FISIOLOGI.doc

5
FISIOLOGI JANTUNG http://beedoctor.wordpress.com/ 2010/04/15/fisiologi-jantung/ diakses tgl 25 april 2010 April 15, 2010 pada 11:22 pm (Artikel Jantung ) FISIOLOGI JANTUNG 1. FUNGSI SISTEM SIRKULASI Jantung berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah untuk menimbulkan gradien tekanan yang diperlukan agar darah dapat mengalir ke jaringan Pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk mengarahkan dan mendistribusikan darah dari jantung ke seluruh tubuh dan mengembalikannya ke jantung Darah berfungsi sebagai medium transportasi tempat bahan-bahan yang akan disalurkan dilarutkan atau diendapkan Jantung dipersarafi oleh kedua divisi otonom yang dapat memodifikasi kecepatan (serta kekuatan) kontraksi, walaupun untuk memulai kontraksi, jantung tidak memerlukan stimulasi saraf. Saraf parasimpatis yaitu saraf vagus, terutama mempersarafi atrium, terutama nodus sinoatrium, dan nodus atrioventrikel. Saraf simpatis juga mempersarafi atrium, nodus sinoatrium, nodus atrioventrikel dan banyak mempersarafi ventrikel 1. AKTIVITAS LISTRIK JANTUNG Kontraksi sel otot jantung untuk memompa darah dicetuskan oleh potensial aksi yang menyebar melalui membran sel otot. Jantung berkontraksi karena adanya potensial yang

Transcript of FISIOLOGI.doc

Page 1: FISIOLOGI.doc

FISIOLOGI   JANTUNG

http://beedoctor.wordpress.com/2010/04/15/fisiologi-jantung/ diakses tgl 25 april 2010

April 15, 2010 pada 11:22 pm (Artikel Jantung)

FISIOLOGI JANTUNG

1. FUNGSI SISTEM SIRKULASI

Jantung berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah untuk menimbulkan gradien tekanan yang diperlukan agar darah dapat mengalir ke jaringan

Pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk mengarahkan dan mendistribusikan darah dari jantung ke seluruh tubuh dan mengembalikannya ke jantung

Darah berfungsi sebagai medium transportasi tempat bahan-bahan yang akan disalurkan dilarutkan atau diendapkan

Jantung dipersarafi oleh kedua divisi otonom yang dapat memodifikasi kecepatan (serta kekuatan) kontraksi, walaupun untuk memulai kontraksi, jantung tidak memerlukan stimulasi saraf. Saraf parasimpatis yaitu saraf vagus, terutama mempersarafi atrium, terutama nodus sinoatrium, dan nodus atrioventrikel. Saraf simpatis juga mempersarafi atrium, nodus sinoatrium, nodus atrioventrikel dan banyak mempersarafi ventrikel

1. AKTIVITAS LISTRIK JANTUNG

Kontraksi sel otot jantung untuk memompa darah dicetuskan oleh potensial aksi yang menyebar melalui membran sel otot. Jantung berkontraksi karena adanya potensial yang ditimbulkan sendiri yang disebut otoritmisitas. Terdapat 2 jenis khusus sel jantung :

1. Sel kontraktil (99 %) yaitu sel yang dapat berkontraksi, tidak menghasilkan potensial aksi sendiri dalam keadaan normal

2. Sel otoritmik yaitu sel yang tidak dapat berkontraksi,  mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi untuk kontraksi sel-sel kontraktil dan tidak memiliki potensial istirahat.

Page 2: FISIOLOGI.doc

Ditemukan daerah :

1. Nodus Sinoatrium (SA)2. Nodus Atrioventrikel (NA)3. Berkas His (berkas atrioventrikel)4. Serat purkinje

Kecepatan Normal Pembentukan Potensial Aksi di Jaringan Otoritmik Jantung

Jaringan Potensial Aksi /Menit Nodus SA (Pemacu normal)

Nodus AV

Berkas His dan serat-serat purkinje

70-80

40-60

20-40

1.Eksitasi Atrium

Jalur antaratrium, berjalan dari nodus SA didalam atrium kanan ke atrium kiri. Gelombang eksitasi menyebar melintasi gap junction ke atrium kiripada saat yang sama dengan penyebaran di atrium kanan

