Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

84
Berpotensi gangguan jantungvaskuler dan pulmonal (Obesitas/ Komplikasi) Slamet Sumarno.M.Fis. 10-10-2012

Transcript of Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

Page 1: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

Berpotensi gangguan jantungvaskuler dan

pulmonal (Obesitas/ Komplikasi)

Slamet Sumarno.M.Fis.10-10-2012

Page 2: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

Pendahuluan.

• 1970an penelitian epidemiologik melaporkan bahwa obesitas merupakan masalah besar bagi kesehatan masyarakat karena banyak komplikasinya.

• Obesitas adalah akumulasi dari lemak tubuh yang berlebihan perempuan lemak normal 20-27% dan laki-laki 15-22%

Page 3: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

OBESITAS

Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria.

Obesitas dapat diindikasikan Body Mass Index (BMI) lebih dari >23 kg/m2. BMI adalah perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan.

Page 4: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

Peningkatan obesitas

Obesitas meningkat kejadiannya seiring peningkatan usia.Amerika Serikat, 20% laki-laki dan 40% wanita usia

pertengahan menderita obesitas. Di Indonsia belum ada penelitian kekerapan obesitas ini,

di Jakarta Selatan didapatkan obesitas: pria 2,9% dan wanita 18,9%.

Pada penelitian obesitas dapat menimbulkan komplikasi berupa: kelainan jantung, hipertensi, diabetes melitus, gangguan pernafasan dan pada usia lanjut sering menyebabkan kelainan sendi.

Page 5: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

Cofaktor obesitasFaktor genetik. Obesitas keturunan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tetapi tidak hanya berbagi gen, kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33%.

Faktor lingkungan. lingkungan seseorang memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya).

Faktor psikis. Pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan.Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda obesitas.

Page 6: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

SOSIOKULTURAL,GENDER, DAN UMUR YANG MEMBEDAKAN DALAM MENGONTROL BERAT BADAN

• Overweight terbanyak di Amerika pada usia 55-64 tahun (NCHS, 2003 dalam Sarafino)

• Alasan yang sederhana penyebab nya adalah orang mengkonsumsi lebih banyak kalori dan disatu sisi aktifitas sangat berkurang dibandingkan sebelumnya.

• Sebagai gambaran dalam tiga dekade 2000an orang Amerika setiap hari mengkonsumsi 168 kalori (7%)untuk pria dan 335 (22%)untuk perempuan (CDC,2004b, dalam Sarafino)

Page 7: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

PENYEBAB OBESITASSecara umum penyebab obesitas adalah :

• Faktor genetik. • Faktor lingkungan. • Faktor psikis. • Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang

negatif. Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial.

Page 8: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

prevalensi overweight dan obesitas

Perkiraan prevalensi overweight dan obesitas di Indonesia (Dit BGM DepKes, 1997)

Page 9: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

KOMPLIKASI OBESITAS

• Hypertensi• Jantung koroner• Diabetus militus• Gangguan persedian• Kurang gerak• Gangguan pernafasan dan sirkulasi: sesak

nafas dan usia lanjut terjadi osteoartrosis.

Page 10: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

Obesitas dan Hipertensi

• Penelitian : menunjukkan ada hubungan lang-sung hipertensi dengan berat badan yang berlebihan(1959).

• Penelitian Framingham juga menemukan adanya kenaikan tekanan darah pada dewasa muda yang berat badan lebih.

• Peneliti epidemiologi membuktikan adanya hubungan yang linier antara obesitas dan hipertensi

Page 11: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

Hubungan obesitas dan hypertensi

• Mekanisme hemodinamik. Penelitian (Dustan HP,1985) membuktikan ada peningkatan signifikan: volume darah, tahanan perifer dan tekanan darah pada penderita obesitas bila dibandingkan dengan yang bukan obesitas.

Page 12: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

Pengaruh obesitasVolume darah dan peningkatan tahanan perifer memegang

peranan penting dalam terjadinya hipertensi pada obesitas.Aktivitas saraf simpatis meningkat (James dkk). Meneliti

penderita wanita obesitas yang diturunkan berat badannya terjadi penurunan: BP,HR dan peningkatan katekolamin akibat dari aktivitas saraf simpatis yang meningkat.

Endokrin (Miller dkk). dalam penelitiannya mendapatkan adanya peningkatan kadar insulin dan aldosteron dalam plasma penderita obesitas.

Page 13: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

• Aldosteron : peningkatan insulin dan aldosteron akan menyebabkan retensi Na dalam darah yang mengakibatkan terjadinya peningkatan volume darah, penyebab hipertensi.

• Para peneliti sepakat bahwa menurunkan berat badan akan menurunkan tekanan darah dan frekuensi denyut jantung (Dustan HP. 1985).

Page 14: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

Obesitas dan Penyakit Jantung Iskemik

Penelitian Framingham menunjukkan meningkatnya resiko kematian mendadak yang sangat menyolok baik pada pria ataupun wanita dengan obesitas.

Wanita obesitas mempunyai resiko 13 kali lebih banyak mengalami kematian mendadak dan kesakitan dibandingkan dengan wanita yang tidak obesitas.

Page 15: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

Obesitas dan Diabetes Melittus

Obesitas ternyata juga mempengaruhi metabolisme tubuh Manusia dan cenderung terkena DM 2,9 kali dibanding non obesitas.

Di Amerika telah dilaporkan pula bahwa penderita obesitas umumya 20 45 tahun mempunyai kecenderungan terkena diabetes melitus 3,8 kali lebih sering bila dibandingkan dengan BB normal.

Sedangkan umur 45 75 tahun kecenderungan terjadinya diabetes melitus 2 kali lebih sering dari yang berat badannya normal.

Page 16: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

Hiperglikemi/ HiperinsulinismeObesitas sering mengalami hiperglikemi tetapi dalam keadaan

hiperinsulinisme; keadaan ini karena adanya resistensi insulin yang meningkat atau kurang pekanya reseptor insulin terhadap adanya hiperglikemi.

