Fisiologi Sistem Urinaria

41
FISIOLOGI SISTEM URINARIA A. Ginjal a. Penyaringan keluar ampas ampas b. Mengatur keseimbangan air, bahan bahan terlarut, dan pH cairan tubuh Selain membuang sampah-sampah yang sudah tidak terpakai lagi, ginjal juga berfungsi menjadi ‘pabrik’ penghasil tiga hormon penting, yaitu: Eritropoietin (EPO), yang merangsang sumsum tulang membuat sel-sel darah merah (eritrosit) Renin, membantu mengatur tekanan darah Bentuk aktif vitamin D (kalsitriol), yang membantu penyerapan kalsium dan menjaga keseimbangan kimia dalam tubuh

description

FISIOLOGI UNRIN

Transcript of Fisiologi Sistem Urinaria

Page 1: Fisiologi Sistem Urinaria

FISIOLOGI SISTEM URINARIA

A. Ginjal

a. Penyaringan keluar ampas

ampas

b. Mengatur keseimbangan

air, bahan bahan terlarut,

dan pH cairan tubuh

Selain membuang sampah-sampah

yang sudah tidak terpakai

lagi, ginjal juga berfungsi

menjadi ‘pabrik’ penghasil

tiga hormon penting, yaitu:

Eritropoietin (EPO), yang

merangsang sumsum tulang

membuat sel-sel darah merah

(eritrosit)

Renin, membantu mengatur

tekanan darah

Bentuk aktif vitamin D

(kalsitriol), yang membantu

penyerapan kalsium dan menjaga

keseimbangan kimia dalam tubuh

Dalam ginjal terdapat

aktivitas pembentukan urin yang

dilaksanakan oleh nefron. Proses

Page 2: Fisiologi Sistem Urinaria

pembentukan urine antara lain

adalah sebagai berikut :

1. Ultrafiltrasi

(penyaringan)

Proses ini terjadi di

glomelurus, dimana semua zat zat

yang dapat menembus dinding

glomelurus yang bersifat

semipermeabel untuk memasuki

kapsula bowman.

Zat zat tersebut terdiri

dari : air, garam garam, glukosa,

urea, asam urat dan kreatinin.

Sedangkan zat yang tak dapat

masuk adalah sel darah, plasma

dan protein.

Proses ultrafiltrasi

dipengaruhi oleh volume darah,

tekanan hidrostatis darah,

tekanan osmotis darah, dan

tekanan di kapsula bowman.

2. Reabsorpsi

(penyerapan kembali)

Proses ini dilakukan oleh

tubulus kontortus proksimal,

Page 3: Fisiologi Sistem Urinaria

lengkung henle dan tubulus

kontortus distal.

a) Reabsorpsi air (H2O)

Diatur oleh hormon dari

hipofise posterior dan

hipotalamus, reabsorpsi air 80 %

terjadi di tubulus kontortus

proksimal, 15 % di tubulus

kontortus distal, dan 5% lagi

dikeluarkan sebagai urine.

Reabsorpsi air ini diatur oleh

hormon yang dihasilkan di

hipofise posterior dan

hipotalamus pusat pengatur air.

Aktivitas hormon di ginjal adalah

merangsang sel sel ditubuli

dengan bantuan dari tekanan

osmotik air dengan garam terlarut

b) Reabsorpsi Zat Zat

Terlarut

Terjadi di tubulus

kontorti proksimal dengan

cara selektif antara

lain :

Non elektrolit :

Page 4: Fisiologi Sistem Urinaria

Glukosa dihisap seluruhnya

dan Asam amino semuanya

dihisap kembali . Metabolit

protein : urea, asam urat,

kreatinin hanya diserap

sedikit

Elektrolit

Natrium (Na+), kalium (K+),

Calsium (Ca+ +). Magnesium

(Mg+ +), Chlorida (CL-),

Carbonat (HCO3-), Phospat

(HPO4) dihiap sebagian

tergantung jumlah dalam

plasma

c) Sekersi

Selain proses reabsorsi, ada

beberapa zat yang di sekresi

dari kapiler peritubular ke

dalam tubulus, yaitu :

- PAH (para amino

hipurat)

- Creatinin

- Hidrogen (H+)

- Penisilin

- Amoniak (NH3)

Page 5: Fisiologi Sistem Urinaria

- Kalium (K3)

d) Waktu yang diperlukan dari

masuknya caira samapai keluar

air kemih :

Sesudah masuk cairan

eksresi dimulai dalam waktu 20-30

menit, selambat lambatnya : 1-1,5

jam dan keluarkan dalam waktu 4-5

jam

e) Jumlah air kemih :

a. Tergantung dari

pemasukan cairan,

banyaknya cairan yang

hilang dalam tubuh melalui

saluran pencernaan dan

penguapan dan keringat

b. Pengeluaran cairan :

500cc - 1500cc

f) Kandungan air kemih

normal :

a.

Air : ±

1500 cc

b. Garam garam : ± 40

gram/hari

Page 6: Fisiologi Sistem Urinaria

B. Ureter

1. Gerak peristaltik

menuju vesika urinaria

2. Banyak air kemih yang

masuk ke dalam kandung

kemih : 1-5 tetes/menit

3. Penyumbatan bisa

terjadi karena : ureter

tertekuk, adanya batu,

tekanan dari luar, dapat

menyebabkan berkumpulnya

air kemih di pylum dan

menimbulkan infeksi

C. Vesika Urinaria

1. Di kontrol oleh

refleks

Rangsangan berkemih terjadi

bila volume air kemih mencapai

3oo cc dengan respon muskulus

detrusor berkontraksi (mengerut)

dan muskulus spungter relaksasi

(melebar), pusat refleks terdapat

di regio sakralis dari sum sum

tulang belakang.

