Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima...

112
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DUKUNGAN ORANG TUA DALAM KEMANDIRIAN ANAK USIA SEKOLAH DI KEMUKIMAN LIMA KECAMATAN SAMALANGA KABUPATEN BIREUEN KARYA TULIS ILMIAH Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan Jabal Ghafur Sigli Oleh FONNA NURLINA NIM : 092001S10008

Transcript of Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima...

Page 1: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DUKUNGAN ORANG TUA DALAM KEMANDIRIAN

ANAK USIA SEKOLAH DI KEMUKIMAN LIMA KECAMATAN SAMALANGA

KABUPATEN BIREUEN

KARYA TULIS ILMIAH

Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan Jabal Ghafur Sigli

Oleh

FONNA NURLINANIM : 092001S10008

YAYASAN PEMBANGUNAN KAMPUS JABAL GHAFURAKADEMI KEPERAWATAN JABAL GHAFUR SIGLI

Page 2: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

TAHUN 2013YAYASAN PEMBANGUNAN KAMPUS JABAL GHAFUR AKADEMI KEPERAWATAN JABAL GHAFUR SIGLI

KARYA TULIS ILMIAH September 2013

FONNA NURLINA092001S10008

”Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Dukungan Orang Tua Dalam Kemandirian Anak Usia Sekolah” Di Kemukiman Lima Kecamatan

Samalanga Kabupaten Bireuen Tahun 2013.

XIV + 57 halaman + 7 daftar tabel + 2 daftar gambar + 6 lampiran

ABSTRAK

Dukungan orang tua adalah salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap kemandirian anak. Dengan adanya dukungan orang tua, keputusan dan rencana yang akan disusun oleh seorang anak dan yang akan dilakukan oleh seorang anak tercermin dari berbagai perlakuan yang diberikan orang tua kepada individu anak tersebut.Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Adapun tujuan umum penelitian ini, yaitu Diketahuinya Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Dukungan Orang Tua Dalam Kemandirian Anak Usia Sekolah Di Kemukiman Lima Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen Tahun 2013 berdasarkan pendidikan orang tua, umur orang tua dan pendapatan orang tua pengambilan sampel dengan accidental sampling dengan jumlah 75 responden. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 17 September – 19 September 2013 didapatkan hasil penelitian yaitu pendidikan orang tua paling banyak adalah yang berpendidikan rendah yaitu (90,7%), umur orang tua paling banyak adalah 38 tahun dan pendapatan orang tua paling banyak adalah yang berpendapatan rendah yaitu (93,3%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan, umur dan pendapatan orang tua dengan dukungan orang tua dalam kemandirian anak usia sekolah. Diharapkan kepada orang tua untuk mengetahui persiapan dalam menghadapi kemandirian anak usia sekolah.

Kata kunci :Dukungan Orang Tua, Pendidikan Orang Tua, Umur Orang Tua dan Pendapatan Orang Tua.

Daftar Pustaka : 23 buku (2002-2013) + 5 online/internet

Page 3: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui dan diperiksaUntuk diperrtahankan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah

Akademi Keperawatan Jabal Ghafur Sigli

Pembimbing

(Drs. HASBALLAH, MY, M.Pd )

Mengesahkan :Direktur Akademi Keperawatan

Jabal Ghafur Sigl

(H. ANTASARI IDRIS, SKM. MNSc)

Page 4: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI

Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Disetujui, Diperiksa dan DipertahankanDihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah

Akademi Keperawatan Jabal GhafurSigli

Sigli, 3 Oktober 2013

Moderator

( Drs. HASBALLAH, MY, M.Pd )

Penguji I Penguji II

(Ns. SRI MAWATI, S.Kep ) (IRWANNAZI, SKM)

Page 5: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

MOTTOThe biggest miracle in life is to find hope from hopelessness

Beranilah..………….Jangan menunggu senyuman, baru mau berbuat baikJangan menunggu dicintai, baru mau dicintaiJangan menunggu kesepian melanda, baru mau menghargai persahabatanJangan menunggu pekerjaan terbaik, baru mau sungguh bekerjaJangan menunggu mendapatkan banyak, baru mau berbagiJangan menunggu kegagalan tiba, baru ingat dengan nasihat – nasihatJangan menunggu kesulitan muncul, baru mau percaya dengan do’aJangan menunggu adanya waktu, baru mau melayaniJangan menunggu orang lain terluka, baru mau minta maafJangan menunggu………Karena kamu tak tahu berapa lama waktuJangan menunggu…....Beranilah….!!!!

Especially Dedicated to :

Page 6: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

Setiap tetesan keringat, pengorbanan, cinta, kasih sayang, dan pelajaran hidup yang Bapak

dan Ibu berikan .....

Fonna nurlina

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI

Nama : Fonna Nurlina

Tempat/Tanggal Larih : Samalanga, 6 Mei 1992

Alamat : Desa Mns.Meuria, Kecamatan Sp.Mamplam, Kabupaten Bireuen

Email : [email protected]

Motto : If he can, why I can’t!!

Nama Orang Tua

Nama Ayah : Muhammad, ST

Pekerjaan : PNS

Nama Ibu : Kamariah, S.pd

Pekerjaan : PNS

Riwayat Pendidikan

Tahun 1998 -2004` : SD N 1 Sp.Mamplam

Tahun 2004 – 2007 : MTsN Modern Darul ‘Ulum Banda Aceh

Tahun 2007 – 2010 : SMA N 1 Samalanga

Tahun 2010 – 2013 : Akademi Keperawatan Jabal Ghafur Sigli

Page 7: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena Rahmat dan

HidayahnNYA peneliti telah dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan

judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Dukungan Orang Tua Dalam

Kemandirian Anak Usia Sekolah Di Kemukiman Lima Kecamatan Samalanga

Kabupaten Bireuen Tahun 2013”. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan

pendidikan Diploma III Keperawatan Jabal Ghafur Sigli.

Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terimakasih yang

tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberiakan bantuan dan

dukungannya baik moril maupun material, terutama kepada:

1. H. Antasari Idris, SKM, MNSc, Selaku Direktur Akademi Keperawatan Jabal

Ghafur Sigli.

2. Drs. Hasballah, MY. M.Pd selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, petunjuk, saran-saran dan perhatian selama penyusunan KTI ini.

3. Kepala Mukim Lima yang telah memberikan waktu dan kesempatan serta izin

bagi peneliti untuk mengambil data.

Page 8: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

4. Para dosen dan staf Akademi Keperawatan Jabal Ghafur yang telah

membantu dan memberikan bimbingan serta ilmu pengetahuan kepada

penulis selama mengikuti pendidikan di Akademi Keperawatan Jabal Ghafur.

5. Para dewan penguji, dalam memberikan masukan dan kritikan untuk

memperbaiki karya tulis ilmiah ini.

6. Terimakasih buat ayahanda dan ibunda serta seluruh keluarga tercinta yang

telah memberikan semangat serta do’a, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

karya tulis ilmiah ini.

7. Serta rekan-rekan Akademi Keperawatan Jabal Ghafur Sigli yang saling

bahu membahu dalam mencari ilmu dalam bangku kuliah sehingga penulis

dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Peneliti telah berusaha melakukan yang terbaik dalam penulisan karya

tulis ilmiah ini jauh dari sempurna, sehingga saran dan kritik yang membangun

sangat diharapkan dari semua pihak. Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat dan

dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti lainnya. Akhirnya atas segala bantuan

dan dorongan dari semua pihak yang membantu semoga mendapat karunia Allah

SWT.

Amin Ya Rabbal ‘Alamin

Sigli, September, 2013

Peneliti

Page 9: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i

ABSTRAK.......................................................................................................... ii

LEMBARAN PERSETUJUAN ....................................................................... iii

LEMBARAN PENGESAHAN......................................................................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.......................................................................... v

MOTTO.............................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR........................................................................................ vii

DAFTAR ISI....................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL.............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang............................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah....................................................................... 9

1.3. Pertanyaan Penelitian................................................................. 9

1.4. Tujuan Penelitian........................................................................ 10

1.4.1. Tujuan Umum.................................................................. 10

1.4.2. Tujuan Khusus................................................................. 10

1.5. Manfaat Penelitian...................................................................... 10

1.6. Ruang Lingkup Penelitian.......................................................... 11

Page 10: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1. Konsep Dukungan Orang Tua.................................................... 12

2.1.1. Pengertian Dukungan..................................................... 12

2.1.2. Jenis-Jenis Dukungan..................................................... 12

2.1.3. Sumber Dukungan Sosial............................................... 13

2.2. Konsep Anak.............................................................................. 14

2.2.1 Pengertia Anak............................................................... 14

2.2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Anak.......................... 16

2.3. Hubungan Dukungan Orang Tua Pada Anak Usia

sekolah........................................................................................ 18

2.4 Konsep Kemandirian Anak........................................................ 19

2.4.1 Definisi Kemandirian Anak............................................... 19

2.4.2. Ciri-Ciri Kemandirian Anak........................................... 22

2.4.3. Aspek-Aspek Kemandirian Anak................................... 23

2.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Anak............ 25

2.6. Faktor-Faktor Dukungan Orang Tua terhadap

Kemandirian Anak........................................................................ 27

2.6.1. Pendidikan.......................................................................... 27

2.6.2 Usia Orang Tua.................................................................... 28

2.6.3 Pendapatan........................................................................... 30

2.7. Kerangka Teoritis........................................................................ 32

BAB III KERANGKA KONSEPSIONAL................................................... 33

3.1. Kerangka Konsep....................................................................... 33

3.2. Hipotesis Penelitian.................................................................... 34

3.3. Pengukuran Variabel.................................................................. 34

Page 11: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

3.4. Definisi Operasional................................................................... 35

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN..................................................... 36

4.1. Desain Penelitian........................................................................ 36

4.2. Populasi dan Sampel................................................................... 36

4.3. Lokasi dan Waktu....................................................................... 38

4.4. Instrumen Penelitian................................................................... 38

4.5. Tekhnik Pengumpulan Data....................................................... 38

4.6. Pengolahan Data......................................................................... 39

4.7 Analisa Data dan Penyajian Data................................................ 40

BAB V HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................................ 42

       5.1.1 Data Geografis....................................................................... 42

       5.1.2 Data Demografis.................................................................... 42

5.2 Hasil Penelitian................................................................................ 42

5.2.1 Analisis Univariat.................................................................. 43

5.2.2 Analisis Bivariat.................................................................... 45

BAB VI PEMBAHASAN

6.1.1 Hubungan Antara Pendidikan Orang Tua Dengan Dukungan

Orang Tua Dalam Kemandirian Anak Usia Sekolah........................ 50

6.1.2 Hubungan Antara Umur Orang Tua Dengan Dukungan

Orang Tua Dalam Kemandirian Anak Usia Sekolah........................ 52

 6.1.3 Hubungan Antara Pendapatan Orang Tua Dengan Dukungan

Orang Tua Dalam Kemandirian Anak Usia Sekolah........................ 53

Page 12: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

BAB VII PENUTUP

7.1 Kesimpulan............................................................................... 56

7.2 Saran......................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA

KUESIONER

OUTPUT/HASIL OLAHAN DATA

Page 13: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teoritis Penelitian........................................................ 32

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian......................................................... 33

Page 14: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.2 : Definisi Operasional............................................................... 35

Tabel 5.1 : Distribusi Responden Menurut Dukungan Orang Tua Dalam Kemandirian Anak Usia Sekolah Di Kemukiman Lima Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen Tahun 2013............................................................................................................................................................................................ 43........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

Tabel 5.2 : Distribusi Responden Menurut Pendidikan Orang Tua Dalam Kemandirian Anak Usia Sekolah Di Kemukiman Lima Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen Tahun 2013..............................................................................................................................................................................................44

Tabel 5.3 : Distribusi Responden Menurut Umur Orang Tua Dalam Kemandirian Anak Usia Sekolah Di Kemukiman Lima Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen Tahun 2013

44

Tabel 5.4 : Distribusi Responden Menurut Pendapatan Orang Tua Dalam Kemandirian Anak Usia Sekolah Di Kemukiman Lima Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen Tahun 2013……………………….

