Fisiologi Sistem Pencernaan
-
Upload
elga-dewi-rahmianty -
Category
Documents
-
view
11 -
download
0
description
Transcript of Fisiologi Sistem Pencernaan
FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN
FISIOLOGI LAMBUNG
Fungsi utama :
Menyimpan makanan yang masuk sampai disalurkan ke usus halus dengan kecepatan yang sesuai untuk pencernaan & penyerapan yang optimal
Mensekresikan HCl & enzim-enzim yang memulai pencernaan
MOTILITAS LAMBUNG
Tdd 4 aspek :
1. Pengisian lambung
Jika kosong : vol 50ml
Jika terisi makanan : kapasitasnya bisa sampai 1000mltidak menimbulkan ketegangan pada dinding lambung & tekanan intralambung tidak meningkat, karena adanya :
Plastisitas , yaitu kemampuan otot polos mempertahankan ketegangan konstan dlm rentang pjg yg lebar.
saat lambung terisi makanan serat-serat otot polos teregang serat-serat tersebut menyerah (melemas) tanpa menyebabkan peningkatan ketegangan otot.
tapi bila peregangan melebihi batas tertentudepolarisasi sel-sel pemacusel-sel pemacu mendekati potensial istirahat potensial gelombang lambat mencapai ambang mencetuskan kontraksi otot
Relaksasi Reseptif
saat makan lipatan-lipatan rugae lambung mengecil & mendatar pada saat lambung sedikit demi sedikit melemas karena terisipeningkatan kemampuan lambung mengakomodasikan volume makanan tmbhan
dipicu oleh tindakan makan & diperantarai n.vagus
2. Penyimpanan lambung
Dibagian fundus terdapat sel-sel pemacu
Sel-sel pemacupotensial gelombang lambatpola depolarisasi spontan ritmik = BER (Basic Electrical Rhythm)
Oleh aliran arus BER bisa mencapai ambang potensial aksi memulai kontraksi ototgelombang peristaltik dan menyapu isi lambung dengan kecepatan yang sesuai dengan BER (3x/mnt)
3. Pencampuran lambung
Gelombang peristaltik antrum mendorong kimus ke depan ke arah sfingter pilorus
Dalam keadaan normal, sfingter pilorus berkontraksi tonik menjaga sfingter hampir tertutup rapat
Gerakan peristaltik antrum sudah mencapai sfingter pilorus sfingter berkontraksi lebih kuat menutup sfingterhanya beberap mL kimus yang terdorong ke duodenum
Kimus besar yang terdorong ke depan oleh gerakan peristaltik untuk dimasukan ke duodenum tiba-tiba berhenti pada sfingter yang tertutup kimus tertolak kembli ke dalam antrumkemudian terdorong lagi ke depan oleh gerakan peristaltik (Retropulsi) kimus dapat bercampur secara merata di antrum
4. Pengosongan lambung
semakin meningkat eksitabilitas semakin sering BER menghasilkan potensial aksi semakin besar aktivitas peristaltik di antrum semakin cepat pengosongan lambung
faktor yang mengatur motilitas & pengosongan lambung :
FISIOLOGI HEPAR & EMPEDU
Fungsi hepar :
Fungsi hati yang penting berkaitan dengan sistem pencernaan: sekresi empedu
Hepatosit secara terus-menerus mengeluarkan empedukanalis biliarisdiangkut ke duktus biliaris diperifer lobulus menyatu menjadi duktus biliaris komunismenyalurkan empedu dari hati ke duodenum
EMPEDU
Jumlah empedu yang disekresikan 250ml-1l/hari
Lubang duktus biliaris ke dalam duodenum dijaga oleh sfingter oddi mencegah empedu memasuki duodenum (kecuali selama ingesti makanan)
Bila sfingter oddi tertutupsebagian besar empedu yang disekresikan oleh hati akan dibelokan ke dalam kandung empedu disimpan + diasamkan + dipekatkan (absorpsi air) diantara waktu mknsetelah makan, empedu masuk ke duodenum
Komposisi empedu
(Ditambahkan o/ sel2 duktus )Cairan alkalis encer NaHCO3
Air
Garam anorganik
Konstituen organik :
Garam empedu
(Berasal dari aktivitas hepatosit )Kolesterol
Lesitin
Bilirubin
Daur ulang garam empedu :
Garam empedu secara aktif disekresikan ke dalam empedu
Masuk ke duodenum bersama dengan konstituen empedu lainnya
Ikut serta dalam pencernaan & penyerapan lemak
Sebagian besar garam empedu direabsorpsi ke dlm darah oleh mekanisme transportasi khusus di ileum terminal
Garam-garam empedu dikembalikan melalui sistem porta hepatika ke hati
Lalu hati kembali mensekresikan mereka ke dalam empedu
Disebut sirkulasi enterohepatika
Proses pencernaan lemak oleh garam empedu