Ada yang mengatakan penderita obes diabetik, kelainan dasarnya adalah gangguan keseimbangan kinetik sekresi insulin. Sekresi insulin terlambat sehingga kadar glukosa darah tidak dapat dikontrol secara teratur dan terdapat peningkatan sekresi insulin sehingga cenderung terjadi hiperinsulinisme yang disertai dengan peningkatan resistensi insulin.

Hiperglikemi dan hiperinsulinemi dapat pula disebabkan oleh karena kualitas insulin yang abnormal, adanya produk/ hormon yang bersi fat antagonis terhadap insulin atau berkurangnya jumlah reseptor yang sensitif pada membran sel.

Page 17: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

Obesitas dan Gangguan Pernafasan

Obesitas terdapat timbunan lemak pada rongga dada dan rongga perutnya sehingga akan menyebabkan gangguan proses pernafasan; oleh karena itu pada obesitas cenderung terjadi penurunan penurunan fungsi paru. Kelainan ini bila dalam keadaan berat dengan tanda-tanda somnolen dan hipoventilasi disebut dengan Pickwickian syndrome. Keadaan ini akan hilang bila penderita menurunkan berat badannya.

Page 18: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

Obesitas dan Kelainan Sendi Setiap peningkatan berat badan lebih dari normal akan me-nimbulkan beban yang berlebihan pada sendi penyangga berat badan, dan ini cenderung menyebabkan trauma ringan tetapi terusmenerus dan akan berakhir menjadi osteoartrosis (OA) baik primer ataupun sekunder.

Engel dalam penelitiannya atas populasi penduduk yang dibagi menjadi 4 grup, ternyata grup yang mempunyai berat badan berlebihan dengan umur makin tua cenderung lebih cepat menderita OA. Sendi yang terkena adalah sendi penyangga berat badan yaitu punggung, pangkal paha, lutut dan pergelangan kaki.

Page 19: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

Katagori ObesitasObesitas dapat menimbulkan berbagai penyulit yang bersifat reversibel, oleh karena itu

dianjurkan untuk melakukan pendekatan yang sesuai terhadap problema masing-masing penderita.

Pengukuran katagori obesitas dapat dilakukan dengan : 1). Index Broca. 2). Index massa tubuh. 3). Mengukur lipatan kulit trisep dan skapula. 4). Berat badan relatif. 5). Skala indek kartu menuju sehat (KMS) atau GROWTH CHART Dalam klinis paling banyak digunakan adalah menghitung berat badan relatif .1. Rumus : mirip indek brocca.Berat Badan Relatif = berat badan X 100% tinggi badan 100 Keterangan : 90% 110% : normal120% 130% : obesitas ringan < 90% kurang dari normal 130% 140% : obesitas sedang 110% 120% : lebih dari normal > 140% :obesitas berat

Page 20: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

Lanjutan

Page 21: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

3. Body mass IndexIMT (KG/m2) = Berat badan (Kg) Tinggi Badan (m2) • Klasifikasi Berat Badan yang diusulkan berdasarkan BMI pada

Penduduk Asia Dewasa (IOTF, WHO 2000)

Kategori BMI (kg/m2) Risk of Co-morbidities

Underweight < 18.5 kg/m2 Rendah (tetapi resiko terhadap masalah-masalah klinis lain meningkat)

Batas Normal 18.5 - 22.9 kg/m2 Rata rata

Overweight: > 23  

At Risk 23.0 – 24.9 kg/m2 Meningkat

Obese I 25.0 - 29.9kg/m2 Sedang

Obese II > 30.0 kg/m2 Berbahaya

Kategori BMI (kg/m2) Risk of Co-morbidities

Underweight < 18.5 kg/m2 Rendah (tetapi resiko terhadap masalah-masalah klinis lain meningkat)

Batas Normal 18.5 - 22.9 kg/m2 Rata rata

Overweight: > 23  

At Risk 23.0 – 24.9 kg/m2 Meningkat

Obese I 25.0 - 29.9kg/m2 Sedang

Obese II > 30.0 kg/m2 Berbahaya

Page 22: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

WHO1998Kategori BMI (kg/m2) Resiko Comorbiditas

Underweight < 18.5 kg/m2 Rendah (tetapi resiko terhadap masalah-masalah klinis lain meningkat)

Batas Normal 18.5 - 24.9 kg/m2 Rata-rata

Overweight: > 25  Pre-obese 25.0 – 29.9 kg/m2 Meningkat

Obese I 30.0 - 34.9kg/m2 Sedang

Obese II 35.0 - 39.9 kg/m2 Berbahaya

Obese III > 40.0 kg/m2 Sangat Berbahaya

Page 23: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

Lingkar Pinggang(cut-off points)

Lingkar pinggang > 94cm > 102cm > 80cm > 88cm

Perbandingan lingkar pinggang/lingkar pinggul 0.9 1.0 0.8 0.9

Pengukuran PRIA WANITA

Resiko Meningkat Resiko sangat meningkat

Resiko Meningkat

Resiko sangat meningkat

Page 24: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

SKALA PENGUKURAN OBESITAS

Page 25: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

Manajemen obesitas

PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan obesitas dapat dibagi menjadi Emapat katagori: preventif, promotif, kuratif dan

rehabilitatif. 1. Preventif = Pola hidup seimbang antara: pola

makan dan aktivitas fisik, sesuai kebutuhan kalori.

2. Promotif = Exercises teratur dan terukur

Page 26: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

Pencegahan obesitas

• Menurunkan berat badan setelah mengalami obesitas bukan hal mudah dilakukan untuk setiap usia.