45

Tabel 5.5 : Distribusi Responden Menurut Pendidikan Orang Tua Dalam Kemandirian Anak Usia Sekolah Di Kemukiman

Page 15: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

Lima Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen Tahun 2013………………………………………………………..

46

Tabel 5.6 : Distribusi Responden Menurut Umur Orang Tua Dalam Kemandirian Anak Usia Sekolah Di Kemukiman Lima Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen Tahun 2013………………………………………………………..

47

Tabel 5.7 : Distribusi Responden Menurut Pendapatan Orang Tua Dalam Kemandirian Anak Usia Sekolah Di Kemukiman Lima Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen Tahun 2013………………………………………………………..

48

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Format Pengumpulan Data Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Dukungan Orang Tua Dalam Kemandirian

Anak Usia Sekolah Di Kemukiman Lima Kecamatan Samalanga

Kabupaten Bireuen Tahun 2013.

Lampiran 2 : Surat Izin Pengambilan Data Dari Akademi Keperawatan Jabal

Ghafur Sigli Tahun 2013.

Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian Dari Akademi Keperawatan Jabal Ghafur

Sigli Tahun 2013.

Lampiran 4 : Surat Keterangan Telah Selesai Melakukan Penelitian Dari

Page 16: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

Kemukiman Lima Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen

Tahun 2013.

Lampiran 5 : Lembaran Konsultasi KTI Mahasiswa Akademi Keperawatan

Jabal Ghafur Sigli.

Lampiran 6 : Lembaran Konsultasi KTI Mahasiswa Akademi Keperawatan

Jabal Ghafur Sigli.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbicara mengenai masalah anak dalam konteks kemandirian dan

kreativitas, setiap orang tua mengharapkan agar putra-putrinya menjadi orang yang

sukses, berguna bagi nusa dan bangsa, berhasil dalam karir, menjadi insan yang

shaleh, berilmu, dan bertakwa. Bila dilihat kondisi nyata anak dewasa ini, ada

sebagian anak yang mandiri dengan telah memutuskan pilihannya sendiri seperti:

bekerja sambil sekolah guna membiayai kebutuhan pribadinya dengan cara

menjadi pelayan toko, pengantar koran, bekerja di pabrik, dan lain-lain. Tetapi

disisi lain, ada sebagian anak yang belum mandiri. Mereka masih bergantung

Page 17: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

dalam menentukan pilihannya pada orang tua atau teman-temannya, misalnya

dalam memilih organisasi, kesenian, dan cabang olahraga.( Ali Qaimi, 2004)

Adanya anak yang mandiri dan tidak mandiri tersebut, dipengaruhi oleh

faktor lingkungan keluarga dan faktor di luar keluarga. Menurut (Friedman, 2010)

salah satu faktor lingkungan keluarga yang berpengaruh terhadap tingkat

kemandirian anak yaitu pola pengasuhan orang tua dalam mendidik anaknya.

Dalam pola pengasuhan orang tua menurut Baumrind (1978, 1989) terdapat tiga

pengasuhan, yaitu: authoritarian, permissive, dan authoritative. Sikap perilaku

orang tua secara tidak langsung akan mendorong pada perkembangan kemandirian

anak. Hal ini menunjukan bahwa perkembangan kemandirian anak tergantung

pada pola pengasuhan yang ditetapkan orang tua melalui interaksinya dengan

anaknya, sehingga pola pengasuhan orang tua yang berbeda akan menghasilkan

tingkat perkembangan kemandirian yang berbeda pula.

Namun perlu senantiasa diingat bahwa anak-anak sebagai generasi yang

unggul tidak akan tumbuh dengan sendirinya. Mereka sungguh memerlukan

lingkungan subur yang sengaja diciptakan untuk itu, yang memungkinkan potensi

mereka dapat tumbuh dengan optimal. Dengan demikian, para orang tua

memegang peranan penting untuk menciptakan lingkungan tersebut guna

merangsang segenap potensi anak agar dapat berkembang secara maksimal.

Ini semua dapat dimulai sejak masa bayi. Bayi-bayi yang memperoleh berbagai

rangsang mental dalam bentuk pengalaman yang kaya, juga cenderung akan

memiliki perkembangan jiwa yang sehat. Pengalaman tersebut dapat berupa

sentuhan yang hangat, dekapan, belaian, senandung lagu-lagu yang merdu atau

Page 18: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

dongeng-dongeng indah yang dibacakan ibu dalam suasana kasih sayang yang

hangat. Bayi-bayi yang memperoleh sentuhan emosional demikian akan tumbuh

sehat dan cerdas di kelak kemudian hari.(Edward, 2006)

Suasana yang penuh kasih sayang, mau menerima anak sebagaimana adanya,

menghargai potensi anak, member rangsang-rangsang yang kaya untuk segala

aspek perkembangan anak, baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik,

semua itu merupakan jawaban bagi tumbuhnya generasi unggul di masa depan.

(Bobak,2004)

Keluarga merupakan unsur terpenting dalam perawatan anak mengingat

anak bagian dari keluarga. Kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan

keluarga, untuk itu keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat

tinggal atau sebagai konstanta tetap dalam kehidupan anak. Anak juga sangat

membutuhkan dukungan yang sangat kuat dari keluarga, hal ini dapat terlihat bila

dukungan keluarga pada anak kurang baik, maka anak akan mengalami hambatan

pada dirinya yang dapat mengganggu psikologis anak. Tetapi, jika dukungan

keluarga terhadap anak sangat baik, maka pertumbuhan dan perkembagan anak

akan stabil. Dukungan kepada anak akan tercermin salah satunya melalui pola

asuh (Edwards, 2006).

Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh

terhadap kemandirian anak. Dengan adanya dukungan orang tua, keputusan dan

rencana yang akan disusun oleh seorang anak dan yang akan dilakukan oleh

seorang anak tercermin dari berbagai perlakuan yang diberikan orang tua kepada

individu anak tersebut. Missal saja, memberikan masukan-masukan mengenai

Page 19: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

pilihan mana yang terbaik, serta mengawasi segala usaha yang anak lakukan

untuk kemandirian anak baik dalam meraih pekerjaan maupun dalam meraih

pendidikan (Afifah, 2011).

Program pendidikan anak lazimnya dilakukan melalui pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani

dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui berbagai jalur baik jalur

formal, nonformal, maupun informal. Sebagaimana dipahami bahwa pendidikan

anak merupakan jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar sekaligus

merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan

pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik yakni

koordinasi motorik dan kecerdasan yang meliputi; daya pikir, daya cipta,

kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual, kondisi sosio emosional (sikap dan

perilaku serta agama) serta bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan

tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Perkembangan yang

dimaksud adalah perubahan psikologis sebagai hasil dari proses pemantangan

fungsi psikis dan fisik pada diri anak, yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan

proses belajar dalam peredaran waktu tertentu menuju kedewasaan dari

lingkungan yang banyak berpengaruh dalam kehidupan anak menuju dewasa.

( Frida Fidayanti, 2011).

Pola asuh keluarga sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter

anak. Setiap keluarga biasanya memiliki pola asuh terhadap anak yang berbeda-

beda. Pola asuh juga berpengaruh terhadap keberhasilan keluarga dalam

Page 20: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

mentransfer dan menanamkan nilai-nilai agama, kebaikan, dan norma-norma yang

berlaku dalam masyarakat. Pola asuh anak meliputi interaksi antara orang tua dan

anak dalam pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis (Edwards, 2006).

Kemandirian pada anak umumnya dikaitkan dengan kemampuan anak

untuk melakukan segala sesuatunya sendiri. Apakah itu makan sendiri, memakai

baju sendiri, dan menalikan sepatunya sendiri tanpa harus tergantung pada

bantuan orang lain. Anak yang mempunyai rasa mandiri akan mampu

menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan dapat mengatasi kesulitan

yang terjadi. Disamping itu anak yang mempunyai kemandirian akan memiliki

stabilitas emosional dan ketahanan yang mantap dalam menghadapi tantangan dan

tekanan didalam kehidupannya (Anita, 2003).

Edwards (2006) mengatakan bahwa pola asuh merupakan interaksi anak

dan orang tua dalam mendidik, membimbing, dan mendisplinkan serta melindungi

anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

masyarakat. Pada dasarnya pola asuh dapat diartikan seluruh cara perlakuan orang

tua yang diterapkan pada anak.

Banyak ahli mengatakan pengasuhan anak adalah bagian penting dan

mendasar, menyiapkan anak untuk menjadi masyarakat yang baik. Terlihat bahwa

pengasuhan anak menunjuk kepada pendidikan umum yang diterapkan

bedasarkan nilai-nilai keluarga, karena pola asuh anak sangat berhubungan

terhadap nilai-nilai yang dimiliki dalam suatu keluarga. Pengasuhan terhadap anak

berupa suatu proses interaksi antara orang tua dengan anak. Peran pengasuhan

atau perawatan anak lebih banyak dipegang oleh ibu meskipun mendidik anak

Page 21: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

merupakan tanggung jawab bersama. Dalam hal pengasuhan, proses yang utama

diberikan oleh keluarga kepada anak adalah pendidikan yang dapat menumbuhkan

kemandirian anak (Supartini, 2004).

Pendidikan kemandirian untuk anak dalam keluarga merupakan awal dan

pusat bagi seluruh pertumbuhan dan perkembangan anak untuk menjadi dewasa

yang mandiri, dengan demikian menjadi hak dan kewajiban orang tua sebagai

penanggung jawab yang utama dalam mendidik anak-anaknya. Tugas orang tua

adalah melengkapi anak dengan memberikan pengawasan yang dapat membantu

anak agar dapat menghadapi kehidupan dengan sukses. Pola asuh pada dasarnya

diciptakan oleh adanya interaksi antara orang tua dan anak dalam hubungan

sehari-hari yang berevolusi sepanjang waktu, sehingga orang tua akan

menghasilkan anak-anak sealiran, karena orang tua tidak hanya mengajarkan

dengan kata-kata, contoh-contoh tetapi juga dengan nasehat-nasehat yang mudah

dimengerti oleh anak (Hidayat, 2005).

Beberapa hasil penelitian mengenai keterkaitan dukungan orang tua

dengan kemandirian anak usia sekolah menunjukkan terdapat hubungan yang

signifikan antara kemandirian anak dengan dukungan orang tua yang dirasakan.

