Fokus Pebruari 2014

40
Helmi Najamuddin Peci + Janggut Penepis Korupsi KORUPSI Buat Sia-Sia Kompetensi STOP Pasang Baru? GAYA HIDUP Berbagi Informasi, Merajut Komuni kasi FEBRUARI 2014

description

buletin bulanan

Transcript of Fokus Pebruari 2014

Page 1: Fokus Pebruari 2014

Helmi NajamuddinPeci + Janggut Penepis Korupsi

KORUPSI Buat Sia-Sia Kompetensi

STOP Pasang Baru?

GAYA HIDUPK3

Berbagi Informasi, Merajut Komunikasi

FEBRUARI2014

Page 2: Fokus Pebruari 2014

DARI REDAKSI ISI

PenerbitPT PLN (Persero)

PembinaAdi Supriono

Pemimpin RedaksiBambang Dwiyanto

Redaktur PelaksanaSampurno Marnoto

RedaksiIda Wardani, Ahmad Hidayat,

Anita Widyastuti, Dermawan Uloly,Tutang Wien, Peri Irawan

Redaksi FotoAgus Trimukti

Irwanto Sumadi Janar Trinarima

Sekretaris Redaksi

Novita Ida Yanti

AdministrasiAsnalia Winta

Alamat RedaksiPT PLN (Persero)

Gedung Utama Lt. 3Jl. Trunojoyo Blok M I/135

Telp. (021) 7261122, 7251234. Ext. 4126

Faks. (021) 7227059

Redaksi menerima artikel, kritik dan saran, serta foto-foto kegiatan dari

pembaca. Kirimkan ke email :

[email protected] berhak memilih dan

mengedit naskah yang masuk untuk diterbitkan.

Konsultan MediaDinamika Komunika

www.dinamikakomunika.com

Isi di luar tanggung jawab percetakan ISSN : 1907-1469

Para pedagang kaki lima di Taman Cibeunying, Bandung, sudah dilayani listrik. Sayangnya, jaringan tegangan rendah (JTR) yang seharusnya ditopang tiang listrik besi atau beton malah ditopang dengan tiang “herbal” alias bambu yang tidak sesuai standar operasional prosedur (SOP). Foto diambil Minggu (29/12-2013).

Tiang Listrik “Herbal”

MATA

Berbicara soal nyawa, adalah sesuatu yang berada di luar kuasa manusia. Karena, sekalipun nyawa ada dalam diri manusia, tapi hal itu sepenuhnya berada di bawah otoritas Tuhan Yang Maha Esa. Ketika sudah waktunya, tak seorang juga mampu mencegah nyawa seseorang terpisah dari raganya.

Tapi, buka berarti kita tak bisa berbuat apa-apa melindungi diri dari ancaman maut. Setidaknya, kita bisa berusaha meminimalisir kecelakaan, terutama kala bekerja, agar tak berujung pada risiko fatal. Keselamatan dan kesehatan kerja pegawai atau K3, jelas tidak bisa ditawar-tawar lagi di lingkungan PLN. Maklum, lingkungan pekerjaan kita bersentuhan langsung dengan listrik, yang bila kurang hati-hati menanganinya mengakibatkan nyawa sebagai taruhannya.

Contoh aktual terjadi akhir Januari 2014 lalu. Enam pekerja lapangan PLN di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, tewas tersengat listrik karena tanpa sengaja menyentuh kabel udara (non twisted cable). Maka, tak salah jika perusahaan selalu menekankan program K3 pada diri setiap pegawai PLN, khususnya yang bertugas di lapangan. Jangan lengah, jangan lalai, atau meremehkan pekerjaan lantaran merasa sudah bisa dan terbiasa melakukan pekerjaan itu. Pasalnya, kekurangwaspadaan dapat berujung celaka, buat diri sendiri maupun rekan kerja.

Bercermin dari kejadian kecelakaan kerja yang masih terjadi sampai kini, sudah saatnya K3 menjadi budaya kerja kita. Menjadi gaya hidup yang melekat dalam gerak dan langkah kerja kita sehari-hari. Ibaratnya, K3 adalah air, dan kita sebagai pekerja adalah ikannya. Tanpa ada air, ikan dalam waktu singkat akan mati. Tidak mengindahkan K3, kita senantiasa terancam bahaya kala bekerja.

Maklum, kita masih manusia biasa dengan segala keterbatasan dan kekurangannya. Bukan manusia super yang memiliki banyak kedigjayaan dan kesaktian. Tidak berotot kawat, apalagi bertulang besi. Kita adalah “suparman”, bukan “superman”. [email protected]

TEROKA6. Merasa Superman, Padahal Suparman

KOMITMEN9. Kala ECA Percaya PLN

NASIONAL13. Kompetisi Tingkatkan Kompetensi16. Menahan Konsumsi BBM18. Sedot Gas Ramai - ramai

TRANSPARAN21. GCG Ideal Turunkan Korupsi

INFO19. “Sahabat Made Lintar”

NUSANTARA26. Rantau Dedap Sudah Dibor29. Komunikasi Meningkat Pelayanan Mengkilat 32. Akhirnya Berlisensi Nasional

HORISON33. Jatuh Cinta dengan Pengembangan SDM

INOVASI36. “Monster” Penyelamat Lingkungan

LENSA

Bencana Menyergap PLN Sigap25

“Ikan Tanpa Air”

Page 3: Fokus Pebruari 2014

TEROKA

Fokus Februari 20143

Peristiwa naas terjadi akhir Januari 2014 lalu. Enam pekerja lapangan PLN tersengat listrik kala tanpa sengaja menyentuh kabel telanjang. Mereka tewas seketika di tempat waktu memasang kabel listrik di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Tragis, juga ironis. Pasalnya, kejadian menyedihkan itu justru terjadi pada Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional 2014. Bulan yang setiap tahun diperingati untuk meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap norma dan semua aturan keselamatan kerja, serta guna meningkatkan mutu K3 di setiap lingkungan kerja.

Jadikan

K3 Gaya Hidup

Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau SMK3 belum sepenuhnya dijalankan dengan konsisten. Angka kecelakaan kerja masih cukup tinggi dari tahun ke tahun. Padahal, sudah selayaknya K3 menjadi gaya hidup setiap pekerja di lingkungan PLN.

Petugas PLN mengoperasikan mesin pembangkit dengan APD.

Agus Trimukti / Humas PLN Pusat

Page 4: Fokus Pebruari 2014

4 Fokus Februari 2014

Dadang Daryono, Kepala Divisi Umum dan Manajemen Kantor Pusat, mengaku prihatin atas kejadian di Gowa itu. Ia menyayangkan

peristiwa yang terjadi di awal tahun itu. Pasalnya, pada 2014, PLN bertekad menekan angka kecelakaan kerja sekecil mungkin. Jumlah kecelakaan kerja tahun ini ditargetkan 30% lebih kecil dari tahun lalu. “Kami ingin secepat mungkin mewujudkan misi PLN menjadi perusahaan zero accident,” ungkapnya.

Kecelakaan kerja di lingkungan PLN memang masih sering terjadi. Malahan kasus-kasus yang menimbulkan korban jiwa terjadi hampir setiap tahun. Menurut Dadang, hal itu menunjukkan bahwa budaya K3 belum melekat pada diri pekerja. “Unit-unit operasional PLN juga masih banyak yang belum mengimplementasikan SMK3 dengan baik dan konsisten,” akunya.

Berdasarkan data yang dihimpun Divisi Umum dan Manajemen Kantor Pusat, korban kecelakaan kerja di PLN dalam tiga tahun terakhir masih cukup tinggi, bahkan cenderung meningkat.

Pada 2011, kecelakaan kerja menelan 9 korban, di antaranya 2 orang luka berat dan 7 orang meninggal dunia. Tahun 2012, jumlah korban meningkat 13 orang : 2 luka ringan, 6 luka berat, 5 meninggal dunia. Pada 2013, bertambah menjadi 16 orang korban : 1 luka ringan, 3 luka berat, 12 tewas.

Apa penyebab kecelakaan kerja? Menurut Manajer Senior K3 dan Keamanan Korporat Jeffrey H. Du Puy, banyak faktor penyebabnya. Namun berdasarkan investigasi, pada umumnya akibat petugas tidak taat aturan. Misalnya, kecelakaan kerja di PLN Wilayah Kaltim tahun 2013 lalu. Seorang supervisor teknik tewas. Penyebabnya, tidak menggunakan alat pelindung diri (APD), tidak menerapkan surat izin kerja, tidak memiliki standar operasional prosedur (SOP), dan tidak ada sertifikasi pengawas K3 jaringan.

Masih di tahun sama. Kali ini di PLN Distribusi Jakarta dan Tangerang, terjadi beberapa kali kecelakaan kerja yang mengakibatkan tiga personel tewas. Penyebabnya, tidak menggunakan sarung tangan safety dan kepala tidak berhelm, tidak ada bukti dokumen job safety analysis, tidak ada dokumen identifikasi bahaya

pengendalian risiko proses kerja, tidak ada SOP dan instruksi kerja, serta klausul K3 dalam kontrak tidak sesuai standar.

Di lingkungan PLN P3B Jawa Bali juga terjadi beberapa kecelakaan kerja. Penyebabnya, juga karena tidak menerapkan SOP, pengawas pekerjaan lalai, tidak ada dokumen identifikasi bahaya pengendalian risiko proses kerja, tidak diterapkannya dokumen sistem izin kerja, tidak melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaan yang berdisiplin secara benar.

Gaya Hidup K3Mewujudkan budaya K3 di

perusahaan besar seperti PLN bukan perkara enteng. Dibutuhkan komitmen tinggi dari manajemen puncak sampai manajemen paling bawah. Komitmen bukan hanya dalam hal penetapan kebijakan, organisasi, dan penilaian kinerja K3, tapi sampai pelaksanaan, terutama penyediaan tenaga kerja dan anggarannya.

Menurut Jeffrey, yang paling sering menghambat penerapan K3 di PLN selama ini adalah keterbatasan anggaran. “Berdasarkan pengalaman

Humas PLN Bali

Agus Trimukti / Humas PLN Pusat

Page 5: Fokus Pebruari 2014

Fokus Februari 20145

ketika bertugas di unit, pos anggaran untuk kegiatan K3 sangat terbatas,” tuturnya.

Untuk itu, imbuh Jeffrey, manajemen PLN harus menyediakan personel yang memiliki kualifikasi, sarana, dan dana memadai sesuai kebutuhan. “Kalau sudah ada komitmen tinggi dari manajemen di semua tingkatan, penerapan K3 bisa berjalan baik,” katanya.

Selain itu, untuk mewujudkan budaya K3, diperlukan sistem pengelolaan yang dilaksanakan benar dan kosisten. Kewajiban menerapkan K3 secara garis besar sebenarnya sudah diatur melalui Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Sedangkan untuk memastikan berjalannya K3 di suatu tempat kerja dibutuhkan SMK3. Hal ini juga telah diatur dalam Permen No. 5 Tahun 1995 yang sekarang diperbarui menjadi Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012.

SMK3 adalah sistem manajemen pengelolaan K3 di tempat kerja, yang meliputi proses perencanaan, implementasi dan operasi, pengukuran dan evaluasi, serta perbaikan berkelanjutan (planning, do, check, action). Menurut Dadang, PLN sudah menerapkan SMK3 dengan mengacu KepDir 732.K/DIR/2010 tentang Pedoman Implementasi SMK3. Keputusan itu sekarang sedang direvisi disesuaikan dengan PP 50/2012.

PLN juga telah memiliki Standar Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang merupakan SPLN baru. Kebijakan ini sebelumnya belum pernah ada di lingkungan PLN. Standard PLN (SPLN) SMK3 yang diterbitkan tahun 2011 ini merupakan acuan yang bersifat umum dalam penyusunan dokumen serta implementasinya di lingkungan PLN, sehingga diharapkan mempunyai keseragaman sesuai dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan.

Lalu, sudah sejauh mana SMK3 diterapkan di semua unit PLN? Dadang mengatakan, untuk mengetahui efektivitas penerapan SMK3 di

unit-unit PLN, audit internal SMK3 dilakukan berkala oleh internal unit PLN. Dilakukan pula audit eksternal SMK3 oleh auditor independen seperti Sucofindo, Surveyor Indonesia, dan lainnya.

Menurut Riska M. Sitepu, Staf Pengendalian K3 Korporat, dari 500 unit PLN tingkat cabang, hingga saat ini baru 20% atau 100 unit yang sudah tersertifikasi implementasi SMK3 oleh auditor eksternal. Tahun 2013, sertifikasi implementasi SMK3 lebih difokuskan di unit-unit operasi yang memiliki risiko bahaya K3 tinggi. Hasilnya, dari target 15 unit, terealisasi 20 unit tersertifikasi.

Keberhasilan penerapan budaya K3, pada akhirnya juga tergantung kesadaran dan kepatuhan para pekerja di lapangan terhadap norma K3. Dadang mengatakan, penyebab utama semua kecelakaan kerja di PLN selama ini adalah kelalaian petugas di lapangan terhadap aturan-aturan yang ditetapkan. Misalnya, tidak mengikuti SOP dan instruksi kerja, serta tidak lengkapnya penggunaan alat pelindung diri. Artinya, kesadaran dan kepatuhan terhadap norma K3 di unit-unit PLN belum maksimal.

Pada Bulan K3 kali ini, spanduk berukuran besar tentang pentingnya mewujudkan budaya K3 terpasang di halaman kantor unit-unit PLN, terutama di kantor-kantor induk seluruh Indonesia. Tujuannya, meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap pentingnya implementasi K3. Sejumlah unit operasi bidang K3 juga telah melaksanakan kegiatan khusus sebagai bagian dari pelaksanaan Bulan K3.

Sebut saja, PLN Distribusi Bali menggelar aksi sosial bulan Bhakti K3 di Banjar Juntal, Desa Tinga-Tinga, Gerokgak, Buleleng, Jumat (7/2). Agendanya, menyosialisasikan potensi bahaya akibat kesalahan

penggunaan listrik.Tapi sejatinya, keselamatan dan

kesehatan kerja selayaknya menjadi nadi pekerjaan, bukan sekadar seremonial yang baru dilirik ketika peringatan Bulan K3 naik. K3 mesti menjadi gaya hidup setiap pekerja di lingkungan PLN, terutama pada bidang operasi dan pemeliharaan yang memiliki risiko pekerjaan tinggi di pembangkitan, transmisi, dan distribusi. Tutang Wien

Komitmen bukan hanya dalam hal penetapan

kebijakan, organisasi, dan penilaian kinerja

K3, tapi sampai pelaksanaan, terutama

penyediaan tenaga kerja dan anggarannya.

Petugas PLN memperbaiki jaringan listrik lengkap dengan safety tools.

Arya / D.K.

Page 6: Fokus Pebruari 2014

6 Fokus Februari 2014

Bagaimana Anda melihat implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di unit-unit PLN?

Berdasarkan laporan dan hasil investigasi, secara umum implementasi K3 pada 2013 lalu banyak unit operasi yang sudah bagus, tapi masih banyak juga yang memble. Yang jelek seperti pada unit-unit di lingkungan operasi transmisi dan distribusi listrik, terjadi beberapa kali kecelakaan kerja sampai mengakibatkan pekerjanya meninggal dunia. Terus di lingkungan operasi distribusi yang juga terjadi beberapa kali kecelakaan kerja di beberapa unitnya yang mengakibatkan lebih dari 3 orang tewas.

Nah, sekarang kami mulai memberlakukan pengurangan nilai kinerja keselamatan ketenagalistrikan (K2) akibat kecelakaan, baik kecelakaan kerja maupun kecelakaan instalasi, terhadap kinerja setiap unit induk PLN. Jadi, setiap kecelakaan yang terjadi di unit-unit dinilai berdasarkan apa penyebab atau kesalahannya, serta apa akibatnya. Misalnya, jika tidak menerapkan standar operasional prosedur (SOP), maka dikenai pengurangan kinerja 3 (-3). Nilai pengurang yang paling tinggi adalah -10, yaitu bila kecelakaan itu mengakibatkan orang tewas sepenuhnya akibat manajemen yang lalai.

