Fitri endang srimulat

387
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER BERBANTUAN HANDOUT BERMUATAN PETA PEMIKIRAN TERHADAP KOMPETENSI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 14 PADANG TESIS Oleh FITRI ENDANG SRIMULAT NIM 1204102 Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Magister Pendidikan PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2014

Transcript of Fitri endang srimulat

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER BERBANTUAN HANDOUT

BERMUATAN PETA PEMIKIRAN TERHADAP KOMPETENSI

BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 14 PADANG

TESIS

Oleh

FITRI ENDANG SRIMULAT

NIM 1204102

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam

mendapatkan gelar Magister Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2014

i

ABSTRACT

Fitri Endang Srimulat. 2014. The Effect of Using Numbered Heads Together

Cooperative Learning Model Assisted with Mind Map-Based Handout on The

Students’ Learning Competence in Biology for Class VIII Junior High School 14

Padang. Thesis. Graduate Program of Faculty Padang State University.

The students‘ learning competence in Biology at Junior High School 14

Padang was still low. It was caused by the student‘ less confident, lack of motivation,

less responsibility, less active, got difficulties in understanding learning materials

and the textbook used was less interesting. One of the efforts done to overcome this

problem was by applying Numbered Heads Together (NHT) cooperative learning

model assisted with mind map-based handout.

The purpose of this research was to reveal the effect of using Numbered

Heads Together (NHT) model assisted with mind map-based handout on the students‘

learning competence in Biology. This was a quasi experimental research which used

the randomized posttest only control group design. The sample of the research was

the students in class VIII.8 taken as the experimental class and those in class VIII.6

chosen as the control group. The experimental class was treated by using (NHT)

cooperative learning model assisted with mind map-based handout and the control

one was taught by using conventional learning. The sample was chosen by using

Purposive Sampling technique. The data was collected through a test to measure the

students‘ cognitive competence and an observation sheet to see their affective and

psychomotor competences. The data obtained was analyzed by using t-test and Mann

Whitney U test.

The result of data analysis indicated that: 1) the learning competence on

cognitive aspect of the students taught by using (NHT) cooperative learning model

assisted with mind map-based handout was better than that of students taught by

using conventional learning, 2) the learning competence on affective aspect of the

students taught by using (NHT) cooperative learning model assisted with mind map-

based handout was better than that of students taught by using conventional learning

and 3) the learning competence on psychomotor aspect of the students taught by

using (NHT) cooperative learning model assisted with mind map-based handout was

better than that of students taught by using conventional learning.

ii

ABSTRAK

Fitri Endang Srimulat. 2014. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Numbered Heads together Berbantuan Handout Bermuatan

Peta Pemikiran terhadap Kompetensi Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMPN

14 Padang. Tesis. Program Studi Pendidikan Biologi Program Pascasarjana

Universitas Negeri Padang.

Kompetensi belajar biologi di SMPN 14 Padang masih rendah. Hal ini terjadi

karena siswa tidak percaya diri, kurangnya motivasi, kurangnya rasa tanggung jawab

terhadap kelompok, tidak aktif, sulit memahami materi pelajaran, dan buku paket

yang digunakan tidak menarik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

berbantuan handout bermuatan peta pemikiran.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran terhadap

kompetensi belajar biologi. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu, yang

menggunakan rancangan the randomized posstest only control group Sampel pada

penelitian ini adalah siswa kelas VIII.8 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas

VIII.6 sebagai kelas kontrol. Pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan

model kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran,

sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Teknik yang

digunakan dalam pengambilan sampel adalah Purposive Sampling. Data penelitian

diperoleh dari tes untuk kompetensi ranah kognitif, lembar pengamatan untuk

kompetensi ranah afektif dan psikomotor. Analisis data dilakukan dengan

menggunakan uji t dan uji Mann Whitney U.

Hasil analisis menunjukkan bahwa: 1) kompetensi belajar ranah kognitif

siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together (NHT) berbantuan handout bermuatan peta pemikiran lebih baik secara

signifikansi daripada kompetensi belajar ranah kognitif siswa yang mengikuti

pembelajaran konvensional, 2) kompetensi belajar ranah afektif siswa yang

mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

berbantuan handout bermuatan peta pemikiran lebih baik secara signifikansi daripada

kompetensi belajar ranah afektif siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional,

3) kompetensi belajar ranah psikomotor siswa yang mengikuti model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) berbantuan handout bermuatan

peta pemikiran lebih baik secara signifikansi daripada kompetensi belajar ranah

psikomotor siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

iii

iv

i

Hari takkan indah tanpa mentari dan rembulan, begitu juga hidup takkan indah tanpa tujuan, harapan serta

tantangan. Meski terasa berat, namun manisnya hidup justru akan terasa, apabila semuanya terlalui dengan baik,

meski harus memerlukan pengorbanan. Kupersembahkan karya ini, untuk cahaya hidup, yang senantiasa ada saat suka maupun duka, selalu setia

mendampingi, saat kulemah tak berdaya (Ayah dan Ibu tercinta) yang selalu memanjatkan doa kepada putrimu

tercinta dalam setiap sujudnya. Terima kasih untuk semuanya.

Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan dikejar, untuk sebuah pengharapan, agar hidup jauh lebih bermakna, karena tragedi terbesar dalam hidup bukanlah kematian tapi hidup tanpa tujuan. Teruslah

bermimpi untuk sebuah tujuan, pastinya juga harus diimbangi dengan tindakan nyata, agar mimpi dan juga angan, tidak hanya menjadi sebuah bayangan semu.

“Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta, ditambah lagi tujuh lautan sesudah itu, maka belum akan habislah kalimat-kalimat Allah yang akan dituliskan, sesungguhnya Allah maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Lukman: 27)

Alhamdulillahirrabil’alamin

Sebuah langkah usai sudah

Satu cita telah ku gapai lagi

Namun…

Itu bukan akhir dari perjalanan

Melainkan awal dari satu perjuangan

Setulus hatimu Ibu, searif arahanmu Bapak

Doamu hadirkan keridhaan untukku, petuahmu tuntunkan jalanku

Pelukmu berkahi hidupku, diantara perjuangan dan tetesan doa malam mu

Dan sebait doa telah merangkul diriku, menuju hari depan yang cerah

Kini diriku telah selesai dalam studi Magister

Dengan kerendahan hati yang tulus, bersama keridhaan-Mu ya Allah,

Kupersembahkan karya tulis ini untuk yang termulia, Bapak... mamak...

Mungkin tak dapat selalu terucap, namun hati ini selalu bicara, sungguh ku sayang kalian.

yang terkasih Kakak ku (Pawet, Kusmiati, Wulandari,) serta dua abangku, Busro, dan Kamaluddin

Dan semua yang tak bisa ku sebut satu per satu, yang pernah ada atau pun hanya singgah dalam hidup ku, yang pasti

kalian bermakna dalam hidupku...

Fitri Endang Srimulat, M.Pd.

v

vi

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillahirabbil‘alamin penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT

atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan tesis yang berjudul

”Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads

Together Berbantuan Handout Bermuatan Peta Pemikiran terhadap

Kompetensi Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMPN 14 Padang”, dapat

diselesaikan dengan baik.

Tesis ini tentu tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya pertolongan dari

Allah SWT, melalui orang-orang yang telah diketuk hatinya untuk mengulurkan

tangan membagikan sebagian ilmu yang dimilikinya, serta dukungan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini disampaikan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. bapak Dr. Ramadhan Sumarmin, M.Si., selaku pembimbing I dan Ibu Dr. Yuni

Ahda, M.Si., selaku pembimbing II. Beliau berdua, dengan penuh kesabaran telah

meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam memberikan bimbingan, arahan,

saran-saran dan motivasi yang sangat berharga selama dalam penyusunan tesis ini.

2. bapak Prof. Dr. H. Lufri M.S., Bapak Dr. Azwir Anhar, M.Si., dan Bapak Dr.

Yerizon, M.Si., sebagai kontributor/penguji yang telah memberikan bimbingan,

masukan, saran-saran, arahan dan koreksi selama penulisan tesis ini.

vii

3. ibu Prof. Nurhizrah Gistituati, M.Ed.,Ed.D., selaku Direktur PPs Universitas

Negeri Padang, beserta staf pimpinan, karyawan/karyawati perpustakaan dan tata

usaha yang telah memberikan fasilitas administrasi.

4. ibu Dr. Yuni Ahda, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.

5. bapak Dr. Ramadhan Sumarmin, M. Si., dan Ibu Dr. Zozy Anneloi Noli, M,Si

sebagai validator yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan, saran-

saran, arahan dan koreksi dalam pengembangan perangkat pembelajaran.

6. bapak/ibu dosen Program Studi Pendidikan Biologi Pascasarjana Universitas

Negeri Padang, yang telah menambah wawasan di bidang ilmu pendidikan,

khususnya Pendidikan Biologi.

7. bapak Drs. Rumawi Irawan, M.Pd. selaku kepala sekolah SMPN 14 Padang yang

telah mengizinkan dilaksanakannya penelitian ini.

8. ibu Titik Ermila, S. Pd., Ibu Irdaswarni, S.Pd., dan Dina Liana, S.Pd., selaku

observer penelitian yang telah banyak memberikan bantuan serta masukan demi

kelancaran pelaksanaan penelitian.

9. siswa-siswi kelas VIII, selaku subjek penelitian yang telah berpartisipasi aktif dan

penuh semangat dalam pembelajaran Biologi ini.

10. teristimewa buat Ibunda (Kastiah) dan Ayahanda (Samsi Kharizal) yang telah

memberikan bekal pendidikan, kesabaran, keimanan kepada Allah SWT,

memberikan dorongan dan doa serta buat kakak, abang dan semua keponakanku,

viii

yang senantiasa menyertai doa sekaligus memberikan semangat dalam menempuh

pendidikan.

11. ibu Evi Suryanti, M.Sc. dan mas Faiz (Nur Faizin) yang telah memberikan, doa,

sekaligus motivasi dalam menempuh pendidikan dan penyelesaian tesis ini.

12. rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi 2012, dan adik kos

Sari Rahayu Rahmadani berkat doanya dan semua pihak yang telah banyak

membantu, yang dalam kesempatan ini tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Semoga segala bantuan yang telah Bapak/Ibu berikan mendapat balasan yang

berlipat ganda dari-Nya. Semoga tesis ini bermanfaat dalam upaya meningkatkan

kualitas pendidikan. Amin Ya Rabbal Alamin.

Padang, Juli 2014

Penulis

ix

DAFTAR ISI

ABSTRACT .......................................................................................................... i

ABSTRAK ............................................................................................................ ii

PERSETUJUAN AKHIR TESIS ........................................................................... iii

PERSETUJUAN KOMISI ..................................................................................... iv

SURAT PERNYATAAN ....................................................................................... v

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xiii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 9

C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 10

D. Perumusan Masalah ......................................................................... 11

E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 11

F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 12

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pembelajaran Biologi ..................................................................... 13

2. Model Pembelajaran Kooperatif ..................................................... 15

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ..................................... 21

4. Handout Bermuatan Peta Pemikiran................................................ 23

5. Kompetensi Belajar Biologi ........................................................... 29

6. Pembelajaran Konvensional ........................................................... 40

7. Hubungan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

berbantuan Handout bermuatan Peta Pemikiran .............................. 43

B. Kajian Penelitian yang Relevan ...................................................... 46

C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 48

D. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 50

x

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................... 52

B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 53

C. Populasi dan Sampel .................................................................... 53

D. Definisi Operasional ..................................................................... 56

E. Variabel dan Data ......................................................................... 58

F. Prosedur Penelitian ....................................................................... 59

G. Instrumen Penelitian ...................................................................... 62

H. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 70

I. Teknik Analisis Data .................................................................... 71

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................ 73

1. Deskripsi data ............................................................................. 73

2. Pengujian Persyaratan Analisis Kompetensi Ranah Kognitif

Siswa .......................................................................................... 77

3. Uji hipotesis ............................................................................... 78

B. Pembahasan ..................................................................................... 80

C. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 93

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ...................................................................................... 94

B. Implikasi .......................................................................................... 94

C. Saran ................................................................................................ 96

DAFTAR RUJUKAN .......................................................................................... 97

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilai Rata-Rata UH 1 Mata Pelajaran Biologi Kelas VIII SMPN 14

Padang Tahun Pelajaran 2013/2014 ............................................................ 5

2. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT .................................... 22

3. Tingkatan Ranah Kognitif .......................................................................... 32

4. Tingkatan Ranah Afektif ............................................................................ 37

5. Tingkatan Ranah Psikomotor ..................................................................... 39

6. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran Tradisonal ........ 42

7. Rancangan Penelitian Randomized Control Group Only ............................. 53

8. Jumlah Siswa dan Nilai Rata-Rata UH Kelas Populasi ................................ 53

9. Hasil Uji Normalitas Populasi ..................................................................... 54

10. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran pada Kedua Kelas Sampel ..... 60

11. Indikator Penilaian Kompetensi Belajar Ranah Afektif Siswa ..................... 68

12. Indikator Penilaian Kompetensi Belajar Ranah Psikomotor Siswa .............. 69

13. Klasifikasi Nilai Siswa ............................................................................... 70

14. Nilai Rata-Rata, Minimal, Maksimal, dan Simpangan Baku dari Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol Kompetensi Ranah Kognitif ....................... 74

15. Nilai Rata-Rata, Minimal, Maksimal, dan Simpangan Baku dari Kelas

Eksperimen dan Kontrol Kompetensi Ranah Afektif ................................... 75

16. Nilai Rata-Rata, Minimal, Maksimal, dan Simpangan Baku dari Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol Kompetensi Ranah Psikomotor .................. 77

17. Hasil Uji Normalitas terhadap Nilai Kompetensi Belajar Siswa .................. 78

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Berpikir ............................................................................................ 50

2. Perbandingan Kompetensi Belajar Afektif Siswa Kelas Eksperimen dan

Kontrol Setiap Pertemuan................................................................................. 75

3. Perbandingan Kompetensi Belajar Psikomotor Siswa Kelas Eksperimen dan

Kontrol Setiap Pertemuan................................................................................. 76

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas VIII SMPN 14 Padang Tahun

Pelajaran 2013/2014…………………………………………………. 102

2. Uji Normalitas, Homogenitas, dan Kesamaan Rata-Rata

Populasi ..................................................................................................103

3. Daftar Nama Kelompok Belajar Siswa ...................................................104

4. Kisi-Kisi Soal Uji Coba ..........................................................................105

5. Soal Uji Coba .........................................................................................119

6. Daftar Nilai Soal Tes Uji Coba ...............................................................136

7. Distribusi Jawaban soal Tes Uji Coba .....................................................138

8. Perhitungan Validitas Butir Soal .............................................................143

9. Daftar Validitas Butir Soal......................................................................145

10. Reliabilitas Soal Uji Coba .......................................................................147

11. Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba ...................................................152

12. Perhitungan Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba ...............154

13. Analisis Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Soal ...................................166

14. Soal Tes Kompetensi Ranah Kognitif .....................................................170

15. Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Ranah afektif .......................................181

16. Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Ranah Psikomotor ...............................183

17. Rubrik Lembar Pengamatan Kompetensi Ranah Afektif .........................185

18. Rubrik Lembar Pengamatan Kompetensi Ranah Psikomotor ..................187

19. RPP Kelas Eksperimen ...........................................................................189

20. RPP Kelas Kontrol .................................................................................225

21. Handout Bermuatan Peta Pemikiran .......................................................261

22. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ..............................................................297

23. Daftar Kompetensi Belajar Ranah Kognitif Siswa ..................................334

24. Uji Normalitas Kompetensi Ranah Kognitif............................................336

25. Uji Homogenitas Kompetensi Ranah Kognitif ........................................337

26. Uji Hipotesis Kompetensi Ranah Kognitif ..............................................338

27. Distribusi Kompetensi Belajar Ranah Afektif Siswa ...............................339

28. Daftar kompetensi belajar Ranah afektif siswa .......................................344

29. Uji Hipotesis Kompetensi Ranah Afektif ................................................346

30. Distribusi Kompetensi Belajar Ranah Psikomotor Siswa ........................347

xiii

Lampiran Halaman

31. Daftar Kompetensi Belajar Ranah Psikomotor Siswa ..............................352

32. Uji Hipotesis Kompetensi Ranah Psikomotor .........................................354

33. Daftar Penghargaan Kelompok Kelas Eksperimen ..................................355

34. Dokumentasi Penelitian ..........................................................................361

xiv

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mutu pendidikan merupakan masalah utama yang selalu menjadi sorotan

dalam dunia pendidikan. Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan

sumber daya manusia yang berkualitas, yakni berilmu pengetahuan, memiliki

keterampilan dan sikap yang positif. Peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai

melalui peningkatan mutu proses pembelajaran yang bermuara kepada mutu hasil

pendidikan.

KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan

mutu pendidikan seperti yang diharapkan, sehingga dapat tercipta sekolah yang

efektif, produktif dan berprestasi. Menurut Mulyasa (2007:163), dalam

pelaksanaan KTSP, guru harus berusaha menerapkan hal-hal berikut ini saat

melaksanakan proses pembelajaran di kelas:

1) mengurangi metode ceramah, 2) memberikan tugas yang berbeda

bagi setiap siswa, 3) mengelompokkan siswa berdasarkan

kemampuannya, 4) memodifikasi dan memperkaya bahan ajar/ modul

pembelajaran, 5) menggunakan prosedur yang bervariasi dalam

penilaian, 6) memahami bahwa siswa tidak berkembang dalam

kecepatan yang sama, 7) mengembangkan situasi belajar agar siswa

bekerja sesuai dengan kemampuannya, 8) mengusahakan keterlibatan

siswa dalam berbagai kegiatan pembelajaran, dan 9) mengusahakan

keterlibatan peserta didik dalam berbagai kegiatan pelajaran.

Pelaksanaan proses pembelajaran yang ada di kelas meliputi kegiatan

pendahuluan, inti, dan penutup. Menurut standar proses Permendiknas 41 Tahun

2007, pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai

1

2

KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang

cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pasal 1 (5) Peraturan

Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan juga

telah menjelaskan bahwa kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi

kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Biologi sebagai salah satu cabang IPA menyediakan berbagai pengalaman

belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan proses ini

meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan

bahan secara baik dan benar, mengajukan pertanyaan, menggolongkan dan

menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau

tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji

gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari. Pembelajaran biologi

juga dimaksudkan untuk pembentukan sikap positif terhadap biologi, yaitu merasa

tertarik untuk mempelajari biologi lebih lanjut karena merasa keindahan dalam

keteraturan perilaku serta kemampuan ilmu biologi dalam menjelaskan berbagai

peristiwa alam dan penerapan biologi dalam teknologi.

Mengingat pentingnya peran biologi dan sesuai dengan pembelajaran

biologi di atas, maka seharusnya proses pembelajaran biologi di kelas menjadi

menarik, menyenangkan dan berpusat pada siswa. Pembelajaran biologi

melibatkan siswa mencari sumber informasi yang luas dari berbagai sumber.

Siswa seharusnya antusias mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan

3

atau menyumbangkan pemikirannya, memberikan pendapat atau ide, berpikir

kritis, analisis dan logis sehingga terciptalah suasana pembelajaran yang efektif.

Menurut Watkins, Carnell, Lodge et al. (2002), sekolah yang mengedepankan

pembelajaran yang efektif akan menekankan motivasi intrinsik, hubungan sosial

untuk belajar, dan budaya belajar secara keseluruhan.

Siswa dituntut agar mampu menguasai kompetensi-kompetensi yang telah

ditetapkan dalam pembelajaran biologi. Guru sebagai komponen utama dalam

pendidikan seharusnya dapat menyajikan materi pelajaran dengan perencanaan

yang jelas, memberikan peluang pada siswa melakukan aktivitas agar siswa

menjadi aktif, memberikan kesempatan pada siswa untuk mencatat dan

memahami materi melalui pengamatan dan percobaan, serta memilih metode

pembelajaran yang tepat dan menciptakan komunikasi yang efektif antar guru

dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa sehingga hasil yang diharapkan

yaitu dapat meningkatkan kompetensi belajar siswa yang meliputi kemampuan

kognitif, afektif dan psikomotor.

Namun, kenyataan yang dijumpai di lapangan berdasarkan hasil observasi di

SMP Negeri 14 Padang pada tanggal 19 dan 20 Agustus, ditemukan fakta bahwa

pembelajaran biologi belum berjalan sesuai dengan harapan. Siswa kurang

termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, percaya diri, rasa tanggung jawab

terhadap kelompok, dan tidak aktif. Hal ini terlihat pada saat pelaksanaan diskusi dan

saat guru bertanya maka yang menjawab hanya ada 6% dari 30 orang siswa,

selebihnya siswa memilih diam.

4

Media yang digunakan guru belum mampu membangkitkan motivasi siswa

dalam pembelajaran sehingga siswa tidak terbiasa berpikir dan mengembangkan

kreativitas sesuai dengan kemampuannya, media yang sering digunakan guru adalah

charta. Guru telah melaksanakan metode diskusi akan tetapi dalam menentukan

anggota kelompoknya hanya berdasarkan urutan tempat duduk, sehingga ada

kelompok yang terdiri dari siswa berkemampuan tinggi saja dan ada juga kelompok

yang terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah saja.

Guru tidak menekankan pentingnya peran masing-masing siswa di dalam

kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa yang memiliki kemampuan

tinggi terlihat mendominasi sehingga ketika proses pembelajaran berlangsung,

siswa yang bersedia presentasi ke depan hanya yang itu-itu saja. Demikian pula

sebaliknya, siswa yang memiliki kemampuan rendah/pasif tidak memanfaatkan

kesempatan yang ada untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya sehingga

menjadikan siswa semakin pasif dan bergantung kepada temannya yang dianggap

mampu.

Siswa sebagian besar menggunakan LKS sebagai sumber belajar satu-

satunya di dalam kelas, dari rata-rata 30 orang siswa hanya 6 orang yang membawa

buku paket. LKS dan buku paket yang mereka miliki tidak berwarna sehingga kurang

menarik minat siswa untuk membaca. Guru seharusnya mampu memilih dan

menerapkan pemberdayaan media dan sumber belajar dalam mendukung aktivitas

siswa dalam belajar.

Berdasarkan studi dokumentasi pada tanggal 18 Agustus 2013, peneliti

menemukan fakta sebagai berikut: 1) guru menggunakan LKS yang disusun oleh Tim

5

MGMP kota Padang, padahal LKS harusnya disesuaikan dengan karakter siswa dan

kondisi sekolah masing-masing, 2) buku yang digunakan siswa adalah buku BSE

yang diterbitkan oleh Depdiknas. Buku dan LKS ini dianggap kurang menarik bagi

siswa karena gambar tidak berwarna, sehingga siswa malas membaca, 3) nilai rata-

rata UH 1 memperlihatkan masih banyaknya siswa yang berada di bawah KKM

sekolah yaitu 75, nilai ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai Rata-Rata UH 1 Mata Pelajaran Biologi Kelas VIII SMPN 14

Padang Tahun Pelajaran 2013/2014

Kelas Jumlah

siswa

Jumlah

siswa tuntas

Jumlah siswa

tidak tuntas

Nilai rata-rata Ketuntasan

klasikal (%)

VIII.1 30 28 2 91 93.33

VIII.2 29 15 14 70.17 51.72

VIII.3 27 15 12 73.15 55.56

VIII.4 28 5 23 59.64 17.86

VIII.5 30 2 28 48.33 6.07

VIII.6 30 7 23 57.33 23.33

VIII.7 27 9 18 57.78 33.33

VIII.8 30 7 23 57.5 23.33

VIII.9 30 0 30 32.67 0

(Sumber: Guru Biologi Kelas VIII SMPN 14 Padang)

Berdasarkan wawancara dengan guru dan siswa biologi di SMPN 14 Padang

pada tanggal 21 Agustus 2013, diperoleh informasi bahwa guru masih menekankan

penilaian pada ranah kognitif saja. Umumnya siswa mengalami kesulitan di dalam

memahami materi biologi karena materi biologi yang terlalu banyak dan siswa

kurang mampu untuk memahami keterkaitan-keterkaitan antar konsep dengan baik,

sehingga berdampak pada rendahnya nilai siswa. Setiap siswa telah memiliki buku

pelajaran biologi, akan tetapi sekitar 83% dari rata-rata siswa perkelas memiliki minat

membaca yang rendah dengan alasan buku yang mereka miliki kurang menarik serta

6

materi yang disajikan sangat banyak sehingga kesulitan dalam menentukan konsep-

konsep penting yang ada di dalam buku tersebut.

Semua permasalahan seperti yang peneliti ungkapkan di atas berdampak

pada masih rendahnya kompetensi belajar siswa. Kompetensi belajar ranah

kognitif siswa masih di bawah nilai rata-rata yang diharapkan. Dari delapan kali

pengamatan dan tanya jawab dengan guru, juga diperoleh data kompetensi belajar

ranah afektif siswa perkelas yang mau mendengarkan penjelasan guru 56%,

mengikuti diskusi dengan baik 10%, bekerjasama dalam kelompok 16%, bertanya

10%, menanggapi 0%, dan menyampaikan pendapat 6%. Saat pembelajaran

berlangsung, siswa yang mengobrol sekitar 26%, keluar masuk kelas 6%

mengantuk 13% dan melamun 16%. Kompetensi ranah psikomotor siswa dapat

dilihat dari jumlah siswa yang terampil mempersiapkan alat dan bahan praktikum

30%, melakukan pengamatan 27%, diskusi 13%, presentasi 13%, dan catatan

yang mereka miliki tidak rapi 76%, sehingga mereka sendiri malas untuk

membaca kembali.

Berdasarkan paparan masalah di atas, maka salah satu upaya yang dapat

dilakukan guru untuk membantu siswanya supaya aktif dan lebih memahami

materi pelajaran adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat

sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah satu model pembelajaran

yang memungkinkan siswa mengembangkan pengetahuan, sikap, dan

keterampilan secara penuh dalam suasana terbuka dan demokratis adalah model

pembelajaran kooperatif, karena siswa bukan lagi sebagai objek pembelajaran,

namun juga berperan sebagai tutor bagi teman sebayanya. Menurut Shevin

7

(2004:206), pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang

sukses dalam kelompok siswa yang heterogen.

Pembelajaran kooperatif memiliki banyak tipe, akan tetapi yang

memberikan peluang pada tiap siswa untuk tampil dengan kesempatan yang sama

besar adalah tipe NHT. Struktur NHT ini dikembangkan sebagai alternatif dari

struktur kelas pada umumnya seperti mangacungkan tangan terlebih dahulu,

kemudian ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan.

Sedangkan pada model NHT siswa telah memiliki nomor masing-masing

sehingga setiap siswa memiliki peluang yang sama untuk tampil.

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT memiliki kelemahan yaitu dapat

membuat siswa grogi/panik jika kurang persiapan saat nomornya terpanggil. Hal

ini biasanya terjadi karena kurangnya minat siswa untuk membaca buku, sehingga

mempengaruhi kompetensi belajar yang dicapai. Penelitian Nurmu‘ani (2012: 7),

juga membuktikan bahwa kompetensi belajar biologi siswa setelah penerapan

model pembelajaran NHT masih dalam kategori cukup, karena penerapan yang

dilaksanakan selama tiga siklus ini hanya mampu mencapai rata-rata nilai 75. Hal

ini selaras dengan penelitian Daud dan Fausan (2011:44), yaitu jumlah siswa yang

tuntas setelah penerapan model pembelajaran NHT pada siklus I hanya 42,86%

dan pada siklus II hanya mencapai 67,86% dengan KKM 68.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka peneliti menggunakan bantuan

handout sebagai sumber belajar agar siswa lebih siap saat nomornya dipanggil.

Handout merupakan salah satu sumber belajar yang sangat efisien dalam

meringkas pelajaran dan juga dapat menghemat waktu dalam penyampaian materi

8

pelajaran selama proses belajar mengajar berlangsung. Menurut Prastowo

(2013:79) handout adalah bahan pembelajaran yang sangat ringkas. Bahan ajar ini

bersumber dari beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar dan

materi pokok yang diajarkan kepada peserta didik. Bahan ajar ini diberikan

kepada peserta didik guna memudahkan mereka saat mengikuti proses

pembelajaran, dengan demikian bahan ajar ini tentunya bukanlah sesuatu bahan

ajar yang mahal, melainkan ekonomis dan praktis.

Handout menjadikan siswa tidak kesulitan lagi dalam menentukan konsep-

konsep suatu pokok bahasan. Penggunaan handout juga akan mengurangi

verbalitas materi yang disampaikan dan lebih efektif dalam pemanfaatan waktu

karena waktu tidak banyak terbuang untuk membaca keseluruhan materi pelajaran

yang terdapat pada buku untuk mendapatkan ide pokoknya. Handout yang

digunakan dalam penelitian ini berisi materi tentang gerak pada tumbuhan dan

hama penyakit pada tumbuhan.

Handout biasanya terdiri dari daftar informasi panjang yang tidak

berwarna dan kurang menarik serta tidak memperhatikan kinerja kedua belahan

otak sehingga siswa biasanya hanya memiliki ingatan jangka pendek, padahal

keseimbangan kinerja otak sangat penting. Menurut Windura (2013:19), otak kiri

mengatur fungsi mental dan pengolahan informasi yang berhubungan dengan

kata, angka, analisis, logika, urutan, garis, daftar, dan hitungan, serta memiliki

sifat ingatan jangka pendek. Sedangkan otak kanan mengatur fungsi mental yang

berhubungan dengan berpikir secara konseptual, gambar, irama, warna,

9

dimensi/bentuk, imajinasi dan melamun, serta memiliki sifat ingatan jangka

pendek.

Muatan peta pemikiran dalam handout menjadikan daftar informasi yang

panjang bisa dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, dan mudah

diingat yang bekerja selaras dengan kerja alami otak dalam melakukan berbagai

hal. Menurut Buzan (2005:5), peta pemikiran akan memberikan pandangan

menyeluruh mengenai pokok masalah, mengumpulkan sejumlah besar data di

suatu tempat, menyenangkan untuk dibaca, dicerna, dan diingat.

Pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta

pemikiran sudah seharusnya dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju lebih

baik karena mampu mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan secara

penuh dalam suasana terbuka dan demokratis, siswa juga menjadi mudah dalam

memahami pembelajaran karena bahan ajar yang ringkas serta menyenangkan

sehingga diharapkan kompetensi siswa dapat meningkat.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti melakukan penelitian

dengan judul ―Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

(Numbered Heads Together) berbantuan handout bermuatan peta pemikiran

terhadap kompetensi belajar biologi siswa kelas VIII SMPN 14 Padang‖

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang masalah maka

dapat dikemukakan identifikasi masalah sebagai berikut:

1. kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

10

2. siswa kurang percaya diri dalam mengungkapkan pendapat

3. siswa kurang bertanggung jawab terhadap kelompok

4. guru tidak menekankan pentingnya peran masing-masing siswa di dalam

kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.

5. siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran

6. media yang digunakan guru belum mampu membangkitkan motivasi siswa.

7. buku paket yang digunakan tidak menarik

8. siswa kesulitan memahami materi pelajaran

9. kompetensi belajar biologi siswa masih rendah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, penelitian ini dibatasi pada

permasalahan sebagai berikut:

1. kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

2. siswa kurang percaya diri dalam mengungkapkan pendapat

3. siswa kurang bertanggung jawab terhadap kelompok

4. siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran

5. siswa kesulitan memahami materi pelajaran

6. buku paket yang digunakan tidak menarik.

7. kompetensi belajar biologi siswa masih rendah

11

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah dikemukakan,

maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu:

1 apakah kompetensi belajar ranah kognitif siswa yang mengikuti model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together berbantuan handout

bermuatan peta pemikiran lebih baik daripada kompetensi belajar ranah

kognitif siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional?

2 apakah kompetensi belajar ranah afektif siswa yang mengikuti model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together berbantuan handout

bermuatan peta pemikiran lebih baik daripada kompetensi belajar ranah

afektif siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

3 apakah kompetensi belajar ranah psikomotor siswa yang mengikuti model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together berbantuan handout

bermuatan peta pemikiran lebih baik daripada kompetensi belajar ranah

psikomotor siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk

mengungkapkan:

1. kompetensi belajar ranah kognitif siswa yang mengikuti model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together berbantuan handout bermuatan

peta pemikiran lebih baik daripada kompetensi belajar ranah kognitif siswa

yang mengikuti pembelajaran konvensional.

12

2. kompetensi belajar ranah afektif siswa yang mengikuti model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together berbantuan handout bermuatan

peta pemikiran lebih baik daripada kompetensi belajar ranah afektif siswa

yang mengikuti pembelajaran konvensional.

3. kompetensi belajar ranah psikomotor siswa yang mengikuti model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together berbantuan handout

bermuatan peta pemikiran lebih baik daripada kompetensi belajar ranah

psikomotor siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif untuk:

1. guru, sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang efektif yang

dapat diterapkan di sekolah dalam upaya meningkatkan kompetensi siswa.

2. kepala sekolah, sebagai bahan untuk meningkatkan mutu pendidikan

biologi di sekolah

3. peneliti lain, sebagai bahan masukan untuk memotivasi timbulnya

inspirasi atau ide-ide baru dalam rangka pelaksanaan pembelajaran di

sekolah.

4. pengembang ilmu, sebagai tambahan pengetahuan, wawasan dan

pengalaman dalam pembelajaran biologi di masa yang akan datang.

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pembelajaran Biologi

Ditinjau dari segi etimologi biologi berasal dari kata bios dan logos.

Bios berarti hidup dan logos berarti ilmu. Jadi Biologi dapat diartikan

sebagai ilmu yang mengkaji tentang makhluk hidup. Biologi merupakan

wahana untuk menyadari dan mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha

Esa. Selain itu meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai

serta tanggung jawab kepada lingkungan, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pembelajaran biologi merupakan proses belajar yang menyangkut

hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Suatu proses

belajar yang selalu berhubungan dengan aktivitas dunia nyata. Sehingga

terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, dan

siswa dengan lingkungannya. Dengan demikian, siswa diharapkan mampu

menyatu dengan lingkungannya, menyatu dengan ekosistemnya, dan yang

terpenting adalah siswa mampu memecahkan persoalan biologi di

lingkungannya. Nuryani (2005: 13), menjelaskan bahwa guru biologi di

SLTP perlu menguasai kedalaman materi yang sesuai dengan karakteristik

siswa SLTP yang senang humor dan masih kekanak-kanakan.

Guru tidak hanya sebagai pemberi ilmu tetapi juga sebagai fasilitator

pembelajaran. Guru harus paham dengan konsep pembelajaran baik dari

13

14

segi psikologinya, lingkungan dan cara-cara atau metode dalam

pembelajaran, sehingga cara-cara yang digunakan dalam pembelajaran

tersebut cocok dan mengacu pada usaha pencapaian tujuan pendidikan.

Begitu juga dengan siswa memiliki tanggung jawab untuk menguasai dan

memperoleh pengetahuan baru untuk kemajuan dan perubahan tingkah

lakunya menuju arah yang lebih baik terutama dalam memahami makna

biologi itu sendiri.

Suyono dan Hariyanto (2011:14), belajar baru bermakna jika ada

pembelajaran terhadap dan oleh siswa. Siswa sebagai subjek didik harus

secara aktif meraih dan memperoleh pengetahuan baru sesuai dengan minat,

bakat, perilaku, dan norma-norma serta nilai-nilai yang berlaku.

Siswa dikatakan belajar apabila telah mengalami perubahan tingkah

laku yang sangat berdampak di lingkungan masyarakat nantinya. Seperti

yang dijelaskan Klieme & Leutner dalam Koeppen, Hartig, Klime et al.

(2008: 61), perubahan sosial, kohesi sosial, dan peluang untuk

perkembangan masyarakat semua tergantung pada tingkat pendidikan dari

anggota masyarakat. Pembahasan saat ini dalam penelitian pendidikan

menekankan pentingnya produk proses pendidikan, sering disebut sebagai

output atau outcome pendidikan sumber daya manusia.

Biologi sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan alam

memfokuskan pembahasan pada masalah-masalah biologi di alam sekitar

melalui proses dan sikap ilmiah. Sebagai cabang IPA, maka dalam

pembelajaran biologi berpatokan pada pembelajaran IPA seperti yang

15

tertuang dalam KTSP, yaitu pembelajaran yang berorientasi pada hakikat

IPA yang meliputi produk, proses, dan sikap ilmiah melalui keterampilan

proses.

Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran biologi lebih menekankan

pada pendekatan keterampilan proses sehingga siswa menemukan fakta-

fakta, membangun konsep-konsep, teori dan sikap ilmiah di pihak siswa

yang dapat berpengaruh positif terhadap kualitas maupun produk

pendidikan. Pembelajaran biologi selama ini lebih banyak menghafalkan

fakta, prinsip, dan teori saja. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu

dikembangkan strategi pembelajaran biologi yang dapat melibatkan siswa

secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan dan

menerapkan ide-ide mereka.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas

yang mengarahkan kita ke dalam mendesain pembejaran untuk membantu

peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai (Joyce

dalam Trianto, 2012: 22). Menurut Widyantini (2006:3), pedoman itu

memuat tanggung jawab guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan

mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Salah satu tujuan dari penggunaan

model pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa selama

belajar.

16

Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan taktik

pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka

terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi model

pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang yang

tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

Model pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis adalah

kooperatif. Menurut Sanjaya (2008: 13), pembelajaran kooperatif

merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem

pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang

mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau

suku yang berbeda (heterogen). Hal yang sama juga diungkapkan oleh

Widyantini (2006: 3), model pembelajaran kooperatif merupakan suatu

model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok.

Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan

yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan

anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta

memperhatikan kesetaraan jender. Model pembelajaran kooperatif

mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk

menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran.

Model pembelajaran ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam

berbagai mata pelajaran dan berbagai usia. Tidak semua kerja kelompok

bisa di anggap pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif

17

tidak sama dengan pembelajaran dalam diskusi kelompok. Ada unsur-unsur

dasar dalam kelompok kooperatif yang membedakannya dengan diskusi

kelompok.

Roger dan David Johnson dalam Lie (2002:30) menyatakan bahwa

ada lima unsur model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan, yaitu:

a. saling ketergantungan positif

keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap

anggotanya. Oleh karena itu beberapa siswa yang kurang

mampu tidak akan merasa minder terhadap rekan-rekan

mereka karena mereka juga memberikan sumbangan.

Mereka akan merasa terpacu untuk untuk meningkatkan

usaha mereka dan demikian menaikkan nilai mereka.

Sebaliknya, siswa yang lebih pandai juga tidak akan

merasa dirugikan karena rekannya yang kurang mampu

juga telah memberikan bagian sumbangan mereka.

b. tanggung jawab perseorangan

dalam hal ini setiap siswa akan merasa bertanggung jawab

untuk melakukan yang terbaik. Dengan cara demikian,

siswa yang tidak melaksanakan tugasnya akan diketahui

dengan jelas dan mudah. Rekan–rekan dalam satu

kelompok akan menuntunnya untuk melaksanakan tugas

agar tidak menghambat yang lainnya.

c. tatap muka

setiap kelompok harus diberi kesempatan untuk diberi

bertemu muka dan berdiskusi. Hasil pemikiran beberapa

kepala akan lebih kaya dari pada hasil pemikiran dari satu

kepala saja. Inti dari sinergi ini adalah menghargai

perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi

kekurangan masing-masing.

d. komunikasi antar anggota

keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada

kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan

kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.

Ada kalanya siswa perlu diberitahukan secara ekspilisit

mengenai cara-cara berkomunikasi secara efektif seperti

bagaimana cara menyanggah pendapat orang lain tanpa

harus menyinggung perasaan orang tersebut.

e. evaluasi proses kelompok

pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok

untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja

sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama lebih

18

efektif. Waktu ini tidak perlu setiap kali ada kerja

kelompok, tetapi bisa diadakan selang beberapa waktu

setelah beberapa kali siswa terlibat dalam kegiatan

pembelajaran kooperatif.

Selain lima unsur penting yang terdapat dalam model pembelajaran

kooperatif, model pembelajaran ini juga mengandung prinsip-prinsip yang

membedakan dengan model pembelajaran lainnya. prinsip utama dari

belajar kooperatif menurut Slavin dalam Trianto (2012:61), adalah sebagai

berikut:

1) penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok

mencapai kriteria yang ditentukan.

2) tanggung jawab individual semua anggota kelompok. Tanggung

jawab ini terfokus dalam usaha membantu yang lain dan memastikan

setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi tanpa

bantuan yang lain.

3) kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah

membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka

sendiri. Hal ini memastikan bahwa siswa berkemampuan tinggi,

sedang, dan rendah sama-sama tertantang untuk melakukan yang

terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota kelompok sangat

bernilai.

Penghargaan kelompok memiliki peranan penting dalam pembelajaran

kooperatif, seperti yang dijelaskan oleh Kagan dalam Slavin (2009:257),

pendekatan yang paling efektif terhadap manajemen kelas bagi

pembelajaran kooperatif adalah untuk menciptakan sebuah sistem

penghargaan positif yang didasarkan pada kelompok. Guru memberikan

perhatian terhadap prilaku kelompok yang diinginkanyan di dalam kelas.

Dengan segera kelompok lainnya akan menjadikan kelompok yang

menerima perhatian positif dari guru tersebut sebagai model.

19

Menurut Sanjaya (2008: 249), pembelajaran kooperatif memiliki

keunggulan dan kelemahan.

a) Keunggulan

1) Siswa tidak tergantung kepada guru, akan tetapi dapat

menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri,

menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari

siswa lain.

2) Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atu

gagasan dengan kata-kata secara verbal dan

membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

3) Dapat membantu anak untuk respek kepada orang lain dan

menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala

perbedaan.

4) Dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih

bertanggung jawab dalam belajar.

5) Merupakan metode pembelajaran yang cukup ampuh untuk

meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial,

termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan

interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan

keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap

sekolah.

6) Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide

dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa

dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat

kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung

jawab kelompok.

7) Dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan

informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.

8) Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan

motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini

berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.

b) Kelemahan

1) Untuk memahami dan mengerti filosofi pembelajaran

kooperatif memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau

kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan

memahami filsafat cooperative learning. Untuk siswa yang

dianggap memiliki kelebihan, contohnya, mereka akan merasa

terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki

kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat

mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok.

2) Ciri utama dari pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa

saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer

teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan

20

pembelajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang

demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak

pernah dicapai oleh siswa.

3) Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif

didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian,

guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi

yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.

4) Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya

mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode

waktu yang cukup panjang. Hal ini tidak mungkin dapat

tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-sekali penerapan

saja.

5) Walaupun kemampuan bekerjasama merupakan kemampuan

yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas

dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan

secara individual. Oleh karena itu idealnya melalui

pembelajaran kooperatif selain siswa bekerja sama, siswa juga

harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri.

Ada banyak tipe dalam model pembelajaran kooperatif yang

dikembangkan oleh para ahli dalam usaha mengoptimalkan kompetensi

siswa diantaranya adalah: Jigsaw, Thing-Pair-Share (TPS), Numbered

Heads Together (NHT), Group Investigation (GI), Make a Match, Students

Team-Achievement Divisions (STAD), Teams-Games-Tournaments (TGT).

Banyaknya Tipe model pembelajaran yang dikembangkan para pakar

tersebut tidaklah berarti semua pengajar menerapkan semuanya untuk setiap

mata pelajaran, karena tidak semua tipe cocok untuk setiap topik atau mata

pelajaran. Tipe-tipe yang disebutkan diatas yang akan digunakan peneliti

dalam melakukan penelitian adalah model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT).

Berdasarkan uraian di atas, model pembelajaran kooperatif

merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya

kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai

21

tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika

memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang

berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Model pembelajaran

kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan

untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai

tujuan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan

pembelajaran dalam diskusi kelompok. Ada unsur-unsur dasar dalam

kelompok kooperatif yang membedakannya dengan diskusi kelompok.

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together

(NHT)

Numbered Heads Togethers (NHT) atau penomoran berpikir

bersama adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur

kelas tradisional (Trianto,2012: 82). Sedangkan menurut Lie (2002: 58),

pembelajaran NHT ini memberi kesempatan kepada siswa untuk saling

membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.

Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat

kerjasama mereka. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran

dan untuk semua tingkatan usia anak didik.

Pembelajaran dengan menggunakan model NHT diawali dengan

Numbering. Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil .

jumlah kelompok sebaiknya mempertimbangkan jumlah konsep yang

dipelajari. Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas terdiri dari 40 orang

22

dan terbagi menjadi 5 kelompok berdasarkan jumlah konsep yang dipelajari,

maka tiap kelompok terdiri 8 orang. Tiap-tiap orang dalam tiap kelompok

diberi nomor 1-8 (Suprijono,2010:92).

Berikut ini sintaks model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang

dijelaskan oleh Trianto (2012: 82).

Tabel 2. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

Fase 1

Penomoran

Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5

orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor

antara 1 sampai 5.

Fase 2:

Mengajukan

pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa.

Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik

dan dalam bentuk kalimat Tanya.

Fase 3:

Berpikir

bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan

itu dan menyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui

jawaban ini.

Fase 4:

Menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang

nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba

untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Sumber : Trianto (2012: 82)

Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe NHT menurut Iru dan

Arihi (2012:60), antara lain:

1) Situasi belajar lebih aktif, hidup, bersemangat, dan berdaya guna

2) Merupakan latihan berfikir ilmiah dalam menghadapi masalah.

3) Menumbuhkan sikap obyektif, percaya pada diri sendiri,

keberanian, serta tanggung jawab dalam menghadapi/mengatasi

permasalahan.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa NHT

merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa karena memberi peluang terpanggil

23

yang sama bagi setiap individu dalam kelompok melalui penomoran

sehingga menumbuhkan rasa bertanggung jawab, rasa percaya diri serta

berperan aktif dalam peoses pembelajaran.

4. Handout Bermuatan Peta Pemikiran

Handout termasuk media cetak karena handout berbasis teks atau

tulisan didalam lembaran. Istilah handout memang belum ada padanannya

dalam bahasa Indonesia. Handout biasanya merupakan bahan ajar tertulis

atau cetak yang diharapkan dapat mendukung bahan ajar lainnya atau

penjelasan dari guru.

Menurut Badan Pengembangan Akademik Universitas Islam

Indonesia (2009), handout atau HO adalah ―segala sesuatu‖ yang diberikan

kepada mahasiswa ketika mengikuti kegiatan perkuliahan. HO dimaksudkan

untuk memperlancar dan memberikan bantuan informasi atau materi

pembelajaran sebagai pegangan bagi mahasiswa.

Menurut Prastowo (2013:79) handout adalah bahan pembelajaran

yang sangat ringkas. Bahan ajar ini bersumber dari beberapa literatur yang

relevan terhadap kompetensi dasar dan materi pokok yang diajarkan kepada

peserta didik. Bahan ajar ini diberikan kepada peserta didik guna

memudahkan mereka saat mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian

bahan ajar ini tentunya bukanlah sesuatu bahan ajar yang mahal, melainkan

ekonomis dan praktis.

Pendapat lain tentang handout disampaikan oleh Salirawati (2010),

handout merupakan bahan ajar yang dituangkan secara ringkas yang

24

berguna sebagai pegangan dalam pembelajaran. Dengan adanya handout,

guru membantu peserta didik dalam mengikuti pembelajaran secara lebih

terarah dan terfokus, karena handout adalah sejenis kisi-kisi materi ajar

yang akan disampaikan guru. Guru yang terbiasa berpikir dengan alur pikir

yang runtut dapat dengan mudah menulis handout ketika akan mengajar.

Hal ini karena handout berisi pokok-pokok pikiran utama dari materi ajar

yang disampaikan. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika

membuat handout, yaitu :

1) berisi materi-materi yang pokok saja, bukan uraian detail

materi.

2) biasanya dibuat untuk tiap bab / materi pokok / pokok bahasan.

3) bukan dibuat untuk setiap kali pertemuan, karena handout

bukan rencana pembelajaran.

4) dapat disajikan dalam bentuk transparansi, power point dengan

LCD, atau dalam bentuk cetak.

5) meski ringkas, handout mampu memberikan informasi penting

tentang bahan ajar tersebut.

Berdasarkan pengertian diatas dapat kita ketahui bahwa handout

termasuk bahan ajar cetak yang diberikan oleh guru kepada siswa saat

mengikuti pelajaran yang berguna untuk mempermudah siswa dalam

memperoleh informasi dan merupakan bahan ajar yang praktis serta

konomis.

Media pembelajran ini tentunya memiliki fungsi-fungsi tertentu

seperti yang diungkapkan oleh Steffen dan Peter Ballstaedt dalam Prastowo

(2013:80) fungsi handout antara lain:

1) membantu peseta didik agar tidak perlu mencatat

2) sebagai pendamping penjelasan pendidik

25

3) sebagai bahan rujukan peserta didik

4) memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar

5) pengingat pokok-pokok materi yang diajarkan

6) memberi umpan balik.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa handout memiliki

fungsi yang sangat penting dalam pembelajaran, diantara fungsi-fungsi

diatas semua mengacu pada kemudahan siswa untuk mendapatkan informasi

saat mengikuti pembelajran, sehingga dengan demikian tujuan pembelajaran

akan lebih mudah tercapai. Handout harus mengandung beberapa

komponen, seperti menuntun pembicaraan secara teratur dan jelas, berpusat

pada pengetahuan hasil dan pernyataan padat, serta grafik dan tabel yang

sulit digambar oleh pendengar dapat dengan mudah didapat.

Menurut Prastowo (2013:86), adapun langkah-langkah penyusunan

handout adalah sebagai berikut:

1) lakukan anlisis kurikulum

2) tentukan judul handout dan sesuaikan dengan kompetensi

dasar serta materi pokok yang akan dicapai.

3) kumpulkan referensi sebagai bahan penulisan usahakan

refrensi yang digunakn terkini dan relevan dengan materi

pokoknya.

4) dalam menulis, usahakan agar kalimat yang digunakan tidak

terlalu panjang.

5) evaluasi hasil tulisan dengan cara dibaca ulang.

6) perbaiki handout sesuai dengan kekurangan-kekurangan yang

ditemukan.

7) gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya

materi handout, misal buku, majalah, internet, atau jurnal

hasil penelitian.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat kita ketahui bahwa dalam

pembuatan handout perlu mengikuti beberapa langkah-langkah

26

penyusunannya, hal ini dimaksudkan agar handout yang dibuat dapat lebih

menarik dan relevan dengan kebutuhan yang siswa dalam pembelajaran.

Berikut ini adalah kelebihan dan kelemahan menurut Arsyad (2013: 40):

kelebihan handout:

1) siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan masing – masing

2) disamping dapat mengulang materi, siswa dapat mengikuti

urutan pikiran secara logis.

3) perpaduan teks dan gambar dapat menambah daya tarik serta

memperlancar pemahaman informasi yang disampaikan.

4) lebih ekonomis dan mudah terdistribusi.

kelemahan handout:

1) sulit menampilkan gerak dan suara dalam halaman media

cetak.

2) proses pencetakan memakan waktu lama.

3) bagian-bagian pelajaran harus dirancang sedemikian rupa

sehingga tidak terlalu panjang dan membosankan siswa.

4) cepat rusak atau hilang

5) umumnya kebehasilannya hanya ditingkat kognitif.

Berdasarkan kelemahan handout di atas, maka salah satu upaya agar

materi pelajaran tidak terlalu panjang, membosankan siswa, dan umumnya

keberhasilannya hanya ditingkat kognitif saja adalah dengan memberikan

muatan peta pemikiran pada handout tersebut. Peta pemikiran adalah salah

satu teknik meringkas yang mengoptimalkan kemampuan otak kiri dan

otak kanan karena peta pemikiran menirukan cara kerja otak menyimpan

informasi. Teknik ini diciptakan oleh Tony Buzan, pada tahun 1960-an

berhasil menemukan metode pemetaan pikiran yang melibatkan kedua sisi

otak secara bersamaan, yaitu otak kanan dan otak kiri.

Peta pemikiran merupakan teknik inovatif yang dapat membantu

membuka seluruh potensi dan kapasitas otak yang tesembunyi. Dalam

27

metode ini otak tetap digunakan bekerja secara alami. handout bermuatan

peta pemikiran ini lahir dari kesadaran akan kinerja otak yang tidak dapat

langsung mengolah informasi menjadi bentuk rapi dan teratur melainkan

harus mencari, memilih, merumuskan dan merangkainya dalam gambar-

gambar dan simbol-simbol sehingga informasi yang keluar satu persatu

dihubungkan oleh logika, diatur oleh bahasa dan menghasilkan arti yang

dipahami. Menurut Hyerle (2011:1), dengan peta pemikiran, semua

pembelajar memiliki bahasa kognisi visual-verbal, sehingga

memungkinkan suatu kapasitas yang lebih mendalam untuk melihat,

mengubah, membayangkan, dan meningkatkan kemampuan berpikir

mereka.

Peta pemikiran adalah alternatif solusi yang diharapkan dapat

memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Pembelajaran

menggunakan peta pemikiran merupakan salah satu metode yang dapat

dijadikan alternatif guru untuk mengajar. Menurut Buzan (2005: 6), peta

pemikiran dapat membantu kita dalam sangat banyak hal, diantaranya:

memusatkan perhatian, menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, dan

mengingat dengan lebih baik.

Sebagian besar orang hanya menggunakan otak kirinya sebagai

berkomunikasi dan perolehan informasi dalam bentuk verbal ataupun

tertulis. Bidang pendidikan, bisnis, dan sains cenderung yang digunakan

adalah otak belahan kiri. Dalam proses belajar, siswa selalu dituntut untuk

mempergunakan belahan otak kiri ketika menerima materi pelajaran.

28

Materi pelajaran akan diubah dan diolah dalam bentuk ingatan. Terkadang

siswa tidak dapat mempertahankaan ingatan tersebut dalan jangka waktu

yang lama. Hal itu disebabkan karena tidak adanya keseimbangan antara

kedua belahan otak yang akhirnya dapat menimbulkan terganggunya

kesehatan fisik dan mental seseorang. Menurut Deporter dan Hernacki

(2003:38), kedua belahan otak penting artinya. Orang yang memanfaatkan

kedua belahan otak ini cenderung ―seimbang‖ dalam setiap aspek

kehidupan mereka. belajar terasa sangat mudah bagi mereka karena

mempunyai pilihan untuk menggunakan otak yang diperlukan dalam setiap

pekerjaan yang sedang dihadapi.

Peta pemikiran dan peta konsep memiliki tujuan yang sama yaitu

memetakan kalimat-kalimat yang panjang sehingga mudah dimengerti,

akan tetapi keduanya juga memiliki perbedaan yang jelas. Seperti yang

dijelaskan oleh Davies (2010), perbedaan antara pemetaan pikiran dan

pemetaan konsep terdapat pada tingkat presisi dan formalitas. Peta

pemikiran kurang formal dan terstruktur sedangkan peta konsep pada

umumnya formal dan terstruktur. Peta pemikiran menekankan diagram dan

gambar untuk membantu mengingat asosiasi, sedangkan peta konsep

umumnya menggunakan struktur hirarki dan relasional frase untuk

membantu memahami hubungan. Namun, peta konsep dapat mengambil

berbagai bentuk mulai dari hirarkis, dengan bentuk-bentuk non-hirarkis,

dan bahkan pendukung suatu sistem.

29

Dapat disimpulkan bahwa handout bermuatan peta pemikiran

memberikan kemudahan bagi siswa dalam memahami dan mengingat

materi yang diberikan oleh guru karena memuat ringkasan materi pelajaran

secara menyeluruh dengan ide-ide pokoknya yang jelas dan

menyenangkan karena ditulis dengan simbol, warna dan gambar sehingga

mampu mempu memotivasi siswa dalam proses pembelajaran .

5. Kompetensi Belajar Siswa

Kata-kata 'kompetensi' dan 'kompeten' berasal dari kata Latin

'competens', yang berarti 'fit, layak atau memenuhi syarat (Hoad dalam

O‘Hagan, 2007:14). Menurut Yulaelawati (2004: 21), walaupun kebanyakan

teori tentang kompetensi merujuk pada kompetensi seseorang yang lebih

berorientasi pada kemampuan dalam pekerjaan, secara umum

pengembangan kompetensi sangat sesuai untuk digunakan dalam

pendidikan persekolahan dan pendidikan nonformal.

Sebuah kompetensi lebih dari sekedar pengetahuan dan

keterampilan. Ini melibatkan kemampuan untuk memenuhi tuntutan yang

kompleks, dengan menggambar dan memobilisasi sumber daya psikososial

(termasuk keterampilan dan sikap) dalam konteks tertentu. Misalnya,

kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif adalah kompetensi yang

dapat memanfaatkan pengetahuan bahasa individu, keterampilan dan sikap

dengan siapa ia berkomunikasi (Rychen dan Salganik, 2001:4)

Westera (2001:60), menjelaskan bahwa ada dua pandangan yang

berbeda tentang kompetensi di bidang pendidikan. Dari perspektif teoritis,

30

kompetensi dipahami sebagai struktur kognitif yang memfasilitasi perilaku

tertentu. Dari perspektif operasional, kompetensi tampaknya mencakup

berbagai keterampilan yang lebih tinggi dan perilaku yang mewakili

kemampuan untuk mengatasi situasi yang kompleks dan tak terduga.

Definisi operasional ini mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap,

metakognisi dan strategi berfikir, serta mampu pengambilan keputusan

sadar dan disengaja.

Dari beberapa rujukan di atas memberikan pemahaman bahwa

kompetensi belajar siswa adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan

perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh siswa untuk

meningkatkan pencapaian dalam belajarnya.

Menurut spencer dan spencer dalam Yulaelawati (2004: 17) ada lima

tipe kompetensi yaitu:

a. motif. sesuatu yang dimiliki seseorang untuk berfikir

secara konsisten atau keinginan untuk melakukan suatu

aksi.

b. pembawaan. karakteristik fisik yang merespon secara

konsisten berbagai situasi atau informasi.

c. konsep diri. tingkah laku, nilai atau citraan (image)

seseorang.

d. pengetahuan. informasi khusus yang dimiliki seseorang.

e. keterampilan yaitu kemampuan untuk melakukan tugas

secara fisik atau mental.

Spencer dan Spencer dalam Yulaelawati (2004: 20)

mengelompokkan kompetensi ke dalam tiga kategori, yaitu pengetahuan,

karakteristik personal, dan keterampilan. Hal ini tentunya sesuai dengan

kompetensi siswa dalam biologi yang dilaksanakan menggunakan penilaian

kognitif, afektif, dan psikomotor.