Hasil penelitian Jannah (2004) mengenai “Dukungan Orang Tua Dalam

Kemandirian Anak Usia Sekolah” bahwa terdapat rasa ketergantungan pada orang

tua di kalangan anak-anak Indonesia lebih besar lagi, karena memang dikehendaki

demikian oleh orang tua. Hal ini terbukti dari penelitian yang dilakukan oleh

psikolog bangsa Turki bernama C.Kagitcibasi yang meneliti sejumlah 20.403

orang tua d seluruh dunia. Dalam penelitian itu terbukti bahwa ibi-ibu dari suku

Page 22: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

Jawa dan Sunda mengharapkan anak agar menuruti orang tua (Jawa: 88%, Sunda:

81%).

Gambaran kondisi kemandirian anak-anak Indonesia sebagaimana

dipaparkan pada hasil penelitian C.Kagitcibasi, menunjukkan kemandirian anak-

anak Indonesia terkait dengan dukungan orang tua merupakan salah satu masalah

yang patut mendapatkan perhatian.

Mengenai kondisi kemandirian anak-anak Indonesia, Sarwono:2008

mengungkapkan bahwa masih terdapat siswa yang sangat tergantung kepada

orang lain terutama orang tua. Bentuk ketergantungan siswa diantaranya siswa

harus dibangunkan pagi untuk berangkat sekolah sehingga jika tidak ada yang

membangunkan siswa terlambat datang, siswa menyerahkan keputusan mengenai

pemilihan jurusan di sekolah kepada orang tua, siswa menyerahkan keputusan

mengenai pemilihan perguruan tinggi dan jurusannya kepada orang tua, dan siswa

meminta bantuan teman atau orang tua untuk mengurus keperluan siswa di

sekolah. Kondisi bergantungnya siswa kepada orang lain merupakan indikasi

rendahnya kemandirian siswa. Kemudian masih ada siswa yang tidak kunjung

mendapatkan dukungan dari orang tua dalam meraih kemandirian. Orang tua

kerap kali memaksakan kehendaknya kepada anak. Sikap orang tua yang

memaksakan kehendaknya kepada anak disebabkan ketidakpercayaan orang tua

terhadap keputusan-keputusan anaknya.

Terkait dengan dukungan dan kemandirian anak, sebuah penelitian yang

dilakukan Suseno (2010) tentang hubungan antara dukungan orang tua dengan

kemandirian anak usia sekolah di SD Aisyiyah Mendungan Sukoharjo. Dengan

Page 23: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

sampel yang digunakan sebanyak 20 siswa. Didapatkan hasil bahwa ada hubungan

positif yang sangat signifikan antara dukungan dan kemandirian dengan

kemampuan menyelesaikan masalah.

Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan pada tanggal 18 bulan Mei

Tahun 2012 dengan jumlah anak usia sekolah 360 siswa bahwa di Kemukiman

Lima masih ada orang tua yang tidak memberikan batasan kepada anak-anak

mereka. Orang tua tidak perhatian terhadap anaknya sehingga, apa pun yang mau

dilakukan anak diperbolehkan seperti, tidak sekolah, bandel, bermain secara terus

menerus dan sebagainya. Orang tua juga masih membiarkan atau pun menyuruh

anaknya untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Serta masih

ada orang tua ketika berinteraksi dengan anaknya yang pada umumnya sangat

ketat dan kaku dalam pengasuhan anak. Anak-anak tidak diberi kebebasan untuk

menentukan keputusan karena semua keputusan berada ditangan orang tua

(Regestrasi Kantor Camat Kecamatan Samalanga, 2013).

Kemudian dari hasil pengambilan data awal yang peneliti dapat dari

observasi terhadap 7 anak di Kumukiman Lima Kecamatan Samalanga

Kabupaten Bireuen, bahwa 4 orang anak terlihat mandiri dan 3 anak terlihat

kurang mandiri. Setelah dilakukan wawancara dengan 7 orang tua anak tersebut, 4

dari orang tua yang anaknya tampak aktif dan lebih mandiri mengatakan bahwa

dirumah mereka sering membiasakan anak untuk melakukan atau memilih sesuatu

sesuai dengan apa yang diinginkan oleh anak. Seperti, berpakaian sendiri,

memakai sepatu sendiri, belajar makan sendiri dan kadang-kadang orang tua

mengajak anak untuk melakukan hal-hal kecil dalam membantu pekerjaan rumah.

Page 24: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

Sementara 3 orang tua dari anak yang tampak kurang aktif dan kurang mandiri,

mereka mengatakan bahwa mereka jarang melibatkan anak dalam memilih atau

melakukan sesuatu hal untuk anak lebih banyak ditentukan oleh orang tua.

Seperti, pada saat makan di rumah orang tua selalu menyuapinya, dan ketika anak

meminta sesuatu, orang tua selalu menuruti apa yang diinginkan oleh anak.

Dengan hasil survey awal didapatkan bahwa rata-rata anak kurang

mendapatkan perhatian yang khusus dari orang tua, rata-rata anak tidak disiplin

dalam pendidikan, baik itu pendidikan formal dan informal, orang tua

kebanyakan sibuk dengan bekerja dan sebagainya. Dan kurang memberi

dukungan kemandirian terhadap anak-anaknya.

Berdasarkan paparan diatas, maka peneliti tertarik melakukan penilitian

dengan judul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Dukungan Orang

Tua dalam Kemandirian Anak Usia Sekolah di Kemukiman Lima

Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen Tahun 2013”.

1.2    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian adalah Faktor-faktor yang Berhubungan dengan

Dukungan Orang Tua dalam Kemandirian Anak Usia Sekolah di Kemukiman

Lima Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen Tahun 2013.

1.3. Pertanyaan penelitian

1.3.1. Adakah hubungan faktor pendidikan dengan dukungan orang Tua

Dalam Kemandirian Anak Usia Sekolah di Kemukiman Lima

Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen.

Page 25: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

1.3.2. Adakah hubungan faktor umur dengan Dukungan Orang Tua Dalam

Kemandirian Anak Usia Sekolah di Kemukiman Lima Kecamatan

Samalanga Kabupaten Bireuen.

1.3.3. Adakah hubungan faktor pendapatan dengan Dukungan Orang Tua

Dalam Kemandirian Anak Usia Sekolah di Kemukiman Lima

Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen.

1.4.    Tujuan Penelitian

1.4.1  Tujuan umum

Untuk Mengatahui Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan

Dukungan Orang Tua Dalam Kemandirian Anak Usia Sekolah di

Kemukiman Lima Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen

1.4.1  Tujuan khusus

a. Untuk diketahui adanya hubungan faktor pendidikan dengan

Dukungan Orang Tua Dalam Kemandirian Anak Usia Sekolah

di Kemukiman Lima Kecamatan Samalanga Kabupaten

Bireuen.

b. Untuk diketahuai adanya hubungan faktor umur dengan

Dukungan Orang Tua Dalam Kemandirian Anak Usia Sekolah

Page 26: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

di Kemukiman Lima Kecamatan Samalanga Kabupaten

Bireuen.

c. Untuk diketahui adanya hubungan faktor pendapatan dengan

Dukungan Orang Tua Dalam Kemandirian Anak Usia Sekolah

di Kemukiman Lima Kecamatan Samalanga Kabupaten

Bireuen.

1.5.   Manfaat Penelitian

1.5.1   Untuk penulis

a. Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan melatih penulis dalam

mengembangkan pengetahuan berfikir secara objektif dan menjadi

bahan untuk penelitian lebih lanjut.

b. Untuk menerapkan dan memperdalam ilmu yang dipelajari di bangku

kuliah dengan membandingkan teori yang didapat dengan kenyataan

dilapangan.

1.5.2   Untuk Institusi pendidikan

a. Dapat dimamfaatkan dan menambah perbendaharaan perpustakaan yang

ada.

b. Dapat dijadikan masukan dalam pengembangan peran kesehatan dalam

pendidikan.

1.5.3   Untuk Masyarakat

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagi masyarakat di

wilayah kabupaten Bireuen. Dan khususnya bagi orang tua yang

mempunyai anak di Kemukiman Lima Kecamatan Samalanga Kabupaten

Bireuen.

Page 27: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

1.5.4 Untuk Peneliti Lain

Dapat digunakan untuk menambah informasi serta menambah bahan daftar

pustaka sebagai pedoman dalam penelitian selanjutnya. Dan untuk memperdalam

pengetahuan tentang dukungan orang tua dalam kemandirian anak.

1.6. Ruang lingkup penelitian

Mengingat luasnya permasalahan yang ada maka penelitian membatasi

ruang lingkup penelitian ini pada Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Dukungan Orang Tua Dalam Kemandirian Anak Usia Sekolah Di Kemukiman

Lima Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen Tahun 2013 ditijau berdasarkan

Pendidikan, Usia orang tua dan Pendapatan.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1.  Konsep  Dukungan Orang Tua

2.1.1. Pengertian dukungan

Pengertian dari dukungan adalah informasi verbal atau non verbal, saran,

bantuan, yang nyata atau tingkah laku diberikan oleh orang-orang yang akrab

dengan subjek didalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-

hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah

laku penerimanya atau dukungan adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian dari

orang-orang yang diandalkan, menghargai dan menyayangi kita (Kuntjoro, 2002).

Page 28: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga

terhadap anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat

mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan

terutama suami (Friedman, dkk, 2010).

2.1.2. Jenis Dukungan

a. Dukungan emosional

Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan

pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari

dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk

afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan

(Friedman, dkk, 2010).

b. Dukungan instrumental

Dukungan merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan

konkrit,diantaranya kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan

minum, istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan dan kebutuhan

finansial (Friedman, dkk, 2010).

c. Dukungan informasional

Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator

(penyebar) informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran,

sugesti, informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah.

Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor

karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang

12

Page 29: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

khusus pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat,

usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi (Friedman, dkk, 2010).

d. Dukungan penilaian

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik,

membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan

validator indentitas anggota keluarga diantaranya memberikan support,

penghargaan, perhatian (Friedman, dkk, 2010).

2.1.3. Sumber dukungan sosial

Menurut Rook Febriasari (2007) dalam Erika 2011 ada dua yaitu:

a. Sumber dukungan sosial, yaitu :Sumber natural adalah dukungan

sosial yang diterima seseorang melalui interaksi sosial secara spontan

dengan orang-orang yang berada di sekitarnya,misalnya anggota

keluarga (anak, istri, suami), teman dekat atau relasi.

b. Dukungan sosial ini bersifat non formal.Sumber artificial adalah

dukungan sosial untuk kebutuhan primer seseorang,misalnya

dukungan sosial akibat bencana alam melalui berbagai sumbangan.

2.2. Konsep Anak

2.2.1. Pengertian Anak

Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan

perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa

pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia

bermain/oddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5), usia sekolah (5-11 tahun)

hingga remaja (11-18 tahun). Rentang ini berada antara anak satu dengan yang

Page 30: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

lain mengingat latar belakang anak berbeda. Pada anak terdapat rentang

perubahan pertumbuhan dan perkembangan yaitu rentang cepat dan lambat.

