikan satu- suara saat ini, maka yang lain akan mengadakan reaksi. Reaksi ini dapat berupa:-suara mengalir keluar lagi bahwa kita tidak bisa memahaminya, atau melakukan tindakan tertentu. Dari atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa apa yang dalam arti bahasa sehari-hari kita disebut mencakup dua bidang, yaitu: suara yang dihasilkan oleh kata alat dan arti atau makna yang tersirat dalam suara saat ini, suara adalah getaran yang merangsang alat bantu dengar kami, serta arti atau makna adalah isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan reaksi. Untuk lebih aliran-suara-stream kita sebut pidato. Ketika kita memegang memotong arus-speech pada bagian atau segmen, dan bagian-bagian dipotong lagi dan seterusnya, akhirnya kita sampai pada unsur-unsur dari pidato disebut-suara terkecil. Setiap bunyi ujaran dalam suatu bahasa memiliki fungsi untuk membedakan makna. Bila suara-pidato yang membedakan makna maka disebut fonem (telepon = suara,-ema = akhiran dalam bahasa Yunani, yang berarti artinya). Ketika kita melihat barisan kata-kata seperti: berlari, dari, tari, biarkan, atau baris lain seperti: dari, memanjat, dasi,

Transcript of Fonologi artix

Page 1: Fonologi artix

FonologiFonologi adalah ilmu fonem dari bahasa dan distribusi kosa kata. Hal-hal yang dibahas dalam fonologi, antara lain, sebagai berikut. Fonologi adalah studi tentang bagaimana suara diatur dan digunakan dalam bahasa alami.1. Pidato suaraKetika kita ditempatkan di tengah-tengah lingkungan masyarakat yang menggunakan bahasa yang kita tidak mengerti sama sekali, dan mendengar percakapan antara penutur bahasa, maka kita mendapat kesan bahwa apa yang kita dengar perangkat yang merangsang aliran-pada suara diselingi di sana-sini berhenti pendek atau panjang sesuai dengan kebutuhan speaker. Ketika kita ditempatkan di tengah-tengah lingkungan masyarakat yang menggunakan bahasa yang kita tidak mengerti sama sekali, dan mendengar percakapan antara penutur bahasa, maka kita mendapat kesan bahwa apa yang kita dengar perangkat yang merangsang aliran-pada suara diselingi di sana-sini berhenti pendek atau panjang sesuai dengan kebutuhan speaker. Ketika percakapan yang terjadi antara dua orang atau lebih, akan tampak bagi kita bahwa setelah menyelesaikan satu-suara saat ini, maka yang lain akan mengadakan reaksi. Reaksi ini dapat berupa:-suara mengalir keluar lagi bahwa kita tidak bisa memahaminya, atau melakukan tindakan tertentu.Dari atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa apa yang dalam arti bahasa sehari-hari kita disebut mencakup dua bidang, yaitu: suara yang dihasilkan oleh kata alat dan arti atau makna yang tersirat dalam suara saat ini, suara adalah getaran yang merangsang alat bantu dengar kami, serta arti atau makna adalah isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan reaksi. Untuk lebih aliran-suara-stream kita sebut pidato.Ketika kita memegang memotong arus-speech pada bagian atau segmen, dan bagian-bagian dipotong lagi dan seterusnya, akhirnya kita sampai pada unsur-unsur dari pidato disebut-suara terkecil. Setiap bunyi ujaran dalam suatu bahasa memiliki fungsi untuk membedakan makna. Bila suara-pidato yang membedakan makna maka disebut fonem (telepon = suara,-ema = akhiran dalam bahasa Yunani, yang berarti artinya).