31

a) Ranah kognitif

Yamin (2012:27), mengungkapkan bahwa ranah kognitif

berorientasi pada kemampuan ―berfikir‖, mencakup kemampuan intelektual

yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan

memecahkan masalah yang menuntutkan siswa untuk menghubungkan dan

menggabungkan gagasan, metode atau prosedur yang sebelumnya dipelajari

untuk memecahkan masalah tersebut.

Taksonomi Bloom ranah kognitif merupakan salah satu kerangka

dasar untuk pengkategorian tujuan-tujuan pendidikan, penyusunan tes, dan

kurikulum. Tingkatan taksonomi Bloom yakni: (1) pengetahuan

(knowledge); (2) pemahaman (comprehension); (3) penerapan (application);

(4) analisis (analysis); (5) sintesis (synthesis); dan (6) evaluasi (evaluation).

Rincian ranah kognitif pada Tabel 3.

32

Tabel 3. Tingkatan Ranah Kognitif

Level Kategori Paparan prilaku Kata kunci (kata kerja yang

menggambarkan aktivitas

pembelajaran

1 Pengetahuan

(knowledge)

mengingat atau

mengenali informasi

menyusun, mendefinisikan,

memaparkan, melabel, mendaftar,

mengingat, mengenali,

menghubungkan, mereproduksi,

memilih, menyatakan.

2 Pemahaman

(comprehension

)

memahami makna,

menyatakan data dengan

kata sendiri, menafsirkan,

dan menerjemahkan.

Menjelaskan, mengulangi,

mengkritik, menggolongkan,

meringkas, menggambarkan,

menerjemahkan, melaporkan,

mendiskusikan, menulis kembali,

memperkirakan, memberi contoh.

3 Penerapan

(application)

menerapkan ilmu

pengetahuan, membuat

teori menjadi praktik,

menggunakan

pengetahuan sebagai

respon pada kenyataan.

Menggunakan, menerapkan,

mengelola, menyelesaikan,

menghasilkan,

mengimplementasikan,

membangun, mengubah,

menyiapkan, menyelenggarakan,

melaksanakan, mereaksikan,

merespon, memerankan.

4 Analisis

(analysis)

menafsirkan unsur-unsur,

mengorganisasikan

prinsip-prinsip,

menyusun, membangun,

hubungan internal,

kualitas, keandalan,

komponen-komponen

individual.

menganalisis, membuat catalog,

membandingkan, menilai,

mengukur, menguji, memeriksa,

mencoba, menghubungkan,

membuat diagram, menilai,

membagi.

5 Sintesis

(synthesis)

mengembangkan

struktur, system, model,

pendekatan, gagasan,

pemikiran kreatif baru

yang unik

mengembangkan, merencanakan,

membangun, menciptakan

rancangan, mengorganisasikan,

merevisi, merumuskan, menyusun

rencana, menegaskan,

menggabungkan.

6 Evaluasi

(evaluation)

menilai efektivitas

seluruh konsep, dalam

hubungan nilai-nilai

dengan luaran,

ketepatgunaan,

keberlangsungan,

pemikiran kritis.

mereviu, mempertimbangkan,

menilai, menyajikan kasus,

mempertahankan, melaporkan,

menyelidiki, mengatur, menaksir,

berargumentasi, mengelola

proyek.

(Bloom, Engelhart, Furst, et al., 1956: 62)

33

Ministry of Education, Province of British Columbia (2006:17), juga

menjelaskan bahwa ranah kognitif meliputi pengetahuan dan

pengembangan kemampuan intelektual. Ranah kognitif dapat lebih lanjut

ditetapkan ke dalam tiga tingkatan: pengetahuan, pemahaman dan aplikasi,

serta proses mental lebih tinggi. Tingkat ini ditentukan oleh kata kerja yang

digunakan dalam hasil pembelajaran, dan menggambarkan bagaimana

perkembangan belajar siswa dari waktu ke waktu.

1) Pengetahuan termasuk perilaku mereka yang menekankan

pengakuan atau mengingat ide, materi, atau fenomena

2) Pemahaman dan aplikasi merupakan pemahaman pesan

literal yang terkandung dalam komunikasi , dan kemampuan

untuk menerapkan sesuai teori, prinsip, ide, atau metode ke

situasi baru.

3) Proses mental yang lebih tinggi termasuk analisis, sintesis

dan evaluasi . Semakin tinggi tingkat proses mental maka

semakin baik pengetahuan dan pemahaman serta tingkat

aplikasinya .

Tingkatan-tingkatan dalam taksonomi Bloom telah digunakan

hampir setengah abad sebagai dasar untuk penyusunan tujuan-tujuan

pendidikan, penyusunan tes dan kurikulum. Revisi dilakukan terhadap

Taksonomi Bloom, yakni perubahan dari kata benda (dalam Taksonomi

Bloom) menjadi kata kerja (dalam taksonomi revisi). Perubahan ini dibuat

agar sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan. Sehingga Taksonomi Bloom

ranah kognitif yang telah direvisi Anderson dan Krathwohl yakni:

mengingat (remember), memahami/mengerti (understand), menerapkan

(apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan

(create) (Krathwohl, 2002: 215).

34

1) Mengingat (Remember)

Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali

pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau,

baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama

didapatkan. Mengingat meliputi mengenali (recognition)

dan memanggil kembali (recalling)

2) Memahami/mengerti (Understand)

Memahami/mengerti berkaitan dengan membangun sebuah

pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan

komunikasi.

3) Menerapkan (Apply)

Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan

atau mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan

percobaan atau menyelesaikan permasalahan.

4) Menganalisis (Analyze)

Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan

dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan

dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan

mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat

menimbulkan permasalahan.

5) Mengevaluasi (Evaluate)

Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan

penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada.

Kriteria yang biasanya digunakan adalah kualitas,

efektivitas, efisiensi, dan konsistensi.

6) Menciptakan (Create)

Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan

unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk

kesatuan yang koheren dan mengarahkan siswa untuk

menghasilkan suatu produk baru dengan

mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau

pola yang berbeda dari sebelumnya.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi

kognitif meliputi pengetahuan dan pengembangan kemampuan intelektual

yang terdiri dari beberapa tingkatan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

dalam suatu materi pembelajaran yaitu mengingat (remember),

memahami/mengerti (understand), menerapkan (apply), menganalisis

(analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create).

35

b) Ranah afektif

Ranah Afektif ditunjukkan oleh perilaku yang memperlihatkan

sikap kesadaran, minat, perhatian, kepedulian, dan tanggung jawab,

kemampuan

untuk mendengarkan dan merespon dalam interaksi dengan orang lain ,

dan kemampuan untuk menunjukkan ciri-ciri sikap atau nilai-nilai yang

sesuai

dengan situasi. Hal ini sesuai pendapat Schroeder dan Cahoy

(2010:129), domain afektif terdiri dari sikap seseorang, emosi, minat,

motivasi, kepercayaan diri, dan nilai-nilai. Hal yang sama juga

diungkapkan Yamin (2012:32), ranah afektif merupakan tujuan yang

berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap hati

(attitude) yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap

sesuatu.

Krathwohl, Bloom, dan Masia dalam Suyono dan Hariyanto

(2011:172), mengelompokkan ranah afektif menjadi lima kategori yaitu

penerimaan (receiving), tanggapan (responding), menilai (valuing),

organisasi (organizating), dan karakterisasi (Characterizing) melalui

nilai yang kompleks. Rincian ranah afektif dapat dilihat pada Tabel 4.

36

Yamin (2012:33), menjelaskan pengertian masing-masing

tingkatan sebagai berikut:

1) tingkat penerimaan (receiving)

menerima di sini adalah diartikan sebagai proses pembentukan

sikap dan perilaku dengan cara membangkitkan kesadaran akan

adanya (stimulus) tertentu yang mengandung estetika.

2) tingkat tanggapan (responding)

tanggapan diartikan sebagai perilaku baru dari sasaran didik

(siswa) sebagai manifestasi dari pendapatannya yang timbul

karena adanya perangsang dan perubahan tersebut dapat

diamati.

3) tingkat menilai (valuing)

menilai dapat diartikan sebagai pengakuan secara objektif

(jujur) bahwa siswa itu objek, system atau benda tertentu

mempunyai kadar manfaat, selain itu menilai juga dapat

diartikan kemauan untuk menerima suatu objek atau kenyataan

setelah seseorang itu sadar bahwa objek tersebut memiliki nilai

atau kekuatan, dengan cara menyatakan dalam bentuk sikap

atau perilaku positif

4) tingkat organisasi (organizating)

Organisasi dapat diartikan sebagai proses konseptualisasi nilai-

nilai dan menyusun hubungan antar nilai-nilai tersebut,

kemudian memilih nilai-nilai yang terbaik untuk diterapkan.

5) tingkat karakterisasi (characterization)

karakterisasi adalah sikap dan perbuatan yang secara konsisten

dilakukan oleh seseorang selaras dengan nilai-nilai yang dapat

diterimanya sehingga sikap dan perbuatan itu seolah-olah telah

menjadi ciri-ciri pelakunya.

37

Tabel 4. Tingkatan Ranah Afektif

Level Kategori Paparan prilaku Kata kerja yang menggambarkan

aktivitas pembelajaran

1 penerimaan

(receiving)

terbuka untuk

pengalaman,

kemauan untuk

mendengarkan

mendengarkan, fokus, mengunjungi,

mengambil bagian, mengikuti,

merasa, membaca, berkonsentrasi.

2 tanggapan

(responding)

bereaksi dan

berpatisipasi aktif

bereaksi, menanggapi, mencari

kejelasan, bertanya, menyajikan,

mengutip, menuliskan.

3 menilai

(valuing)

menyepakati nilai-

nilai dan

menyatakan

pendapat pribadi

berargumen, menantang, berdebat,

membuktikan kesalahan,

mempertimbangkan, membujuk, dan

mengkritik.

4 organisasi

(organizating)

mengembangkan

sistem nilai

membangun, mengembangkan,

merumuskan, mempertahankan,

memodifikasi, menghubungkan,

memprioritaskan.

5 karakterisasi

(characterizing

menerima system

kepercayaan dan

filsafat

bertindak, menunjukkan

mempengaruhi, menyelesaikan,

mempraktikkan

(Krathwohl, Bloom, dan Masia dalam Suyono dan Hariyanto, 2011:172)

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Ranah afektif

adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai serta lima

kategori/tingkatan yaitu penerimaan (receiving), tanggapan (responding),

menilai (valuing), organisasi (organizating), dan karakterisasi

(Characterizing).

c) Ranah psikomotor

Menurut Yamin (2012: 37), ranah psikomotor adalah ranah yang

beroriemtasi kepada keterampilan motorik yang berhubungan dengan

anggota tubuh, atau tindakan (action) yang memerlukan koordinasi antara

syaraf dan otot. Sedangkan menurut Ministry of Education, Province of

British Columbia (2006:17), domain psikomotor meliputi aspek-aspek

38

pembelajaran yang berhubungan dengan gerakan dan keterampilan

demonstrasi, dan mengintegrasikan kognitif dan konsekuensi afektif dengan

penampilan fisik.

Ranah psikomotorik terutama menekankan keterampilan fisik yang

melibatkan koordinasi otak dan aktivitas otot. Dari studi tentang

sastra, akan terlihat bahwa ranah ini kurang dikembangkan dengan baik di

bidang pendidikan dibandingkan ranah kognitif atau afektif. Ranah

psikomotor umumnya digunakan pada mata pelajaran ilmu pengetahuan

laboratorium, ilmu kesehatan, seni, musik, rekayasa, drama dan pendidikan

jasmani. Bloom dan tim risetnya tidak menyelesaikan pekerjaan rinci pada

domain psikomotor seperti yang mereka nyatakan kurangnya pengalaman

dalam mengajar keterampilan ini. Namun, sejumlah penulis telah

menyarankan berbagai versi taksonomi untuk menggambarkan

pengembangan keterampilan dan koordinasi (Kennedy, Hyland, dan Ryan,

2012:15). Secara ringkas ranah psikomotor dapat dilihat pada Tabel 5.

Sebagai contoh, Dave dalam Kennedy, Hyland, dan Ryan (2012:15),

mengusulkan hirarki yang terdiri dari lima tingkat:

1) tingkatan peniruan (imitation)

pada tingkatan ini siswa mampu menjiplak tindakan atau

yang lain, mengamati dan kemudian menirukan.

2) tingkatan manipulasi (manipulation)

pada tingkatan ini siswa mampu mereproduksi kegiatan dari

instruksi atau ingatan

3) tingkatan ketepatan (precision)

pada tingkatan ini siswa mampu menjalankan keterampilan

yang andal, mandiri tanpa bantuan

4) tingkatan penekanan (articulation)

39

pada tingkatan ini siswa mampu beradaptasi dan memadukan

keahlian untuk memenuhi tujuan yang tidak baku

5) tingkatan natulalisasi (naturalization)

pada tingkatan ini siswa secara otomatis, di bawah sadar

menguasai aktivitas dan keterampilan terkait pada level yang

strategis.

Tabel 5. Tingkatan Ranah Psikomotor

Level Kategori Paparan prilaku Kata kerja yang

menggambarkan aktivitas

pembelajaran

1 peniruan

(imitation)

menjiplak tindakan atau

yang lain, mengamati

dan kemudian

menirukan

menjiplak, mengikuti,

meniru, mengikuti,

menganut.

2 manipulasi

(manipulation)

mereproduksi kegiatan

dari instruksi atau

ingatan

menciptakan kembali,

membangun, melaksanakan,

menjalankan,

mengimplementasikan

3 ketepatan

(precision)

menjalankan

keterampilan yang

andal, mandiri, tanpa

bantuan

mendemonstrasikan,

menyelesaikan,

menunjukkan,

menyempurnakan,

mengkalibrasi, mengontrol

4 penekanan

(articulation)

beradaptasi dan

memadukan keahlian

untuk memenuhi tujuan

yang tidak baku.

mengkonstruksikan,

menyelesaikan,

menggabungkan,

mengkoordinasikan,

memadukan, beradaptasi,

mengembangkan,

merumuskan, mengubah,

menguasai

5 natulalisasi

(naturalization)

secara otomatis,

dibawah sadar

menguasai aktivitas dan

keterampilan terkait

pada level yang strategis

Merancang, memerinci,

mengelola, menemukan,

mengelola proyek

(Dave dalam Suyono dan Hriyanto, 2011: 173)

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ranah psikomotor

merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau

40

kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar

tertentu. kompetensi belajar ranah psikomotor ini sebenarnya merupakan

kelanjutan dari kompetensi belajar ranah kognitif (memahami sesuatu) dan

kompetensi belajar ranah afektif (yang baru tampak dalam bentuk

kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Ranah psikomotor terdiri dari

lima tingkatatan yaitu: peniruan (imitation), manipulasi (manipulation),

ketepatan (precision), penekanan (articulation), dan naturalisasi

(naturalization)pada tingkatan ini siswa secara otomatis, di bawah sadar

menguasai aktivitas dan keterampilan terkait pada level yang strategis.

6. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang pada

umumnya dilakukan oleh guru. Dalam pelaksanaan pembelajaran

konvensional, ada beberapa tahap yang dapat dilakukan, sebagaimana yang

dikemukakan oleh Bruner dalam Syah (2012:109), proses pembelajaran

siswa terdiri dari tiga tahap yaitu: a) tahap informasi (tahap penerimaan

materi), b) tahap transformasi (tahap pengubahan materi), c) tahap evaluasi

(tahap penilaian materi).

Diskusi kelas merupakan metode yang sering dilakukan guru dalam

proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan kelompok belajar

konvensional pada kelas kontrol. Diskusi sebenarnya menuntut agar siswa

dapat berbagi pengetahuan, pandangan dan keterampilannya, akan tetapi

pada kenyataannya sering terjadi kegagalan.

41

Menurut Couran dalam Sumiati dan Asra (2007:145), ada beberapa

penyebab kegagalan diskusi yaitu:

a. adanya anggota yang tidak patuh pada apa yang ditentukan

(seringkali karena ketidaksengajaan).

b. adanya keanggotaan yang mengikuti kelompok dengan tujuan

yang berbeda.

c. kadang-kadang kelompok yang mempunyai dukungan

mayoritas untuk suatu pendirian tertentu menolak

diadakannya penilaian yang jujur sebelum dimuai diskusi.

d. beberapa anggota mungkin cenderung ingin memainkan

peran yang menyeleweng dari pokok diskusi untuk

kepentingan sendiri. mereka cenderung tidak setuju terhadap

apa saja yang dibahas.

e. beberapa anggota mungkin kurang senang berpartisipasi

dalam diskusi, sehingga dengan demikian kelompok mungkin

tidak mendapatkan informasi berguna dari mereka.

f. ada yang bersitegang memikirkan sikapnya sendiri sehingga

hanya mengemukakan generalisasi yang tidak di dukung oleh

fakta, dan tidak merasa bertanggungjawab untuk memberikan

fakta untuk mendukungnya.

g. ada anggota yang mencoba meyakinkan bahwa ia mengetahui

labih banyak dari yang lainnya.

h. kadang-kadang konflik pribadi timbul karena pemilihan atau

penggunaan kata-kata yang kurang bijaksana.

i. adakalanya beberapa anggota tidak keberatan menyetujui

konsesus yang semu, hanya dmei mempersingkat waktu.

padahal konsesnsus adalah tujuan untuk mengambil

keputusan.

Siswa yang tidak mau berpartisipasi juga salah satu penyebab

kegagalan diskusi kelompok. McKeachie dalam Hollander (2002: 319)

mencatat bahwa ada banyak alasan mengapa siswa mungkin memilih untuk

tidak berpartisipasi, termasuk "Kebosanan, kurangnya pengetahuan,

kebiasaan pasif, norma budaya tetapi yang paling menarik adalah takut dan

malu ".

Saat ini banyak guru yang menafsirkan pembelajaran kooperatif

sama dengan kelompok belajar konvensional. Padahal ada perbedaan antara

42

pembelajaran kooperatif dengan belajar konvensional. Perbedaanya

dideskripsikan pada Tabel 6.

Tabel. 6 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan kelompok belajar

konvensional

Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar konvensional

Adanya saling ketergantungan positif, saling

membantu dan saling memberikan motivai

sehingga ada interaksi promotif.

Guru sering membiarkan adanya siswa

yang mendominasi kelompok atau

menggantungkan diri pada kelompok.

Adanya akuntabilitas individual yang mengukur

penguasaan materi pelajaran tiap anggota

kelompok. Kelompok diberi umpan balik

tentang hasil belajar para anggotanya sehingga

dapat saling mengetahui siapa yang

memerlukan bantuan dan siapa yang dapat

memberikan bantuan.

Akuntabilitas individual sering

diabaikan sehingga tugas- tugas sering

diborong oleh salah seorang anggota

kelompok, sedangkan anggota

kelompok lainnya hanya ‗enak-enak

saja‘ diatas keberhasilan temannya

yang dianggap ‗ pemborong‘.

Kelompok belajar heterogen, baik dalam

kemampuan akademik, jenis kelamin, ras,

etnik, dsb sehingga dapat saling mengetahui

siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang

dapat memberikan bantuan.

Kelompok belajar biasanya homogen

Pimpinan kelompok dipilih secara demokratis

atau bergilir untuk memberikan pengalaman

memimpin bagi para anggota kelompok.

Pemimpin kelompok sering ditentukan

oleh guru atau kelompok dibiarkan

untuk memilih pemimpinnya dengan

cara masing-masing.

Ketrampilan sosial yang diperlukan dalam kerja

gotong royong seperti kepemimpinan,

kemampuan berkomu nikasi, mempercayai

orang lain dan mengelola konflik secara

langsung diajarkan.

Ketrampilan sosial sering tidak

diajarkan secara langsung.

Pada saat belajar kooperatif sedang

berlangsung, guru terus melakukan pemantauan

melalui observasi dan melakukan intervensi

jika terjadi masalah dalam kerja sama antar

anggota kelompok.

Pemantauan melalui observasi dan

intervensi sering dilakukan oleh guru

pada saat belajarkelompok sedang

berlangsung.

Guru memperhatikan secara langsung proses

kelompok yang terjadi dalam kelompok –

kelompok belajar.

Guru sering tidak memperhatikan

proses kelompok yang terjadi dalam

kelompok – kelompok belajar.

Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas

tetapi juga hubungan interpersonal (hubungan

antar pribadi yang saling menghargai).

Penekanan sering hanya pada

penyelesaian tugas.

Killen dalam Trianto. (2012: 58)

43

Dari penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa ada perbedaan antara

pembelajaran kooperatif dengan belajar konvensional. Guru dalam diskusi

kelompok belajar konvensional sering membiarkan adanya siswa yang

mendominasi atau menggantungkan dirinya pada kelompok. Siswa memiliki

banyak alasan mengapa tidak berpartisipasi, sehingga guru memiliki peran

yang penting untuk mengelola kelompok agar kegagalan tidak terjadi. .

7. Hubungan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

Berbantuan handout Bermuatan Peta Pemikiran terhadap

Kompetensi Belajar Biologi Siswa

Model pembelajaran kooperatif dalam biologi memiliki peran yang

yang sangat penting. Davis, Maher dan Noddings dalam Lord (2001: 34),

guru seharusnya membuat suatu lingkungan di mana siswa menjadi aktif

terlibat dalam memaknai pertanyaan dalam bahasa mereka sendiri dan

berusaha mencari jawaban bersama-sama bukan berupa materi yang

diberikan kepada mereka oleh guru biologi atau buku teks. Keterlibatan

aktif ini sangat ideal untuk mengembangkan proses berpikir kritis pada

siswa.

Numbered Head Together menempatkan siswa di posisi sangat

dominan dalam proses pembelajaran. Terjadinya kerjasama dalam kelompok

dengan penomoran pada setiap siswa merupakan ciri utama NHT. Semua

siswa berusaha memahami setiap materi yang diajarkan dan bertanggung

jawab terhadap nomor anggotanya masing-masing. NHT membuat siswa

bekerja aktif secara berkelompok, mereka bertanggung jawab terhadap soal

yang diberikan. Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT

44

tersebut diharapkan siswa menjadi aktif, dapat mengemukakan pendapat,

mengembangkan ide, melatih siswa berpikir kritis, dan bertanggung jawab

atas kerja sama kelompoknya sehingga siswa mencapai kompetensi yang

diharapkan (Siregar, Djamas, dan Nurhayati, 2013).

Peran model pembelajaran kooperatif NHT yang diterapkan akan

lebih terlihat jika didukung oleh suatu bahan ajar yang dapat membantu

dalam penyampaian suatu materi. Proses komunikasi hanya akan terjadi bila

ada pesan pesan tertentu yang ingin disampaikan oleh seseorang kepada

orang lain. Penyaluran pesan terkadang membutuhkan bahan ajar yang

tepat yang dapat membantu menyampaikan maksud dari pesan tersebut.

Setiap bahan ajar mempunyai karakteristik yang spesifik jika

digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satu bahan ajar alternatif yang

dapat digunakan adalah bahan ajar handout. Menurut Sanaky (2013:190),

handout hanya memuat materi yang pokok-pokok, inti saja dan tidak perlu

detail Untuk lebih jelasnya dan desain sebuah handout harus relevan dengan

tujuan dan saran belajar, struktur pengajaran jelas, mudah dipahami, dan

dapat dicerna, dan mengandung sistematika belajar yang logis.

Kegiatan pembelajaran formal di tingkat pendidikan dasar,

menengah dan pasca-sekolah menengah menjadikan siswa stres berpikir

karena selalu menekankan logika, urutan, dan kuantifikasi. Pemikiran linear

dan pengambilan keputusan sangat bergantung pada analisis, padahal siswa

memiliki kemampuan yang heterogen di dalam kelas. Menurut Mento,

Martinelli, dan Jones (1999), peta pemikiran yang dikembangkan oleh Tony

45

Buzan pada tahun 1970, merupakan suatu sistem revolusioner untuk

menangkap pikiran dan wawasan horizontal pada selembar kertas karena

melibatkan kinerja kedua belahan otak. Menurut Buzan (2005: 60), peta

pemikiran melibatkan kedua sisi otak karena menggunakan gambar, warna

dan imajinasi (wilayah otak kanan) bersamaan dengan kata. Angka, kata,

dan logika (wilayah otak kiri).

Peta pemikiran telah didefinisikan sebagai 'visual, representasi non-

linear yang gagasannya saling berhubungan. Peta pemikiran terdiri dari

jaringan- jaring suatu konsep yang idenya saling terhubung satu sama lain

(Davies, 2010). Goodnough dan Woods (2002: 7), juga berpendapat bahwa

siswa merasakan peta pemikiran adalah metode yang menyenangkan,

menarik, memotivasi,dan mayoritas siswa melaporkan bahwa metode ini

meningkatkan keinginan belajar IPA. Koeppen, Hartig, Klime et al. (2008:

61), menjelaskan bahwa:

hasil dari pendidikan adalah diperolehnya pengetahuan,

keterampilan, sikap, dan disposisi yang dikembangkan dan

tercapainya kualifikasi. Beberapa penilaian internasional skala

besar khusus domain kompetensi (misalnya, membaca literasi

dan kompetensi ilmu) pada siswa usia sekolah

(misalnya,TIMMS, PISA) dan dewasa (misalnya, IALS dan

ALL) baru-baru ini meningkatkan perhatian publik dan scientific

untuk hasil pendidikan dan penilaian mereka. Penelitian

mengidentifikasi kesenjangan besar antara kompetensi yang

dicapai dengan tujuan dari sistem pendidikan. Jelas,

pembangunan yang efektif berkualitas tinggi ketika proses

pendidikan difasilitasi, produktivitas sistem pendidikan, kualitas

lembaga pendidikan, dan pencapaian pembelajaran individu

yang terukur.

46

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif

tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran menempatkan

siswa di posisi sangat dominan dalam proses pembelajaran. Terjadinya

kerjasama dalam kelompok dengan penomoran pada setiap siswa

merupakan ciri utama NHT. Hal ini menjadikan semua siswa berusaha

memahami setiap materi yang diajarkan dan bertanggung jawab terhadap

nomor masing-masing, dengan bantuan bahan ajar yang menarik akan

menjadikan siswa termotivasi dalam belajar sehingga akan mempengaruhi

kompetensi belajar mereka.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini yang telah dilakukan

oleh Siregar, Djamas, dan Nurhayati (2013), yang berjudul ―Pengaruh

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together berbantuan

handout terhadap hasil belajar fisika siswa kelas XI IPA SMAN 7 Padang‖,

menyatakan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan handout karena

terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif, afektif dan

psikomotor.

Wahyuningsih, Harlita, dan Aryanto (2011), dalam penelitiannya yang

berjudul ―pengaruh strategi pembelajaran aktif mind maps terhadap hasil

belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Karanganyar”.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa kelas eksperimen yang belajar dengan

strategi pembelajaran aktif mind map tidak ada pengaruh terhadap hasil

47

belajar ranah kognitif akan tetapi ada pengaruh terhadap hasil belajar ranah

afektif dan ranah psikomotorik siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Karanganyar .

Asrianti, Aima, dan Lovia (2013), dengan judul penelitiannya

―pengaruh penerapan metode mind map disertai handout terhadap

pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMPN Rao Selatan tahun

pelajaran 2012/2013‖. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemahaman

konsep matematis siswa dengan penerapan metode mind map disertai

handout lebih baik dari pada pemahaman konsep matematis siswa dengan

pembelajaran konvensional.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terlebih dahulu,

maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai

pengaruh model kooperatif tipe NHT berbantuan handout yang bermuatan

peta pemikiran terhadap kompetensi belajar biologi siswa. Penelitian yang

telah dilakukan berbeda dengan penelitian sebelumnya, karena penelitian

yang telah dilakukan oleh Siregar, Djamas, dan Nurhayati dengan

mengggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan

handout saja.

Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningsih, Harlita, dan Aryanto

juga menggunakan strategi pembelajaran aktif peta pemikiran saja untuk

melihat pengaruhnya terhadap hasil belajar biologi siswa, begitu juga

Asrianti, Aima, dan Lovia melakukan penelitian tentang pengaruh

penerapan metode peta pemikiran disertai handout terhadap pemahaman

48

konsep matematis siswa saja. Dalam penelitian ini, peneliti melihat

pengaruh model kooperatif tipe NHT berbantuan handout yang bermuatan

peta pemikiran terhadap kompetensi belajar siswa biologi dibandingkan

kelas yang mengikuti model pembelajaran konvensional.

C. Kerangka Berfikir

Tujuan dari suatu pembelajaran adalah untuk mencapai kompetensi

belajar yang optimal. Agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat

tercapai hendaknya terjadi hubungan timbal balik antara guru dengan siswa,

selain itu untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut guru diharuskan

memilih model dan bahan pembelajaran yang memberikan kesempatan

kepada setiap siswa untuk tampil sekaligus menyenangkan. Salah satu

model pembelajaran yang dapat digunakan adalah NHT. Hal yang mendasar

dari model pembelajaran NHT adalah siswa diberikan peluang yang sama

untuk terpanggil melalui nomor-nomor mereka miliki masing-masing.

Handout biasanya terdiri dari daftar informasi panjang yang tidak

berwarna dan kurang menarik serta tidak memperhatikan kinerja kedua

belahan otak sehingga siswa biasanya hanya memiliki ingatan jangka

pendek, padahal keseimbangan kinerja otak sangat penting sehingg perlu

ditambahkan muatan peta pemikiran agar lebih menarik.

Handout bermuatan peta pemikiran ini bersumber dari beberapa

literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar dan materi pokok yang

diajarkan kepada peserta didik. Bahan ajar ini diberikan kepada peserta

didik guna memudahkan mereka saat mengikuti proses pembelajaran,

49

dengan demikian bahan ajar ini tentunya bukanlah sesuatu bahan ajar yang

mahal, melainkan ekonomis dan praktis. peta pemikiran akan memberikan

pandangan menyeluruh mengenai pokok masalah, mengumpulkan sejumlah

besar data di suatu tempat, menyenangkan untuk dibaca, dicerna, dan

diingat. Selain itu, bantuan handout bermuatan peta pemikiran dalam

pembelajaran bertujuan untuk memberikan informasi, memperkaya

pengetahuan, serta menumbuhkan motivasi sehingga merasa percaya diri

dan senang dalam mengikuti model pembelajaran NHT tersebut.

Pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan Handout bermuatan

peta pemikiran dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju lebih baik

karena mampu mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan

keterampilan secara penuh dalam suasana terbuka dan demokratis, siswa

juga menjadi mudah dalam memahami pembelajaran karena bahan ajar yang

ringkas serta menyenangkan sehingga diharapkan kompetensi siswa dapat

meningkat

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan

handout bermuatan peta pemikiran. Berdasarkan uraian–uraian yang telah

dipaparkan, maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada

Gambar 1.

50

Gambar 1: Kerangka Berfikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan permasalahan pada latar belakang dan kajian teori

yang telah diuraikan, maka hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan

dalam penelitian ini adalah:

a. kompetensi belajar ranah kognitif siswa yang mengikuti model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together berbantuan

handout bermuatan peta pemikiran lebih baik secara signifikan

Pembelajaran biologi

Siswa tidak

aktif dalam

pembelajaran

Siswa

kesulitan

memahami

materi

pelajaran

Buku yang

digunakan

tidak

menarik

1. Kompetensi belajar ranah kognitif siswa di kelas eksperimen lebih baik daripada

kompetensi belajar ranah kognitif siswa di kelas kontrol.

2. Kompetensi belajar ranah afektif di kelas eksperimen lebih baik daripada

kompetensi belajar afektif siswa di kelas kontrol.

3. Kompetensi belakjar ranah psikomotor siswa di kelas eksperimen lebih baik

daripada kompetensi belajar ranah psikomotor siswa di kelas kontrol.

Pembelajaran dengan model kooperatif tipe

NHT berbantuan handout bermuatan peta

pemikiran (kelas eksperimen)

Pembelajaran konvensional

(kelas kontrol)

Kurangnya

motivasi,

percaya diri, dan

tanggung jawab

siswa dalam

kelompok

Kompetensi

belajar biologi

siswa masih

rendah

51

daripada kompetensi belajar ranah kognitif siswa yang mengikuti

pembelajaran konvensional

b. kompetensi belajar ranah afektif siswa yang mengikuti model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together berbantuan

handout bermuatan peta pemikiran lebih baik secara signifikan

daripada kompetensi belajar ranah afektif siswa yang mengikuti

pembelajaran konvensional.

c. kompetensi belajar ranah psikomotor siswa yang mengikuti model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together berbantuan

handout bermuatan peta pemikiran lebih baik secara signifikan

daripada kompetensi belajar ranah psikomotor siswa yang mengikuti

pembelajaran konvensional

52

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang ingin dicapai, maka jenis

penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi eksperimen). Jenis penelitian ini

dipilih karena tidak memungkinkannya untuk memanipulasi atau mengontrol

variabel-variabel dan kondisi-kondisi eksperimental secara tertib-ketat. Penelitian

ini menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas

eksperimen siswa diajar dengan model kooperatif tipe NHT berbantuan handout

bermuatan peta pemikiran sedangkan di kelas kontrol siswa diajarkan dengan

model pembelajaran konvensional.

2. Rancangan Penelitian

Rancangan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah the

randomized posstest only control group. Kelompok eksperimen dikenakan

perlakuan. Pada kegiatan akhir setelah perlakuan selesai diberikan pada

kelompok eksperimen; kepada kedua kelompok diberikan posstest. Secara

sederhana rancangan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 7.

52

53

Tabel 7. Rancangan Penelitian

Kelas Perlakuan Posttest

Eksperimen X1 O1

Kontrol O2

Sumber: Yusuf (2013: 191)

Keterangan:

X1 :Perlakuan yang akan diberikan yaiu model pembelajaran NHT

berbantuan handout bermuatan peta pemikiran

O1 : Tes akhir yang diberikan kepada kelas eksperimen

O2` :Tes akhir yang diberikan kepada kelas kontrol.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan di SMPN 14 Padang Kecamatan Pauh.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VIII

di SMPN 14 Padang kecuali kelas yang memiliki nilai ekstrim tinggi (VIII.1,

VIII.2 dan VIII.3) dan kelas yang memiliki nilai ekstrim rendah (VIII.9). Tahap

penentuan ini termasuk kedalam teknik Purposive Sampling. Populasi terdiri dari

5 kelas, dengan jumlah siswa 145 orang, seperti dapat dilihat pada Tabel 8 berikut

ini:

Tabel 8.Jumlah Siswa dan Nilai Rata-Rata UH Kelas Populasi

No Kelas Jumlah siswa Nilai rata-rata UH

1 VIII.4 28 59.64

2 VIII.5 30 48.33

3 VIII.6 30 57.33

4 VIII.7 27 57.78

5 VIII.8 30 57.5

Sumber: Guru Biologi Kelas VIII SMPN 14 Padang

54

2. Sampel

Pada penelitian ini akan diambil dua kelas sampel, yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Pada penelitian ini, pengolahan data populasi

dilakukan dengan bantuan software SPSS 16, agar sampel representatif atau

benar-benar mewakili populasi. Langkah-langkah pengambilan sampel

adalah sebagai berikut.

1) Mengumpulkan nilai UH Biologi siswa kelas VIII SMPN 14 Padang Tahun

Pelajaran 2013/2014 yang dapat dilihat pada Lampiran 1.

2) Melakukan uji kesamaan rata-rata, untuk melihat uji kesamaan rata-rata akan

digunakan uji anava satu satu arah. Sebelum melakukan uji ANAVA satu

arah, terlebih dahulu diperiksa persyaratan analisis yaitu kenormalan data

dan kehomogenitas variansi

a) Melakukan uji normalitas terhadap data tes yang diperoleh dengan analisis

SPSS 16. Untuk uji normalitas digunakan uji Kolmogorov-Smirnov yang

bertujuan untuk mengetahui apakah data dari populasi berdistribusi normal

atau tidak. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 9 berikut.

Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Populasi

No. Kelas Nilai Sig. Ket.

1 VIII.4 0,690 Normal

2 VIII.5 0,315 Normal

3 VIII.6 0,598 Normal

4 VIII.7 0,458 Normal

5 VIII.8 0,936 Normal

Dari Tabel 9 terlihat bahwa nilai Sig. setiap kelas pada populasi lebih

besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data populasi

55

berdistribusi normal. Hasil output uji normalitas populasi dapat dilihat

pada Lampiran 2.

b) Melakukan uji homogenitas variansi, pengujian ini dilakukan dengan

menggunakan uji Levene dengan bantuan software SPSS 16. Uji ini

bertujuan untuk mengetahui apakah data dari populasi mempunyai variansi

yang homogen atau tidak. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan

SPSS diperoleh diperoleh nilai Sig. = 0,115. Karena nilai Sig. lebih besar

dari taraf nyata (α = 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data populai

mempunyai variansi yang homogen. Hasil uji homogenitas variansi dapat

dilihat pada Lampiran 2

c) Melakukan uji kesamaan rata-rata dengan menggunakan uji ANAVA satu

arah. Dari hasil uji kesamaan rata-rata diperoleh nilai Sig. = 0,246. Karena

nilai Sig. lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa semua

semua populasi mempunyai rata-rata yang sama.

d) Karena tiap kelompok populasi berdistribusi normal, mempunyai variansi

yang homogen, dan mempunyai rata-rata yang sama, maka pengambilan

sampel dilakukan dengan pengundian menggunakan gulungan kertas

sebanyak jumlah kelas yang dijadikan populasi yaitu sebanyak lima

gulungan kertas. teknik ini termasuk ke dalam random sampling Untuk

pengambilan kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol diambil

gulungan kertas dengan cara mengambil dua gulungan. Gulungan pertama

yang terambil yaitu kelas VIII.8 sebagai kelas eksperimen dan gulungan

kedua yang terambil yaitu kelas VIII.6 sebagai kelas kontrol

56

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari perbedaan persepsi terhadap istilah yang digunakan ,

maka dijelaskan definisi operasional sebagai berikut:

1. pengaruh yang diamati dalam penelitian ini adalah perbedaan yang

disebabkan oleh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

berbantuan handout bermuatan peta pemikiran.

2. NHT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang memiliki empat

fase yaitu:

1) fase 1: penomoran, guru membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri

dari 5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor mulai 1

sampai dengan 5.

2) fase 2: mengajukan pertanyaan, guru mengajukan sebuah pertanyaan

kepada siswa. Pertanyaan diberikan dalam bentuk Lembar Kegiatan

Siswa (LKS).

3) fase 3: berpikir bersama, siswa menyatukan pendapatnya terhadap

jawaban pertanyaan yang ada pada LKS dan meyakinkan tiap anggota

dalam timnya mengetahui jawaban tim.

4) fase 4: menjawab, guru memanggil nomor tertentu, kemudian siswa

yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba

menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

3. pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang biasa digunakan oleh

guru biologi SMPN 14 Padang. Pembelajaran ini sudah menggunakan metode

diskusi kelompok, akan tetapi siswa dikelompokkan berdasarkan urutan

57

tempat duduknya saja dan sumber belajar yang digunakan yaitu buku paket

BSE dan LKS yang disusun oleh tim MGMP Kota Padang.

4. handout bermuatan peta pemikiran

handout bermuatan peta pemikiran adalah lembaran-lembaran yang berisi

informasi, ringkasan, konsep-konsep dan defenisi tentang materi pelajaran

dengan menggabungkan teknik mencatat kreatif yang mengoptimalkan kinerja

otak kiri (kata-kata) dan warna (otak kanan)

5. model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta

pemikiran adalah model pembelajaran kooperatif yang menekankan tanggung

jawab individu dalam kelompok yang memiliki karakteristik penomoran dan

menggunakan sumber belajar handout yang sebagian informasinya berbentuk

peta pemikiran.

6. kompetensi belajar adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan

perilaku yang harus dimiliki oleh siswa SMPN 14 Padang. Kompetensi ranah

kognitif diukur melalui tes yang diberikan setelah selesai satu kompetensi

dasar. Kompetensi ranah afektif yang diamati oleh observer melalui rubrik

adalah kemauan mendengarkan penjelasan guru, sikap saat kegiatan diskusi

berlangsung, kemampuan bekerjasama dalam kelompok, kemampuan

bertanya, kemampuan menanggapi pendapat orang lain, dan kemampuan

menyampaikan pendapat. Kompetensi ranah psikomotor yang diamati oleh

observer melalui rubrik adalah keterampilan mempersiapkan alat dan bahan,

keterampilan melakukan pengamatan, keterampilan diskusi siswa,

58

keterampilan mempresentasikan hasil diskusi kelompok, dan keterampilan

menulis hasil diskusi.

E. Variabel dan Data

1. Variabel

Penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu variabel bebas dan varibel terikat.

a) Variabel bebas, variabel yang diperkirakan berpengaruh terhadap variabel

lain atau perlakuan yang diberikan kepada siswa kelas eksperimen yaitu

model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan

peta pemikiran.

b) Varibel terikat adalah kompetensi belajar siswa yang diperoleh setelah

perlakuan diberikan yaitu kompetensi belajar siswa.

2. Data Penelitian

Jenis dan sumber data pada penelitian ini adalah:

a. Jenis data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer, karena data langsung

diperoleh dari sampel untuk melihat kompetensi belajar biologi siswa

setelah penelitian melalui tes dan non tes.

b. Sumber data adalah siswa kelas VIII SMPN 14 Padang yang menjadi

sampel penelitian.

59

F. Prosedur Penelitian

Pembelajaran pada kelas sampel dilakukan dengan menggunakan model

pembelajaran yang berbeda, kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran, sedangkan

untuk kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Ada tiga tahap

yang dilalui dalam penelitian, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tahap akhir.

1. Tahap persiapan

a. Menentukan jadwal penelitian

Penentuan jadwal ini bertujuan untuk mengetahui kapan waktu yang tepat

untuk melakukan penelitian.

b. Menentukan populasi dan sampel yang terdiri dari kelas eksperimen dan

kelas kontrol

c. Mempersiapkan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang

berlaku baik pengkajian terhadap materi pelajaran, alokasi waktu, indikator

pencapaian serta rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

d. Merancang LKS (lembar kegiatan siswa) untuk kegiatan diskusi kelompok

e. Menentukan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah

berdasarkan nilai ulangan harian yang diperoleh sebelum penelitian untuk

pembagian kelompok.

f. Mempersiapkan soal postes untuk diberikan pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol pada setiap akhir kompetensi dasar.

g. Memvalidasi RPP, LKS, handout bermuatan peta pemikiran serta soal uji

coba kepada validator.

60

h. Melaksanakan uji coba soal

2. Tahap Pelaksanaan penelitian

Pembelajaran pada kedua kelas sampel dilakukan dengan menggunkaan

model pembelajaran yang berbeda. Kelas eksperimen menggunakan model

kooperatif NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran sedangkan kelas

kontrol menggunakan pembelajaran konvensional seperti pada Tabel 10 berikut:

Tabel 10. Langkah-langkah pelaksanaan Pembelajaran pada Kedua Kelas Sampel.

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

PENDAHULUAN

Guru memeriksa kesiapan belajar dan

memantau kehadiran siswa

Memberikan apersepsi

Guru memotivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

PENDAHULUAN

Guru memeriksa kesiapan belajar

dan memantau kehadiran siswa

Memberikan apersepsi

Guru memotivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

KEGIATAN INTI

Fase 1. Penomoran

Guru membagi siswa kedalam 6

kelompok yang masing-masing

kelompok berjumlah 5 orang

(Eksplorasi)

Guru memberi nomor 1 sampai 5 pada

masing-masing kelompok, setiap anggota

hanya memiliki satu nomor (Eksplorasi)

Fase 2 mengajukan pertanyaan

Guru memberikan tugas pada semua

kelompok, dalam bentuk LKS tiap

kelompok memiliki tugas yang sama

(Elaborasi)

Fase 3. Berpikir bersama

Guru membimbing dan meminta masing-

masing kelompok mendiskusikan

jawabannya dengan bantuan handout

bermuatan peta pemikiran

KEGIATAN INTI

Guru membagi siswa kedalam 7

kelompok yang terdiri dari 5

kelompok beranggotakan 4 orang

siswa dan 2 kelompok lagi

beranggotakan masing-masing 5

orang siswa. Pembagian kelompok

ini berdasarkan urutan tempat duduk.

(Eksplorasi).

Guru menjelaskan materi

(Eksplorasi)

Guru memberikan tugas pada semua

kelompok, dalam bentuk LKS tiap

kelompok memiliki tugas yang sama

(Eksporasi)

Guru membimbing dan meminta

masing-masing kelompok

mendiskusikan jawabannya dengan

bantuan sumber belajar buku paket

yang mereka miliki (Eksplorasi)

Guru memanggil salah satu

kelompok untuk melaporkan

61

(Ekplorasi)

Fase 4. Menjawab

Guru memanggil salah satu nomor, dan

nomor yang terpanggil, melaporkan

jawabannya di depan kelas

(Elaborasi)

Setelah satu jawaban tuntas terjawab,

guru memanggil nomor yang lain. Dan

yang terpanggil nomornya segera ke

depan

(Elaborasi)

Guru memberikan komentar dan

meluruskan konsep-konsep yang salah

(Konfirmasi)

Guru bersama siswa memberikan

kesimpulan penghargaan pada kelompok

terbaik (Konfirmasi)

jawabannya di depan kelas

(Elaborasi)

Setelah satu jawaban tuntas terjawab,

guru memanggil kelompok yang

lain. Dan yang terpanggil segera ke

depan (Elaborasi)

Guru memberikan komentar dan

meluruskan konsep-konsep yang

salah (Konfirmasi)

Guru bersama siswa memberikan

kesimpulan

(Konfirmasi)

PENUTUP

Guru mengingatkan kembali agar

membaca handout di rumah

PENUTUP

Guru mengingatkan agar

membaca buku di rumah

3) Tahap Akhir/Penyelesaian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir adalah:

a. Memberikan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan

soal yang sama.

b. Mengumpulkan data.

c. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari kedua kelas sampel.

d. Menarik kesimpulan dari hasil yang didapat sesuai dengan teknik analisis

data yang digunakan.

Tabel Lanjutan Langkah-Langkah Pembelajaran

62

G. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan non tes.

Instrument ini dirancang oleh peneliti sendiri. Masing-masing rancangan

instrument divalidasi oleh pakar/ahli. Penentuan validator melalui pertimbangan

dan saran dosen pembimbing. Berdasarkan pertimbangan dan saran dari dosen

pembimbing yang dtetapkan sebagai validator yaitu Bapak Dr. Ramadhan

Sumarmin, M.Si dan Ibu Dr. Zozy Aneloi Noli, M.Si.

Untuk mendapatkan kualitas soal yang baik, maka dilakukan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. membuat kisi-kisi soal tes. Kisi-kisi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran

4.

2. menyusun tes sesuai dengan kisi-kisi tes. Soal-soal tes selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran 5.

3. melakukan validasi soal tes. Soal ditelaah secara kualitatif atau divalidasi

melalui pengajuan kepada validator yang telah ditetapkan. Hasil validasi

merupakan perangkat tes hasil belajar untuk diuji coba.

4. soal diujicobakan kepada siswa kelas VIII.7 yang karakteristiknya sama

dengan kelas yang dijadikan sampel.

5. distribusi jawaban soal tes uji coba soal dapat dilihat pada Lampiran 7.

6. analisis soal tes ujicoba.

63

Agar soal tes sahih untuk digunakan maka dianalisis dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1) validitas butir tes

Salah satu teknik yang digunakan untuk mengetahui validitas butir tes

adalah teknik korelasi Product Moment yang dikemukakan Pearson. Rumus

korelasi Product Moment dengan angka kasar sebagai berikut (Arikunto, 2012:

92):

∑ (∑ )(∑ )

√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +

Keterangan: rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y

N = jumlah subjek atau siswa yang diteliti ∑ X = skor tiap butir soal ∑ Y = skor total ∑ X

2 = jumlah kuadrat skor butir soal

∑ Y2

= jumlah kuadrat skor total

Setelah di dapat harga rxy, kemudian dikonsultasikan dengan harga kritik r

product moment yang ada pada tabel yaitu (0,381)dengan taraf nyata 5%. Apabila

rxy lebih besar dari harga tabel, maka butir soal tersebut valid.

Interpretasi mengenai besarnya koefesien korelasi adalah sebagai berikut:

Antara 0,800 sampai dengan 1,00

Antara 0,600 sampai dengan 0,800

Antara 0,400 sampai dengan 0,600

Antara 0,200 sampai dengan 0,400

Antara 0,00 sampai dengan 0,200

(Arikunto, 2012: 89)

Perhitungan validitas butir soal uji coba pada dapat dilihat pada

Lampiran 8. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pada soal tes ujicoba materi

64

gerak tumbuhan yang berjumlah 60 soal, terdapat soal valid berjumlah 48 butir.

Soal tes ujicoba materi hama dan penyakit pada tumbuhan yang berjumlah 40

soal, terdapat soal valid berjumlah 38 butir. Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 9.

2) analisis butir soal

a). daya beda

Menurut Arikunto (2012: 228), untuk mencari daya beda soal digunakan

rumus:

PbPaJB

Bb

Ja

BaD

Keterangan:

D = Daya Beda

J = Jumlah peserta tes

Ja = Banyaknya peserta kelas atas

Jb = Banyaknya peserta kelas bawah

Ba = Banyaknya siswa kelas atas yang menjawab soal dengan benar

Bb = Banyaknya siswa kelas bawah yang menjawab soal dengan benar

Pa = Proporsi kelas atas yg menjawab benar

Pb = Proporsi kelas bawah yg menjawab benar

Kriterianya, yaitu:

0,00-0,20 = jelek

0,21-0,40 = cukup

0,41-0,70 = baik

0,71-1,00 = baik sekali

(Arikunto, 2012:232)

Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang memiliki daya

pembeda 0,21-1,00. Hasil perhitungan daya beda soal tes dalam penelitian ini

pada materi gerak pada tumbuhan yang memiliki kriteria baik sekali 1 soal, baik

25 soal dan cukup 16 soal. Sedangkan pada materi hama dan penyakit tumbuhan

65

yang memiliki kriteria baik 11 soal, cukup 20 soal, dan jelek 7 soal . Hasil

perhitungan daya pembeda soal dapat dilihat pada Lampiran 12.

b). tingkat kesukaran

Bermutu atau tidaknya butir-butir soal tes hasil belajar dapat diketahui

dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh masing-masing

butir soal tersebut. Butir-butir soal tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai

butir-butir soal yang baik, apabila butir-butir soal tersebut tidak terlalu sukar atau

tidak terlalu mudah. Untuk menentukan derajad kesukaran soal dapat digunakan

rumus berikut (Arikunto, 2012: 223)

JS

BP

Keterangan:

P = Indeks Kesukaran atau Tingkat Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul

JS = Jumlah peserta tes

Kriteria tingkat kesukaran dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu:

Soal dengan P 0,00–0,30 adalah soal sukar

Soal dengan P 0,31–0,70 adalah soal sedang

Soal dengan P 0,71–1,00 adalah soal mudah.

Kriteria tingkat kesukaran yang dipakai adalah rentang 0,30-0,70.

Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal tes dalam penelitian ini pada

materi gerak pada tumbuhan yang memiliki kriteria mudah 16 soal, sedang 23 soal

dan sukar 3 soal. Sedangkan pada materi hama dan penyakit tumbuhan yang

memiliki kriteria mudah 19 soal, sedang 15 soal dan sukar 4 soal. Hasil

perhitungan tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Lampiran 12.

66

Kriteria penerimaan soal berdasarkan daya pembeda dan tingkat kesukaran

soal dapat dilihat pada Lampiran 13. Dapat disimpulkan bahwa soal yang dapat

digunakan untuk materi gerak pada tumbuhan berjumlah 32 butir soal, sedangkan

untuk materi hama dan penyakit pada tumbuhan berjumlah 31 butir soal.

3) reliabilitas

Dalam pembicaraan tentang reliabilitas, tidak lagi dipertanyakan tentang

ketepatan pengukuran, tetapi konsistensi dan ketelitian dalam mengukur apa yang

seharusnya diukur. Salah satu cara untuk menentukan besarnya reliabilitas alat

ukur adalah dengan menggunakan rumus yang ditemukan oleh Kuder dan

Richardson, yaitu rumus K-R 21 (Arikunto, 2012:114). Rumus tersebut adalah:

211 11 nS

MnM

n

nr

Keterangan:

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

n = jumlah item (butir soal )

M = mean atau rerata skor total

S = standar deviasi dari tes

Kriteria:

a. Reliabilitas sangat tinggi jika 0,81 r11 1,00

b. Reliabilitas tinggi jika 0,61 r11 0,80

c. Reliabilitas sedang jika 0,41 r11 0,60

d. Reliabilitas rendah jika 0,21 r11 0,40

e. Reliabilitas sangat rendah jika 0,00 r11 0,20

Reliabilitas yang dinyatakan baik memiliki rentang 0,41-1,00.

Hasil perhitungan koefisien reliabilitas soal tes dalam penelitian ini pada

materi gerak pada tumbuhan adalah 0,908 serta pada materi hama dan penyakit

67

pada tumbuhan 0,875. Ini berarti reliabilitas soal tes yang dilakukan berada pada

kategori sangat tinggi. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11.

4) Jenis Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh data

kompetensi belajar berupa:

(1). tes pilihan ganda, instrumen ini digunakan untuk menguji kompetensi

ranah kognitif,

(2). non tes, berupa lembar pengamatan yang digunakan untuk mengukur

kompetensi ranah afektif dan psikomotor. Lembar pengamatan ranah

afektif dan psikomotor diisi oleh observer yang berpedoman pada

indikator yang telah ditetapkan. Rubrik afektif dan psikomotor dapat

dilihat pada Lampiran 15 dan 16. Indikator kompetensi ranah afektif

dan psikomotor dapat dilihat pada Tabel 11.

68

Tabel 11. Indikator Penilaian Kompetensi Belajar Ranah Afektif Siswa

Skor Indikator Tingkatan

Kemauan mendengarkan penjelasan guru Penerimaan

4 Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh.

3 Siswa kurang mendengarkan penjelasan guru tetapi tidak gaduh

2 Siswa kurang mendengarkan penjelasan guru dan membuat gaduh

1 Siswa tidak mendengarkan penjelasan guru dan membuat gaduh

Kemampuan bertanya dengan santun Tanggapan

4 Siswa mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan tidak

menjatuhkan teman

3 Siswa mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan ada dasarnya

2 Siswa mampu menanggapi tetapi tidak ada dasarnya

1 Siswa tidak menanggapi pendapat orang lain

Kemampuan menanggapi pendapat orang lain dengan sopan Tanggapan

4 Siswa mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan tidak

menjatuhkan teman

3 Siswa mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan ada

dasarnya

2 Siswa mampu menanggapi tetapi tidak ada dasarnya

1 Siswa tidak menanggapi pendapat orang lain

Kemampuan menyampaikan pendapat dengan tertib Menilai

4 Siswa aktif dalam menyampaikan pendapat dengan didasari argumen yang tepat dan tidak menyela teman yang sedang bicara

3 Siswa aktif dalam menyampaikan pendapat, argumen kurang tepat

2 Siswa mampu berpendapat tanpa ada dasarnya

1 Siswa tidak menyampaikan pendapatnya

Kemampuan bekerjasama dalam kelompok Organisasi

4 Bekerjasama dalam diskusi kelompok dengan baik dan antusias

menyumbangkan pendapatnya untuk penyelesaian LKS.

3 Cukup bekerjasama dalam diskusi kelompok karena mau ikut

menyumbangkan pendapatnya

2 Kurang bekerjasama dalam diskusi kelompok karena tidak ikut

menyumbang pendapatnya

1 Tidak mau ikut bekerjasama dalam diskusi kelompok melainkan

hanya sibuk dengan aktivitas sendiri.

Sikap saat kegiatan diskusi berlangsung Karakterisasi

4 Siswa duduk tenang dengan seksama mengikuti jalannya diskusi

3 Siswa duduk tetapi beraktivitas sendiri

2 Siswa berdiri bahkan berjalan-jalan di kelas saat diskusi berlangsung

1 Siswa berjalan-jalan keluar kelas saat diskusi berlangsung

69

Tabel 12. Indikator Penilaian Kompetensi Belajar Ranah Psikomotor Siswa

Skor Indikator Tingkatan

Keterampilan mempersiapkan alat dan bahan

Peniruan

dan

Manipulasi

4 Siswa mampu mempersiapkan alat dan bahan dengan lengkap, benar dan rapi

3 Siswa mempersiapkan alat dan bahan dengan lengkap, tetapi

tidak rapi

2 Siswa mempersiapkan alat dan bahan kurang lengkap, dan tidak rapi

1 Siswa tidak mempersiapkan alat dan bahan

Keterampilan melakukan pengamatan Ketepatan

4 Siswa melakukan pengamatan dengan dengan prosedur yang benar dan hasil yang benar

3 Siswa melakukan pengamatan dengan prosedur yang benar dan

hasil yang salah

2 Siswa melakukan pengamatan dengan prosedur yang salah dan hasil yang salah

1 Tidak melakukan pengamatan

Keterampilan Diskusi Siswa Penekanan

4 Siswa melaksanakan diskusi sesuai petunjuk sampai selesai

3 Siswa melaksanakan diskusi sesuai petunjuk tetapi tidak sampai

selesai

2 Melaksanakan diskusi tidak sesuai pentunjuk dan tidak sampai

selesai

1 Tidak melaksankan diskusi

Keterampilan mempresentasikan hasil diskusi kelompok Penekanan

4 Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas dengan lancar dan menatap kearah siswa lain (peserta diskusi)

3 Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas,

dengan lancar tetapi tidak menatap kearah siswa lain (peserta

diskusi)

2 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas, kurang

lancar dan tidak menatap kearah siswa lain (peserta diskusi)

1 Tidak mempresentasikan hasil diskusi kelompok

Keterampilan menulis hasil diskusi Ketepatan

4 Hasil diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak ada coretan), dan dapat dibaca

3 Hasil diskusi ditulis dengan rapi ,cukup bersih (sebagian kecil

ada coretan), dan dapat dibaca

2 Hasil diskusi ditulis tidak rapi , kurang bersih (sebagian besar terdapat coretan) dan dapat dibaca

1 Hasil diskusi ditulis tidak rapi, kurang bersih (sebagian besar

terdapat coretan) dan tidak dapat dibaca

70

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan pemberian tes

dan non tes.

1. Pemberian tes

Pemberian tes dilakukan untuk mengukur kemampuan ranah kognitif siswa,

dan diberikan diakhir pertemuan setiap satu Kompetensi Dasar. Soal tes yang

digunakan untuk kedua sampel dapat dilihat pada Lampiran 14.

