FISIOLOGI Sistem Pencernaan

27
Fisiologi system pencernaan A. Control saraf terhadap fungsi gastrointestinal GI tract ini memiliki jenis persarafan tersendiri, yaitu system saraf enteric. System saraf enteric terdiri dari 2 jenis plexus yaitu, 1. Plexus mienterikus a. Sifatnya meningkatkan kontraksi tonik b. Peningkatan intensitas kontraksi ritmis c. Sedikit peningkatan kecepatan irama kontraksi d. Peningkatan kecepatan konduksi gelombang eksitatorik di sepanjang dinding usus, menyebabkan pergerakan gelombang peristaltic usus yang lebih cepat e. Polipeptida intestinal vasoaktif menghambat pergerakan makanan, pada sfingter polorik dan sfingter katup ileocecal, yang berfungsi sebagai pengosongan lambung dan usus halus kedalam cecum 2. Plexus submukosa Berfungsi sebagai pengaturan fungsi di dalam dinding sebalah dalam dari tiap bagan kecil segmen usus. B. Jenis gerakan fungsional pada GI Tract Gerakan ini terbagi menjadi dua, yaitu 1. Gerakan propulsive Menyebabkan makanan bergerak maju sepanjang saluran dengan kecepatan sesuai untuk membantu terjadinya pencernaan dan absopsi.

Transcript of FISIOLOGI Sistem Pencernaan

Fisiologi system pencernaan

A. Control saraf terhadap fungsi gastrointestinal

GI tract ini memiliki jenis persarafan tersendiri, yaitu system saraf enteric.

System saraf enteric terdiri dari 2 jenis plexus yaitu,

1. Plexus mienterikusa. Sifatnya meningkatkan kontraksi tonikb. Peningkatan intensitas kontraksi ritmisc. Sedikit peningkatan kecepatan irama kontraksid. Peningkatan kecepatan konduksi gelombang eksitatorik di sepanjang dinding usus,

menyebabkan pergerakan gelombang peristaltic usus yang lebih cepate. Polipeptida intestinal vasoaktif menghambat pergerakan makanan, pada sfingter polorik

dan sfingter katup ileocecal, yang berfungsi sebagai pengosongan lambung dan usus halus kedalam cecum

2. Plexus submukosaBerfungsi sebagai pengaturan fungsi di dalam dinding sebalah dalam dari tiap bagan kecil segmen usus.

B. Jenis gerakan fungsional pada GI TractGerakan ini terbagi menjadi dua, yaitu1. Gerakan propulsive

Menyebabkan makanan bergerak maju sepanjang saluran dengan kecepatan sesuai untuk membantu terjadinya pencernaan dan absopsi.

2. Gerakan mencampurMenjaga agar isi usus sungguh-sungguh tercampur setiap waktu.

C. Perjalanan Makanan

1. Mastikasi (mengunyah)Terjadi dalam rongga mulut dan dibantu oleh adanya gigi sebagai proses mekanin dalam penghalusan makanan untuk menjadi bolus

2. DeglutisiMekanisme yang kompleks, terutama karena faring membantu fungsi pernapasan dan menelan. Pada umumnya, fase dalam menelan bersifat involunter dan volunteer.

a. Tahap volunteerMencetuskan untuk memakan sesuatu dan proses menelan

b. Tahap faringealBersifat involunter dan membantu jalanya makanan melalui faring ke dalam esophagus. Proses spesifik dari tahap ini adalah,1) Palatum mole tertarik ke atas untuk menutupi nares posteriorm untuk mencegah

refluks makanan ke rongga hidung2) Lipatan palatofaringeal pada setiap sisi faring tertarik kea rah medial untuk saling

mendekat satu sama lain.