Bagaimana respon unit-unit terhadap hasil penilaian kinerja K2 tahun lalu?

Memang ada yang protes, seperti operasi distribusi listrik, karena merasa keberatan atas nilai kinerjanya. Alasannya, kecelakaan kerja yang memakan korban tewas tahun lalu itu bukan kesalahan mereka. Atas protes tersebut, kami pun siap beradu argumentasi, karena kami juga ada tim investigasinya.

Tapi secara umum, unit-unit PLN dapat menerima hasil penilaian K2. Dengan diterapkannya kebijakan direksi atas pengurangan nilai kinerja K2, mudah-

mudahan semua unit PLN di seluruh Indonesia lebih serius mengimplementasikan Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau SMK3, sehingga mulai tahun ini angka kecelakaan kerja dapat terus ditekan.

Jadi, K3 itu hukumnya wajib diterapkan di seluruh unit PLN?

Betul, selain merupakan amanat UU No.1/1970 tentang Keselamatan Kerja dan UU No. 30/2009 tentang Ketenagalistrikan, pentingnya penerapan

K3 ini karena menyangkut nyawa manusia. Lihat saja peristiwa kecelakaan

kerja yang terakhir terjadi di Kabupaten Gowa,

“Kecelakaan kerja di PLN banyak disebabkan kelalaian manusia. Masih ada pekerja atau petugas di lapangan yang merasa jagoan, merasa sudah pintar, dan terbiasa melakukan pekerjaan di tempat berbahaya, lalu mengabaikan keselamatan. Mereka merasa dirinya Superman, padahal Suparman.” Begitu ungkap Kepala Divisi Umum dan Manajemen Dadang Daryono. Berikut petikan wawancaranya.

Merasa SupermanPadahal Suparman

TEROKA

Dok. Pribadi

Page 7: Fokus Pebruari 2014

7 Fokus Februari 2014

Sulawesi Selatan, bulan lalu. Enam pekerja tewas seketika tersengat listrik. Apa kita gak sedih, ini menyangkut nyawa manusia. Jadi, tak ada tawar-menawar lagi, SMK3 harus betul-betul diterapkan secara benar dan konsisten menjadi budaya di lingkungan PLN.

Maka, setiap pimpinan unit harus terus-menerus memastikan, apakah implementasi SMK3 berjalan baik atau belum. Manajer unit juga harus sering blusukan melihat kegiatan operasi dan pemeliharaan di lingkungan kerjanya. Periksa apakah benar petugas sudah dilengkapi alat pelindung diri, apakah benar-benar mengikuti SOP, dan sebagainya. Kalau alat-alat pelindung diri atau APD dirasakan masih kurang, segera ajukan anggarannya, atau lakukan skala prioritas.

Umumnya kecelakaan kerja di lingkungan PLN karena apa?

Banyak faktor yang menjadi penyebab kecelakaan kerja di PLN. Di antaranya karena tidak diterbitkan dan diterapkan SOP dan instruksi kerja, tidak digunakan dan dipatuhi sistem izin kerja, tidak melengkapi alat pelindung diri, pengawas pekerjaan tidak melakukan tugas sesuai kompetensinya, serta klausul keselamatan dan kesehatan kerja dalam kontrak pengadaan jasa tidak sesuai standar.

Saya melihatnya sebagai akibat kelalaian atas kejadian kecelakaan kerja di PLN. Masih ada pekerja atau petugas di lapangan yang merasa jagoan. Karena sudah lama bekerja, mereka merasa terbiasa, sudah hafal dan pintar, lalu mengabaikan keselamatan. Mereka bekerja tanpa melakukan koordinasi, tidak menggunakan alat pelindung diri, tidak mematuhi SOP dan IK, dan sebagainya. Pendek kata, mereka merasa dirinya “Superman”, padahal “Suparman”. Artinya, mereka manusia biasa yang kalau kena setrum bisa mati juga.

Jadi, saya minta semuanya harus punya kesadaran K3. Maka, pada pembekalan OJT baru-baru ini, saya juga menjelaskan pentingnya budaya K3 dengan menampilkan video dan foto-foto korban akibat kecelakaan. Itu saya lakukan supaya anak-anak muda yang baru masuk PLN

Meningkatkan pemahaman

dan kompetensi / Diklat safety

di seluruh tingkatan tugas, operasi bisnis hingga mitra

kerja.

Sertifikasi dan

peninjauan berkala unit-

unit untuk Sistem

Manajemen Keselamatan

dan Kesehatan

Kerja.

Pembentukan champion Tim K2/K3 supervisi

kebutuhan materi dan

implementasi K3.

Penekanan angka

kecelakaan melalui

pembinaan, penilaian kinerja, safety

awareness dengan

penurunan angka

kecelakaan korporasi

50 %.

Persyaratan pemahaman

dan komitmen K3 untuk

posisi jabatan

struktural.

HSE

International

Academy

PLN Berbudaya Safety, Zero

Accident!!

sejak dini memiliki kesadaran tinggi akan K3. Karena yang penting, bagaimana K3 menjadi budaya, kebiasaan sehari-hari warga PLN dalam bekerja.

Apa saran Anda bagi teman-teman di unit terkait K3?

Kepada unit, saya minta, jangan semata-mata ingin mencapai target angka. Contohnya, dalam perencanaan dan penerapan SMK3, jangan semata-mata ingin mencapai nilai besar, jangan ingin punya sertifikat bendera emas. Yang penting mengimplementasikannya, apakah perencanaan dan penerapan SMK3 dapat dilaksanakan konsisten atau tidak.

Di PLN Kantor Pusat, dulu saya sampaikan kepada tim K3 di sini bahwa mereka tidak boleh pergi ke daerah untuk melakukan pembinaan K3 selama belum melakukan set up SMK3 PLN Pusat. Kenapa? Karena mereka harus memberikan contoh kepada teman-teman di unit. Bagaimana mereka bisa melakukan pembinaan SMK3 kalau di pusat sendiri tak melakukannya. Mereka akhirnya kerja keras men-set up SMK3 maupun SMP (Sistem Manajemen Pengamanan) di kantor pusat.

Saya juga minta Sucofindo mengaudit implementasi SMK3 di kantor pusat. Saya ingin potret sejujur-jujurnya. Potret itu sangat diperlukan untuk perbaikan dan peningkatan SMK3 selanjutnya. Hasilnya, penerapan SMK3 di kantor pusat mendapat bendera emas, meskipun nilainya pas-pasan.

Apa program Anda untuk K3 di tahun 2014?Program demi program kami rancangkan demi visi PLN

Berbudaya Safety, Zero Accident seperti revisi materi-materi K3 yang lama sampai penambahan materi-materi baru. Kami juga merancangkan supaya posisi-posisi pejabat struktural dipersyaratkan memahami budaya K3, sosialisasi dan workshop-workshop, dan ditargetkan awal 2015 kita akan memiliki Health, Safety and Environment (HSE) International Academy. Tutang Wien

Page 8: Fokus Pebruari 2014

8 Fokus Februari 2014

KOMITMEN

Simpang Belimbing Baru Kesepahaman“Pembangunan PLTU Simpang Belimbing Ekspansi

direncanakan hingga kapasitas 600 MW, bisa 2 x 300 MW atau 1 x 600 MW. Saat ini baru penandatanganan nota kesepahaman, belum diketahui nilai investasinya.”

Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengatakan hal itu di Jakarta, Senin (20/1), usai menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan General Manager Guohua Electric Power Branch Wang Shumin sebagai investor pembangunan pusat listrik tenaga uap (PLTU) mulut tambang Simpang Belimbing Ekspansi. Pembangunan PLTU itu ditangani perusahaan asal Cina, China Shenhua Energy Co.Ltd.

“Setelah ini akan ada feasibility study yang ditargetkan

8 bulan dari sekarang. Nanti diputuskan proyek kapan akan dibangun, berapa lama, dan berapa investasinya. Kemungkinan besar, tahun depan proyek ini mulai dibangun di sebelah PLTU Eksisting, lihat kondisi financing close,” tambah Kepala Divisi Pengadaan Independent Power Producer (IPP) Hernadi Buhron.

PLTU yang diperkirakan commercial operation date (COD) tahun 2018 ini termasuk proyek pembangunan pembangkit tanpa jaminan dari pemerintah Indonesia dan ditujukan untuk menghadapi pertumbuhan kebutuhan listrik di Sumatera yang sudah mencapai 9%, sehingga dibutuhkan kapasitas baru dalam 4 tahun mendatang.

Peri Irawan / D.K.

Tahun 2007, PLN sempat melakukan eksperimen penggunaan bahan bakar nabati crude palm oil (CPO) yang harganya sedang jatuh di PLTG Talang Padang, Lampung. Ternyata berhasil. Hasil eksperimen menyebar ke pembangkit-pembangkit diesel di Kalimantan. Sayang, harga CPO melejit lagi melampaui harga solar.

Seiring waktu serta semakin mahalnya bahan bakar fosil dan guna mendukung implementasi penggunaan energi baru terbarukan, bahan

Bangkitnya PPO

Nur Pamudji tukar menukar dokumen dengan Wang Shumin.

Nur Pamudji dengan pengusaha pemasok PPO.

Kiki Waskito / Humas PLN Pusat

Irwanto / Humas PLN Pusat

Page 9: Fokus Pebruari 2014

9 Fokus Februari 2014

ECA alias Export Credit Agency, salah satunya Standard Chartered Bank (SCB), adalah lembaga keuangan yang percaya pada PLN, sehingga mau memberikan fasilitas pinjaman EURO 160 juta atau Rp 2,6 triliun untuk pembangunan dua proyek pusat listrik tenaga gas (PLTG). Penandatanganan untuk pendanaan PLTG Arun di Lhokseumawe, Aceh, dilakukan Rabu (11/12- 2013) dan PLTG Bangkanai, Kalimantan Tengah, pada Selasa (23/12-2013) oleh Direktur Utama PLN Nur Pamudji dan CEO Standard Chartered Bank Indonesia Tom Aaker di Jakarta.

“Selain Arun dan Bangkanai, segera menyusul proyek Jati gede dan Grati. Perbedaan proyek ini dengan yang lain adalah sekaligus ditenderkan antara epc cost dan financing cost. Pernah juga diadakan kredit ekspor, tapi dulu yang

menandatangani pinjaman pemerintah, kemudian utang itu diteruskan ke PLN. Sekarang yang mendapatkan pinjaman langsung PLN, tanpa penjaminan dari pemerintah. Skema ini kerja sama yang pertama untuk PLN, bahkan untuk BUMN lain,” kata Nur dalam konferensi pers, Rabu (22/1) di PLN Pusat,

PLTG Arun kapasitas 184 MW menggunakan 19 mesin Wärtsilä 34SG dan berbahan bakar liquefied natural gas (LNG). Sementara PLTG Bangkanai kapasitas 155 MW juga menggunakan 16 mesin yang sama. Kedua PLTG dengan total kapasitas 339 MW itu diperkirakan kelar tahun 2015, dapat menerangi lebih dari 150.000 rumah, dan menyerap 600 tenaga kerja. Peri Irawan / D.K.

bakar nabati pure palm oil (PPO) kembali dilirik. Apalagi produksi yang bersumber dari kelapa sawit saat ini berada pada level 30 juta ton per tahun, bahkan pada 2020 mencapai 40 juta ton per tahun, sedangkan konsumsinya hanya 8 juta ton per tahun.

Maka, Direktur Utama PLN Nur Pamudji menandatangani perjanjian jual beli minyak nabati PPO sebanyak 6.720 ton dengan Direktur PT SMART Tbk. Gianto Widjaja dan Wakil Direktur PT SMART Tbk. Budi Widjaja serta Wakil Presiden Direktur PT Wilmar Tbk. Erik Tjia. Acara disaksikan Ketua APINDO Sofjan Wanandi dan Ketua BKPM Mahendra Siregar, Senin (20/1) di PLN Pusat.

Kerja sama Jual Beli PPO untuk pembangkit diesel yang berlaku untuk satu tahun ini diklaim bisa menghemat pengeluaran PLN hingga 15% dibanding menggunakan solar.

PT SMART Tbk. memasok 3.320 ton PPO ke pusat listrik tenaga diesel (PLTD) Titi Kuning di Medan. Sementara 1.250 ton dipasok ke PLTD Bagan Besar dan Bagan Siapi-

api di Dumai oleh PT Wilmar Nabati Indonesia. Kemudian, PT Wilmar Cahaya Indonesia memasok 2.150 ton ke PLTD Sudirman, Sambas, Menyurai Sintang, Semboja Sanggau di Kalimantan Barat.

Nur menjelaskan, PLN hanya menandatangani pasokan PPO untuk pembangkit diesel, karena pada pembangkit jenis ini minyak solar bisa digantikan PPO hingga 80%, bahkan untuk diesel ukuran kecil bisa 100%. Saat ini, PLN membutuhkan 1 juta kilo liter PPO untuk diesel.

“Sementara pada gas turbin harus ditambahkan alat tambahan pre heater. Volume PPO yang akan dibakar gas turbin hingga 4 juta ton. Kemungkinan tidak semua PPO dimasukkan sebagai bahan bakar untuk gas turbin. Saat ini, PLN membutuhkan 1,5 juta kilo liter PPO untuk gas turbin,” papar Nur. Ke depan, PLN akan membangun CPO engine untuk melistriki daerah pelosok di remote area, seperti Maluku, Mentawai, Nias, Simeuleu, NTT, Papua, dan lainnya. Peri Irawan / D.K.

Kala ECA Percaya PLN

Nur Pamudji berbincang dengan Tom Aaker.

Agus Trimukti / Humas PLN Pusat

Page 10: Fokus Pebruari 2014

10 Fokus Februari 2014

Risiko utama yang tingkat kemungkinannya “sangat besar” adalah keterlambatan penyelesaian proyek pembangkit PLN dan transmisi, keterlambatan penyelesaian proyek pembangkit IPP, dan tidak diperolehnya pendanaan yang memadai.

Sangat besarnya tingkat kemungkinan keterlambatan penyelesaian proyek pembangkit PLN dikarenakan adanya potensi keterlambatan penyelesaian proyek pembangkit FTP1 yang dijadwalkan rampung tahun 2013 dan 2014, juga beberapa proyek FTP2 mengalami keterlambatan dari jadwal. Keterlambatan penyelesaian proyek pembangkit IPP pun tingkat kemungkinannya sangat besar di tahun 2014. Lantaran beberapa proyek pembangkit IPP berpotensi mengalami keterlambatan dari target COD awal akibat kendala proses PPA, financing, pembebasan lahan, dan perizinan.

Sementara kemungkinan terlambatnya proyek transmisi di 2014 akibat banyak proyek transmisi terkendala pembebasan lahan. Proses pengadaan baru akan dilakukan bila lahan sudah bebas, sehingga untuk antisipasi proses pengadaan telah dimajukan.

Keterlambatan penyelesaian proyek pembangkit PLN/IPP dan transmisi berdampak sangat besar. Di antaranya, pemadaman akibat pembangkit tidak optimal yang dapat menyebabkan terjadinya keluhan pelanggan secara luas, kerugian akibat tidak tercapainya BPP PLN yang optimal akibat fuel mix tidak tercapai, dan terjadi gangguan pada sistem yang memicu penggunaan pembangkit berbahan bakar mahal.

Mengenai sangat besarnya tingkat kemungkinan tidak diperolehnya pendanaan yang memadai di tahun 2014, antara lain

Risiko Perusahaan

“Hantu” 2014

PLN masih akan menghadapi berbagai tantangan berat sepanjang tahun 2014. Berdasarkan Profil Risiko Korporat 2014 yang disusun Direktorat NRK (Niaga, Manajemen Risiko dan Kepatuhan), sedikitnya ada 15 risiko utama yang dapat mempengaruhi pencapaian strategi perusahaan tahun ini. Dari ke-15 risiko utama perusahaan tersebut, ada 3 risiko yang tingkat kemungkinannya “sangat besar” dan 4 risiko yang tingkat kemungkinannya “besar”.