Dalam proses perkembangan anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep

diri, pola koping dan perilaku sosial. Ciri fisik adalah semua anak tidak mungkin

pertumbuhan fisik yang sama akan tetapi mempunyai perbedaan dan

pertumbuhannya. Demikian juga halnya perkembangan kognitif juga mengalami

perkembangan yang tidak sama. Adakalanya anak dengan perkembangan kognitif

yang cepat dan juga adakalanya perkembangan kognitif yang lambat. Hal tersebut

juga dapat dipengaruhi oleh latar belakang anak. Perkembangan konsep diri ini

sudah ada sejak bayi, akan tetapi belum terbentuk secara sempurna dan akan

mengalami perkembangan seiring dengan pertambahan usia pada anak. Demikian

juga pola koping yang dimiliki anak hamper sama dengan konsep diri yang

dimiliki anak. Bahwa pola koping pada anak juga sudah terbentuk mulai bayi, hal

ini dapat kita lihat pada saat bayi anak menangis.Salah satu pola koping yang

dimiliki anak adalah menangis seperti bagaimana anak lapar, tidak sesuai dengan

keinginannya, dan lain sebagainya. Kemudian perilaku sosial pada anak juga

mengalami perkembangan yang terbentuk mulai bayi. Pada masa bayi perilaku

social pada anak sudah dapat dilihat seperti bagaimana anak mau diajak orang

lain, dengan orang banyak dengan menunjukkan keceriaan. Hal tersebut sudah

mulai menunjukkan terbentuknya perilaku social yang seiring dengan

perkembangan usia. Perubahan perilaku social juga dapat berubah sesuai dengan

lingkungan yang ada, seperti bagaimana anak sudah mau bermain dengan

kelompoknya yaitu anak-anak (Azis, 2005).

Page 31: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

Anak adalah individu yang rentan karena perkembangan kompleks yang

terjadi di setiap tahap masa kanak- kanak dan masa remaja. Lebih jauh, anak juga

secara fisiologis lebih rentan dibandingkan orang dewasa, dan memiliki

pengalaman yang terbatas, yang memengaruhi pemahaman dan persepsi mereka

mengenai dunia. Awitan penyakit bagi mereka seringkali mendadak, dan

penurunan dapat berlangsung dengan cepat. Faktor kontribusinya adalah sistem

pernapasan dan kardiovaskular yang belum matang, yang memiliki cadangan

lebih sedikit dibandingka n orang dewasa, serta memiliki tingkat metabolisme

yang lebih cepat, yang memerlukan curah jantung lebih tinggi, pertukaran gas

yang lebih besar dan asupan cairan serta asupan kalori yang lebih tinggi per

kilogram berat badan dibandingkanorang dewasa. Kerentanan terhadap

ketidakseimbangan cairan pada anak adalah akibat jumlah dan distribusi cairan

tubuh. Tubuh anak terdiri dari 70-75% cairan, dibandingkan dengan 57-60%

cairan pada orang dewasa. Pada anak-anak, sebagian besar cairan ini berada di

kompartemen cairan ekstrasel dan oleh karena itu cairan ini lebih dapat diakses.

Oleh karena itu kehilangan cairan yang relatif sedang dapat mengurangi volume

darah, menyebabkan syok, asidosis dan kematian (Slepin, 2006).

2.2.2. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Aspek tumbuh kembang pada anak dewasa ini adalah salah satu aspek

yang diperhatikan secara serius oleh para pakar, karena hal tersebut merupakan

aspek yang menjelaskan mengenai proses pembentukan seseorang, baik secara

fisik maupun psikososial. Namun, sebagian orang tua belum memahami hal ini,

terutama orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang

Page 32: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

relatif rendah. Mereka menganggap bahwa selama anak tidak sakit, berarti anak

tidak mengalami masalah kesehatan termasuk pertumbuhan dan

perkembangannya. Sering kali para orang tua mempunyai pemahaman bahwa

pertumbuhan dan perkembangan mempunyai pengertian yang sama ( Nursalam,

2005).

a. Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam

arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiflikasi sel-sel tubuh dan juga

karena bertambah besarnya sel. Adanya multiflikasi dan pertambahan ukuran sel

berarti ada pertambahan secara kuantitatif dan hal tersebut terjadi sejak terjadinya

konsepsi, yaitu bertemunya sel telur dan sperma hingga dewasa (IDAI, 2000).

Jadi, pertumbuhan lebih ditekankan pada bertambahnya ukuran fisik seseorang,

yaitu menjadi lebih besar atau lebih matang bentuknya, seperti bertambahnya

ukuran berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala. Pertumbuhan pada masa

anak mengalami perbedaan yang bervariasisesuai dengan bertambahnya usia anak.

Secara umum, pertumbuhan fisik dimulai dari arah kepala ke kaki. Kematangan

pertumbuhan tubuh pada bagian kepala berlangsung lebih dahulu, kemudian

secara berangsur angsur diikuti oleh tubuh bagian bawah. Pada masa fetal

pertumbuhan kepala lebih cepat dibandingkan dengan masa setelah lahir, yaitu

merupakan 50 % dari total panjang badan. Selanjutnya, pertumbuhan bagian

bawah akan bertambah secara teratur. Pada usia dua tahun, besar kepala kurang

dari seperempat panjang badan keseluruhan, sedangkan ukuran ekstremitas bawah

lebih dari seperempatnya ( Nursalam, 2005).

Page 33: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

b. Perkembangan

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur fungsi

tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan

diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ,

dan sistemnya yang terorganisasi (IDAI, 2000). Dengan demikian, aspek

perkembangan ini bersifat kualitatif, yaitu pertambahan kematangan fungsi dari

masing-masing bagian tubuh. Hal ini diawali dengan berfungsinya jantung untuk

memompakan darah, kemampuan untuk bernafas, sampai kemampuan anak untuk

tengkurap, duduk, berjalan, memungut benda -benda di sekelilingnya serta ke

matangan emosi dan sosial anak ( Nursalam, 2005).

2.3. Hubungan Dukungan Orang Tua Pada Anak Usia Sekolah

Dalam proses perkembangan yang meliputi perkembangan sikap, perilaku

atau keterampilan sebagainya dimiliki oleh anak sesuai dengan usia atau fase

perkembangan-nya. Perkembangan yang lazim dialami oleh seorang anak

berkaitan dengan perubahan, persekolahan, pengalaman dan hal lainnya sebagai

prasyarat untuk pemenuhan dan kehidupan hidupnya. Pada usia 0 sampai 6 tahun

anak-anak sebenarnya menghadapi sejumlah proses perkembangan dan tahapan

aktivitas yang meliputi; (a). aktivitas belajar berjalan; (b). belajar memakan

makanan padat; (c). belajar berbicara (d). belajar buang air kecil dan air besar; (e)

belajar mengenal perbedaan jenis kelamin; (f). mencapai kestabilan jasmaniah

fisiologis dan (g). belajar untuk membentuk konsep-konsep (pengertian)

Page 34: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

sederhana kenyataan sosial dan alam serta (h). belajar mengadakan hubungan

emosional dengan orang tua, saudara serta orang lain (Frida Fidayanti,2011)

Merespon tahapan perkembangan anak seperti ini oleh karenanya

pendidikan anak usia dini merupakan kebutuhan dasar yang diharapkan dapat

memfasilitasi dan mendukung perkembangan anak-anak baik secara fisik, psikis

maupun perkembangan sosial secara optimal. Diakui bahwa kendala dan

hambatan yang dialami baik anak maupun orangtua dalam menghadapi fase

perkembangan selama ini relative cukup kompleks dan tidak mudah untuk

mengatasinya.Tetapi dengan keyakinan bahwa setiap anak pasti memiliki sisi

positif dan mereka bisa berubah kearah yang jauh lebih baik maka segala upaya

untuk mengembangkan sikap dan perilakunya harus ditangani secara serius

(Nilam,2003)

Sikap dan perilaku resisten kerapkali ditemui seperti; seorang anak ketika

memasuki ruang belajar dengan menangis dan meronta terus ingin didampingi

oleh orang tuanya. Sementara itu anak yang lain tidak bisa berkomunikasi atau

bermain dengan teman sebayanya, pendiam, tidak bisa membaca, berhitung dan

berbagai jenis kasus lainnya. Namun demikian setelah beberapa bulan mengikuti

pendidikan anak-anak ini mulai terbiasa dalam kegiatan dan permainan yang

diberikan oleh pengajar atau pendamping sehingga tidak jarang anak-anak

semakin enjoy beraktivitas dan bermain pada lembaga pendidikan anak usia dini.

(Sujiono, 2009)

Menurut Nursalam (2011) mengatakan bahwa jawabannya berupa data

ordinal, diperiksa dan digolongkan menjadi dua kategori yaitu :

Page 35: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

a. Mendukung : jika nilai > median

b. Tidak Mendukung : jika nilai < nilai median

2.4. Konsep Kemandirian Anak

2.4.1. Definisi Kemandirian Anak

Kemandirian anak merupakan kemampuan anak untuk melakukan

kegiatan dan tugas sehari-hari sendiri atau dengan sedikit bimbingan, sesuai

dengan tahap perkembangan dan kemampuan anak (Prasasti & Lie, 2005).

Menurut Familia (2006), Kemandirian anak adalah anak yang mampu berpikir

dan berbuat untuk dirinya sendiri. Seorang anak yang mandiri biasanya aktif,

kreatif, kompeten, tidak tergantung pada orang lain, dan tampak spontan.

Kemandirian pada anak sangat penting karena mereka salah satu life skil yang

perlu dimiliki.

Kemandirian diartikan sebagai suatu sikap yang harus dikembangkan oleh

seorang anak untuk dapat menjalani kehidupan tanpa ketergantungan pada orang

lain. Kemandirian tidak hanya berlaku bagi anak tetapi juga pada semua tingkatan

usia. Setiap manusia perlu mengembangkan kemandirian dan melaksanakan

tanggung jawab sesuai dengan kapasitas dan tahapan perkembangannya. Secara

alamiah anak mempunyai dorongan untuk mandiri dan bertanggung jawab atas

diri sendiri. Tanggung jawab merupakan perilaku anak yang menentukan

bagaimana anak bereaksi terhadap situasi setiap hari, yang memerlukan beberapa

jenis keputusan yang bersifat moral di dalam membentuk kemandirian (Prasasti &

Lie, 2005).

Page 36: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

Brammer & shostrom (1982, dalam Ali & Asrori, 2010) mengatakan,

bahwa pembahasan mengenai kemandirian tidak terlepas dari pembahasan

mengenai perkembangan kemandirian anak itu sendiri. Soelaeman (1988, dalam

Wong, 2010) mengatakan bahwa perkembagan kemandirian merupakan proses

yang menyangkut unsur-unsur normatif, yang mengandung makna bahwa

kemandirian merupakan suatu proses yang terarah. Peran orang tua dalam

pengasuhan anak usia prasekolah sangat penting karena orang tua adalah guru

pertama dalam pendidikan anak untuk mengembangkan kemandiriannya.

Wong et al. (2010) mengungkapkan bahwa usaha pendidikan yang

dilakukan secara sungguh-sungguh oleh orang tua untuk mengembangkan

kemandirian anak menjadi sangat penting karena selain problema anak dalam

bentuk perilaku negatif juga terdapat gejala negatif yang dapat menjauhkan anak

dari kemandirian diusia selanjutnya yang berdampak negatif bagi anak.

