FISIOLOGI JARAS PENGLIHATAN
-
Upload
anggi-anggraini -
Category
Documents
-
view
772 -
download
116
description
Transcript of FISIOLOGI JARAS PENGLIHATAN
Ketika cahaya masuk ke mata lalu ke dalam iris yang terdapat pigmen yang
menentukan warna mata. Lubang bundar di bagian tengah iris tempat masukya cahaya
kebagian dalam mata adalah pupil. Iris mengandung dua kelompok jaringan otot polos,
sirkuler dan radial. Karena serat-serat otot memendek jika berkontraksi, pupil mengecil
apabila otot sirkuler (kontstriktor) berkontraksi dan membentuk cincin yang lebih kecil.
Refleks konstriksi pupil ini terjadi pada cahaya terang untuk mengurangi jumlah cahaya yang
masuk ke mata. Apabila otot radialis (dilator) memendek, ukuran pupil meningkat. Dilatasi
pupil itu terjadi pada cahaya temaram untuk meningkatkan jumlah cahaya yang masuk. Otot-
otot iris dikontrol oleh saraf otonom. Sirkuler = parasimpatis, radial = simpatis.
Mata Membiaskan Cahaya Masuk Untuk Memfokuskan Bayangan Di Retina
Cahaya adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik yang terdiri dari paket-paket
individual energy seperti partikel ang disebut foton yang berjalan menurut cara-cara
gelombang. Gelombang cahaya mengalami divergensi ke semua arah yang dari setiap titik
sumber cahaya dan ketika mencapai mata harus dibelokkan kea rah dalam untuk difokuskan
kembali ke sebuah titik peka-cahaya di retina agar dihasilkan suatu bayangan akurat
mengenai sumber cahaya.
Pembelokan suatu berkas cahaya (refraksi) terjadi ketika berkas berpindah dari satu
medium dengan kepadatan (densitas) tertentu ke medium dengan kepadatan yang berbeda.
Cahaya bergerak lebih cepat melalui udara daripada melalui media transparan lain, misalnya
air dan kaca. Ketika berkas suatu cahaya masuk ke medium dengan densitas yang lebih
tinggi, cahaya tersebut melambat.
Dua factor berperan dalam derajat refraksi; densitas komparatif antara dua media
(semakin besar perbedaan densitas, semakin besar derajat pembelokan) dan sudut jatuhnya
berkas cahaya di medium kedua (semakin besar sudut, semakin besar pembiasan).
Pada permukaan yang melengkung seperti lensa, semakin besar kelengkungan,
semakin besar derajat pembiasan dan semakin kuat lensa. Dua struktur yang paling penting
dalam kemampuan refraktif mata adalah kornea dan lensa. Permukaan kornea, struktur
pertama yang dilalui cahaya sewaktu masuk mata, yang melengkung berperan paling besar
dalam kemampuan refraktif total mata karena perbedaan densitas antara lensa dan cairan
yang mengelilinginya. Kemampuan refraksi kornea seseorang tetap koinstan karena
kelengkugan kornea tidak pernah berubah. Sebaliknya, kemampuan refraksi lensa dapat
disesuaikan degan mengubah kelengkugannya sesuai keperluan untuk melihat dekat atau jauh
yang biasa dikenal dengan istilah akomodasi. Akomodasi meningkatkan kekuatan lensa untuk
penglihatan dekat.
Cahaya harus melewati beberapa lapisan retina sebelum mencapai fotoreseptor. 10 lapisan retina dapat dilihat dalam gambar di bawah ini;
Fototransduksi oleh selretina mengubah rangsangan cahaya menjadi sinyal saraf. Fototransduksi yaitu mekanisme eksitasi, pada dasarnya sama untuk semua fotoreseptor. Ketika menyerap cahaya, molekul fotopigmen berdisosiasi menjadi komponen retinen dan opsin, dan bagia retinennya mengalami perubahan bentuk yang mencetuskna aktivitas enzimatik opsin. Melalui serangkaian reaksi, perubahan biokimiawi pada fotopigmen yag diinduksi oleh cahaya ini menimbulkan hiperpolarisasi potensial reseptor yang mempengaruhi pengeluaran zat perantara dari terminal sinaps fotoreseptor.
Secara anatomis serabut-serabut nervus optikus merupakan akson dari sel-sel dalam
lapisan ganglionik retina. Meraka bersatu pada diskus optikus dan dan keluar dari mata,
sekitar 3 atau 4 mm dari sisi nasal pusatnya, sebagai nervus opticus. Nervus optikus
meninggalkan rongga orbita melalui canalis opticus dan bersatu dengan nervus opticus sisi
lain untuk membentuk chiasmaopticum.