3) Pita suara laring menjadi sangat berdekatan dan laring tertarik ke atas dan anterior oleh otot-otot leher

4) Gerakan laring ke atas juga menaraik dan melebarkan perbukaan ke esophagus5) Laring terangkat dan sfungter faringoesofageal mengalami relaksasi, seluruh otot

dinding faring berkontraksi, mulai dari bagian superior faring, lalu menyebar ke bawah melintasi daerah faring media dan inferior, yang medorong makanan ke dalam esophagus melalui proses peristaltic

6) Tahap esophagealc. fase involunter lain yang mengangkut makanan dari faring ke lambung

3. Pergerakan usus halusTerjadi kontraksi pencampuran yang sifatnya membuat gerakan usus menjadi tersegmentasi dan kontraksi propulsive.

4. Gerakan kolon5. Defekasi

Pendorongan feses yang terus menerus melalui anus dicegah oleh kontriksi tonik dari,a. Sfingter ani internus, penebalan otot sirkular sepanjang beberapa sentimeter yang

terletak tepat di sebelah dalam anusb. Sfingter ani eksternus, yang terdiri dari otot lurik volunteer yang mengelilingi sfingter

internus dan meluas ke sebalh distal6. Reflex defekasi

Hal ini terjadi karena respon penuh dari feses, dan stimulasi pada otot-otot yang berhubungan langsung dengan proses defekasi serta adanya respon dari system saraf yang bekerja. Reflex ini pula berhubungan dengan penguatan dari respon saraf parasimpatis dan respon volunteer.

FISIOLOGI LAMBUNG

Fisiologi lambung terdiri dari:1. Pencampuran, beberapa pergerakan kontraksi makanan didalam saluran pencernaan

untuk mencampurnya dengan sekresi pencernaan dan untuk membantu pemecahan menjadi bagian yang lebih kecil.

2. Sekresi, makanan bergerak melalui saluran pecernaan, sekresi ditambahkan untuk melubrikasi, mencairkan dan mencerna makanan.

3. Pencernaan, pemecahan dari molekul organic besar menjadi molekul organic yang lebih kecil.

FUNGSI MOTORIK LAMBUNG Fungsi motorik lambung ada tiga:

1. Menyimpan sejmlah besar makanan sampai dapat diakomodasi di traktus

gastrointestinal bagian bawah.

2. Mencampur makanan tersebut dengan sekresi lambung sampai terbentuk campuran

semicair yang disebut chyme.

3. Pengosongan perlahan dari makanan dari lambung ke usus kecil dengan kecepatan yang

tepat untuk pencernaan dan penyerapan oleh usus kecil.

Secara fisiologis, lambung dapat dibagi atas dua bagian besar:

1. Korpus atau badan.

2. Antrum.

Fundus, terletak di ujung atas korpus lambung berfungsi sebagai bagian dari korpus.

Gambar Fisiologi Anatomi Lambung

FUNGSI PENYIMPANAN LAMBUNG Sewaktu makanan memasuki lambung, terbentuk lingkaran konsentris di korpus dan fundus

lambung, makanan yang terdepan terletak dekat dengan pembukaan esophagus dan

makanan terbelakang terletak dengan dinding esophagus.

Dalam keadaan normal, sewaktu makanan memasuki lambung, reflex vagal akan sangat

mengurangi tonus dinding otot korpus lambung sehingga dinding tertsebut dapat menonjol

ke luar secara progresif, memberikan akomodasi untuk semakin besarnya jumlah makanan

sampai batas sekitar 1 liter. Tekanan di lambung tetap rendah sampai batas ini tercapai.

PENCAMPURAN DAN PROPULSI MAKANAN DI LAMBUNG – IRAMA LISTRIK DASAR LAMBUNG Cairan pencernaan lambung disekeri oleh kelenjar gaster, yang meliputi hamper seluruh

dinding luar korpus lambung.

Sekresi ini segera berkontak dengan bagian makanan yang tersimpan dalam permukaan

mukosa lambung; sewaktu lambung terisi, gelombang konstriktor peristaltic lemah, yang

juga disebut gelombang campuran, bergerak kearah antrum sepanjang dinding lambung

kira-kira sekali tiap 20 detik.

Gelombang ini yang diatur oleh irama listrik dasar (disebut BER = basic electrical rhythm)

terdiri dari “gelombang lambat” listrik yang timbul spontan di dinding lambung.

