FITO 1_BST
-
Upload
kicky-chaca -
Category
Documents
-
view
31 -
download
2
Transcript of FITO 1_BST
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Maksud Percobaan
a) Mengetahui prinsip dasar pengujian ekstrak bahan alam.
b) Melakukan uji bioassay dengan menggunakan metode Brine
Shrimp Lethality Test (BST).
I.2 Tujuan Percobaan
a) Untuk mengetahui prinsip dasar pengujian ekstrak bahan alam.
b) Untuk melakukan uji bioassay dengan menggunakan metode Brine
Shrimp Lethality Test (BST).
I.3 Prinsip Percobaan
Pengujian toksisitas dalam penelusuran senyawa bioaktif yang
toksik dari bahan alam dengan hewan uji Brine Shrimp (udang laut)
dimana berdasarkan LD50 dan LC50 yaitu dosis dan konsentrasi yang dapat
mematikan hewan uji sebanyak 50%.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum
Brine Shrimp Lethality Test (BST) merupakan salah satu metode uji
toksisitas yang banyak digunakan dalam penelusuran senyawa bioaktif
yang toksik dari bahan alam. Metode ini menunjukkan aktifitas
farmakologis yang luas, tidak spesifik dan dimanifestasikan sebagai
toksisitas senyawa terhadap larva udang Arternia salina Leach. (1)
Metode ini dapat dilakukan dengan cepat, murah, mudah dan
cukup reproducible sehingga dapat digunakan sebagai Bioassay Guided
Isolation yaitu isolasi komponen kimia berdasarkan aktifitas yang
ditunjukkan oleh bioassay tersebut. Dengan mengetahui aktifitas dari
suatu kelompok komponen kimia (fraksi), dapat dilakukan isolasi senyawa
sehingga diperoleh senyawa tunggal aktif. (1)
Toksisitas ilah efek berbahaya dari satu bahan obat pada organ
target. Uji toksisitas dilakukan untuk mengetahui tingkat keamanan dan
keberbahayaan zat yang akan diuji. Adapun sumber zat toksik dapat
berasal dari bahan alam maupun sintetik. (1)
Toksisitas diukur dengan mengamati kematian hewan percobaan.
Kematian dari hewan percobaan di anggap sebagai respon dari pengaruh
senyawa yang diuji, sehingga hubungan dari respon dengan
menggunakan kematian sebagai jawaban toksis adalah titik awal untuk
mempelajari toksisitas. (1)
Angka kematian dari hewan percobaan dihitung sebagai Median
Letal Dose (LD 50) atau Median Concentration (LC 50). Penggunaan LC
50 dimaksudkan untuk pengujian ketoksikan dengan perlakuan terhadap
hewan coba secara inhalasi atau dengan media air. (1)
Median Letal Dose (LD 50) adalah dosis dari sampel yang diuji
yang mematikan 50% dari hewan uji sedangkan Median Letal
Concentration (LC 50) adalah konsentrasi sampel yang diuji yang dapat
mematikan 50% dari hewan uji. (1)
Senyawa bioakti sering toksis terhadap larva Arternia salina Leach.
Oleh karena itu, uji letal secara “in vitro” terhadap larva udang Arternia
salina Leach dapat digunakan sebagai monitor yang bekerja dengan cepat
dan sederhana untuk senyawa bioaktif selama isolasi dari bahan alam.
Telur larva udang Arternia salina Leach ketika ditempatkan pada air laut,
telur akan menetas setelah 48 jam, menghasilkan larva dalam jumlah
banyak. (2)
Pada percobaan BST, digunakan hewan uji yaitu Larva udang. Hal
ini disebabkan karena larva udang sebelumnya telah digunakan dalam
bermacam-macam uji hayati seperti uji pestisida, mikotoksin,
kekarsinogenikan dan toksikan dalam air laut. Uji dengan organisme ini
sesuai untuk aktifitas farmakologi dalam ekstrak tanaman yang bersifat
toksik. Penelitian menggunakan larva udang memiliki beberapa
keuntungan antara lain cepat, mudah, murah dan sederhana. Penelitian
dengan larva udang telah digunakan oleh Pusat Kanker Purdue
Universitas Purdue di Lafavette untuk senyawa akti tanaman secara
umum dan tidak spesifik untuk zat antikanker. Namun demikian,
hubungan yang signifikan dari sampel yang bersifat toksik terhadap larva.