NASIONAL

Page 11: Fokus Pebruari 2014

11 Fokus Februari 2014

karena belum diketahuinya sumber pendanaan terhadap kebutuhan pinjaman baru sebesar Rp 34 triliun pada tahun ini. Debt covenant yang dimiliki PLN, terutama untuk DSCR dan CICR, juga terus menurun ke ambang batas. Ini akibat pelemahan kurs USD dan naiknya suku bunga pinjaman BI rate.

Bila pendanaan yang memadai di tahun 2014 tidak bisa diperoleh, maka dampaknya adalah kegagalan memenuhi target pelanggan baru akibat terbatasnya ruang gerak PLN dalam mengembangkan bisnis, pemadaman listrik pelanggan, rasio kas terhadap liabilitas akan terus tergerus, dan terhambatnya rencana proyek baru yang dibiayai pinjaman kreditor atau pemerintah.

Risiko utama yang tingkat kemungkinannya “besar” adalah tidak tercapainya kinerja operasional pembangkit PLN, ketidakselarasan penyelesaian proyek pembangkit dan transmisi, kendala kapasitas handling system pada pembangkit PLTU, terjadi pelampauan debt covenant, kekurangan jumlah/kualitas/komposisi sumber daya manusia yang produktif dan sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang (sistem regenerasi).

Besarnya tingkat kemungkinan tidak tercapainya kinerja operasional pembangkit PLN (derating, heat, CF, EAF) pada tahun 2014 dikarenakan saat ini pembangkit di Sumatera dan Indonesia timur sudah berumur dan membutuhkan perbaikan serta adanya keterlambatan FTP, sehingga perbaikan dan pemeliharaan belum dapat dilakukan optimal.

Besarnya tingkat kemungkinan ketidakselarasan penyelesaian proyek pembangkit dan transmisi pada tahun 2014 dilantarankan terjadinya perbedaan antara rencana dengan realisasi pengembangan dari sisi waktu (keterlambatan). Selain itu, di beberapa lokasi pembangkit sudah siap beroperasi, tapi transmisinya belum.

Besarnya tingkat kemungkinan adanya kendala kapasitas handling system pada pembangkit PLTU di tahun 2014, karena adanya fasilitas unloading yang tidak memadai secara jumlah, kualitas, dan lokasi, serta antrean unloading batubara.

Bila ketiga risiko besar itu terjadi, maka berdampak terjadinya pemadaman akibat tidak optimalnya pembangkit yang menyebabkan timbulnya keluhan pelanggan, terjadinya kerugian akibat tidak tercapainya BPP PLN yang optimal karena fuel mix tidak tercapai, dan gangguan pada sistem yang memicu penggunaan pembangkit berbahan bakar mahal.

Ihwal debt covenant, maka DSCR PLN berdasarkan RKAP PLN 2014 adalah 1,41. Bila terjadi pelampauan debt covenant, maka dampaknya memicu kreditor untuk meminta pelunasan utang di awal dan dapat meningkatkan cost of fund. Kegiatan operasional juga akan terganggu dan pengerjaan proyek terhambat. Maka untuk mengantisipasi risiko-risiko perusahaan di tahun 2014, Direktorat NRK melakukan review dan menyusun rencana mitigasi.

Tutang Wien

Istimewa

Page 12: Fokus Pebruari 2014

12 Fokus Februari 2014

NASIONAL

Direktur (Konstruksi dan Energi Baru Terbarukan) Nasri Sebayang punya pengalaman memilukan menyangkut kearsipan di PLN. Beberapa mantan direksi yang sudah lama pensiun, menemui dan meminta bantuannya untuk mencarikan dokumen saat mereka masih aktif.

Karena sudah lama, dokumen itu sulit dicari. Padahal dokumen yang dimaksud bisa membantu mengurai permasalahan yang sedang mereka hadapi.

“Ini sungguh menyedihkan. Saya sarankan, bagi pemimpin di unit bisnis maupun perusahaan agar segera melakukan pengarsipan dokumen strategis dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Karena bukan hanya direksi PLN, para pemimpin unit dan anak perusahaan setiap hari membuat keputusan. Dokumen-dokumen pengambilan keputusan itu akan sangat bermanfaat kelak, 5 atau 10 tahun lagi ketika kita telah pensiun. Karena siapa sangka, ketika pensiun, kita menemukan masalah hukum yang berkaitan dengan jabatan kita puluhan tahun lalu. Dokumen-dokumen itu akan membantu kita mengurai masalah yang dihadapi nanti,” ujar Nasri.

Menilik dokumen-dokumen perusahaan sebesar PLN yang sudah berkiprah 68 tahun, bisa dibayangkan

banyaknya. Bila dokumen itu hanya disimpan dalam bentuk hard copy, bisa jadi pegawai PLN akan “berenang” dalam “lautan dokumen”. Mengingat teknologi semakin maju dan memungkinkan dokumen bisa disimpan, diorganisir, dan dicari dengan lebih mudah, maka PLN segera menerapkan pengarsipan dokumen strategis korporat.

Sekretaris Perusahaan PLN Adi Supriono mengatakan, dengan revitalisasi filing system, pihaknya memperoleh banyak manfaat, di antaranya tempat penyimpanan dokumen strategis menjadi terpusat dan terorganisir. Setiap dokumen berbentuk hard copy akan dipindai (scan) menjadi soft copy dan disimpan berdasarkan kelompoknya, khususnya melalui perangkat lunak Microsoft share point.

“Struktur share point akan masuk ke dalam site PLN Kantor Pusat yang terisi library direktorat dan satuan. Setiap library akan terisi folder divisi. Setiap folder atau divisi akan terisi tipe dokumen berdasarkan taksonomi unik. Dari sini, dokumen dikelompokkan pada taksonomi berdasarkan tipe dokumen itu,” papar Adi.

Manfaat selanjutnya adalah memudahkan pencarian dokumen dengan mesin pencarian (search engine). Pencari tinggal mengakses share point. Masukkan kata kunci pencarian di kolom pencarian, kemudian klik! Muncullah dokumen yang dimaksud. Dengan memanfaatkan teknologi informasi, keamanan dokumen strategis perusahaan akan terjaga, karena pengakses share point hanya orang-orang tertentu yang mempunyai kode rahasia tersendiri.

Peri Irawan / D.K.

Bikin Arsiplebih sip

Adi Supriono

Humas PLN

Page 13: Fokus Pebruari 2014

13 Fokus Februari 2014

NASIONAL

Di sela rapat koordinasi operasi Jawa Bali triwulan I tahun 2014, Jumat (17/1) di PLN Distribusi Jakarta dan Tangerang, Direktur (Operasi Jawa Bali Sumatera) Ngurah Adnyana memberikan penghargaan kepada pemenang kompetisi. Indonesia Power menjadi yang terbaik kategori GML dengan poin 4,53, disusul PLN Distribusi Jakarta dan Tangerang dengan poin 4,28, dan PLN Distribusi Bali dengan poin 4,12.

Sementara untuk kompetisi HTS, PLN Distribusi Jakarta dan Tangerang meraih juara 1 dengan poin 357, PLN Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta menempati posisi dua dengan poin 340, serta PLN Distribusi Jawa Timur di posisi tiga dengan poin 336.

Pada kompetisi newsletter, PLN Area Bekasi-DJBB dengan newsletter “Bhagasasi” menempati peringkat 1 dengan poin 97, kemudian P3B Jawa Bali dengan newsletter “Gedung Miring” berhasil meraih posisi 2 dengan poin 80, dan Indonesia Power dengan newsletter “Inpower Weekly News” menduduki peringkat 3 dengan poin 73.

Selain Jawa Bali, penghargaan newsletter ini diberikan juga untuk regional Sumatera. Pemenangnya PLTU Tanjung Balai Karimun pada PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau dengan newsletter “Lakse”. Penghargaan untuk regional Indonesia timur diraih PLN Wilayah Kupang, Nusa Tenggara Timur, dengan newsletter “Jagung Bose”.

Project Management Officer Operational Performance Improvement (PMO-OPI) Wahyu Sulaeman mengatakan, kompetisi bertujuan meningkatkan kompetensi orang-orang di seluruh unit PLN, khususnya di lingkungan Direktorat

Jawa Bali Sumatera.“Ada tiga hal yang dikompetisikan. GML menilai

perjuangan membangun OPI di unitnya masing-masing. Kompetisi newsletter untuk mengapresiasi teman-teman di unit yang antusias menggelorakan semangat OPI. Dan, kompetisi HTS yang sudah berjalan 4 tahun untuk membangun kepercayaan masyarakat pada pelayanan, birokrasi, dan tata laksana operasional PLN. Salah satu pilar HTS adalah integritas SDM dengan melaksanakan pendampingan terhadap program PLN Bersih No Suap agar setiap unit lebih bergairah melaksanakan program ini,” kata Wahyu Sulaeman.

Penilaian GML dilakukan dengan mengukur kriteria kematangan pelaksanaan OPI di unit PLN, yakni bagaimana komitmen manajemen, struktur organisasi/tim OPI, kapasitas dan kapabilitas coach, implementasi tahapan OPI, dampak, ketersediaan fasilitas OPI, serta aspek keberlanjutan dan budaya OPI.

Menyangkut HTS yang merupakan implementasi budaya kualitas, integritas SDM, akurasi data dan informasi di unit, maka dinilai ketepatan dan kelengkapan laporan, rencana program HTS 2013 apakah inline dengan program direktorat, pengefektifan aplikasi yang digunakan, bagaimana detail program PLN Bersih, dan program vendor management.

Sedangkan untuk penilaian newsletter diukur konsistensi penerbitan, konten atau isi yang membudayakan OPI ke depan, kreativitas dan inovasi, dukungan atau support manajemen, dan format atau estetika tampilan.

Kompetisi Tingkatkan Kompetensi

Setiap tahun, Direktorat Operasi Jawa Bali Sumatera mengadakan kompetisi di berbagai bidang bagi setiap unit kerjanya. Pada 2013, dilakukan kompetisi Governance Maturity Level (GML), High Trust Society (HTS), dan newsletter.

Ngurah Adnyana menyerahkan hadiah kepada pemenang lomba.

Pemenang berfoto dengan Ngurah Adnyana dan Wahyu Sulaeman.

Ahmad / Humas PLN Pusat

Ahmad / Humas PLN Pusat

Page 14: Fokus Pebruari 2014

14 Fokus Februari 2014

NASIONAL

2 0 1 4eksekusi

Direktorat Jawa Bali menggelar rapat koordinasi operasi Jawa Bali triwulan I tahun 2014, Kamis-Jumat (16-17/1) di auditorium Kantor Induk PLN Distribusi Jakarta dan Tangerang (Disjaya).

Rapat yang digagas untuk memenangkan kinerja ekselen PLN se-Jawa Bali ini dibuka GM PLN Disjaya Sulastyo atas izin Direktur (Operasi Jawa Bali Sumatera) Ngurah Adnyana. Ini penghormatan pada Moch. Sulastyo yang memasuki masa purnakarya.

Menurut Ngurah Adnyana, pihaknya mendorong seluruh unit PLN di Jawa Bali agar lebih mengedepankan sisi eksekusi dalam menghadapi tahun 2014. Direktorat Operasi Jawa Bali Sumatera, kata Adnyana, mempunyai enam kebijakan utama pada tahun 2014.

Di antaranya tidak akan terjadi pasokan daya pada sistem kelistrikan Jawa Bali Sumatera. Sementara sistem isolated tersebar diarahkan untuk memakai gas dan energi terbarukan. Kebijakan kedua adalah jaringan transmisi harus mendukung penyaluran daya secara optimal dengan TLOF dan TROF yang rendah pada jaringan eksisting. GI dan jaringan transmisi baru harus segera beroperasi. Setiap trafo dan penyulang yang trip harus turun 50% di Sumatera dan 25% di Jawa-Bali.

“Kebijakan utama selanjutnya adalah meningkatkan efisiensi di sisi capex dan opex, mewujudkan proses bisnis ekselen untuk mendukung program easy doing business, serta meningkatkan integritas data, integritas personal, dan leadership,” ujar Adnyana.

Adnyana mengingatkan tiga perspektif yang harus dilalui, yakni people system yang diwujudkan dengan perubahan mindset, kompetensi, dan leadership. Lantas, process system yang diwujudkan melalui implementasi operational performance improvement (OPI), enterprise asset management (EAM), dan proses bisnis ekselen. Terakhir, technical system yang diwujudkan dengan operational & capital efficiencies serta product & service quality.

Adnyana pun menyampaikan beberapa isu lain yang akan menimpa PLN pada tahun 2014. Di antaranya ketersediaan daya versus pemeliharaan. Dalam hal ini, setiap pemeliharaan harus prioritas dan setiap kendala ketersediaan daya harus dipublikasikan sebelumnya. Kemudian, PLN harus bisa mengendalikan pemakaian BBM 1,59 juta kilo liter, namun EAF masing-masing pembangkit pun harus tetap dijaga baik.

Lainnya, PLN harus bisa mengendalikan proses dan kualitas energi primer secara on-line, baik batubara, BBM maupun lub oil. Untuk efisiensi, Adnyana menyarankan pembelian oli dalam kemasan plastik, bukan drum. Ke depan, PLN harus bisa memperkuat kemampuan eksekusi internal dan eksternal.

Sejak dini harus bisa menetapkan rasio produktivitas dan efisiensi dengan benchmark best practice untuk landasan penerapan PBR : biaya har/aset, biaya/energi dibangkitkan, energi sales/employee, dan lainnya. Perlu juga disiapkan data untuk implementasi EAM dan revenue assurance. Terakhir, integritas pelayanan yang menjunjung komitmen “bersih” serta kemudahan getting electricity.

Kendalikan Proses BisnisSementara PLN Pembangkitan Sumatera Bagian

Selatan (Kit SBS) melaksanakan rapat koordinasi triwulan IV tahun 2013 dengan mengusung tema “Peningkatan Pengendalian Proses Bisnis untuk Mencapai World Class Services” di Hotel Emersia, Bandar Lampung, Rabu-Jumat (8-10/1)

Kepala Divisi Pembangkitan Sumatera Ishvandono Yunaini meminta agar Kit SBS menunjukkan kepada P3BS kondisi unit dan tidak menunda pemeliharaan, meningkatkan keandalan unit dan menjaga kualitas batubara untuk meningkatkan capex dan opex. Kemudian, masing-masing sektor berkoordinasi dengan P3BS terkait kondisi stop unit akibat kurangnya availabilitas namun tidak diizinkan P3BS untuk berhenti, agar tidak dimasukkan sebagai force outage dan unit pembangkitan tetap mengikuti peraturan pengoperasian pembangkit (follow the rules).

Sementara GM Kit SBS Ruly Firmansyah berharap, manajer bidang produksi memilah prioritas pemulihan pembangkit, mengingat total ketidaksiapan (hidden capacity) pada pembangkit Kit SBS mencapai 474,12 MW. Diperlukan software untuk memantau jadwal pemeliharaan seluruh pembangkitan dan meningkatkan nilai maturity level. Peri Irawan / DK - Humas PLN Kit SBS

Manajemen atas PLN se-Jawa Bali.

Peri Irawan / D.K.

Ruly Firmansyah memaparkan strategi pencapaian kinerja PLN Kit SBS.

Humas PLN Kit SBS

Page 15: Fokus Pebruari 2014

15 Fokus Februari 2014

NASIONAL

Fase selanjutnya, sejak semester kedua 2013 mengintegrasikan OPI dengan enterprise asset management (EAM). Usulan RKAP 2014 pun disusun berbasis OPI dengan menerapkan metode 3D (Diagnosa, Design, Deliver).