• Perlu dilakukan pencegahan terjadinya kelebihan berat badan dimulai dari usia anak anak karena :– Obesitas pada anak sepertinya akan berlanjut

hingga dewasa (Serdula et al., 1993 dalam Sarafino)– Untuk mencegah akibat dari terjadinya

pembangunan sel lemak pada masa kanak kanak dan remaja.Obes pada dewasa yang berlanjut dari masa kanak kanak mempunyai beban ganda terhadap sel lemak yang lebih besar

Page 27: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

Pencegahan obesitas

– Sepertiga dari ibu yang mempunyai anak obes mengatakan bahwa anak mereka “memiliki berat yang normal”(Maynard et al., 2003 dalam Sarafino)

• Yang perlu perhatian dalam pencegahan anak yang mempunyai sejarah keluarga obesitas atau yang pernah mengalami overweight (Jeffery, 1998 dalam Sarafino)

• Usaha untuk mengontrol berat badan difokuskan untuk meningkatkan diet dan aktifitas fisik pada anak anak serta melibatkan keluarga mereka dalam membuat program (Baranowski & Hearn, 1997;Jeffery, 1998 dalam Sarafino)

Page 28: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

Pencegahan obesitas• Program pendidikan fisik dan kesehatan disekolah

tempat yang paling baik untuk mempromosikan makanan yang sehat dan melatih kebiasaan

• Anak yang beresiko dapat diidentifikasi dan diberi perhatian khusus dan diberikan pelatihan berkenaan dengan peraturan makan dan latihan perilaku

• Program disekolah akan efektif kalau disertai dengan metode pelatihan yang bervariasi dan termasuk kafetaria dan fasilitas dan staf pendidikan dan memeroleh dukungan dari orang tua murid (Striegel, Moore & Rodin, 1985 dalam Sarafino)

Page 29: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

Pencegahan obesitas

• Orang tua lah menyediakan hampir seluruh makanan yang ada di rumah dan hampir semua makanan yang dimakan oleh anaknya.

• Rekomendasi ahli untuk pencegahan overweight:– Mendorong untuk aktifitas fisik secara regular dan

batasi menonton tv– Jangan menggunakan makanan yang tidak sehat

untuk memberikan hadiah karena makan makanan yang kurang disukai (contoh: “Kamu akan mendapat dessert jika kamu mau makan kacang polong ini”) gunakan pujian apabila ingin memberikan reward

Page 30: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

Pencegahan obesitas– Kurangi membeli makan kolesterol tinggi dan

makanan manis dalam segala bentuknya termasuk soft drinks, untuk digunakan dirumah atau tempat lain; hindari restoran cepat saji.

– Gunakan buah, nuts dan makanan sehat lainnya untuk dessert harian, makan makanan yang tidak sehat dicadangkan hanya pada waktu tertentu atau seminggu sekali

Page 31: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

Pencegahan obesitas– Pastikan anak sarapan dengan makanan yang

sehat (dengan beberapa telor) setiap hari dan jangan memakan snacks tinggi kalori pada malam hari. Kalori yang dimakan pada pagi hari akan digunakan secara penuh, sedangkan kalori yang dikonsumsi pada malam hari akan menjadi lemak

– Monitor berat badan anak dengan BMI secara regular.

Page 32: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

DIET UNTUK MENURUNKAN BERAT BADAN

• Beberapa orang menurunkan berat badan untuk alasan kesehatan yang mempunyai resiko terhadap kelebihan lemak, penurunan berat badan secara nyata dapat menurunkan tekanan darah dan level lipid dan lopoproteins (Datillo & Kris-Etherton, 1992; Linden & Chambers, 1994 dalam Sarafino)

• Sebagian orang menurunkan berat badan untuk menjaga penampilan, khususnya pada perempuan dan akan mempengaruhi dalam pergaulan sosial. Aspek sosial pada obesitas dapat menjadi faktor stress dan dapat memotivasi orang untuk menurunkan berat badannya.

Page 33: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

DIET• Banyak orang menurunkan berat badan dengan

mengatur diet mereka, membuat rencana apa yang dimakan dan membuat daftar apa yang akan dibelanjakan akan meningkatkan penurunan berat badan (Wing etr al., 1996,Surwit et al., 1997 dalam Taylor)

• Menggunakan metode yang tidak efektif dalam menurunkan berat badan mungkin akan didapat penemuan yang paradoksal, banyak remaja wanita dan pria mengkontrol berat badan mereka, tetapi malah akhirnya mengalami kenaikan berat badan (Field et al., 2003;Stice et al., 1999 dalam Sarafino)

Page 34: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

DIET• Memertahankan hasil penurunan berat badan

merupakan hal yang sulit.• Yang terbaik untuk menurunkan berat badan adalah

secara bertahap dan menggunakan perubahan gayahidup yang dapat diterima dan dipelihara oleh keluarga mereka secara menetap.

• Orang akan sukses menurunkan berat badan jika mereka mempunyai sosial suport dari keluarga dan pergaulan sosial mereka dan jika mereka mempunyai self efficacy atau confidence yang tinggi (Edell et al.,1987;Wing & Polley,2001 dalam Sarafino)

• Ada orang yang berhasil menurunkan berat badan mereka, tetapi banyak juga yang tidak berhasil. Orang yang tidak berhasil menurunkan berat badanya perlu mendapatkan pertolongan. Tapi bagaimana dan dengan cara apa?

Page 35: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

FASTING

• Puasa salah satu teknik untuk menurunkan berat badan.

• Puasa dilakukan dangan mengurangi asupan makanan pada periode tertentu dalam beberapa hari, terkadang disertai dengan minum sedikit cairan rendah kalori

• Puasa dapat menurunkan berat badan secara cepat, tetapi orang tidak dapat berpuasa tanpa merusak kesehatan mereka. Apabila telah kembali kepada kebiasaan normalnya, maka berat badanya akan naik lembali secara cepat (Wadden, Stunkard, &Brownell,1983 dalam Taylor)

Page 36: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

APPETITE-SUPRESSING DRUGS

• Obat digunakan untuk mengurangi nafsu makan dan membatasi makanan yang dikonsumsi (Bray & Tartaglia,2000 dalam Taylor)

• Obat juga digunakan bersamaan dengan metode cognitive-behaviour intervention.

