Fisiologi Prak 2

11
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI Kelelahan Otot-Saraf pada Manusia Kelompok F5 Ketua : Adelita Ayu Karlinawati 102013080 Anggota : Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510 No. Telp (021) 5694-2061 Elly Sonny 102011253 Devi Caroline Tandungan 102012332 Andrey Yonathan 102013026 Yenny Maria Angelina 102013131 Sixtus Resa Tandisau 102013183 Theresia Santi Anjela Dominggo 102013283 Andyno Sanjaya 102013313 Herni Mariati Rangan 102013363 Jefryanto 102013472 Nadiah Binti Baharum Shah 102013526

description

fisiologi praktikum

Transcript of Fisiologi Prak 2

  • 5/24/2018 Fisiologi Prak 2

    1/11

    LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

    Kelelahan Otot-Saraf pada Manusia

    Kelompok F5

    Ketua :

    Adelita Ayu Karlinawati 102013080

    Anggota :

    Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

    Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510No. Telp (021) 5694-2061

    Elly Sonny 102011253

    Devi Caroline

    Tandungan

    102012332

    Andrey Yonathan 102013026

    Yenny Maria Angelina 102013131

    Sixtus Resa Tandisau 102013183

    Theresia Santi Anjela

    Dominggo

    102013283

    Andyno Sanjaya 102013313

    Herni Mariati Rangan 102013363

    Jefryanto 102013472

    Nadiah Binti Baharum

    Shah

    102013526

  • 5/24/2018 Fisiologi Prak 2

    2/11

    Tujuan Percobaan

    Mengetahui dan memahami kontraksi otot, efek gangguan peredaran darah, massage/pijatan,

    dan istirahat pada kelelahan otot.

    Alat dan Bahan1. Kimograf + kertas + perekat2. Manset sfigmomanometer3. Ergograf4. Metronome (frekuensi 1 detik)

    Cara Kerja

    I. Kerja steady-state

    1. Pasang semua alat sesuai dengan gambar.2. Sambil dicatat lakukan satu tarikan tiap 4 detik menurut irama alat yang

    diperdengarkan di ruang praktikum sampai putaran tromol. Setiap kali setelahmelakukan tarikan, lepaskan segera jari saudara dari pelatuk sehingga kembali ke

    tempat semula.

    II. Pengaruh gangguan peredaran darah

    1. Pasang magnet sfigmomanometer pada lengan atas kanan orang percobaan yang sama2. Sebagai latihan lakukan beberapa kali oklusi pembuluh darah lengan atas dengan

    jalan memompa manset dengan cepat sampai denyut nadi a. radialis tak teraba lagi.

    3. Dengan manset tetap terpasang, tetapi tanpa oklusi, lakukan 12 kali tarikan denganfrekuensi satu tarikan tiap 4 detik sambil dicatat pada kimograf.

    4. Tanpa menghentikan tromol pada tarikan ke-13, mulailah memompa manset dengancepat sampai denyut nadi a.radialis tidak teraba lagi. Selama pemompaan orang

    percobaan tetap melakukan latihan.

    5. Berilah tanda pada kurve pada saat denyut nadi a. radialis tidak teraba lagi.6. Setelah terjadi kelelahan total, turunkan tekanan di dalam manset sehingga peredaran

    darah pulih kembali.

    7. Dengan frekuensi yang sama teruskan tarikan dan pencatatan sehingga pengaruhfaktor oklusi tidak terlihat lagi.

    III. Pengaruh istirahat dan massage

    1. Latihan ini dilakukan oleh orang percobaan lain.2. Besarkan beban ergograf sampai hasil maksimal.3. Sambil dicatat lakukan satu tarikan tiap 1 detik sampai terjadi kelelahan

    total,kemudian hentikan tromol.

    4. Berilah istirahat selama 2 menit, Selama istirahat, lengan tetap dibiarkan di atas meja.5. Setelah tromol diputar dengan tangan sepanjang +/- 2cm, jalankan kimograf dan

    lakukan kembali tarikan dengan frekuensi dan beban yang sama sampai terjadi terjadi

    kelelahan total, kemudian hentikan tromol.