2. Non tes

Alat ukur non tes yang berupa lembar pengamatan diisi oleh observer untuk

melihat kompetensi afektif dan psikomotor siswa. Lembar non tes ini diisi

oleh observer selama pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada Lampiran

17 dan 18. Alat ukur non tes ini dihitung dengan rumus:

100XSM

SPN

Keterangan:

N = Nilai

SP = Skor Perolehan

SM = Skor Maksimal

Tabel 13. Klasifikasi Nilai Siswa

Jumlah nilai

perolehan

Kategori

95-100 Amat baik

85-94 Baik

75-84 Cukup

≤ 74 Kurang

Berdasarkan KKM di SMPN 14 Padang

I. Teknik Analisis Data

71

Setelah data terkumpul, tahap selanjutnya adalah menganalisis data dan

interpretasi hasil. Analisis data dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah

hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Tahap analisis data meliputi:

1. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan melihat apakah data terdistribusi normal atau

tidak. Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji Kolomogorov-

Smirnov dengan menggunakan SPSS 16. Data terdistribusi normal jika nilai P-

Value/Sig yang diperoleh lebih besar dari taraf nyata (α) = 0,05. Hipotesis

statistik sebagai berikut:

H0 : data mengikuti suatu distribusi normal

H1 : data tidak mengikuti suatu distribusi normal

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat Apakah kedua kelompok data

mempunyai varians yang homogen atau tidak. Uji ini dapat dilakukan dengan

menggunakan uji Levene dengan alat bantu SPSS 16. Kriteria pengujiannya

adalah terima H0 jika nilai sig > taraf nyata (α = 0,05) dan tolak H0 jika

sebaliknya. Dengan hipotesis statistik sebagai berikut:

H0: 12 = 1

2

H1: 12 ≠ 1

2

3. Uji Hipotesis

72

Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan

kompetensi kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Pengujian analisis data pada

penelitian dilakukan pada taraf nyata 0,05. Uji hipotesis dilakukan dengan

bantuan SPSS 16.

Uji statistik yang digunakan untuk hipotesis 1 adalah uji t karena data

berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang homogen. Kriteria

pengujiannya adalah bila harga thitung ≤ ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak,

sebaliknya jika harga thitung > ttabel maka H1 diterima dan H0 ditolak. Dengan dk =

n1 + n2 - 2. Hipotesis 2 dan 3 dilakukan uji Mann Whitney U karena data

termasuk ke dalam data nominal yang memiliki ciri hasil hitungannya tidak

ditemui pecahan dan angka yang tertera hanya label saja. kriteria pengujian

hipotesis ini yaitu jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0,05 maka

H0 diterima, dan jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 maka

H1 diterima.

73

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil analisis data untuk mengungkapkan

kompetensi belajar ranah kognitif, afektif, dan psikomotor siswa yang diperoleh

dari penelitian yang dilaksanakan mulai dari 25 Februari sampai dengan 29 April

2014. Hal ini dilihat setelah dilakukan pembelajaran di kelas eksperimen dengan

menggunakan model pembelajaran koopetatif tipe NHT berbantuan handout

bermuatan peta pemikiran dan di kelas kontrol dengan menggunakan

pembelajaran konvensional.

1. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa kompetensi belajar

biologi siswa pada tiga ranah. Data pada ranah kognitif diperoleh setelah proses

pembelajaran satu kompetensi dasar selesai, sedangkan data pada ranah afektif

dan psikomotor diambil pada saat proses pembelajaran berlangsung.

a) Deskripsi Data Kompetensi Ranah Kognitif

Data kompetensi belajar ranah kognitif pada penelitian ini diperoleh

melalui penilaian yang dilakukan pada pertemuan terakhir setiap satu Kompetensi

Dasar. Penilaian ini dilakukan melalui tes akhir dengan teknik tes tertulis

berbentuk soal pilihan ganda yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kontrol.

Data penelitian kompetensi belajar ranah kognitif disajikan dalam Tabel 14.

73

74

Tabel 14. Nilai Rata-Rata, Minimal, Maksimal, dan Simpangan Baku dari

Kelas Eksperimen dan Kontrol Kompetensi Ranah Kognitif

Kelas

N

Xmin

Xmax

S

Eksperimen 30 82.25 70.01 90.47 5.63

Kontrol 30 64.31 52.52 73.13 5.4

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa kompetensi belajar ranah kognitif

siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan

handout bermuatan peta pemikiran memperoleh nilai maksimum dan minimum

lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Data lebih

lengkap dapat dilihat pada Lampiran 23.

b) Deskripsi Data Kompetensi Ranah Afektif

Data penelitian pada ranah afektif ini diperoleh melalui pengamatan

selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu enam kali pertemuan. Pengamatan

dilakukan oleh dua orang guru biologi dan seorang mahasiswa pascasarjana UNP

sebagai observer dengan menggunakan format penilaian ranah afektif siswa. Data

penelitian kompetensi belajar ranah afektif disajikan pada Gambar 2.

75

Gambar 2. Perbandingan Kompetensi Belajar Ranah Afektif Siswa Kelas

Eksperimen dan Kontrol Setiap Pertemuan.

Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata kompetensi

belajar ranah afektif siswa tiap pertemuan pada kelas eksperimen yang diberi

perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan handout

bermuatan peta pemikiran lebih tinggi dibandingkan kompetensi belajar ranah

afektif siswa kelas kontrol Rincian selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 27.

Sedangkan untuk rata-rata, nilai minimal, nilai maksimal, dan simpangan baku

kompetensi ranah afektif siswa dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Nilai Rata-Rata, Minimal, Maksimal, dan Simpangan Baku dari

Kelas Eksperimen dan Kontrol Kompetensi Ranah Afektif

Kelas

N

Xmin

Xmax

S

Eksperimen 30 79.3 72.92 85.42 3.47

Kontrol 30 63.03 56.25 69.44 2.87

Dari hasil perhitungan pada Tabel 15, terlihat jelas bahwa kompetensi

belajar ranah afektif kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran memperoleh nilai maksimum

76

dan minimum lebih baik daripada kelas yang menggunakan pembelajaran

konvensional.

c) Deskripsi Data Kompetensi Ranah Psikomotor

Data penelitian pada ranah psikomotor ini diperoleh melalui pengamatan

selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu enam kali pertemuan. Pengamatan

dilakukan oleh dua orang guru biologi dan seorang mahasiswa pascasarjana UNP

sebagai observer dengan menggunakan format penilaian psikomotor siswa. Data

penelitian kompetensi belajar ranah psikomotor disajikan pada Gambar 3.

Gambar.3 Perbandingan Kompetensi Belajar Ranah Psikomotor Siswa Kelas

Eksperimen dan Kontrol Setiap Pertemuan.

Berdasarkan Gambar 3 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai psikomotor

siswa kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran memiliki rata-

rata yang lebih tinggi dibandingkan nilai psikomotor siswa kelas kontrol. Rincian

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 30. Sedangkan untuk rata-rata, nilai

77

minimal, maksimal, dan simpangan baku kompetensi ranah psikomotor siswa,

dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Nilai Rata-Rata, Minimal, Maksimal, dan Simpangan Baku dari

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kompetensi Ranah Psikomotor

Kelas

N

Xmin

Xmax

S

Eksperimen 30 86.4 75 94.32 5.04

Kontrol 30 68.86 60.23 76.14 3.78

Dari hasil perhitungan pada Tabel 16, terlihat bahwa kompetensi belajar

ranah psikomotor kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran memperoleh nilai maksimum

dan minimum lebih baik daripada kelas yang menggunakan pembelajaran

konvensional.

2. Pengujian Persyaratan Analisis Kompetensi Ranah Kognitif Siswa

Uji persyaratan analisis dilakukan sebelum berlanjut ke uji hipotesis, uji

pertama yang dilakukan adalah uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov dan uji homogenitas variansi menggunakan uji levene dengan bantuan

software SPSS 16. Jika data berdistribusi normal dan homogen maka pengujian

hipotesisnya menggunakan uji-t. Jika data tidak berdistribusi normal, tidak akan

dilanjutkan dengan uji homogenitas variansi dan pengujian hipotesisnya

menggunakan uji Mann Whitney U.

78

1) Uji Normalitas

Uji normalitas pada nilai kompetensi ranah kognitif dilakukan terhadap

rata-rata nilai tes KD 1 dan KD 2 siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji

normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan

bantuan software SPSS 16. Kriteria pengujiannya adalah terima H0 jika nilai Sig.

> taraf nyata (α = 0,05). Keterangan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran

24. Hasil perhitungan uji normalitas ini dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Hasil Uji Normalitas terhadap Nilai Kompetensi Belajar Siswa

Kelas Sig. Keterangan

Eksperimen 0.060 Normal

Kontrol 0.200 Normal

2) Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas variansi nilai tes akhir kedua KD pada siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji Levene dengan bantuan SPSS 16.

Kriteria pengujiannya adalah terima H0 jika nilai Sig. > taraf nyata (α = 0,05) dan

tolak H0 jika sebaliknya. Keterangan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran

25. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa kompetensi ranah kognitif siswa

memiliki nilai sig. 0.985, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut

homogen.

3. Uji Hipotesis

1) Hipotesis Pertama

Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui kompetensi belajar ranah

kognitif siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe NHT

79

berbantuan handout bermuatan peta pemikiran lebih baik daripada siswa yang

mengikuti pembelajaran konvensional, karena data berdistribusi normal dan

mempunyai variansi yang homogen, maka uji yang digunakan adalah uji t. Hasil

perhitungan uji hipotesis menunjukkan bahwa kompetensi ranah kognitif siswa

mempunyai harga thitung sebesar 12,58 dan ttabel = 1,671. Ini berarti nilai thitung >

ttabel maka H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompetensi

belajar ranah kognitif siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe

NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran lebih baik secara signifikansi

daripada kompetensi ranah kognitif siswa yang mengikuti pembelajaran

konvensional. Perhitungan uji hipotesis ini dapat dilihat pada Lampiran 26.

2) Hipotesis Kedua

Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui kompetensi belajar ranah

afektif siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan

handout bermuatan peta pemikiran lebih baik daripada siswa yang mengikuti

pembelajaran konvensional.

Data kompetensi ranah afektif memiliki ciri hasil hitungannya tidak

dijumpai bilangan pecahan (data ordinal), maka langsung dianalisis menggunakan

statistik non parametrik. Uji yang digunakan adalah uji Mann Whitney U. Hasil

perhitungan uji hipotesis menunjukkan bahwa sig.< 0.05 yaitu 0.000 yang

diperoleh dari hasil analisis menggunakan SPSS 16. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa kompetensi ranah afektif siswa yang mengikuti pembelajaran

kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran lebih baik

80

secara signifikansi daripada kompetensi ranah afektif siswa dengan pembelajaran

konvensional. Perhitungan uji hipotesis ini dapat dilihat pada Lampiran 29.

3) Hipotesis Ketiga

Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui kompetensi ranah

psikomotor siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe NHT

berbantuan handout bermuatan peta pemikiran lebih baik daripada siswa yang

mengikuti pembelajaran konvensional. Data kompetensi ranah psikomotor

memiliki ciri hasil hitungannya tidak dijumpai bilangan pecahan (data ordinal),

maka langsung dianalisis menggunakan statistik non parametrik. Uji yang

digunakan adalah uji Mann Whitney U. Hasil perhitungan uji hipotesis

menunjukkan bahwa sig.< 0.05 yaitu 0.000 yang diperoleh dari hasil analisis

menggunakan SPSS 16. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompetensi

ranah afektif siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan

handout bermuatan peta pemikiran lebih baik secara signifikansi daripada

kompetensi ranah afektif siswa dengan pembelajaran konvensional. Perhitungan

uji hipotesis ini dapat dilihat pada Lampiran 32.

B. Pembahasan

1. Kompetensi Ranah Kognitif

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan handout

bermuatan peta pemikiran memberi dampak yang positif terhadap kompetensi

belajar ranah kognitif siswa. Perpaduan antara model pembelajaran kooperatif

tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran sebagai bahan diskusi,

memberi dampak positif bagi guru, karena sebagian waktunya dapat dicurahkan

81

untuk membimbing belajar siswa. Dampak positifnya bagi siswa, mempengaruhi

pola interaksi siswa karena memberi peluang terpanggil yang sama bagi setiap

individu dalam kelompok sehingga menumbuhkan rasa bertanggung jawab, rasa

percaya diri serta berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan deskripsi data yang telah dipaparkan pada sub-bab

sebelumnya, terlihat bahwa nilai rata-rata kompetensi belajar biologi siswa kelas

eksperimen yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan

handout bermuatan peta pemikiran secara keseluruhan lebih baik dibandingkan

dengan kelas kontrol yang mengikuti pembelajaran konvensional. Tingginya

perolehan nilai-rata-rata kompetensi belajar siswa kelas eksperimen dibandingkan

dengan kelas kontrol disebabkan oleh perlakuan yang diberikan pada kelas

eksperimen yaitu model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan handout

bermuatan peta pemikiran.

Pembelajaran biologi dengan model kooperatif tipe NHT berbantuan

handout bermuatan peta pemikiran pada kelas eksperimen dimulai dengan guru

membagi para siswa menjadi 6 kelompok yang beranggotakan masing-masing 5

orang dan memberi nomor sehingga setiap siswa dalam tim memiliki nomor yang

berbeda, kemudian guru memberikan tugas dalam bentuk LKS dan masing-

masing kelompok mengerjakannya. Siswa dalam kelompok berdiskusi dan

memutuskan jawaban yang dianggap paling tepat dan memastikan setiap anggota

kelompok mengetahui jawaban ini. Setelah semuanya selesai guru menyebut satu

nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat

tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.

82

Saat pembelajaran pada kelas eksperimen berlangsung, siswa bersemangat

dalam berdiskusi untuk menyelesaikan soal pada LKS, mau mengingatkan teman

sekelompoknya jika ada yang kurang serius atau beraktivitas sendiri. Siswa yang

pintar memberi pengaruh baik bagi teman-tamannya yang kurang paham

mengenai suatu materi, mereka terlihat lebih leluasa bertanya atau membahas

materi dengan temannya tersebut sebelum bertanya kepada guru. Guru akan

menghampiri setiap siswa yang bertanya saat diskusi dalam kelompok

berlangsung, menjelaskan kepada siswa tentang hal yang kurang dipahami

tersebut tanpa menggangu siswa atau kelompok yang lain.

Model pembelajaran NHT pada kelas eksperimen ini dapat meningkatkan

tanggung jawab individu terhadap kelompok. Hal ini terlihat dari siswa yang

sibuk mempersiapkan diri, karena adannya nomor yang mereka miliki. Semua

anggota kelompok terlihat berusaha menguasai materi pelajaran, karena mereka

memiliki peluang yang sama untuk dipanggil oleh guru. Siswa yang pemalu dan

berkemampuan kurang sekalipun ikut berusaha keras sehingga jelas terlihat tidak

ada istilah ―numpang nama‖ dalam kelompok. Alberta (2008: 354), menjelaskan

bahwa NHT efektif untuk mengkaji materi serta untuk memeriksa pengetahuan

dan pemahaman siswa, karena mengembangkan keterampilan dalam membangun

suatu tim dan juga menyediakan suasana yang kondusif. Anggota kelompok harus

menemukan kesepakatan jawaban. Situasi ini baik bagi siswa yang pemalu atau

memiliki kesulitan dalam mengemukakan pendapat. Hadiyanti, Kusni, dan

Suhitno (2012), dalam penelitiannya juga menyimpulkan model pembelajaran

kelas kooperatif tipe NHT lebih efektif dibandingkan model pembelajaran

83

konvensional dalam kemampuan pemahaman konsep peserta didik dengan rata-

rata keaktifan 74% di kelas eksperimen dan 73% di kelas kontrol.

Adanya penghargaan kelompok yang diberikan dalam pembelajaran di

kelas eksperimen, menjadikan siswa lebih semangat dan menciptakan hubungan

antar personal yang saling mendukung, saling membantu, dan saling peduli agar

kelompok mereka menjadi yang terbaik. Menurut Slavin (2009:260), bila guru

tidak memperdulikan tim-tim yang tidak mengerjakan tugas dan memberikan

penghargaan terhadap siswa yang mengerjakan tugas dengan baik, maka tim

lainnya akan segera mengerjakan tugas.

Guru memfasilitasi siswa dengan bahan ajar yang mendukung seperti

handout bermuatan peta pemikiran. Siswa terlihat tertarik dan berminat untuk

membacanya di rumah sehingga siswa lebih siap saat mengikuti proses

pembelajaran di sekolah. Guru secara tidak langsung telah memperhatikan kinerja

kedua belahan otak dalam penyusunan handout ini, sehingga siswa yang biasanya

hanya memiliki ingatan jangka pendek, akan memiliki ingatan jangka panjang.

Windura (2013:19), menjelaskan bahwa otak kiri mengatur fungsi mental dan

pengolahan informasi yang berhubungan dengan kata, angka, analisis, logika,

urutan, garis, daftar, dan hitungan, serta memiliki sifat ingatan jangka pendek.

Sedangkan otak kanan mengatur fungsi mental yang berhubungan dnegan berpikir

secara konseptual, gambar, irama, warna, dimensi/bentuk, imajinasi dan melamun,

serta memiliki sifat ingatan jangka pendek.

Muatan peta pemikiran di dalam handout menjadikan daftar informasi

yang panjang bisa dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, dan

84

mudah diingat yang bekerja selaras dengan kerja alami otak dalam melakukan

berbagai hal. Menurut Buzan (2005:5), model pembelajaran kooperatif tipe NHT

berbantuan handout bermuatan peta pemikiran akan memberikan pandangan

menyeluruh mengenai pokok masalah, mengumpulkan sejumlah besar data di

suatu tempat, menyenangkan untuk dibaca, dicerna, dan diingat.

Rata-rata kompetensi ranah kognitif siswa setelah penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran

di kelas eksperimen secara keseluruhan lebih baik dari pembelajaran

konvensional, sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran berpengaruh

terhadap peningkatan kompetensi ranah kognitif siswa. Penelitian Siregar,

Djamas, dan Nurhayati (2013), juga mengungkapkan bahwa proses pembelajaran

siswa dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran fisika yang

menggunakan pembelajaran Numbered Head Together (NHT) berbantuan

handout lebih memuaskan dibandingkan dengan siswa yang mengikuti

pembelajaran Numbered Head Together (NHT) tanpa handout.

Kelas eksperimen lebih baik kompetensi ranah kognitifnya dibandingkan

kelas kontrol juga dikarenakan penggunaan handout sebagai bahan ajar. Setiap

siswa memiliki handout yang membantu mereka memahami dan menguasai

materi untuk memecahkan soal-soal yang diberikan pada setiap kerja sama

kelompok sehingga saat diadakan ulangan, mereka tidak kesulitan dalam

mengerjakannya. Bloom dalam Basuki (2012), berpendapat bahwa tingkat

keberhasilan atau penguasaan itu dapat dicapai, kalau pengajaran yang diberikan

85

secara klasikal bermutu baik dan berbagai tindakan korektif terhadap siswa yang

mengalami kesulitan, dilakukan dengan tepat. Dengan demikian, kalau kurang

95% siswa di kelas mencapai taraf penguasaan yang ditentukan, kesalahan

dilimpahkan pada tenaga pengajar (guru), bukan pada siswa.

Pembelajaran konvensional pada kelas kontrol dimulai dengan guru

membagi siswa kedalam 7 kelompok yang masing-masing kelompok berjumlah 4-

5 orang. Pembagian kelompok ini berdasarkan urutan tempat duduk. Guru

menyampaikan materi pelajaran dengan media charta. Selanjutnya guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan persoalan yang belum

dipahami dari materi yang diajarkan. Guru memberikan tugas kepada semua

kelompok untuk menjawab LKS yang mereka miliki masing-masing.

Pada saat pembelajaran di kelas kontrol berlangsung, siswa kurang

bergairah dalam belajar. Siswa banyak yang tidak berpartisipasi saat diskusi

kelompok, hanya 2 orang dari masing-masing kelompok yang mau berdiskusi

dalam mengerjakan LKS. Siswa lebih banyak mengerjakan LKS sendiri,

mengobrol dengan kelompok yang berdekatan. Guru terlihat beberapa kali

menegur siswa yang mengobrol, akan tidak ada upaya yang mendorong siswa

agar mau berpartisipasi dalam kelompoknya.

Guru memanggil salah satu kelompok untuk melaporkan jawabannya di

depan kelas. Ada beberapa kelompok saat dipanggil, tenyata mereka belum selesai

mengerjakannya, dan guru akan beralih memanggil kelompok yang lainnya.

Kelompok yang tampil akan menyuruh siswa yang dianggap paling mampu untuk

mempresentasikan jawabannya, sedangkan yang lain hanya diam saja. Siswa

86

terlihat hanya mengandalkan temannya yang dianggap mampu dalam kelompok,

baik saat diskusi maupun presentasi.

Dari hasil pengujian hipotesis, tingginya perolehan nilai pada kelas

eksperimen disebabkan model pembelajaran NHT yang didukung oleh handout

bermuatan peta pemikiran yang memiliki arti penting bagi proses pembelajaran,

handout memberikan bantuan informasi atau materi ajar sebagai pegangan bagi

siswa sedangkan muatan peta pemikiran yang ada pada handout dan LKS

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan, mengingat, dan

mengembangkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep. Ini sesuai dengan

penelitian Hartati dan Mulyani (2012), yang menyimpulkan bahwa Penerapan

metode peta pemikiran dapat meningkatkan pemahaman peserta didik. Hal ini

dibuktikan dengan persentase peserta didik yang mencapai nilai KKM pada siklus

I sebesar 31,25% meningkat menjadi 78,13% pada siklus II menjadi 96,88% pada

siklus III.

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan

peta pemikiran pada kelas eksperimen dapat meningkatkan cara belajar siswa

menuju lebih baik, karena mampu memberikan peluang yang sama bagi seluruh

siswa untuk tampil sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawab dan percaya diri

dalam suasana terbuka dan demokratis. Siswa juga menjadi lebih mudah dalam

memahami pembelajaran karena bahan ajar yang ringkas serta menyenangkan

sehingga saat diadakan tes, siswa lebih siap. Hal ini terbukti sangat mempengaruhi

perolehan nilai pada kompetensi ranah kognitif siswa.

87

Berdasarkan analisis kompetensi kognitif siswa pada mata pelajaran

biologi yang diperoleh melalui pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan

bahwa H1 diterima, pada taraf signifikansi α 0,05. Artinya kompetensi belajar

ranah kognitif siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together berbantuan handout bermuatan peta pemikiran lebih

baik secara signifikansi daripada kompetensi belajar ranah kognitif siswa yang

mengikuti pembelajaran konvensional.

2. Kompetensi Ranah Afektif

Hasil pengamatan kompetensi ranah afektif siswa yang dilakukan oleh

observer, diperoleh data kompetensi siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas

kontrol. Kompetensi ranah afektif siswa pada kelas eksperimen secara

keseluruhan memperoleh kriteria cukup. Siswa pada kelas eksperimen sebagian

besar mau mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh–sungguh, duduk

tenang dengan seksama mengikuti jalannya diskusi, bekerjasama dalam diskusi

kelompok dengan baik dan antusias menyumbangkan pendapatnya untuk

penyelesaian LKS, aktif dalam mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan

permasalahan yang dipelajari, mampu menanggapi teman lain yang berpendapat

dan tidak saling menjatuhkan teman, dan aktif dalam menyampaikan pendapat

dengan didasari argumen yang tepat.

Pada pertemuan pertama di kelas eksperimen, hanya ada tiga orang siswa

saja yang terlihat bingung dan bertanya mengenai nomor-nomor yang dibagikan

oleh guru. Sebagian besar siswa telah mengerti apa yang harus mereka lakukan

dengan LKS, handout, serta nomor yang mereka miliki karena pada pertemuan

88

sebelumnya peneliti telah membagikan handout, menyebutkan nama-nama

anggota kelompok serta dijelaskan juga tahapan model pembelajaran NHT

berbantuan handout bermuatan peta pemikiran. Peneliti tidak menemukan adanya

siswa yang bermasalah seperti membuat keributan atau bercanda dengan teman

saat proses pembelajaran berlangsung, hanya saja ada beberapa orang siswa yaitu

RRK, FWW, GL, dan MF yang kurang memperhatikan saat siswa lain sedang

presentasi. Peneliti memberi teguran dengan isyarat non-verbal. Peneliti jalin

kontak mata dengan siswa, kemudian memberi isyarat dengan meletakkan

telunjuk jari di bibir, menggeleng kepala, atau menggunakan isyarat tangan untuk

menghentikan perilaku tersebut.

Kompetensi ranah afektif siswa pada kelas kontrol secara keseluruhan

memperoleh kriteria kurang. Siswa tidak memanfaatkan kesempatan yang ada

untuk tampil dan kurangnya minat membaca, sehingga saat disuruh guru untuk

bertanya atau menjawab mereka akan bingung, tidak berani, memilih diam, atau

beralasan mereka mengerti tetapi lupa jawabannya. Peneliti menemukan beberapa

siswa bermasalah di kelas kontrol, misalnya: siswa gaduh/ribut, tidak

memperhatikan pelajaran, meninggalkan tempat duduk tanpa ijin, bercanda, atau

suka ‗berceletuk‘ (berkata tidak sesuai pembahasan) ketika guru sedang

menjelaskan. Siswa berinisial FMI, OM, MSZ dan AFG terlihat malas, malas

dalam arti tidak termotivasi untuk mengikuti rangkaian proses belajar mengajar di

kelas, yang kemudian berlanjut dengan membuat kegiatan seperti: mengganggu di

kelas dengan tujuan mencari perhatian guru dan siswa lain. Biasanya guru

mengatasi siswa yang bermasalah tersebut dengan memberikan teguran langsung

89

dengan keras (misalnya: jika tidak diam maka sepatu ini akan melayang),

menyuruh siswa duduk di lantai, atau di suruh keluar dari ruangan.

Teguran keras yang diberikan guru kepada siswa yang bermasalah ternyata

tidak memberikan efek jera. Hal ini terlihat pada pertemuan berikutnya, siswa

tersebut masih tetap mengulang perbuatannya, sehingga teguran dinilai tidak

efektif. Menurut Almasitoh (2012: 94), teguran itu efektif jika : 1). tegas dan jelas

tertuju kepada siswa yang mengganggu, 2). menghindari peringatan yang kasar

dan menyakitkan serta mengandung penghinaan, 3). menghindari ocehan atau

ejekan guru atau yang berkepanjangan, 4). guru dan siswa lebih baik mengadakan

kesepakatan sehingga penyimpangan yang terjadi hanya sifatnya mengingatkan.

Seperti: ―Suharto ingat‖!

Roger dan Johnson dalam Lie (2002:31), menjelasakan bahwa model

pembelajaran kooperatif memiliki unsur saling ketergantungan positif dan

komunikasi antar anggota sehingga keberhasilan suatu kelompok juga bergantung

pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan

mereka untuk mengutarakan pendapat mereka serta keberhasilan kelompok sangat

tergantung pada usaha setiap anggotanya.

Adanya muatan peta pemikiran dalam handout dan LKS menjadikan siswa

tertarik sehingga menumbuhkan sikap positif dalam proses pembelajaran. Ekowati

(2013) dalam penelitiannya juga menyimpulkan bahwa perubahan sikap dan

tingkah laku positif pada siswa kelas VII F dalam pembelajaran menulis

pengalaman pribadi meningkat setelah diterapkannya metode peta pemikiran.

Jumlah siswa yang memperhatikan, merespons dengan antusias, bertanya,

90

menanggapi, dan membuat catatan meningkat. Pada prasiklus sebanyak 15 siswa

atau 41,67%, pada siklus I meningkat menjadi 32 siswa atau 88,89%, dan pada

siklus II meningkat menjadi 33 siswa atau 91,67%.

Hal di atas menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran dapat memaksimalkan

kompetensi ranah afektif siswa. Model pembelajaran ini memberikan suasana

yang berbeda dalam proses pembelajaran, karena setiap siswa memiliki tanggung

jawab tehadap nomor masing-masing untuk mempresentasikan jawabannya

sehingga menumbuhkan rasa percaya diri untuk bertanya atau menanggapi

pendapat teman dan adanya muatan peta pemikiran dalam handout dan LKS

menjadikan siswa tertarik sehingga menumbuhkan sikap positif misalnya mau

membaca handout di rumah agar mampu menyumbangkan pendapat saat

dilaksanakannya diskusi dengan model pembelajaran NHT ini.

Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi

belajar ranah afektif siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT) berbantuan handout bermuatan peta pemikiran

lebih baik secara signifikansi daripada kompetensi belajar ranah afektif siswa

yang mengikuti pembelajaran konvensional.

91

3. Kompetensi Ranah Psikomotor

Hasil pengamatan kompetensi psikomotor siswa yang dilakukan oleh

observer, diperoleh data kompetensi siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas

kontrol. Kompetensi ranah psikomotor siswa kelas eksperimen memperoleh

kriteria baik. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar siswa mampu

mempersiapkan alat dan bahan dengan lengkap, benar dan rapi; melakukan

pengamatan dengan dengan prosedur yang benar dan hasil yang benar;

melaksanakan diskusi sesuai petunjuk sampai selesai; mempresentasikan hasil

diskusi kelompok di depan kelas dengan lancar dan menatap kearah siswa lain

(peserta diskusi); hasil diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak ada coretan), dan

dapat dibaca.

Kompetensi ranah psikomotor siswa pada kelas kontrol secara keseluruhan

memperoleh kriteria kurang. Siswa tidak terbiasa mengemukakan pendapat atau

bertanya. Siswa beranggapan jika dalam kelompok satu orang saja sudah tahu,

maka itu sudah cukup. Mereka tidak berusaha untuk bertukar fikiran saat

berdiskusi, kurangnya rasa tanggungjawab jelas terlihat pada kelas kontrol ini.

Hal di atas menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran dapat memaksimalkan

kompetensi psikomotor siswa dalam proses pembelajaran karena pengaruh

beberapa langkahnya, antara lain yaitu siswa berdiskusi secara kelompok dalam

menyelesaikan permasalahan dan guru mengecek pemahaman siswa. Pertama,

siswa berdiskusi secara kelompok dalam menyelesaikan permasalahan. Pasti ada

siswa yang memiliki cara berbeda dalam menyelesaikan sebuah masalah. Dengan

92

berdiskusi maka akan terjadi proses pertukaran pendapat yang dapat

meningkatkan kompetensi psikomotor siswa. Kedua, guru mengecek pemahaman

siswa. Langkah ini adalah ciri khas dari NHT yaitu guru menunjuk seorang siswa

dengan menyebutkan salah satu nomor yang mewakili kelompoknya untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Cara demikian ini mengharuskan

siswa untuk berlatih agar mampu berbicara di depan kelas, karena setiap siswa

dalam kelompok memiliki tanggungjawab yang sama. Seperti yang dijelaskan

Jollife (2007:36), pembelajaran kooperatif sebagai sarana efektif untuk melatih

keterampilan berbicara karena pembelajaran kooperatif memberi kesempatan bagi

siswa untuk mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan tugas. Mereka harus

berbicara untuk berhasil dalam tugasnya dan mereka termotivasi untuk berhasil

melalui tugas yang saling bergantung, yaitu 'kita tenggelam atau berenang

bersama-sama'.

Kompetensi ranah psikomotor ini tidak dapat dipisahkan dari kompetensi

ranah kognitif dan ranah afektif yang dimiliki siswa setelah diterapkannya model

pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran.

Wahyuningsih, Harlita, dan Ariyanto (2011), mengungkapkan bahwa hasil belajar

ranah psikomotor berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak

setelah siswa menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ini sebenarnya

tahap lanjutan dari hasil belajar afektif.

Hal di atas menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran dapat memaksimalkan

kompetensi ranah psikomotor siswa. Model pembelajaran memiliki tahap guru

93

menunjuk seorang siswa dengan menyebutkan salah satu nomor yang mewakili

kelompoknya untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Cara demikian

ini mengharuskan siswa untuk berlatih agar mampu berbicara di depan kelas,

karena setiap siswa dalam kelompok memiliki tanggungjawab yang sama. Muatan

peta pemikiran dalam handout dapat membantu siswa dalam mempersiapkan diri

agar mampu memahami dan mengingat materi yang dibacanya dalam jangka

panjang sehingga saat mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas

akan lancar.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi belajar ranah

psikomotor siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe numbered

heads together berbantuan handout bermuatan peta pemikiran lebih baik secara

signifikansi daripada kompetensi belajar ranah psikomotor siswa yang mengikuti

pembelajaran konvensional

3. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kekurangan dalam

pelaksanaan penelitian ini, karena keterbatasan-keterbatasan sebagai berikut:

1. peta pemikiran yang digunakan masih dalam bentuk yang sederhana.

2. pada penilaian kompetensi ranah afektif dan ranah psikomotor, setiap

observer mengamati 2-3 kelompok belajar sehingga masih belum optimal

mengingat jumlah siswa perkelompok 5 orang.

94

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa kompetensi belajar ranah kognitif, afektif, dan psikomotor

siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together berbantuan handout bermuatan peta pemikiran lebih baik secara

signifikansi daripada kompetensi belajar ranah kognitif, afektif, dan psikomotor

siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

B. Implikasi

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dalam penelitian ini, kompetensi

belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan

handout bermuatan peta pemikiran lebih tinggi dibandingkan kompetensi belajar

siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Keuntungan model

pembelajaran ini adalah setiap siswa menjadi siap semua, dapat melakukan

diskusi dengan sunguh-sungguh, dan siswa yang pandai dapat mengajari siswa

yang kurang pandai sehingga berpengaruh pada peningkatan kompetensi ranah

kognitif, afektif dan psikomotornya.

Pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan handout

bermuatan peta pemikiran, siswa bekerjasama dalam kelompok membahas LKS

yang diberikan dengan bantuan handout yang mereka miliki masing-masing,

95

selanjutnya dengan adanya pemberian penghargaan kepada kelompok yang

memperoleh skor tertinggi menjadikan proses pembelajaran semakin bermakna.

Proses penghargaan ini merupakan ciri khas model pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan

peta pemikiran dapat memotivasi, menganalisis dan membangkitkan rasa percaya

diri dan kreatifitas siswa. Nilai rata-rata kelas yang diajarkan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran

lebih tinggi dari siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Dengan

demikian diharapkan pihak sekolah terutama guru-guru mata pelajaran biologi

dapat menerapkan pembelajaran dengan model kooperatif tipe NHT berbantuan

handout bermuatan peta pemikiran dalam proses pembelajaran karena sesuai

dengan kurikulum yang mengatur bahwa pembelajaran itu harus berpusat pada

siswa bukan kepada guru lagi.

Kepada praktisi pendidikan, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

informasi tentang pengaruh model pembelajaran NHT berbantuan handout

bermuatan peta pemikiran terhadap kompetensi belajar biologi siswa. Bagi

peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu dasar dan

masukan dalam mengkaji penelitian yang relevan.

96

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah diuraikan sebelumnya,

diperoleh temuan yang dapat dijadikan saran berikut.

1. Bagi guru, agar menggunakan model pembelajaran NHT berbantuan handout

bermuatan peta pemikiran sebagai salah satu alternatif model pembelajaran

yang efektif yang dapat diterapkan di sekolah dalam upaya meningkatkan

kompetensi siswa.

2. Bagi peneliti selanjutnya, saat melakukan penilaian kompetensi ranah afektif

dan ranah psikomotor, setiap observer hendaknya hanya mengamati 1

kelompok saja sehingga tidak kewalahan dalam mengamatinya. Selain itu,

peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat lebih mengembangkan hasil

penelitian ini dengan memvariasikan model pembelajaran dengan media yang

lain dalam ruang lingkup yang lebih luas, guna meningkatkan kompetensi

ranah kognitif, afektif, dan psikomotor siswa.

97

DAFTAR RUJUKAN

.

Alberta. 2008. FSL Guide to Implementation—Grade 10 to Grade 12 (Three

Year). © Alberta Education, Canada, (online),

(http://www.education.alberta.ca/media, diakses 29 April 2014).

Almasitoh, U. H. 2012. Menciptakan Lingkungan yang Positif untuk

Pembelajaran. Jurnal Magistra No. 79 Th. XXIV Maret 2012 87 ISSN

0215-9511, (online), (http://journal.unwidha.ac.id, diakses 30 Mei 2014).

Arikunto, S. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, A. 2013. Media Pengajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Asrianti, D., Z, Aima., dan L, Lovia. 2013. Pengaruh Penerapan Metode Mind

Map disertai Handout terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa

Kelas VIII SMPN Rao Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal STKIP

PGRI (Online). (jurnal.stkip-pgri-sumbar.ac.id, diakses 12 September

2013).

Badan Pengembangan Akademik Universitas Islam Indonesia. 2009. Panduan

Pembuatan Bahan Ajar (Diktat, Modul, Handout), (online),

(http://www.uii.ac.id, diakses 10 September 2013).

Basuki. 2012. Belajar Tuntas. (online), (http://sumsel.kemenag.go.id, diakses 1

Mei 2014).

Bloom, B. S. (Ed.)., M. D, Engelhar., E. J, Furst., W. H, Hill., D. R, Krathwohl.

1956. Taxonomy of Educational Objectives: The Classification of

Educational Goals. Handbook 1: Cognitive Domain. New York: David

McKay.

Buzan, T. 2005. Buku Pintar Mind Map. Terjemahan Susi Purwoko. 2013.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Davies, M. 2010. Concept Mapping, Mind Mapping and Argument Mapping:

what are the Differences and do They Matter?. High Educ DOI, (online),

(http://media.usm.maine.edu, diakses 22 Januari 2014.

Daud, F., dan M. M, Fausan. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Numbered Head Together untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil

Belajar pada Konsep Ekosistem bagi Siswa Kelas VII.A, SMPN 5 Takalar.

Jurnal Chemica (online), Vo/. 12 Nomor 1 Juni 2011, 40 – 46,

(http://ojs.unm.ac.id, diakses 10 Juni 2014).

98

Deporter, B., dan M, Hernacki. 2003. Quantum learning: Membiasakan Belajar

Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

Djarwanto. 2007. Statistik Nonparametrik. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Ekowati, D. 2013. Peningkatan Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi dengan

Metode Peta Alur Pikiran (mind mapping) pada Siswa Kelas VII SMP

Negeri 2 Candimulyo Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2012/2013.

(online), (http://ejournal.umpwr.ac.id, diakses 2 Mei 2014).

Goodnough, K., dan R, Woods. 2002. ―Student and Teacher Perceptions of Mind

Mapping: A Middle School Case Study‖. (online), paper presented at the

Annual Meeting of American Educational Research Association, New

Orleans, (http://files.eric.ed.gov/fulltext/ED470970.pdf, diakses 20 Januari

2014).

Hadiyanti, R., Kusni., dan Suhitno. 2012. Keefektifan Pembelajaran Kooperatif

Numbered Heads Together terhadap Pemahaman Konsep. Unnes Journal

of Mathematics Education. (online), (http://journal.unnes.ac.id, diakses 3

Mei 2014).

Hartati, Y., dan E, Mulyani. 2012. Penerapan Metode Mind Mapping sebagai

Upaya untuk Meningkatkan Kreativitas dan Pemahaman Peserta Didik

dalam Pembelajaran IPS Kelas VIII C SMP N 4 Wonosari. (online),

(http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artikel/1009/39/183, diakses 2 Mei

2014).

Hollander, J. A. 2012. Learning to Discuss: Strategies for Improving the Quality

of Class Discussion. Teaching Sociology, (online), Vol. 30, 2002

(July:317-327) (http://poli375engage.pbworks.com/f/0-1.pdf, diakses 3

Mei 2014).

Hyerle, D. 2011. Peta Pemikiran. Terjemahan oleh Ati Cahayani. 2012. Jakarta:

PT Indeks.

Iru, L., dan L. O. S, Arihi. 2012. Analisis Penerapan Pendekatan, Metode,

Strategi, dan Model-Model Pembelajaran. DIY: Multi Presindo.

Jolliffe, W. 2007. Cooperative Learning in the Classroom. London: Paul

Chapman Publishing.

Kennedy, D., A, Hyland., dan N, Ryan. 2012. Writing and Using Learning

Outcomes: a Practical Guide. (online). (http://sss.dcu.ie/afi/docs, diakses 11

April 2014).

99

Koeppen, K., J, Hartig., E, Klime., D, Leutner. 2008. Current Issues in

Competence Modeling and Assessment. Journal of Psychology; (online),

Vol. 216 (2):61–73. (www.uni goettingen, diakses 22 Januari 2014).

Krathwohl, D. R. 2002. A Revision Of Bloom's Taxonomy: An Overview. Theory

into Practice, (online), Volume 41, Number 4, Autumn 2002

(http://www.unco.edu, diakses 22 April 2014).

Lie, A. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

Lord, T. R. 2001. 101 Reasons for Using Cooperative Learning in Biology

Teaching. The American Biology Teacher, (online), Volume 63, no. 1.

(.https://www.msu.edu, diakses 22 Januari 2014)

Mento, A. J., P, Martinelli., dan R. M, Jones. 1999. Mind Mapping in Executive

Education: Applications and Outcomes. The Journal of Management

Development, (online), Vol 18 Issue 4 Date 1999 ISSN 0262-1711.

(http://www.emeraldinsight.com/journals.htm?articleid=880359, diakses

22 Januari 2014).

Ministry of Education, Province of British Columbia. 2006. Biology11 and 12,

Integrated Resource Package 2006. Columbia: Ministry of Education.

Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Nurmu‘ani. 2012. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Pembelajaran

Kooperatif Number Head Together di SMP Negeri 21 Surabaya. E-Jurnal

Dinas Pendidikan Kota Surabaya, (online), Volume 4,

(http://dispendik.surabaya.go.id, diakses 10 Juni 2014).

Nuryani. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Surabaya: IKIP Malang.

O‘Hagan, K. 2007. ―Competence: An Enduring Concept?‖, dalam Competence in

Social Work Practice. London and Philadelphia: Jessica Kingsley

Publishers.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 41.Tahun 2007 tentang Standar

Proses. 2007. Jakarta. Diknas.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan. (online)

(http://kesbangpol.kemendagri.go.id, diakses 2 April 2014).

100

Prastowo, A. 2013. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:

DIVA press.

Rychen, D. S., dan L. H, Salganik. 2001. The Definition and Selection of Key

Competencies, (online), (http://www.oecd.org/pisa/35070367.pdf, diakses 1

September 2013).

Salirawati, D. 2010. Teknik Penyusunan Modul Pembelajaran, (online),

(http://staff.uny.ac.id, diakses 1 September 2013)

Sanaky, H. A. H. 2013. Media Pembelajaran. Buku Pegangan Wajib Guru dan

Dosen. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.

Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Schroeder, R., dan E. S. Cahoy. 2010. Valuing Information Literacy: Affective

Learning and the ACRL Standards, portal: Libraries and the Academy,

(online), Volume 10, (2), April 2010, pp. 127-146,

(http://muse.jhu.edu/journals/pla/summary/v010/10.2.schroeder.html,

diakses 1 Mei 2014).

Shevin, M. S. 2004. ―Cooperative Learning and Teaching For Social Justice‖,

dalam Cohen, E. G., Brody, C. M., dan Shevin, M. S (Eds), Teaching

Cooperative Learning: The Challenge for Teacher Education (Teacher

Preparation and Development). State University of New York Press,

Albany.

Siregar, R. W,. D, Djama., dan Nurhayati. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Numbered Head Together Berbantuan Handout Terhadap

Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA SMAN 7 Padang. Jurnal Pillar Of

Physics Education, (online), Vol. 1, (ejournal.unp.ac.id, diakses 1

September 2013).

Slavin, R. E. 2009. Cooperatif Learning: Teori, Riset dan Praktik. Nusa Media.

Bandung.

Sudijono, A. 2008. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sudjana, N. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sumiati dan Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning. Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

101

Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Syah, M. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Trianto. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Wahyuningsih, D., Harlita., dan J, Ariyanto. 2011. Pengaruh Strategi

Pembelajaran Aktif Mind Maps Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa

Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Karanganyar. Jurnal Pendidikan Biologi

Universitas Sebelas Maret, (online), Vol. 3, No. 2, hal 1-8,

(http://portalgaruda.org, diakses21 September 2013)

Watkins, C., E, Carnell., C, Lodge., P, Wagner., C, Whalley. 2002. Effective

Learning. NSIN Research Matters, (online) No 17, (http://eprints.ioe.ac.,

diakses 12 Mei 2014).

Westera, W. 2001. Competences in Education : A Confusion of Tongues. Journal

of curriculum studies, (online) vol. 33, No. 1, 75–88,

(http://www.tandf.co.uk/journals, diakses 21 September 2013).

Widyantini. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan

Kooperatif. Departemen Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan dan

Penataran Guru Matematika Yogyakarta. (online),

(http://p4tkmatematika.org, diakses 21 September 2013).

Windura, S. 2013. 1st

Mind Map untuk Siswa, Guru, dan Orang Tua. Jakarta: PT

Elex Media Komputindo.

Yamin, M. 2012. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Referensi

(GP Press Group).

Yulaelawati, E. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran (Filosofi Teori dan Aplikasi).

Bandung: Pakar Raya Pustaka.

Yusuf, A. M. 2013. Metodologi Penelitian, Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian

Gabungan. Padang: UNP press.

102

Lampiran 1

NILAI ULANGAN HARIAN SISWA KELAS VIII SMPN 14 PADANG

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

NO Kls

VIII.1

Kls

VIII.2

Kls

VIII.3

Kls

VIII.4

Kls

VIII.5

Kls

VIII.6

Kls

VIII.7

Kls

VIII.8

Kls

VIII.9

1 100 75 70 60 50 70 85 75 55

2 90 80 80 60 25 75 65 35 20

3 100 75 70 50 30 15 85 75 60

4 100 85 95 60 60 45 45 75 5

5 100 70 40 85 40 35 65 45 60

6 95 50 70 45 35 75 55 70 15

7 95 70 60 65 50 55 85 80 60

8 95 60 75 55 60 35 0 50 40

9 95 75 95 50 85 55 75 55 40

10 90 75 70 95 50 30 80 40 60

11 80 50 75 65 60 85 45 35 25

12 100 75 80 70 35 70 30 60 30

13 95 55 60 80 50 50 60 15 60

14 100 70 70 50 20 65 65 65 40

15 75 85 95 50 60 75 95 50 35

16 95 65 85 40 50 70 50 60 20

17 60 60 85 55 50 90 75 55 20

18 60 85 80 90 35 30 65 60 20

19 90 80 85 30 70 55 20 40 5

20 100 95 95 40 25 30 60 45 15

21 100 70 85 60 20 40 60 90 60

22 100 65 35 90 50 95 20 55 25

23 95 50 75 70 40 50 0 65 10

24 95 70 90 60 60 65 80 30 55

25 95 65 50 50 65 80 80 70 60

26 80 75 50 70 50 70 65 85 10

27 100 55 55 25 50 75 50 75 15

28 80 75 50 55 15 40 5

29 90 75 45 55 65 10

30 80 75 65 65 45

Jumlah 2730 2035 1975 1670 1450 1720 1560 1725 980

Mean 91 70.17 73.15 59.64 48.33 57.33 57.78 57.5 32.67

Keterangan: KKM 75

103

Lampiran 2

PERHITUNGAN UJI NORMALITAS, HOMOGENITAS,

dan KESAMAAN RATA-RATA POPULASI

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

VIII.4 VIII.5 VIII.6 VIII.7 VIII.8

Kolmogorov-Smirnov Z .713 .960 .768 .855 .536

Asymp. Sig. (2-tailed) .690 .315 .598 .458 .936

a. Test distribution is Normal.

Test of Homogeneity of Variances

NILAI

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.807 5 139 .115

ANOVA

NILAI

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 2636.302 5 527.260 1.353 .246

Within Groups 54158.526 139 389.630

Total 56794.828 144

104

Lampiran 3

DAFTAR NAMA KELOMPOK BELAJAR SISWA

1 LA 5 FM

MRY FDY

PE MSZ

INS FA

2 IA 6 AF

MRC OM

IZL FMI

RE DMF

3 ANE YF

ED 7 MMS

MF FAA

AFG IR

4 SO AZH

NF AM

DMP

AH

1 DR 4 VMS

AG SR

GD NF

FWW HR

AF JI

2 RA 5 AMF

KAP YP

RRK MA

DO RYS

FE RK

3 SW 6 AGS

SA DSD

GL MDR

AS SAP

FY YDZ

KELAS

KONTROL

KELAS

EKSPERIMEN

105

KISI-KISI SOAL UJI COBA

Jenis Sekolah : Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Mata Pelajaran/Kurikulum : Biologi/ Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP)

Alokasi Waktu : 2x40 menit

Standar Kompetensi : 3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan

Kompetensi Dasar : 3.3 Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan

Jumlah/Bentuk soal : 60/ Pilihan Ganda

penyusun : Fitri Endang Srimulat,S.Pd

No

Indikator

pencapaian

kompetensi

Tujuan Indikator soal Tingkat Kemampuan Kognitif Nomor

soal

Kunci

Jawaban C1

C2

C3

C4

C5

C6

1 Menjelaskan 3

penyebab gerak

pada tumbuhan

Siswa dapat

Menjelaskan 3

penyebab gerak pada

tumbuhan

Disajikan beberapa contoh gerak

pada tumbuhan, siswa mampu menentukan gerak yang termasuk

higroskopis

Disajikan beberapa contoh gerak

pada tumbuhan, siswa dapat

menentukan pernyataan yang salah tentang gerak pada

tumbuhan

Disajikan suatu peristiwa, siswa mampu menentukan jenis gerak

yang ditimbulkan

Disajikan pilihan beberapa faktor

yang memiliki kemungkinan

mempengaruhi gerak tumbuhan,

2

5

11

13

A

C

B

C

Lampiran 4

106

siswa dapat menentukan faktor

yang paling tepat

Disajikan beberapa peristiwa

iritabilitas, siswa dapat

menjelaskan peristiwa yang bukan termasuk iritabilitas

Diberikan suatu pernyataan mengenai sistem yang tidak

dimiliki tumbuhan, siswa mampu

menjelaskan penyebab tumbuhan

bergerak

Diberikan suatu pernyataan,

siswa mampu menyebutkan gerak karena pengaruh rangsang dari

luar

Disajikan suatu percobaan, siswa

mampu menganalisis faktor

penyabab suatu peristiwa

Disajikan beberapa pernyataan

tentang gerak hewan dan

tumbuhan, siswa dapat membandingkan gerak tumbuhan

dan gerak hewan

14

23

47

48, 60

53

D

A

B

D, D

D

2. Menjelaskan 3

macam gerak

Siswa dapat

Menjelaskan 3

Disajikan beberapa jenis

gerak, siswa mampu

menggolongkan gerak

10

A

107

pada tumbuhan

yang

dipengaruhi oleh

rangsangan dari

luar

macam gerak pada

tumbuhan yang

dipengaruhi oleh

rangsangan dari luar

tumbuhan berdasarkan

rangsangan dari luar

Disajikan tabel, peserta didik

dapat menentukan hubungan

antara jenis rangsang tumbuhan dan arah gerak

41

C

3 Menjelaskan 5

macam gerak

Tropisme.

Siswa dapat

menjelaskan 5

macam gerak

Tropisme.

Diberikan suatu peristiwa,

siswa mampu menganalisis gerak yang dilakukan

tumbuhan tersebut

Disajikan beberapa peristiwa,

siswa mampu menentukan

gerak yang termasuk tropisme

Diberikan suatu peristiwa,

siswa mampu menyebutkan

jenis rangsangan yang mempengaruhinya.

Diberikan pernyataan, siswa dapat menentukan dasar

penggolongan tropisme positif

dan negatif

√ 1

19, 43

22

54

D

D, A

A

B

4 Memberi contoh

gerak

Fototropisme,

Geotropisme,

Hidrotropism,

Tigmotropisme

dan

Siswa dapat

memberi contoh

gerak Fototropisme,

Geotropisme,

Hidrotropism,

Tigmotropisme dan

Kemotropisme.

Disajikan gambar suatu

percobaan, siswa dapat

menyimpulkan hasil suatu percobaan fototropisme

Disajikan gambar suatu percobaan, siswa dapat

menyimpulkan hasil suatu

6

7, 39

B

C, B

108

Kemotropisme.

percobaan geotropisme

Disajikan beberapa contoh

gerak pada tumbuhan, siswa

dapat menentukan pernyataan

yang benar mengenai gerak yang disebabkan rangsangan

suasana yang gelap.

Diberikan suatu percobaan,

siswa dapat menyimpulkan

gerak yang akan terjadi

Diberikan suatu pernyataan,

siswa mampu memprediksi

peristiwa yang akan terjadi pada kecambah

Diberikan pilihan berbagai pernyataan tentang gerak pada

tumbuhan, siswa mampu

menentukan gerak

fototropisme positif

Disajikan suatu percobaan,

siswa dapat menafsirkan peristiwa yang akan terjadi

pada tanaman tersebut

Diberikan beberapa pilihan

percobaan, siswa dapat

merencanakan percobaan yang

tepat untuk membuktikan gerak pada tumbuhan

dipengaruhi cahaya

8

16, 38,

49, 50

18

24

25, 59

D

A, D, C, C

D

C

A, A

109

Diberikan beberapa pilihan gerak pada tumbuhan, siswa

mampu menentukan contoh

gerak yang tepat

Disajikan gambar, siswa

mampu menentukan jenis

gerak yang tepat

Disajikan peristiwa, siswa

dapat memprediksi arah

gerakan yang akan terjadi.

Diberikan pernyataan, siswa

dapat menyebutkan bagian paling sensitive pada akar

Diberikan berapa pilihan, siswa mampu menyebutkan

jenis gerak tumbuhny tunas

27

34, 40

44

45

51

57

D

B, C

A

B

C

C

5 Menjelaskan 4

macam gerak

Siswa dapat

menjelaskan 5

Diberikan beberapa pilihan

gerak pada tumbuhan, siswa

dapat menjelaskan contoh

28

C

110

yang termasuk

gerak nasti.

macam gerak yang

termasuk gerak nasti

gerak nasti

Diberikan beberapa peristiwa,

siswa mampu mengurutkan

jenis gerak nasti dengan tepat

29

D

6 Memberi contoh

gerak fotonasti,

tigmonasti,term

onasti dan

niktinasti

Siswa dapat

memberi contoh

gerak fotonasti,

tigmonasti,termonasti

dan niktinasti

Disajikan beberapa gambar gerak pada tumbuhan, siswa

dapat menentukan jenis gerak

seismonasti

Disajikan suatu peristiwa,

siswa mampu menentukan

jenis gerak yang tepat

Disajikan gambar tumbuhan,

peserta didik dapat menentukan contoh gerak

yang dipengaruhi datangnya

rangsang

Disajikan gambar, iswa

mampu menjelaskan faktor

yang mempengaruhi gerak tumbuhan tersebut

Diberikan pilihan macam gerak, siswa dapat memilih

jenis gerak yang tepat

9

36, 37

42

56

58

B

C, C

B

A

C

7 Menjelaskan 2

macam gerak

yang termasuk

Siswa dapat

menjelaskan 2

macam gerak yang

Diberikan beberapa

pernyataan, siswa mampu membandingkan gerak

tropisme dan gerak taksis

3

C

111

gerak taksis. termasuk gerak

taksis.

Disajikan suatu percobaan bakteri yang dialiri listrik, sisw

mampu menyimpulkan

peristiwa yang terjadi

Disajikan suatu peristiwa,

siswa mampu menyebutkan

jenis gerak yang sesuai

Disajikan beberapa peristiwa,

siswa mampu menentukan

gerak taksis

Siswa dapat menjelaskan

gerak taksis dengan benar

26

30

35

31

D

C

D

A

8 Memberi contoh

gerak

kemotaksis dan

fototaksis.

Siswa dapat

memberi contoh

gerak kemotaksis dan

fototaksis

Disajikan suatu peristiwa,

siswa mampu menentukan contoh gerak fototaksis

Disajikan suatu peristiwa, siswa mampu menentukan

gerak yang termasuk

kemotaksis

Disajikan hasil suatu

percobaan, siswa mampu

menetukan jenis gerak yang ditimbulkan

Disajikan suatu peristiwa, siswa dapat menganalisis

gerak yang terjadi.

15

17, 46

32

A

C, A

B

112

Diberikan pilihan, siswa dapat menyebutkan contoh gerak

taksis

√ 52

55

B

C

9 Menjelaskan

perbedaan gerak

tropisme dengan

gerak nasti

Siswa dapat

menjelaskan

perbedaan gerak

tropisme dengan

gerak nasti

Disajikan beberapa

pernyataan, siswa mampu

menentukan contoh gerak yang tidak termasuk gerak

nasti

Diberikan beberapa gambar,

siswa mampu mengurutkan

sesuai jenis gerak yang

ditimbulkan

Siswa mampu menyebutkan

perbedaan gerak tropisme dan gerak nasti

Diberikan beberapa contoh gerak tumbuhan, siswa mampu

menggolongkan ke dalam

gerak yang benar (niktinasti)

Disajikan suatu definisi, siswa

mampu menentukan jenis

gerak tersebut

4

12

20

21

33

C

B

A

B

D

113

KISI-KISI SOAL UJI COBA

Jenis Sekolah : Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Mata Pelajaran/Kurikulum : Biologi/ Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP)

Alokasi Waktu : 2x40 menit

Standar Kompetensi : 3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan

Kompetensi Dasar : 3.4 Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari

Jumlah/Bentuk soal : 40/ Pilihan Ganda

penyusun : Fitri Endang Srimulat,S.Pd

No

Indikator

pencapaian

kompetensi

Tujuan Indikator soal Tingkat Kemampuan Kognitif Nomor

soal

Kunci

Jawaban C1

C2

C3

C4

C5

C6

1 Menjelaskan 5

macam hama

tumbuhan

Siswa dapat

menjelaskan 5

macam hama

tumbuhan

Diberikan pilihan dari beberapa

jenis hewan, siswa mengetahui

hewan yang tidak termasuk hama

Diberikan pilihan dari beberapa

jenis serangga, siswa dapat

menyebutkan serangga yang

dijumpai pada musim kemarau

Disajikan suatu peristiwa, siswa

mampu menganalisis penyebab

terjadinya peristiwa tersebut.

Disajikan beberapa pernyataan,

siswa dapat menggolongkan

faktor yang menyebabkan

munculnya hama

1

10

21, 34

27

D

B

A, C

C

114

Disajikan gambar hama yang

menyerang tanaman, siswa dapat

menganalisis dampak yang akan

terjadi

Disajikan suatu peristiwa, siswa

dapat menyebutkan jenis

serangga yang menyerang.

