FITRI SUSILAWATI-FDK

97
KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM KEPEMIMPINAN PADA PT TEMPO INTI MEDIA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : FITRI SUSILAWATI NIM. 106051001815 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/ 2010 M

Transcript of FITRI SUSILAWATI-FDK

Page 1: FITRI SUSILAWATI-FDK

KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM KEPEMIMPINAN

PADA PT TEMPO INTI MEDIA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

FITRI SUSILAWATI

NIM. 106051001815

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/ 2010 M

Page 2: FITRI SUSILAWATI-FDK

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, saya telah

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat

atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 4 Desember 2010

Fitri Susilawati

Page 3: FITRI SUSILAWATI-FDK

KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM KEPEMIMPINAN

PADA PT TEMPO INTI MEDIA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Fitri Susilawati

NIM. 106051001815

Pembimbing:

Dr.Hj. Roudhonah, M. Ag

NIP.195809101987032001

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431H/2010 M

Page 4: FITRI SUSILAWATI-FDK

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM KEPEMIMPINAN PADA PT TEMPO INTI MEDIA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 20 Desember 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Pamulang, 20 Desember 2010

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Drs. Wahidin Saputra, MA NIP.19700903 199603 1 001

Umi Musyarrofah, MA NIP. 19710816 199703 02 002

Penguji I

Drs.H.S. Hamdani, MA NIP.19550309 199403 1 001

Anggota

Penguji II

Drs. H. Sunandar, MA NIP.19620626 199303 1 004

Dosen Pembimbing

Dr.Hj. Roudhonah,MA NIP.195809101987032001

Page 5: FITRI SUSILAWATI-FDK

i

ABSTRAK Fitri Susilawati “Komunikasi Organisasi Dalam Kepemimpinan Pada Tempo Inti Media”

Pemimpin merupakan unsur terpenting dalam suatu organisasi atau perusahaan, karena maju dan mundurnya perusahaan ada di tangan pemimpin. Untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan, pemimpin harus mampu berkomunikasi secara efektif kepada para bawahanya (staff). Komunikasi efektif dapat terwujud jika ada keterbukaan dan kepercayaan dalam struktur vertikal maupun horizontal pada perusahaan. Penerapan komunikasi yang efektif dapat menciptakan iklim komunikasi organisasi yang baik pula. PT Tempo Inti Media merupakan salah satu perusahaan media dan penerbitan terbesar di Indonesia. Dibalik perusahaan yang terus tumbuh maju dengan segala prestasi yang membanggakan pasti ada koordinasi yang efektif antara pemimpin dan karyawan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Melihat konteks di atas maka ada beberapa pertanyaan yaitu, bagaimana iklim komunikasi organisasi di PT Tempo Inti Media? Dan bagaimana metode pimpinan dalam menyebarkan informasi kepada karyawanya?

Di PT Tempo Inti Media tepatnya pada Divisi Sirkulasi dan Distribusi memiliki beberapa unit kerja yang butuh koordinasi maksimal untuk mencapai tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan pada divisi ini adalah target oplah, target penerimaan rupiah yang harus terus meningkat setiap bulanya. Untuk mencapai itu semua antara atasan dan bawahan harus saling mendukung satu sama lain, salah satu caranya dengan komunikasi. Pada divisi ini peneliti melihat adanya komunikasi yang demokratis antara atasan dan bawahan, atasan membuka pintu lebar kepada staff-staff nya untuk memberikan saran. Namun kenyataanya tidak semua karyawan berani mengeluarkan pendapat. Komunikasi yang efektif dapat dilihat dari iklim komunikasi organisasinya. Pada penelitian iklim komunikasi, peneliti menggunakan teori Charles Redding mengenai lima dimensi iklim komunikasi sebagai indikator penelitian.

Metode yang digunakan dalam menganalisis pesan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis digunakan untuk menghimpun data yang aktual. Kegiatan yang dilakukan dalam pengumpulan data dengan menggambarkan keadaan yang sebenarnya terjadi dalam perusahaan tersebut. Keadaan yang penulis gambarkan disesuaikan dengan judul yang diangkat.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan data bahwa iklim komunikasi di Tempo Inti Media positif. Hal ini dapat telihat dari penjabaran lima dimensi iklim komunikasi organisasi. Meskipun dimensi keterbukaan tidak terlalu kuat karena ada sebagian karyawan yang tidak selalu terbuka dengan atasanya baik mengenai keluh kesah, ide, saran, maupun kritik. Dalam menyebarkan informasi kepada karyawanya, atasan menggunakan aliran campuran yaitu aliran serentak dan berurutan. Penggunaan aliran ini disesuaikan dengan isi pesan (informasi) yang akan disampaikan. Jika informasinya umum maka atasan akan menggunakan aliran serentak. Sebaliknya jika informasinya khusus, harus disampaikan secara detail dan mendalam maka aliranya berurutan.

Page 6: FITRI SUSILAWATI-FDK

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Atas berkah dan inayah-Nya

penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Shalawat dan salam dihaturkan

kepada junjungan Nabi besar Muhamad SAW, karena perjuangan beliau kita

dapat menikmati iman kepada Allah SWT.

Skripsi ini bisa dapat terselesaikan berkat dukungan, bantuan, fasilitas, dan

bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan yang baik ini

perkenankan penulis untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syrif Hidayatullah

Jakarta, Bapak Dr. H. Arief Subhan M.A, beserta Bapak Drs. Wahidin

Saputra, M.A selaku Pudek I, Bapak Drs. H. Mahmud Djalal, M.A selaku

Pudek II dan Bapak Drs. Study Rizal LK, M.A selaku Pudek III.

2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi. Bapak Drs. Jumroni. M.Si, dan Sekertaris Jurusan Ibu Hj.

Umi Musyarofah, MA yang penuh dengan kesabaran banyak membantu

penulis dalam memberikan informasi.

3. Dosen Pembimbing Ibu Dr .Hj. Roudhonah, M. Ag yang telah bersedia

memberikan waktunya, dan selalu mendorong penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr H. Daud Effendi.AM. Selaku Penasehat Akademik yang

telah memberikan support hingga penulis dapat menyelesaikan skripi ini.

Page 7: FITRI SUSILAWATI-FDK

iii

5. Seluruh Bapak, dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

serta civitas Akademik yang juga memberikan dedikasinya sebagai pengajar

yang memberikan berbagai pengarahan, pengalaman, serta bimbingan

kepada penulis selama dalam masa perkuliahan.

6. Pimpinan, dan karyawan Perpustakaan Utama, dan Perpustakaan Fakultas

yang telah membantu penulis dengan penyediaan bahan-bahan untuk

kerangka rujukan dalam mengerjakan skripsi ini.

7. Segenap Jajaran PT Tempo Inti Media Jakarta, khususnya Divisi Sirkulasi

dan Distribusi. Bapak Windalaksana selaku Kepala Divisi Sirkulasi dan

Distribusi, pak Shalfi Andri selaku Kanit Non Eceran, staff sales executive:

Mas Hengky, Mba Gita, Mas Bobby, Mas Harca, Staff komunitas: pak Joko,

pak Yono, pak Didit, pak Puji, staff administrasi: mba Ina, mba Yoyo, mba

Luisa, mba Hesti, Staff SDM: mas Yudis, semua teman-teman telemarketing

Tempo: mba Endah, Fiko, Diana, Shanti, Eka, Titin, Trisna, dan semua staff

Tempo yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih atas bantuan,

suport, masukan, data, dan informasi kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

8. Kedua Orang tuaku, ayahanda tercinta (alm)Bapak Sunaryo dan Ibunda

tercinta Suwartini yang telah memberikan doa, kasih sayang, perhatian,

kesabaran yang tulus, dukungan baik moril maupun materil, dan motivasi,

sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini penulis

persembahkan untuk kedua orang tuaku.

Page 8: FITRI SUSILAWATI-FDK

iv

9. Kedua adik-adikku Eti Winarti dan Dedy Kurniawan yang telah membantu

mengetik skripsi ini. Terima kasih atas doa, suport dan kecerian di rumah

yang membuat penulis terhibur.

10. Keluarga Besar Ngawi yang begitu tulus memberikan doa dan kasih

sayangnya kepada penulis. Semoga amal ibadahnya diterima disisi Allah

SWT.

11. Keluarga Besar KPI B angkatan 2006 dan kelompok KKS 95 yang sudah

memberi keceriaan dan indahnya persahabatan yang terjalin selama ini.

Semoga tali silaturahmi kita tetap terjaga hingga akhir hayat.

12. Rahmat Hidayat yang telah memberikan doa, perhatian, dan, motivasi dalam

menyelesaikan skripsi ini.

13. Kepada semua pihak yang terlibat membantu dalam penulisan skripsi ini.

Pada akhirnya penulis hanya dapat mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya. Hanya ucapan inilah yang dapat penulis berikan, semoga Allah

yang akan membalas semua kebaikan keluarga dan sahabat-sahabatku tercinta.

Amin ya Rabbal Alamin.

Pamulang, 4 Desember 2010

Fitri Susilawati

Page 9: FITRI SUSILAWATI-FDK

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................................. 7

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 7

D. Metodologi Penelitian ..................................................................... 8

E. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 10

F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 12

BAB II KAJIAN TEORI KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM

KEPEMIMPINAN

A. Komunikasi ..................................................................................... 14

1. Pengertian Komunikasi ............................................................. 14

2. Unsur-Unsur Komunikasi ......................................................... 16

B. Organisasi ........................................................................................ 18

1. Pengertian Organisasi................................................................ 18

2. Ciri-ciri Organisasi .................................................................... 20

3. Unsur-Unsur Organisasi ............................................................ 20

4. Fungsi Organisasi ...................................................................... 21

C. Komunikasi Organisasi ................................................................... 21

1. Pengertian komunikasi Organisasi ............................................ 21

2. Aliran Informasi Dalam Organisasi .......................................... 23

3. Arus Informasi Dalam Organisasi ............................................. 25

Page 10: FITRI SUSILAWATI-FDK

vi

4. Iklim Komunikasi Organisasi ................................................... 29

5. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi ...................................... 33

D. Kepemimpinan ................................................................................ 34

1. Pengertian Kepemimpinan ........................................................ 34

2. Tipe-Tipe Kepemimpinan ......................................................... 36

BAB III GAMBARAN UMUM PT TEMPO INTI MEDIA

A. Sejarah dan perkembangan PT TEMPO INTI MEDIA ................... 40

1. Produk PT TEMPO INTI MEDIA .............................................. 42

2. Visi dan Misi PT TEMPO INTI MEDIA .................................... 44

3. Penghargaan dan Prestasi PT TEMPO INTI MEDIA ............... 45

4. Struktur Organisasi PT TEMPO INTI MEDIA .......................... 48

B. Divisi Sirkulasi dan Distribusi ........................................................ 49

BAB IV PELAKSANAAN KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM

KEPEMIMPINAN PADA PT TEMPO INTI MEDIA

A. Iklim Komunikasi Organisasi di PT TEMPO INTI MEDIA .......... 51

1. Supportivennes ............................................................................ 51

a. Kesamaan.................................................................................. 52

b. Orientasi Masalah..................................................................... 53

c. Deskripsi................................................................................... 53

d. Spontanitas............................................................................... 54

2. partisipasi membuat keputusan ................................................... 55

3. kepercayaan ................................................................................. 56

4. keterbukaan ................................................................................. 57

5. tujuan kinerja yang tinggi ........................................................... 59

B. Metode Pimpinan PT TEMPO INTI MEDIA dalam menyebarkan

Informasi ......................................................................................... 60

1. Aliran komunikasi dalam menyebarkan informasi ..................... 60

2. Pola penggunaan media dan non media dalam menyebarkan

Page 11: FITRI SUSILAWATI-FDK

vii

Informasi ..................................................................................... 63

3. faktor pendukung dan penghambat dalam komunikasi............... 66

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 69

B. Saran-saran ...................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 72

LAMPIRAN

Page 12: FITRI SUSILAWATI-FDK

viii

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1 Penyebaran pesan secara serentak ........................................ 24

2. Gambar 2 Penyebaran pesan secara berurutan ...................................... 24

3. Gambar 3 Alur komunikasi formal ....................................................... 28

4. Gambar 4 Bagan pembaca tempo menurut jenis kelamin ..................... 42

5. Gambar 5 Bagan pembaca tempo menurut jenjang ekonomi ............... 43

6. Gambar 6 Bagan pembaca tempo english magazine menurut jenjang

pendidikan ............................................................................................. 44

7. Gambar 7 Penyebaran pesan secara serentak ........................................ 62

8. gambar 8 Penyebaran pesan secara berurutan ....................................... 62

Page 13: FITRI SUSILAWATI-FDK

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemimpin dan organisasi tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Organisasi

tanpa pemimpin tidak akan dapat berjalan dengan baik, dan sebaliknya pemimpin

tanpa organisasi tidak ada gunanya. Pemimpin adalah ujung tombak dari suatu

perusahaan. Baik buruknya perusahaan tergantung dari pemimpin.

Pemimpin yang baik mampu mempengaruhi anak buahnya untuk bekerja

semaksimal mungkin. Pemimpin juga harus mampu menyatu dengan bawahan,

mendengarkan keluhan mereka dan memberikan solusi yang terbaik untuk

mereka. Maka dengan sendirinya bawahan akan termotivasi untuk bekerja lebih

baik lagi.

Kepemimpinan secara etimologi berasal dari kata “pemimpin”

ditambahkan awalan “ke” dan akhiran “an”, maka kepemimpinan dapat diartikan

menjadi beberapa bagian yaitu: a) orang atau sekelompok orang yang memimpin;

b) usaha memimpin; c) kemampuan atau kemahiran seseorang untuk memimpin;

d) wibawa sang pemimpin.1

Dari penjabaran di atas maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

bukan hanya kegiatan memimpin namun juga kemampuan menjalankan usaha

tersebut dan adanya wibawa yang menyebabkan orang dianggap mampu

memimpin. Dengan kemampuan yang dimiliki pemimpin, maka diharapkan dapat

mengantisipasi perubahan yang tiba-tiba, dapat mengoreksi kelemahan-

1 J. Riberu, Dasar-Dasar Kepemimpinan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1992), cet ke-4,

hal. 1-2

Page 14: FITRI SUSILAWATI-FDK

2

kelemahan, dan sanggup membawa organisasi kepada sasaran dalam jangka

waktu yang sudah ditetapkan. Ringkasnya, pemimpin dapat membawa usahanya

untuk maju pesat atau bahkan mundur jika ia salah dalam bertindak dan tidak

bijaksana.

Selain harus memiliki kemampuan, pemimpin juga perlu memiliki sifat

kemanusiaan, demokratis dan mencintai bawahanya, sebagaimana firman Allah

SWT dalam surat Ali-Imraan (3), ayat 159:

Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah

Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,

tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah

mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan

mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad,

Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang

yang bertawakal kepada-Nya.

Dari ayat tersebut jelas bahwa seorang pemimpin harus bertutur dan

bertingkah laku lemah lembut namun tegas. Dalam menjalankan tugasnya

pemimpin harus banyak berkomunikasi dengan bawahan, klien, ataupun teman

sejawat. Komunikasi sangat penting untuk meningkatkan kinerja suatu

perusahaan. Menurut W.G Scott dan T.R. Mitchell yang dikutip oleh Stephen P.

Robbins dalam buku Perilaku Organisasi menyatakan “komunikasi menjalankan

empat fungsi utama di dalam suatu kelompok atau organisiasi yaitu kendali

(kontrol), motivasi, pengungkapan emosional, dan informasi.”2

2 Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT Prenhallindo, 1996), Edisi

Bahasa Indonesia, hal. 5

Page 15: FITRI SUSILAWATI-FDK

3

Menurut Kohler yang dikutip oleh Arni Muhamad dalam buku

Komunikasi Organisasi bahwa “Komunikasi yang efektif sangat penting bagi

semua organisasi. Oleh karena itu, para pimpinan organisasi dan para

komunikator dalam organisasi perlu memahami, dan menyempurnakan

kemampuan komunikasi mereka.”3

Agar komunikasi berlangsung efektif dan informasi yang disampaikan

oleh seorang pimpinan dapat diterima, dan dipahami oleh para anggota, maka

seorang pimpinan harus menerapkan pola komunikasi yang baik pula.

Pengetahuan dasar tentang komunikasi saja belumlah cukup untuk dapat

memahami komunikasi organisasi.

Komunikasi organisasi terdiri dari kata komunikasi dan organsiasi yang

memiliki penjabaran yang luas. Untuk memahami komunikasi perlu kiranya

sedikit membahas konsep dasar komunikasi. Komunikasi menurut Hovland, Janis

dan Kelley yang dikutip oleh Roudhonah dalam buku Ilmu Komunikasi yaitu

“Proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus dengan

tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lainya (khalayak).” 4

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses komunikasi

ada pengirim (komunikator) dan penerima pesan (komunikan) yang saling

berhubungan, pesan tersebut dapat mengubah persepsi bahkan tingkah laku

(behavior) komunikan.

Sedangkan organisasi adalah “sistem yang mapan dari orang-orang yang

bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan

dan pembagian kerja.”5 Selain itu juga “organisasi telah dibentuk sejak manusia

3 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta:Bumi Aksara,2009), Cet ke-10, h. 1

4 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Press, 2007), h. 21

5 Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2009), Modul Kuliah, hal. 1.5

Page 16: FITRI SUSILAWATI-FDK

4

berada di muka bumi, di dorong oleh tiga motif unsur dasar yaitu orang-orang

(sekelompok orang), kerjasama dan tujuan yang akan dicapai.”6 Tiga motif

organisasi saling ketergantungan satu sama lain, dan penghubung itu semua

adalah komunikasi.

Dari pengertian singkat mengenai komunikasi dan organisasi, maka

komunikasi organisasi adalah “komunikasi yang terjadi antara orang-orang yang

berada di dalam organisasi itu sendiri, juga antara orang-orang yang berada di

dalam organisasi dengan publik luar, dengan maksud untuk mencapai suatu

tujuan.”7

Komunikasi organisasi dapat dilakukan secara formal maupun non formal.

Secara formal misalnya dengan diadakan rapat antara atasan dan bawahan, surat

memo, dll. Sedangkan komunikasi non formal misalnya grapevine. Grapevine

merupakan desas desus yang terjadi di perusahaan, seperti yang dikemukakan

oleh Arni Muhamad dalam buku komunikasi organisasional :

Grapevine yaitu sebagai metode untuk menyampaikan rahasia dari

orang ke orang, yang tidak dapat diperoleh melalui jaringan komunikasi

formal. Komunikasi informal cenderung berisi laporan rahasia mengenai

orang dan kejadian-kejadian yang tidak mengalir secara resmi. Informasi

yang diperoleh dari desas-desus adalah yang berkenaan dengan apa yang

didengar atau apa yang dikatakan orang dan bukan apa yang diumumkan

oleh yang berkuasa.8

Dalam segala lini kehidupan baik di sekolah, negara, perusahaan,

organisasi, agama, dan lain lain, penerapan komunikasi organisasi yang efektif

sangat penting. Karena komunikasi organisasi mencakup segala hal bentuk

komunikasi, misalnya komunikasi interpersonal, komunikasi formal, komunikasi

informal, komunikasi kelompok, komunikasi publik, dan lain-lain.