  • 5/24/2018 Fisiologi Prak 2

    3/11

    6. Berikan istirahat selama 2 menit lagi. Selama masa istirahat ini lakukanlah messagepada lengan pasien simulasi. Message dengan cara mengurut dengan tekanan kuat ke

    arah perifer, kemudian dengan tekanan ringan kearah jantung. Massage dilakukan dari

    fossa cubiti hingga ujung jari.

    7.

    Setelah tromol diputar dengan tangan sepanjang +/- 2cm, jalankan kimograf danlakukan kembali tarikan.

    8. Bandingkan ke 3 ergogram yang saudara peroleh dan berusahalah menganalisisnya.IV. Rasa nyeri, perubahan warna dan suhu kulit akibat iskemia

    1. Latihan ini dilakukan pada orang percobaan lain dan tanpa pencatatan ergogram.2. Pasanglah manset pada lengan atas kanan pasien simulasi dan berikan pembebanan

    yang cukup berat sehingga penarikan hanya akan memperlihatkan penyimpangan

    ujung pencatat yang kecil saja.

    3. Perhatikan suhu dan warna kulit lengan bawah kanan pasien simulasi.4. Lakukan satu tarikan tiap satu detik sambil diadakan oklusi sehingga terjadi kelelahan

    total atau sampai terjadi rasa sakit yang tak tertahankan.

    5. Hentikan tindakan oklusi segera seteleah pasien simulasi merasa nyeri yang hebatsekali. Perhatikan suhu dan warna kulit lengan bawah kananpasien simulasi.

    Hasil Percobaan

    Grafik Percobaan 1

    Grafik pertama ini adalah grafik yang menunjukan kemampuan otot dalam berkontraksi tanpa

    diberi pengaruh apapun.

  • 5/24/2018 Fisiologi Prak 2

    4/11

    Grafik Percobaan II

    Grafik percobaan ke dua ini menunjukan kemampuan kontraksi otot dengan dan tanpa

    pengaruh oklusi. Pada tarikan yang ke-12 dilakukan oklusi hingga denyut nadi tidak teraba

    lagi, sehingga pada tarikan-tarikan selanjutnya terjadi penurunan grafik. Setelah terjadi

    kelelahan total, tekanan manset diturunkan, dan aliran darah mulai berjalan lagi sehingga

    kemampuan kontraksi otot meningkat (grafik naik setelah tanda panah).

    Grafik Percobaan III

    Grafik III bagian 1menunjukan kerja otot tanpa dipengaruhi faktor apapun.

  • 5/24/2018 Fisiologi Prak 2

    5/11

    Grafik III bagian B menunjukan kerja otot yang telah lelah berkontraksi lalu diberi istirahat 2

    menit

    Grafik III bagian 3 menunjukan kerja otot yang telah lelah berkontraksi lalu diberi istirahat

    beserta massage 2 menit.

    Percobaan IV

    Sebelum percobaan: telapak tangan hingga punggung tangan berwarna normal (warnakulit) dan bersuhu normal.

    Setelah percobaan: pada telapak tangan pasien simulasi berubah menjadi berwarnalebih pucat di bandingkan tangan yang lainnya serta dingin, sedangkan pada daerah

    punggung tangan berwarna merah serta suhunya lebih panas. Tidak terjadi kram dankejang.

  • 5/24/2018 Fisiologi Prak 2

    6/11

    Pembahasan

    I. Kerja Steady State

    Percobaan I didapatkan hasil grafik yang dapat dikumulatifkan secara statis berupa garis

    lurus pada kimograf yang menunjukkan bahwa pasien simulasi mengalami keadaan yang

    stabil saat melakukan latihan dengan frekuensi 4 detik tiap tarikan, walaupun terlihat hasilseperti grafik yang melonjak dan menurun dalam keadaan stabil. Serta dalam hal ini juga

    pasien simulasi tidak merasakan kelelahan yang berarti. Kontraksi otot pun berjalan normal.

    Otot manusia memiliki 4 ciri utama dalam kontraksi dan relaksasi otot.1,2,3,4

    1. Kontraktilitas, di mana serabut otot dapat berkontraksi dan menegang, yang dapat ataumungkin juga tidak melibatkan pemendekan otot. Serabut akan terelongasi karena

    kontraksi pada setiap diameter sel berbentuk kubus atau bulat hanya akan

    menghasilkan pemendekan yang terbatas.