Kartadinata (1988, dalam Wong et al., 2010) mengemukakan gejala-gejala

tersebut sebagai berikut.

a) Ketergantungan disiplin kepada kontrol luar dan bukan karena nilai sendiri

yang ikhlas. Perilaku seperti ini akan mengarah kepada perilaku formalistik

dan ritualistik serta tidak konsisten. Situasi seperti ini akan menghambat

pembentukan etos kerja dan etos kehidupan yang mapan sebagai salah satu ciri

dari kualitas sumber daya dan kemandirian anak.

b) Sikap tidak peduli terhadap lingkungan hidup. anak mandiri bukanlah anak

yang lepas dari keluarganya melainkan anak yang bertranseden terhadap

Page 37: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

keluarganya. Ketidakpedulian terhadap lingkungan hidup merupakan gejala

perilaku impulsif yang menunjukkan bahwa kemandirian anak masih rendah.

c) Sikap hidup kompromistik tanpa pemahaman dan kompromistik dengan

mengorbankan prinsip. Gejala mitos bahwa segala sesuatunya dapat diatur

yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat merupakan petunjuk

ketidakjujuran berfikir dan bertindak serta kemandirian yang masih rendah.

Gejala-gejala yang dipaparkan Kartadina di atas merupakan sebagian

kendala utama dalam mempersiapkan kemandirian anak dalam kehidupan dimasa

mendatang yang penuh tantangan. Oleh sebab itu, perkembangan kemandirian

anak menuju kearah kesempurnaan menjadi sangat penting untuk diikhtiarkan

secara serius, sistematis dan terprogram. Sebab, masalah kemandirian

sesungguhnya bukanlah hanya masalah dalam generasi (intergeneration), tetapi

juga masalah antargenerasi (between generation). Perubahan tata nilai yang terjadi

dalam generasi dan antargenerasi akan tetap memposisikan kemandirian sebagi

isu aktual dalam perkembangan anak (Wong et al., 2010).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian anak merupakan

suatu kemampuan untuk berfikir, merasakan, serta anak melakukan sesuatu atas

dorongan diri sendiri dan mampu mengatur diri sendiri sesuai dengan

kewajibannya dalam kehidupan sehari-hari tanpa dibantu oleh orang lain.

2.4.2. Ciri-Ciri Kemandirian Anak

Adapun ciri khas kemandirian pada anak, diantaranya (Familia, 2006).

a. Anak yang mandiri mempunyai kecenderungan memecahkan masalah dari

pada berkutat dalam kekhawatiran bila terlibat masalah.

Page 38: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

b. Anak yang mandiri tidak takut dalam mengambil resiko karena sudah

mempertimbangkan hasil sebelum berbuat.

c. Anak percaya terhadap penilaian sendiri, sehingga tidak sedikit-sedikit

bertanya atau meminta bantuan.

d. Anak mempunyai kontrol yang lebih baik terhadap kehidupannya.

Masrun, dkk (1986) membagi kemandirian ke dalam lima komponen yaitu

sebagai berikut.

1) bebas, artinya bertindak atas kehendaknya sendiri bukan karena orang lain

dan tidak bergantung pada orang lain.

2) progresif, artinya berusaha untuk mengejar prestasi, tekun dan terencana

dalam mewujudkan harapannya.

3) inisiatif, yaitu mampu berpikir dan bertindak secara original, kreatif dan

penuh inisiatif.

4) terkendali dari dalam, dimana individu mampu mengatasi masalah yang

dihadapi, mampu mengendalikan tindakannya serta mampu mempengaruhi

lingkungan, dan atas usahanya sendiri.

5) kemantapan diri (harga diri dan percaya diri), termasuk dalam hal ini

mempunyai rasa percaya terhadap kemampuan diri sendiri, menerima dirinya

dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

2.4.3.   Aspek-Aspek Kemandirian Anak

Havighurst (1972, dalam Agus, Ds. 2009) menkategorikan aspek-aspek

kemandirian anak sebagai berikut.

Page 39: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

a. Aspek intelektual, yaitu kemauan untuk berfikir dan menyelesaikan masalah

sendiri.

b. Aspek sosial, yaitu kemauan untuk membina relasi secara aktif.

c. Aspek emosi, yaitu kemauan untuk mengelola emosinya sendiri.

d. Aspek ekonomi, yaitu kemauan untuk mengatur ekonomi sendiri.

Sedangkan menurut Ara (1998). Aspek-aspek kemandirian anak sebagai

berikut.

a)   Kebebasan

Kebebasan merupakan hak asasi bagi setiap manusia, begitu juga seorang

anak. Anak cenderung akan mengalami kesulitan untuk mengembangkan

kemampuan dirinya dan mencapai tujuan hidupnya, bila tanpa kebebasan.

Perwujudan kemandirian seseorang dapat dilihat dalam kebebasannya

membuat keputusan.

b)  Inisiatif

Inisiatif merupakan suatu ide yang diwujudkan ke dalam bentuk tingkah laku.

Perwujudan kemandirian seseorang dapat dilihat dalam kemampuannya untuk

mengemukakan ide, berpendapat, memenuhi kebutuhan sendiri dan berani

mempertahankan sikap.

c)   Percaya Diri

Kepercayaan diri merupakan sikap individu yang menunjukkan keyakinan

bahwa dirinya dapat mengembangkan rasa dihargai. Perwujudan kemandirian

anak dapat dilihat dalam kemampuan untuk berani memilih, percaya akan

Page 40: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

kemampuannya dalam mengorganisasikan diri dan menghasilkan sesuatu yang

baik.

d)  Tanggung Jawab

Aspek tanggung jawab tidak hanya ditunjukkan pada diri anak itu sendiri

tetapi juga kepada orang lain. Perwujudan kemandirian dapat dilihat dalam

tanggung jawab seseorang untuk berani menanggung resiko atas konsekuensi

dari keputusan yang telah diambil, menunjukkan loyalitas dan memiliki

kemampuan untuk membedakan atau memisahkan antara kehidupan dirinya

dengan orang lain di lingkungannya.

e)   Ketegasan Diri

Ketegasan diri menunjukkan adanya suatu kemampuan untuk mengandalkan

dirinya sendiri. Perwujudan kemandirian seeorang dapat dilihat dalam

keberanian seseorang untuk mengambil resiko dan mempertahankan pendapat

meskipun pendapatnya berbeda dengan orang lain.

f)   Pengambilan Keputusan

Dalam kehidupannya, anak selalu dihadapkan pada berbagai pilihan yang

memaksanya mengambil keputusan untuk memilih. Perwujudan kemandirian

seseorang anak dapat dilihat di dalam kemampuan untuk menemukan akar

permasalahan, mengevaluasi segala kemungkinan di dalam mengatasi masalah

dan berbagai tantangan serta kesulitan lainnya, tanpa harus mendapat bantuan

atau bimbingan dari orang yang lebih dewasa.

g)   Kontrol Diri

Page 41: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

Kontrol diri memiliki pengertian yaitu suatu kemampuan untuk menyesuaikan

diri dengan lingkungan sosialnya, baik dengan mengubah tingkah laku atau

menunda tingkah laku, tanpa peraturan atau bimbingan dari orang lain.

Dengan kata lain, sebagai kemempuan untuk mengontrol diri dan perasannya,

sehingga seseorang tidak merasa takut, tidak cemas, tidak ragu atau tidak

marah yang berlebihan saat dirinya berinteraksi dengan orang lain atau

lingkungan.

2.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Anak

Basri (1995). berpendapat bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

pembentukan  kemandirian anak sebagai berikut.

a)  Faktor Internal

Faktor internal merupakan semua pengaruh yang bersumber dari dalam diri

anak itu sendiri, seperti keadaan keturunan dan konstitusi tubuhnya sejak lahir

dengan segala perlengkapan yang melekat padanya.

1)   Faktor Peran Jenis Kelamin

Secara fisik anak laki-laki dan wanita tampak jelas perbedaan dalam

perkembangan kemandiriannya. Dalam perkembangan kemandirian anak

laki-laki biasanya lebih aktif dari pada anak perempuan.

2)    Faktor Kecerdasan atau Intelegensi

Anak yang memiliki intelegensi yang tinggi akan lebih cepat menangkap

sesuatu yang membutuhkan kemampuan berfikir. Sehingga, anak yang cerdas

cenderung cepat dalam membuat keputusan untuk bertindak, dibarengi

dengan kemampuan menganalisis yang baik terhadap resiko-resiko yang akan

Page 42: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

dihadapi. Intelegensi berhubungan dengan tingkat kemandirian anak. Artinya,

semakin tinggi intelegensi seseorang anak maka semakin tinggi pula tingkat

kemandiriannya.

3)    Faktor Perkembangan

Kemandirian akan banyak memberikan dampak yang positif bagi

perkembangan anak. Oleh sebab itu, orang tua perlu mengajarkan

kemandirian sedini mungkin sesuai dengan kemampuan anak.

b)  Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan pengaruh yang berasal dari luar anak, sering

pula dinamakan faktor lingkungan. Lingkungan kehidupan yang dihadapi anak

sangat mempengaruhi perkembangan keperibadian seseorang, baik dalam segi-

segi positif maupun negatif. Biasanya, jika lingkungan keluarga, sosial, dan

masyarakatnya. Meskipun cenderung akan berdampak positif dalam hal

kemandirian anak terutama dalam bidang nilai dan kebiasaan dalam melaksanakan

tugas-tugas kehidupan.

1)    Faktor Pola Asuh

Untuk dapat mandiri seseorang membutuhkan kesempatan, dukungan dan

dorongan dari keluarga serta lingkungan di sekitarnya. Pada saat ini orang tua

dan respon dari lingkungan sangat diperlukan bagi anak untuk setiap perilaku

yang telah dilakukannya.

2)    Faktor Sosial Budaya

Faktor sosial budaya merupakan salah satu faktor eksternal yang

mempengaruhi kemandirian anak, terutama di Indonesia yang terdiri dari

Page 43: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

berbagai macam suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya yang

beragam.

Wong (2001, dalam Supartini, 2004) mengatakan faktor-faktor yang

mempengaruhi pola asuh orang tua sebagai berikut.

2.6. Faktor-faktor Dukungan Orang Tua terhadap Kemandirian Anak

2.6.1. Pendidikan

Dari segi istilah pendidikan berasal dari bahasa Latin educatus (educare)

yang berarti merawat dan membimbing. Tingkat pendidikan merupakan dasar

dalam pengembangan wawasan serta sarana untuk memudahkan bagi seseorang

untuk menerima pengetahuan, sikap dan perilaku yang baru. Tingkat pendidikan

merupakan dasar pengembangan daya nalar seseorang untuk menerima motivasi.

Latar belakang pendidikan seseorang berpengaruh pada beberapa kategori

kompetensi di mana semakin tinggi pendidikan seseorang semakin tinggi pula

tingkat keterampilan dalam hubungan interpersonal serta semakin tinggi tingkat

pendidikan yang dicapai seseorang, maka besar keinginan untuk memanfaatkan

pengetahuan dan keterampilan(Azwar, 1995 dalam Notoatmodjo, 2007).

Menurut Dachlia (2000) pendidikan dibagi menjadi 2 kategori yaitu :

a. Pendidikan Rendah : Apabila pendidikan dasar berbentuk sekolah

dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang

sederajat serta sekolah menengah pertama(SMP) dan madrasah

tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

b. Pendidikan Tinggi : Pendidikan menengah berbentuk sekolah

menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah

Page 44: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk

lain yang sederajat dan pendidikan diploma, sarjana, magister, dokter

dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

Menurut Dachlia (2000), untuk kepentingan analisis, variable pendidikan

disederhanakan menjadidua kategori yaitu : tinggi meliputi SMA atau lebih dan

rendah meliputi SMP atau kurang. Batasan ini mengikuti ketentuan bahwa

pendidikan dasar meliputi pendidikan minimal Sembilan tahun.