Larva udang juga mempunyai aktifitas sitotoksik. Berdasarkan hal tersebut
maka larva udang dapat digunakan untuk uji toksisitas. (2)
Hubungan kanker dengan BST adalah, metode Brine Shrimp Test
(BST) dengan menggunakan larva udang sebagai hewan uji merupakan
salah satu metode yang banyak digunakan untuk pencarian senyawa
antikanker baru yang berasaldari tanaman. Hasil uji toksisitas dengan
metode ini telah terbukti memiliki korelasi dengan daya sitotoksis senyawa
antikanker. Selain itu metode ini juga mudah dikerjakan, murah, cepat dan
cukup akurat. Lebih dari itu larva udang ini juga digunakan untuk
praskrining terhadap senyawa-senyawa yang diduga brkhasiat sebagai
antitumor. Dengan kata lain, uji ini mempunyai korelasi yang positif
dengan potensinya sebagai antikanker. (2)
Suatu senyawa bahan alam dapat dikatakan memiliki aktivitas
sebagai antikanker jika nilai LC50nya kurang dari 1000 ppm atau sekitar
10-100 ppm.
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat Percobaan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan adalah mikropipet,
lampu pijar, wadah penetas, aerator, pipet tetes.
III.2 Bahan Percobaan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan adalah ekstrak
daun kemangi (Occinum sanctum), kloroform, methanol, larva Arternia
salina Leach, suspense ragi, air suling, air laut.
III.3 Cara Kerja
A. Penetasan Larva
1. Ambil telur udang secukupnya dan direndam dalam air suling
selama 10 menit.
2. Pisahkan telur udang yang terapung dan yang tenggelam. Telur
udang yang terapung dibuang karena tidak berisi, sedangkan
yang tenggelam digunakan untuk penetasan.
3. Telur tersebut dimasukkan dalam wadah plastic berbentuk
kerucut, lalu ditambahkan air laut.
4. Masukkan aerator ke dalam wadah penetas dan berikan cahaya
lampu pijar.
5. Setelah 48 jam larva siap digunakan untuk pengujian.
B. Pembuatan Konsentrasi Uji
1. Larutkan ekstrak dalam pelarut kloroform : methanol (1 : 1) atau
pelarut yang sesuai.
2. Buat seri kadar dengan konsentrasi 10 ppm, 100 ppm, dan 1000
ppm, uapkan pelarutnya hingga kering dan tidak berbau pelarut
lagi kemudian ditambahkan air laut sebanyak 2 ml,
3. Selanjutnya diuji pada larva udang.
4. Sebagai control negative digunakan pelarut yang digunakan
pada pengenceran ekstrak.
C. Pelaksanaan Uji
1. Masukkan larva yang telah menetas dan telah diadaptasikan ke
dalam masing-masing vial sebanyak 10 ekor.
2. Cukupkan volume tiap vial sampai 5 ml (batas tanda) dengan air
laut.
3. Buat makanan larva yaitu suspense ragi dengan cara
menimbang 3 mg ragi (fermipan) dan dilarutkan dalam 5 ml air
laut.
4. Masukkan 1 tetes makanan (suspense ragi) ke dalam tiap-tiap
vial.
