Fisure Sealant

7
Penutup Pit & Fisur (Pit and Fissure Sealants) Last Updated on Sunday, 04 December 2011 00:38Monday, 21 November 2011 00:19 Pit dan fissure sealant adalah suatu tindakan pencegahan karies pada gigi yang secara anatomis mempunyai pit dan fissure yang dalam yang karenanya lebih gampang terserang karies, untuk dibentuk kembali dan diisi dengan bahan sealant agar gigi tersebut menjadi lebih tahan terhadap serangan karies gigi. Hal ini sering kita temui pada gigi geraham, gigi geraham adalah gigi belakang di dalam rongga mulut kita yang mempunyai peranan sangat penting yaitu untuk melakukan pengunyahan di permukaannya yang lebar untuk menghaluskan partikel makanan yang sudah kita potong dengan gigi depan. Sang geraham mempunyai peranan dan bentuk istimewa yang kemudian menghadirkan kelebihan dan juga kendala yang harus kita atasi dengan bijaksana agar fungsi dan keberadaannya dapat terjaga dengan baik. Posisi gigi geraham dalam rongga mulut yang sulit terjangkau juga menyulitkan pembersihan dengan sikat gigi. Beberapa karakteristik gigi geraham yang perlu kita pahami antara lain ; permukaan kunyahnya luas dan tidak rata, terdapat pit (titik) dan fisur (garis) yang dalam sehingga sulit terjangkau dan menjadi tempat persembunyian kuman yang nyaman. Pit adalah bagian dari permukaan gigi yang berupa titik terdalam yang berada pada pertemuan antar beberapa groove atau akhir dari groove. Istilah pit sering berkaitan

Transcript of Fisure Sealant

Page 1: Fisure Sealant

Penutup Pit & Fisur (Pit and Fissure Sealants)

 

Last Updated on Sunday, 04 December 2011 00:38Monday, 21 November 2011 00:19

Pit dan fissure sealant adalah suatu tindakan pencegahan karies pada gigi yang secara anatomis

mempunyai pit dan fissure yang dalam yang karenanya lebih gampang terserang karies, untuk

dibentuk kembali dan diisi dengan bahan sealant agar gigi tersebut menjadi lebih tahan terhadap

serangan karies gigi. Hal ini sering kita temui pada gigi geraham,  gigi geraham adalah gigi

belakang di dalam rongga mulut kita yang  mempunyai peranan sangat penting yaitu untuk

melakukan pengunyahan di permukaannya yang lebar untuk menghaluskan partikel makanan

yang sudah kita potong dengan gigi depan. Sang geraham mempunyai peranan dan bentuk

istimewa yang kemudian menghadirkan kelebihan dan juga kendala yang harus kita atasi dengan

bijaksana agar fungsi dan keberadaannya dapat terjaga dengan baik. Posisi gigi geraham dalam

rongga mulut yang sulit terjangkau juga menyulitkan pembersihan dengan sikat gigi.  Beberapa

karakteristik gigi geraham yang perlu kita pahami antara lain ; permukaan kunyahnya luas dan

tidak rata, terdapat pit (titik) dan fisur (garis) yang dalam sehingga sulit terjangkau dan menjadi

tempat persembunyian kuman yang nyaman. Pit adalah bagian dari permukaan gigi yang berupa

titik terdalam yang berada pada pertemuan antar beberapa groove atau akhir dari groove. Istilah

pit sering berkaitan dengan fisura. Fisura adalah garis berupa celah yang dalam pada permukaan

gigi (Russel C.Wheeler, 1974). Macam pit dan fisura bervariasi bentuk dan kedalamannya, dapat

berupa tipe U(terbuka cukup lebar); tipe V (terbuka, namun sempit); tipe I (bentuk seperti leher 

botol). Bentuk pit dan fisura bentuk U cenderung dangkal, lebar sehingga mudahdibersihkan dan

lebih tahan karies. Sedangkan bentuk pit dan fisura bentuk V atau I cenderung dalam, sempit dan

berkelok sehingga lebih rentan karies. Bentukan ini mengakibatkan penumpukan plak,

mikroorganisme dan debris. Morfologi permukaan oklusal gigi bervariasi pada tiap individu.