Kegiatan selama tiga hari mulai Selasa-Kamis (4-6/2) ini diikuti 9 unit dari PLN Wilayah dan Distribusi, 5 unit dari PLN Pembangkitan, dan 3 unit dari P3B. “Sudah ada yang membaca berita tentang sustainable living young entrepreneurs awards di Kompas pagi ini?” tanya Direktur (Operasi Jawa Bali Sumatera) Ngurah Adnyana, membuka paparan mengenai OPI Drive. Adnyana menjelaskan, penghargaan diterima Dr. Gamal Albinsaid yang baru berusia 24 tahun, karena melakukan perubahan besar melalui kepedulian.

“Dr. Gamal mengembangkan Klinik Asuransi Sampah di Jawa Timur, diawali kepeduliannya terhadap kondisi keluarga para pemulung di sana. Ia tergerak membantu mereka agar bisa mendapatkan pelayanan kesehatan gratis melalui manajemen dan daur ulang sampah. Bila kepedulian dari satu anak muda bisa memberikan perubahan yang begitu signifikan, bayangkan bila kepedulian itu datang dari seluruh anak muda. Tentu akan luar biasa. Semuanya harus diawali kepedulian, semangat, dan inisiatif dengan dibarengi penajaman pemikiran dan strategi,” ujar Adnyana.

Adnyana menerangkan, OPI berperan mewujudkan visi Direktorat Operasi Jawa Bali Sumatera melalui tiga perspektif : perbaikan kinerja teknis, proses bisnis dan mindset, capabilities dan leadership. Melalui OPI, diharapkan perusahaan dapat menggali lebih banyak ide terbaik yang dapat diterapkan dalam rangka perbaikan dan peningkatan kinerja operasional unit.

Hasil implementasi OPI sampai akhir tahun 2013 di antaranya PLTU Tarahan semakin andal yang ditandai berkurangnya frekuensi gangguan, terciptanya gudang 4-S (GOLD di Solok), lingkungan GI mulai bersih dan tertata baik, diterimanya sertifikat e-Procurement Award 2013 dari LKPP, dan DREAM (DistRibution Enterprise Asset Management). Sementara tantangan para local coach OPI ke depan adalah bagaimana dapat terus melaksanakan OPI secara konsisten dan menumbuhkan mindset yang mendukung perubahan di unitnya masing-masing.

Adnyana memberi “pekerjaan rumah” bagi setiap unit peserta bootcamp OPI Wave 4 Sumatera. Setiap unit wajib menyerahkan usulan program unggulan. Program itu harus memperhatikan keunggulan/potensi spesifik dan dukungan sumber daya yang dimiliki masing-masing unit.

Puncak acara kick off ditandai penandatanganan komitmen OPI yang dilakukan para manajer dan koordinator local coach dari masing-masing unit peserta bootcamp OPI Wave 4 Sumatera, PMO OPI Sumatera, dan DIR OP JBS. Acara disaksikan KSPKK selaku PMO OPI Korporat, KDIV KIT Sumatera, dan GM PLN Pembangkitan Sumbagsel. Humas PLN Kit SBS

KEPEDULIANTitik Awal Perubahan

“Implementasi OPI mulai menunjukkan

pengaruh positif terhadap budaya

kerja di lingkungan PLN Pembangkitan

Sumbagsel. Bahkan, OPI di

KITSBS telah dibuatkan

program kerja atau roadmap-nya

untuk lima tahun ke depan,” jelas

GM Pembangkitan Sumbagsel Ruly

Firmansyah pada pembukaan Kick Off dan

Management Up Skilling OPI

Sumatera Wave 4 di Auditorium PLN

Pembangkitan Sumbagsel, Senin

(3/2).

Ngurah Adnyana

Humas PLN Kit SBS

Peserta antusias mengikuti kick off OPI Sumatera.

Humas PLN Kit SBS

Page 16: Fokus Pebruari 2014

16 Fokus Februari 2014

NASIONAL

Ini bukan perkara gampang. Selain pasokan gas terkadang susut, penyerapan batubara pun berkurang, karena ada kalanya PLTU tidak bisa beroperasi optimal pada waktunya. Hal ini menjadi perhatian manajemen PLN, agar penyerapan BBM bisa sekecil mungkin dari angka yang ditargetkan. Dalam workshop gabungan Divisi Gas dan BBM serta Divisi Batubara bersama unit terkait lain, Direktur (Pengadaan dan Energi Primer) Bagiyo Riawan mengajak seluruh pegawai bersama unit terkait untuk mencari strategi pencapaian target RKAP 2014 menyangkut alokasi energi primer.

Bertemakan “Menyatukan Pikir dan Menguatkan Langkah Meraih KPI Manajemen RKAP 2014”, Bagiyo Riawan mengundang divisi dan unit bisnis atau anak perusahaan yang berperan besar mendukung dan mengendalikan energi primer. Menurutnya, 67% biaya yang dikeluarkan PLN untuk bahan bakar.

“PLN harus bisa mengendalikan penggunaan bahan bakar. Tahun ini kita targetkan komposisi bauran energi dari BBM single digit 9,34 % atau volume yang harus diserap tidak lebih dari 6,4 juta kilo liter,” ucap Bagiyo ketika membuka workshop Strategi Pencapaian Target RKAP 2014 untuk Alokasi Energi Primer di PLN Udiklat Pandaan, Pasuruan, Senin (10/2).

Bagiyo mengharapkan, workshop bisa memunculkan program aksi para penanggung jawab fungsi kerja organisasi PLN untuk mengendalikan penggunaan BBM. Setidaknya, ditemukan rumusan strategi dan kebijakan dalam mencapai target RKAP 2014.

Untuk mencapai komposisi bauran energi dari BBM single digit, penyerapan gas harus maksimal, mencapai target 431 TBTU. Jawa Bali harus bisa menyerap 360,99 TBTU, Sumatera 57,94 TBTU, dan Indonesia Timur 12,14 TBTU.

Sementara untuk BBM yang ditargetkan penyerapan maksimalnya 6,4 juta kilo liter, maka Jawa Bali harus bisa menyerap tidak lebih dari 1,59 juta kilo liter, Sumatera 2,7 juta kilo liter, dan Indonesia Timur 2,13 juta kilo liter. Sedangkan penyerapan batubara yang ditargetkan 55 juta ton, mesti diserap Jawa Bali 46,53 juta ton, Sumatera 6,31 juta ton, dan Indonesia Timur 2,57 juta ton. “Jumlah ini tidak lagi per wilayah kerja, tapi tolong kendalikan langsung untuk mesin pembangkit,” ujar Bagiyo.

Berdasarkan kinerja 2013, bauran energi primer untuk pembangkit listrik secara nasional didominasi pasokan batubara yang mencapai 51%, disusul gas 24%, BBM 12%, air 8%, panas bumi 4%, lainnya 0,2%. Dari sekian energi primer yang dikonsumsi PLN, hanya pasokan batubara dan panas bumi yang meleset sedikit di bawah target.

Target batubara seharusnya 54%, tapi yang mampu dikonversi menjadi energi listrik hanya 51%. Artinya, realisasi produksi listrik dari PLTU hanya 111,03 TWh dari target 116,3 TWh. Ini akibat produksi semua PLTU batubara FTP 1 di bawah target, kecuali PLTU Labuan, Indramayu, Pelabuhan Ratu, Asam-asam, dan Jeranjang. Namun produksi listrik dari PLTU yang tidak mencapai target ini dapat digantikan produksi pembangkit gas sebesar 2,41 TWh dan pembangkit hidro 3,16 TWh.

Begitupun dengan panas bumi, dari target 5% yang tercapai 4%. Produksi pembangkit panas bumi hanya 96% dari target (0,4 TWh di bawah target). Penyebabnya, uap PLTP Lahendong menurun produksinya dan gangguan PLTP Geodipa.

Kondisi ini tak jauh berbeda dengan pemakaian BBM yang sedikit melampaui target, yakni dikonsumsi 7,47 juta kilo liter dari target 7,34 juta kilo liter. Pasalnya, efisiensi pembangkit BBM dari unit-unit PLN agak memburuk.

Peri Irawan / D.K.

MenahanKonsumsi

BBM

Dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) tahun 2014, PLN dipaksa tidak

memakai maksimal 6,4 juta kilo liter BBM. Untuk itu, beberapa pembangkit listrik harus bisa

menyerap gas 431 TBTU dan batubara 55 metric ton

sepanjang tahun 2014.

Bagiyo Riawan

Irwanto / Humas PLN Pusat

Suasana workshop energi primer.

Irwanto / Humas PLN Pusat

Page 17: Fokus Pebruari 2014

Fokus Februari 201417

NASIONAL

Hal ini disambut baik manajamen PLN. Seperti disampaikan Direktur (Niaga, Manajemen Risiko dan Kepatuhan) Moch. Harry Jaya Pahlawan, PLN akan lebih meningkatkan pelayanan untuk menyukseskan tariff adjustment serta kenaikan tarif bagi pelanggan I3 Tbk dan I4.

Diakuinya, kenaikan TTL pada 2013 dinilai sukses, karena 73% penjualan listrik sudah dilakukan dengan harga yang baik atau penjualannya memakai harga lebih dari 70% biaya pokok produksi (BPP). Berbeda dengan tahun 2012, di mana penjualan tenaga listrik dengan harga lebih dari 70% BPP baru mencapai 18% dari total penjualan tenaga listrik. Di sisi lain, penjualan tenaga listrik pada 2013 mengalami tekanan, yaitu hanya tercapai 153,5 terra watt hour (TWh) dari target 187,7 TWh. Ini karena ada kecenderungan industri mengurangi konsumsi listrik PLN.

“Untuk menyukseskan tariff adjustment dan kenaikan tarif bagi pelanggan I3 Tbk dan I4, mari kita tingkatkan sisi pelayanan dan perbaiki kualitas pasokan, karena penjualan akan semakin tertekan setelah tarif industri dan bisnis naik. Lakukan penjualan secara cerdas dengan memperhatikan ketersediaan pembangkit murah dan tarif

pelanggan,” ujar Harry di sela rapat kerja PLN, Kamis (23/1).

Kenaikan TTL bagi pelanggan I3 Tbk dan I4 dilakukan untuk menghapus subsidi listrik secara bertahap bagi kedua golongan pelanggan itu. Golongan pelanggan I3 adalah pelanggan dengan daya lebih dari 200 kilo Volt ampere (kVA) hingga 30.000 kVA, sementara kelompok I4 adalah pelanggan dengan daya di atas 30.000 kVA.

Menurut Harry, usulan penghapusan subsidi listrik untuk golongan pelanggan I3 yang sudah go public atau menjadi perusahaan terbuka dilakukan dengan penyesuaian TTL secara berkala pada tahun 2014 dan 2015. Jika penyesuaian TTL dilakukan sekaligus pada 2014, akan terjadi kenaikan TTL bagi pelanggan I3 Tbk sebesar 38,9%. Saat ini, total jumlah pelanggan I3 sebanyak 11.129 perusahaan dan 371 di antaranya sudah menjadi perusahaan terbuka. Contohnya, PT Astra International dan PT Gudang Garam.

Namun untuk meminimalkan kenaikan inflasi yang tinggi, kata Harry, PLN akan melakukan penyesuaian tarif untuk golongan pelanggan industri menengah I3 yang sudah go public dengan mekanisme penyesuaian tarif secara bertahap. Yakni, kenaikan 8,6% setiap empat bulan mulai 1 Mei 2014,

sehingga dalam tahun 2014 terdapat kenaikan tarif pelanggan industri menengah I3 go public sebesar 17,8% dan pada tahun 2015 sebesar 17,8%.

Begitupun dengan golongan pelanggan I4. Jika dilakukan penyesuaian tarif sekaligus, maka akan ada kenaikan tarif 64,7% pada 2014 bagi pelanggan I4. Saat ini, jumlah pelanggan I4 sebanyak 61 perusahaan, seperti pabrik semen dan baja.

“Bagi golongan pelanggan industri besar I4 pun akan dilakukan mekanisme penyesuaian tarif secara bertahap, dengan kenaikan 13,3% setiap empat bulan mulai 1 Mei 2014, sehingga dalam tahun 2014 terdapat kenaikan tarif pelanggan industri besar I4 sebesar 28,3 % dan tahun 2015 sebesar 28,3 %,” ujar Harry.

Berdasarkan hasil rapat Badan Anggaran DPR, subsidi listrik dialokasikan Rp 81,77 triliun. Itu terdiri atas subsidi listrik Rp 71,36 triliun dan cadangan risiko energi Rp 10,41 triliun. Badan Anggaran DPR dan pemerintah juga sepakat menghapus subsidi pelanggan I4 sebesar Rp 7,57 triliun dan subsidi pelanggan I3 yang terbuka Rp 1,39 triliun. Tutang Wien

Hapus Subsidi Bagi Industri MampuAkhir Januari lalu, Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat sepakat memberlakukan tarif tenaga listrik (TTL) baru bagi pelanggan industri menegah yang telah menjadi perusahaan terbuka (I3 Tbk) serta industri besar (I4) secara berkala setiap empat bulan hingga mencapai tarif keekonomian. Kenaikan TTL berlaku mulai 1 Mei 2014.

Istimewa

Page 18: Fokus Pebruari 2014

18 Fokus Februari 2014

NASIONAL

Menurut Kepala Divisi Gas dan BBM Suryadi Mardjoeki, penyerapan gas terbanyak di Jawa Bali, mencapai 345.917 BBTU dari target 324.446 BBTU. Ini antara lain lantaran terealisasinya pasokan gas dari floating storage regasification unit (FSRU) ke pusat listrik di Priok dan pasokan LNG dari PGN ke pusat listrik di Muara Tawar. Pihaknya pun telah melakukan pembahasan dengan salah satu pemasok gas, CNOOC, untuk amandemen perjanjian jual beli gas (PJBG) agar GMU dapat terserap habis pada akhir PJBG. Pasalnya, penyerapan gas CNOOC dan PGN ke Cilegon cukup rendah akibat kerusakan trafo #1 PLTGU Cilegon serta turunnya kemampuan pasok CNOOC.

Sementara untuk pembangkit listrik di Sumatera, gas yang terserap mencapai 57.581 BBTU dari target 57.281 BBTU. Untuk Sumatera, manajemen PLN telah melakukan amandemen buat memperpanjang PJBG dengan Medco Inderalaya, sesuai alokasi gas tambahan dari SKKMIGAS. Juga berupaya keras dapat menyerap GMU Borang serta mencari pengganti gas Belawan dengan gas Benggala. Sedangkan penyerapan gas di Indonesia Timur masih jauh di bawah target, yakni 6.392 BBTU dari target 11.612 BBTU.

“Untuk 2014, total alokasi gas mencapai 431,07 TBTU. Jawa Bali harus bisa menyerap 360.986 BBTU, Sumatera 57.941 BBTU, dan Indonesia Timur 12.142 BBTU,” ujar Suryadi dalam workshop Strategi Pencapaian Target RKAP 2014 untuk Alokasi Energi Primer, Senin (10/2) di PLN Udiklat Pandaan, Pasuruan.

Untuk menyukseskan penyerapan gas pada 2014, kata Suryadi, PLN harus bisa menyerap gas Benggala sebesar 2 BBTUD di PLTGU Belawan sejak bulan Mei 2014, menyerap gas Kalila sesuai JPH sebesar 30 BBTUD di PLTG Teluk Lembu, menyerap gas Pertamina EP TAC Gelam sesuai JPH sebesar 5 BBTUD di PLTMG Peaker Sei Gelam, menyerap gas Medco di Inderalaya sesuai JPH yang telah diperpanjang PJBG-nya sebesar 17 BBTUD sejak Januari-Desember 2014, menyerap gas Medco di Borang sebesar 18 BBTUD sejak Januari-November 2014, menyerap gas Medco di Keramasan sesuai JPH yang telah disepakati sebesar 14 BBTUD sampai akhir tahun, dan menyerap gas Pertamina EP sebesar 15 BBTUD di PLTG Keramasan.

