Fixed Income Daily Notes - MNC Sekuritas€¦ · Keterangan Pers Hasil Pelunasan Sebelum Jatuh...

7
1 Ulasan Pasar Surplus neraca perdagangan di bulan Mei 2017 serta stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dukung penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 15 Juni 2017 jelang berakhirnya Dewan Gubernur Bank Sentral Penurunan imbal hasil berkisar antara 1 - 7 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 2 bps dimana penurunan imbal hasil terjadi pada Surat Utang Negara keseluruhan tenor. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 1 - 5 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 7 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga 40 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami penurunan yang berkisar antara 1 - 5 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 2 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 10 - 40 bps. Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin didorong oleh aksi pembelian investor sebagai respon atas data neraca perdagangan. Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa di bulan Mei 2017 terjadi surplus neraca perdagangan sebesar US$475 juta yang diperoleh dari nilai ekspor yang sebesar US$14,29 miliar dan nilai impor yang sebesar US$13,82 miliar. Dengan surplus neraca perdagangan di bulan Mei 2017 tersebut, maka neraca perdagangan tahun berjalan (YTD) mencatatkan surplus sebesar US$5,89 miliar. Hal tersebut menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara sehingga akan menambah kemampuan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika. Selain itu, penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin juga didukung oleh stabilya nilai tukar rupiah jelang berakhirnya pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Sehingga secara keseluruhan, penurunan imbal hasil pada perdagangan kemarin telah mendorong imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun berada pada level 6,622 % (-1,5 bps), tenor 10 tahun berada pada level 6,810% (-5 bps), tenor 15 tahun berada pada level 7,320% (-2,5 bps) dan tenor 20 tahun berada pada level 7,520% (-2,5 bps). Adapun dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika juga ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan di tengah tren pergerakan imbal hasil surat utang regional yang bergerak turun jelang berakhirnya Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Imbal hasil dari INDO-20 ditutup turun sebesar 1 bps di posisi 2,271% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 2,5 bps. Sedangkan imbal hasil dari INDO-27 ditutup turun sebesar 3,5 bps di level 3,610% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 30. Adapun imbal hasil dari INDO-47 juga mengalami penurunan sebesar 4,5 bps di level 4,542% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 75 bps. Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mengalami kenaikan senilai Rp16,15 triliun dari 42 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp6,01 triliun. Obligasi Negara seri FR0070 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,36 triliun dari 43 kali transaksi di harga rata - rata 109,00% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi I Made Adi Saputra [email protected] (021) 2980 3111 ext. 52117 Page 1 Fixed Income Daily Notes MNC Sekuritas Research Divisions Jumat, 16 Juni 2017 Kurva Imbal Hasil Surat Utang Negara Perdagangan Surat Utang Negara Perdagangan Surat Utang Korporasi

Transcript of Fixed Income Daily Notes - MNC Sekuritas€¦ · Keterangan Pers Hasil Pelunasan Sebelum Jatuh...

Page 1: Fixed Income Daily Notes - MNC Sekuritas€¦ · Keterangan Pers Hasil Pelunasan Sebelum Jatuh Tempo (Early Redemption) Saving Bond Ritel (SBR) Seri SBR002. Setelah melalui periode

1

Ulasan Pasar Surplus neraca perdagangan di bulan Mei 2017 serta stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dukung penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 15 Juni 2017 jelang berakhirnya Dewan Gubernur Bank Sentral