Gb 1.

Page 2: Fisure Sealant

Gb 2.

 

Menurut M. John Hick (dalam J.R Pinkham, 1994: 456), sejumlah pilihan perawatan bagi para

dokter gigi dalam merawat pit dan fisura, meliputi:

a. Melalui pengamatan (observasi), menjaga oral higiene, dan pemberian fluor

b. Pemberian sealant

Upaya pencegahan terjadinya karies permukaan gigi telah dilakukan melalui fluoridasi air

minum, aplikasi topikal fluor selama perkembangan enamel,dan program plak kontrol. Namun

tindakan ini tidak sepenuhnya efektifmenurunkan insiden karies pada pit dan fisura, dikarenakan

adanya sisi anatomi gigi yang sempit (Robert G.Craig:1979: 29).

Pemberian fluor secara topikal dan sistemik, tidak banyak berpengaruh terhadap insidensi karies

pit dan fisura. Hal ini karena pit dan fisura merupakan daerah cekungan yang dalam dan sempit.

Fluor yang telah diberikan tidak cukup kuat untuk mencegah karies. (R.J Andlaw, 1992: 58).

Pemberian fluor ini terbukti efektif bila diberikan pada permukaan gigi yang halus, dengan pit

dan fisura minimal (M. John Hick dalam J.R Pinkham, 1994: 455). Upaya lain dalam

pencegahan karies pit dan fisura telah dilakukan pada ujicoba klinis pada tahun 1965 melalui

penggunaan sealant pada pit dan fisura. Tujuan sealant pada pit dan fisura adalah agar sealant

berpenetrasi dan menutup semua celah, pit dan fisura pada permukaan oklusal baik gigi sulung

Page 3: Fisure Sealant

maupun permanent. Area tersebut diduga menjadi tempat awal terjadinya karies dan sulit

dilakukan pembersihan secara mekanis (Robert G.Craig :1979: 29).

Indikasi pemberian sealant pada pit dan fisura adalah sebagai berikut:

a. Dalam, pit dan fisura retentif

b. Pit dan fisura dengan dekalsifikasi minimal

c. Karies pada pit dan fisura atau restorasi pada gigi sulung atau permanen

lainnya

d. Tidak adanya karies interproximal

e. Memungkinkan isolasi adekuat terhadap kontaminasi saliva

f. Umur gigi erupsi kurang dari 4 tahun.

Sedangkan kontraindikasi pemberian sealant pada pit dan fisura adalah

a. Self cleansing yang baik pada pit dan fisura

b. Terdapat tanda klinis maupun radiografis adanya karies interproximal yang memerlukan

perawatan

c. Banyaknya karies interproximal dan restorasi

d. Gigi erupsi hanya sebagian dan tidak memungkinkan isolasi dari kontaminasi saliva

e. Umur erupsi gigi lebih dari 4 tahun. (M. John Hick dalam J.R Pinkham, 1994: 459-61)

Pertimbangan lain dalam pemberian sealant juga sebaiknya diperhatikan.Umur anak berkaitan

dengan waktu awal erupsi gigi-gigi tersebut.

Dalam dekade terakhir ini, “ Restorasi Resin Preventif ” telah diajukan sebagai upaya untuk

menanggulangi karies dini di fisur. Bahan penutup pit dan fissure sekarang ini merupakan cermin

kemajuan kedokteran gigi pencegahan yang menarik sekali karena bahan ini mencoba mencegah

karies pada daerah yang kecil sekali dipengaruhi oleh fluor sistemik maupun topikal. Fisur 

merupakan daerah yang sedikit sekali kebagian manfaat flouridasi air minum. Fisur anak-anak

yang tiap harinya minum air yang ditambahi flour pun tetap rentan terhadap karies.  Sehingga

aplikasi bahan penutup fisur untuk mencegah berkembangnya karies di fisur akan sangat

bermanfaat. Simonsen (1987) dalam ujicoba kliniknya melaporkan bahwa setelah 5 tahun

penutup fisur terlepas seluruhnya pada 7 persen permukaan yang dirawat. Setelah 10 tahun,

penutup fisur masih terlekat dengan baik pada 57 persen permukaan yang dirawat, 21 persen

masih terlekat sebagian dan 15 persen mempunyai karies atau restorasi. Ketika pasien-pasien ini