6 Yayat hayati Djatmiko, Perilaku Organisasi, (Bandung: ALfabeta,2005).Cet ke-4,hal. 2.

7 Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasi, hal. 1.3

8 Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta, Bumi Aksara, 2009), cet ke-9, h. 125

Page 17: FITRI SUSILAWATI-FDK

5

Komunikasi yang efektif dapat membentuk iklim komunikasi yang baik

pula. Mudah berkomunikasi dengan sesama rekan kerja atau dengan atasan akan

membuat suasana di kantor menjadi hangat dan terbuka. Keterbukaan adalah

faktor penting dalam membangun kinerja karyawan. Dengan terbuka kepada

atasan mengenai apa saja yang menjadi kendala dalam melakukan pekerjaan,

maka akan sedikit berkurang beban, setidaknya atasan mengetahui kendala para

karyawan dalam bekerja. Disinilah pentingnya berkomunikasi, atasan dapat

mengoreksi, memberikan motivasi, pemberian tugas kerja, memberikan solusi,

dan lain-lain sehingga karyawan merasa dihargai. Selain itu pula bawahan dapat

memberikan masukan ide, gagasan atau bahkan kritikan untuk perusahaan, hal ini

senada dengaan pendapat Toto Tamara dalam buku Komunikasi Dakwah:

Komunikasi organisasi membantu pemimpin dan bawahan dalam

menjalankan tugas masing-masing. Dengan adanya komunikasi maka

informasi dapat tersampaikan. Interakasi harmonis antara para anggota

dalam suatu organisasi akan membuat roda organisasi berjalan kearah

tujuan, namun bila yang terjadi sebaliknya tentu akan mengakibatkan

terjadinya konflik antar sesama anggota, maka dari itu komunikasi antar

pimpinan dengan anggotanya harus berjalan secara proporsional.9

Dalam kaitanya dengan penelitian komunikasi organisasi, penulis memilih

PT Tempo Inti Media, karena perusahaan tersebut adalah salah satu perusahaan

media massa dan penerbitan terbesar di Indonesia. Produk media yang dihasilkan

dari perusahaan ini sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia, sebut

saja Majalah Tempo, Koran Tempo, dll.

Dibalik perusahaan yang sukses pasti dibarengi dengan pemimpin yang

cakap dalam mengorganisir perusahaan. Dalam kegiatan tersebut, komunikasi

sangat diperlukan sekali untuk kelancaran mengatur atau memanej karyawan.

9 Toto Tasmara,Komunikasi Dakwah (Jakarta: Gaya Media Pratama,1997),Cet. ke-2

Page 18: FITRI SUSILAWATI-FDK

6

PT. Tempo Inti Media adalah perusahaan besar yang memiliki tiga kantor

pusat di Jakarta, pada perusahaan ini ada banyak divisi yang disesuaikan dengan

kebutuhan perusahaan. Divisi-divisi tersebut diataranya Divisi Pemberitaan,

Divisi SDM dan Umum, Divisi Sirkulasi dan Distribusi, Divisi Iklan, Divisi

Keuangan.

Dalam skiripsi ini penulis membatasi objek penelitian dan fokus hanya

pada Divisi Sirkulasi dan Distribusi yang berkedudukan di Jl Palmerah Barat No.

8 Jakarta, karena menurut hemat penulis divisi ini adalah tulang punggung

perusahaan. Produk yang bagus pasti harus dibarengi dengan penjualan

(marketing) yang bagus pula.

Divisi Sirkulasi dan Distribusi bertugas memasarkan produk Tempo

kepada masyarakat luas. Kerja keras divisi ini dapat terlihat dari oplah penjualan.

Hal ini terbukti bahwa koran Tempo menduduki tiga besar media massa yang

dikonsumsi masyarakat dengan oplah sebesar 240.000 eksemplar. Sedangkan

majalah Tempo adalah majalah yang menguasai 68% pangsa pasar dalam majalah

berita dengan oplah 180.000 eksemplar.

Keberhasilan penjualan ini tidak semata-mata karena karyawan yang

bekerja secara total dan loyal, namun ada yang lebih berperan penting yaitu

pemimpin. Pemimpin lah yang berperan penting dalam kinerja anggotanya.

Bagaimana cara pemimpin memberikan intruksi tugas dan motifasi kepada

karyawannya, berimbas besar pada kinerja karyawan.

Dengan latar belakang inilah yang membuat penulis tertarik untuk

mengambil judul “Komunikasi Organisasi Dalam Kepemimpinan Pada PT

Tempo Inti Media”.

Page 19: FITRI SUSILAWATI-FDK

7

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis memberikan batasan masalah hanya pada

komunikasi organisasi dalam kepemimpinan yang ada di PT Tempo Inti Media

bagian Sirkulasi dan Distribusi. Maka komunikasi organisasinya dibatasi hanya

komunikasi vetikal yaitu dari atasan ke bawahan dan dari bawahan ke atasan.

Pembatasan ini dilakukan untuk lebih fokus dan mempermudah dalam penelitian,

selain itu untuk menghindari perluasan pembahasan yang tidak ada sangkut

pautnya dengan masalah yang akan di teliti. Agar penelitian ini berjalan dengan

sistematis, maka perlu di buat perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana iklim komunikasi organisasi di PT. Tempo Inti Media?

2. Bagaimana metode pimpinan PT. Tempo Inti Media dalam menyebarkan

informasi kepada karyawanya?

3. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam kepemimpinan di PT

Tempo Inti Media?

C. Tujuan dan Kegunaan penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berkenaan dengan pokok pemasalahan di atas, maka tujuan penelitian

dapat di rumuskan sebagai berikut:

a. Ingin mengetahui iklim komunikasi organisasi di PT. Tempo Inti Media.

b. Ingin mengetahui metode pimpinan Tempo Inti Media dalam menyebarkan

informasi.

c. Ingin mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam kepemimpinan

di PT Tempo Inti Media.

Page 20: FITRI SUSILAWATI-FDK

8

2. Kegunaan Penelitian

Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan manfaat dari segi

akademisi dan praktisi, yaitu :

Secara akademisi yaitu: Untuk pengembangan Ilmu komunikasi,

diharapkan penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi, dan peningkatan

wawasan akademis dalam bidang komunikasi organisasi khusunya yang terkait

dengan kepemimpinan.

Secara praktisi yaitu: memberikan informasi bagi akademisi dan

masyarakat luas mengenai komunikasi organisasi di PT Tempo Inti Media. Selain

itu untuk PT. Tempo Inti Media sebagai bahan informasi dan evaluasi mengenai

penerapan komunikasi organisasi dalam perusahaan.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif, yakni

penelitian yang dilalui dengan proses observasi, pengumpulan data yang akurat

berdasarkan fakta di lapangan disertai wawancara dengan narasumber. “Penelitian

kualitatif dilakukan dalam situasi yang wajar (natural setting) dan data yang di

kumpulkan umumnya bersifat kualitatif.”10

Alasan penulis menggunakan

pendekatan kualitatif untuk mengetahui bagaimana proses komunikasi organisasi

yang terjadi di PT Tempo Inti Media. Dengan metode ini penulis akan

mendapatkan hasil yang lebih mendalam karena dilakukan dengan wawancara dan

observasi.

10

Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Peneltian Komunikasi, (Ciputat: UIN Jakarta

Press, 2006), h. 41

Page 21: FITRI SUSILAWATI-FDK

9

Sementara metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis digunakan untuk

menghimpun data yang aktual. Kegiatan yang dilakukan dalam pengumpulan data

dengan menggambarkan keadaan yang sebenarnya terjadi dalam perusahaan

tersebut. Keadaan yang penulis gambarkan disesuaikan dengan judul yang

diangkat.

Adapun penulisan skripsi ini merujuk pada buku Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah (Skrpsi,Tesis, Disertasi) yang diterbitkan oleh Ceqda (center for

quality development and assurance).

2. Subjek dan Objek

Subjek penelitian disini adalah Divisi Sirkulasi dan Distribusi. Penulis

memilih Divisi Sirkulasi dan Distribusi karena berperan penting dalam

memasarkan produk Tempo. Meningkat dan menurunya oplah penjualan

tergantung dari kinerja divisi ini, maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan

penelitian di Divisi tersebut. Sedangkan objek penelitian disini adalah proses

komunikasi organisasi secara vertikal yang terjadi di PT. Tempo Inti Media.

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun tahapan-tahapan dalam pengumpulan data, penulis menggunakan

metode sebagai berikut:

a. Observasi

Penulis melakukan pengamatan dan pencatatan dengan sistematik terhadap

fenomena yang diselidiki. Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan secara

langsung ke PT. Tempo Inti Media di Jl. Palmerah Barat No. 8, Jakarta 12210.

Hal ini dilakukan sebagai upaya memperkecil kemungkinan yang dapat

Page 22: FITRI SUSILAWATI-FDK

10

menghambat dalam pelaksanaan penelitian. Penelitian ini dilakukan selama dua

bulan untuk proses wawancara, pendekatan antar personal dengan karyawan dan

pimpinan, dan pengamatan kegiatan kerja di Divisi Sirkulasi dan Distribusi.

b. Wawancara (Interview)

Dalam sesi wawancara, penulis memilih narasumber bapak Windalaksana

Kepala Divisi Sirkulasi dan Distribusi. Selain wawancara dengan pemimpin,

penulis juga mewawancari sejumlah karyawan di Divisi Sirkulasi dan Distribusi.

Pemilihan karyawan dilakukan secara random. Dalam proses wawancara, penulis

menggunakan beberapa media pendukung yaitu tape recorder, alat tulis, foto

digital, dan lain-lain.

c. Dokumentasi

Pada tahap dokumentasi, penulis mengumpulkan buku-buku, majalah,

artikel, artikel dari internet yang berkaitan dengan komunikasi organisasi dan

kepemimpinan. Dokumentasi memudahkan penulis dalam mencari teori-teori

yang berkaitan dengan judul skripsi.

d. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini lebih bersifat deskriptif kualitatif, yaitu

setelah data diklasifikasikan sesuai aspek data yang terkumpul lalu

diinterpretasikan secara logis. Dengan demikian akan tergambar sejauh manakah

alat komunikasi dalam pengembangan kepemimpinan, dengan melihat data-data

yang diperoleh penulis melalui observasi, dan wawancara, setelah itu dianalisis

yang kemudian disusun dalam laporan penelitian.

E. Tinjauan Pustaka

Page 23: FITRI SUSILAWATI-FDK

11

Dalam penulisan skripsi ini penulis merujuk pada buku, majalah-majalah

serta skripsi-skripsi yang pernah membahas seputar pola komunikasi organisasi.

Buku-buku yang digunakan diantaranya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek

karya Onong Uchayana Efendi, Kepemimpinan dan Komunikasi karya Onong

Uchayana Efendi, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat karya H.A.W Widjaya,

dan lain-lain. Adapun skripsi-skripsi yang pernah membahas seputar komunikasi

organisasi diantaranya:

Komunikasi Organisasi dalam Pengembangan kepemimpinan di SMU

Muhammadiyah 4 Jakarta. Penulis Eska Ariyati. Pada sikripsi ini mengkaji

bentuk pelaksanaan komunikasi yang dilakukan oleh siswa yang tergabung dalam

Ikatan Pelajar Muhamdiyaah di SMU Muhmadiyah 4 Jakarta. Hasil yang

ditemukan adalah organisasi tersebut menerapkan semua bentuk komunikasi

organisasi yaitu komunikasi internal, komunikasi diagonal, dan komunikasi

ekternal. Metode yang digunakan dalam komunikasi organisasi tersebut

menggunakan metode teladan dan pembiasaan praktek langsung.

Komunikasi Organisasi Persatuan TIONGHOA INDONESIA (PITI)

Dewan Pimpinan Wilayah Jakarta Dalam Berdakwah. Penulis Farah Nurul

Hikam Agustin. Fokus masalah yang diteliti mengenai pola komunikasi antara

pengurus dengan pengurus PITI, pengurus dengan jamaah PITI, dan jamaah

dengan jamaah lainya.

Komunikasi Organisasi di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Bogor. Penulis Hayustiro. Pada skiripsi ini Hayustiro meneliti media

yang digunakan pimpinan BAPPEDA dalam menyampaikan informasi kepada

anggotanya.

Page 24: FITRI SUSILAWATI-FDK

12

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa skirpsi yang

penulis ajukan tidak sama dengan ke tiga skripsi di atas. Pada skripsi ini penulis

meneliti komunikasi organisasi untuk mengetahui iklim komunikasi di PT Tempo

Inti Media dan metode pemimpin dalam menyebarkan informasi kepada

karyawanya. Selain itu perbedaanya terletak pada tempat penelitian, pada skripsi

ini penulis meneliti PT Tempo Inti Media yang berbeda dengan tempat-tempat

penelitian pada skripsi di atas.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diuraikan

dalam penulisan ini, maka penulis membagi sistematika penyusunan penulisan,

dimana masing-masing dibagi ke dalam sub-sub dengan rincian sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Bab ini akan menguraikan latar belakang masalah, batasan dan

perumusan masalah, tujuan dan kegiatan penelitian, metodologi

penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teoritis

Bab ini Merupakan uraian teori-teori yang menjadi landasan dalam

kerangka pemikiran dalam penelitian ini, diantaranya pengertian

komunikasi, unsur-unsur komunikasi, pengertian organisasi, ciri-ciri

organisasi, unsur-unsur organisasi, fungsi organisasi, pengertian

komunikasi organisasi, pengertian kepemimpinan, dan tipe-tipe

kepemimpinan.

Page 25: FITRI SUSILAWATI-FDK

13

Bab III : Gambaran Umum PT. Tempo Inti Media dan Divisi Sirkulasi dan

Distribusi.

Bab ini membahas tentang sejarah dan perkembangan PT. Tempo Inti

Media, Produk PT Tempo Inti Media, visi dan misi, Prestasi dan

Penghargaan, Struktur organisasi, tugas Divisi sirkulasi dan distribusi.

Bab IV : Temuan dan Analisis

Bab ini membahas mengenai iklim organisasi di PT. Tempo Inti

Media. Menganalisa metode pimpinan dalam menyampaikan

informasi. Dan menganalisa faktor pendukung dan penghambat dalam

penyampian pesan dari pimpinan kepada karyawan PT. Tempo Inti

Media.

Bab V : Penutup

Pada bab terakhir ini penulis berharap dapat mendeskripsikan hasil

dari penelitian dan menguraikan data secara baik. Adapun beberapa

uraian penting yang penulis berikan dari hasil penelitian ini akan di

rangkum dalam bahasan kesimpulan. Selanjutnya untuk

menyempurnakan penelitian ini penulis menyisipkan saran-saran agar

menjadi bahan pertimbangan tentang bahasan penulis yang telah

diangkat sebagai pokok permasalahannya.

Page 26: FITRI SUSILAWATI-FDK

14

BAB II

KAJIAN TEORI KOMUNIKASI ORGANISASI

`DALAM KEPEMIMPINAN

A. Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi sangat penting bagi kehidupan manusia. Berkembangnya

pengetahuan manusia dari hari ke hari karena komunikasi. Komunikasi juga

membentuk sistem sosial yang saling membutuhkan satu sama lain, maka dari itu

komunikasi dan masyarakat tidak dapat dipisahkan. Menurut Edward Sapir yang

dikutip oleh Roudhonah dalam buku Ilmu Komunikasi bahwa ”Jaringan hubungan

masyarakat itu melalui komunikasi, jikalau tidak ada komunikasi, maka tidak ada

masyarakat.”1

Pengertian komunikasi dapat dilihat dari etimologi (bahasa) dan

terminologi (istilah). Dari sudut etimologi, Menurut Raymond S. Ross yang

dikutip oleh Deddy Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar

bahwa ”komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata

latin communis yang berarti membuat sama.”2 Selain itu menurut Roudhonah

dalam buku Ilmu Komunikasi, dibagi menjadi beberapa kata diantaranya

”communicare yang berarti berpartisipasi atau memberi tahukan, communis

opinion yang berarti pendapat umum.”3 Dari pengertian tersebut dapat ditarik

1 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Press, 2007), h. 13

2 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung:Rosdakarya, 2007), Cet.

Ke-9, h. 46 3 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Press, 2007), h. 27

Page 27: FITRI SUSILAWATI-FDK

15

kesimpulan bahwa komunikasi adalah penyampaian pesan yang bertujuan untuk

membuat sama persepsi atau arti antara komunikator dan komunikan.

Sedangkan secara ‟terminologi‟ ada banyak ahli yang mencoba

mendefinisikan diantaranya Colin Cherry yang dikutip oleh Burhan Bungin dalam

buku Sosiologi Komunikasi bahwa ”komunikasi adalah penggunaan lambang-

lambang untuk mencapai kesamaan makna atau berbagi informasi tentang satu

objek atau kejadian.”4

Menurut Harold D. Laswell dikutip oleh Djamalul Abidin dalam buku

Komunikasi dan Bahasa Dakwah, merumuskan bahwa ”komunikasi itu

merupakan jawaban terhadap who says what to whom in which channel to whom

with what effect (siapa berkata apa dalam media apa kepada siapa dengan dampak

apa).”5

R. Wayne Pace dan Don F. Faules dalam buku Komunikasi Organisasi

lebih merinci definisi komunikasi yaitu ”Komunikasi merupakan suatu proses, di

dalamnya terdapat dua bentuk umum tindakan yang terjadi yaitu pertunjukan

pesan dan penafsiran pesan. Pertunjukan pesan berarti menyebarkan sesuatu

sehingga dapat terlihat secara lengkap dan menyenangkan. Sedangkan penafsiran

pesan yaitu menguraikan atau memahami sesuatu.”6

Dari beberapa pengertian di atas dapat dirangkum bahwa komunikasi ialah

suatu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dengan

media tertentu untuk membuat pemahaman yang sama diantara mereka, informasi

4 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), Cet. Ke-1, h. 254

5 Djamaludin Abidin Ass, Komunikasi dan Bahasa Dakwah, (Jakarta: Gema Insani Press,

1996), h. 16-17 6 R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung, Rosdakarya,

2006), Cet. Ke-6,h. 26-28

Page 28: FITRI SUSILAWATI-FDK

16

yang disampaikan dapat memberikan efek tertentu kepada komunikan, bisa

mempengaruhi kognitif, afektif, dan behavioral nya.

2. Unsur-Unsur Komunikasi

a. Komunikator

Dalam proses komunikasi komunikator berperan penting karena mengerti

atau tidaknya lawan bicara tergantung cara penyampaian komunikator.

“Komunikator berfungsi sebagai encoder, yakni sebagai orang yang

memformulasikan pesan yang kemudian menyampaikan kepada orang lain, orang

yang menerima pesan ini adalah komunikan yang berfungsi sebagai decoder,

yakni menerjemahkan lambang-lambang pesan konteks pengertiannya sendiri.”7

Persamaan makna dalam proses komunikasi sangat bergantung pada

komunikator, maka dari itu terdapat syarat-syarat yang diperlukan oleh

komunikator, diantaranya:

1) memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikannya

2) kemampuan berkomunikasi

3) mempunyai pengetahuan yang luas

4) sikap

5) memiliki daya tarik, dalam arti memiliki kemampuan untuk melakukan

perubahan sikap atau perubahan pengetahuan pada diri komunikan.8

b. Pesan

Adapun yang dimaksud pesan dalam proses komunikasi adalah suatu

informasi yang akan dikirimkan kepada si penerima. ”Pesan ini dapat berupa

verbal maupun non verbal. Pesan verbal dapat secara tertulis seperti: surat, buku,

majalah, memo, sedangkan pesan yang secara lisan dapat berupa percakapan tatap

7 Effendy, Kepemimpinan dan Komunikasi, (Yogyakarta: Al-Amin Press, 1996), Cet. Ke-

11, h. 59 8 Effendy, Kepemimpinan dan Komunikasi, h. 59

Page 29: FITRI SUSILAWATI-FDK

17

muka, percakapan melalui telepon, radio, dan sebagainya. Pesan non verbal dapat

berupa isyarat, gerakan badan, ekspresi muka dan nada suara.”9

Ada beberapa bentuk pesan, diantaranya:

1) informatif, yakni memberikan keterangan-keterangan dan kemudian

komunikan dapat mengambil kesimpulan sendiri.

2) persuasif, yakni dengan bujukan untuk membangkitkan pengertian dan

kesadaran seseorang bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan

rupa pendapat atau sikap sehingga ada perubahan, namun perubahan ini

adalah kehendak sendiri.