“Sementara pembangkit di Jawa Bali harus mampu menyerap gas FSRU NR sejumlah 22 kargo ke Muara Karang dan Priok, menyerap gas LNG Tangguh sejumlah 5 kargo ke Muara Karang dan Priok, serta menyerap gas LNG Tangguh (swap LNG PGN) sebesar 1 kargo ke Muara Tawar,” tuturnya. Peri Irawan / D.K.

Sedot Gas Ramai - ramai

Pada 2013, pembangkit listrik berbahan bakar gas mampu menyerap gas 409,89 TBTU atau lebih

besar dari target 400,71 TBTU. Pembangkit ini bisa memproduksi listrik 51.784.607 mega Watt hour (MWh), lebih tinggi dari target 49.374.386 MWh.

Sehingga, komposisi fuel mix dari gas meningkat dari target 23% menjadi 24%. Ini kabar baik.

Suryadi Mardjoeki

Irwanto / Humas PLN Pusat

Page 19: Fokus Pebruari 2014

19 Fokus Februari 2014

INFO

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membuka musyawarah nasional Gabungan Pengusaha Jasa Konstruksi Nasional Indonesia (GAPENSI) XIII di Grand Inna Beach Hotel-Sanur, Bali, Senin (20/1).

Dalam kegiatan yang berlangsung Senin-Rabu (20-22/1) itu juga diadakan pameran konstruksi yang diikuti sejumlah kementerian teknis terkait konstruksi, BUMN, dan swasta yang bergerak di bidang usaha jasa konstruksi. Booth Kementerian ESDM, selain menampilkan informasi dari empat lembaga di bawahnya (Ditjen Ketenagalistrikan, Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Badan Geologi, Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara),

PLN di Pameran Konstruksi

juga menampilkan PLN, Pertamina, PGN, dan SKK Migas. PLN menampilkan informasi pembangunan transmisi 500 kV lintas Jawa Bali dan PLTU Merah Putih.

Dermawan Uloli / Humas PLN Pusat

Untuk mengenalkan listrik pada siswa-siswi sekolah dasar, PLN Distribusi Bali mengusung icon bernama “Made Lintar”. Figur ini memulai kiprahnya di SD Cahaya Bangsa, Kuta, Bali, Kamis (6/2).

“Made Lintar” membagikan komik “Made Lintar” yang berisi informasi kelistrikan, mulai datangnya listrik hingga bahaya listrik dengan bahasa yang mudah dipahami anak-anak. Sekolah/anak-anak yang telah mendapatkan sosialisasi ini disebut “Sahabat Made Lintar”.

Presthyo Carolline Natalia / Humas PLN Distribusi Bali“Sahabat Made Lintar”

“Merah putih, tetap Indonesia,” tegas Marius yang sudah puluhan tahun hidup di Desa Siding, Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat, di perbatasan Indonesia-Malaysia. Semangat nasionalisme inilah yang terus digelorakan PLN melalui program menerangi wilayah perbatasan seiring beroperasionalnya pusat listrik tenaga surya (PLTS) Siding, Kabupaten Bengkayang, menjelang Natal 2013 lalu.

Luas PLTS Sidding satu hektar. Daya yang dihasilkannya 40 kWp dan bisa melayani 100 kepala keluarga dengan daya masing-masing rumah 450 VA. PLTS Sidding, “Mengubah kehidupan masyarakat menjadi lebih baik melalui pemenuhan kebutuhan primer listrik,” kata Manajer PLN Area Singkawang, Arif Kuncoro.

Merdeka dari Kegelapan

Dermawan Uloli / Humas PLN Pusat

Humas PLN Bali

Humas PLN Kalbar

Humas PLN Kalbar

Page 20: Fokus Pebruari 2014

20 Fokus Februari 2014

TRANSPARAN

Demikian kalimat pembuka agamawan sekaligus budayawan nasional Franz Magnis Suseno SJ yang didaulat menjadi pencerah pada rapat kerja PLN 2014 di Hotel Aryaduta Karawaci-Tangerang, Jumat (24/1).

Menurut direktur program pasca sarjana di salah satu perguruan tinggi yang lebih familiar disapa Romo Magnis itu, efek korupsi bisa terlihat dari kasus 26 November 2011, yaitu ambruknya jembatan yang menghubungkan Kutai Kertanegara dan Tenggarong. Jembatan yang baru berumur 10 tahun itu menyebabkan 10 orang meninggal dan kerugian lainnya.

“Ambruknya jembatan bisa dikarenakan korupsi. Jelas ada kerugiannya, ada orang mati. Jembatan itu hilang, akses ekonomi di antara dua daerah terputus. Dampak korupsi masih sangat banyak. Ini memperlihatkan, betapa korupsi merugikan bangsa dalam usaha untuk maju,” tuturnya.

Menurutnya, korupsi berarti sebagian dana dan tenaga yang seharusnya masuk ke dalam suatu prestasi/proyek/pekerjaan diselewengkan bagi keuntungan pribadi. Korupsi akan membawa efek serius. Antara lain, hasil pekerjaan tidak optimal, tidak bermutu, tidak ekonomis. Padahal agar bangsa maju, pekerjaan harus mencapai hasil paling optimal. Dengan korupsi, keputusan yang diambil bukan yang terbaik, melainkan yang menguntungkan pribadi tertentu. Korupsi mengerem kemajuan bangsa. Bangsa membangun, biayanya mahal dan hasilnya kurang, sehingga bangsa tetap lemah.

Selanjutnya, dengan korupsi berarti kompetensi manusia Indonesia tidak terpakai. Bukan orang berkompeten yang menentukan, melainkan orang yang diharapkan bisa membayar. Bukan jembatan yang state of the art yang dibiayai, melainkan jembatan yang menghasilkan banyak uang. Meski sesudah 10 tahun, jembatan itu runtuh. Insinyur dan kontraktor cakap tak terpakai.

Terakhir, korupsi akan membangun ketidakjujuran. Orang tidak lagi dapat membedakan yang jujur dan tidak jujur. Bangsa yang tidak tahu apa itu jujur, maka tidak bisa maju.

“Sepuluh tahun ke belakang, perekonomian Indonesia cukup maju. Sebanyak 40% bangsa naik ekonominya. Makin tinggi ekonomi, maka makin cepat kaya. Bagi pelaku ekonomi, lebih menarik 40% orang Indonesia yang berada dalam lingkaran ekonomi bagus dibanding sisanya. Namun dengan adanya korupsi, sisa 60% itu tidak akan naik level menjadi orang yang lebih baik ekonominya,” tutur Romo Magnis.

Untuk menghindari atau keluar dari lingkungan korupsi, dia memandang perlu diambilnya tindakan struktural oleh para penguasa/pemerintah maupun rakyat. Antara lain, pengawasan harus diperkuat, semua proses mesti dijalankan transparan, penguasa harus dituntut memberi pertanggungjawaban, dan sarana-sarana pemberantasan korupsi diperkuat.

“Kita sendiri harus mengembangkan mental yang tidak lagi asal mencari keuntungan demi keluarga,

melainkan menemukan rasa bangga dan harga diri dari prestasi yang dicapai. Orang yang asalnya dari desa, harus

bangga asalnya dari desa. Karena di sini ada nilai budaya hidup sederhana. Dia punya harga diri dan akan membangun pribadi yang tidak terbeli,” tegas Romo Magnis.

Peri Irawan / DK

KORUPSI Buat Sia-Sia Kompetensi Franz Magnis Suseno

“Kalau perusahaan mau punya kinerja maksimal, maka dia harus bersih. Program PLN Bersih bukan hanya tuntutan kejujuran, melainkan syarat agar PLN dapat mencapai kinerja maksimal. Segala usaha untuk mempertahankan kebersihan sangat penting dan kondusif bagi perusahaan seperti PLN. Terlebih, PLN merupakan salah satu indikator kemajuan bangsa Indonesia. Jika PLN tidak maju, maka bangsa Indonesia tidak bisa maju.”

Agus Trimukti / Humas PLN Pusat

Page 21: Fokus Pebruari 2014

“Dalam dunia usaha, khususnya bagi Badan

Usaha Milik Negara (BUMN), diperlukan tata

kelola perusahaan yang baik dan tidak merugikan kepentingan masyarakat,

khususnya konsumen. Tapi di sisi lain, perusahaan

harus tetap mendapatkan keuntungan sesuai prinsip

keseimbangan.”

Fokus Februari 201421

TRANSPARAN

Itulah pandangan mantan wakil jaksa agung Darmono di hadapan peserta rapat kerja 2014 PLN, Kamis (23/1), terkait pencegahan tindak pidana dalam rangka mewujudkan good corporate governance (GCG). Namun hingga saat ini clean government, good governance, dan GCG belum memperoleh hasil yang diharapkan mengingat masih ada masalah sistem politik atau ketatanegaraan yang berpotensi korup. Juga masih ada ketimpangan dalam sistem hukum dan penegakannya. Di samping itu, soal ketenagakerjaan dan masalah sosial lain, termasuk maraknya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) bakal membahayakan sendi-sendi kehidupan masyarakat.

“Untuk menjamin terwujudnya clean government, good governance, dan GCG, maka penegakan hukum merupakan satu dimensi penting. Ketiga hal itu tidak akan terwujud tanpa adanya jaminan penegakan hukum yang konsisten dan konsekuen serta berjalan atas dasar prinsip keadilan, keterbukaan, dan non diskriminatif,” ucapnya.

Jika melihat berbagai rumusan, lanjut Darmono, tindak pidana merupakan suatu keadaan atau peristiwa yang ditimbulkan karena adanya hubungan antara perbuatan seseorang atau tidak berbuat sesuatu sebagaimana diharuskan undang-undang dengan sikap batinnya, sehingga menimbulkan suatu akibat yang dilarang dan ia mampu untuk mempertanggungjawabkannya serta adanya pengenaan sanksi bagi seseorang yang menimbulkan keadaan atau peristiwa yang dimaksud.

Terkait pencegahan terjadinya tindak pidana dalam rangka mewujudkan GCG, seluruh jajaran BUMN harus benar-benar memahami prinsip-prinsip GCG, sehingga tidak ada personel yang dalam melaksanakan tugasnya melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hukum, seperti penggelapan, manipulasi, mark up, serta tindakan-tindakan lain yang termasuk sebagai tindak pidana. “Prinsip GCG adalah prinsip kepatuhan terhadap aturan dan hukum, transparansi atau keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kewajaran, kejujuran, empati, kemandirian, dan prinsip keseimbangan,” kata Darmono.

Secara singkat, Darmono memberikan beberapa tips untuk mencegah terjadinya tindak pidana yang menyangkut seluruh aparat BUMN. Di antaranya, pahami benar apa yang disebut dengan kejahatan atau tindak pidana, pahami juga apa yang menjadi ruang lingkup tugas dan wewenang jabatan, termasuk uraian tugasnya. Setiap aparat pun harus bisa melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan penuh kesadaran atau keihklasan. Sementara di sisi perusahaan, harus dipastikan adanya standar operasional prosedur (SOP) agar kinerja yang dilakukan dapat terukur. Hal tidak kalah penting adalah peningkatan peranan satuan pengawas intern (SPI).

“Merupakan suatu keniscayaan bahwa dunia usaha dan praktik bisnis pada umumnya perlu memperhatikan prinsip GCG agar masyarakat atau konsumen memperoleh pelayanan yang baik, berkualitas, profesional, dan proporsional. Jika prinsip GCG diimplementasikan secara ideal, diharapkan dapat menurunkan secara signifikan tingkat terjadinya tindak pidana korupsi, khususnya di lingkungan BUMN,” pungkas Darmono. Peri Irawan / D.K.

GCG IdealTurunkan Korupsi

Darmono

Dermawan Uloli / Humas PLN Pusat

Page 22: Fokus Pebruari 2014

22 Fokus Februari 2014

KINERJA

Hal itu diungkapkan Direktur (Konstruksi dan Energi Baru Terbarukan) Nasri Sebayang, pada rapat kerja PLN tahun 2014 di Hotel Aryaduta, Karawaci, Tangerang, Rabu-Jumat (22-24/1).

Berdasarkan pemantauan kinerja proyek melalui aplikasi PMO (program management office), proyek ketenagalistrikan dari seluruh divisi terkait dan UIP sampai 15 Januari 2014 berjumlah 1.101 pada berbagai fase, dengan nilai kontrak Rp 182 triliun. Dari seluruh proyek itu, baru 85 proyek memasuki fase operasi dan terminasi. Sementara 1.016 proyek berada pada fase perencanaan-penyelesaian, tepatnya 239 proyek pada fase perencanaan, 233 pra pelaksanaan, 456 pelaksanaan, dan 88 penyelesaian

Adapun kinerja 14 Unit Induk Pembangunan (UIP) PLN berdasarkan progress fisik rencana dan aktual per Desember 2013 menunjukkan, secara umum UIP melakukan pekerjaan dengan progress fisik 21,85% telat dari jadwal yang direncanakan. Nasri mengingatkan kepada sejumlah UIP yang angka deviasi-nya di bawah rata-rata agar pelaksanaan pembangunan proyek dapat lebih cepat atau sesuai

rencana.Menurut Nasri, pada akhir 2013,

ada 1.104 isu yang menghambat pembangunan proyek. Sebaran isu proyek berdasarkan fase adalah 62% berada pada fase pelaksanaan, 27% pra pelaksanaan, 7% penyelesaian, dan 1% perencanaan. Sedangkan sebaran isu proyek berdasarkan tipe proyek adalah 48% pada pembangkit, 35% pada proyek transmisi, 9% pada proyek gardu induk, dan 8% pada proyek kombinasi (transmisi dan gardu induk atau pembangkit dan transmisi).

Sementara menyangkut sebaran isu proyek berdasarkan kategori isu, ternyata aspek legal yang paling dominan, yaitu 52%, disusul aspek konstruksi 20%.

Nasri menjelaskan, data tersebut memberikan gambaran bahwa tantangan yang dihadapi PLN semakin besar. Tahun ini, PLN masih harus membangun 3.500 MW dan menyelesaikan proyek transmisi 8 ribu kms. Untuk itu, Direktorat Konstruksi dan Energi Baru Terbarukan (DITKON) menyusun strategi dan kebijakan tahun 2014. Antara lain mempertajam skala prioritas pembangunan, fokus pada pengadaan tanah dan mempersiapkan strateginya, meningkatkan networking

sebagai social capital proyek, juga memperbaiki serta meningkatkan kemampuan manajemen proyek dan konstruksi.

Terkait raker, DITKON sebelumnya melakukan rapat koordinasi Rabu-Jumat (15-17/1) di Bogor. Rakor dihadiri 14 PLN UIP, JMK, Pusenlis, Jasa Sertifikasi, dan anak perusahaan yang terkait dengan kegiatan pembangunan sistem ketenagalistrikan, yaitu PT PLN Enjiniring serta PT Rekadaya Elektrika.

Agenda rakor membahas pencapaian tahun 2013 dan rencana kerja tahun 2014. Acara didahului presentasi Kepala Divisi Pengadaan Strategis Tri Setyo Nugroho yang memaparkan prosedur pengadaan serta Kepala Satuan Penilaian Kinerja Korporat (KSPKK) Zulfarida Faluzy yang memaparkan pencapaian KPI Korporat, seluruh PLN UIP dan JMK.

Suasana rakor di-setting berbeda dengan sebelumnya. Rakor tidak diisi dengan pemaparan pencapaian serta kendala masing-masing UIP dan JMK, tapi dengan format sarasehan. Seluruh GM menyampaikan kendala dan usulan pelaksanaan kegiatan di masing-masing UIP. Selanjutnya ditanggapi Nasri Sebayang dibantu empat kepala divisi DITKON.

Tutang Wien

TantanganSemakinBesar

“Berdasarkan pemantauan, masalah utama proyek transmisi adalah aspek legal, sedangkan proyek pembangkit masalah utamanya aspek konstruksi.”

Petugas PLN mengamati kinerja mesin pembangkit PLTA Bengkok, Bandung.