30

37

A

A

2. Menjelaskan 3

macam cara

pengendalian

hama tumbuhan

Siswa dapat

menjelaskan 3

macam cara

pengendalian hama

tumbuhan

Diberikan pilihan dari

beberapa jenis pestisida, siswa

dapat menyebutkan jenis yang

digunakan untuk membasmi

tikus

Diberikan pilihan dari cara

pengendalian hama, siswa

dapat menentukan cara

mengendalikan hama wereng

Disajikan gambar hama, siswa

dapat menentukan jenis bahan

kimia yang tepat untuk

membasmi hama tersebut

Disajikan gambar hama, siswa

mampu menentukan upaya

mengatasi hama tersebut

2

6

28

40

B

C

D

B

115

3 Menjelaskan 3

kelompok gulma

yang sering

dijumpai dalam

kehidupan sehari-

hari

Siswa dapat

menjelaskan 3

kelompok gulma

yang sering

dijumpai dalam

kehidupan sehari-

hari

Disajikan pilihan beberapa

jenis tumbuhan, siswa dapat

memberi contoh tumbuhan

yang termasuk gulma

Disajikan pilihan pernyataan

tentang pengendalian gulma,

siswa dapat menentukan hal

yang perlu dipertimbangkan

Disajikan gambar, siswa dapat

menentukan jenis gulma yang

sesuai

Diberikan beberapa pilihan,

siswa dapat menyebutkan jenis

gulma dengan tepat

Disajikan suatu peristiwa,

siswa mampu menentukan

tumbuhan yang termasuk

gulma

7

8

13

36

39

D

C

C

B

A

4 Menjelaskan

perbedaan

penyakit

tumbuhan dengan

hama tumbuhan.

Siswa dapat

menjelaskan

perbedaan penyakit

tumbuhan dengan

hama tumbuhan.

Disajikan beberapa istilah, siswa dapat menentukan istilah

untuk hewan penggangu.

Disajikan penjelasan tentang

suatu istilah, siswa dapat

menentukan istilah yang tepat

Disajikan penjelasan, siswa

dapat menyesuaikan dengan

12

19

B

D

116

definisinya

26

A

5 Menjelaskan 4

mikroorganisme

penyebab penyakit

pada tumbuhan

Siswa dapat

menyebutkan

macam-macam

penyakit pada

tumbuhan.

Diberikan pilihan dari

beberapa jenis virus, siswa

dapat menyebutkan jenis virus

yang menyerang tanaman

tembakau di bagian daun

Disajikan suatu peristiwa,

siswa dapat menganalisis jenis

penyakit berdasarkan gejala

yang dipaparkan

Diberikan beberapa faktor

perantara yang dapat

menyebarkan penyakit, siswa

dapat menentukan yang bukan

faktor perantara penyebaran

penyakit oleh jamur

Disajikan suatu peristiwa,

siswa mampu menganalisis

jenis penyakit yang menyerang

tumbuhan

Diberikan pernyataan tentang

suatu penyakit, siswa dapat

menentukan jenis

3

4

5

9

17

C

A

D

B

A

117

cendawan/jamur yang

menyebabkan suatu penyakit

Diberikan beberapa ciri

tanaman yang terkena

penyakit, siswa dapat

menentukan ciri tanaman yang

terkena penyakit/hama

Disajikan gambar tumbuhan

terserang penyakit, siswa dapat

menentukan penyebab

penyakit tersebut

20

23

C

A

6 Menjelaskan

upaya yang dapat

dilakukan untuk

menanggulangi

hama dan penyakit

pada tanaman

Siswa dapat

menjelaskan upaya

yang dapat

dilakukan untuk

menanggulangi

penyakit pada

tanaman

Disajikan pilihan, siswa dapat

memberi contoh cara

menanggulangi penyakit

tumbuhan

Disajikan beberapa teknik

pengendalian gulma, siswa

mampu menentukan metode

yang sesuai

Diberikan beberapa pilihan,

siswa dapat menentukan hal

yang perlu diperhatikan dalam

menentukan pola tanam

Disajikan peristiwa, siswa

dapat menganalisis jenis

pestisida yang tepat

11

14, 18,

35

15

16

A

D, C, A

D

A

118

Diberikan beberapa

pernyataan, siswa dapat

menentukan teknik

pengendalian yang tepat.

Diberikan pernyataan tentang

pemberantasan gulma, siswa

dapat menentukan jenis

pemberantasannnya

Disajikan suatu peristiwa,

siswa dapat menyebutkan

istilah dengan tepat

Disajikan beberapa

pernyataan, siswa dapat

menentukan teknik

pengendaliannya

Diberikan beberapa pilihan,

siswa dapat menjelaskan

teknik penyemprotan pestisida

yang benar

Disajikan pilihan, siswa dapat

menentukan pengendalian

hama dan gulma dengan baik

24, 25

29

23, 31,

32

33

38

D, B

C

B, A, C

B

D

119

Lampiran 5

SOAL UJI COBA

NAMA :

KELAS :

KD : 3.3. Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada

huruf a,b,c, atau d!

1 Jika ujung sulur tumbuhan

Cucurbitaceae menyentuh ranting

kayu pada sisi kiri, maka sulur akan

melilit ranting ke arah kiri, dan

sebaliknya. Jika tidak ada sentuhan,

sulur akan tumbuh lurus. Gerak yang

dilakukan tumbuhan di atas

disebut......

A. fototropisme

B. kemotropisme

C. geotropisme

D. tigmotropisme

2 Contoh gerak higroskopis adalah

sebagai berikut......

A. pecahnya buah polongan

B. mekarnya bunga pukul empat

C. gerakan sulur pohon labu

D. menutupnya daun putri malu pada

sore hari

3 Gerak taksis berbeda dengan gerak

tropisme, karena gerak taksis

adalah......

A. gerak bagian tubuh tumbuhan

sebagai reaksi adanya rangsang

dari luar

B. gerak bagian tubuh tumbuhan

yang menuju atau menjauhi

rangsang

C. gerak pindah tempat tubuh

tumbuhan menuju atau menjauhi

arah datangnya rangsang

D. gerak yang belum diketahui

penyebabnya

4 Di bawah ini yang tidak termasuk ke

dalam gerak nasti adalah......

A. daun Mimosa pudica akan

menutup jika disentuh

B. daun petai cina menutup di malam

hari

C. kloroplas bergerak ke bagian yang

terkena sinar matahari

D. membuka dan menutupnya

mahkota bunga pukul empat

5 Pernyataan tentang gerak di bawah ini

adalah benar, kecuali.......

A. Gerak higroskopis disebabkan

adanya perubahan kadar air

B. Gerak etionom disebabkan adanya

rangsangan dari luar

C. Gerak hidrotopisme disebabkan

oleh rangsangan sentuhan

120

D. Gerak fototropisme negatif

disebabkan oleh rangsangan gaya

gravitasi

6 Suatu tanaman ditempatkan ditempat

gelap, kemudian diberi cahaya dari

arah kanan (lihat gambar). Setelah

beberapa hari ujung tanamam akan. .

. .

A. membelok ke arah A

B. membelok ke arah B C. tetap, tidak membelok D. Tanamam tidak memberi respon

7 Kamu melakukan percobaan

mengecambahkan sebuah biji, seperti

pada gambar berikut. Setelah

beberapa hari akan tumbuh akar. Arah

tumbuh akar adalah ke……

A. S

B. T

C. U

D. V

8 Perhatikan contoh gerak pada

tumbuhan berikut ini!

1) Pecahnya polong biji kacang-kacangan yang sudah dewasa saat

udara kering 2) Menutupnya daun-daun majemuk

pada tumbuhan polong-polongan

(leguminoceae) 3) Arah tumbuh ujung kecambah

menuju sumber cahaya

4) Gerak membuka daun tanaman bunga pukul empat menjelang petang.

Pernyataan di atas yang sesuai dengan

gerak yang disebabkan karena

rangsangan suasana yang gelap, ditunjuk

oleh nomor....

A. 1 dan 2

B. 1 dan 3

C. 2 dan 3

D. 2 dan 4

9 Berikut ini yang merupakan gerak

seismonasti adalah. . . .

A.

B.

C.

D.

A B

S

T

U

V

121

10 Gerak esionom dikelompokan menjadi

tiga, yaitu . . . .

A. nasti, tropisme, taksis

B. nasti, tropisme, niktinasti

C. niktinasti, fotonasti, nasti kompleks

D. nasti, fotonasti, taksis

11 Membuka dan menutupnya annulus

pada sporangium paku termasuk

gerak . . .

A. endonom karena penyebabnya

tidak jelas

B. higroskopis karena dipengaruhi

oleh kadar air

C. higroskopis karena penyebabnya

perubahan suhu

D. tropisme positif karena menuju

sumber rangsang

12 Perhatikan gambar di bawah ini !

Urutan jenis gerak tumbuhan sesuai

dengan gambar di atas adalah…………….

A. Taksis, Kemotaksis, nasti kompleks

B. Fototropisme , haptonasti, dan

nasti kompleks

C. Hidrotropisme, niktinasti, dan

taksis

D. Geotropisme, tigmotropisme, dan

niktinasti

13 Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi gerak tumbuhan

adalah .....

A. cahaya, air, dan tekanan turgor

B. gaya gravitasi, sentuhan, dan daya

kapilaritas akar

C. cahaya, sentuhan, dan senyawa

kimia

D. gaya gravitasi, cahaya, dan gaya

isap daun

14 Di bawah ini manakah yang bukan

peristiwa Iritabilitas.......

A. akar akan selalu menembus tanah

B. batang kacang panjang membelit

tangkai

C. batang membengkok kearah

cahaya

D. tangkai bunga akan layu jika tua

15 Kloroplas tumbuhan selalu bergerak ke

bagian sel yang terkena cahaya

matahari. Hal ini merupakan contoh

gerak...

A. Fototaksis

B. Galvanotaksis

C. Hidrotropisme

D. Fotonasti

16 Akar biji diletakkan diatas tanah akan

tumbuh masuk kedalam tanah dan

berkecambah, akar yang tumbuh dan

masuk kedalam tanah termasuk

gerak…...

A. geotropisme positif

B. fototropisme positif

C. geotropisme negative

D. hidrotropisme negative

17 Spermatozoin lumut, dapat berenang

melewati air hujan kearah sel telur

didalam arkegonium lumut betina.

gerakan ini termasuk gerak ...

A. Kemotropisme

B. Fototropisme

122

C. Kemotaksis

D. Fotonasti

18 Auksin yang dibentuk pada ujung

kecambah akan dipengaruhi oleh

cahaya. apabila disinari pada suatu sisi

saja kecambah tersebut akan ...

A. Terhambat

B. Tumbuh lurus

C. Tumbuh membengkok

D. Tumbuh menuju datangnya

cahaya

19 Perhatikan peristiwa-peristiwa berikut!

1) Gerak membuka dan menutupnya stomata

2) Gerak ujung akar menuju tempat

berair 3) Membukanya mulut daun pada

siang hari

4) Membelitnya batang tanaman mentimun pada ajir.

Gerak tropisme ditunjukkan oleh.....

A. 1), dan 2)

B. 1) dan 3)

C. 2), dan 3)

D. 2), dan 4)

20 Perbedaan gerak tropisme dengan

gerak nasti adalah . . ..

A. Arah Gerakan

B. Arah Rangsangan

C. Jenis Rangsang

D. Jenis Tumbuhan

21 Gerak menutupnya mahkota bunga

kupu-kupu pada tumbuhan kacang-

kacangandi waktu malam hari

merupakan contoh gerak . . . .

A. Fotonasti

B. Niktinasti

C. Seismonasti

D. Nasti kompleks

22 Mekarnya bunga Mirabilis jalapa

(bunga pukul empat) sekitar jam

empat sore, dipengaruhi oleh

rangsangan. . . .

A. intensitas cahaya dan suhu

B. kadar air dan sel

C. kelembaban udara

D. posisi cahaya matahari

23 Tumbuhan dapat bergerak walaupun

tidak memiliki system saraf karena

tumbuhan……..

A. memiliki kepekaan terhadap

rangsangan

B. memiliki klorofil

C. memiliki alat gerak

D. memiliki organ khusus

24 pernyataan yang menggambarkan

fototropisme positif adalah…..

A. gerak tumbuhan putri malu

menutup daunnya apabila disentuh

B. gerak akar menuju pusat bumi

karena pengaruh gravitasi bumi

C. gerak batang dan daun yang

mengarah pada datangnya cahaya

D. gerak serangga yang mendekati

arah datangnya cahaya lampu

25 Jika di dekat tanaman kacang panjang

diletakkan kayu, maka beberapa hari

kemudian yang terjadi pada tanaman

tersebut adalah….

A. sulur membelit kayu

B. sulur mendekati kayu

C. daun menjauhi kayu

D. daun mendekati kayu

26 Dalam suatu percobaan dengan

bakteri dalam setetes air yang dilalui

aliran listrik dari suatu jurusan,

ternyata bakterinya ada yang

mengumpul di daerah negative ( – )

ada pula yang mengumpul di daerah

123

positif ( + ). Peristiwa tersebut

dinamakan……

A. Kemotaksis

B. Galvanotropi

C. Fototaksis

D. Galvanotaksis

27 Percobaan yang tepat untuk

membuktikan bahwa gerak tumbuhan

dipengaruhi oleh cahaya adalah ...

A. menyimpan beberapa tumbuhan

berbeda di tempat yang terkena

cahaya

B. menyimpan tiga tumbuhan yang

sama di dekat jendela tempat

masuknya cahaya

C. menyimpan tumbuhan di tempat

yang gelap

D. menyimpan tumbuhan satu di

tempat gelap dan satu lagi di

tempat yang terang

28 Contoh gerak nasti pada

tumbuhan adalah...

A. batang tumbuhan yang bergerak menuju arah datangnya cahaya

B. gerak tumbuh akar tumbuhan mgnuju pusat bumi

C. menutupnya daun "putri malu" ketika disentuh

D. gerak tumbuh batang tumbuhan mela

wan gravitasi

29 Perhatikan peristiwa-peristiwa berikut!

1) Gerak membuka dan menutupnya

stomata

2) Gerak menutupnya daun majemuk

pada tumbuhan polong-polongan

3) Membukanya menutupnya bunga

pukul empat

4) menutupnya daun putri malu jika

disentuh

5) menutupnya tumbuhan insektivora

jika disentuh

Urutan yang tepat berdsarkan jenis

gerak di atas adalah……

A. Fotonasti, niktinasti, nasti kompleks,

haptonasti, dan seismonasti

B. Niktinasti, nasti kompleks, haptonasti,

seismonasti, dan Fotonast i

C. Nasti kompleks, haptonasti,

seismonasti, dan Fotonasti

D. Nasti kompleks, Niktinasti, fotonasti, =

seismonasti, dan haptonasti

30 Gerakan migrasi

vertikal fitoplankton menuju permuk

aan air yang dipicu

oleh adanya sinar matahari disebut

gerak ...

A. Tropisme

B. Nasty

C. Taksis

D. Endonom

31 Pengertian gerak taksis adalah...

A. gerak pindah tempat seluruh tubuh

tumbuhan yang arahnya

ditentukan oleh rangsang

B. gerak pindah tempat akar

tumbuhan yang arahnya

mendekati rangsang

C. gerak pindah tempat pada

tumbuhan yang arahnya menjauhi

rangsang

D. gerak pindah tempat, tetapi

arahnya tidak ditentukan rangsang

32 Pada percobaan Engelmann, bakteri

aerob mendatangi Spirogyra yang

diberi cahaya. Gerakan bakteri

tersebut merupakan gerak...

A. nasti kompleks

B. fototaksis

C. kemoktaksis

D. seismonasti

33 Suatu gerak terjadi pada bagian tubuh

tumbuhan tertentu, arah gerak tidak

124

dipengaruhi arah datang rangsang .

Gerak tersebut merupakan…….

A. Higroskopis

B. Tropisme

C. Taksis

D. Nasti

34 Contoh gerak tumbuhan yang

tergolong tigmotropisme adalah……..

A. Pertumbuhan akar menuju air

B. Sulur tanaman semangka

membelit kayu

C. Mengatupnya daun tumbuhan

putrid malu pada saat disentuh

D. Spyrogira sp, berpindah ke tempat

yang terang

35 Perhatikan pernyataan dibawah ini !

1. gerak pertumbuhan akar menuju

sumber air

2. gerak sulur kacang panjang melilt

kayu

3. gerak di dalam sel tumbuhan

4. gerak gamet jantan menuju gamet

betina

Gerak taksis terdapat pada

nomor…………

A. 1 dan 2

B. 1 dan 3

C. 2 dan 4

D. 3 dan 4

36 Menutupnya daun putrid malu pada

sore hari merupakan gerak ....

A. kemonasti

B. tigmonasti

C. seismonasti

D. niktinasti

37 Mekamya bunga tulip yang merupakan

bunga khas negari belanda ini

merupakan contoh gerak ....

A. fotonasti

B. hidronasti

C. termonasti

D. niktinasti

38 Seorang siswa melakukan percobaan

dengan menanam kacang kedelei di

dekat jendela menghadap kearah sinar

matahari. Setiap hari, tanarnan itu di

siram. Setelah 15 hari, batang kedelai

akan tumbuh ....

A. menjauhi cahaya

B. lurus ke atas

C. melengkung ke bawah

D. menuju arah datangnya cahaya

39 Jika seorang siswa melakukan

percobaan dengan meletakan pot

tanaman di tempat terbuka dengan

posisi dimiringkan, setelah beberapa

hari pertumbuhan batang tanaman

pada pot itu seperti pada gambar

berikut ini:

Gerak yang dilakukan akar tanaman itu

disebut ...

A. Fototaksis

B. Geotropisme

C. Fototropisme

D. Tigmotropisme

40 Contoh gerak tropisme yang

dipengaruhi rangsangan sentuhan

adalah ....

A. Tumbuhnya akar ke arah bawah

B. Membeloknya akar kearah tanah

yang berair

C. Membeloknya akar menghindari

batu yang dilewati

125

D. Membeloknya akar ke arah tanah

yang berhumus

41 Perhatikan tabel berikut!

Dari tabel di atas, bagian tanaman yang

sesuai dengan jenis rangsang dan arah

geraknya adalah . . . .

A. 1 dan 2

B. 2 dan 3

C. 2 dan 4

D. 3 dan 4

42 Perhatikan gambar berikut!

1 2

Peristiwa yang ditunjukkan oleh

perubahan dari gambar 1 ke 2 adalah ….

A. menutupnya daun putri malu karena

layu

B. menutupnya daun putri malu akibat

iritabilitas

C. akibat kekurangan air dari dalam

tanah

D. karena suhu lingkungan lembab

43 Dari gambar-gambar berikut, yang

menunjukkan gerak fototropisme

adalah yang diberi huruf .....

A B

C D

44 Gerak tumbuhan seperti pada gambar

merupakan contoh gerak ….

A. geotropism

B. fototropisme

C. hidrotropisme

D. tropisme

45 Apabila di samping tanaman kacang

panjang ditancapkan batang kayu,

arah gerak sulurnya adalah.........

A. membelok menjauhi batang kayu

B. mendekat ke batang kayu dan

melekat

C. menuju ke bawah batang kayu

D. tetap menuju ke atas

No Bagian tanaman Jenis

rangsangan Arah gerak

1 Ujung tanaman Cahaya

matahari

Menghindari

matahari

2 Ujung akar Gaya tarik bumi Ke arah pusat bumi

3 Sulur tanaman Sentuhan Membelit pada

dahan

4 Daun putri malu Sentuhan Daun akan menutup

126

46 Gerakan spermatozoid, penyerbukan

dan pembuahan yang diakibatkan oleh

rangsangan zat kimia termasuk gerak

........

A. Kemotaksis

B. Fototaksis

C. Taksis

D. Tropisme

47 Gerakan tumbuhan karena pengaruh

rangsangan dari luar termasuk gerak

........

A. Turgor

B. Esionom

C. Taksis

D. Iritabilitas

48 Kecambah yang tumbuh ditempat

gelap lebih panjang daripada tumbuh

ditempat terang, hal ini menunjukkan

…….

A. Gelap merupakan faktor pemicu

pertumbuhan

B. Cahaya memacu pertumbuhan sel

C. Gelap merangsang pertumbuhan

D. Cahaya menghambat pertumbuhan

49 Biji kacang kedelai dibiarkan

berkecambah pada kotak gelap. Pada

salah satu sisi kotak diberi lubang

sehingga memungkinkan cahaya

masuk ke dalam kotak. Setelah satu

minggu perkecambahan, kotak

dibuka dan terlihat bahwa tunas

kecambah tumbuh ke arah sisi kotak

yang diberi lubang. Peristiwa tersebut

termasuk gerak………

A. Fotonasti

B. Fototaksis

C. Fototropisme

D. Niktinasti

50 Pada pagi hari bunga matahari bunga

matahari menghadap ke arah timur,

pada siang hari tegak menghadap ke

atas, sementara pada sore hari bunga

menghadap ke arah barat. Peristiwa

tersebut disebut gerak

A. Hidrotropisme

B. Termonasti

C. Fototropisme

D. Seismonasti

51 Amiloplas pada tudung akar yang

berfungsi sebagai bagian yang paling

sensitive menerima pengaruh gaya

gravitasi …….

A. Satelit

B. Kaliptra

C. Statolit

D. Kalaza

52 Pada siang hari tumbuhan uniseluler

lebih banyak terdapat pada kolam air

waduk yang mendapat cahaya

matahari. Keadaan demikian

menandakan terjadinya gerak…………

A. Fototaksis +

B. Kemotropisme +

C. Fotonasti –

D. Hidrotropisme-

53 Berikut hal-hal yang membedakan

hewan dan tumbuhan dalam hal

bergerak, kecuali....

A. hewan bergerak dapat dengan

berpindah tempat, sedangkan

tumbuhan tidak dapat berpindah

tempat

B. hewan memiliki sistem saraf

dalam menerima rangsang gerak,

sedangkan tumbuhan tidak

memiliki sehingga pergerakannya

hampir tidak terlihat

C. hewan bergerak sesuai

kemauannya walau tak ada

rangsangan, tetapi tumbuhan

hanya bergerak berdasarkan

rangsangan yang diterimanya

127

D. hewan memiliki sistem saraf

dalam menerima rangsang gerak,

begitu pula dengan tumbuhan

54 Gerak tropisme negatif dibedakan

dengan tropisme positif atas dasar....

A. kecepatan geraknya

B. arah gerak terhadap rangsang

C. frekuensi gerak per satuan waktu

D. macam organ tubuh yang

bergerak

55 Contoh gerak Taksis adalah ... .

A. gerak akar menuju bumi

B. gerak Euglena viridis

C. gerak akar menuju ketersediaan

air

D. gerak menutupnya daun putri malu

56 Perhatikan gambar berikut!

Gerak pada tumbuhan di atas dapat

terjadi karena………….

A. Perubahan tekanan turgor di

dalam persendian daun

B. Pengaruh hormon pertumbuhan

C. Pengaruh rangsangan zat kimia

D. Pengaruh perubahan kadar air

57 Tanaman biji-bijian yang tumbuh

tunas merupakan gerak ...............

A. Kemotaksis

B. Nasti

C. Fototropisme positif

D. Fototropisme negatif

58 Membuka dan menutupnya stomata

termasuk ke dalam macam

gerak………..

A. endonom, nasti

B. endonom, taksis

C. esionom, nasti

D. esionom, tropisme

59 Fani dengan sengaja menaruh satu

pot tanaman bunga mawar dengan

posisi tidur sejajar permukaan tanah,

beberapa minggu kemudian batang

bunga mawar tersebut akan ....

A. membengkok ke atas, menjauhi

permukaan bumi

B. lurus ke depan, sejajar permukaan

bumi

C. bengkok ke arah pot sejajar

permukaan bumi

D. lurus ke bawah mendekati

permukaan bumi

60 Ahmad melakukan percobaan dengan

menanam dua tanaman bayam.

Tanaman bayam A ditutup dengan

kardus, sementara itu tanaman B

diletakkan di tempat terbuka.

Tanaman bayam A tumbuh lebih

tinggi daripada tanaman B. Faktor

yang memengaruhi pertumbuhan

pada percobaan tersebut adalah ....

A. gen

B. nutrisi

C. hormone

D. cahaya

-----------SELAMAT BEKERJA----------------

128

KUNCI JAWABAN

No Kunci No Kunci No Kunci

1 D 11 B 21 B

2 A 12 B 22 A

3 C 13 C 23 A

4 C 14 D 24 C

5 C 15 A 25 A

6 B 16 A 26 D

7 C 17 C 27 D

8 D 18 D 28 C

9 B 19 D 29 D

10 A 20 A 30 C

No Kunci No Kunci No Kunci

31 A 41 C 51 C

32 B 42 B 52 B

33 D 43 A 53 D

34 B 44 A 54 B

35 D 45 B 55 C

36 C 46 A 56 A

37 C 47 B 57 C

38 D 48 D 58 C

39 B 49 C 59 A

40 C 50 C 60 D

129

SOAL UJI COBA

NAMA :

KELAS :

KD : 3.4. Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai

dalam kehidupan sehari-hari

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada huruf

a,b,c, atau d!

1. Berikut ini adalah hama yang

menyerang tumbuhan, kecuali……

A. Tikus

B. Walang sangit

C. Ulat

D. Kupu-kupu

2. Pestisida yang digunakan untuk

membasmi tikus …….

A. Insektisida

B. Rodentisida

C. Entomosida

D. Herbisida

3. Virus yang menyerang tanaman

tembakau di bagian daun adalah…….

A. CVPD

B. VCPD

C. TMV

D. MTV

4. Suatu tumbuhan daun dan rantingnya

ditumbuhi bercak-bercak kecoklatan,

kemudian muncul lapuk berwarna

putih yang semakin meluas keseluruh

permukaan sehingga pada akhirnya

kering dan rontok. Tumbuhan yang

memiliki gejala-gejala tersebut

terserang…………

A. Jamur

B. Bakteri

C. Virus

D. Alga

5. Perantara yang dapat menyebarkan

penyakit yang bukan disebabkan oleh

jamur adalah……

A. Angin

B. Sentuhan tangan

C. Serangga

D. Cahaya

6. Pengendalian hama wereng dapat

dilakukan melaluli cara-cara berikut,

kecuali……

A. Predator alami

B. Insektisida

C. Herbisida

D. Pergiliran tanaman

7. Berikut ini yang bukan gulma

adalah…..

A. Rumput teki

B. Ilalang

C. Gulma daun lebar

D. Lengkuas

8. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan

dalam pengendalian gulma adalah…..

A. Jenis gulma dominan

B. Tumbuhan budi daya utama

C. Tidak peduli lingkungan

D. Dampak ekonomi dan ekologi

130

9. Pemilik perkebunan rambutan

menemukan gejala-gejala ini pada

pohon rambutannya: daunnya

terdapat bercak berwarna kelabu

kehijauan dan pada permukaannya

tumbuh rambut berwarna cokelat

kemerahan. Bercak-bercak tersebut

disebabkan oleh ….

A. Lumut

B. Alga

C. Virus

D. Bakteri

10. Serangga yang banyak dijumpai pada

musim kemarau adalah….

A. Belalang

B. Tungau

C. Kupu-kupu

D. Wereng

11. Pohon jeruk yang terserang CVPD

pada kondisi yang belum parah dapat

diselamatkan dengan….

A. Terramycin

B. Terramilyin

C. Nikotin

D. Feromon

12. Hewan yang mengganggu tanaman

disebut sebagai . . . .

A. gulma

B. hama

C. predator

D. pestisida

13. Perhatikan gambar berikut!

Tumbuhan di atas merupakan

tanaman/gulma jenis...

A. Teki (Sedges)

B. Rumput (Grasses)

C. Gulma berdaun lebar (Broad

leaved weeds)

D. Gulma berkayu (Woody weeds)

14. Penyiangan gulma dengan

menggunakan cangkul adalah salah

satu metode pengendalian...

A. Biologi

B. Kimia

C. Pola tertentu

D. Mekanik

15. Hal yang harus diperhatikan dalam

menentukan pola tanam adalah...

A. Bentuk perakaran

B. Bentuk batang

C. Bentuk tajuk

D. Umur tanaman

16. Alang-alang adalah gulma yang sangat

berbahaya dan mutlak harus

dikendalikan. Pengendalian alang-

alang di tanaman perkebunan

mendapat perhatian serius karena

gulma ini sangat merugikan dan

mudah berkembang biak secara cepat.

Pengendalian dengan pestisida yang

tepat adalah dari jenis….....

A. Herbisida

B. Insektisida

C. Bakterisida

D. Rodentisida

17. Penyakit akar putih yang menyerang

tanaman karet disebabkan oleh

cendawan….

A. Rigidaporus

lignosu

B. Rosellinia arcuata

C. Fusarium sp

D. Ustalina maxima

131

18. Membersihkan lahan tempat

penanaman pada lahan perkebunan

seperti alang-alang, rumput-

rumputan atau perdu lainnya dengan

penyemprotan herbisida, kegiatan

tersebut merupakan pengolahan

tanah secara ...............

A. Fisik

B. Mekanis

C. Kimia

D. Biologis

19. Tumbuhan yang tumbuhnya disuatu

tempat, tidak dikehendaki, karena

mengadakan kompetisi dengan

tanaman pokok dalam hal

mendapatkan unsur hara, sinar

matahari dan tempat

tumbuh,dinamakan ....

A. Hama

B. Penyakit

C. Gulma

D. Patogen

20. Salah satu ciri yang menunjukkan

suatu tanaman tidak terkena

penyakit maupun hama adalah ....

A. tanaman layu dan mengalami

perubahan warna

B. tanaman kerdil dan daunnya

mengeriting

C. tanaman layu, kembali segar

setelah disiram air

D. daun berlubang-lubang dan

bunganya mudah rusak

21. Helaian daun tanaman sayuran

terlihat berlubang dan lama-lama bias

tinggal tulang daunnya. Dari gejala

tersebut hama yang paling mungkin

menyerang adalah…

A. Ulat grayak

B. Kepik

C. Wereng

D. Kutu daun

22. Pahami pernyataan berikut!

1) Pemberantasan kumbang kelapa

sawit dengan cara membuat

lubang sampah kemudian dibakar

2) Membuat bunyi-bunyian untuk

mengusir burung

3) Pemotongan pucuk-pucuk tebu

yang diserang oleh hama

penggerek pucuk tebu

4) Pemetikan buah kopi yang

terserang hama bubuk buah kopi.

Pernyatan-pernyataan di atas merupakan

pengendalian secara ....

A. Pola tertentu

B. Mekanis

C. Biologi

D. Kimiawi

23. Perhatikan tumbuhan tembakau

berikut!

Berdasarkan gejala yang tampak pada

gambar di atas. Penyakit daun tembakau

ini disebabkan oleh…

A. Virus B. alga C. jamur

D. Bakteri 24. Pemberantasan gulma dengan

menggunakan herbisida seperti round

up dinamakan pemberantasan …

A. Mekanis

B. Biologis

C. Kultur teknis

D. Kimiawi

132

25. Pemberantasan gulma dengan menggunakan tumbuh-tumbuhan

atau organisme tertentu dengan tujuan untuk mengurangi pengaruh buruk dari gulma dinamakan

pengendalian .... A. Mekanis B. Biologis

C. Kultur teknis D. Kimiawi

26. Binatang yang merusak tanaman sehingga mengakibatkan kerugian

ekonomis karena menurunnya

produksi tanaman baik kualitas maupun kuantitas. Penjelasan ini merupakan............

A. Definisi hama B. Definisi Penyakit

C. Definisi gulma D. Definisi mikroba

27. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut.

1. Sitem pertanian yang monokultur

2. Masuknya hama baru dari daerah lain

3. Penggunaan pestisida yang tidak

benar Pernyataan-pernyataan di atas merupakan faktor-faktor yang menyebabkan

munculnya ....

A. Penyakit B. Gulma C. Hama

D. Mikroba

28. Perhatikan gambar berikut!

Bahan kimia yang digunakan untuk membasmi hama di atas adalah…...

A. Moluskisida C. Fungisida

B. Herbisida D. Insektisida

29. Perilaku petani saat ini dalam mengendalikan hama sering

menggunakan pestisida yang sama secara terus menerus, sehingga dapat menyebabkan kekebalan

terhadap hama. Sifat kebal yang dimiliki oleh hama tersebut disebut .............

A. Defisiensi B. Vaksinasi C. Resistensi D. Reboisasi

30. Perhatikan gambar berikut!

Dampak serangan hama di atas pada

tanaman padi akan

menyebabkan…………..

A. Daun dan batang berlubang-

lubang kemudian kering

B. Bercak-bercak pada daun dan bulir

padi akan membusuk

C. Bercak kelabu kehijauan pada

daun dan permukaannya

ditumbuhi rambut cokelat

kemerahan

D. Bercak-bercak kecil dan gugurnya

daun

133

31. Pernyataan di bawah ini, manakah

yang termasuk contoh pengendalian

secara mekanik adalah............

A. Menghilangkan tanaman yang

telah terserang bersama hamanya

untuk memusnahkan sumber

infeksi

B. Pengaturan jarak tanam,

pengaturan waktu tanam,

pengairan yang teratur, rotasi atau

pergiliran tanaman

C. Kegiatan penyebaran predator,

parasit atau patogen yang

merupakan agen pengendalian.

D. Menyemprot tanaman yang

terserang dengan pestisida

32. Pernyataan di bawah ini, manakah

yang termasuk contoh pengendalian

secara biologi adalah............

A. Menghilangkan tanaman yang

telah terserang bersama hamanya

untuk

memusnahkan sumber infeksi

B. Pengaturan jarak tanam,

pengaturan waktu tanam,

pengairan yang teratur, rotasi atau

pergiliran tanaman

C. Kegiatan penyebaran predator,

parasit atau patogen yang

merupakan agen pengendalian.

D. Menyemprot tanaman yang

terserang dengan pestisida

33. Di bawah ini merupakan teknik

penyemprotan pestisida yang benar

...........

A. Permukaan bidang sasaran yang

terbuka

B. Menggunakan ukuran yang tepat

C. Butiran pestisida disemprotkan

tidak merata ke tanaman

D. Pestisida yang disemprotkan tidak

menempel pada bidang sasaran

34. Pada tanaman sayuran apabila di

daun terdapat bintik-bintik berwarna

coklat dan menunjukkan seperti

cairan daun terisap adalah gejala dari

serangan hama…

A. Belalang

B. Ulat tanah

C. Wereng

D. Ulat

35. Pengendalian hama dan penyakit

yang melebihi batas ambang dengan

cara menenam kembali dengan

varietas yang berbeda dikenal

dengan…

A. Rotasi tanaman

B. Mekanisasi

C. Stripcroping

D. Sanitasi

36. Salah satu jenis gulma yang sering

berada di wilayah perairan adalah . . .

A. rumput teki

B. enceng gondok

C. pohon pisang

D. padi

37. Gejala-gejala buah berlubang

merupakan tanda tanaman

mengalami…

A. Terserang oleh serangga

B. Terserang oleh bakteri

C. Terserang oleh jamur dan gulma

D. Terserang oleh jamur dan bakteri

38. Pengendalian hama dan gulma yang

baik adalah sebagai berikut, kecuali

. . . .

A. memerhatikan ekosistem

B. mengurangi dampak yang

merugikan

C. mengupayakan rotasi tanaman,

yaitu menanam dua jenis tanaman

di satu lahan secara bergantian

134

D. disemprot pestisida dengan dosis

tinggi

39. Dalam satu hamparan lahan jagung

didapati beberapa tumbuhan lain

seperti teki, rumput, bayam dan

rambatan ubi jalar. Manakah di

antaranya yang termasuk gulma...

A. Teki dan rumput

B. Teki dan bayam

C. Teki dan rambatan ubi jalar

D. Rumput dan rambatan ubi jalar

40. Perhatikan gambar berikut!

. Berikut ini yang tidak termasuk dalam

upaya mengatasi hama di atas adalah…..

A. Membongkar dan menutup lubang

persembunyiannya serta menangkap

tikusnya

B. Menanam tanaman secara serentak

C. Menggunakan racun tikus

D. Menggunakan jerat untuk menjebak

tikus dalam jumlah besar

-----------SELAMAT BEKERJA----------------

135

KUNCI JAWABAN

No Kunci No Kunci

1 D 11 A

2 B 12 B

3 C 13 C

4 A 14 D

5 D 15 D

6 C 16 A

7 D 17 A

8 C 18 C

9 B 19 C

10 B 20 C

No Kunci No Kunci

21 A 31 A

22 B 32 C

23 A 33 B

24 D 34 C

25 B 35 A

26 A 36 B

27 C 37 A

28 D 38 D

29 C 39 A

30 A 40 D

136

Lampiran 6

DAFTAR NILAI SOAL TES UJI COBA

Materi Gerak Pada Tumbuhan

NO NAMA SKOR NILAI

1 EC 50 83.33

2 CT 45 75

3 RF 46 76.67

4 ST 45 75

5 LW 44 73.33

6 OS 42 70

7 NV 44 73.33

8 DF 40 66.67

9 FA 45 75

10 HV 42 70

11 II 43 71.67

12 RL 37 61.67

13 DS 36 60

14 MD 39 65

15 MF 33 55

16 HF 29 48.33

17 ID 29 48.33

18 RY 27 45

19 WN 26 43.33

20 YA 26 43.33

21 MH 26 43.33

22 RN 21 35

23 RS 20 33.33

24 RIN 20 33.33

25 SG 20 33.33

26 RI 20 33.33

27 IF 17 28.33

Jumlah 1520

Rata-rata 56.3

137

DAFTAR NILAI SOAL TES UJI COBA

Materi Hama dan penyakit pada tumbuhan

NO NAMA SKOR NILAI

1 EC 30 75

2 CT 36 90

3 RF 36 90

4 ST 38 95

5 LW 32 80

6 OS 30 75

7 NV 36 90

8 DF 26 65

9 FA 21 52.5

10 HV 22 55

11 II 22 55

12 RL 20 50

13 DS 30 75

14 MD 21 52.5

15 MF 23 57.5

16 HF 27 67.5

17 ID 28 70

18 RY 22 55

19 WN 18 45

20 YA 21 52.5

21 MH 21 52.5

22 RN 23 57.5

23 RS 13 32.5

24 RIN 27 67.5

25 SG 16 40

26 RI 17 42.5

27 IF 3 7.5

Jumlah 1648

Rata-rata 61.02

138

Lampiran 7

Distribusi Jawaban Soal Tes Uji Coba Materi Gerak Pada Tumbuhan

No soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Kunci jawaban D A C C C B C D B A B B C D A A C D D A B

EC 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1

CT 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1

RF 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1

ST 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 LW 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1

OS 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0

NV 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1

DF 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0

FA 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1

HV 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1

II 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1

RL 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1

DS 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1

MD 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0

MF 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0

HF 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1

ID 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1

RY 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1

WN 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1

YA 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

MH 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1

RN 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1

RS 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 RIN 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0

SG 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0

RI 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0

IF 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0

Jumlah 13 19 12 13 16 14 11 14 23 16 19 12 10 8 6 14 14 12 19 11 18

139

No soal 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

Kunci jawaban A A C A D D C D C A B D B D C C D B C C B

EC 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1

CT 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

RF 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

ST 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1

LW 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

OS 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1

NV 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

DF 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1

FA 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

HV 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1

II 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

RL 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1

DS 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 MD 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1

MF 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1

HF 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1

ID 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0

RY 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1

WN 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1

YA 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1

MH 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1

RN 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0

RS 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0

RIN 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0

SG 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1

RI 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1

IF 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

Jumlah 18 11 21 19 19 18 21 5 3 15 24 24 18 21 18 7 21 9 16 20 23

No soal 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 X

140

Kunci jawaban A A B A B D C C C B D B C A C C A D

EC 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 50

CT 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 45

RF 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 46

ST 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 45

LW 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 44

OS 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 42

NV 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 44

DF 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 40

FA 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 45

HV 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 42

II 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 43

RL 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 37

DS 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 36

MD 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 39 MF 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 33

HF 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 29

ID 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 29

RY 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 27

WN 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 26

YA 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 26

MH 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 26

RN 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 21

RS 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 20

RIN 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 20

SG 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 20

RI 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 20

IF 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 17

Jumlah 26 0 21 18 15 3 17 18 7 11 6 19 24 8 22 12 23 17 912

Distribusi Jawaban Soal Tes Uji Coba Materi Hama dan penyakit Pada Tumbuhan

No soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Kunci jawaban D B C A D C D C B B A B C D D A A C C C A

141

EC 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1

CT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

RF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

ST 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

LW 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

OS 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1

NV 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

DF 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1

FA 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1

HV 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1

II 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 RL 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1

DS 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

MD 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1

MF 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1

HF 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

ID 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1

RY 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1

WN 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1

YA 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1

MH 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1

RN 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1

RS 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0

RIN 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1

SG 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1

RI 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1

IF 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 22 11 19 18 6 21 24 10 11 14 10 20 24 22 11 22 16 13 13 22 25

No soal 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 X

Kunci jawaban B A D B A C D C A A C B C A B A D A D

EC 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 30

CT 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 36

142

RF 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36

ST 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 38

LW 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 32

OS 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30

NV 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36

DF 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 26

FA 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 21

HV 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 22

II 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 22

RL 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 20

DS 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 30 MD 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 21

MF 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 23

HF 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 27

ID 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 28

RY 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 22

WN 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 18

YA 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 21

MH 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 21

RN 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 23

RS 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 13

RIN 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 27

SG 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 16

RI 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 17

IF 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 3

Jumlah 25 12 25 25 24 7 11 3 14 6 7 11 23 21 23 24 14 21 9 659

143

Lampiran 8

PERHITUNGAN VALIDITAS BUTIR SOAL UJI COBA

Untuk soal nomor 2 materi gerak pada tumbuhan:

Siswa Skor

(X)

X2 Jumlah

(Y)

Y2 XY

EC 1 1 50 2500 50

CT 1 1 45 2025 45

RF 1 1 46 2116 46

ST 1 1 45 2025 45

LW 1 1 44 1936 44

OS 1 1 42 1764 42

NV 0 0 44 1936 0

DF 1 1 40 1600 40

FA 1 1 45 2025 45

HV 1 1 42 1764 42

II 0 0 43 1849 0

RL 1 1 37 1369 37

DS 1 1 36 1296 36

MD 1 1 39 1521 39

MF 0 0 33 1089 0

HF 1 1 29 841 29

ID 1 1 29 841 29

RY 1 1 27 729 27

WN 0 0 26 676 0

YA 1 1 26 676 26

MH 1 1 26 676 26

RN 0 0 21 441 0

RS 1 1 20 400 20

RIN 1 1 20 400 20

SG 0 0 20 400 0

RI 0 0 20 400 0

IF 0 0 17 289 0

Jumlah 19 19 912 33584 688

144

∑ (∑ )(∑ )

√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +

( ) ( )( )

√* ( ) +* ( ) +

=

√( )( )

= 0,369

Pada taraf signifikan α = 0,05 dengan N = 27 diperoleh rtabel = 0,381. Karena rxy <

rtabel maka butir soal nomor 2 tidak valid. Untuk perhitungan soal-soal yang lainnya

dilakukan dengan cara yang sama. Daftar hasil perhitungan validitas butir soal

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9:

145

Lampiran 9

Daftar Validitas Butir Item Soal Materi Gerak Pada Tumbuhan

Nomor

soal

rxy rtabel Ket Nomor

soal

rxy rtabel Ket

1 0,474 0,381 Valid 31 0,421 0,381 Valid

2 0,369 0,381 Tidak Valid 32 0,410 0,381 Valid

3 0,504 0,381 Valid 33 0,434 0,381 Valid

4 0,583 0,381 Valid 34 0,201 0,381 Tidak Valid

5 0,427 0,381 Valid 35 0,629 0,381 Valid

6 0,527 0,381 Valid 36 0,403 0,381 Valid

7 0,494 0,381 Valid 37 0,063 0,381 Tidak Valid

8 -0,072 0,381 Tidak Valid 38 0,111 0,381 Tidak Valid

9 0,402 0,381 Valid 39 0,736 0,381 Valid

10 0,056 0,381 Tidak Valid 40 0,754 0,381 Valid

11 0,449 0,381 Valid 41 0,395 0,381 Valid

12 0,078 0,381 Tidak Valid 42 0,463 0,381 Valid

13 0,47 0,381 Valid 43 -0,043 0,381 Tidak Valid

14 0,478 0,381 Valid 44 0 0,381 Tidak Valid

15 -0,067 0,381 Tidak Valid 45 0,664 0,381 Valid

16 0,059 0,381 Tidak Valid 46 0,426 0,381 Valid

17 0,373 0,381 Tidak Valid 47 0,458 0,381 Valid

18 0,504 0,381 Valid 48 0,449 0,381 Valid

19 0,505 0,381 Valid 49 0,452 0,381 Valid

20 0,397 0,381 Valid 50 0,549 0,381 Valid

21 0,410 0,381 Valid 51 0,521 0,381 Valid

22 0,472 0,381 Valid 52 0,479 0,381 Valid

23 0,561 0,381 Valid 53 0,002 0,381 Tidak Valid

24 0,743 0,381 Valid 54 0,433 0,381 Valid

25 -0,038 0,381 Tidak Valid 55 0,445 0,381 Valid

26 0,721 0,381 Valid 56 -0,129 0,381 Tidak Valid

27 0,031 0,381 Tidak Valid 57 0,563 0,381 Valid

28 0,743 0,381 Valid 58 0,6 0,381 Valid

29 0,368 0,381 Tidak Valid 59 0,443 0,381 Valid

30 -0,031 0,381 Tidak Valid 60 0,452 0,381 Valid

Jumlah soal vallid 42 butir soal

146

Daftar Validitas Butir Item Soal Materi Hama dan Penyakit Pada Tumbuhan

Nomor

soal

rxy rtabel Ket Nomor

soal

rxy rtabel Ket

1 0,432 0,381 Valid 20 0,6 0,381 Valid

2 0,542 0,381 Valid 22 0,454 0,381 Valid

3 0,454 0,381 Valid 23 0,589 0,381 Valid

4 0,536 0,381 Valid 24 0,454 0,381 Valid

5 0,514 0,381 Valid 25 0,418 0,381 Valid

6 0,489 0,381 Valid 26 0,522 0,381 Valid

7 0,446 0,381 Valid 27 0,450 0,381 Valid

8 0,466 0,381 Valid 28 0,552 0,381 Valid

9 0,522 0,381 Valid 29 -0,141 0,381 Tidak Valid

10 0,483 0,381 Valid 30 0,07 0,381 Tidak Valid

11 0,486 0,381 Valid 31 0,514 0,381 Valid

12 0,479 0,381 Valid 32 0,603 0,381 Valid

13 0,553 0,381 Valid 33 0,405 0,381 Valid

14 0,457 0,381 Valid 34 0,440 0,381 Valid

15 0,454 0,381 Valid 35 0,536 0,381 Valid

16 0,445 0,381 Valid 36 0,399 0,381 Valid

17 0,531 0,381 Valid 37 0,452 0,381 Valid

18 0,506 0,381 Valid 38 0,396 0,381 Valid

19 0,429 0,381 Valid 49 0,582 0,381 Valid

20 0,395 0,381 Valid 50 0,685 0,381 Valid

Jumlah soal vallid 38 butir soal

147

Lampiran 10

Reliabilitas Soal Uji Coba Gerak pada Tumbuhan

No soal 1 3 4 5 6 7 9 11 13 14 18 19 20 21 22 23 24 26 28 31

Kunci jawaban

D C C C

B

C

B

B

C

D

D

D

A

B A A C D C A

EC 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

CT 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1

RF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

ST 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

LW 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

OS 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

NV 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

DF 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1

FA 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

HV 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

II 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0

RL 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1

DS 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0

MD 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0

MF 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0

HF 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 ID 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0

RY 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1

WN 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0

YA 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0

MH 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0

RN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0

RS 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0

RIN 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1

SG 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

RI 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0

IF 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1

Jumlah 13 12 13 16 14 11 23 19 10 8 12 19 11 18 18 11 21 19 21 15

148

No soal 32 33 35 36 37 39 40 41 42 45 46 47 48 49 50 51 52 54 55

Kunci jawaban B D D C C B C C B B A B D C C C B B C

EC 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1

CT 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1

RF 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1

ST 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1

LW 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1

OS 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1

NV 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1

DF 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1

FA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1

HV 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1

II 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1

RL 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1

DS 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 MD 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1

MF 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1

HF 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1

ID 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1

RY 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1

WN 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1

YA 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1

MH 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0

RN 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1

RS 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1

RIN 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1

SG 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0

RI 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

IF 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 24 24 21 18 7 9 16 20 23 21 18 15 3 17 18 7 11 19 24

149

No soal 57 58 59 60 X X2

Kunci jawaban C C A D

EC 1 1 1 1 40 1600

CT 1 1 1 1 34 1156

RF 1 1 1 1 37 1369

ST 1 1 1 0 37 1369

LW 1 1 1 1 36 1296

OS 1 1 1 1 35 1225

NV 1 0 1 1 36 1296

DF 1 0 1 1 31 961

FA 1 1 1 0 33 1089

HV 1 1 1 1 34 1156

II 1 1 1 1 34 1156

RL 1 0 1 1 30 900

DS 1 0 1 1 30 900 MD 1 1 1 1 29 841

MF 1 0 1 1 25 625

HF 1 0 1 0 23 529

ID 1 0 1 0 19 361

RY 1 0 1 0 19 361

WN 0 0 0 1 17 289

YA 1 0 1 1 19 361

MH 0 1 0 0 17 289

RN 1 0 1 1 13 169

RS 1 0 1 0 11 121

RIN 0 0 1 0 12 144

SG 0 1 0 0 11 121

RI 1 0 0 1 12 144

IF 0 0 1 0 12 144

Jumlah 22 12 23 17 686 19972

150

Reliabilitas Soal Uji Coba Hama dan Penyakit Pada Tumbuhan

No soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Kunci jawaban D B C A D C D C B B A B C D D A A C C C A

EC 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 CT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

RF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

ST 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

LW 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

OS 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1

NV 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

DF 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1

FA 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1

HV 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1

II 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1

RL 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1

DS 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

MD 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1

MF 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1

HF 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

ID 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1

RY 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1

WN 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 YA 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1

MH 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1

RN 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1

RS 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0

RIN 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1

SG 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1

RI 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1

IF 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 22 11 19 18 6 21 24 10 11 14 10 20 24 22 11 22 16 13 13 22 25

151

No soal 22 23 24 25 26 27 28 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 X X2

Kunci jawaban B A D B A C D A C B C A B A D A D

EC 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 30 900

CT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 36 1296

RF 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35 1225

ST 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 37 1369

LW 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 32 1024

OS 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 841

NV 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36 1296

DF 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 25 625

FA 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 19 361

HV 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 21 441

II 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 21 441

RL 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 20 400

DS 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 28 784 MD 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 21 441

MF 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 22 484

HF 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 26 676

ID 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 27 729

RY 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 22 484

WN 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 18 324

YA 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 21 441

MH 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 21 441

RN 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 23 529

RS 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 12 144

RIN 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 26 676

SG 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 15 225

RI 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 17 289

IF 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 4

Jumlah 25 12 25 25 24 7 11 6 7 11 23 21 23 24 14 21 9 642 16890

152

Lampiran 11

Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba Gerak pada Tumbuhan

Dengan rumus

211 11 nS

MnM

n

nr

Dimana

N

N

XX

SdanN

XM

2

2

2

41,2527

686M

167,9427

47059619972

27

27

68619972

2

2

S

Perhitungan: n = 42

M = 25,41 S

2 = 94,167

211 11 nS

MnM

n

nr

908,0

89,002,1

1066,0102,1

14,3955

55,4211

41

42

17,9442

41,2542(41,251

142

4211

r

Dari hasil perhitungan terlihat bahwa nilai reliabilitas untuk keempat puluh dua

soal yang akan digunakan adalah 0,908. Ini berarti apabila nilai tersebut diklasifikan

berdasarkan kriteria perhitungan reliabilitas maka keempatpuluh dua soal tersebut

memiliki reliabilitas yang sangat tinggi.