2. Dikontrol oleh

Page 7: Fisiologi Sistem Urinaria

pikiran

Bila pikiran mendapat sters

muskulus detrusor relaksasi,

spingter berkontraksi, pusat

kontrol terdapat di daerah

motorik dari korteks cerebri.

Pusat kontrol tak bekerja dibawah

kemauan kita bila :

a. Anestesi umum

b. Paralise :

hemiplegi,

paraplegi

c. Terputusnya

sumsum belakang di

regio sakralis

Referensi

Handout Pak Umar Sumarna SKM.M.Kes

http://www.sahabatginjal.com/display_

articles.aspx?artid=1

ASKEP KECEMASAN

BAB I

PENDAHULUAN

Page 8: Fisiologi Sistem Urinaria

Kecemasan atau ansieti merupakan salah satu bentuk emosi individu yang berkaitan dengan adanya rasa terancam oleh sesuatu,biasanya dengan objek ancaman yang begitu tidak begitu jelas. Kecemasan dengan intensitas nilai ancaman yang wajar dapat dianggap memiliki nilai positif sebagai motivasi,tetapi apabila intensitasnya begitu kuat dan bersifat negatif justru akan menimbulkan kerugian dan dapat mengganggu terhadap keadaan fisik dan psikis individu yang bersangkutan.

Kecemasan dapat dialami oleh siapapun dan dimanapun serta kapanpun tergantung dari faktor pencetus dari kecemasan tersebut. Fakta membuktikan bahwa diseluruh lapisan dunia kecemasan paling banyak terjadi setiap harinya.hal ini disebabkan semakin kongkretnya masalah yang terjadi saat ini.

Dinegara maju,gangguan jiwa berupa ansietas atau kecemasan menempati posisi pertama dibandingkan dengan kasus lain.oleh karena itu sebagai seorang perawat,kita harus benar-benar kritis dalam menghadapi kasus kecemasan yang terjadi.

BAB II

KONSEP DASAR

A. Pengertian

Kecemasan atau ansietas adalah reaksi emosional terhadap penilaian individu yang subjektif,yang dipengaruhi oleh alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus penyebabnya.

Kecemasan atau ansietas adalah istilah yang sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari yang menggambarkan keadaan khawatir,gelisah yang tidak menentu,takut,tidak tenteram,kadang-kadang disertai berbagai keluhan fisik.

B. Tingkat kecemasan

Beberapa teori membagi ansietas menjadi empat tingkat :

a. Ansietas ringan

Page 9: Fisiologi Sistem Urinaria

Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan lahan persepsinya meningkat. Kecemasan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.

b. Ansietas sedang

Pada tingkat ini lapangan persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu lebih memfokuskan pada hal penting saat itu dan mengesampingkan hal yang lain.

c. Ansietas berat

Pada ansietas berat lapangan persepsi menjadi sangat menurun. Individu cenderung memikirkan hal yang sangat kecil saja dan mengabaikan hal yang lain. Individu tidak mampu berfikir realistis dan membutuhkan banyak pengarahan,untuk dapat memusatkan pada daerah lain.

d. Panik

Pada tingkatan ini lahan persepsi sudah sangat sempit,sehingga individu tidak dapat lagi mengendalikan diri dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun sudah diberi pengarahan/tuntutan. Pada keadaan panik terjadi peningkatan aktivitas motorik,menurunnya kemampuan berhubungan dengan orang laindan kehilangan pemikiran yang rasional.

C. Rentang respon ansietas atau kecemasan

Rentang respon ansietas atau kecemasan berfluktuasi antara respon adaptif dan maladptif ,seperti terlihat pada gambar berikut.

Page 10: Fisiologi Sistem Urinaria

BAB III

KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Faktor peredisposisi

Teori yang dikembangkan untuk menjelaskan penyebab ansietas adalah :

a. Teori psikoanalitik

Page 11: Fisiologi Sistem Urinaria

Ansietas merupakan konsep emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian –ad dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitive seseorang,sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego atau Aku berfungsi menengahi tuntutan dari dua element yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.

b. Teori interpersonal

Ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal.hal ini juga dihubungkan dengan trauma pada masa perkembangan seperti kehilangan,perpisahan menyebabkan seseorang tidak berdaya. Individu yang mempunyai harga diri rendah biasanya sangat mudah untuk mengalami ansietas yang berat.

c. Teori prilaku

Prilaku kecemasan merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang menggangu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

d. Kajian keluarga

Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang biasanya ditemui dalam suatu keluarga.

e. Kajian biologis

Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor spesifik untuk benzodiazepines.reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas.

2. Faktor presipitasi

Faktor presipitasi pada gangguan ansietas berasal dari sumber eksternal dan internal seperti dibawah ini :

a. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari.

b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas,harga diri,dan integrasi fungsi sosial.

Page 12: Fisiologi Sistem Urinaria

3. Perilaku

Kecemasan dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologi dan perilaku dan secara tidak langsung melalui timbulnya gejala atau mekanisme koping dalam upaya melawan kecemasan. Intensietas perilaku akan meningkat sejalan dengan peningkatan tingkat kecemasan.

Tabel I.Respon fisiologis terhadap ansietas.