3) koersif, yakni dengan menggunakan sanksi-sanksi. Bentuknya terkenal

dengan agitasi, yakni dengan penekanan-penekanan yang menimbulkan

tekanan batin di antara sesamanya dan pada kalangan publik.10

Ketiga bentuk pesan ini sering kali kita temukan dalam kehidupan sehari-

hari, misalnya seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan

komunikasi informatif, selain itu jika murid tidak mematuhi peraturan

menggunakan komunikasi koersif.

c. Media

Media yaitu sarana atau alat yang digunakan oleh komunikator untuk

menyampaikan pesan atau informasi kepada komunikan atau sarana yang

digunakan untuk memberikan feedback dari komunikan kepada komunikator.

”Media sendiri merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang artinya

perantara, penyampai, atau penyalur.”11

d. Penerima

”Penerima adalah orang yang menjadi sasaran kegiatan komunikasi,

penerima pesan biasa bertindak sebagai pribadi atau orang banyak.”12

Penerima

tidak hanya pasif menerima informasi namun juga mengolahnya sehingga terdapat

9 Arni Muhamad, Komunikasi organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 17-18

10 H.A.W. Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara,

1997), cet. Ke-3,h. 14 11

Endang Lestari dan Maliki, Komunikasi yang Efektif : Bahan Ajar Diklat Prajabatan

Golongan III, (Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2003), cet. Ke-22, h. 8 12

YS. Gunadi, Himpunan Istilah Komunikasi, (Jakarta: Gramedia, 1998), h. 71

Page 30: FITRI SUSILAWATI-FDK

18

kesamaan makna, ”Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan

menimbulkan berbagai macam masalah yang sering kali menuntut perubahan,

apakah pada sumber, pesan atau saluran.”13

Komunikasi yang efektif harus ditunjang dari komunikator dan

komunikan. Komunikan harus mampu mendengarkan dan memahami pesan yang

disampaikan. Begitu pula sebaliknya komunikator harus mampu menyampaikan

pesan dengan baik.

e. Efek

Pengaruh atau efek adalah perbedaan apa yang dipikirkan, dirasakan, dan

dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. ”Pengaruh ini

bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. Oleh karena itu,

pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada

pengetahuan sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan”.14

Dampak yang ditimbulkan dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yaitu:

1) dampak kognitif, adalah yang timbul pada komunikan yang menyebabkan

dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya.

2) Dampak afektif, lebih tinggi kadarnya daripada dampak komunikan tahu,

tetapi tergerak hatinya, menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan

iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya.

3) Dampak behavioral (konatif), yang paling tinggi kadarnya, yakni dampak

yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau

kegiatan.15

B. Organisasi

1. Pengertian Organisasi

Organisasi sudah diterapkan manusia sejak dahulu kala. Adanya bentuk

kerjasama antara manusia yang satu dengan yang lainya untuk meraih sesuatu

13

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2008), h. 26 14

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, h. 27 15

Effendy, Dinamika Komunikasi, h. 7

Page 31: FITRI SUSILAWATI-FDK

19

merupakan salah satu kegiatan organisasi. Ada bermacam-macam pendapat

mengenai apa yang dimaksud dengan organisasi, menurut Schien yang dikutip

oleh Arni Muhamad dalam buku Komunikasi Organisasi mengatakan bahwa

“organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk

mencapai beberapa tujuan umum untuk pembagian pekerjaan dan fungsi melalui

hierarki otoritas dan tanggung jawab.”16

Selanjutnya menurut Khocler yang dikutip oleh Onong Uchayana dalam

buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek mengatakan organisasi adalah “sistem

hubungan yang berstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang

untuk mencapai tujuan tertentu.”17

Lain lagi dengan pendapat Wright yang dikutip

Onong Uchayana, dia mengatakan bahwa “organisasi adalah suatu bentuk sistem

terbuka dari aktifitas yang di koordinasikan oleh dua orang atau lebih untuk

mencapai suatu tujuan bersama.”18

Dari ketiga penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi

merupakan usaha yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang memiliki tujuan

dan terbagi dalam sistem kepangkatan yang harus dipertanggung jawabkan.

Organisasi juga merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdapat komponen-

komponen yang saling tergatung satu sama lain, dalam sistem tersebut butuh

koordinasi untuk mencapai tujuan bersama. Koordinasi tersebut penting agar

masing-masing bagian dari organisasi bekerja menurut semestinya dan tidak

menggangu bagian lainya, Misalnya dalam perusahaan, manajer harus

16

Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : PT. Budi Aksara, 2007), Cet, Ke-8,

h. 23 17

Onong Uchayana, Ilmu Komunikasi teori dan Praktek, (Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya. 2002). Cet. Ke-6, h. 7. 18

Onong Uchayana, Ilmu Komunikasi teori dan Praktek, h. 7

Page 32: FITRI SUSILAWATI-FDK

20

mengkoordinasikan kegiatan karyawan-karyawanya sehingga pekerjaan masing-

masing berjalan lancar.

2. Ciri-Ciri Organisasi

Tiap organisasi di samping mempunyai elemen yang umum juga

mempunyai karakteristik yang umum,yaitu :

a. Dinamis, yaitu terbuka terus menerus mengalami perubahan

b. Memerlukan Informasi

c. Mempunyai Tujuan

d. Terstruktur 19

Organisasi memang harus bersifat dinamis, pujian dan kritikan harus

ditanggapi dengan bijak untuk kemajuan organisasi. Untuk mempermudah dalam

koordinasi dibutuhkan struktur organisasi agar ada pembagian kerja yang jelas

sehingga roda organisasi dapat berputar.

3. Unsur-Unsur Organisasi

Organisasi sangat bervariasi ada yang sangat sederhana ada juga yang

sangat kompleks. Maka untuk membantu kita memahami organisasi tersebut

perhatikanlah model berikut yang menggambarkan elemen dasar dari organisasi

dan saling keterkaitan satu elemen dengan elemen lainnya.

a. Struktur Sosial

Struktur sosial adalah pola atau aspek hubungan yang ada antara partisipan

di dalam suatu organisasi.

b. Partisipan

Partisipan adalah individu-individu yang memberikan kontribusi kepada

organisasi.

c. Tujuan

Konsep tujuan organisasi adalah yang paling penting dan kontroversial

dalam mempelajari organisasi.

d. Teknologi

19

Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : PT. Budi Aksara, 2007), Cet, Ke-8,

h 29

Page 33: FITRI SUSILAWATI-FDK

21

Yang dimaksud dengan teknologi adalah penggunaan mesin-mesin atau

perlengkapan mesin juga pengetahuan teknik dan keterampilan partisipan.

e. Lingkungan

Sebagai organisasi berada pada keadaan fisik tertentu, teknologi,

kebudayaan dan lingkungan sosial, terhadap mana organisasi tersebut

harus menyesuaikan diri. Semua tergantung pada lingkungan yang lebih

besar untuk dapat untuk hidup, tetapi pekerjaan sekarang menitikberatkan

kepada lingkungan hidup. 20

4. Fungsi Organisasi

Dalam mencapai maksud dan tujuan organisasi, ada 4 (empat) fungsi

organisasi yang sangat perlu diperhatikan berkaitan dengan manajemen

organisasi, yakni:

a. Planning (perencanaan)

b. Organizing (pengaturan)

c. Accounting (pelaporan)

d. Controling (pengawasan).21

Organisasi membutuhkan perencanaan yang matang dalam menjalankan

kegiatanya. Perencanaan dapat dimusyawarahkan oleh seluruh anggota organisasi.

Untuk mewujudkan perencaan dibutuhkan pengaturan job desk masing-masing

anggota untuk mempermudah jalannya organisasi. Pelaporan dan pengawasan

adalah fungsi penunjang agar tujuan organisasi dapat tercapai.

C. Komunikasi Organisasi

1. Pengertian Komunikasi Organisasi

Dalam buku Komunikasi Organisasi karya R. Wayne Pace dan Don F.

Faules menjabarkan bahwa definisi komunikasi organisasi dapat dilihat dari dua

20

Arni Muhamad, ,Komunikasi Organisasi, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2007), Cet. Ke-

8, h, 23 21

Lppsm, ”Fungsi Organisasi” Artikel diakses pada tanggal 1 Oktober 2010 dari

www.lppsm.co.cc

Page 34: FITRI SUSILAWATI-FDK

22

sudut pandang yaitu definisi subjektif dan definisi objektif. Keduanya memiliki

ciri khas masing-masing.

Komunikasi organisasi dalam prespektif subjektif adalah „perilaku

pengorganisasian‟ yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam

proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang terjadi. Pada

prespektif ini yang ditekankan adalah proses penciptaan makna atas

interaksi yang menciptakaan, memelihara, dan mengubah organisasi.

Sedangkan dalam definsi objektif adalah kegiatan penangan pesan yang

terkandung dalam suatu batas organisasi. Pada prespektif ini yang lebih

ditekankan adalah pada komunikasi sebagai suatu alat yang

memungkinkan orang beradaptasi dengan lingkungan mereka.22

Jika R wayne memandang komunikasi organisasi dalam dua prespektif,

lain halnya dengan Redding dan Sanborn yang dikutip oleh Arni Muhammad

dalam buku Komunikasi Organisasi, menurut mereka “komunikasi organisasi

adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks.

Yang termasuk dengan bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia,

hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward, komunikasi upward, dan

lain-lain.”23

Hampir sama dengan Redding dan Sanborn, Joseph Devito yang dikutip

oleh Soleh Soemirat, dkk dalam buku Komunikasi Organisasional menyatakan

bahwa “komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan baik

dalam organisasi di dalam kelompok formal maupun informal organisasi” 24

Dari ketiga pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi

organisasi adalah suatu proses komunikasi di dalam organisasi formal maupun

informal dalam bentuk komunikasi yang kompleks, komunikasi tersebut dapat

22

R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung, Rosdakarya,

2006), hal.33 23

Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : Bumi Aksara,2007), cet. Ke-8, h. 67 24

Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, (Jakarta, Universitas Terbuka,

2000), Modul Kuliah, hal. 1.3

Page 35: FITRI SUSILAWATI-FDK

23

menimbulkan pengertian yang sama sehingga dapat mewujudkan tujuan

organisasi tersebut.

2. Aliran Informasi Dalam Organisasi

Informasi tidak bergerak dengan sendirinya, kenyataanya informasi

dialirkan oleh komunikator kepada komunikan. Dalam penyampaian informasi

tersebut merupakan tantangan besar karena mungkin saja terjadi distorsi di tengah

jalan. Dalam suatu organisasi dalam bentuk perusahaan, aliran komunikasi yang

digunakan menentukan informasi tersebut tepat sasaran dan dapat dipahami secara

“sama” oleh semua pihak.

Menurut Guetzzkow yang dikutip oleh R. Wayne Pace dan Don F. Faules

dalam buku Komunikasi Organisasi menyatakan bahwa “aliran informasi dalam

suatu organisasi dapat terjadi dengan tiga cara: serentak, berurutan, atau

kombinasi dari kedua cara ini.”25

a. Penyebaran pesan secara serentak

Pada zaman sekarang, penyebaran pesan secara serentak di perusahaan

besar mudah dilakukan. Karena banyak teknologi yang memudahkan manusia

dalam menjalankan aktifitasnya. Sebut saja mesin fax, internet, telefon, dan lain-

lain. Penyebaran pesan secara serentak mungkin suatu cara yang lebih umum,

lebih efektif dan lebih efisien daripada cara lainya untuk melancarkan aliran

informasi dalam suatu organisasi.

Berikut di bawah ini gambar penyebaran pesan serentak:26

25

R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung, Rosdakarya,

2006), hal.171 26

R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, hal. 172

Page 36: FITRI SUSILAWATI-FDK

24

Gambar 1 penyebaran pesan secara serentak

b. Penyebaran Pesan Secara Berurutan

Dalam buku Komunikasi Organisasi karya Abdullah Masmuh menjelaskan

bahwa penyebaran pesan secara berurutan disampaikan secara bertahap. Bertahap

disini maksudnya adalah sesuai dengan struktur organisasi dalam perusahaan.

Aliran informasi ini memperlambat laju informasi yang akan disampaikan pada

semua pihak yang berada di dalam perusahaan tersebut. Maka individu cenderung

menyadari adanya informasi pada waktu yang berlainan. Karena adanya

perbedaan dalam menyadari informasi tersebut, mungkin timbul masalah dalam

koordinasi.

Dibawah ini gambar penyebaran pesan secara berurutan:27

Ket: P = Pesan, T= Tujuan

Gambar 2 Penyebaran pesan secara berurutan

27

R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, hal. 173

T T

T

T

T

P

T

Sumber

tujuan tujuan

tujuan

tujuan

tujuan

tujuan

Page 37: FITRI SUSILAWATI-FDK

25

3. Arus Informasi Dalam Organisasi

Komunikasi dalam suatu perusahaan adalah unsur terpenting. Karena

dalam komunikasi ada interaksi sosial yang ditandai adanya pertukaran makna

untuk menyatukan perilaku atau tindakan setiap individu.

Dengan adanya komunikasi maka akan memudahkan pimpinan dalam

menyampaikan informasi kepada karyawan guna mencapai tujuan utama

perusahaan. Selain itu juga akan memudahkan karyawan dalam menyampaian

gagasan atau bahkan keluhan kepada pimpinan. Hal ini penting juga untuk dapat

meningkatkan loyalitas dan totalitas mereka dalam bekerja, jika keluhan dan

gagasan mereka ditanggapi dengan bijak.

Dalam berkomunikasi terdapat arus informasi yang perlu diperhatikan,

untuk itu akan dibahas berdasarkan tempat dimana khalayak sasaran berada, yaitu

komunikasi internal, komunikasi diagonal, komunikasi ekternal.

a. Komunikasi Internal

Komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi di dalam organisasi

atau perusahaan. Dalam penerapan komunikasi beragam karena sesuai dengan

struktur organisasi. Komunikasi dalam organisasi bisa terjadi diantara orang yang

memiliki level kepangkatan yang sama, diantara pimpinan dan bawahan, dan lain-

lain. 28

Berdasarkan alur komunikasi yang terjadi di dalam organisasi, maka

komunikasi internal terbagi menjadi 4 (empat) jalur yaitu vertical, horizontal,

diagonal, dan grapvine.

1) Komunikasi Vertikal

28

Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, (Jakarta, Universitas Terbuka,

2000), Modul Kuliah, hal. 2.12

Page 38: FITRI SUSILAWATI-FDK

26

Komunikasi vertikal adalah arah arus komunikasi yang terjadi dari atas ke

bawah (downward communication) dan dari bawah ke atas (upward

communication). Pada downward communication, pimpinan menyampaikan pesan

kepada bawahan. Alur ini memiliki fungsi sebagai berikut:

(a) Pemberian atau penyampain intruksi kerja, bentuknya perintah, arahan,

penerangan, manual kerja, uraian tugas.

(b) Penjelasan dari pimpinan mengenai mengapa sutu tugas perlu

dilaksanakan. Hal ini ditunjukan agar pekerja mengetahui bagaimana

tugas-tugas berkaitan dengan tugas dan posisi yang lain di organisasi dan

mengapa mereka mengerjakan tugas tersebut.

(c) Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku

seperti bagaimana waktu kerja, cara pengaturan gaji, asuransi kesehatan,

dan lain-lain.

(d) Penyampaian informasi mengenai bagaimana penampilan pekerja, baik itu

penampilan fisik maupun penampilan kemampuan menjalankan pekerjaan

dan memperlihatkan daya tahan dalam keberhasilan kerja.

(e) Pemberian informasi bagaimana mengembangkan misi perusahaan.29

Selain di atas, komunikasi juga mengalir dari bawahan ke atasan atau

upward communication. Metode yang digunakan dalam penyampaian informasi

bisa dengan lisan, tulisan, gambar, skema, atau kombinasi diantara semuanya.

Metode upward communication memiliki beberapa fungsi, yaitu:

(a) Penyampaian informasi mengenai pekerjaan yang sudah dan yang belum

selesai dilaksanakan.

(b) Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan.

(c) Membantu pemimpin dalam pengambilan keputusan.30

2) Komunikasi horizontal

Komunikasi horizontal yaitu arus informasi yang terjadi secara mendatar

atau sejajar di antara para pekerja dalam satu unit. Menurut soleh Soemirat dan

29

Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, hal. 2.14 30

Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, hal. 2.15

Page 39: FITRI SUSILAWATI-FDK

27

Elvinaro Ardianto dalam buku Komunikasi Organisasional, tujuan dari arus

informasi ini antara lain:

(a) Mengkoordinasikan pengerjaan tugas

(b) Bertukar informasi dalam rencana dan kegiatan

(c) Mengatasi masalah

(d) Mendapatkan pemahaman bersama

(e) Memusyawarahkan, negosiasi, dan menengahi perbedaan

(f) Membangun dukungan interpersonal.31

Dalam penerapan jalur komunikasi horizontal banyak metode yang

digunakan para karyawan, misalnya percakapan pada saat istirahat, percakapan

melalui telefon, menggunakan memo, dengan diadakanya rapat diantara para

karyawan yang sejajar kedudukannya, dan lain-lain.

3) Komunikasi diagonal

Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang terjadi di dalam sebuah

organisasi diantara seseorang dengan orang lain yang satu sama lain berbeda

dalam kedudukanya dan bagian. Dalam komunikasi ini tidak ada perintah maupun

pertanggung jawaban, biasanya hanya menyampaikan ide.

Komunikasi diagonal diperlukan khusunya bagi para pekerja pada level

bawah guna menghemat waktu. Dalam penggunaan alur ini diperlukan dua syarat

yakni:

(a) Setiap pekerja melakukan komunikasi secara diagonal harus memperoleh

izin dari atasanya langsung

(b) Setiap pekerja yang melakukan komunikasi diagonal harus

menginformasikan hasil yang dicapai kepada atasan langsung.32

Berikut gambar mengenai contoh jenis alur komunikasi formal :33

31

Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, h. 2.17

32

Soleh Soemirat dkk., Komunikasi Organisasiona, h. 2.20

33

Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, h. 2.13

Page 40: FITRI SUSILAWATI-FDK

28

Gambar 3. Alur komunikasi formal

4) Grapvine

“Grapvine adalah perkataan Inggris untuk tanamanan anggur dan karena

tanaman ini menjalar tanpa arah dan bentuk tertentu, kadang-kadang seperti spiral

dan lingkaran yang kait mengait maka perkataan inilah yang dipilih untuk sistem

komunikasi informal.”34

“Grapevine biasanya disebut juga sebagai rumors.”35

Komunikasi ini bebas hambatan karena berlangsung dari mulut ke mulut, selain

itu informasi yang disampaikan sering kali tidak lengkap yang memungkinkan

disalah artikan, namun begitu umumnya 75% sampai 90% pesan grapevine akurat

yang berkaitan dengan situasi tempat kerja.

b. Komunikasi Eksternal

“Komunikasi eksternal ialah komunikasi antara orang-orang yang berada

di dalam dengan khalayak di luar organisasi.”36

Adapun tujuan utama

dilaksanakan komuniksi eksternal oleh sebuah organisasi adalah:

34

Phil. Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori Dan Praktek, (Jakarta, Binacipta,

1986), Cet.Ke-4, h. 89

35

Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, h. 2.20

36

Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, h. 2.21

Manajer

Direktur

Manajer

sta

ff

sta

ff

sta

ff

Manajer

Sta

ff sta

ff

sta

ff

sta

ff

sta

ff

sta

ff

Page 41: FITRI SUSILAWATI-FDK

29

1) Untuk membina dan memelihara hubungan yang baik

2) Untuk menciptakan opini publik yang menguntungkan

3) Untuk memelihara dan menjaga citra organisasi agar tetap positif.37

4. Iklim Komunikasi Organisasi

Iklim komunikasi organisasi dalam suatu perusahaan sangat menentukan

kinerja karyawan, maka dari itu pemimpin harus jeli dalam menangkap situasi dan

kondisi iklim komunikasi di perusahaan tersebut. “Istilah „Iklim‟ disini

merupakan kiasan (Metafora). Kiasan adalah bentuk ucapan yang didalamnya

suatu istilah atau frase jelas artinya dalam situasi yang berbeda yang bertujuan

menyatakan suatu kemiripan.”38

Contohnya: tempat ini di rumah sendiri, nyaman,

suasanya kekeluargaan, meskipun perbandingan figuratif, perbandingan tersebut

memberi informasi mengenai ini, struktur, dan arti situasi baru tersebut.