Agus Trimukti / Humas PLN Pusat

Page 23: Fokus Pebruari 2014

Fokus Februari 201423

NUSANTARA

Demi “melibas” tali kawat layangan yang bisa menimbulkan gangguan dan pemadaman listrik mendadak karena hubung singkat di jaringan, bahkan dapat membuat mesin pembangkit berhenti beroperasi tiba-tiba dan rusak sehingga merugikan miliaran rupiah, PLN Wilayah Kalimantan Barat mengedukasi masyarakat dengan menggelar layar tancap di RW 12 Kelurahan Tanjung Hulu, Pontianak Timur, Sabtu (25/1).

Sebagai upaya menghilangkan kebiasaan warga bermain layang-layang menggunakan tali kawat, “Kami menyampaikan bahaya bermain layang-layang menggunakan tali kawat, karena membahayakan diri sendiri dan orang lain serta menimbulkan kerugian besar,” papar Manajer Area Pengatur Distribusi dan Penyaluran (APDP) Kalimantan Barat. Kegiatan serupa dilanjutkan ke tempat lain.

Tak hanya pelayanan, sisi pemberdayaan masyarakat juga disentuh. Dua puluh remaja mengikuti pelatihan mekanik kendaraan roda dua yang digelar PLN Wilayah Kalimantan Barat, Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah (LAZIS) Muhammadiyah Kalbar, dan PT Astra di Astra Training Centre di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya.

“Kami memfasilitasi remaja putus sekolah mengikuti pelatihan ini untuk membuka peluang pekerjaan atau menciptakan lapangan kerja baru,” ujar Deputi Manajer Hukum dan Komunikasi PLN Wilayah Kalbar M. Doing di Pontianak, Senin (27/1)

Kepala Bagian Penjualan Honda Area Kalbar Bodhi Limas mengatakan, pelatihan di dalam ruangan

berlangsung tiga hari. Para peserta kemudian disebar ke bengkel resmi sepeda motor Honda, AHASS, selama tiga bulan menjadi asisten mekanik. “Bisa saja nanti mereka langsung direkrut atau membuka lapangan pekerjaan sendiri,” kata Bodhi Limas.

Workshop Social MediaSementara itu, PLN Corporate

University berencana mengelola social media PLN Corporate University berupa Facebook, Twitter, CorpU Tube, dan e-Magz. Agar berjalan efektif, diperlukan ambasador social media yang mumpuni.

Maka, digelarlah workshop social media buat mencetak ambasador social media PLN untuk mendukung berbagai kegiatan komunikasi informasi PLN Corporate University. Ini sebagaimana diharapkan Kepala Pusdiklat PLN Suharto di PLN Pusdiklat, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa-Rabu (7-8/1).

Tak tanggung-tanggung, materi diberikan narasumber yang mumpuni di bidangnya, seperti Koordinator Liputan antv Mochamad Muchsin yang memberikan pengarahan teknik reportase dan kamera. Soal membuka cakrawala dan wawasan diberikan Kemas M. Fadhil dari Telkomsel.

Dihadirkan pula Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN Bambang Dwiyanto yang menyampaikan penjelasan mengenai kebijakan social media di PLN. Delegasi dari Humas PLN Kantor Pusat : Novita Ida Yanti, Ahmad Hidayat, dan Anita Widyastuti berbagi pengalaman mengelola social media Facebook dan newsletter “PLN Kita” terbitan Humas PLN Kantor Pusat. Humas PLN Kalbar - PLN Pusdiklat

Cara BedaTujuan Sama

PLN melaksanakan program corporate social responsibility (CSR) dan workshop

dengan berbagai kegiatan.

Tujuannya : meningkatkan

pelayanan dan sumber daya manusia.

Nonton layar tancap PLN Kalbar.

Siswa SMK mengikuti pelatihan mekanik kendaraan roda dua.

Workshop social media di PLN Pusdiklat.

Humas PLN Kalbar

PLN Pusdiklat

Humas PLN Kalbar

Page 24: Fokus Pebruari 2014

24 Fokus Februari 2014

NUSANTARA

Untuk mencapai kinerja paling andal pada 2014, maka dalam rapat koordinasi operasi Jawa Bali triwulan I tahun 2014, manajemen PLN melakukan knowledge sharing dalam berbagai bidang. Salah satunya, PLTU Tanjung Jati B, berbagi pengalaman sukses mendapatkan proper hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2012-2013 dan telah mengikuti penilaian proper pengelolaan lingkungan hidup oleh Kementrian Lingkungan Hidup sejak tahun 2008.

Presentasi disampaikan Eka Safitri, Engineer Lingkungan Hidup dan Keselamatan Kerja PLTU Tanjung Jati B. “Awalnya, kami mendapatkan proper merah dua tahun berturut-turut pada 2008 hingga 2010. Waktu itu, kami belum memiliki tempat penyimpanan, sementara limbah B3 dan pengelolaan limbah B3 tidak sesuai dengan izin yang diberikan,” ungkap Eka.

Pada 2010-2011, manajemen PLTU Tanjung Jati B membenahi pengelolaan lingkungan hidup. Penataan air dan udara sudah dilakukan 100%, sementara limbah B3 masih 91%. Dua tahun berikutnya, PLTU Tanjung Jati B mendapatkan proper biru.

“Sebenarnya pada 2011-2012, kami sudah masuk kandidat proper hijau, namun gagal. Padahal penataan air dan udara sudah 100% dan penataan pengelolaan limbah B3 juga sudah 100%. Baru pada 2012-2013, kami mendapatkan proper hijau dari KLH. Targetnya pada 2017, kami bisa mendapatkan proper emas,” ujar Eka.

Kunci sukses PLTU Tanjung Jati B antara lain komitmen seluruh top management, juga membangun cross linking team

dan integrated program melalui program E-green dan benchmarking. Dengan benchmarking, dilakukan ATM (amati, tiru, modifikasi) untuk beberapa program yang relevan dan bisa diterapkan di PLTU Tanjung Jati B.

“Selain itu, perlu dukungan pihak ketiga terhadap scope pekerjaan tertentu serta menjalin komunikasi yang baik dengan BLH dan KLH, juga membuat pelaporan responsif terhadap kriteria hijau,” tutup Eka.

Peri Irawan / D.K.

Sharing Proper HijauPLTU TJB

Eka Safitri memberikan knowledge sharing.

Peri Irawan / D.K.

Page 25: Fokus Pebruari 2014

Fokus Februari 201425

NUSANTARA

Menghadapi bencana banjir di sejumlah daerah, PLN sigap memberi pelayanan pada masyarakat serta memperbaiki beberapa gardu induk yang terendam air dan terpaksa dipadamkan. Tak hanya itu, PLN melalui kegiatan corporate social responsibility (CSR) turut memberikan bantuan. Daerah yang terdampak cukup parah oleh bencana banjir dan longsor pada pertengahan Januari 2014 di antaranya Jawa Tengah, kawasan pantura, DKI Jakarta, dan Manado.

Aksi sigap petugas PLN berlangsung di PLN Distribusi Jawa Tengah dan DIY (DJTY). Di Rayon Juwana Area Kudus, petugas memperbaiki GI Kudus yang tenggelam dan rusak. Di wilayah Gunung Muria yang beberapa tiang listriknya patah akibat longsor, petugas pun langsung melakukan perbaikan. PLN DJTY juga memberikan bantuan melalui program CSR, Rabu (29/1), pada sejumlah area yang terdampak bencana, seperti Gunung Muria, Kudus, dan Semarang.

Banjir menerjang pula kawasan pantura, khususnya di wilayah kerja PLN Area Cirebon. Bahkan, sejumlah gardu di Rayon Haurgeulis, Indramayu, dan Jatibarang harus dipadamkan sejak tanggal 18 Januari. Selain

memberikan bantuan bagi korban banjir, petugas PLN Area Cirebon memfokuskan pada penormalan gardu di sejumlah rayon.

Sementara di Manado, Sulawesi Utara, banjir bandang menerjang kawasan perumahan penduduk pada pertengahan Januari lalu dan mengakibatkan kerusakan parah. Material banjir pun merusak beberapa gardu dan tiang listrik. Di sini pun, petugas PLN sigap beraksi menangani kerusakan infrastruktur kelistrikan.

Namun banjir terbesar menghantam sebagian besar wilayah Jakarta. Akibatnya, ribuan gardu terpaksa dipadamkan PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang (Disjaya). Hingga awal Februari, 22 gardu distribusi masih harus dipadamkan. Perbaikan gardu listrik dilakukan dengan membersihkan dan mengeringkan pengaman gardu setelah terendam banjir.

Humas PLN DJTY - Humas PLN Disjaya - Humas PLN Manado - Humas PLN Area Cirebon

Bencana Menyergap

PLNSigap

Awal tahun selalu dibarengi musim hujan yang mengguyur sejumlah kawasan Indonesia.

Tingginya curah hujan di sejumlah daerah tak ayal menimbulkan bencana banjir dan longsor. Bahkan,

berimbas pada terganggunya pasokan listrik.

Petugas PLN DJTY memperbaiki tiang listrik di wilayah Gunung Muria.

Humas PLN DJTY

Petugas PLN Disjaya memperbaiki gardu (atas). Posko PLN saat banjir bandang di Manado (paling atas).

Humas PLN Disjaya

Humas PLN Manado

Page 26: Fokus Pebruari 2014

26 Fokus Februari 2014

NUSANTARA

Langkah awal pengembangan pusat listrik tenaga panas bumi (PLTP) Rantau Dedap di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, yang berkapasitas 2 x 110 mega Watt (MW) mulai dilakukan PT Supreme Energy Rantau Dedap (PT SERD) dengan mengebor sumur geothermal, Senin (3/2/).

PT SERD perusahaan hasil kerja sama PT Supreme Energy (Indonesia), GDF Suez Energy International (Prancis), dan Marubeni Corporation (Jepang). Selain di Rantau Dedap, PT Supreme Energy juga memiliki konsesi pengembangan panas bumi di Muara Labuh, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, serta Rajabasa di Lampung Selatan.

“Investasi yang dikeluarkan PT SERD 700-800 juta dollar AS. Kami berharap, proyek ini mendapat dukungan, karena pengembangan PLTP bakal meningkatkan eksplorasi panas bumi di Indonesia yang saat ini masih kecil,” papar Vice President General Services PT SERD Radikal Utama.

Sementara Presiden Komisaris SERD Supramu Santosa memaparkan, ada lima sumur yang akan dibor hingga akhir tahun 2014. Ini membuktikan cukupnya cadangan energi bagi pengembangan energi panas bumi di WKP Rantau Dedap. “PLTP dijadwalkan beroperasi komersil tahun 2018. Listrik yang dihasilkan akan dipasok ke transmisi PLN,” jelasnya.

SERD menandatangani power purchased agreement (PPA) dengan PLN pada 12 November 2012. Berdasarkan kesepakatan itu, PLN akan membeli listrik dari PLTP Rantau Dedap seharga 8,86 sen dolar AS per kWh.

Proyek PLTP Rantau Dedap bagian dari program percepatan pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW tahap II. Ini berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 4 tahun 2010 dan Perpres No. 48 tahun 2011.

RantauDedapSudah Dibor

Humas PLN

Page 27: Fokus Pebruari 2014

Fokus Februari 201427

PLTA Sutami adalah satu dari 12 PLTA yang dimiliki Unit Pembangkitan Brantas PT Pembangkitan Jawa Bali. Inilah PLTA dengan daya terbesar alias “raksasa” di lingkungan Unit Pembangkitan Brantas.

Terletak di Desa Karangkates, Sumberpucung, Malang, Jawa Timur, PLTA Sutami beroperasi sejak 4 April 1973. Diresmikan 4 September 1974 oleh Presiden kedua RI Soeharto dengan nama PLTA Karangkates. Pembangkit ini memanfaatkan air dari bendungan Karangkates yang memiliki tipe waduk rock fill, dengan kapasitas bendungan 343.000.000 M3. Tercatat HWL (high water level)-nya 272,50 MTR, dan LWL (low water level) 246 MTR, PLTA Sutami bisa menghasilkan daya 3 x 35 MW.

Ya, sejak 16 April 1981, PLTA Karangkates berubah nama menjadi PLTA Sutami sebagai penghargaan kepada Prof. Dr. Ir. Sutami yang telah berjasa besar dalam pembangunan nasional. Ketiga unit pembangkit ini memiliki jenis sama, tipe Francis dengan putaran nominal 250 RPM. Memproduksi listrik 360 GWh per tahun dan disalurkan ke sistem kelistrikan Jawa. “RAKSASA”

NUSANTARA

Page 28: Fokus Pebruari 2014

Warga Sekadau menunjukkan kWh meter listrik pintar

di rumahnya.

Humas PLN Kalbar

28 Fokus Februari 2014

NUSANTARA

Tak mudah mengubah pola pikir dan tingkah laku masyarakat. Upaya akan lebih mudah kalau mereka melihat langsung dampak positif dari perubahan itu.

“Setelah melihat banyak keuntungan dari penggunaan listrik pintar, minat masyarakat untuk beralih dari listrik pascabayar ke lispin terus meningkat. Peluang ini ingin kami maksimalkan untuk mencapai target Kabupaten Sekadau sebagai kabupaten listrik pintar 100 persen,” kata Manajer PLN Wilayah Kalimantan Barat Area Sanggau, Hendrig Eriq.

Area Sanggau melayani 189.261 pelanggan yang tersebar di lima kabupaten. Jumlah pengguna lispin mendekati angka 80 ribu pelanggan, atau 41 persen dari total pelanggan Area Sanggau. Sedangkan di Kabupaten Sekadau, pengguna lispin hingga Desember 2013 mencapai 13.355 pelanggan, atau 60 persen dari total pelanggan di sana.

Hendrig mengakui, butuh kerja keras untuk mencapai target 100 persen lispin di Kabupaten Sekadau dan menjamin tercukupinya pasokan material guna memenuhi permintaan lispin. “Kami lebih fokus melayani lispin di Kabupaten Sekadau untuk Area Sanggau,” ujarnya.

Menurut Hendrig, ada nilai tambah yang dinikmati PLN maupun pelanggan setelah pemasangan lispin. Kabupaten Sekadau memiliki persentase susut terendah di Area Sanggau. Nilainya 6,87 persen, hampir mendekati target 6,4 persen. Sementara tingkat komplain karena kesalahan pencatatan meter listrik, pembayaran rekening yang melonjak tiba-tiba, atau pemutusan karena menunggak pun turun drastis.

PLN mencatat, ada pengurangan konsumsi listrik bagi pelanggan yang sebelumnya menggunakan listrik pascabayar dibanding setelah menggunakan lispin. Rata-rata penggunaan listrik pelanggan pascabayar di Area Sanggau 149,3 kWh. Sedangkan untuk pelanggan lispin hanya 115,5 kWh. Artinya, terjadi penurunan pemakaian hingga 20 persen.

Kondisi ini membuat Area Sanggau mampu menambah pelanggan hingga 22 ribuan. Padahal Area Sanggau selama ini dikenal sebagai daerah defisit listrik. “Kami mampu menambah pelanggan tanpa harus menambah mesin pembangkit,” tegas Hendrig.

Kini, Hendrig kerap menerima surat pengajuan permohonan dari pelanggan agar mengganti listrik pascabayar ke lispin. “Pengajuan tidak oleh satu atau dua pelanggan, tapi sekaligus satu komplek,” ungkapnya. Humas PLN Kalbar

SEKADAUMenuju 100% Lispin

Page 29: Fokus Pebruari 2014

Moch. Harry Jaya Pahlawan dan Benny Marbun berfoto

dengan customer PLN.

Andre Navrada / D.K.

29 Fokus Februari 2014

NUSANTARA

“PLN menyadari, listrik merupakan komponen penting bagi dunia usaha. Karena itu, kami melakukan upaya-upaya untuk membantu dunia usaha agar bisa meningkatkan peringkat ‘easy of doing business’ Indonesia,” papar Direktur (Niaga, Manajemen dan Risiko) Moch. Harry Jaya Pahlawan saat membuka acara.