Penurunan imbal hasil berkisar antara 1 - 7 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 2 bps dimana penurunan imbal hasil terjadi pada Surat Utang Negara keseluruhan tenor. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 1 - 5 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 7 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga 40 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami penurunan yang berkisar antara 1 - 5 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 2 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 10 - 40 bps. Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin didorong oleh aksi pembelian investor sebagai respon atas data neraca perdagangan. Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa di bulan Mei 2017 terjadi surplus neraca perdagangan sebesar US$475 juta yang diperoleh dari nilai ekspor yang sebesar US$14,29 miliar dan nilai impor yang sebesar US$13,82 miliar. Dengan surplus neraca perdagangan di bulan Mei 2017 tersebut, maka neraca perdagangan tahun berjalan (YTD) mencatatkan surplus sebesar US$5,89 miliar. Hal tersebut menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara sehingga akan menambah kemampuan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika. Selain itu, penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin juga didukung oleh stabilya nilai tukar rupiah jelang berakhirnya pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Sehingga secara keseluruhan, penurunan imbal hasil pada perdagangan kemarin telah mendorong imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun berada pada level 6,622 % (-1,5 bps), tenor 10 tahun berada pada level 6,810% (-5 bps), tenor 15 tahun berada pada level 7,320% (-2,5 bps) dan tenor 20 tahun berada pada level 7,520% (-2,5 bps). Adapun dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika juga ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan di tengah tren pergerakan imbal hasil surat utang regional yang bergerak turun jelang berakhirnya Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Imbal hasil dari INDO-20 ditutup turun sebesar 1 bps di posisi 2,271% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 2,5 bps. Sedangkan imbal hasil dari INDO-27 ditutup turun sebesar 3,5 bps di level 3,610% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 30. Adapun imbal hasil dari INDO-47 juga mengalami penurunan sebesar 4,5 bps di level 4,542% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 75 bps. Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mengalami kenaikan senilai Rp16,15 triliun dari 42 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp6,01 triliun. Obligasi Negara seri FR0070 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,36 triliun dari 43 kali transaksi di harga rata - rata 109,00% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi

I Made Adi Saputra [email protected] (021) 2980 3111 ext. 52117

Page 1

Fixed Income Daily Notes

MNC Sekuritas Research Divisions Jumat, 16 Juni 2017

Kurva Imbal Hasil Surat Utang Negara

Perdagangan Surat Utang Negara

Perdagangan Surat Utang Korporasi

Page 2: Fixed Income Daily Notes - MNC Sekuritas€¦ · Keterangan Pers Hasil Pelunasan Sebelum Jatuh Tempo (Early Redemption) Saving Bond Ritel (SBR) Seri SBR002. Setelah melalui periode

2

Sedangkan volume perdagangan obligasi korporasi yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp797,1 miliar dari 40 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Waskita KaryaTahap III Tahun 2017 Seri A (WSKT02ACN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp122,4 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,23% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Sumber Alfaria Trijaya Tahap I Tahun 2017 (AMRT02CN1) senilai Rp86 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,13%. Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 10,00 pts pada level 13286,00 per dollar Amerika setelah bergerak pada kisaran 13272,00 hingga 13297,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika tersebut seiring dengan pelemahan seluruh mata uang regional di tengah penguatan dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia jelang berakhirnya Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Ameirka. Mata uang Peso Philippina (PHP) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Dollar Singapura (SGD) dan Ringgit Malaysia (MYR). Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan bergerak bervariasi sebagai respon atas keputusan Bank Sentral Amerika untuk kembali menaikkan suku bunga acuannya. Hasil dari Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika yang berakhir pada hari Rabu waktu setempat memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada kisara 1,00% - 1,25% sebagaimana yang telah diperkirakan oleh pelaku pasar. Pelaku pasar dalam negeri merespon positif keputusan Bank Sentral Amerika terlihat dari volume perdagangan pada hari kemarin terlihat mengalami kenaikan, namun adanya rencana pengurangan balance sheet oleh The Fed kami perkirakan akan memberikan dampak negatif terhadap pasar US Treasury sehingga hal tersebut akan mempengaruhi pergerakan pasar Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik di level 2,16% setelah sempat berada pada kisaran 2,15% jelang berakhirnya Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga ditutup naik pada level 0,28% dan 1,03%. Kondisi tersebut kami perkirakan akan berdampak negatif terhadap perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi rupiah maupun dollar Amerika pada perdagangan hari ini, terlebih dengan adanya sinyal penguatan dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara mulai menunjukkan pelemahan sinyal tren kenaikan harga pada tenor panjang memberikan peluang penurunan harga pada perdagangan hari ini. Didorong oleh adanya sinyal bahwa beberapa seri Surat Utang Negara telah mendekati area jenuh beli (overbought). Rekomendasi Dengan kombinasi beberapa faktor tersebut, maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum kenaikan harga. Beberapa pilihan yang masih menarik adalah seri FR0066, FR0048, FR0069, FR0036, ORI013, FR0045, FR0057, dan FR0062. Adapun obligasi ritel negara seri ORI013 manawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dengan tenor yang sama sehingga kami menyarankan investor untuk mempertimbangkan ORI013 sebagai instrumen investasi jangka pendek.