Sistem Respon

Kardivaskuler • Palpitasi

• Jantung berdebar

• Tekanan darah meningkat dan denyut nadi menurun

• Rasa mau pingsan dan pada akhirnya pingsan

Saluran pernapasan • Napas epat

• Pernapasan dangkal

• Rasa tertekan pada dada

• Pembengkakan pada

Tenggorokan

• Rasa tercekik

• Terengah-engah

Neuromuskuler • Peningkatan reflek

• Reaksi kejutan

• Insomnia

• Ketakutan

• Gelisah

• Wajah tegang

Page 13: Fisiologi Sistem Urinaria

• Kelemahan secara umum

• Gerakan lambat

• Gerakan yang janggal

Gastrointestinal • Kehilangan nafsu makan

• Menolak makn

• Perasaan dangkal

• Rasa tidak nyaman pada abdominal

• Rasa terbakar pada jantung

• Nausea

• Diare

Saluran kemih • Tidak dapat menahan kencing

• Sering kencing

Sistem kulit • Rasa terbakar pada mukosa

• Berkeringat banyak pada

Telapak tangan

• Gatal-gatal

• Perasaan panas atau dingin pada kulit

• Muka pucat dan bekeringat

Diseluruh tubuh

Tabel II.Respon prilaku kognitif

Sistem Respon

Perilaku • Gelisah

• Ketegangan fisik

• Tremor

Page 14: Fisiologi Sistem Urinaria

• Gugup

• Bicara cepat

• Tidak ada koordinasi

• Kecenderungan untuk celaka

• Menarik diri

• Menghindar

• Terhambat melakukan aktifitas

Kognitif • Gangguan perhatian

• Konsentrasi hilang

• Pelupa

• Salah tafsir

• Adanya bloking pada pikiran

• Menurunnya lahan persepsi

• Kreatif dan produktif menurun

• Bingung

• Khawatir yang berlebihan

• Hilang menilai objektifitas

• Takut akan kehilangan kendali

• Takut yang berlebihan

Afektif • Mudah terganggu

• Tidak sabar

• Gelisah

• Tegang

• Nerveus

• Ketakutan

Page 15: Fisiologi Sistem Urinaria

• Alarm

• Tremor

• Gugup

• Gelisah

4. Mekanisme koping

Ketika mengalami ansietas,individu menggunakan berbagai mekanisme koping untuk mencoba mengatasinya,dan ketidakmampuan mengatasi ansietas secara kontruktif merupakan penyebab utama terjadinya prilaku patologis,yang mengancam ego. Dimana individu menggunakan energi yang lebih besar untuk mengatasi ancaman tersebut.

Ada dua mekanisme koping yang dikategorikan untuk mengatasi ansietas:

1. Reaksi yang berorientasi pada tugas(task oriented reaction)

Merupakan pemecahan masalah secara sadar digunakan untuk menanggulangi ancaman stressor yang ada secara realistis,yaitu

a. Perilaku menyerang(agresif)

Biasanya digunakan individu untuk mengatasi rintangan agar memenuhi kebutuhan.

b. Perilaku menarik diri

Digunakan untuk menghilangkan sumber ancaman baik secara fisik maupun secara psikologis

c. Perilaku kompromi

Digunakan untuk mengubah tujuan-tujuan yang akan dilakukan atau mmengorbankan kebutuhan personal untuk mencapai tujuan.

2. Mekanisme pertahanan ego (ego oriented reaction)

Mekanisme pertahanan Ego membantu mengatasi ansietas ringan maupun sedang yang digunakan untuk melindungi diri dan dilakukan secara tidak sadar untuk mempertahankan ketidakseimbangan.

Page 16: Fisiologi Sistem Urinaria

Adapun mekanisme pertahanan Ego adalah :

a. Kompensasi

Adalah proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri dengan secara tegas menonjolkan keistimewaan/kelebihan yang dimilikinya.

b. Penyangkalan (denial)

Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari realitas tersebut. Mekanisme pertahanan ini paling sederhana dan primitif.

c. Pemindahan(displacemen)

Pengalihan emosi yag semula ditujukan pada seseorang/benda tertentu yang biasanya netral atau kurang mengancam terhadap dirinya.

d. Disosiasi

Pemisahan dari setiap proses mental atau prilaku dari kesadaran atau identitasnya.

e. Identifikasi(identification)

Proses dimana seseorang mencoba menjadi orang yang ia kagumi dengan mengambil/menirukan pikiran-pikiran,prilaku dan selera orang tersebut.

f. Intelektualisasi(intelektualization)

Penggunaan logika dan alasan yang berlebihan untuk memghindari pengalaman yang mengganggu perasaannya.

g. Introjeksi(intrijection)

Mengikuti norma-norma dari luar sehingga ego tidak lagi terganggu oleh ancaman dari luar(pembentukan superego)

h. Fiksasi

Berhenti pada tingkat perkembangan salah satu aspek tertentu(emosi atau tingkah laku atau pikiran)sehingga perkembangan selanjutnya terhalang.

Page 17: Fisiologi Sistem Urinaria

i. Proyeksi

Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang lain terutama keinginan. Perasaan emosional dan motivasi tidak dapat ditoleransi.

j. Rasionalisasi

Memberi keterangan bahwa sikap/tingkah lakunya menurut alasan yang seolah-olah rasional,sehingga tidak menjatuhkan harga diri.

k. Reaksi foemasi

Bertingkah laku yang berlebihan yang langsung bertentangan dengan keinginan-keinginan,perasaan yang sebenarnya.

l. Regressi

Kembali ketingkat perkembangan terdahulu(tingkah laku yang primitif),contoh; bila keinginan terhambat menjadi marah,merusak,melempar barang,meraung,ds.

m. Represi

Secara tidak sadar mengesampingkan pikiran,impuls,atau ingatan yang menyakitkan atau bertentangan,merupakan pertahanan ego yang primer yang cenderung diperkuat oleh mekanisme ego yang lainnya.

n. Acting out

Langsung mencetuskan perasaan bila keinginannya terhalang

o. Sublimasi

Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami halangan dalam penyalurannya secara normal.

p. Supresi.

Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi sebetulnya merupakan analog represi yang disadari;pengesampingan yang disengaja tentang suatu bahan dari kesadaran seseorang;kadang-kadang dapat mengarah pada represif berikutnya.

Page 18: Fisiologi Sistem Urinaria

q. Undoing

Tindakan/prilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian dari tindakan/prilaku atau komunikasi sebelumnya merupakan mekanisme pertahanan primitif.

B. Diagnosa

Adapun diagnosa yang biasanya muncul pada kecemasan adalah :

1. Penyelesaian kerusakan

2. Kecemasan

3. Pola napas tidak efektif

4. Koping individu tidak efektif

5. Diam

6. Gangguan pembagian bidang energi

7. Ketakutan

8. Inkontinensial

9. Stres

10. Cedera resiko terhadap......

11. Perubahan nutrisi

12. Respon pasca trauma

13. Ketidakberdayaan

14. Gangguan harga diri

15. Gangguan pola tidur

16. Isolasi sosial

17. Perubahan proses berfikir

18. Gangguan eliminasi urine

Page 19: Fisiologi Sistem Urinaria

C. Intervensi

Tujuan umum : Klien akan mengurangi ansietasnya dari tingkat ringan hingga panik.

Tujuan khusus :

Klien mampu :

• Membina hubungan saling percaya

• Melakukan aktifitas sehari-hari

• Mengekspresikan dan mengidentifikasi tentang kecemasannya

• Mengidentifikasi situasi yang menyebabkan ansietas

• Meningkatkan kesehatan fisik dan kesejahteraannya

• Klien terlindung dari bahaya.

1. Ansietas ringan

Deskripsi Batasan karakter Intervensi

Ansietas ringan adalah ansietas normal dimana motivasi individu pada keseharian dalam batas kemampuan untuk melakukan dan memecahkan masalah meningkat. - Tidak nyaman

- Gelisah

- Insomnia ringan

- Perubahan nafsu makan ringan

- Peka

- Pengulangan pertanyaan

- Prilaku mencari perhatian

- Peningkatan kewaspadaan

- Peningkatan persepsi pemecahan masalah

- Mudah marah

- Fokus pada masalah masa dating

Page 20: Fisiologi Sistem Urinaria

- Gerakan tidak tenang - Perhatikan tanda peningkatan ansietas

- Bantu klien menyalurkan energi secara konstruktif

- Gunakan obat bila perlu

- Dorong pemecahan masalah

- Berikan informasi akurat dan fuktual

- Sadari penggunaan mekanisme pertahanan

- Bantu dalam mengidentifikasi keterampilan koping yang berhasil

- Pertahankan cara yang tenang dan tidak terburu

- Ajarkan latihan dan tehnik relaksasi

2. Ansietas sedang

Deskripsi Batasan karakter Intervensi

Ansietas sedang adalah cemas yang mempengaruhi pengetahuan baru dengan penyempitan lapangan persepsi sehngga individu kehilangan pegangan tetapi dapat mengikuti pengarahan orang lain. - Perkembangan dari ansietas ringan

- Perhatian terpilih dari lingkungan

- Konsentrasi hanya pada tugas-tugs individu

- Suara bergetar

- Ketidaknyamanan jumlah waktu yang digunakan

- Takipnea

- Takikardia

- Perubahan dalam nada suara

- Gemetaran

- Peningkatan ketegangan otot

Page 21: Fisiologi Sistem Urinaria

- Menggigit kuku,memukul-mukulkan jari,menggoyangkan kaki dan mengetukkan jari kaki - Pertahankan sikap tidak tergesa-gesa,tenang bila berurusan dengan pasien

- Bicara dengan sikap tenang,tegas meyakinkan

- Gunakan kalimat yang pendek dan sederhana

- Hindari menjadi cemas,marah,dan melawan

- Dengarkan pasien

- Berikan kontak fisik dengan menyentuh lengan dan tangan pasien

- Anjurkan pasien menggunakan tehnik relaksasi

- Ajak pasien untuk mengungkapkan perasaannya

- Bantu pasien mengenali dan menamai ansietasnya

3. Ansietas berat

Deskripsi Batasan karakter Intervensi

Pada ansietas berat lapangan persepsi menjadi sangat menurun. Individu cenderung memikirkan hal yang sangat kecil saja dan mengabaikan hal yang lain. Individu tidak mampu berfikir realistis dan membutuhkan banyak pengarahan,untuk dapat memusatkan pada daerah lain.

- Perasaan terancam

- Ketegangan otot yang berlebihan

- Diaforesis

- Perubahan pernapasan

- Napas panjang

- Hiperventilasi

- Dispnea

- Pusing

- Perubahan gastrointestinalis

Page 22: Fisiologi Sistem Urinaria

- Mual muntah

- Rasa terbakar pada ulu hati

- Sendawa

- Anoreksia

- Diare atau konstipasi

- Perubahan kardivaskuler

- Takikardia

- Palpitasi

- Rasa tidak nyaman pada prekokardia

- Berkurangnya jarak persepsi secara berat

- Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi

- Rasa terbakar

- Kesulitan dan ketidaktepatan pengungkapan

- Aktivitas yang tidak berguna

- Bermusuhan - Isolasi pasien dalam lingkungan yang aman dan tenang

- Biarkan perawatan dan kontak sering sampai konstan

- Berikan obat-obatan pasien melakukan hal untuk dirinya sendiri

- Observasi adanya tanda-tanda peningkatan agitasi

- Jangan mennyentuh pasien tanpa permisi

- Yakinkan pasien bahwa dia aman

- Kaji keamanan dalam lingkungan sekitarnya.