Ketika kita melihat barisan kata-kata seperti: berlari, dari, tari, biarkan, atau baris lain seperti: dari, memanjat, dasi, dahi, dan sebagainya, kita jelas melihat bahwa ketika suatu elemen diganti dengan unsur lainnya akan terjadi juga karena besar yaitu: merubah arti yang terkandung dalam kata itu. Ini jelas menunjukkan bahwa entitas kecil sebagai akibat dari suara-pidato yang memiliki peran dalam membedakan makna.2. Fonetik dan fonemikBagian dari tata bahasa yang mempelajari bunyi bahasa secara umum dalam Ilmu Bahasa disebut fonologi.Fonologi umumnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu Fonetik dan fonemik. Bagian dari tata bahasa yang mempelajari bunyi bahasa secara umum dalam Ilmu Bahasa disebut fonologi.Fonologi umumnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu Fonetik dan fonemik.Fonetik adalah ilmu yang menyelidiki dan menganalisa pidato suara yang digunakan dalam pidato, dan mempelajari bagaimana untuk menghasilkan suara ini melalui kata manusia.Fonemik adalah studi suara-speech dalam fungsinya sebagai pembeda makna.Jika kita belajar suara fonetik dari semua jenis yang dapat dihasilkan oleh kata sarana dan bagaimana suara setiap dibuat, maka dalam fonemik kita mempelajari dan menyelidiki kemungkinan, suara-speech yang dapat memiliki fungsi untuk membedakan makna.3. Said alatKami tidak akan memahami sebaik-baiknya segala macam suara-suara jika kita tidak tahu alat

Page 2: Fonologi artix

yang terbaik sehingga hanya mengatakan bahwa untuk menghasilkan suara ini. Oleh karena itu dalam Fonologi juga mempelajari bagian-bagian tubuh yang tidak ada hubungannya dengan memproduksi suara-pidato. Kami tidak akan memahami sebaik-baiknya segala macam suara-suara jika kita tidak tahu alat yang terbaik sehingga hanya mengatakan bahwa untuk menghasilkan suara ini. Oleh karena itu dalam Fonologi juga mempelajari bagian-bagian tubuh yang tidak ada hubungannya dengan memproduksi suara-pidato.Pidato suara yang dihasilkan oleh berbagai kombinasi instrumen tersebut terdapat dalam tubuh manusia. Ada tiga jenis alat, mengatakan kebutuhan untuk menghasilkan pidato-suara, yaitu:1. Udara: yang mengalir keluar dari paru-paru.2. Artikulator: bagian dari instrumen tersebut yang dapat dipindahkan atau digeser untuk membuat suara.3. Poin artikulasi: adalah bagian dari alat-mengatakan bahwa sentuhan tujuan artikulator.Dalam pidato-lead bunyi / k / misalnya, bisa kita lihat kerja sama antara tiga faktor di atasnya. Pada awalnya aliran udara keluar dari paru-paru, sedangkan bagian belakang lidah bergerak naik dan bergerak lebih dekat ke langit-langit lunak. Akibatnya udara tersebut akan diblokir. Dalam hal ini bagian belakang lidah menjadi artikulator, karena bagian belakang lidah merupakan instrumen yang mengatakan memindahkan atau dipindahkan, sedangkan langit-langit lunak ke titik artikulasi, karena ia tidak bergerak, ia menjadi tujuan atau tempat bagian belakang sentuhan lidah.Yang termasuk alat-katanya adalah: paru-paru (tempat asal aliran udara), tenggorokan, di ujung atas tenggorokan (laring) adalah pita suara. Ruang di atas pita suara ke perbatasan rongga hidung yang disebut pharynx. alat Said terkandung dalam rongga mulut adalah: bibir (labium), lengkung gigi gigi (Dens), (alveolum), keras langit-langit (langit-langit), langit-langit lunak (vellum), tenggorokan anak (uvula), lidah, yang terbagi lagi atas beberapa bagian: ujung lidah (puncak), bagian depan lidah, lidah dan bagian belakang akar lidah.Selain rongga faring, laring dan rongga mulut, sebagaimana telah disebutkan di atas, rongga hidung juga memainkan peranan penting dalam menghasilkan suara.4. Pita suaraPada ujung atas laring terletak dua band elastis yang disebut pita suara. Lokasi kabel vokal horisontal. Antara kedua pita suara bahwa ada kesenjangan yang disebut glotis. Dalam memproduksi suara, pita suara yang bisa mengambil empat sikap yang berbeda yang penting. Pada ujung atas laring terletak dua band elastis yang disebut pita suara. Lokasi kabel vokal horisontal. Antara kedua pita suara bahwa ada kesenjangan yang disebut glotis. Dalam memproduksi suara, pita suara yang bisa mengambil empat sikap yang berbeda yang penting:1. Antara kedua pita suara terdapat kesenjangan (glotis). kesenjangan ini terbuka lebar pada satu waktu, dan aliran udara keluar dari paru-paru tidak mendapatkan ada hambatan suara sehingga pergeseran sedikit. Suara yang dihasilkan dari posisi ini adalah: / h /.2. Kebalikan dari posisi di atas adalah sikap di mana pita suara tertutup. Udara keluar dari paru-paru ditahan oleh pita suara tertutup dengan rapat tegang untuk menutup laring. Suara yang dihasilkan oleh sikap ini adalah hamzah suara (konsonan hambat). Bunyi ini biasanya dilambangkan dengan /? /, Atau dalam ejaan lama digunakan tanda (').3. Posisi ketiga adalah bagian atas pita suara terbuka sedikit; keluar udara juga dapat bergetar pita suara. Semua jenis lain-bunyi ujaran terjadi dengan sikap vokal. Jika udara yang keluar juga pita suara bergetar, dan ada suara dari pidato-bersuara, ketika pita suara bergetar, dan ada juga ada pidato-suara bersuara.4. Sikap keempat adalah bagian bawah pita suara terbuka. Dalam kekuatan udara dengan cara itu