Page 2

Fixed Income Daily Notes | Jumat, 16 Juni 2017 | MNC Sekuritas Research Divisions

Kurva Imbal Hasil SUN seri Acuan

Indeks Obligasi (INDOBeX)

Grafik Resiko

Page 3: Fixed Income Daily Notes - MNC Sekuritas€¦ · Keterangan Pers Hasil Pelunasan Sebelum Jatuh Tempo (Early Redemption) Saving Bond Ritel (SBR) Seri SBR002. Setelah melalui periode

3

Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN03170921 (New Issuance), SPN12180301 (Reopening), FR0061 (Reopening), FR0072 (Reopening) dan FR0074 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 20 Juni 2017. Pemerintah akan melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang Rupiah untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2017. Target penerbitan senilai Rp12.000.000.000.000,00 (dua belas triliun rupiah) dengan seri – seri yang akan dilelang adalah

sebagai berikut : Lelang akan dilaksanakan pada hari Selasa, 20 Juni 2017, dibuka pukul 10.00 WIB dan ditutup pukul 12.00 WIB. Adapun hasil dari pelaksanaan akan diumumkan pada hari yang sama dan hasil dari lelang akan didis-tribusikan pada hari Kamis, tanggal 22 Juni 2017. Keterangan Pers Hasil Pelunasan Sebelum Jatuh Tempo (Early Redemption) Saving Bond Ritel (SBR) Seri SBR002. Setelah melalui periode pengajuan early redemption dari tanggal 1 s.d. 14 Juni 2017, pada hari ini, Kamis, 15 Juni 2017, Direktur Jenderal

Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko atas nama Menteri Keuangan menetapkan hasil early redemption atas seri SBR002 sebagai berikut: Jumlah investor yang memanfaatkan fasil itas early redemption sebanyak 402 investor. Adapun profil investor yang memanfaatkan early redemption SBR002 adalah sebagai berikut : Dari segi wilayah jumlah investor di wilayah DKI Jakarta mencapai

44% dari total jumlah yang mengajukan, sedangkan wilayah Indonesia Barat selain DKI Jakarta mencapai 49% dan di wilayah Indonesia bagian Tengah dan Timur sebesar 7%.

Berdasarkan jenis pekerjaan, jumlah investor yang memanfaatkan fasilitas early redemption adalah wiraswasta 17%, pegawai swasta 26%, Ibu Rumah Tangga 13% dan lainnya (termasuk otoritas/lembaga/BUMN/BUMD, profesional, pekerja seni, pelajar/mahasiswa, dan pensiunan) mencapai 44%.

Page 3

Fixed Income Daily Notes | Jumat, 16 Juni 2017 | MNC Sekuritas Research Divisions

Imbal Hasil Surat Utang Global

Spread US T 10 Yrs—Gov’t Bond 10 Yrs

Berita Pasar

Corp Bond Spread

Terms &

Conditions SPN ON

Seri SPN03170921(New Issuance)

SPN12180301(Reopening)

FR0061(Reopening)

FR0074(Reopening)

FR0072(Reopening)

Jatuh Tempo

21 September 2017

1 Maret 2018 15 Mei 2022 15 Agustus 2032 15 Mei 2036

Tingkat Kupon Diskonto Diskonto 7,00000% 7,50000% 8,25000%

Total volume early redemption yang

disetujui

Rp119.880.000.000,00 (seratus sembilan belas miliar delapan ratus delapan puluh juta rupiah)

Nilai pokok SBR002 setelah sebagian dilunasi

Pemerintah

Rp3.799.125.000.000,00 (tiga triliun tujuh ratus sembilan puluh sembilan miliar seratus dua puluh lima juta rupiah)

Tanggal Setelmen Early Redemption 20 Juni 2017

Tanggal Jatuh Tempo SBR002 20 Mei 2018

Page 4: Fixed Income Daily Notes - MNC Sekuritas€¦ · Keterangan Pers Hasil Pelunasan Sebelum Jatuh Tempo (Early Redemption) Saving Bond Ritel (SBR) Seri SBR002. Setelah melalui periode