2.6.2. Usia Orang tua

Umur adalah usia ibu yang menjadi indikator dalam kedewasaan dalam

setiap pengambilan keputusan untuk melakukan sesuatu yang mengacu pada

setiap pengalamannya. Pengalaman mengasuh berdasarkan umur sangat

berpengaruh terhadap kemampuan dalam mengasuh. (Notoatmodjo, 2009).

Umur adalah usia seseorang yang dihitung sejak lahir sampai dengan batas

akhir hidupnya. Umur sangat mempengaruhi seseorang dalam melaksanakan suatu

kegiatan maupun aktifitas (Pinem, 2010).

Umur/usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola

pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia

madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial

serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri

menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan

banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan

Page 45: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Dua

sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup :

1. Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai

dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah

pengetahuannya.

2. Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua

karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan

bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada

beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan

umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun

cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia. (Anonim dalam duniabaca,

2011)

Menurut Hurlock (1993) dalam Erika (2011) mengatakan Umur dewasa

dibagi menjadi 3 kategori yaitu: dewasa muda (19-29 tahun), dewasa madya (30-

49 tahun), dan dewasa akhir (50-69 tahun).

Umur adalah lama waktu hidup individu yang terhitung mulai saat

dilahirkan sampai saat dilakukan penelitian. Semakin cukup umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseoarang akan lebih matang dalam berpikir dalam

bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan

lebih dewasa akan lebih di percaya dari orang yang belum cukup tinggi

kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya.

Semakin tua umur seseorang maka makin bertambah dalam memberikan

dukungan (Taufik, 2007).

Page 46: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

Pengukuran variable umur diukur dalam bentuk data numerik ( nilai skor).

2.6.3. Pendapatan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sosial berarti segala sesuatu

yang berkenaan dengan masyarakat (KBBI,1996:958). Sedangkan dalam konsep

sosiologi, manusia sering disebut sebagai makhluk sosial yang artinya manusia

tidak dapat hidup wajar tanpa adanya bantuan orang laindisekitarnya. Sehingga

kata sosial sering diartikan sebagai hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan

kebutuhan masyarakat, antara lain sandang, pangan, perumahan, pendidikan,

kesehatan, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan dengan

penghasilan. Hal ini disesuaikan dengan penelitian yang akan dilakukan.

Untuk melihat kedudukan sosial ekonomi Melly G. Tan mengatakan

adalah pekerjaan, penghasilan, dan pendidikan. Berdasarkan ini masyarakat

tersebut dapat digolongkan kedalam kedudukan sosial ekonomi rendah, sedang,

dan tinggi (Noor, 2007).

Menurut Pratama (2002) tingkat ekonomi yang tinggi memungkinkan

anggota keluarga untuk memperoleh kebutuha yang lebih, misalnya bidang

pemeliharaan kesehatan, kebutuhan untuk berobat, mematuhi prosedur

pengobatan yang harus dijalankan, mengikuti anjuran dalam pengobatan dan lain

sebagainya yang membutuhkan biaya yang tinggi.

Berikut informasi Upah Minimum Regional (UMR) atau Upah Minimum

Provinsi (UMP) yang telah dikeluarkan pada tahun 2013. salah satunya Propinsi

Page 47: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

Aceh. Penghasilan menurut PerGup Aceh No. 12 Tahun 2013 ada 2 kategori

yaitu:

- Tinggi : apabila penghasilan > Rp 1.550.000 /bulan / Orang

- Rendah : apabila penghasilan < Rp. 1.550.000 /bulan / Orang

Apabila penghasilan dibawah Rp.1.550.000, maka kebutuhan keluarga

akan kurang terpenuhi (PerGup Aceh, 2013).

2.7.     Kerangka Teoritis

Dachlia, 2000- Pendidikan

Notoatmodjo, 2007 dan Taufik, 2007

- Usia orang tuaDukungan Orang Tua dalam Kemandirian anak

Page 48: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

BAB III

KERANGKA KONSEPSIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan acuan dari teori yang dikemukakan oleh Edwards (2006), dan

Widyarini, (2003). Maka hubungan antara konsep tersebut dapat digambarkan

sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

(Bebas) (Terikat)

PerGub Aceh, 2013- Pendapatan

Dukungan Orang Tua dalam Kemandirian Anak

Pendidikan Orang Tua

Umur Orang Tua

Pendapatan Orang Tua

Page 49: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

Gambar 3.1

Kerangka Konsep

3.2 Hipotesis Penelitian

3.2.1 Ada hubungan pendidikan dengan dukungan orang tua dalam

kemandirian anak di Kemukiman Lima Kecamatan Samalanga Kabupaten

Bireuen.

3.2.2 Ada hubungan usia orang tua dengan dukungan orang tua dalam

kemandirian anak di Kemukiman Lima Kecamatan Samalanga Kabupaten

Bireuen.

3.2.3 Ada hubungan pendapatan dengan dukungan orang tua dalam kemandirian

anak di Kemukiman Lima Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen.

3.3 Pengukuran Variabel

Page 50: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

Berdasarkan skala pengukuran tersebut diatas, maka pengukurannya dapat

dilakukan sebagai berikut :

3.2.1. Dukungan Orang Tua Terhadap Kemandirian Anak

Menurut Nursalam (2011) mengatakan bahwa jawabannya berupa data

ordinal, diperiksa dan digolongkan menjadi dua kategori yaitu :

c. Mendukung : jika nilai > median

d. Tidak Mendukung : jika nilai < nilai median

3.2.2. Pendidikan Orang Tua

Menurut Dachlia (2000), untuk kepentingan analisis, variable pendidikan

disederhanakan menjadidua kategori yaitu : tinggi meliputi SMA atau lebih dan

rendah meliputi SMP atau kurang. Batasan ini mengikuti ketentuan bahwa

pendidikan dasar meliputi pendidikan minimal Sembilan tahun.

3.2.3. Umur Orang Tua

Pengukuran variabel umur diukur dalam bentuk data numerik (nilai skor).

3.2.4. Pendapatan (PerGub, 2013)

- Tinggi, jika pendapatan responden perbulan > Rp.1.550.000,-

- Rendah, jika pendapatan responden perbulan < Rp.1.550.000.-

3.4 Definisi Operasional

No

Variabel Definisi Operasional

Cara Ukur Alat Ukur Skala Ukur

Hasil Ukur

Dependen 1.

Dukungan Orang Tua dalam Kemandirian Anak

Dukungan orang tua dalam mengasuh anaknya untuk menjadi anak yang mandiri di dalam

Wawancara Kuesioner Ordinal - Mendukung- Tidak mendukung

Page 51: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

kehidupan.Independen 1.

2.

3.

Pendidikan Orang tua

Umur Orang Tua

Pendapatan

Tingkatan pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh responden pada saat penelitian dan mempunyai ijazah.

Jumlah lamanya hidup seseorang.

Penghasilan yang dimiliki responden untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dihitung perbulan.

Wawancara

Wawancara

Wawancara

Kuesioner

Kuesioner

Kuesioner

Ordinal

Rasio

Ordinal

- Tinggi

-Rendah

Numerik

- Tinggi- Rendah

BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional yang berarti

suatu rancangan peneliti untuk mempelajari variabel peneliti dengan cara

pendekatan, observasi atau pengukuran atau pengumpulan data sekaligus pada

saat bersamaan (point time approach). dimana pengumpulan data variable

Dependen dan Independen dilakukan penelitian disaat yang bersamaan

(Notoatmodjo, 2003).

Page 52: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

4.2. Populasi dan Sampel

4.2.1. Populasi

Populasai adalah keseuruhan objek penelitian yang berada dalam wilayah

penelitian (Arikunto, 2006)

Populasi pada penelitian ini diambil dari semua orang tua yang memiliki

anak usia sekolah sebanyak 300 orang di Kemukiman Lima Kecamatan

Samalanga Kabupaten Bireuen Tahun 2013.

4.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan sampling tertentu

untuk bisa memilih / mewakili populasi. Dalam penelitian, pada umumnya tidak

menggunakan seluruh obyek sebagai obyek penelitian. Penentuan jumlah sampel

dengan menggunakan rumus (Nursalam, 2003).

N

n = 1+N (d2)

      Keterangan :

n = Sampel

N = Populasi

d = presentasi/tingkat kepercayaan ( 1%, 5%,10%).

Berdasarkan rumus diatas, maka jumlah sampel yang akurat penelitian ini

dengan menggunakan tingkat kepercayaan 10% adalah sebagai berikut:

300n =

1+300 (0,12)

36

Page 53: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

300n =

1+300 (0,01)

300n =

1+ 3

300n =

4

n = 75 orang

Jadi sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 75 orang dengan

pengambilan sampel non random yang berupa accidental Sampling yaitu

pemilihan sampel didasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap

mempunyai hubungan dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui

sebelumnya.

4.3. Lokasi dan Waktu

4.3.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kemukiman Lima Kecamatan Samalanga

Kabupaten Bireuen Tahun 2013. Terdiri dari sembilan desa yaitu Pante Rheng,

Meuliek ,Namploh Baro, Namploh Mayang, Namploh Blang Garang, Namploh

Krueng dan Namploh Papeun.

4.3.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 september s.d 19 September

2013.

4.4. Instrumen Penelitian

Page 54: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

Instrumen penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah berupa

kuesioner, yang berisi 11 pertanyaan, yang terdiri dari 9 pernyataan tentang

dukungan orang tua, 1 pertanyaan tentang tingkat pendidikan orang tua, 1

pertanyaan tentang pendapatan orang tua. Dimana alternatif jawaban diberikan

nilai.

4.5. Tekhnik Pengumpulan Data

4.5.1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari responden di

Kemukiman Lima Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen Tahun 2013 dan

referensi yang berhubungan dengan penelitian ini dan penelitian ini menggunakan

tehnik pengumpulan data dengan wawancara dan dalam bentuk koesioner.

4.5.2. Data Sekunder

Data sekunder yang dibutuhkan diperoleh dari Dinas kesehatan provinsi

NAD, Dinas Kesehatan Bireuen, dan Kecamatan Samalanga tahun 2012 serta

referensi yang berkaitan dengan penelitian.

4.6. Pengolahan Data

Semua proses analisa data dalam penelitian ini menggunakan aplikasi

computer/software. Pelaksanaanya dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut: (Notoatmodjo, 20032)

4.6.1. Editing

Kegiatan pengecekan isian formulir atau kuesioner,apakah sudah

lengkap,jelas,relevan dan konsisten.

4.6.2. Coding

Page 55: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

Proses untuk mengklasifikasikan data dan memberi kode untuk masing-

masing kelas sesuai dengan tujuan dikumpulkannya data.

4.6.3. Structure and File Data

Proses ini dikembangkan sesuai dengan analisis data dan program komputer

yang akan digunakan, dengan menetapkan nama, skala, dan jumlah digit untuk

masing-masing variabel.

4.6.4. Entry Data

Data seluruhnya dientry ke komputer dengan software statistik.

