Fisiologi Sistem Pencernaan

44
FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

Transcript of Fisiologi Sistem Pencernaan

Page 1: Fisiologi Sistem Pencernaan

FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

Page 2: Fisiologi Sistem Pencernaan

Fungsi Saluran Cerna

• Secara umum berfungsi :– Jalan makanan– Timbun makanan– Cerna makanan– Absorbsi zat makanan– Ekskresi sisa makan

Page 3: Fisiologi Sistem Pencernaan

Pergerakan saluran Cerna

• Anatomi :– Mulut– Faring– Oesofagus– Lambung– Usus halus– Usus besar– Rektum– Anus

Page 4: Fisiologi Sistem Pencernaan
Page 5: Fisiologi Sistem Pencernaan

Pergerakan saluran cerna

• Histologi :– Lapisan serosa : paling luar– Lapisan otot memanjang : membantu

perpanjang dan perpendek saluran cerna saat peristaltik

– Lapisan otot melingkar : perkecil dan perbesar penampang salurana cerna saat peristaltik

– Lapisan submukosa : kaya akan pembuluh darah

– Lapisan mukosa : terdiri dari vili dan kripti untuk perluas permukaan untuk penyerapan

Page 6: Fisiologi Sistem Pencernaan
Page 7: Fisiologi Sistem Pencernaan

Pengaturan Saluran Cerna

• Pengaturan mekanik saluran cerna dilakukan oleh : Sistem Saraf– Sist Saraf terdiri atas:

• Sist Saraf Pusat:– Volunter : gerakan saluran cerna dapat

diperintah dalam alam sadar, seperti mengunyah, menelan, buang air besar.

– Involunter : Diluar kendali kesadaran, seperti peristaltik saluran cerna

• Sist Saraf otonom :– Simpatis– Parasimpatis

Page 8: Fisiologi Sistem Pencernaan

Pengaturan saluran cerna

• Persarafan di saluran cerna terdiri:– Pleksus Mientrikus <Auerbach>• Berada antara lapisan otot• Fungsi : Pergerakan usus

– Pleksus Submukosa <Meissner>• Berada di Submukosa• Fungsi :

– Pengaturan sekresi– Aliran darah– Sensorik (reseptor regangan )

Page 9: Fisiologi Sistem Pencernaan
Page 10: Fisiologi Sistem Pencernaan

Pengaturan saluran cerna

• Pengaturan sekresi saluran cerna oleh Sistem hormon– Kolesistokinin kontraksi kantong

empedu– Sekretin – dll

Page 11: Fisiologi Sistem Pencernaan

Gerakan Dasar Saluran Cerna

• Campur :– Kontraksi peristaltik– Kontraksi konstriktif lokal dari

segmen usus• Mendorong– Kontraksi peristaltik

menimbulkan rangsangan distensi–Menimbulkan pergerakan massa

makanan sepanjang usus

Page 12: Fisiologi Sistem Pencernaan
Page 13: Fisiologi Sistem Pencernaan

Mekanisme Pencernaan makanan

• Mengunyah akan melibatkan :– Gigi : insisifus, kaninus, geraham– Lidah : membolak balik dan

mencampur makanan– Reflek mengunyah• Jaga keseimbangan sehingga gigi tidak

melukai lidah atau organ lunak lainnya

Page 14: Fisiologi Sistem Pencernaan

Mekanisme Pencernaan makanan

• Menelan :– Merupakan proses yang kompleks– Tahap:

• Volunter : dengan bantuan lidah makanan secara sadar di dorong ke belakang rongga mulut

• Faringeal : otomatis makanan masuk ke esofagus

• Esofageal : gerakan peristaltik, makanan terdorong ke lambung

– Pengaturan reflek menelan• Dimulai dengan adanya makan yang terdorong

ke belakang mulut.

Page 15: Fisiologi Sistem Pencernaan
Page 16: Fisiologi Sistem Pencernaan

FARING DAN ESOFAGUS

Motilitas yang berkaitan dengan faring dan esofagus adalah menelan atau deglutition. Menelan dimulai ketika bolus didorong oleh lidah ke bagian belakang mulut menuju faring.

Tekanan bolus di faring merangsang reseptor tekanan di faring yang kemudian mengirim impuls aferen ke pusat menelan di medula.

Pusat menelan kemudian secara refleks mengaktifkan serangkaian otot yang terlibat dalam proses menelan. Menelan dimulai secara volunter, tetapi setelah dimulai proses tersebut tidak dapat dihentikan.