    2. Eksitabllitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika diberi stimulan.3. Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk meregang melebihi panjang

    otot saat keadaan rileks.

    4. Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukurannya semula setelah berkontraksi ataumeregang.

    Ciri otot pada nomor 4 inilah yang merupakan salah satu pendukung kestabilan otot

    pasien simulasi, sehingga pasien simulasi tidak merasa kelelahan dalam melakukan

    latihan.

    Kontraksi otot terjadi karena adanya rangsangan atau perintah dari sistem saraf pusat, serta

    melalui beberapa rangkaian yang berurutan. Rangsangan pertama akan diperkuat oleh

    rangsangan kedua, rangsangan kedua akan diperkuat oleh rangsangan ketiga, dan begituseterusnya, hingga titik maksimum dari kekuatan otot tersebut. Maka dengan demikian akan

    terjadi tonus, atau ketegangan, yang maksimum. Tiap rangsangan yang diberikan akan

    menimbulkan potensi aksi, yang akan menghasilkan kontraksi otot tunggal pada serabut otot.

    Secara spesifik, mekanisme kontraksi otot dimulai dengan aksi potensial pada motorneuron

    (aksi potensial pada sel postsinaps yang disebarkan dari sel presinaps serabut saraf yang

    menginervasi otot). Hal ini akan menimbulkan impuls (aksi potensial) pada otot. Aksi

    potensial pada otot mengakibatkan pelepasan ion kalsium dari Retikulum Sarkoplasma, juga

    mengaktifkan Ca channel pada T tubulus sehingga akan banyak ion kalsium dilepas ke dalam

    sarkoplasma. Ion Ca akan berikatan dengan troponin C sehingga akan mengubah konfigurasi

    aktin-tropomiosin-troponin kompleks, dimana aktif site dari aktin akan terbuka sehingga

    dapat terikat dengan kepala myosin (cross bridge). Ikatan inilah yang mengakibatkan

    kontraksi otot karena tertariknya aktin ke arah myosin oleh struktur cross bridge yang keluar

    dari myosin.1,2,5

    Pada proses relaksasi, ion kalsium akan dikembalikan ke Retikulum Sakroplasma secara

    transport aktif. Troponin yang kehilangan ion kalsium akan mempengaruhi struktur aktin-

    tropomiosin-troponin kompleks, sehingga aktif site aktin kembali ditutupi oleh tropomiosin

    dan ikatan antara aktin dan myosin tidak terjadi lagi. Lepasnya ikatan antara aktin dan

    myosin ini menyebabkan relaksasi otot.1,2,5

  • 5/24/2018 Fisiologi Prak 2

    7/11

    Pada percobaan yang pertama otot tidak diberikan pengaruh yang berarti, sehingga secara

    sistematis kontraksi otot berjalan dengan semestinya. Hasil akumulasi pada kerja kontraksi

    otot ini pun stabil. Namun ketika di perhatikan grafik, kontraksi otot yang terjadi, statis dan

    mempunyai titik maksimum dari kekuatan otot tersebut. Dalam hal ini rangsangan kontraksi

    otot pertama akan meningkat pada rangsangan kontraksi kedua dan selanjutnya hingga titikmaksimum yang ada, sehingga akan terjadi tonus, atau ketegangan.

    II. Pengaruh Gangguan Peredaran Darah

    Pada percobaan kedua, pasien simulasi di beri beban dengan di lakukan pemasangan

    manset sfigmomanometer pada lengan atas kanan pada pasien simulasi kemudian dilakukan

    oklusi sampai arteri radialis tidak teraba lagi dengan tujuan menghambat peredaran darah

    menuju otot. Selanjutnya, pasien simulasi melakukan percobaan dengan manset tetap

    terpasang tetapi tidak di oklusi, lakukan 12 kali tarikan dengan frekuensi satu tarikan 4 detik

    sambil di catat pada kimograf. Setelah tarikan ke 12, dengan tidak menghentikan tromol,tarikan ke 13 dimulai dengan melakukan oklusi sampai arteri radialis tidak teraba lagi.