Sewaktu gelombangtersebut menuju lambung, mereka tak hanya menyebabkan sekresi

mencampur dengan makanan tapi juga menimbulkan dorongan lemah untuk menggerakan

isi campuran tersebut ke dalam antrum.

Sewaktu lambung penuh, gelombang campuran ini biasanya timbul dekat titik tengah

lambung, namun, sewaktu lambung kosong, gelombang tersebut menjadi bertambah kuat

dan jugaberasal jauh di atas dinding lambung, sehingga mendorong bagian terkahir dari

makanan yang disimpan ke dalam antrum lambung.

Sewaktu gelombang konstriktor berjalan dari korpus lambung ke dalam antrum, mereka

menjadi lebih kuat, beberapa menjadi sangat kuat dan dilengkapi dengan lingkaran

kontriktor peristaltic yang sangat kuat yang akan memaksa isi antrum dengan tekanan tinggi

kea rah pylorus.

Lingkaran konstriktor ini juga memainkan peranan yang sangat penting dalam mencampur isi

lambung dengan cara sebagai berikut:

1. Setiap kali sebuah gelombang peristaltic berjalan melalui antrum menuju pylorus, ia

menembus samapai ke dalam isi antrum

2. Tetapi pintu pylorus cukup sempit sehingga hanya beberapa milliliter isi antrum yang

dikeluarkan ke dalam duodenum melalui setiap gelombang peristaltic

3. Dengan demikian, setiap gelombang peristaltic mencapai pylorus, otot pylorus sendiri

berkontraksi, yang akan menghalangi pengosongan melalui pylorus

4. Oleh karena itu, kebanyakan isi antrum akan disemprotkan ke belakang melalui

lingkaran peristaltic menuju korpus lambung

5. Jadi, lingkaran konstriksi peristaltic yang bergerak, berkombinasi dengan pengaruh

semprotan ini, disebut “retropulsi,” ini adalah mekanisme mencampur dari lambung

yang sangat penting.

Gambar Pergerakan LambungKeterangan gambar:

1. Gelombang pencampuran diinisiasi di badan dari lambung maju ke arah regio pilori.2. Banyak bagian cair dari kimus ditekan ke arah region pilori.3. Gelombang pencampuran tambahan bergerak di arah yang sama.4. Banyak bagian cair dari kimus ditekan ke arah region pilori.5. Cairan kimus membuat bukaan pilori.

PENGOSONGAN LAMBUNG Pada dasarnya, pengosongan lambung dilawan oleh tahanan pylorus dalam hal perjalanan

makanan, dan dilancarkan oleh gerakan peristaltic dari antrum lambung.

Peran Pilorus Dalam Pengosongan Lambung Pylorus dalam keadaan normal tetap hampir seluruhnya, tidak seluruhnya, tertutup karena

kontraksi tonik dari otot pilorus.

Kekuatan menutupnya cukup lemah sehingga air dan cairan lain keluar dari lambung dengan

mudah. Sebaliknya, cukup besar untuk menjaga pergerakan chyme yang setengah padat ke

dalam duodenum kecuali bila sebuah gelombang peristaltic antrum yang kuat memaksa chyme

melaluinya.

Meskipun demikian, derajat konstriksi sfingter pylorus dapat meningkat atau menurun di bawah

pengaruh sinyal-sinyal dari keduanya baik dari lambung dan dari duodenum.

Peran Peristaltic Antrum Dalam Pengosongan Lambung – Pompa Pilorus Intensitas peristaltic antrum berubah secara nyata di bawah kondisi yang berbeda-beda,

khususnya dalam menjawab sinyal-sinyal dari keduanya baik dari lambung dan dari duodenum.

Pada umumnya kontraksi peristaltic antrum adalah lemah dan berfungsi terutama untuk

menimbulkan pencampuran makanan dengan sekresi lambung, ini meningkatkan keenceran

chyme.

Meskipun demikian, kira-kira 20 persen dari waktu makanan di lambung, kontraksi-kontraksi

peristaltic ini menjadi sangat kuat pada insisura angularis lambung serta menyebar melalui

antrum tidak lagi sebagai gelombang pencampur yang lemah, tetapi seperti peristaltic yang

kuat, seperti cincin konstriksi.