5. Biarkan selama 24 jam kemudian hitung jumlah larva yang mati.
6. Hitung presentase jumlah larva yang mati dan tentukan LC 50
dengan analisis probit.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
IV.1 Data Pengamatan
KelompokPerlakuan
KonsentrasiEkstrak (mg/ml)
Jumlah awal larva
udang
Jumlah mati tiap replikasi Rata-rata KematianR1 R2 R3 R4 R5
I 10.000 10 10 9 7 8 8 8,4
II 5000 10 5 6 4 7 3 5
III 2400 10 4 3 2 2 3 2,8
IV 1200 10 1 2 1 0 1 1
V 600 10 0 1 0 1 0 1,4
K (-) 0 0 0 0 0 0 0 0
Log Konsentrasi % Kematian Probit
4 84 5,99
3,69 50 5
3,38 28 4,42
3,08 10 3,72
2,77 14 3,92
- - -
% Kematian = x 100
IV.2 Perhitungan
a = -1,366
b = 1,766
r = 0,935
Nilai LC50 yaitu Y = 5
Y = a + bx
5 = -1,366 + 1,766(x)
5 + 1,366 = 1,766x
6,366 = 1,766x
X = 3,605
Sehingga nilai LC50 = antilog 3,605
= 4027,17 µg/ml
BAB V
PEMBAHASAN
Uji BST digunakan sebagai uji permulaan untuk mengetahui
aktivitas dari suatuzat atau senyawa yang terkandung dalam suatu ekstrak
atau suatu isolat murni. Pada uji BSLT digunakan larva udang Artemia
salina yang telah berumur 48 jam.Pada saat penetasan setelah 24 jam
larva udang yang telah menetas di pindahkanketempat lain hal ini
bertujuan agar umur dari larva udang yang digunakan sama.Ditakutkan
bila tidak dipindahkan ada larva udang yang baru menetas setelah 24 jam.
Dan terbawa dalam percobaan sehingga usia dari larva udang tidak
seragam. Pada pengujian BSLT dibuat larutan dengan konsentrsi yang
berbeda-beda mulau dari 1000,100,dan 10μg/ml. Ini bertujuan untuk
melihat pengaruh konsentrasi dari ektrak terhadap aktivitasnya(LC50).
Dari hasil data pengamatan diatas, berdasarkan regresi yang
telah dilakukan didapatkan nilai LC50nya yaitu 4027,17 µg/ml. Hal ini
menunjukkan bahwa ekstrak dari tanaman ini memiliki > 1000 µg/ml, jadi
tidak memenuhi syarat sebagai anti kanker dimana batas konsentrasi
suatu ekstrak dapat dikatakan sebagai antikanker apabila ≤ 10 µg/ml.
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan’
Dari pengamatan di atas, dapat disimpulkan:
LC50 = 4027,17 µg/ml
Tidak memenuhi syarat sebagai antikanker yang baik karena >10
µg/ml.
VI. Saran
Alat-alat dan bahan di laboratorium harap dilengkapi lagi guna
memperlancar praktikum.
Skema Kerja
Telur udang
Air Suling (10 menit)
Tampung Tenggelam
Plastik Kerucut
(air laut + aerator + lampu pijar) 48 jam
Uji larva 10 ekor + ekstrak
Vial
Air laut (5 ml)
+suspense ragi (1 tetes)
Diamkan (24 jam)
Larva mati (hitung)
Ekstrak
Kloroform = MeOH
K = 1
1000 ppm
100 ppm
10 ppm
kontrolnegatif
Uapkan Air laut (2 ml)
Uji
Tabel Probit
PROSENTASEPROBIT
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0
10
20
-
3,72
4,17
2,67
3,77
4,19
2,95
3,82
4,23
3,12
3,87
4,26
3,25
3,92
4,29
3,36
3,95
4,33
3,45
4,01
4,36
3,52
4,05
4,39
3,59
4,08
4,42
3,66
4,12
4,45
30
40
50
60
70
80
90
4,48
4,75
5,00
5,25
5,52
5,84
6,28
4,50
4,77
5,03
5,28
5,55
5,88
6,34
4,53
4,80
5,05
5,31
5,58
5,92
6,41
4,56
4,82
5,08
5,33
5,61
5,95
6,48
4,59
4,85
5,10
5,36
5,64
5,99
6,55
4,61
4,87
5,13
5,39
5,67
6,04
6,64
4,64
4,90
5,15
5,41
5,71
6,08
6,75
4,67
4,92
5,18
5,44
5,74
6,13
6,88
4,69
4,95
5,20
5,47
5,77
6,18
7,05
4,72
4,97
5,23
5,50
5,81
6,23
7,33
990,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9
7,33 7,37 7,41 7,46 7,51 7,58 7,66 7,75 7,88 8,09