Frase „iklim komunikasi organisasi‟ menggambarkan suatu kiasan

bagi iklim fisik. Sama seperti iklim anda membentuk iklim fisik untuk

suatu kawasan, cara orang berkreasi terhadap suatu aspek organisasi

menciptakan suatu iklim komunikasi. Iklim fisik terdiri dari kondisi-

kondisi cuaca umum mengenai suatu wilayah.39

Dalam menelaah iklim komunikasi organisasi, kita harus memilah terlebih

dahulu apa itu iklim komunikasi dan iklim organisasi. Kedua bentuk iklim

tersebut saling mempengaruhi satu sama lain. Untuk pertama-tama akan dibahas

terlebih dahulu iklim komunikasi.

a. Iklim Komunikasi

Iklim komunikasi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi suatu

evaluasi makro mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respon

37 Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, h. 2.21

38 R. Wayne Pace & Don F.Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya,

2005), Cet. Ke-4, h.146

39

R. Wayne Pace & Don F.Faules, Komunikasi organisasi h.147

Page 42: FITRI SUSILAWATI-FDK

30

terhadap pegawai lainnya, harapan-harapan, konflik-konflik antarpersonal

dan kesempatan bagi pertumbuhan dan organisasi tersebut. Iklim

komunikasi berbeda dengan iklim organisasi dalam arti iklim komunikasi

meliputi persepsi-persepsi mengenai pesan-pesan dan peristiwa yang

berhubungan dengan pesan yang terjadi dalam organisasi.40

Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa iklim komunikasi

berhubungaan dengan persepsi-persepsi anggota perusahaan terhadap informasi

dan peristiwa yang terjadi. Dengan begitu jika komunikasi berjalan positif

diantara anggota, maka akan timbul suasana kerja yang penuh dengan

persaudaraan, para anggota perusahaan berkomunikasi secara terbuka, rileks,

ramah tamah, dengan anggota lain. Hal ini dengan sendirinya dapat meningkatkan

kinerja mereka. Sedangkan iklim komunikasi yang negative dapat menyebabkan

saling curiga dan tertutup antar karyawan.

b. Iklim Organisasi

Kreeps (1986), dalam Curtis (1992) yang dikutip oleh Soleh Soemirat,

Elvinaro Ardianto dan Yenny Ratna Suminar dalam buku Komunikasi

Organisasional meyatakan bahwa:

Iklim organisasi adalah „sifat emosional intern organisasi‟ yang

didasarkan pada bagaimana senangnya para anggota organisasi terhadap

satu sama lain dan terhadap organisasi. Konsep tersebut dibuat atas dasar

analogi antara kondisi lingkungan bisnis dan kondisi cuaca. Beberapa

iklim kerja dikategorikan hangat dan gembira bila orang-orang yang

terlibat didalamnya diperhatikan dan diperlakukan sesuai dengan

martabatnya.41

Sebenarnya pengertian iklim organisasi belum ada kesepakatan yang

sama dari para ilmuwan. Menurut hemat penulis hal ini dikarenakan iklim

organisasi sangat kompleks cakupan pembahasanya, karena mencakup semua

unsur dasar organisasi yaitu anggota, pekerjaan, praktik-praktik yang

40

R. Wayne Pace & Don F.Faules, Komunikasi Organisasi h.147 41

Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, (Jakarta, Universitas Terbuka,

2000), Modul Kuliah, hal. 7.5

Page 43: FITRI SUSILAWATI-FDK

31

berhubungan dengan pengelolaan, struktur dan pedomanan. Namun dari

pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi adalah suatu situasi

dan kondisi yang terjadi di dalam organisasi yang terbentuk dari perpaduan unsur-

unsur organisasi yang dapat mempengaruhi kinerja anggota organisasi.

Dari penjabaran iklim komunikasi dan iklim organisasi di atas, ditemukan

kesamaan diantara keduanya, yaitu sama-sama dapat mempengaruhi kinerja

anggota organisasi. Setelah kita menelaah iklim komunikasi dan iklim organisasi,

maka kita akan membahas secara keseluruhan yaitu iklim komunikasi organisasi.

Menurut Falcinone yang dikutip oleh Wayne Pace dan Don F.Faules dalam buku

Komunikasi Organisasi menjelaskan bahwa :

Iklim komunikasi organisasi adalah suatu citra makro, abstrak dan

gabungan dari suatu fenomena global yang disebut komuniksai organisasi.

Kita mengansumsikan bahwa iklim berkembang dari interaksi antara sifat-

sifat suatu organisasi dan persepsi individu atas sifat-sifat itu. Iklim

dipandang sebagai suatu kualitas pengalaman subjektif yang berasal dari

persepsi atas karakter-karakter yang relatif langgeng pada organisasi.42

Untuk mengetahui iklim komunikasi organisasi dapat mengkaji teori

Charles Redding yang dikutip oleh Arni Muhamad dalam buku Komunikasi

Organisasi yanng mengemukakan lima dimensi penting dari iklim organisasi

yaitu:

1. Supportivennes, atau bawahan mengamati bahwa hubungan

komunikasi mereka dengan atasan membantu mereka membangun, dan

menjaga perasaan diri berharga, dan penting.

2. Partisipasi membuat keputusan

3. Kepercayaan, dapat dipercaya, dan dapat menyimpan rahasia

4. Keterbukaan, dan keterusterangan

5. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja

dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi.43

42

R. Wayne Pace & Don F.Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung : Remaja

Rosdakarya, 2005), Cet. Ke-4, h. 149 43

Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi (Jakarta, Bumi Aksara, 2007),hal. 85

Page 44: FITRI SUSILAWATI-FDK

32

Supportiveness dapat di bagi lagi menjadi beberapa kategori, menurut

Gibb yang dikutip oleh Soleh Soemirat, dkk dalam buku Komunikasi

Organisasional bahwa ”tingkah laku komunikasi tertentu dari anggota organisasi

mengarahkan kepada iklim supportiveness. Di antara tingkah laku tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Deskripsi, anggota organisasi memfokuskan pesan mereka kepada

kejadian yang dapat diamati dari pada evaluasi secara subjektif atau

emosional.

2. Orientasi masalah, anggota organisasi memfokuskan komunikasi

mereka kepada pemecahan kesulitan mereka secara bersama.

3. Spontanitas, anggota organisasi berkomunikasi dengan sopan dalam

merespons situasi yang terjadi

4. Empati, anggota organisasi memperlihatkan perhatian dan pengertian

terhadap anggota lainya

5. Kesamaan, anggota organisasi memperlakukan anggota yang lain

sebagai teman dan tidak menekankan kepada kedudukan dan

kekuasaan.

6. Provisionalism, anggota organisasi bersifat fleksibel dan

menyesuaikan diri pada situasi komunikasi yang berbeda.44

Indikator di atas dapat dijadikan masukan bagi organisasi untuk

mengetahui apakah iklim komunikasinya positif atau negatif. Iklim komunikasi

organisasi berpengaruh besar terhadap kinerja karyawan karena iklim komunikasi

organisasi juga memberikan pedoman bagi keputusan dan perilaku individu. Hal

ini ditegaskan dengan pendapat Guzley yang dikutip oleh Akhi. Muwafik Saleh

dalam buku Fungsi Komunikasi dalam Organisasi bahwa :

Keputusan dan perilaku individu berupa Keputusan-keputusan yang

diambil oleh anggota organisasi untuk melaksanakan pekerjaan mereka

secara efektif, untuk mengikatkan diri mereka dengan organisasi, untuk

bersikap jujur dalam bekerja, untuk meraih kesempatan dalam organisasi

secara bersemangat, untuk mendukung para rekan secara dan anggota

organisasi lainnya, untuk melaksanakan tugas secara kreatif, untuk

44

Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, (Jakarta, Universitas Terbuka,

2000), Modul Kuliah, hal. 6.9

Page 45: FITRI SUSILAWATI-FDK

33

menawarkan gagasan-gagasan inovatif bagi penyempurnaan organisasi

dan operasinya.45

5. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi

Dalam suatu organisasi, baik yang berorientasi untuk menarik keuntungan

(profit) maupun nirlaba (non-profit), memiliki empat fungsi organisasi, yaitu:

fungsi informatif, regulatif, persuasif, dan integratif. Keempat fungsi tersebut

dijelaskan sebagai berikut:

1. Fungsi Informatif

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem proses informasi.

Maksudnya seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh

informasi yang lebih banyak, lebih baik, dan tepat waktu.46

2. Fungsi Regulatif

“Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku

dalam suatu organisasi. Ada dua hal yang berpengaruh pada fungsi

regulatif ini. Pertama, atasan atau orang-orang yang berada dalam tatanan

manajemen, yaitu mereka yang memiliki wewenang untuk mengendalikan

informasi dan memberikan intruksi atau perintah. Kedua, berkaitan dengan

pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja.

Artinya bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan

yang boleh untuk dilaksanakan”.47

3. Fungsi Persuasif

“Fungsi ini lebih banyak dimanfaatkan oleh pihak pimpinan dalam sebuah

organisasi dengan tujuan untuk memperoleh dukungan dari karyawan.”48

Fungsi

persuasif adalah penyeimbang dari pemberian intruksi. Seorang atasan harus

pintar-pintar mendapatkan hati para karyawanya, maka persuasif inilah caranya.

45

Akhi. Muwafik Saleh, Fungsi Komunikasi dalam Organisasi, Artikel diakses pada

tanggal 18 Agustus 2010 dari www. muwafikcenter.blogspot.com 46

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group,

2007), h. 274 47

Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, (Jakarta, Universitas Terbuka,

2000), Modul Kuliah, h. 2.5 48

Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, h. 2.5

Page 46: FITRI SUSILAWATI-FDK

34

Atasan dalam memberikan intruksi pekerjaan juga harus dibarengi dengan sikap

mengajak yang santun dan bijak. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela

oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding jika

pimpinan sering mmperlihatkan kekuasaan dan kewenanganya.

4. Fungsi Integratif

Setiap organsiasi berusaha untuk menyediakan saluran yang

memungkinkan karyawan dapat melaskanakan tugas dan pekerjaan dengan baik.

“Ada dua saluran komunikasi yaitu, formal, seperti penerbitan khusus dalam

organisasi (newsletter) dan laporan kemajuan organisasi; juga saluran informal,

seperti perbincangan antarpribadi dalam masa istirahat kerja, pertandingan

olahraga, dan lain-lain.”49

D. Kepemimpinan

1. Pengertian Kepemimpinan

Dalam organisasi formal maupun nonformal selalu ada seseorang yang

dianggap lebih dari yang lain. Seseorang yang memiliki kemampuan lebih

tersebut kemudian diangkat atau ditunjuk sebagai orang yang dipercayakan untuk

mengatur orang lainya. Biasanya orang yang seperti itu disebut pemimpin.

Kepemimpinan mendapat awalan „ke‟ dan sisipan „em‟ serta akhiran

„an‟. Menurut tata bahasanya awalan „ke‟ dan „ke-an‟ berfungsi sebagai

pembentuk kata benda abstrak yang mengandung arti menjadi atau

peristiwa. Sedangkan sisipan „em‟ pada kata pemimpin berfungsi

membentuk kata baru yang artinya tak berbeda dengan kata dasarnya. Arti

sisipan „em‟ di sini mengandung sifat. Jika pemimpin berasal dari kata

„pimpin‟ yang mendapat awalan „pe‟ mempunyai arti orang yang

melakukan, jadi pemimpin adalah orang yang memimpin.50

49

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group,

2007), h. 276

50

M.Arifin, Psikologi dakwah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), cet. Ke-3, h.87

Page 47: FITRI SUSILAWATI-FDK

35

Sedangkan pengertian kepemimpinan menurut istilah, dalam hal ini para

ahli banyak berpendapat, di antaranya:

Onong Uchajana dalam bukunya, Human Relations dan Public Relations

dalam Management, mengatakan bahwa “Kepemimpinan adalah suatu proses

dimana seseorang memimpin (directs), membimbing (guides), mempengaruhi

(influences), atau mengontrol (controls) pikiran, perasaan atau tingkah laku orang

lain.”51

Menurut Veithzal Rivai dalam buku Kepemimpinan dan perilaku

organisasi yang mengatakan bahwa “kepemimpinan adalah proses untuk

mempengaruhi orang lain, baik di dalam orgnisasi maupun di luar organisasi

untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam suatu situasi dan kondisi tertentu.

Proses mempengaruhi tersebut sering melibatkan berbagai kekuasaan seperti

ancaman, penghargaan, otoritas, maupun bujukan.”52

Di samping itu, Howard H. Hoyt seperti yang dikutip Kartini Kartono

dalam bukunya Pemimpin dan kepemimpinan, mendefinisikan kepemimpinan

sebagai berikut: “kepemimpinan adalah seni mempengaruhi tingkah laku manusia,

kemampuan untuk membimbing orang.”53

Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

adalah suatu kemampuan untuk memimpin (directs), membimbing (guides),

mempengaruhi (influences), atau mengontrol (controls) pikiran, perasaan daan

tingkah laku orang lain untuk mencapai visi dan misi yang disepakati bersama.

51 Onong Uchjana, Human relation dan Public Relations dalam Management, (Bandung:

CV. Mandar maju, 1989), cet. Ke-7, h.195 52

Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: Rajagrafindo

Persada, 2004), h. 3 53

Kartini kartono, pemimpin dan kepemimpinan, (Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada,

1998), cet. Ke-8, h.49

Page 48: FITRI SUSILAWATI-FDK

36

Ada tiga teori terkenal yang menganalisa timbulnya seorang pemimpin

yaitu: teori genetic, teori sosial, dan teori ekologis.

a. Teori genetis

Teori ini memilki prinsip leaders are born not made, untuk itu seseorang

akan menjadi pemimpin apabila ia lahir dengan membawa bakat memimpin.

Pendapat lain masih menggunakan prinsip ini mengemukakan bahwa seseorang

dapat menjadi pemimpin apabila ia lahir dari keluarga pemimpin.

b. Teori sosial

Prinsip yang digunakan dalam teori ini bertentangan dengan teori genetis,

leaders are born not made. Teori ini berpendapat bahwa seorang akan mampu

menjadi pemimpin apabila ia memiliki pendidikan, dan pengalaman yang

mendukung kepemimpinannya.

c. Teori ekologis.

Dalam hal ini, teori ekologis muncul sebagai solusi dari pertentangan

kedua teori di atas. Teori ekologis berkeyakinan bahwa seorang dapat menjadi

pemimpin yang baik apabila ia lahir dengan membawa bakat, dan setelah dewasa

bakatnya diasah dengan pendidikan, dan pengalaman.54

2. Tipe-Tipe Kepemimpinan

Tipe kepemimpinan sering disebut perilaku kepemimpinan atau gaya

kepemimpinan (leadership style). “Gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh

dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun yang tidak tampak

oleh bawahannya. Gaya kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang

konsisten dari falsafah, ketrampilan, sifat, dan sikap yang mendasari perilaku

seseorang.”55

Di bawah ini akan diuraikan tipe-tipe (gaya-gaya) kepemimpinan tersebut

di atas dengan maksud memberikan gambaran yang jelas mengenai persamaan

dan perbedaannya, agar tidak terjadi tumpang tindih dalam memahami gaya

kepemimpinan disebabkan pengistilahan yang berbeda padahal maksud dan

tujuannya sama.

54

Sondang. P.Siagian, Peran Staf dalam Manajemen ,(Jakarta: Gunung Agung,1986), cet

Ke-10,h.101-102 55

Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: Rajagrafindo

Persada, 2004), h. 64

Page 49: FITRI SUSILAWATI-FDK

37

a. Kepemimpinan Otokrasi atau otoriter

“Gaya pemimpin otoriter adalah seorang pemimpin dalam menentukan

kebijakan kelompok atau membuat keputusan tanpa berkonsultasi atau

memastikan persetujuan dari para anggotanya. Pemimpin ini bersifat

impersonal.”56

Ciri –ciri gaya kepemimpinan otokrasi diantaranya:

1) Semua ketentuan kebijakan oleh pemimpin

2) Teknik dan langkah aktivitas ditentukan oleh penguasa, satu persatu,

sehingga langkah-langkah masa depan umumya selalu tidak pasti

3) Pemimpin biasanya mendikte tugas kerja bagian dan kerja bersama setiap

anggota

4) Penguasa cenderung bersifat “pribadi” dalam memuji dan mencela

pekerjaan masing-masing anggota; mengambil jarak dari partisipasi

kelompok aktif kecuali bila menunjukan keahlianya.57

b. Kepemimpinan Demokrasi

Gaya pemimpin demokrasi adalah seorang pimpinan dalam menentukan

kebijakan melibatkan anggota kelompok untuk dimintai masukan-masukan.

Sehingga tugas pemimpin selain memberikan pengarahan juga mengijinkan

kelompok untuk mengembangkan dan melaksanakan cara yang dikendaki para

anggotanya. 58

Ciri-ciri gaya kepemimpinan demokrasi diantaranya:

1) Semua kebijakan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan diambil

dengan dorongan dan bantuan dari pimpinan

2) Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan

kelompok dibuat, dan bila dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis, pemimpin

menyarankan dua atau lebih alternatif prosedur yang dapat dipilih

3) Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih, dan

pemberian tugas ditentukan oleh kelompok

56 Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi, (Malang, UMM Press, 2008), hal. 266

57

Fremont E.Kast dan James E. Rosenzweig, Organisasi dan Manejemen, (Jakarta,

Bumi Aksara, 1995), cet-5, hal. 536 58

Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi, (Malang, UMM Press, 2008), hal. 266

Page 50: FITRI SUSILAWATI-FDK

38

4) Pemimpin adalah objektif atau “fact minded” dalam memberikan pujian

dan kecamannya, dan mencoba menjadi seorang anggota kelompok biasa

dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan banyak pekerjaan 59

Pada penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan Selain harus memiliki

kemampuan, pemimpin juga perlu memiliki sifat kemanusiaan, demokratis dan

mencintai bawahanya, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ali-Imraan

(3), ayat 159:

Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah

Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,

tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah

mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan

mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad,

Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang

yang bertawakkal kepada-Nya.

Dalam ayat tersebut terdapat kalimat musyawarah yang artinya meminta

pendapat dan mencari kebenaran, itu merupakan salah satu prinsip dalam

demokrasi yang dianut sebagian besar bangsa di dunia. Didalam Islam

bermusyawarah untuk mencapai mufakat adalah hal yang disyariatkan.

c. Kepemimpinan Laisser Faire

“Gaya pemimpin laisser faire adalah seorang pimpinan dalam menentukan

kebijakan tidak memiliki inisiatif untuk mengarahkan atau menyarankan alternatif

tindakan.”60

Akan tetapi, pemimpin ini lebih mengijinkan kelompok untuk

59

Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi, (Malang, UMM Press, 2008), hal. 267 60

Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi, (Malang, UMM Press, 2008), h. 267

Page 51: FITRI SUSILAWATI-FDK

39

mengembangkan dan melaksanakan sendiri pekerjaanya, bahkan termasuk juga

mengijinkan untuk melakukan kesalahan.