1. EFEK DETERJEN (EMULSIFIKASI) GARAM EMPEDU
Kemampuan garam empedu mengubah globulus-globulus lemak berukuran besar menjadi emulsi lemak yang terdiri dari banyak butir lemak kecil yang terbenam didalam cairan kimus
Molekul garam empedu mengandung :
Bagian larut lemak (steroid yang berasal dari kolesterol) : larut dalam butiran lemak
Bagian larut air yang bermuatan negatif : menonjol dari permukaan butiran lemak
gerakan mencampur ususmemecah butiran lemak menjadi butiran yang lebih kecil dengan adanya garam empedu terbentuk selaput bermuatan negatif larut air di permukaan setiap butir kecil tersebutgugus bermuatan negatif dipermukaan butiran lemak menyebabkan butiran lemak tersebut saling menolak satu sama lainmencegah butiran lemak kecil menyatu kembalitercipta emulsi lemak yang meningkatkan luas permukaan yang tersedia untuk kerja lipase menyelesaikan pencernaan lemak dengan cepat
2. PEMBENTUKAN MISEL
Lesitin : memiliki bagian larut lemak & larut air
Dalam satu misel, garam empedu + lesitin menggumpal dalam kelompok2 kecil dgn :
Bagian tengah : membentuk inti hidrofobik (takut air)
Bagian luar : membentuk bagian larut air hidrofilik dengan membentuk selaput
Lapisan hidrofilik dibagian luar larut airdapat melarutkan zat-zat yang tidak larut air di bagian inti dalam yang bersifat larut lemak misel merupakan vesikulum yang praktis untuk mengangkut bahan-bahan yang tidak larut air dalam isi lumen yang banyak mengandung air
Bahan larut lemak yang paling penting diangkut ole misel adalah produk pencernaan lemak (monogliserida & asam lemak bebas) dan vitamin larut lemak
Kolesterol (zat tidak larut air) larut dalam bagian inti misel yang hidrofobik
Stimulus untuk meningkatkan sekresi empedu :
1. Mekanisme kimiawi (garam empedu)
Setiap bahan yang meningkatkan sekresi empedu oleh hati disebut koleretik
Selama makan, sewaktu garam empedu dibutuhkan & sedang dipakai sekresi oleh hati dipicu
2. Mekanisme hormonal (sekretin)
sekretin merangsang sekresi empedu alkalis encer oleh duktus hati, tanpa disertai garam empedu
3. Mekanisme saraf (n. vagus)
Terjadi selama fase sefalik pencernaan
Mekanisme meningkatkan aliran empedu hati sebelum makanan mencapai lambung / usus
BILIRUBIN
Berasal dari penguraian sel darah merah yang usang
Masa hidup sel darah merah dalam sirkulasi 120 hari sel darah merah yang usang lalu dikeluarkan dari darah oleh makrofag yang melapisi sinusoid hati penguraian bagian hem (yang mengandung besi) dari Hb yang terkandung didalam sel-sel darah merah produk akhir yang dihasilkan adalah bilirubinbilirubin diekstraksi dari darah oleh hepatosit secara aktif diekskresikan kedalam empedu
Bilirubin adalah pigmen kuning yang menyebabkan empedu berwrna kuning didalam saluran pencernaan, pigmen ini mengalami modifikasi oleh enzim-enzim bakteri (urobilinogen) menyebabkan feses berwarna coklat khas
FISIOLOGI USUS HALUS
Pencernaan & penyerapan protein :
Asam amino: transpor aktif sekunder bersama natrium
Dipeptida & tripeptida dapat masuk ke sel denga carrier, dicerna oleh enzim intrasel menjadi asam amino, lalu berdifusi ke darah.
Protein dapat diserap utuh secara pinositosis
Pencernaan & penyerapan lemak
Hasil akhir pencernaan lemak: asam lemak bebas, gliserol, monosakarida
Garam empedu bersama lesitin & monogliserida mengemulsifikasi lemak
Membentuk misel (agregat garam empedu dengan asam lemak bebas & monogliserida) yang larut air
Monogliserida, asam lemak, kolesterol dari misel berdifusi ke sel mukosa; selanjutnya misel tersebut dapat mengangkut monogliserida & asam lemak lainnya.
Asam lemak denga C < 10-12 dari sel mukosa langsung masuk vena porta
Asam lemak denga C > 10-12 & kolesterol diesterkan di sel mukosa menjadi ester trigliserida & ester kolesterol, lalu dibungkus oleh lapisan lipoprotein, kolesterol & fosfolipid membentuk chylomicron
Chylomicron dieksositosis, masuk ke sistem limfatik
Didlm lambung
Di luar sistem pencernaan
Faktor
Didlm duodenum
Gelombang peristaltik
Menyebar keseluruh fundus & korpus
Gelombang mencapai antrum