Page 17: Fisiologi Sistem Pencernaan

FARING DAN ESOFAGUS

Menelan dibagi menjadi dua tahap yaitu :

a. Tahap Orofaring

Tahap orofaring berlangsung sekitar satu detik dan berupa perpindahan bolus dari mulut melalui faring dan masuk ke esofagus, saat menelan ini bolus harus diarahkan ke dalam esofagus dan dicegah untuk masuk ke saluran lain seperti kembali ke mulut, masuk ke saluran hidung, atau masuk ke trakea, dengan cara :

•Selama menelan posisi lidah menekan palatum durum untuk mencegah makanan kembali ke mulut.•Uvula elevasi atau terangkat di bagian belakang tenggorokan, sehingga saluran hidung tertutup dari faring dan makanan tidak masuk hidung.

Page 18: Fisiologi Sistem Pencernaan

FARING DAN ESOFAGUS

Menelan dibagi menjadi dua tahap yaitu :

a. Tahap Orofaring

•Makanan dicegah masuk trakea terutama oleh elevasi laring dan penutupan pita suara melintasi laring atau glotis. Selama menelan pita suara melaksanakan fungsi yang tidak berkaitan dengan berbicara. Kontraksi otot-otot laring menyebabkan pita suara merapat erat satu sama lain, sehingga pintu masuk glotis tertutup. Selain itu bolus menyebabkan epiglotis tertekan ke belakang menutupi glotis yang mencegah makanan masuk ke saluran pernapasan.•Dengan laring dan trakea tertutup, otot-otot faring berkontraksi untuk mendorong bolus ke dalam esofagus.

Page 19: Fisiologi Sistem Pencernaan

FARING DAN ESOFAGUS

Menelan dibagi menjadi dua tahap yaitu :

b. Tahap Esofagus

Pusat menelan memulai gelombang peristaltik primer yang mengalir dari pangkal ke ujung esofagus, mendorong bolus didepannya melewati esopagus ke lambung. Peristaltik mengacu pada kontraksi berbentuk cincin otot polos sirkuler yang bergerak secara progresif ke depan dengan gerakan mengosongkan, mendorong bolus di depan kontraksi.

Dengan demikian pendorongan makanan melalui esopagus adalah proses aktif yang tidak mengandalkan gravitasi. Makanan dapat didorong ke lambung bahkan dalam posisi kepala di bawah. Gelombang peristaltik berlangsung sekitar 5 – 9 detik untuk mencapai ujung bawah esopagus. Kemajuan gelombang tersebut dikontrol oleh pusat menelan melalui persyarafan vagus.

Page 20: Fisiologi Sistem Pencernaan

FARING DAN ESOFAGUS

Menelan dibagi menjadi dua tahap yaitu :

b. Tahap Esofagus

Sekresi esofagus seluruhnya bersifat protektif dan berupa mukus, mukus disekresikan di sepanjang saluran pencernaan. Dengan menghasilkan lubrikasi untuk lewatnya makanan, mukus esofagus memperkecil kemungkinan rusaknya esofagus oleh bagian-bagian makanan yang tajam, mukus juga melindungi dinding esofagus dari asam dan enzim getah lambung apabila terjadi refluks lambung.

Page 21: Fisiologi Sistem Pencernaan

Mekanisme Pencernaan makanan

• Sfingter gastroesofageal– Batas esofagus dengan lambung–Normal selalu berkontraksi– Peristaltik akan berelaksasi kalau

gagal relaksasi akan terjadi Akalasia (pelebaran esofagus)

– Fungsi utama : Cegah refluk (kembalinya makanan ke arah esofagus)

Page 22: Fisiologi Sistem Pencernaan
Page 23: Fisiologi Sistem Pencernaan

Mekanisme Pencernaan makanan

• Lambung :• Anatomi terdiri dari:

– Fundus– Korpus– Antrum

• Fungsi motorik sebagai : – Tempat penyimpanan makanan– Tempat pencampuran makanan

Page 24: Fisiologi Sistem Pencernaan
Page 25: Fisiologi Sistem Pencernaan

Mekanisme Pencernaan makanan

• Fungsi penyimpanan lambung– Reflek vagal tonus berkurang

akan menambah ruang sehingga makanan lebih banyak bisa masuk

– Penonjolan lambung kearah luar secara progresif memungkinkan volumenya jadi bertambah

– Volume : 1 liter

Page 26: Fisiologi Sistem Pencernaan

Mekanisme Pencernaan makanan

• Pencampuran dan propulsi:– Gelombang campur tiap 20 detik– Pengaturan gelombang listrik dasar akan

menimbulkan gerakan mendorong isi lambung kearah antrum.