Ciri-ciri gaya kepemimpinan laisser faire diantaranya:

1) Kebebasan penuh untuk keputusan kelompok atau individu dengan

minimnya partisipasi pemimpin

2) macam-macam bahan disediakan pemimpin, yang dengan jelas

mengatakan bahwa ia akan menyediakan keterangan apabila ada

permintaan, ia tidak turut mengambil bagian dalam diskusi kelompok

3) Pemimpin tidak berpatisipasi sama sekali

4) Komentar spontan yang titak frekuen atas aktivitas-aktivitas anggota dan

ia tidak berusaha sama seklai untuk menilai atau mengatur kejadian-

kejadian.61

61 Winardi SE, Kepemimpinan dalam Manajemen, (Bandung, Rineka Cipta, 1990), h. 79

Page 52: FITRI SUSILAWATI-FDK

40

BAB III

GAMBARAN UMUM PT TEMPO INTI MEDIA

A. PT Tempo Inti Media

1. Sejarah dan Perkembangan PT Tempo Inti Media

Tempo Media lahir pada zaman orde baru, disokong oleh perusahaan yang

juga dibesarkan pada masa orde baru tahun 1971, tetapi orde baru juga yang

mematikanya.1 Produk media yang pertama kali dihasilkan dari PT Tempo Inti

Media adalah Majalah Tempo yang umumnya meliput berita dan politik. Edisi

pertama Tempo diterbitkan pada tanggal 6 Maret 1971 yang merupakan awal-

awal pemerintahan orde baru. Majalah Tempo mengutamakan berita yang netral,

mengulas informasi dengan objektif dan menguraikanya dengan bahasa jernih.

Dinamakan Tempo karena pertama, nama itu singkat dan bersahaja, enak

diucapkan oleh lidah Indonesia dari segala jurusan. Kedua, nama ini terdengar

netral, tidak mengejutkan ataupun merangsang. Ketiga, nama itu bukan simbol

suatu golongan. Dan arti “Tempo” sederhana saja yaitu waktu. Sebuah pengertian

yang dengan segala variasinya lazim dipergunakan oleh banyak penerbitan

jurnalistik diseluruh dunia.2

Majalah Tempo merupakan media pertama dan tidak memiliki afiliansi

dengan pemerintah. Majalah Tempo didirikan oleh jurnalis dari PT Grafiti Pers.

Pendiri Tempo antara lain: Goenawan Muhamad, Fikri Jufri, Bur Rasuanto,

Christianto Wibisono, Yusril Djalinus, Putu Wijaya. Maka dari salah satu blok

1 http://www.kompas.com/kompas-cetak/0509/17/pustaka/2053888,htm, artike berjudul

”Enak ddibaca tetapi ini sejarah dari atas” karya Ignatius Haryanto, diakses pada 15 september

2010, pukul 11.00 2 Company profile Tempo Inti Media, pada tanggal 15 September 2010

Page 53: FITRI SUSILAWATI-FDK

41

gedung di Jl. Senen Raya 83 Jakarta pada tanggal 6 maret 1971 nomor perdana

tempo dilahirkan dengan Yayasan Jaya Raya sebagai penerbitnya.

Kebebasan Majalah Tempo untuk meliput informasi dengan berita yang

objektif mungkin terbentur oleh pemerintahan orde baru. Dua kali Tempo dilarang

terbit yaitu pada tahun 1982 dan kemudian hal itu terulang kembali ditahun 1994.

Majalah ini dibredel oleh pemerintah orde baru karena berusaha untuk

menampilkan informasi yang seobjektif mungkin yang dinilai sensitif oleh

pemerintahan. Banyak orang yakin bahwa Menteri Penerangan saat itu Harmoko,

mencabut Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) Tempo karena laporan

tentang impor kapal perang dari Jerman. Laporan ini dianggap membahayakan

"stabilitas negara". Laporan utama membahas keberatan pihak militer terhadap

impor oleh Menristek BJ Habibie. 3

Sekitar empat tahun Tempo vakum dari dunia media massa karena kasus

pembredelan oleh pemerintah. Seiring dengan runtuhnya orde baru, akhirnya

manajemen Tempo kembali menerbitkan majalah Tempo pada 6 Oktonber 1998.

Tempo juga menerbitkan majalah dalam bahasa Inggris sejak 12 September 2000

yang bernama Tempo English Managazine.

Pada 2 April 2001, manajemen PT. Tempo Inti Media meluncurkan

inovasi baru yang diberi nama Koran Tempo. Koran Tempo adalah sebuah koran

berbahasa Indonesia yang terbit di Indonesia, pemiliknya adalah PT Tempo Media

Harian, anak perusahaan dari PT Tempo Inti Media. Dalam proses pendirianya,

koran Tempo melakukan penjualan saham kepada publik sebanyak 17,6 persen

dari dana tersebut hingga akhirnya koran ini bisa beroperasi. Koran Tempo

3 Company profile Tempo Inti Media, pada tanggal 15 September 2010

Page 54: FITRI SUSILAWATI-FDK

42

pertama kali diterbitkan di Jakarta 2 April 2001 dengan sirkulasi sebesar 100.000

setiap hari.4

Kini PT. Tempo Inti Media memiliki 3 kantor di Jakarta yang disesuaikan

dengan kebutuhan perusahaan, lokasi perusahaan PT. Tempo Inti Media antara

lain:

a. Gedung Tempo Jl Proklamasi No. 72 (redaksi Majalah Tempo dan divisi

pendukung)

b. Ruko kebayoran center Blok A11-15 jalan Kebayoran Baru, Mayestik

(redaksi Koran Tempo dan Iklan)

c. PT Temprint Jl. Palmerah Barat No. 8(divisi Sirkulasi dan percetakan).5

2. Produk-Produk PT Tempo Inti Media

a. Majalah Tempo

Terbit setiap Senin. Ada 120 halaman dalam setiap edisi. Pada tahun 2009

Tiras mencapai 180.000 eksemplar dan menguasai 68% pangsa pasar majalah

berita mingguan. Rata-rata Majalah Tempo dibaca oleh kaum pria dan mayoritas

mereka adalah kelompok mapan kategori A dan B (menengah keatas).

Gambar 4. Pembaca Tempo menurut jenis kelamin

4 http://idd.wikipedia.org/wiki/koran-Tempo,diakses pada 17 September 14.00

5 Company profile Tempo Inti Media, pada tanggal 15 September 2010

Page 55: FITRI SUSILAWATI-FDK

43

Sumber : Sales kitt Produk Tempo tahun 2009

Gambar 5. Pembaca Tempo menurut jenjang ekonomi

Sumber : Sales kitt Produk Tempo tahun 2009

b. Koran Tempo

Koran tempo terbit 7 (tujuh) hari seminggu. Koran ini hanya 40 halaman

terdiri dari bagian-bagian yang ditandai dengan huruf abjad. Isi beritanya

berkaitan dengan ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, terkadang juga mengulas

gaya hidup. Format korannya berbentuk compact yaitu tidak terlalu panjang dan

lebar, karena bentuknya yang compact maka tulisanya ringkas dan padat. Yang

menjadi ciri utama di Koran Tempo, tulisanya tidak bersambung ke halaman lain.

Tiras Koran Tempo tahun 2009 sebesar 240.000 eks.

c. Tempo English Magazine

Terbit setiap Rabu, ada 80 halaman. Yang menarik dari majalah ini adalah

satu-satunya majalah berbahasa Inggris dengan prespektif Indonesia. tiras

mencapai 29.000 eksemplar pada tahun 2009. Pembaca Tempo English Magazine

mayoritas berpendidikan pascasarjana, karena mereka umumnya adalah ekspatriat.

Page 56: FITRI SUSILAWATI-FDK

44

Gambar 6. Pembaca Tempo English Magazine menurut jenjang pendidikan

Sumber : Sales kitt Produk Tempo tahun 2009

d. U Magazine

U Magazine adalah majalah lifestyle khusus pria. Terbit setip bulan di

minggu pertama. Tiras U Magazine sebesar 30.000 eksemplar pada tahun 2009.

Kelompok pembaca utama adalah kalangan profesional muda perkotaan.

Meskipun U Mag merupakan majalah baru namun termasuk kedalam 6 (enam)

besar majalah yang banyak dibaca.

e. Tempo Interaktif

Tempo interaktif merupakan perintis media berita di internet. Diluncurkan

pada tanggal 6 Maret 1996. pengakses sekitar 3 juta perbulan (Maret 2009).

Rubrik favorite adalah frontpage 91%, nasional 89,8%, internasional 67,1%,

teknologi 66,5%.

3. Visi dan Misi

a. Visi

Menjadi acuan dalam proses meningkatkan kebebasan rakyat untuk

berpikir dan mengutarakan pendapat serta membangun suatu masyarakat yang

menghargai kecerdasan dan perbedaan pendapat.

Page 57: FITRI SUSILAWATI-FDK

45

b. Misi

1) Menyumbangkan kepada masyarak suatu produk multimedia yang

menampung dan menyalutkan secara adil suara yang berbeda-beda

2) Sebuah produk multi media yang mandiri. Bebas dari tekanan kekuasaan

modal maupun politik

3) Terus menerus meningkatkan apresiasi terhadap ide-ide baru, bahasan dan

tampilan visual yang baik

4) Sebuah karya yang bermutu tinggi dan berpegang pada kode etik

5) Menjadikan tempat kerja yang mencerminkan Indonesia yang beragam

sesuai kemajuan zaman

6) Sebuah proses kerja yang menghargai kemitraan dari semua sektor

7) Menjadi lahan yang subur bagi kegiatan-kegiatan untuk memperkaya

khasanah artistik dan intelektual. 6

4. Penghargaan dan Prestasi

a. Penghargaan

1) 1986 Best Cover-Asia Publishingg Congress, Singapore

2) 1989 Second Best Coverr-Asiaa Publishing Congrrrress, Hongkong

3) 1989 Best Article, 25th

National Health Day Award

4) 1990 Best Outdoor Ad, Citra Mara Award, Indonesia

5) 1991 Best Photo, Adinegoro Award, Indonesiaa

6) 1999 The Mosst Read News Magazine, AC Nielsen

7) 1999 Best foreign series foster, 7th

International Printed Graphic Art,

Pakistan

6 Company profile Tempo Inti Media, pada tanggal 15 September 2010

Page 58: FITRI SUSILAWATI-FDK

46

8) 1999 The most satsfactory news magazine, frontier

9) 1999 The most recognized magazine, MI

10) 1999 The most popular brand news magazine, marsfrontier-SWA

11) 1999 The most read magazine by indonesian Bussinessmen, IPSOS-

RSL (Hongkong) Asian Bussinessman Readership Survey

12) 2002 Penghargaan Index Customer Satisfaction Award Frontier

13) 2004 Penghargaan Medal of Honor dari Missiori School of Journalism

Amerika Serikat

14) 2004 Penghargaan dewan pers: Koran Tempo sebagai harian yang

pemberitaanya paling berimbang dan harian kedua terbaik secara

umum.7

b. Prestasi

1) Edisi perdana TEMPO dapat menjual 20.000 kopi

2) 1799 Penjualan mencapai 47.000 kopi

3) 1988 Penjualan mencapai 166.000 kopi

4) 1991 Menjadi satu-satunyaaa jurnalis dari Indonesia yaang meliput

perang Teluk dari Bagdad, Irak

5) 1993 Penjualan mencapai 200.000 kopi

6) 1996 Reporter TEMPO, Ahmad Taufik menerima anugerah S Tasrieb

Award

7) 1997 Reporter Bina Bektiati menerima penghargaan US Woman

Journalist Award

8) 1998 Penjualan pada edisi perdana TEMPO pasca di breidel mencapaai

150.000 kopi

7 Company profile Tempo Inti Media, pada tanggal 15 September 2010

Page 59: FITRI SUSILAWATI-FDK

47

9) 1998 Goenawan Muhamad menerima CPJ Award

10) 2000 Media pertama yang mengungkap Sengketa Buloggate, sedangkan

yang lain menguttip dari TEMPO

11) 2002 Hasil survey AC Nielsen MBM paling banyak pembacanya

12) 2002 Romy Fibri menerima penghargaan sebagai nominee dari

International Federation of Journalist (IFJ) & European Union

(EU) di Belgia

13) 2003 Karaniya Dharmasaputra mendapatkan penghargaan dari AJI

(Aliansi Jurnalistik Independent) untuk tulisanya investigasi

Boullage II

14) 2003 Rommy F dan Maria H menerima penghargaan apresiasi jurnalis

Jakarta dalam peringatan 9 tahun AJI

15) 2003 Merupakan media yang paling komprehensif mengangkat isu ilegal

logging periode 2002-2003 dari Greencom dan Inform (TWI,

WALHI, Telapak, WWF, Kemala, AMAN, FFI, TNC, BLI, CI)

16) 2003 karaniya Dharmasaputra menerima penghargaan M Hatta Award

atas kinerjanya memberantas korupsi

17) Penghargaan kepada wartawan Tempo (Nezar Patria): tolerance Prizedari

International Federation of Journalists atas pemberitaanya mengenai

Aceh.8

5. Struktur Organisasi:

8 Company profile Tempo Inti Media, pada tanggal 15 September 2010

Page 60: FITRI SUSILAWATI-FDK

48

Keterangan:

Komisaris Utama : Goenawan Muhamad

Komisaris : Sri Nugraha

Yusril Djalinus

Komisaris Independen : 1. Zulkifly Lubis

2. Ir. H. Tribudi Rahardjo

Direktur Utama : Bambang Harymurti

Corporate Secretary: Rustam F Man Dayan

Direktur Departemen Produksi, SDM, Umum : Toriq Hadad

Direktur Departemen Pemasaran dan Keungan : Hery Hernawan

GM. Divisi Iklan : Gabriel Sugrahety

GM Sirkulasi dan Distribusi : Windalakasana

Kepala Custumer Service : Demian Subarkah

Kepala unit koran eceran dan langganan : Shanty N

Kepala unit kolektif : Shalfi A

kepala unit distribusi : Ismet Tamara

Kepala unit majalah eceran dan pelanggan : Hariyadi

Direktur

Utama

Direktur Departemen

Produksi, SDM dan Umum

Direktur Departemen Pemasaran

dan Keuangan

General Manager Divisi

Iklan General Manager Divisi

sirkulasi

Bag.

Eceran

Koran

&

langgan

an

Unit riset & promosi Bag.

CS

Corporate Secretary Biro SIM

Bag.

Kolektif

Bag.

Distri

busi

Bagian

MBM

Eceran

Bag.

eceran

&

langgan

an

TEBI

Bag.

Eceran

&

Langga

nan U

Mag

Komisaris

Page 61: FITRI SUSILAWATI-FDK

49

kepala unit Tempo English Magazine : Jefri

Kepala Unit U Magazine : Indra.9

B. Divisi Sirkulasi dan Distribusi

Divisi sirkulasi dan distribusi adalah divisi yang bertugas memasarkan

atau mengenalkan produk Tempo kepada khalayak sehingga mereka tertarik untuk

membeli, selain itu juga mendistribusikan kepada konsumen. Dalam memasarkan

dan mendistribusikan produk, divisi ini bekerjasama dengan para agen-agen yang

ada di Indonesia. Untuk mempermudah dalam memasarkan produk, ada

pembagian tugas kerja yaitu dibagi menjadi tujuh unit seperti yang tertera di

struktur organisasi di atas. Penulis akan menyenderhanakan menjadi 3 bagian

yaitu:

1. Unit Eceran dan Langganan

Pada unit ini dibagi menjadi bermacam-macam sub yaitu unit eceran dan

langganan Koran Tempo, unit eceran dan langganan Majalah Tempo, unit eceran

dan langganan Tempo English Magazine, Unit eceran dan langganan Majalah U

Mag. Pada tiap-tiap unit ini bertugas untuk mencari dan bekerjasama dengan

agen-agen yang ada di Indonesia, selain itu juga memasarkan produk kepada

masyarkat umum secara eceran (satuan) dan juga langganan. Agen-agen surat

kabar akan membantu memasarkan produk Tempo kepada masyarakat dengan

bantuan loper koran yang ada di bawah naungan agen.

2. Unit Kolektif

Unit kolektif ini dibagi menjadi dua yaitu Corporate Relations dan Tempo

komunitas. Corporate Relations bertugas memasarkan produk Tempo ke

perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia misalnya Rumah sakit, hotel,

9 Company profile Tempo Inti Media, pada tanggal 15 September 2010

Page 62: FITRI SUSILAWATI-FDK

50

airlines, food & beverage, dan lain-lain. Sedangkan Tempo Komunitas

merupakan sebuah wadah bagi pembaca Koran Tempo dan Majalah Tempo untuk

berinteraksi satu sama lain. Tempo Komunitas banyak bekerjasama dengan

berbagai event organizer, konsultan, dan pusat pelatihan, hal itu juga bertujuan

untuk menjaring pembaca Tempo lebih banyak lagi.

3. Unit Distribusi

Pada unit ini bertugas untuk mengirimkan produk kepada konsumen

langsung dan juga ke agen-agen yang ada di Indonesia. Hanya koran Tempo dan

majalah Tempo yang di distribusikan ke seluruh wilayah Indonesia, sedangkan

Tempo English Magazine dan majalah U Mag untuk saat ini hanya di wilayah

Jabodetabek, Jawa, dan Bali.

Dari semua unit kerja di atas, tujuan akhir yang akan dicapai menurut

Windalaksana, General Manager Sales dan Marketing adalah “target oplah, target

penjualan, target penerimaan rupiah, sehingga bisa mendukung target keseluruhan

dari perusahaan.”10

Pencapaian kerja unit-unit di atas dapat dilihat dari tiras

produk-produk Tempo, misalnya koran Tempo mencapai 240.000 eksemplar,

selain itu majalah Tempo menduduki 68 % pangsa pasar majalah mingguan

dengan tiras 180.000 eksemplar.

10 Wawancara pribadi dengan windalaksana, General Manager Sales & Marketing,

Jakarta, Rabu 22 September 2010, Pukul 10.00, PT Tempo Inti Media

Page 63: FITRI SUSILAWATI-FDK

51

Page 64: FITRI SUSILAWATI-FDK

51

BAB IV

PELAKSANAAN KOMUNIKASI ORGANISASI

PADA PT TEMPO INTI MEDIA

A. Iklim Komunikasi Organisasi Pada PT Tempo Inti Media

Setiap lingkungan kerja memiliki atmosfer yang berbeda. Para ahli

menggunakan istilah iklim komunikasi organisasi untuk menggambarkan tingkat

kenyamanan yang karyawan rasakan di tempat kerja. Iklim komunikasi organisasi

sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan, kepuasan, dan kenyaman

karyawan berada di tempat kerja. Iklim komunikasi yang positif menciptakan

suasana kerja yang kekeluargaan dan karyawan leluasa untuk mengemukakan

pendapatnya baik kepada sesama rekan kerja maupun terhadap atasanya. Suasana

yang nyaman di tempat kerja menurut Gin (1961) adalah iklim mendukung.

Dalam menganalisa, penulis menggunakan teori Charles Redding yang

mengemukakan lima dimensi penting iklim organisasi dan akan dijabarkan satu

persatu.

1. Supportivennes

Suasana suportif atasan kepada bawahan dapat di lihat dari seberapa sering

atasan memberikan saran dan solusi yang baik kepada bawahan, itu merupakan

salah satu bentuk dukungan atasan untuk membantu mengatasai permasalahan

bawahanya. Suasana ini sering terjadi, biasanya atasan memanggil langsung salah

satu atau beberapa karyawan ke ruangannya. Dalam pembicaraan tertutup atasan

mendengarkan apa yang terjadi di lapangan, jika memang ada masalah atasan

segera memberikan petunjuk untuk mengatasi. Hal seperti ini sering terjadi

Page 65: FITRI SUSILAWATI-FDK

52

hampir setiap hari. Atasan (General Manager of Sales & Marketing) memantau

pekerjaan karyawanya setiap hari.

Pada teori suportivennes dapat dijabarkan lagi menjadi beberapa kategori,

hal ini sesuai dengan pendapat Gibb yang dikutip oleh Soleh Soemirat, dkk dalam

buku Komunikasi Organisasional yaitu:

a. Kesamaan

Di Tempo Inti Media, suasana yang dirasakan nyaman, antar karyawan

bebas berkomunikasi, saling menghargai satu sama lain. Penulis mewawancarai

beberapa karyawan mengenai iklim komunikasi, menurut Sutiyono, “suasana di

kantor ini kekeluargaan, berkomunikasi dengan semua karyawan

menyenangkan.”1 Hal ini senada dengan Denda, menurut beliau: “suasana disini

itu enak sih, kekeluargaanlah, saling membantu satu sama lain.”2

Iklim komunikasi yang positif tidak hanya dilihat dari tingkat kenyamanan

berkomunikasi dengan sesama rekan kerja namun juga keterbukaan dan

kenyamanan berkomunikasi dengan atasan. Atasan memberikan ruang bicara

kepada bawahan untuk mengutarakan pendapatnya, bisa mengenai kritik, saran,

ide, dan lain sebagainya.