Page 3: Fonologi artix

hilang atau berkurang sehingga segala macam-pidato suara yang dihasilkan oleh sikap III berkurang juga. Peristiwa ini terjadi ketika bisikan.5. VokalBila hasil dalam pidato-suara, udara yang keluar dari paru-paru tidak mendapat hambatan sedikit juga, kita mendapatkan-speech suara disebut vokal. Jenis dan cara kekuatan vokal adalah independen dari udara lembut, namun tergantung pada hal-hal berikut. Bila hasil dalam pidato-suara, udara yang keluar dari paru-paru tidak mendapat hambatan sedikit juga, kita mendapatkan-speech suara disebut vokal. Jenis dan cara kekuatan vokal adalah independen dari udara lembut, namun tergantung pada hal-hal berikut:1. Posisi bibir.Itu adalah bentuk bibir pada saat mengucapkan suara. Bibir dapat mengambil bulat atau posisi datar.     a. Kalau ada bentuk bulat bulat vokal: o, u, a.     b. Bila formulir tidak berarti ada vokal bulat: i, e.2. Tinggi-rendah lidah.Lidah adalah bagian dari rongga mulut sangat elastis. Jika ujung dan belakang lidah dinaikkan, ada suara vokal dipanggil kembali, misalnya: u, o, dan a. Jika lidah datar, akan ada suara-speech disebut pusat vokal, yaitu e (pepet).3. Maju-mundurnya lidah.Penarikan ukuran depan lidah adalah jarak antara lidah dan alveolum. Jika lidah dekat dengan alveolum, pidato suara vokal dipanggil, misalnya, i dan u. Ketika lidah ditunda lagi, ada suara vokal tengah yang disebut, misalnya e. Ketika lidah tertunda sejauh mungkin, ada suara vokal yang disebut bawah, seperti a.Pembatasan: Vocal-speech adalah bunyi yang terjadi karena udara yang keluar dari paru-paru tidak mendapatkan halangan.4. Diftong.Sebelum membahas jenis-jenis pidato disebut konsonan, untuk berbicara tentang satu hal di diftong Grammar Tradisional disebut. Menurut Grammar Tradisional, diftong adalah dua vokal yang berurutan diucapkan dalam ° satuan waktu seperti ditemukan dalam kata-kata ramai, pantai, pulau, dan sebagainya. Vokal urutan seperti dalam kata nama, ditandai, dll. tidak termasuk diftong, karena masing-masing dan tiapnya diucapkan dalam kesatuan waktu yang berbeda.Dalam pidato sehari-hari sering terjadi bahwa diftong ini telah dikonversi menjadi suara tunggal (monoftong), misalnya: pantai kata-kata, ramai, pulau berubah menjadi Pante, rame, Pulo, dll. Proses perubahan bunyi diftong ke monoftong di Grammar Tradisional disebut monoftongisasi. Sebaliknya bisa terjadi bahwa kata-kata yang mengandung suara monoftong awalnya telah diubah menjadi diftong, misalnya, kata-kata berubah menjadi anggota aman dan Sentausa dan anggota. Proses ini disebut diftongisasi.Dalam hal diftong Modern Linguistik sudah tidak digunakan lagi karena tidak sesuai dengan sifat dari suara. Ketika kita tegas mencatat suara yang menggunakan prinsip-prinsip Modern Linguistik, maka hanya ada urutan-urutan konsonan-vokal. Fonetis kata-kata tersebut di atas akan ditulis: / ramay /, / pantay /, / pulaw /, dan sebagainya.5. KonsonanBila hasil dalam pidato-suara, udara yang keluar dari paru-paru untuk mengalami hambatan, maka ada suara konsonan. Udara mengalami kendala yang mungkin sebagian atau konglomerat yang oleh arus udara bergeser. Bila hasil dalam pidato-suara, udara yang keluar dari paru-paru untuk mengalami hambatan, maka ada suara konsonan. Udara mengalami kendala yang mungkin