4.6.5.Cleaning Data

4.7. Analisa Data dan Penyajian Data

4.7.1.Analisa Data

Data yang sudah diolah pada tahap sebelumnya, selanjutnya untuk

kepentingan penelitian ini dianalisis menggunakan sofwer statistik dengan batuan

fasilitas komputer. Proses analisis yang akan dilakukan terdiri dari 2 langkah yaitu

sebagai berikut.

a. Analisa Univariat.

Analisa univariat digunakan untuk mengetahui prevalence rate dukungan

suami dalam kesiapan ibu hamil menghadapi persalinan dan distribusi proporsi

dari masing-masing variabel meliputi umur suami, pendidikan suami, pekerjaan

suami dan paritas.

b. Analisa Bivariat (Cross Seksional)

Page 56: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

Analisa bivariat merupakan hasil dari variabel-variabel bebas yang diduga

mempunyai hubungan dengan variabel terikat untuk mengetahui hubungan dari

masing-masing variabel. Analisa yang digunakan adalah tabulasi silang. Untuk

menguji hipotesa dilakukan analisa statistik dengan mengunakan uji kategori Chi

square text (x2) pada tingkat kemaknaannya adalah 95% (P α 0.05) sehingga

dapat diketahui ada atau tidaknya perbedaan yang bermakna secara stasistik,

dengan mengunakan program komputer. Melalui pemilihan uji chisquare

selanjutnya ditarik suatu kesimpulan bila P lebih kecil atau sama dengan nilai alpa

(0.05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang menunjukkan adanya hubungan

bermakna antara variebel terikat dengan variabel bebas dan menggunakan uji

Independent Simple T Test.

4.7.2.Penyajian Data

Penyajian data dilakukan bertujuan untuk memudahkan pembaca dan

penulis dalam rangka menjawab tujuan khusus dalam penelitian ini. Dalam

penyajian data hasil penelitian ini, penulis akan menyajikan data dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi dan tabulasi silang dan dibahas dalam bentuk narasi.

Page 57: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

5.1.1 Data Geografis

Kemukiman Lima merupakan salah satu desa yang terletak di

Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen dengan luas wilayah 5.800 m3 dengan

jumlah desa ,Pante Rheng, Meuliek ,Namploh Baro, Namploh Mayang, Namploh

Blang Garang, Namploh Krueng dan Namploh Papeun dengan jumlah penduduk

5.595 jiwa. Adapun batas-batas wilayah sebagai berikut :

1. Bagian Utara dengan laut.

2. Bagian Selatan dengan desa Mns.Lueng.

3. Bagian Timur dengan desa Arongan.

Page 58: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

4. Bagian Barat dengan desa Gampong Baro.

5.1.1 Data Demografis

Kemukiman Lima mempunyai 9 desa dengan Jumlah penduduk sebanyak

5.595 jiwa serta dengan jumlah KK sebanyak 2.405 KK.

5.2 Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada tanggal 17 september

s.d 19 september 2013 dengan objek penelitian orang tua yang mempunyai anak

usia sekolah dengan jumlah responden 75 orang dan diperoleh hasil penelitian

sebagai berikut :

5.2.1. Analisa Univariat

Analisa univariat dengan mengunakan tabel distribusi frekuensi

dan presentase, baik variabel bebas dan variabel terikat akan di jabarkan

secara deskriptif.

a. Dukungan Orang Tua Dalam Kemandirian Anak

Tabel 5.1

Distribusi Responden Menurut Dukungan Orang Tua Dalam Kemandirian

Anak Usia Sekolah Di Kemukiman Lima Kecamatan Samalanga

Kabupaten Bireuen Tahun 2013

No Dukungan Frekuensi persentase

1. Mendukung 21 28,0

Page 59: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

2. Tidak Mendukung 54 72,0

Total 75 100,0

    Sumber: data primer (diolah 2013)

Berdasarkan tabel 5.1 di atas dapat disimpulkan bahwa dari 75 orang

responden di jumpai lebih banyak orang tua yang tidak mendukung terhadap

kemandirian anak yaitu 72,0% (54 orang).

b. Pendidikan

Tabel 5.2

Distribusi Responden Menurut Pendidikan Orang Tua Dalam Kemandirian

Anak Usia Sekolah Di Kemukiman Lima Kecamatan Samalanga

Kabupaten Bireuen Tahun 2013

No Pendidikan Frekuensi Persentase

1. Tinggi 7 9,3

2. Rendah 68 90,7

Total 75 100

    Sumber: data primer (diolah 2013)

Page 60: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

Berdasarkan tabel 5.2 di atas dapat disimpulkan bahwa dari 75 orang

responden di jumpai lebih banyak orang tua yang berpendidikan rendah yaitu

90,7% (68 orang).

c. Umur

Tabel 5.3

Distribusi Responden Menurut Umur Orang Tua Dalam Kemandirian Anak

Usia Sekolah Di Kemukiman Lima Kecamatan Samalanga

Kabupaten Bireuen Tahun 2013

No Variabel Mean Median Min-Max St. Deviasi 95%CI

1 Umur 38 37 28-50 7,205 36,12-39,43

Sumber : data primer (diolah, 2013)

Dari tabel 5.3 diatas, berdasarkan hasil analisis didapatkan rata-rata umur

responden adalah 38 tahun , median 37 tahun dan standar deviasi 7,205. Untuk

estimasi interval 95% kita yakin bahwa rata-rata umur responden berada rentang

36,12-39,43.

d. Pendapatan

Tabel 5.4

Distribusi Responden Menurut Pendapatan Orang Tua Dalam Kemandirian

Anak Usia Sekolah Di Kemukiman Lima Kecamatan Samalanga

Kabupaten Bireuen Tahun 2013

Page 61: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

No Pendapatan Frekuensi Persentase

1. Tinggi 5 6,7

2. Rendah 70 93,3

Total 75 100

    Sumber: data primer (diolah 2013)

Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat disimpulkan bahwa dari 75 orang

responden di jumpai lebih banyak orang tua yang berpendapatan rendah yaitu

90,7% (68 orang).

5. 2. 2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat untuk melihat kemaknaan hubungan antara variabel

dependent dan variabel independent dengan menggunakan statistik sederhana

yaitu: chi square ( ) pengambilan keputusan ada hubungan atau tidak pada

tingkat kepercayaan 95% Melalui uji chisquare bila p value lebih

kecil atau sama dengan alpa 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya tidak

ada hubungan yang bermakna antara variabel bebas dan variabel terikat.

a. Hubungan Antara Pendidikan Dengan Dukungan Orang Tua Dalam

Kemandirian Anak Usia Sekolah

Tabel 5.5

Distribusi Responden Menurut Pendidikan Dengan Dukungan Orang Tua

Dalam Kemandirian Anak Usia Sekolah Di Kemukiman Lima

Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen Tahun 2013

Page 62: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

No Pendidikan

Dukungan

JumlahP

valueOR (95%)

Mendukung Tidak

Mendukung

F % F % F %

1. Tinggi 4 57,1 3 42,9 7 100

0,091

4,000

(0,812 -

19,702)2. Rendah 17 25,0 51 75,0 68 100

Jumlah 21 28,0 54 72,0 75 100

Sumber data primer (di olah 2013)

Berdasarkan tabel 5.5 hasil analisa ada hubungan pendidikan dengan

dukungan orang tua dalam kemandirian anak usia sekolah dapat dilihat bahwa

persentase mendukung lebih banyak di dapatkan pada orang tua yang

berpendidikan tinggi 57,1 % (4 orang). Setelah dilakukan uji statistik dengan chi

square didapatkan P value = 0,091, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara pendidikan dengan dukungan orang tua dalam kemandirian

anak usia sekolah.

Dari hasil analisis diperoleh juga nilai OR = 4,000, artinya orang tua

yang berpendidikan tinggi mempunyai peluang 4,000 kali mendukung

dibandingkan dengan orang tua yang berpendidikan rendah.

Page 63: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

b. Hubungan Antara Umur Dengan Dukungan Orang Tua Daam

Kemandirian Anak Usia Sekolah

Tabel 5.6

Distribusi Responden Menurut Umur Dengan Dukungan Orang Tua Dalam

Kemandirian Anak Usia Sekolah Di Kemukiman Lima Kecamatan

Samalanga Kabupaten Bireuen Tahun 2013

Dukungan Orang Tua dalam kemandirian

Anak

Nilai z P value

Page 64: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

Umur mendukung Tidak mendukung -1,129 0,259

Data primer (diolah 2013)

Dari tabel 5.6 di atas hasil analisis didapatkan bahwa rata-rata umur

responden yang mendukung adalah (33,45%), sedangkan umur responden yang

tidak mendukung rata-rata umurnya adalah (39,77%), artinya untuk mendapatkan

nilai z = -1,129. Hasil uji statistik didapatkan nilai P value = 0,259.

Hipotesa yang menyatakan tidak terdapat hubungan dukungan orang tua

dalam kemandirian anak usia sekolah dengan umur orang tua dapat di terima

artinya tidak ada hubungan umur orang tua dengan dukungan orang tua dalam

kemandirian anak usia sekolah.

c. Hubungan Antara Pendapatan Dengan Dukungan Orang Tua Dalam

Kemandirian Anak Usia Sekolah

Tabel 5.7

Distribusi Responden Menurut Pendapatan Dengan Dukungan Orang Tua

Dalam Kemandirian Anak Usia Sekolah Di Kemukiman Lima

Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireun Tahun 2013

No Pendapatan Dukungan Jumlah P

value

OR (95%)

Mendukung Tidak

Page 65: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

Mendukung

F % F % F %

1. Tinggi 3 60,0 2 40,0 5 100

0,130

4,333

(0,669 –

28,053)2. Rendah 18 25,7 52 74,3 70 100

Jumlah 21 28,0 54 72,0 75 100

Sumber data primer (di olah 2013)

Berdasarkan tabel 5.7 hasil analisa hubungan pendapatan dengan

dukungan orang tua dalam kemandirian anak usia sekolah dapat dilihat bahwa

persentase mendukung lebih banyak di dapatkan pada orang tua yang

berpendapatan rendah 25,7 % (18 orang). Setelah dilakukan uji statistik dengan

chi square didapatkan P value = 0,130.

Hipotesa yang menyatakan tidak terdapat hubungan antara pendapatan

dengan dukungan orang tua dalam kemandirian anak usia sekolah dapat di terima

artinya tidak ada hubungan dukungan orang tua dalam kemandirian anak usia

sekolah dengan pendapatan orang tua.

Page 66: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1. Pembahasan

Pembahasan adalah kesenjagaan yang muncul setelah peneliti melakukan

penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian tentang Faktor- Faktor Yang

Berhubungan Dengan Dukungan Orang Tua Dalam Kemandirian Anak Usia

Sekolah Di Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen Tahun 2013.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekatan

cross sectional, dimana variabel terbagi atas dua yaitu variabel bebas

( independen) dan variabel terikat ( dependen) yang terjadi pada objek penelitian

diukur atau dikumpulkan secara stimultan atau dalam waktu yang bersamaan

Page 67: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

(point time approch). Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah accidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 75

orang.

6.1.1. Hubungan Antara Pendidikan Orang Tua Dengan Dukungan Orang

Tua Dalam Kemandirian Anak Di Kemukiman Lima Kecamatan

Samalanga Kabupaten Bireuen Tahun 2013.