153

Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba hama dan Penyakit pada Tumbuhan

Dengan rumus

211 11 nS

MnM

n

nr

Dimana

N

N

XX

SdanN

XM

2

2

2

78.2327

642M

17,6027

33,1526516890

27

27

64216890

2

2

S

Perhitungan: n = 38

M = 23,78 S

2 = 60,173

211 11 nS

MnM

n

nr

875,0

85.003,1

148,0103,1

46.2286

15,3381

37

38

17,6038

78,2338(78,231

138

3811

r

Dari hasil perhitungan terlihat bahwa nilai reliabilitas untuk tigapuluh delapan

soal yang akan digunakan adalah 0,875. Ini berarti apabila nilai tersebut diklasifikan

berdasarkan kriteria perhitungan reliabilitas maka tigapuluh delapan soal tersebut

memiliki reliabilitas yang sangat tinggi

154

Lampiran 12

Perhitungan Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba Gerak pada Tumbuhan

Nomor Soal 1 3 4 5 6 7 9 11 13 14 18 19 20 21 22 23

Kunci Jawaban D C C C B C B B C D D D A B A A

No

mo

r U

rut

Sisw

a

Kel

omp

ok

Ata

s

EC 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

RF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1

ST 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

LW 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

NV 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

OS 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1

HV 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0

II 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0

CT 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1

FA 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1

DF 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0

RL 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0

DS 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0

Jmlh 9 9 10 11 10 8 13 12 8 6 9 12 8 11 12 8

MD 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0

Kel

omp

ok

Baw

ah

MF 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1

HF 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0

ID 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0

RY 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1

155

Nomor Soal 1 3 4 5 6 7 9 11 13 14 18 19 20 21 22 23

Kunci Jawaban D C C C B C B B C D D D A B A A

YA 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1

WN 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0

MH 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0

RN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0

RIN 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0

RI 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0

IF 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0

RS 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0

SG 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

Jmlh 3 3 2 5 3 3 9 6 2 1 3 6 2 7 6 3

Daya pembeda 0.462 0.462 0.615 0.462 0.538 0.385 0.308 0.462 0.462 0.385 0.462 0.462 0.462 0.308 0.462 0.385

Kriteria baik baik baik baik baik cukup cukup baik baik cukup baik baik baik cukup baik Cukup

Total benar 13 12 13 16 14 11 23 19 10 8 12 19 11 18 18 11

Tingkat kesukaran 0.481 0.444 0.481 0.593 0.519 0.407 0.852 0.704 0.37 0.296 0.444 0.704 0.407 0.667 0.667 0.407

Kriteria sedang sedang sedang sedang sedang sedang mudah mudah sedang Sukar sedang mudah sedang sedang sedang Sedang

156

Nomor Soal 24 26 28 31 32 33 35 36 39 40 41 42 45 46 47 48

Kunci Jawaban C D C A B D D C B C C B B A B D

No

mo

r U

rut

Sisw

a

Kel

omp

ok

Ata

s

EC 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

RF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0

ST 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

LW 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0

NV 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0

OS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

HV 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0

II 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0

CT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

FA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

DF 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0

RL 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0

DS 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0

Jmlh 13 13 13 11 13 13 13 11 8 13 12 13 13 11 10 3

MD 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0

Kel

omp

ok

Baw

ah

MF 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0

HF 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0

ID 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0

RY 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0

YA 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0

WN 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0

MH 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0

157

24 26 28 31 32 33 35 36 39 40 41 42 45 46 47 48 24

C D C A B D D C B C C B B A B D C

RN 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0

RIN 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0

RI 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0

IF 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0

RS 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0

SG 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0

Jmlh 7 5 7 4 10 10 7 6 0 3 8 9 7 6 4 0

Daya pembeda 0.462 0.615 0.462 0.538 0.231 0.231 0.462 0.385 0.615 0.769 0.308 0.308 0.462 0.385 0.4612 0.231

Kriteria baik baik baik baik cukup cukup baik cukup baik

baik sekali cukup cukup baik cukup baik cukup

Total benar 21 19 21 15 24 24 21 18 9 16 20 23 21 18 15 3

Tingkat kesukaran 0.778 0.704 0.778 0.556 0.889 0.889 0.778 0.667 0.333 0.593 0.741 0.852 0.778 0.667 0.556 0.111

Kriteria mudah mudah mudah sedang mudah mudah mudah sedang sedang sedang mudah mudah mudah sedang sedang Sukar

Nomor Soal 49 50 51 52 54 55 57 58 59 60

158

Kunci Jawaban C C C B B C C C A D

No

mo

r U

rut

Sisw

a

Kel

omp

ok

Ata

s

EC 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

RF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

ST 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0

LW 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

NV 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1

OS 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

HV 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1

II 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

CT 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1

FA 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0

DF 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1

RL 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1

DS 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1

Jmlh 11 12 6 8 12 13 13 9 13 11

MD 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

Kel

omp

ok

Baw

ah

MF 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1

HF 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0

ID 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0

RY 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0

YA 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1

WN 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1

Nomor Soal 49 50 51 52 54 55 57 58 59 60

159

Kunci Jawaban C C C B B C C C A D

MH 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0

RN 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1

RIN 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0

RI 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1

IF 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

RS 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0

SG 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0

Jmlh 5 5 1 2 6 10 8 2 9 5

Daya pembeda 0.462 0.538 0.385 0.462 0.462 0.231 0.385 0.538 0.308 0.462

Kriteria baik baik cukup baik baik cukup cukup baik cukup Baik

Total benar 17 18 7 11 19 24 22 12 23 17

Tingkat kesukaran 0.63 0.667 0.259 0.407 0.704 0.889 0.815 0.444 0.852 0.63

Kriteria sedang sedang Sukar sedang mudah mudah mudah sedang mudah sedang

Perhitungan Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Soal Uji coba hama dan penyakit pada tumbuhan

160

Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Kunci Jawaban D B C A D C D C B B A B C D D A

No

mo

r U

rut

Sisw

a Kel

omp

ok

Ata

s

ST 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

CT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

NV 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

RF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

LW 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1

EC 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1

OS 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1

DS 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

ID 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1

RIN 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0

HF 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1

DF 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1

RN 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1

jmlh 12 9 11 11 5 12 13 8 8 10 8 11 13 12 8 12

MF 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1

Kel

omp

ok

Baw

ah

RY 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1

HV 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0

II 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1

MD 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1

YA 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1

Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

161

Kunci Jawaban D B C A D C D C B B A B C D D A

MH 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1

RL 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1

FA 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0

WN 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1

RII 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1

SG 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1

RS 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0

IF 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0

Jumlah 9 2 7 6 1 8 10 2 3 3 2 8 10 9 3 9

Daya pembeda 0.231 0.538 0.308 0.385 0.308 0.308 0.231 0.461 0.385 0.538 0.462 0.231 0.231 0.231 0.385 0.2308

Kriteria cukup baik cukup cukup cukup cukup cukup baik cukup baik baik cukup cukup cukup cukup cukup

Total benar 22 11 19 18 6 21 24 10 11 14 10 20 24 22 11 22

Tingkat kesukaran 0.815 0.407 0.704 0.667 0.222 0.778 0.889 0.371 0.407 0.518 0.371 0.741 0.889 0.815 0.407 0.815

Kriteria mudah sedang mudah sedang Sukar mudah mudah sedang sedang sedang sedang mudah mudah mudah sedang mudah

Nomor Soal 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 31 32 33 34

162

Kunci Jawaban A C C C A B A D B A C D A C B C

No

mo

r U

rut

Sisw

a Kel

omp

ok

Ata

s

ST 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

CT 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

NV 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

RF 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

LW 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1

EC 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1

OS 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1

DS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1

ID 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1

RIN 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1

HF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1

DF 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1

RN 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1

jmlh 11 9 9 12 13 13 9 13 13 13 5 8 5 7 9 13

MF 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1

Kel

omp

ok

Baw

ah

RY 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0

HV 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1

II 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0

MD 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1

YA 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1

MH 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1

RL 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1

Nomor Soal 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 31 32 33 34

163

Kunci Jawaban A C C C A B A D B A C D A C B C

FA 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1

WN 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0

RII 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1

SG 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1

RS 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1

IF 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

Jmlah 4 3 4 9 11 11 3 11 12 11 2 3 1 0 2 9

Daya pembeda 0.538 0.462 0.385 0.231 0.154 0.154 0.462 0.154 0.0769 0.154 0.231 0.385 0.308 0.538 0.538 0.308

Kriteria baik baik cukup cukup Jelek Jelek baik Jelek Jelek Jelek cukup cukup cukup baik baik cukup

Total benar 16 13 13 22 25 25 12 25 25 24 7 11 6 7 11 23

Tingkat kesukaran 0.593 0.481 0.481 0.815 0.926 0.926 0.444 0.926 0.926 0.889 0.259 0.407 0.222 0.259 0.407 0.852

Kriteria sedang Sedang sedang mudah mudah mudah sedang mudah mudah mudah Sukar sedang Sukar Sukar sedang mudah

164

Nomor Soal 35 36 37 38 39 40

Kunci Jawaban A B A D A D

No

mo

r U

rut

Sisw

a Kel

omp

ok

Ata

s

ST 1 1 1 1 1 1

CT 1 1 1 0 1 1

NV 1 1 1 1 1 1

RF 1 1 1 1 1 1

LW 1 1 1 1 1 1

EC 1 1 1 1 1 1

OS 1 1 1 1 1 1

DS 1 0 0 0 1 0

ID 0 1 1 1 1 1

RIN 1 1 1 0 1 0

HF 1 1 1 0 1 0

DF 1 1 1 1 1 0

RN 1 1 1 0 1 0

jmlh 12 12 12 8 13 8

MF 1 1 1 1 1 0

Kel

omp

ok

Baw

ah

RY 1 1 1 1 1 0

HV 0 1 1 1 0 0

II 1 0 1 1 1 0

MD 1 1 1 0 1 0

YA 1 1 1 0 1 0

MH 1 1 1 0 0 0

RL 1 1 1 1 1 0

Nomor 35 36 37 38 39 40

165

Soal

Kunci Jawaban A B A D A D

FA 1 1 0 0 0 1

WN 0 1 1 1 1 0

RII 1 1 1 0 1 0

SG 0 1 1 0 0 0

RS 0 0 1 0 0 0

IF 0 0 0 0 0 0

Jmlah 8 10 11 5 7 1

Daya pembeda 0.308 0.154 0.077 0.231 0.462 0.538

Kriteria cukup Jelek Jelek cukup baik baik

Total benar 21 23 24 14 21 9

Tingkat kesukaran 0.778 0.852 0.889 0.518 0.778 0.333

Kriteria mudah mudah mudah sedang mudah sedang

166

Lampiran 13

Analisis Daya Beda Dan Tingkat Kesukaran Soal Materi Gerak Pada

Tumbuhan

NO NO

SOAL BA BB B

Daya beda indeks

kesukaran

keterangan D Kriteria P Kriteria

1 1 9 3 12 0.462 Baik 0.481 Sedang dipakai

2 3 9 3 12 0.462 Baik 0.444 Sedang dipakai

3 4 10 2 12 0.615 Baik 0.481 Sedang dipakai

4 5 11 5 16 0.462 Baik 0.593 Sedang dipakai

5 6 10 3 13 0.538 Baik 0.519 Sedang dipakai

6 7 8 3 11 0.385 Cukup 0.407 Sedang revisi

7 9 13 9 22 0.308 Cukup 0.852 Mudah dibuang

8 11 12 6 18 0.462 Baik 0.704 Mudah revisi

9 13 8 2 10 0.462 Baik 0.37 Sedang dipakai

10 14 6 1 7 0.385 Cukup 0.296 Sukar dibuang

11 18 9 3 12 0.462 Baik 0.444 Sedang dipakai

12 19 12 6 18 0.462 Baik 0.704 Mudah revisi

13 20 8 2 10 0.462 Baik 0.407 Sedang dipakai

14 21 11 7 18 0.308 Cukup 0.667 Sedang revisi

15 22 12 6 18 0.462 Baik 0.667 Sedang dipakai

16 23 8 3 11 0.385 Cukup 0.407 Sedang revisi

17 24 13 7 20 0.462 Baik 0.778 Mudah revisi

18 26 13 5 18 0.615 Baik 0.704 Mudah revisi

19 28 13 7 20 0.462 Baik 0.778 Mudah revisi

20 31 11 4 15 0.538 Baik 0.556 Sedang dipakai

21 32 13 10 23 0.231 Cukup 0.889 Mudah dibuang

22 33 13 10 23 0.231 Cukup 0.889 Mudah dibuang

23 35 13 7 20 0.462 Baik 0.778 Mudah revisi

24 36 11 6 17 0.385 Cukup 0.667 Sedang revisi

25 39 8 0 8 0.615 Baik 0.333 Sedang dipakai

26 40 13 3 16 0.769 baik sekali 0.593 Sedang dipakai

27 41 12 8 20 0.308 Cukup 0.741 Mudah revisi

28 42 13 9 22 0.308 Cukup 0.852 Mudah dibuang

29 45 13 7 20 0.462 Baik 0.778 Mudah revisi

30 46 11 6 17 0.385 Cukup 0.667 Sedang revisi

31 47 10 4 14 0.462 Baik 0.556 Sedang dipakai

167

NO NO

SOAL BA BB B

Daya beda indeks

kesukaran Keterangan

D Kriteria P Kriteria 32 48 3 0 3 0.231 Cukup 0.111 Sukar dibuang

33 49 11 5 16 0.462 Baik 0.63 Sedang dipakai

34 50 12 5 17 0.538 Baik 0.667 Sedang dipakai

35 51 6 1 7 0.385 Cukup 0.259 Sukar dibuang

36 52 8 2 10 0.462 Baik 0.407 Sedang dipakai

37 54 12 6 18 0.462 Baik 0.704 Mudah revisi

38 55 13 10 23 0.231 Cukup 0.889 Mudah dibuang

39 57 13 8 21 0.385 Cukup 0.815 Mudah dibuang

40 58 9 2 11 0.538 Baik 0.444 Sedang dipakai

41 59 13 9 22 0.308 Cukup 0.852 Mudah dibuang

42 60 11 5 16 0.462 Baik 0.63 Sedang dipakai

168

Analisis Daya Beda Dan Tingkat Kesukaran Soal Materi Hama Dan Penyakit

Pada Tumbuhan

NO NO

SOAL BA BB B

Daya beda indeks

kesukaran

keterangan D Kriteria P Kriteria

1 1 12 9 21 0.231 Cukup 0.815 Mudah direvisi

2 2 9 2 11 0.538 Baik 0.407 Sedang Dipakai

3 3 11 7 18 0.308 Cukup 0.704 Mudah direvisi

4 4 11 6 17 0.385 Cukup 0.667 Sedang Dipakai

5 5 5 1 6 0.308 Cukup 0.222 Sukar direvisi

6 6 12 8 20 0.308 Cukup 0.778 Mudah direvisi

7 7 13 10 23 0.231 Cukup 0.889 Mudah direvisi

8 8 8 2 10 0.462 Baik 0.371 Sedang Dipakai

9 9 8 3 11 0.385 Cukup 0.407 Sedang Dipakai

10 10 10 3 13 0.538 Baik 0.518 Sedang Dipakai

11 11 8 2 10 0.462 Baik 0.371 Sedang Dipakai

12 12 11 8 19 0.231 Cukup 0.741 Mudah direvisi

13 13 13 10 23 0.231 Cukup 0.889 Mudah direvisi

14 14 12 9 21 0.231 Cukup 0.815 Mudah direvisi

15 15 8 3 11 0.385 Cukup 0.407 Sedang Dipakai

16 16 12 9 21 0.231 Cukup 0.815 Mudah direvisi

17 17 11 4 15 0.538 Baik 0.593 Sedang Dipakai

18 18 9 3 12 0.462 Baik 0.481 Sedang Dipakai

19 19 9 4 13 0.385 Cukup 0.481 Sedang Dipakai

20 20 12 9 21 0.231 Cukup 0.815 Mudah direvisi

21 21 13 11 24 0.154 Jelek 0.926 Mudah dibuang

22 22 13 11 24 0.154 Jelek 0.926 Mudah dibuang

23 23 9 3 12 0.462 Baik 0.444 Sedang Dipakai

24 24 13 11 24 0.154 Jelek 0.926 Mudah dibuang

25 25 13 12 25 0.077 Jelek 0.926 Mudah dibuang

26 26 13 11 24 0.154 Jelek 0.889 Mudah dibuang

27 27 5 2 7 0.231 Cukup 0.259 Sukar direvisi

28 28 8 3 11 0.385 Cukup 0.407 Sedang Dipakai

29 31 5 1 6 0.308 Cukup 0.222 Sukar direvisi

30 32 7 0 7 0.538 Baik 0.259 Sukar direvisi

31 33 9 2 11 0.538 Baik 0.407 Sedang Dipakai

32 34 13 9 22 0.308 Cukup 0.852 Mudah direvisi

33 35 12 8 20 0.308 Cukup 0.778 Mudah direvisi

169

NO NO

SOAL BA BB B

Daya beda indeks kesukaran

Keterangan D Kriteria P Kriteria

34 36 12 10 22 0.154 Jelek 0.852 Mudah dibuang

35 37 12 11 23 0.077 Jelek 0.889 Mudah dibuang

36 38 8 5 13 0.231 Cukup 0.518 Sedang Dipakai

37 39 13 7 20 0.462 Baik 0.778 Mudah direvisi

38 40 8 1 9 0.538 Baik 0.333 Sedang Dipakai

170

Lampiran 14

SOAL ULANGAN HARIAN 1

NAMA :

KELAS :

KD : 3.3. Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada huruf

a,b,c, atau d!

1 Jika ujung sulur tumbuhan

Cucurbitaceae menyentuh ranting

kayu pada sisi kiri, maka sulur akan

melilit ranting ke arah kiri, dan

sebaliknya. Jika tidak ada sentuhan,

sulur akan tumbuh lurus. Gerak yang

dilakukan tumbuhan di atas

disebut......

A. fototropisme

B. kemotropisme

C. geotropisme

D. tigmotropisme

2 Gerak taksis berbeda dengan gerak

tropisme, karena gerak taksis

adalah......

A. gerak bagian tubuh tumbuhan

sebagai reaksi adanya rangsang

dari luar

B. gerak bagian tubuh tumbuhan

yang menuju atau menjauhi

rangsang

C. gerak pindah tempat tubuh

tumbuhan menuju atau menjauhi

arah datangnya rangsang

D. gerak yang belum diketahui

penyebabnya

3 Di bawah ini yang tidak termasuk ke

dalam gerak nasti adalah......

A. daun Mimosa pudica akan

menutup jika disentuh

B. daun petai cina menutup di malam

hari

C. kloroplas bergerak ke bagian yang

terkena sinar matahari

D. membuka dan menutupnya

mahkota bunga pukul empat

4 Pernyataan tentang gerak di bawah

ini adalah benar, kecuali.......

A. Gerak higroskopis disebabkan

adanya perubahan kadar air

B. Gerak etionom disebabkan adanya

rangsangan dari luar

C. Gerak hidrotopisme disebabkan

oleh rangsangan sentuhan

D. Gerak fototropisme negatif

disebabkan oleh rangsangan gaya

gravitasi

171

5 Suatu tanaman diletakkan ditempat

yang gelap, kemudian diberi cahaya

dari salah satu sisinya (lihat gambar).

Setelah beberapa hari ujung

tanamam akan. . . .

A. membelok ke arah A

B. membelok ke arah B

C. tetap, tidak membelok

D. Tanamam tidak memberi respon

6 Jika dalam suatu percobaan

menumbuhakan biji kacang hijau

yang diletakkan pada posisi seperti

pada gambar di bawah, maka setelah

beberapa hari akan tumbuh akarnya.

Arah tumbuh akar akan menuju

ke……

A. S

B. T

C. U

D. V

7 Pecahnya kulit buah polong-polongan

(misalnya lamtoro dan turi) termasuk

gerak . . …

A. endonom karena penyebabnya

tidak jelas

B. higroskopis karena dipengaruhi

oleh kadar air

C. higroskopis karena penyebabnya

perubahan suhu

D. tropisme positif karena menuju

sumber rangsang

8 Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi gerak tumbuhan

adalah .....

A. cahaya, air, dan tekanan turgor

B. gaya gravitasi, sentuhan, dan

daya kapilaritas akar

C. cahaya, sentuhan, dan senyawa

kimia

D. gaya gravitasi, cahaya, dan gaya

isap daun

9 Auksin yang dibentuk pada ujung

kecambah akan dipengaruhi oleh

cahaya. apabila disinari pada suatu

sisi saja kecambah tersebut akan ...

A. Terhambat

B. Tumbuh lurus

C. Tumbuh membengkok

D. Tumbuh menuju datangnya

cahaya

10 Perhatikan peristiwa-peristiwa

berikut!

1) Gerak mekarnya bunga pukul

empat 2) Gerak ujung akar menuju tempat

berair

3) menutupnya putri malu saat disentuh

4) Membelitnya batang tanaman

mentimun pada ajir.

Gerak tropisme ditunjukkan oleh.....

A. 1), dan 2)

B. 1) dan 3)

C. 2), dan 3)

D. 2), dan 4)

A B

S

T

U

V

172

11 Perbedaan gerak tropisme dengan

gerak nasti adalah . . ..

A. Arah Gerakan

B. Arah Rangsangan

C. Jenis Rangsang

D. Jenis Tumbuhan

12 Gerak menutupnya mahkota bunga

kupu-kupu pada tumbuhan kacang-

kacangan diwaktu malam hari

merupakan contoh gerak . . . .

A. Termonasti

B. Niktinasti

C. Seismonasti

D. Nasti kompleks

13 Mekarnya bunga Mirabilis jalapa

(bunga pukul empat) sekitar jam

empat sore, dipengaruhi oleh

rangsangan. . . .

A. intensitas cahaya dan suhu

B. kadar air dan sel

C. kelembaban udara

D. posisi cahaya matahari

14 Tumbuhan dapat bergerak walaupun

tidak memiliki system saraf karena

tumbuhan……..

A. Memiliki sifat iritabilitas

B. memiliki klorofil

C. memiliki alat gerak

D. memiliki organ khusus

15 gerak fototropisme berdasarkan

arahnya terdiri dari fototropisme

posirif dan negative. Pernyataan di

bawah yang menggambarkan

fototropisme positif adalah…..

A. gerak tumbuhan putri malu

menutup daunnya apabila disentuh

B. gerak akar menuju pusat bumi

karena pengaruh gravitasi bumi

C. gerak batang dan daun yang

mengarah pada datangnya cahaya

D. gerak serangga yang mendekati

arah datangnya cahaya lampu

16 Dalam suatu percobaan dengan

bakteri dalam setetes air yang dilalui

aliran listrik dari suatu jurusan,

ternyata bakterinya ada yang

mengumpul di daerah negative ( – ).

Peristiwa tersebut termasuk ke dalam

gerak………….

A. Kemotaksis B. Galvanotropi

C. Fototaksis D. Galvanotaksis

17 Berikut ini yang termasuk ke dalam

gerak gerak nasti pada

tumbuhan adalah........

A. batang tumbuhan yang bergerak

menuju arah datangnya cahaya

B. gerak

tumbuh akar tumbuhan mgnuju

pusat bumi

C. menutupnya daun "putri

malu" ketika disentuh

D. gerak

tumbuh batang tumbuhan mela

wan gravitasi

18 Pengertian gerak taksis adalah...

A. gerak pindah tempat seluruh tubuh tumbuhan yang arahnya ditentukan oleh rangsang

B. gerak pindah tempat akar tumbuhan yang arahnya mendekati rangsang

C. gerak pindah tempat pada

tumbuhan yang arahnya menjauhi rangsang

D. gerak pindah tempat, tetapi

arahnya tidak ditentukan rangsang

19 Perhatikan pernyataan dibawah ini !

1. gerak pertumbuhan akar menuju

sumber air

2. gerak sulur kacang panjang melilt

kayu

173

3. gerak di dalam sel tumbuhan

4. gerak gamet jantan menuju gamet

betina

Yang termasuk ke dalam contoh

gerak taksis terdapat pada

penrnyataa nomor…………

A. 1 dan 2

B. 1 dan 3

C. 2 dan 4

D. 3 dan 4

20 Menutupnya daun putri malu pada

sore hari merupakan gerak ....

A. kemonasti

B. tigmonasti

C. seismonasti

D. niktinasti

21 Jika seorang siswa melakukan

percobaan dengan meletakan pot

tanaman di tempat terbuka dengan

posisi dimiringkan, setelah beberapa

hari pertumbuhan batang tanaman

pada pot itu seperti pada gambar

berikut ini:

Gerak yang dilakukan akar tanaman itu

disebut ...

A. Fototaksis

B. Geotropisme

C. Fototropisme

D. Tigmotropisme

22 Contoh gerak tropisme yang

dipengaruhi rangsangan sentuhan

adalah ....

A. Tumbuhnya akar ke arah bawah

B. Membeloknya akar kearah tanah

yang berair

C. Membeloknya akar menghindari

batu yang dilewati

D. Membeloknya akar ke arah tanah

yang berhumus

23 Perhatikan tabel berikut!

Dari tabel di atas, bagian tanaman yang

sesuai dengan jenis rangsang dan arah

geraknya adalah . . . .

A. 1 dan 2

B. 2 dan 3

C. 2 dan 4

D. 3 dan 4

24 Bila kita lihat tumbuhan kacang

panjang didekatnya slalu diletakkan

kayu. Gerakan yang akan dilakukan

sulur terhadap kayu di dekatnya

adalah.........

A. membelok menjauhi batang kayu

B. mendekat ke batang kayu dan

melekat

C. menuju ke bawah batang kayu

D. tetap menuju ke atas

No Bagian tanaman

Jenis rangsangan

Arah gerak

1 Ujung tanaman

Cahaya matahari

Menghindari matahari

2 Ujung akar

Gaya

tarik bumi

Ke arah pusat bumi

3 Bunga pukul empat

Sentuhan Bunga akan mekar

4 Daun putri malu

Sentuhan Daun akan menutup

174

25 Pada peristiwa pembuahan, sperma

akan bergerak menuju sel telur.

Rangsangan pergerakan sperma

karena adanya zat gula dan protein

yang dikeluarkan sel telur. Termasuk

gerak pakah yang dilakukan sperma

tersebut ........

A. Kemotaksis

B. Fototaksis

C. Taksis

D. Tropisme

26 Gerakan tumbuhan karena pengaruh

rangsangan dari luar termasuk gerak

........

A. Turgor

B. Esionom

C. Taksis

D. Iritabilitas

27 Biji kacang kedelai dibiarkan

berkecambah pada kotak gelap. Pada

salah satu sisi kotak diberi lubang

sehingga memungkinkan cahaya

masuk ke dalam kotak. Setelah satu

minggu perkecambahan, kotak dibuka

dan terlihat bahwa tunas kecambah

tumbuh ke arah sisi kotak yang diberi

lubang. Peristiwa tersebut termasuk

gerak………

A. Fotonasti

B. Fototaksis

C. Fototropisme

D. Niktinasti

28 Pada pagi hari bunga matahari bunga

matahari menghadap ke arah timur,

pada siang hari tegak menghadap ke

atas, sementara pada sore hari bunga

menghadap ke arah barat. Peristiwa

tersebut disebut gerak

A. Hidrotropisme

B. Termonasti

C. Fototropisme

D. Seismonasti

29 Pada siang hari tumbuhan uniseluler

lebih banyak terdapat pada kolam air

waduk yang mendapat cahaya

matahari. Keadaan demikian

menandakan terjadinya gerak…………

A. Fototaksis +

B. Kemotropisme +

C. Fotonasti –

D. Hidrotropisme-

30 Gerak tropisme dibedakan menjadi

gerak tropisme negatif dan positif.

Dasar penggolonga ini adalah…….

A. kecepatan geraknya

B. arah gerak terhadap rangsang

C. frekuensi gerak per satuan

waktu

D. macam organ tubuh yang

bergerak

31 Membuka dan menutupnya stomata

termasuk ke dalam macam

gerak………..

A. endonom, nasti

B. endonom, taksis

C. esionom, nasti

D. esionom, tropisme

32 Ahmad melakukan percobaan dengan

menanam dua tanaman bayam.

Tanaman bayam A ditutup dengan

kardus, sementara itu tanaman B

diletakkan di tempat terbuka.

Tanaman bayam A tumbuh lebih

tinggi daripada tanaman B. Faktor

yang mempengaruhi pertumbuhan

pada percobaan tersebut adalah ....

A. gen

B. nutrisi

C. jenis tanaman

D. cahaya

-----------SELAMAT BEKERJA----------------

175

KUNCI JAWABAN

N

o

Kunci

jawaba

n

N

o

Kunci

jawaba

n

N

o

Kunci

jawaba

n

1 D 11 A 21 B

2 C 12 B 22 C

3 C 13 A 23 C

4 C 14 A 24 B

5 B 15 C 25 A

6 C 16 D 26 B

7 B 17 C 27 C

8 C 18 A 28 C

9 D 19 D 29 A

10 D 20 D 30 B

31 C

32 D

176

SOAL ULANGAN HARIAN 2

NAMA :

KELAS :

KD : 3.4. Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai

dalam kehidupan sehari-hari

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a,b,c

, atau d!

1. Berikut ini bukan jenis hama yang

menyerang tumbuhan adalah…………

A. Tikus

B. Walang sangit

C. Ulat

D. Kupu-kupu

2. Pestisida yang digunakan untuk

membasmi tikus …….

A. Insektisida

B. Rodentisida

C. Nematisida

D. Herbisida

3. Selain bakteri dan jamur, dalam

kondisi yang tidak sehat, tumbuhan

dapat terserang virus. Jenis Virus yang

menyerang daun tanaman tembakau

adalah……..

A. CVPD

B. VCPD

C. TMV

D. MTV

4. Suatu tumbuhan daun dan rantingnya

ditumbuhi bercak-bercak kecoklatan,

kemudian muncul lapuk berwarna

putih yang semakin meluas keseluruh

permukaan sehingga pada akhirnya

kering dan rontok. Tumbuhan yang

memiliki gejala-gejala tersebut

terserang…………

A. Jamur

B. Bakteri

C. Virus

D. Alga

5. Berikut ini adalah perantara

penyebaran penyakit yang disebabkan

oleh jamur, kecuali……..

A. Angin

B. Sentuhan tangan

C. Serangga

D. Cahaya

6. Berikut ini bukan cara Pengendalian

hama wereng yang dapat dilakukan

oleh petani adalah…………….

A. Predator alami

B. Insektisida

C. Herbisida

D. Pergiliran tanaman

7. Berikut ini yang termasuk gulma

adalah…..

A. Ubi jalar

B. Temulawak

C. Lengkuas

D. Eceng gondok

177

8. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam

pengendalian gulma adalah…..

A. Jenis gulma dominan

B. Tumbuhan budi daya utama

C. Tidak peduli lingkungan

D. Dampak ekonomi dan ekologi

9. Pemilik perkebunan rambutan

menemukan gejala-gejala ini pada

pohon rambutannya: daunnya

terdapat bercak berwarna kelabu

kehijauan dan pada permukaannya

tumbuh rambut berwarna cokelat

kemerahan. Bercak-bercak tersebut

disebabkan oleh ….

A. Lumut

B. Alga

C. Virus

D. Bakteri

10. Serangga yang banyak dijumpai pada

musim kemarau adalah….

A. Belalang

B. Tungau

C. Kupu-kupu

D. Wereng

11. Pohon jeruk yang terserang CVPD

pada kondisi yang belum parah dapat

diselamatkan dengan….

A. Terramycin

B. Terramilyin

C. Nikotin

D. Feromon

12. Hewan yang merusak tanaman atau

hasil tanaman karena aktivitas

hidupnya disebut sebagai . . . ….

E. gulma

F. hama

G. predator

H. pestisida

13. Perhatikan gambar berikut!

Berdasarkan keadaan morfologinya,

dikenal beberapa jenis gulma. Gambar

tumbuhan di atas merupakan gulma

jenis........

A. Teki (Sedges)

B. Rumput (Grasses)

C. Gulma berdaun lebar (Broad

leaved weeds)

D. Gulma berkayu (Woody weeds)

14. Penyiangan gulma dengan

menggunakan cangkul atau dengan

cara tradisional yang dilakukan oleh

petani termasuk jenis

pengendalian.......

A. Biologi

B. Kimia

C. Pola tertentu

D. Mekanik

15. Hal yang harus diperhatikan dalam

menentukan pola tanam adalah...

A. Bentuk perakaran

B. Bentuk batang

C. Bentuk tajuk

D. Umur tanaman

16. Alang-alang adalah gulma yang sangat

berbahaya dan mutlak harus

dikendalikan. Pengendalian alang-

alang di tanaman perkebunan

mendapat perhatian serius karena

gulma ini sangat merugikan dan

mudah berkembang biak secara cepat.

Jenis pestisida yang tepat untuk

memberantasnya adalah..........

A. Herbisida

178

B. Insektisida

C. Bakterisida

D. Rodentisida

17. Penyakit akar putih yang menyerang

tanaman karet disebabkan oleh

cendawan….

A. Rigidaporus

lignosu s

B. Rosellinia arcuata

C. Fusarium sp

D. Ustulina maxima

18. Membersihkan lahan tempat

penanaman pada lahan perkebunan

seperti alang-alang, rumput-

rumputan atau perdu lainnya dengan

penyemprotan herbisida, kegiatan

tersebut merupakan pengolahan

tanah secara ...............

A. Fisik

B. Mekanis

C. Kimia

D. Biologis

19. Tumbuhan yang tumbuhnya disuatu

tempat, tidak dikehendaki, karena

mengadakan kompetisi dengan

tanaman pokok dalam hal

mendapatkan unsur hara, sinar

matahari dan tempat

tumbuh,dinamakan ....

A. Hama

B. Penyakit

C. Gulma

D. Patogen

20. Salah satu ciri tanaman yang sehat

dapat kita lihat dri morfologinya,

misalnya……….

A. tanaman layu dan mengalami

perubahan warna

B. tanaman kerdil dan daunnya

mengeriting

C. tanaman layu, kembali segar

setelah disiram air

D. daun berlubang-lubang dan

bunganya mudah rusak

21. Perhatikan tumbuhan tembakau

berikut!

Berdasarkan gejala yang tampak pada

gambar di atas. Penyakit daun tembakau

ini disebabkan oleh…

A. Virus

B. alga

C. jamur

D. Bakteri

22. Perhatikan pernyataan-pernyataan

berikut.

4. Sitem pertanian yang monokultur 5. Masuknya hama baru dari daerah

lain

6. Penggunaan pestisida yang tidak benar

Pernyataan-pernyataan di atas

merupakan penyebab munculnya ....

A. Penyakit

B. Gulma

C. Hama

D. Mikroba

23. Perhatikan gambar berikut!

Bahan kimia yang digunakan untuk

membasmi hama di atas adalah…...

179

A. Moluskisida C. Fungisida

B. Herbisida D. Insektisida

24. Pernyataan di bawah ini, yang

termasuk contoh pengendalian secara

mekanik adalah............

A. Menghilangkan tanaman yang

telah terserang bersama hamanya

untuk memusnahkan sumber

infeksi

B. Pengaturan jarak tanam,

pengaturan waktu tanam,

pengairan yang teratur, rotasi atau

pergiliran tanaman

C. Kegiatan penyebaran predator,

parasit atau patogen yang

merupakan agen pengendalian.

D. Menyemprot tanaman yang

terserang dengan pestisida

25. Pernyataan di bawah ini yang

termasuk contoh pengendalian

secara biologi adalah............

A. Menghilangkan tanaman yang telah terserang bersama hamanya untuk

memusnahkan sumber infeksi B. Pengaturan jarak tanam,

pengaturan waktu tanam,

pengairan yang teratur, rotasi atau pergiliran tanaman

C. Kegiatan penyebaran predator,

parasit atau patogen yang merupakan agen pengendalian.

D. Menyemprot tanaman yang terserang dengan pestisida

26. Penyemprotan pestisida harus

dilakukan secara benar agar tidak

merusak lingkungan. Berikut ini

merupakan contoh penggunaan

pstisida yang benar adalah ...........

A. Permukaan bidang sasaran yang

terbuka

B. Menggunakan ukuran yang tepat

C. Butiran pestisida disemprotkan

tidak merata ke tanaman

D. Pestisida yang disemprotkan tidak

menempel pada bidang sasaran

27. Pada tanaman sayuran apabila di

daun terdapat bintik-bintik berwarna

coklat dan menunjukkan seperti

cairan daun terisap adalah gejala dari

serangan hama…

A. Belalang

B. Ulat tanah

C. Wereng

D. Ulat

28. Seorang petani menanam padi

disawahnya dan pada musim

berikutnya ia menanam palawija.

Teknik ini dikenal dengan…

A. Rotasi tanaman

B. Mekanisasi

C. Stripcroping

D. Sanitasi

29. Pengendalian hama dan gulma yang

baik adalah sebagai berikut, kecuali

. . . .

A. memerhatikan ekosistem

B. mengurangi dampak yang

merugikan

C. mengupayakan rotasi tanaman,

yaitu menanam dua jenis tanaman

di satu lahan secara bergantian

D. disemprot pestisida dengan dosis

tinggi

30. Dalam satu hamparan lahan jagung

didapati beberapa tumbuhan lain

seperti rumput, bayam, ilalang dan

rambatan ubi jalar. Manakah di

antaranya yang termasuk gulma...

A. rumput dan ilalang

B. rumput dan bayam

C. ilalang dan rambatan ubi jalar

D. Rumput dan rambatan ubi jalar

180

31. Perhatikan gambar berikut!

. Berikut ini adalah cara yang kurang tepat

untuk mengatasi hama di atas adalah…..

E. Membongkar dan menutup lubang

persembunyiannya serta menangkap

tikusnya

F. Menanam tanaman secara serentak

G. Menggunakan racun tikus

H. Menggunakan jerat untuk menjebak

tikus dalam jumlah besar

-----------SELAMAT BEKERJA---------------

KUNCI JAWABAN

No Kunci

jawaban

No Kunci

jawaban

1 D 11 A

2 B 12 B

3 C 13 C

4 A 14 D

5 D 15 D

6 C 16 A

7 D 17 A

8 C 18 C

9 B 19 C

10 B 20 C

No Kunci

jawaban

No Kunci

jawaban

21 A 31 D

22 C 32

23 D 33

24 A 34

25 C 35

26 B 36

27 C 37

28 A 38

29 D 39

30 A 40

181

Lampiran 15

Kisi-kisi Instrumen Kompetensi Ranah Afektif

Jenis Sekolah : Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Mata Pelajaran/Kurikulum : Biologi/ Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP)

Alokasi Waktu : 2x40 menit (selama proses pembelajaran berlangsung)

Standar Kompetensi : 3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan

Kompetensi Dasar : 3.3 Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan

3.4 Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang

dijumpai dalam kehidupan sehari-hari

Jenis instrumen : Non Tes

Jumlah indikator/Rentang penskoran : 6/ 4

penyusun : Fitri Endang Srimulat,S.Pd

No. Indikator Kategori/Tingkat Kriteria skor penilaian (1-4)

1. Kemauan

mendengarkan

penjelasan guru

Penerimaan

(receiving)

4. Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh–sungguh.

3. Siswa kurang mendengarkan penjelasan guru tetapi tidak gaduh

2. Siswa kurang mendengarkan penjelasan guru dan membuat gaduh

1. Siswa tidak mendengarkan penjelasan guru dan membuat gaduh

2. Sikap saat kegiatan

diskusi berlangsung

Karakterisasi

(characterization)

4. Siswa duduk tenang dengan seksama mengikuti jalannya diskusi

3. Siswa duduk tetapi beraktivitas sendiri

2. Siswa berdiri bahkan berjalan-jalan di kelas saat diskusi berlangsung

1. Siswa berjalan-jalan keluar kelas saat diskusi berlangsung

No. Indikator Kategori/Tingkat Kriteria skor penilaian (1-4)

3. Kemampuan

bekerjasama dalam

organisasi

(organizating)

4. Bekerjasama dalam diskusi kelompok dengan baik dan antusias

menyumbangkan pendapatnya untuk penyelesaian LKS.

182

kelompok 3. Cukup bekerjasama dalam diskusi kelompok karena mau ikut

menyumbangkan pendapatnya

2. Kurang bekerjasama dalam diskusi kelompok karena tidak ikut

menyumbang pendapatnya

1. Tidak mau ikut bekerjasama dalam diskusi kelompok melainkan

hanya sibuk dengan aktivitas sendiri.

4. Kemampuan

Bertanya

Tanggapan

(responding)

4. Siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan

permasalahan yang dipelajari

3. Siswa aktif mengajukan pertanyaan tetapi kurang sesuai dengan

permasalahan

2. Siswa aktif bertanya tanpa punya dasar yang jelas

1. Siswa tidak bertanya

5.

Kemampuan

menanggapi

pendapat orang lain

Tanggapan

(responding)

4. Siswa mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan tidak

saling menjatuhkan teman

3. Siswa mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan ada

dasarnya

2. Siswa mampu menanggapi tetapi tidak ada dasarnya

1. Siswa tidak menanggapi pendapat orang lain

6. Kemampuan

menyampaikan

pendapat

Menilai (valuing)

4. Siswa aktif dalam menyampaikan pendapat dengan didasari

argumen yang tepat

3. Siswa aktif dalam menyampaikan pendapat, argumen kurang tepat

2. Siswa mampu berpendapat tanpa ada dasarnya

1. Siswa tidak menyampaikan pendapatnya

Lampiran 16

Kisi-kisi Instrumen Kompetensi Ranah Psikomotor

Jenis Sekolah : Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Mata Pelajaran/Kurikulum : Biologi/ Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP)

Alokasi Waktu : 2x40 menit (selama proses pembelajaran berlangsung)

Standar Kompetensi : 3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan

183

Kompetensi Dasar : 3.3 Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan

3.4 Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang

dijumpai dalam kehidupan sehari-hari

Jenis instrument : Non Tes

Jumlah indikator/Rentang penskoran : 5/ 4

Penyusun : Fitri Endang Srimulat,S.Pd

No. Indikator Kategori/Tingkat Kriteria skor penilaian (1-4)

1. Keterampilan

mempersiapkan alat

dan bahan

Peniruan (imitation)

dan manipulasi

(manipulation)

4. Siswa mampu mempersiapkan alat dan bahan dengan lengkap, benar

dan rapi

3. Siswa mempersiapkan alat dan bahan dengan lengkap, tetapi tidak

rapi

2. Siswa mempersiapkan alat dan bahan kurang lengkap, dan tidak rapi

1. Siswa tidak mempersiapkan alat dan bahan

2. Keterampilan

melakukan

pengamatan

Ketepatan (precision) 4. Siswa melakukan pengamatan dengan dengan prosedur yang benar

dan hasil yang benar

3. Siswa melakukan pengamatan dengan prosedur yang benar dan hasil

yang salah

2. Siswa melakukan pengamatan dengan prosedur yang salah dan hasil

yang salah

1. Tidak melakukan pengamatan

No. Indikator Kategori/Tingkat Kriteria skor penilaian (1-4)

3. Keterampilan

Diskusi Siswa

Penekanan

(articulation)

4. Siswa melaksanakan diskusi sesuai petunjuk sampai selesai

3. Siswa melaksanakan diskusi sesuai petunjuk tetapi tidak sampai

selesai

2. Melaksanakan diskusi tidak sesuai pentunjuk dan tidak sampai selesai

1. Tidak melaksankan diskusi

4. Keterampilan

mempresentasikan

hasil diskusi

kelompok

Penekanan

(articulation)

4. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas

dengan lancar dan menatap kearah siswa lain (peserta diskusi).

3. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas,

dengan lancar tetapi tidak menatap kearah siswa lain (peserta

184

diskusi).

2. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas, kurang

lancar dan tidak menatap kearah siswa lain (peserta diskusi)

1. Tidak mempresentasikan hasil diskusi kelompok

5.

Keterampilan

menulis hasil diskusi

Ketepatan (precision)

4. Hasil diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak ada coretan), dan dapat

dibaca

3. Hasil diskusi ditulis dengan rapi ,cukup bersih (sebagian kecil ada

coretan), dan dapat dibaca

2. Hasil diskusi ditulis tidak rapi , kurang bersih (sebagian besar

terdapat coretan) dan dapat dibaca

1. Hasil diskusi ditulis tidak rapi, kurang bersih (sebagian besar terdapat

coretan) dan tidak dapat dibaca

185

Lampiran 17

Rubrik Lembar Pengamatan Kompetensi Ranah Afektif

No. Indikator

Afektif

Kriteria Skor Penilaian

1. Kemauan

mendengarkan

penjelasan guru

5. Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh–sungguh.

5. Siswa kurang mendengarkan penjelasan guru tetapi tidak gaduh

5. Siswa kurang mendengarkan penjelasan guru dan membuat gaduh

1. Siswa tidak mendengarkan penjelasan guru dan membuat gaduh

2. Sikap saat

kegiatan

diskusi

berlangsung

5. Siswa duduk tenang dengan seksama mengikuti jalannya diskusi

6. Siswa duduk tetapi beraktivitas sendiri 2. Siswa berdiri bahkan berjalan-jalan di kelas

saat diskusi berlangsung 1. Siswa berjalan-jalan keluar kelas saat diskusi

berlangsung

3 Kemampuan

bekerjasama

dalam

kelompok

7. Bekerjasama dalam diskusi kelompok dengan

baik dan antusias menyumbangkan

pendapatnya untuk penyelesaian LKS.

4. Cukup bekerjasama dalam diskusi kelompok

karena mau ikut menyumbangkan pendapatnya

2. Kurang bekerjasama dalam diskusi kelompok

karena tidak ikut menyumbang pendapatnya

1. Tidak mau ikut bekerjasama dalam diskusi

kelompok melainkan hanya sibuk dengan

aktivitas sendiri.

4 Kemampuan

Bertanya

5. Siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan yang dipelajari

4. Siswa aktif mengajukan pertanyaan tetapi kurang sesuai dengan permasalahan

3. Siswa aktif bertanya tanpa punya dasar yang jelas

1. Siswa tidak bertanya 5 Kemampuan

menanggapi

pendapat

orang lain

5. Siswa mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan tidak saling menjatuhkan teman

5. Siswa mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan ada dasarnya

2. Siswa mampu menanggapi tetapi tidak ada dasarnya

3. Siswa tidak menanggapi pendapat orang lain

186

No. Indikator

Afektif

Kriteria Skor Penilaian

6 Kemampuan

menyampaikan

pendapat

5. Siswa aktif dalam menyampaikan pendapat

dengan didasari argumen yang tepat

4. Siswa aktif dalam menyampaikan pendapat,

argument kurang tepat

4. Siswa mampu berpendapat tanpa ada dasarnya

1. Siswa tidak menyampaikan pendapatnya

Pedoman penskoran:

1: Tidak Berkompetensi

2: Kurang Berkompetensi

3: Cukup berkompetensi

4: Berkompetensi

187

Lampiran 18

Rubrik Lembar Pengamatan Kompetensi Ranah Psikomotor (Praktikum)

No. Indikator

Psikomotor

Kriteria Skor Penilaian

1. Keterampilan

mempersiapka

n alat dan

bahan

6. Siswa mampu mempersiapkan alat dan bahan

dengan lengkap, benar dan rapi

4. Siswa mempersiapkan alat dan bahan dengan

lengkap, tetapi tidak rapi

3. Siswa mempersiapkan alat dan bahan kurang

lengkap, dan tidak rapi

1. Siswa tidak mempersiapkan alat dan bahan

2. Keterampilan

melakukan

pengamatan

5. Siswa melakukan pengamatan dengan dengan

prosedur yang benar dan hasil yang benar

4. Siswa melakukan pengamatan dengan prosedur

yang benar dan hasil yang salah

2. Siswa melakukan pengamatan dengan prosedur

yang salah dan hasil yang salah

1. Tidak melakukan pengamatan

3 Keterampilan

Diskusi Siswa

5. Siswa melaksanakan diskusi sesuai petunjuk sampai

selesai

4. Siswa melaksanakan diskusi sesuai petunjuk tetapi

tidak sampai selesai

3. Melaksanakan diskusi tidak sesuai pentunjuk dan

tidak sampai selesai

1. Tidak melaksankan diskusi

4 Keterampilan

mempresentas

ikan hasil

diskusi

kelompok

6. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di

depan kelas dengan lancar dan menatap kearah

siswa lain (peserta diskusi).

4. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di

depan kelas, dengan lancar tetapi tidak menatap

kearah siswa lain (peserta diskusi).

2. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan

kelas, kurang lancar dan tidak menatap kearah

siswa lain (peserta diskusi)

1. Tidak mempresentasikan hasil diskusi kelompok

5 Keterampilan

menulis hasil

diskusi

5. Hasil diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak ada

coretan), dan dapat dibaca

4. Hasil diskusi ditulis dengan rapi ,cukup bersih

(sebagian kecil ada coretan), dan dapat dibaca

3. Hasil diskusi ditulis ditulis tidak rapi , kurang

bersih (sebagian besar terdapat coretan) dan dapat

dibaca

1. Hasil diskusi ditulis tidak rapi, kurang bersih

(sebagian besar terdapat coretan) dan tidak dapat

dibaca

188

Rubrik Lembar Pengamatan Kompetensi Ranah Psikomotor

(Tidak Praktikum)

No. Indikator Psikomotor Kriteria Skor Penilaian

1 Keterampilan

Diskusi Siswa

5. Siswa melaksanakan diskusi sesuai petunjuk

sampai selesai

4. Siswa melaksanakan diskusi sesuai petunjuk

tetapi tidak sampai selesai

2. Melaksanakan diskusi tidak sesuai pentunjuk

dan tidak sampai selesai

1. Tidak melaksanakan diskusi

2 Keterampilan

mempresentasikan

hasil diskusi

kelompok

5. Siswa mempresentasikan hasil diskusi

kelompok di depan kelas dengan lancar dan

menatap kearah siswa lain (peserta diskusi).

3. Siswa mempresentasikan hasil diskusi

kelompok di depan kelas, dengan lancar

tetapi tidak menatap kearah siswa lain

(peserta diskusi).

2. Siswa mempresentasikan hasil diskusi

kelompok di depan kelas, kurang lancar dan

tidak menatap kearah siswa lain (peserta

diskusi)

1. Siswa tidak mempresentasikan hasil diskusi

kelompok

3 Keterampilan

menulis hasil diskusi

5. Hasil diskusi ditulis dengan rapi, bersih

(tidak ada coretan), dan dapat dibaca

4. Hasil diskusi ditulis dengan rapi ,cukup

bersih (sebagian kecil ada coretan), dan dapat

dibaca

2. Hasil diskusi ditulis tidak rapi, kurang bersih

(sebagian besar terdapat coretan) dan dapat

dibaca

1. Tidak menulis hasil diskusi

Pedoman penskoran:

1: Tidak Berkompetensi

2: Kurang Berkompetensi

3: Cukup berkompetensi

4: Berkompetensi

Pedoman penilaian

Nilai= jumlah skor perolehan x 100

Skor maksimal

189

Lampiran 19

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1

KELAS EKSPERIMEN

Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Kelas : VIII

Semester : 2 (Genap)

Mata pelajaran : Biologi

Alokasi waktu : 1x pertemuan (2x40 menit)

A. Standar Kompetensi

3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.

B. Kompetensi Dasar

3.3. Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1 Kognitif

a) Menjelaskan 3 penyebab gerak pada tumbuhan

b) Menjelaskan 3 macam gerak pada tumbuhan yang dipengaruhi oleh

rangsangan dari luar

c) Menjelaskan 5 macam gerak Tropisme.

d) Memberi contoh gerak Fototropisme, Geotropisme, Hidrotropisme,

Tigmotropisme dan Kemotropisme.

e) Menjelaskan 5 macam gerak yang termasuk gerak nasti.

f) Memberi contoh gerak fotonasti, tigmonasti,termonasti, niktinasti dan

nasti kompleks.

190

2 Psikomotor

a) Terampil dalam diskusi

b) Terampil dalam presentasi

c) Terampil dalam menuliskan hasil diskusi

3 Afektif

a) Mendengarkan penjelasan guru

b) Sikap saat kegiatan diskusi berlangsung

c) Bekerjasama dalam kelompok

d) Bertanya

e) Menanggapi pendapat orang lain

f) Menyampaikan pendapat

D. Tujuan Pembelajaran

1 Kognitif

a) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai penyebab gerak pada

tumbuhan, siswa dapat menjelaskan 3 penyebab gerak pada tumbuhan.

b) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai gerak pada tumbuhan

yang dipengaruhi oleh rangsangan, siswa dapat menjelaskan 3 macam

gerak pada tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsangan dari luar.

c) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai gerak tropisme, siswa

dapat menjelaskan 5 macam gerak tropisme.

d) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai jenis gerak tropisme,

siswa dapat memberi contoh gerak fototropisme, geotropisme,

hidrotropisme, tigmotropisme dan kemotropisme.

e) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai gerak nasti, siswa dapat

menjelaskan 5 macam gerak yang termasuk gerak nasti.

f) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai jenis gerak nasti, siswa

dapat memberi contoh gerak fotonasti, tigmonasti,termonasti, niktinasti

dan nasti kompleks.

191

2 Psikomotor

a) Melalui diskusi mengenai gerak pada tumbuhan, siswa terampil dalam

melaksanakan diskusi sesuai petunjuk sampai selesai

b) Melalui presentasi mengenai gerak pada tumbuhan, siswa terampil

mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas dengan lancar

dan menatap kearah siswa lain (peserta diskusi).

c) Setelah diskusi dan presentasi, siswa terampil dalam menuliskan hasil

diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak ada coretan), dan dapat dibaca

3 Afektif

a) Melalui diskusi kelompok mengenai macam-macam gerak pada tumbuhan,

siswa mau mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh–sungguh.

b) Melalui diskusi kelompok mengenai macam-macam gerak pada tumbuhan,

siswa menunjukkan sikap duduk tenang dengan seksama mengikuti

jalannya diskusi

c) Melalui diskusi kelompok mengenai macam-macam gerak pada tumbuhan,

siswa mampu bekerjasama dalam diskusi kelompok dengan baik dan

antusias menyumbangkan pendapatnya untuk penyelesaian LKS.

d) Melalui diskusi dan presentasi mengenai macam-macam gerak pada

tumbuhan, siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan

permasalahan yang dipelajari

e) Melalui diskusi dan presentasi mengenai macam-macam gerak pada

tumbuhan, siswa mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan

tidak saling menjatuhkan teman

f) Melalui diskusi dan presentasi mengenai macam-macam gerak pada

tumbuhan, siswa aktif dalam menyampaikan pendapat dengan didasari

argumen yang tepat

E. Materi Pembelajaran

Macam-macam gerak pada tumbuhan

192

F. Strategi Pembelajaran

Metode : Tanya jawab, diskusi kelompok

Model : Kooperatif (NHT)

G. Alat dan Bahan

White board dan Spidol

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu

PENDAHULUAN

Guru memeriksa kesiapan

belajar dan memantau kehadiran

siswa

Memberikan apersepsi ―Apa

perbedaan gerak pada manusia

dengan gerak pada tumbuhan?

Guru memotivasi dengan

menanyakan ―Bagaimana cara

tumbuhan bergerak?

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai

dari materi yang dipelajari

Siswa menyiapkan alat tulis dan

handout bermuatan peta

pemikiran yang telah dibagikan

pada pertemuan sebelumnya serta

telah dibaca dirumah.

Siswa menyimak dan menjawab

apersepsi yang disampaikan oleh

guru serta bertanya jika kurang

paham

Siswa menyimak dan menjawab

motivasi yang disampaikan oleh

guru serta bertanya jika kurang

paham

Siswa menyimak tujuan

pembelajaran yang disampaikan

oleh guru serta bertanya jika

kurang paham

5 menit

KEGIATAN INTI

Fase 1. Penomoran

Guru membagi siswa kedalam 6

kelompok yang masing-masing

kelompok berjumlah 5 orang

(Eksplorasi)

Guru memberi nomor 1 sampai

5 pada masing-masing

kelompok, setiap anggota hanya

memiliki satu nomor

(Eksplorasi)

Siswa duduk pada kelompok

sesuai dengan instruksi guru

(Eksplorasi)

Siswa mengingat nomornya

masing-masing (Eksplorasi)

5 menit

193

Fase 2 mengajukan pertanyaan

Guru memberikan tugas pada

semua kelompok, dalam bentuk

Lembar Kerja Siswa (LKS) tiap

kelompok memiliki tugas yang

sama (Elaborasi)

Fase 3. Berpikir bersama

Guru membimbing dan meminta

masing-masing kelompok

mendiskusikan jawabannya

berbantuan handout bermuatan

peta pemikiran (Eksplorasi)

Fase 4. Menjawab

Guru memanggil salah satu

nomor, dan nomor yang

terpanggil, melaporkan

jawabannya di depan kelas

(Elaborasi)

Setelah satu jawaban tuntas

terjawab, guru memanggil

nomor yang lain. Siswa yang

terpanggil nomornya segera ke

depan (Elaborasi)

Guru memberikan komentar dan

meluruskan konsep-konsep yang

salah (Konfirmasi)

Guru bersama siswa

memberikan kesimpulan

(Konfirmasi)

Semua anggota kelompok melihat

dan membaca LKS yang

diberikan guru (Elaborasi)

Siswa mendiskusikan soal yang

ada di LKS berbantuan handout

bermuatan peta pemikiran dan

seluruh anggota kelompok

dipastikan mengetahui

jawabannya, kemudian menulis

jawaban di LKS (Eksplorasi)

Siswa dengan nomor yang

terpanggil segera ke depan untuk

memberikan jawaban

(Elaborasi)

Siswa yang tidak terpanggil

mencoba memberi tanggapan

pada jawaban-jawaban yang telah

diberikan oleh temannya di depan

kelas (Elaborasi)\

Siswa menyimak penjelasan guru

dan mencatat jawaban yang benar.

(Konfirmasi)

Siswa mencatat kesimpulan

(Konfirmasi)

30

menit

35

Menit

PENUTUP

Guru menutup pelajaran dan

mengingatkan siswa agar

membaca handout dirumah

Mendengarkan penjelasan guru

dan melaksanakannya di rumah

5 menit

Tabel Lanjutan Kegiatan Pembelajaran

194

I. Bahan Ajar

Handout bermuatan peta pemikiran

J. Penilaian

Penilaian pembelajaran meliputi:

a. Kompetensi kognitif menggunakan teknik tes tertulis, instrumen berupa

soal tes pilihan ganda yang dilakukan setiap selesai 1 kompetensi dasar.

a. Kompetensi afektif dan psikomotor menggunakan teknik non tes,

instrumen berupa lembar pengamatan.

Padang, Selasa 25 Februari 2014

Mahasiswa Penelitian

Fitri Endang Srimulat, S.Pd

Mengetahui,

Kepala SMP N 14 Padang Guru Mata Pelajaran Biologi,

Drs. Rumawi Irawan, M.Pd Irdaswasni S.Pd

NIP.196104131988031005 NIP.19581204 198003 2003

195

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 2

KELAS EKSPERIMEN

Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Kelas : VIII

Semester : 2 (Genap)

Mata pelajaran : Biologi

Alokasi waktu : 1x pertemuan (2x40 menit)

A. Standar Kompetensi

3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.

B. Kompetensi Dasar

3.3. Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1 Kognitif

a) Menjelaskan 2 macam gerak yang termasuk gerak taksis.

b) Memberi contoh gerak kemotaksis dan fototaksis.

c) Melakukan percobaan gerak tropisme

2 Psikomotor

a) Terampil dalam diskusi

b) Terampil mempersiapkan alat dan bahan

c) Terampil melakukan pengamatan

d) Terampil dalam presentasi

e) Terampil dalam menuliskan hasil diskusi kelompok

3 Afektif

a) Mendengarkan penjelasan guru

b) Sikap saat kegiatan diskusi berlangsung

196

c) Bekerjasama dalam kelompok

d) Bertanya

e) Menanggapi pendapat orang lain

f) Menyampaikan pendapat

D. Tujuan Pembelajaran

1 Kognitif

a) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai gerak taksis, siswa dapat

menjelaskan 2 macam gerak taksis.

b) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai jenis gerak taksis, siswa

dapat memberi contoh gerak kemotaksis dan fototaksis.

c) Setelah melakukan pengamatan terhadap perkecambahan biji kacang hijau

di tempat gelap dan di tempat terang, siswa dapat membuktikan cahaya

mempengaruhi gerak pada tumbuhan.

2 Psikomotor

a) Melalui pengamatan terhadap perkecambahan biji kacang hijau di tempat

gelap dan di tempat terang, siswa mampu mempersiapkan alat dan bahan

dengan lengkap, benar dan rapi.

b) Melalui pengamatan terhadap perkecambahan biji kacang hijau di tempat

gelap dan di tempat terang, siswa terampil melakukan pengamatan dengan

dengan prosedur yang benar dan hasil yang benar

c) Melalui diskusi mengenai gerak taksis dan pengamatan terhadap

perkecambahan biji kacang hijau di tempat gelap dan di tempat terang

pada tumbuhan, siswa terampil dalam melaksanakan diskusi sesuai

petunjuk sampai selesai

d) Melalui diskusi mengenai gerak taksis dan pengamatan terhadap

perkecambahan biji kacang hijau di tempat gelap dan di tempat terang

pada tumbuhan, siswa terampil mempresentasikan hasil diskusi kelompok

di depan kelas dengan lancar dan menatap kearah siswa lain (peserta

diskusi.

197

e) Melalui pengamatan terhadap perkecambahan biji kacang hijau di tempat

gelap dan di tempat terang pada tumbuhan, diskusi dan presentasi, siswa

terampil dalam menuliskan hasil diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak

ada coretan), dan dapat dibaca

3 Afektif

a) Melalui diskusi dan pengamatan terhadap perkecambahan biji kacang

hijau di tempat gelap dan di tempat terang pada tumbuhan, siswa mau

mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh–sungguh.

b) Melalui diskusi dan pengamatan terhadap perkecambahan biji kacang

hijau di tempat gelap dan di tempat terang pada tumbuhan, siswa

menunjukkan sikap duduk tenang dengan seksama mengikuti jalannya

diskusi

c) Melalui diskusi dan pengamatan terhadap perkecambahan biji kacang

hijau di tempat gelap dan di tempat terang pada tumbuhan, siswa mampu

bekerjasama dalam diskusi kelompok dengan baik dan antusias

menyumbangkan pendapatnya untuk penyelesaian LKS.

d) Melalui diskusi, presentasi dan pengamatan terhadap perkecambahan biji

kacang hijau di tempat gelap dan di tempat terang pada tumbuhan, siswa

aktif dalam mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan

yang dipelajari

e) Melalui diskusi, presentasi dan pengamatan terhadap perkecambahan biji

kacang hijau di tempat gelap dan di tempat terang pada tumbuhan, siswa

mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan tidak saling

menjatuhkan teman.

f) Melalui diskusi, presentasi, dan pengamatan terhadap perkecambahan biji

kacang hijau di tempat gelap dan di tempat terang pada tumbuhan, siswa

aktif dalam menyampaikan pendapat dengan didasari argumen yang tepat

198

E. Materi Pembelajaran

Gerak taksis dan pengamatan gerak tropisme

F. Strategi Pembelajaran

Metode : Tanya jawab, diskusi kelompok

Model : Kooperatif (NHT)

G. Alat dan Bahan

Gerak tropisme: Gelas Plastik, kapas, kardus, pisau, biji kacang hijau,air

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu

PENDAHULUAN

Guru memeriksa kesiapan

belajar dan memantau kehadiran

siswa

Memberikan apersepsi dengan

menanyakan ―apakah tumbuhan

tingkat rendah mampu bergerak

? apakah sama geraknya dengan

tumbuhan tingkat tinggi?‖

Guru memotivasi dengan

menanyakan ―apa yang terjadi

jika tanaman diletakkan di

tempat gelap? Mengapa

demikian?

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai

dari materi yang dipelajari

Siswa menyiapkan alat tulis dan

handout bermuatan peta

pemikiran yang telah dibagikan

pada pertemuan sebelumnya serta

telah dibaca dirumah.

Siswa menyimak dan menjawab

apersepsi yang disampaikan oleh

guru serta bertanya jika kurang

paham

Siswa menyimak dan menjawab

motivasi yang disampaikan oleh

guru serta bertanya jika kurang

paham

Siswa menyimak tujuan

pembelajaran yang disampaikan

oleh guru serta bertanya jika

kurang paham

5 menit

KEGIATAN INTI

Fase 1. Penomoran

Guru membagi siswa kedalam 6

kelompok yang masing-masing

kelompok berjumlah 5 orang

(Eksplorasi)

Guru memberi nomor 1 sampai 5

pada masing-masing kelompok, setiap anggota hanya memiliki satu

nomor (Eksplorasi)

Siswa duduk pada kelompok sesuai

dengan instruksi guru (Eksplorasi)

Siswa mengingat nomornya masing-

masing (Eksplorasi)

5 menit

199

Fase 2 mengajukan pertanyaan

Guru memberikan tugas pada

semua kelompok, dalam bentuk

LKS tiap kelompok memiliki tugas yang sama (Eksplorasi)

Guru membimbing tiap-tiap

kelompok untuk melakukan

kegiatan percobaan sesuai dengan petunjuk yang disediakan

(Eksplorasi)

Fase 3. Berpikir bersama

Guru membimbing dan meminta

masing-masing kelompok

mendiskusikan jawabannya berbantuan handout bermuatan peta

pemikiran (Eksplorasi)

Fase 4. Menjawab

Guru memanggil salah satu nomor,

dan nomor yang terpanggil,

melaporkan jawabannya di depan

kelas

(Elaborasi)

Setelah satu jawaban tuntas

terjawab, guru memanggil nomor yang lain. Siswa yang terpanggil

nomornya segera ke depan

(Elaborasi)

Guru memberikan komentar dan

meluruskan konsep-konsep yang

kurang tepat (Konfirmasi)

Guru bersama siswa memberikan

kesimpulan dan penghargaan pada kelompok terbaik pada pertemuan

sebelumnya (Konfirmasi)

Semua anggota kelompok melihat

dan membaca LKS yang diberikan guru (Eksplorasi)

Siswa melakukan percobaan sesuai

dengan arahan yang diberikan guru

dan petunjuk di dalam LKS

(Eksplorasi)

Siswa mencoba mendiskusikan hasil

pengamatan dan soal yang ada di LKS dengan bantuan handout

bermuatan peta pemikiran dan

seluruh anggota kelompok dipastikan mengetahui jawabannya, kemudian

menuliskan di LKS (Eksplorasi)

Siswa dengan nomor yang terpanggil

segera ke depan untuk memberikan

jawaban (Elaborasi)

Siswa yang tidak terpanggil mencoba

memberi tanggapan pada jawaban-

jawaban yang telah diberikan oleh temannya di depan kelas. (Elaborasi)

Siswa menyimak penjelasan guru dan

mencatat jawaban yang benar.