Page 4: Fonologi artix

sebagian atau konglomerat yang oleh arus udara bergeser.Dengan mempertimbangkan berbagai faktor untuk menghasilkan konsonan, maka kita bisa membagi konsonan:1. Berdasarkan artikulator dan titik artikulasi.2. Berdasarkan jenis kendala yang dihadapi oleh udara yang mengalir keluar dari udara.3. tali bagian Berdasarkan paling vokal bergetar.4. Berdasarkan jalan melalui udara ketika keluar dari rongga berbicara.Pembatasan: konsonan adalah pidato-suara yang terjadi karena udara yang keluar dari paru-paru untuk mendapatkan halangan.1. Berdasarkan artikulator dan titik artikulasi, konsonan dapat dibagi menjadi:a. Bi-konsonan bibir, suara yang dihasilkan dengan membawa kedua bibir: / p /, / b /, / m /, dan / w /. Karena kedua belah pihak sama-sama menggerakkan bibir, dan mereka juga menjadi titik sentuhan bibir yang lain, maka pada saat yang sama mereka bertindak sebagai artikulator dan titik artikulasi.b. konsonan Labio-gigi, adalah bunyi yang dihasilkan dengan mengatur gigi sebagai titik artikulasi dan bibir bawah sebagai artikulatornya: / f / dan / v /.c. Apiko-interdental konsonan, adalah bunyi yang terjadi dengan ujung lidah yang bertindak sebagai artikulator dan daerah antara gigi sebagai titik artikulasi: / t / dan / n /.d. Apiko-alveolar konsonan, adalah bunyi yang dihasilkan oleh ujung lidah sebagai artikulator dan lengkung gigi sebagai titik artikulasi: / d / dan / n /.e. konsonan Palatal, adalah suara yang dihasilkan oleh bagian tengah lidah sebagai artikulator dan langit-langit keras sebagai titik artikulasi: / c /, / j /, dan / ny /.f. konsonan Velar, adalah bunyi yang dihasilkan oleh belakang lidah sebagai artikulator dan langit-langit lunak sebagai titik artikulasi: / k /, / g /, / ng /, dan / kh /.g. Hamzah (konsonan hambat), adalah bunyi yang dihasilkan oleh pita suara tertutup posisi sama sekali, sehingga menghambat udara keluar dari paru-paru. Gap antara kedua pita suara tertutup.h. Laringal, adalah suara terjadi karena pita suara terbuka lebar. Bunyi ini termasuk dalam konsonan karena udara yang keluar gesekan pengalaman.2. Berdasarkan udara mengalami hambatan ketika keluar dari paru-paru, konsonan juga dapat dibagi pada:a. Konsonan (berhenti), adalah sebuah konsonan yang terjadi karena udara yang keluar dari paru-paru benar-benar diblokir: / p /, / b /, / k /, / t /, / d /, dll. Dalam prakteknya, konsonan dapat berhenti dengan letusan, dalam hal ini disebut p konsonan ledakan atau bahan peledak, seperti konsonan konsonan konsonan dalam kata pada, lapar. Atau bisa juga sejalan dengan letusan tidak, kemudian tarik itu adalah implosif, misalnya / t / dalam kata-kata berat, parit, dllDengan cara sederhana untuk mengatakan bahwa ada penghambatan ledakan ketika sebuah konsonan diikuti oleh vokal, konsonan sedangkan konsonan implosif terjadi jika tidak diikuti dengan huruf hidup.b. Geser (slide suara), konsonan yang terjadi ketika udara keluar dari paru-paru digesekkan: / f /, / h /, dan / kh /.c. Spiran, adalah konsonan yang terjadi ketika udara keluar dari paru-paru mendapatkan hambatan dalam bentuk agitasi disertai dengan suara mendesis: / s /, / z /, / sy /.d. Cair, juga disebut lateral, adalah suara yang dihasilkan dengan mengangkat lidah ke atap sehingga udara telah diaduk dan keluat melalui kedua sisi: / l /.e. Bergetar atau getar, adalah bunyi yang dihasilkan dengan lidah dekat dengan alveolum atau dasar gigi, maka lidah pergi alveolum lagi, begitu kambuh cepat, sehingga udara keluar bergetar.