“Saya membebaskan cara penyampaian opini, kritik, saran dari

bawahan, apapun mau pake jalur struktur melalui kepala seksi trus ke

kepala unit langsung ke saya itu bebas saja karena ya itu tadi kembali ke

cerita awal saya tentang Tempo, Tempo itu demokratis. Nah saran itu

diterima atau tidaknya nanti akan kembali lagi kepada struktur, kepada

otoritas. Nah kemudian komunikasi, emmm apa ya, pesan tadi atau

informasi tadi masuk atau tidak tergantung kepada perantaranya. Klo di

sampaikan secara stuktur kan mungkin pemahaman kepala unit, kepala

seksi kan berbeda-beda. Makanya saya sering meminta kepada semua

orang untuk bebas berbicara kepada siapa saja walau kepada koleganya,

1 Wawancara pribadi dengan Sutiyono, Community Relation, Jakarta, Jumat 24

September 2010 pukul 14.00, PT Tempo Inti Media 2 Wawancara pribadi dengan Denda, Staff PT Tempo Inti Media, Jakarta, Jumat 24

September 2010 pukul 15.00, PT Tempo Inti Media

Page 66: FITRI SUSILAWATI-FDK

53

kepada atasanya, kepada bawahanya selama pembicaraan itu konteksnya

dalam membangun, kontrukstif bukan defensive, bukan menggunting

dalam lipatan tapi sesuatu yang memang bagus untuk perusahaan. Atau

jika ia merasa terzalimi, merasa dibedakan atau merasa tersakiti ya di

sampaikan saja, kita akan komunikasikan apa dan bagaimananya,

kenapanya di komunikasikan dengan pihak yang terkait. Sehingga saya

dalam melihat organisasi itu adalah seperti harmoni sepeti alunan

semuanya bias menikmati dan jangan sampai ada nada sumbang, ada nada

fales. Saya ingin semuanya pada sebuah pola tapi bukan berarti ritme itu

tidak dinamis ritme itu pasti ritmik atau bermain pada kort pada nada-nada

yang bermain, tidak statis pada satu nada”3

b. Orientasi Masalah

Pendapat dari bawahan baik berupa ide, saran maupun kritik sangat

penting sekali untuk manajemen perusahaan. Karena Bawahanlah yang bekerja di

lapangan dan mengetahui kondisi dan situasi yang terjadi dilapangan.

Di Divisi Sirkulasi dan Distribusi, rata-rata karyawan memang bekerja di

luar ruangan. Karena mereka harus menawarkan produk Tempo Media kepada

masyarakat luas. Target pasar mereka pun dibagi per unit, seperti pada bagian

sirkulasi dibagi menjadi dua yaitu unit eceran dan unit non eceran. Target pasar

unit eceran adalah masyarakat umum, mereka biasanya bekerjasama dengan para

agen dan loper koran di seluruh Indonesia. Sedangkan unit non eceran

berkerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, misalnya

hotel, airlines, rumah sakit, dll.

Karyawan yang menghadapi kendala atau masalah ketika berhubungan

dengan client harus segera ditangani, disinilah fungsi saling keterbukaan dengan

atasan. Karena dengan di bicarakan akan menghasilkan saran dan solusi yang

terbaik. Dalam penyampaian ide, saran maupun kritik karyawan dapat langsung

kepada atasan tinggi atau menghadap ke atasan per unit.

3 Wawancara pribadi dengan windalaksana, General Manager Sales & Marketing, Jakarta,

Rabu 22 September 2010, Pukul 10.00, PT Tempo Inti Media

Page 67: FITRI SUSILAWATI-FDK

54

c. Deskripsi

Rapat merupakan salah satu alternatif untuk membicarakan pekerjaan

kepada atasan dan kepada sesama rekan kerja. Rapat di Tempo Inti Media

dilakukan 1 (satu) minggu sekali di hari Senin. “Emm klo saya rapatnya banyak,

tapi secara utuh dan lengkap yaitu seminggu sekali, tapi disisi lain terkadang ada

rapat-rapat unit yang terkadang harus saya ikuti. Jadi rapat umumnya ada satu,

rapat perunitnya banyak”.4

Dalam rapat akan banyak yang didiskusikan, berbagi pengalaman,

mengutarakan masalah yang terjadi, mencarikan solusi yang terbaik, dan

merencanakan program kerja yang akan dilaksankan kemudian hari. Review lebih

mengevaluasi apa yang terjadi pada minggu lalu, bagaimana kinerja minggu lalu

dan seperti apa capaian kinerja minggu lalu. Problem solving, mengevaluasi

masalah-masalah apa saja yang terjadi pada minggu lalu, masalah itu dicari

penyelesaianya apa yang terbaik untuk memecahkan masalah pada minggu lalu.

Setelah itu ditemukan solusi, apa yang harus segera dilakukan untuk menuju hari

esok atau minggu depan.

d. Spontanitas

Ketika rapat memang bawahan dan atasan dituntut untuk mengutarakan

pendapatnya. Jika memang ada yang tidak setuju dengan ide atau gagasan yang di

berikan atasan, bawahan bebas saja untuk memberikan komentar. Namun

terkadang ada juga sebagian karyawan yang tidak berani menolak pendapat dari

atasan dan alhasil mereka melakukan grapevine yaitu komunikasi informal yang

4 Wawancara pribadi dengan windalaksana, General Manager Sales & Marketing, Jakarta,

Rabu 22 September 2010, Pukul 10.00, PT Tempo Inti Media

Page 68: FITRI SUSILAWATI-FDK

55

berjalan berliku-liku di semua tingkatan sesuai dengan derajat ikatan bathin yang

dimiliki anggota, biasanya disebut dengan desas desus.

Grapevine biasanya terjadi karena adanya rasa ketidak puasan karyawan

akan suatu hal, misalnya gaji yang minim. selain itu adanya keterikatan bathin

diantara karyawan karena sering bekerjasama maka disamping pekerjaan resmi

yang dibicarakan juga hal-hal lain yang menyangkut orang-orang dalam

lingkungan kerjanya.

Hal ini senada dengan beberapa karyawan yang diwawancarai ”Kita

biasanya klo ada uneg-uneg lebih sering ngomong di belakang tentang suasana

kantor yang tidak nyaman, ga brani ngomong langsung ke pemimpin.”5

”Untuk berkomunikasi dengan atasan memang kadang sungkan untuk mengkritik

maupun memberikan pendapat. Tidak ada melalui media misalnya kotak saran.

Saran dan kritik dilakukan langsung kepada pemimpin. Tapi jika hanya 4 (empat)

mata memang bisa terbuka, tapi jika beramai-ramai tidak terlalu terbuka. Tapi

intinya dalam menyampaikan harus hati-hati.”6

Inilah sebenarnya yang harus dihindari, tidak semua karyawan berani

untuk mengungkapkan pendapatnya langsung kepada atasan. Harus ada media

lain yang di gunakan agar keluhan, ide, kritik, saran dari para bawahan

tersampaikan. Penulis mengamati tidak ada media seperti kotak saran yang

dipasang, selain itu para karyawan yang tidak setuju dengan pendapat atasan

hanya membicarakan di belakang namun tidak disampaikan langsung ke atasan.

5 Wawancara pribadi dengan beberapa staff Tempo, Jakarta, Jumat 24 September 2010

pukul 15.00, PT Tempo Inti Media

6 Wawancara pribadi dengan Sutiyono, Community Relation, Jakarta, Jumat 24

September 2010 pukul 14.00, PT Tempo Inti Media

Page 69: FITRI SUSILAWATI-FDK

56

Ini adalah salah satu kendala untuk membentuk iklim komunikasi yang positif di

perusahaan.

Sebenarnya informasi dari komunikasi grapevine dapat digunakan

pemimpin untuk meningkatkan pengertian serta kerjasama dan suasana kerja yang

baik dalam organisasi. Selain itu dapat juga menjadi bahan pertimbangan untuk

membuat kebijakan yang lebih baik untuk karyawan.

2. Partisipasi membuat keputusan

Setiap karyawan memang diharapkan untuk berpartisipasi dalam membuat

keputusan baik ketika rapat umum mapun ketika rapat per unit. Ketika rapat

memang beberapa bawahan aktif, mereka juga memberikan saran untuk

memecahkan masalah. Misalnya ketika rapat membahas mengenai program kerja

yang akan dilaksanakan pada bulan ramadhan. Para staf seperti bagian Corporate

Relation dan Marketing & Community Relation memberikan masukan, program

kerja apa yang akan dibuat untuk bulan ramadhan. Setelah keputusan diambil,

Manager Sales & Marketing mengemukakan program kerja tersebut ke forum

direksi (rapat umum). ”. . . . . klo saya dalam rapat yang umum, kepala unit

sudah menghandle permasalahan yang terjadi pada bawahanya. Pastinya saya

membutuhkan masukan dari teman-teman untuk memecahkan masalah yang tejadi

di lapangan dan mencari solusi yang terbaik.”7

3. Kepercayaan

Saling percaya antar atasan dan bawahan adalah dimensi yang sangat

krusial. Atasan memberikan beban dan tanggung jawab kepada bawahanya sesuai

dengan job desk nya masing-masing, itu merupakan bukti atasan memberikan

7 Wawancara pribadi dengan windalaksana, General Manager Sales & Marketing, Jakarta,

Rabu 22 September 2010, Pukul 10.00, PT Tempo Inti Media

Page 70: FITRI SUSILAWATI-FDK

57

kepercayaan kepada bawahanya. Atasan yang memiliki rasa kepercayaan yang

tinggi terhadap bawahanya tidak akan selalu mendikte apa yang harus dilakukan

oleh anak buahnya. Atasan percaya bahwa anak buahnya memiliki kemampuan

untuk menjalankan tugas pekerjaan dengan sebaik mungkin.

Rasa kepercayaan ini bukan berarti atasan melepas kontrol begitu saja,

namun dilakukan secara demokratis yaitu gaya kepemimpinan dengan

memberikan kesempatan kepada anggota (bawahanya) untuk mengembangkan

kemampuanya dan melaksanakan cara yang dikehendaki para bawahanya namun

atasan tetap memberikan arahan dan kontrol kepada bawahan.

”Ada sesuatu hal yang secara umum tapi tidak menjadi sebuah pola

tapi sebagai sebuah roh bisa dikatakan, kepemimpinan di Tempo itu

demokratis. Emm kepemimpinan itu sulit untuk distandarisasi dalam pola,

karena macem-macem. Klo pada zaman Soeharto kan ada tut wuri

handayani, emm ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa sama

tut wuri handayani. Nah itu tergantung pada pimpinannya pertama dan

tergantung pada organisasinya. Nah klo organisasi pada pemasaran saya

lebih memilih tengah tengah ing madya mangun karsa”.8

Dari kutipan di atas ada penggalan kalimat ”ing ngarsa sung tulada, ing

madya mangun karsa, tut wuri handayani”. Arti dari semboyan itu adalah: dari

belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan, di tengah

atau diantara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide, dan di depan,

seorang pendidik harus memberikan teladan aataau contoh tindakan yang baik.

4. Keterbukaan

Selain kepercayaan pastinya harus dibarengi dengan keterbukaan.

Keterbukaan antar karyawan dan juga dengan atasan akan meningkatkan rasa

solidaritas yang tinggi. Keterbukaan adalah salah satu cara untuk meningkatkan

8 Wawancara pribadi dengan windalaksana, General Manager Sales & Marketing, Jakarta,

Rabu 22 September 2010, Pukul 10.00, PT Tempo Inti Media

Page 71: FITRI SUSILAWATI-FDK

58

rasa empati, kedekatan satu sama lain, dan memperat rasa persaudaraan.

Komunikasi yang dilakukan tidak hanya terbatas pada komunikai formal namun

juga non formal.

Komunikasi non formal inilah biasanya bawahan tidak canggung untuk

mengeluarkan pendapat kepada atasanya, karena situasi dan kondisinya berbeda,

lebih santai dan rileks. Berbeda jika dengan komunikasi formal, misalnya rapat,

karyawan terkadang enggan memberikan pendapat, karena suasana dan kondisi

terkesan kaku, formal sehingga ada beban tersendiri jika berbicara dengan atasan.

Dalam konteks ini atasan harus melebur dengan bawahan. Berkomunikasi

antar pribadi dengan bawahan, bukan hanya mengenai pekerjaan saja namun juga

tentang kehidupan pribadinya. Atasan harus mampu mengemas intruksi pekerjaan

dengan cara yang terkadang formal namun juga terkadang santai.

”Emmm saya lebih banyak berkomunikasi dalam konteks yang

pastinya pekerjaan, intinya adalah pekerjaan. Tapi dalam mengemas

pekerjaan tadi, saya biasanya mengemas dalam dua pendekatan yaitu

formal dan informal. Jadi obrolan ketika lagi makan siang, obrolan ketika

lagi melakukan aktivitas di luar kantor, obrolan ketika lagi main futsal,

main sepeda atau lagi ngobrol di kantor, obrolanya sekalipun obrolan

informal tapi menyampaikan pesanya tentang pekerjaan.”9

Keterbukaan juga sangat diperlukan bawahan dari atasanya, misalnya

mengenai cara untuk dapat naik pangkat. Atasan dan juga perusahaan harus

terbuka mengenai hal ini, karena para bawahan juga ingin memperlihatkan

kemampuanya lebih dari yang ia kerjakan. Di Tempo Inti Media ada keterbukaan

mengenai jenjang karir, Misalnya dengan memberikan challenge berupa

kompetisi membuat proposal mengenai marketing dan bisnis.

”Keterbukaan mengenai jenjang karir juga ada sih, misalnya seperti

kenaikan pangkat di Tempo terbuka lebar untuk itu. Pimpinan juga

9 Wawancara pribadi dengan windalaksana, General Manager Sales & Marketing, Jakarta,

Rabu 22 September 2010, Pukul 10.00, PT Tempo Inti Media

Page 72: FITRI SUSILAWATI-FDK

59

memberikan informasi jika memang ada kesempatan. Yang paling

terpenting adalah kemampuan dan kesempatan. Dalam divisi ini pernah

diadakan kompetisi membuat proposal untuk kenaikan pangkat contoh

proposal marketing plan dan marketing bisnis”.10

Untuk jenjang karir di Tempo Inti Media, karyawan rata-rata harus

mengenyam pendidikan S1 telebih dahulu, selain itu pula memiliki kemampuan

dan jam terbang yang tinggi. ”Emmm klo secara administratif lah saya katakan

pastinya S1, karena pimpinan itu kan macem-macem ada pimpinan di level bawah

ada pimpinan di level atas, tapi secara umum bisa saya gambarkan harus S1.

Terbuka kemungkinan untuk di bawah SI tapi tentunya dengan track record, forto

folio yang sudah memberikan pembuktian, jam terbang yang sudah memberikan

pembuktian artinya tidak kaku”.11

5. Tujuan kinerja yang tinggi

Yang terakhir dari lima dimensi iklim komunikasi organisasi adalah

Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja di komunikasikan

dengan jelas kepada anggota organisasi. Atasan harus memberikan informasi yang

jelas mengenai intruksi pekerjaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Jika di

Divisi Sirkulasi dan Distribusi tujuannya adalah target oplah, target penjualan dan

target penerimaan rupiah.

”Tugasnya tentunya yah kembali lagi mencapai tujuan perusahaan

atau mendukung tujuan perusahaan. Nah tujuan perusahaan kebetulan

pada unit kerja saya sirkulasi dan distribusi eemm pastinya target yaitu

target oplah, target penjualan, target penerimaan rupiah, sehingga bisa

mendukung target keseluruhan dari perusahaan. Nah tugas-tugas secara

besar tadi terjemahkan pada unit-unit kerja yang kecil-kecil, produk yang

dikerjakan juga banyak, jadi kalo dipecah berdasarkan produk dan

berdasarkan bisnis model. Nah model ada langganan, ada eceran, ada

kolektif, semuanya berbeda-beda. Pembagianya berdasarkan bisnis model

10

Wawancara pribadi dengan Sutiyono, Community Relation, Jakarta, Jumat 24

September 2010 pukul 14.00, PT Tempo Inti Media 11

Wawancara pribadi dengan windalaksana, General Manager Sales & Marketing,

Jakarta, Rabu 22 September 2010, Pukul 10.00, PT Tempo Inti Media

Page 73: FITRI SUSILAWATI-FDK

60

tadi nah targetnya diakumulasikan. Elemen omset itukan volume kali

price, jumlah kali harga, jadi dua variable itulah yang menjadi acuan”.12

Tujuan perusahaan harus menjadi acuan karyawan dalam bekerja. Karena

tujuan tersebut bagaikan cambuk semangat untuk bekerja semaksimal mungkin

untuk menggapai tujuan bersama. Kinerja karyawan juga ditentukan oleh

atasanya. Jika atasanya dapat memberikan pengarahan dengan benar, tidak selalu

menekan dan bersikap kasar, dengan sendirinya bawahan akan menjalankan

pekerjaannya dengan baik.

Atasan setidaknya harus memahami arti kepemimpinan, karena dengan

begitu atasan tidak akan bertindak sewenang-wenang dengan bawahnya. Atasan

dan bawahan harus bisa bekerja sama dengan baik. Karena atasan tanpa bawahan

yang loyal maka dapat dipastikan perusahaan tidak akan berjalan lama.

”Keberhasilan seorang pemimpin tidak hanya pemimpin itu sendiri

tapi karena tim yang mendukung sehingga kalaupun misalnya emm dia

berhasil pasti akan diikuti dengan keberhasilan timnya, jika ia gagal ada

dua kemungkinan yaitu kegagalan pada konteks bawahan atau kegagalan

dalam konteks kepemimpinanya, demikikan juga dengan keberhasilan,

karena kalo seorang pemimpin punya unit kerja yang banyak ada yang

gagal ada yang berhasil. Jika direkap itu secara rata-rata berhasil atau

secara rata-rata gagal. Gagal dan berhasil konteksnya adalah standar target.

Nah klo saya melihat karena ini adalah masalah dalam pembagian tugas

sehingga intinya adalah kita bersama-sama. Misalnya bukan saya menjadi

motor penarik gerbong tapi semua element itu menjadi motor. Jadi jika

diilustrasikan dalam mesin, dalam mesin itu ada gir yang saling

berinteraksi, ada gir besar ada gir kecil, nah tidak hanya gir besar

menggerakan gir kecil tapi gir besar dan gir kecil sama-sama bergerak

sehingga energi yang dihasilnya dari mesin itu justru lebih besar. Harus

bekerjasama antara satu dengan yang lainya”.13

Dari penjabaran diatas penulis menarik kesimpulan bahwa iklim

komunikasi di Tempo Inti Media positif. Hal ini dapat telihat dari penjabaran lima

12

Wawancara pribadi dengan windalaksana, General Manager Sales & Marketing,

Jakarta, Rabu 22 September 2010, Pukul 10.00, PT Tempo Inti Media 13

Wawancara pribadi dengan windalaksana, General Manager Sales & Marketing,

Jakarta, Rabu 22 September 2010, Pukul 10.00, PT Tempo Inti Media

Page 74: FITRI SUSILAWATI-FDK

61

dimensi iklim komunikasi organisasi. Meskipun dimensi keterbukaan tidak terlalu

kuat karena ada sebagian karyawan yang tidak selalu terbuka dengan atasanya

baik mengenai keluh kesah, ide, saran, maupun kritik. Hal ini terbukti dari

banyaknya karyawan yang melakuka grapevine di kantor maupun di luar kantor.