Bila lambung menjadi makin kosong secara cepat, kontriksi-kontriksi ini makin meluas ke bagian

atas dari korpus lambung, secara bertahap mengambil bagian terbawah dari timbunan makanan

dan menambah makanan ini ke chyme di dalam antrum.

Gelombang peristaltic yang kuat ini sering menimbulkan tekanan air sebesar 50-70 sentimeter,

yang mana kira-kira enam kali lebih kuat dari gelombang peristaltic pencampuran yang biasa.

Bila tonus pylorus normal, setiap gelombang peristaltic antrum yang kuat memaksa beberapa

milliliter chyme ke dalam duodenum.

PENGATURAN PENGOSONGAN LAMBUNG Kecepatan pengosongan lambung diatur oleh banyak sinyal-sinyal dari lambung dan dari

duodenum.

Sinyal-sinyal lambung terutama ada dua:

1. Sinyal-sinyal saraf yang disebabkan oleh peregangan lambung oleh makanan.

2. Hormone gastrin yang dilepaskan dari mukosa antrum sebagai jawaban akibat adanya

jenis-jenis makanan tertentu di dalam lambung.

Kedua sinyak ini meningkatkan kekuata pompa pylorus dan pada waktu yang sama

menghambat pylorus, jadi menimbulkan pengosongan lambung.

Sinyal-sinyal dari duodenum menghambat pompa aliran pylorus dan biasanya meningkatkan

tonus pylorus pada saat yang sama.

Pada umumnya, bila kelebihan volume chyme atau kelebihan chyme jenis tertentu yang

masuk duodenum, sinyal-sinyal umpan balik negative, keduanya saraf dan hormonal, akan

menghambat pompa pylorus dan memperbesar tonus sfingter pylorus.

Sinyal-sinyal umpan balik ini mengijinkan chyme memasuki duodenum hanya secepat

makanan tesebut diproses oleh usus halus.

SEKRESI LAMBUNG

Mekanisme Dasar Sekresi HCl Sel oksintik (parietal) akan mensekresi larutan elektrolit yang mengandung maksimal 160

milimol HCl per liternya, yang hamper isotoniknya dengan cairan tubuh.

pH dari larutan asam ini kira-kira 0,8, jadi menunjukkan keasamannya yang ekstrem.

Pada pH ini konsentrasi ion hydrogen sekitar 3 juta kali dari onsentrasi ion dalam darah arteri.

Dan untuk mengkonsentrasikan ion hydrogen dalam jumlah yang besar ini diperlukan lebih dari

1500 kal energy per liter cairan lambung.

HCl dibentuk pada membrane dari kanalikuli ini dan kemudian dihantarkan melalui lubang

dalam bagian luar.

Gambar Produksi HCl oleh Sel Parietal pada Kelenjar Gastrik dari Lambung

Mekanisme pembentukan HCl terdiri dari tahapan sebagai berikut ini:

1. Ion klorida secara aktif dipindahkan dari sitoplasma sel oksintik ke lumen kanalikulus.

Keadaan ini akan menciptakan potensial negative sebesar -40 sampai -70 milivolt pada

kanalikulus, yang akan menyebabkan terjadinya difusi pasif dari ion kalium yang bermuatan

positif dari sitoplasma sel ke dalam kanalikulus. Jadi, efeknya, KCl akan masuk ke

kanalikulus.

2. Air didisosisasi menjadi ion hydrogen dan ion hidroksil di daam sitoplasma sel. Ion hydrogen

kemudian secara aktif disekresikan ke kanalikulus sebagai penukar dari ion kalium, proses

pertukaran aktif ini dikatalisasi oleh H+-K+ ATPase. Jadi, sebagian besar dari ion kalium yang

disekresi direabsorpsi, dan ion hydrogen akan mengambil alih tempaynya di dalam

kanalikulus.