Page 5: Fonologi artix

Suara dihasilkan dengan ujung lidah sebagai artikulator yang disebut getaran apikal. Selain itu, dalam Ilmu Bahasa adalah juga dikenal jenis lain dari getar yang menggunakan anak-anak sebagai faring artikulatornya, dan yang bertindak sebagai titik artikulasi adalah bagian belakang lidah. Konsonan disebut getaran getar uvular jenis. Getar apikal dilambangkan dengan / r /, sedangkan fonetis getaran uvular dinotasikan dengan / R /.3. Berdasarkan pada apakah atau tidak pita suara bergetar, konsonan dibagi menjadi:a. Pengisi suara konsonan, jika pita suara bergetar berpartisipasi: a / b /, / d /, / n /, / g /, / w /, dan sebagainya.b. konsonan bersuara, jika pita suara tidak bergetar: / p /, / t /, / c /, / k /, dan sebagainya.4. Berdasarkan jalan diikuti ketika aliran udara keluar dari rongga pidato, konsonan dibagi menjadi:a. Oral konsonan, jika udara keluar melalui rongga mulut: / p /, / b /, / k /, / d /, / w / dan sebagainya.b. konsonan hidung, jika udara keluar melalui rongga hidung: / m /, / n /, / ny, / ng /.6. Perubahan fonemDalam pelaksanaan suara pidato, ada pengaruh timbal-balik antara pidato suara di dekatnya. Karena pengaruh timbal balik yang datang untuk mengoper perubahan suara-pidato. Dalam pelaksanaan suara pidato, ada pengaruh timbal-balik antara pidato suara di dekatnya. Karena pengaruh timbal-balik bahwa perubahan ini terjadi suara-suara, terdapat perubahan jelas dalam suara, ada perubahan suara kurang jelas yang tidak jelas misalnya fonem / a / yang ada di dalam suku kata / a / yang berada dalam suku kata terbuka terdengar lebih keras bila dibandingkan dengan fonem / a / yang terkandung di dalam suku kata tertutup. Membandingkan antara / a / dalam kata-kata: pada, katakanlah, datar, dengan kata-kata: bubuk, tidak, waktu, dan lain-lain.Perubahan yang jelas terdengar dan yang paling penting, yang umum ditemukan dalam bahasa:1. AsimilasiAsimilasi dalam arti biasa berarti persamaan. Dalam Ilmu Bahasa asimilasi berarti proses dimana dua suara yang tidak sama dengan menyamakan kedudukan atau dibuat hampir bersamaan. Asimilasi dapat dibagi berdasarkan beberapa aspek, yaitu berdasarkan tempat fonem diasimilasi dan berdasarkan sifat asimilasi itu sendiri.a. Berdasarkan tempat asimilasi asimilasi fonem dapat dibagi atas:i) asimilasi progresif, ketika suara itu berasimilasi terletak setelah suara asimilasi. Contoh dalam bahasa Indonesia sejauh ini belum bisa kami temukan. Tetapi untuk menjelaskan proses ini bisa mengambil contoh asing:Latin Kuno: Colnis> CollisPada contoh di atas fonem / n / berasimilasi dengan fonem / l / yang mendahuluinya.ii) asimilasi regresif, ketika suara mendahului suara yang mengasimilasi berasimilasi, misalnya:al salam (Arab)> Assalam> asalamin + sempurna> sempurna> sempurnaiklan + similatio> asimilasi> asimilasidi + moral>> bermoral bermoral, dan lain-lain.b. Berdasarkan sifat asimilasi itu sendiri, kita dapat membedakan antara asimilasi dari:i) asimilasi total, ketika dua fonem yang mirip menjadi disamakan dengan benar:iklan + similatio> asimilasi> asimilasidi + moral>> bermoral bermoralal + salam> Assalam> asalamii asimilasi) parsial, ketika dua fonem disamakan hanya sebagian sebanding, misalnya:

Page 6: Fonologi artix

in + sempurna> sempurna> sempurnain + impor> pelabuhan impor>, dan lain-lain.Dalam kasus ini hidung apiko-alveolar digunakan sebagai bilabial nasal, seduai dengan fonem / p / adalah bilabial, tetapi masih berbeda karena yang satu merupakan konsonan nasal, sedangkan yang lainnya adalah penghambatan.2. DisimilasiKebalikan dari asimilasi adalah disimilasi, yang adalah sebuah proses di mana dua suara yang sama menjadi tidak sama. Contoh: kolonel> Kornel                     lauk, lauk> lauk pauk                     sayuran> sayuran3. Layanan voiceDalam kata-kata seperti lelucon, pulau, pakaian, putra, putri, bahtra, dan sebagainya, ada yang dalam sehubungan fonem muncul lagi suara atau w atau y, antara ua, dan antara itu. Sementara itu, dalam kata-kata anak, anak perempuan, dan dimasukkan bahtra e kebisingan (pepet) antara tr. Bunyi ini tidak memiliki fungsi untuk membedakan makna, gunakan hanya sebagai pidato memfasilitasi. suara seperti itu disebut layanan suara.Keterbatasan: layanan suara adalah suara yang timbul antara dua fonem, dan mempunyaifungsi untuk memulai pidato dari sebuah kata.7. IntonasiJika kita melihat hati-hati ingat seseorang berbicara, maka aliran pidato (bentuk bahasa) yang datang ke telinga kita terdengar seperti di gelombang. Hal ini terjadi karena bagian dari aliran pidato yang tidak sama diucapkan dengan suara keras. Ada bagian dari berbicara lebih keras dan ada bagian dari berbicara lebih lembut, ada bagian diucapkan lebih tinggi dan ada bagian bawah, ada bagian yang diucapkan perlahan dan ada bagian dari bicara cepat. Selain itu di sana-sini, aliran pidato masih akan diputuskan untuk waktu yang singkat atau yang relatif lebih lama, dengan suara yang meningkat (naik), merata, atau menurunkan (down). Seluruh gejala ini terkandung dalam sebuah pidato yang disebut intonasi. Jika kita melihat hati-hati ingat seseorang berbicara, maka aliran pidato (bentuk bahasa) yang datang ke telinga kita terdengar seperti di gelombang. Hal ini terjadi karena bagian dari aliran pidato yang tidak sama diucapkan dengan suara keras. Ada bagian dari berbicara lebih keras dan ada bagian dari berbicara lebih lembut, ada bagian diucapkan lebih tinggi dan ada bagian bawah, ada bagian yang diucapkan perlahan dan ada bagian dari bicara cepat. Selain itu di sana-sini, aliran pidato masih akan diputuskan untuk waktu yang singkat atau yang relatif lebih lama, dengan suara yang meningkat (naik), merata, atau menurunkan (down). Seluruh gejala ini terkandung dalam sebuah pidato yang disebut intonasi.Berarti intonasi bukanlah gejala tunggal, melainkan campuran dari berbagai gejala yang adalah tekanan (stres), nada (pitch), durasi (panjang-pendek), berhenti, dan suara naik, datar, atau sederhana di akhir dari aliran pidato sebelumnya. Intonasi dengan semua elemen penyusunnya disebut unsur suprasegmental bahasa. Dasar intonasi merupakan rangkaian nada yang ditandai dengan tekanan, durasi, istirahat dan suara ascending, adil, sederhana pada akhir aliran pidato.Pembatasan: Intonasi merupakan kerjasama antara nada, tekanan, durasi, dan sisanya-berhenti yang menyertai pidato, dari awal sampai perhentian terakhir.Karena elemen yang paling penting adalah tekanan intonasi, nada, durasi, dan berhenti, maka di bawah ini akan diberikan penjelasan singkat dari empat komponen.1. Tekanan (Stress)