• Obat dapat menurunkan berat badan, tetapi partisipan dapat mengalami kenaikan berat nya kembali secara cepat, apabila mereka lebih mengandalkan obat daripada usaha mereka (J.Rodin, Elias, Silberstein, & Wagner, 1988 dalam Taylor).

Page 37: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

APPETITE-SUPRESSING DRUGS• Yang harus diperhatikan disini, dalam program

penurunan berat badan diperlukan self efficacy.Penambahan obat hanya sebagai tambahan dibandingkan dengan usaha yang lainnya.

• Sebagai contoh mengkonsumsi fruktosa secara periodik akan mengurangi kalori pada makanan dan asupan lemak di ganti dengan konsumsi gula atau air (J.Rodin,1990,1991 dalam Taylor)

Page 38: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

THE MULTIMODAL APPROACH

• Screening– Program dimulai dengan menerapkan skrining

motivasi dan kesiapan mereka untuk memulai program.

– Kegagalan diet, berat badan kembali keawalnya,tidak puas terhadap bentuk tubunya, self esteem yang rendah semua itu sangat berhubungan dengan tidak adanya penurunan berat badan untuk program perilaku penurunan berat , dan kriteria tersebut dapat digunakan untuk menyaring seseorang sebelum pengobatan atau dapat digunakan untuk meningkatkan kesesuaian antara program treatmen tertentu dengan klien (Teixeira et al., 2002 dalam Taylor)

Page 39: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

Self-monitoring

– Klien obes dilatih untuk memonitor sendiri dan melakukan pencatatan secara lengkap terhadap apa yang dimakan, kapan mereka makan, berapa benyak yang mereka makan, dimana mereka makan, dan dimensi lain tentang makannya.

– Catatan ini secara simulatan akan menunjukkan perilaku dan membuat klien lebih sadar akan pola makan mereka (R.C.Baker & Kirschenbaum, 1998 dalam Taylor)

– Banyak klien yang terkejut ketika membaca cacatan mereka ketika mereka mengetahui, apa, kapan, seberapa banyak,yang mereka makan.

Page 40: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

Self-monitoring– Monitoring sangat penting untuk program

penurunan berat badan, dan akan lebih penting saat hari hari kritis, seperti saat liburan, ketika mereka tidak percaya akan apa yang terjadi (Boutelle, Kirschenbaum, Baker, & Mitchell,1999 dalam Taylor)

Page 41: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

Self-monitoring• Analisis perilaku kemudian fokus pada pengaruh yang

terdahulu yang akan menjadi target perilaku-dinamai;stimulus yang memengaruhi makanan.

• Klien dilatih untuk memodifikasi stimulus lingkungan mereka yang dapat menimbulkan dan memelihara pola makan mereka yang berlebihan.

• Langkah dimulai dengan membeli makanan rendah kalori (seperti sayuran mentah), membuat akses menjadi semakin mudah, membatasi adanya makanan berkalori tinggi dirumah.

• Teknik mengontrol perilaku hampir selalu digunakan untuk melatih pasien melakukan perubahan keadaan pola makan mereka

Page 42: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

Self-monitoring• Klien diajari untuk selalu makan pada satu tempat tertentu

setiap hari.• Mereka mungkin harus membangun suatu keadaan yang

menjadi stimuli yang baru yang berhubungan dengan makan. Sebagai contoh mereka harus mempunyai satu tempat khusus,seperti tempat atau piring, dan boleh makan apabila berada pada tempat tersebut.

• Umpan balik yang diberikan secara individu yang secara khusus dibuat akan membantu klien untuk menggapai sukses dalam mengurangi berat badan mereka (Kreuter, Bull, Clark, & Oswald, 1999, dalam Taylor)

Page 43: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

KONTROL TERHADAP MAKAN BERLEBIH

• Langkah selanjutnya dari multimodal behavioral intervention adalah klien dilatih untuk meningkatkan kontrol terhadap proses makan yang mereka lakukan, sebagai contoh, klien harus menghitung berapa kali menyuap, berapa kali mengunyah, berapa kali menelan.

• Mereka mungkin harus menelan makan sampai dengan makanan yang ada dimulut mereka benar benar telah dikunyah dan halus.

• Semakin lama makanan berada dalam mulut mereka, maka makanan yang masuk juga akan lebih sedikit

• Akhirnya klien diharapkan dapat menikmati dan merasakan makanan mereka.

• Tujuan yang ingin dicapai adalah mengajari orang obes untuk mengurangi makan dan mendapatkan kenikmatan juga (Stunkard,1979, dalam Taylor)

• Klien yang dapat melakukan hal yang diebutkan diatas dengan benar maka harus mendapat hadiah

• Membangun self kontrol adalah bagian penting pada behavioral treatment.

Page 44: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

ADDING EXERCISE • Melakukan exercise adalah bagian yang sangat penting untuk

mengurangi berat badan.• Seharusnya orang yang lebih berumur, meningkatkan latihan

fisik sangat esensial dalam menjaga berat badan (Jameson,2004 dalam Taylor)

• Level yang tinggi dari aktifitas fisik sangat berhubungan dengan keberhasilan untuk menurunkan berat badan dan menjaga peningkatannya pada dewasa maupun anak anak (L.H. Epstein et al., 1995;Jeffery & Wing,1995, dalam Taylor)

• Konsekeunsinya , perserta program penurunan berat badan memerlukan program aktifitas fisik secara regular yang menarik dan menyenangkan buat mereka (Wadden et al., 1997 dalam Taylor)

Page 45: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

CONTROLING SELF TALK• Merancang kognisi merupakan bagian yang penting dalam

program menurunkan berat badan• Kebiasaan buruk dapat dipelihara melalui monolog yang tidak

berguna (sebagai contoh-”Saya tidak akan dapat menurunkan berat badan saya”- Saya telah sering mencoba dan selalu gagal)

• Peserta program penurunan berat badan harus dapat merubah pikiran yang maladaptif tersebut dengan positive self intruction.