3. Air dilewatkan melalui sel menuju ke kanalikulus melalui osmosis. Jadi, sekresi akhir yang

masuk ke kanalikulus merupakan larutan yang mengandung HCl dengan konsentrasi 160

milimol per liter dan KCl dalam konsentrasi 17 milimol per liter.

4. Akhirnya, CO2, baik yang terbentuk selama metabolism di dalam sel atau masuk ke dalam sel

dari darah, akan bergabung dengan air di bawah pengaruh anhidrase karbonik untuk

membentuk HCl. Senyawa ini sebaliknya akan berdisosiasi menadi ion bikarbonat dan ion

hydrogen. Ion hydrogen yang bersenyawa dengan ion hidroksil akan dikeluarkan pada Tahap

1 untuk membentuk air. Ion bikarbonat sebaliknya, akan berdifusi keluar dari sel ke dalam

sel dan nantinya akan disekresi ke dalam kanalikulus.

Gambar Skematik Anatomi Kanalikuli pada Sel Parietal (Oksintik)

Pengaktifan Pepsinogen Ada beberapa tipe pepsinogen yang berbeda yang disekresika oleh sel peptic dan mucus dari

kelenjar lambung.

Bahkan walaupun demikian, semua pepsinogen pada dasaranya melakukan fungsi yang sama.

Ketika pepsinogen pertama kali disekresikan, pepsinogen ini tidak mempunyai aktivitas

pencerna.

Namun, segera setelah berkontraksi dengan HCl, dan khususnya apabila berkontak dengan

pepsin yang sudah terbentuk sebelumnya ditambah dengan HCl, akan segera diaktifkan untuk

membentuk pepsin aktif.

Pada proses ini molekul pepsinogen yang mempunyai berat molekul 42.500 akan terpecah

menjadi molekul pepsin, yang mempunyai berat molekul 35.000.

Pepsin adalah enzim proteolitik aktif dalam medium yang sangat asam (pH optimal = 1,8 – 3,5),

tetapi di atas pH 5 hanya mempunyai aktifitas proteolitik yang kecil dan akan segera menjadi

tidak aktif seluruhnya.

Oleh karena itu, sekresi HCl sama dibutuhkannya seperti sekresi pepsin untuk mencerna protein

dalam lambung.

Sekresi Enzim yang Lain Sejumlah kecil enzim lainnya juga disekresikan dalam cairan lambung, termasuk lipase gastric,

amylase gastric, dan gelatinase.

Lipase gastric dilihat dari jumlahnya kurang begitu penting dan sebenarnya merupakan

tributirase, karea aktifitas utamanya adalah pada tributin, yang merupakan lemak mentega;

hamper tidak mempunyai aktifitas lipolitik terhadap lemak yang lain.

Amylase gastric juga kurang berperan pada pencernaan serat dan gelatinase akan membantu

mencairkan beberapa proteoglikan yang terdapat di dalam daging.

Sekrsi Factor Intrinsic Sebuah substansi yang disebut factor intrinsic, penting untuk absorpsi vitamin B12 di dalam

ileum, disekresi oleh sel oksintik bersama dengan sekresi dari HCl.

Oleh karena itu, jika sel lambung pembentuk asam rusak, yang sering terjadi pada gastritis

kronis, orang tidak hanya mengalami aklorhidria tetapi juga akan mengalami anemia pernisiosa

karena kegagalan malnutrisi dari sel-sel darah merah pada keadaan tidak ada rangsangan

vitamin B12 dari sumsum tulang.

Sekresi Mukus pada Lambung Kelenjar pilorik mempunyai struktur yang serupa dengan kelenjar oksintik, tetapi mengandung

hanya beberapa sel peptic dan hamper tidak mempunyai sel oksintik.

Alih-alih, kelenjar ini megandung terutama sel-sel mukosa yang identik dengan sel leher mucus

dari kelenjar gastric.

Sel-sel ini akan mensekresi sejumlah kecil pepsinogen, seperti sudah disebutkan terdahulu dan

khususnya sejumlah besar mucus encer yang melindungi dinding lambung pada saat pencernaan

oleh enzim lambung.