(Konfirmasi)

Siswa mencatat kesimpulan dan

menjadi termotivasi dalam

pembelajaran (Konfirmasi)

35

menit

30

Menit

PENUTUP

Guru menutup pelajaran dan

mengingatkan siswa agar

membaca handout dirumah

Mendengarkan penjelasan guru dan

melaksanakannya di rumah

5 menit

I. Sumber Belajar

Handout bermuatan peta pemikiran

Tabel Lanjutan Kegiatan Pembelajaran

200

J. Penilaian

Penilaian pembelajaran meliputi:

a. Kompetensi kognitif menggunakan teknik tes tertulis, instrumen berupa

soal tes pilihan ganda yang dilakukan setiap selesai 1 kompetensi dasar.

b. Kompetensi afektif dan psikomotor menggunakan teknik non tes,

instrumen berupa lembar pengamatan

Padang, Selasa 4 Maret 2014

Mahasiswa Penelitian

Fitri Endang Srimulat, S.Pd

Mengetahui,

Kepala SMP N 14 Padang Guru Mata Pelajaran Biologi,

Drs. Rumawi Irawan, M.Pd Irdaswasni S.Pd

NIP.196104131988031005 NIP.19581204 198003 2003

201

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 3

KELAS EKSPERIMEN

Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Kelas : VIII

Semester : 2 (Genap)

Mata pelajaran : Biologi

Alokasi waktu : 1x pertemuan (2x40 menit)

A. Standar Kompetensi

3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.

B. Kompetensi Dasar

3.3. Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1 Kognitif

a) Melakukan pengamatan gerak nasti

b) Menjelaskan perbedaan gerak tropisme, nasti, dan taksis

2 Psikomotor

a) Terampil dalam diskusi

b) Terampil mempersiapkan alat dan bahan

c) Terampil melakukan pengamatan

d) Terampil dalam presentasi

e) Terampil dalam menuliskan hasil diskusi kelompok

3 Afektif

a) Mendengarkan penjelasan guru

b) Sikap saat kegiatan diskusi berlangsung

c) Bekerjasama dalam kelompok

d) Bertanya

202

e) Menanggapi pendapat orang lain

f) Menyampaikan pendapat

D. Tujuan Pembelajaran

1 Kognitif

a) Setelah melakukan pengamatan terhadap putri malu yang disentuh dengan

pensil dan bara api, siswa dapat membuktikan putri malu tanggap terhadap

rangsangan.

b) Setelah melakukan pengamatan terhadap putri malu yang disentuh dengan

pensil dan bara api, siswa dapat menjelaskan faktor yang mempengaruhi

lamanya waktu putri malu menutup.

c) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai, macam-macam gerak

tumbuhan, siswa dapat menjelaskan perbedaan gerak tropisme, nasti, dan

taksis

2 Psikomotor

a) Melalui pengamatan terhadap putri malu, siswa mampu

mempersiapkan alat dan bahan dengan lengkap, benar dan rapi.

b) Melalui pengamatan terhadap putri malu, siswa terampil melakukan

pengamatan dengan dengan prosedur yang benar dan hasil yang benar

c) Melalui diskusi mengenai macam-macam gerak tumbuhan dan

pengamatan terhadap putri malu, siswa terampil dalam melaksanakan

diskusi sesuai petunjuk sampai selesai

d) Melalui diskusi mengenai macam-macam gerak tumbuhan dan

pengamatan terhadap putri malu, siswa terampil mempresentasikan

hasil diskusi kelompok di depan kelas dengan lancar dan menatap

kearah siswa lain (peserta diskusi).

e) Melalui pengamatan terhadap putri malu, siswa terampil dalam

menuliskan hasil diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak ada coretan),

dan dapat dibaca.

203

3 Afektif

a) Melalui diskusi dan pengamatan terhadap putri malu, siswa mau

mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh–sungguh.

b) Melalui diskusi dan pengamatan terhadap putri malu, siswa menunjukkan

sikap duduk tenang dengan seksama mengikuti jalannya diskusi

c) Melalui diskusi dan pengamatan terhadap putri malu, siswa mampu

bekerjasama dalam diskusi kelompok dengan baik dan antusias

menyumbangkan pendapatnya untuk penyelesaian LKS.

d) Melalui diskusi, presentasi dan pengamatan terhadap putri malu, siswa

aktif dalam mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan

yang dipelajari

e) Melalui diskusi, presentasi dan pengamatan terhadap putri malu, siswa

mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan tidak saling

menjatuhkan teman.

f) Melalui diskusi, presentasi, dan pengamatan terhadap putri malu, siswa

aktif dalam menyampaikan pendapat dengan didasari argumen yang tepat

E. Materi Pembelajaran

Gerak Nasti

F. Strategi Pembelajaran

Metode : Tanya jawab, diskusi kelompok

Model : Kooperatif (NHT)

G. Alat dan Bahan

pensil, lidi, lilin, korek api, tumbuhan putri malu, dan stop watch.

204

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu

PENDAHULUAN

Guru memeriksa kesiapan belajar

dan memantau kehadiran siswa

Memberikan apersepsi dengan

menanyakan―bagaimana tumbuhan putri malu bergerak? mengapa

demikian?‖

Guru memotivasi dengan

menanyakan ―apakah ada perbedaan respon yang ditunjukkan

putri malu jika diberi sentuhan

keras dan pelan?

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai

dari materi yang dipelajari

Siswa menyiapkan alat tulis dan

handout bermuatan peta pemikiran yang telah dibagikan pada

pertemuan sebelumnya serta telah

dibaca dirumah.

Siswa menyimak dan menjawab

apersepsi yang disampaikan oleh

guru serta bertanya jika kurang

paham

Siswa menyimak dan menjawab

motivasi yang disampaikan oleh guru

serta bertanya jika kurang paham

Siswa menyimak tujuan

pembelajaran yang disampaikan oleh

guru serta bertanya jika kurang paham

5 menit

KEGIATAN INTI

Fase 1. Penomoran

Guru membagi siswa kedalam 6

kelompok yang masing-masing

kelompok berjumlah 5 orang

(Eksplorasi)

Guru memberi nomor 1 sampai 5

pada masing-masing kelompok,

setiap anggota hanya memiliki satu

nomor (Eksplorasi)

Fase 2 mengajukan pertanyaan

Guru memberikan tugas pada

semua kelompok, dalam bentuk

LKS tiap kelompok memiliki tugas yang sama (Eksplorasi)

Guru membimbing tiap-tiap

kelompok untuk melakukan

kegiatan percobaan sesuai dengan

Siswa duduk pada kelompok sesuai

dengan instruksi guru (Eksplorasi)

Siswa mengingat nomornya masing-

masing (Eksplorasi)

Semua anggota kelompok melihat

dan membaca LKS yang diberikan guru (Eksplorasi)

Siswa melakukan percobaan sesuai

dengan arahan yang diberikan guru

(Elaborasi)

Siswa mencoba mendiskusikan hasil

pengamatan dan soal yang ada di LKS dengan bantuan handout

bermuatan peta pemikiran dan

seluruh anggota kelompok dipastikan

mengetahui jawabannya, kemudian menuliskan di LKS (Elaborasi)

5 menit

205

petunjuk yang disediakan

(Elaborasi)

Fase 3. Berpikir bersama

Guru membimbing dan meminta

masing-masing kelompok mendiskusikan jawabannya

berbantuan handout bermuatan peta

pemikiran (Elaborasi)

Fase 4. Menjawab

Guru memanggil salah satu nomor,

dan nomor yang terpanggil,

melaporkan jawabannya di depan

kelas

(Elaborasi)

Setelah satu jawaban tuntas

terjawab, guru memanggil nomor

yang lain. siswa yang terpanggil nomornya segera ke depan

(Elaborasi)

Guru memberikan komentar dan

meluruskan konsep-konsep yang kurang tepat (Konfirmasi)

Guru bersama siswa memberikan

kesimpulan dan penghargaan pada

kelompok terbaik pada pertemuan sebelumnya (Konfirmasi)

Siswa dengan nomor yang terpanggil

segera ke depan untuk memberikan

jawaban (Elaborasi)

Siswa yang tidak terpanggil mencoba

memberi tanggapan pada jawaban-

jawaban yang telah diberikan oleh temannya di depan kelas. (Elaborasi)

Siswa menyimak penjelasan guru dan

mencatat jawaban yang benar.

(Konfirmasi)

Siswa mencatat kesimpulan dan

menjadi termotivasi dalam

pembelajaran (Konfirmasi)

35

menit

30

Menit

PENUTUP

Guru menutup pelajaran dan

mengingatkan siswa agar belajar dirumah karena

pertemuan berikutnya akan

diadakan ulangan.

Mendengarkan penjelasan guru dan

melaksanakannya di rumah

5 menit

I. Sumber Belajar

Handout bermuatan peta pemikiran

Tabel Lanjutan Kegiatan Pembelajaran

206

J. Penilaian

Penilaian pembelajaran meliputi:

a. Kompetensi kognitif menggunakan teknik tes tertulis, instrumen berupa soal tes

pilihan ganda yang dilakukan setiap selesai 1 kompetensi dasar

b. Kompetensi afektif dan psikomotor menggunakan teknik non tes, instrumen

berupa lembar pengamatan

Padang, Selasa 18 Maret 2014

Mahasiswa Penelitian

Fitri Endang Srimulat, S.Pd

Mengetahui,

Kepala SMP N 14 Padang Guru Mata Pelajaran Biologi,

Drs. Rumawi Irawan, M.Pd Irdaswasni S.Pd

NIP.196104131988031005 NIP.19581204 198003 2003

207

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 4

KELAS EKSPERIMEN

Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Kelas : VIII

Semester : 2 (Genap)

Mata pelajaran : Biologi

Alokasi waktu : 1x pertemuan (2x40 menit)

A. Standar Kompetensi

3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.

B. Kompetensi Dasar

3.4. Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai

dalam kehidupan sehari-hari

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1 Kognitif

a) Menjelaskan 5 macam hama tumbuhan yang sering dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari

b) Menjelaskan 3 macam cara pengendalian hama tumbuhan

2 Psikomotor

a) Terampil dalam diskusi

b) Terampil dalam presentasi

c) Terampil dalam menuliskan hasil diskusi kelompok

3 Afektif

a) Mendengarkan penjelasan guru

b) Sikap saat kegiatan diskusi berlangsung

c) Bekerjasama dalam kelompok

208

d) Bertanya

e) Menanggapi pendapat orang lain

f) Menyampaikan pendapat

D. Tujuan Pembelajaran

1 Kognitif

a) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai hama pada tumbuhan,

siswa dapat menjelaskan 5 macam hama tumbuhan yang sering dijumpai

dalam kehidupan sehari-hari

b) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai hama pada tumbuhan,

siswa dapat menjelaskan 3 macam cara pengendalian hama tumbuhan

2 Psikomotor

a) Melalui diskusi mengenai hama pada tumbuhan, siswa terampil dalam

melaksanakan diskusi sesuai petunjuk sampai selesai

b) Melalui presentasi mengenai hama pada tumbuhan, siswa terampil

mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas dengan lancar

dan menatap kearah siswa lain (peserta diskusi.

c) Setelah diskusi dan presentas mengenai hama pada tumbuhan, siswa

terampil dalam menuliskan Hasil diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak

ada coretan), dan dapat dibaca.

3 Afektif

a) Melalui diskusi kelompok mengenai hama pada tumbuhan, siswa mau

mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh–sungguh.

b) Melalui diskusi kelompok mengenai hama tumbuhan, siswa menunjukkan

sikap duduk tenang dengan seksama mengikuti jalannya diskusi

c) Melalui diskusi kelompok mengenai hama tumbuhan, siswa mampu

bekerjasama dalam diskusi kelompok dengan baik dan antusias

menyumbangkan pendapatnya untuk penyelesaian LKS.

209

d) Melalui diskusi dan presentasi mengenai hama pada tumbuhan, siswa aktif

dalam mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan yang

dipelajari

e) Melalui diskusi dan presentasi mengenai hama pada tumbuhan, siswa

mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan tidak saling

menjatuhkan teman

f) Melalui diskusi dan presentasi mengenai hama pada tumbuhan, siswa aktif

dalam menyampaikan pendapat dengan didasari argumen yang tepat

E. Materi Pembelajaran

Hama pada tumbuhan

F. Strategi Pembelajaran

Metode : Tanya jawab, diskusi kelompok

Model : Kooperatif (NHT)

G. Alat dan Bahan

White board dan Spidol

210

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu

PENDAHULUAN

Guru memeriksa kesiapan

belajar dan memantau kehadiran

siswa

Memberikan apersepsi ―coba

sebutkan contoh hama pada

tumbuhan?

Guru memotivasi dengan

menanyakan ―apakah jenis

hama yang sering menyerang

kebun kelapa?‖ apa yang dapat

kita lakukan untuk memberantas

hama tersebut?

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai

dari materi yang dipelajari

Siswa menyiapkan alat tulis dan

handout bermuatan peta

pemikiran yang telah dibagikan

pada pertemuan sebelumnya serta

telah dibaca dirumah.

Siswa menyimak dan menjawab

apersepsi yang disampaikan oleh

guru serta bertanya jika kurang

paham

Siswa menyimak dan menjawab

motivasi yang disampaikan oleh

guru serta bertanya jika kurang

paham

Siswa menyimak tujuan

pembelajaran yang disampaikan

oleh guru serta bertanya jika

kurang paham

5 menit

KEGIATAN INTI

Fase 1. Penomoran

Guru membagi siswa kedalam 6

kelompok yang masing-masing

kelompok berjumlah 5 orang

(Eksplorasi)

Guru memberi nomor 1 sampai

5 pada masing-masing

kelompok, setiap anggota hanya

memiliki satu nomor

(Eksplorasi) Fase 2 mengajukan pertanyaan

Guru memberikan tugas pada

semua kelompok, dalam bentuk

Lembar Kerja Siswa (LKS) tiap

kelompok memiliki tugas yang

sama

(Eksplorasi)

Siswa duduk pada kelompok

sesuai dengan instruksi guru

(Eksplorasi)

Siswa mengingat nomornya

masing-masing (Eksplorasi)

Semua anggota kelompok melihat

dan membaca LKS yang

diberikan guru

(Eksplorasi)

5 menit

211

Fase 3. Berpikir bersama

Guru membimbing dan meminta

masing-masing kelompok

mendiskusikan jawabannya

berbantuan handout bermuatan

peta pemikiran (Eksplorasi) Fase 4. Menjawab

Guru memanggil salah satu

nomor, dan nomor yang

terpanggil, melaporkan

jawabannya di depan kelas

(Elaborasi)

Setelah satu jawaban tuntas

terjawab, guru memanggil

nomor yang lain. Siswa yang

terpanggil nomornya segera ke

depan (Elaborasi)

Guru memberikan komentar dan

meluruskan konsep-konsep yang

salah (Konfirmasi)

Guru bersama siswa

memberikan kesimpulan

(Konfirmasi)

Siswa mendiskusikan soal yang

ada di LKS berbantuan handout

bermuatan peta pemikiran dan

seluruh anggota kelompok

dipastikan mengetahui

jawabannya. Kemudian menulis

jawaban di LKS (Eksplorasi)

Siswa dengan nomor yang

terpanggil segera ke depan untuk

memberikan jawaban(Elaborasi)

Siswa yang tidak terpanggil

mencoba memberi tanggapan

pada jawaban-jawaban yang telah

diberikan oleh temannya di depan

kelas (Elaborasi)

Siswa menyimak penjelasan guru

dan mencatat jawaban yang benar.

(Konfirmasi)

Siswa mencatat kesimpulan

(Konfirmasi)

30

menit

35

Menit

PENUTUP

Guru menutup pelajaran dan

mengingatkan siswa agar

belajar dirumah karena

pertemuan berikutnya akan

diadakan ulangan.

Mendengarkan penjelasan guru

dan melaksanakannya di rumah

5 menit

I. Bahan Ajar

Handout bermuatan peta pemikiran

Tabel Lanjutan Kegiatan Pembelajaran

212

J. Penilaian

Penilaian pembelajaran meliputi:

a. Ranah kognitif menggunakan teknik tes tertulis, instrumen berupa soal tes

pilihan ganda yang dilakukan setiap selesai 1 kompetensi dasar.

b. Ranah afektif dan psikomotor menggunakan teknik non tes, instrumen

berupa lembar pengamatan.

Padang, Selasa 8 April 2014

Mahasiswa Penelitian

Fitri Endang Srimulat, S.Pd

Mengetahui,

Kepala SMP N 14 Padang Guru Mata Pelajaran Biologi,

Drs. Rumawi Irawan, M.Pd Irdaswasni S.Pd

NIP.196104131988031005 NIP.19581204 198003 2003

213

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 5

KELAS EKSPERIMEN

Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Kelas : VIII

Semester : 2 (Genap)

Mata pelajaran : Biologi

Alokasi waktu : 1x pertemuan (2x40 menit)

A. Standar Kompetensi

3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.

B. Kompetensi Dasar

3.4. Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai

dalam kehidupan sehari-hari

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1 Kognitif

a) Menjelaskan 3 kelompok gulma yang sering dijumpai dalam kehidupan

sehari-hari

b) Menjelaskan upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi gulma

2 Psikomotor

a) Terampil dalam diskusi

b) Terampil dalam presentasi

c) Terampil dalam menuliskan hasil diskusi kelompok

3 Afektif

a) Mendengarkan penjelasan guru

b) Sikap saat kegiatan diskusi berlangsung

c) Bekerjasama dalam kelompok

d) Bertanya

214

e) Menanggapi pendapat orang lain

f) Menyampaikan pendapat

D. Tujuan Pembelajaran

1 Kognitif

a) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai gulma, siswa dapat

menjelaskan 3 kelompok gulma yang sering dijumpai dalam kehidupan

sehari-hari

b) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai gulma, siswa dapat

menjelaskan upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi gulma

2 Psikomotor

a) Melalui diskusi mengenai gulma, siswa terampil dalam melaksanakan

diskusi sesuai petunjuk sampai selesai

b) Melalui presentasi mengenai gulma, siswa terampil mempresentasikan

hasil diskusi kelompok di depan kelas dengan lancar dan menatap kearah

siswa lain (peserta diskusi.

c) Setelah diskusi dan presentasi mengenai gulma, siswa terampil dalam

menuliskan hasil diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak ada coretan),

dan dapat dibaca.

3 Afektif

a) Melalui diskusi kelompok mengenai gulma, siswa mau mendengarkan

penjelasan guru dengan sungguh–sungguh.

b) Melalui diskusi kelompok pada materi gerak pada tumbuhan, siswa

menunjukkan sikap duduk tenang dengan seksama mengikuti jalannya

diskusi

c) Melalui diskusi kelompok pada materi gulma, siswa mampu bekerjasama

dalam diskusi kelompok dengan baik dan antusias menyumbangkan

pendapatnya untuk penyelesaian LKS.

d) Melalui diskusi dan presentasi pada materi gulma, siswa aktif dalam

mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan yang dipelajari

215

e) Melalui diskusi dan presentasi pada materi gulma, siswa mampu

menanggapi teman lain yang berpendapat dan tidak saling menjatuhkan

teman

f) Melalui diskusi dan presentasi pada materi gulma, siswa aktif dalam

menyampaikan pendapat dengan didasari argumen yang tepat

E. Materi Pembelajaran

Gulma

F. Strategi Pembelajaran

Metode : Tanya jawab, diskusi kelompok

Model : Kooperatif (NHT)

G. Alat dan Bahan

White board dan Spidol

216

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu

PENDAHULUAN

Guru memeriksa kesiapan belajar

dan memantau kehadiran siswa

Memberikan apersepsi ―sebutkan

contoh tumbuhan yang termasuk gulma?

Guru memotivasi dengan

menanyakan ―apa yang terjadi jika

gulma tidak dibersihkan ?‖

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai

dari materi yang dipelajari

Siswa menyiapkan alat tulis dan

handout bermuatan peta pemikiran yang telah dibagikan pada

pertemuan sebelumnya serta telah

dibaca dirumah.

Siswa menyimak dan menjawab

apersepsi yang disampaikan oleh

guru serta bertanya jika kurang

paham

Siswa menyimak dan menjawab

motivasi yang disampaikan oleh guru

serta bertanya jika kurang paham

Siswa menyimak tujuan

pembelajaran yang disampaikan oleh

guru serta bertanya jika kurang paham

5 menit

KEGIATAN INTI

Fase 1. Penomoran

Guru membagi siswa kedalam 6

kelompok yang masing-masing

kelompok berjumlah 5 orang

(Eksplorasi)

Guru memberi nomor 1 sampai 5

pada masing-masing kelompok,

setiap anggota hanya memiliki satu

nomor (Eksplorasi) Fase 2 mengajukan pertanyaan

Guru memberikan tugas pada

semua kelompok, dalam bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS) tiap

kelompok memiliki tugas yang

sama (Eksplorasi)

Fase 3. Berpikir bersama

Guru membimbing dan meminta

masing-masing kelompok

Siswa duduk pada kelompok sesuai

dengan instruksi guru (Eksplorasi)

Siswa mengingat nomornya masing-

masing (Eksplorasi)

Semua anggota kelompok melihat

dan membaca LKS yang diberikan

guru (Eksplorasi)

5 menit

217

mendiskusikan jawabannya berbantuan handout bermuatan peta

pemikiran ((Eksplorasi)

Fase 4. Menjawab

Guru memanggil salah satu nomor,

dan nomor yang terpanggil, melaporkan jawabannya di depan

kelas

(Elaborasi)

Setelah satu jawaban tuntas

terjawab, guru memanggil nomor

yang lain. Siswa yang terpanggil nomornya segera ke depan

(Elaborasi)

Guru memberikan komentar dan

meluruskan konsep-konsep yang salah (Konfirmasi)

Guru bersama siswa memberikan

kesimpulan dan penghargaan pada

kelompok terbaik pada pertemuan

sebelumnya (Konfirmasi)

Siswa mendiskusikan soal yang ada

di LKS berbantuan handout bermuatan peta pemikiran dan

seluruh anggota kelompok dipastikan

mengetahui jawabannya. Kemudian menulis jawaban di LKS

(Eksplorasi)

Siswa dengan nomor yang terpanggil

segera ke depan untuk memberikan

jawaban

(Elaborasi)

Siswa yang tidak terpanggil mencoba

memberi tanggapan pada jawaban-

jawaban yang telah diberikan oleh temannya di depan kelas (Elaborasi)

Siswa menyimak penjelasan guru dan

mencatat jawaban yang benar.

(Konfirmasi)

Siswa mencatat kesimpulan dan

menjadi termotivasi dalam

pembelajaran (Konfirmasi)

30

menit

35

Menit

PENUTUP

Guru menutup pelajaran dan

mengingatkan siswa agar

membaca handout dirumah

Mendengarkan penjelasan guru dan

melaksanakannya di rumah

5 menit

I. Bahan Ajar

Handout bermuatan peta pemikiran

J. Penilaian

Penilaian pembelajaran meliputi:

a. Ranah kognitif menggunakan teknik tes tertulis, instrumen berupa soal tes

pilihan ganda yang dilakukan setiap selesai 1 Kompetensi Dasar

b. Ranah afektif dan psikomotor menggunakan teknik non tes, instrumen

berupa lembar pengamatan.

Tabel Lanjutan Kegiatan Pembelajaran

218

Padang, Selasa 15 April 2014

Mahasiswa Penelitian

Fitri Endang Srimulat, S.Pd

Mengetahui,

Kepala SMP N 14 Padang Guru Mata Pelajaran Biologi,

Drs. Rumawi Irawan, M.Pd Irdaswasni S.Pd

NIP.196104131988031005 NIP.19581204 198003 2003

219

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 6

KELAS EKSPERIMEN

Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Kelas : VIII

Semester : 2 (Genap)

Mata pelajaran : Biologi

Alokasi waktu : 1x pertemuan (2x40 menit)

A. Standar Kompetensi

3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.

B. Kompetensi Dasar

3.4. Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai

dalam kehidupan sehari-hari

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1 Kognitif.

a) Menjelaskan 4 mikroorganisme penyebab penyakit pada tumbuhan

b) Menjelaskan ciri-ciri tanaman yang terserang penyakit

c) Menjelaskan upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi penyakit

pada tanaman

2 Psikomotor

a) Terampil dalam diskusi

b) Terampil dalam presentasi

c) Terampil dalam menuliskan hasil diskusi kelompok

3 Afektif

a) Mendengarkan penjelasan guru

b) Sikap saat kegiatan diskusi berlangsung

c) Bekerjasama dalam kelompok

220

d) Bertanya

e) Menanggapi pendapat orang lain

f) Menyampaikan pendapat

D. Tujuan Pembelajaran

1 Kognitif

a) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai penyebab penyakit pada

tumbuhan, siswa dapat menjelaskan 4 mikroorganisme penyebab penyakit

pada tumbuhan

b) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai ciri-ciri penyakit pada

tumbuhan, siswa dapat menjelaskan ciri-ciri tanaman yang terserang

penyakit tertentu

c) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai penyakit pada tumbuhan,

siswa dapat menjelaskan upaya yang dapat dilakukan untuk

menanggulangi penyakit pada tanaman

2 Psikomotor

a) Melalui diskusi mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa terampil dalam

melaksanakan diskusi sesuai petunjuk sampai selesai

b) Melalui presentasi mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa terampil

mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas dengan lancar

dan menatap kearah siswa lain (peserta diskusi.

c) Setelah diskusi dan presentasi mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa

terampil dalam menuliskan hasil diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak

ada coretan), dan dapat dibaca

3 Afektif

a) Melalui diskusi kelompok mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa mau

mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh–sungguh.

b) Melalui diskusi kelompok mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa

menunjukkan sikap duduk tenang dengan seksama mengikuti jalannya

diskusi

221

c) Melalui diskusi kelompok mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa

mampu bekerjasama dalam diskusi kelompok dengan baik dan antusias

menyumbangkan pendapatnya untuk penyelesaian LKS.

d) Melalui diskusi dan presentasi mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa

aktif dalam mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan

yang dipelajari

e) Melalui diskusi dan presentasi mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa

mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan tidak saling

menjatuhkan teman

f) Melalui diskusi dan presentasi mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa

aktif dalam menyampaikan pendapat dengan didasari argumen yang tepat

E. Materi Pembelajaran

Penyakit pada tumbuhan

F. Strategi Pembelajaran

Metode : Tanya jawab, diskusi kelompok

Model : Kooperatif (NHT)

G. Alat dan Bahan

White board dan Spidol

222

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu

PENDAHULUAN

Guru memeriksa kesiapan belajar

dan memantau kehadiran siswa

Memberikan apersepsi ―coba

sebutkan contoh penyakit pada

tumbuhan?

Guru memotivasi dengan

menanyakan ―Apakah upaya yang dapat kita lakukan agar tumbuhan

tidak terserang penyakit ?‖

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai

dari materi yang dipelajari

Siswa menyiapkan alat tulis dan

handout bermuatan peta pemikiran

yang telah dibagikan pada pertemuan sebelumnya serta telah

dibaca dirumah.

Siswa menyimak dan menjawab

apersepsi yang disampaikan oleh guru serta bertanya jika kurang

paham

Siswa menyimak dan menjawab

motivasi yang disampaikan oleh guru serta bertanya jika kurang paham

Siswa menyimak tujuan

pembelajaran yang disampaikan oleh

guru serta bertanya jika kurang

paham

5 menit

KEGIATAN INTI

Fase 1. Penomoran

Guru membagi siswa kedalam 6

kelompok yang masing-masing

kelompok berjumlah 5 orang

(Eksplorasi)

Guru memberi nomor 1 sampai 5

pada masing-masing kelompok,

setiap anggota hanya memiliki satu

nomor (Eksplorasi)

Fase 2 mengajukan pertanyaan

Guru memberikan tugas pada

semua kelompok, dalam bentuk

Lembar Kerja Siswa (LKS) tiap kelompok memiliki tugas yang

sama (Eksplorasi)

Fase 3. Berpikir bersama

Siswa duduk pada kelompok sesuai

dengan instruksi guru (Eksplorasi)

Siswa mengingat nomornya masing-

masing (Eksplorasi)

Semua anggota kelompok melihat

dan membaca LKS yang diberikan

guru (Eksplorasi)

5 menit

223

Guru membimbing dan meminta

masing-masing kelompok mendiskusikan jawabannya

berbantuan handout bermuatan peta

pemikiran (Eksplorasi)

Fase 4. Menjawab

Guru memanggil salah satu nomor,

dan nomor yang terpanggil,

melaporkan jawabannya di depan kelas

(Elaborasi)

Setelah satu jawaban tuntas

terjawab, guru memanggil nomor

yang lain. Dan yang terpanggil

nomornya segera ke depan

(Elaborasi)

Guru memberikan komentar dan

meluruskan konsep-konsep yang

salah (Konfirmasi)

Guru bersama siswa memberikan

kesimpulan dan penghargaan pada kelompok terbaik pada pertemuan

sebelumnya (Konfirmasi)

Siswa mendiskusikan soal yang ada

di LKS berbantuan handout

bermuatan peta pemikiran dan seluruh anggota kelompok dipastikan

mengetahui jawabannya. Kemudian

menulis jawaban di LKS

(Eksplorasi)

Siswa dengan nomor yang terpanggil

segera ke depan untuk memberikan

jawaban

(Elaborasi)

Siswa yang tidak terpanggil mencoba

memberi tanggapan pada jawaban-

jawaban yang telah diberikan oleh temannya di depan kelas

(Elaborasi)\

Siswa menyimak penjelasan guru dan

mencatat jawaban yang benar.

(Konfirmasi)

Siswa mencatat kesimpulan dan

menjadi termotivasi dalam

pembelajaran (Konfirmasi)

30

menit

35

Menit

PENUTUP

Guru menutup pelajaran dan

mengingatkan siswa agar

membaca handout dirumah

Mendengarkan penjelasan guru dan

melaksanakannya di rumah

5 menit

I. Bahan Ajar

Handout bermuatan peta pemikiran

J. Penilaian

Penilaian pembelajaran meliputi:

a. Ranah kognitif menggunakan teknik tes tertulis, instrumen berupa soal tes

pilihan ganda yang dilakukan setiap selesai 1 kompetensi dasar

b. Ranah afektif dan psikomotor menggunakan teknik non tes, instrumen

berupa lembar pengamatan.

Tabel Lanjutan Kegiatan Pembelajaran

224

Padang, Selasa 22 April 2014

Mahasiswa Penelitian

Fitri Endang Srimulat, S.Pd

Mengetahui,

Kepala SMP N 14 Padang Guru Mata Pelajaran Biologi,

Drs. Rumawi Irawan, M.Pd Irdaswasni S.Pd

NIP.196104131988031005 NIP.19581204 198003 2003

225

Lampiran 20

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1

KELAS KONTROL

Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Kelas : VIII

Semester : 2 (Genap)

Mata pelajaran : Biologi

Alokasi waktu : 1x pertemuan (2x40 menit)

A. Standar Kompetensi

3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.

B. Kompetensi Dasar

3.3. Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1 Kognitif

a) Menjelaskan 3 penyebab gerak pada tumbuhan

b) Menjelaskan 3 macam gerak pada tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsangan

dari luar

c) Menjelaskan 5 macam gerak Tropisme.

d) Memberi contoh gerak Fototropisme, Geotropisme, Hidrotropisme,

Tigmotropisme dan Kemotropisme.

e) Menjelaskan 5 macam gerak yang termasuk gerak nasti.

f) Memberi contoh gerak fotonasti, tigmonasti,termonasti, niktinasti, dan nasti

kompleks

2 Psikomotor

d) Terampil dalam diskusi

e) Terampil dalam presentasi

226

f) Terampil dalam menuliskan hasil diskusi

3 Afektif

a) Mendengarkan penjelasan guru

b) Sikap saat kegiatan diskusi berlangsung

c) Bekerjasama dalam kelompok

d) Bertanya

e) Menanggapi pendapat orang lain

f) Menyampaikan pendapat

D. Tujuan Pembelajaran

1 Kognitif

a) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai penyebab gerak pada tumbuhan,

siswa dapat menjelaskan 3 penyebab gerak pada tumbuhan.

b) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai gerak pada tumbuhan yang

dipengaruhi oleh rangsangan, siswa dapat menjelaskan 3 macam gerak pada

tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsangan dari luar.

c) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai gerak tropisme, siswa dapat

menjelaskan 5 macam gerak tropisme.

d) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai jenis gerak tropisme, siswa dapat

memberi contoh gerak fototropisme, geotropisme, hidrotropisme, tigmotropisme

dan kemotropisme.

e) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai gerak nasti, siswa dapat

menjelaskan 5 macam gerak yang termasuk gerak nasti.

f) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai jenis gerak nasti, siswa dapat

memberi contoh gerak fotonasti, tigmonasti,termonasti, niktinasti dan nasti

kompleks.

227

2 Psikomotor

a) Melalui diskusi mengenai gerak pada tumbuhan, siswa terampil dalam

melaksanakan diskusi sesuai petunjuk sampai selesai

b) Melalui presentasi mengenai gerak pada tumbuhan, siswa terampil

mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas dengan lancar

dan menatap kearah siswa lain (peserta diskusi).

c) Setelah diskusi dan presentasi, siswa terampil dalam menuliskan hasil

diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak ada coretan), dan dapat dibaca

3 Afektif

a) Melalui diskusi kelompok mengenai macam-macam gerak pada tumbuhan,

siswa mau mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh–sungguh.

b) Melalui diskusi kelompok mengenai macam-macam gerak pada tumbuhan,

siswa menunjukkan sikap duduk tenang dengan seksama mengikuti

jalannya diskusi

c) Melalui diskusi kelompok mengenai macam-macam gerak pada tumbuhan,

siswa mampu bekerjasama dalam diskusi kelompok dengan baik dan

antusias menyumbangkan pendapatnya untuk penyelesaian LKS.

d) Melalui diskusi dan presentasi Mengenai macam-macam gerak pada

tumbuhan, siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan

permasalahan yang dipelajari

e) Melalui diskusi dan presentasi mengenai macam-macam gerak pada

tumbuhan, siswa mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan

tidak saling menjatuhkan teman

f) Melalui diskusi dan presentasi mengenai macam-macam gerak pada

tumbuhan, siswa aktif dalam menyampaikan pendapat dengan didasari

argumen yang tepat

E. Materi Pembelajaran

Macam-macam gerak pada tumbuhan

228

F. Model Pembelajaran

diskusi kelompok

G. Alat dan Bahan

White board dan Spidol

H. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu

PENDAHULUAN

Guru memeriksa kesiapan belajar

dan memantau kehadiran siswa

Memberikan apersepsi ―apakah

tumbuhan juga bergerak?

Guru memotivasi dengan

menanyakan ―Bagaimana cara

tumbuhan bergerak?

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai dari materi yang dipelajari

Siswa menyiapkan alat tulis, buku

paket

Siswa menyimak dan menjawab

apersepsi yang disampaikan oleh

guru serta bertanya jika kurang paham

Siswa menyimak dan menjawab

motivasi yang disampaikan oleh guru

serta bertanya jika kurang paham

Siswa menyimak tujuan

pembelajaran yang disampaikan oleh guru serta bertanya jika kurang

paham

5 menit

KEGIATAN INTI

Guru membagi siswa kedalam 7

kelompok yang masing-masing

kelompok berjumlah 4-5 orang .

Pembagian kelompok ini

berdasarkan urutan tempat duduk

(Eksplorasi)

Guru menjelaskan materi

(Eksplorasi

Guru memberikan tugas pada

semua kelompok, dalam bentuk

menjawab LKS yang mereka miliki

dan tiap kelompok memiliki tugas y ang sama

(Eksplorasi)

Siswa duduk pada kelompok sesuai

dengan instruksi guru (Eksplorasi)

Mendengarkan dan mencacat

penjelasan guru (Eksplorasi)

Semua anggota kelompok melihat

dan membaca LKS yang telah

mereka miliki masing-masing

(Eksplorasi)

20

menit

30

menit

229

Guru membimbing dan meminta

masing-masing kelompok mendiskusikan jawabannya dengan

bantuan sumber belajar buku paket

yang mereka miliki (Eksplorasi)

Guru memanggil salah satu

kelompok untuk melaporkan

jawabannya di depan kelas

(Elaborasi)

Setelah satu jawaban tuntas

terjawab, guru memanggil

kelompok yang lain dan yang

terpanggil segera ke depan

(Elaborasi)

Guru memberikan komentar dan

meluruskan konsep-konsep yang

salah (Konfirmasi)

Guru bersama siswa memberikan

kesimpulan (Konfirmasi)

Siswa mendiskusikan soal yang ada

di LKS. kemudian menulis jawaban di LKS.

(Eksplorasi)

Siswa yang terpanggil segera ke

depan untuk memberikan jawaban

(Elaborasi)

Siswa yang tidak terpanggil mencoba

memberi tanggapan pada jawaban-jawaban yang telah diberikan oleh

temannya di depan kelas (Elaborasi)

Siswa menyimak penjelasan guru dan

mencatat jawaban yang benar.

(Konfirmasi)

Siswa mencatat kesimpulan

(Konfirmasi)

20

menit

PENUTUP

Guru menutup pelajaran dan

mengingatkan siswa agar

membaca buku dirumah

Mendengarkan penjelasan guru dan

melaksanakannya di rumah

5 menit

I. Bahan Ajar

Buku paket Karim, dkk. 2008. Belajar IPA, membuka cakrawala alam sekitar

(BSE). Depdiknas: Jakarta

Tabel Lanjutan Kegiatan Pembelajaran

230

J. Penilaian

Penilaian pembelajaran meliputi:

b. Ranah kognitif menggunakan teknik tes tertulis, instrumen berupa soal tes

pilihan ganda yang dilakukan setiap selesai 1 kompetensi dasar.

c. Ranah afektif dan psikomotor menggunakan teknik non tes, instrumen

berupa lembar pengamatan.

Padang, Kamis 27 Februari 2014

Mahasiswa Penelitian

Fitri Endang Srimulat, S.Pd

Mengetahui,

Kepala SMP N 14 Padang Guru Mata Pelajaran Biologi,

Drs. Rumawi Irawan, M.Pd Irdaswasni S.Pd

NIP.196104131988031005 NIP.19581204 198003 2003

231

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 2

KELAS KONTROL

Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Kelas : VIII

Semester : 2 (Genap)

Mata pelajaran : Biologi

Alokasi waktu : 1x pertemuan (2x40 menit)

A. Standar Kompetensi

3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.

B. Kompetensi Dasar

3.3. Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1 Kognitif

d) Menjelaskan 2 macam gerak yang termasuk gerak taksis.

e) Memberi contoh gerak kemotaksis dan fototaksis.

f) Melakukan pengamatan gerak tropisme

2 Psikomotor

a) Terampil dalam diskusi

b) Terampil mempersiapkan alat dan bahan

c) Terampil melakukan pengamatan

d) Terampil dalam presentasi

e) Terampil dalam menuliskan hasil diskusi kelompok

3 Afektif

a) Mendengarkan penjelasan guru

b) Sikap saat kegiatan diskusi berlangsung

c) Bekerjasama dalam kelompok

d) Bertanya

232

e) Menanggapi pendapat orang lain

f) Menyampaikan pendapat

D. Tujuan Pembelajaran

1 Kognitif

a) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai gerak taksis, siswa dapat

menjelaskan 2 macam gerak taksis.

b) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai jenis gerak taksis, siswa dapat

memberi contoh gerak kemotaksis dan fototaksis.

c) Setelah melakukan pengamatan terhadap perkecambahan biji kacang hijau di

tempat gelap dan di tempat terang, siswa dapat membuktikan cahaya

mempengaruhi gerak pada tumbuhan.

2 Psikomotor

a) Melalui pengamatan terhadap perkecambahan biji kacang hijau di tempat

gelap dan di tempat terang, siswa mampu mempersiapkan alat dan bahan

dengan lengkap, benar dan rapi.

b) Melalui pengamatan terhadap perkecambahan biji kacang hijau di tempat

gelap dan di tempat terang, siswa terampil melakukan pengamatan dengan

dengan prosedur yang benar dan hasil yang benar

c) Melalui diskusi mengenai gerak taksis dan pengamatan terhadap

perkecambahan biji kacang hijau di tempat gelap dan di tempat terang

pada tumbuhan, siswa terampil dalam melaksanakan diskusi sesuai

petunjuk sampai selesai

d) Melalui diskusi mengenai gerak taksis dan pengamatan terhadap

perkecambahan biji kacang hijau di tempat gelap dan di tempat terang

pada tumbuhan, siswa terampil mempresentasikan hasil diskusi kelompok

di depan kelas dengan lancar dan menatap kearah siswa lain (peserta

diskusi.

e) Melalui pengamatan terhadap perkecambahan biji kacang hijau di tempat

gelap dan di tempat terang pada tumbuhan, diskusi dan presentasi, siswa

233

terampil dalam menuliskan hasil diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak

ada coretan), dan dapat dibaca

3 Afektif

a) Melalui diskusi dan pengamatan terhadap perkecambahan biji kacang

hijau di tempat gelap dan di tempat terang pada tumbuhan, siswa mau

mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh–sungguh.

b) Melalui diskusi dan pengamatan terhadap perkecambahan biji kacang

hijau di tempat gelap dan di tempat terang pada tumbuhan, siswa

menunjukkan sikap duduk tenang dengan seksama mengikuti jalannya

diskusi

c) Melalui diskusi dan pengamatan terhadap perkecambahan biji kacang

hijau di tempat gelap dan di tempat terang pada tumbuhan, siswa mampu

bekerjasama dalam diskusi kelompok dengan baik dan antusias

menyumbangkan pendapatnya untuk penyelesaian LKS.

d) Melalui diskusi, presentasi dan pengamatan terhadap perkecambahan biji

kacang hijau di tempat gelap dan di tempat terang pada tumbuhan, siswa

aktif dalam mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan

yang dipelajari

e) Melalui diskusi, presentasi dan pengamatan terhadap perkecambahan biji

kacang hijau di tempat gelap dan di tempat terang pada tumbuhan, siswa

mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan tidak saling

menjatuhkan teman.

f) Melalui diskusi, presentasi, dan pengamatan terhadap perkecambahan biji

kacang hijau di tempat gelap dan di tempat terang pada tumbuhan, siswa

aktif dalam menyampaikan pendapat dengan didasari argumen yang tepat

E. Materi Pembelajaran

Gerak taksis dan pengamatan gerak tropisme

234

F. Model Pembelajaran

Diskusi kelompok

G. Alat dan Bahan

Gelas Plastik, kapas, kardus, pisau, biji kacang hijau,air

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu

PENDAHULUAN

Guru memeriksa kesiapan belajar

dan memantau kehadiran siswa

Memberikan apersepsi dengan

menanyakan ―apakah tumbuhan tingkat rendah mampu bergerak ?

apakah sama geraknya dengan

tumbuhan tingkat tinggi seperti putri malu‖

Guru memotivasi dengan

menanyakan ―apa yang terjadi jika

daun putri malu disentuh ?

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai

dari materi yang dipelajari

Siswa menyiapkan alat tulis, buku

paket

Siswa menyimak dan menjawab

apersepsi yang disampaikan oleh

guru serta bertanya jika kurang paham

Siswa menyimak dan menjawab

motivasi yang disampaikan oleh guru

serta bertanya jika kurang paham

Siswa menyimak tujuan

pembelajaran yang disampaikan oleh guru serta bertanya jika kurang

paham

5 menit

KEGIATAN INTI

Guru membagi siswa kedalam 7

kelompok yang masing-masing

kelompok berjumlah 4-5 orang . Pembagian kelompok ini

berdasarkan urutan tempat

duduk(Eksplorasi)

Guru menjelaskan materi

(Eksplorasi)

Guru memberikan tugas pada

semua kelompok, dalam bentuk

menjawab LKS yang mereka miliki

dan tiap kelompok memiliki tugas yang sama

Siswa duduk pada kelompok sesuai

dengan instruksi guru (Eksplorasi)

Mendengarkan dan mencatat

penjelasan guru (Eksplorasi)

Semua anggota kelompok melihat

dan membaca LKS yang telah

mereka miliki masing-masing

(Eksplorasi)

10

menit

235

(Eksplorasi)

Guru membimbing tiap-tiap

kelompok untuk melakukan

kegiatan percobaan sesuai dengan petunjuk yang disediakan

(Eksplorasi)

Guru membimbing dan meminta

masing-masing kelompok mendiskusikan jawabannya dengan

bantuan sumber belajar buku paket

yang mereka miliki (Eksplorasi)

Guru memanggil salah satu

kelompok untuk melaporkan

jawabannya di depan kelas

(Elaborasi)

Setelah satu jawaban tuntas

terjawab, guru memanggil

kelompok yang lain dan yang

terpanggil segera ke depan

(Elaborasi)

Guru memberikan komentar dan

meluruskan konsep-konsep yang salah (Konfirmasi)

Guru bersama siswa memberikan

kesimpulan

(Konfirmasi)

Siswa melakukan percobaan sesuai

dengan arahan yang diberikan guru

(Eksplorasi)

Siswa mendiskusikan soal yang ada

di LKS, kemudian menulis jawaban di LKS (Eksplorasi)

Siswa yang terpanggil segera ke

depan untuk memberikan jawaban

(Elaborasi i)

Siswa yang tidak terpanggil mencoba

memberi tanggapan pada jawaban-

jawaban yang telah diberikan oleh temannya di depan kelas (Elaborasi)

Siswa menyimak penjelasan guru dan

mencatat jawaban yang benar.

(Konfirmasi)

Siswa mencatat kesimpulan

(Konfirmasi)

30

menit

30

Menit

PENUTUP

Guru menutup pelajaran dan

mengingatkan siswa agar

membaca buku dirumah .

Mendengarkan penjelasan guru dan

melaksanakannya di rumah

5 menit

I. Bahan Ajar

Buku paket Karim, dkk. 2008. Belajar IPA, membuka cakrawala alam sekitar

(BSE). Depdiknas: Jakarta

J. Penilaian

Penilaian pembelajaran meliputi:

a. Kompetensi kognitif menggunakan teknik tes tertulis, instrumen berupa

soal tes pilihan ganda Ranah kognitif menggunakan teknik tes tertulis,

Tabel Lanjutan Kegiatan Pembelajaran

236

instrumen berupa soal tes pilihan ganda yang dilakukan setiap selesai 1

kompetensi dasar

b. Kompetensi afektif dan psikomotor menggunakan teknik non tes,

instrumen berupa lembar pengamatan

Padang, Kamis 6 Maret 2014

Mahasiswa Penelitian

Fitri Endang Srimulat, S.Pd

Mengetahui,

Kepala SMP N 14 Padang Guru Mata Pelajaran Biologi,

Drs. Rumawi Irawan, M.Pd Irdaswasni S.Pd

NIP.196104131988031005 NIP.19581204 198003 2003

237

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 3

KELAS KONTROL

Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Kelas : VIII

Semester : 2 (Genap)

Mata pelajaran : Biologi

Alokasi waktu : 1x pertemuan (2x40 menit)

A. Standar Kompetensi

3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.

B. Kompetensi Dasar

3.3. Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1 Kognitif

a) Melakukan pengamatan gerak nasti

b) Menjelaskan perbedaan gerak tropisme, nasti, dan taksis

2 Psikomotor

a) Terampil dalam diskusi

b) Terampil mempersiapkan alat dan bahan

c) Terampil melakukan pengamatan

d) Terampil dalam presentasi

e) Terampil dalam menuliskan hasil diskusi kelompok

3 Afektif

a) Mendengarkan penjelasan guru

b) Sikap saat kegiatan diskusi berlangsung

c) Bekerjasama dalam kelompok

d) Bertanya

e) Menanggapi pendapat orang lain

f) Menyampaikan pendapat

238

D. Tujuan Pembelajaran

1 Kognitif

a) Setelah melakukan pengamatan terhadap putri malu yang disentuh dengan pensil

dan bara api, siswa dapat membuktikan putri malu tanggap terhadap rangsangan.

b) Setelah melakukan pengamatan terhadap putri malu yang disentuh dengan pensil

dan bara api, siswa dapat menjelaskan faktor yang mempengaruhi lamanya waktu

putri malu menutup.

c) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai, macam-macam gerak tumbuhan,

siswa dapat menjelaskan perbedaan gerak tropisme, nasti, dan taksis

2 Psikomotor

a) Melalui pengamatan terhadap putri malu, siswa mampu mempersiapkan

alat dan bahan dengan lengkap, benar dan rapi.

b) Melalui pengamatan terhadap putri malu, siswa terampil melakukan

pengamatan dengan dengan prosedur yang benar dan hasil yang benar

c) Melalui diskusi mengenai macam-macam gerak tumbuhan dan

pengamatan terhadap putri malu, siswa terampil dalam melaksanakan

diskusi sesuai petunjuk sampai selesai

d) Melalui diskusi mengenai macam-macam gerak tumbuhan dan

pengamatan terhadap putri malu, siswa terampil mempresentasikan hasil

diskusi kelompok di depan kelas dengan lancar dan menatap kearah siswa

lain (peserta diskusi).

e) Melalui pengamatan terhadap putri malu, siswa terampil dalam

menuliskan hasil diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak ada coretan),

dan dapat dibaca.

239

3 Afektif

a) Melalui diskusi dan pengamatan terhadap putri malu, siswa mau

mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh–sungguh.

b) Melalui diskusi dan pengamatan terhadap putri malu, siswa menunjukkan

sikap duduk tenang dengan seksama mengikuti jalannya diskusi

c) Melalui diskusi dan pengamatan terhadap putri malu, siswa mampu

bekerjasama dalam diskusi kelompok dengan baik dan antusias

menyumbangkan pendapatnya untuk penyelesaian LKS.

d) Melalui diskusi, presentasi dan pengamatan terhadap putri malu, siswa

aktif dalam mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan

yang dipelajari

e) Melalui diskusi, presentasi dan pengamatan terhadap putri malu, siswa

mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan tidak saling

menjatuhkan teman.

f) Melalui diskusi, presentasi, dan pengamatan terhadap putri malu, siswa

aktif dalam menyampaikan pendapat dengan didasari argumen yang tepat

E. Materi Pembelajaran

Gerak nasti

F. Model Pembelajaran

Diskusi kelompok

G. Alat dan Bahan

Pensil, lidi, lilin, korek api, tumbuhan putri malu, dan stop watch.

240

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu

PENDAHULUAN

Guru memeriksa kesiapan belajar

dan memantau kehadiran siswa

Memberikan apersepsi dengan

menanyakan―bagaimana tumbuhan

putri malu bergerak? mengapa demikian?‖

Guru memotivasi dengan

menanyakan ―apakah ada

perbedaan respon yang ditunjukkan

putri malu jika diberi sentuhan keras dan pelan?

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai

dari materi yang dipelajari

Siswa menyiapkan alat tulis, buku

paket

Siswa menyimak dan menjawab

apersepsi yang disampaikan oleh

guru serta bertanya jika kurang paham

Siswa menyimak dan menjawab

motivasi yang disampaikan oleh guru

serta bertanya jika kurang paham

Siswa menyimak tujuan

pembelajaran yang disampaikan oleh

guru serta bertanya jika kurang paham

5 menit

KEGIATAN INTI

Guru membagi siswa kedalam 7

kelompok yang masing-masing

kelompok berjumlah 4-5 orang .

Pembagian kelompok ini

berdasarkan urutan tempat duduk

(Eksplorasi)

Guru menjelaskan materi

(Eksplorasi)

Guru memberikan tugas pada

semua kelompok, dalam bentuk

menjawab LKS yang mereka miliki dan tiap kelompok memiliki tugas

yang sama

(Eksplorasi)

Guru membimbing tiap-tiap

kelompok untuk melakukan

kegiatan percobaan sesuai dengan

Siswa duduk pada kelompok sesuai

dengan instruksi guru (Eksplorasi)

Mendengarkan dan mencatat

penjelasan guru (Eksplorasi)

Semua anggota kelompok melihat

dan membaca LKS yang telah mereka miliki masing-masing

(Eksplorasi)

Siswa melakukan percobaan sesuai

dengan arahan yang diberikan guru

(Eksplorasi)

10

menit

241

petunjuk yang disediakan

(Eksplorasi)

Guru membimbing dan meminta

masing-masing kelompok

mendiskusikan jawabannya dengan

bantuan sumber belajar buku paket yang mereka miliki (Eksplorasi)

Guru memanggil salah satu

kelompok untuk melaporkan

jawabannya di depan kelas

(Elaborasi)

Setelah satu jawaban tuntas

terjawab, guru memanggil

kelompok yang lain dan yang terpanggil segera ke depan

(Elaborasi)

Guru memberikan komentar dan

meluruskan konsep-konsep yang

salah (Konfirmasi)

Guru bersama siswa memberikan

kesimpulan

(Konfirmasi)

Siswa mendiskusikan soal yang ada

di LKS, kemudian menulis jawaban

di LKS (Eksplorasi)

Siswa yang terpanggil segera ke

depan untuk memberikan jawaban

(Elaborasi)

Siswa yang tidak terpanggil mencoba

memberi tanggapan pada jawaban-

jawaban yang telah diberikan oleh temannya di depan kelas (Elaborasi)

Siswa menyimak penjelasan guru dan

mencatat jawaban yang benar.

(Konfirmasi)

Siswa mencatat kesimpulan

(Konfirmasi)

30

menit

30

Menit

PENUTUP

Guru menutup pelajaran dan

mengingatkan siswa agar membaca buku dirumah karena

minggu depan akan diadakan

ulangan

Mendengarkan penjelasan guru dan

melaksanakannya di rumah

5 menit

I. Bahan Ajar

Buku paket Karim, dkk. 2008. Belajar IPA, membuka cakrawala alam sekitar

(BSE). Depdiknas: Jakarta

J. Penilaian

Penilaian pembelajaran meliputi:

a. Kompetensi kognitif menggunakan teknik tes tertulis, instrumen berupa

soal tes pilihan ganda Ranah kognitif menggunakan teknik tes tertulis,

Tabel Lanjutan Kegiatan Pembelajaran

242

instrumen berupa soal tes pilihan ganda yang dilakukan setiap selesai 1

kompetensi dasar

b. Kompetensi afektif dan psikomotor menggunakan teknik non tes,

instrumen berupa lembar pengamatan

Padang, Kamis 20 Maret 2014

Mahasiswa Penelitian

Fitri Endang Srimulat, S.Pd

Mengetahui,

Kepala SMP N 14 Padang Guru Mata Pelajaran Biologi,

Drs. Rumawi Irawan, M.Pd Irdaswasni S.Pd

NIP.196104131988031005 NIP.19581204 198003 2003

243

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 4

KELAS KONTROL

Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Kelas : VIII

Semester : 2 (Genap)

Mata pelajaran : Biologi

Alokasi waktu : 1x pertemuan (2x40 menit)

A. Standar Kompetensi

3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.

B. Kompetensi Dasar

3.4. Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1 Kognitif

a) Menjelaskan 5 macam hama tumbuhan yang sering dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari

b) Menjelaskan 3 macam cara pengendalian hama tumbuhan

2 Psikomotor

a) Terampil dalam diskusi

b) Terampil dalam presentasi

c) Terampil dalam menuliskan hasil diskusi kelompok

244

3 Afektif

a) Mendengarkan penjelasan guru

b) Sikap saat kegiatan diskusi berlangsung

c) Bekerjasama dalam kelompok

d) Bertanya

e) Menanggapi pendapat orang lain

f) Menyampaikan pendapat

D. Tujuan Pembelajaran

1 Kognitif

a) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai hama pada tumbuhan, siswa

dapat menjelaskan 5 macam hama tumbuhan yang sering dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari

b) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai hama pada tumbuhan, siswa

dapat menjelaskan 3 macam cara pengendalian hama tumbuhan

2 Psikomotor

a) Melalui diskusi mengenai hama pada tumbuhan, siswa terampil dalam

melaksanakan diskusi sesuai petunjuk sampai selesai

b) Melalui presentasi mengenai hama pada tumbuhan, siswa terampil

mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas dengan lancar

dan menatap kearah siswa lain (peserta diskusi.

c) Setelah diskusi dan presentas mengenai hama pada tumbuhan, siswa

terampil dalam menuliskan Hasil diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak

ada coretan), dan dapat dibaca

3 Afektif

a) Melalui diskusi kelompok mengenai hama pada tumbuhan, siswa mau

mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh–sungguh.

b) Melalui diskusi kelompok mengenai hama tumbuhan, siswa menunjukkan

sikap duduk tenang dengan seksama mengikuti jalannya diskusi

245

c) Melalui diskusi kelompok mengenai hama tumbuhan, siswa mampu

bekerjasama dalam diskusi kelompok dengan baik dan antusias

menyumbangkan pendapatnya untuk penyelesaian LKS.

d) Melalui diskusi dan presentasi mengenai hama pada tumbuhan, siswa aktif

dalam mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan yang

dipelajari

e) Melalui diskusi dan presentasi mengenai hama pada tumbuhan, siswa

mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan tidak saling

menjatuhkan teman

a. Melalui diskusi dan presentasi mengenai hama pada tumbuhan,

siswa aktif dalam menyampaikan pendapat dengan didasari

argumen yang tepat

E. Materi Pembelajaran

Hama pada tumbuhan

F. Model Pembelajaran

Diskusi kelompok

G. Alat dan Bahan

White board dan Spidol

246

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu

PENDAHULUAN

Guru memeriksa kesiapan belajar

dan memantau kehadiran siswa

Memberikan apersepsi ―coba

sebutkan contoh hama pada

tumbuhan?

Guru memotivasi dengan

menanyakan ―sebutkan jenis hama yang sering menyerang kebun

kelapa?‖

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai

dari materi yang dipelajari

Siswa menyiapkan alat tulis, buku

paket

Siswa menyimak dan menjawab

apersepsi yang disampaikan oleh

guru serta bertanya jika kurang paham

Siswa menyimak dan menjawab

motivasi yang disampaikan oleh guru

serta bertanya jika kurang paham

Siswa menyimak tujuan

pembelajaran yang disampaikan oleh guru serta bertanya jika kurang

paham

5 menit

KEGIATAN INTI

Guru membagi siswa kedalam 7

kelompok yang masing-masing kelompok berjumlah 4-5 orang .

