FIX Lap. Minyak Jelantah

16
LAPORAN TETAP PENGENDALIAN PENCEMARAN Penjernihan Minyak Jelantah D I S U S U N Oleh : 1. Abdul Wahid Erlangga 0611 4041 1492 2. Ayu Difa Putri Utami 0611 4041 1495 3. Lintang Putri Mahardika 0611 4041 1501 4. Mahatir Marliansyah 0611 4041 1503 5. Mutiara Putri 0611 4041 1506 5. Ramadhan Kodri 0611 4041 1511 6. Zurriyati 0611 4041 1515 KELOMPOK 1

Transcript of FIX Lap. Minyak Jelantah

Page 1: FIX Lap. Minyak Jelantah

LAPORAN TETAP PENGENDALIAN PENCEMARANPenjernihan Minyak Jelantah

D

I

S

U

S

U

N

Oleh :

1. Abdul Wahid Erlangga 0611 4041 14922. Ayu Difa Putri Utami 0611 4041 14953. Lintang Putri Mahardika 0611 4041 15014. Mahatir Marliansyah 0611 4041 15035. Mutiara Putri 0611 4041 15065. Ramadhan Kodri 0611 4041 15116. Zurriyati 0611 4041 1515

KELOMPOK 1

Dosen Pembimbing : Ir Aida Syarif, M.T

JURUSAN TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGIPOLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

TAHUN AJARAN 2013

Page 2: FIX Lap. Minyak Jelantah

PENJERNIHAN MINYAK JELANTAH

I. Tujuan

Mampu menjernihkan minyak bekas gorengan (jelantah) dengan berbagai adsorgen

II. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan:

- Kertas saring 1 buah

- Spatula 1 buah

- Hot plate 1 buah

- Gelas kimia 500 ml 1 buah

- Pipet ukur 25 ml 1 buah

- Kaca Arloji 1 buah

- Termometer 1 buah

- Magnetic stirrer 1 buah

- Erlenmeyer 1 buah

Bahan yang digunakan:

- Minyak goreng bekas

- Arang/karbon aktif

- KOH

- Asam Palmintat

- Tymol blue

- Aquades

Page 3: FIX Lap. Minyak Jelantah

- NaOH

III. Dasar Teori

Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dalam

pengolahan bahan makanan. Setelah digunakan minyak goreng akan mengalami

perubahan sifat yang menyebabkan minyak goreng tersebut tidak layak lagi

digunakan. Agar minyak goreng tersebut dapat dimanfaatkan lagi maka perlu

dilakukan pengolahan sekunder dengan metode adsorpsi.

Praktikum yang dilakukan ini mencoba meningkatkan kualitas minyak goreng

bekas dengan adsorben karbon aktif. Minyak goreng bekas dipanaskan pada suhu

60oC kemudian dicampurkan dengan karbon aktif dengan berbagai variasi berat

yaitu 2, 3, 4 gram dan waktu pengadukan selama 30 menit.

Adsorpsi

Salah satu sifat penting dari permukaan zat adalah adsorpsi. Adsorpsi adalah

suatu proses yang terjadi ketika fluida terikatpada suatu padatan dan akhirnya

membentuk suatu film (lapisan tipis) pada permukaann padatan tersebut. Berbeda

dengan adsopsi dimanafluida terserap oleh fluida lainnya dengan membentuk suatu

larutan.

Definisi lain menyatakan adsorpsi sebagai suatu peristiwa penyerapan pada

lapisan permukaan atau antar fasa. Dimana molekul dan suatu materi terkumpul

pada bahan pengadsorps.

Advorpsi dibedakan menjadi dua jenis yaitu adsorpsi fisika yang di sebabkan

oleh gaya Van Der Waals (penyebab terjadnya kendensasi gas untuk membentuk

cairan) yang ada pada permukaan adsorben dan adsorpsi kimia yang terjadi reaksi

antara zat yang diserap dengan adsorben, banyaknya zat yang teradsorbsi

tergantung pada sifat khas zat padatnya yang merupakan fungsi tekanan dan suhu.