    Selama oklusi, pasien simulasi tetap melakukan latihan. Hasil percobaan didapatkan, saat

    oklusi, pasien simulasi akan merasakan kelelahan dan grafik yang tercatat pada kimograf

    menurun, berbeda dengan sebelum dilakukan oklusi. Pasien simulasi dapat merasakan

    kelelahan yang disebabkan karena kegagalan dari neuromuscular junction untuk

    memancarkan rangsangan-rangsangan persyarafan ke serabut-serabut otot di mana hal ini

    dapat menyebabkan penurunan pengiriman asetilkolin dari akhiran syaraf.5Selain itu, karena

    dalam percobaan ini dilakukan oklusi (yang merupakan proses penghambatan), menyebabkan

    kurangnya oksigen dan tidak memadainya aliran darah di serabut-serabut otot.6

    Dalam konteks ini, tekanan darah juga dipengaruhi oleh peredaran darah yang tidak

    lancar. Peredaran darah yang tidak lancar akan mempercepat terjadinya kelelahan otot.

    Karena dapat mengakibatkan metabolisme glukosa dalam otot terganggu. Pemompaan

    manset pada lengan pembendungan aliran darah ke daerah ekstrimitas suplai darah

    yang mengandung nutrisi dan O2 tidak ada asam laktat (penumpukan pada saat kontraksi)

    tidak dapat diubah kembali menjadi sumber energi kelelahan terjadi lebih, Ketika

    kontraksi, akan ada penumpukan asam laktat akibat pengubahan glikogen (gula otot) menjadi

    sumber energi. Dan karena tidak terdapat suplai oksigen, maka asam laktat tidak dapat diubah

    kembali menjadi sumber energi. Akibatnya kelelahan terjadi lebih cepat.1,2,5

    III. Pengaruh Istirahat dan Massage

    Pada percobaan yang ketiga ini, terlihat sedikit istirahat pada saat terjadi kelelahan

    otot sangat berarti bagi kontraksi otot selanjutnya. Otot memiliki kemampuan yang terbatas.

    Setiap orang memiliki kemampuan otot yang berbeda-beda. Apabila otot sudah mencapai

    batas kemampuannya, otot akan mengalami kelelahan sehingga tidak mampu lagi

    berkontraksi.6 Kelelahan pada otot ini disebabkan oleh produksi asam laktat karena otot

    kekurangan oksigen.4Kerja otot (kontraksi) yang terus menerus tanpa jeda membuat aliran

    oksigen menjadi tidak lancar sehingga metabolisme otot tidak lancar dan terjadi kelelahan.

    Saat terjadi kelelahan, otot harus diistirahatkan. 1,2,5

  • 5/24/2018 Fisiologi Prak 2

    8/11

    Pada percobaan ketiga bagian pertama, terlihat bahwa pasien simulasi belum

    merasakan kelelahan yang berarti dengan beban yang ada. Pengamatan dilakukan hingga

    pasien simulasi berada pada posisi kelelahan otot. Sehingga hasil grafis yang didapat pun

    masih stabil sesuai dengan beban yang di berikan.

    Selanjutnya pada percobaan ketiga bagian kedua, otot yang mengalami kelelahan total

    ini sebelumnya diberikan jeda istirahat dengan dilakukan pemijitan. Pemijatan yang

    dimaksud membantu pembuluh darah mengalirkan oksigen kepada bagian otot yang

    mengalami kelelahan. Setelah dilakukan percobaan hasil grafis yang didapat hanya sedikit

    lebih meningkat dibandingkan percobaan sebelumnya.

    Dan pada percobaan ketiga bagian ketiga , otot pasien simulasi di beri perlakuan yang

    sama. Hasil grafik yang didapatkan pun tidak jauh berbeda dengan percobaan bagian pertama

    dan kedua.

    Dari hal ini dapat di simpulkan pada saat istirahat, asam laktat otot akan berkurang

    sedikit demi sedikit karena suatu proses biokimia.3 Kurangnya asam laktat membuat otot

    terasa lebih baik, tidak lelah.2 Otot dapat mengumpulkan kekuatannya kembali dan dapat

    berfungsi seperti semula. Selain istirahat, untuk memulihkan otot yang lelah dapat juga

    dilakukan massage atau pemijitan. Pemijitan yang baik harus disesuaikan dengan aliran

    darah.5 Pijatan dengan tekanan kuat ke arah perifer berguna untuk membantu arteri untuk

    mengalirkan oksigen, sedangkan pijatan dengan tekanan ringan ke arah jantung untuk