Selain itu, permukaan dari mukosa lambung di antara kelenjar mempunyai lapisan sel mucus

yang kontinu, yang mensekesi sejumlah besar mucus yang lebih kental dan alkali yang melapisi

mukosa dengan lapisan agar mucus dengan ketebalan yang seringkali lebih dari 1 mm, jadi

membentuk selubung pelindungan utama untuk dinding lambung serta ikut berperan melumasi

transport makanan.

Bahkan iritasi mukosa yang paling kecil sekalipun akan langsung merangsang sel mucus untuk

mensekresikan sejumlah besar mucus yang kental dan lengket ini.

Keadaan ini akan mengakibatkan terbentuknya barier lambung yang menghalangi cedera

dinding lambung akibat aksi pencernaan dan juga akan sangat mengurangi absorbs dari

sejumlah besar substansi oleh mukosa lambung.

PENGATURAN SEKRESI LAMBUNG OLEH MEKANISME SARAF DAN HORMONAL Sekresi lambung diatur oleh mekanisme saraf maupun hormonal; pengaturan saraf diperoleh

melalui serabut parasimpatik nervus vagus serta melalui system reflex saraf enteric setempat,

dan pengaturan hormonal terutama berlangsung sebagai respon terhadap hormone gastrin.

1. Regulasi saraf

o Local, menggunakan system saraf enteric (Enteric Nervous System – ENS)

Enteric sensory neuron, mendeteksi komposisi kimia dan perubahan

mekanik.

Enteric motor neuron, menstimulasi aatu menghambat kontraksi otot polos

dan glandular secretion.

Enteric inter-neuron, menghubungkan saraf sensori dan motorik.

Coordinate local reflexes.

o General, menggunakan saraf vagus

Control reflex diaktifkan oleh stimulus dari saluran pencernaan, penglihatan,

bau, rasa dimana menstimulasi sensasi lapar.

Saraf sympathetic menghambat kontrasi otot dan suplai darah.

2. Regulasi hormonal/ kimiawi

o GIT memproduksi hormon: gastrin, sekretin, dll. à meregulasi sekresi lain.

o Histamin (paracrine chemicals) à mempengaruhi sel yang didekatnya.

Jadi, pengaturan sekresi lambung berbeda dari pengaturan sekerei saliva, yang selurunya

dipengaruhi oleh mekanisme saraf.

Tiga Fase Sekresi Lambung Sekresi lambung dianggap berlangsung dalam tiga fase yang terpisah:

Gambar Fase Sekresi Lambung dan Regulasinya

1. Fase sefalik

o Fase sefalik dari sekresi lambung berlangsung bahkan sebelum makanan masuk ke

dalam lambung.

o Ini berasal dari melihat, membaui, membayangkan, atau mengecap makanan; dan

makin besar nafsu akan, makin kuat rangsangan.

o Sinyal neurogenik yang menyebabkan fase sefalik dari sekresi dapat berasal dari

korteks serebri atau pada pusat rasa lapar dari amigdala atau hipotalamus.

o Sinyal ditransmisikan melalui nucleus motorik dorsalis nervus vagus ke lambung.

o Fase sekresi ini kemungkinan membentuk kurang dari sepersepuluh sekresi lambung

yang normalnya berkaitan dengan memakan makanan.

Gambar Fase Sefalik dari Sekresi LambungKeterangan gambar:

1. Rasa atau bau makanan, sensasi taktil dari makanan di mulut, atau apapun dari makanan yang menstimulasi medulla oblongata.

2. Aksi potensial parasimpatik dibawa dari mulut.3. Serat saraf vagus parasimpatetik preganglionik menstimulasi neuron posganglionik di pleksus

enteric dari lambung.4. Neuron posganglionik menstimulasi sekresi melalui sel parietal dan sel chief dan menstimulasi

sekresi gastrin memalui sel endokrin.5. Gastrin dibawa memalui sirkulasi kembali ke lambung (panah ungu), dimana gastrin

menstimulasi sekresi melalui sel parietal dan chief.