Untuk mengatasi hal tersebut mungkin manajemen bisa memberikan kebebasan

yang nyaman bagi karyawan untuk memberikan pendapat misalnya dengan

mengadakan saran dan kritik untuk manajemen tanpa menuliskan identitas yang

ditulis di secarik kertas, atau menyediakan kotak saran sebagai sarana karyawan

menyalurkan uneg-uneg nya.

B. Metode Pimpinan dalam Menyebarkan Informasi

1. Aliran Komunikasi dalam Menyebarkan Informasi

Komunikasi adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan organisasi

atau perusahaan. Dengan berkomunikasi memungkinkan atasan untuk

mengkoordinir bawahanya untuk mencapai tujuan bersama. Dengan

berkomunikasi baik verbal maupun non verbal atasan dapat memberikan intruksi

dan motivasi kepada bawahanya. Bayangkan jika atasan dan bawahan tidak ada

komunikasi maka perusahaan dapat dipastikan tidak akan berjalan maju.

Memang komunikasi bukanlah oase di padang gurun yang luas, tapi

setidaknya komunikasi dapat menciptakan pengertian dan saling memahami.

Dengan berkomunikasi dapat meminimalisir konflik.

Jika membicarakan penyampaian pesan berarti membahas aliran

komunikasi yang digunakan atasan dalam penyampaian pesan. Aliran komunikasi

Page 75: FITRI SUSILAWATI-FDK

62

terbagi menjadi tiga yaitu secara serentak, secara berurutan, dan kombinsi antara

keduanya.

Setiap pemimpin pasti memiliki cara yang berbeda dalam menyampaikan

informasi kepada karyawanya. Hal ini tergantung dari informasi yang akan

disampaikan. Jika informasi yang akan disampaikan bersifat umum, misalnya

tanggal cuti bersama untuk Idul Fitri maka pengumuman dari atasan akan

ditempel di dinding pengumuman. Sedangkan jika informasinya memerlukan

intensitas, misalnya atasan menginginkan program baru yang lebih menarik agar

lebih banyak perusahaan-perusahaan bekerja sama dengan Tempo, maka

informasi tersebut disampaikan per kepala unit. Kemudian setelah itu kepala unit

menyebarkan ke bawahanya.

”Tergantung emmm materinya. Biasanya kalo materinya umum saya

akan sebarkan langsung melalui surat pengumuman, surat edaran, atau

apapun dan di tempel di dinding pengumuman. Tapi jika yang

memerlukan intensitas atau memerlukan kedalaman, saya menugaskan

secara struktur. Dari Kepala Divisi minta ke Kepala Unit, dari Kepala Unit

minta ke Kepala Seksi setelah itu baru ke staff staffnya. Jadi klo yang

intens itu artinya perlu disampaikan dengan pemahaman yang utuh dan

jelas dan memerlukan kedalaman, tapi klo yang umum kan gampang orang

memahami jadi tergantung isi, tergantung materinya”.14

Penyebaran Informasi secara serentak:

Gambar 7. Penyebaran informasi secara serentak

Penyebaran informasi secara berurutan:

14

Wawancara pribadi dengan windalaksana, General Manager Sales & Marketing,

Jakarta, Rabu 22 September 2010, Pukul 10.00, PT Tempo Inti Media

Divisi Sirkulasi

Windalaksana

semua staff di Divisi Sirkulasi dan Distribusi

Page 76: FITRI SUSILAWATI-FDK

63

Gambar 8. Penyebaran pesan secara berurutan

Keterangan:

1. Kepada Custumer Service : Demian Subarkah

2. Kepala unit koran eceran dan langganan : Shanty N

3. Kepala unit corporate dan community : Shalfi A

4. kepala unit distribusi : Ismet Tamara

5. Kepala unit majalah eceran dan pelanggan : Hariydi

6. kepala unit Tempo English Magazine : Jefri

7. Kepala Unit U Magazine : Indra15

Maka dapat disimpulkan dalam penyebaran informasi dari atasan ke

bawahan dengan menggunakan aliran kombinasi yaitu aliran serentak dan aliran

berurutan. Penggunaan aliran tersebut disesuaikan dengan materi atau isi pesan

yang akan di sampaikan.

Dalam penyebaran informasi dari atasan kepada bawahan dapat

menggunakan media atau non media. Media yang digunakan di Tempo

diantaranya telepon, email, telepon genggam, papan pengumuman, dll. Dalam

15

Profile company PT Tempo Inti Media

Direktur Pemasaran

Herry Hernawan

GM Sirkulasi

Windalaksana

2

1

4

6

3 5

staff staff

staff staff staff

staff

staff

7

Page 77: FITRI SUSILAWATI-FDK

64

pengamatan banyak karyawan yang menggunakan telepon kantor untuk

berkomunikasi dengan sesama rekan kerja yang jarak mejanya berjauhan. Jika

berkomunikasi dengan atasan biasanya akan menuju ke ruang kerja atasanya. Jika

dalam situasi formal, atasan dalam berkomunikasi dengan bawahanya biasanya

berbicara di ruangnya.

“.........Kalo langsung, adalah pertemuan langsung secara fisik dari

mata ke mata, klo yang tidak langsung melalui sebuah medium. Kalo

langsung bisa empat mata itu atlist langsung di ruangan saya atau bisa juga

diluar kantor secara formal maupun informal. Kemudian ada juga yang

dalam forum rapat itu klo bicara langsung. Kalo secara tidak langsung ya

pasti melalui seperangkat yang lain seperti hand phone, hand phone bisa

call bisa sms, sementara saya ga pake black berry, jadi ga bisa BBM,

kemudian bisa juga melalui PSTN atau bisa juga terkadang saya

menggunakan sekertaris saya untuk bisa menyapaikan pesan kepada orang

lain. Itu medium komunikasi atau modal komunikasi yang saya pakai dan

tidak hanya dalam konteks hanya menyebarkan informasi tapi juga

konteks berkomunikasi”.16

2. Pola Penggunaan Media dan Non Media dalam Menyebarkan

Informasi

Dari penjelasan di atas mengenai cara penyampain informasi dari atasan

kepada bawahan dapat dibagi menjadi media dan non media yang digunakan.

Berikut ini akan dijelaskan satu persatu.

a. Pola penggunaan media dalam menyebarkan informasi

1) Papan Pengumuman

Di Divisi Sirkulasi dan Distribusi terdapat satu papan pengumuman yang

memudahkan karyawan untuk mengetahui informasi. Biasanya informasi yang di

berikan sifatnya umum. Informasi yang di berikan bisa dari internal, misalnya

pemberitahuan rapat karyawan untuk pemilihan ketua koperasi yang baru. Bisa

16

Wawancara pribadi dengan windalaksana, General Manager Sales & Marketing,

Jakarta, Rabu 22 September 2010, Pukul 10.00, PT Tempo Inti Media

Page 78: FITRI SUSILAWATI-FDK

65

juga dari eksternal, misalnya pemberitahuan dari PLN akan ada pemadaman

listrik di daerah perkantoran dari pukul 11.00 sampai dengan pukul 15.00.

2) Surat Edaran

Surat edaran ini informasinya juga umum. Sama halnya dengan media

papan pengumuman, surat edaran juga memiliki dua kategori, yang pertama, surat

edaran yang dikeluarkan oleh PT. Tempo Inti Media. Kedua, surat edaran yang

dikirim dari luar perusahaan. Surat edaran ini biasanya menggunakan Fax untuk

memudahkan pihak atasan dalam menyebarkan informasi kepada karyawanya.

3) Jaringan Telepon

Tiap-tiap divisi dilengkapi dengan pesawat telepon. Untuk di Divisi

Sirkulasi dan Distribusi terdapat 50 (lima puluh) pesawat telepon. Sebagian besar,

tiap-tiap meja karyawan difasilitasi pesawat telepon, hal ini untuk memudahkan

karyawan dalam berkomunikasi dengan sesama karyawan, dengan atasan, dan

juga dengan klien mereka.

4) Email

Setiap karyawan memang harus memiliki email pribadi. Rata-rata server

email mereka @tempo.co.id. Dengan email karyawan mudah untuk mengirim

proposal penawaran kerjasama kepada klien. Selain itu juga dengan email,

memudahkan karyawan untuk saling memberikan informasi yang sifatnya tentang

pekerjaan.

5) Fax

Terdapat 2 (dua) mesin fax di Divisi Sirkulasi dan Distribusi. Mesin fax

untuk menerima dan untuk mengirim. Fungsi mesin fax ini hampir sama dengan

email, yaitu untuk mengirimkan surat-surat penting ke klien, misalnya surat

Page 79: FITRI SUSILAWATI-FDK

66

penawaran untuk berlangganan koran Tempo. Selain itu juga untuk memudahkan

pihak atasan dalam menyebarkan informasi kepada karyawannya.

6) Telepon Genggam

Telepon genggam adalah tekonologi yang sangat memudahkan dalam

proses berkomunikasi. Telepon genggam saangat fleksibel unutk memberikan

informasi kapan pun. Karena semua pegawai Tempo memiliki telepon genggam.

b. Pola penggunaan non media dalam menyebarkan informasi

1) Rapat umum

Rapat umum adalah rapat yang dilakukan oleh kepala-kepala bagian di

Departemen pemasaran dan keuangan. Divisi sirkulasi dan distribusi termasuk

kedalam departement tersebut. Rapat umum dilakukan seminggu sekali setiap hari

Senin pukul 09.00 wib. Dalam rapat umum biasanya tiap-taip unit menunjukan

kinerja bawahanya. Selain itu juga membicarakan masalah yang terjadi di

lapangan, dan kemudian melakukan perencanaan apa saja yang akan dilakukan

untuk satu minggu yang akan datang.

2) Rapat per unit

Rapat per unit dilakukan setelah rapat umum. Jadi tiap-tiap unit ada hari

tersendiri untuk rapat dengan staf-stafnya. Dalam rapat tersebut biasanya kepala

unit menyampaikan ide atau gagasan dari atasan misalnya dari General Manager

Marketing atau dari Direktur Pemasaran. Ide atau gagasan tersebut di diskusikan

apakah akan di jalankan atau tidak. Dalam rapat per unit juga tiap-tiap kepala unit

memberikan solusi dari masalah yang terjadi di lapangan.

3) Rapat Kondisional

Page 80: FITRI SUSILAWATI-FDK

67

Rapat kondisional adalah rapat mendadakan yang dilakukan oleh atasan.

rapat ini hampir setiap hari terjadi. Atasan memanggil salah satu atau beberapa

staf untuk keruanganya kemudian mendiskusikan mengenai pekerjaan. Rapat

kondisional memudahkan atasan (General Manager Sales & Marketing) untuk

memantau kinerja staf-stafnya. Ini adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri

dengan para karyawanya. Dalam rapat ini hanya empat mata atau enam mata,

maka pembicaraan juga lebih rileks. Biasanya dalam rapat kondisional atasan

memberikan wejangan kepada karyawanya.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Berkomunikasi

Dalam berkomunikasi pasti ada faktor distorsi yang menyebabkan pesan

tidak ditangkap sempurna oleh komunikan. Penyebab distorsi tersebut bermacam-

macam, bisa karena media yang digunakan tidak berfungsi dengan baik, misalnya

surat yang dihasilkan dari mesin fax sulit untuk di baca karena cetakanya ngeblur.

Ada banyak kendala dalam berkomunikasi, khususnya komunikasi dari

atasan kepada bawahan. Terkadang ketika atasan sedang berbicara dengan

bawahan sering menggunakan bahasa asing (Inggris) yang para bawahan tidak

semua memahami, itu yang menjadi salah satu kendala dalam berkomunikasi.

Selain itu juga atasan sering menggunakan kata-kata ilmiah yang berkaitan

dengan dunia bisnis dan marketing. Dengan komunikasi semacam itu, pesan yang

di sampaikan tidak diterima dengan penuh dan baik oleh komunikan (bawahan).

Dalam berkomunikasi memang diperlukan faktor pendukung untuk

memudahkan pesan diterima dengan baik. Selain media komunikasi tentunya

yang harus disiapkan adalah paradigma antara komunikan dan komunikator harus

Page 81: FITRI SUSILAWATI-FDK

68

sama. Kesamaan tersebut menyebabkan pesan ditangkap sempurna. “Kalo

pendukung adalah mengkomunikasikanya dengan baik dan memastikan apa yang

dikomunikasikan ditangkap dengan paradigma yang sama dengan pemahaman

yang sama sehingga pendukungnya adalah tentunya pasti kemampuan,

penggunaan bahasa,dan lain-lain”.17

Faktor pendukung di atas dapat pula menjadi penghambat dalam

berkomunikasi. Itulah yang perlu diminimalisir. Karena tidak semua karyawan

memiliki kemampuan yang sama. Untuk mengatasi hambatan komunikasi tersebut

diharapkan karyawa meningkatkan kemampuanya, baik dalam wawasanya,

struktur berfikirnya, dan lain-lain. Yang lebih penting adalah ketika

berkomunikasi harus memastikan pesanya objektif jangan subjektif.

“Meningkatkan kompetensi, kemampuan. Kemampuan itu ya masuk

di dalam wawasanya, penangkapanya, struktur berfikirnya, paradigmanya

yang kadang-kadang kita bisa lupa kadang orang berfikir dengan asumsi.

Itu hal-hal yang menghambat, jadi ketika kita berdiskusi atau

berkomunikasi kita harus jauhkan dari asumsi, kita harus memastikan

asumsi itu objektif tidak subjektif. Kalo asumsinya pribadi itu subjektif

tapi kalo asumsinya sudah dikonfirmasi itu objektif, sehingga tidak lagi

menjadi asumsi tapi menjadi sebuah fakta. Itu yang kadang-kadang kita

lupa. Terus yang kedua adalah tentang empati, terkadang kita tidak

berempati apa yang terjadi pada orang itu, tanpa ada rasa tanpa ada

tendensi dalam berkomunikasi tidak memahami lawan bicaranya”.18

17

Wawancara pribadi dengan windalaksana, General Manager Sales & Marketing,

Jakarta, Rabu 22 September 2010, Pukul 10.00, PT Tempo Inti Media

18

Wawancara pribadi dengan windalaksana, General Manager Sales & Marketing, Jakarta,

Rabu 22 September 2010, Pukul 10.00, PT Tempo Inti Media

Page 82: FITRI SUSILAWATI-FDK

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas, sebagai upaya dari hasil pembahasan dalam penulisan

skripsi ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Iklim komunikasi di Tempo Inti Media positif. Hal ini dapat telihat dari

penjabaran lima dimensi iklim komunikasi organisasi. Meskipun dimensi

keterbukaan tidak terlalu kuat karena ada sebagian karyawan yang tidak

selalu terbuka dengan atasanya baik mengenai keluh kesah, ide, saran,

maupun kritik. Hal ini terbukti dari banyaknya karyawan yang melakukan

grapevine di kantor maupun di luar kantor.

2.a. Dalam menyebarkan informasi kepada karyawanya, atasan menggunakan

aliran campuran yaitu aliran serentak dan berurutan. Penggunaan aliran ini

disesuaikan dengan isi pesan (informasi) yang akan disampaikan. Jika

informasinya umum maka atasan akan menggunakan aliran serentak.

Sebaliknya jika informasinya khusus, harus disampaikan secara detail dan

mendalam maka aliranya berurutan.

2.b Atasan juga menggunakan media dan non media komunikasi dalam

menyampaikan pesan kepada karyawanya, diantaranya:

1) Media

(a) Surat edaran

(b) Jaringan Telepon

(c) Email

Page 83: FITRI SUSILAWATI-FDK

69

(d) Fax

(e) Telpon Genggam

2) Non Media

(a) Rapat Umum

(b) Rapat perunit

(c) Rapat kondisional

3. Dalam berkomunikasi terdapat faktor pendukung dan faktor penghambat.

Di PT Tempo Inti media selain media yang terkadang menjadi

penghambat dalam berkomunikasi ada hal lain yang lebih penting yaitu

kesiapan diri secara personal. Faktor pendukung dan faktor penghambat

tersebut adalah kemampuan, penggunaan bahasa, paradigma yang sama.

Jika lawan bicara (karyawan) kurang memahami apa yang dikatakan

atasan karena tidak memiliki paradigma yang sama atau tidak memahami

informasinya maka hal itu akan menjadi penghambat, dan juga sebaliknya

jika karyawan dan atasan memiliki paradigma yang sama maka akan

menjadi pendukung dalam berkomunikasi.

B. Saran-saran

1. Disarankan agar PT Tempo Inti Media menyediakan sarana untuk

menampung saran dan kritik dari para karyawan. Karena tidak semua

karyawan berani bicara dengan atasan.

2. Untuk meminimalisir penghambat dalam berkomunikasi, disarankan

pemimpin dapat menyesuaikan dengan bawahanya. Penggunaan kalimat

Page 84: FITRI SUSILAWATI-FDK

70

yang sederhana lebih memudahkan bawahan dalam menerima informasi

dari atasan.

3. Atasan atau pimpinan dapat menggunakan informasi dari grapevine untuk

menjadi salah satu rujukan dalam membuat kebijakan perusahaan. Karena

informasi dari grapevine jika disaring bukan hanya desas desus belaka tapi

juga informasi di level bawah yang tidak disampaikan kepada atasanya.

Infromasi dari grapevine bisa dijadikan koreksi bagi pimpinan.

4. Bagi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dalam

hal ini adalah Fakultas Ilmu Dakwah dan ilmu Komunikasi jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam untuk mengadakan “Praktek Kerja

Lapangan” guna menerapkan ilmu yang di pelajari di kuliah dan memiliki

pengalaman mengenai dunia kerja. Mengingat banyaknya lulusan sarjana

yang kurang memiliki bekal pengalaman kerja.

Page 85: FITRI SUSILAWATI-FDK

Berita Wawancara

Komunikasi Organisasi Dalam Kepemimpinan Di Tempo Inti Media

Responden : Denda (Nama Samaran)

Jabatan : Staff

Korespoden : Fitri Susilawati

Waktu Wawancara : Jumat, 24 September 2010

Tempat Wawancara : PT. Tempo Inti Media

Bagaimana suasana di kantor mba?

Saya sih ngrasa suasana di kantor ini kekeluargaan saling membantu satu sama lain.

Jika ada masalah atau keluh kesah terbuka tidak ke atasan?

Antara saya dengan atasan sih terbuka. Atasan saya kan pak Yono dan pak Joko, jadi

ya sering curhat klo ada masalah di kantor. Biasanya sih anak-anak telemarketing

cuhat sama pak Yono dan pak Joko kalo ada yang tidak menyenangkan, trus masalah

di kantor, masalah dengan klien.

Tapi terkadang curhat kita-kita hanya di dengar aja tapi ga disampein ke atasan yang

lebih tinggi, ga tau deh kenapa.

Terkadang kita sungkan untuk memberikan saran atau kritik ke atasan, gimana

tuh mba?

Antara saya dan atasan sih tebuka, saya mengeluarkan pendapat saya, jika ada

masalah saya sih crita, tapi kadang tidak disampaikan keluhannya ke atasan yang

lebih tinggi. Kita kan ga berani ngomong langsung dengan atasan yang lebih tinggi.

Emm kita biasanya kalo ada uneg-uneg sering ngomong di belakang tentang suasana

di kantor yang tidak nyaman, ga berani mengeluarkan uneg-uneg ke pemimpin

langsung.

Responden Koresponden

Denda Fitri Susilawati

Page 86: FITRI SUSILAWATI-FDK

Berita Wawancara

Komunikasi Organisasi Dalam Kepemimpinan Di Tempo Inti Media

Responden : Sutiyono

Jabatan : Maketing & Community Relation

Korespoden : Fitri Susilawati

Waktu Wawancara : Jumat, 24 September 2010

Tempat Wawancara : PT. Tempo Inti Media

Bagaimana suasana kerja di PT. Tempo Inti Media pak?

Menurut saya sih suasananya kekeluargaan, bebas berkomunikasi dengan semua

karyawan, yah menyenangkanlah.

Untuk berkomunikasi dengan atasan terbuka ga pak, misalnya menyampaikan

ide, kritik, dan lain-lain?