Pembagian kelompok ini

berdasarkan urutan tempat duduk

(Eksplorasi)

Guru menjelaskan materi

(Eksplorasi)

Guru memberikan tugas pada

semua kelompok, dalam bentuk

menjawab LKS yang mereka miliki dan tiap kelompok memiliki tugas

yang sama

(Eksplorasi)

Guru membimbing dan meminta

masing-masing kelompok

mendiskusikan jawabannya dengan bantuan sumber belajar buku paket

yang mereka miliki (Eksplorasi)

Siswa duduk pada kelompok sesuai

dengan instruksi guru (Eksplorasi)

Mendengarkan dan mencatat

penjelasan guru (Eksplorasi)

Semua anggota kelompok melihat

dan membaca LKS yang telah mereka miliki masing-masing

(Eksplorasi)

Siswa mendiskusikan soal yang ada

di LKS. kemudian menulis jawaban

di LKS (Eksplorasi)

10

menit

247

Guru memanggil salah satu

kelompok untuk melaporkan jawabannya di depan kelas

(Elaborasi)

Setelah satu jawaban tuntas

terjawab, guru memanggil kelompok yang lain dan yang

terpanggil segera ke depan

(Elaborasi)

Guru memberikan komentar dan

meluruskan konsep-konsep yang

salah (Konfirmasi)

Guru bersama siswa

memberikan kesimpulan

(Konfirmasi)

Siswa yang terpanggil segera ke

depan untuk memberikan jawaban

(Elaborasi)

Siswa yang tidak terpanggil mencoba

memberi tanggapan pada jawaban-

jawaban yang telah diberikan oleh temannya di depan kelas

(Elaborasi)\

Siswa menyimak penjelasan guru dan

mencatat jawaban yang benar.

(Konfirmasi)

Siswa mencatat kesimpulan

(Konfirmasi)

25

menit

35

Menit

PENUTUP

Guru menutup pelajaran dan

mengingatkan siswa agar

membaca buku dirumah

Mendengarkan penjelasan guru dan

melaksanakannya di rumah

5 menit

I. Bahan Ajar

Buku paket Karim, dkk. 2008. Belajar IPA, membuka cakrawala alam sekitar

(BSE). Depdiknas: Jakarta

J. Penilaian

Penilaian pembelajaran meliputi:

a. Ranah kognitif menggunakan teknik tes tertulis, instrumen berupa soal tes

pilihan ganda ganda yang dilakukan setiap selesai 1 kompetensi dasar

b. Ranah afektif dan psikomotor menggunakan teknik non tes, instrumen

berupa lembar pengamatan.

Tabel Lanjutan Kegiatan Pembelajaran

248

Padang, Kamis 10 April 2014

Mahasiswa Penelitian

Fitri Endang Srimulat, S.Pd

Mengetahui,

Kepala SMP N 14 Padang Guru Mata Pelajaran Biologi,

Drs. Rumawi Irawan, M.Pd Irdaswasni S.Pd

NIP.196104131988031005 NIP.19581204 198003 2003

249

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 5

KELAS KONTROL

Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Kelas : VIII

Semester : 2 (Genap)

Mata pelajaran : Biologi

Alokasi waktu : 1x pertemuan (2x40 menit)

A. Standar Kompetensi

3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.

B. Kompetensi Dasar

3.4. Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1 Kognitif

a) Menjelaskan 3 kelompok gulma yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-

hari

b) Menjelaskan upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi gulma

2 Psikomotor

a) Terampil dalam diskusi

b) Terampil dalam presentasi

c) Terampil dalam menuliskan hasil diskusi kelompok

250

3 Afektif

a) Mendengarkan penjelasan guru

b) Sikap saat kegiatan diskusi berlangsung

c) Bekerjasama dalam kelompok

d) Bertanya

e) Menanggapi pendapat orang lain

f) Menyampaikan pendapat

D. Tujuan Pembelajaran

1 Kognitif

a) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai gulma, siswa dapat menjelaskan

3 kelompok gulma yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari

b) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai gulma, siswa dapat menjelaskan

upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi gulma

2 Psikomotor

a) Melalui diskusi mengenai gulma, siswa terampil dalam melaksanakan

diskusi sesuai petunjuk sampai selesai

b) Melalui presentasi mengenai gulma, siswa terampil mempresentasikan

hasil diskusi kelompok di depan kelas dengan lancar dan menatap kearah

siswa lain (peserta diskusi.

c) Setelah diskusi dan presentasi mengenai gulma, siswa terampil dalam

menuliskan hasil diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak ada coretan),

dan dapat dibaca.

3 Afektif

a) Melalui diskusi kelompok mengenai gulma, siswa mau mendengarkan

penjelasan guru dengan sungguh–sungguh.

251

b) Melalui diskusi kelompok pada materi gerak pada tumbuhan, siswa

menunjukkan sikap duduk tenang dengan seksama mengikuti jalannya

diskusi

c) Melalui diskusi kelompok pada materi gulma, siswa mampu bekerjasama

dalam diskusi kelompok dengan baik dan antusias menyumbangkan

pendapatnya untuk penyelesaian LKS.

d) Melalui diskusi dan presentasi pada materi gulma, siswa aktif dalam

mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan yang dipelajari

e) Melalui diskusi dan presentasi pada materi gulma, siswa mampu

menanggapi teman lain yang berpendapat dan tidak saling menjatuhkan

teman

f) Melalui diskusi dan presentasi pada materi gulma, siswa aktif dalam

menyampaikan pendapat dengan didasari argumen yang tepat

E. Materi Pembelajaran

Gulma

F. Model Pembelajaran

Diskusi kelompok

G. Alat dan Bahan

White board dan Spidol

252

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu

PENDAHULUAN

Guru memeriksa kesiapan belajar

dan memantau kehadiran siswa

Memberikan apersepsi ―sebutkan

contoh tumbuhan yang termasuk

gulma?

Guru memotivasi dengan

menanyakan ―apa yang terjadi jika

gulma tidak dibersihkan ?‖

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai dari materi yang dipelajari

Siswa menyiapkan alat tulis, buku

paket

Siswa menyimak dan menjawab

apersepsi yang disampaikan oleh

guru serta bertanya jika kurang paham

Siswa menyimak dan menjawab

motivasi yang disampaikan oleh guru

serta bertanya jika kurang paham

Siswa menyimak tujuan

pembelajaran yang disampaikan oleh

guru serta bertanya jika kurang

paham

5 menit

KEGIATAN INTI

Guru membagi siswa kedalam 7

kelompok yang masing-masing

kelompok berjumlah 4-5 orang . Pembagian kelompok ini

berdasarkan urutan tempat duduk

(Eksplorasi)

Guru menjelaskan materi

(Eksplorasi)

Guru memberikan tugas pada

semua kelompok, dalam bentuk

menjawab LKS yang mereka miliki

dan tiap kelompok memiliki tugas yang sama

(Eksplorasi)

Guru membimbing dan meminta

masing-masing kelompok

mendiskusikan jawabannya dengan

bantuan sumber belajar buku paket yang mereka miliki (Eksplorasi)

Siswa duduk pada kelompok sesuai

dengan instruksi guru (Eksplorasi)

Mendengarkan dan mencatat

penjelasan guru (Eksplorasi)

Semua anggota kelompok melihat

dan membaca LKS yang telah

mereka miliki masing-masing

(Eksplorasi)

Siswa mendiskusikan soal yang ada

di LKS. kemudian menulis jawaban

di LKS (Eksplorasi)

10

menit

253

Guru memanggil salah satu

kelompok untuk melaporkan jawabannya di depan kelas

(Elaborasi)

Setelah satu jawaban tuntas

terjawab, guru memanggil kelompok yang lain dan yang

terpanggil segera ke depan

(Elaborasi)

Guru memberikan komentar dan

meluruskan konsep-konsep yang

salah (Konfirmasi)

Guru bersama siswa

memberikan kesimpulan

(Konfirmasi)

Siswa yang terpanggil segera ke

depan untuk memberikan jawaban

(Elaborasi)

Siswa yang tidak terpanggil mencoba

memberi tanggapan pada jawaban-

jawaban yang telah diberikan oleh

temannya di depan kelas

(Elaborasi)\

Siswa menyimak penjelasan guru dan

mencatat jawaban yang benar.

(Konfirmasi)

Siswa mencatat kesimpulan

(Konfirmasi)

25

menit

35

Menit

PENUTUP

Guru menutup pelajaran dan

mengingatkan siswa agar membaca buku dirumah

Mendengarkan penjelasan guru dan

melaksanakannya di rumah

5 menit

I. Bahan Ajar

Buku paket Karim, dkk. 2008. Belajar IPA, membuka cakrawala alam sekitar

(BSE). Depdiknas: Jakarta

J. Penilaian

Penilaian pembelajaran meliputi:

a. Ranah kognitif menggunakan teknik tes tertulis, instrumen berupa soal tes

pilihan ganda ganda yang dilakukan setiap selesai 1 kompetensi dasar

b. Ranah afektif dan psikomotor menggunakan teknik non tes, instrumen

berupa lembar pengamatan.

Tabel Lanjutan Kegiatan Pembelajaran

254

Padang, Kamis 17 April

2014

Mahasiswa Penelitian

Fitri Endang Srimulat, S.Pd

Mengetahui,

Kepala SMP N 14 Padang Guru Mata Pelajaran Biologi,

Drs. Rumawi Irawan, M.Pd Irdaswasni S.Pd

NIP.196104131988031005 NIP.19581204 198003 2003

255

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 6

KELAS KONTROL

Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Kelas : VIII

Semester : 2 (Genap)

Mata pelajaran : Biologi

Alokasi waktu : 1x pertemuan (2x40 menit)

A. Standar Kompetensi

3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.

B. Kompetensi Dasar

3.4. Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1 Kognitif

a) Menjelaskan 4 mikroorganisme penyebab penyakit pada tumbuhan

b) Menjelaskan ciri-ciri tanaman yang terserang penyakit

c) Menjelaskan upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi penyakit pada

tanaman

2 Psikomotor

a) Terampil dalam diskusi

b) Terampil dalam presentasi

c) Terampil dalam menuliskan hasil diskusi kelompok

256

3 Afektif

a) Mendengarkan penjelasan guru

b) Sikap saat kegiatan diskusi berlangsung

c) Bekerjasama dalam kelompok

d) Bertanya

e) Menanggapi pendapat orang lain

f) Menyampaikan pendapat

D. Tujuan Pembelajaran

1 Kognitif

a) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai penyebab penyakit pada

tumbuhan, siswa dapat menjelaskan 4 mikroorganisme penyebab penyakit pada

tumbuhan

b) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai ciri-ciri penyakit pada tumbuhan,

siswa dapat menjelaskan ciri-ciri tanaman yang terserang penyakit tertentu

c) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa

dapat menjelaskan upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi penyakit

pada tanaman

2 Psikomotor

a) Melalui diskusi mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa terampil dalam

melaksanakan diskusi sesuai petunjuk sampai selesai

b) Melalui presentasi mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa terampil

mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas dengan lancar

dan menatap kearah siswa lain (peserta diskusi.

c) Setelah diskusi dan presentasi mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa

terampil dalam menuliskan hasil diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak

ada coretan), dan dapat dibaca

257

3 Afektif

a) Melalui diskusi kelompok mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa mau

mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh–sungguh.

b) Melalui diskusi kelompok mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa

menunjukkan sikap duduk tenang dengan seksama mengikuti jalannya

diskusi

c) Melalui diskusi kelompok mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa

mampu bekerjasama dalam diskusi kelompok dengan baik dan antusias

menyumbangkan pendapatnya untuk penyelesaian LKS.

d) Melalui diskusi dan presentasi mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa

aktif dalam mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan

yang dipelajari

e) Melalui diskusi dan presentasi mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa

mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan tidak saling

menjatuhkan teman

f) Melalui diskusi dan presentasi mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa

aktif dalam menyampaikan pendapat dengan didasari argumen yang tepat

E. Materi Pembelajaran

Penyakit pada tumbuhan

F. Model Pembelajaran

Diskusi kelompok

G. Alat dan Bahan

White board dan Spidol

258

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu

PENDAHULUAN

Guru memeriksa kesiapan belajar

dan memantau kehadiran siswa

Memberikan apersepsi ―coba

sebutkan contoh penyakit pada

tumbuhan?

Guru memotivasi dengan

menanyakan ―Apakah upaya yang dapat kita lakukan agar tumbuhan

tidak terserang penyakit ?‖

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai

dari materi yang dipelajari

Siswa menyiapkan alat tulis, buku

paket

Siswa menyimak dan menjawab

apersepsi yang disampaikan oleh

guru serta bertanya jika kurang paham

Siswa menyimak dan menjawab

motivasi yang disampaikan oleh guru

serta bertanya jika kurang paham

Siswa menyimak tujuan

pembelajaran yang disampaikan oleh

guru serta bertanya jika kurang

paham

5 menit

KEGIATAN INTI

Guru membagi siswa kedalam 7

kelompok yang masing-masing kelompok berjumlah 4-5 orang .

Pembagian kelompok ini

berdasarkan urutan tempat duduk

(Eksplorasi)

Guru menjelaskan materi

(Eksplorasi)

Guru memberikan tugas pada

semua kelompok, dalam bentuk menjawab LKS yang mereka miliki

dan tiap kelompok memiliki tugas

yang sama

(Eksplorasi)

Guru membimbing dan meminta

masing-masing kelompok mendiskusikan jawabannya dengan

bantuan sumber belajar buku paket

Siswa duduk pada kelompok sesuai

dengan instruksi guru (Eksplorasi)

Siswa mendengarkan dan mencatat

penjelasan guru (Eksplorasi)

Semua anggota kelompok melihat

dan membaca LKS yang telah mereka miliki masing-masing

(Eksplorasi)

Siswa mendiskusikan soal yang ada

di LKS, kemudian menulis

jawabannya (Eksplorasi)

15

menit

259

yang mereka miliki (Eksplorasi)

Guru memanggil salah satu

kelompok untuk melaporkan jawabannya di depan kelas

(Elaborasi)

Setelah satu jawaban tuntas

terjawab, guru memanggil kelompok yang lain dan yang

terpanggil segera ke depan

(Elaborasi)

Guru memberikan komentar dan

meluruskan konsep-konsep yang

salah (Konfirmasi)

Guru bersama siswa

memberikan kesimpulan

(Konfirmasi)

Siswa yang terpanggil segera ke

depan untuk memberikan jawaban

(Elaborasi)

Siswa yang tidak terpanggil mencoba

memberi tanggapan pada jawaban-

jawaban yang telah diberikan oleh

temannya di depan kelas (Elaborasi)

Siswa menyimak penjelasan guru dan

mencatat jawaban yang benar.

(Konfirmasi)

Siswa mencatat kesimpulan

(Konfirmasi)

25

menit

30

Menit

PENUTUP

Guru menutup pelajaran dan

mengingatkan siswa agar membaca buku dirumah karena

pertemuan berikutnya akan

diadakan ulangan

Mendengarkan penjelasan guru dan

melaksanakannya di rumah

5 menit

I. Bahan Ajar

Buku paket Karim, dkk. 2008. Belajar IPA, membuka cakrawala alam sekitar

(BSE). Depdiknas: Jakarta

J. Penilaian

Penilaian pembelajaran meliputi:

a. Ranah kognitif menggunakan teknik tes tertulis, instrumen berupa soal tes

pilihan ganda yang dilakukan setiap selesai 1 kompetensi dasar

b. Ranah afektif dan psikomotor menggunakan teknik non tes, instrumen

berupa lembar pengamatan.

Tabel Lanjutan Kegiatan Pembelajaran

260

Padang, Kamis 24 April

2014

Mahasiswa Penelitian

Fitri Endang Srimulat, S.Pd

Mengetahui,

Kepala SMP N 14 Padang Guru Mata Pelajaran Biologi,

Drs. Rumawi Irawan, M.Pd Irdaswasni S.Pd

NIP.196104131988031005 NIP.19581204 198003 2003

HANDOUT BERMUATAN PETA PEMIKIRAN

Materi Gerak pada Tumbuhan

PENYUSUN

Fitri Endang S, S.Pd

Lampiran 21 261

262

MACAM-MACAM GERAK PADA

TUMBUHAN

HANDOU

T

A. Standar Kompetensi

3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan

B. Kompetensi dasar

3.3 Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan 3 penyebab gerak pada tumbuhan

2. Menjelaskan 3 macam gerak pada tumbuhan yang

dipengaruhi oleh rangsangan dari luar

3. Menjelaskan 5 macam gerak Tropisme.

4. Memberi contoh gerak Fototropisme, Geotropisme,

Hidrotropisme, Tigmotropisme dan Kemotropisme.

5. Menjelaskan 5 macam gerak yang termasuk gerak nasti.

6. Memberi contoh gerak fotonasti, tigmonasti,termonasti

niktinasti dan nasti kompleks.

7. Menjelaskan 2 macam gerak yang termasuk gerak taksis.

8. Memberi contoh gerak kemotaksis dan fototaksis.

9. Melakukan percobaan gerak tropisme dan nasti

263

MACAM-MACAM GERAK PADA

TUMBUHAN

HANDOU

T

Makhluk hidup mempunyai berbagai macam ciri-ciri. Salah satu

ciri dari makhluk hidup yaitu bergerak. Tumbuhan juga melakukan

gerak. Pernahkah kamu melihat tumbuhan bergerak? Cara tumbuhan

bergerak berbeda dengan hewan. Hal yang membedakan yaitu

tumbuhan umumnya menetap di satu tempat, sedangkan hewan dapat

berpindah tempat. Meskipun tidak memiliki system saraf seperti

hewan, tumbuhan memiliki kemampuan menanggapi rangsangan walaupun

lambat. Kemampuan menanggapi rangsangan disebut (iritabilitas).

Rangsangan-rangsangan yang mempengaruhi terjadinya suatu

gerak pada tumbuhan antara lain adalah rangsangan cahaya, sentuhan,

suhu, air, gravitasi dan zat-zat kimia. Rangsangan ada yang menentukan

arah gerak pada tumbuhan, ada pula yang tidak menentukan arah gerak

pada tumbuhan. Rangsangan yang menentukan arah gerak tumbuhan dan

ada pula yang tidak menentukan arah gerak. Hal ini menyebabkan

tumbuhan bergerak menuju atau menjauhi sumber rangsangan.

Mekanisme gerak yang dilakukan oleh tumbuhan tinggi dapat

berupa pembengkokan bagian tumbuhan yang diakibatkan oleh

tekanan turgor jaringan yang tidak sama sebagai akibat peningkatan

atau pengurangan dalam ukuran sel karena masuknya atau hilangnya air

dalam sel. Gerakan ini disebut gerak alasotonis. Gerakan bersifat

sementara dan bagian tumbuhan tersebut dapat balik seperti semula.

Gerak ini dilakukan oleh bagian-bagian yang mempunyai persendian

atau pulvinus, misalnya pada daun si kejut (Mimosa pudica) atau

Aku juga bisa

bergerak tetapi

berbeda dengan

hewan dan manusia

264

MACAM-MACAM GERAK PADA

TUMBUHAN

HANDOU

T

“gerakan tidur” daun anggota tumbuhan polong-polongan, seperti bunga

merak (Caesalpinia pulcherrima).

Gerak pada tumbuhan dapat dibedakan berdasarkan

penyebabnya, yaitu gerak karena pengaruh dari luar (gerak esionom),

gerak karena pengaruh kadar air (gerak Higroskopis), dan gerak karena

pengaruh dari dalam tumbuhan sendiri (gerak endonom/autonom).

A. Gerak Esionom

Gerak esionom adalah gerak tumbuhan yang disebabkan oleh

adanya rangsangan dari lingkungan sekitar. Berdasarkan jenis

rangsangannya, gerak esionom dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu

tropisme, taksis, dan nasti.

1). Gerak Tropisme

Tropisme adalah gerak sebagian organ tumbuhan yang

disebabkan oleh rangsangan dari luar dan arah geraknya dipengaruhi

oleh arah datangnya rangsang. Tropisme berasal dari kata Yunani

yaitu trope yang artinya belokan. Tropisme biasanya diberi nama

sesuai dengan jenis rangsangannya. Gerak tropisme yang mendekati

arah rangsang disebut tropisme positif sedangkan gerak tropisme

yang menjauhi rangsang disebut tropisme negative.

Hidrotropisme

Hidrotropisme adalah gerak bagian tumbuhan menuju ke arah

yang basah atau berair. Arah pertumbuhan mendekati tempat

yang berair disebut gerak hidrotropisme positif, sedangkan

apabila arah pertumbuhan tanaman menjauhi tempat yang berair

disebut gerak hidrotropisme negatif. Salah satu contoh

hidrotropisme positif adalah arah pertumbuhan ujung akar di

dalam tanah yang selalu menuju ke tempat yang mengandung air.

Pada umumnya, akar tumbuhan lurus ke bawah,tetapi jika pada

arah ini tdak terdapat cukup air, maka akar akan tumbuh

membelok kearah yang cukup air. Agar lebih jelas, perhatikan

Gambar 1.

265

MACAM-MACAM GERAK PADA

TUMBUHAN

HANDOU

T

Gambar 1. Gerak Akar Menuju Sumber Air (sumber: http://sukasains.com)

Fototropisme

Fototropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi

oleh rangsang cahaya. Apabila gerak tumbuhan tersebut menuju

ke arah cahaya, berarti tumbuhan tersebut melakukan gerak

fototropisme positif. Tetapi apabila gerakan tumbuhan itu

menjauhi arah cahaya, maka disebut fototropisme negatif.

Fototropisme ini berkaitan erat dengan hormone tumbuh yang

terdapat pada ujung tumbuhan disebut auksin. Pada sisi batang

yang terkena cahaya, auksin terdapat lebih sedikit dari pada sisi

batang yang tidak terkena cahaya. Akibatnya, sisi batang yang

terkena cahaya pertumbuhannya lebih lambat daripada sisi

batang yang tidak terkena cahaya sehingga batang membelok ke

arah cahaya. Bila kita meletakkan tanaman pot di rumah (didalam

ruangan), maka ujung batangnya akan membelok ke arah

datangnya cahaya matahari. Agar lebih jelas, perhatikan gambar.

Gambar 2. Pergerakan Tunas Kacang Hijau Menuju Datangnya Sinar Matahari

(sumber: dokumentasi pribadi)

266

MACAM-MACAM GERAK PADA

TUMBUHAN

HANDOU

T

Geotropisme

Geotropisme adalah gerak pada tumbuhan karena adanya

rangsangan gaya gravitasi bumi. Gerak tumbuhan ini dibagi

menjadi dua macam, yaitu geotropisme positi dan geotropisme

negatif. Geotropisme positif adalah gerak tumbuhan menuju

gravitasi bumi. Contohnya, semua akar tumbuhan ke bawah

menembus tanah, sedangkan geotropisme negatif adalah gerak

tumbuhan berlawanan dengan arah gravitasi bumi. Contohnya

tunas tumbuhan menuju ke atas. Berikut ini gambar gerak

tropisme positif dan negatif.

Gambar 3. Gerak Geotropisme Positif dan Negative

(sumber: http://sukasains.com)

Tigmotropisme

Tigmotropisme adalah gerak tropisme yang dipengaruhi oleh

rangsangan sentuhan (persinggungan) dengan benda padat.

Tumbuhan merambat umumnya tumbuh lurus terus-menerus

hingga ujung batangnya menyentuh sesuatu. Kontak itu membuat

lengkungan pada tumbuhan. Sel pada bagian yang bersentuhan

dengan benda lain perkembangannya lebih lambat dibandingkan

dengan bagian yang tidak tersentuh, sehingga pertumbuhannya

menjadi melengkung. Contoh gerak tigmotropisme adalah gerak

membelit sulur tumbuhan markisa, sirih dan mentimun. Agar lebih

jelas, perhatikan Gambar 4.

267

MACAM-MACAM GERAK PADA

TUMBUHAN

HANDOU

T

Gambar 4. Gerak Tigmotropisme pada Tumbuhan Markisa

(sumber: dokumentasi pribadi)

Kemotropisme

Kemotropisme adalah gerak pada tumbuhan karena adanya

rangsangan bahan kimia. Jika geraknya mendekati rangsang

disebut kemotropisme positif tetapi jika gerakannya menjauhi

rangsang disebut kemotropisme negatif. Contohnya, gerak

akar menuju tempat yang mengandung banyak zat hara. Agar

lebih jelas, perhatikan gambar.

Gambar 5. Gerak Kemotropisme. A. Kemotropisme Negatif B. Kemotropisme

Positif (sumber: http://bse.kemdiknas.go.id)

2). Gerak Nasti

Gerak nasti adalah gerak bagian tumbuhan sebagai tanggapan

terhadapa rangsangan dari luar. Arah gerak nasty tidak dipengaruhi

oleh datangnya rangsangan. Oleh karena itu, arah gerak dari bagian

tubuh tumbuhan yang melakukan gerak nasti ditentukan oleh

268

MACAM-MACAM GERAK PADA

TUMBUHAN

HANDOU

T

tumbuhan itu sendiri. Gerak nasti terdiri atas seismonasti,

termonasti, fotonasti , dan niktinasti.

Seismonasti

Seismonasti adalah gerak bagian tumbuhan karena sentuhan atau

getaran. Gerak ini disebabkan adanya perubahan tekanan turgor

pada tangkai daun. Contohnya, daun putri malu yang menguncup

jika disentuh. Agar lebih jelas, perhatikan gambar berikut.

Gambar 6. Gerak Putri Malu (Mimosa pudica) Setelah Disentuh

(sumber: dokumentasi pribadi)

Termonasti

Termonasti adalah gerak nasti karena rangsang suhu, misalnya

bunga tulip (di daerah dingin) yang membuka karena pengaruh

temperatur. Bunga tersebut akan mengembang jika mendadak

mengalami kenaikan temperatur dan akan menutup lagi jika

temperatur menurun. Agar lebih jelas, perhatikan Gambar 7.

269

MACAM-MACAM GERAK PADA

TUMBUHAN

HANDOU

T

Gambar 7. Gerak Termonasti. Mekarnya Bunga Tulip Saat Suhu Hangat

(sumber: http://www.queensbotanical.org)

Fotonasti

Fotonasti adalah gerak bagian tumbuhan karena adanya pengaruh

rangsangan sinar matahari. Contoh: bunga pukul empat akan

mekar pada sore hari. Agar lebih jelas, perhatikan gambar

berikut.

Gambar 8. Gerak Fotonasti. Mekarnya Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalava)

Pada Sore Hari (sumber: dokumentasi pribadi)

Niktinasti

Niktinasti adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan

suasana gelap. Gerak menutupnya daun pda banyak spesies

leguminoceae pada waktu malam hari. Gerak ini terjadi karena

timbulnya perubahan turgor suatu jaringan yang memiliki

struktur khusus pada persendian tangkai daun yang disebut

270

MACAM-MACAM GERAK PADA

TUMBUHAN

HANDOU

T

pulvinus. Jaringan ini tersusun atas sel-sel khusus (sel motor)

yang berfungsi sebagai pemompa ion K+ dari satu bagian ke

bagian lainnya dengan demikian akan mengubah potensial air pada

sel-sel tertentu. Bila ion K+ dipompa keluar dari sel-sel motor

pada pulvini, maka akan diikuti mengalirnya air keluar dari sel-sel

itu. Hal itu menyebabkan turunnya tekanan turgor pada jaringan

pulvini di persendian daun sehinga tangkai daun menuju ke bawah

dan terjadilah gerak tidur. Contohnya, daun tumbuhan petai cina

bila malam hari menutup dan membuka kembali pada pagi hari.

Agar lebih jelas, perhatikan Gambar.

Gambar 9. Gerak Niktinasti. Menutupnya daun Majemuk pada Malam Hari

(sumber: dokumentasi pribadi)

Nasti kompleks

Nasti kompleks adalah gerak nasti yang disebabkan oleh

beberapa faktor sekaligus. Rangsangan yang diterima dapat

berupa: cahaya matahari, suhu, air dan zat kimia. Proses

membukanya stomata daun pada siang hari dan menutup di malam

hari merupakan contoh dari gerak tersebut. Agar lebih jelas,

perhatikan Gambar 10.

271

MACAM-MACAM GERAK PADA

TUMBUHAN

HANDOU

T

Gambar 10. Gerak Menutup dan Membuka Stomata

(sumber: Taiz, Zeiger, 2002)

3). Gerak Taksis

Gerak taksis adalah gerak seluruh bagian tumbuhan yang

arahnya dipengaruhi oleh sumber rangsangan. Gerak taksis

biasanya dilakukan oleh organisme uniseluler. Berdasarkan jenis

rangsangannya, taksis dapat dibedakan menjadi fototaksis dan

kemotaksis.

Fototaksis

Fototaksis adalah gerak perpindahan tumbuhan karena adanya

rangsangan cahaya. Contohnya, Euglena sp (alga) bergerak menuju

cahaya matahari.

Kemotaksis

Kemotaksis adalah gerak perpindahan tumbuhan karena adanya

rangsangan senyawa kimia. Contohnya, peristiwa sel sperma bertemu

sel telur.

B. Gerak Endonom/Autonom

Gerak autonom merupakan gerak tumbuhan yang tidak disebabkan

oleh rangsangan dari luar. Diduga gerak yang terjadi disebabkan

oleh rangsangan yang berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri.

Gerak autonom disebut juga gerak endonom atau gerak spontan.

Contoh gerak autonom antara lain sebagai berikut:

272

MACAM-MACAM GERAK PADA

TUMBUHAN

HANDOU

T

Gerak protoplasma pada sel-sel daun tanaman lidah buaya dan umbi lapis

bawang merah yang masih hidup

Gerak melengkungnya kuncup daun karena perbedaan kecepatan tumbuh.

Gerak tumbuhan ketika tumbuh, seperti tumbuhnya akar, batang, daun,

dan bunga. Pada tumbuhan yang sedang mengalami masa pertumbuhan

terjadi penambahan massa dan jumlah sel. Pertumbuhan ini menimbulkan

gerak autonom.

Agar lebih jelas, perhatikan gambar berikut.

Gambar 11. Gerak Melengkungnya Kuncup Daun Pisang Karena Perbedaan

Kecepatan Tumbuh (sumber: dokumentasi pribadi).

C. Gerak Higroskopis

Gerak higroskopis adalah gerak yang ditimbulkan oleh pengaruh

perubahan kadar air yang tidak merata pada bagian tubuh

tumbuhan.

Misalnya:

gerak membuka dan menutupnya anulus pada kotak spora.

pecahnya buah tanaman polong

Membuka dan menutupnya gigi peristom pada sporangium

lumut.

Bila buah polong misalnya buah bunga merak terkena sinar matahari,

maka bagian yang terkena sinar matahari akan kehilangan air lebih

banyak dari bagian yang tidak terkena sinar. Hal ini akan

mengakibatkan terjadinya perbedaan kadar air pada kedua sisi buah

273

MACAM-MACAM GERAK PADA

TUMBUHAN

HANDOU

T

polong ini. Perbedaan kadar air ini menyebabkan mengembang dan

mengerutnya kulit buah tidak seimbang, akibatnya sisi yang ikatanya

kurang kuat akan pecah mendadak. Biji yang ada didalamnya akan

melenting. Agar lebih jelas, perhatikan gambar berikut.

Gambar 12. Pecahnya Kulit Biji Petai Cina Saat Sudah Kering

(sumber: dokumentasi pribadi)

Agar lebih memahami materi gerak pada tumbuhan, perhatikan

contoh peta pemikiran berikut:

Gambar 13. Peta Pemikiran Gerak pada tumbuhan

274

MACAM-MACAM GERAK PADA

TUMBUHAN

HANDOU

T

RANGKUMAN

Tumbuhan juga bergerak, akan tetapi berbeda dengan gerak

pada hewan. Gerak pada tumbuhan sangat lambat, tidak berpindah

tempat dan tidak pada seluruh organ – organnya melainkan hanya pada

bagian tertentu saja (pasif) misalnya bagian ujung tunas, ujung akar,

dan daun sedangkan pada gerak hewan terjadi secara aktif dan mampu

berpindah tempat karena memiliki saraf. Gerakan pada tumbuhan dapat

dibedakan menjadi 3 berdasarkan penyebabnya yaitu:

1. Gerak esionom, yaitu gerak akibat adanya rangsangan dari

lingkungan sekitar. Gerak ini dibedakan lagi menjadi:

1) Gerak tropisme (hidrotropisme, fototropisme, geotropisme,

tigmotropisme, kemotropisme).

2) Gerak nasti (seismonasti, termonasti, fotonasti, niktinasti dan

nasti kompleks).

3) Gerak taksis (fototaksis dan kemotaksis)

2. Gerak endonom, adalah gerak bagian tumbuhan yang disebabkan

oleh faktor dari dalam tumbuhan sendiri

3. Gerak higroskopis adalah gerak yang disebabkan karena perubahan

kadar air

HANDOUT BERMUATAN PETA PEMIKIRAN

Hama dan Penyakit Pada Tumbuhan

PENYUSUN

Fitri Endang S, S.Pd

275

276

HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang

Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari

A. Standar Kompetensi

3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan

B. Kompetensi dasar

3.4 Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan

yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari

C. Indikator pencapaian kompetensi

1 menjelaskan 5 macam hama tumbuhan

2 Menjelaskan 3 macam cara pengendalian hama tumbuhan

3 Menjelaskan 3 kelompok gulma yang sering dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari

4 Menjelaskan perbedaan penyakit tumbuhan dengan hama

tumbuhan.

5 Menjelaskan 4 mikroorganisme penyebab penyakit pada

tumbuhan

6 Menjelaskan upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi

penyakit pada tanaman

277

HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang

Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari

Tumbuhan adalah makhluk hidup yang sangat bermanfaat bagi

seluruh aspek kehidupan makhluk hidup di dunia ini. Tumbuhan

menghasilkan oksigen yang kita hirup, tumbuhan pula yang menyerap air

hujan hingga meresap ke tanah dan kita terhindar dari banjir. Selain itu,

tumbuhan merupakan produsen utama pada lingkaran rantai makanan.

Maka dari itu sangat penting untuk menjaga itu semua dari hama dan

penyakit yang menganggunya.

Pernahkah kamu melihat suatu tanaman yang daunnya rusak karena

dimakan ulat atau hewan lain? Dalam perkembangan dan pertumbuhannya,

tanaman sering mendapat berbagai macam gangguan dari lingkungan,

misalnya berupa serangan hama, gulma, dan penyakit. Hama merupakan

salah satu pengganggu pada tanaman. Tanaman yang terserang hama dapat

mati atau rusak. Berbagai gangguan tersebut dapat menurunkan

produktivitas tanaman produksi. Jika tidak ditangani dengan baik,

serangan hama dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan

tanaman. Bahkan tanaman tersebut dapat mati karenanya. Tahukah kamu,

apa saja yang termasuk hama, gulma, dan penyakit tanaman? Mari kita

pelajari bersama melalui uraian berikut.

Ini adalah salah

satu hama di

sawah saya

278

HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang

Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari

A. HAMA

Hama adalah hewan yang merusak tanaman atau hasil tanaman

karena aktivitas hidupnya, terutama aktivitas untuk mendapatkan makanan

dan bertempat tinggal. Hama dapat merusak tanaman secara langsung

maupun tidak langsung. Gangguan atau serangan hama dapat terjadi sejak

benih, pembibitan, pemanenan, hingga di gudang penyimpanan. Gangguan

dan serangan itu dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan

tanaman. Hama yang menyerang tanaman ada beraneka ragam, misalnya

wereng, gangsir, tikus, ulat tanah, lalat buah, walang sangit, dan kutu.

Hewan yang termasuk hama dikelompokkan ke dalam beberapa

golongan, yaitu sebagai berikut.

1. Mamalia, misalnya musang, tupai, tikus, dan babi hutan

2. Aves, misalnya burung dan ayam

3. Serangga, misalnya belalang, wereng, dan kumbang

4. Molusca, misalnya siput dan bekicot

Binatang liar di hutan, seperti gajah, kera, dan babi hutan pun bisa

jadi hama jika hutan banyak ditebangi. Penyebabnya adalah tempat tinggal

binatang liar tersebut menjadi sempit atau habis dan cadangan

makananpun habis sehingga mereka kelaparan. Akibatnya adalah binatang

masuk ke dalam desa di sekitar hutan merusak tanaman dan memakan hasil

pertanian.

Serangga hama dapat berpindah tempat secara aktif maupun pasif.

Perpindahan tempat secara aktif dilakukan oleh imago dengan cara

terbang atau berjalan. Secara pasif dilakukan oleh factor lain seperti;

tertiup angin atau terbawa pada tanaman yang dipindahkan oleh manusia.

Di tempat yang baru populasi serangga ini bertambah dengan cepat bila

faktor lingkungan mendukungnya. Contoh hama dalam kehidupan sehari-

hari antara lain sebagai berikut.

279

HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang

Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari

1. Wereng

Wereng adalah sejenis kepik yang menyerang tumbuhan dan

menyebabkan daun dan batang menjadi berlubang-lubang. Jika

serangannya parah maka daun akan menguning, kering, dan akhirnya mati.

Wereng dapat dikendalikan secara kimiawi, misalnya dengan penyemprotan

menggunakan insektisida. Menyemprot dengan pestisida harus

menggunakan baju lengan panjang, sarung tangan, penutup muka masker,

topi, sepatu, dan diupayakan tidak melawan arah angin

Hama wereng dapat dikendalikan dengan cara-cara sebagai berikut:

1) Pengaturan pola tananm, yaitu dengan melakukan penanaman secara

serentak maupun dengan pergiliran tanaman. Pergiliran tanaman

dilakukan untuk memutus siklus hidup wereng dengan cara menanam

tanaman palawija atau tanah dibiarkan selama 1-2 bulan

2) Pengendalian hayati, yaitu dengan menggunakan musuh alami wereng,

misalnya laba-laba predator.

3) Pengendalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida, dilakukan

apabila cara lain tidak mungkin dilakukan

Agar lebih jelas, perhatikan gambar berikut.

Gambar 1. Hama Wereng yang Menyerang Padi

(http://pustaka.litbang.deptan.go.id)

280

HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang

Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari

2. Gangsir

Gangsir merupakan binatang yang sering menyerang tanaman yang masih

muda, misalnya tanaman yang baru dipindah dari persemaian. Gigitan

gangsir menyebabkan tanaman mati karena batangnya putus atau patah.

Potongan pangkal batang itu biasanya tidak dimakan tapi hanya diputus.

Serangan gangsir biasanya terjadi pada malam hari. Gangsir membuat

liang di dalam tanah sampai kedalaman 90 cm dengan ciri khas ada

onggokan tanah di permukaan liang. Pencegahan yang dapat dilakukan

antara lain dengan tidak menanam bibit yang terlalu muda karena disukai

gangsir. Adapun pengendalian terhadap gangsir dapat dilakukan dengan

menyiram larutan insektisida pada liang gangsir kemudian ditutup dengan

tanah. Agar lebih jelas, perhatikan gambar berikut.

Gambar 2. Gangsir (sumber: http://pustaka.litbang.deptan.go.id)

3. Tikus

Tikus menyerang berbagai jenis tumbuhan. Bagian tumbuhan yang

diserang tidak hanya biji-bjian tetapi juga batang muda. Tikus

merupakan hama tanaman yang sangat merugikan petani karena sulit

dikendalikan karena memiliki daya adaptasi yang baik, memiliki

kemampuan berkembang biak yang tinggi dan penyebarannya cepat. Tikus

281

HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang

Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari

betina dapat melahirkan 4 sampai dengan 12 anak dalam satu siklus

reproduksi. Selain itu, tikus juga merusak batang tanaman. Pengendalian

tikus dapat dilakukan dengan dengan menggunakan musuh alami tikus

yaitu ular, menanam secara serentak, membongkar dan menutup lubang

tempat persembunyiannya dan menggunakan rodentisida (pestisida

pembasmi tikus). Agar lebih jelas, perhatikan gambar berikut:

A B

Gambar 3. A. Tikus Sawah, B. Kondisi Sawah Petani yang Telah Diserang Hama

Tikus (Sumber: http://diperta.jabarprov.go.id)

4. Lalat Buah

Lalat buah biasanya menyerang tanaman pada waktu musim hujan.

Lalat betina menusuk buah-buahan dengan alat peletak telur untuk

memasukkan telurnya ke dalam daging buah. Telur akan menetas dan

menjadi belatung yang memakan buah tersebut sehingga buah akan busuk

dan rusak. Pengendalian lalat buah dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut.

1. Sanitasi lingkungan dengan membersihkan semua buah yang

rontok

2. Pemasangan perangkap berupa sex pheromone

3. Penyemprotan insektisida secara berselang-seling.

Penyemprotan dilakukan pada pagi hari ketika masih ada embun.

282

HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang

Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari

Agar lebih jelas, perhatikan gambar berikut.

A B

Gambar 4. A. Lalat Buah, B. Serangan Lalat Buah pada Buah Mangga

(Sumber: http://cybex.deptan.go.id)

5. Walang sangit

Walang sangit merupakan serangga hama tanaman padi. Setiap kali

bertelur, serangga betina dapat menghasilkan 100–200 butir telur. Telur-

telur tersebut diletakkan pada daun bendera tanaman padi. Telur yang

telah menetas akan menjadi nimfa yang berwarna hijau dan berangsur-

angsur menjadi coklat. Nimfa dan imago menyerang buah padi yang sedang

matang susu dengan cara menghisap cairan buah sehingga menyebabkan

buah menjadi hampa. Pengendalian terhadap wereng coklat dapat

dilakukan dengan cara menanam secara serentak, sanitasi tanaman yang

terserang atau dengan penyemprotan insektisida dengan dosis yang

sesuai. Agar lebih jelas, perhatikan Gambar 5!

283

HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang

Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari

Gambar 5. A. Walang Sangit, B Serangan Walang Sangit pada Tanaman Padi

(sumber: http://sulsel.litbang.deptan.go.id)

6. Artona

Hama ini temasuk lepidoptera (kupu yang merusak tanaman ketika stadia

larva). Artona menjadi hama bagi tanaman kelapa. Ulat yang baru menetas

menyerang dengan menimbulkan gejala serangan titik-titik pada daun.

Setelah agak besar, ulat menimbulkan gejala serangan garis-garis pada

daun. Selanjutnya, ulat yang cukup besar memakan daun kelapa berikut

tulang daunnya sehingga daun kelapa hanya tinggal lidinya saja.

Pengendalian terhadap artona dilakukan dengan memangkas daun kelapa

yang sudah terserang agar ulat dan kepompongnya ikut terbuang.

Pengendalian hayati dengan melepas parasit Apanteles artonae. Pada areal

pertanaman yang luas dapat dilakukan penyemprotan dengan larutan

insektisida yang bersifat sistemik atau racun perut. Agar lebih jelas,

perhatikan Gambar 6.

284

HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang

Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari

Gambar 6. A. Ulat Artona, B. Pohon Kelapa yang Diserang Ulat Artona

(sumber: http://ditjenbun.deptan.go.id)

B. GULMA

Selain hama dan penyakit yang menyerang tumbuhan dan

merugikan petani, gulma juga perlu mendapat perhatian khusus. Pada

petani kadang kurang memperhatikan gulma sehingga dalam kurun

waktu tertentu populasi gulma sudah melebihi batas. Gulma adalah

tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki, tumbuh

pada areal pertanaman. Gulma secara langsung maupun tidak langsung

merugikan tanaman budidaya. Pengenalan suatu jenis gulma dapat

dilakukan dengan melihat keadaan morfologinya, habitatnya, dan

bentuk pertumbuhanya.

Ciri khas daripada gulma antara lain:

1) Pertumbuhannya cepat

2) mempunyai daya saing yang kuat dalam memperebutkan faktor-

faktor kebutuhan hidupnya

3) mempunyai toleransi yang besar terhadap kondisi lingkungan

yang ekstrem

4) mempunyai daya berkembang biak yang besar secara vegetatif

dan atau generative

5) Alat perkembangbiakannya mudah tersebar melalui angin, air,

maupun binatang.

285

HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang

Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari

6) bijinya mempunyai sifat dormansi yang memungkinkannya untuk

bertahan hidup dalam kondisi yang kurang menguntungkan.

Berdasarkan keadaan morfologinya, dikenal gulma teki-tekian

(sedges) rerumputan (grasses), dan berdaun lebar (board leaf).

1). Teki-Tekian

Kelompok teki – tekian memiliki daya tahan luar biasa terhadap

pengendalian mekanis, karena memiliki umbi batang di dalam tanah yang

mampu bertahan berbulan–bulan. Golongan teki-tekian kebanykan berasal

dari famili Cyperaceae. Golongan ini dari penampakanya hampir mirip

dengan golongan rerumputan, bedanya terletak pada bentuk batangnya.

Batang dari golongan teki-tekian berbentuk segitiga. Selain itu golongan

teki-tekian tidak memiliki umbi atau akar ramping di dalam tanah. Contoh

golongan teki-tekian: Cyprus rotundus, Cyprus compresus. Agar lebih

jelas, perhatikan gambar berikut.

Gambar 7. Teki Ladang (Cyperus rotundus) (Sumber: dokumentasi pribadi)

286

HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang

Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari

2). Rumput-Rumputan

Gulma dalam kelompok ini berdaun sempit seperti teki tetapi

menghasilkan stolon. Stolon ini di dalam tanah berbentuk jaringan

rumit yang sulit diatasi secara mekanik. Contohnya adalah alang –

alang (Imperata cylindrica). Golongan gulma rurumputan kebanyakan

berasal dari famili gramineae (poaceae). Ukuran gulma golongan

rerumputan bervariasi, ada yang tegak, menjalar, hidup semusim, atau

tahunan. Batangnya disebut culms, terbagi menjadi ruas dengan buku-

buku yang terdapat antara ruas. Batang tumbuh bergantian pada dua

buku pada setiap antara ruas daun terdiri dari dua bagian yaitu

pelepah daun dan helaian daun., contoh gulma rerumputan Panicium

repens, Eleusine indica, Axonopus compressus dan masih banyak lagi.

Gambar 8. Alang-Alang (Imperata cylindrical) (Sumber: dokumentasi pribadi)

3). Gulma Daun Lebar

Anggota gulma golongan berdaun lebar paling banyak dijumpai di

lapangan dan paling beragam jenisnya. Semua jenis gulma yang tidak

termasuk dalam famili poaceae dan cyperaceae termasuk dalam

golongan gulma berdaun lebar. Berbagai macam gulma dari anggota

Dicotyledoneae termasuk dalam kelompok ini. Ciri utamanya

mempunyai daun yang lebar dengan bentuk yang bermacam-macam

tergantung dari famili-nya, ada yang lonjong, bulat, menjari atau

287

HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang

Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari

berbentuk hati. Akar yang dimiliki umunya berupa akar tunjang, tetapi

jenis paku-pakuan atau pakis memiliki perakaran serabut. Batang

umumnya bercabang, berkayu atau sukulen. Gulma ini biasanya tumbuh

pada akhir masa budidaya. Kompetisi terhadap tanaman utama berupa

kompetisi cahaya. Contoh gulma ini ceplukan (Physalis angulata L.),

wedusan (Ageratum conyzoides L.), sembung rambut (Mikania

michranta), putri malu (Mimosa pudica) dan eceng gondok (Eichhornia

crassipes).

Enceng gondok adalah salah satu tanaman yang hidup di air dan ketika

musim penghujan datang enceng gondok sangat meresahkan para petani,

karena enceng gondok dapat menghalangi dan menghambat proses

pengairan air yang ada di sawah mereka, bahkan enceng gondok juga

sangat mengganggu proses pengairan. Pertumbuhan enceng gondok pun

sangatlah cepat dah sangat mudah dalam perkembangbiakannya. Agar

lebih jelas, perhatikan gambar berikut.

A. B

Gambar 8. A. Eceng Gondok (Eichhornia crassipes), B. Petani yang Sedang

Membersihkan Eceng Gondok (sumber: http://cybex.deptan.go.id)

288

HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang

Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari

C. PENYAKIT TUMBUHAN

Selain hama dan gulma, ada lagi yang dapat menurunkan kualitas

tanaman, yaitu penyakit tanaman. Penyakit tanaman dapat

menyebabkan terganggunya daya tahan tubuh tanaman terhadap

pengaruh luar. Secara umum, penyakit tanaman disebabkan oleh virus,

bakteri, dan jamur.

1. JAMUR

Jamur adalah salah satu organisme penyebab penyakit yang

menyerang hampir semua bagian tumbuhan, mulai dari akar, batang,

ranting, daun, bunga, hingga buahnya. Penyebaran jenis penyakit ini

dapat disebabkan oleh angin, air, serangga, atau sentuhan tangan.

Penyakit ini menyebabkan bagian tumbuhan yang terserang,

misalnya buah, akan menjadi busuk. Jika menyerang bagian ranting

dan permukaan daun, akan menyebabkan bercak – bercak

kecokelatan. Dari bercak – bercak tersebut akan keluar jamur

berwarna putih atau oranye yang dapat meluas ke seluruh

permukaan ranting atau daun sehingga pada akhirnya kering dan

rontok.

Jika jamur ini mengganggu proses fotosintesis karena

menutupi permukaan daun. Batang yang terserang umumnya akan

membusuk, mula–mula dari arah kulit kemudian menjalar ke dalam,

dan kemudian membusukkan jaringan kayu. Jaringan yang terserang

akan mengeluarkan getah atau cairan. Jika kondisi ini dibiarkan,

jaringan kayu akan membusuk, kemudian seluruh dahan yang ada di

atasnya akan layu dan mati.

Contoh penyakit yang disebabkan oleh jamur adalah sebagai

berikut:

a) Penyakit busuk leher pada padi

Penyakit busuk leher pada tanaman padi disebabkan oleh

Pyricularia oryzae. Pyricularia oryzae selain menyebabkan penyakit

289

HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang

Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari

blas/bercak belah ketupat ternyata juga dapat menyebabkan

tangkai malai membusuk dan patah, penyakit ini biasa kita sebut

busuk leher. Jika infeksi terjadi sebelum pengisian bulir dapat

menyebabkan kehampaan bulir padi. Tidak hanya daun dan malai

batang juga dapat terinfeksi sehingga batang padi membusuk dan

rebah.

Jamur ini berkembangbiak cepat pada tanaman padi yang berjarak tanam

rapat sehingga mempunyai kelembaban yang tinggi. Kecepatan

pertumbuhan jamur tersebut juga akan semakin tinggi jika pemupukan

tanaman padi menggunakan urea secara berlebihan sekali lagi penggunaan

pupuk urea yang berlebihan. Agar lebih jelas, perhatikan gambar berikut.

Gambar 9. A. Penyakit Busuk Daun, B. Penyakit Busuk Leher pada Tanaman Padi

(sumber:http://epetani.deptan.go.id)

b) Penyakit embun tepung

Penyakit ini disebabkan oleh jamur Peronospora parasitica. Jamur

ini kadang – kadang menyerang biji yang sedang berkecambah sehingga biji

menjadi keropos dan akhirnya mati. Jamur ini kadang – kadang menyerang

daun pertama pada kecambah sehingga tumbuhan menjadi kerdil.

Tumbuhan kerdil dapat tumbuh terus tapi pada daun – daunnya terdapat

kercak – bercak hitam. Untuk memberantas jamur ini dilakukan

pengendalian secara kimia, yaitu dengan pemberian fungsida pada tanaman

yang terserang jamur. Agar lebih jelas, perhatikan Gambar 10.

290

HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang

Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari

Gambar 10. Beberapa Jenis Tanaman yang Terserang Penyakit Embun Tepung

(sumber: http://www.bkp-pangkalpinang.deptan.go.id)

2. BAKTERI

Bakteri dapat membusukkan daun, batang, dan akar

tumbuhan. Bagian tumbuh tumbuhan yang diserang bakteri akan

mengeluarkan lendir keruh, baunya sangat menusuk, dan lengket

jika disentuh. Setelah membusuk, lama-kelamaan tumbuhan akan

mati. Tumbuhan yang diserang bakteri dapat diatasi dengan

menggunakan bakterisida.

Contoh penyakit yang disebabkan oleh bakteri adalah penyakit yang

menyerang pembuluh tapis batang jeruk (citrus vein phloem degeneration

atau CVPD). CVPD disebabken oleh bakteri Serratia marcescens.

Gejalanya adalah kuncup daun menjadi kecil dan berwarna kuning, buah

menjadi kuning, sehingga lama – kelamaan akan mati. Penyakit CVPD yang

belum parang dapat disembuhkan dengan terramycin, yang merupakan

sejenis antibiotik. Agar lebih jelas, perhatikan Gambar 11.

291

HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang

Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari

Gambar 11. Gejala Serangan CVPD pada Tanaman Jeruk

(sumber: http://www.bkp-pangkalpinang.deptan.go.id)

3. VIRUS

Selain bakteri dan jamur, dalam kondisi yang sehat, tumbuhan dapat

terserang oleh virus. Penyakit yang disebabkan oleh virus cukup

berbahaya karena dapat menular dan menyebar ke seluruh tumbuhan

dengan cepat. Tumbuhan yang sudah terlanjur diserang sulit untuk

disembuhkan. Contoh penyakit yang disebabkan oleh virus antara lain

penyakit daun tembakau yang berbercak – bercak putis. Penyakit ini

disebabkan oleh virus TMV (tabacco mosaic virus) yang menyerang

permukaan atas daun tembakau. Virus juga dapat menyerang jeruk.

Penularan melalui perantara serangga. Agar lebih jelas, perhatikan

Gambar 12!

292

HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang

Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari

Gambar 12. Virus TMV (Tabacco mosaic virus) yang Menyerang Permukaan Atas

Daun Tembakau (Sumber: http://cybex.deptan.go.id)

4. ALGA (GANGGANG)

Keberadaan alga juga perlu diaspadai karena dapat

menyebabkan bercak karat merah pada daun tumbuhan. Tumbuhan

yang biasanya diserang antara lain jeruk, jambu biji, dan rambutan.

Bagian tumbuhan yang diserang oleh alga biasanya bagian daun,

ditandai adanya bercak berwarna kelabu kehijauan pada daun,

kemudian pada permukaannya tumbuh rambut berwarnya cokelat

kemerahan. Meskipun ukurannya kecil, bercak yang timbul sangat

banyak sehingga cukup merugikan.

Langkah – langkah yang harus dilakukan agar tumbuhan

tidak terserang penyakit antara lain sebagai berikut:

- Usahakan tumbuhan selalu dalam kondisi prima atau sehat

dengan cara tercukupi segala kebutuhan zat haranya.

- Jangan membiarkan tumbuhan terlalu rimbun, pangkaslah

sehingga selaruh bagian tumbuhan mendapatkan sinar matahari

yang cukup.

- Jangan biarkan tumbuhan terserang kutu, tungau, atau hewan

yang lain yang sering membawa bakteri atau jamur.

- Usahakan lingkungan selalu bersih

293

HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang

Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari

- Perhatikan tumbuhan sesering mungkin sehingga penyakit dapat

terdeteksi sedini mungkin.

- Jika terdapat gejala – gejala yang tampak, pangkaslah bagian

tumbuhan (daun, buah, ranting) yang terserang, kemudian

dibakar agar tidak menular ke bagian atau tumbuhan yang

lainnya.

- Penggunaan pertisida sebagai alternative terakhir untuk

pengobatan hama dan penyakit pada tumbuhan

D. CARA PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA ORGAN

TUMBUHAN

Seperti yang terjadi di Indonesia yaitu pada tahun 1998, di

daerah Lampung, para petani dikejutkan oleh meledaknya populasi

belalang kembara yang menyerang tanaman padi,sehingga untuk

mengantisipasi hal tersebut terpaksa para petani membakar tanaman

paditersebut agar hama tersebut musnah. Atas kejadian tersebut

mengakibatkan kerugian yangsangat besar bagi para petani dan dunia

pertanian pada umumnya.Kejadian seperti tersebut di atas bisa saja

terjadi di daerah-daerah lain di negara kitadengan masalah yang sama

maupun yang berbeda penyebabnya. Untuk itu hama dan penyakitharus

segera dikendalikan.

1. Pengendalian secara Biologis

Pengendalian secara biologis berarti cara mengendalikan hama dan

penyakit dengan menggunakan jenis hewan tertentu yang merupakan

musuh dari hama dan penyakit tersebut, misalnya:

a. Memberantas hama tikus dengan menggunakan hewan ular sawah

b. Memberantas ulat yang menyerang daun pisang dengan burung

gagak

c. Memberantas ulat yang menyerang tanaman kol, dengan burung

gereja, burung pipit, atau jenis lebah

294

HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang

Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari

Pengendalian secara biologis hasilnya kurang maksimal karena

keterbatasan hewan predatoryang ada dan sulitnya untuk

menyediakan hewan-hewan predator tersebut

2. Pengendalian secara Mekanis

Pengendalian secara mekanis dilakukan dengan melakukan

tindakan secara aktif dalam memberantas hama, misalnya dengan

mengambil ulat yang melekat pada daun dengan tangan, sabit,

corok, atau dengan alat bantu lainnya, membuang daun yang sakit

pada tanaman, cara seperti ini merupakan cara tradisional oleh

petani. Hasilnya tidak maksimal, di samping membutuhkan waktu

yang lama, tenaga, dan tidak mungkin dilakukan pada areal yang

luas jadi kurang praktis.

3. Pengendalian Dengan Teknik Atau Pola Tertentu

Seperti pola tanaman yang disebut rotasi tanaman yang

artinya menanam tanaman secara bergantian dengan tanaman lain

di suatu tempat tertentu. Misalnya sawah setelah ditanam padi,

masa berikutnya ditanam palawija,cara ini disebut rotasi tanaman.

Dengan cara ini daur hidup hama penyakit akan terputus, selain itu

caratersebut sangat membantu di dalam mengembalikan kesuburan

tanah.

295

HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang

Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari

Agar lebih memahami materi hama dan penyakit pada tumbuhan,

perhatikan contoh peta pemikiran berikut:

Gambar 13. Peta Pemikiran Hama dan Penyakit pada Tumbuhan

296

HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang

Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari

RANGKUMAN

Hama adalah hewan yang merusak tanaman atau hasil tanaman

karena aktivitas hidupnya. Hama yang menyerang tanaman ada beraneka

ragam, misalnya wereng, gangsir, tikus, lalat buah, dan walang sangit, dan

artona.

Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak

dikehendaki, tumbuh pada areal pertanaman. Berdasarkan keadaan

morfologinya, dikenal gulma rerumputan (grasses), teki-tekian (sedges),

dan berdaun lebar (board leaf).

Penyakit tanaman dapat menyebabkan terganggunya daya tahan

tubuh tanaman terhadap pengaruh luar. Secara umum, penyakit tanaman

disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur. Cara pengendalian hama dan

penyakit pada organ tumbuhan ada 4 yaitu pengendalian secara biologis,

mekanis, kimia, dan pengendalian dengan teknik atau pola tertentu.