Page 46: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

SOCIAL SUPPORT • Faktor lain yang berperan dalam program

menurunkan berat badan adalah adanya dukungan sosial

• Klien dengan derajat dukungan sosial yang lebih tinggi akan lebih berhasil daripada yang mendapat dukungan sosial sedikit, dukungan didapat dari keluarga, teman dan pekerja sosial (Brownell & Kramer, 1989; Brownell & Stunkard, 1981 dalam Taylor)

• Sekalipun dukungan dilakukan melalui internet dapat membantu orang menurunkan berat badan lebih berhasil (Oleck, 2001, dalam Taylor)

Page 47: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

PENCEGAHAN RELAPS• Teknik pencegahan relaps seharusnya merupakan program

yang menyatu dari program yang secara dini dapat dicegah dengan efektif dengan menerapkan skrining dalam program

• Teknik pencegahan terhadap relaps dilakukan secara khusus terhadap klien, mengubah lingkungan untuk mengurangi godaan,berlatih menghadapi situasi yang mengancam untuk kambuh(seperti ketika liburan), dan membangun strategi coping untuk mengatasi situasi resiko tinggi.

• Program penurunan berat badan harus secara bersamaan dibuat dengan program pencegahan kambuhnya.

Page 48: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

PENCEGAHAN RELAPS• Pencegahan kekambuhan adalah penting, tidak saja untuk

diet, tetapi juga kepada saling menyalahkan ketika mereka tidak berhasil melakukan program

• Ketika diet mereka gagal, perempuan cenderung menyalahkan akan kegagalan dirinya dalam melakukan disiplin diri. Tetapi pada pria lebih banyak menyalahkan faktor diluar dirinya (New York Times,2000b dalam Taylor)

• Yang selalu membuat gagal dari program menurunkan berat badan adalah karena proses untuk memelihara perilaku yang diperlukan sulit dan keuntungan yang didapat, baru pada waktu yang lama (Jeffrey, Kelly, Rothmanm,Sherwood, & Boutelle, 2004 dalam Taylor)

• Beberapa orang mungkin merasakan bahwa keuntungan yang didapat dari penurunan berat badan tidak sesuai dengan usaha yang dilakukannya.

Page 49: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

Evaluasi terhadap teknik Cognitive- Behavioral dalam menurunkan berat badan

• Evaluasi yang paling dini ditujukan pada cognitif-behavioral program dalam menurunkan berat badan adalah untuk menurunkan berat badan satu pound seminggu atau sampai 20 minggu, dan untuk memeliharanya bisa sampai satu tahun (Brownell,1982 dalam Taylor)

• Peningkatannya dengan program yang baru lebih lama karena mereka menambahkan self direction dan exercise dan termasuk program teknik pencegahan kekambuhan (J. G. Baum, Clark, & Sandler,1991;Bromwnell& Kramer, 1989; Jeffery, Hennrikus, Lando, Murray, & Liu, 2000, dalam Taylor)

Page 50: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

• Respon terhadap program ini beragam.• Beberapa orang berhasil menurunkan berat badan dan tetap

dapat memertahankannya, sebagian lagi mendapatkan beratnya kembali dengan segera.

• Tidak ada yang lebih cepat dapat menurunkan berat badan daripada puasa dan pembedahan.

• Secara keseluruhan usaha adalah sesuatu yang harus dilakukan untuk mengatasi obesitas

• Kegagalan akan dapat menimbulkan masalah.• Psikologi kesehatan dapat memberikan konklusi dan

menghimbau kepada orang untuk megembangkan cara hidup sehat sebagai gaya hidup yang dapat dipilih, termasuk makanan dan exercise yang masuk akal, daripada teknik menurunkan berat badan yang spesifik (Ernsberger & Koletsky,1999, dalam Taylor)

Page 51: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

TIPS MANAGEMENT BERAT

• Meningkatkan kesadaran:– Buat catatan apa yang anda makan– Buat catatan berat badan anda– Tuliskan ketika anda makan dan kenapa

• Exercise– Catat kemajuan yang anda dapat: apakah anda

menikmati apa yang sedang anda lakukan?– Gabungkan exercise kedalam gaya hidup anda-

masukkan kedalam area seluruh kehidupan anda

Page 52: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

• Attitudes:– Pikirkan tentang tujuan anda mengurangi berat

badan- buat yang masuk akal– Ingat setiap kemajuan adalah keuntungan dan

tidak mencapai pada tujuan anda bukan berarti anda telah gagal

– Pikirkan tentang keinginan anda terhadap makanan-atur dan atasi makanan idaman anda

Page 53: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

• Sementara anda makan– Pastikan diri anda untuk makan secara perlahan– Berikan perhatikan pada proses anda memakan

makanan– Berikan perhatian penuh – Makan pada tempat dan waktu yang sama– Makan satu porsi dan servis diri anda sendiri

sebelum anda mulai makan

Page 54: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

Belanja makananBuat catatan apa yang akan anda beli dan anda tahu apa yang akan anda belio Batasi items yang akan anda belio Jangan belanja ketika anda sedang lapar

Bekerjasama dengan orang lainLibatkan teman dan keluarga dalam menetapkan tujuan anda dan membuat gayahidup anda yang baru, termasuk cara makan dan olah raga teratur

Komunikasikan kepada mereka apa yang dapat mereka bantu dalam meraih tujuan anda

Page 55: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

• Lingkungan tempat makan– Membuat makanan sehat lebih mudah daripada

membuat makanan yang tidak sehat– Anda harus berusaha melakukan pantangan yang

anda lakukan secara rutin ketika sedang makan diluar

– Pikirkan tentang apa yang dilarang dan dibolehkan pada makanan rutin anda ketika akan makan keluar bersama orang lain.