Jalur antarnodus

Berjalan dari SA ke nodus AV. Nodus AV adalah satu-satunya titik kontak listrik antara atrium dan ventrikel. Jalur antar nodus mengarahkan penyebaran potensial aksi yang berasal dari nodus SA ke nodus AV untuk memastikan kontraksi sekuensial ventrikel setelah kontraksi atrium. Pada transmisi antara atrium dan ventrikel, potensial aksi yang terjadi relatif lebih lambat memalui AV

2.Eksitasi Ventrikel

Setelah mengalami perlambatan, impuls dengan cepat berjalan melalui berkas his à seluruh miokardium ventrikel melalui serat-serat purkinje. Impuls dengan cepat menyebar dari sel-sel yang tereksitasi ke sel-sel otot ventrikel lainnya melalui gap junction

Penyebaran eksitasi jantung dikoordinasi untuk memastikan agar pemompaan efisien. Setelah dimulai di nodus SA, potensial aksi menyebar keseluruh jantung. Untuk itu penyebaran eksitasi harus memenuhi 3 kriteria berikut :

Page 3: FISIOLOGI.doc

1. Eksitasi dan kontraksi strium harus selesai sebelum kontraksi ventrikel dimulai

2. Eksitasi serat-serat otot jantung harus berkoordinasi untuk memastikan bahwa setiap bilik jantung berkontraksi sebagai suatu kesatuan untuk menghasilkan daya pompa yang efisien

3. Pasangan atrium dan pasangan ventrikel harus secara fungsional terkoordinasi, sehingga kedua pasangan tersebut berkontraksi secara simultan

1. A. Aktivitas Pemacu Sel-sel Otoritmik Jantung

Sel-sel otoritmik dapat mencetuskan potensial aksi dengan proses berikut. Sedikit K+ keluar sel karena penurunan PK+, Na yang permeabilitasnya tidak berubah, terus bocor masuk masuk ke dalam sel sehingga secara bertahap bagian dalam menjadi kurang negatif, secara perlahan depolarisasi menuju ambang. Setelah ambang tercapai, saluran Ca2+ terbuka, terjadi influks Ca2+ secara cepat menimbulkan fase naik dari potensial aksi spontan. Fase turun disebabkan efluks K+ secara cepat akibat pengaktifan saluran K+.

Saluran K+ mengalami inaktifasi setelah potensial aksi selesai kemudian terjadi depolarisasi lambat berikutnya

1. B. Potensial Aksi di Sel Otot Jantung Kontraktil

Non-pacemaker cell (sel otot jantung kontraktil) mempunyai potensial istirahat (Fase 4)  yang mendekati equilibrium potential untuk K+. Potensial istirahat sangat negatif selama fase 4 (sekitar -90 mV) karena kanal kalium terbuka. Pada gambar ditunjukkan, fase 4, ion positif kalium meninggalkan sel dan oleh karena itu membuat potensial membran lebih negatif dibagian dalam. Pada saat yang

Page 4: FISIOLOGI.doc

bersamaan, kanal cepat natrium (fast sodium channels) dan kanal kalsium lambat (slow calcium channels) tertutup.

Ketika sel ini secara cepat mengalami depolarisasi ke ambang potensial sekitar -70 mV, depolarisasi (fase 0) disebabkan bertambahnya konduktansi pada kanal Na+ cepat (gNa+). Depolarisasi Na+ currents (Ina) yang menyebabkan terjadinya respon cepat potensial aksi. Pada saat yang bersamaan kanal Na terbuka, kanal kalium tertutup. Potensial membran berubah menjadi lebih positif.

Fase1, awal repolariasi yang menyebabkan terbukanya outward K+ channel (Kto) yang menyebabkan terjadinya secara singkat hiperpolarisasi outward K+ current (IKto). Namun, dikarenakan pembukaan kanal Ca+ secara perlahan pada saat yang bersamaan, terjadi delayed repolarisasi dan terjadi fase datar (plateau phase) (fase2). Berpindahnya kalsium melalui kanal kalsium (L-Type) yang terbuka. Fase datar ini memperpanjang durasi potensial aksi dan membedakan potensial aksi yang terjadi pada saraf dan otot skeletal. Repolarisasi (fase 3) terjadi ketika kanal kalium teraktivasi