2. Fase gastric

o Pada saat makanan masuk ke lambung, makanan akan merangsang mekanisme

gastrin, yang akan mengakibatkan terjadinyansekresi cairan lambung yang kontinu

selama beberapa jam, selama makanan masih tetap berada di dalam lambung.

o Selain itu, keberadaan makanan di dalam lambung juga menyebabkan:

a. Reflex setempat pada system saraf enteric dari lambung.

b. Reflex fasovagal yang berjalan ke batang otak dan kembali ke lambung

o Kedua reflex di atas menyebabkan rangsang asetilkolin dari kelenjar oksintik dan

menambah sekresi yang ditimbulkan oleh mekanisme gastrin.

o Fase gastric dari sekresi membentuk sekurang-kurangnya dua pertiga dari total

sekresi lambung yang berkaitan dengan makanan dan karena itu, ikut membentuk

bebagian besar dari total sekresi lambung sehari-hari, sebanyak 1.500 mL

Gambar Fase Gastrik dari Sekresi LambungKeterangan gambar:

1. Penggelembungan dari lambung mengaktifkan reflex parsimpatetik. Potensial aksi dibawa ke medulla oblongata.

2. Medulla oblongata menstimulasi sekresi lambung.3. Penggelembungan dari lambung juga mengaktifkan reflex local dimana meningkatkan sekresi.

3. Fase intestinal

o Keberadaan makanan di dalam bagian atas usus kecil, khususnya pada duodenum,

dapat mengakibatkan lambung mensekresi sejumlah kecil cairan lambung.

o Hal ini mungkin sebagian berasal dari fakta bahwa sejumlah kecil gastrin juga

dikeluarkan oleh mukosa duodenum sebagai respon terhadap ketegangan atau

rangsang mekanisme gastrin lambung.

o Kemungkinan ada beberapa hormone lain atau reflex yang juga memegang peranan

kecil dalam merangsang sekresi cairan lambung.

o Meskipun demikian, beberapa factor intestinal juga dapat menghalangi sekresi

lambung, dan factor ini seringkali jauh melampaui factor rangsang.

Gambar Fase Intestinal dari Sekresi LambungKeterangan gambar:

1. Kimus di duodenum dengan pH dibawah 2 atau produk yang berisi lemak hasil pencernaan menghambat sekresi gastric melalui tiga mekanisme (2 – 4).

2. Sensory vagal action potentials to the medulla oblongata inhibit motor action potentials from the medulla oblongata

3. Reflex local menghambat sekresi gastric.4. Secretin, gastric inhibitory polypeptide, dan cholecystokinin diproduksi oleh duodenum

menghambat sekresi gastric di lambung.

Hambatan Sekresi Lambung oleh Faktor Intestinal Walaupun kimus merangasang sekresi lambung selama fase sekresi intestinal, kimus sebaliknya

sering menghambat selama fase gastric.

Hambatan ini sekurang-kurangnya disebabkan oleh dua pengaruh:

1. Keberadaan makanan di dalam usus halus merangsang reflex enterogastrik, yang

ditransmisikan melalui system saraf enteric dan melalui nervus simpatis ekstrinsik dan

nervus vagus, yang menghambat sekresi lambung. Reflex ini dapat disebabkan oleh

peregangan usus halus, keberadaan asam pada usus bagian atas, keberadaan produk

pemecahan protein, atau iritasi mukosa.

2. Keberadaan asam, lemak, produk pemecahan protein, cairan hiperosmotik atau hipo-

osmotik, atau setiap factor iritan pada usus halus bagian atas menyababkan pelepasan

beberapa hormon intestinum. Satu diantaranya adalah sekretin, yang terutama penting

dalam mengontrol sekresi pancreas. Selain memiliki efek ini, sekretin melawan sekresi

lambung. Tiga hormone lain – peptide penghambat gastric, polipeptida intestinal vasoaktif,

dan somatostatin, semuanya mempunyai efek ringan maupun sedang tehadap penghambat

sekresi lambung.

Tujuan fungsional penghambat sekresi lambung oleh factor-faktor intestinal kemungkinan untuk

memperlambat pengeluara kimus dari lambung ketika usus halus sudah terisi.