Page 4: Fisure Sealant

dibandingkan dengan yang tidak menerima perawatan fissure sealant, maka setelah 10 tahun

kelompok yang menerima penutup fisur mempunyai karies atau restorasi sebanyak 22 persen,

sedangkan yang tidak menerima penutup fisur mengalami karies atau restorasi sebesar 68 persen.

Berdasarkan bahan dasarnya, Sealant dibedakan menjadi :

1. Bisphenol A-glycidyl methacrylate (Bis-GMA) 

2. Cyanoacrylate, Polyurethane (semen glass-ionomer).

Berdasarkan teknik polimerisasi bahan dasar sealant,  dibedakan menjadi :

1. Bahan Penutup Fisur Polimerisasi Cahaya Ultra Violet

2. Bahan Penutup Fisur Polimerisasi Cahaya Biasa

3. Bahan Penutup Fisur Polimerisasi Kimia

Dari data klinis yang diperoleh oleh berbagai ahli, didapatkan dari bahan – bahan sealant diatas, yang

paling berhasil adalah sealant yang bahan dasarnya dari resin Bis-GMA dan semen glass ionomer.

Glass Ionomer Resin Bis-GMA

a. Digunakan pada geligi sulung

b. Kekuatan kunyah relatif tidak besar

c. Pada insidensi karies tinggi

d. Gigi yang belum erupsi sempurna

e. Area yang kontaminasi sulit dihindari

f. Pasien kurang kooperatif

a. Digunakan pada geligi permanen

b. Kekuatan kunyah besar

c. Insidensi karies relatif rendah

d. Gigi sudah erupsi sempurna

e.Area bebas kontaminasi atau mudah dikontrol

f. Pasien kooperatif, karena banyaknya tahapan yang

membutuhkan waktu

lebih lama.

 

Sealant pada gigi telah terbukti memiliki keefektifan tinggi dalam pencegahan karies oleh bahan

sealant didasarkan penutupan pit dan fisura sehingga mikroflora dalam pit dan fisura tidak dapat

Page 5: Fisure Sealant

menjangkau nutrisi yang dibutuhkan. Retensi adekuat sealant diperlukan untuk menutupi

permukaan gigi terutama pada area yang dalam, pit dan fisura yang tidak teratur, dan aplikasinya

dilakukan pada daerah yang bersih dan kering saat prosedur dilakukan. Sealant berbasis resin

memiliki kemampuan retensi yang lebih baik daripada glass ionomer. Bahan sealant berbasis

resin digunakan pada gigi dengan beban kunyah besar, dan mahkota gigi telah erupsi sempurna.

Bahan sealant semen ionomer kaca digunakan pada gigi dengan beban kunyah ringan, dan

mahkota gigi belum erupsi sempurna Pada gigi permanen sebaiknya digunakan bahan sealant

berbasis resin karena mampu nenahan beban kunyah yang besar pada gigi pemanen. Aplikasi

bahan ini membutuhkan waktu yang lama sehingga sebaiknya dilakukan pada pasien yang

kooperatif. Pada anak-anak dengan kemampuan memelihara oral hygiene rendah sebaiknya

digunakan bahan sealant semen ionomer kaca. Bahan ini memiliki kemampuan melepaskan fluor

sehingga memiliki sifat anti karies. Untuk mengetahui apakah kita membutuhkan sealant untuk

geraham kita dan bahan sealant apa yang cocok untuk kita, dapat kita diskusikan dengan dokter

gigi kita.

 

Source :

Ford.Pitt T.R Restorasi gigi Edisi 2, EGC: Jakarta, 1993.