297

LEMBAR KEGIATAN SISWA

BIOLOGI

AKU BISA BERGERAK

Untuk SMP Kelas VIII

Penyusun

Fitri Endang Srimulat

LAMPIRAN 22

298

LEMBAR KEGIATAN SISWA I

Setiap organisme mampu menerima rangsang yang disebut

iritabilitas, dan mampu pula menanggapi rangsang tersebut.

Salah satu bentuk tanggapan yang umum adalah berupa gerak.

Gerak merupakan perubahan posisi tubuh atau perpindahan

yang meliputi seluruh atau sebagian dari tubuh. Gerakan pada

tumbuhan sangat terbatas. Gerakan yang dilakukan oleh

tumbuhan hanya dilakukan pada bagian tertentu. Misalnya

bagian ujung tunas, bagian ujung akar, ataupun pada bagian

lembar daun tertentu. Pada prinsipnya, gerakan tumbuhan

terjadi karena adanya proses pertumbuhan dan adanya

kepekaan terhadap rangsang atau irritabilitas yang dimiliki

oleh tumbuhan tersebut. Sebagai tanggapan terhadap

rangsang terebut, tumbuhan melakukan gerakan yang mungkin

menuju ke arah rangsang atau menjauhi, atau melakukan gerak

tanpa menunjukan arah tertentu.

Tujuan

Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan

299

Waktu

Petunjuk diskusi

30 menit

1. Duduklah sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan

oleh gurumu

2. Diskusikanlah pertanyan-pertanyaan yang ada di LKS ini

dengan bantuan Handout

3. Ingatlah nomor yang telah anda miliki.

4. Jika guru menyebut satu nomor, maka para siswa dari tiap

kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan

menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.

300

Pertanyaan

1. Jika kamu ingin menanam tanaman yang bersulur seperti

anggur, maka harus dibuatkan kayu penyangga sebagai tempat

membelit. Apakah yang menyebabkan hal tersebut?......................

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

2. Perhatikan gambar berikut.

Jika kecambah tanaman biji tersebut

diletakkan mendatar di atas tanah, jelaskan:

a. Pertumbuhan tunasnya! Termasuk gerak apakah itu?

…………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………….

b. Pertumbuhan akarnya! Termasuk gerak apakah itu?

…………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………..

301

3. Lengkapilah peta pemikiran berikut:

4. Lengkapilah peta pemikiran berikut:

302

5. Lengkapilah peta pemikiran berikut:

JANGAN LUPA DIISI YA

KELOMPOK :

NAMA ANGGOTA:

303

LEMBAR KEGIATAN SISWA 2

Tujuan

1. Siswa dapat menjelaskan gerak taksis beserta contohnya

2. Siswa dapat melakukan percobaan gerak tropisme

Cahaya merupakan faktor yang mutlak diperlukan dalam proses pertumbuhan tanaman, tetapi juga menghambat proses perkecambahan. Tumbuhan yang diletakkan di tempat yang terang mendapatkan penyinaran matahari yang cukup untuk digunakan berfotosintesis dan arah pertumbuhannya selalu ke arah cahaya matahari sehingga batangnya tidak lurus atau bengkok. Sedangkan tumbuhan yang diletakkan di tempat yang gelap tidak mendapatkan penyinaran matahari tetapi hanya mendapatkan udara dari luar. Oleh karena itu, dilakukan percobaan untuk mengetahui apakah benar ada pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan gerak ujung batang pada kacang hijau.

304

Petunjuk diskusi

1. Duduklah sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan

oleh gurumu

2. Diskusikanlah pertanyan-pertanyaan yang ada di LKS ini

berdasarkan hasil percobaan dan bantuan handout

3. Ingatlah nomor yang telah anda miliki.

4. Jika guru menyebut satu nomor, maka para siswa dari tiap

kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan

menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.

5. Siswa yang ditunjuk guru akan mempresentasikan hasil

diskusinya.

Waktu 35 menit

305

PERCOBAAN TROPISME (mulai dilaksanakan pada

pertemuan pertama setelah pulang sekolah)

Alat dan Bahan:

Gelas Plastik, kapas, kardus, pisau, biji kacang

hijau,dan air

Langkah Kerja :

1. Kecambahkanlah biji kacang hijau pada medium kapas

basah dalam 2 gelas plastik A dan B. Air jangan

tergenang agar biji tidak membusuk.

2. Masukkan tanaman pada gelas A ke dalam kardus yang

tertutup rapat. Lubangilah salah satu sisi kardus

tersebut, sehingga terbentuk celah yang dapat

ditembus cahaya. Tanaman pada gelas B diletakkan di

tempat terbuka yang terkena cahaya. Biarkan kedua

percobaanmu selama 7 hari.

3. Bukalah kardus penutup dan amati arah gerakan

pertumbuhan batang dan daun tanaman pada gelas A,

bandingkan dengan tanaman pada gelas B.

306

1. Lengkapilah peta pemikiran berikut:

Pertanyaan

307

2. Berdasarkan pengamatanmu:

a. Batang dan daun tanaman pada gelas A bergerak ke arah

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

b. Batang dan daun tanaman pada gelas B bergerak ke arah

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

3. Berdasarkan pengamatanmu,

a) Mengapa terjadi perbedaan arah gerak batang / daun tanaman

pada gelas A dan B?

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………….

b) Faktor apa sajakah yang menyebabkan batang tanaman pada

gelas A membengkok? Jelaskan!

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

308

4. Berdasarkan pengamtanmu, jelaskan:

a). apakah ada perbedaan warna daun dan batang tanaman pada

gelas A dan gelas B?

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

b). apakah ada perbedaan tinggi tanaman pada gelas A dan gelas B?

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

5. Apa Kesimpulan yang dapat kamu ambil dari percobaan ini!

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………….………...……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………….................................

309

KELOMPOK :

NAMA ANGGOTA:

JANGAN LUPA DIISI YA

310

LEMBAR KEGIATAN SISWA 3

Tujuan

Siswa dapat menjelaskan gerak nasti pada tumbuhan putri malu

(Mimosa pudica) karena sentuhan dan suhu

Putri malu atau Mimosa pudica merupakan tumbuhan yang berasal dari

Amerika tropis yang ditemukan pada ketinggian 1200 meter di

atas permukaan laut. Ciri-ciri morfologi tumbuhan putri malu adalah daun

berupa daun majemuk menyirip ganda dua yang sempurna. Tumbuhan putri

malu memiliki dua macam kepekaan, yakni terhadap sentuhan (seismonasti)

dan terhadap intensitas cahaya matahari ataumelakukan gerakan tidur pada

malam hari (niktinasti). Gerak niktinasti dan seismonasti yang dimiliki oleh

putri malu tergolong dalam gerak nasti (gerak bagian tumbuhan yang arahnya

tidak ditentukan oleh arah datangnyarangsangan) serta tergolong ke dalam

gerak etionom/esionom (gerak yang disebabkan karena adanya rangsangan

dari luar tumbuhan berupa faktor-faktor lingkungan). Oleh karena itu,

dilakukan percobaan untuk mengetahui apakah benar ada perbedaan pengaruh

sentuhan dan suhu terhadap gerak tumbuhan putri malu

311

Petunjuk diskusi

1. Duduklah sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan

oleh gurumu

2. Diskusikanlah pertanyan-pertanyaan yang ada di LKS ini

berdasarkan hasil percobaan dan bantuan handout

3. Ingatlah nomor yang telah anda miliki.

4. Jika guru menyebut satu nomor, maka para siswa dari tiap

kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan

menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.

5. Siswa yang ditunjuk guru akan mempresentasikan hasil

diskusinya.

6.

Waktu 35 menit

PERCOBAAN NASTI

Alat dan Bahan:

Gerak nasti: lidi, lilin, korek api, tumbuhan putri malu, dan stop watch.

Cara kerja:

1 Carilah tanaman putri malu, kemudian lakukan sentuhan

dengan lidi berturut pada pada pangkal tangkai daun,

tangkai anak daun, dan anak daun !

2 Dekatkan lidi yang membara berturut-turut pada pangkal

tangkai daun, tangkai anak daun dan anak daun !

3 Amatilah perubahan yang terjadi pada daun putri malu

dalam waktu 15 menit!

4 Catatlah pengamatan pada tabel berikut!

312

Tabel hasil pengamatan

Perlakuan yang

diberikan

Perubahan yang terjadi

Saat diberi rangsangan setelah waktu 10 menit

Sentuhan

dengan pensil di:

a. Anak daun

b. Pangkal

tangkai anak

daun

c. Pangkal

tangkai daun

Panas dari bara

api di:

a. Anak daun

b. Pangkai

tangkai anak

daun

c. Pangkal

tangkai daun

313

1. Berdasarkan percobaanmu, jelaskan:

a. Apakah yang terjadi bila daun putri malu (Mimosa pudica)

diberikan rangsang sentuhan dan panas ?

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

......................................................................................................................

b. Tumbuhan tidak mempunyai saraf, berdasarkan jawaban pada

bagian a, apa yang dapat kamu katakan ?

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

2. Gerak pada tumbuhan putri malu (Mimosa pudica) dinamakan gerak

seismonasti, apakah maksudnya?

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

............................................................................................................................

Pertanyaan

314

3. Berdasarkan percobaan ini:

Lihatlah tabel pengamatan dan bandingkan kondisi putri malu saat

disentuh dengan pensil dan dengan bara api.Jenis rangsangan apa

yang direspon paling cepat oleh tumbuhan putri malu? Mengapa hal

itu bisa terjadi?

……………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

4. Kemana arah gerak bagian tanaman berikut saat diberikan

rangsangangan?

a. Anak daun

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

b. Pangkal tangkai anak daun

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

c. Pangkal tangkai daun

.......................................................................................................................

......................................................................................................................

5. Apa Kesimpulan yang dapat kamu ambil dari percobaan ini!

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………......

315

KELOMPOK :

NAMA ANGGOTA: JANGAN LUPA DIISI YA

316

LEMBAR KEGIATAN SISWA

BIOLOGI

AKU pengganggumu!

Untuk SMP Kelas VIII

Penyusun

Fitri Endang Srimulat

317

LEMBAR KEGIATAN SISWA 4

Tujuan

Siswa dapat menjelaskan macam-macam hama upaya

penanggulangannya

Tumbuhan tidak selalu aman dari gangguan hama. Hama adalah

pengganggu tanaman yang berupa hewan. Pertumbuhan dan perkembangan

hama seperti pertumbuhan dan perkembangan binatang lain. Mereka juga

membutuhkan makanan yang mengandung gizi yang diperlukan oleh tubuh.

Kerusakan tanaman atau bagian tanaman yang disebabkan oleh hama

menyebabkan kondisi tanaman menjadi tidak normal lagi.

Hama yang menyerang organ tumbuhan antara lain tikus, walang sangit,

wereng, lalat buah dan ulat.

318

Petunjuk diskusi

1. Duduklah sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan

oleh gurumu

2. Diskusikanlah pertanyan-pertanyaan yang ada di LKS ini

dengan bantuan Handout

3. Ingatlah nomor yang telah anda miliki.

4. Jika guru menyebut satu nomor, maka para siswa dari tiap

kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan

menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.

5. Siswa yang ditunjuk guru akan mempresentasikan hasil

diskusinya.

Waktu 30 menit

319

Pertanyaan

1. Perhatikan gambar berikut.

Mengapa hewan tersebut diketgorikan hama yang sulit

dikendalikan? Bagaimanakah cara ampuh membasmi tikus tetapi

aman bagi lingkungan!

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………

320

3. Lengkapilah peta pemikiran berikut:

2. Apa yang menyebabkan tumbuhan dapat terserang hama?

Jelaskan gejala-gejala tumbuhan yang terserang walang sangit!

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

321

4. Lengkapilah peta pemikiran berikut:

5. Lengkapilah peta pemikiran berikut:

322

JANGAN LUPA DIISI YA

KELOMPOK :

NAMA ANGGOTA:

323

LEMBAR KEGIATAN SISWA 5

Tujuan

Siswa dapat mengetahui jenis gulma dan upaya penanggulangannya

Gulma adalah tumbuhan pengganggu tanaman budidaya,

gulma dianggap penggangu karena selain kehadirannya

tidak diinginkan pada lahan pertanian dapat juga

menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi,

sehingga perlu perhatian khusus. Para petani terkadang

kurang memperhatikan gulma, sehingga dalam kurun waktu

tertentu populasi gulma sudah melebihi batas.

324

Petunjuk diskusi

1. Duduklah sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan

oleh gurumu

2. Diskusikanlah pertanyan-pertanyaan yang ada di LKS ini

dengan bantuan handout

3. Ingatlah nomor yang telah anda miliki.

4. Jika guru menyebut satu nomor, maka para siswa dari tiap

kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan

menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.

5. Siswa yang ditunjuk guru akan mempresentasikan hasil

diskusinya.

Waktu 30 menit

325

1. Perhatikan gambar berikut:

1. Mengapa petani di atas perlu membersihkan rumput di sekitar

padinya? Apa kaitan gulma dengan hama yang menyerang

tumbuhan?

………………….………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

2. Jelaskan cara-cara untuk mengendalikan gulma!

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

Pertanyaan

326

3. Jelaskan perbedaan hama dan gulma

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

4. Perhatikan gambar berikut:

Mengapa tumbuhan tersebut memiliki daya tahan luar biasa

terhadap pengendalian mekanis

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

327

5. Lengkapilah peta pemikiran berikut

328

KELOMPOK :

NAMA ANGGOTA:

JANGAN LUPA DIISI YA

329

LEMBAR KEGIATAN SISWA 6

Tujuan

Siswa dapat mengetahui jenis dan ciri-ciri penyakit pada tumbuhan

dan upaya penanggulangannya

Penyakit adalah pengganggu tanaman yang disebabkan oleh

bakteria, virus dan jamur (golongan mikroorganisme).

Pertumbuhan tanaman yang terserang penyakit, terganggu

aktivitas jaringan tanaman serta sel-sel yang didalamnya,

menjadi tidak normal lagi.

Tidak seperti hama, penyakit merusak tumbuhan dengan

mengganngu proses-proses yang ada dalam tubuh tumbuhan

hingga pada akhirnya tumbuhan akan mati. Umunya tumbuhan

yang terserang penyakit akan terlihat utuh bagian luar tetapi

sebenarnya terganggu didalamnya

330

Petunjuk diskusi

1. Duduklah sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan

oleh gurumu

2. Diskusikanlah pertanyan-pertanyaan yang ada di LKS ini

dengan bantuan handout

3. Ingatlah nomor yang telah anda miliki.

4. Jika guru menyebut satu nomor, maka para siswa dari tiap

kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan

menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.

5. Siswa yang ditunjuk guru akan mempresentasikan hasil

diskusinya.

Waktu 30 menit

331

1. Jelaskan perbedaan gejala penyakit yang disebabkan bakter

(Misal: CVPD) dengan virus (TMV) pada tanaman!

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………..

2. Jelaskan dampak negative dan positif penggunaan bakterisida!

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

3. Apa yang dapat petani lakukan jika padinya terkena penyakit yang

disebabkan jamur? Mengapa jamur dapat menggangu proses

fotosintesis!

………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………….

Pertanyaan

332

4. Lengkapilah peta pemikiran berikut:

5. Lengkapilah peta pemikiran berikut:

333

KELOMPOK :

NAMA ANGGOTA:

JANGAN LUPA DIISI YA

334

Lampiran 23

DAFTAR KOMPETENSI BELAJAR KOGNITIF SISWA

KELAS EKSPERIMEN (VIII.8)

No Kode

siswa

KD Gerak Pada

Tumbuhan

KD Hama dan

penyakit tumbuhan

Rata-

rata

Ket

Skor Nilai Skor Nilai 1. AMF 28 87.5 27 87.1 87.3 Tuntas 2. AGS 28 87.5 28 90.32 88.91 Tuntas 3. AG 29 90.62 28 90.32 90.47 Tuntas 4. AF 26 81.25 26 83.87 82.56 Tuntas 5. AS 26 81.25 26 83.87 82.56 Tuntas 6. DSD 22 68.75 25 80.64 74.7 Tidak Tuntas 7. DO 26 81.25 25 80.64 80.95 Tuntas 8. DR 27 84.37 26 83.87 84.12 Tuntas 9. FE 25 78.12 27 87.1 82.61 Tuntas 10. FY 27 84.37 27 87.1 85.74 Tuntas 11. FWW 28 87.5 27 87.1 87.3 Tuntas 12. GD 29 90.62 28 90.32 90.47 Tuntas 13. GL 26 81.25 22 70.97 76.11 Tuntas 14. HR 28 87.5 26 83.87 85.69 Tuntas 15. JI 19 59.37 25 80.64 70.01 Tidak Tuntas 16. KA 29 90.62 28 90.32 90.47 Tuntas 17. MA 26 81.25 26 83.87 82.56 Tuntas 18. MDR 27 84.37 26 83.87 84.12 Tuntas 19. NF 24 75 28 90.32 82.66 Tuntas 20. RRK 22 68.75 26 83.87 76.31 Tuntas 21. RK 22 68.75 23 74.19 71.47 Tidak Tuntas 22. RA 24 75 26 83.87 79.44 Tuntas 23. RYS 27 84.37 26 83.87 84.12 Tuntas 24. SAP 26 81.25 23 74.19 77.72 Tuntas 25. SA 26 81.25 27 87.1 84.18 Tuntas 26. SR 26 81.25 26 83.87 82.56 Tuntas 27. SW 27 84.37 22 70.97 77.67 Tuntas 28. VMS 26 81.25 21 67.74 74.5 Tidak Tuntas 29. YP 29 90.62 28 90.32 90.47 Tuntas 30. YD 24 75 26 83.87 79.44 Tuntas Jumlah 2434 2499.97 2467 Rata-rata 81.14 83.33 82.24

Min 70.01

Max 90.47

Ketuntasan klasikal 86.67%

335

DAFTAR KOMPETENSI BELAJAR KOGNITIF SISWA

KELAS KONTROL (VIII.6)

No Kode

siswa

KD Gerak Pada

Tumbuhan

KD Hama dan

penyakit tumbuhan

Rata-

rata

Ket

Skor Nilai Skor Nilai 1. AH 21 65.62 25 80.64 73.13 Tidak Tuntas 2. ANE 19 59.37 19 61.29 60.33 Tidak Tuntas 3. AFG 14 43.75 22 70.97 57.36 Tidak Tuntas 4. AFY 19 59.37 20 64.52 61.95 Tidak Tuntas 5. AZH 20 62.5 23 74.19 68.35 Tidak Tuntas 6. DMF 16 50 21 67.74 58.87 Tidak Tuntas 7. FMI 21 65.62 23 74.19 69.91 Tidak Tuntas 8. FDY 23 71.87 20 64.52 68.2 Tidak Tuntas 9. FAA 21 65.62 23 74.19 69.91 Tidak Tuntas 10. FM 20 62.5 23 74.19 68.35 Tidak Tuntas 11. ED 21 65.62 20 64.52 65.07 Tidak Tuntas 12. IR 22 68.75 23 74.19 71.47 Tidak Tuntas 13. IL 21 65.62 20 64.52 65.07 Tidak Tuntas 14. IA 20 62.5 18 58.66 60.58 Tidak Tuntas 15. LA 19 59.37 20 64.52 61.95 Tidak Tuntas 16. MRY 18 56.25 20 64.52 60.39 Tidak Tuntas 17. MSZ 20 62.5 21 67.74 65.12 Tidak Tuntas 18. MF 23 71.87 22 70.97 71.42 Tidak Tuntas 19. MMS 14 43.75 22 70.97 57.36 Tidak Tuntas 20. MRC 19 59.37 22 70.97 65.17 Tidak Tuntas 21. NF 21 65.62 23 74.19 69.91 Tidak Tuntas 22. NS 14 43.75 19 61.29 52.52 Tidak Tuntas 23. OM 19 59.37 21 67.74 63.56 Tidak Tuntas 24. PE 21 65.62 20 64.52 65.07 Tidak Tuntas 25. RE 18 56.25 22 70.97 63.61 Tidak Tuntas 26. SO 22 68.75 22 70.97 69.86 Tidak Tuntas 27. DM 14 43.75 20 64.52 54.14 Tidak Tuntas 28. FA 21 65.62 20 64.52 65.07 Tidak Tuntas 29. YF 14 43.75 22 70.97 57.36 Tidak Tuntas 30. AM 21 65.62 22 70.97 68.3 Tidak Tuntas Jumlah 1800 2058.68 1929 Rata-rata 60 68.62 64.31 Min 52.52 Max 73.13 Ketuntasan klasikal 0%

336

Lampiran 24

UJI NORMALITAS KOMPETENSI RANAH KOGNITIF

Tests of Normality

kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

nilai eksperimen .156 30 .060 .957 30 .258

kontrol .131 30 .200* .960 30 .312

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

337

Lampiran 25

UJI HOMOGENITAS KOMPETENSI RANAH KOGNITIF

Descriptives

nilai

N Mean Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Min Max Lower

Bound Upper Bound

eksperimen 30 82.2397 5.63118

1.02811

80.1369 84.3424 70.01 90.47

kontrol 30 64.3120 5.40159 .98619 62.2950 66.3290 52.52 73.13

Total 60 73.2758 10.56598

1.36406

70.5464 76.0053 52.52 90.47

Test of Homogeneity of Variances

nilai

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.000 1 58 .985

338

Lampiran 26

UJI HIPOTESIS KOMPETENSI RANAH KOGNITIF

Hipotesis: Kompetensi belajar ranah kognitif siswa yang diajarkan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

berbantuan handout bermuatan peta pemikiran lebih baik daripada

kompetensi belajar kognitf siswa pada kelas konvensional.

Group Statistics

kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

nilai eksperimen 30 82.2397 5.63118 1.02811

kontrol 30 64.3120 5.40159 .98619

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Differenc

e

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

nilai Equal variances assumed

.000 .985 12.584 58 .000 17.92767 1.42463 15.0759

5 20.7793

8

Equal variances not assumed

12.584 57.900 .000 17.92767 1.42463 15.0758

5 20.7794

9

Kesimpulan:

Uji t

Nilai sig.=0.000, thitung sebesar 12,58, dan ttabel = 1,671

Ini berarti nilai thitung > ttabel maka H0 ditolak. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa kompetensi belajar kognitif siswa yang mengikuti

pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta

pemikiran lebih baik secara signifikansi daripada kompetensi belajar kognitif

siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

339

Lampiran 27

Distribusi Kompetensi Belajar Ranah Afektif Kelas Eksperimen

KEL Nama

Indikator afektif yang diamati/pertemuan ke-

Mendengarkan penjelasan guru

Sikap saat kegiatan diskusi berlangsung

Kemampuan kerjasama kelompok

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

1 DR

3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 AG

3 3 3 3 4 4 4 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 GD

4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 FWW 3 3 3 3 4 4 3 2 4 4 3 4 4 2 3 3 3 3

AF 2 2 3 4 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4

2 RA

4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 3 4 4 3 3 KAP

4 3 2 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 RRK

3 4 2 3 4 4 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 4 DO

3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 FE

4 4 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 2 3 3 4 3 4

3 SW

3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 SA

3 3 4 3 3 4 2 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 GL

3 2 2 2 3 4 2 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 AS

4 2 4 3 3 4 3 2 2 3 3 4 2 2 3 3 4 4 FY

3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4

4 VMS

3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 SR

4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 4 2 4 NF

2 3 4 3 2 4 4 3 4 3 2 3 3 2 3 4 4 4 HR

3 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 JI

3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4

5 AMF

3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 YP

4 3 4 2 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 MA

3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 RYS

4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 RK

3 3 4 4 3 4 4 3 2 4 4 3 3 4 3 4 4 3

6 AGS

4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 DSD

4 3 4 3 4 4 4 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 MDR

2 3 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 SAP

3 3 4 2 4 4 3 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 YDZ

3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4

Skor total 97 92 102 92 103 112 99 90 98 106 99 108 94 91 103 108 100 109

% 83.05 83.33 84.03

Catatan: Persentase indikator = (skor total tiap indikator)/skor maksimal (720) x 100

340

KEL Nama

Indikator afektif yang diamati/pertemuan ke- Total Skor

Nilai

Kemampuan bertanya Kemamapuan menanggapi pendapat orang lain

Kemampuan menyampaikan pendapat

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

1 DR

4 3 2 3 4 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 115 79.86

AG 4 3 2 3 4 3 4 3 2 3 3 4 2 4 4 3 3 4 118 81.94

GD 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 120 83.33

FWW 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 4 2 3 4 2 2 4 108 75

AF 3 2 3 3 3 3 1 4 3 4 3 3 2 2 4 3 3 3 111 77.08

2 RA

3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 3 2 2 4 3 2 2 3 114 79.17

KAP 2 3 2 3 2 3 2 2 1 3 2 4 2 2 3 3 3 4 109 75.69

RRK 1 3 3 4 2 3 2 3 1 3 3 3 1 3 3 2 3 3 105 72.92

DO 3 1 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 2 3 109 75.69

FE 4 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 116 80.56

3 SW

3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 4 2 4 4 4 3 3 118 81.94

SA 4 1 3 4 4 4 3 2 4 3 2 4 1 3 4 4 4 4 118 81.94

GL 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 2 4 4 3 3 108 75

AS 4 3 4 3 4 3 1 4 2 3 3 3 2 4 4 4 3 3 112 77.78

FY 1 2 4 3 4 2 4 3 2 2 3 4 4 4 4 3 3 3 112 77.78

4 VMS

3 2 3 4 3 2 3 4 3 4 3 4 2 4 4 4 2 3 117 81.25

SR 2 1 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 110 76.39

NF 1 3 2 3 4 3 3 4 1 4 3 3 3 3 3 3 2 3 108 75

HR 4 3 3 3 4 3 1 3 2 4 4 4 1 4 3 3 3 4 113 78.47

JI 4 3 4 4 4 3 1 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 121 84.03

5 AMF

1 1 2 3 4 3 3 2 2 3 2 4 3 4 3 3 3 4 106 73.61

YP 3 3 2 4 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 4 120 83.33

MA 4 4 2 4 4 4 2 4 3 2 2 3 4 2 3 2 3 3 117 81.25

RYS 2 3 2 4 2 3 4 4 1 4 3 3 1 3 2 2 4 4 114 79.17

RK 4 1 3 3 4 3 1 4 3 1 4 4 2 4 3 2 3 3 114 79.17

6 AGS

4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 4 3 4 2 4 4 121 84.03

DSD 4 1 2 4 4 2 1 2 1 3 3 3 2 4 3 3 4 3 111 77.08

MDR 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 3 4 3 4 2 4 4 4 117 81.25

SAP 3 3 4 3 3 3 1 3 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 121 84.03

YDZ 3 3 4 3 3 3 3 3 4 1 3 4 4 3 3 4 3 4 123 85.42

Skor total 91

75 85 101 101

90 74 98 73 90 82 104 76 98 100 91 91 103

3426 2379

% 75.42 72.36 77.64

Rata-rata 79.31

Min 72.92

Max 85.42

Catatan: Persentase indikator = (skor total tiap indikator)/skor maksimal (720) x 100

341

Distribusi Kompetensi Belajar Ranah Afektif Kelas Kontrol KEL Nama Indikator afektif yang diamati /pertemuan ke-

Mendengarkan penjelasan guru

Sikap saat kegiatan diskusi berlangsung

Kemampuan kerjasama kelompok

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

1 LA

2 1 2 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3

MRY 3 2 3 3 2 4 3 2 2 3 2 4 3 2 2 3 3 4

PE 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2

INS 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3

2 IA

3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2

MRC 3 2 2 2 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3

IZL 2 3 2 2 4 3 2 3 4 3 2 3 3 2 1 3 2 4

RE 2 3 2 2 2 4 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 2

3 ANE

2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2

ED 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3

MF 3 3 3 2 2 4 2 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3

AFG 2 3 2 2 3 3 3 4 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3

4 SO

3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 4 3

NF 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 1 3 2 3 2 2 4

DMP 2 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2

AH 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2

5 FM

3 3 3 3 4 2 4 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2

FDY 3 3 3 3 2 4 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3

MSZ 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3

FA 2 2 4 3 2 2 3 3 2 3 4 2 3 3 2 2 3 3

6 AF

3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3

OM 2 3 2 2 4 4 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3

FMI 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2

DMF 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2

YF 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 2

7 MMS

2 2 3 3 3 2 4 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3

FAA 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4

IR 2 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 2 4 2

AZH 3 3 3 2 3 2 3 2 2 4 3 2 4 3 3 3 4 2

AM 2 3 4 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2

Skor total 75 79 79 78 85 86 85 90 79 80 77 82 85 77 72 78 84 81

% 55.97 68.47 66.25

Catatan: Persentase indikator = (skor total tiap indikator)/skor maksimal (720) x 100

342

KEL Nama Indikator afektif yang diamati /pertemuan ke- Total skor

Nilai

Kemampuan bertanya Kemamapuan menanggapi pendapat orang lain

Kemampuan menyampaikan pendapat

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

1 LA 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 3 2 3 2 2 2 3 89 61.81

MRY 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 1 2 3 91 63.19

PE 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 94 65.28

INS 3 2 1 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 89 61.81

2 IA 2 2 3 1 2 2 1 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 88 61.11

MRC 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 4 3 2 2 2 96 66.67

IZL 2 2 2 3 2 2 1 2 1 3 3 2 2 2 3 3 3 3 89 61.81

RE 2 1 3 3 2 3 2 3 1 3 2 3 1 3 2 2 2 3 84 58.33

3 ANE 3 1 2 3 3 2 3 3 2 4 3 2 2 2 2 3 2 2 91 63.19

ED 3 3 2 3 1 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 100 69.44

MF 3 1 1 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 1 3 92 63.89

AFG 2 1 3 2 2 4 2 2 3 3 2 2 1 3 3 2 2 3 89 61.81

4 SO 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 1 2 2 2 2 2 89 61.81

NF 3 3 3 1 2 3 1 3 1 3 2 3 2 3 2 1 2 1 81 56.25

DMP 2 1 2 3 2 2 3 3 2 2 4 3 1 4 3 3 3 2 94 65.28

AH 3 2 3 3 1 2 3 3 3 4 2 2 1 2 2 3 3 3 92 63.89

5 FM 2 1 3 3 2 3 1 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 93 64.58

FDY 2 1 2 3 3 2 3 3 1 4 3 3 3 3 2 3 3 1 93 64.58

MSZ 2 3 1 3 3 2 1 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 84 58.33

FA 1 1 3 2 3 3 1 3 3 2 4 2 2 2 3 2 1 3 89 61.81

6 AF 2 1 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 90 62.5

OM 2 3 2 3 3 2 2 3 2 4 2 2 2 3 3 3 3 1 96 66.67

FMI 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 3 2 1 3 86 59.72

DMF 2 1 3 1 2 3 1 3 1 2 3 3 1 3 1 2 3 2 87 60.42

YF 3 1 2 3 4 3 1 3 3 1 4 2 1 2 3 2 3 2 92 63.89

7 MMS 1 1 3 3 1 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 1 4 2 91 63.19

FAA 3 2 2 1 3 2 1 2 1 3 3 2 2 3 2 3 3 2 92 63.89

IR 2 2 3 2 1 3 2 2 3 2 2 3 3 2 1 2 3 1 91 63.19

AZH 1 2 4 3 3 3 1 3 3 3 2 2 2 3 3 4 3 3 99 68.75

AM 2 1 3 3 2 2 2 3 3 1 3 2 2 3 3 3 2 1 92 63.89

Skor total 67 53 71 74 70 76 59 84 68 78 76 73 55 79 73 73 74 68 2723

1891

% 57.08 60.83 58.61

Rata-rata 63

Min 56.3

Max 69.4

343

Nilai Kompetensi Ranah Afektif Kelas Eksperimen

Pertemuan

1

Pertemuan

2

Pertemuan

3

Pertemuan

4

Pertemuan

5

Pertemuan

6

Rata-

rata

nilai

skor 531 544 561 588 576 626 -

rata-rata

skor 17.7 18.133 18.7 19.6 19.2 20.867 -

nilai 73.75 75.556 77.92 81.67 80 86.944 79.31

Kriteria

Cukup

Nilai Kompetensi Ranah Afektif Kelas Kontrol

Pertemuan

1

Pertemuan

2

Pertemuan

3

Pertemuan

4

Pertemuan

5

Pertemuan

6

Rata-rata

nilai

skor 426 462 442 461 466 466 -

rata-rata

skor 14.2 15.4 14.73 15.37 15.53 15.53 -

nilai 59.17 64.2 61.39 64.03 64.72 64.72 63.03

Kriteria

kurang

344

Lampiran 28

DAFTAR KOMPETENSI BELAJAR RANAH AFEKTIF SISWA

KELAS EKSPERIMEN (VIII.8)

Kel Kode

siswa

Skor Nilai Kategori

31. DR 115 79.86 Cukup AG 118 81.94 Cukup GD 120 83.33 Cukup

FWW 108 75 Cukup AF 111 77.08 Cukup

32. RA 114 79.17 Cukup

KAP 109 75.69 Cukup RRK 105 72.92 Cukup DO 109 75.69 Cukup FE 116 80.56 Cukup

33. SW 118 81.94 Cukup SA 118 81.94 Cukup GL 108 75 Cukup AS 112 77.78 Cukup FY 112 77.78 Cukup

34. VMS 117 81.25 Cukup SR 110 76.39 Cukup NF 108 75 Cukup HR 113 78.47 Cukup JI 121 84.03 Cukup

35. AMF 106 73.61 Cukup YP 120 83.33 Cukup MA 117 81.25 Cukup RYS 114 79.17 Cukup RK 114 79.17 Cukup

36. AGS 121 84.03 Cukup DSD 111 77.08 Cukup MDR 117 81.25 Cukup SAP 121 84.03 Cukup YDZ 123 85.42 Baik

Jumlah 3426 2379 Rata-rata 79.31 Cukup

Min 72.92

Max 85.42

345

DAFTAR KOMPETENSI BELAJAR RANAH AFEKTIF SISWA

KELAS KONTROL (VIII.6)

No Kode

siswa

Skor Nilai Kategori

1. LA 89 61.81 Kurang MRY 91 63.19 Kurang PE 94 65.28 Kurang INS 89 61.81 Kurang

2. IA 88 61.11 Kurang MRC 96 66.67 Kurang IZL 89 61.81 Kurang RE 84 58.33 Kurang

3. ANE 91 63.19 Kurang ED 100 69.44 Kurang MF 92 63.89 Kurang AFG 89 61.81 Kurang

4. SO 89 61.81 Kurang NF 81 56.25 Kurang DMP 94 65.28 Kurang AH 92 63.89 Kurang

5. FM 93 64.58 Kurang FDY 93 64.58 Kurang MSZ 84 58.33 Kurang FA 89 61.81 Kurang

6. AF 90 62.5 Kurang OM 96 66.67 Kurang FMI 86 59.72 Kurang DMF 87 60.42 Kurang YF 92 63.89 Kurang

7. MMS 91 63.19 Kurang FAA 92 63.89 Kurang IR 91 63.19 Kurang AZH 99 68.75 Kurang AM 92 63.89 Kurang

Jumlah 2723 1891

Rata-rata 63 Kurang

Min 56.3

Max 69.4

346

Lampiran 29

UJI HIPOTESIS KOMPETENSI RANAH AFEKTIF

Hipotesis: Kompetensi belajar ranah afektif siswa yang mengikuti model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

berbantuan handout bermuatan peta pemikiran lebih baik daripada

kompetensi belajar ranah afektif siswa yang mengikuti pembelajaran

konvensional.

Descriptives

nilai

N Mean

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

95% Confidence Interval

for Mean

Min Max

Lower

Bound

Upper

Bound

eksperimen 30 79.3053 3.47191 .63388 78.0089 80.6018 72.92 85.42

kontrol 30 63.0327 2.87588 .52506 61.9588 64.1065 56.25 69.44

Total 60 71.1690 8.79273 1.13514 68.8976 73.4404 56.25 85.42

Ranks

kelas N Mean Rank Sum of Ranks

nilai eksperimen 30 45.50 1365.00

kontrol 30 15.50 465.00

Total 60

Test Statistics

a

nilai

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 465.000

Z -6.662

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Grouping Variable: kelas

Kesimpulan:

Uji U

Nilai sig.=0.000, Ini berarti nilai Sig < 0,05 maka H0 ditolak. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa kompetensi belajar ranah afektif siswa yang mengikuti

pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran

lebih baik secara signifikansi daripada kompetensi belajar ranah afektif siswa

yang mengikuti pembelajaran konvensional.

347

Lampiran 30

Distribusi Kompetensi Belajar Ranah Psikomotor Kelas Eksperimen

Kel

Nama

Indikator psikomotor yang diamati/pertemuan ke-

Mempersiapkan alat

dan bahan

Melaku-kan pengamatan Keterampilan diskusi siswa

Keterampilan mempresentasikan hasil diskusi kelompok

2 3 2 3 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

1 DR

4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 AG

2 4 4 4 3 3 4 2 3 4 3 2 3 3 3 4 GD

4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 FWW 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3

AF 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4

2 RA

3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 KAP

4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 RRK

3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 DO

4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 FE

4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4

3 SW

3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 SA

4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 GL

4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 AS

4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 FY

4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4

4 VMS

3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 SR

4 4 3 4 3 3 4 2 3 3 3 2 3 4 4 4 NF

3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 HR

3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 JI

4 3 3 4 3 2 3 3 4 4 2 4 3 4 4 4

5 AMF

3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 YP

4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 2 3 4 4 3 MA

4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 RYS

3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 RK

4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4

6 AGS

2 4 2 3 4 2 4 3 2 3 2 2 3 4 3 3 DSD

3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 MDR

4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 SAP

3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 YDZ

4 3 4 4 3 3 4 2 3 4 4 2 3 4 2 3

Skor total 105 109 104 104 107 100 109 95 101 109 93 96 101 108 105 107

% 89.17 86,67 86.25 84,72

348

Kel

Nama

Indikator psikomotor yang diamati/pertemuan ke-

Total skor Nilai

Keterampilan menuliskan hasil diskusi

1 2 3 4 5 6

1 DR

3 3 4 3 3 3 73 82.95 AG

3 4 3 3 3 4 71 80.68 GD

4 3 3 4 4 4 80 90.91 FWW 4 4 4 3 3 4 77 87.5

AF 3 4 3 3 4 4 77 87.5

2 RA

3 4 4 4 4 3 73 82.95 KAP

3 3 3 3 3 4 80 90.91 RRK

4 4 3 4 4 4 72 81.82 DO

3 4 4 3 4 4 82 93.18 FE

3 3 3 4 4 3 80 90.91

3 SW

3 4 3 3 3 4 71 80.68 SA

4 3 4 4 3 3 82 93.18 GL

3 4 3 4 4 3 82 93.18 AS

4 4 3 3 3 4 73 82.95 FY

3 4 4 4 4 4 80 90.91

4 VMS

3 4 3 4 3 3 73 82.95 SR

4 3 3 4 3 3 73 82.95 NF

3 3 4 3 4 4 74 84.09 HR

3 4 3 4 4 4 74 84.09 JI

3 4 3 4 3 3 74 84.09

5 AMF

4 3 4 4 3 3 73 82.95 YP

3 4 3 4 4 3 77 87.5 MA

4 3 3 3 4 4 83 94.32 RYS

3 4 4 4 4 3 79 89.77 RK

4 4 3 4 3 3 82 93.18

6 AGS

3 3 4 3 4 3 66 75 DSD

4 3 3 4 3 3 72 81.82 MDR

3 3 3 4 3 4 82 93.18 SAP

4 3 4 4 4 3 73 82.95 YDZ

4 3 3 3 4 4 73 82.95

Skor total 102 106 101 108 106 105 2281 2592

% 87.22

Rata-rata 86.4

Min 75

Max 94.32

349

Distribusi Kompetensi Belajar Ranah Psikomotor Kelas Kontrol

Kel

Nama

Indikator psikomotor yang diamati/pertemuan ke-

Mempersiapkan alat dan bahan

Melaku-kan

pengamatan Keterampilan diskusi siswa

Keterampilan mempresentasikan hasil diskusi kelompok

2 3 2 3 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

1 LA

3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 MRY

2 4 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 PE

3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 INS

3 2 3 3 3 4 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2

2 IA

3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 MRC

3 3 2 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 IZL

2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 4 2 4 3 RE

3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3

3 ANE

3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 4 2 2 ED

3 3 2 2 2 3 2 3 4 2 2 3 3 2 3 3 MF

3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 AFG

3 4 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 4 3 4 3

4 SO

2 3 2 2 3 2 3 4 3 3 3 4 4 2 4 3 NF

3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 DMP

3 2 2 3 2 4 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 AH

2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3

5 FM

2 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 4 4 FDY

3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 MSZ

3 4 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 4 2 FA

2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 4 3 2 4 3

6 AF

3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 OM

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 4 3 FMI

4 4 4 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 DMF

2 3 3 3 2 3 3 2 4 2 2 4 2 3 2 3 YF

2 4 3 3 3 2 2 2 4 3 2 2 2 2 2 3

7 MMS

2 4 2 3 2 2 4 3 2 3 2 2 3 2 3 2 FAA

3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 IR

2 4 4 3 2 4 2 3 3 2 3 3 4 3 4 2 AZH

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 AM

3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2

Total skor 80 92 82 78 77 82 77 80 83 74 78 78 83 78 89 83

% 71.67 66.67 65.69 67.92

350

Kel Nama Indikator psikomotor yang diamati/pertemuan ke-

Total skor Nilai

Keterampilan menuliskan hasil diskusi

1 2 3 4 5 6

1 LA

3 3 2 3 3 3 62 70.45 MRY

4 3 3 3 3 4 61 69.32 PE

3 3 2 3 2 3 60 68.18 INS

2 2 3 2 3 4 59 67.05

2 IA

3 2 3 3 2 3 61 69.32 MRC

2 3 4 3 2 3 62 70.45 IZL

3 2 2 3 3 2 57 64.77 RE

4 4 3 2 3 3 65 73.86

3 ANE

3 3 4 3 2 2 55 62.5 ED

2 2 3 3 3 3 58 65.91 MF

3 3 2 3 2 4 64 72.73 AFG

2 2 3 3 3 2 60 68.18

4 SO

3 4 2 2 4 3 65 73.86 NF

4 4 3 3 3 2 61 69.32 DMP

3 3 2 3 2 3 58 65.91 AH

2 2 3 4 2 3 55 62.5

5 FM

3 3 3 4 3 3 64 72.73 FDY

3 3 4 3 4 2 61 69.32 MSZ

2 3 3 2 2 4 59 67.05 FA

2 3 2 4 3 3 61 69.32

6 AF

2 2 2 3 3 3 61 69.32 OM

3 4 3 2 2 2 53 60.23 FMI

4 2 3 3 2 4 58 65.91 DMF

3 3 4 4 2 2 61 69.32 YF

4 2 3 3 3 2 58 65.91

7 MMS

3 3 4 3 4 3 61 69.32 FAA

4 2 3 3 3 3 63 71.59 IR

3 3 3 3 3 4 67 76.14 AZH

4 3 4 4 3 3 67 76.14 AM

4 3 4 3 3 4 61 69.32

Total skor 90 84 89 90 82 89 1818 2066

% 72.78

Rata-rata 68.9

Min 60.2

Max 76.1

351

Nilai Kompetensi Ranah Psikomotor Kelas Eksperimen

Pertemuan

1

Pertemuan

2

Pertemuan

3

Pertemuan

4

Pertemuan

5

Pertemuan

6

Rata-

rata

nilai

skor 302 511 524 311 312 321

rata-rata

skor 25.167 25.55 26.2 25.917 26 26.75

nilai 83.889 85.167 87.333 86.389 86.667 89.17 86.44

Kategori

Baik

Nilai Kompetensi Ranah Psikomotor Kelas Kontrol

Pertemuan

1

Pertemuan

2

Pertemuan

3

Pertemuan

4

Pertemuan

5

Pertemuan

6

Rata-rata

nilai

skor 245 406 419 248 254 246

rata-rata

skor 20.417 20.3 20.95 20.67 21.17 20.5

nilai 68.056 67.67 69.83 68.89 70.56 68.33 68.89

Kategori

Kurang

352

Lampiran 31

DAFTAR KOMPETENSI BELAJAR RANAH PSIKOMOTOR SISWA

KELAS EKSPERIMEN (VIII.8)

Kel Kode

siswa

Skor Nilai Kategori

37. DR 73 82.95 Cukup AG 71 80.68 Cukup GD 80 90.91 Baik

FWW 77 87.5 Baik AF 77 87.5 Baik

38. RA 73 82.95 Cukup

KAP 80 90.91 Baik RRK 72 81.82 Cukup DO 82 93.18 Baik FE 80 90.91 Baik

39. SW 71 80.68 Cukup SA 82 93.18 Baik GL 82 93.18 Baik AS 73 82.95 Cukup FY 80 90.91 Baik

40. VMS 73 82.95 Cukup SR 73 82.95 Cukup NF 74 84.09 Cukup HR 74 84.09 Cukup JI 74 84.09 Cukup

41. AMF 73 82.95 Cukup YP 77 87.5 Baik MA 83 94.32 Baik RYS 79 89.77 Baik RK 82 93.18 Baik

42. AGS 66 75 Cukup DSD 72 81.82 Cukup MDR 82 93.18 Baik SAP 73 82.95 Cukup YDZ 73 82.95 Cukup

Jumlah 2281 2592 Rata-rata 86.4 Baik

Min 75

Max 94.32

353

DAFTAR KOMPETENSI BELAJAR RANAH PSIKOMOTOR SISWA

KELAS KONTROL (VIII.6)

KEL Kode

siswa

Skor Nilai Kategori

8. LA 62 70.45 Kurang MRY 61 69.32 Kurang PE 60 68.18 Kurang INS 59 67.05 Kurang

9. IA 61 69.32 Kurang MRC 62 70.45 Kurang IZL 57 64.77 Kurang RE 65 73.86 Kurang

10. ANE 55 62.5 Kurang ED 58 65.91 Kurang MF 64 72.73 Kurang AFG 60 68.18 Kurang

11. SO 65 73.86 Kurang NF 61 69.32 Kurang DMP 58 65.91 Kurang AH 55 62.5 Kurang

12. FM 64 72.73 Kurang FDY 61 69.32 Kurang MSZ 59 67.05 Kurang FA 61 69.32 Kurang

13. AF 61 69.32 Kurang OM 53 60.23 Kurang FMI 58 65.91 Kurang DMF 61 69.32 Kurang YF 58 65.91 Kurang

14. MMS 61 69.32 Kurang FAA 63 71.59 Kurang IR 67 76.14 Kurang AZH 67 76.14 Kurang AM 61 69.32 Kurang

Jumlah 1818 2066 Rata-rata 68.9 Kurang Min 60.2 Max 76.1

354

Lampiran 32

UJI HIPOTESIS KOMPETENSI RANAH PSIKOMOTOR

Hipotesis: Kompetensi belajar psikomotor siswa yang mengikuti model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

berbantuan handout bermuatan peta pemikiran lebih baik daripada

kompetensi belajar psikomotor siswa yang mengikuti pembelajaran

konvensional.

Ranks

kelas N Mean Rank Sum of Ranks

nilai eksperimen 30 45.43 1363.00

kontrol 30 15.57 467.00

Total 60

Test Statistics

a

nilai

Mann-Whitney U 2.000

Wilcoxon W 467.000

Z -6.648

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Grouping Variable: kelas

Kesimpulan:

Uji U

Nilai sig.=0.000

Karena nilai sig. <0.05, maka tolak H0, artinya kompetensi belajar ranah

psikomotor siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT) berbantuan handout bermuatan

peta pemikiran lebih baik secara signifikansi daripada kompetensi

belajar ranah psikomotor siswa yang mengikuti pembelajaran

konvensional.

Descriptives

nilai

N Mean Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower

Bound Upper Bound

eksperimen 30 86.4000 5.04290 .92070 84.5170 88.2830 75.00 94.32

kontrol 30 68.8643 3.78178 .69046 67.4522 70.2765 60.23 76.14

Total 60 77.6322 9.88471 1.27611 75.0787 80.1857 60.23 94.32

355

Lampiran 33

DAFTAR PENGHARGAAN KELOMPOK KELAS EKSPERIMEN

Penghargaan Kelompok Pertemuan 1 Kelompok Nama Nilai Rata-rata

individu Rata-rata kelompok

Kelompok yg mendapat penghargaan LKS Afektif Psikomotor

1 DR 63

79.17 91.67 77.95 74.89

AG 63 83.33 75 73.78

GD 63 79.17 100 80.72

FWW 63 75 83.33 73.78

AF 63 58.33 83.33 68.22

2 RA 79

75 83.33 79.11 76.05

KAP 79 70.83 75 74.94

RRK 79 54.17 83.33 72.17

DO 79 70.83 83.33 77.72

FE 79 75 75 76.33

3 SW 84

70.83 75 76.61 79.67

SA 84 66.67 100 83.56

GL 84 70.83 75 76.61

AS 84 66.67 91.67 80.78

FY 84 75 83.33 80.78

4 VMS 63

75 91.67 76.56 71.83

SR 63 79.17 83.33 75.17

NF 63 66.67 75 68.22

HR 63 66.67 83.33 71

JI 63 75 66.67 68.22

5 AMF 89

66.67 91.67 82.45 83.28

√ YP 89 83.33 83.33 85.22

MA 89 83.33 91.67 88

RYS 89 75 75 79.67

RK 89 70.83 83.33 81.05

6 AGS 79

91.67 75 81.89 81.89

DSD 79 75 91.67 81.89

MDR 79 75 75 76.33

SAP 79 75 100 84.67

YDZ 79 83.33 91.67 84.67

356

Penghargaan Kelompok Pertemuan 2

Kelompok Nama Nilai Rata-rata

individu

Rata-rata

kelompok

Kelompok

yg mendapat

penghargaan LKS Afektif Psikomotor

1 DR 50 79.17 80 69.72 69.22

AG 50 75 75 66.67

GD 50 79.17 85 71.39

FWW 50 62.5 95 69.17

AF 50 62.5 95 69.17

2 RA 71.43 87.5 85 81.31 79.03

KAP 71.43 66.67 90 76.03

RRK 71.43 79.17 85 78.53

DO 71.43 66.67 95 77.7

FE 71.43 83.33 90 81.59

3 SW 64.28 83.33 85 77.54 75.87

SA 64.28 66.67 90 73.65

GL 64.28 70.83 100 78.37

AS 64.28 70.83 85 73.37

FY 64.28 75 90 76.43

4 VMS 85.71 83.33 85 84.68 81.4

SR 85.71 66.67 75 75.79

NF 85.71 75 80 80.24

HR 85.71 83.33 80 83.01

JI 85.71 79.17 85 83.29

5 AMF 100 66.67 75 80.56 88.83 √ YP 100 79.17 85 88.06

MA 100 79.17 95 91.39

RYS 100 83.33 90 91.11

RK 100 79.17 100 93.06

6 AGS 71.43 83.33 55 69.92 74.7

DSD 71.43 62.5 75 69.64

MDR 71.43 83.33 95 83.25

SAP 71.43 75 75 73.81

YDZ 71.43 79.17 80 76.87

357

Penghargaan Kelompok Pertemuan 3

Kelompok Nama Nilai Rata-rata

individu

Rata-rata

kelompok

Kelompok

yg mendapat

penghargaan LKS Afektif Psikomotor

1 DR 62.5 75 90 75.83 76.89

AG 62.5 70.83 90 74.44

GD 62.5 87.5 95 81.67

FWW 62.5 79.17 90 77.22

AF 62.5 83.33 80 75.28

2 RA 62.5 79.17 80 73.89 74.06

KAP 62.5 66.67 95 74.72

RRK 62.5 62.5 75 66.67

DO 62.5 79.17 100 80.56

FE 62.5 70.83 90 74.44

3 SW 68.75 83.33 75 75.69 79.19

SA 68.75 91.67 100 86.81

GL 68.75 70.83 90 76.53

AS 68.75 79.17 80 75.97

FY 68.75 79.17 95 80.97

4 VMS 87.5 83.33 75 81.94 82.67

SR 87.5 75 90 84.17

NF 87.5 70.83 85 81.11

HR 87.5 70.83 85 81.11

JI 87.5 87.5 80 85

5 AMF 75 75 85 78.33 79.72

YP 75 79.17 90 81.39

MA 75 79.17 90 81.39

RYS 75 62.5 95 77.5

RK 75 75 90 80

6 AGS 81.25 83.33 90 84.86 83.18 √ DSD 81.25 70.83 80 77.36

MDR 81.25 79.17 95 85.14

SAP 81.25 95.83 80 85.69

YDZ 81.25 91.67 85 85.97

358

Penghargaan Kelompok Pertemuan 4

Kelompok Nama Nilai Rata-rata

individu

Rata-rata

kelompok

Kelompok

yg mendapat

penghargaan LKS Afektif Psikomotor

1 DR 88.89 79.17 75 81.02 82.41

AG 88.89 79.17 66.67 78.24

GD 88.89 87.5 83.33 86.57

FWW 88.89 70.83 75 78.24

AF 88.89 91.67 83.33 87.96

2 RA 88.89 83.33 83.33 85.18 86.3

KAP 88.89 83.33 91.67 87.96

RRK 88.89 79.17 83.33 83.8

DO 88.89 83.33 83.33 85.18

FE 88.89 79.17 100 89.35

3 SW 94.44 83.33 75 84.26 88.98 √ SA 94.44

91.67 100 95.37

GL 94.44 87.5 100 93.98

AS 94.44 79.17 83.33 85.65

FY 94.44 70.83 91.67 85.65

4 VMS 94.44 87.5 83.33 88.42 87.59

SR 94.44 83.33 83.33 87.03

NF 94.44 83.33 75 84.26

HR 94.44 83.33 83.33 87.03

JI 94.44 87.5 91.67 91.2

5 AMF 94.44 75 91.67 87.04 88.98 √ YP 94.44 83.33 91.67 89.81

MA 94.44 79.17 91.67 88.43

RYS 94.44 83.33 91.67 89.81

RK 94.44 75 100 89.81

6 AGS 88.89 75 83.33 82.41 85.19

DSD 88.89 87.5 91.67 89.35

MDR 88.89 75 100 87.96

SAP 88.89 83.33 83.33 85.18

YDZ 88.89 79.17 75 81.02

359

Penghargaan Kelompok Pertemuan 5

Kelompok Nama Nilai Rata-rata

individu

Rata-rata

kelompok

Kelompok

yg mendapat

penghargaan LKS Afektif Psikomotor

1 DR 53.85 83.33 75 70.73 72.67

AG 53.85 87.5 75 72.12

GD 53.85 79.17 100 77.67

FWW 53.85 70.83 83.33 69.34

AF 53.85 83.33 83.33 73.5

2 RA 92.31 70.83 83.33 82.16 86.32 √ KAP 92.31 75 91.67 86.33

RRK 92.31 75 83.33 83.55

DO 92.31 70.83 100 87.71

FE 92.31 83.33 100 91.88

3 SW 84.61 79.17 75 79.59 82.65

SA 84.61 79.17 83.33 82.37

GL 84.61 70.83 100 85.15

AS 84.61 83.33 75 80.98

FY 84.61 79.17 91.67 85.15

4 VMS 86.61 70.83 83.33 80.26 83.59

SR 86.61 70.83 83.33 80.26

NF 86.61 70.83 91.67 83.04

HR 86.61 79.17 91.67 85.82

JI 86.61 87.5 91.67 88.59

5 AMF 76.92 75 75 75.64 83.97

YP 76.92 83.33 91.67 83.97

MA 76.92 79.17 100 85.36

RYS 76.92 87.5 100 88.14

RK 76.92 91.67 91.67 86.75

6 AGS 76.92 91.67 75 81.2 81.2

DSD 76.92 87.5 75 79.81

MDR 76.92 87.5 91.67 85.36

SAP 76.92 83.33 83.33 81.19

YDZ 76.92 83.33 75 78.42

360

Penghargaan Kelompok Pertemuan 6

Kelompok Nama Nilai Rata-rata

individu

Rata-rata

kelompok

Kelompok

yg mendapat

penghargaan LKS Afektif Psikomotor

1 DR 83.33 83.33 83.33 83.33 85.28

AG 83.33 87.5 100 90.28

GD 83.33 79.17 83.33 81.94

FWW 83.33 70.83 91.67 81.94

AF 83.33 83.33 100 88.89

2 RA 88.89 70.83 83.33 81.02 84.63

KAP 88.89 75 100 87.96

RRK 88.89 75 83.33 82.41

DO 88.89 70.83 91.67 83.8

FE 88.89 83.33 91.67 87.96

3 SW 83.33 79.17 100 87.5 83.89

SA 83.33 79.17 83.33 81.94

GL 83.33 70.83 91.67 81.94

AS 83.33 83.33 83.33 83.33

FY 83.33 79.17 91.67 84.72

4 VMS 77.78 70.83 83.33 77.31 80.65

SR 77.78 70.83 83.33 77.31

NF 77.78 70.83 100 82.87

HR 77.78 79.17 83.33 80.09

JI 77.78 87.5 91.67 85.65

5 AMF 94.44 75 83.33 84.26 88.7 √ YP 94.44 83.33 83.33 87.03

MA 94.44 79.17 100 91.2

RYS 94.44 87.5 83.33 88.42

RK 94.44 91.67 91.67 92.59

6 AGS 72.22 91.67 75 79.63 81.85

DSD 72.22 87.5 83.33 81.02

MDR 72.22 87.5 100 86.57

SAP 72.22 83.33 83.33 79.63

YDZ 72.22 83.33 91.67 82.41

361

Lampiran 34

DOKUMENTASI PENELITIAN

A. Pelaksanaan Ujicoba Soal Di Kelas VIII.7

Gambar 1. Uji Coba Soal Gerak pada Tumbuhan

Gambar 2. Uji Coba Soal Hama dan Penyakit pada Tumbuhan

362

B. KELAS EKSPERIMEN (VIII.8)

Gambar 3. Nomor yang digunakan dalam Pembelajaran NHT

Gambar 4. Observer Sedang Mengamati Siswa

363

Gambar 5. Siswa sedang Berdiskusi

Gambar 6. Siswa sedang Mempresentasikan Hasil Diskusi

364

Gambar 7. Siswa Antusias Menanggapi Pendapat dari Teman yang Presentasi

Gambar 8. Siswa dan Peneliti Bersama-Sama Menyimpulkan Pembelajaran

365

Gambar 9. Peneliti Memberi Penghargaan Kepada Kelompok Terbaik

Gambar 10. Siswa Melaksanakan Ulangan

366

C. KELAS KONTROL (VIII.6)

Gambar 11. Guru Menjelaskan Materi dengan Charta

Gambar 12. Siswa Sedang Diskusi Kelompok

367

Gambar 13. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusinya

Gambar 14. Siswa Melaksanakan Ulangan

368

369

370

371