4. Panik

Deskripsi Batasan karakter Intervensi

Page 23: Fisiologi Sistem Urinaria

Mengungkapkan sampai tingkat dimana individu berada pada bahaya terhadap diri sendiri dan orang lain serta dapat menjadi diam atau menyerang dengan cara kacau. - Hiperaktif atau imobilitasi berat

- Rasa terisolasi yang ekstrim

- Kehilangan desintegrasi kepribadian

- Sangat goncang dan otot-otot tegang

- Ketidakmampuan untuk berkomunikasi dengan kalimat yang lengkap

- Distori persepsi dan penilaian yang tidak realistis terhadap lingkungan dan ancaman

- Perilaku kacau dalam usaha melarikan diri

- Menyerang - Tetap bersam pasien;minta bantuan

- Jika mungkin hilangkan beberapa stressor fisik dan psikologisdari lingkungan

- Bicara dengan tenang,sikap meyakinkan,menggunakan nada suara yang rendah

- Katakan pada pasien bahwa nada (staf) tidak akan membahayakan dirinya sendiri atau orang lain

- Isolasikan pasien pada daerah yang aman dan nyaman

- Lanjut dengan perawatan ansietas berat.

D. Implementasi

Pelaksanaan keperawatan merupakan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah dirumuskan dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien secara optimal dengan menggunakan keselamatan, keamanan dan kenyamanan pasien. Dalam melaksanakan keperawatan, haruslah dilibatkan tim kesehatan lain dalam tindakan kolaborasi yang berhubungan dengan pelayanan keperawatan serta berdasarkan atas ketentuan rumah sakit.

E .Evaluasi

Page 24: Fisiologi Sistem Urinaria

Ansietas ringan :

a. Pasien mampu menggunakan koping secara efektif untuk mengatasi ancaman potensial atau aktual

b. Pasien mampu meningkatkan pengetahuan tentang situasi diri

c. Pasien melaporkan peningkatan harga diri

Ansietas sedang :

a. Pasien menerima ancaman secra realitas

b. Pasien mengekspresikan berkurangnya tingkat ansietas

Ansietas berat :

a. Pasien mengungkapkan penurunan prilaku,afektif,gejala fisiologis dari ansietas.

b. Pasien mampu mendemonstrasikan kemampuan untuk konsentrasi dan mengikuti dengan bantuan terhadap lingkungan sekitar.

c. Menggunakan strategis koping untuk mengurangi ansietas.

d. Menggunakan pikiran persepsi dan ansietas terlebih dahulu.

Panik :

a. Pasien tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain.

b. Pasien mengekspresikan penurunan perasaan ansietas.

c. Mulai membuat keputusan untuk diri sendiri.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kecemasan atau ansietas adalah reaksi emosional terhadap penilaian individu yang subjektif,yang dipengaruhi oleh alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus penyebabnya.

Page 25: Fisiologi Sistem Urinaria

Kecemasan atau ansietas adalah istilah yang sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari yang menggambarkan keadaan khawatir,gelisah yang tidak menentu,takut,tidak tenteram,kadang-kadang disertai berbagai keluhan fisik.

Beberapa teori membagi ansietas menjadi empat tingkat :

a. Ansietas ringan

b. Ansietas sedang

c. Ansietas berat

d. Panik

Rentang respon ansietas atau kecemasan berfluktuasi antara respon adaptif dan maladptif ,seperti terlihat pada gambar berikut.

B. Saran

Sebagai seorang perawat,kita harus benar-benar kritis dalam menghadapi kasus kecemasan yang terjadi dan kita harus mampu membedakan jenis-jenis kecemasan tersebut.

Daftar pustaka

Mallapiang.2003.keperawatan jiwa.Jakarta:EGC

Page 26: Fisiologi Sistem Urinaria

Lynda juall carpenito dan moyet.2007.Buku saku diagnosis keperawatan.jakarta:EGC

Pendahuluan Askep Cemas

KONSEP DASAR

PENGERTIAN KECEMASAN

Kecemasan adalah perasaan yang dialami ketika seseorang terlalu mengkhawatirkan kemungkinan peristiwa yang menakutkan yang terjadi dimasa depan yang tidak bisa dikendalikan dan jika itu terjadi akan dinilai sebagai “mengerikan”( Sivalitar, 2007 ).

Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampuir setiap orang pada waktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan meruakan suatu reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang, dan karena itu berlangsung tidak lama. Kecemasan bisa muncul sendiri atau bergabung gejala- gejala lain dari berbagai gangguan emosi. ( Savitri, 2003 )

Kecemasan merupakan suatu “ tanda bahaya “ yang membuat orang yang bersangkutan waspada dan bersiap diri melakukan upaya untuk mengatasi ancaman yang bersifat internal tidak jelas dan konfliktual.(Kartijo, 2002)

Kecemasan adalah perasaan yang tidak jelas tentang kepribadian dan khawatir karena ancaman pada sistem nilai atau pola keamanan seseorang (Carpenito, 2000).

Kecemasan adalah sebab dari resepsi dimana terdapat konflik emosional antara id dan super ego (Freund, 2002).

PENYEBAB KECEMASAN

A.    Faktor predisposisi

1)      Teori Psikoanalitik

Menurut Freud, struktur kepribadian terdiri dari tiga elemen yaitu ide, ego, dan super ego. Id melambangkan dorongan insting dan impuls primitif, super ego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-

Page 27: Fisiologi Sistem Urinaria

norma budaya seseorang, sedangkan ego digambarkan sebagai mediator antara tuntutan dari id dan super ego. Kecemasan merupakan konflik emosional antara id dan super ego yang berfungsi untuk memperingatkan ego tentang suatu bahaya yang perlu diatasi.