Salah satu poin “easy of doing business” adalah kemudahan mendapatkan listrik. Pada tahun 2012, “easy of doing business” Indonesia berada di peringkat 168. Perbaikan pelayanan yang dilakukan PLN akhirnya berbuah penghargaan dari International Finance Council (IFC)

Terkait getting electricity, Harry menjelaskan, untuk mendapatkan listrik bukan hanya ditentukan PLN, tapi oleh 3 institusi, yaitu PLN, instalatir (yang memasang instalasi), dan konsuil (lembaga yang mengeluarkan sertifikat laik operasi).

Di tiap institusi, ada concern cost, waktu, dan prosedur. Ketiga item itu merupakan hal yang harus di-improve. Misalnya, PLN sudah mengeluarkan keputusan direksi yang mengatur waktu pelayanan permintaan listrik, juga cost dan prosedurnya. Ada buku panduan untuk pelaksanaan kepdir itu agar manajer area dan manajer rayon mempersiapkan materialnya.

“Di sini, instalatir dan konsuil juga harus mereformasi aturan agar sejalan dengan PLN. Jika tidak ada organisasi tersebut di lapangan atau di daerah tertentu, maka PLN yang akan mengeluarkan sertifikat laik operasi,” tegas Harry. Ida Wardani / Humas PLN Pusat

Pelanggan terbesar PLN di Indonesia ada di wilayah kerja PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten (DJBB). Demi menjalin komunikasi harmonis PLN-pelanggan dalam rangka meningkatkan pelayanan, dilakukan “customer gathering” di Trans Luxury Hotel-Bandung, Rabu (12/2).

Komunikasi MeningkatPelayanan Mengkilat

Page 30: Fokus Pebruari 2014

30 Fokus Februari 2014

NUSANTARA

GM PLN Distribusi Lampung I Made Artha mengatakan, pasokan daya untuk memenuhi kebutuhan sub sistem Lampung selama ini dipenuhi dari pembangkit di wilayah Lampung dan sebagian ditransfer dari sub sistem Sumatera Selatan melalui satu jalur interkoneksi 150 kV Baturaja – Bukit Kemuning. Pasokan daya dari dua sumber tersebut pada kondisi

normal sebesar 774 MW. Rinciannya, 524 MW dari pembangkit sendiri dan 250 MW dari transfer.

Sementara itu, beban puncak tertinggi pernah dicapai tahun lalu sebesar 756 MW, sehingga cadangan daya pada kondisi normal hanya 18 MW. “Jadi, kondisi neraca daya kami sangat pas-pasan. Jika salah

satu pembangkit harus ke luar sistem karena gangguan atau

pemeliharaan, maka terjadilah pemadaman bergilir,” ungkap Artha di ruang kerjanya, medio Februari.

Krisis ini membuat manajemen PLN Distribusi Lampung harus mencari solusi agar kondisi sistem kelistrikan di provinsi itu tidak semakin parah. Salah satu yang ditempuh adalah mengendalikan daftar tunggu. Pasalnya, pertumbuhan konsumsi listrik Lampung rata-rata 15%. Jika penyambungan baru tidak dikontrol, maka bisa terjadi defisit daya yang cukup besar, sehingga pemadaman bergilir meluas.

Meski begitu, imbuh Artha, daftar tunggu yang dikendalikan hanya terhadap daftar tunggu pelanggan tegangan menengah (TM). Pada 2013, daftar tunggu pelanggan TM yang dikendalikan sebanyak 58, dengan total daya 103 MW. Pun dilakukan pembatasan konsumsi daya pada tarif industri dengan memasang relay waktu. Dengan cara itu, potensi penurunan beban mencapai 50 MW sewaktu beban puncak.

Belum AmanLangkah-langkah pengendalian

itu ternyata belum membuat kondisi kelistrikan Lampung aman. Terutama di Kabupaten Lampung Tengah, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat , dan

Mesuji. Di keempat kabupaten itu, kualitas tegangan malah kian buruk dan pemadaman bergilir makin sering terjadi. Kondisi ini tentu banyak dikeluhkan pelanggan. Bahkan pada 13 Januari lalu, sejumlah

Sama seperti di banyak wilayah lain di luar Jawa-Bali, kondisi kelistrikan di Lampung menghadapi problem cukup serius. Terkendalanya penyelesaian sejumlah proyek pembangunan pembangkit baru membuat pasokan daya makin terbatas, sementara pertumbuhan beban terus meroket tajam. Di sisi lain, pembangunan transmisi dan distribusi pun menemui berbagai hambatan, sehingga mutu dan keandalan penyalurannya kian lemah.

Pasang Baru?STOP

Ahmad / Humas PLN Pusat

I Made Artha

Page 31: Fokus Pebruari 2014

Fokus Februari 201431

warga dari keempat kabupaten tersebut bersama aktivis LSM menggelar aksi protes menentang kebijakan pemadaman bergilir.

Maka, sejak 20 Januari 2014, PLN untuk sementara menghentikan layanan penyambungan baru, penambahan daya, dan layanan khusus di empat kabupaten itu. Artha mengatakan, penghentian pasang baru terpaksa dilakukan karena daerah-daerah tersebut mengalami kekurangan pasokan listrik akibat kendala pembangunan jaringan transmisi 150 kV yang menghubungkan gardu induk (GI) Seputih Banyak di Kabupaten Lampung Tengah dan GI Menggala di Kabupaten Tulang Bawang. Padahal, pembangunan transmisi itu sangat diperlukan untuk mengatasi defisit daya. Transmisi berfungsi mendukung penyaluran surplus listrik dari pembangkit di Provinsi Sumatera Selatan ke Lampung melalui jalur timur.

Terhambatnya pembangunan transmisi juga menyebabkan transmisi eksisting menuju GI Menggala kelebihan beban. Akibatnya, kualitas tegangan yang disuplai GI itu sangat rendah. GI Seputih Banyak pun akhirnya mengalami kelebihan beban, karena pertumbuhan beban yang direncanakan dipasok dari GI Menggala harus dialihkan ke GI Seputih Banyak.

“GI Menggala dan Seputih Banyak sangat diperlukan sebagai sumber pasokan listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik di empat kabupaten,” tandas Artha. Dia menambahkan, selain kekurangan daya, penghentian pasang baru terpaksa diambil lantaran penambahan pelanggan baru akan semakin memperburuk kualitas tegangan dan keandalan. Jika sudah begitu, bukan hanya pelanggan lama yang dirugikan, tapi juga pelanggan baru.

Pembangunan transmisi Seputih Banyak – Menggala yang dimulai tahun 2007 seharusnya rampung pada 2010. Tapi sampai sekarang masih terhambat gara-gara tidak lancarnya pembebasan lahan. Pembangunan terhambat akibat belum diperolehnya

izin pendirian tower dan penarikan kawat transmisi dari beberapa unsur masyarakat, terutama pemilik empat perusahaan perkebunan tebu dan pabrik gula pasir kelompok usaha Sugar Group Company (SGC).

Artha tidak merinci alasan SGC enggan memberikan izin. “Kalau menurut teman-teman di proyek sih karena pihak SGC takut perkebunannya terganggu bila dilewati transmisi. Alasannya, mereka punya pesawat untuk menyemprot perkebunan, sehingga bila terjadi kecelakaan siapa yang akan bertanggung jawab. Nah, inilah yang sampai sekarang belum ada titik temu,” tuturnya.

Menurut Tigor dari PLN Unit Pelaksana Konstruksi (UPK) Jaringan Sumatera IV, jalur transmisi Seputih Banyak-Menggala yang rencananya terdiri atas 197 tower, nyatanya baru terpasang 96 titik tower. Sedangkan 101 titik lainnya mengalami kendala pemasangan, di mana 99 titik tower di antaranya berada di perkebunan SGC dan 2 lagi di perkebunan warga.

“Untuk menyelesaikan kendala perizinan pada proyek yang nilainya ratusan miliar rupiah tersebut, manajemen PLN UIP III sudah membentuk task force, bekerja sama dengan teman-teman legal di PLN Pusat, karena ini menyangkut kebijakan korporat,” kata Tigor.

I Made Artha mengatakan, PLN Distribusi Lampung sejak 2011 juga ikut membantu mengatasi kendala itu dengan bolak-balik menghubungi Pemprov dan DPRD Lampung untuk menjelaskan pentingnya pembangunan transmisi. Tapi, hingga kini belum ada tanggapan positif.

“Mungkin pemda menganggap SGC lebih penting sebagai sumber pendapatan pajak daerah. Maklum, produksi gula dari perusahaan besar ini kabarnya mencapai hampir 40% dari konsumsi nasional. Tapi jangan lupa, listrik juga sangat penting untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan kemajuan Lampung,” sebut Artha.

Artha menyadari, kebijakan penghentian sementara pasang baru berisiko terhambatnya pertumbuhan ekonomi di empat kabupaten, juga peningkatan rasio elektrifikasi dan kemudahan mendapatkan listrik tidak berjalan baik. “Tapi semoga ada hikmahnya, yakni tumbuhnya kesadaran masyarakat bahwa pembangunan kelistrikan membutuhkan sinergi semua pihak,” tuturnya. Tutang Wien

Page 32: Fokus Pebruari 2014

32 Fokus Februari 2014

NUSANTARA

Nasional

“Sesuai pengajuan, baru 22 skema (paket) sertifikasi mendapat lisensi BNSP. Paket sertifikasi profesi itu meliputi Pelayanan Teknik, P2TL, Supervisi Kontruksi Mekanikal, Elektrikal, dan Sipil,” ujar Badrul Musthafa, Manajer Unit Sertifikasi PLN Pusdiklat sekaligus Kepala LSP USER PLN.

Pegawai PLN yang mendapat sertifikat kompetensi berlabel nasional itu adalah peserta uji kompetensi P2TL yang dimonitor BNSP, dan dilakukan penyaksian pada 28-30 Januari 2014 di PLN Udiklat Bogor. Tujuh belas peserta uji kompetensi dari PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten itu bangga dan gembira begitu dinyatakan lulus semua oleh Tim Asesor P2TL yang beranggotakan Rutman Silaen (DJBB), Mulyadi Hafid (pensiunan PLN Sulselrabar), dan Susiswo Karno (Udiklat Bogor).

BNSP adalah lembaga independen yang dibentuk pemerintah berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Badan ini untuk menjamin mutu kompetensi dan pengakuan tenaga kerja pada seluruh sektor bidang profesi di Indonesia melalui proses sertifikasi. Sedangkan untuk petunjuk pelaksanaan teknisnya, BNSP berpedoman pada PP No. 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi.

Badrul menjelaskan, selain dengan BNSP, LSP

USER PLN juga telah mendapat akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk ruang lingkup Operasi dan Pemeliharaan Distribusi. Dengan institusi yang sama, akan dikembangkan pula akreditasi untuk ruang lingkup lebih luas, yaitu Uji Kualitas Batubara. “Perusahaan berkepentingan tenaga kerjanya kompeten agar produk dari tenaga kerja tersebut performance-nya bagus. Bahkan dikaitkan dengan keselamatan kerja, bisa mengurangi kecelakaan bekerja,” ujarnya.

Sementara dari sisi tenaga kerja, dimilikinya sertifikat kompetensi membuat jenjang karier pegawai jelas dan menambah kepercayaan diri pekerja. Mohammad Najib, Ketua Tim Penyaksian Uji Kompetensi PLN menyatakan, BNSP sangat mendukung PLN melakukan sertifikasi kompetensi pegawai melalui LSP USER PLN, karena sertifikat kompetensi sangat dibutuhkan perusahaan.

“Diharapkan, seluruh petugas PLN betul-betul kompeten dan teruji. Karena PLN sebuah BUMN yang memberikan layanan kepada masyarakat luas, maka hak masyarakat untuk mendapat layanan dari orang-orang yang kompeten, sehingga pelanggan PLN merasa yakin telah dilayani pegawai yang kompeten,” papar Najib. Humas PLN Pusdiklat

Kamis (19/12-2013), menjadi hari bersejarah bagi PLN Corporate University. Pasalnya, Unit Sertifikasi PLN selaku Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) PLN ini memperoleh lisensi pengakuan dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Artinya, sertifikat profesi yang dikeluarkannya otomatis diakui secara nasional.

Akhirnya Berlisensi

Humas PLN Pusdiklat

Page 33: Fokus Pebruari 2014

Fokus Februari 201433

HORISON

Menyisir rencana karier di perusahaan ini memang tidak mudah. Berbekal lulusan terbaik pun bukanlah suatu ukuran untuk sukses. Banyak hal yang mempengaruhi perjalanan karier seseorang.

Berbicara karier, penulis dibesarkan dan berawal dari unit konstruksi, selanjutnya ditugaskan dalam bidang perencanaan, ditambah hal menantang lagi menjadi Kabitek Kotabaru yang menangani masalah pembangkit dan distribusi. Selanjutnya untuk menambah pengalaman, dimutasikan ke penyaluran yang menangani bisnis transmisi. Dua tahun kemudian, ditempatkan sebagai asmandis yang berkecimpung dalam masalah pendistribusian, dilanjutkan dengan DM Pemasaran, dan terakhir DM Pengembangan SDM.

Melihat sepintas lalu, kenapa sih karier seseorang itu nampak rumit mapping-nya, tidak ada pola yang jelas ke depannya, dan ini berkorelasi langsung dengan survey internal PLN Disjatim tentang seberapa besar sih perhatian manajemen terhadap pengembangan karier anak muda? Dari sinilah tergelitik hati untuk memperbaiki sistem yang ada di perusahaan ini, walaupun dalam skala kecil. Namun ada satu keyakinan besar bahwa hal ini akan mempengaruhi PLN secara keseluruhan.

Untuk mengembangkan pegawai PLN lebih jauh, kami menawarkan konsep yang lebih implementatif dibanding konsep yang ada. Untuk itu, diimplementasikan konsep talent pool program yang terintegrasi dengan konsep pengawasan perilaku korupsi “mysterious guest” yang bisa ditiru dan dikembangkan sesuai dengan kondisi masing-masing, namun masih dalam koridor yang diperkenankan.

Implementasi Talent Pool ProgramKonsep yang dikembangkan cukup sederhana, yaitu

menjadikan pegawai sebagai change agent, yang berfungsi sebagai penggerak agar perusahaan lebih dinamis. Untuk mengukur pergerakannya, digunakan ukuran-ukuran yang jelas seperti project assignment (private) dan project collaboration (team work). Setiap awal semester diumumkan change agent yang ke luar maupun masuk dan hal ini tergantung seberapa antusias pegawai tersebut dalam menuju karier yang diinginkan.

Pembagian dua jalur ketika seseorang masuk dalam change agent, yaitu jalur struktural dan fungsional. Pegawai masuk jalur struktural diberikan pengetahuan tentang kepemimpinan atau leadership, di mana jenis materi disesuaikan dengan level pegawai. Misalnya supervisory

dasar, supervisory atas, manajemen dasar. Sedangkan pegawai yang mempunyai minat fungsional diarahkan kepada jenis kepakaran (expert), di mana pegawai dibedakan menurut level keterampilannya. Misalnya dasar, supervisory, advance, dan master.

Setiap peningkatan level dilakukan dengan sertifikasi dari lembaga yang diakui PLN. Level-level tersebut menentukan sekali di mana para pakar itu berkontribusi. Misalnya, level dasar dan supervisory berkonstribusi di level area dan distribusi, sedangkan level advance serta master berkontribusi di level nasional dan internasional. Semua itu searah dengan kebijakan bahwa suatu unit harus menjadi COE’s (centre of excellent)

Hasil akhirnya berupa bank talent untuk struktural maupun fungsional setiap penilaian mereka dikaitkan langsung dengan kinerja individu masing-masing.