    membantu vena mengalirkan hasil metabolisme (misalnya: asam laktat), agar tidak tertimbun

    di otot dan menyebabkan kelelahan.5Hasil penguraian asam laktat ini juga dapat di gunakan

    ataupun diurai kembali menjadi energi yang dapat digunakan oleh otot. Namun waktuistirahat yang diperlukan untuk kontrasi otot maksimal yang diharapkan untuk percobaan

    selanjutnya ataupun tindakan selanjutnya memerlukan durasi yang panjang walaupun

    diimbangi dengan pemijatan untuk mempercepat pemulihan.1,6

    Istirahat yang dilakukan selama 2 menit yang disertai dengan pemijatan juga tidak

    berpengaruh besar terhadap kerja kontrasksi otot. Seperti halnya ketiga tahap percobaan yag

    dilakukan, otot tidak dapat berkontraksi lebih, bahkan maksimal dari sebelumnya karena

    waktu istirahat yang diberikan tidak memenuhi waktu yang diperlukan otot untuk

    metabolisme dan pemulihan yang diperlukan.

    IV. Rasa Nyeri, Perubahan Warna dan Suhu Kulit Akibat Iskemia

    Pada percobaan 4, pasien tidak memakai tromol. Percobaan ini ingin mengetahui efek

    pada warna dan suhu tangan yang melakukan tarikan. Tetap di lakukan pemasangan manset

    sfigmomanometer pada lengan atas kanan pada pasien simulasi. Selanjutnya dilakukan oklusi

    sampai arteri radialis tidak teraba lagi. Pasien simulasi melakukan percobaan dengan manset

    tetap terpasang tetapi beban ditambahkan dan saat berkerja digunakan frekuensi satu tarikan 1

    detik (sebanyak 12 kali tarikan).

    Didapatkan hasil percobaan yaitu, keadaan pasien simulasi semakin cepat lelah dan

    ada saat di mana pasien simulasi sudah mengalami kelelahan secara total. Setelah keadaantersebut, manset dilepaskan dari tangan pasien simulasi. Sebelum percobaan, telapak tangan

  • 5/24/2018 Fisiologi Prak 2

    9/11

    hingga punggung tangan berwarna normal (warna kulit) dan bersuhu normal. Setelah

    percobaan, pada telapak tangan pasein simulasi berubah menjadi berwarna pucat serta dingin,

    sedangkan pada daerah punggung tangan berwarna merah serta suhunya lebih panas. Berikut

    ini merupakan mekanisme dari kontraksi serta relaksasi otot.2,3

    Mekanisme kontraksi otot:

    1-5,6

    1. Rangsang mempengaruhi asetilkolin,2. Penguraian asetilkolin menjadi asetil + kolin, memungkinkan sejumlah besar Na+

    mengalir ke membrane serat otot, masuk ke retikulum sarkoplasma,

    3. Retikulum sarkoplasma melepaskan Ca2+,4. Ca2+akan menempel pada Troponin C,5. Adanya Ca2+akan melemahkan ikatan antara aktin dan Troponin I, sehingga setelah

    lepas, tropomiosin dapat bergerak ke samping,

    6. Gerakan ini membebaskan daerah ikatan untuk myosin,7. ATP terpecah menjadi ADP+P,8. Aktin akan bertemu dengan Miosin membentuk Aktomiosin,9. Otot berkontraksi.

    Mekanisme relaksasi otot:

    1. Asetilkolinesterase mengahancurkan asetilkolin,2. Tidak adanya asetilkolin menyebabkan Ca2+ kembali ke retikulum sarkoplasma,3. Troponin I kembali aktif sehingga Aktin dan Miosin terlepas,4. Otot mengalami relaksasi.

    Dari penjelasan mekanisme kontraksi dan relaksasi di atas, dapat dilihat bahwa saat

    otot pasien simulasi berkontraksi, diperlukan energi berupa ATP.1,3,4Saat otot pasien simulasi

    harus melakukan latihan yang sifatnya terus-menerus, akan membuat energi tersebut lama-

    kelamaan berkurang. Saat pengurangan inilah pasien simulasi akan merasakan kelelahan.