Kenyataannya, reflex enterogastrik dan juga hormone-hormon penghambatan ini biasanya

mengurangi motilitas lambung pasa saat yang bersamaan ketika mereka mengurangi sekresi

lambung.

PENCERNAAN KARBOHIDRAT

Karbohidrat dalam Makanan Dalam diet normal manusia hanya ada tiga sumber karbohidrat:

1. Sukrosa yang merupakan disakarida yang dikenal sebagai gula tebu(cane sugar).

2. Laktosa, suatu disakarida yang terdapat dalam susu.

3. Kanji yang meruakan polisakarida besar yang ada pada hamper semua bahan makanan

bukan hewani dan terutama terdapat pada padi-padian.

Karbohidrat lain dicerna menjadi produk yang lebih ringan yaitu glikogen, alcohol, asam laktat,

asam piruvat, pectin, destrin, dan sejumlah karbohidrat kecil yang merupakan derivate lain

karbohidrat dalam daging.

Diet tersebut juga mengandung sejulah besar selulosa, yang merupakan suatu karbohidrat.

Namun tidak ada satu jenis enzimpun yang mampu mencerna selulosa yang disekresikan oleh

saluran cerna. Akibatnya selulosa tidak dapat diangap sebagai bahan makanan untuk manusia,

walaupun dapat dipakai oleh beberapa hewan yang lebih rendah.

Gambar Pencernaan Karbohidrat

Pencernaan Karbohidrat dalam Lambung Walaupun bahan makanan tidak berada cukup lama dalam mulut untuk dipercah oleh ptyalin

menjadi maltose, kerja ptyalin dapat berlangsung selama satu jam setelah makanan memasuki

lambung, yakni, sampai isi fundus lambung bercampur dengan sekresi lambung.

Selanjutnya aktifitas amylase dari liur dihambat oleh asam dari secret lambung.

Karena amylase merupakan enzim tidak aktif disaat pH medium turun di bawah 4,0.

Namun, sebelum makanan bercampur dengan sekresi lambung, rata-rata 30-40% kanj hidrolisis

menjadi maltose.

PENCERNAAN PROTEIN

Protein dalam Makanan Protein dalam makanan hamper sebagain besar berasal dari daging dan sayur-sayuranan.

Protein-protein ini selanjutnya dibentuk dari rantai panjang asan amino yang diikat oleh ikatan

peptide.

Karakteristik dari masing-masing jenis protein ditentukan oleh jenis asam aminonya dalam

molekul protein dan oleh susunan asam-asam amino ini.

Gambar Pencernaan Protein

Pencernaan Protein dalam Lambung Pepsin, enzim peptic lambung yang penting, paling aktif pada pH 2-3 dan tidak aktif sama sekali

pada pH di atas 5.

Akibatnya, agar enzim ini dapat mencernakan protein maka cairan getah lambung harus bersifat

asam.

Asam hidroklorida disekresikan oleh sel-sel oksitik (parietal) pada pH kira-kira 0,8, tetapi pada

saat asam hidrolorida bercampur dengan isi lambung dan bersama dengan sekresi dari sel-sel

kelenjar bukan oksintik lambung, pH berkisar antara 2-3, suatu batasan asiditas yang cukup

tinggi untuk aktivitas pepsin.

Pepsin terutama mampu mencerna semua jenis protein yang berada dalam makanan.

Salah satu gambaran penting dari pencernaan pepsin adalah kemampuan untuk mencernakan

kolagen, suatu albuminoid yang sangat sedikit dipengaruhi oleh enzim-enzim pencernaan

lainnya.

Kolagen merupakan bahan dasar utama dari jaringan penyambung interselular daging dan enzim

pencernaan dari saluran cerna, untuk dapat menembus daging dan mencerna protein-protein

selular pertama yang penting adalah pencernaan serat kolagen.

Biasanya pepsin hanya memulai proses pencernaan protein dan mungkin sampai 10-30% dari

pencernaan total.

Pemecahan protein ini merupakan proses hidrolisis yang terjadi pada rantai peptide di antara

asam-asam amino.