2)      Teori Interpersonal

Kecemasan terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal, hal ini juga dihubungkan dengan trauma pada masa pertumbuhan seperti kehilangan, perpisahan yang menyebabkan seseorang menjadi tidak berhahaya. Individu yang mempunyai harga diri rendah biasanya sangat mudah untuk mengalami kecemasan

3)      Teori Perilaku

Kecemasan merupakan hasil frustasi dari segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan para ahli perilaku menganggap kecemasan merupakan suatu dorongan yang dipelajari berdasarkan dorongan, keinginan untuk menghindarkan rasa sakit. Teori ini meyakini bahwa manusia yang pada awal kehidupanya dihadapkan pada rasa takut yang berlebihan akan menunjukkan kemungkinan kecemasan yang berat pada kehidupan yang berat dan pada kehidupan masa dewasanya

4)      Teori Biologis

Menurut Selye, otak mengandung reseptor khusus untuk benzo diazepine reseptor ini membantu mengatur kecemasan Penghambat asam amino butirikgamma neuro regulator juga mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan kecemasan sebagai halnya dengan endokrin. Kecemasan mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi reseptor.

Menurut W. B. Cannon sentrum-sentrum dalam otak yang diduga mempunyai pengaruh penting dalam masalah emosi adalah hipotalamus retikuler aktivasi sistem (RAS) dan sistem limbik. Fungsi dari sisteni aktivasi retikuler adalah untuk mempersiapkan areal-areal dalam otak untuk rangsangan yang akan datang. Sistem limbik adalah bagian dari otak yaitu viceral brain (otak dalam) yang merupakan kesatuan integritas dan menerima impuls dari organ tubuh. Impuls dan viceral dapat sampai ke korteks melalui sistem limbik. Salah satu aspek yang penting dalam penyaluran impuls adalah zat-zat Catecholamines Neurotransmitter tidak

Page 28: Fisiologi Sistem Urinaria

secara homogen tersebar di seluruh otak akan tetapi berkonsentrasi di bagian-bagian otak tertentu.

Dari penyelidikan-penyelidikan telah dibuktikan bahwa kemampuan untuk mengalami suatu emosi tidak hanya tergantung dari kadar adrenalin yang meningkat tetapi jenis emosi yang dialami dan diperhatikan tergantung, dari faktor-faktor dan stimulus dalam lingkungan.

Bila pada seseorang terdapat kadar neurotransmitter meningkat, dia akan merasakan suatu emosi (menangis, tertawa, takut. dan cernas) dibuktikan juga bahwa kesehatan umum seseorang dapat sebagai predisposisi kecemasan-kecemasan yang disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya mcnurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.

B.     Faktor Presipitasi

1)      Ancaman Integritas Diri

Meliputi ketidakmampuan fisiologis atau gangguan terhadap kebutuhan dasar. Hal ini dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal meliputi infeksi virus dan bakteri, polusi lingkungan, sampah. rumah dan makanan juga pakaian dan trauma fisik. Faktor internal meliputi kegagalan mekanisme fisiologi seperti sistem kekebalan, pengaturan suhu dan jantung, serta perubahan biologis.

2)      Ancaman Sistem Diri

Meliputi ancaman terhadap identitas diri, harga diri dan hubungan interpersonal, kehilangan serta perubahan status atau peran. Faktor eksternal yang mempengaruhi harga diri adalah kehilangan, dilematik, tekanan dalam kelompok sosial maupun budaya.

3)      Faktor Lain Menurut Model Integritas

Perbedaan dipengaruhi kecemasan sehingga untuk menyelamatkan dari stimulus yang mengancam adalah dengan cara menghindar.

Individu lahir mempunyai sistem saraf otonom yang lebih peka terhadap ancaman atau stressor.

Page 29: Fisiologi Sistem Urinaria

Masa anak-anak dan dewasa dalam belajar mencari pengalaman mungkin dengan menentukan tingkat kecemasan dan situasi yang pada dasarnya akan menimbulkan kecemasan.

Ketidakmampuan mengatasi situasi berbaya dengan adaptif bisa menimbulkan kecenderungan untuk berespon terhadap kecemasan.

Fungsi kognitif dapat berkesinambungan yang berfokus pada kecemasan sehingga fungsi tersebut mempunyai antisipasi untuk menahan stimulus yang menimbulkan kecemasan.

Seseorang mungkin lebih mudah terancam rasa amannya terutama trauma intelegensi dan mawas diri.

TINGKAT KECEMASAN

Menurut Stuart and Sundeen, 1991, tinngkat kecemasan dibagi empat, yaitu :

1.      Kecemasan Ringan

Berhuhungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan seseorang jadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan dapat memotivasi belajar serta menghasilkan kreativitas.

2.      Kecemasan Sedang

Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal penting dan mengesampingkan yang lain, sehingg seseorang mengalami perhatian selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah

3.      Kecemasan Berat

Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk memusatkan sesuatu yang terinci dan spesifik serta tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada orang lain.

4.      Panik

Berhubungan dengan ketakutan dan teror, karena mengalami kehilangan kendali Orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian,

Page 30: Fisiologi Sistem Urinaria

peningkatan aktifitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat kecemasan tidak sebagian sejalan dengan kehidupan dan jika berlangsung terus dalam waktu yang lama dapat terjadi kelelahan.

KARAKTERISTIK TINGKAT KECEMASAN

1.      Kecemasan Ringan

Fisik: Sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat, gejala ringan berkeringat.