Page 7: Fonologi artix

Yang dimaksud dengan tekanan (stress) adalah jenis unsur suprasegmental yang ditandai oleh aliran keras-lembut berbicara. Arus bicara lebih keras atau lembut ditentukan oleh amplitudo getaran, dihasilkan oleh kekuatan kuat atau lemah. Ketika kita mengatakan sebuah kata dalam kata keras, seperti / perumahan /, Anda akan mendengar bahwa aliran pidato yang ada bagian dari berbicara lebih keras daripada yang lain.2. NadaDefinisi nada adalah jenis unsur suprasegmental yang dicirikan oleh aliran-tinggi rendah berbicara.Tinggi saat getaran frekuensi rendah berbicara karena segmen berbeda antar-. Ketika seseorang dalam kesusahan ia akan berbicara dengan nada rendah. Sebaliknya, jika berada dalam keadaan kegembiraan atau kemarahan, yang biasanya lebih tinggi nada yang digunakan orang. Perintah atau pertanyaan selalu disertai dengan nada khas. Dering dalam ilmu bahasa biasanya diwakili oleh tokoh-tokoh seperti / 2 3 2 / yang berarti bahwa segmen pertama adalah lebih rendah bila dibandingkan dengan segmen kedua, sedangkan segmen ketiga lebih rendah dari segmen kedua. Dengan nada yang berbeda, ia memasuki bidang makna akan berbeda.3. PanjangDefinisi durasi adalah jenis unsur suprasegmental ditandai dengan panjang pendek waktu yang diperlukan untuk mengucapkan segmen.Dalam pidato tersebut, segmen dalam kata / tinggi / yaitu / ting / dan / gi / masing-masing yang dapat diucapkan dalam waktu yang sama, tetapi hal ini bisa terjadi bahwa seorang pembicara dapat mengelompokkan mengucapkan / ting / lebih panjang dari segmen / gi / atau sebaliknya.4. KeheninganDiam adalah proses yang terjadi selama pidato atau aliran-speech, yang memutuskan aliran-speech sedang berlangsung. Oleh karena itu, keheningan selalu dalam bidang pidato, setidaknya dalam bidang kalimat.Ada diam yang saat sementara atau terakhir, yang menunjukkan bahwa mengatakan masih akan dilanjutkan. Ada juga berhenti yang lebih lama, yang biasanya diikuti oleh suara menurun menyatakan bahwa pidato atau sebagian mengatakan telah mencapai kebulatan suara.