Berdasarkan tabel 5.2 dapat disimpulkan bahwa dari 75 orang responden

di jumpai lebih banyak orang tua yang berpendidikan rendah yaitu 90,7% (68

orang).

Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam

pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah

yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang dari individu, kelompok dan

masyarakat. Konsep ini berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai

makhluk sosial dalam kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai hidup dalam

masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan

(lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu) (Notoatmodjo, 2005).

Berdasarkan hasil analisa ada hubungan pendidikan dengan dukungan

orang tua dalam kemandirian anak usia sekolah dapat dilihat bahwa persentase

mendukung lebih banyak di dapatkan pada orang tua yang berpendidikan tinggi

57,1 % (4 orang). Setelah dilakukan uji statistik dengan chi square didapatkan P

value = 0,091, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang

signifikan antara pendidikan dengan dukungan orang tua dalam kemandirian anak

usia sekolah.

Page 68: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak selalu pendidikan dapat

mendukung terhadap kemandirian anak karena kemungkinan orang tua tidak ada

kesempatan untuk memberi dukungan terhadap anak mereka.

6.1.2. Hubungan Antara Umur Orang Tua Dengan Dukungan Orang Tua

Dalam Kemandirian Anak Di Kemukiman Lima Kecamatan

Samalanga Kabupaten Bireuen Tahun 2013.

Berdasarkan hasil analisis didapatkan rata-rata umur responden adalah

38 tahun , median 37 tahun dan standar deviasi 7,205. Untuk estimasi interval

95% kita yakin bahwa rata-rata umur responden berada rentang 36,12-39,43.

Umur adalah lama waktu hidup atau ada sejak dilahirkan atau diadakan.

Umur juga berpengaruh terhadap psikis seseorang dimana umur muda sering

menimbulkan ketegangan, kebingungan, rasa cemas dan rasa takut sehingga dapat

berpengaruh terhadap tingkah lakunya. Biasanya semakin dewasa maka

cenderung semakin menyadari dan mengetahui tentang permasalahan yang

sebenarnya. Semakin bertambah umur maka semakin banyak pengalaman yang

diperoleh, sehingga seseorang dapat meningkatkan kematangan mental dan

intelektual sehingga dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dalam

bertindak, Sehingga memungkinkan semakin baik dukungan yang diberikan

kepada anak dalam kemandiriannya (Notoadmodjo, 2007).

Dari tabel 5.6 di atas hasil analisis didapatkan bahwa rata-rata umur

responden yang mendukung adalah 33,45 tahun, sedangkan umur responden

yang tidak mendukung rata-rata umurnya adalah 39,77 tahun. Hasil uji statistik

didapatkan nilai P value = 0,259.

Page 69: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

Hipotesa yang menyatakan tidak terdapat hubungan dukungan orang tua

dalam kemandirian anak usia sekolah dengan umur orang tua dapat di terima

artinya tidak ada hubungan umur orang tua dengan dukungan orang tua dalam

kemandirian anak usia sekolah.

6.1.3. Hubungan Antara Pendapatan Orang Tua Dengan Dukungan Orang

Tua Dalam Kemandirian Anak Di Kemukiman Lima Kecamatan

Samalanga Kabupaten Bireuen Tahun 2013.

Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat disimpulkan bahwa dari 75 orang

responden di jumpai lebih banyak orang tua yang berpendapatan rendah yaitu

90,7% (68 orang).

Menurut Faizal Noor (2007) hampir semua aktifitas manusia terkait

dengan pendapatan, karena pada umumnya semua aktifitas manusia berkaitan

dengan pemenuhan kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) dalam

kehidupannya. Di sisi lain juga terlihat bahwa apapun profesi dan pekerjaan yang

dilakukan seseorang tujuannya tidak terlepas dari pemenuhan keperluan hidup

baik sekarang maupun masa depan, baik untuk keperluan sendiri atau generasi

berikutnya.

Page 70: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

Menurut Ramadhan (2009) status ekonomi seseorang juga akan

menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,

sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

Berdasarkan tabel 5.7 hasil analisa tidak ada hubungan pendapatan

dengan dukungan orang tua dalam kemandirian anak usia sekolah dapat dilihat

bahwa persentase mendukung lebih banyak di dapatkan pada orang tua yang

berpendapatan rendah 25,7 % (18 orang). Setelah dilakukan uji statistik dengan

chi square didapatkan P value = 0,130.

Hipotesa yang menyatakan tidak terdapat hubungan antara pendapatan

dengan dukungan orang tua dalam kemandirian anak usia sekolah dapat di terima

artinya ada hubungan dukungan orang tua dalam kemandirian anak usia sekolah

dengan pendapatan orang tua.

6.2. Keterbatasan Peneliti

Adapun Keterbatasannya adalah sebagai berikut:

6.2.1. Keterbatasan dalam pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dalam

bentuk angket, dimana keakuran data yang diperoleh antara variabel-variabel

sangat tergantung pada kejujuran dan keterbukaan responden serta sangat

dipengaruhi oleh kemampuan dalam menggali data dari responden sehingga

faktanya dapat dijamin keakuratannya.

6.2.2. Keterbatasan dalam validitas instrumen penelitian

Kuesioner baru pertama kali digunakan walaupun hasil uji validitas

dan ujireabilitas cukup baik, namun baru terbatas pada beberapa desa hingga akan

Page 71: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

menjadi lebih valid apabila dilakukan dan dicoba pada desa lain atau pada

kabupaten.

6.2.3. Keterbatasan rancangan penelitian

Rancangan penelitian digunakan adalah cross sectional dimana kedua

variabel diteliti secara bersamaan, melakukan uji chi square dan Independent-

Samples T Test.

6.2.4. Keterbatasan peneliti

Peneliti merupakan peneliti pemula yang masih asing dengan dunia

penelitian, sehingga masih banyak yang harus dipelajari secara bersama jalannya

penelitian.

6.2.5. Keterbatasan dana

Sebagai seorang mahasisiwi yang sudah tentu biaya menjadi kendala

utama bagi peneliti. Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan dana yang

cukup untuk mendukung kelancaran penelitian.

Page 72: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Faktor-Faktor

Yang Berhubungan Dengan Dukungan Orang Tua Dalam Kemandirian Anak Usia

Sekolah Di Kemukiman Lima Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen Tahun

2013 dapat diambil kesimpulan bahwa :

7.1.1. Dukungan orang tua paling banyak adalah orang tua yang tidak

mendukung yaitu 72,0% (54 responden).

7.1.2. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan orang tua dengan

dukungan orang tua.

7.1.3. Tidak ada hubungan yang signifikan antara umur orang tua dengan

dukungan orang tua.

Page 73: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

7.1.4. Tiadak ada hubungan yang signifikan antara pendapatan dengan dukungan

orang tua.

7.2. Saran

7.2.1. Untuk Institusi pendidikan

Bagi institusi pendidikan agar hasil penelitian dapat digunakan sebagai

sumber informasi dan juga dapat dijadikan sebagai referensi perpustakaan serta

sebagai penambahan bahan khususnya dukungan orang tua dalam kemandirian

anak usia sekolah.

7.2.2. Untuk peneliti

Untuk memperdalam ilmu pengetahuan yang telah dipelajari dibangku

kuliah serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam penyusunan karya

tulis ilmiah.

7.2.3. Untuk respondent

Kepada orang tua dan keluarga dalam melakukan persiapan untuk

kemandirian anak dan orang tua agar selalu memberi dukungan kepada anak usia

sekolah supaya mereka siap dalam menghadapi segala proses kehidupan.

Page 74: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

DAFTAR PUSTAKA

, 2003 B,Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasiny, Rineka Cipta, Jakarta.

, 2007, kesehatan masyarakat ilmu dan seni, Rineka Cipta, Jakarta.

_______, 2005, Metodelogi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta

Ali Qaimi. Dr. 2004. Keluarga dan Anak Bermasalah. Ciomas Bogor : Cahaya

Basri (1995, di akses melalui www.papers.gunadarma.ac.id diperoleh pada

tanggal 13 November 2011).

Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi

4, EGC, Jakarta.

Edwards Drew.C. 2006. Ketika Anak Sulit Diatur. Bandung : Pt. Mizan Pustaka.

Erika Herry, 2011, Tingkat Kecemasan, Dukungan Sosial, Dan Mekanisme

Koping Terhadap Kelentingan Keluarga Pada Keluarga Dengan Tb

Paru Di Kecamatan Ciomas Bogor 2011 [ Skripsi]. Departemen Ilmu

Page 75: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

Keluarga Dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian

Bogor.

Friedman Marily.M ,et al, 2010, Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 5 ,

EGC, Jakarta.

Hurlock, 2007, Psikologi Perkembangan, EGC, Jakarta.

Kuntjoro, 2002, Dukungan sosial pada lansia,

http://www.epsikologi.com/epsi/artikel_detail.asp?id=179 [diakses

Tanggal 17 Juni 2013].

Muliani, 2012, Gambaran Pengetahuan Keluarga Tentang Dukungan Sosial

Keluarga Terhadap Tingkat Depresi Padaa Lansia Di Desa Gampong

Mesjid Keumala Kabupaten Pidie 2011 [KTI]. Yayasan Pembanguna

Kampus Jabal Ghafur Sigli Akademi Keperawatan Jabal Ghafur Sigli.

Nilam Widyarini. M.M. 2003. Relasi Orang Tua dan Anak. Jakarta : Pt. elex

Media Komputindo.

Notoatmodjo S. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo S. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam, 2011, Konsep Penerapan metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.

Rochaety, 2009, Metode Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS, Edisi Revisi, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Saryono, 2010. Catatan kuliah kebutuhan dasar manusia (KDM). Huka Medika: Yogyakarta.

Sayuti, 2008. Patologi untuk mahasiswa keperawatan. TIM: Jakarta.

Page 76: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)

Setiawati, 2008, Proses Pembelajaran Dalam Pendidikan Kesehatan, Trans Info Media, Jakarta.

Sudrajat, 2011, Metode Meningkatkan Kualitas Pendidikan Nasional. PT. Lentera Abadi : Jakarta.

Sujiono, Yuliani N. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta :

Indeks

Syafruddin, dkk, 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk Mahasiswa. Trans info Media, Jakarta.

Tirtarahardja. 2005, Pengantar Pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta.

Tugiman, 2006, Pengantar Audit Sistem Informasi, Canasius, Jakarta.

Wijaya, 2008, Dari:  http://wijayalabs.wordpress.com/2008/09/19/belajar-pembelajaran-dan-sumber-belajar-2/. (diakses Mei 2013).

Wong et al. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Agus S, Neti J, HY

Kuncara, penerjemah; Jakarta: EGC. Terjemahan dari: Wong’s

Essentials of Pediatric Nursing 6 thed.

www.papers.gunadarma.ac.id

www.papers.gunadarma.ac.id diperoleh pada tanggal 13 November 2012

Yupi Supartini. 2004. Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta. EGC.

Zaidin, Ali 2010, Dasar – Dasar Pendidikan Kesehatan Masyarakat dan Promosi Kesehatan, Trans Info Media, Jakarta.

Page 77: Fonna Nurlina KTI 2013 (Faktor2 Yg Berhubungan Dgn Kemandirian Anak Usia Sekolah Dikemukiman Lima Kec.samalanga Kab.bireuen Thn 2013)