Kognitif : Lapang persepsi meluas, mampu menerima rangsang kompleks, konsentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah aktual.

Perilaku dan emosi: Tidak dapat duduk dengan tenang, tremor halus pada tangan, suara kadang-kadang meninggi

2.      Kecemasan Sedang

Fisik: Sering nafas pendek, nadi ekstra sistole, tekanan darah meningkat. Mulut kering, anoreksia, diare atau kontipasi,gelisah

Kognitif : Lapang persepsi meningkat, tidak mampu menerima rangsang lagi, berfokus pada apa yang menjadi perhatianya

Perilaku dan emosi: Gerakan ntersentak-sentak, meremas tangan,bicara lebih banyak dan cepat,susah tidur dan perasaan tidak aman

3.      Kecemasan Berat

Fisik: Nafas pendek nadi dan tekanan darah meningkat, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur dan ketegangan.

Kognitif : Lapang persepsi sangat sempit dan tidak mampu menyelesaikan masalah.

Perilaku dan emosi: Perasaan ancaman meningkat, verbalisasi cepat.

4.      Kecemasan Panik

Fisik: Nafas pendek. rasa tercekik dan palpitasi sakit dada, pucat, hipotensi, ko

UKURAN SKALA KECEMASAN

Page 31: Fisiologi Sistem Urinaria

Ukuran skala kecemasan rentang respon kecemasan dapat ditentukan dengan gejala yang ada dengan menggunakan Hamilton anxietas rating scale (Stuart & Sundeen,1991) dengan skala HARS terdiri dari 14 Komponen yaitu :

Perasaan Cemas meliputi Cemas, takut, mudah tersinggung dan firasat buruk

Ketegangan meliputi lesu, tidur tidak tenang, gemetar, gelisah, mudah terkejut dan mudah menangis

Ketakutan meliputi akan gelap, ditinggal sendiri, orang asing, binatang besar, keramaian lalulintas, kerumunan orang banyak

Gangguan Tidur meliputi sukar tidur, terbangun malam hari, tidak puas, bangun lesu, sering mimpi buruk, dan mimpi menakutkan

Gangguan kecerdasan meliputi daya ingat buruk

Perasaan depresi meliputi kehilangan minat , sedih, bangun dini hari, berkurangnya kesenangan pada hobi, perasaan berubah – ubah sepanjang hari

Gejala somatic meliputi nyeri otot kaki, kedutan otot, gigi gemertak, suara tidak stabil

Gejala Sensorik meliputi tinnitus, penglihatan kabur, muka merah dan pucat, merasa lemas, perasaan di tusuk – tusuk

Gejala kardiovakuler meliputi tachicardi , berdebar – debar, nyeri dada, denyut nadi mengeras, rasa lemas seperti mau pingsan, detak jantung hilang sekejap

Gejala Pernapasan meliputi rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, merasa napas pendek atau sesak, sering menarik napas panjang

Gejala Saluran Pencernaan makanan meliputi sulit menelan, mual, muntah, enek, konstipasi, perut melilit, defekasi lembek, gangguan pemcernaan, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, rasa panas di perut, berat badan menurun, perut terasa panas atau kembung

Gejala Urogenital meliputi sering kencing, tidak dapat menahan kencing

Gejala Vegetatif atau Otonom meliputi mulut kering, muka kering, mudah berkeringat , sering pusing atau sakit kepala, bulu roma berdiri

Page 32: Fisiologi Sistem Urinaria

Perilaku sewaktu wawancara meliputi gelisah, tidak tenang, jari gemetar, mengerutkan dahi atau kening, muka tegang, tonus otot meningkat, napas pendek dan cepat, muka merah

Adapun cara penilaiannya adalah dengan sistem scoring yaitu :

Nilai 0 = Tidak ada gejala

Nilai 1 = Gejala Ringan (Satu gejala dari pilihan yang ada)

Nilai 2 = Gejala Sedang (separo dari gejala yang ada)

Nilai 3 = Gejala Berat (Lebih dari separo gejala yang ada)

Nilai 4 = Gejala Berat Sekali (Semua gejala ada)

Bila :

Skor kurang dari 14 = Tidak ada kecemasan

Skor 14 - 20 = Kecemasan ringan

Skor 21 – 27 = Kecemasan sedang

Skor 28 – 41 = Kecemasan berat

Skor 42 – 56 = Kecemasan berat sekali

MEKANISME KOPING

Ketika mengalami kecemasan individu menggunakan bermacam-macam mekanisme koping untuk mencoba mengatasinya dalam bentuk ringan, mekanisme koping, dapat diatasi dengan menangis. tidur. tertawa, olah raga, melamun, dan merokok. Namun bila bentuknya lebih berat seperti panik, ketidakmampuan mengatasi kecemasan secara konstruktif merupakan awal penyebab perilaku patologis yang mengancam ego dimana individu menggunakan energi yang lebih besar untuk mengatasi ancaman tersebut.

Mekanisme koping seseorang yang digunakan untuk mengatasi kecemasan ringan biasanya akan digunakan juga apabila mengalami kecemasan yang lebih berat. Kecemasan sedang dan berat dapat menimbulkan mekanisme koping sebagai berikut :

Page 33: Fisiologi Sistem Urinaria

1.      Reaksi Orientasi

Pemecahan masalah secara sadar yang berorientasi terhadap tindakan untuk memenuhi tuntutan dari situasi stres secara realistik, dapat berupa konstruktif atau destruktif :

Perilaku menyerang (agresif), biasanya untuk menghilangkan atau mengatasi rintangan untuk memuaskan kebutuhan.