8. Ejaan Bahasa IndonesiaSecara keseluruhan aturan menggambarkan bagaimana simbol-speech suara dan bagaimana hubungan-antar antara simbol-simbol yang (pemisahan, melakukan penggabungan usaha) dalam bahasa yang disebut ejaan.A. SuratSebagian besar sejarah umat manusia dalam kegelapan karena perluasan, pengembangan, timbul-tenggelamnya bahasa di bumi ini tidak diketahui. Bangsa-bangsa dahulu kala tidak tahu cara kita dapat meninggalkan untuk resume mereka. Sumber baru saja tertulis diketahui, dan hanya mencakup beberapa ribu tahun.bukti tertulis dalam bentuk tertua ditemukan misalnya di Meksiko orang Indian dalam bentuk lukisan. Urutan lukisan menggambarkan kepada kami suatu peristiwa tertentu. Metode ini disebut biassa piktograf. Piktograf secara bertahap dikembangkan sedemikian rupa sehingga lukisan untuk menggambarkan gagasan tertentu. Kata-kata yang berbeda namun memiliki suara yang sama juga dapat digambarkan dengan tanda yang sama atau simbol, sistem ini disebut ideograf atau logograf, yaitu sistem di mana sebuah kata diwakili oleh tanda, misalnya, dalam huruf Cina. Dalam sistem modern kita masih dapat ditemukan di sistem logograf, yaitu, jika kita mewakili angka menggunakan tanda-tanda: 1, 2, 3, 4, 5, dan sebagainya.

Page 8: Fonologi artix

B. EjaanDasar terbaik dalam pidato suara-melambangkan atau bahasa adalah suara satu-pidato yang memiliki fungsi untuk membedakan makna harus diwakili oleh simbol tertentu. Jadi penggambaran dari bahasa lisan itu akan mendekati kesempurnaan, meskipun kesempurnaan adalah bahwa tentu dalam batas-batas ukuran manusia, masih relatif. Namun demikian literasi (menulis) bahasa masih belum memuaskan karena kesatuan intonasi yang menimbulkan putaran-saat ini pidato yang belum diatasi. Sudah dibudidayakan berbagai tanda-tanda untuk tujuan itu, tetapi tidak memberikan kepuasan. Semua jenis tanda baca untuk menggambarkan berhenti antara, perhentian akhir, tekanan, tanda tanya, dan lain-lain adalah hasil dari upaya itu. Namun upaya belum mampu menunjukkan dengan jelas bagaimana pidato harus diulang oleh mereka yang membacanya.Semua jenis tanda baca seperti yang disebutkan di atas disebut tanda baca atau diselingi.Meskipun sistem ejaan saat ini berdasarkan sistem fonemik, yang merupakan salah satu tanda untuk satu suara, namun masih terdapat kepincangan, ketimpangan. Ada fonem yang masih diwakili oleh dua tanda (diagraf), misalnya, ng, ny, kh, dan sy. Jika kita ingin konsistensi prinsip-prinsip yang diadopsi, kemudian diagraf-diagraf harus dikonversi ke dalam monograf (satu fonem satu tanda).C. Jenis SpellingSebelum tahun 1900 peneliti setiap bahasa Indonesia (bahasa Melayu pada waktu itu) untuk membuat sistem ejaan mereka sendiri, sehingga tidak ada kesatuan dalam ejaan. Pada tahun 1900, Ch. van Ophuysen menerima perintah untuk mempersiapkan ejaan Melayu menggunakan aksara Latin. Dalam usahanya dia hanya menyatukan berbagai sistem ejaan yang ada, dengan memulai dengan sistem ejaaan bahasa Belanda sebagai dasar pertimbangan utama. Dengan bantuan Engku Nawawi gelar Soetan Ma'moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim, akhirnya ditetapkanlah ejaan itu dalam Kitab Logat Melajoe, yang dikenal dengan nama Ejaan van Ophuysen atau ada juga panggilan Ejaan Balai Pustaka, pada tahun 1901. Ejaan tidak sepenuhnya selesai tetapi wajah telah meningkat dari tahun ke tahun dan hanya pada tahun 1926 menerima bentuk tetap.Selama Kongres Bahasa Indonesia pada tahun 1938 telah merekomendasikan bahwa ejaan lebih diinternasionalisasikan. Dan memang dalam perkembangan selanjutnya, terutama setelah Indonesia merdeka adalah merasa bahwa ada beberapa hal yang kurang praktis untuk disempurnakan. Sebenarnya, perubahan ejaan telah dirancang pendudukan Jepang. Pada 19 Maret 1947 mengeluarkan penetapan baru oleh Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan Kelvin (Keputusan No 264/Bag.A/47) tentang perubahan ejaan bahasa Indonesia; ejaan karena kemudian dikenal dengan nama Ejaan Kelvin.