Page 56: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

© Setia Pribadi- S2 Psi UI-2007

• Pengetahuan tentang makanan– Cari informasi mengenai jenis nutrisi– Mengetahui tentang makanan dengan kandungan

yang baik dari vitamin, mineral,protein, karbohidrat dan lemak sehat

– Makan dengan seimbang– Siapkan makanan yang sehat dan punya citarasa

baik.

Page 57: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

Manajemen obesitas

PENATALAKSANAAN KURATIFPenatalaksanaan obesitas dapat dibagi menjadi tiga katagori: Konservatif, operatif dan komplikasi.1. Konservatif 1.1. Diet. Dianjurkan diet dengan rendah kalori dan gizi seimbang. ialah 15 20 kalori/kg.bb.,dengan komposisi 20% protein,

65% karbohidrat dan 15% lemak, komposisi diet B1 (Askandar modifikasi).

Page 58: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

1.2. Exercises. Di samping mempercepat metabolisme, juga

dapat membuat kondisi tubuh lebih segar dan dapat menambah estetika. Exercises dimaksudkan agar jumlah kalori yang dikeluarkan tubuh lebih banyak daripada jumlah kalori yang masuk.

Dengan Exercises yang teratur dan terukur akan terjadi peningkatan metabolisme.

Page 59: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

1.3. Obat-obatan. Obat-obatan yang banyak digunakan untuk obesitas terdiri dari obat penahan nafsu makan di antaranya alah golongan amfetamin, obat yang meningkatkan/mempercepat metabo-lisme tubuh misalnya preparat tiroid, obat pemacu keluarnya cairan tubuh misalnya diuretika; pencahar. Namun obat-obat tersebut bila digunakan dalam jangka panjang akan

menyebabkan efek samping sangat merugikan tubuh. Oleh karena itu penggunaannya sebaiknya disertai kontrol ketat.

Page 60: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

2. Pembedahan.

Operasi jejuno-ileal by-pass dilakukan memotong sebagian usus halus yang menyerap makanan, tetapi resikonya cukup besar sehingga hal tersebut harus dilakukan dengan indikasi yang cukup kuat, yaitu apabila obesitas tak dapat diobati dengan tindakan konservatif operasi pengambilan jaringan lemak (adipektomi), lebih cenderung bersifat estetika.

Page 61: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

3. Pengobatan terhadap komplikasi

3.1. Hipertensi Pada prinsipnya hampir semua peneliti dan

para ahli berpendapat bila berat badan diturunkan maka tekanan darah akan turun dengan sendirinya.

Diet dan aerobik exercise.Tetapi kadang-kadang diperlukan juga

pengobatan medikomentosa, antihipertensi.

Page 62: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

Penyakit Jantung Iskemik

Seperti apa yang telah dibicarakan di atas, obesitas bukan merupakan penyebab langsung terjadinya penyakit jantung iskemik, tetapi hanya merupakan faktor resiko saja.

Apabila aktivitas fisik dijalankan dengan baik dan teratur maka kemungkinan terjadinya penyakit

jantung iskemik akan berkurang.

Page 63: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

Diabetes Melittus Penderita obes dengan diabetes melitus diberi diet rendah kalori yaitu 15 20 kalori/kg bb/hari. Selain itu sering didapat-kan kurangnya sensitivitas terhadap pemberian insulin tetapi responsif terhadap sulfonil urea. Pemberian insulin harus dengan dosis yang lebih tinggi, kemudian diturunkan secara perlahan-lahan. Askandar (1980) menetapkan penumnan dosis tersebut sebesar 2 unit per kali,disertai peningkatan penggunaan OAD sampai adekuat.

Page 64: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

Osteoartrosis

Pada obesitas dengan kelainan sendi (OA), tindakan utama adalah memberikan diet untuk menurunkan berat badan dengan tujuan mengurangi beban pada sendi penyangga berat badan;

bila nyeri sekali sebaiknya sendi diistirahatkan dan dilakukan fisioterapi (Fisioterapi pada OA).

Page 65: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

DIET

Pada intinya, diet adalah pengaturan makanan dengan tujuan tertentu, apakah untuk menurunkan berat badan atau guna mengobati penyakit tertentu. Diet juga diperlukan untuk mereka yang mempunyai penyakit mag, lever, kembung, atau mereka yang pasca-operasi. Prinsip yang paling penting untuk proses penurunan berat badan adalah Kalori keluar > kalori masuk Artinya , meningkatkan aktifitas fisik yang lebih besar tapi tanpa mengurangi asupan kalori dan tanpa harus menunggu lapar.

Page 66: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

PERHITUNGAN KALORI TAHAP IMengghitung total kalori yang diperlukan untuk tujuan tertentu.

Konstanta adalah bilangan tetap untuk menghitung kalori : Bilangan tersebut adalah : 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Angka 13 adalah angka maintenance ( pemeliharaan ) , dibawah angka 13 untuk penurunan berat badan , dan diatas 13 untuk menaikkan berat badan .

Berat badan x 2,2 ( angka konversi ) x konstanta = total kalori yang dibutuhkan

Page 67: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

LANJUTAN TAHAP II Menghitung persentase karbohidrat , lemak dan protein .