Keterkaitan dengan Pembentukan Karakter Anti SuapUntuk mendukung program pemberantas korupsi di

PLN, PLN Disjatim menggunakan prinsip walk the talk, di mana role model seorang pemimpin yang menjadi sentral. Dalam implementasinya, setiap pegawai yang masuk dalam bank talent, baik yang sudah jadi pejabat struktural maupun belum, perlu diuji kelayakannya dengan diterjunkannya mysterious guest guna membujuk dan merayu pegawai tersebut untuk melakukan gratifikasi, bahkan terindikasi korupsi. Hasil uji pejabat tersebut disimpan, dan hanya orang tertentu yang mengetahuinya. Dari sinilah kekuatan program ini guna mencetak pemimpin yang tidak akan goyah terhadap bujuk rayu korupsi yang sudah mengakar dan membudaya di negeri ini.

Membawa Hasil Implementasi ke Kawasan AseanKesempatan emas untuk share di forum yang lebih

tinggi terjadi dalam kancah HAPUA (The Heads of Asean Power Utilities/Authorities). Penulis banyak berdiskusi tentang sistem kepemimpinan. Ternyata, para peserta belum mengarahkan sistem yang terintegrasi dari kriteria sampai integritas calon pejabat. Mereka akan melakukan pengembangan terhadap sistem kepunyaannya.

KesimpulanUntuk memperjelas karier seorang pegawai,

diperlukan sebuah sistem yang terintegrasi infrastruktur maupun elemen pendukungnya. Kejelasan karier akan meningkatkan motivasi seseorang, dan pada akhirnya meningkatkan produktivitas perusahaan. Penerapan sistem talent pool yang konsisten dan didukung manajemen akan menambah kekuatan untuk mencetak pegawai yang berkarakter kuat menahan gempuran dan godaan korupsi. Selamat mengimplementasikan dan berekreasi.

oleh : Dudung Irawan DM Human Resources Development PLN Distribusi Jawa Timur

Jatuh Cinta dengan Pengembangan SDM

Page 34: Fokus Pebruari 2014

34 Fokus Februari 2014

LABORA

Memasuki tahun baru 2014, PLN mengalami dinamika di sejumlah posisi. Diawali di PLN Distribusi Jawa Timur, GM Haryanto WS posisinya digantikan Ida Bagus Mardawa Padangratha. Acara serah terima jabatan berlangsung di ruang Majapahit PLN Distribusi Jawa Timur, Kamis (30/1). Haryanto lantas menggantikan Mochammad Sulastyo sebagai GM PLN Distribusi Jakarta dan Tangerang. Serah terima jabatannya berlangsung di PLN Distribusi Jakarta dan Tangerang, Jumat (28/2).

Sementara Ida Bagus Mardawa Padangratha digantikan Syamsul Huda sebagai GM PLN Distribusi Bali. Pergantian ditandai acara pisah sambut di ruang Bougenville PLN Distribusi Bali, Selasa (4/2).

Namun di Bali ada tambahan acara peresmian “Potret Senyum Balive Spirit 2014”. Inilah slogan semangat baru PLN Distribusi Bali untuk mencapai cita-cita perusahaan yang mengusung empat jurus jitu, yaitu : PLN Bersih, Pelanggan Terima Kasih ; Tarif Non Subsidi untuk Bali Mandiri ; Profesionalisme dan Kompetensi Harga Mati ; DREAM is Our Business Engine. Humas PLN

Rotasi Posisi Kala Tahun Berganti

Humas PLNHumas PLN

Humas PLN

Page 35: Fokus Pebruari 2014

Fokus Februari 201435

SOSOK

“Inilah saya apa adanya. Berpeci hitam khas Indonesia. Sedikit berjanggut. Dengan identitas ini, saya ingin menunjukkan diri sebagai orang berintegritas. Sejak awal, saya sudah berniat untuk bekerja jujur, dan itu harus dibuktikan. Tidak ada niat sedikit pun untuk berbuat korupsi, menerima suap atau gratifikasi dan hal terlarang lain. Dengan melihat penampilan saya, orang-orang yang berhubungan dengan saya, terutama yang hendak memberi suap atau mengajak berbuat hal terlarang, langsung mengurungkan niatnya,” ucap ayah dari Hefa Aghna Fauzia dan Khansa Najma Salsabila itu.

Memang, pria kelahiran Salatiga 21 Juni 1961 itu sudah berniat sekaligus membuktikan perilaku jujur sejak bergabung dengan PLN tahun 1987. Saat masih berstatus on the job training (OJT), misalnya, dia berani menolak pemberian tiket, pembayaran hotel, dan oleh-oleh ketika berkunjung ke unit-unit bisnis PLN.

Sikap tegas Helmi menyangkut integritas berlaku hingga kini. Terlebih, sekarang suami dari dr. Hj. Tutik Fauziah, SpRM ini menjabat Kepala Divisi Pengadaan Batubara, sebuah posisi yang dikenal sebagai “lahan basah”. Maklum, para pemasok batubara berlomba-lomba dengan berbagai cara agar batubara miliknya diterima PLN walau tidak sesuai spesifikasi. Mulai mengajak umroh, menawarkan syukuran pengajian, bahkan tak sedikit yang mencoba memberi uang dalam amplop. Tapi, semua ditolak Helmi.

“Sikap ini memberi hikmah besar dalam pekerjaan. Rutinitas bekerja enak. Juga dipercaya manajemen untuk menakhodai divisi batubara. Pesan saya : Ketika suatu amanah datang, kerjakan sebaik mungkin. Jadikan bekerja untuk ibadah. Bekerjalah dengan jujur, dan jadikan itu kebanggaan. Saya bangga menjadi pegawai jujur dan amanah,” papar pria yang tak henti menghapal serta memaknai terjemahan Al Qur’an itu. Peri Irawan / D.K.

Peci + Janggut

Penepis Korupsi

Berpeci dan berjanggut. Demikian penampilan khas Helmi Najamuddin di lingkungan PLN Pusat.

Helmi Najamuddin Irwanto / Humas PLN Pusat

Page 36: Fokus Pebruari 2014

36 Fokus Februari 2014

INOVASI

Juara Dua Lomba Inovasi Bidang Non Technical Supporting Management

oleh : Aulia Aditya, Ikhsan Mulia, Andika Darmawan (PLTU Tarahan)

“Monster”Penyelamat Lingkungan

Meski saat ini PLTU Tarahan telah mendapatkan sertifikat ISO 14001:2004 tentang sistem manajemen kelola lingkungan, namun mereka tetap berusaha

mempertahankan, bahkan memperbaiki peringkat PROPER (Program Peringkat Kinerja Kelola Lingkungan Perusahaan) dari semula berwarna biru menjadi hijau.

Untuk mewujudkannya, PLTU Tarahan melakukan beberapa perbaikan pengelolaan lingkungan. Salah satunya berupa pengelolaan limbah cair. Pengolahan air limbah di PLTU Tarahan pada tahun 2009 belum optimal untuk memperbaiki kualitas air limbah, sehingga belum memenuhi syarat untuk dibuang ke badan air.

Persyaratan yang digunakan sebagai acuan dalam mengatur pembuangan air limbah cair adalah Peraturan

Menteri Lingkungan Hidup No. 8 Tahun 2009 tentang baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan pusat listrik tenaga thermal sumber proses utama. Oleh karena itu, dibangun suatu fasilitas pengolahan air limbah yang terintegrasi berupa waste water treatment plant (WWTP). Tujuan awalnya agar limbah cair yang dihasilkan PLTU Tarahan dapat dibuang ke lingkungan sesuai baku mutu yang dipersyaratkan, bahkan dapat dimanfaatkan kembali

Page 37: Fokus Pebruari 2014

Fokus Februari 201437

untuk kebutuhan operasi PLTU.Namun dalam perjalanannya,

pada WWTP terdapat beberapa permasalahan, yakni nilai pH kualitas limbah yang fluktuatif, tidak sesuai dengan batasan yang diharapkan di kisaran nilai pH 6 hingga pH 9. Jika dibiarkan, dampaknya PLN tidak taat terhadap UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengolahan Lingkungan Hidup serta Permen LH No. 8 Tahun 2009 ihwal Baku Mutu Air Limbah Proses Utama. Juga akan terjadi kerusakan pada peralatan yang disebabkan korosifitas air limbah akibat nilai pH terlalu asam (jika pH < 6) atau terlalu basa (pH >9), sehingga mengurangi masa pemakaian peralatan dan meningkatnya biaya pemeliharaan.

Setelah melakukan analisa dan knowledge sharing serta membahas bersama standard operation procedure (SOP) pola pengoperasian WWTP, dipandang perlu adanya manajemen sistem operasi WWTP. Maka, penulis membuat inovasi Manajemen Operasi dan Sistem PROPER di Waste Water Treatment Plant (MONSTER WWTP). Inovasi dibuat untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan memenuhi target Key Performance Indicator (KPI) manajemen, khususnya PROPER hijau dan OPEX non fuel melalui pengendalian nilai BMAL (Baku Mutu Air Limbah), serta menurunkan biaya operasi dan pemeliharaan.

Awalnya, desain pengolahan air

limbah di PLTU Tarahan dilakukan kontinyu. Namun, dengan debit sumber limbah yang fluktuatif dan cenderung jauh lebih kecil daripada debit inlet desain, maka metode Batch lebih efektif digunakan sebagai pola operasi WWTP. Dengan metode Batch, fluktuasi pH dapat dikelola melalui mekanisme buka-tutup unit storage pond. Unit storage pond terdiri atas unit 3 dan 4, dengan sistem Batch salah satu unit storage pond dioperasikan dan yang lain kondisi standby. Apabila level limbah pada storage pond yang dioperasikan telah mencapai level high-high (peak/paling tinggi), dilakukan close (tutup) katup inlet storage pond, kemudian dilakukan pengaturan pH.

Dengan pengaturan pH pada storage pond, secara otomatis pH sensor (meter) online dan lokasi injeksi bahan kimia untuk netralisasi asam basa dipindahkan ke storage pond, yaitu dari pH oxidation pit dan unit netralisasi tahap 2 ke WWTP #3 dan #4. Selanjutnya, pH oxidation pit khusus digunakan untuk injeksi koagulan dan unit netralisasi tahap 2 digunakan sebagai tapping inlet untuk proses recycling/recovery produk WWTP. Setelah pola operasi dan lokasi injeksi diubah, dapat diketahui bahwa pH cenderung stabil dan memenuhi baku mutu pada rentang nilai 6-9.

Selanjutnya, agar pH outlet harus memenuhi baku mutu (nilai pH 6-9) tanpa proses netralisasi lanjutan, maka perlu dilakukan substitusi material

koagulan yang tidak mempengaruhi nilai pH saat proses koagulasi berlangsung. Koagulan jenis Ferric Chloride (FeCl3) memiliki sifat asam, sehingga mempengaruhi nilai pH air limbah di dalam oxidation pit. Oleh karena itu, perlu disubstitusi dengan koagulan yang tidak mempengaruhi nilai pH koagulasi, yaitu PAC (Poly Alumunium Chloride) yang merupakan polymer dan bersifat netral.

MONSTER WWTP mulai diimplementasikan April 2010 di WWTP PLN Sektor Tarahan, dan berhasil memperbaiki kualitas air limbah sesuai baku mutu lingkungan, sehingga PROPER biru tercapai sejak tahun 2010 sampai 2012. Selain itu, karya inovasi ini pun berhasil mengefisienkan pemakaian bahan kimia, meminimalisir kerusakan sensor pH, valve dan membran di pompa injeksi acid dan caustic.

Setidaknya, MONSTER WWTP mampu menghasilkan SOP dengan cara memenej pola operasi WWTP dari sistem kontinyu ke batch, memindahkan lokasi injeksi, dan mengganti material koagulan yang digunakan. Yang tidak kalah menarik, biaya untuk membuat MONSTER WWTP tidak lebih dari Rp 139.000, tapi bisa menghemat pengeluaran perusahaan Rp 50,3 juta per tahun.

Dengan MONSTER WWTP, pengoperasian WWTP menjadi lebih mudah. Kemudian, BMAL tercapai, sehingga terhindar dari PROPER merah dan sanksi administratif berupa denda tiga miliar rupiah. Kalibrasi sensor pH Meter pun jarang dilakukan serta pH outlet WWTP lebih stabil.

Aplikasi manajemen operasi dan sistem PROPER ini memang terbukti efektif mengontrol parameter pH outlet WWTP, sehingga sesuai BMAL yang diatur dalam Permen LH No. 8 Tahun 2009 serta menghemat pemakaian bahan kimia asam, basa maupun koagulan. Metode manajemen ini juga dapat diterapkan pada unit WWTP yang memiliki masalah dalam mengontrol kualitas air limbah dan unit WWTP yang menggunakan koagulan non PAC.

Page 38: Fokus Pebruari 2014

38 Fokus Februari 2014

lensaPengiriman solar dari Kupang

ke Pulau Rote yang berada di wilayah paling selatan Indonesia, Rabu (29/1), terhambat karena tidak ada kapal yang berani berlayar akibat cuaca buruk, padahal stok tinggal untuk tiga hari. Maka, Manajer Sektor NTT Edison Rajagukguk menggunakan perahu nelayan untuk mengangkut drum-drum solar itu.

Petugas PLN Distribusi Jawa Timur serta PLN Distribusi Jawa Tengah dan DIY sigap membersihkan isolator jaringan listrik, gardu induk, dan trafo yang terpapar debu erupsi Gunung Kelud, Sabtu (15/2).

GM PLN NTT Richard Safkaur mengunjungi Rayon Soe, Kefa, dan Atambua, serta Sub Rayon Betun di daratan Pulau Timor, Jumat-Sabtu (7-8/2). Richard menyampaikan informasi terbaru program korporat dan PLN NTT, sekaligus memotivasi petugas PLTD dan Rayon agar bekerja lebih keras melayani masyarakat NTT. Dia juga berdialog dengan pelanggan SEHEN Mandiri.

Untuk menghindari percaloan terkait sambungan baru dan bahaya akibat pencurian listrik, PLN Kota Malang melakukan sosialisasi yang diikuti 14 kepala desa, 3 lurah, serta tokoh masyarakat. Rencananya, diberikan juga pelatihan gratis cara menghemat energi dan penggunaan listrik yang benar di 33 kecamatan dan 378 desa se-Kabupaten Malang.

PLN melalui program PLN Peduli menyerahkan bantuan sembako, masker, dan air minum kepada pengungsi erupsi Gunung Kelud di posko Desa Kepung, Pare, Jawa Timur. Jumat (14/2). Di posko ini, hanya mampu disediakan makanan untuk 3.000 orang per hari. Sementara total pengungsi berjumlah 18.000 orang dari dua kecamatan.

Humas PLN NTT

Humas PLN NTT

Humas PLN Disjatim

Humas PLN Malang

Humas PLN Malang

Page 39: Fokus Pebruari 2014

39 Fokus Februari 2014

lensa

Tim putra dan putri Jakarta Electric PLN akhirnya masuk babak Final Four (empat besar) Proliga 2014. Pada klasemen akhir, tim putra berada di posisi 3 (nilai 17) dan tim putri berlabuh di posisi 4 (nilai 21). Babak final four pertama diselenggarakan di Bandung 28 Februari-2 Maret 2014 dan final four kedua di Yogyakarta 7-9 Maret 2014.

PLN memberikan bantuan dua lampu SEHEN (Super Ekstra Hemat Energi) ke SMAN 1 Boyolali sebagai sarana peraga mata pelajaran elektro/kelistrikan, Senin (10/2). Manajer Senior CSR I Made Berata dan petugas teknik Rayon Boyolali mengenalkan solar cell tersebut.

PLN Corporate University

menyelenggarakan rapat kerja triwulan

IV-2013 di PLN Udiklat Semarang (Transmission and Live Maintenance

Academy), Kamis-Jumat (9-10/1).

Agus Trimukti / Humas PLN Pusat

Humas PLNHumas PLN

Humas PLN Pusdiklat

Page 40: Fokus Pebruari 2014