PERAN PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA DALAM PELATIHAN DOKTER KELUARGAOlehKRT.Adi Heru HusodoPerhimpunan Dokter Keluarga IndonesiaCabang Propinsi Daerah Istimewa YogyakartaYogyakarta

PENGANTARPraktek Dokter Keluarga akhir-akhir ini semakin banyak diperhatikan, sebab hal itu akan meliputi :

Biaya atau tarif pelayanan dokter keluargaPelaksana praktek dokter keluarga Ciri-ciri praktek dokter keluarga Rujukan Dokter KeluargaKemampuan Dokter KeluargaManajemen praktek Dokter KeluargaDan sebagainya

Berikutnya terkait dengan hal tersebut diatas, lalu apakah peran Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI) dalam hal tersebut diatas ?

PEMBAHASANSejauh ini yang dilakukan PDKI di tingkat nasional dan lokal kira-kira adalah sebagai berikut dibawah ini :

1.Sosialisasi Dokter Keluarga :

- ke Perguruan Tinggi :- melalui kuliah-kuliah sisipan- Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Indonesia (KIPDI)

- ke Masyarakat :- Radio- TVRI Yogyakarta- Jogja TV- Aplikasi DK di PT ASKES dan PT JAMSOSTEK

- ke Dinas Kesehatan :

- Otomatis karena DEPKES adalah USER dari DK- Dalam Sistem Kesehatan Nasional jelas dituliskan- dan sebagainya

2.Pelatihan Dokter Keluarga

- Paket A- Paket B- Paket C- Paket D

3.Pelayanan/ Praktek Dokter Keluarga- Jakarta : Klinik Cempaka Putih & Klinik Kiara Condong- Jamsostek : Dokter Keluarga PT Jamsostek- PT ASKES : Dokter Keluarga PT ASKES- dan sebagainya

4.Konsolidasi Dokter Keluarga

- Menghimpun alumnus Paket A- Menghimpun alumnus Paket B- Menghimpun alumnus Paket C- Menghimpun alumnus Paket D- Menghimpun alumnus luar-negeri

5.Melakukan kerjasama dalam lingkup Tri Partit- Kerjasama praktek dokter keluarga di Kota Yogyakarta- Penelitian Dokter Keluarga- dan sebagainya

Dalam kenyataannya pelaksanaan dan peran PDKI di berbagai wilayah mungkin berbeda-beda yang mungkin hal itu terjadi karena hal-hal berikut dibawah ini :Kurang harmonis hubungan antara PDKI dengan PTKurang harmonis hubungan antara PDKI dengan DinkesKurang harmonis hubungan antara PT dengan DinkesPerbedaan persepsi diantara pelaksana-pelaksana program, misalkan :

Menerapkan prioritas bahwa DK haruslah SPESIALIS, di lain pihak DEPKES belum dapat menerima kebijakan tersebutMenerapkan prioritas bahwa DK itu multidisiplin, sebagai akibatnya :

Berbagai disiplin ilmu (S-1 Keperawatan, S-1 Ilmu Komunikasi, S-1 Gizi, S-1 Hukum, S-1 Sastra, S-1 Matematetika, dan sebagainya ) berbondong-bondong mengikuti S-2 DKDK seolah sama seperti lulusan S-2 atau Magister lainnya, yaitu TIDAK JELAS TUJUANNYASeolah terjadi perebutan calon mahasiswa, sehingga lupa pada tujuan semula yaitu memperbaiki sistem pelayanan kedokteran nasionalDan sebagainya.

KESIMPULANPeran Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia cukup banyak, walaupun keterbatasannya masih amat banyak sekali.

DAFTAR PUSTAKADepkes-RI 2006.RENCANA STRATEGIS DEPARTEMEN KESEHATAN TAHUN 2005-2009, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 331/Menkes/SK/V/2006, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Depkes-RI 200-. SISTEM KESEHATAN NASIONAL, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.