Untuk berkomunikasi dengan atasan memang kadang sungkan untuk mengkritik

maupun memberikan pendapat, tidak ada melalui media. Kritik dan saran dilakukan

langsung keatasan. Jika hanya empat mata memang bisa terbuka, tapi jika beramai-

ramai tidak terlalu terbuka juga, tapi untuk menyampaian harus hati-hati.

Atasan tebuka tidak pak mengenai jenjang karir?

Emm terbuka sih. Keterbukaan dalam jenjang karir misalnya seperti kenaikan pangkat

di Tempo terbuka lebar untuk itu. Pimpinan juga memberikan infromasi jika memang

ada kesempatan, yang paling terpenting adalah kemampuan dan kesempatan sih.

Dalam divisi ini pernah diadakan kompetisi membuat proposal untuk kenaikan

pangkat, yaitu membuat proposal ”Marketing Plan atau Marketing Bisnis” kalo tidak

salah. Kompetisi disesuaikan dengan job desk yang kosong.

Responden Koresponden

Sutiyono Fitri Susilawati

Page 87: FITRI SUSILAWATI-FDK

Berita Wawancara

Komunikasi Organisasi Dalam Kepemimpinan Di Tempo Inti Media

Responden : Guntur (nama samaran)

Jabatan : Staff

Korespoden : Fitri Susilawati

Waktu Wawancara : Jumat, 12 November 2010

Tempat Wawancara : PT. Tempo Inti Media

Bagaimana Suasana di PT. Tempo Inti Media?

Menurut saya suasana di kantor baik, lumayan menyenangkan. Orang-orang disini

care semua, kekeluargaan juga, jadi ngerasa betah aja.

Apakah anda nyaman bekerja di PT. Tempo Inti Media ?

Kadang nyaman, kadang juga ga, tergantung suasanya. Kalo abis di omelin, kadang

jadi males, tapi kadang yang bikin ga nyaman kerja disini juga karena faktor salary

nya yang ga ada kenaikan. Secara ini perusaan besar tapi kenapa salarnya segitu-gitu

aja .

Trus, jika anda tidak setuju atau ada keluhan seperti itu bicara langsung tidak

ke atasan?

Ga sih, Cuma crita aja ke teman kerja, karna ga berani ngomong langusng ke atasan,

karena takut salah bicara, yah paling-paling hanya dibicarakan sama temen-temen aja.

Atasan sering memberikan motifasi tidak?

Kadang-kadang kalo lagi rapat suka dikasih masukan, gimana caranya supaya bisa

perolehnya banyak

Atasan sering membantu tidak dalam menyelesaikan masalah di pekerjaan?

Emm palingan dikasih data base untuk cari pelanggan baru.

Responden Koresponden

guntur Fitri Susilawati

Page 88: FITRI SUSILAWATI-FDK

Berita Wawancara

Komunikasi Organisasi Dalam Kepemimpinan Di Tempo Inti Media

Responden : Donna (nama samaran)

Jabatan : Staff

Korespoden : Fitri Susilawati

Waktu Wawancara : Jumat, 12 November 2010

Tempat Wawancara : PT. Tempo Inti Media

Bagaimana Suasana di PT. Tempo Inti Media?

Baik karna suasanya seperti keluarga sendiri

Apakah anda nyaman bekerja di PT. Tempo Inti Media ?

Nyaman, karena kita bekerja disini ada teman-teman yang baik ada atasan yang

emmm okay dan ada rekan-rekan yang sudah kita kenal baik. Dan tidak nyaman bagi

saya salary nya yang jauh dari angan-angan.

Bagaimana jika anda tidak setuju dengan pendapat atasan?

Yah cerita sama teman-teman yang senasip aja. Walau pun kita mau berpendapat di

depan atasan kita rasanya mulut ini susah banget mengeluarkan kata-kata atau

pendapat. Yang ada hanya bisa ngomongin pendapat kita dari belakang mereka.

Atasan sering memberikan motifasi tidak?

Kadang-kadang sih, kalo kita lagi dapat perolehan sedikit kadang-kdang dikasih

semangat.

Atasan sering membantu tidak dalam menyelesaikan masalah di pekerjaan?

Iya dibantu tapi kita di marahin dulu. Baru di kasih solusinya hee..

Responden Koresponden

Dona Fitri Susilawati

Page 89: FITRI SUSILAWATI-FDK

Berita Wawancara

Komunikasi Organisasi Dalam Kepemimpinan Di Tempo Inti Media

Responden : Endah. F

Jabatan : Administrasi Retur

Korespoden : Fitri Susilawati

Waktu Wawancara : Jumat, 12 November 2010

Tempat Wawancara : PT. Tempo Inti Media

Bagaimana Suasana di PT. Tempo Inti Media?

Suasananya penuh dengan kekeluargaan, keharmonisan dan kesetikawanan, ga ada

jenjang perbedaan sih karena semua rata dan semua sama.

Nyaman tidak bekerja di PT. Tempo Inti Media ?

Nyaman sih, situasi kerja yang penuh kekeluargaan

Bagaimana jika anda tidak setuju dengan pendapat atasan?

Bicara langsunglah ke atasan kalo kita tidak setuu dengan pendapatnya. Kita juga bisa

memberikan masukan, ide, pendapat yang sekiranya bisa dipertimbangkan oleh

atasan.

Atasan sering memberikan motivasi tidak dalam bekerja?

Dalam pekerjaan yang cukup sulit biasanya atasan suka memberikan bantuan atau

menanyakan kesulitan dan sering kali memberikan semangat melalui candaan seperti

halnya dalam keluarga.

Atasan membantu permasalahan yang dihadapi di tempat kerja?

Sering sih. Misalnya masalah program komputer yang digunakan. Sering kali

membantu untuk memperbaiki dan membuatnya lebih mudah.

Responden Koresponden

Endah Fitri Susilawati

Page 90: FITRI SUSILAWATI-FDK
Page 91: FITRI SUSILAWATI-FDK

Transkip Wawancara dengan Windalaksana

(General Manager Sales & Marketing)

Media dan non media apa saja yang digunakan pimpinan dalam

menyebarkan informasi?

Kalo saya membedakan media dan non media dalam kacamata saya adalah

langsung dan tidak langsung. Kalo langsung, adalah pertemuan langsung secara

fisik dari mata ke mata, klo yang tidak langsung melalui sebuah medium. Kalo

langsung bisa empat mata itu atlist langsung di ruangan saya atau bisa juga diluar

kantor secara formal maupun informal. Kemudian ada juga yang dalam forum

rapat itu klo bicara langsung. Kalo secara tidak langsung ya pasti melalui

seperangkat yang lain seperti hand phone, hand phone bisa call bisa sms,

sementara saya ga pake black berry, jadi ga bisa BBM, kemudian bisa juga

melalui PSTN atau bisa juga terkadang saya menggunakan sekertaris saya untuk

bisa menyapaikan pesan kepada orang lain. Itu medium komunikasi atau modal

komunikasi yang saya pakai dan tidak hanya dalam konteks hanya menyebarkan

informasi tapi juga konteks berkomunikasi.

Bagaimana cara untuk menyebarkan informasi dari pimpinan kepada

anggotanya?

Kemudian emm caranya yaitu tadi, jadi klo media berikut dengan cara jadi iclued

dalam media dan no 2 jawabanya ada di no 1.

Biasanya dalam penyebaran informasi secara serentak atau secara

berurutan?

Tergantung emmm materinya. Biasanya kalo materinya umum saya akan sebarkan

langsung melalui surat pengumuman, surat edaran, atau apapun dan di tempel di

dinding pengumuman. Tapi jika yang memerlukan intensitas atau memerlukan

kedalaman, saya menugaskan secara struktur. Dari Kepala Divisi minta ke Kepala

Unit, dari Kepala Unit minta ke Kepala Seksi setelah itu baru ke staff staffnya.

Jadi klo yang intens itu artinya perlu disampaikan dengan pemahaman yang utuh

dan jelas dan memerlukan kedalaman, tapi klo yang umum kan gampang orang

memahami jadi tergantung isi, tergantung materinya.

Sebagai pemimpin, mengenai hal apa saja yang anda komunikasikan kepada

anggota?

Emmm saya lebih banyak dalam konteks yang pastinya pekerjaan, intinya adalah

pekerjaan. Tapi dalam mengemas pekerjaan tadi, saya biasanya mengemas dalam

Page 92: FITRI SUSILAWATI-FDK

dua pendekatan yaitu formal dan informal. Jadi obrolan ketika lagi makan siang,

obrolan ketika lagi melakukan aktivitas di luar kantor, obrolan ketika lagi main

futsal, main sepeda atau lagi ngobrol di kantor, obrolanya sekalipun obrolan

informal tapi menyampaikan pesanya tentang pekerjaan.

Kemudian tentang motivasi juga termasuk dalam elemen dimana saya

berkomunikasi. Makanya intinya adalah komunikasi bukan pada informasinya.

Informasi adalah elemen inti tapi dalam komunikasinya saya memasukan element

motivasi, Elemen dimana saya menantang mereka, menchalange mereka,

menarget mereka itu adalah bagian-bagian motivasi untuk mereka yang disatukan

dengan intruksi pekerjaan ataupun pekerjaan.

Menurut anda, apa pengertian kepemimpinan?

Kepemimpinan menurut saya, kalo kepemimpinan itu ada dua hal yaa yaitu

menjadi leader dan menjadi boss. Dan saya memilih cenderung menjadi leader.

Pemahaman saya, ini hanya masalah dalam konteks responsibility atau tanggung

jawab. Kalo tentang hubungan ke perusahaan itu semua sama, artinya peranan

mereka harus memberikan sesuatu untuk perusahaan itu sama. Yang berbeda

adalah pada tanggung jawab, maksudnya terkait pada otoritas. Sehingga terkadang

saya menempatkan mereka menjadi boss saya, konteksnya begini dimana-mana

organisasi, keberhasilan seorang pemimpin tidak hanya pemimpin itu sendiri tapi

karena tim yang mendukung sehingga kalaupun misalnya dia berhasil pasti akan

diikuti dengan keberhasilan timnya, jika ia gagal ada dua kemungkinan yaitu

kegagalan pada konteks bawahan atau kegagalan dalam konteks kepemimpinanya,

demikikan juga dengan keberhasilan, karena kalo seorang pemimpin punya unit

kerja yang banyak ada yang gagal ada yang berhasil. Jika direkap itu secara rata-

rata berhasil atau secara rata-rata gagal. Gagal dan berhasil konteksnya adalah

standar target. Nah klo saya melihat karena ini adalah masalah dalam pembagian

tugas sehingga intinya adalah kita bersama-sama. Misalnya bukan saya menjadi

motor penarik gerbong tapi semua element itu menjadi motor. Jadi jika

diilustrasikan dalam mesin, dalam mesin itu ada gir yang saling berinteraksi, ada

gir besar ada gir kecil, nah tidak hanya gir besar menggerakan gir kecil tapi gir

besar dan gir kecil sama-sama bergerak sehingga energi yang dihasilnya dari

mesin itu justru lebih besar. Harus bekerjasama antara satu dengan yang lainya.

Apa tugas, dan syarat dalam suatu kepemimpinan di PT Tempo Inti Media

ini?

Emmm klo secara administratif lah saya katakan pastinya S1, karena pimpinan itu

kan macem-macem ada pimpinan di level bawah ada pimpinan di level atas, tapi

secara umum bisa saya gambarkan harus S1. Terbuka kemungkinan untuk di

bawah SI tapi tentunya dengan trade record, forto folio yang sudah memberikan

pembuktian, jam terbang yang sudah memberikan pembuktian artinya tidak kaku.

Nah klo saya melihat dalam konteks pertanyaan disini, apa tugas dan syarat

kepemimpinan itu, emm kepemimpinan itu sulit untuk distadarisasi dalam pola,

karena macem-macem. Klo pada zaman Soeharto kan ada tut wuri handayani, ing

Page 93: FITRI SUSILAWATI-FDK

ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa sama tut wuri handayani. Nah itu

tergantung pada pimpinannya pertama dan tergantung pada organisasinya. Nah

klo organisasi pada pemasaran saya lebih memilih tengah tengah ing madya

mangun karsa jadi sama-sama tapi dalam konteks seperti distribusi, karena disana

kan sistemik nah itu lebih memimpin yang di depan artinya dia memberikan

intruksi. Eemm klo di keuangan juga demikian karena tidak bisa ada element

kreatifitas tapi harus mengikuti sistem yang berlaku. Jadi polanya tergatung

dimana dia memimpin, di unit kerja apa dia memimpin, dan divisi apa dia

memipim tapi secara umum Tempo memberikan ilustrasi seperti itu. Tugasnya

tentunya yah kembali lagi mencapai tujuan perusahaan atau mendukung tujuan

perusahaan. Nah tujuan perusahaan kebetulan pada unit kerja saya sirkulasi dan

distribusi eemm pastinya target yaitu target oplah, target penjualan, target

penerimaan rupiah, sehingga bisa mendukung target keseluruhan dari perusahaan.

Nah tugas-tugas secara besar tadi terjemahkan pada unit-unit kerja yang kecil-

kecil, produk yang dikerjakan juga banyak, jadi kalo dipecah berdasarkan produk

dan berdasarkan bisnis model. Nah model ada langganan, ada eceran, ada kolektif,

semuanya berbeda-beda. Pembagianya berdasarkan bisnis model tadi nah

targetnya diakumulasikan. Elemen omset itukan volume kali prise, jumlah kali

harga, jadi dua variable itulah yang menjadi acuan.

Ada sesuatu hal yang secara umum tapi tidak menjadi sebuah pola tapi sebagai

sebuah roh bisa dikatakan, kepemimpinan di Tempo itu demokratis. Semua orang

bisa mengutarakan apa pendapatnya, apa idenya, apa opininya. Dan tidak dibatasi

oleh kamar-kamar atau bidang-bidang dimana meereka bekerja. Jadi setiap orang

terlepas dari posisinya apapun bisa mengutarakan pendapat dan setiap orang juga

harus bisa untuk menerima pendapat orang lain. Nah dalam intruksi pertama tadi

apa lagi sudah lari kearah implementasi, pendapat-pendapat tadi ya

diperhitungkan untuk menemukan hasil yang terbaik atau pendapat yang terbaik.

Bisa satu pendapat utuh dari satu orang bisa diambil, atau bisa menjadi kombinasi

diantara itu semua agar kita bisa mengambil jalan yang terbaik. Dan yang

mayorits memberikan pendapat itu yang akan diambil, nah selain itu juga

pendapat harus diperkaya dengan variable-variable penyeimbang, jadi klo

penyeimbangnya juga utuh, kaya dan dilengkapi dengan masing-masing pendapat

orang lain itu yang menjadikan keputusan tadi menjadi mantap, itu elemen dan

proses tentang kepemimpinan di Tempo.

Menurut bapak faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dan

penghambat dalam berkomunikasi dengan bawahan?

Kalo pendukung adalah mengkomunikasikanya dengan baik dan memastikan apa

yang dikomunikasikan ditangkap dengan paradigma yang sama dengan

pemahaman yang sama sehingga pendukungnya adalah tentunya pasti

kemampuan, penggunaan bahasa,dan lain-lain.

yah klo tidak bisa pendukung pasti penghambat.

Page 94: FITRI SUSILAWATI-FDK

Nah untuk mengatasi hambatanya itu gimana?

Meningkatkan kompetensi, kemampuan. Kemampuan itu ya masuk di dalam

wawasanya, penangkapanya, struktur berfikirnya, paradigmanya yang kadang-

kadang kita bisa lupa kadang orang berfikir dengan asumsi. Itu hal-hal yang

menghambat, jadi ketika kita berdiskusi atau berkomunikasi kita harus jauhkan

dari asumsi, kita harus memastikan asumsi itu objektif tidak subjektif. Kalo

asumsinya pribadi itu subjektif tapi kalo asumsinya sudah dikonfirmasi itu

objektif, sehingga tidak lagi menjadi asumsi tapi menjadi sebuah fakta. Itu yang

kadang-kadang kita lupa. Terus yang kedua adalah tentang empati, terkadang kita

tidak berempati apa yang terjadi pada orang itu, tanpa ada rasa tanpa ada tendensi

dalam berkomunikasi tidak memahami lawan bicaranya.

Rapat antara pimpinan dan bawahan berapa minggu sekali?

Emm klo saya rapatnya banyak, tapi secara utuh dan lengkap yaitu seminggu

sekali, tapi disisi lain terkadang ada rapat-rapat unit yang terkadang harus saya

ikuti. Jadi rapat umumnya ada satu rapat perunitnya banyak.

Biasanya membahas tentang apa?

Isinya review, problem solving, perencanaan. Review itu lebih mengevaluasi apa

yang teradi pada minggu lalu, bagaimana kinerja minggu lalu dan seperti apa

capaian kinerja minggu lalu. Yang kedua mengevaluasi masalah-masalah apa saja

yang terjadi pada minggu lalu, masalah itu dicari penyelesaianya apa yang terbaik

untuk memecahkan masalah pada minggu lalu. Setelah ditemukan solusi, apa

yang harus segera kita lakukan untuk menuju hari esok atau minggu depan.

Dalam rapat apakah bawahan dilibatkan dalam memberikan masukan dan

juga dalam pengambil keputusan?

Tentunya, tentunya sepeti yang saya jelaskan tadi dalam review, klo saya dalam

rapat yang umum, kepala unit sudah menghandle permasalahan yang terjadi pada

bawahanya. Pastinya saya membutuhkan masukan dari teman-teman untuk

memecahkan masalah yang tejadi di lapangan dan mencari solusi yang terbaik.

Pak misalnya dalam penyampaian kritik dan saran kan, terkadang bawahan

suka sungkan, nah itu dalam Tempo apakah menggunakan media seperti

kotak saran atau bagaimana?

Saya membebaskan cara penyampaian opini, kritik, saran dari bawahan, apapun

mau pake jalur struktur melalui kepala seksi trus ke kepala unit langsung ke saya

itu bebas saja karena ya itu tadi kembali ke kecerita awal saya tentang Tempo,

Page 95: FITRI SUSILAWATI-FDK

Tempo itu demokratis. Nah saran itu diterima atau tidaknya nanti akan kembali

lagi kepada struktur, kepada otoritas. Nah kemudiaan komunikasi, emmm apa ya,

pesan tadi atau informasi tadi masuk atau tidak tergantung kepada perantaranya.

Klo disampaikan secara stuktur kan mungkin pemahaman kepala unit, kepala

seksi kan berbeda-beda. Makanya saya sering meminta kepada semua orang untuk

bebas berbicara kepada siapa saja walau kepada koleganya, kepada atasanya,

kepada bawahanya selama pembicaraan itu konteksnya dalam membangun,

kontukstif bukan defensive, bukan menggunting dalam lipatan tapi sesuatu yang

memang bagus untuk perusahaan. Atau jika ia merasa terzalimi, merasa dibedakan

atau merasa tersakiti ya disampaikan saja, kita akan komunikasikan apa dan

bagaimananya, kenapanya dikomunikasikan dengan pihak yang terkait. Sehingga

saya dalam melihat organisasi itu adalah seperti harmoni sepeti alunan semuanya

bias menikmati dan jangan sampai sampai ada nada sumbang, ada nada fales.

Saya ingin semuanya pada sebuah pola tapi bukan berarti ritme itu tidak dinamis

ritme itu pasti ritmik atau bermain pada kort pada nada-nada yang bermain, tidak

statis pada satu nada.

Jakarta, 22 September 2010

mengetahui,

Fitri Susilawati Windalaksana

Peneliti General Manager Sales & Marketing

Page 96: FITRI SUSILAWATI-FDK

DOKUMENTASI

Foto bersama Staff Telemarketing dan Community Relations

Suasana tempat kerja di kantor Tempo, Divisi sirkulasi dan distribusi

Foto bersama General Manager Sales & Marketing (Windalaksana)

Page 97: FITRI SUSILAWATI-FDK