– Makanan yang sudah bercampur dengan sekresi lambung disebut CHYME

– Kontraksi lapar : kontraksi ritmit yang terjadi pada lambung jika lambung dibiarkan kosong dalam jangka waktu lama

Page 27: Fisiologi Sistem Pencernaan

Mekanisme Pencernaan makanan

• Pengosongan lambung– Peran pilorus• Tertutup lemah air/ciran lewat• Peran peristaltik antrum• Pompa pilorus

– Atur pengosongan :• Sinyal saraf• Hormon gastrin

Page 28: Fisiologi Sistem Pencernaan

Mekanisme Pencernaan makanan

• Pengosongan lambung– Faktor lambung yang berpengaruh :

• Volume makanan di lambung• Hormon gastrin percepat pengosongan

lambung

– Faktor duodenum• Hambat pengosongan lambung• Reflek enterogastrik :

– Regangangan dudenum yang meningkat– Iritasi dudenum– Keasaman-osmolalitas chyme yang berlebihan– Pemecahan bahan makanan yang tidak sempurna

Page 29: Fisiologi Sistem Pencernaan

Pengaturan Sekresi Lambung

Untuk pengaturan sekresi lambung dibagi menjadi tiga fase :•Fase SefalikFase ini dimulai saat makanan belum masuk ke lambung, misalnya saat kita melihat, mencium, memikirkan, atau mengecap makanan. Fase ini disebabkan oleh pusat nafsu makan (korteks serebri). Fase ini diperantarai oleh saraf fagus, dari saraf fagus lalu dihantarkan ke lambung. Fase ini menyebabkan kelenjar gastrik merangsang 10% dari sekresi lambung normal (seperti sekresi asam klorida, pepsinogen, dan menambah mukus)

Page 30: Fisiologi Sistem Pencernaan

Pengaturan Sekresi Lambung

• Fase IntestinalFase ini dimulai dari gerakan pengosongan

lambung (kimus) ke duodenum. Dalam makanan ada protein yang sebagian dicerna oleh duodenum ini melibatkan pelepasan gastrin usus.

Page 31: Fisiologi Sistem Pencernaan

Pengaturan Sekresi Lambung

• Fase Gastrik

Fase ini dimulai saat makanan mencapai antrum pilorus. Distensi antrum juga menyebabkan terjadinya rangsangan mekanis dari reseptor reseptor pada dinding lambung . impuls tersebut berjalan menuju medula melalui eferen vagus dan kembali ke lambung melalui eferen vagus; impuls ini merangsang pelepasan hormon gastrin dan juga secara tidak langsung merangsang kelenjar kelenjar lambung.

Gastrin dilepas dari antrum dirangsang oleh pH alkali, garam ampedu di atrum, juga oleh protein makanan dan alkohol ke aliran darah menuju kelenjar lambung dan terjadilah rangsangan sekresi. Fase gastrik menghasilkan lebih dari dua per tiga dari sekresi lambung total setelah makan. Total sekresi lambung harian manusia sekitar 2000 ml

Page 32: Fisiologi Sistem Pencernaan

Usus halus (usus kecil)•Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta.•Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.

Page 33: Fisiologi Sistem Pencernaan

Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).

Page 34: Fisiologi Sistem Pencernaan

1. Duodenum

Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.

Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.

Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.

Page 35: Fisiologi Sistem Pencernaan

2. jejenum

Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.

Page 36: Fisiologi Sistem Pencernaan

2. jejenum

Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar” dalam bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti “kosong”.

Page 37: Fisiologi Sistem Pencernaan

Mekanisme Pencernaan makanan

• Gerak usus halus :– Kontraksi segmentasi : memungkinkan

terjadinya perpindahan makanan ditengah lumen ke tepi lumen usus

– Kontraksi pendorong : makan bergerak ke arah distal

• Peran katup ileosaekal– Mencegah fekal balik ke usus halus– Pengaturan umpan balik

Page 38: Fisiologi Sistem Pencernaan
Page 39: Fisiologi Sistem Pencernaan
Page 40: Fisiologi Sistem Pencernaan

Mekanisme Pencernaan makanan

• Pergerakan kolon :– Fungsi :• Tempat pnyerapan air• Tempat penumpukan feses

– Gerak• Pencampur – haustral• pendorong

Page 41: Fisiologi Sistem Pencernaan
Page 42: Fisiologi Sistem Pencernaan

Mekanisme Pencernaan makanan

• Rektum–Defekasi• Reflek defekasi : dimulai adanya

regangan didinding rektum oleh masa feses• Dorong masa feses ke rektum• Bila keadaan telah memungkinkan

spinter ani akan relaksasi defekasi

Page 43: Fisiologi Sistem Pencernaan
Page 44: Fisiologi Sistem Pencernaan