4

Harga Surat Utang Negara

Page 4

Fixed Income Daily Notes | Jumat, 16 Juni 2017 | MNC Sekuritas Research Divisions

Kepemilikan Surat Berharga Negara

Page 5: Fixed Income Daily Notes - MNC Sekuritas€¦ · Keterangan Pers Hasil Pelunasan Sebelum Jatuh Tempo (Early Redemption) Saving Bond Ritel (SBR) Seri SBR002. Setelah melalui periode

5

IDR – USD

Page 5

Fixed Income Daily Notes | Jumat, 16 Juni 2017 | MNC Sekuritas Research Divisions

Dollar INDEX

FR0061

Page 6: Fixed Income Daily Notes - MNC Sekuritas€¦ · Keterangan Pers Hasil Pelunasan Sebelum Jatuh Tempo (Early Redemption) Saving Bond Ritel (SBR) Seri SBR002. Setelah melalui periode

6

FR0059

Page 6

Fixed Income Daily Notes | Jumat, 16 Juni 2017 | MNC Sekuritas Research Divisions

FR0074

FR0072

Page 7: Fixed Income Daily Notes - MNC Sekuritas€¦ · Keterangan Pers Hasil Pelunasan Sebelum Jatuh Tempo (Early Redemption) Saving Bond Ritel (SBR) Seri SBR002. Setelah melalui periode

7

Fixed Income Daily Notes | Jumat, 16 Juni 2017 | MNC Sekuritas Research Divisions

Page 7

MNC SEKURITAS RESEARCH TEAM

MNC Research Investment Ratings Guidance BUY : Share price may exceed 10% over the next 12 months

HOLD : Share price may fall within the range of +/- 10% of the next 12 months SELL : Share price may fall by more than 10% over the next 12 months

Not Rated : Stock is not within regular research coverage

PT MNC Sekuritas MNC Financial Center Lt. 14 – 16

Jl. Kebon Sirih No. 21 - 27, Jakarta Pusat 10340 Telp : (021) 2980 3111 Fax : (021) 3983 6899 Call Center : 1500 899

Disclaimer This research report has been issued by PT MNC Sekuritas. It may not be reproduced or further distributed or published, in whole or in part, for any purpose. PT MNC Sekuritas has based this document on information obtained from sources it believes to be reliable but which it has not independently verified; PT MNC Sekuritas makes no guarantee, representation or warranty and accepts no responsibility to liability as to its accuracy or completeness. Expression of opinion herein are those of the research department only and are subject to change without notice. This document is not and should not be construed as an offer or the solicitation of an offer to purchase or subscribe or sell any investment. PT MNC Sekuritas and its affiliates and/or their offices, directors and employees may own or have positions in any investment mentioned herein or any investment related thereto and may from time to time add to or dispose of any such investment. PT MNC Securities and its affiliates may act as market maker or have assumed an underwriting position in the securities of companies discusses herein (or investment related thereto) and may sell them to or buy them from customers on a principal basis and may also perform or seek to perform investment banking or underwriting services for or relating to those companies.

Edwin J. Sebayang Head of Retail Research Technical, Auto, Mining

[email protected] (021) 2980 3111 ext. 52233

Victoria Venny Telco, Infrastructure, Logistics

[email protected] (021) 2980 3111 ext. 52236

Gilang Anindito Property, Construction

[email protected] (021) 2980 3111 ext. 52235

Rr. Nurulita Harwaningrum Banking

[email protected] (021) 2980 3111 ext. 52237

Yosua Zisokhi Plantation, Cement, Poultry, Cigarette

[email protected] (021) 2980 3111 ext. 52234

Krestanti Nugrahane Research Associate

[email protected] (021) 2980 3111 ext. 52166

Sukisnawati Puspitasari Research Associate

[email protected] (021) 2980 3111 ext. 52307

I Made Adi Saputra Head of Fixed Income Research [email protected]

(021) 2980 3111 ext. 52117

Thendra Crisnanda Head of Institution Research

[email protected] (021) 2980 3111 ext. 52162

Rheza Dewangga Nugraha Junior Analyst of Fixed Income

[email protected] (021) 2980 3111 ext. 52294