Prinsip yang perlu diingat : 1 gram karbohidrat adalah 4 kalori 1 gram protein adalah 4 kalori 1 gram lemak adalah 9 kalori Contoh perhitungan :

» STANDAR : 40/30/30. » MARATON : 50/30/20 .» BINARAGA : 30/20/50

Contoh perhitungan untuk standar : Artinya 40 % kalori dari karbohidrat , 30 % dari lemak , dan 30 % dari protein . Jika asupan seseorang sekitar 2000 kalori maka : 40 % berasal dari karbohidrat yaitu 800 kalori atau 220 gram karbohidrat perhari . 30% kalori dari lemak yaitu 600 kalori atau sekitar 75 gram lemak . Dan, 30% kalori dari protein yaitu 600 kalori atau sekitar 150 gram protein.( berlaku pula untu perhitungan bagi maraton dan binaraga )

Page 68: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

LANJUTAN Contoh Standarisasi Makanan atau Minuman Jumlah (g) Perkiraan Kalori (kkal) ( disadur dari majalah menshealth oktober 2008 ) :

Jus Apel 248 g (1 gelas), 117 kklPisang 118 g (1 buah), 105 kkl Kue Coklat 64 g (1 potong), 235 kkl Coca Cola 330 g , 140 kkl Daging Ayam 86 (1/2 dada) , 142 kkl Kopi Instan 179 g , 4 kklTelur Goreng g 46 (1 butir) , 92 kklEs Krim McDonald 66 g (1/2 gelas), 133 kklSusu 25 g (1 gelas), 200 kkl Jeruk 131 g (1 buah), 62 kkl Kentang 156 g (1 buah), 145 kkl Nasi 175 g (1 mangkuk) , 200 kkl

Page 69: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

Prinsip dalam pembentukan program DIET

1. Jumlah ( takaran ) 2. Kandungan kalori 3. Timing ( selang waktu ) 4. Periodisasi

Page 70: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

EXERCISE Exercise adalah suatu kegiatan yang berhubungan

dengan aktifitas fisik untuk meningkatkan maupun memelihara kebugaran tubuh ( kesehatan tubuh ) secara optimal hingga terjadi peningkatan kesehatan tubuh secara menyeluruh .

Latihan yang dimaksud mencakup penguatan otot dan sistem kardiovaskuler, melatih ketrampilan atletik tubuh serta untuk pelangsingan tubuh ataupun pemeliharan ukuran tubuh. Latihan yang teratur dapat pula meningkatkan sistem immun , mencegah penyakit seperti gangguan jantung , kardovaskuler , diabetes tipe 2 dan obesitas .

Page 71: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

DESAIN PROGRAM PENGUATAN ( STRENGTHNING )

1. UPPER EKSTREMITAS ( BICEPS, TRICEPS , 2. TRUNK ( ABDOMINAL ).3. LOWER EKSTREMITAS ( Quadriceps ,

hamstring ).

Page 72: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

PRINSIP PEMBUATAN PROGRAM LATIHAN

• Volume latihan : Jumlah set dan repetisi tertentu pada beban tertentu yang diberikan saat berlatih

• Repetisi : Pengulangan gerakan mengangkat beban• Set : 1 set terdiri atas beberapa repetisi • Intensitas : Adalah kekerasan program latihan ( jumlah

beban) • Time : Adalah durasi waktu latihan• Frekuensi : Berapa kali kali dalam seminggu• Variation : variasi latihan biar tidak cepat bosan.

Page 73: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

Permasalahan Seorang wanita datang ke tempat bekerja di beauty center :

Anamnesa dan pemeriksaan fisik

I. Data Usia : 33 tahun Berat badan : 77 kg

Tinggi badan : 158 kgStatus : Menikah ( punya satu anak usia 2 tahun )

II. Keluhan : Ingin menjadi langsing. III. Riwayat sekarang : Sudah mencoba program diet dan tidak berhasil,

sudah beberapa kali ke tempat fitness dan tidak berhasil.

III.Riwayat khusus : Tidak ada

Page 74: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

Lanjutan

Perhitungan BMI : TB : 158 cm BB : 77 kg

BMI : 77 = 30,84 1,58 x 1,58

Kategori : Obesitas karena hasil BMI melebihi 30

Page 75: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

Lanjutan Perhitungan kalori : Dengan menggunakan bilangan konstanta

Berat badan x 2,2 ( angka konversi ) x konstanta = total kalori yang dibutuhkan

77 kg x 2,2 x 13 = 2202,2 kkl Berat badan x 2,2 ( angka konversi ) x konstanta = total kalori yang dibutuhkan

Prinsip proses pelangsingan : kalori keluar > kalori masuk

Page 76: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

Lanjutan

Secara umum untuk menurunkan berat badan dapat dicapai dengan menurunkan asupan total kalori . Dianjurkan untuk

menurunkan berat badan 0,5 – 1 kg perminggu . Sehingga kebutuhan Kalori harus dikurangi 500 - 1000 kkl

Jadi target untuk penurunan lemak dari pasien adalah2.202,2 kkl – 500 kkl = 1.700 kkl perhari

Page 77: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

DESAIN PROGRAM DIET

Periodisasi : Selama 5 bulan untuk menurunkan sekitar 4 kilo Reevaluasi : Setiap 1 minggu Target penurunan kalori : 0,5 sampai 1 kg

Jadwal asupan kalori harian

1. Sarapan Pagi ( jam 07.00 – 08.00 ) total kalori = 725 kkl Susu 25 gram : ( 1 gelas besar ) , 200 kkl Kue coklat : ( 1 potong ), 235 kklKentang rebus : 300 g (2 buah), 290 kkl

2. Makan Siang ( jam 12.00 – 13.00 ) total kalori = 700 kkl Nasi : 175 g ( 1 mangkok ) , 200 kkl Jus apel : ( 1 gelas ) , 117 kklDaging ayam : ( 86 gram ) , 142 kkl

Es Krim : 66 g (1/2 gelas), 133 kkl

3. Makan malam ( jam 19.00 – 20.00 ) total kalori = 300 kkl Telur goreng : 46 g ( 2 butir ) , 180 kkl Jeruk : 131 g x 2 buah , 120 kkl

Jumlah : Dari 2202,2 kkl ( takaran normal ) dikurangi target kalori yang keluar 500 kkl menjadi 1635 kkl ( asupan kalori sehari )

Page 78: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

Lanjutan Catatan :

a. Tidak lupa asupan air putih setiap 4 jam sekali sebanyak 2 gelas sedang ( 150 Ltr ) ataupun 15 menit sampai 30 menit setelah makan . b. Jenis makanan bisa berubah pada saat melakukan program latihan ( exercise ). c. Jenis makanan dapat dirubah ( flexible ), asalkan sesuai jumlah total kecukupan kalori perhari.