    Kelelahan timbul akibat adanya asam laktat hasil dari proses anaerob. Otot menggunakan

    proses anaerob untuk mendapatkan oksigenyang cukup dalam waktu yang singkat. Oleh

    karena itu akan didapatkan hasil sampingan berupa asam laktat. Asam laktat menghalangi

    fungsi otot. Dengan meningkatnya asam laktat, konsentrasi H+ intraseluler juga meningkat,

    mengakibatkan pH menurun (semakin bersifat asam).3Di lain pihak, peningkatan konsentrasi

    ion H+menghalangi proses rangkaian eksitasi karena menurunnya sejumlah ion Ca+ yang

    dikeluarkan dari retikulum sarkoplasma dan gangguan kapasitas mengikat Ca+troponin.3

    Selain itu, peningkatan konsentrasi ion H+ juga menghambat kegiatan fosfofruktokinase,

    enzim kunci yang terlibat di dalam proses anaerobik glikolisis. Karena proses glikolisis

    mengalami hambatan, pembentukan ATP untuk menghasilkan energi juga terhambat.

    Dari percobaan ini dihasilkan adalah pada frekuensi tinggi proses kerja dapat menimbulkan

    kelelahan yang lebih cepat dibandingkan cara kerja frekuensi rendah. Pada frekuensi rendah

    timbulnya kelelahan terjadi lebih lama. Hal ini di timbulkan karena timbunan asam laktat

    cepat terjadi dan lebih banyak, sedangkan pemulihan otot lebih lama.Iskemia dapat menimbulkan perasaan lelah walaupun kerja dengan frekuensi rendah. Itu

  • 5/24/2018 Fisiologi Prak 2

    10/11

    dikarenakan sistem iskemia menyebabkan aliran darah ke organ terhambat dengan demikian

    suplay O2 turut terhambat. Tanpa adanya O2 ATP tidak terbentuk, itu berarti tidak ada energi

    tambahan yaitu terbentuk dan tidak terjadi oksigenensi asam laktat dan inilah yang

    menyebabkan kelelahan.

    Perasaan lelah lebih dulu terjadi setelah itu terjadi rasa nyeri. Rasa nyeri itu terjadi karena

    otot di paksakan untuk bekerja. Kelelahan otot terjadi karena otot harus berkontraksi

    sehingga terjadi proses glitolisis anaerob dalam tubuh dimana glikogen akan membentuk C02

    dan sebagai hasil reaksi sampai melepaskan energi terproduksi menjadi asam laktat akibat

    dari banyaknya asama laktat dalam persendian yang menimbulkan rasa lelah pada otot.

    Faktor yang menyebabkan kram otot yaitu kerja otot yang terlalu berat atau gangguan

    metabolisme pada otot karena iskemia. Pada saat otot bekerja persediaan energi dari aerobik

    karean sumber energi berasal dari O2.

    Kesimpulan

    Dari hasil percobaan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam menjalankan kerjanya,

    Otot membutuhkan rentang waktu tertentu agar bisa memulihkan keadaannya. Kerja otot

    yang berlangsung terus menerus dapat menyebabkan kelelahan otot. Kelelahan otot dapat

    diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya: waktu istirahat otot yang kurang, kontraksi

    yang terus-menerus; meningkat; atau berlangsung dalam waktu lama, asam laktat yang

    meningkat, sumber energi berkurang, dan kerja enzim yang berkurang. Selain itu otot juga

    memerlukan oksigen serta aliran darah yang cukup untuk bisa menjalankan aktivitasnya.

  • 5/24/2018 Fisiologi Prak 2

    11/11

    Daftar Pustaka

    .

    1. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2012.2. Guyton, Hall. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed 12. Singapore : Elsaiver, 2011.3. Sloaner E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 20034. Griwijoyo S. Ilmu Faal Olahraga, Fungsi Tubuh Manusia pada olahraga untuk

    kesehatan dan untuk prestasi.2002;16-17.

    5. Robert K, Murray, Darly K, Granner, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi ke-27.Jakarta: EGC; 2009.

    6. Sitepu ID. Efektifitas massage terhadap penurunan kelelahan otot tangan operatorkomputer Puskom Unimed [Tesis]. Medan : Universitas Sumatera Utara; 2008.

    7. Junqueira LC. Histologi dasar: teks & atlas. Edisi ke-10. Jakarta : EGC