Perilaku menarik diri digunakan untuk menghilangkan sumber-sumber ancaman baik secara fisik maupun psikologis.

Perilaku kompromi digunakan untuk merubah cara melakukan, merubah tujuan atau memuaskan aspek kebutuhan pribadi seseorang.

2.      Mekanisme Pertahanan Ego

Membantu seseorang; untuk mengatasi kecemasan ringan dan sedang yang digunakan untuk melindungi diri dan dilakukan secara tidak sadar untuk memper tahankan keseimbangan.

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN

Tidak semua kecemasan dapat dikatakan bersifat patologis ada juga kecemasan yang bersifat normal Dibawah ini adalah faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan menurut Adikusumo (2003) dari berbagai sumber :

1.      Faktor Internal

a.       Usia

Permintaan bantuan dari sekeliling menurun dengan bertambahnya usia, pertolongan diminta bila ada kebutuhan akan kenyamanan, reasurance dan nasehat- nasehat.

b.      Pengalaman

Individu yang mempunyai modal kemampuan pengalaman menghadapi stres dan punya cara menghadapinya akan cenderung lebih menganggap stres yang bertapun sebagai masalah yang bisa diseleseikan. Tiap pengalaman merupakan sesuatu yang berharga dan belajar dari pengalaman dapat meningkatkan ketrampilan menghadapi stres.

c.       Aset Fisik

Page 34: Fisiologi Sistem Urinaria

Orang dengan aset fisik yang besar, kuat dan garang akan menggunakan aset ini untuk menghalau stres yang datang mengganggu.

2.      Faktor Eksternal

a.       Pengetahuan

Seseorang yang mempunyai ilmu pengtahuan dan kemampuan intelektual akan dapat meningkatkan kemampuan dan rasa percaya diri dalam menghadapi stres mengikuti berbagai kegiatan untuk meningkatkan kemampuan diri akan banyak menolong individu tersebut.

b.      Pendidikan

Peningkatan pendidikan dapat pula mengurangi rasa tidak mampu untuk menghadapi stres. Semakin tinggi pendidikan seseorang akan mudah dan semakin mampu menghadapi stres yang ada.

c.       Financial/ Material

Aset berupa harta yang melimpah tidak akan menyebabkan individu tersebut mengalami stres berupa kekacauan finansial, bila hal ini terjadi dibandingkan orang lain yang aset finasialnya terbatas.

d.      Keluarga

Lingkungan kecil dimulai dari lingkungan keluarga, peran pasangan dalam hal ini sangat berarti dalam memberi dukungan. Istri dan anak yang penuh pengertian serta dapat mengimbangi kesulitan yang dihadapi suami akan dapat memberikan bumper kepada kondisi stres suaminya.

e.       Obat

Dalam bidang Psikiatri dikenala obata- obatan yang tergolong dalam kelompok anti ansietas. Obat- obat ini mempunyai kasiat mengatasi ansietas sehingga penderitanya cukup tenang.

f.       Sosial Budaya Suport.

Dukungan sosial dan sumber- sumber masyarakat serta lingkungan sekitar individu akan sangat membantu seseorang dalam menghadapi stresor, pemecahan asalah bersama- sama dan tukar pendapat dengan orang disekitarnya akan membuat situasi individu lebih siap menghadapi stres yang akan datang.DAFTAR PUSTAKA

Page 35: Fisiologi Sistem Urinaria

Arikunto, Suharsini. (1998). Prosedure penelitian suatu pendekatan Praktek. Jogya : Rineka Cipta

Arikunto, Suharsini. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Aziz Alimul H,S. kwp, Ners. (2003). Riset Keperawatan dan Tehnik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika

Adikusuma. (1999). Penatalaksanaan Stres.http://www.kabefarma.com 123.htm (diakses 5 maret 2007)

Baskoro. (2009). Kahamilan Resiko Tinggi. Jakarta : Rineka Cipta.

Burns & Grove (1999), Metodology Research . Jakarta : Rineka Cipta

Carpeneto. (2000). Buku saku keperawatan Edisi III. Jakarta.EGC

Departemen kesehatan dan Kesejahteraan sosial Republik Indonesia. 2008. Petunjuk Teknis Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur

Freund, Sigmund. (2002). Psicoanalis A General Intruduction to Psicoanalisis

Kertidjo,2002.Pengaruh latihan olah raga pernafasan Bio Energy Power terhadap derajat Ansietas dan depresi,www/http: bionergy power.com/ansietas.htm ( Diakses 8 pebrruari 2007)

Mocthar, Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri Jilid I Ed. 2. Jakarta : EGC

Manuaba, (1998), Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan KB untuk pendidikan bidan Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Notoatmojo, Soekidjo (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam. (2000). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Nursalam dan Pariani. (2001). Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: S.Agung Seto.

Nuryanto, 2008. Kecemasan dalam Persalinan. Jakarta : EGC.

Page 36: Fisiologi Sistem Urinaria

Santoso, Singgih. (2001).Buku Latihan SPSS Statistik Non Parametrik. Jakarta: Gremedia

Sugiono. (2005). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabet

Suhaeni. (2009). Kecemasan dalam Persalinan. Jakarta : EGC.

Susenas, (2006). Buku Peran Bidan Dalam Menolong Persalinan. Jakarta : Rineka Cipta.

Stuart & Sundeen (1991), Buku saku keperawatan jiwa,buku kedokteran jiwa. Jakarta EGC

Sivalintar,2007,Rasa takut dan Ansietas, www//http:sivalintar.com.ansietas.htm (diakses 28 pebruari 2007)

Savitri,2003. Kecemasan.Jakarta. Pustaka Popular Obor.