Chiasma opticum terletak pada perbatasan dinding anterior dan dasar ventrikel III.
Pada chiasma opticum, termasuk bagian nasal macula, menyilang garis tengah dan masuk ke
traktus opticus sisi kontralateral, sedangkan serabut-serabut dari bagian temporal retina
termasuk bagian temporal macula, berjalan ke posterior dalam tractus opticus sisi yang sama.
Tractus opticus keluar dari chiasma opticum dan berjalan ke posterolateral sekitar pedunculus
cerebri. Sebagian besar serabut berakhir dengan bersinap dengan sel-sel saraf dalam corpus
geniculatum lateral. Akson sel-sel saraf dalam corpus geniculatum lateral meninggalkannya
untuk membentuk radiation optica. Serabutserabut radiatio optica adalah akson sel-sel saraf
corpus geniculatum lateral. Traktus berjalan ke posterior melalui pars retro-lenticularis
capsula interna dan berakhir pada korteks penglihatan (area 17) yang terletak di bibir atas dan
bawah fisura calcarina pada permukaan medial hemisphere cerebri.
Korteks asosiasi penglihatan (area 18 dan 19) bertanggung jawab untuk pengenalan
objek dan persepsi warna.
Gambar 2. Otak dan kegiatan-kegiatan yang dikontrolnya
Terdapat empat neuron yang berperan pada penghantaran impuls penglihatan ke korteks
penglihatan, yaitu :
1. Sel batang dan kerucut, yang merupaka neuron reseptor khusus pada retina.
2. Neuron bipolar, yang menghubungkan sel batang dan kerucut ke sel-sel ganglion.
3. Sel ganglion
4. Neuron pada corpus geniculatum lateral, yang aksonnya berjalan ke kortex cerebri.
Pada penglihatan binokular, lapangan penglihatan kanan dan kiri di proyeksikan pada kedua
bagian retina. Bayangan obyek pada lapangan penglihatan kanan diproyeksikan pada retina
bagian nasal dan bagian temporal retina kiri. Pada chiasma opticum, akson-akson dari kedua
bagian retina ini bersatu membentuk tractus opticus kiri. Neuron corpus geniculatum lateral
sekarang memproyeksikan seluruh lapangan penglihatan kanan ke korteks penglihatan
hemisphere kiri, dan lapangan penglihatan kiri ke korteks penglihatan hemisphere kanan.
Kuadran bawah retina (lapangan penglihatan bagian atas) di proyeksikan ke dinding
bawah fissura calcarina, sedangkan kuadran atas retina (lapangan penglihatan bagian bawah)
di proyeksikan ke dinding atas fissura.
Jika tidak ada penyakit intraokular, kerusakan penglihatan pada satu mata selalu
menandakan lesi pada bagian orbita, foramen atau kranial dari saraf opticus. Jika pusat
chiasma opticum mengalami kerusakan sehingga serat yang menyebrang menjadi terganggu
misal karena tumor hipofise, hasilnya adalah hemianopsia bitemporal. Biasanya, serat yang
datang dari separuh bawah retina dan mengisi bagian ventral chiasma, adalah yang
pertamatamarusak. Menjelaskan mengapa hemianopia dimulai pada kuadran atas bitemporal
dari lapangan pandangan. Berlawanan dengan heteronimitas dari lesi chiasma, lesi yang
mencederai traktus opticus menghasilkan hemianopia homonimus. Sebagai contoh, lesi pada
traktus opticus kanan mengganggu impuls yang berasal dari separuh kanan kedua retina.
Akibatnya kerusakan penglihatan melibatkan kedua separuh kiri dari lapangan pandang.
Kelainan lapangan penglihatan yang dihubungkan dengan lesi-lesi pada lintasan penglihatan:
1. Buta sirkumferensial sisi kanan akibat neuritis retrobulbar.
2. Buta total mata kanan akibat pemotongan n.opticus kanan.
3. Hemianopsia nasalis kanan akibat lesi parsial chiasma opticum kanan.
4. Hemianopsia bitemporalis akibat lesi total chiasma opticum.
5. Hemianopsia temporalis kiri dan hemianopsia nasalis kanan akibat lesi pada tractus opticus
kanan.
6. Hemianopsia nasalis kanan dan temporalis kiri akibat lesi pada radiation optica kanan.
7. Hemianopsia temporalis kiri dan nasalis kanan akibat lesi pada korteks penglihatan kanan