Page 79: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

Desain Program Exercise Senin latihan beban

( upper )

Selasa latihan aerobik (lari)

Rabu latihan beban ( lower )

Kamis off

Jumat latihan beban Upper

Sabtu aerobik (treadmill)

Minggu off

Senin latihan beban ( lower )

Selasa latihan beban (upper)

Rabu aerobik ( tread mill )

Kamis off

Jumat latihan beban ( lower)

Sabtu off

Minggu latihan aerobik (lari)

Senin latihan aerobik ( treadmill )

Selasa latihan beban (upper)

Rabu off

Kamis latihan beban

( lower )

Jumat latihan aerobik (lari)

Sabtu latihan beban ( upper )

Minggu off

Senin latihan aerobik (lari)

Selasa latihan beban (lower)

Rabu aerobik (treadmill)

Kamis off

Jumat latihan beban ( upper)

Sabtu off

Minggu aerobik (treadmill)

Page 80: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

Keterangan latihan beban dan aerobik

Latihan Beban minggu ke - 1 Grup otot upper

ekstremitasExercise Set Rep Beban

Chest Bench Press 1 15 2 kg Biceps Seated Row 1 15 2 kg

Triceps Arm extension 1 15 2 kg

Grup otot lower Ekstremitas

Exercise Set Rep Beban

Quadriceps Squat 1 15 --

Hamstring Leg curls 1 15 5 kg

Abdominal Crunch 1 15 --

Page 81: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

Lanjutan Catatan untuk latihan beban :

•Progresivitas beban ( tiap minggu naik menjadi 1 kilo tergantung kemampuan angkatan ) , tambah menjadi 2 set ( minggu ke-1 ) , 3 set minggu k -3 dan ke - 4 ) dan seterusnya. •Khusus abdominal progresivitas pada set dan rep tiap minggu (idem).•Khusus hamstring dan quadricep dari tanpa alat bantu beban lalu berubah dengan ditambah berat beban min ( dumble 2 kg )• Variasi gerakan.• Latihan beban lebih baik dilakukan pada sore hari. • Disesuaikan

Catatan untuk aerobik :

•Latihan aerobik lebih baik dilakukan pada pagi hari dan asupan fat burner ( kopi atau teh hijau ) sebelum olahraga.•Minggu pertama durasinya dari 15 menit kemudian bertambah minggu k – 2 menjadi 30 menit , minggu ke - 3 brtambah 45 menit , dan minggu ke – 4 menjadi 1 jam dan seterusnya. • Intinya selalu progresif pada intensitas latihan.

Page 82: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

Evaluasi • Dilakukan selama 4 minggu pertama ( microcycle ) sampai 5 bulan

kedepan ( macrocycle ) target penurunan mencapai 5 kg.• Evaluasi tiap 1 minggu pertama • Desain program dapat berubah di minggu berikutnya dapat. • Target penurunan berat 0,5 sampai 1 kg perminggu. • Program disesuaikan dengan kesibukan klien dan perubahan moodnya.• Pengukuran vital sign, antropometri dll, dan dibandingkan hasilnya

( evaluasi ) • Tidak lupa dalam pemberian motivasi.

Page 83: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

RINGKASAN Obesitas : Berat badan lebih > 23 BMI. Komplikasi yang sering timbul: 1. Hipertensi, 2. Jantung iskemik.3. Diabetes melitus.4. Sesak nafas.5. OA. Manajemen Obes:6. Gizi seimbang7. Exercises8. Obat-obatan.9. Pembedahan.10. Menjegah dan menagani komplikasi.

Page 84: Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 13

KEPUSTAKAAN 1. Cahill JG. Obesity. In : Metabolism.

Scientific American Inc. 1985. p. 1-6. 2. Van Itallie BT. Health implication of

overweight and obesity in United States. Ann Intern Med 1985; 103 : 983 -

8. 3. Sutedjo. Obesitas, hubungannya dengan

kesehatan jantung. Simposium sehari pengaruh kegemukan pada estetika

tubuh, Jakarta 1988. 4. Dustan HP. Obesity and

Hypertension.Ann Intern Med 1985;103: 1047-9.

5. Connor ELB. Obesity, Arteriosclerosis and Artery Disease. Ann Intern

Med 1985; 103 : 1010-8. 6. Stallon RA. Epidemiology Studies of

Obesity. Ann Intern Med 1985; 103 : 1003-10.

7. Watters K, Aucoin F. Managing the obese diabetic : the value of Diamicron. Treating Diabetes an educational series. Servier Lab Ltd. 3. p. 5-7.

8. Wallace SL. Gout, Pseudogout and Osteoarthritis. In : Geriatric Medicine

the Treatment of Disease in Elderly. Harris R (ed.) 1982. p. 121-6.

9. Askandar Tj. Dasar-dasar pengobatan Diabetes Melittus. Simposium peng-

obatan dan perawatan melittus 1980. Hal 1-22.

10. Danfort E. Diet and Obesity. Am J Clin Nutrition 1985. p. 5-7.

11. Hedi Rosmiati, Wardani BP. Penanggulangan kegemukan dengan obat- obatan. Kegemukan Masalah dan Pengobatannya Jakarta; FKUI 1986. Hal. 45-52