Faktor yang mempengaruhi adsorpsi:

1. Kecepatan pengadukan

Page 4: FIX Lap. Minyak Jelantah

Berpengaruh pada kecepatan proses adsorpsi dan kualitas bahan yang

dihasilakan, jika pengadukan terlalu lambat maka proses akan berjalan lambat

pula, namun bial pengadukan terlalu cepat aka nada kemungkinan struktur

adsorban mengalami kerusakan

2. Luas permukaan

Semakin luas permukaan adsorben maka semakin banyak zat yang bisa

teradsorpsi

3. Temperatur

Naik turunnya tingkat adsorpsi dipengaruhi oleh temperatur. Pemanasan

adsorben akan menyebabkan pori-pori adsorben terbuka dan menyebabkan

daya serapnya meningkat. Tetapi pemanasan yang terlalu tinggi juga dapat

membuat struktur adsorben rusak.

4. pH

Tingkat keasaman juga berpengaruh, adsorbat yang bersifat asam atau

asam organic lebih mudah teradsorbsi pada pH rendah, sedangkan adsorbs basa

organic efektif pada pH tinggi.

5. Jenis dan Karakteristik adsorban

Jenis adsorban yang digunakan umumnya dalah karbon aktif. Karbon

aktif adalah suatu bahan pada berpori yang merupakan hasil pembakaran bahan

yang mengandung karbon dan dilakukan aktivitas dengan menggunakan gas

CO2, uap air atau bahan-bahan kimia sehingga pori-porinya terbuka dan dengan

demikian daya adsorpsinya lebih tinggi.

Karbon Aktif dan Pembuatannya

Karbon aktif berbentuk Kristal berukuran mikro, karbon non grafit yang pori-

porinya telah mengalami pengembangan sehingga kemampuan menyerap fluida

yang dimiliknya meningkat. Karbon aktif dapat di buat dari semua bahan yang

mengandung karbon dengan syarat bahan tersebut mempunyai struktur berpori.

Bahan-bahan tersebut antara lain, kayu, batubara muda, tulang, termpurung kelapa,

Page 5: FIX Lap. Minyak Jelantah

tandan kelapa sawit, kulit buah kopi, sabut buah coklat, sekam padi dan lainnya,

pembuatan meliputi proses karbonisasi pada suhu tinggi dan proses aktivasi yang

dapat meningkatkan porositas karbon aktif.

IV. Prosedur Kerja

1. Penjernihan Minyak Goreng Bekas

- Sebanyak 50 ml minyak goreng bekas ditempatkan pada tiga Erlenmeyer

yang masing-masing diberi label A, B, dan C.

- Karbon aktif ditimbang sebanyak 2 gr, 4 gr dan 6 gr (vanasi berat) dan

dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang berbeda.

- Erlenmeyer yang berisi minyak goreng bekas dan karbon aktif di panaskan

pada hot plate dengan suhu ± 60oC dan 700 rpm selama 30 menit

- Setelah 30 menit dilakukan pengamatan terhadap sampel minyak goreng

bekas tersebut (pengamatan fisik seperti warna).

- Percobaan diulangi untuk sampel pada Erlenmeyer no 2 (B) dan no 3 (C)

2. Penentuan ALB

- Sebanyak1 gr minyak goreng bekas ditempatkan pada Erlenmeyer

- Tymol blue ditambahkan sebanyak 3 tetes

- Dilakukan titrasi dengan KOH sampai terjadi perubahan warna menjadi

putih kebiru-biruan

- Dilakukan perhitungan penentuan kadar ALB

3. Penentuan pH

- pH paper dicelupkan pada masing-masing sampel yang ingin diketahui

pHnya

Page 6: FIX Lap. Minyak Jelantah

- dilakukan perbandingan warna yang didapat setelah pH paper dicelupkan

kedalam sampel dengan range pH yang telah tersedia.

V. Data Pengamatan

Table 1. Pengamatan Fisik Masing-masing Sampel

No Sampel Pd Erlenmeyer Warna

1. A (Pertama) Hijau Kehitaman

2. B (Kedua) Hijau Kehitaman

3. C (Ketiga) Hitam

4. Awal Kuning Bening

Tabel 2. Penentuan kadar ALB pada minyak goreng bekas

No Sampel NomorVolume K O H

(ml)Pengamatan

1. Pertama (A) 7 Larutan sampel yang

semula berwarna kuning

dan hijau pekat, setelah di

titrasi dengan KOH menjadi

berwarna putih kebiru-

biruan

2. Kedua (B) 3,5

3. Ketiga (C) 2,4

4. Awal 12

4. Tabel penentuan pH

No. Sampel pH

1. A (Pertama) 5

2. B (Kedua) 5

3. C (Ketiga) 5

4. Awal 5

Page 7: FIX Lap. Minyak Jelantah

Catatan:

- Sampel A / Sampel pertama berisi 50 ml minyak gorenga bekas dan 2 gr karbon

aktif

- Sampel B / Sampel kedua berisi 50 ml minyak goreng bekas dari 4 gr karbon

aktif

- Sampel C / Sampel ketiga berisi 50 ml minyak goreng bekas dan 6 gr karbon

aktif

Page 8: FIX Lap. Minyak Jelantah

VI. Perhitungan

1. Pembuatan larutan KOH O, I N 500 ml

GrKOD = N X V X BM

= 0,1 N X 0,5 L X 56 gr/mol

= 2,8 gr

2. Perhitungan Kadar A LB

a. Sample minyak goreng bekas awal (sebelum penambahan karbon

aktif)

% ALB = VKOH x NKOH x 256

Gr CPO x 1000

= 12 ml x 0,1 ek/L x 256

(50 ml x 0,85 gr/ml) x 1000

= 7,22%

b. Sample A (minyak goreng bekas + karbon aktif 2 gr)

% ALB = VKOH x NKOH x 256

Gr CPO x 1000

= 7 ml x 0,1 ek/L x 256

(50 ml x 0,85 gr/ml) x 1000

= 4,216 %

Page 9: FIX Lap. Minyak Jelantah

c. Sampel B (minyak goreng bekas + karbon aktif 4 gr)

% ALB = VKOH x NKOH x 256

GrCPO x 1000

= 3,5 ml x 0,1 ek/L x 256

(50 ml x 0,85 gr/ml) x 1000

= 2,1 %

d. Sampel C (minyak goreng bekas + karbon aktif 6 gr)

% ALB = VKOH x NKOH x 256

GrCPO x 1000

= 2,4 ml x 0,1 ek/L x 256

(50 ml x 0,85 gr/ml) x 1000

= 1,44 %

Page 10: FIX Lap. Minyak Jelantah

VII. Analisa Data

Dari percobaan yang dilakukan mengenai pemurnian minyak jelantah dengan

menggunakan karbon aktif dapat dianalisa bahwa dengan penambahan karbon aktif

pada minyak jelantah serta dengan perlakuan yang sama meliputi kecepatan

pengadukan dan temperatur namun dengan jumlah karbon aktif berbeda, didapatkan

penurunan kadar ALB yang berbeda.

Pada penambahan karbon aktif sebanyak 2 gram didapatkan kadar ALB sebesar

4,21%, pada penambahanj 4 gram didapatkan 2,14% dan pada 6 gram penambahan

didapatkan 1,44%. Penurunan ini cukup besar dibandingkan sebelum pemurnian

yaitu 7,22% ALB. Hal ini menandakan penambahan jumlah karbon aktif dalam

proses pemurnian minyak jelantah dapat mempengaruhi banyaknya pengurangan

kada ALB karena karbon aktif menyerap ALB dengan cara mengikat pada

permukaan karbon aktif, karena sifat karbon aktif akan menyerap apapun yang

kontak dengannya. Karena sifat ALB yang merupakan senyawa bebas maka akan

dengan mudah diikat oleh karbon aktif, begitupula zat pengotor lainnya pada

minyak goreng. Oleh karena itu juga lebih banyak karbon aktif maka lebih banyak

permukaan karbon aktif yang kontak dengan ALB pada minyak goreng

VIII. Kesimpulan

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

Jumlah penambahan karbon aktif pada pemurnian minyak jelantah

mempengaruhi pengurangan kadar ALB

Semakin banyak karbon aktif maka kadar ALB yang berkurang makin

banyak

KOH digunakan sebagai titran dan thymol blue sebagai indikator pada

percobaan

Page 11: FIX Lap. Minyak Jelantah

Kadar ALB yang besar dapat menurunkan kualitas minyak goreng

IX. Daftar Pustaka

Jobsheet Kimia. 2013. Praktikum Pengendalian Pencemaran. “Penjernihan Minyak

Jelantah”. Polsri. Palembang

Page 12: FIX Lap. Minyak Jelantah

X. Gambar Alat

Magnetic Stirrer Pipet Tetes pH paper

Kertas Saring Beaker gelas Labu Ukur

Pipet Ukur Gelas Ukur Erlenmeyer

Spatula Hot plate Kaca Arloji